Migren

download Migren

of 3

description

ooooo

Transcript of Migren

Migren bisa dipahami sebagai suatu gangguan primer otak (primary ofthe brain) yang terjadi karena adanya kelainan pada aktivitas saraf sehinggapembuluh darah mengalami vasodilatasi, yang disusul dengan adanya nyerikepala berikut aktivasi saraf lanjutannya. Serangan migren bukanlah didasari oleh suatuprimary vascular event. Serangan migren bersifat episodik dan bervariasibaik dalam setiap individu maupun antar individu. Variabilitas tersebut palingtepat dijelaskan melalui pemahaman terhadap kelainan biologik dasar dari migrenyaitu disfungsi ion channel pada nuklei aminergik batang otak yang secara normalberfungsi mengatur input sensoris dan memberikan kendali neural (neuralinfluences) terhadap pembuluh darah kranial.Dulu migren oleh Wolff disangka sebagai kelainan pembuluh darah (teorivaskular). Sekarang diperkirakan kelainan primer di otak. Sedangkan kelainan dipembuluh darah sekunder. Ini didasarkan atas tiga percobaan binatang:1. Penekanan aktivitas sel neuron otak yang menjalar dan meluas (spreadingdepression dari Leao)Teori depresi yang meluas Leao (1944), dapat menerangkan tumbuhnya aurapada migren klasik. Leao pertama melakukan percobaan pada kelinci. Iamenemukan bahwa depresi yang meluas timbul akibat reaksi terhadap macamrangsangan lokal pada jaringan korteks otak. Depresi yang meluas ini adalahgelombang (oligemia) yang menjalar akibat penekanan aktivitas sel neuron otakspontan. Perjalanan dan meluasnya gelombang oligemia sama dengan yang terjadiwaktu kita melempar batu ke dalam air. Kecepatan perjalanannya diperkirakan 2-5 mm per menit dan didahului oleh fase rangsangan sel neuron otak yangberlangsung cepat. Jadi sama dengan perjalanan aura pada migren klasik.Gelombang oligemia tersebut didahului oleh fase pendek hiperemia yang sangatmungkin berhubungan dengan gejala seperti melihat kilatan cahaya. Oligemiamerupakan respon dari adanya penurunan fungsi neuronal (depressed neuronalfunction) yang kelihatan jelas masih berlangsung ketika keluhan nyeri kepala mulai muncul. Temuan tersebut, bersama dengan bukti langsung yangmenunjukkan bahwa suplai oksigen lokal ternyata lebih dari adekuat, menjadikanpendapat yang menganggap migraine semata-mata hanya merupakan suatu vascular headache tidak lagi dapat dipertahankan.Percobaan ini ditunjang oleh penemuan Oleson, Larsen dan Lauritzen (1981).dengan pengukuran aliran darah otak regional pada penderita-penderita migrenklasik.Pada waktu serangan migren klasik, mereka menemukan penurunan alirandarah pada bagian belakang otak yang meluas ke depan dengan kecepatan yangsama seperti pada depresi yang meluas. Mereka mengambil kesimpulan bahwapenurunan aliran darah otak regional yang meluas ke depan adalah akibat daridepresi yang meluas.Terdapat persamaan antara percobaan binatang oleh Leao dan migren klinikal,akan tetapi terdapat juga perbedaan yang penting, misalnya tak ada fasevasodilatasi pada pengamatan pada manusia, dan aliran darah yang berkurangberlangsung terus setelah gejala gejala aura. Meskipun demikian, eksperimenperubahan aliran darah memberi kesan bahwa manifestasi migren terletak primerdi otak dan kelainan vaskular adalah sekunder.

2. Sistem trigemino-vaskularPembuluh darah otak dipersarafi oleh serat-serat saraf yang mengandung. substansi P (SP), neurokinin-A (NKA) dan calcitonin-gene related peptid(CGRP). Semua ini berasal dari ganglion nervus trigeminus sesisi SP, NKA. Dan CGRP menimbulkan pelebaran pembuluh darah arteri otak. Selain ltu, rangsanganoleh serotonin (5hydroxytryptamine) pada ujung-ujung saraf perivaskularmenyebabkan rasa nyeri dan pelebaran pembuluh darah sesisi. Seperti diketahui, waktu serangan migren kadar serotonin dalam plasmameningkat. Dulu kita mengira bahwa serotoninlah yang menyebabkanpenyempitan pembuluh darah pada fase aura. Pemikiran sekarang mengatakanbahwa serotonin bekerja melalut sistem trigemino-vaskular yang menyebabkanrasa nyeri kepala dan pelebaran pembuluh darah. 3. lnti-inti syaraf di batang otakInti-inti saraf di batang otak misalnya di rafe dan lokus seruleus mempunyaihubungan dengan reseptor-reseptor serotonin dan noradrenalin. Juga denganpembuluh darah otak yang letaknya lebih tinggi dan sumsum tulang daerah leheryang letaknya lebih rendah. Rangsangan pada inti-inti ini menyebabkanvasokonstriksi pembuluh darah otak sesisi dan vasodilatasi pembuluh darah diluar otak. Selain itu terdapat penekanan reseptor-reseptor nyeri yang letaknyalebih rendah di sumsum tulang daerah leher. Teori ini menerangkanvasokonstriksi pembuluh darah di dalam otak dan vasodilatasi pembuluh darah diluar otak, misalnya di pelipis yang melebar dan berdenyut.Faktor pencetus timbulnya migren dapat dibagi dalam faktor ekstrinsik danfaktor intrinsik. Dimana faktor eksintrik seperti stress (emosional maupun fisikatau setelah istirahat dari ketegangan), makanan tertentu (coklat, keju, alkohol,dan makanan yang mngandung bahan pengawet), lingkungan, dan juga cuaca.Sedangkan faktor intrinsik, misalnya perubahan hormonal pada wanita yangnyerinya berhubungan dengan fase laten saat menstruasi. Selain itu, adanya factorgenetik, diketahui mempengarui timbulnya migren.

Mual dan muntah mungkin disebabkan oleh kerja dopamin atau serotonin padapusat muntah di batang otak (chemoreseptor trigger zone/CTZ). Sedangkan pacuanpada hipotalamus akan menimbulkan fotofobia. Proyeksi/pacuan dari LC ke korteksserebri dapat mengakibatkan oligemia kortikal dan mungkin menyebabkan penekananaliran darah, sehingga timbulah aura. Pencetus (trigger) migren berasal dari:1. Korteks serebri: sebagai respon terhadap emosi atau stress2. Talamus: sebagai respon terhadap stimulasi afferen yang berlebihan: cahaya yangmenyilaukan, suara bising, makanan.3. Bau-bau yang tajam4. Hipotalamus sebagai respon terhadap 'jam internal" atau perubahan "lingkungan"internal (perubahan hormonal)5. Sirkulasi karotis interna atau karotis eksterna: sebagai respon terhadap vasodilator,atau angiografi.

Mekanisme Nyeri pada MigrenPatogenesis nyeri pada migren belum dapat diketahui dengan pasti, namun ada 3 kunci yang dapat menjelaskan tentang pemahaman akan nyeri tersebut, yaitu: pembuluh darah cranial, inervasi trigeminal dari pembuluh darah tersebut,dan koneksi refleks dari sistem trigeminal dengan eferen parasimpatis kranial (cranialparasympathetic outflow). Seperti kita ketahui bahwa, parenkim otakmerupakan salah satu organ yang tidak peka terhadap nyeri, sehingga rangsangnyeri dapat dibangkitkan oleh pembuluh darah cranial yang berukuran besar,pembuluh darah intracranial segmen proximal, atau selaput duramater. Pembuluhdarah tersebut diinervasi oleh cabang-cabang ofthalmik (ophthalmic division)Dari nervus trigeminalis, sedangkan struktur yang membentuk fossa posteriordiinervasi oleh cabang-cabang radiks C2. Pada percobaan dengan binatang, stimulasi yang mengenai serabut aferenvaskuler (vascular afferents) akan menimbulkan aktivasi: neuron-neuron lapisansuperfisial dari nukleus trigeminalis bagian kaudal (trigeminal nucleus caudalis)yang berada setinggi cervicomedullaryjunction dan neuron-neuron lapisansuperfisial dari kornu dorsalis setinggi C1 dan C2 dari medulla spinalis yang membentuktrigeminocervicalcomplex. Begitu pula hal yang serupa, stimulasicabang-cabang radiks C2 akan mengaktivasi neuron neuron di regio otak yangsama. Keterlibatan cabang-cabang oftalmik dari nervus trigeminalis dan adanyatumpang tindih dengan wilayah yang diinervasi oleh C2 dapat menjelaskandistribusi umum dari nyeri migraine yang melingkupi regio frontal dan temporal,begitupula regio parietal, occipital, dan servikal bagian atas, yang padahakekatnya adalah merupakan suatu nyeri alih (referred pain). Aktivasi trigeminal perifer (peripheral trigeminal activation) yang terjadipada migraine ditandai dengan dilepaskannya calcitonin-generelatedpeptide(CGRP), yang merupakan vasodilator, namun mekanisme bangkitnya rasa nyeribelumlah jelas. Studi binatang coba mengesankan rasa nyeri kemungkinanditimbulkan oleh suatu proses peradangan neurogenik steril (sterile neurogenic inflammatory process) yang mengenai lapisan dura mater, namun mekanisme inibelumlah jelas dibuktikan pada manusia.Rasa nyeri kemungkinan merupakan kombinasi dari suatu perubahan persepsi (altered perception) yang diakibatkan oleh adanya sensitisasi perifer atau sentral dari input kraniovaskuler yang tidakselalu bersifat nyeri dan adanya aktivasi dari mekanisme dilator neurovaskularyang menjalar kearah depan (feed-forward neurovascular dilator mechanism) yang secara fungsional spesifik dimiliki oleh divisi pertama (ophthalmic) dari nervus trigeminus.

DAFTAR PUSTAKA1. Aminoff, MJ et al. 2005. Lange medical book : Clinical Neurology, SixthEdition, Mcgraw-Hill.2. 2.Dawn C.Buse,PhD, Marcia F. T. Rupnow,PhD, and Richard B. Lipton, MD.2009. Assesing And Managing All Aspect of Migraine. URL:http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC26761253. Dewanto George, dkk. 2007. Diagnosis dan Tata Laksana Penyakit Saraf.EGC. Jakarta.4. Harsono. 2005. Buku Ajar Neurologi Klinis. Gadjah Mada UniversityPress.Yogyakarta.5. Harsono. 2007. Kapita Selekta Neurologi Edisi Kedua. Gadjah Mada University. Yogyakarta.6. Mardjono Mahar dan Sidharta Priguna. 2004. Neurologi Klinis Dasar. Dian Rakyat: Jakarta.7. Maria Piane, et al. 2007. Genetics of Migraine and pharmacogenomics: someconsideration. URL:http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC27793998. Peter J. Goadsby, M.D.,D.Sc.et al. 2002. Migraine - Current Understandingand Treatment. URL :http://content.nejm.org/cgi/content/short/346/4/2579. Sidharta Priguna. 2004. Neurologi Klinis dalam Praktek Umum. DianRakyat:Jakarta.