DISERTASI PERUBAHAN KADAR NITRIT ARMAN YURISALDI …repository.unair.ac.id/35272/12/35272.pdf ·...
-
Upload
trinhthien -
Category
Documents
-
view
222 -
download
0
Transcript of DISERTASI PERUBAHAN KADAR NITRIT ARMAN YURISALDI …repository.unair.ac.id/35272/12/35272.pdf ·...
ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DISERTASI PERUBAHAN KADAR NITRIT.... ARMAN YURISALDI SALEH
ii
*DISERTASI
Perubahan Kadar Nitrit Oksida Ekshalasi Endogen dan
Visual Analog Scale (VAS)
pada Pasien Migren dengan
Neuromuscular Electrical Stimulation (NMES)
Uji Klinis Buta Ganda Terandomisasi
Arman Yurisaldi Saleh
NIM. 011317017333
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DISERTASI PERUBAHAN KADAR NITRIT ... ARMAN YURISALDI SALEH
ii
*DISERTASI
Perubahan Kadar Nitrit Oksida Ekshalasi Endogen dan
Visual Analog Scale (VAS)
pada Pasien Migren dengan
Neuromuscular Electrical Stimulation (NMES)
Uji Klinis Buta Ganda Terandomisasi
Arman Yurisaldi Saleh
NIM. 011317017333
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DISERTASI PERUBAHAN KADAR NITRIT ... ARMAN YURISALDI SALEH
iii
Perubahan Kadar Nitrit Oksida Ekshalasi Endogen dan
Visual Analog Scale (VAS)
pada Pasien Migren dengan
Neuromuscular Electrical Stimulation (NMES)
Disertasi
Untuk memperoleh gelar Doktor dalam Program Studi Ilmu Kedokteran
Jenjang Doktor Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga dan
dipertahankan di hadapan Panitia Ujian Doktor Terbuka
Arman Yurisaldi Saleh
NIM. 011317017333
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DISERTASI PERUBAHAN KADAR NITRIT ... ARMAN YURISALDI SALEH
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DISERTASI PERUBAHAN KADAR NITRIT ... ARMAN YURISALDI SALEH
v
UCAPAN TERIMA KASIH
Puji Syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, karena hanya dengan
perkenan-Nya serta limpahan rahmat, taufiq dan hidayah-Nya, disertasi ini dapat
saya selesaikan. Disamping itu pula, tentunya disertasi ini juga diselesaikan atas
bimbingan, dorongan, arahan, saran dan perbaikan dari pembimbing akademik,
promotor dan ko-promotor serta para konsultan. Pada kesempatan ini perkenankan
saya untuk menyampaikan terimakasih yang sebesar-besarnya dari lubuk hati
yang terdalam, dan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada yang terhormat:
Prof. Dr. Moch. Hasan Machfoed, dr., MS., SpS(K), Promotor, sekaligus
Penasehat Akademik, yang dengan tulus ikhlas, penuh perhatian dan kesabaran
memberikan motivasi, bimbingan dan meluangkan banyak waktu untuk
konsultasi, koreksi serta memberikan wawasan yang luas dan ajaran
kebijaksanaan bahwa sebagai umat Islam hendaknya selalu bersikap rahmatan lil
’alamin, tidak mempersulit hal-hal yang seharusnya tidak sulit, sehingga disertasi
ini dapat diselesaikan dengan baik. Semoga amal yang tak ternilai ini
mendapatkan pahala yang tak terhitung dari Allah SWT.
Prof. Kuntoro, dr., MPH, DrPH, sebagai Ko-Promotor, yang dengan penuh
kesabaran dan perhatian memberikan waktu untuk konsultasi, koreksi, masukan,
saran dan semangat kepada saya sehingga disertasi ini dapat diselesaikan dengan
baik.
Rektor Universitas Airlangga yang baru, Prof. Dr. Moh Nasih, SE, MT,
Ak dan rektor yang lama Prof. Dr. Fasichul Lisan, Apt Atas kesempatan yang
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DISERTASI PERUBAHAN KADAR NITRIT ... ARMAN YURISALDI SALEH
vi
diberikan kepada saya untuk mengikuti dan menyelesaikan gelar doktor pada
Program Studi Ilmu Kedokteran Jenjang Doktor Universitas Airlangga.
Prof. Dr. Agung Pranoto, dr., MKes., SpPD, K-EMD, FINASIM, selaku
Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga yang lama, Prof. Dr. Indri
Safitri Mukono, dr., MS selaku Wadek I, Prof. Djoko Santoso, dr., PhD., SpPD,
K-GH, FINASIM, selaku Wadek II, dan Prof. Dr. Kuntaman, dr., MS., SpMK(K)
selaku Wadek III serta seluruh jajarannya, atas kesempatan yang diberikan kepada
saya untuk mengikuti dan menyelesaikan gelar doktor pada Program Studi Ilmu
Kedokteran Jenjang Doktor Universitas Airlangga. Ucapan terimakasih juga saya
sampaikan kepada Prof. Dr. Soetojo., dr., SpU(K) selaku Dekan Fakultas
Kedokteran Airlangga yang baru. Prof. David Sontani Perdanakusuma, dr., Sp.BP
– RE(K) selaku Wadek I, Prof. Dr. Budi Santoso, dr., Sp.PG(K) selaku Wadek II,
Prof. Dr. Ni Made Mertaniasih, dr., MS., Sp.MK(K) selaku Wadek III beserta
seluruh jajarannya.
Prof. Dr. Teddy Ontoseno, dr., SpA(K), SpJP, FIHA, sebagai Ketua
Program Studi Ilmu Kedokteran Jenjang Doktor, atas dukungan dan fasilitas yang
diberikan kepada saya selama menjalani pendidikan doktor pada Program Studi
Ilmu Kedokteran Jenjang Doktor Universitas Airlangga. Ucapan terimakasih juga
saya sampaikan kepada Ketua Program Studi Ilmu Kedokteran Jenjang Doktor
yang baru yaitu, Bapak Prof. Dr. H. Joewono Soeroso, dr., M.Sc., Sp.PD-KR.
Seluruh tim penguji mulai kualifikasi, usulan penelitian hingga penilaian
naskah disertasi ini, atas masukan dan perbaikan yang banyak demi kelancaran
penelitian disertasi ini.
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DISERTASI PERUBAHAN KADAR NITRIT ... ARMAN YURISALDI SALEH
vii
Para dosen Pascasarjana yang sangat saya hormati, Prof. Dr. Suhartono
Taat Putra, dr, MS, Prof. Dr. I Ketut Sudiana, drs., MSi, Prof. Dr. M. Zainuddin,
Apt., Prof. Ari Gunawan, dr., MS, PhD, Prof. Dr. Harianto Notopuro, dr., MS,
Prof. Retno Handajani, dr., MS, PhD, Prof. Soecipto, dr., MS, PhD, Prof. Dr.
Suhartati, dr., MS, Siti Pariani, dr., MS, MSc, PhD, Dr. Hari Basuki Notobroto,
dr., M.Kes, Toetik Koesbardiati, Dra., PhD, Dr. Gondo Mastutik, drh., MKes,
Widodo JP, dr., MS, MPH., DrPH, Dr. H. Badi Utomo, dr., MS, Dr. Hj.
Susilowati Andajani, dr., MS, Prof. Dr. Aryati, dr., MS, SpPK(K), dan segenap
dosen Pascasarjana UniversitasAirlangga, yang telah memberikan pengetahuan
dan ketrampilan yang sangat bermanfaat bagi disertasi ini.
Prof. Dr. Suroto, dr., SpS(K), FAAN, selaku penguji eksternal dari
Universitas Sebelas Maret Surakarta, atas waktu yang telah diberikan dan
masukan yang sangat bermanfaat bagi disertasi ini.
Seluruh teman-teman Peserta Program Studi Ilmu Kedokteran Jenjang
Doktor Angkatan 2013, yang telah saling memberi semangat, motivasi dan
kerjasama yang sangat baik dalam menyelesaikan pendidikan ini.
Ucapan terima kasih kepada Yth. Bapak Sekretaris Badan Pengembangan
dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan Kementerian Kesehatan RI,
Asjikin Iman H. Dachlan, dr., MHA yang telah memberi kesempatan kepada saya
untuk menyelesaikan pendidikan doktoral.
Ucapan terimakasih, rasa hormat dan kasih sayang saya setinggi-tingginya
kepada:
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DISERTASI PERUBAHAN KADAR NITRIT ... ARMAN YURISALDI SALEH
viii
Kedua orang tua tercinta, Yang Mulia Wakil Ketua Mahkamah Agung
Republik Indonesia Bidang Yudisial, Bapak Prof. Dr. H. Moch. Saleh, SH, MH,
Guru Besar Hukum Perdata Fakultas Hukum Universitas Airlangga dan Ibu R.A
Sri Moerti Rahajoe, SH, yang telah susah payah serta penuh kesabaran dan kasih
sayang telah membesarkan, dan mendidik saya sekaligus menjadi pembimbing
langsung, motivator, inspirator, memberi dukungan yang luar biasa serta do’a
tiada habis selama ini sehingga menjadi sumber kekuatan saya untuk selalu mau
belajar dan menjadi orang yang lebih baik lagi serta bijaksana.
Kakek dan nenek saya tercinta Almarhum R Munajat Noorwidi
Sastrodiwirjo dan R.A. Arsiwi Munajat Ronodiardjo, Almarhum R. Haji Hasan
Basri dan R.A. Siti Ma’ani, Keluarga Besar R.P. Kertosasmittah Pamekasan
Madura, Keluarga Besar Mas Ngabehi Akadikun Ronodiardjo, Keluarga Besar
Tante R.A. Budi Astuti, Keluarga Besar Oom Ir. Mas Ngabehi Budi Santoso,
Keluarga Besar Oom Drs. Mas Ngabehi Herry, Keluarga Besar Oom dan Tante
Oeke Sudiarto SH, Keluarga Besar Eyang R. Sujadi, Keluarga Besar Eyang Maria
Magdalena R.A. Ariningsasi, Keluarga Adinda Ratna Andamari Yuristina, SH,
MHum, Jaksa Kejaksaan Agung Republik Indonesia dan dr. Ponco Cahyo
Marwoto, dr., SpRM, Keluarga Adinda Ratna Mutiarinanti, SH, MH, Hakim
Pengadilan Negeri Kepanjen, Malang dan Mochammad Amrullah, SH, MH,
Wakil Ketua Pengadilan Negeri Rantau Kalimantan Selatan, Ayah Mertua Yang
Terhormat Bapak Prof. Ari Gunawan, dr., MS, PhD dan Ibu Mertua Ibu Prijati Sri
Irawati, dr., MS, yang senantiasa memberi doa, memotivasi dan menjadi inspirator
dalam mengejar ilmu setinggi-tingginya.
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DISERTASI PERUBAHAN KADAR NITRIT ... ARMAN YURISALDI SALEH
ix
Kepada istri saya Yenny Sulistyowati, dr, Terima kasih atas
pengorbanannya baik moril maupun spiritual, kecintaan, ketulusan, dorongan dan
do’anya.
Kepada anak saya Rakryani Eureka Swisyuresti dan Rakryan Dimarcia
Hangakertti, yang selalu mendoakan orang tua dan leluhur. Semoga kelak
perjuangan saya dalam menuntut ilmu menjadikan motivasi bagi ananda bedua.
Semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu-persatu yang telah
membantu dengan ikhlas, memberikan dorongan dan doa retu selama masa
pendidikan sampai penyelesaian disertasi ini.
Semoga disertasi ini dapat memberikan manfaat bagi saya, masyarakat dan
khususnya kemajuan inovasi dunia kedokteran. Semoga Allah SWT
melimpahkan taufik dan hidayah-Nya kepada semua pihak yang telah membantu
penyelesaian disertasi ini. Amin Yaa Robbal ’Alamain.
Surabaya, 28 Maret 2016
Penulis
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DISERTASI PERUBAHAN KADAR NITRIT ... ARMAN YURISALDI SALEH
x
Ringkasan
Perubahan Kadar Nitrit Oksida Ekshalasi Endogen dan
Visual Analog Scale (VAS)
pada Pasien Migren dengan
Neuromuscular Electrical Stimulation (NMES)
Arman Yurisaldi Saleh
Migren adalah masalah kesehatan masyarakat yang berdampak cukup
berat pada individu penderita. Migren, didefinisikan sebagai suatu gangguan
kronik, yang berakibat berat, biasanya unilateral, nyeri kepala berdenyut disertai
aura sebagai suatu gejala. Penderita migren, mengalami perubahan dalam hal
neurokimiawi selaput dura otak, yaitu peningkatan kadar NO berasal dari aktivitas
iNOS (inducible NOS) yang berlebihan. Inducible NOS (iNOS) merupakan enzim
yang dibuktikan meningkat, pada serangan migren akut. Beberapa peneliti
menyatakan NO penyebab nyeri kepala. Peneliti yang lain, membantah pendapat
ini. Kemajuan terapi migren memperbaiki kualitas hidup dan menurunkan angka
kesakitan serta absensi para pekerja. Diagnosis migren selama ini berpedoman
kriteria International Headache Society dan bersifat subjektif. Tedapat
kecenderungan penelitian berupa pengukuran kadar NO endogen ekshalasi yang
dikaitkan dengan serangan migren akut. Penelitian terdiri atas 3 jenis penelitian.
Penelitian pertama, pengukuran kadar NO ekshalasi endogen pada
penderita migren, tidak menyakitkan dan mudah dilakukan. Alat NO ekshalasi
tersedia dalam berbagai jenis yang telah dilakukan validasi dan rekomendasi oleh
ATS.Penelitian ini mendapatkan nilai rerata kadar NO ekshalasi endogen saat
serangan migren, migren di luar serangan dan normal. Pengukuran dilakukan
dalam rentang waktu 2-72 jam sejak serangan migren akut dan belum dapat
membuktikan adanya perbedaan yang bermakna.
Ciri subyek penelitian adalah penderita migren yang memenuhi kriteria
inklusi yaitu pasien penderita migren dengan aura dan tanpa aura sesuai kriteria
IHS (International Headache Society), berusia 19-55 tahun, pendidikan minimal
sekolah menengah umum atau sederajat, yang bersedia berpartisipasi dalam
penelitian. Pada anamnesis, pemeriksaan fisik, neurologis dalam batas normal.
Eksklusi dilakukan bila serangan migren >10 kali per bulan atau menggunakan
medikamentosa profilaktik. Aktivitas fisik berlebihan dalam satu jam terakhir.
Ada riwayat sirosis hepatis, radang paru-paru, asma, bronkitis dan/atau rinitis
yang dibuktikan dengan tes cukit (skin prick test) dan tes hiperresponssif bronkus.
Menggunakan obat–obatan yang diminum rutin bersifat NO donor misalnya
nifedipin. Mengikuti latihan relaksasi berupa Yoga, Taichi, Qi-Gong dan
sejenisnya. Makan suplemen/obat yang mengandung arginin dan/atau nitrat dalam
20 jam terakhir, merokok, hipertensi, berada dalam masa ovulasi dan memakai
kontrasepsi hormonal. Median kadar NO ekshalasi endogen pada kelompok
migren tidak dalam serangan dan normal dilakukan uji Kruskal Wallis. Korelasi
antara VAS dan kadar NO ekshalasi endogen diuji dengan uji Spearman.
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DISERTASI PERUBAHAN KADAR NITRIT ... ARMAN YURISALDI SALEH
xi
Keseluruhan subjek penelitian adalah sebagai berikut: kelompok migren
dalam serangan sebanyak 30 orang, migren di luar serangan 31 orang dan normal
30 orang. Jumlah peserta perempuan 77 orang sedangkan laki-laki 14 orang.
Validitas seleksi pada penelitian ini dapat dinilai berdasarkan kriteria seleksi
yang sah, yaitu kriteria diagnosis migren berdasarkan International Headache
Society (IHS). Tenaga pelaksana penelitian adalah tenaga medis terdiri dari para
dokter dan paramedis poliklinik rumah tahanan negara yang sedang bertugas rutin
pada jam kerja dinas dan di luar jam kerja dinas (saat jaga malam di poliklinik).
Subjek penelitian diamati, dilakukan diagnosis dan mendapatkan obat dan
konsultasi secara gratis oleh petugas dalam 24 jam. Penelitian ini dilakukan
terpusat di dalam Poliklinik Rawat Jalan Rumah Tahanan Negara Pondok Bambu
Jakarta Timur dengan subjek penelitian yang sebagian besar adalah narapidana
(warga binaan) penghuni rumah tahanan negara dengan kapasitas maksimal
hampir 5000 orang, terdiri dari anak-anak (batas umur penghuni rutan sampai 19
tahun) dan perempuan. Penelitian ini menggunakan batasan pendidikan minimal
sekolah menengah umum untuk memudahkan dalam pelaksanaan prosedur
penelitian. Pengukuran kadar NO ekshalasi endogen dilakukan dengan alat Niox
Mino yang terkalibrasi. Pengukuran kadar NO ekshalasi endogen pada penderita
migren dalam serangan dilakukan tidak lebih 30 menit sejak timbulnya keluhan
nyeri kepala migren. Pada penelitian Van der Schueren dan kawan-kawan
(penelitian sebelumnya) tidak ada keseragaman waktu pengukuran. Kesimpulan
terdapat kadar rerata NO ekshalasi endogen yang semakin meningkat dengan
urutan bukan penderita migren, penderita migren di luar serangan akut, dan
penderita migren dalam serangan akut.Ada korelasi positif antara kadar rerata NO
ekshalasi endogen dengan intensitas nyeri kepala dalam skala VAS.
Penelitian kedua, terapi farmakologik oral untuk abortif serangan migren,
berefek lambat karena mengalami hambatan absorbsi akibat aktivitas saraf
simpatis yang meningkat. Penelitian dalam hal terapi non-farmakologik pada
migren menekankan peran analgetik alami di dalam otak yang dikenal sebagai
endokanabinoid. Pada penderita migren diketahui terjadi defisiensi
endokanabinoid.
Penelitian ini menggunakan rangsang elektrik, berdasarkan fakta bahwa
NO adalah modulator berbagai neurotransmiter dan analgetik alami di dalam
otak, termasuk endokanabinoid, melalui perangangan serabut saraf konduksi
cepat tipe II dan III, terkait aktivitas serebelum saat terjadi suatu muscle twitch.
Dalam sepuluh tahun terakhir diketahui, bahwa serebelum bukan organ yang
hanya berfungsi dalam hal keseimbangan. Telah dibuktikan bahwa perangsangan
nervus medianus, dengan rangsang elektrik 4 Hz panjang gelombang 0,2
mdetik, dapat mengaktifkan serabut climbing serebelum. Telah dibuktikan
pada tikus, serabut climbing serebelum, dapat diaktifkan dengan rangsang
elektrik, diikuti dengan vasodilatasi pembuluh darah di sekitar serebelum, akibat
nNOS yang aktif, kemudian diikuti peningkatan kadar NO yang masuk ke dalam
pembuluh darah. Telah diketahui bahwa serebelum adalah sumber penghasil
nNOS terbanyak di otak. Berdasarkan studi SPECT, didapatkan bahwa serebelum
dapat berperan sebagai pencetus cortical spreading depression dan mempengaruhi
talamus melalui sirkulasi posterior (sistem vertebrobasilar).
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DISERTASI PERUBAHAN KADAR NITRIT ... ARMAN YURISALDI SALEH
xii
Penelitian berupa studi deskripif quasi-experimental (uji klinis tanpa
pembanding) mencari frekuensi dan amplitudo rangsang elektrik yang dapat
menurunkan rasa nyeri kepala migren berdasarkan skala VAS dan kadar NO
ekshalasi endogen. Penelitian dilakukan terpusat di poliklinik rumah tahanan
negara wanita dan anak-anak Pondok Bambu, Jakarta Timur, 17 Pebruari 2010
sampai 2015. Populasi sampel adalah seluruh pasien penderita migren yang
memenuhi kriteria inklusi yaitu pasien penderita migren dengan aura dan tanpa
aura sesuai kriteria IHS (International Headache Society), berusia 19-55 tahun,
pendidikan minimal sekolah menengah umum atau sederajat, laki – laki maupun
perempuan yang bersedia berpartisipasi dalam penelitian. Pada anamnesis,
pemeriksaan fisik, neurologis dalam batas normal. Dilakukan pencarian frekuensi
yang paling tinggi menurunkan kadar NO ekshalasi endogen dan paling nyaman
bagi subjek diantara frekuensi-frekuensi NMES yang lazim digunakan kilinik
yaitu 70 Hz, 90 Hz, 110 Hz, 125 Hz, 140 Hz, 145 Hz dengan kombinasi berbagai
amplitudo dan panjang gelombang 0,2 mdetik. Pasien yang sedang mengalami
serangan migren berbaring dalam ruangan yang tenang, dilakukan penilaian VAS
serta pengukuran kadar NO ekshalasi endogen awal. Dilakukan pemasangan
elektode NMES pada otot abduktor policis brevis. Dilakukan intervensi selama 30
menit kemudian dilakukan pengukuran kadar NO ekshalasi endogen dalam 10
detik pasca rangsangan berakhir, sesuai prosedur American Thoracic Society.
Intervensi dengan NMES pada permukaan kulit di atas otot abduktor
policis brevis tangan kanan dan kiri sampai tampak muscle twitch pada otot
abduktor policis brevis. Dilakukan pencatatan kadar NO ekshalasi endogen dalam
10 detik sesudah rangsang elektrik berakhir sesuai panduan American Thoracic
Society. Dalam setiap kali uji klinis, dilakukan pencatatan derajat nyeri dengan
VAS sebelum dan sesudah perangsangan pada penderita migren Berdasarkan
penelitian di atas didapatkan bahwa kombinasi amplitudo dan frekuensi yang
dapat menurunkan derajat VAS, kadar NO ekshalasi endogen dan nyaman bagi
pasien adalah 6 mA dan 125 Hz.
Terdapat beberapa fakta yang menunjukkan suatu kecendrungan bahwa
perangsangan elektrik berupa muscle twitch dapat berperan dalam terapi nyeri.
Hal ini memperkuat teori-teori sebelumnya, bahwa bila terjadi perangsangan pada
ujung-ujung saraf proprioseptif mengaktifkan jaras spino-serebelaris.
Alat NMES dapat digunakan sebagai perangsang elektrik yang
menimbulkan muscle twitch. Muscle twitch merupakan bagian LTD pada proses
motor learning. Pada LTD dihasilkan NO secara sinergik dengan endokanabinoid.
Penelitian ini, adalah pertama kali dalam hal mengamati secara empiris alat
NMES sebagai aplikasi untuk mengurangi nyeri penderita serangan migren.
Penelitian ini penting, karena berusaha melihat pola penurunan gejala klinis
nyeri kepala migren dala skala VAS dan dikaitkan dengan kadar NO ekshalasi
endogen, yang merupakan teori baru dalam hal terapi nyeri kepala migren.
Penelitian serupa dapat dilakukan di lain tempat dan waktu selama tersedia alat
dan tenaga pelaksana penelitian yang terlatih.
Pada penelitian II ini didapatkan kombinasi frekuensi dan amplitudo yang
dapat memperbaiki klinis nyeri migren dengan nyaman.
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DISERTASI PERUBAHAN KADAR NITRIT ... ARMAN YURISALDI SALEH
xiii
Diperlukan penelitian uji klinis buta ganda terandomisasi dan penelitian ini telah
dikerjakan pada penelitian III.
Penelitian ketiga, penelitian ini menggunakan rangsang elektrik,
berdasarkan fakta bahwa NO adalah modulator berbagai neurotransmiter dan
analgetik alami di dalam otak, termasuk endokanabinoid, melalui perangangan
serabut saraf konduksi cepat tipe II dan III, terkait aktivitas serebelum saat terjadi
suatu muscle twitch. Dalam sepuluh tahun terakhir diketahui, bahwa serebelum
bukan organ yang hanya berfungsi dalam hal keseimbangan. Telah dibuktikan
bahwa perangsangan muskulus abduktor policis brevis, dengan rangsang elektrik
4 Hz panjang gelombang 0,2 mdetik, dapat mengaktifkan serabut climbing
serebelum. Telah dibuktikan pada tikus, serabut climbing serebelum, dapat
diaktifkan dengan rangsang elektrik, diikuti dengan vasodilatasi pembuluh darah
di sekitar serebelum, akibat nNOS yang aktif, kemudian diikuti peningkatan
kadar NO yang masuk ke dalam pembuluh darah. Telah diketahui bahwa
serebelum adalah sumber penghasil nNOS terbanyak di otak. Berdasar temuan ini,
terdapat kemungkinan peran NO endogen dalam menghambat proses cortical
spreading depression, sehingga serangan migren dapat dihambat.
Penelitian dilakukan terpusat di poliklinik rumah tahanan negara wanita
dan anak-anak Pondok Bambu, Jakarta Timur, 17 Pebruari 2010 sampai 2015.
Populasi sampel adalah seluruh pasien penderita migren yang memenuhi kriteria
inklusi. Kriteria inklusi pasien penderita migren dengan aura dan tanpa aura sesuai
kriteria IHS (International Headache Society), berusia 19-55 tahun, pendidikan
minimal sekolah menengah umum atau sederajat, laki – laki maupun perempuan
yang bersedia berpartisipasi dalam penelitian. Pada anamnesis, pemeriksaan fisik,
neurologis dalam batas normal. Subjek yang memenuhi kriteria penderita migren
dengan aura dan tanpa aura, menurut IHS (International Headache Society)
dilakukan randomisasi, dilakukan buta ganda dan alokasi menjadi kelompok
eksperimental dan sham. Satu kelompok sham yaitu kelompok penderita migren
yang menggunakan terapi medikamentosa abortif dengan sham alat yaitu
dipasang alat NMES tetapi tidak dialiri listrik. Dilakukan intervensi selama 30
menit kemudian dilakukan pengukuran kadar NO ekshalasi endogen dalam 10
detik pasca rangsangan berakhir, sesuai prosedur American Thoracic Society.
Intervensi dengan NMES pada permukaan kulit di atas otot abduktor policis
brevis tangan kanan dan kiri sampai tampak muscle twitch (kedutan otot akibat
rangsang elektrik memengaruhi saraf motorik), pada frekuensi dan amplitudo
sesuai hasil studi sebelumnya yang telah dilakukan peneliti, yang dapat
menurunkan nyeri kepala migren berdasarkan skala VAS dan kadar NO ekshalasi
serta nyaman bagi subjek penelitian. Terdapat perbedaan bermakna antara
kelompok kelompok perlakuan dibandingkan dengan sham dalam hal derajat
penurunan VAS dan kadar NO ekshalasi endogen.
Alat NMES dapat digunakan sebagai perangsang elektrik yang
menimbulkan muscle twitch. Muscle twitch merupakan bagian LTD pada proses
motor learning. Pada LTD dihasilkan NO secara sinergik dengan endokanabinoid.
Kadar endokanabinoid yang tak seimbang terkait proses timbulnya serangan
migren. Penelitian ini, adalah pertama kali dalam hal menguji alat NMES sebagai
aplikasi untuk mengurangi nyeri penderita serangan migren. Penelitian uji klinis
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DISERTASI PERUBAHAN KADAR NITRIT ... ARMAN YURISALDI SALEH
xiv
menggunakan alat NMES ini penting, karena berusaha membuktikan teori baru
dalam hal terapi nyeri kepala migren. Penggunaan alat NMES mudah didapatkan
di Indonesia, harga terjangkau dan mudah dilakukan.
Penelitian ini melakukan perangsangan dengan NMES sampai timbul
muscle twitch dengan panjang gelombang yang sama dengan penelitian Isao
Hashimoto yaitu 0,2 mdetik, untuk aplikasi terapi nyeri kepala migren dikaitkan
dengan aktivitas serabut climbing serebelum dengan kajian terhadap peran NO
dan endokanabinoid. Uji klinis buta ganda terandomisasi. Alat NO ekshalasi
endogen berbeda pabrik dengan penelitian D.C. Van der Schueren, yaitu Niox
Mino, yang lebih praktis namun tetap sesuai dengan rekomendasi ATS. Bila
pasien menggunakan tambahan terapi berupa alat NMES dalam 10 tahun, berarti
memerlukan tambahan biaya pembelian alat disamping pembelian obat untuk
abortif serangan migren.
Alat NMES harga per satu unit Rp. 2.500.000,-
Baterai A3 sebanyak 4 buah untuk satu alat NMES @Rp. 4000,-
(baterai dapat bertahan untuk 30 kali rangsang elektrik selama 30 menit).
Bila seorang penderita mengalami serangan 9 kali per bulan, maka 9x12x10 : 4 x
4000 = Rp.1.080.000,-.
Biaya total dalam 10 tahun = Rp. 3.580.000,- maka, biaya tambahan
perbulan yang harus dikeluarkan pasien adalah Rp. 3.580.000 : 10 : 12 = Rp.
29.833,33,-. Biaya tambahan sebanding dengan manfaat yang didapatkan pasien
saat mengalami serangan migren akut. Tidak didapatkan efek samping yang
merugikan selama proses uji klinis.
Terdapat perbaikan klinis (intensitas nyeri kepala dalam skala VAS)
sebelum dan sesudah perangsangan elektrik dibandingkan sham. Terdapat
perubahan kadar NO endogen ekshalasi sebelum dan sesudah perangsangan
elektrik dibandingkan sham. Tidak didapatkan efek samping yang membahayakan
subjek selama dilakukan penelitian.
Perlu sosialisasi mengenai penggunaan alat NMES sebagai salah satu
pilihan alat yang murah, efisien, dan efektif dalam terapi abortif serangan migren
berdasarkan cost effectiveness. Perlu dilakukan penelitian serial dalam memantau
fluktuasi kadar NO ekshalasi penderita migren pasca-rangsang elektrik
menggunakan NMES. Kelemahan penelitian ini adalah tidak mengukur sejauh
mana fluktuasi kadar NO ekshalasi endogen sesudah rangsang elektrik pada
penderita migren dalam serangan.
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DISERTASI PERUBAHAN KADAR NITRIT ... ARMAN YURISALDI SALEH
xv
Summary
Level Changes of Endogenous Nitric Oxide Exhalation and
Visual Analog Scale (VAS)
in Migraine Sufferers with Neuromuscular Electrical Stimulation (NMES)
Arman Yurisaldi Saleh
Migraine is a health problem occurring in the society which has
considerable impact upon the sufferer. Migraine, defined as one of chronic
headache, which has a big impact, usually unilateral, a headache followed by an
aura as a symptom. Migraine experiences a neurochemistry change in the dura
brain membrane, originated from an excessive NOS (inducible NOS) activation,
that is the increase of the amount of nitric oxide. Inducible NOS (iNOS) is an
enzyme that is proven to increase during a acute migraine ictal. If inducted, this
enzyme stays inside the blood for 4 hours, whereas nNOS and eNOS don’t. Some
researchers state that NO is the source of the headache. Other researcher disagree
with this statement. NO becomes the source of headache is the exogenous NO
donor, such as GTN (Glyseryl Trinitrate) which broaden the diameter of blood
vessel in a great way that it stimulates the sensorical nerve fiber of the blood
vessel’s wall. Endogenous Nitric Oxide can cause a headache when the process of
the disease resulting too much NO. Some researchers proved that NO endogen
plays a role as antinosciception. But if too much, NO will have a role in
hyperalgesia and alodynia.The development of migraine therapy will improve the
quality of life, reduces pain and the attendance list of the workers.
Until now, the migraine diagnosis is based on the International Headache
Society criteria and tends to be subjective. There is not yet an objective parameter,
such as laboratory examination which can be used as a source of migraine
diagnosis. There is a tendency that the research is merely measuring the
endogenous exhaled NO in relation with the acute migraine ictal. The
measurement of the NOS level in the blood during an acute migraine ictal is not
practical, because a laboratory examination using radioactive is needed.
Measuring the nitrate level in the blood as an image of the NOS activation is
proven to be incorrect because due to its unstability, whereas nitrate can be in the
form of germ metabolism in the intestine.
The measurement of the endogenous exhaled NO level on the migraine is
not painful and easy to do. There are many types of the NO exhalation equipment,
and they have also been validated and recommended by ATS. Hopefully this
examination can be used as a more objective migraine diagnosis in the future
based on the diagnostic study. This research consist of three researches.
First research, the research which shows the endogenous exhaled NO
level on the migraine has not yet been done in Indonesia. Until now, there is only
one research which measures the endogenous exhaled NO level on the migraine
using a NO exhalation equipment done by Van der Schueren and colleagues, who
want to prove that there is an increase of endogenous exhaled NO level during a
acute migraine ictal. This research found the mean of the endogenous exhaled NO
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DISERTASI PERUBAHAN KADAR NITRIT ... ARMAN YURISALDI SALEH
xvi
during the migraine ictal, inter-ictal and on normal conditions. The measurement
is done in 2-72 hours after an acute migraine ictal, but has not yet found any
significant differences.
This was a descriptive analytical research study, to find out the
endogenous exhaled NO level in the in-ictal migraine, inter-ictal migraine and on
normal condition. This analysis was about whether there was a correlation
between a clinical repair in the VAS scale towards the endogenous exhaled NO
level was done on this research. This research was done at the clinic of the
Pondok Bambu women and children prison, East Jakarta, from February 17th
2010 to 2015. The populations were all migraine patients who came to The
Pondok Bambu State Prison. The sample populations were all migraine patients
who fulfilled the inclusion criteria, and they were migraine patients with aura
and without aura, in accordance with the IHS (International Headache Society)
criteria, with the age range of 19-55, with the education background of at least
high school and willing to participate in the research. On the anamnesis, physical
check-up, neurologically they were normal. Exclusion was done if a migraine
attack occurred >10 times a month or if using a prophylactic, or too much
physical activity in the last one hour. There was a history of liver cirrhosis,
pneumonia, asthma, bronchitis and/or rhinitis that have been proven with a skin
prick test, and saline challenge test. Consuming medication containing NO donor,
such as nifedipine regularly. Following relaxation exercises, such as Yoga, Taichi,
Qi-gong and the kind. Consuming supplement/medicine which contained arginine
and/or nitrate in the last twenty hours, smoking, hypertension, in the ovulation
condition, and using hormonal contraception. The research data were in the
written form. After going through an editing and coding process, the research data
were then recorded in a magnetic disc to undergo a cleaning process. The median
of endogenous exhaled NO level on the migraine inter-ictal group and in the
normal conditions was done by using a Kruskal Wallis test. The correlation
between VAS and endogenous exhaled NO was tested using a Spearman test.
There was a strong correlation between VAS and the endogenous exhaled NO
level.
The research was conducted from February 17th 2010 until 2015 after
receiving a approval from the Ethical Committee (February 16th 2010), which
was also given by the Director General of the Correctional Directorate of the Law
and Human Rights Ministry, to do a research on the inmates as the subject
(October 20th 2009). The research was concentrated in the clinic of the Pondok
Bambu women and children prison, located in East Jakarta. The subjects of the
research were as follows: the ictal migraine group consisting of thirty people,
inter-ictal migraine group consisting of thirty one people, and the normal group
consisting of thirty people. The participants consisted of 77 women and 14 men.
This was consistent with the previous research which proved that the majority of
migraine patients were women, because hormonally, the estrogen could influence
the endothelial cells of the respiratory tract when releasing the NO to the
respiratory tract. The selection validity in this research could be evaluated
according to the valid selection criteria that were the criteria of migraine diagnosis
based on the International Headache Society (IHS). The diagnosis guidance book
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DISERTASI PERUBAHAN KADAR NITRIT ... ARMAN YURISALDI SALEH
xvii
could be found on the internet, on free sites which provide research materials. The
explanation on the diagnosis criteria could be understood easily by medical staff.
According to IHS, the migraine diagnosis criteria was the criteria that was most
valid nowadays, so this research had a good selection validity.
The research staffs were medical staffs consisting of doctors and clinic
paramedic of the state prison who did their duties during the working hours and
outside of the working hours (the night shift at the clinic). The research staffs
were able to diagnose migraine cases, tension type headache, and mixed migraine
and tension type headache, after some training was given by the main researcher
and some valid IHS guidance book were given. The recruitment of the research
subject was done on the place where the research resources were available. The
research subjects were analyzed, diagnosis was done and subjects were given
medicine and free consultation by the staffs for twenty four hours. This research
was not easy to be conducted at medical centers with the intensive care unit which
only served patients during working hours only, such as local government clinic
that did not deal with treatment.
This research was done in the Care Unit of Pondok Bambu Prison Clinic,
East Jakarta, most of the research subjects were prisoners of the prison with the
capacity of 5000 people, consisting of children (below 19 years old) and women.
The number of prisoners might change from time to time, in accordance with their
legal procedures. This condition could not be achieved if the research which was
done in other health clinics. The level of education of the prisoners varied, from
primary school drop outs to university graduates. This research used the minimum
limit education level of high school to make the research procedure easier. The
research subjects were also employees of the state prison and correctional facility,
who were willing to participate in the research.
The measurement of the endogenous exhaled NO was done by using a
calibrated Niox Mino equipment. Niox Mino was one of the Aerocrine products
(Stockholm, Swedia) which was recommended and validated by the ATS. This
equipment also had a good reliability. The measurement method was explained to
the subjects in detail, also using a recorded video (downloaded from the free sites
on the internet) which showed the usage of the equipment. The room condition
during the measurement had the same temperature and humidity by using an air
conditioner for twenty four hours.
The measurement of the endogenous exhaled NO on the in-ictal migraine
was done for not more than thirty minutes after the pain occurreds. This was to
reassure the relation between the time of the attack and the increased NO endogen
exhalation. In Van der Schueren and colleagues’ research (the previous research),
the time of measurements were not the same. Measurement was done during the
period of 2-72 hours since the pain occurred. This research also showed a
significant difference statistically and clinically, concerning the level of
endogenous exhaled NO between the ictal migraine, not in-ictal migraine and
normal groups.
The statistical analysis used a comparison of more than two groups that
did not come in pairs; the in-ictal migraine group, inter-ictal migraine group, and
normal group. The data distribution showed no normal distribution, as shown by
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DISERTASI PERUBAHAN KADAR NITRIT ... ARMAN YURISALDI SALEH
xviii
curve skewness. Each data did not show any forms of normal frequency
distribution. Statistically, this could become a proof that the similar thing would
appear on a larger population. Adding the number of population would not change
the curve skewness form into the normal distribution form (bellshape). Only the
kurtosis curve form would change into bellshape if the number of population was
increased. A transformation was done to know if the normal distribution
frequency in other mathematical form would be achieved by using software data.
The result of this data processing showeds that the distribution frequency was still
not normal, so that the data processing was in the form of non parametric. There
was a strong correlation between VAS and the endogenous exhaled NO. This
supported the hypothesis that NO was the pain mediator during the migraine
attack.
This research proved the hypothesis that the endogenous exhaled NO was
different for the normal group, inter-ictal migraine group and ictal migraine group.
Pathophysiologically, this could be explained based on the previous researches.
The migraine experienced a neurochemistry change inside the dural membrane,
there was an increase in NO resulting from the excessive iNOS (inducible NOS)
activation. Inducible NOS was an enzyme that was proven to increase during
acute ictal migraine attack. When inducted, this enzyme could last inside the
blood for 4 hours, whereas eNOS and nNOS didn’t. Some researchers state that
NO was the cause of headache, while other researchers denied this opinion.
The NO that causes headache is the NO exogenous donor, such as GTN
(Glyseryl Trinitrate) which can widen the diameter of the blood vessel in a vast
way, so that a stimulation on the sensoric nerve fiber located on the blood vessel’s
wall occurred. Endogenous NO can also cause headache if the process produces
too much NO, if the iNOS activation is too much, then the NO produced will also
be too much.
This research found new numbers, comparing to the previous one. The
average of migraine ictal is 16,13 ppb, migraine inter-ictal 11, 23 ppb, and normal
6,67 ppb with a significant difference. Van der Schueren achieved the average
number which showed that the NO exhalation during the migraine attack 12,5
ppb, comparing to the one before the attack is 9,9 ppb, with a significant
difference.This difference is probable due to. The NO exhalation analyzer
equipment used in this research is different.Van der Schueren and colleagues, did
not explain whether the subject of the research fulfill the IHS criteria as pure
migraine or mixed (mixed migraine and tension type headache). This research did
not mention if the subject suffer from a mixed kind of headache (mixed migraine
and tension type headache).Van der Schueren and colleagues did not exclude the
confusing factor completely before examining the endogenous exhaled NO
level.Van der Schueren and colleagues did not mention the time of measurement
of the endogenous exhaled NO level clearly, starting from the time when the pain
of migraine first appear. In this research, the measurement was done not more
than 30 minutes from the time the sufferer first felt the pain.
This research is very important, because endogenous exhaled NO was
considered to have an important role in the pathopysiology migraine. This is the
second research after the one done by Van der Schueren and colleagues. In this
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DISERTASI PERUBAHAN KADAR NITRIT ... ARMAN YURISALDI SALEH
xix
research has found 0.851 coefficient correlation. The endogenous exhaled NO
level is hoped to be able to become an addition criteria to make the migraine
diagnosis more objective, comparing to the one only based on IHS clinical
criteria. The basis of this research is in accordance with Van der Schueren’s, and
can provide valuable input for researches in relation to the role of endogenous
exhaled NO in the migraine pathophysiology and even researches relating to other
diseases.
The endogenous exhaled NO equipment, Niox Mino analyzer, is a new
equipment in Indonesia. This equipment has a high reliability towards the NO
analyzer from the previous generation. Although very modern, the subjects still
need to practice it by watching the demonstration on recorded video. If failure
during the measurement occurs due to the inability of the subject to use the
equipment, so that the research must be done from the beginning again, this
resulted an increase in cost. The application of endogenous exhaled NO level
measurement can be done in clinic in Indonesia, but first of all, equipment
socialization must be done.
This kind of research is difficult to be done at health centers, due to the
inability to provide such modern equipment, because the price of the equipment is
too expensive. But it is hoped that this equipment can be used massively for the
benefit of the people. Comparing to the equipment used in Van der Schueren’s
research, the Niox Mino has advantages in its small size and light weight. This
equipment can produce endogenous exhaled NO automatically so that it can
achieve high validity and reliability. This equipment can also be accepted socially,
culturally and religiously.
Second research, the migraine therapy includes pharmacological and non-
pharmacological therapy. Pharmacological therapy acts as an abortive therapy
during the migraine attack and used to decrease the frequency of the attack. The
weakness of the pharmacological therapy is in its medicine side effect;
drowsiness, balance problem and the need to monitor the functioning of kidney
and heart. Oral pharmacological therapy for aborting the migraine attack, is slow
in effect because of an absorbance problem due the increase of the sympathetic
nerve’s activity. The research concerning pharmacological migraine therapy
includes intervention on several systems in the pathophysiology of migraine, such
as CGRP, glutaminergic system, serotonergic and endocannabinoids
The second research used an electrical stimulation, based on the fact that
NO is the modulator of all kinds of neurotransmitter ad natural analgetic inside the
brain, including endocannabinoids, through a quick conduction type II and type III
nerve membrane stimulation, involving cerebellar activity when a muscle twitch
occur. In the last ten years, it is known that the cerebellum is not an organ that
only functions in balancing. It has been proven that the median nerve stimulation,
using an electrical stimulation with a wave length of 4 Hz 0,2 m/second, can
activate the cerebellar climbing fiber. It has been proven on rats, that the
cerebellar climbing fiber can be activated by using an electrical stimulation,
followed by a vasolidation of the blood vessel around the cerebellum caused by a
the active nNOS, and then followed by the increase of NO level that enters the
blood vessel. It is known that the cerebellum is the producer of nNOS in the brain.
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DISERTASI PERUBAHAN KADAR NITRIT ... ARMAN YURISALDI SALEH
xx
Based on the SPECT study, it is found out the cerebellum can act as a
cortical spreading depression initiator and influences the thalamus through the
posterior circulation (vertebrobasilar system). Based on this, there is a possibility
of endogenous NO role in obstructed the cortical spreading depression process, so
that the migraine attack can be prevented. The increase of endocannabinoids level
on migraine, through the increase of endogenous NO level coming from nNOS
(cerebellar NOS) which is secreted sinergically in the process of LTD, is hoped
able to suppress the CGRP activity and others. The above facts are basic thoughts
that try to prove that the electrical stimulation can be used as one of the abortive
therapy in a migraine attack.
The research was descriptive study finding the electrical simulation
frequency and amplitude which can decrease the migraine pain based on the VAS
scale and N endogen exhalation. This research was done centrally at the Pondok
Bambu women and children prison’s clinic, East Jakarta, from February 17th
2010
to 2015. The populations were all migraine sufferers who came to the nerve clinic
of The Cipinang Prison Hospital, Jakarta, The Cipinang Penitentiary clinic, the
State Prison in Pondok Bambu. The sample populations were all sufferers
suffering from migraine which qualify the inclusion criteria, migraine sufferers
with aura and without aura according to the IHS (International Headache Society),
age range 19-55 years old, with the minimum of high school educational
background who were willing to participate in the research. The anamnesis,
physical checkup and neurological condition were normal.
The perfect frequency to decrease the endogenous exhaled NO and the
most comfortable for the subjects, and amongst all the NMES frequency used, the
most common are 70 Hz, 90 Hz, 110 Hz, 125 Hz, 140 Hz, 145 Hz with various
combination of amplitude and the wave length of 0.2 m/second.
When a migraine attack occurs, the sufferer lied down in a peaceful room,
while a VAS judgment were made and measurement of the early endogenous
exhaled NO is taken. NMES electrode is put on the abductor pollicis brevis
muscle. An intervention were done for 30 minutes, then the endogenous exhaled
NO level were measured ten seconds after the attack stopped, appropriate with the
American Thoracic Society procedure. Intervention using NMES on the skin
surface of the abductor pollicis brevis muscle on the right and left hands, in
accordance with the median nerve motoric distribution, until a muscle twitch
occurs.
The measurement of the endogenous exhaled NO were note down ten
seconds after the electrical stimulation ends, in accordance with the American
Thoraxic Society guidance. In every clinical test, the level of migraine pain were
measured with VAS before and after the stimulation on the migraine. It can be
concluded that the combination of the amplitude and frequency of 6 mA and 125
Hz can make the sufferers comfortable.
The NMES equipment can be used as an electrical stimulation that causes
muscle twitch. Muscle twitch is a part of the LTD on the motor learning process.
On LTD, NO is produced sinergically with the endocannabinoids. The unbalance
endocannabinoids level is related to the migraine attack proses. Until now, NMES
is used as an equipment in the field of medical rehabilitation to train a disuse
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DISERTASI PERUBAHAN KADAR NITRIT ... ARMAN YURISALDI SALEH
xxi
atropi muscles. This were the first research that empirically monitored the NMES
equipment as an aplication to decrease the pain during a migraine attack. This
were a very important research because it tried to see the decrease of clinical
symptom pattern of the migraine pain in the VAS scale and was related to the
endogenous exhaled NO level, an effort to give a knowledge on new theories
concerning migraine pain. Similar research can be implemented at other place and
time, as long as the right equipment and staff are available.
Third research, This research used an electrical stimulation, based on the
fact that the NO is the modulator of various neurotransmitter and natural analgetic
inside the brain, including endocannabinoids, by the fast type II and III
conduction stimulation on the nerve fiber, in relation to the cerebellum activity
before a muscle twitch occurs. In the last ten years, it is known that the cerebellum
is not an organ that only functions in balance. It has been proven that the abductor
pollicis brevis muscle stimulation, with the electrical stimulation of 4 Hz and
wavelength of 0.2m/second, can activate the climbing cerebellum fiber. It has
been proven on rats, that the climbing cerebellum fiber can be activated with an
electrical stimulation, followed by the vasodilatation of the blood vessel around
the cerebellum, as a result of the active nNOS, then followed by the increase of
the NO that diffuse into the blood vessel. It has been known that the cerebellum is
the main producer of nNOS in the brain.
This was a clinical trial research using randomization with blinding. The
research took place in the Pondok Bambu women and children state prison, East
Jakarta, February 17th
2010 to 2015. The population was all migraine sufferers
who came to The Pondok Bambu State Prison. The sample population was all
migraine sufferers appropriate with the inclusion criteria. The inclusion criteria
was migraine sufferers with and without aura according to the IHS (International
Headache Society) criteria, age range of 19-55, with the education background of
high school, who were willing to participate in the research. On the amnesis,
physical checkup, and neurological were in a normal condition.
There were a significant difference on the sham group+paracetamol
comparing to the electrical clinical test+paracetamol concerning the endogenous
exhaled NO level and the pain degree in the VAS scale befor and after the
electrical stimulation. There was no difference in age range on two groups.
The NMES equipment can be used as an electrical stimulation that causes
a muscle twitch. Muscle twitch is a part of the LTD on the motor learning process.
On LTD, NO is produced sinergically with endocannabinoids. The unbalance
endocannabinoid level is related to the migraine ictal. Until today, NMES is used
as an equipment in medical rehabilitation field to train disuse atrophy muscles.
This was the first research to test an NMES equipment as an application to reduce
the pain of the migraine. The clinical trial using the NMES equipment was
important because it tried to prove a new theory concerning migraine pain
therapy. The NMES equipment is easy to be found in Indonesia, affordable and
easy to operate. Based on the CEA measurement, there is more benefit which can
be gotten than the amount of money that the migraine must spend.
A 10 year CEA measurement was done on a sufferer who fulfills the
inclusion criteria, with the result as follows. If the sufferer uses the additional
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DISERTASI PERUBAHAN KADAR NITRIT ... ARMAN YURISALDI SALEH
xxii
therapy, in the form of NMES equipment for 10 years, then it means an additional
charge for purchasing the equipment and also medicine to abort the migraine ictal.
The price of NMES equipment Rp. 2,500,500, 4 A3 batteries for one equipment
@ Rp.4,000 (The batteries can stay for 30 electrical stimulations, 30 minutes
duration for each stimulation). If a experiences 9 attack a month, then 9x12x10 :
4x4,000 = Rp. 1,080,000. The total cost in 10 years = Rp. 3.580.000, so the
additional charge that the sufferers must pay is Rp. 3,580,000 : 10 : 12 = Rp.
29,8333,33. This additional charge is equivalent with the benefit that the sufferers
could get when experiencing an acute migraine ictal. The weakness of this
research is the measurement of the NO endogenous ekshaled fluctuating level,
after electrical stimulation was not existed.
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DISERTASI PERUBAHAN KADAR NITRIT ... ARMAN YURISALDI SALEH
xxiii
Abstract
Level Changes of Endogenous Nitric Oxide Exhalation and
Visual Analog Scale (VAS)
in Migraine Sufferers with Neuromuscular Electrical Stimulation (NMES)
Arman Yurisaldi Saleh
Introduction:
Migraine is a public health problem that has a huge impact on patients and
their families. The patients undergo neurochemical changes in the duramater,
which increase levels of Nitric Oxide (NO) as a result of excessive activity of
inducible-Nitric Oxide Synthase (i-NOS) during acute migraine attacks (ictal).
Some researchers assume NO as a cause of headache in migraine.
Oral abortive pharmacological therapy for acute migraine attacks,
experiences absorption barriers due to the increased of sympathetic nerve activity
in the gut. Therefore the therapeutic effect is not immediate benefits. In migraine
sufferers found endocannabinoid deficiency, that function as a brain's natural
analgesic.
Endocannabinoid is known to suppress inflammatory processes in the
trigeminal ganglion through the decrease activity of CGRP, serotonin etc.
Increased levels of endocannabinoid in migraine may occur due to an increase
activity of endogenous neuronal-NOS (n-NOS) from the cerebellum. This n-NOS
is secreted synergically in the process of Long-Term Depression (LTD), which
can suppress the activity of CGRP that ultimately can reduce pain in migraine.
Increased levels of the n-NOS can be achieved through Neuromuscular Electrical
Stimulation (NMES) of the cerebellum.
This study used NMES which is based on the fact that NO is a modulator of
various neurotransmitters and natural analgesic in the brain, including
endocannabinoids. The NMES procedure was carried out through the stimulation
of median nerve (fast conduction type II and III). This stimulation will raise the
activity of the cerebellum in the event of a muscle twitch.
Aim:
The aim of this study was to get a migraine abortive therapy through the use
of NMES with a combination of electrical amplitude and frequency appropriately.
Methods: This study was carried out through 3 phases, as follows:
1. Measurements of endogenous nitric oxide exhalation conducted in 91
subjects consisting of 30 normal subjects, 31 subjects without migraine
attacks (interictal) and 30 subjects with migraine attacks (ictal).
2. Study phase 2 was to find a combination of electrical amplitude and
frequency of NMES appropriately, so that the subjects feel comfortable
without pain.
3. The subjects who fulfilled the International Headache Society (IHS) criteria,
including migraine with and/or without aura, were randomized into clinical
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DISERTASI PERUBAHAN KADAR NITRIT ... ARMAN YURISALDI SALEH
xxiv
trial group (n=33) and sham group (n=30). The NMES was performed with
blinding to the subjects, using 6 mA, 125 Hz and 0.2 ms. Endogenous
exhalated NO levels and clinical improvements using Visual Analog Scale
(VAS), were measured before and after NMES treatment.
Results:
1. The levels of endogenous exhalated NO in each group were: normal group
(median=5), interictal group (median=11), ictal group (median=14).
Coefficient correlation between VAS and endogenous exhalated NO level,
was 0.815.
2. The combination of amplitude of 6 mA, and frequency of 125 Hz was the
best result for subjects. This combination was able to decrease pain intensity
and decrease endogenous exhalated NO level during migraine attack.
3. There was a significant difference of pain intensity and endogenous
exhalated NO level between sham group + paracetamol compared to clinical
trial group + paracetamol, before and after NMES treatment.
Conclusion:
NMES with a combination of amplitude of 6 mA, and frequency of 125 Hz
can be used as a migraine abortive therapy.
Key Word: Endogenous Nitric Oxide Exhalation – Visual Analog Scale (VAS) –
Migraine – Neuromuscular Electrical Stimulation (NMES)
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DISERTASI PERUBAHAN KADAR NITRIT ... ARMAN YURISALDI SALEH
xxv
Abstrak
Perubahan Kadar Nitrit Oksida Ekshalasi Endogen dan
Visual Analog Acale (vas)
Pada Pasien Migren Dengan Neuromuscular Electrical Stimulation (NMES)
Arman Yurisaldi Saleh
Pendahuluan:
Migren adalah masalah kesehatan masyarakat yang berdampak cukup
berat pada individu penderita. Penderita migren, mengalami perubahan dalam
neurokimiawi selaput dura otak, yaitu mengalami peningkatan kadar NO yang
berasal dari aktivitasi NOS (inducible NOS) yang berlebihan. Inducible NOS
(iNOS) merupakan enzim yang dibuktikan meningkat pada serangan migren.
Terapi farmakologik oral untuk abortif serangan migren, berefek lambat
karena hambatan absorbs akibat aktivitas simpatis yang meningkat selama
serangan migren. Endokanabinoid diketahui dapat menekan proses inflamasi pada
ganglion trigeminal melalui penurunan aktivitas CGRP, serotonin dan lain-lain.
Penelitian berupa mencari kombinasi frekuensi dan amplitudo NMES yang dapat
menurunkan rasa nyeri kepala migren berdasarkan skala VAS dan kadar NO
ekshalasi endogen.
Penelitian ini menggunakan rangsang elektrik, berdasarkan fakta bahwa
NO adalah modulator berbagai neurotransmiter dan analgetik alami di dalam otak,
termasuk endokanabinoid, melalui perangangan serabut saraf konduksi cepat tipe
II dan III, terkait aktivitas serebelum saat terjadi suatu muscle twitch.
Tujuan : Tujuan studi ini membuktikan NMES dengan kombinasi frekuensi dan
amplitudo tertentu sebagai alat untuk abortif serangan migren.
Metode : 1. Mencari kadar NO ekshalasi endogen pada penderita migren dalam
serangan, penderita migren di luar serangan dan orang normal. Penelitian
menggunakan subjek 91 orang, terdiri dari 30 orang migren dalam
serangan, 31 orang migren tidak dalam serangan dan 30 orang normal.
2. Menggunakan alat NMES untuk mencari kombinasi amplitudo dan
frekuensi NMES yang dapat mengurangi nyeri kepala migren dalam skala
VAS, menurunkan kadar NO ekshalasi endogen dan pasien merasa
nyaman.
3. Menggunakan amplitudo 6 mA, frekuensi 125 Hz, dengan durasi 0,2
mdetik. Subjek yang memenuhi kriteria IHS (International Headache
Society) termasuk migren dengan aura dan tanpa aura, dilakukan
randomisasi, menjadi kelompok uji klinis (33 subjek) dan sham (30
subjek) dan dilakukan buta ganda. Intervensi dengan NMES pada
permukaan kulit telapak tangan kanan dan kiri sampai tampak muscle
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DISERTASI PERUBAHAN KADAR NITRIT ... ARMAN YURISALDI SALEH
xxvi
twitch (kedutan otot akibat rangsang elektrik memengaruhi saraf motorik),
pada frekuensi dan amplitudo sesuai hasil studi awal yang dapat
menurunkan kadar NO ekshalasi dan nyaman bagi subjek penelitian yaitu
6 mA, 125 Hz dengan panjang gelombang 0,2 mdetik.
Hasil : 1. Median kadar NO ekshalasi endogen pada kelompok normal 5 ppb,
migren tidak dalam serangan 11 ppb dan migren dalam serangan 14 ppb.
Terdapat koefisien korelasi antara NO ekshalasi endogen dengan NO
sebesar 0,851.
2. Didapatkan amplitudo 6 mA frekuensi 125 Hz merupakan kombinasi
paling nyaman bagi subjek.
3. Terdapat perbedaan bermakna pada perbaikan klinis dalam skala VAS
pada penderita migren dalam serangan sebelum dan sesudah perangsangan
elektrik dibandingkan pembanding. Terdapat perubahan kadar NO
ekshalasi endogen pada penderita migren dalam serangan sebelum dan
sesudah perangsangan elektrik dibandingkan pembanding secara
bermakna.
Kesimpulan : Dengan kombinasi NMES amplitudo 6 mA dan frekuensi 125 Hz
dapat digunakan untuk terapi abortif serangan migren.
Kata kunci: NO ekshalasi endogen, migren, Neuromuscular Electrical
Stimulation (NMES), Visual Analog Scale (VAS), muscle twitch, serebelum
random alokasi amplitudo, frekuensi.
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DISERTASI PERUBAHAN KADAR NITRIT ... ARMAN YURISALDI SALEH
xxvii
DAFTAR ISI
Halaman
Sampul Depan ................................................................................................ i
Lembar Pengesahan ....................................................................................... ii
Ucapan Terima Kasih ..................................................................................... v
Ringkasan ...................................................................................................... x
Summary ........................................................................................................ xv
Abstract ......................................................................................................... xxiii
Abstrak ........................................................................................................... xxv
Daftar Isi......................................................................................................... xxvii
Daftar Tabel ................................................................................................... xxxii
Daftar Gambar ................................................................................................ xxxiii
Daftar Lampiran ............................................................................................. xxxv
Daftar Singkatan............................................................................................. xxxvi
Bab I Pendahuluan ................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ....................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................. 7
1.3 Tujuan ..................................................................................... 7
1.4 Manfaat Penelitian .................................................................. 8
1.4.1 Manfaat Teori ............................................................. 8
1.4.2 Hasil Penelitian .......................................................... 8
BAB II Tinjuan Pustaka ............................................................................. 9
2.1 Nyeri Kepala ........................................................................... 9
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DISERTASI PERUBAHAN KADAR NITRIT ... ARMAN YURISALDI SALEH
xxviii
2.2 Prevalensi Migren ................................................................... 13
2.3 Gejala Migren ......................................................................... 16
2.3.1 Gejala Premonitory ..................................................... 16
2.3.2 Aura ............................................................................. 17
2.3.3 Fase Resolusi .............................................................. 19
2.4 Pencetus Migren ..................................................................... 19
2.5 Faktor Genetik Migren ........................................................... 20
2.6 Anatomi dan Patofisiologi Migren ......................................... 22
2.7 Fisiologi NO ........................................................................... 26
2.8 Serebelum .............................................................................. 32
2.8.1 Sejarah Penelitian Serebelum ..................................... 32
2.8.2 Serebelum dan Migren ................................................ 34
2.9 Terapi Migren Farmakologis .................................................. 36
2.10 Terapi Migren Non-Farmakologis .......................................... 44
Bab III Kerangka Konseptual dan Hipotesis
Penelitian ..................................................................................... 50
3.1 Kerangka Konseptual Penelitian ............................................ 50
3.2. Hipotesis Penelitian ............................................................... 53
BabIV Metode Penelitian ........................................................................... 54
4.1 Rancangan Penelitian .............................................................. 54
4.2. Tempat Dan Waktu Penelitian ............................................... 54
4.3 Populasi Penelitian .................................................................. 55
4.3.1 Populasi Terjangkau .................................................... 55
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DISERTASI PERUBAHAN KADAR NITRIT ... ARMAN YURISALDI SALEH
xxix
4.4 Informed Consent ................................................................... 55
4.5 Pemilihan Sampel ................................................................... 55
4.6. Cara Kerja ............................................................................... 55
4.6.1 Tahap Persiapan .......................................................... 55
4.6.2 Proses Penelitian ........................................................ 56
4.6.2.1. Penelitian 1 ........................................................... 56
4.6.2.1.1 Tujuan Penelitian ........................................ 56
4.6.2.1.2 Jenis Penelitian: cross-sectional ................. 56
4.6.2.1.3 Populasi Sampel .......................................... 56
4.6.2.1.4 Estimasi Besar Sampel untuk korelasi NO
Terhadap VAS ............................................ 56
4.6.2.1.5 Kriteria Inklusi ............................................ 57
4.6.2.1.6 Kriteria Eksklusi ......................................... 57
4.6.2.1.7 Definisi Operasional .................................. 59
4.6.2.1.8 Analisis Data .............................................. 65
4.6.2.2. Penelitian 2 .......................................................... 66
4.6.2.2.1 Tujuan Penelitian ........................................ 66
4.6.2.2.2 Jenis dan rancangan penelitian .................... 66
4.6.2.2.3 Populasi sampel .......................................... 66
4.6.2.2.4 Estimasi sampel .......................................... 66
4.6.2.2.5 Variabel penelitian ...................................... 66
4.6.2.2.6 Definisi operasional .................................... 67
4.6.2.2.7 Analisi data ................................................. 68
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DISERTASI PERUBAHAN KADAR NITRIT ... ARMAN YURISALDI SALEH
xxx
4.6.2.3. Penelitian 3 .......................................................... 70
4.6.2.3.1 Tujuan penelitian ....................................... 70
4.6.2.3.2 Jenis dan rancangan penelitian ................... 71
4.6.2.3.3 Populasi sampel .......................................... 71
4.6.2.3.4 Estimasi Besar Sampel Kelompok Perlakuan
Dan Kelompok sham .................................. 71
4.6.2.3.5 Variabel penelitian ...................................... 73
4.6.2.3.6 Definisi operasional .................................... 73
4.6.2.3.7 Analisi data ................................................. 75
4.7 Etika Penelitian …………………………………...… ........... 78
4.7.1 Pengajuan Proposal ..................................................... 78
4.7.2 Prinsip Manfaat bagi Manusia dan Kemanusiaan ....... 78
4.7.3 Prinsip Tidak Merugikan ............................................ 79
4.7.4 Upaya Mengurangi Efek Samping .............................. 81
BabV Hasil Penelitian dan Analisa Hasil Penelitian ............................ 82
5.1 Hasil Penelitian Pertama ........................................................ 82
5.2 Hasil Penelitian Kedua ........................................................... 84
5.3 Hasil Penelitian Ketiga ........................................................... 86
BabVI Pembahasan ................................................................................... 92
6.1 Korelasi antara kadar NO ekshalasi endogen dengan intensitas
nyeri kepala migren dalam skala VAS ................................... 92
6.2 Kombinasi frekuensi dan amplitudo NMES ........................... 99
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DISERTASI PERUBAHAN KADAR NITRIT ... ARMAN YURISALDI SALEH
xxxi
6.3 Perubahan klinis intensitas nyeri kepala migren dan kadar NO
ekshalasi endogen saat serangan migren, sebelum dan sesudah
rangsang elektrik ..................................................................... 105
BabVII Penutup ..................................................................................... 117
7.1 Kesimpulan ............................................................................ 117
7.2 Saran ..................................................................................... 117
Daftar Pustaka .................................................................................................. 119
Lampiran - Lampiran .......................................................................................... 127
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DISERTASI PERUBAHAN KADAR NITRIT ... ARMAN YURISALDI SALEH
xxxii
Daftar Tabel
Nomor Halaman
Tabel 2.1 Klasifikasi Nyeri Kepala Menurut IHS (Olesen J & Lance
JW, 2004) ................................................................................. 10
Tabel 2.2 Kriteria Migren Menurut IHS, 2004 (Olesen J & Lance
JW, 2004) ................................................................................. 12
Tabel 4.1 Derajat Efek yang Merugikan ................................................. 80
Tabel 5.1 Kadar NO Ekshalasi Endogen .................................................. 83
Tabel 5.2 Korelasi NO Ekshalasi Endogen Terhadap VAS ..................... 84
Tabel 5.3 Kombinasi Amplitudo, Frekuensi, Penurunan Derajat
Nyeri Berdasarkan Skala VAS, dan Penurunan Kadar NO
Ekshalasi Endogen.................................................................... 85
Tabel 5.4 Karakteristik Subjek Penelitian ................................................ 88
Tabel 5.5 Intensitas Nyeri dan Kadar NO Ekshalasi Endogen
sesudah perlakuan ..................................................................... 89
Tabel 5.6 Perbandingan NO akhir (NOII) antara kelompok sham
dengan kelompok perlakuan berdasarkan NO awal (data
dasar) ........................................................................................ 90
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DISERTASI PERUBAHAN KADAR NITRIT ... ARMAN YURISALDI SALEH
xxxiii
Daftar Gambar
Nomor Halaman
Gambar 2.1 Jumlah Pasien Nyeri Kepala di Kota Bogor, 1998
(Perdossi, 2006) ........................................................................ 13
Gambar 2.2 Persentase Pasien Nyeri Kepala Berdasarkan Klasifikasi di
Poliklinik Neurologi RSUPNCM, 2005 (Perdossi, 2006). ....... 14
Gambar 2.3 Perbandingan Frekuensi Beberapa Macam Migren
(Perdossi, 2006) ........................................................................ 14
Gambar 2.4 Frekuensi Nyeri Kepala di Kabupaten dan Kodya Bogor
Berdasarkan Usia (Perdossi, 2006)........................................... 15
Gambar 2.5 Keterlibatan Serebelum dalam Patofisiologi Migren
Terutama dalam Familial Hemiplegic Migraine (FHM).
EAAT 1 = Excitatory Amino Acid Transporter 1, CANCA
= Calcium Channel, SD = Spreading Depression, MMP-9
= Matrix Metalloproteinase, BBB = Blood Brain Barrier
(Vincent M, 2007). ................................................................... 35
Gambar 2.6 Hubungan antara Endokanabinoid dan CGRP dalam
Terapi Migren (Greco R ., 2010). ............................................. 41
Gambar 2.7 Endokanabinoid Disekresi pada Proses Motor Learning
Saat Terjadi LTD (El Manira A& Kyriakatos A, 2010.). ......... 42
Gambar 3.1 Kerangka Konseptual .............................................................. 52
Gambar 4.1 Alur Penelitian1 ........................................................................ 65
Gambar 4.2 Alur Penelitian 2 ....................................................................... 70
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DISERTASI PERUBAHAN KADAR NITRIT ... ARMAN YURISALDI SALEH
xxxiv
Gambar 4.3 Alur Penelitian 3 ....................................................................... 78
Gambar 5.1 Korelasi antara VAS terhadap kadar NO Ekshalasi
Endogen .................................................................................... 83
Gambar 5.2 Random alokasi dan analisis interim berdasarkan kriteria
O’Brian-Flamming ...................................................................... 86
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DISERTASI PERUBAHAN KADAR NITRIT ... ARMAN YURISALDI SALEH
xxxv
Daftar Lampiran
Lampiran 1. Surat Keterangan Lolos Kaji Etik............................................. 127
Lampiran 2. Surat Izin Penelitian Direktur Jenderal Pemasyarakatan
Departemen Hukum dan HAM Republik Indonesia ................ 128
Lampiran 3. Penjelasan dan Persetujuan Pasien Dewasa Mengikuti
Penelitian Migren ..................................................................... 129
Lampiran 4. Persetujuan Pasien Dewasa Mengikuti Penelitian Migren ....... 131
Lampiran 5. Lembaran Status Subjek Penelitian .......................................... 132
Lampiran 6. Neuromuskular Electrical Stimulation (NMES) ...................... 136
Lampiran 7. Tasmanian Asthma Survey (TAS) ............................................ 137
Lampiran 8. Tes Cukit (Skin-Prick Test) ...................................................... 138
Lampiran 9. Saline Challenge Test ............................................................... 139
Lampiran 10. Hasil Pemeriksaan Visual Analogue Scale (VAS) ................... 140
Lampiran 11. Portable NO Exhalation Niox Mino ......................................... 141
Lampiran 12. Suhu dan Kelembaban Ruang Penelitian ................................. 142
Lampiran 13. Subjek Penelitian Sedang diukur Kadar NO Ekshalasi
Endogen .................................................................................... 143
Lampiran 14. Supervisi Administrasi ............................................................. 144
Lampiran 15. Anatomi Muskulus Abduktor Policis Brevis ............................ 145
Lampiran 16. Hasil Analisis Statistik ............................................................. 146
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DISERTASI PERUBAHAN KADAR NITRIT ... ARMAN YURISALDI SALEH
xxxvi
Daftar Singkatan
7-NI = 7-nitroimidazole
ATS = American Thoracic Society
CGRP = Calcitonin Gene Related Peptide
CNS = Central Nervous System
CRF = Corticotropin-releasing Factor
EDRF = Endotelium-derived Relaxation Factor
eNOS = Endothelial Nitric Oxide Syntase
FEV1 = Forced Expiration Volume 1
fMRI = Functional Magnetic Resonance Imaging
GABA = Gamma-aminobutyric acid
GTN = GlyserylTrinitrate
IHS = International Headache Society
iNOS = inducible-NOS
ISAAC = International Study of Asthma and Allergies in Childhood
LTD = Long-term Depression
LTP = Long-term Potentation
MEG = Magnetoencephalography
NMES = Neuromuscular ElectricalStimulation
nNOS = neuronal-NOS
NO = NO (Nitric Oxide)
NOS = NO Synthetase
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DISERTASI PERUBAHAN KADAR NITRIT ... ARMAN YURISALDI SALEH
xxxvii
NTS = Nucleus TractusSolitarii
PET = Positron Emission Tomography
sGC = soluble GuanylylCyclase
SI = Social Interaction
SNO-Hb = S-nitrosohemoglobin
SPECT = Single Photon Emission Computed Tomography
TAS = Tasmanian Asthma Survey
TENS = Transcutaneous Electrical Nerve Stimulation
VAS = Visual Analogue Scale
WPS = Wide Pulse Stimulation
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DISERTASI PERUBAHAN KADAR NITRIT ... ARMAN YURISALDI SALEH
2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Migren merupakan masalah kesehatan masyarakat yang berdampak cukup
berat pada individu pasien. Di Amerika Serikat, sepuluh juta orang setiap tahun
menderita migren. Enam belas persen dari suatu populasi adalah pasien migren.
Prevalensi migren lebih banyak terjadi pada wanita dibandingkan pada pria
(18%:16%). Pada tahun 1984, 180 (2,8%) dari 6.448 pasien baru poliklinik saraf
di Surabaya adalah pasien migren (Machfoed H, 2005). Di R.S. Cipto
Mangunkusumo Jakarta, 273 (21,03%) dari 1.298 pasien baru yang berkunjung
selama bulan Januari sampai dengan Mei 1988 adalah pasien migren. Studi
populasi di Bogor menunjukkan 61% nyeri kepala terjadi pada kelompok usia 25–
54 tahun, 8,6% dari kelompok usia ini menderita migren, 81,6% menderita migren
tanpa aura, 16,8% migren dengan aura, 0,6% migren komplikata (Riyanto B,
1995).
Migren adalah sebagai suatu gangguan kronik yang berakibat berat,
biasanya unilateral, nyeri kepala yang berdenyut dengan disertai aura sebagai
suatu gejala (Olesen J & Lance JW, 2004). Pada pasien migren terjadi perubahan
neurokimiawi dalam duramaterinklusi
di otak, berupa peningkatan kadar Nitrit Oksida (NO) yang berasal dari
aktivitas inducible NOS (iNOS) yang berlebihan. Inducible NOS (iNOS)
merupakan enzim yang meningkat pada serangan migren akut. Enzim iNOS dapat
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DISERTASI PERUBAHAN KADAR NITRIT ... ARMAN YURISALDI SALEH
3
bertahan di dalam darah selama 4 jam jika telah terinduksi, sedangkan Endothelial
Nitric Oxide Syntase (eNOS) dan neuronal-NOS (nNOS) tidak bertahan lama di
dalam darah (B. J. Schueren, Lunnon, & Laurijssens, 2009; Schueren BJ, Lunnon
MW, & Laurijssens BE , 2009; Vander Schueren , 2009; Villalón CM, Centurión
D, Valdivia L, De Vries P, & Pramod RS, 2003).
Beberapa peneliti, menyatakan bahwa NO merupakan penyebab nyeri
kepala (Goadsby P, Lipton F, & L, 2002; Gupta Saurabh, 2006). Nitrit Oksida
yang menjadi penyebab nyeri kepala adalah NO donor eksogen, misalnya glyseryl
trinitrate (GTN) yang dapat melebarkan diameter pembuluh darah secara
berlebihan sehingga terjadi rangsangan pada serabut saraf sensoris di dinding
pembuluh darah (Evans GJO, 2007; Evers S, 2004; Pacher P, Batkai S, & Kunos
G, 2006). Nitrit Oksida endogen juga dapat menyebabkan nyeri kepala bila suatu
proses penyakit menghasilkan NO secara berlebihan, misalnya pada saat terjadi
aktivasi iNOS berlebihan, sehingga NO yang dihasilkan juga berlebihan.
Beberapa peneliti membuktikan bahwa NO endogen dapat berperan sebagai
antinosiseptik, namun bila berlebihan, NO berperan juga dalam hiperalgesia dan
alodinia (Arulmani U, 2004; Di Marzo V, 2009; Janke E, 2004; Nnoaham KE &
Kumbang J, 2008; Pacher P, 2006; Villalón CM, 2003).
Diagnosis migren berpedoman pada kriteria International Headache Society
(IHS) dan bersifat subjektif. Belum ada parameter objektif seperti pemeriksaan
laboratorium yang dapat dijadikan baku emas diagnosis migren (Arulmani U,
2004; Bolay H, 2002; Olesen J & Lance JW, 2004; Schueren BJ , 2009; Villalón
CM , 2003). Terdapat kecenderungan penelitian berupa pengukuran kadar iNOS
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DISERTASI PERUBAHAN KADAR NITRIT ... ARMAN YURISALDI SALEH
4
dalam darah dan NO endogen ekshalasi yang dikaitkan dengan serangan migren
akut. Pengukuran kadar iNOS dalam darah selama serangan migren akut dinilai
tidak praktis karena diperlukan pemeriksaan laboratorium menggunakan
radioaktif (Moshage H, 1997). Pengukuran kadar nitrit dalam darah sebagai
pencerminan aktivitas iNOS terbukti tidak tepat karena bersifat labil, sedangkan
nitrat dapat merupakan hasil metabolisme kuman di usus (Greco R, Gasperi V,
Maccarrone M, & Tassorelli C, 2010).
Pengukuran kadar NO ekshalasi endogen pada pasien migren tidak
menyakitkan dan mudah dilakukan. Alat NO ekshalasi tersedia dalam berbagai
jenis yang telah dilakukan validasi dan rekomendasi oleh American Thoracic
Society (ATS) (American Thoracic Society, 2005). Pemeriksaan kadar NO
ekshalasi endogen diharapkan dapat digunakan untuk diagnosis migren yang lebih
objektif.
Pola kadar NO ekshalasi endogen pada pasien migren belum pernah
dilakukan di Indonesia. Kadar NO ekshalasi endogen pada pasien migren dengan
alat NO ekshalasi yang dilakukan oleh Van der Schueren dan kawan-kawan yang
ingin membuktikan bahwa terjadi peningkatan kadar NO ekshalasi endogen pada
pasien migren saat serangan akut mendapatkan nilai rerata kadar NO ekshalasi
endogen saat serangan migren, migren di luar serangan, dan normal. Pengukuran
dilakukan dalam rentang waktu 2–48 jam sejak serangan migren akut dan belum
dapat membuktikan adanya perbedaan yang bermakna (Schueren BJ , 2009).
Kemajuan dalam hal terapi migren memperbaiki kualitas hidup serta
menurunkan angka kesakitan dan absensi para pekerja (Sokolovic E, 2005).
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DISERTASI PERUBAHAN KADAR NITRIT ... ARMAN YURISALDI SALEH
5
Terapi migren meliputi terapi farmakologis dan non-farmakologis. Terapi
farmakologis berperan sebagai terapi penggagal serangan migren dan penurun
frekuensi serangan. Terapi farmakologis mempunyai kelemahan dalam hal efek
samping obat berupa rasa mengantuk, gangguan keseimbangan, serta pemantauan
fungsi hati (Gupta S, 2007; Gupta Saurabh, 2006; Juhasz G, 2003; Schueren BJ,
2009; Villalón CM, 2003). Terapi farmakologis oral untuk penggagal serangan
migren berefek lambatpada satu jam sejak minum obat karena keterlibatan
simpatis dan parasimpatis dalam penyerapan obat di lambung sehingga perlu
dipikirkan terapi bagi pasien.
Penelitian dalam bidang terapi farmakologis migren meliputi intervensi
beberapa sistem yang terlibat dalam patofisiologi migren seperti Calcitonin Gene
Related Peptide (CGRP), sistem glutaminergik, serotonergik, dan endokanabinoid
(Arulmani U, 2004; Durham PL & Russo AF, 2003; Jochen FMF, Stanislav K, &
Karl M, 2005; Juhasz G, 2003).
Terapi non-farmakologis untuk migren sampai sekarang belum ada yang
mencapai tingkatan terapi berbasis bukti (level evidence) yang tinggi. Penelitian
dalam hal terapi non-farmakologis pada migren menekankan peranan analgetik
alami di dalam otak yang dikenal sebagai endokanabinoid. Intervensi sistem
endokanabinoid selain dilakukan dengan cara farmakologis, dilakukan pula
dengan cara non-farmakologis. Intervensi non-farmakologis memungkinkan untuk
memperkecil risiko morbiditas atau mortalitas pada subjek penelitian.
Endokanabinoid telah diketahui dapat menekan proses inflamasi pada ganglion
trigeminal dengan cara menurunkan aktivitas CGRP dan serotonin (Greco R,
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DISERTASI PERUBAHAN KADAR NITRIT ... ARMAN YURISALDI SALEH
6
2010) Pada pasien migren diketahui terjadi defisiensi endokanabinoid (Russo EB,
2004).
Penelitian menggunakan rangsangan elektrik berdasarkan fakta bahwa NO
adalah modulator berbagai neurotransmiter dan analgetik alami di dalam otak,
termasuk endokanabinoid, melalui perangsangan serabut saraf konduksi cepat tipe
II dan III, terkait aktivitas serebelum saat terjadi muscle twitch (El Manira A &
Kyriakatos A, 2010.; Yang G, Iadecola C, & Faraci FM, 1998). Dalam sepuluh
tahun terakhir diketahui bahwa serebelum tidak hanya berfungsi untuk
keseimbangan, tetapi telah dibuktikan bahwa perangsangan muskulus abductor
policis brevis dengan rangsang elektrik 4 Hz dan panjang gelombang 0,2 mdetik
dapat mengaktifkan serabut climbing serebelum (Hashimoto I, Kimura K, &
Tanosaki M, 2003). Telah dibuktikan pada tikus di mana serabut climbing
serebelum dapat diaktifkan melalui rangsang elektrik diikuti dengan vasodilatasi
pembuluh darah di sekitar serebelum akibat nNOS yang aktif kemudian diikuti
peningkatan kadar NO yang masuk ke dalam pembuluh darah (Yang G, Chen G,
Ebner T, & Iadecola C, 1999). Telah diketahui bahwa serebelum merupakan
sumber penghasil nNOS terbanyak di otak (Hashimoto I, 2003; Linden D,
Dawson T, & Dawson V, 1995;Yang G, 1999). Telah diketahui pula bahwa
melalui proses motor learning, serabut-serabut serebelum yang aktif merupakan
modulator nyeri (Moulton EA, Schmahmann DJ, Becerra L, & Borsook D, 2010;
Saab CY & Willis WD, 2003).
Berdasarkan studi Single Photon Emission Computed Tomography (SPECT)
didapatkan bahwa serebelum dapat berperan sebagai pencetus cortical spreading
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DISERTASI PERUBAHAN KADAR NITRIT ... ARMAN YURISALDI SALEH
7
depression dan memengaruhitalamus melalui sirkulasi posterior (sistem
vertebrobasilar) (Vincent M, 2007). Berdasarkan temuan tersebut, terdapat
kemungkinan peran NO endogen dalam menghambat proses cortical spreading
depression sehingga serangan migren dapat dihambat. Peningkatan kadar
endokanabinoid pada pasien migren melalui peningkatan kadar NO endogen yang
berasal dari nNOS yang disekresi secara sinergis pada proses long-term
depression (LTD) diharapkan dapat menekan aktivitas CGRP. Telah diketahui,
bahwa modulasi nyeri dapat dilakukan melalui aktivasi serabut-serabut serebelum.
(Moulton EA, 2010; Saab CY & Willis WD, 2003). Fakta di atas merupakan dasar
pemikiran yang berusaha membuktikan bahwa perangsangan elektrik dapat
digunakan sebagai salah satu terapi penggagal serangan dalam serangan migren.
1.2 Rumusan Masalah
a) Apakah terdapat korelasi positif antara kadar NO ekshalasi endogen
dengan intensitas migren?
b) Apakah terdapat perbaikan klinis intensitas migren sesudah
perangsangan elektrik saat serangan migren?
c) Apakah terdapat penurunan kadar NO ekshalasi endogen sesudah
perangsangan elektrik saat serangan migren?
1.3. Tujuan
a) Membuktikan korelasi positifantara kadar NO ekshalasi endogen
dalam serangan migren dengan intensitas nyeri.
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DISERTASI PERUBAHAN KADAR NITRIT ... ARMAN YURISALDI SALEH
8
b) Menganalisis perubahan klinis intensitas nyeri saat serangan migren,
sebelum dan sesudah rangsang elektrik dibandingkan dengan sham.
c) Membuktikan perubahan kadar NO ekshalasi endogen saat serangan
akut migren, sebelum dan sesudah rangsang elektrik pada muskulus
abduktor policis brevis dibandingkan dengan sham.
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Manfaat Teori
Menambahkan suatu teori baru yang menjelaskan hubungan antara
perangsangan elektrik pada muskulus policis brevis dengan kadar NO
endogen ekshalasi serangan migren terkait peran serebelum dalam hal
nyeri.
1.4.2 Manfaat Praktis
Modalitas baru dalam tatalaksana terapi migren.
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DISERTASI PERUBAHAN KADAR NITRIT ... ARMAN YURISALDI SALEH
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Nyeri Kepala
Nyeri kepala merupakan gangguan yang sangat umum pada populasi. Pada
tahun 1988, International Headache Society (IHS) menyusun sistem klasifikasi
nyeri kepala yang kemudian direvisi pada tahun 2004 dengan tujuan menyediakan
suatu alat diagnostik dalam rangka tata laksana pasien nyeri kepala.
Klasifikasi IHS membagi nyeri kepala dalam tiga kelompok sebagai berikut.
a. Nyeri kepala primer, klasifikasi didasarkan pada gejala nyeri kepala itu
sendiri sebagai keluhan utama tanpa ada penyebab yang mendasari
(Olesen J & Lance JW, 2004).
b. Nyeri kepala sekunder, klasifikasi didasarkan kepada penyebab dan
gejala nyeri kepala yang disebabkan oleh kondisi tertentu (Olesen J &
Lance JW, 2004).
c. Neuralgia kranial, hanya nyeri pada wajah dan nyeri kepala lain yang
tidak umum selain dua kategori di atas.
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DISERTASI PERUBAHAN KADAR NITRIT ... ARMAN YURISALDI SALEH
10
Para ahli mengklasifikan nyeri kepala sebagai berikut:
Tabel 2.1 Klasifikasi Nyeri Kepala Menurut HIS (Olesen J & Lance JW,
2004).
IHS code Classification
Primary
headaches
1.
2.
3.
4.
Migraine
Tension-type headache
Cluster headache and other trigeminal
autonomic cephalgias
Other primary headaches
Secondary
headaches
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
Headache attributed to head and/or neck trauma
Headache attributed to cranial or cervical
vascular disorder
Headache attributed to non-vascular
intracranial disorder
Headache attributed to a substance or its
withdrawal
Headache attributed to infection
Headachc attributed to disorder of homoeostasis
Headache or facial pain attributed to disorder of
cranium, neck, eyes, ears, nose, sinuses, teeth,
mouth, or other facial or cranial structures
Headache attributed to psychiatric disorder
Cranial neuralgias and central causes of facial
pain
Other headache, cranial neuralgia, central or
primar) facial pain
Migren merupakan salah satu gangguan yang bersifat kronik. Migren
didefinisikan sebagai suatu gangguan kronik yang berakibat berat, biasanya
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DISERTASI PERUBAHAN KADAR NITRIT ... ARMAN YURISALDI SALEH
11
unilateral, nyeri kepala yang berdenyut dengan disertai aura sebagai suatu gejala
(Olesen J & Lance JW, 2004).
Klasifikasi IHS dalam hal migren dibagi menjadi enam subkategori, setiap
kategori dibagi menjadi beberapa subtipe termasuk Familial Hemiplegic Migraine
(FHM) dan migren kronik. Karakteristik khas nyeri kepala adalah lokasi
unilateral, kualitas berdenyut, intensitas sedang atau berat, dipicu oleh aktivitas
fisik rutin dan berkaitan dengan mual, muntah, fotofobi, serta fonofobi (Goadsby
P, Lipton F, & Ferari L, 2002; Peter DD, 1997; Turner Ira MMD, Villalón CM,
2003)
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DISERTASI PERUBAHAN KADAR NITRIT ... ARMAN YURISALDI SALEH
12
Tabel 2.2 Kriteria Migren Menurut IHS, 2004 (Olesen J & Lance JW, 2004)
IHS
code
Migraine Type
1.1 Migraine without aura
1.2 Migraine with aura
1.2.1 Typical aura with migraine headache
1.2.2 Typical aura with non-migraine headache
1.2.3 Typical aura without headache
1.2.4 Familial hemiplegic migraine (FHM)
1.2.5 Sporadic hemiplegic migraine
1.2.6 Basilar-type migraine
1.3 Childhood periodic syndromes that are commonly precursors of
migraine
1.3.1 Cyclical vomiling
1.3.2 Abdominal migraine
1.3.3 Benign paroxysmal vertigo of childhood
1.4 Retinal migraine
1.5 Complications of migraine
1.5.1 Chronic migraine
1.5.2 Status migrainous
1.5.3 Persistent aura without infarction
1.5.4 Migrainous infarction
1.5.5 Migraine-triggered seizure
1.6 Probable migraine
1.6.1 Probable migraine without aura
1.6.2 Probable migraine with aura
1.6.3 Probable chronic migraine
Tabel di atas menjelaskan klasifikasi migren menurut International Medic
Society.
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DISERTASI PERUBAHAN KADAR NITRIT ... ARMAN YURISALDI SALEH
13
2.2 Prevalensi Migren
Migren adalah suatu gangguan yang sangat umum ditemukan di seluruh
dunia. Beberapa variasi dalam hal prevalensi migren berkisar antara 3–23%. Studi
berbasis populasi dilakukan oleh IHS di Amerika Serikat dan negara-negara Eropa
mendapatkan prevalensi 16%, dengan perbandingan pria dibanding wanita adalah
1:3. Dalam satu tahun, prevalensi migren terdiri atas 6% pada pria dan 15–18%
pada wanita (Sokolovic E, 2005).
Diagram berikut ini menjelaskan tentang prevalensi migren di Jakarta dan
Kota Bogor.
Profil nyeri kepala di Bogor disajikan pada gambar berikut.
Gambar 2.1 Jumlah Pasien Nyeri Kepala di Kota Bogor (Perdossi, 2006)
Laki-laki Perempuan Total
frekuensi 703 1,371 2,074
0
500
1,000
1,500
2,000
2,500
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DISERTASI PERUBAHAN KADAR NITRIT ... ARMAN YURISALDI SALEH
14
Gambar 2.2 Persentase Pasien Nyeri Kepala Berdasarkan Klasifikasi di
Poliklinik Neurologi RSUPNCM (Perdossi, 2006)
Gambar 2.3 Perbandingan Frekuensi Beberapa Macam Migren (Perdossi, 2006)
Tensiontype
headacheMigren
Migrenkomplikat
sCluster
PostTraumatik
VaskulasNon
vaskular
persen 81.8% 18.2% 2.6% 3.9% 6.5% 5.2% 5.2%
0.0%
10.0%
20.0%
30.0%
40.0%
50.0%
60.0%
70.0%
80.0%
90.0%
Biasa Migren Dengan Aura Komplikasi Transformasi
frekuensi 142 32 8 14 176
0
50
100
150
200
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DISERTASI PERUBAHAN KADAR NITRIT ... ARMAN YURISALDI SALEH
15
Gambar 4. Frekuensi Nyeri Kepala di Kabupaten dan Kodya Bogor Berdasarkan
Usia (Perdossi, 2006)
Prevalensi migren tergantung pada usia dan jenis kelamin. Sebelum usia
pubertas, migren umum terjadi pada anak laki-laki dengan insiden tertinggi pada
usia 6–10 tahun, tetapi pada wanita terjadi selama siklus perubahan hormonal.
Secara umum, wanita lebih umum terkena migren daripada laki-laki dengan
prevalensi 12–17% dan 4–6% pada laki-laki. Rasio prevalensi terkena migren
antara laki-laki dengan wanita di Eropa mirip dengan yang terjadi di Amerika dan
Afrika. Di Amerika, prevalensi 5,9% pada laki-laki dan 17,6% pada wanita. Di
Afrika, prevalensi 1,7% pada laki-laki dan 4,2% pada wanita. Survei terbaru
menunjukkan bahwa di benua Amerika dan Eropa prevalensi migren 5% pada
laki-laki dan 12% pada wanita berdasarkan studi epidemiologi (Sokolovic E,
2005).
Gambaran klinis serangan migren dibagi menjadi tiga atau empat tahap yang
berbeda tergantung ada atau tidaknya aura dan setiap fase dapat berjalan sendiri
atau dalam kombinasi dengan fase yang lain (Villalón CM , 2003).
0
200
400
600
800
1,000
1,200
1,400
1,600
1,800
0-4 5-15 15-24 25-34 35-44 45-54 55-64 65 > TOTAL
DATI II KABUPATEN KODYA
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DISERTASI PERUBAHAN KADAR NITRIT ... ARMAN YURISALDI SALEH
16
2.3 Gejala Migren
2.3.1 Gejala Premonitory
Gejala premonitory merupakan gejala yang bersifat neurologis,
behavioral, dan biologis yang mendahului serangan migren. Gejala
berlangsung antara 2–48 jam sebelum terjadinya aura pada migren dengan
aura dan terjadi sebelum nyeri migren tanpa aura. Sampai sekarang, sangat
sedikit prevalensi gejala premonitory. Dengan menggunakan kriteria IHS,
dijelaskan bahwa gejala premonitory meliputi 87% subjek dan lebih sering
terjadi pada migren dengan aura (Villalón CM, 2003). Gejala premonitory
adalah meliputi kelelahan 72%, konsentrasi yang buruk 51%, dan leher yang
kaku 50% (Goadsby P, Lipton F, & Ferari L, 2002; Villalón CM, 2003).
Gejala yang bermacam-macam berkaitan dengan fase premonitory
menunjukkan terjadinya suatu gangguan sentral pada daerah kortikal
maupun subkortikal. Perubahan selera makan menunjukkan keterlibatan
hipotalamus. Hipotalamus adalah pusat utama integrasi fungsi endokrin,
respons autonom, tingkah laku, serta mengatur ritme fungsi fisik seperti
temperatur tubuh, kebiasaan makan, dan siklus tidur. Studi terbaru dengan
menggunakan Positron Emission Tomography (PET) scan menunjukkan
bahwa pada serangan migren terjadi aktivasi hipotalamus selama serangan
(Arulmani U, 2004; Villalón CM, 2003). Terdapat kelambatan kognitif
selama fase premonitory menunjukkan terjadinya suatu gangguan pada
tingkat kortikal. Patofisiologi fase premonitory sebagian besar masih belum
jelas (Villalón CM, 2003). Hal ini pula yang menjadi perhatian karena perlu
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DISERTASI PERUBAHAN KADAR NITRIT ... ARMAN YURISALDI SALEH
17
adanya suatu terapi terhadap pasien migren dalam satu jam pertama, karena
obat-obatan penggagal serangan yang diminum baru bekerja setelah satu
jam.
2.3.2 Aura
Aura terdiri atas gejala yang reversible dalam hal penglihatan dan
bahasa serta jarang terjadi gejala motorik yang mendahului atau terjadi
bersamaan selama serangan migren. Aura terjadi selama 5–20 menit atau
kurang dan dapat terjadi kurang dari 1 jam. Aura meliputi 80% waktu
selama aliran cerebral blood flow (CBF) menurun. Gejala visual adalah
gejala yang umum, dijelaskan sebagai suatu bentukan zig-zag atau bentukan
scintillating atau spektrum fortifikasi, skotoma, kilatan cahaya, distorsi
bentuk dan ukuran, yang biasa terjadi pada kedua bola mata walaupun
secara subjektif dapat terjadi pada sebuah bola mata (Gunel MK & Akkaya
FY, 2008).
Migren dengan aura visual sering dimulai sebagai suatu titik cerah dan
tidak berwarna yang terdapat dalam lapangan pandang, yang semakin jelas
dan melebar menjadi bentuk C atau bentuk C terbalik berupa garis zig-zag
yang melintas dalam lapangan pandang dan biasanya pecah kemudian
menghilang. Pada beberapa pasien sering terjadi gejala sensoris seperti rasa
yang menyebar secara perlahan pada tangan lalu menjalar ke seluruh lengan
dan daerah sekitar mulut bersamaan dengan terjadinya aura visual. Gejala
ini sering dijelaskan sebagai rasa seperti ditusuk jarum yang biasanya
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DISERTASI PERUBAHAN KADAR NITRIT ... ARMAN YURISALDI SALEH
18
mengenai satu lengan yang naik ke atas dari telapak tangan selama beberapa
menit hingga mencapai wajah dan lidah (Ismet M, 2006; Villalón CM,
2003).
Gejala motorik sangat jarang dikenal oleh pasien biasanya dikeluhkan
sebagai kelemahan. Patofisiologi aura diyakini disebabkan gelombang
Cortical Spreading Depression (CSD) yang menyebar dari lobus oksipital
menuju ke korteks berakibat terjadinya fase inisial hiperemik yang diikuti
dengan fase oligemik. Fase nyeri kepala berlangsung selama 4–72 jam, jika
tidak diobati nyeri dapat menjadi berat berupa nyeri kepala dengannyeri
berdenyut, yang bergabung dengan nyeri seperti tertekan. Nyeri kepala pada
migren lebih sering terjadi unilateral daripada bilateral dan biasanya
berkaitan dengan sensitivitas terhadap suara dan cahaya serta diikuti dengan
gangguan konsentrasi (Villalón CM, 2003).
Beberapa pasien migren mengalami alodinia pada kulit, yaitu suatu
respons nyeri hebat pada stimulus yang secara umum tidak menimbulkan
rangsang nyeri dan peningkatan sensitivitas kulit, umumnya dalam area
referred pain pada daerah unilateral wajah yang dapat menyebar dari satu
sisi kepala atau lengan atas. Munculnya alodinia pada kulit disebabkan
karena terjadinya penyebaran sensitisasi neuronal pada tingkat pertama dari
orde I trigeminal menuju orde II dan III di neuron sentral dalam batang otak
dan talamus (Villalón CM, 2003).
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DISERTASI PERUBAHAN KADAR NITRIT ... ARMAN YURISALDI SALEH
19
2.3.3 Fase Resolusi
Fase resolusi atau fase posdromal adalah fase yang diikuti dengan
nyeri kepala yang hebat sebelum terjadi penyembuhan gejala migren.
Quentella dan kawan-kawan (2006) menemukan bahwa gejala resolusi
setelah serangan migren terjadi pada 80% pasien dan sebagian besar terjadi
kelemahan, astenia, mengantuk, serta gangguan konsentrasi. Beratnya
serangan migren berkaitan erat dengan tingginya frekuensi gejala resolusi
(Villalón CM, 2003).
2.4 Pencetus Migren
Kondisi pencetus migren terdiri atas berbagai spektrum. Pencetus tunggal
tidak memungkinkan terjadi suatu serangan migren dan faktornya bervariasi
antara individu yang satu dengan lainnya. Pencetus biasanya bersifat kumulatif
untuk mencapai suatu ambang batas tertentu sehingga dapat terjadi suatu serangan
migren. Pencetus dapat terjadi dari faktor eksternal maupun faktor internal
misalnya hormonal, diet, perubahan lingkungan, rangsang sensoris, dan stres
(Andreou Anna, 2008; Villalón CM, 2003).
Studi terbaru yang dilakukan oleh Kelman (2007) menunjukkan bahwa 76%
pasien dapat mengenali sebuah atau beberapa pencetus selama serangan migren.
Pencetus yang terbesar adalah perubahan hormonal pada wanita (33,3%), stres
(25,5%), terlambat makan (12%), perubahan cuaca (11,3%), bau parfum (10,7%),
nyeri leher (10,6%), alkohol (9,5%), serta gangguan tidur (8,6%) (Gupta S, 2007).
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DISERTASI PERUBAHAN KADAR NITRIT ... ARMAN YURISALDI SALEH
20
Perubahan hormonal yang terjadi pada menstrual migren diyakini sebagai
pencetus serangan sehingga meningkatkan prevalensi migren pada wanita
dibandingkan pada pria usia reproduktif. Prevalensi migren pada wanita kemudian
menurun setelah menopause menandakan pengaruh perubahan hormonal pada
migren (Gunel MK & Akkaya FY, 2008; Gupta S, 2007).
Nitrogliserin, yaitu NO donor, diketahui pada penelitian dengan subjek
manusia sebagai penginduksi nyeri kepala. Anggur merah juga diketahui bekerja
dengan mekanisme yang sama, yaitu dapat meningkatkan pelepasan NO. Etanol
juga mengakibatkan vasodilatasi pembuluh darah meningen yang diaktivasi oleh
Transient Vanilloid 1 Receptor (Dowson AJ, 2003).
Pencetus serangan migren merupakan gabungan beberapa faktor.
Bagaimana pencetus yang bermacam-macam dapat memulai serangan migren
belum diketahui secara pasti. Suatu hipotesis kompleks menunjukkan bahwa
beberapa pencetus dapat mengaktifkan hipotalamus, limbik, dan daerah kortikal
yang dapat merangsang neuron parasimpatik yang menginervasi meningen lalu
mengakibatkan terjadinya fasedilatasi dan penglepasan molekul lokal yang
mengaktifkan nosiseptor meningen (Dowson AJ, 2003).
2.5 Faktor Genetik Migren
Migren adalah suatu gangguan yang multifaktor,dengan faktor genetik
berperan penting dalam patofisiologinya. Penelitian berbasis genetik pada migren
sulit dilakukan secara objektif karena berbagai macam kondisi dan penyebab
dasar serangan migren (Arulmani U, 2004; Juhasz G, 2003; Villalón CM, 2003).
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DISERTASI PERUBAHAN KADAR NITRIT ... ARMAN YURISALDI SALEH
21
Studi pada orang kembar menunjukkan bahwa terjadinya peningkatan
pasien migren pada keluarga pasien migren dan banyak terjadi pada kembar
monozigotik. Hal tersebut menunjukkan bahwa faktor genetik merupakan faktor
yang memberikan sumbangan utama patogenesis migren dengan dan tanpa aura.
Familial Hemiplegic Migraine (FHM) adalah subtipe migren yang jarang dengan
disertai aura dan gejala yang terkait autosomal dominan. Familial Hemiplegic
Migraine berkaitan dengan mutasi gen (Van Den Maagdenberg, 2007), yaitu:
a. Lokus FHM 1, terjadi pada CACNA1A, suatu gen yang berada pada
kanal kalsium di kromosom 19p13, ditemukan oleh Ophoff dan kawan-
kawan (1996),sering berkaitan dengan ataksia dan koma yang fatal
(Villalón CM , 2003).
b. Lokus FHM 2, terjadi pada gen ATP1 A 2 di kromosom 1q23,
ditemukan oleh de Fusco dan kawan-kawan (2003). Biasanya terjadi
pada migren basilar dan hemiplegia berulang pada anak-anak (Villalón
CM, 2003).
c. Lokus FHM 3, terjadi pada gen SCN1A di kromosom 2q24, ditemukan
oleh Dichgans dan kawan-kawan (2005). Gen SCN1A membuat kode
sub-unit A1kanal natrium (Villalón CM, 2003).
Serabut sensoris menginervasi pembuluh kranial keluar dari saraf soma
yang berada pada trigeminal ganglion. Input sensoris pembuluh darah dura berasal
dari sinus sagital superior dan arteri meningea media mengalami sinaps pada
tingkat neuron orde kedua pada kompleks trigeminoservikalis. Selanjutnya terjadi
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DISERTASI PERUBAHAN KADAR NITRIT ... ARMAN YURISALDI SALEH
22
projeksi menuju talamus melalui traktus trigeminotalamik. Terdapat suatu
hubungan refleks dengan serabut parasimpatik yang mengakibatkan vasodilatasi,
yaitu pada stasiun relay di ganglion pterigopalatina atau ganglion spenopalatina
(Avnon Y, Nitzan M, Sprecher E, & Rogowski Z, 2004; Ismet M, 2006).
2.6 Anatomi dan Patofisiologi Migren
Ganglion trigeminal adalah ganglion sensoris nervus trigeminus yang
terletak dalam cavum Maeckelli yang dibungkus oleh duramater, terletak dekat
tulang petrosus pada tulang temporal. Ganglion trigeminal berisi neuron sensoris
primer pseudounipolar (dendrit terletak pada nervus trigeminus dan soma terletak
pada ganglion trigeminal, dengan akson yang menonjol berupa akar sensoris
masuk ke dalam sentrolateral pons bagian tengah), analog dengan Dorsal Root
Ganglion (DRG) pada korda spinalis (Dowson AJ, 2003).
Ganglion trigeminal memberikan cabang pada nervus trigeminus yang
merupakan nervus kranialis terbesar dengan tiga cabang, yaitu cabang oftalmik
(p1), cabang maksilaris (p2), dan cabang mandibular (p3). Nervus maksilaris dan
nervus optalmikus adalah murni sensoris. Nervus mandibularis mempunyai dua
sifat, yaitu sensoris dan motorik. Tiga cabang berkonvergensi pada ganglion dan
satu akar sensoris memasuki batang otak pada tingkat pons (Dowson AJ, 2003).
Bersamaan dengan akar sensoris, terdapat satu bagian kecil akar motorik
yang keluar dari pons pada tingkat yang sama sehingga nervus trigeminus
merupakan gabungan komponen sensoris dan motorik. Akar motorik berjalan di
depan tengah akar sensoris melalui ganglion dan melintas dekat ganglion pada sel
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DISERTASI PERUBAHAN KADAR NITRIT ... ARMAN YURISALDI SALEH
23
dari serabut motorik, berlokasi pada nukleus motorik saraf V di dalam pons.
Serabut motorik digabungkan bersamaan dengan serabut sensoris dalam cabang
nervus mandibularis dan menyuplai otot pengunyah, sensor timpani, serta otot
tensor velli palatini. Serabut saraf sensoris optalmikus, maksilaris, dan
mandibularis menyuplai daerah kulit wajah serta membran mukosa rongga hidung
dan rongga mulut juga sebagian besar duramater dan pembuluh darah intrakranial
(Burstein R, Yamamura H, Malick A, 1998; Juhasz G, 2003; Peter DD, 1997).
Serabut sensoris disebut sebagai nosiseptor melanjutkan informasi berkaitan
dengan nyeri, suhu, rasa, dan proprioseptik. Dermatom ketiga cabang serabut
saraf mempunyai batas yang tegas (Burstein R, 1998; Juhasz G, 2003). Neuron
pseudounipolar saraf trigeminal dan ganglia servikalis superior memegang peran
penting pada tingkat orde ke-2 transmisi nyeri. Akar sensoris nervus trigeminus
masuk melalui bagian lateral pons berakhir pada nukleus sensoris orde ke-2
(Burstein R , 1998; Gupta Saurabh, 2006;Villalón CM, 2003). Subnukleus
kaudalis yang dikenal dengan NTC atau Medullary Dorsal Horn (MDH) meluas
dari obex menuju bagian servikal yang sebanding dengan dorsal horn korda
spinalis (Burstein R , 1998; Ismet M , 2006; Machfoed H, 2005; Saab CY &
Willis WD, 2003; Villalón CM, 2003)
Setelah melalui orde ke-2, impuls nyeri diteruskan menuju bagian yang
lebih tinggi di otak berkaitan dengan sirkuit kognitif yang mengontrol mood yang
berkaitan dengan nyeri serta atensi dan memori terhadap nyeri. Jaras ascending
yang penting dalam migren adalah :
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DISERTASI PERUBAHAN KADAR NITRIT ... ARMAN YURISALDI SALEH
24
1. Traktus trigeminotalamik, akson menghantarkan informasi dari saraf
trigeminal yang bersinaps dengan Ventro Rostro Medial Nucleus
(VRM) talamus kontralateral (Arulmani U, 2004; Avnon Y,
2004;Burstein R , 1998).
2. Traktus trigeminohipotalamik, neuron berlokasi bilateral, aksonnya
bersinaps dengan bagian lateral preoptik, anterior, lateral nukleus
hipotalamik kaudalis, traktus mesensefalikus, dan spinoretikularis.
Mesensefalon memodulasi input nyeri sebelum mencapai tingkat
kesadaran (Arulmani U, 2004).
3. Reseptor nosiseptik, yang terdapat pada pembuluh darah
menghantarkan rangsang nosiseptik melalui serabut Aδ yang bermielin
sangat tipis serta serabut C yang tidak bermielin (Burstein R, 1998;
Peter DD, 1997). Serabut saraf Aδ dicirikan dengan rasa nyeri yang
tajam, sedangkan aktivasi serabut saraf C dicirikan dengan rasa nyeri
berkepanjangan, rasa nyeri yang tumpul, dan rasa terbakar (Durham PL
& Russo AF, 2003; Peter DD, 1997).
4. Reseptor Aδ dan C fiber, telah dibuktikan dalam ilmu jaringan adalah
struktur yang mendominasi duramater serta pembuluh darah pada
pembuluh darah intrakranial (Durham PL & Russo AF, 2003; Villalón
CM, 2003). Serabut saraf keluar dari ganglion trigeminal dan bagian
supratentorial duramater, diinervasi oleh serabut yang berasal dari
ketiga cabang nervus trigeminus. Serabut saraf simpatis keluar dari
ganglion servikalis superior, menginervasi dura dan pembuluh darah
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DISERTASI PERUBAHAN KADAR NITRIT ... ARMAN YURISALDI SALEH
25
intrakranial. Serabut parasimpatik keluar dari ganglion pterigopalatini
atau spenopalatina dan ganglion otik. Kedua serabut yaitu serabut
sensoris dan serabut saraf autonom yang meliputi struktur kranial berisi
berbagai neuropeptida dan neurotransmiter yang dapat menjadi mediasi
kontraksi dan dilatasi pembuluh darah intracranial (Durham PL &
Russo AF, 2003; Juhasz G, 2003).
Telah dibuktikan bahwa selama serangan migren terdapat satu perubahan
regulasi tonus pembuluh darah intra dan ekstra kranial. Noradrenalin dan
neuropeptida Y (NP-Y) merupakan vasokonstriktor yang sangat kuat, sedangkan
Vasoactive Intestinal Factor (VIF), juhasz P (SP), dan Calcitonin Gene Related
Peptide (CGRP) merupakan vasodilator (Burstein R, 1998; Durham PL & Russo
AF, 2003; Juhasz G, 2003).
Fungsi utama peptida dalam migren telah diteliti secara mendalam oleh
Edvinsson dan kawan-kawan (1983), Edvinsson dan Goadsby (1995), serta
Edvinsson (1998). Dalam migren terdapat hubungan antara nyeri kepala dengan
penglepasan CGRP. Selama terjadi serangan migren dengan aura dan tanpa aura,
kadar CGRP meningkat tajam dalam sirkulasi ekstraserebral. Pengobatan dengan
sumatriptan menghambat penglepasan CGRP dan dapat dipergunakan sebagai
terapi migren. Infus intravena human alpha-CGRP dan antagonis reseptor CGRP
yang bernama BIBN 4096 BS (Olcegepant)—suatu zat yang sedang diuji
efektivitasnya untuk terapi serangan migren akut—telah menunjukkan terjadinya
penundaan serangan nyeri kepala pada pasien migren (Burstein R, 1998; Gupta S,
2007; Juhasz G, 2003). Calcitonin Gene Related Peptide (CGRP) dan NO yang
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DISERTASI PERUBAHAN KADAR NITRIT ... ARMAN YURISALDI SALEH
26
berasal dari aktivitas iNOS meningkat tajam pada sistem trigeminovaskular
selama terjadi serangan migren. Kedua zat tersebut adalah penyebab nyeri pada
serangan migren (Arulmani U, 2004; Durham PL & Russo AF, 2003; Jochen
FMF, 2005;Juhasz G, 2003).
2.7 Fisiologi NO
Nitrit Oksida adalah gas yang bersifat radikal bebas dan bekerja dalam
keadaan fisiologis maupun patologis. Nitrit Oksida dikenal sebagai regulator
biologi endogen sejak majalah Science menyatakan NO sebagai ―The molecule of
the year‖ pada tahun 1992. Nitrit Oksida adalah sinyal molekul penting yang
bekerja pada banyak jaringan. Ketika ditemukan pertama kali, zat ini bekerja
sebagai perelaksasi pembuluh darah dan meregulasi tonus vaskular. Sehingga
disebut sebagai Endotelium Derived Relaxation Factor (EDRF) (Hashitani H,
Fukuta H, Dickens E, & Suzuki H, 2002; Jourd’heuil D, Jourd’heuil F, & Feelisch
M, 2007; Moncada S, Higgs A, & Furchgott R, 1997; Muylem A, Noe C, & Paiva
M, 2003; Powell, Pandyan, Granat, & Cameron, 1999; Wink D, Miranda K, &
Katori T, 2003).
Nitrit Oksida dihasilkan oleh sel saraf dan sel glia dalam saraf sentral dan
perifer. Nitrit Oksida dibuat oleh sistem saraf pusat dan mendapat perhatian
beberapa peneliti berkaitan dengan plastisitas saraf. Nitrit Oksida diaktifkan
dengan peningkatan kalsium intraselular yang meningkat melalui interaksi
agonis–reseptor pada hipokampus, dibuktikan pada proses Long-Term
Potentiation (LTP) dan Long-Term Depression (LTD). Long-term Potentiation
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DISERTASI PERUBAHAN KADAR NITRIT ... ARMAN YURISALDI SALEH
27
pada serebelum diinduksi oleh kostimulasi antara serabut-serabut climbing dan
serabut paralel yang terkoneksi dengan sel Purkinje. Nitrit Oksida meregulasi
kanal kalsium dalam transmisi neuronal (Linden D, 1995; Shin J & Linden D,
2005).
Beberapa tipe kompleks ion-nitrosil dibentuk dalam sistem pembentuk
NO. Enzim guanilil siklase adalah bentuk aktif enzim pengubah ligan midazolil
dengan efek trans terhadap NO. NO-hemoglobin adalah kompleks ion-nitrosil
yang bekerja pada aliran darah dan pernapasan. Kompleks ion-nitrosil mempunyai
efek vasodilatasi. Nitrit Oksida bereaksi dengan hemoglobin membentuk nitrat
methemoglobin dan dengan oksigen membentuk beberapa macam produk-produk
oksidasi. Hal ini berakibat waktu paruh NO dalam darah singkat dan
menimbulkan banyak kesulitan dalam pemeriksaan langsung kadar NO di dalam
darah. Nitrat dalam urin berasal dari:
1. intake,
2. sintesis endogen, dan
3. keluaran akibat proses metabolik.
Sintesis nitrat endogen biasanya adalah akibat dari hasil metabolisme
mikroorganisme dalam saluran pencernaan. Pemeriksaan kadar nitrat dalam tubuh
untuk aplikasi klinis yang memerlukan hasil cepat tidak praktis karena
memerlukan proses reaksi kimia yang memakan waktu. Bersihan nitrat adalah 20
mL/menit. Bersihan nitrat dapat dipantau melalui koleksi urin singkat (3 jam)
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DISERTASI PERUBAHAN KADAR NITRIT ... ARMAN YURISALDI SALEH
28
maupun lama (12 jam). Dapat disimpulkan bahwa nitrat dapat dipantau melalui
koleksi urin.
Hemoglobin berinteraksi dengan NO dan mengakibatkan NO menjadi
inaktif. Sebagian NO diikat hemoglobin dan sebagian lain berdifusi dari endotel
ke otot polos. Beberapa komponen memodifikasi NO, diduga sebagai proses
penyimpanan dan selanjutnya menghantarkan NO di dalam aliran darah.
Komponen yang diduga menyimpan NO dan memelihara aktivitas NO dalam
pembuluh darah adalah Nitrosotiols.
Preservasi dan penghantaran aktivitas endokrin NO dalam darah melalui
S-nitrosilasi yaitu S-nitrosohemoglobin (SNO-Hb) (Gladwin M , 2006; Gladwin
M & Schechter A, 2004; Hashitani H, 2002; Larson M, Ader R, & Moynihan J,
2001; Nelson R, Kriegsfeld L, Dawson V, & Dawson T, 1997; Schechter A &
Gladwin M, 2003; Stamler J & Meissner G, 2001).
Berdasarkan reaksi redoks diketahui NO dapat menghindar dari aktivitas
pengikatan oleh heme melalui reaksi dengan residu sistein dalam protein atau
dengan komponen yang mengandung thiol membentuk S-Nitrosotiols. Nitrit
Oksida dalam Nitrosotiols mempunyai masa hidup yang lebih lama. Nitrosotiols
dapat menjadi pembawa NO interselular sampai akhirnya NO dilepaskan untuk
bereaksi pada target atau pada alveoli. Penelitian terakhir menunjukkan bahwa
bioaktivitas NO ditransduksi melalui plasma, eritrosit, dan nitrit jaringan (NO2)
(Brunori M & Vallone B, 2006; Cremona G, Higenbottam TW, Bower EA, Wood
AM, & Stewart S, 1999; Geigel E, Hyde R, & Perillo B, 1999; Gross S & Lane P,
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DISERTASI PERUBAHAN KADAR NITRIT ... ARMAN YURISALDI SALEH
29
1999; Kharitonov S, Sapienza M, Barnes P, & Chung K, 1998; Morse A & Choi
A, 2005).
Nitrit Oksida bereaksi dengan oxygenated hemoglobin (OxyHb)
membentuk methemoglobin (MetHb) mengandung feri dan nitrat. Nitrit Oksida
endogen dibebaskan dari sel menuju aliran darah, selanjutnya mengalami oksidasi
menjadi NO2 (nitrit). Sebelum berikatan dengan sel darah merah saat berada
dalam darah, dapat diidentifikasi dalam bentuk nitrat (metHb) dan HbNO (Brunori
M & Vallone B, 2006; Godecke A, 2006; Grubina R, Huang Z, & Shiva S, 2007).
HbO2 + NO → MetHb + NO3-
Reaksi berlangsung dengan kecepatan 6–8 × 107 M
-1S
-1 mendekati nilai
0,5 mdetik.
Reaksi lain yang juga dapat terjadi adalah reaksi yang berakibat preservasi
NO.
Hb + NO → HbNO
Reaksi tersebut dapat terjadi pada satu dari empat heme tetramer dan
hemoglobin yang telah mengalami deoksigenasi dengan kecepatan 2–6 × 107 M
-
1S
-1. Albumin dan globulin dapat menstabilisasi dan transport NO sebagai suatu s-
Nitrosotiol (Brunori M & Vallone B, 2006; Gow A, Buerk D, & Ischiropoulos H,
1997).
Nitrit diproduksi atau diakumulasi dalam darah dan jaringan oleh reaksi
NO dengan oksigen. Nitrit dan nitrat yang terkonsentrasi dalam saliva kemudian
direduksi menjadi nitrit oleh bakteri di kripta posterior lidah. Dalam kondisi
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DISERTASI PERUBAHAN KADAR NITRIT ... ARMAN YURISALDI SALEH
30
fisiologis, nitrit tidak bersifat vasodilator (Wink D, 2003). HbNO adalah bentuk
intermediate dalam metabolisme nitrit menjadi nitrat. HbNO selanjutnya
berdisosiasi menjadi Hb dan nitrat dengan bantuan molekul oksigen yang
akhirnya berikatan lagi dengan Hb menjadi oksihemoglobin. Metabolisme terakhir
NO adalah berupa nitrat yang terjadi baik pada vena maupun arteri melalui produk
intermediate nitrit ataupun tidak. Pengambilan darah dari vena untuk memeriksa
kadar nitrit menimbulkan banyak ketidakpercayaan dalam praktik klinis. Beberapa
protein mengganggu pemeriksaan nitrit. Kadar plasma nitrit tidak sebanding
dengan aktivitas NOS secara in vivo. Pemeriksaan kadar nitrit langsung dalam
aplikasi klinis dengan mengambil darah vena menimbulkan rasa sakit bagi pasien
dan harus dilakukan secepat mungkin dengan kemungkinan hasil tidak akurat
karena nitrit sangat tidak stabil (Hemmingsson T, Linnarsson D, & Gambert R,
2004; Moya M, Gow A, & McMahon T, 2001).
Dalam sistem saraf, NO dikenal sebagai neurotransmiter, neuromodulator,
dan juga second messenger. Meskipun NO sering disebut sebagai atypical
neurotransmiter, namun banyak literatur yang lebih menekankan pada peran NO
dalam hal second messenger (Patel K, Li Y, & Hirooka Y, 2001; Schulman H,
1997). Neurotransmiter dan neuromodulator disintesis dan disimpan serta
dilepaskan melalui eksositosis. NO berbeda dengan second messenger lain seperti
IP3 atau Ca2+
dalam hal kemampuan interselular sehingga sering disebut spatial
second messenger. Nitrit Oksida pada sel saraf mempunyai peran ganda selain
mempunyai aktivitas pembuluh darah dan berefek pada sirkulasi mikro, tetapi
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DISERTASI PERUBAHAN KADAR NITRIT ... ARMAN YURISALDI SALEH
31
juga berperan pada otak (Dhar A, 2003; Vaughn M, Kuo L, & Liao J, 1998; Yan
L, Wang S, Rafferty S, Wesley R, & Danner R, 1997).
Aktivitas sintesis NO pada saraf tergantung ion Ca2+
. Asetilkolin
menstimulasi sintesis NO. Teraktivasinya reseptor NMDA mengakibatkan influks
Ca2+
, selanjutnya merangsang sintesis NO dan menstimulasi cGMP dalam neuron
(Ahern G, Hsu S, Klyachko V, & Jackson M, 2000). Beberapa peneliti
menyebutkan NO berperan sebagai interselular messenger dan mempunyai
pengaruh pada terminal presinaps dan sel glia. Neuron menggunakan NO karena
kemampuannya dalam berdifusi (Vaughn M, 1998). Ketika konsentrasi lokal NO
mencapai jumlah besar, maka NO mengawali modifikasi jangka lama.Nitrit
Oksida sGC menginduksi perubahan sinyal melalui beberapa mekanisme aktivasi
kaskade cGMP (siklik GMP) yang merupakan transduksi utama NO. Nitrit Oksida
berikatan dengan Soluble Guanylyl Cyclase (sGC sehingga mengaktifkan enzim
(Ahern G, 2000; Linden D, 1995; Patel K, 2001; Schulman H, 1997)
Berdasarkan hal di atas, sampai sekarang terdapat tiga cara mengukur
kadar NO tubuh. Pertama, melalui cara trapped, NO dideteksi dengan cara reaksi
dengan komponen nitroso, dengan alat Electro Paramagnetic Resonance (EPR).
Kedua, dilakukan deteksi methemoglobin melalui alat spektrofotometri. Ketiga,
NO direaksikan dengan ozon dan dideteksi secara chemiluminescence.
Pengukuran kadar NO ekshalasi endogen (chemiluminescence) diharapkan dapat
mengukur proses aktivitas yang mendasari munculnya NO secara lebih real time
(Lara N, Chrapko W, & Archer S, 2003; Wang S, Paton JFR, & Kasparov S,
2006).
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DISERTASI PERUBAHAN KADAR NITRIT ... ARMAN YURISALDI SALEH
32
2.8 Serebelum
2.8.1 Sejarah Penelitian Serebelum
Serebelum merupakan organ yang berfungsi mengatur ketepatan
gerakan motorik dan keseimbangan. Hal tersebut telah diakui ilmuwan sejak
dilakukan penelitian pada hewan oleh Rolando (1970), Flourens (1824), dan
Luciani (1890) (Schmahmann D, 2003). Studi mengenai fungsi serebelum
pada manusia pertama kali dilakukan oleh Babinski (1899–1909) lalu diikuti
oleh Andre Thomas (1911) dan Halmes (1917,1922,1939). Studi tersebut
berkesimpulan bahwa serebelum terlibat dalam sensasi, perhatian (atensi),
proses pembelajaran (learning), memori, bahasa, dan koordinasi. Pada
perkembangan selanjutnya, mulai dikenal adanya fungsi kognitif serebelum
bila dilakukan latihan motorik yang membuat serebelum menjadi
pengendali aktivitas mengurangi peran korteks serebri (Schmahmann D,
2003).
Isao Hashimoto dan kawan-kawan (2003) pada studi terbarunya
melakukan rangsang elektrik melalui muskulus policis brevis dengan
elektrode pada otot telapak tangan dengan pemantauan aktivitas serebelum
menggunakan Magnetoencephalography (MEG) dengan hasil terdapat
hubungan temporal antara serebelum dengan nervus medianus motorik yang
menyarafi muskulus abduktor policis brevis.
Penelitan Isao Hashimoto dan kawan-kawan menggunakan jumlah
sampel yang tidak cukup untuk memenuhi kemaknaan statistik
menggunakan peralatan yang cukup valid yaitu Magnetoencephalography.
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DISERTASI PERUBAHAN KADAR NITRIT ... ARMAN YURISALDI SALEH
33
Peralatan tersebut dapat menggambarkan aktivitas serebelum khususnya
dalam hal aktivitas serabut climbing. Penelitian tersebut penting karena
membuka wawasan baru dalam hal eksplorasi untuk mendayagunakan
fungsi serebelum dalam aplikasi klinis.
Magnetoencephalography (MEG) adalah teknologi diagnostik non-
invasif yang mengukur medan magnet ekstrakranial yang diproduksi secara
spontan oleh otak ketika aliran listrik mengalir dalam sel saraf dan
mengukur secara pasif suatu keluaran gelombang yang analog dengan
Electroencephalography (EEG). Hasil MEG disederhanakan dalam
perhitungan matematika ke dalam suatu bentuk gambaran MRI beresolusi
tinggi yang memungkinkan menghadirkan gambaran aktivitas lokasi
anatomi secara langsung (Hashimoto I, 2003). Pada penelitian Isao
Hashimoto dan kawan-kawan didapatkan aktivitas bagian-bagian tertentu
serebelum sebagai berikut.
1. Respons serebelum pertama kali adalah aktivitas sel-sel granula, latensi
15–30 mdetik. Pada daerah medial lobus anterior serebelum terdapat
aktivitas serabut mossy dari nukleus kuneatus eksternal mengaktifkan
sel granula dengan latensi tercepat. Arah aliran dari dalam ke
permukaan serebelum lobus anterior.
2. Sel Purkinje adalah generator utama perangsangan serebelum tahap
selanjutnya. Dendrit sel Purkinje di dalam fisura serebelar dan girus
memproduksi aliran intraselular koheren membuat medan magnet yang
dapat dideteksi pada permukaan serebelum. Terdapat aktivitas sinkron
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DISERTASI PERUBAHAN KADAR NITRIT ... ARMAN YURISALDI SALEH
34
pada 1 mm dari jaringan serebelum dan menimbulkan medan magnet
100 ft dengan jarak 2 cm.
3. Aktivasi serebelum selanjutnya menunjukkan aktivitas sel Purkinje
EPSPs pada dendrit distal dikendalikan oleh serabut paralel. Latensi
30–50 mm, arah aliran dari permukaan serebelum lobus anterior menuju
ke dalam.
4. Aktivasi selanjutnya adalah aktivasi sel Purkinje EPSPs dendrit
proksimal oleh serabut climbing, pada latensi 50–70 mdetik dengan
aliran dari dalam ke permukaan.
5. Aktivasi terakhir adalah aktivasi serabut paralel pada latensi > 70 mm
arah aliran dari permukaan ke dalam.
2.8.2 Serebelum dan Migren
Talamus adalah suatu kompleks nukleus pada bagian otak
diensefalon dan terdiri atas berbagai macam inti yang berbeda secara fungsi
dan histologi. Dua komponen utama dalam talamus adalah talamus dorsalis
dan talamus sentralis. Talamus dorsalis terdiri atas 15 inti, merupakan
stasiun relay dalam projeksi menuju korteks. Talamus sentralis terdiri atas
nukleus retikular talamik yang tersusun dari sel-sel GABA-ergik yang
berprojeksi ke dalam nukleus dorsalis talamus untuk menghambat transmisi.
Sel lamina medularis interna membagi talamus menjadi bagian lateral,
medial, dan anterior. Nukleus posterior sentralis terdiri dari bagian
somatosensoris dan terdapat di dalam bagian sentral serta lateral. Nukleus
posterior sentralis dibagi menjadi central postero medial, central posterior
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DISERTASI PERUBAHAN KADAR NITRIT ... ARMAN YURISALDI SALEH
35
medial parvicellular, central posterior lateral, dan central posterior interior
(Arulmani U, 2004; Burstein R, 1998).
Pada tingkat talamus, sebagian besar nukleus PPM menunjukkan
konvergensi trigeminoservikal. Saat terjadi migren, tampak bahwa talamus
merupakan stasiun relay untuk transmisi nyeri nosiseptik trigeminovaskular.
Talamus berfungsi sebagai peregulasi aliran informasi menuju korteks
(Arulmani U, 2004; Avnon Y, 2004;Bolay H, 2002).
Gambar 2.5 Keterlibatan Serebelum dalam Patofisiologi Migren Terutama
dalam Familial Hemiplegic Migraine (FHM). EAAT 1 = Exitatory Amino Acid
Transporter 1, CANCA = Calcium Channel, SD = Spreading Depression, MMP-
9 = Matrix Metalloproteinase, BBB = Blood Brain Barrier (Vincent M, 2007).
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DISERTASI PERUBAHAN KADAR NITRIT ... ARMAN YURISALDI SALEH
36
Serebrum dan serebelum pada penelitian terbaru menunjukkan peran
dalam proses cortical spreading depression yang bergerak dari oksipital
menuju frontal. Hipereksitabilitas bisa terjadi pada neuron serebrum
maupun serebelum. Keterlibatan serebelum dinyatakan secara tegas pada
migren dengan aura, migren tanpa aura, migren tipe basilar, dan familial
hemiplegic migraine (FHM) (Vincent M, 2007).
Migren terjadi karena aktivitas trigeminal akibat spreading
depression karena hipereksitabilitas neuron serebelum yang berdampak
terjadi vasokonstriksi sirkulasi posterior (sistem vertebrobasilar) yang
berlanjut ke arah hipereksitabilitas neuron serebrum, sehingga terjadi hal
yang sama pada sirkulasi anterior (H. N. Vincent M, 2007).
2.9 Terapi Migren Farmakologis
Efisiensi terapi migren tergantung pada diagnosis yang tepat pada pasien
secara individual, faktor pencetus migren seperti hormonal, dan frekuensi
serangan. Farmakoterapi pada migren terdiri atas terapi keadaan akut dan terapi
preventif (Franjo G, 2004). Terapi migren akut meliputi Non Steroidal Anti
Inflamatory Drug (NSAID) dikenal mempunyai efek anti-inflamasi, analgetik,
dan antipiretik yang menghambat sintesis prostaglandin sebagai penyebab nyeri
utama. Meskipun prostaglandin mempunyai efek vasodilatasi, tetapi prostaglandin
2α tidak menyebabkan migren ketika diberikan secara infus kepada manusia.
Ibuprofen dan indometasin menghilangkan aktivasi nosiseptik hipotalamus. Asam
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DISERTASI PERUBAHAN KADAR NITRIT ... ARMAN YURISALDI SALEH
37
salisilat adalah salah satu terapi untuk nyeri karena bersifat inhibisi terhadap
siklooksigenase (Franjo G, 2004; Gupta Saurabh, 2006).
Ergot Alkaloid adalah terapi yang tepat pada serangan migren akut, jenis
yang sering digunakan adalah dihidroergotamin (DHE). Ergotamin dan DHE
bersifat vasokonstriktor yang terikat pada reseptor 5-HT1A, 5-HT1B, 5-HT1D, 5-
HT1E, 5-HT1F, 5-HT2, α1 dan α2 adrenoreseptor, serta reseptor D2 dopamin.Ergot
terlihat dalam area yang luas pada patofisiologi migren dan menghambat
nosiseptik trigeminovaskular di Trigeminal Cervical Complex (TCC) (Franjo G,
2004; Gupta Saurabh, 2006;Juhasz G, 2003).
Triptan adalah agonis 5-hidroksitriptamin (5-HT; serotonin) dengan afinitas
yang tinggi terthadap 5-HT1B-1D. Sebagian besar kelompok triptan menunjukkan
ikatan yang kuat terhadap 5-HT1F, misalnya sumatriptan dan 5-HT1A reseptor
(Bolay H , 2002; Franjo G, 2004; Geoffrey B, 2006). Triptan menjadi basis
observasi keterlibatan serotonin dalam patofisiologi migren. Terdapat peningkatan
5-hidroksiendolasetilasid yang merupakan metabolit utama serotonin dalam urin
pada pasien selama serangan migren (Bolay H, 2002; Franjo G, 2004; Juhasz G,
2003). Terjadi penurunan platelet 5-HT pada migren (Bolay H, 2002; Franjo G,
2004). Pemberian 5-HT intravena dapat menggagalkan (penggagal serangan)
serangan migren (Bolay H, 2002; Franjo G, 2004; Juhasz G, 2003). Triptan adalah
prekursor yang mirip dengan aksi serotonin tanpa efek samping. Triptan sangat
efektif untuk penggagal serangan migren, tidak hanya mengobati nyeri kepala,
namun juga menghilangkan gejala mual, muntah, fonofobi, dan fotofobi yang
berkaitan dengan migren (Franjo G, 2004). Triptan sangat efektif untuk mengobati
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DISERTASI PERUBAHAN KADAR NITRIT ... ARMAN YURISALDI SALEH
38
serangan migren dengan aura dan tanpa aura, namun bila diminum selama terjadi
serangan aura kurang efektif (Burstein R, 1998; Franjo G, 2004). Triptan
mempunyai efek memodulasi nyeri sepanjang jaras nosiseptik trigeminovaskular.
Pencegahan serangan migren dengan terapi preventif untuk mengurangi frekuensi
dan beratnya serangan migren direkomendasikan jika:
1. terjadi serangan migren lebih dari 2 atau 3 kali per bulan,
2. serangan berat dan mengganggu aktivitas normal,
3. terapi akut telah gagal atau menimbulkan efek samping,
4. pasien sudah tidak dapat mengatasi beratnya serangan serta seringnya
frekuensi serangan (Burstein R, 1998; Franjo G, 2004).
Cara kerja terapi pencegahan masih belum jelas, kemungkinan memodulasi
sensitivitas otak yang terlibat selama serangan migren. Untuk pencegahan
serangan digunakan antagonis β adrenergik reseptor seperti propranolol, antagonis
serotonin yaitu pizotifen (Bolay H, 2002; Burstein R, 1998;Franjo G, 2004).
Observasi preklinis menunjukkan bahwa reseptor kainat terlibat di dalam
sistem trigeminovaskular.Glutamat berperan dalam hal aktivasi sistem
trigeminovaskular, sensitisasi sentral, dan CSD. Observasi preklinis dan klinis
menunjukkan hubungan yang erat antara sistem glutaminergik dan reseptor kainat
sehingga menjadi target terapi di masadatang (Andreou Anna, 2008).
Reseptor kainat terdapat pada struktur ascending dalam jaras nyeri.
Modulasi reseptor kainat mempengaruhi proses nosiseptik pada tingkat ganglia
trigeminal dan talamus. Modulasi kainat membuka suatu peluang terapi di masa
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DISERTASI PERUBAHAN KADAR NITRIT ... ARMAN YURISALDI SALEH
39
depan yang bersifat neuronal, non-vaskular, dan serotonergik pada terapi migren
(Andreou Anna, 2008).
Jalur serotonergik adalah suatu jalur yang terlibat dalam patogenesis dan
terapi migren. Dalam beberapa hal terdapat tumpang tindih dengan mekanisme
kanabinoid. THC menstimulasi sintesis, menghambat pengambilan kembali
sinaptosomal, mendorong terjadinya penglepasan 5-HT. Arakidonil Etanolamid
Anandamid (AEA) dan agonis CB1 menghambat serotonin tipe 3 (5-HT3) pada
tikus dan terlibat dalam respons nyeri serta muntah. Arakidonil Etanolamid
Anandamid meningkatkan potensiasi reseptor 5-HT1A dan 5-HT2A.
Endokanabinoid yang lain adalah 2-arakidonilgliserol (2-AG) menghambat 5-
HT2A. THC dan kanabinoid menghambat sintesis prostaglandin E-2. Merokok
kanabis menunjukkan potensi oral sebagai antiinflamasi 20 kali dibandingkan
aspirin serta dua kali dibandingkan hidrokortison dan kanabidiol (CBD). Dalam
susunan saraf pusat, β-endorpin berkurang selama serangan migren tetapi THC
pada eksperimental dapat meningkatkan β-endorpin.
Neurokimia migren sangat kompleks dan berkaitan dengan mekanisme
kanabinoid yang akhir-akhir ini telah lebih mendalam diteliti (Dubravka D,
Ecaterina B, & Maria M, 2007; Greco R , 2010;Russo EB, 2004). Anandamid
dosis tinggi menurunkan serotonin dan ketanserin (5-HT2A antagonis). Observasi
menunjukkan efektivitas terapi kanabinoid terhadap serangan migren akut (Juhasz
G, 2003; Pacher P, 2006; Russo EB, 2004). Terdapat mekanisme anti estimasi
inflamasi yang disebabkan kanabis. THC dan kanabinoid menghambat sintesis
prostaglandin E-2 (Granta I & Cahnb B, 2005; Juhasz G, 2003; Pacher P, 2006).
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DISERTASI PERUBAHAN KADAR NITRIT ... ARMAN YURISALDI SALEH
40
THC memblok konversi arakidonat menjadi metabolit siklooksigenase dan
menstimulasi lipooksigenase serta menurunkan inflamasi. Kadar CNS beta-
endorfin menurun selama serangan migren dan THC secara eksperimental
meningkatkan kadar beta-endorfin (Granta I & Cahnb B, 2005; Juhasz G, 2003;
Pacher P, 2006).
Sistem trigeminovaskular dalam migren berkaitan dengan NMDA-glutamat.
Kanabinoid agonis menghambat kanal kalsium dan mengaktifkan kanal kalium
sehingga terjadi penghambatan penglepasan glutamat. THC menunjukkan
modulasi transmisi glutamat. Antagonis NMDA menunjukkan efektivitas
pengurangan hiperalgesia pada migren (Granta I & Cahnb B, 2005; Juhasz G,
2003; Pacher P , 2006).
Dalam kaitannya dengan peningkatan kadar endokanabinoid di bidang terapi
menggunakan aliran listrik, dilakukan beberapa penelitian dalam terapi migren
namun belum dapat dijelaskan kaitannya terhadap endokanabinoid secara jelas (B.
Taylor, 2004; Durham PL & Russo AF, 2003; Granta I & Cahnb B, 2005; Juhasz
G, 2003; Pacher P, 2006; Wang & Bakhai, 2006). Reseptor kanabinoid sentral
memodulasi sinyal nyeri. Reseptor endokanabinoid adalah CB 1 dan CB 2.
Reseptor CB 1 terdapat pada medula oblongata rostral ventromedial, area kelabu
periakuaduktus, dan korda spinalis. Reseptor CB 2 terutama terdapat pada sistem
imun, yaitu limpa, tonsil, monosit, sel B, dan sel T. Endokanabinoid yang banyak
dihasilkan di serebelum dan amigdala bagian lateral merupakan analgetik kuat (Di
Marzo V, 2009; Dubravka D, 2007; Mackie K & Stella N, 2006; Salamon E, Esch
T, & Stefano G, 2006).
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DISERTASI PERUBAHAN KADAR NITRIT ... ARMAN YURISALDI SALEH
41
Gambar 2.6 Hubungan antara Endokanabinoid dan CGRP dalam Terapi Migren
(Greco R, 2010).
Penelitian menunjukkan peran endokanabinoid dalam menghilangkan nyeri
kepala. Studi elektrofisiologi dan neurokimia menunjukkan bahwa
endokanabinoid menekan transmisi nosiseptif in vivo. Nitrit Oksida menunjukkan
aktivitas sebagai modulator endokanabinoid. Penelitian menggunakan inhibitor
NOS menunjukkan penurunan kadar NO dan diikuti dengan penurunan aktivitas
Jalur/efek
Struktur
Sistem Endokanabinoid
Otak Pembuluh Darah
Batang
otak
Aktivasi↓
NF-kB
Hipotalamus
Penglepasan
glutamat
menurun
Area kelabu
periakuaduktus
Ekspresi
proenkefalin
meningkat
Sistem
trigeminovas
kular
Penurunan
penglepasan
substansi P dan CGRP,
penurunan
aktivasi siklooksigense,
penurunan
sintesis PGE-2
Platelet
Penurunan penglepasan
serotonin,
penurunan agregasi,
penurunan reseptor
5-HT2A
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DISERTASI PERUBAHAN KADAR NITRIT ... ARMAN YURISALDI SALEH
42
ndokanabinoid (Evans GJO, 2007; Garthwaite J, 2008; Motulsky, 2010;Salamon
E, 2006).
Gambar 2.7 Endokanabinoid Disekresi pada Proses Motor Learning Saat Terjadi
LTD (El Manira A & Kyriakatos A, 2010.)
Penelitian di atas membuktikan bahwa perangsangan elektrik pada otot
merupakan proses motor learning dalam hal menekan sinyal error sehingga tidak
muncul gerakan refleks motorik yang tidak efektif. Proses terjadi pada serabut-
serabut serebelum berupa peningkatan sekresi NO pada serabut climbing
serebelum selama proses LTD. Peningkatan sekresi NO diikuti peningkatan
sekresi endokanabinoid oleh serabut climbing dengan efek yang mendukung
penekanan sinyal error (LTD) saat terjadi motor learning, yang dikenal dengan
mekanisme sinergis (Evans GJO, 2007; Garthwaite J, 2008; Hashimoto I, 2003;
Richard A & Garwicz M, 2005). Motor learning adalah aktivitas mempelajari
gerakan termasuk dalam hal menekan refleks yang tidak perlu saat terjadi
stimulasi yang menimbulkan nyeri (Hashimoto I, 2003; Richard A & Garwicz M,
2005; Schmahmann D, 2003; Shin J & Linden D, 2005; Vincent S, 1996). Long
term depression adalah rangkaian proses molekular penyimpanan memori gerakan
refleks yang tidak perlu pada serebelum.
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DISERTASI PERUBAHAN KADAR NITRIT ... ARMAN YURISALDI SALEH
43
Dalam 10 tahun terakhir serebelum telah diketahui berperan dalam proses
modulasi nyeri. Serebelum mengendalikan sinyal error dengan cara mengurangi
sinyal error, yang dikenal dengan proses LTD (Long-term depression). Long-term
Depression berdasarkan pengamatan in vivo terjadi selama 30 menit, dua atau tiga
jam. Sistem sensoris mendeteksi stimulus nyeri, dengan akibat terjadi gerakan
refleks yang salah. Mekanisme yang terjadi dalam serebelum merupakan
mekanisme adaptasi, sebagai respon terhadap nyeri yang terjadi. Bersamaan
dengan proses pengolahan sinyal error juga terjadi proses pengendalian nyeri
melalui hubungan antara serebelum dengan pengendali nyeri pada batang otak.
Telah diketahui, serebelum dapat memodifikasi kadar dan kecepatan
penghancuran katekolamin di dalam otak (Saab CY & Willis WD, 2003).
Almeida dan kawan-kawan melaporkan bahwa neuron di dalam serebelum
mempunyai proyeksi menuju medula dorsalis retikularis. Nukleus ini merupakan
perantara transmisi sinyal nyeri (Saab CY & Willis WD, 2003). Lesi pada
serebelum menurunkan terjadinya refleks menarik diri terhadap nyeri.
Berdasarkan observasi terdapat fakta bahwa studi pencitraan dalam hal serebelum
terkait respon motorik terhadap nyeri di lakukan oleh Boly dan kawan-kawan
(1999) dan Luft (1998). Halmes menemukan bahwa serebelum terkait dengan
proses nyeri (2010). Manipulasi pasif yang dilakukan oleh Jueptner dan Weiller
(1998) pada posisi anggota gerak menunjukkan terjadi aktivasi serebelum yang
mirip dengan gerakan volunter (Moulton EA, 2010).
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DISERTASI PERUBAHAN KADAR NITRIT ... ARMAN YURISALDI SALEH
44
2.10 Terapi Migren Non-Farmakologis
Terapi non-farmakologis mempunyai beberapa kelebihan yaitu sebagai
berikut:
1. Tidak mempunyai efek samping pada organ-organ tubuh manusia bila
digunakan dalam jangka waktu lama. Terapi farmakologis sangat
membebani fungsi hati dan ginjal terutama pada pasien lanjut usia.
2. Tidak mempunyai efek samping seperti mengantuk, gangguan
keseimbangan, iritasi lambung, toleransi, dan overuse headache.
3. Relatif lebih murah jika dibandingkan dengan terapi farmakologis.
4. Beberapa terapi farmakologis dilakukan dengan cara yang menyakitkan
misalnya berupa tindakan penyuntikan.
5. Khasiatnya dapat dirasakan lebih cepat atau langsung dirasakan,
sedangkan terapi farmakologis oral memerlukan waktu lebih lama
karena harus melalui proses penyerapan yang lambat akibat gangguan
sistem simpatis saat serangan migren.
Terapi non-farmakologis memiliki beberapa kekurangan yaitu sebagai
berikut.
1. Belum ada yang memiliki level evidence tinggi.
2. Meditasi dan Taichi memerlukan waktu khusus yang relatif lama (4
minggu) untuk mencapai tahap mahir, dengan studi yang terbatas
(Evers S, 2004; Janke E, 2004).
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DISERTASI PERUBAHAN KADAR NITRIT ... ARMAN YURISALDI SALEH
45
Hal-hal di atas menjadi dasar dalam mencari terapi migren yang:
1. tidak membebani fungsi ginjal dan hati bila digunakan dalam jangka
waktu lama;
2. tidak menimbulkan efek samping seperti mengantuk, gangguan
keseimbangan, dan mulut kering;
3. tidak invasif sehingga pasien nyaman saat dilakukan terapi;
4. pasien dapat merasakan khasiat terapi dalam waktu singkat;
5. mudah dikerjakan di sarana-sarana kesehatan di seluruh pelosok
Indonesia;
6. biaya pemeliharaan alat dan daya beli masyarakat terhadap jasa terapi
relatif terjangkau.
Secara umum, dalam terapi nyeri yang menggunakan stimulasi elektrik para
peneliti menggunakan metode yang berbeda-beda dalam hal penempelan
elektrode. Beberapa peneliti meletakkan elektrode stimulasi pada tempat yang
dirasakan nyeri, seperti yang dilakukan oleh Abelson (1983), Al-Smadi (2003),
Hsueh (1997), Koke (2004), Mannheimer (1997), Oosterhof (2006), Taylor
(1981), Vinterberg (1978), dan Warke (2006). Peneliti lain yang tidak meletakkan
elektrode berdasarkan tempat yang dirasakan nyeri adalah Moore (1997) dan Nash
(1990). Peneliti lain yang meletakkan elektrode pada trigger point yaitu Cheing
(2003), Ng (2003), Moystad (1990), Smith (1983), dan Thorsteinson (1978).
Beberapa orang peneliti meletakkan elektrode Transcutaneous Electrical Nerve
Stimulation (TENS) pada pasien migren di permukaan kulit di atas muskulus
temporalis dan muskulus zigomatikus (Nnoaham KE & Kumbang J, 2008).
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DISERTASI PERUBAHAN KADAR NITRIT ... ARMAN YURISALDI SALEH
46
Transcutaneous Electrical Nerve Stimulation tidak banyak merangsang
serabut saraf yang menghantarkan impuls proprioseptik sehingga berbeda dengan
Neuromuscular Electrical Stmulation (NMES) (Thornton M, Mendel F, & Fish D,
April 1998; Tidball J, Lavergne E, Lau K, Spencer M, & Stull J, 1998).
Neuromuscular Electrical Stmulation adalah alat stimulasi voltage rendah yang
menimbulkan kontraksi dan relaksasi otot, digunakan dalam usaha mengobati
berbagai macam penyakit muskuloskeletal dan kondisi vaskular yang digunakan
untuk terapi disuse atrophy selama saraf masih utuh menginervasi otot.
Neuromuscular Electrical Stmulation menggunakan banyak channel,
menstimulasi saraf motorik yang berakibat kontraksi dan relaksasi (Baldwin E,
Klakowicz P, & Collins D, 2006; Carmick, August 1993; Gavin T, Spector D,
Wagner H, Breen E, & Wagner P, 2000; Man O, Morrissey M, & Cywinski J,
2007; Onambele G, 2006.). Eksitabilitas saraf dan otot telah menjadi dasar
penggunaan terapi elektrostimulasi. Saraf perifer terdiri atas akson group I (A)
atau alpha aferen yang bersifat mekanoreseptor. Serabut akson termoreseptor dan
nosiseptor dikenal dengan A delta dan C. Ketika elektro stimulasi dilakukan maka
serabut-serabut motorik turut teraktifkan, bila rangsangan cukup lama maka akan
timbul sedikit rasa gatal karena serabut C juga sedikit aktif (Brizzi L, 2002; Dean
J, Yates L, & Collins D, 2007; Georgiev D, 2004; Gregory J, Rockett C, Morgan
D, Whitehead N, & Proske U, 2001; Thornton M, April 1998; Tidball J, 1998).
Terdapat variasi gelombang-gelombang pada alat elekrostimulasi yaitu:
1. asimetris bifasik rektangular dan
2. simetrik bifasik rektangular.
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DISERTASI PERUBAHAN KADAR NITRIT ... ARMAN YURISALDI SALEH
47
Kedua jenis gelombang memungkinkan sejumlah aliran yang dihantarkan
tidak menimbulkan efek elektrokimia yang tidak diinginkan dan iritasi kulit
(Ghoname E, Craig W, & White P, 1999; Petrofsky J, 2007). Gelombang
rektangular mempunyai ciri bentuk cepat meningkat, plato datar pada puncak, dan
cepat kembali ke titik nol (semula). Intensitas atau amplitudo diukur berdasarkan
tinggi gelombang dari titik isoelektris. Sewaktu amplitudo meningkat, maka
meningkat pula jumlah motor unit yang mengalami recruitment, sehingga
meningkat pula kekuatan otot. Sebagian besar alat NMES mempunyai fase durasi
tetap antara 0,2–0,4 mdetik (Petrofsky J, 2007; Trimble M & Enoka R, 1991).
Sampai sekarang, NMES hanya digunakan untuk hal berikut.
1. Terapi disuseatrophy (Baldwin E, 2006; Dean J, 2007)
2. Memelihara dan meningkatkan range of movement (Dean J, 2007)
3. Reduksi otot dan fasilitasi (Dean J, 2007)
4. Managemen spastisitas (Baldwin E, 2006; Carmick J, August 1993)
5. Peningkatan recruitment motor pada otot sehat (Baldwin E, 2006;
Carmick J, August 1993; Powell J, Pandyan A, Granat M, & Cameron
M, 1999).
Pada terapi di atas, elektrode diletakkan pada otot yang diterapi.
Akhir-akhir ini mulai terdapat bukti bahwa NMES juga dapat menimbulkan
efek penghilang nyeri. Sebagai metode yang invasif, Percutaneous
Neuromuscular Electrical Stimulation (P-NMES) digunakan sebagai terapi pasien
nyeri bahu kronik dengan cara meletakkan elektrode pada salah satu otot bahu
secara invasif yang menunjukkan perbaikan klinis berupa hilangnya nyeri. Belum
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DISERTASI PERUBAHAN KADAR NITRIT ... ARMAN YURISALDI SALEH
48
ada mekanisme yang dapat menjelaskan peran NMES dalam menghilangkan nyeri
(Roosink M, Renzenbrink GJ, & Buitenweg JR , 2007; Yu DT, Chae J, Walker
ME, & Fang ZP, 2001 ).
Penggunaan NMES pada aplikasi klinis menggunakan beberapa metode
seperti berikut:
1. Metode konvensional stimulus pendek (50–400 mdetik) dengan
frekuensi konstan (15–40 Hz) (Baldwin E , 2006; Trimble M & Enoka
R, 1991).
2. Metode Wide Pulse Stimulation (WPS) dengan frekuensi 100Hz
(Baldwin E, 2006; Dean J, 2007; Trimble M & Enoka R, 1991).
Tujuan aplikasi praktis dengan menggunakan dua macam cara di atas adalah
untuk terapi dengan mekanisme pada tingkat perifer bukan tingkat sentral.
Berdasarkan studi yang dilakukan Isao Hashimoto, dibuktikan bahwa
frekuensi 4 Hz dan lebar gelombang 0,2 mdetik dapat merangsang serabut
serebelum untuk meningkatkan aktivitas serabut climbing serebelum yang
berkaitan dengan aktivitas NOS (Yang G , 1999). Berdasarkan penelitian NMES
mempunyai peluang untuk digunakan sebagai terapi migren dengan mengaktifkan
hubungan perifer-sentral dengan fokus pada serebelum sebagai sumber NO
terbesar dalam otak (Dean J, 2007).
Transcutaneous Electrical Nerve Stimulation (TENS) adalah alat yang
digunakan untuk terapi nyeri dalam praktik terutama untuk nyeri pinggang bawah.
Penggunaan TENS dalam terapi migren dilakukan dengan cara menempelkan
elektrode di atas kulit pada otot yang tegang. Transcutaneous Electrical Nerve
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DISERTASI PERUBAHAN KADAR NITRIT ... ARMAN YURISALDI SALEH
49
Stimulation terdiri atas generator stimulus elektrik yang mentransmisikan impuls
dengan bermacam-macam konfigurasi yang bertujuan untuk tata laksana terapi
nyeri (White P, Fanzca, & Craig W , 2000; White P, Fanzca, Li S, & Chiu J,
2001). Mekanismenya belum diketahui secara pasti, namun dipostulasikan bahwa
impuls elektrik memblok transmisi serabut saraf nyeri melalui perangsangan
serabut saraf (yang berukuran lebih besar dibandingkan serabut tipe IV atau A-
delta) atau menstimulasi penglepasan endorfin atau serotonin (suatu substansi
endogen yang dapat mengurangi persepsi nyeri) (Salamon E, 2006; Zuim P,
Garcia A, Turcio K, & Hamata M, 2006). Pada terapi non-invasif migren, TENS
menduduki tingkat III berdasarkan tingkatan dalam terapi berbasis bukti. Belum
ada penelitian yang bersifat meta-analisis dalam hal efektivitas terapi migren
menggunakan TENS (Nnoaham KE & Kumbang J, 2008).
Suatu penelitian menunjukkan bahwa pada pasien Chronic Obstructive
Pulmonary Disease (COPD) yang mengalami penurunan kadar NO ekshalasi
endogen setelah dilakukan latihan dalam hal strength dengan menggunakan alat
NMES terjadi peningkatan kadar NO ekshalasi endogen disertai perbaikan klinis
COPD dengan mekanisme yang belum jelas (Rochester, 2003).
Beberapa penelitian pada manusia, stimulasi elektrik digunakan pada terapi
migren kronik dengan mekanisme yang belum jelas (Evers S, 2004). Matharu
MBD dan kawan-kawan melakukan stimulasi elektrik sub-oksipital pada pasien
migren kronik (Matharu M, Weiner R, & Goadsby PJ, 2004).
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DISERTASI PERUBAHAN KADAR NITRIT ... ARMAN YURISALDI SALEH
50
BAB III
KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN
3.1 Kerangka Konseptual dan Hipotesis Penelitian
Dalam perkembangannya, migren diduga melibatkan teori vaskular.
Selanjutnya, dengan berkembangnya ilmu pengetahuan, migren diduga
melibatkan teori neural. Dan pada dekade terakhir migren dinyatakan melibatkan
teori neurovaskular (Dusek J, 2006).
Pada saat terjadi serangan migren, berbasis studi terkini serebelum adalah
awal terjadinya Cortical Spreading Depression atau CSD. Pada saat terjadi CSD
terjadi gelombang listrik yang bergerak dari belakang atau oksipital menuju ke
arah frontal yang diikuti dengan pelebaran pembuluh darah intraserebral yang
selanjutnya terjadi penyempitan pembuluh darah intraserebral disertai oligemia.
Peristiwa CSD ini mempengaruhi aktifasi sistem trigemino vaskuler, maka
dilepaskan ke dalam darah neurokimia seperti substans P, peptida Y, dan iNOS
(B. Taylor, 2004; Casadei B, 2006; Consort, 2010; Cremona G, 1995; Dusek J,
2006).
Zat-zat di atas merangsang meningens sehingga menimbulkan nyeri hebat
pada migren. Di lain pihak, pasien migren mengalami defisiensi endokanabinoid
secara sistemik (Cremona G, 1999).
Inducible NOS berdasarkan penelitian Van Der Schueren adalah neurokimia
yang paling dominan dan dia telah melakukan pengukuran kadar nitrit oksida
ekshalasi endogen pada pasien-pasien di klinik dalam rentang waktu 24 – 48 jam
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DISERTASI PERUBAHAN KADAR NITRIT ... ARMAN YURISALDI SALEH
51
dengan hasil tidak bermakna antara pasien migren dalam serangan, pasien migren
tidak dalam serangan dan orang normal (Arnaud Fumal,2006; Astin J, 2003;
Schueren, 2009b; Burstein R, 1998; Carmick J, August 1993).
Hal ini membuka peluang untuk dilakukan suatu penelitian guna
mengetahui kadar nitrit oksida ekshalasi endogen pada pasen migren dalam
serangan, pasien migren tidak dalam serangan dan orang normal dengan kriteria
eksklusi dan inklusi yang lebih tepat.
Di lain pihak, serebelum yang semula hanya berguna dalam hal kehalusan
motorik telah terjadi perkembangan dalam sepuluh tahun terakhir yang
membuktikan bahwa serebelum terlibat dalam banyak termasuk migren
(Dubravka D, 2007; Durham PL and Russo AF, 2003; Morse A and Choi A,
2005).
Isao Hashimoto melakukan penelitian yang membuktikan bila dilakukan
suatu muscle twitch terbukti mengaktifkan serabut serabut serebelum dan proses
LTD atau Long Term Depression. Peneliti telah membuktikan bahwa bila terjadi
LTD maka serabut-serabut serebelum baik serabut paralel, climbing, dan stelata
menghasilkan nitrit oksida secara coupling dengan endokanabinoid. Peluang
inilah yang ingin diaplikasikan sebagai terapi migren dalam satu jam pertama
(Dean J, 2007; Dhar A, 2003; Di Marzo V, 2009; Dinh-Xuan A and Naeije R,
2004; Dubravka D, 2007; Durham PL and Russo AF, 2003).
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DISERTASI PERUBAHAN KADAR NITRIT ... ARMAN YURISALDI SALEH
52
Gambar 3.1 Kerangka Konseptual
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DISERTASI PERUBAHAN KADAR NITRIT ... ARMAN YURISALDI SALEH
53
3.2. Hipotesis Penelitian
a) Terdapat korelasi positif antara kadar rerata NO ekshalasi endogen
dengan skala VAS.
b) Terdapat penurunan nilai VAS pada penderita migren dalam serangan
setelah dilakukan perangsangan elektrik
c) Terdapat penurunan kadar NO ekshalasi endogen sesudah perangsangan
elektrik.
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DISERTASI PERUBAHAN KADAR NITRIT ... ARMAN YURISALDI SALEH
54
BAB IV
METODE PENELITIAN
4.1 Rancangan Penelitian
Tiga macam penelitian dilakukan dengan metode yang berbeda dari segi
pengolahan data dan jenis penelitian. Pertama, penelitian studi analitik dan
deskriptif, yaitu mencari kadar NO ekshalasi endogen pada serangan migren,
pasien di luar serangan, dan orang normal. Pada penelitian ini dilakukan analisis
apakah terdapat korelasi antara perbaikan klinis dalam skala VAS terhadap kadar
NO ekshalasi endogen. Kedua, penelitian studi deskriptif dan quasi-
experimental/uji klinis dengan pembanding tanpa randomisasi, yaitu mencari
frekuensi dan amplitudo rangsang elektrik yang dapat menurunkan rasa migren
berdasarkan skala VAS dan kadar NO ekshalasi endogen. Ketiga, analitik dan
penelitian uji klinis dengan pembanding dan randomisasi, pengaruh stimulasi
elektrik pada perubahan derajat nyeri dan penurunan kadar NO ekshalasi endogen
pada pasien migren.
4.2 Tempat Dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan terpusat di Poliklinik Rumah Tahanan Negara Wanita
dan Anak-anak Pondok Bambu, Jakarta Timur dari tahun 2010-2015.
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DISERTASI PERUBAHAN KADAR NITRIT ... ARMAN YURISALDI SALEH
55
4.3 Populasi Penelitian
4.3.1 Populasi Terjangkau
Populasi terjangkau adalah semua pasien migren yang berkunjung ke
poliklinik saraf RS Pemasyarakatan Cipinang Jakarta, Poliklinik LP
Cipinang, Rumah Tahanan Negara Pondok Bambu, Salemba, Tangerang,
Bekasi, dan praktik pribadi.
4.4 Informed Consent
Semua calon subyek penelitian terlebih dahulu mendapat penjelasan secara
lisan tentang tujuan, cara kerja, dan manfaat penelitian. Jika calon subyek
memahami dan setuju untuk ikut penelitian, maka mereka diminta untuk
menandatangani izin penelitian secara tertulis.
4.5 Pemilihan Sampel
Sampel penelitian merupakan pasien migren yang memenuhi kriteria inklusi
dan dilakukan randomisasi dengan menggunakan kertas undian.
4.6 Cara Kerja
4.6.1 Tahap Persiapan
Tahap persiapan mulai dari perizinan, standardisasi alat, alur, subjek
penelitian,sampai prosedur kerja.
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DISERTASI PERUBAHAN KADAR NITRIT ... ARMAN YURISALDI SALEH
56
4.6.2 Proses Penelitian
Penelitian pertama, adalah penelitian dengan desain cross sectional
pada pasien migren dan pasien normal yang telah bersedia berpartisipasi
dilakukan anamnesis, pemeriksaan fisik umum, neurologi, dan
neuropsikiatri serta sudah dilakukan eksklusi.
4.6.2.1. Penelitian 1
4.6.2.1.1 Tujuan Penelitian
Membuktikan korelasi antara kadar NO ekshalasi
endogen dalam serangan migren dengan intensitas nyeri.
4.6.2.1.2 Jenis Penelitian: cross-sectional
4.6.2.1.3 Populasi sampel yaitu populasi di mana sampel
diambil.
Populasi sampel adalah seluruh pasien migren yang
memenuhi kriteria inklusi.
4.6.2.1.4 Estimasi besar sampel untuk korelasi NO
denganVAS
Perhitungan besar sampel mengunakan rumus besar sampel untuk
membuktikan korelasi NO dengan VAS:
Kesalahan tipe I = 5% Z = 1,64
Kesalahan tipe II = 10% Zβ = 1,28
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DISERTASI PERUBAHAN KADAR NITRIT ... ARMAN YURISALDI SALEH
57
r = 0,4
n =
=
= 51
Sampel yang diperlukan adalah 51
4.6.2.1.5 Kriteria Inklusi
a) Pasien-pasien migren dengan aura dan tanpa aura sesuai
kriteria International Headache Society (IHS),
b) Pasien migren berusia 19–55 tahun,
c) Pendidikan minimal sekolah menengah umum atau
sederajat,
d) Hasil anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan
neurologis dalam batas normal.
4.6.2.1.6 Kriteria Eksklusi
a) Serangan migren berat >10 kali per bulan ,
b) Menggunakan medikamentosa profilaktik (Schueren BJ,
2009),
c) Aktivitas fisik berlebihan dalam satu jam terakhir (Riley
M, Po´rsza´sz J, & Miranda J, 1997),
d) Sirosis hepatis, Diabetes Mellitus, Gagal Ginjal Kronik
radang paru-paru, asma, bronkhitis dan/atau rinitis yang
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DISERTASI PERUBAHAN KADAR NITRIT ... ARMAN YURISALDI SALEH
58
dibuktikan dengan tes cukit (skin prick test) dan tes
hiperesponsif bronkus (Cremona G, Higenbottam T, &
Mayoral V, 1995; Dinh-Xuan A & Naeije R, 2004; Yates
D, 2001),
e) Rutin mengkonsumsi obat-obatan yang bersifat NO
donor misalnya nifedipin (Malmstrom R, Tornberg D, &
Settergren G, 2003; Mollace V, Muscoli C, Masini E,
Cuzzucrea S, & Salvemini D, 2005),
f) Mengikuti latihan relaksasi berupa Yoga, Taichi, Qi-
Gong, dan sejenisnya (Dusek J, Chang B, & Zaki J,
2006; Salamon E , 2006),
g) Mengonsumsi suplemen atau obat yang mengandung
arginin dan/atau nitrat dalam 20 jam terakhir misalnya
pada binaragawan (Vints A, Oostveen E, Eeckhaut G,
Smolders M, & Backer W, 2005),
h) Merokok (Verleden G, Dupont L, Verpeut A, & Demedts
M, 1999),
i) Hipertensi (Riley M, 1997),
j) Berada dalam masa ovulasi (Dusek J, 2006; Gupta S,
2007),
k) Memakai kontrasepsi hormonal (Dusek J, 2006; Gupta S,
2007). Kriteria eksklusi digunakan pada penelitian studi
analitik deskriptif, sedangkan pada penelitian uji klinis
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DISERTASI PERUBAHAN KADAR NITRIT ... ARMAN YURISALDI SALEH
59
faktor perancu telah terbagi seimbang pada kelompok
perlakuan dan sham melalui random alokasi.
4.6.2.1.7 Definisi Operasional
Visual Analogue Scale
Pengukuran perbaikan derajat nyeri menggunakan Visual Analogue
Scale (VAS). Skala ini dilengkapi dengan gambar wajah pasien
yang menderita nyeri sehingga memudahkan bagi penilai untuk
menentukan derajat VAS. Skala 1-10, pengukuran menggunakan
skala numerik/diskrit. Tidak dilakukan penghitungan besar sampel
karena VAS yang digunakan untuk mengelompokkan pasien
migren dalam serangan, tidak dalam serangan dan normal.
Kadar NO ekshalasi endogen:
Niox Mino adalah NO ekshalasi endogen analyzer yang telah
divalidasi serta direkomendasikan oleh ATS untuk mengukur kadar
NO ekshalasi endogen. Sebelum digunakan, alat ini perlu
dikalibrasi. Kalibrasi kadar NO Niox Mino dilakukan dengan cara
mengukur kadar NO endogen ekshalasi subjek normal yang sama
setiap kali digunakan. Bila terdapat perubahan lebih dari 5 persen
dari kadar NO ekshalasi endogen sebelumnya maka alat tidak
digunakan dan harus diperbaiki. Kadar NO ekshalasi endogen juga
dipengaruhi oleh kelembaban lingkungan. Skala pengukuran
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DISERTASI PERUBAHAN KADAR NITRIT ... ARMAN YURISALDI SALEH
60
menggunakan satuan ppb, skala 5 ppb sampai 300 ppb. Pengukuran
menggunakan skala numerik/kontinyu.
Saline Challenge Test:
Dilakukan pengukuran nilai dasar Forced Expiration Volume 1
(FEV1) dengan menggunakan spirometer sebanyak 2 kali dengan
beda pembacaan tidak lebih dari 5%. Hypertonic Saline Challenge
Test dilakukan dengan protokol Smith dan Anderson. Subjek
disebut responsif bila FEV1 15% atau lebih rendah dari nilai dasar,
non-responsif bila setelah waktu inhalasi kumulatif 15,5 menit,
FEV1 masih dalam ukuran 15% dari nilai dasar. Tes menggunakan
saline 4,5%. Nebulizer dilakukan setiap setengah (0,5), 1, 2, 4, dan
8 menit. Jarak antara istirahat dengan proses nebulizer adalah satu
menit FEV1 dicatat di awal dan 8 menit terakhir. Bila pasien
batuk-batuk sebelum rangkaian tahapan nebulizer selesai maka tes
dihentikan. Tes dilakukan setelah pada questionnaire TAS tidak
didapatkan data pernah mengalami sesak disertai suara seperti pluit
dalam 12 bulan terakhir.
Tes Cukit (Skin Priek Test)
Persiapan Tes Cukit
1. Persiapan bahan/material ekstrak alergen
Gunakan material yang belum kedaluwarsa
Gunakan ekstrak alergen yang terstandardisasi
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DISERTASI PERUBAHAN KADAR NITRIT ... ARMAN YURISALDI SALEH
61
2. Persiapan Pasien
Menghentikan pengobatan antihistamin 5–7 hari sebelum
tes. Menghentikan pengobatan jenis antihistamin generasi
baru paling tidak 2–6 minggu sebelum tes Usia: pada bayi
dan usia lanjut tes kulit kurang memberikan reaksi. Jangan
melakukan tes cukit pada pasien dengan penyakit kulit
misalnya urtikaria, SLE, dan adanya lesi yang luas pada
kulit. Pada pasien dengan keganasan, limfoma,
sarkoidosis, dan diabetes neuropati juga terjadi penurunan
terhadap reaktivitas terhadap tes kulit ini
3. Persiapan Pemeriksa
Teknik dan keterampilan pemeriksa perlu dipersiapan agar
tidak terjadi interpretasi yang salah akibat teknik dan
pengertian yang kurang dipahami oleh pemeriksa.
Keterampilan teknik melakukan tes cukit. Teknik
menempatkan lokasi cukitan karena ada tempat yang
reaktivitasnya tinggi dan ada yang rendah. Berurutan dari
lokasi yang reaktivitasnya tinggi sampai rendah: bagian
bawah punggung > lengan atas > siku > lengan bawah sisi
ulnar > sisi radial > pergelangan tangan.
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DISERTASI PERUBAHAN KADAR NITRIT ... ARMAN YURISALDI SALEH
62
Bahan yang Dipakai
Ekstrak alergen Dr. Indra Jana, Lembaga Alergen Pertama
Indonesia (LAPI), Bandung.
Prosedur Tes Cukit
Tes Cukit (Skin Prick Test) sering kali dilakukan pada bagian
volar lengan bawah. Pertama-tama, dilakukan desinfeksi dengan
alkohol pada area volar dan tandai area yang ditetesi ekstrak
alergen. Ekstrak alergen diteteskan satu tetes larutan alergen
(histamin/kontrol positif) dan larutan kontrol (buffer/kontrol
negatif) menggunakan jarum ukuran 26 ½ G atau 27 G atau blood
lancet.
Kemudian dicukitkan dengan sudut kemiringan 45°
menembus lapisan epidermis dengan ujung jarum menghadap ke
atas tanpa menimbulkan perdarahan. Tindakan ini mengakibatkan
sejumlah alergen memasuki kulit. Tes dibaca setelah 15–20 menit
dengan menilai bentol yang timbul. Pada penelitian ini
menggunakan model lancet terbaru untuk tes cukit buatan China.
Kedalaman jarum pada lancet ini sudah dibuat sedemikian
rupa sehingga bila ditusukkan tidak mungkin menimbulkan
perdarahan dan alergen pasti memasuki kulit secara
sempurna.
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DISERTASI PERUBAHAN KADAR NITRIT ... ARMAN YURISALDI SALEH
63
Bahan yang digunakan:
Buffer control
Histamine
Cat dander
Grass pollen
Mixed fungi
House dust
Dog dander
Kecoa
Hasil Tes Cukit
Bila positif maka tidak diikutsertakan dalam penelitian.
Kesalahan yang seringterjadi pada Tes Cukit (Skin Prick Test) :
1. Tes dilakukan pada jarak yang sangat berdekatan (<2 cm)
2. Terjadi perdarahan yang memungkinkan terjadi false positive
3. Teknik cukitan yang kurang benar sehingga penetrasi eksrak
ke kulit kurang yang memungkinkan terjadinya false-
negative
4. Menguap dan memudarnya larutan alergen selama tes
Interpretasi Tes Cukit (Skin Prick Test)
Penilaian ukuran bentol dilakukan berdasarkan The
Standardization Committee of Northern (Scandinavian) Society of
Allergology dengan membandingkan bentol yang timbul akibat
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DISERTASI PERUBAHAN KADAR NITRIT ... ARMAN YURISALDI SALEH
64
alergen dengan bentol positif histamin dan bentol negatif larutan
kontrol. Adapun penilaiannya sebagai berikut :
Bentol histamin dinilai sebagai +++ (+3)
Bentol larutan kontrol dinilai negatif (-)
Derajat bentol + (+1) dan ++ (+2) digunakan bila bentol yang
timbul besarnya antara bentol histamin dan larutan kontrol
Untuk bentol yang ukurannya 2 kali lebih besar dari diameter
bentol histamin dinilai ++++ (+4) Di Amerika, cara menilai
ukuran bentol menurut Bousquet (2001) seperti dikutip
Rusmono sebagai berikut.
reaksi (-) = 0
diameter bentol 1 mm > dari kontrol (-) = 1+
diameter bentol 1–3mm dari kontrol (-) = 2+
diameter bentol 3–5 mm > dari kontrol (-) = 3+
diameter bentol 5 mm > dari kontrol (-) disertai eritema = 4+
Efek samping dan risiko tes cukit jarang terjadi namun dapat
berupa reaksi alergi yang memberat dan benjolan pada kulit yang
tidak segera hilang. Pemberian oral antihistamin dan kortikosteroid
dapat diberikan apabila terjadi reaksi yang tidak diinginkan
tersebut.
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DISERTASI PERUBAHAN KADAR NITRIT ... ARMAN YURISALDI SALEH
65
4.6.2.1.8 Analisis Data
Data penelitian dicatat dalam formulir yang telah diuji coba.
Setelah melalui proses editing dan coding, data penelitian direkam
dalam cakram magnetik untuk dilakukan proses pembersihan.
Dalam penelitian pertama dicari rerata NO ekshalasi endogen pada
kelompok normal migren tidak dalam serangan dan migren dalam
serangan dengan uji Kruskal Wallis. Selanjutnya, untuk mengontrol
faktor pengacau dilakukan stratifikasi berdasarkan jenis kelamin.
Korelasi antara VAS dan kadar NO ekshalasi endogen diuji dengan
uji korelasi Spearman.
Gambar 4.1 Alur Penelitian 1
Penderita Migren dengan
dan/tanpa aura, Pendidikan
minimal SMU
Subjek Normal
Pemeriksaan neurologi,
neuropsikiatri dalam batas
normal
Kriteria eksklusi
Kelompok III
Diukur kadar NO endogen
ekshalasi 30 orang
Kelompok III
Subjek normal 30 orang
Kelompok I
Penderita migren dalam
serangan subjek 30 orang
Dilakukan pengukuran kadar NO
ekshalasi endogen saat serangan migren, diluar
serangan migren, pada orang normal
Kelompok II
Penderita migren tidak
dalam serangan subjek
30 orang
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DISERTASI PERUBAHAN KADAR NITRIT ... ARMAN YURISALDI SALEH
66
4.6.2.2 Penelitian 2
Penelitian kedua adalah penelitian quasi experimental. Variabel
dependen pada penelitian 2 adalah kadar VAS dan kadar NO endogen
ekshalasi, sementara variabel independen adalah rangsang elektrik
dengan menggunakan NMES (tanpa randomisasi dengan kontrol).
4.6.2.2.1 Tujuan Penelitian :
Mencari kombinasi amplitudo dan frekuensi NMES
yang nyaman dan dapat menurunkan kadar NO ekshalasi
endogen.
4.6.2.2.2 Jenis dan rancangan peneiltian :
Penelitian quasi-experimental.
4.6.2.2.3 Populasi sampel :
Penderita migren saat serangan.
4.6.2.2.4 Estimasi sampel :
Enam belas kelompok sampai ditemukan kombinasi
amplitudo dan frekuensi yang dapat menurunkan kadar NO dan
nyaman.
4.6.2.2.5 Variabel penelitian :
Variabel dependen : kadar VAS dan NO
Variabel independen : rangsang elektrik NMES
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DISERTASI PERUBAHAN KADAR NITRIT ... ARMAN YURISALDI SALEH
67
4.6.2.2.6 Definisi operasional :
Visual Analogue Scale
Pengukuran perbaikan derajat nyeri menggunakan Visual
Analogue Scale (VAS). Skala ini dilengkapi dengan gambar-
gambar wajah pasien yang menderita nyeri sehingga memudahkan
bagi penilai untuk menentukan derajat VAS. Skala 1-10,
pengukuran menggunakan skala numerik/diskrit. Tidak dilakukan
penghitungan jumlah sampel karena VAS yang digunakan untuk
mengelompokkan pasien migren dalam serangan, tidak dalam
serangan dan normal.
Kadar NO ekshalasi endogen
Niox Mino adalah NO ekshalasi endogen analyzer yang
telah divalidasi serta direkomendasikan oleh ATS untuk mengukur
kadar NO ekshalasi endogen. Sebelum digunakan, alat ini perlu
dikalibrasi. Kalibrasi kadar NO Niox Mino dilakukan dengan cara
mengukur kadar NO endogen ekshalasi subjek normal yang sama
setiap kali digunakan. Bila terdapat perubahan lebih dari 5 persen
dari kadar NO ekshalasi endogen sebelumnya maka alat tidak
digunakan dan harus diperbaiki. Kadar NO ekshalasi endogen juga
dipengaruhi oleh kelembaban lingkungan. Skala pengukuran
menggunakan satuan ppb, skala 5 ppb sampai 300 ppb. Pengukuran
menggunakan skala numerik/kontinyu.
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DISERTASI PERUBAHAN KADAR NITRIT ... ARMAN YURISALDI SALEH
68
Neuromuscular Electrical Stimulation (NMES)
NMES adalah alat yang biasa digunakan dalam bidang
rehabilitasi medik untuk mengurangi kekakuan kontraktur dan
menambah kekuatan otot, tidak digunakan untuk menghilangkan
nyeri
Rangsang NMES
adalah perangsangan elektrik pada otot tertentu yang
menghasilkan efek muscle twitch.
Amplitudo NMES
adalah tinggi gelombang elektrik yang dihasilkan
NMES dalam satuan milli Ampere (mA).
Frekuensi NMES
Adalah jumlah gelombang elektrik yang dihasilkan NMES
dalam satu detik dalam satuan Herzt.
4.6.2.2.7 Analisi data:
Dilakukan perbandingan berbagai kelompok kombinasi
frekuensi dan amplitudo dengan uji Mann Whitney.
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DISERTASI PERUBAHAN KADAR NITRIT ... ARMAN YURISALDI SALEH
69
Cara Kerja : Pasien yang sedang mengalami serangan
migren berbaring dalam ruangan yang tenang, dilakukan
penilaian VAS serta pengukuran kadar NO ekshalasi
endogen awal. Dilakukan pemasangan elektrode NMES
pada permukaan kulit wilayah nervus medianus motorik
yang menyarafi muskulus abduktor policis brevis
sehingga terjadi muscle twitch (kedutan otot akibat
rangsang elektrik yang mempengaruhi saraf motorik)
pada otot abduktor policis brevis. Dilakukan intervensi
selama 30 menit kemudian dilakukan pengukuran kadar
NO ekshalasi endogen dalam 10 detik pasca-rangsangan
sesuai prosedur American Thoracic Society (American
Thoracic Society, 2005). Dilakukan pencatatan kadar NO
ekshalasi endogen dalam 10 detik pasca-rangsangan
elektrik. Dalam setiap kali uji klinis, dilakukan
pencatatan derajat nyeri dengan VAS sebelum dan
sesudah perangsangan pada pasien migren. Dicatat
kombinasi amplitudo dan frekuensi yang menghasilkan
penurunan kadar VAS dan NO serta nyaman dirasakan
oleh orang coba. Amplitudo NMES yang biasa
digunakan di klinik adalah 7 mA dengan 70 Hz, 5 mA
dengan 90 Hz, 7 mA dengan 90 Hz, 9 mA dengan 90
Hz, 25 mA dengan 90 Hz, 9 mA dengan 110 Hz, 6 mA
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DISERTASI PERUBAHAN KADAR NITRIT ... ARMAN YURISALDI SALEH
70
dengan 125 Hz, 9 mA dengan 125 Hz, 12 mA dengan
125 Hz, 9 mA dengan 140 Hz, 10 mA dengan 140 Hz, 12
mA dengan 140 Hz, 3 mA dengan 145 Hz, 4 mA dengan
145 Hz, 5 mA dengan 145 Hz, 7 mA dengan 145 Hz,
dengan panjang gelombang 0,2 mdetik.
Gambar 4.2 Alur Penelitian 2
4.6.2.3 Penelitian 3
4.6.2.3.1 Tujuan penelitian:
a. Menganalisis terdapat perbaikan klinis intensitas
migren sesudah perangsangan elektrik saat serangan
migren.
Dilakukan perekrutan subjek
penelitian
Didapatkan hasil kombinasi frekuensi dan amplitudo yang dapat
menurunkan derajat nyeri dalam VAS dan kadar NO ekshalasi endogen
serta dirasakan Nyman pada telapak tangan subjek, yang selanjutnya
digunakan dalam uji klinis
Dilakukan pencarian kombinasi frekuensi dan amplitudo yang
diperkirakan dapat mengurangi nyeri akibat serangan migren
berdasarkan skala VAS, menurunkan kadar NO ekshalasi pasien
migren dalam serangan, dan subjek merasa nyaman
jumlah subjek tak terbatas
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DISERTASI PERUBAHAN KADAR NITRIT ... ARMAN YURISALDI SALEH
71
b. Menganalisis terdapat penurunan kadar NO ekshalasi
endogen sesudah perangsangan elektrik saat serangan
migren.
Penelitian kedua adalah penelitian uji klinis tanpa
randomisasi atau quasi experimental. Variabel dependen pada
penelitian 2 adalah kadar VAS dan kadar NO endogen ekshalasi,
sementara variabel independennya adalah rangsang elektrik dengan
menggunakan NMES (tanpa randomisasi dengan kontrol)
4.6.2.3.2 Jenis dan rancangan penelitian :
Penelitian-experimental terandomisasi.
4.6.2.3.3 Populasi sampel :
Penderita migren saat serangan.
4.6.2.3.4 Estimasi Besar Sampel Perbandingan VAS antara
Kelompok Perlakuan Dan Kelompok sham
Perhitungan jumlah sampel untuk melihat perbedaan antara
kelompok perlakuan dengan kelompok rangsang elektrik sham dan
medikamentosa dalam hal VAS digunakan rumus berikut ini.
2
21
2
)(
2)(21
xx
xSZZnn
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DISERTASI PERUBAHAN KADAR NITRIT ... ARMAN YURISALDI SALEH
72
N1 =jumlah subjek kelompok perlakuan
N2 =jumlah subjek kelompok elektrik sham
Alpha =kesalahan tipe satu, ditetapkan sebesar 5%, sehingga Zα=1,96
Beta =kesalahan tipe dua, ditetapkan sebesar 10%, sehingga zβ=1,28
S =simpang baku gabungan skor VAS diperkirakan sebesar 4
(x1–x2) =perbedaan minimal VAS yang dianggap bermakna ditetapkan
sebesar 3.
373
2 x 4 x 1,28) (1,9621
2
2
nn
Estimasi Besar Sampel Perbandingan NO antara Kelompok
Perlakuan Dan Kelompok sham
Perhitungan jumlah sampel untuk melihat perbedaan antara
kelompok perlakuan dengan kelompok rangsang elektrik sham dan
medikamentosa dalam hal kadar NO ekshalasi endogen digunakan
rumus berikut ini.
2
21
2
)(
2)(21
xx
xSZZnn
n1 =jumlah subjek kelompok perlakuan
n2 =jumlah subjek kelompok elektrik sham
Alpha = galat tipe satu, ditetapkan sebesar 5%, sehingga Zα=1,96
Beta =galat tipe dua, ditetapkan sebesar 10%, sehingga zβ=1,28
S =simpang baku gabungan kadar NO diperkirakan sebesar 6,5.
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DISERTASI PERUBAHAN KADAR NITRIT ... ARMAN YURISALDI SALEH
73
(x1–x2) =perbedaan minimal kadar NO yang dianggap bermakna
ditetapkan sebesar 3 ppb.
1003
2 x 6,5 x 1,28) (1,9621
2
2
nn
Subjek yang direkrut pada uji klinis adalah 100 subjek
perkelompok. Oleh karena potensi perbedaan diperkirakan jauh
lebih besar daripada perbedaan minimal yang diharapkan, peneliti
menetapkan analisis interim pada saat subjek mencapai 30 subjek
per kelompok.
4.6.2.3.5 Variabel penelitian :
Variabel dependen : kadar VAS dan NO
Variabel independen :rangsang elektrik NMES
4.6.2.3.6 Definisi operasional:
Visual Analogue Scale
Pengukuran perbaikan derajat nyeri menggunakan Visual
Analogue Scale (VAS). Skala ini dilengkapi dengan gambar-
gambar wajah pasien yang menderita nyeri sehingga memudahkan
bagi penilai untuk menentukan derajat VAS. Skala 1-10,
pengukuran menggunakan skala numerik/diskrit. Tidak dilakukan
penghitungan besar sampel karena VAS yang digunakan untuk
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DISERTASI PERUBAHAN KADAR NITRIT ... ARMAN YURISALDI SALEH
74
mengelompokkan pasien migren dalam serangan, tidak dalam
serangan dan normal.
Kadar NO ekshalasi endogen
Niox Mino adalah NO ekshalasi endogen analyzer yang
telah divalidasi serta direkomendasikan oleh ATS untuk mengukur
kadar NO ekshalasi endogen. Sebelum digunakan, alat ini perlu
dikalibrasi. Kalibrasi kadar NO Niox Mino dilakukan dengan cara
mengukur kadar NO endogen ekshalasi subjek normal yang sama
setiap kali digunakan. Bila terdapat perubahan lebih dari 5 persen
dari kadar NO ekshalasi endogen sebelumnya maka alat tidak
digunakan dan harus diperbaiki. Kadar NO ekshalasi endogen juga
dipengaruhi oleh kelembaban lingkungan. Skala pengukuran
menggunakan satuan ppb, skala 5 ppb sampai 300 ppb. Pengukuran
menggunakan skala numerik/kontinyu.
Neuromuscular Electrical Stimulation (NMES)
NMES adalah alat yang biasa digunakan dalam bidang
rehabilitasi medik untuk mengurangi kekakuan kontraktur dan
menambah kekuatan otot, tidak digunakan untuk menghilangkan
nyeri.
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DISERTASI PERUBAHAN KADAR NITRIT ... ARMAN YURISALDI SALEH
75
Rangsang NMES
Adalah perangsangan elektrik pada otot tertentu yang
menghasilkan efek muscle twitch.
Amplitudo NMES
Adalah tinggi gelombang elektrik yang dihasilkan NMES dalam
satuan milli Ampere (mA).
Frekuensi NMES
Adalah jumlah gelombang elektrik yang dihasilkan NMES dalam
satu detik dalam satuan Herzt.
4.6.2.3.7 Analisis data: dilakukan perhitungan dengan uji dua
sampel bebas antara kelompok uji klinis dan sham
dandilakukan uji Mann-Whitney.
Cara Kerja : penelitian ketiga (penelitian uji klinis),
subjek yang memenuhi kriteria pasien migren dengan
aura dan tanpa aura, menurut International Headache
Society (IHS) dilakukan randomalokasi, menjadi
kelompok eksperimental dan sham. Pasien yang sedang
mengalami serangan migren berbaring dalam ruangan
yang tenang, dilakukan penilaian VAS serta pengukuran
kadar NO ekshalasi endogen awal. Dilakukan
pemasangan elektrode NMES pada permukaan kulit
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DISERTASI PERUBAHAN KADAR NITRIT ... ARMAN YURISALDI SALEH
76
wilayah nervus medianus motorik yang menyarafi
muskulus abduktor policis brevis sehingga terjadi muscle
twitch (kedutan otot akibat rangsang elektrik yang
mempengaruhi saraf motorik) pada otot abduktor policis
brevis. Dilakukan intervensi selama 30 menit kemudian
dilakukan pengukuran kadar NO ekshalasi endogen
dalam 10 detik pasca-rangsangan sesuai prosedur
American Thoracic Society (American Thoracic Society,
2005). Dilakukan pencatatan kadar NO ekshalasi
endogen dalam 10 detik pasca-rangsangan elektrik.
Dalam setiap kali uji klinis, dilakukan pencatatan derajat
nyeri dengan VAS sebelum dan sesudah perangsangan
pada pasien migren pada kelompok perlakuan dan
kelompok sham yang dilakukan oleh petugas pencatat
hasil yang tidak mengetahui pengelompokan subjek dan
menjalankan tugas atas perintah petugas yang
mengetahui pengelompokan subjek. Kelompok sham,
yaitu kelompok pasien migren yang menggunakan terapi
medikamentosa penggagal serangan dengan sham alat
yaitu dipasang alat NMES tetapi tidak dialiri listrik.
Pasien diperlakukan sama, yaitu dipasang elektrode pada
kedua telapak tangan. Mesin dan layar NMES diaktifkan,
namun pasien tak memahami angka-angka dan
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DISERTASI PERUBAHAN KADAR NITRIT ... ARMAN YURISALDI SALEH
77
keterangan pada layar NMES. Pasien meyakini bahwa
pada arus listrik yang lemah terdapat kemungkinan
pasien tidak merasakan aliran listrik. Hanya petugas
teknis pengumpul data yang mengetahui tentang
pengelompokan subjek, sedangkan petugas penelitian
yang melakukan tindakan pengukuran dan terapi tidak
mengetahui pengelompokkan individu. Petugas yang
melakukan pemasangan elektrode hanya melaksanakan
instruksi dari petugas yang mengetahui pengelompokan
subjek. Petugas yang mencatat VAS dan kadar NO
ekshalasi endogen juga tidak mengetahui
pengelompokan subjek, hasil pencatatan mereka
laporkan kepada petugas yang mengetahui
pengelompokan subjek. Dilakukan quality control oleh
peneliti utama dengan cara meneliti kembali secara
keseluruhan serta memeriksa kembali faktor input (man,
money, material, dan method). Dilakukan uji petik proses
penelitian dengan melihat kepatuhan kepada prosedur
penelitian dan meneliti kembali hasil-hasil penelitian.
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DISERTASI PERUBAHAN KADAR NITRIT ... ARMAN YURISALDI SALEH
78
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DISERTASI PERUBAHAN KADAR NITRIT ... ARMAN YURISALDI SALEH
79
4.7.3 Prinsip Tidak Merugikan
Secara etika, sosial, dan psikologis, penelitian ini tidak menyakitkan
(tidak invasif) bagi pasien.
Berikut adalah tabel jenis tindakan yang dilakukan kepada subjek peneliti
serta risiko yang mungkin terjadi. Tabel berikut disusun berdasarkan
panduan International Division of AIDS and Adverse Event (IDAIDSAE)
(Evans GJO, 2007)
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DISERTASI PERUBAHAN KADAR NITRIT ... ARMAN YURISALDI SALEH
80
Tabel 4.1 Derajat Efek yang Merugikan
Derajat 1
Ringan
Derajat 2
Sedang
Derajat 3
Berat
Derajat 4
Mengancam Nyawa
Gejala tidak
menyebabkan atau
mengakibatkan
gangguan secara
ringan terhadap
aktivitas sosial dan
fungsional sehari-
hari.
Gejala
menyebabkan
gangguan pada
aktivitas ringan
dan fungsional
sehari-hari.
Gejala
menyebabkan
ketidak-
mampuan
melakukan
aktivitas sosial
dan fungsional
sehari-hari.
Gejala menyebabkan
ketidak-mampuan
melakukan fungsi
perawatan diri dasar atau
memerlukan
terapi/medis koperatif
untuk mencegah
gangguan, ketidak-
mampuan menetap, atau
kematian.
Nama Tindakan
Derajat
1
Derajat
2
Derajat
3
Derajat
4
NMES √ - - -
Saline Challenge
Test
√
Skin-prick test √
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DISERTASI PERUBAHAN KADAR NITRIT ... ARMAN YURISALDI SALEH
81
4.7.4 Upaya Mengurangi Efek Samping
Perangsangan dengan Neuromuscular Electrical Stimulation dapat
merangsang secara ringan serabut saraf nyeri (tipe C). Bila pasca-uji klinis
pasien merasa kesakitan diberikan terapi berupa analgesik.
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DISERTASI PERUBAHAN KADAR NITRIT ... ARMAN YURISALDI SALEH
82
BAB V
HASIL DAN ANALISIS HASIL PENELITIAN
5.1 HASIL PENELITIAN PERTAMA
Penelitian dilakukan mulai bulan Februari 2010 sampai Juli 2015 setelah
mendapatkan persetujuan Komite Etik (16 Februari 2010). Izin juga diberikan
oleh Direktur Jenderal Pemasyarakatan Departemen Hukum dan Hak Asasi
Manusia Republik Indonesia untuk melakukan penelitian terhadap subjek
narapidana (20 Oktober 2009). Penelitian dipusatkan di Poliklinik Rumah
Tahanan Negara Wanita dan Anak Pondok Bambu, Jakarta Timur. Penelitian I,
mencari rerata kadar NO ekshalasi pada penderita migren dalam serangan, tidak
dalam (di luar) serangan, dan keadaan normal.
Keseluruhan subjek penelitian adalah sebagai berikut: kelompok migren
dalam serangan sebanyak 30 orang; kelompok migren tidak dalam (di luar)
serangan sebanyak 31 orang; dan kelompok normal sebanyak 30 orang. Jumlah
subjek perempuan sebanyak 77 orang sedangkan subjek laki-laki sebanyak 14
orang, yang sesuai dengan data-data penelitian sebelumnya bahwa jumlah
penderita migren sebagian besar adalah perempuan.
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DISERTASI PERUBAHAN KADAR NITRIT ... ARMAN YURISALDI SALEH
83
Tabel 5.1 Kadar NO Ekshalasi Endogen
n Median Minimal Maksimal p
Migren dalam
serangan
30 14,0 13 24 <0,001*
Migren tidak dalam
serangan
31 11,0 10 12
Normal 30 5,0 5 8
*Uji Kruskal Wallis dilanjutkan dengan analisis post-hoc Mann Whitney diperoleh hasil
migren dalam serangan dibandingkan normal P<0,001, migren tidak dalam serangan
dibandingkan normal P<0,001, dan migren dalam serangan dibandingkan migren tidak
dalam serangan P<0,001.
Berdasarkan tabel di atas didapatkan hasil bahwa terdapat perbedaan yang
bermakna antara kelompok migren dalam serangan, kelompok migren tidak dalam
serangan, dan kelompok normal.
NO ekshalasi endogen
Gambar 5.1 Korelasi antara VAS terhadap kadar NO ekshalasi endogen.
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DISERTASI PERUBAHAN KADAR NITRIT ... ARMAN YURISALDI SALEH
84
Tabel 5.2 Korelasi NO Ekshalasi Endogen terhadap VASKorelasi NOE dengan
VAS (n=30)
VAS
NOE Koefisien korelasi (r) 0,851
Nilai p <0,001
Uji korelasi Spearman
Berdasarkan Gambar 5.1 terdapat korelasi positif antara VAS dengan kadar
NO ekshalasi endogen pada penderita migren.
5.2 HASIL PENELITIAN KEDUA
Penelitian kedua bertujuan untuk memperoleh kombinasi amplitudo,
frekuensi yang dapat menurunkan intensitas nyeri saat serangan migren dan rasa
nyaman yang tetap terjamin pada tempat pemasangan elektrode NMES.
Penurunan intensitas nyeri dalam skala VAS dan kadar NO ekshalasi endogen
pada kelompok subjek penelitian berdasarkan kombinasi frekuensi dan amplitudo
disajikan pada tabel berikut.
Perbandingan median antara kadar NO ekshalasi endogen antara kelompok
migren dalam serangan, kelompok migren tidak dalam serangan, dan kelompok
normal disajikan pada Tabel 5.3.
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DISERTASI PERUBAHAN KADAR NITRIT ... ARMAN YURISALDI SALEH
85
Tabel 5.3 Kombinasi Amplitudo, Frekuensi, Penurunan Derajat Nyeri
Berdasarkan Skala VAS, dan Penurunan Kadar NO Ekshalasi
Endogen
Frekuensi n Penurunan
VAS
(median)
Minimal Maksimal Penurunan
NO
(median)
Minimal Maksimal Efek
nyaman(%)
1 2 3 2 4 2 1 3 100%
2 5 3 3 4 1 1 4 100%
3 8 4 3 5 1 0 7 25%
4 1 4 - - 1 - - 100%
5 3 3 2 4 2 0 2 100%
6 7 3 2 4 1 0 4 29%
7 17 5 3 6 3 0 12 100%
8 4 4,5 4 5 1 1 2 0%
9 2 3 3 3 2 2 2 0%
10 4 4 3 4 0,5 0 2 100%
11 8 4 3 5 2 0 3 37.5%
12 5 4 3 5 1 0 4 100%
13 1 3 - - 7 - - 0%
14 2 3 3 3 2 1 3 100%
15 9 2 2 4 0 0 3 100%
16 20 4 1 5 1 0 12 27%
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DISERTASI PERUBAHAN KADAR NITRIT ... ARMAN YURISALDI SALEH
86
Bedasarkan Tabel 5.3 kombinasi nomor 7, adalah kombinasi frekuensi dan
amplitudo yang menghasilkan penurunan rerata VAS paling besar. Selanjutnya
dilakukan eliminasi kelompok-kelompok kombinasi frekuensi dan amplitudo yang
menimbulkan rasa tidak nyaman pada subjek, yaitu kelompok 3, 6, 8, 9, 11, 13,
16. Kelompok yang tersisa adalah kelompok 1, 2, 4, 5, 7, 10, 12, 14, 15.
5.3 HASIL PENELITIAN KETIGA
Alur Penelitian Uji Klinis
200 orang Penderita nyeri kepala migren dengan aura dan/atau
tanpa aura
Random Alokasi
101 orang kelompok uji
klinis ditunggu
bila mengalami serangan
dilakukan uji
klinis
Migren
+
Terapi medikamentosa +
NMES
33 orang
Dilakukan penilaian VAS
& pencatatan
kadar NO endogen
ekshalasi
sebelum
perlakuan
99 orang kelompok Sham
bila mengalami
serangan migren diberi obat
medikamentosa
dan Sham listrik
Migren
+
Terapi medikamentosa
+
NMES sham
30 orang
Dilakukan penilaian VAS
& pencatatan
kadar NO endogen
ekshalasi
sebelum
perlakuansham
Dilakukan penilaian VAS
dan pencatatan kadar NO ekshalasi endogen sesudah
perlakuan
Dilakukan penilaian VAS
dan pencatatan kadar NO ekshalasi endogen sesudah
perlakuan
Interim analisis
berdasarkan alasan efektivitas dengan criteria
0’Brian - Flemming
Gambar 5.2 Random alokasi dan analisis interim berdasarkan kriteria O’Brian-Flamming
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DISERTASI PERUBAHAN KADAR NITRIT ... ARMAN YURISALDI SALEH
87
Pada penelitian uji klinis, didapatkan 200 orang penderita nyeri kepala
migren yang bersedia mengikuti penelitian. Randomisasi dilakukan oleh pihak
ketiga yang tak terlibat sebagai petugas penelitian dan tabel hasil randomisasi tak
diberitahukan kepada peneliti utama hingga penelitian dihentikan. Peneliti utama
dan petugas pengukur tak mengetahui peserta yang terlibat sebagai subjek
penelitian kelompok perlakuan atau kelompok sham. Proses blinding dilakukan
dengan prosedur sham untuk menjamin tidak ada bias informasi. Menurut
prosedur sham, peralatan perangsang elektrik diatur dalam bentuk dan mesin yang
sama namun mesin tidak diaktifkan pada kelompok sham, bertujuan agar validitas
interna terjamin dengan baik. Struktur organisasi petugas pelaksana penelitian
terlampir pada lampiran 14.
Kelompok perlakuan sebanyak 101 orang, sedangkan kelompok sham
sebanyak 99 orang. Data masing-masing calon subjek penelitian dicatat oleh
petugas. Selanjutnya, saat peserta mengalami serangan migren dimasukkan ke
dalam kelompok masing-masing sesuai data undian. Semua subjek tak
mengetahui dirinya termasuk kelompok perlakuan atau sham. Hasil pengukuran
kadar NO ekshalasi sebelum dan sesudah perlakuan pada kelompok perlakuan dan
kelompok sham dilakukan oleh petugas khusus. Dilakukan pengukuran serta
pencatatan kadar NO ekshalasi endogen sebelum dan sesudah perangsangan,
sesuai prosedur ATS.
Perbandingan karakteristik demografi antara kelompok sham dibandingkan
dengan kelompok perlakuan disajikan dalam Tabel 5.4.
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DISERTASI PERUBAHAN KADAR NITRIT ... ARMAN YURISALDI SALEH
88
Tabel 5.4 Karakteristik Subjek Penelitian
Sham + parasetamol
(n=30)
Minimal
Maksimal
Listrik + parasetamol
(n=33)
Minimal
Maksimal
Umur (th) 34,50±8,64 28,76±7,14
Jenis kelamin
Laki-laki
Perempuan
3 (10,0)
27 (90,0)
2 (6,1)
31 (93,9)
Berat badan (kg) 52,8 ±3,1 52,7 ±2,9
Tinggi badan (cm) 156,1 ± 2,9 155,0 ± 17,7
IMT (kg/m2) 21,7 ±1,5 25,0 ±2,24
VAS I Median : 5 5 6 Median : 6 5 8
NO I (ppb) Median : 16 13 33 Median : 27 13 37
Berdasarkan Tabel 5.4, intensitas nyeri sebelum intervensi, lebih tinggi pada
kelompok yang mendapatkan rangsang elektrik+parasetamol dibandingkan
dengan kelompok yang hanya mendapatkan parasetamol saja (6:5). Kadar NO
ekshalasi endogen sebelum intervensi, lebih rendah pada kelompok yang hanya
mendapatkan parasetamol saja dibandingkan dengan kelompok yang mendapatkan
rangsang elektrik+parasetamol (19:29).
Perbandingan antara kelompok sham dengan kelompok perlakuan disajikan
pada Tabel 5.5.
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DISERTASI PERUBAHAN KADAR NITRIT ... ARMAN YURISALDI SALEH
89
Tabel 5.5 Intensitas Nyeri dan Kadar NO Ekshalasi Endogen sesudah perlakuan
Sham + parasetamol (n=30) Listrik + parasetamol (n=33)
Median Minimal Maksimal Median Minimal Maksimal ρ#
VAS II 8 5 9 1 1 3 <0,001
NO II
(ppb) 29 20 39
19 9 30
<0,001
#Uji Mann Whitney
Nilai VAS sesudah perlakuan lebih rendah pada kelompok yang
mendapatkan rangsang elektrik+parasetamol dibandingkan dengan kelompok
yang hanya mendapatkan parasetamol saja (1 versus 8). Kadar NO ekshalasi
endogen sesudah perlakuan, lebih rendah pada kelompok yang mendapatkan
rangsang elektrik+parasetamol dibandingkan dengan kelompok yang hanya
mendapatkan parasetamol (19 versus 29). Nilai VAS sesudah perlakuan pada
kelompok sham+parasetamol lebih tinggi dibandingkan VAS sebelum
perangsangan 8 versus 5. Nilai VAS pada kelompok listrik+parasetamol lebih
rendah sesudah perlakuan dibandingkan sebelum perlakuan, 1 versus 6. Kadar
NO ekshalasi endogen pada kelompok sham+parasetamol lebih tinggi
dibandingkan sebelum perlakuan 29 versus 16. Kadar NO ekshalasi endogen pada
kelompok listrik+parasetamol lebih rendah dibandingkan sebelum perlakuan, 19
versus 27. Berdasarkan Tabel 5.5, didapatkan hasil bahwa terdapat perbedaan
bermakna antara kelompok sham dibandingkan dengan kelompok perlakuan
dalam hal kadar NO ekshalasi endogen dan VAS.
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DISERTASI PERUBAHAN KADAR NITRIT ... ARMAN YURISALDI SALEH
90
Tabel 5.6 Perbandingan NO akhir (NOII) antara kelompok sham dengan
kelompok perlakuan berdasarkan NO awal (data dasar)
Kadar NO Kelompok n Awal Akhir ρ
Median Minimal Maksimal Median Minimal Maksimal
≤ 18 ppb Kelompok sham 25 16 ppb 13 18 29 ppb 20 35 <0,001
Kelompok perlakuan 8 17 ppb 13 18 11 ppb 9 15 <0,001
> 18 ppb Kelompok sham 5 25 ppb 19 33 33 ppb 29 39 <0,002
Kelompok perlakuan 25 30 ppb 19 37 21 ppb 11 30 <0,002
Berdasarkan Tabel 5.6, dilakukan analisis stratifikasi terhadap kadar NO
ekshalasi endogen awal yang tak sebanding pada data dasar menunjukkan bahwa
pada kelompok kadar NO awal ≤ 18 pada kelompok sham dan perlakuan adalah
sebanding 16 ppb dan 17 ppb. Pada kelompok sham kadar NO akhir naik (13 ppb)
menjadi 29 ppb dan pada kelompok perlakuan tampak penurunan (6 ppb) menjadi
11 ppb. Bila memang perangsangan tidak mempengaruhi kadar NO tentu pada
kelompok sham dan perlakuan terjadi kenaikan kadar NO akhir. Hal ini
menunjukkan bahwa penurunan yang terjadi memang benar-benar karena
perangsangan dan bukan oleh proses natural history. Terdapat ketidak-setaraan
data dasar sesudah randomisasi padakadar NO ekshalasi endogen, hal ini
disebabkan terdapat confounding dan harus dianalisis dengan stratifikasi
berdasarkan literature (Chow & Liu, 2014; Dahlan, 2010).
Terdapat kenaikan kadar NO pada kelompok sham (naik 8 ppb) dan terjadi
penurunan (9 ppb) pada kelompok perlakuan). Pada kelompok ini, juga tampak
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DISERTASI PERUBAHAN KADAR NITRIT ... ARMAN YURISALDI SALEH
91
peran rangsang elektrik dalam menurunkan kadar NO, dan bukan karena natural
history.
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DISERTASI PERUBAHAN KADAR NITRIT ... ARMAN YURISALDI SALEH
92
BAB VI
PEMBAHASAN
6.1 Korelasi antara kadar NO ekshalasi endogen dengan intensitas nyeri
kepala migren dalam skala VAS
Pengukuran kadar NO ekshalasi endogen pada penderita migren dalam
serangan dilakukan tidak lebih 30 menit sejak timbulnya keluhan nyeri kepala
migren. Hal ini menjamin kaitan antara waktu timbulnya serangan dengan
peningkatan kadar NO ekshalasi endogen. Pada penelitian Van der Schueren dan
kawan-kawan (penelitian sebelumnya), tidak ada keseragaman waktu pengukuran.
Pengukuran dilakukan dengan rentang waktu 2–72 jam sejak keluhan nyeri kepala
migren. Perhitungan statistik didapatkan hasil kemaknaan klinis dan statistik yang
disebabkan karena effect size yang didapatkan berkisar 4, sehingga penelitian ini
bermakna secara klinis. Penelitian ini juga menunjukkan perbedaan yang
bermakna secara statistik dan klinis dalam hal kadar NO ekshalasi endogen antara
kelompok migren dalam serangan, migren tidak dalam serangan, dan kelompok
normal.
Analisis statistik menggunakan perbandingan lebih dua kelompok tidak
berpasangan, yaitu kelompok migren dalam serangan, kelompok migren tidak
dalam serangan, dan kelompok normal. Distribusi data menunjukkan distribusi tak
normal, yang ditunjukkan dengan gambaran kurva skewness. Ketiga data tersebut
masing-masing tidak menunjukkan bentuk distribusi frekuensi yang normal.
Secara statistik, hal ini adalah bukti yang kuat bahwa terdapat gambaran yang
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DISERTASI PERUBAHAN KADAR NITRIT ... ARMAN YURISALDI SALEH
93
sama pada populasi yang lebih besar. Penambahan jumlah subjek penelitian tidak
bermakna mengubah bentuk kurva (skewness) menjadi bentuk distribusi normal
(bellshape). Hanya kurva dalam bentuk kurtosis saja yang dapat berubah menjadi
bentuk bellshape bila jumlah subjek penelitian ditambah. Selanjutnya, telah
dilakukan transformasi untuk melihat apakah dalam bentuk matematik yang lain
didapatkan distribusi frekuensi yang normal dengan menggunakan software Stata.
Hasil pengolahan data menunjukkan bahwa distribusi frekuensi tetap tidak normal
sehingga pengolahan data dalam bentuk non-parametrik (Kenneth F. Schulz &
David A. Grimes, 2006).
Pada analisis stratifikasi berdasarkan jenis kelamin, didapatkan pola yang
sama pada laki-laki dan perempuan. Kadar NO ekshalasi endongen berada dalam
urutan semakin tinggi dimulai dari kelompok normal, kelompok migren tidak
dalam serangan, dan kelompok migren dalam serangan dengan perbedaan yang
bermakna. Terdapat korelasi yang kuat antara VAS dengan kadar NO ekshalasi
endogen. Hal ini mendukung hipotesis bahwa NO adalah mediator nyeri dalam
serangan migren.
Penelitian ini membuktikan bahwa kadar NO ekshalasi endogen berbeda
pada orang normal, penderita migren tidak dalam serangan, dan penderita migren
dalam serangan. Secara patofisiologi migren, hal ini dapat dijelaskan berdasarkan
penelitian-penelitian sebelumnya. Penderita migren mengalami perubahan dalam
hal neurokimiawi dalam selaput dura di otak, yaitu mengalami peningkatan kadar
NO yang berasal dari aktivitas iNOS yang berlebihan. Inducible NOS (iNOS)
merupakan enzim yang telah dibuktikan meningkat pada serangan migren akut.
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DISERTASI PERUBAHAN KADAR NITRIT ... ARMAN YURISALDI SALEH
94
Lamb NJ dan kawan-kawan (1999), Kamisaki Y dan kawan-kawan (1997),
Schueren dan kawan-kawan (2009) membuktikan bahwa iNOS adalah kandidat
yang dapat dipakai sebagai indikator serangan migren, karena sekali terinduksi
dihasilkan NO dalam jumlah besar dan dapat bertahan lebih lama dibandingkan
eNOS dan nNOS.
Pengukuran iNOS secara langsung di dalam darah sulit dilakukan karena
menggunakan bahan radioaktif. Nitrit Oksida dalam bentuk gas terbukti lebih
stabil, dibandingkan aneka struktur NO di dalam darah. Nitrit Oksida dalam
bentuk Nitrat di dalam urin, kurang valid bila digunakan sebagai parameter
produksi NO saat terjadi serangan migren. Kadar NO di dalam urin bisa
merupakan hasil metabolisme kuman. Pengukuran Nitrit Oksida ekshalasi,
menunjukkan kesesuaian waktu antara gejala serangan migren dengan
peningkatan kadar NO ekshalasi endogen dalam serangan dibandingkan di luar
serangan. Saat terinduksi, enzim ini dapat bertahan di dalam darah selama 4 jam,
sedangkan eNOS dan nNOS tidak bertahan lama di dalam darah. Beberapa
peneliti menyatakan bahwa NO adalah penyebab terjadinya nyeri kepala. Peneliti
yang lain membantah pendapat tersebut.
Nitrit oksida yang menjadi penyebab nyeri kepala adalah NO donor
eksogen, misalnya Glyseryl Trinitrate (GTN) yang dapat melebarkan diameter
pembuluh darah secara berlebihan sehingga terjadi rangsangan pada serabut saraf
sensoris pada dinding pembuluh darah.Nitrit oksida endogen juga dapat
menyebabkan nyeri kepala bila suatu proses penyakit menghasilkan NO secara
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DISERTASI PERUBAHAN KADAR NITRIT ... ARMAN YURISALDI SALEH
95
berlebihan, misalnya pada saat terjadi aktivasi iNOS berlebihan sehingga NO
yang dihasilkan juga berlebihan (B. J. V. Schueren, 2009b).
Pada penelitian ini didapatkan nilai yang berbeda bila dibandingkan
penelitian sebelumnya. Rerata migren dalam serangan sebesar 16,13 ppb, rerata
migren tidak dalam serangan sebesar 11,23 ppb, dan rerata normal sebesar 6,67
ppb dengan perbedaan yang bermakna. Van der Schueren memperoleh angka
rerata yang menunjukkan bahwa kadar NO ekshalasi pada serangan migren
sebesar 12,5 ppb dibandingkan dengan sebelum serangan sebesar 9,9 ppb, dengan
perbedaan yang tak bermakna.
Validitas seleksi pada penelitian ini dapat dinilai berdasarkan kriteria seleksi
yang sah, yaitu kriteria diagnosis migren berdasarkan International Headache
Society (IHS). Perekrutan subjek penelitian dilakukan pada tempat yang tersedia.
Sumber daya pelaksana penelitian dan subjek penelitian diamati, dilakukan
diagnosis, serta mendapatkan obat dan konsultasi secara gratis oleh petugas dalam
24 jam. Penelitian ini sulit dilakukan pada pusat-pusat kesehatan dengan unit
rawat jalan yang hanya melayani penderita pada jam dinas saja misalnya
puskesmas yang bukan perawatan.
Penelitian ini dilakukan terpusat di dalam Poliklinik Rawat Jalan Rumah
Tahanan Negara Pondok Bambu, Jakarta Timur dengan subjek penelitian yang
sebagian besar adalah warga binaan penghuni rumah tahanan negara dengan
kapasitas hampir 5000 orang yang terdiri atas anak-anak (batas umur penghuni
rutan sampai 19 tahun) dan perempuan. Jumlah penghuni dapat berubah sewaktu-
waktu sesuai prosedur hukum yang berlaku terhadap mereka. Kondisi yang tepat
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DISERTASI PERUBAHAN KADAR NITRIT ... ARMAN YURISALDI SALEH
96
sama dalam hal ini sulit didapatkan bila penelitian dilakukan di sarana kesehatan
yang tak serupa. Faktor psikologis subjek penelitian telah diperhitungkan. Rerata
subjek sudah mendiami rutan selama 1 tahun dan sudah menyesuaikan diri serta
tak ada perwujudan rasa memberontak dalam menghadapi kondiasi RUTAN.
Dalam skala kecemasan, skor tertinggi adalah kematian pasangan hidup dan
bukan karena masalah masuk dalam penjara.
Tingkat pendidikan warga binaan dalam Rumah Tahanan Negara Pondok
Bambu bervariasi, mulai tidak tamat sekolah dasar sampai S2. Penelitian ini
menggunakan batasan pendidikan minimal sekolah menengah umum untuk
memudahkan dalam pelaksanaan prosedur penelitian. Subjek penelitian juga
berasal dari karyawan dan karyawati di lingkungan rumah tahanan negara dan
lembaga pemasyarakatan yang berkenan berpartisipasi sebagai subjek penelitian.
Pengukuran kadar NO ekshalasi endogen dilakukan dengan alat Niox Mino
yang terkalibrasi. Niox Mino adalah salah satu produk Aerocrine (Stockholm,
Swedia) yang direkomendasikan dan telah divalidasi oleh ATS. Alat ini juga
mempunyai reliabilitas yang baik bila dibandingkan dengan alat generasi
sebelumnya. Cara pengukuran dijelaskan dengan lengkap kepada subjek
penelitian disertai video rekaman cara penggunaan alat yang dapat diunduh secara
tak berbayar di media Internet. Kondisi ruangan saat pengukuran dilakukan dibuat
sama dan stabil dalam hal suhu dan kelembaban dengan menggunakan Air
Conditioner (AC) selama 24 jam.
Kelebihan penelitian ini dibandingkan penelitian yang dilakukan Van der
Schueren dan kawan-kawan. Perbedaan hasil penelitian ini dibandingkan hasil
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DISERTASI PERUBAHAN KADAR NITRIT ... ARMAN YURISALDI SALEH
97
yang diperoleh Van der Schueren dan kawan-kawan dimungkinkan mengingat
hal-hal berikut:
1. Van der Schueren dan kawan-kawan tidak mempublikasikan data median,
padahal disebutkan bahwa pengolahan data secara non parametrik karena
distribusi frekuensi yang tidak normal (B. J. V. Schueren, 2009b).
2. Alat NO ekshalasi analyzer, yang digunakan dalam penelitian ini berbeda
(B. J. V. Schueren, 2009b).
3. Van der Schueren dan kawan-kawan tidak menjelaskan apakah subjek
penelitian termasuk kriteria IHS murni sebagai penderita migren murni atau
campuran (mixed migraine and tension type headache). Pada penelitian ini,
penderita yang mengalami nyeri kepala tipe campuran (mixed migraine and
tension type headache) tidak diikutsertakan (B. J. V. Schueren, 2009b).
4. Van der Schueren dan kawan-kawan tidak melakukan eksklusi faktor
perancu secara lengkap sebelum melakukan pemeriksaan kadar NO
ekshalasi endogen (B. J. V. Schueren, 2009b).
5. Van der Schueren dan kawan-kawan tidak menyebutkan waktu pengukuran
kadar NO ekshalasi endogen dihitung sejak mulai terjadinya serangan rasa
nyeri kepala migren. Dalam penelitian ini dilakukan pengukuran tidak lebih
30 menit dihitung sejak pasien merasakan awal serangan migren (B. J. V.
Schueren, 2009b).
Penelitian ini penting, mengingat sebelumnya NO ekshalasi endogen diduga
memiliki peran penting dalam patofisologi nyeri kepala migren. Penelitian ini
adalah penelitian kedua setelah penelitian yang dilakukan oleh Van der Schueren
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DISERTASI PERUBAHAN KADAR NITRIT ... ARMAN YURISALDI SALEH
98
dan kawan-kawan. Kadar NO ekshalasi endogen diharapkan dapat dijadikan
kriteria tambahan sehingga diagnosis migren dapat lebih objektif bila
dibandingkan dengan cara diagnosis yang hanya berdasarkan kriteria klinis IHS
saja. Dasar penelitian sejalan dengan penelitian Van der Schueren dan
memberikan masukan data yang berharga dalam penelitian-penelitian terkait
peran NO ekshalasi endogen dalam patofisiologi migren dan bahkan penelitian
terkait penyakit-penyakit selain migren.
Alat NO ekshalasi endogen analyzer Niox Mino adalah alat yang
keberadaannya baru di Indonesia. Alat ini memiliki angka reliabilitas yang tinggi
terhadap NO analyzer generasi sebelumnya. Walaupun canggih, masih diperlukan
latihan bagi subjek penelitian misalnya dengan cara melihat video demostrasi alat.
Bila terjadi kegagalan dalam cara pengukuran kadar NO ekshalasi karena subjek
yang kurang memahami cara menggunakan alat, terpaksa penelitian diulang
kembali dan membutuhkan dana yang tak sedikit.
Aplikasi di dalam klinik dalam hal pengukuran kadar NO ekshalasi endogen
dapat dilakukan di Indonesia dengan terlebih dahulu melakukan sosialisasi alat.
Pada pusat-pusat pelayanan kesehatan dengan kemampuan menyediakan peralatan
canggih yang kurang, maka penelitian serupa sulit dilakukan. Faktor harga alat
NO ekshalasi endogen analyzer menjadi suatu hambatan karena saat ini relatif
cukup mahal, namun diharapkan tetap dapat digunakan secara massal bila terdapat
usaha pengadaan alat ini untuk kepentingan masyarakat luas.
Bila dibandingkan dengan alat NO ekshalasi endogen yang digunakan pada
penelitian Van der Schueren, maka Niox Mino memiliki kelebihan dalam hal
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DISERTASI PERUBAHAN KADAR NITRIT ... ARMAN YURISALDI SALEH
99
ukuran yang lebih kecil, berat yang lebih ringan, dan mobilitas yang lebih baik.
Alat ini menghasilkan kadar NO ekshalasi endogen secara otomatis sehingga
validitas dan reliabilitasnya tinggi. Alat ini juga dapat diterima secara sosial,
budaya, dan agama (B. J. V. Schueren, 2009b).
6.2 Kombinasi frekuensi dan amplitudo NMES (Temuan Baru)
Pada masing-masing kombinasi amplitudo dan frekuensi dilakukan
pengamatan berulang dan diamati derajat penurunan VAS dan kadar NO ekshalasi
endogen. Bila belum didapatkan hasil yang cukup bermakna secara klinis, maka
diteruskan pencarian pada kombinasi lain. Berdasarkan derajat penurunan VAS,
derajat penurunan kadar NO ekshalasi endogen dan kenyamanan pada permukaan
kulit tempat elektrode di tempelkan, maka dibuat kesimpulan bahwa frekuensi 125
Hz dan amplitudo 6 mA merupakan kombinasi terbaik yang dapat dipakai pada
tahap penelitian uji klinis.
Pengamatan berulang pada kombinasi frekuensi 125 Hz dan amplitudo 6
mA bertujuan memperjelas efek yang didapatkan. Perlakuan pada penelitian II
memperkuat bukti bahwa penelitian ini bukan penelitian observasional saja,
namun merupakan jenis penelitian uji klinis dengan pembanding tanpa
randomisasi (quasi-experimental) yang merupakan desain penelitian untuk
menjelaskan hubungan sebab-akibat.
Kombinasi antara frekuensi 125 Hz dan amplitudo 6 mA adalah kombinasi
terbaik yang diperoleh dalam penelitian, diperkirakan dapat mengurangi intensitas
nyeri kepala migren berdasarkan skala VAS dan menurunkan kadar NO ekshalasi
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DISERTASI PERUBAHAN KADAR NITRIT ... ARMAN YURISALDI SALEH
100
endogen selama serangan migren secara bermakna serta tidak menimbulkan rasa
tidak nyaman pada permukaan telapak tangan subjek saat perangsangan.
Penelitian ini bila ditinjau berdasarkan proses pengolahan data termasuk deskriptif
tanpa analisis. Bila ditinjau dari jenis penelitian berdasarkan perlakuan maka
termasuk jenis uji klinis tanpa pembanding atau quasi-experimental. Penelitian ini
tidak melanggar etika, agama, dan budaya yang berlaku.
Perekrutan subjek penelitian dilakukan melalui pengumuman terbuka sama
seperti penelitian pertama. Informasi kepada calon peserta diberikan secara jelas
dan dilanjutkan dengan penandatanganan surat pernyataan bersedia menjadi
subjek penelitian bagi yang berminat. Kriteria diagnosis migren untuk seleksi
peserta menggunakan kriteria migren IHS. Kriteria IHS untuk diagnosis migren
adalah paling sah saat ini. Tidak dilakukan pengendalian perancu pada penelitian
ini. Tenaga pelaksana penelitian adalah dokter dan paramedis yang bertugas pada
Rumah Tahanan Negara Pondok Bambu, Jakarta Timur yang telah mendapatkan
pelatihan dan mempelajari kriteria diagnosis migren menurut IHS. Subjek
penelitian tersedia dalam jumlah besar (kapasitas penghuni rumah tahanan negara
dapat mencapai jumlah 5000 orang dan berubah-ubah sesuai proses hukum yang
mereka jalani). Subjek dapat diamati oleh petugas penelitian dalam 24 jam. Sulit
didapatkan kondisi serupa pada tempat pelayanan kesehatan lain misalnya bila
dibandingkan dengan kondisi puskesmas.
Hubungan sebab-akibat dan generalisasi kesimpulan pada penelitian ini
dijelaskan berdasarkan kriteria Hill. Validitas interna kausal pada penelitian ini
dapat dijelaskan sebagai berikut. Terdapat hubungan waktu yang jelas antara
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DISERTASI PERUBAHAN KADAR NITRIT ... ARMAN YURISALDI SALEH
101
sebab akibat. Dalam penelitian ini jelas terdapat hubungan sebab akibat dalam hal
efek perangsangan elektrik terhadap berkurangnya rasa nyeri pada penderita
serangan migren. Setiap kombinasi amplitudo dan frekuensi yang digunakan
berakibat penurunan pada skala VAS dengan/tanpa penurunan pada kadar NO
ekshalasi endogen. Tak ada perbedaan dalam patofisiologi nyeri kepala migren
antara subjek yang berpartisipasi dalam penelitian ini dengan kasus migren di
populasi. Hubungan yang kuat antara sebab dan akibat masih belum dapat dibuat
simpulan yang tegas karena penelitian ini masih dipengaruhi bias dan tidak ada
pengendalian faktor perancu melalui randomisasi. Hubungan antara respons dan
dosis. Terdapat hubungan antara amplitudo dan frekuensi dalam perangsangan,
memengaruhi respons penderita dalam hal penurunan intensitas nyeri dan kadar
NO ekshalasi endogen. Hal yang sama diperkirakan terjadi pada populasi. Secara
empiris, diamati terdapat hubungan sebab akibat yang spesifik. Perangsangan
elektrik menurunkan skala VAS dan kadar NO ekshalasi endogen. Hal ini
diperkirakan dapat terjadi di populasi berdasarkan hubungan sebab-akibat yang
dapat diterima secara logika berdasarkan teori yang telah ada. Hubungan antara
perangsangan elektrik dengan penurunan skala VAS dan kadar NO ekshalasi
endogen dapat dijelaskan berdasarkan studi literatur yang telah ada sebelumnya.
Berkaitan dengan temuan pengetahuan sebelumnya (Dahlan, 2010; K F Schulz &
D A Grimes, 2006).
Penelitian ini berkaitan dengan temuan sebelumnya dalam hal penggunaan
alat NMES sebagai anti-nyeri. Walaupun belum banyak studi yang dilakukan
namun terdapat fakta bahwa di samping TENS, terdapat kecenderungan NMES
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DISERTASI PERUBAHAN KADAR NITRIT ... ARMAN YURISALDI SALEH
102
digunakan sebagai terapi anti-nyeri yang belum spesifik dan belum dapat
dijelaskan cara kerja alat ini secara jelas.Penelitian ini dirancang berdasarkan
fakta-fakta ilmiah dan terdapat kaitan yang jelas dengan temuan-temuan ilmiah
sebelumnya (K F Schulz & D A Grimes, 2006).
Dalam hal patofisiologi, tidak terdapat perbedaan antara penderita migren di
dalam lembaga pemasyarakatan atau rumah tahanan negara dibandingkan
penderita migren di luar lingkungan lembaga pemasyarakatan. Pencarian
amplitudo dan frekuensi yang dapat menurunkan gejala klinis nyeri dan kadar NO
ekshalasi endogen yang nyaman, masih berada dalam bentuk desain penelitian
yang bersifat empiris, maka hasil pengamatan ini belum dapat digeneralisasikan
ke dalam populasi yang lebih besar. Masih diperlukan penelitian ketiga untuk
membuat generalisasi yang meyakinkan.
Penelitian ini dilakukan berdasarkan pada beberapa penelitian yang sudah
dilakukan sebelumnya pada tingkat hewan percobaan dan manusia. Pada tingkat
hewan percobaan dan manusia, terdapat kemungkinan perangsangan elektrik
dapat memengaruhi proses patofisiologi serangan migren. Penelitian pada tingkat
hewan percobaan dengan metode eksperimental pada tikus menjadi suatu dasar
yang meyakinkan bahwa perangsangan elektrik menyebabkan terjadinya
pelepasan NO dari jaringan serebelum. Hal ini diperkuat dengan pemeriksaan
menggunakan alat doppler ultrasonografi yang menunjukkan hasil berupa
gambaran pelebaran pembuluh darah sekitar jaringan serebelum yang dirangsang
secara elektrik. Kelemahan di studi menggunakan binatang pada kelompok sham
adalah tidak dilakukannya ―matching” menggunakan hewan kembar (siblings).
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DISERTASI PERUBAHAN KADAR NITRIT ... ARMAN YURISALDI SALEH
103
Walaupun demikian, data penelitian ini memberikan informasi penting karena
semua bias dapat dikendalikan dengan metode eksperimental.
Hal baru dalam penelitian ini dapat dilihat berdasarkan urutan waktu sebagai
berikut, Ishao Hashimoto membuktikan bahwa perangsangan elektrik yang
menimbulkan muscle twitch pada muskulus abduktor pollicis brevis berakibat
aktivasi serabut climbing, sel purkinje, dan paralel serebelum berbasis MEG.
Fakta ini menjadi dasar pemikiran untuk mengusulkan suatu terapi baru yang
praktis, murah, dan mudah. Terdapat beberapa fakta yang menunjukkan suatu
kecenderungan bahwa perangsangan elektrik berupa muscle twitch dapat berperan
dalam terapi nyeri. Hsneh TC, Cheng PT, Kuan TS, dan Hong CZ melakukan
penelitian dengan memberikan perangsangan elektrik yang menimbulkan muscle
twitch pada bagian atas otot trapezius untuk terapi nyeri miofosial. Gaines J,
Metter E, dan Talbot L, melakukan penelitian dengan uji klinis dua kelompok
dengan jumlah subjek sebanyak 38 orang. Tidak diketahui apakah penelitian ini
dilakukan random alokasi subjek penelitian ke dalam kelompok perlakuan dan
sham. Penelitian ini menggunakan penilaian dengan McGill Pain Questionaire
pada 15 menit perangsangan elektrik dengan alat NMES yang diletakkan pada
tendon otot quadriseps femoris penderita osteoartritis sendi lutut. Hasil penelitian
bermakna dan disimpulkan bahwa NMES dapat mengurangi nyeri pada penderita
osteoartritis. Yu dan kawan-kawan menunjukkan bahwa percutaneus NMES dapat
menurunkan intensitas nyeri. Rochester C.L, membuktikan bahwa perangsangan
dengan NMES pada otot anggota gerak atas menunjukkan perbaikan klinis pada
pasien COPD dan peningkatan kadar NO ekshalasi endogen. Hal ini memperkuat
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DISERTASI PERUBAHAN KADAR NITRIT ... ARMAN YURISALDI SALEH
104
teori-teori sebelumnya bahwa perangsangan pada ujung-ujung saraf proprioseptif
akan mengaktifkan jaras spino-serebelaris.
Penelitian ini berlandaskan teori bahwa NMES dapat digunakan sebagai
perangsang elektrik yang menimbulkan muscle twitch. Muscle twitch merupakan
bagian LTD pada proses motor learning. Pada LTD dihasilkan NO secara sinergis
dengan endokanabinoid. Kadar endokanabinoid tidak seimbang terkait proses
timbulnya serangan migren. Sampai saat ini NMES digunakan sebagai alat di
bidang rehabilitasi medik untuk melatih otot yang mengalami disuse atropi.
Kelemahan penelitian ini adalah menggunakan desain yang belum kuat
karena dilakukan eksperimental tanpa randomisasi. Belum ada penelitian dalam
hal penggunaan alat NMES dalam hal abortif serangan migren yang dapat
dibandingkan dengan penelitian ini. Penggunaan alat NO ekshalasi endogen
dalam memantau respons terapi pada migren mirip yang dilakukan Van der
Schueren dan kawan-kawan dalam bentuk penelitian tak terandomisasi, dengan
kontrol dan tak buta ganda. Pada penelitian ini pasien mengetahui amplitudo dan
frekuensi yang diberikan oleh petugas pelaksana di lapangan. Petugas pelaksana
juga mengetahui pasien adalah penderita migren dalam serangan.
Kelebihan penelitian ini, merupakan penelitian yang pertama kali dalam hal
mengamati secara empiris alat NMES sebagai aplikasi untuk mengurangi nyeri
penderita serangan migren. Penelitian ini penting karena berusaha melihat pola
penurunan gejala klinis nyeri kepala migren dalam skala VAS dan dikaitkan
dengan kadar NO ekshalasi endogen, suatu usaha untuk memberikan tambahan
wawasan teori baru dalam hal terapi nyeri kepala migren. Penelitian serupa dapat
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DISERTASI PERUBAHAN KADAR NITRIT ... ARMAN YURISALDI SALEH
105
dilakukan di lain tempat dan waktu selama tersedia alat dan tenaga pelaksana
penelitian yang terlatih.
6.3 Perubahan klinis intensitas nyeri kepala migren dan kadar NO
ekshalasi endogen saat serangan migren, sebelum dan sesudah
rangsang elektrik.
Median kelompok umur, derajat nyeri dalam skala VAS dan IMT antara
kelompok perlakuan dan kelompok sham sebelum uji klinis sebanding. Namun
hal ini tidak didapatkan dalam hal nilai median kadar NO ekshalasi endogen.
Terdapat perbedaan bermakna antara kelompok sham+parasetamol dengan
kelompok perlakuan elektrik+parasetamol dalam hal derajat nyeri sesudah
perlakuan. Terdapat penurunan derajat nyeri kepala migren pada kelompok
perlakuan dari nilai median 6 menjadi 1, sedangkan pada kelompok sham justru
terdapat kenaikan dari 5 menjadi 8.
Hipotesis utama penelitian ini adalah pengaruh perangsangan elektrik
terhadap perbaikan klinis nyeri kepala migren, dan telah terbukti secara
bermakna (temuan baru).
Kadar NO ekshalasi endogen sebelum uji klinis antara kelompok perlakuan
dibandingkan sham, didapatkan kadar yang tidak sebanding. Walaupun demikian,
didapatkan penurunan hasil kadar NO ekshalasi endogen pada kelompok
perlakuan dan kenaikan pada kelompok sham sesudah perangsangan elektrik. Hal
ini dapat diinterpretasikan bahwa terdapat suatu penurunan kadar NO ekshalasi
endogen yang disebabkan karena perangsangan elektrik NMES semata atau
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DISERTASI PERUBAHAN KADAR NITRIT ... ARMAN YURISALDI SALEH
106
natural history NO ekshalasi endogen penderita migren yang sedemikian rupa
dapat turun atau berfluktuasi tanpa pengaruh perangsangan elektrik. Analisis
stratifikasi dalam penelitian ini menunjukkan hasil bahwa penurunan NO
adalah akibat perangsangan elektrik (temuan baru).
Validitas informasi dalam penelitian ini dijamin dengan definisi yang jelas
dalam hal diagnosis migren, peralatan dan bahan yang digunakan dalam
penelitian, serta kriteria inklusi dan eksklusi dalam definisi operasional. Subjek
penelitian memahami bahwa penelitian ini menggunakan peralatan perangsangan
elektrik dan bukan penelitian menggunakan obat atau zat kimiawi. Subjek
penelitian juga mengetahui bila timbul rasa nyeri akibat perangsangan elektrik
diatasi dengan baik oleh tenaga medis.
Proses perekrutan subjek penelitian dilakukan dengan memberikan
pengumuman terbuka dan penjelasan tentang gejala dan tanda penyakit nyeri
kepala migren dan penyakit yang menyerupai migren, tujuan, manfaat, dan
sumbangan bagi dunia kedokteran. Selanjutnya, dilakukan pendaftaran bagi
peserta yang memiliki gejala migren dan berkenan mengikuti penelitian. Pada
penelitian ketiga, tidak dilakukan eksklusi seperti penelitian pertama. Peserta yang
bersedia sebagai subjek penelitian menandatangani surat persetujuan yang
sebelumnya telah dijelaskan keuntungan dan hak peserta untuk berhenti sebagai
subjek penelitian. Peserta yang tak melanjutkan partisipasi dalam penelitian tetap
mendapatkan pelayanan medis sesuai dengan penyakitnya.
Suatu penelitian termasuk dalam uji klinis bila memenuhi syarat telah
dilakukan perlakuan, random alokasi dan terdapat kelompok pembanding.
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DISERTASI PERUBAHAN KADAR NITRIT ... ARMAN YURISALDI SALEH
107
Blinding atau buta ganda digunakan hanya untuk lebih menjamin bias informasi
telah disingkirkan. Buta ganda didefinisikan sebagai subjek yang tak mengetahui
dirinya termasuk kelompok pelakuan atau sham, dan petugas perlakuan dan
petugas pencatatan hasil juga tak mengetahui kedudukan subjek yang sedang
diberi perlakuan (sesuai perintah petugas pengumpul data termasuk kelompok
perlakuan atau sham). Dalam penelitian ini proses blinding dan sham telah
diusahakan dilaksanakan sesuai prosedur blinding dan sham baku. Pada penelitian
ini, random alokasi dilakukan oleh pihak ketiga yang tak terlibat sebagai petugas
penelitian dan tabel hasil randomisasi tak diberitahukan kepada peneliti utama,
petugas yang melakukan perlakuan dan petugas pencatat hasil pengukuran hingga
penelitian dihentikan. Proses blinding dilakukan dengan prosedur sham untuk
menjamin tidak ada bias informasi. Menurut prosedur ini, peralatan perangsang
elektrik diatur dalam bentuk dan mesin yang sama namun mesin tidak diaktifkan
pada kelompok sham. Hal ini bertujuan agar validitas interna terjamin dengan
baik.
Kelompok perlakuan sebanyak 101 orang, sedangkan kelompok sham
sebanyak 99 orang. Data masing-masing calon subjek penelitian dicatat oleh
petugas. Selanjutnya, saat peserta mengalami serangan migren dimasukkan ke
dalam kelompok masing-masing sesuai data undian. Semua subjek tak
mengetahui dirinya termasuk kelompok perlakuan atau sham. Seorang petugas
pengumpul data (petugas yang mengetahui pengelompokan), memberikan
instruksi kepada petugas pelaksana perlakuan sesuai instruksi petugas pengumpul
data. Rangsangan dilakukan selama 30 menit kemudian dilakukan pengukuran
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DISERTASI PERUBAHAN KADAR NITRIT ... ARMAN YURISALDI SALEH
108
serta pencatatan kadar NO ekshalasi endogen sebelum dan sesudah perangsangan,
sesuai prosedur ATS. Petugas yang melaksanakan proses pengukuran kadar NO
ekshalasi sebelum dan sesudah perlakuan pada kelompok perlakuan dan kelompok
sham yang hasilnya dicatat oleh petugas pencatat hasil pengukuran. Selanjutnya
hasil diberitahukan kepada petugas yang mengetahui pengelompokan subjek
(petugas pengumpul data).
Suatu penelitian uji klinis harus dihentikan awal bila:
1. Proses perekrutan yang mengalami hambatan dan diperkirakan tidak
mungkin selesai (Dahlan, 2010; K F Schulz & D A Grimes, 2006).
2. Terdapat bukti penelitian baru bahwa uji klinis yang sedang dilaksanakan
tidak etis (Dahlan, 2010; K F Schulz & D A Grimes, 2006).
3. Berdasarkan pengamatan sebelumnya terdapat cukup bukti sehingga dapat
diperkirakan didapatkan hasil yang berbeda bermakna dibandingkan
pembanding (early stopping for benefit) (Dahlan, 2010; K F Schulz & D A
Grimes, 2006).
4. Terdapat bukti bahwa perlakuan yang sedang dilakukan membawa
kerusakan dibandingkan dengan pembanding (Dahlan, 2010; K F Schulz &
D A Grimes, 2006).
5. Diperkirakan tidak ada hasil yang bermakna secara klinis. Analisis interim
dilakukan sesuai dengan rumus O’Brien-Flemming tentang aturan
penghentian uji klinis. Pertimbangan yang mendasari adalah terdapat cukup
bukti pada penelitian II, yang merupakan jenis penelitian uji klinis tanpa
pembanding atau quasi-experimental. Desain uji klinis tanpa randomisasi
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DISERTASI PERUBAHAN KADAR NITRIT ... ARMAN YURISALDI SALEH
109
merupakan jenis penelitian yang cukup kuat karena bukan sekedar
penelitian dalam bentuk observasional. Berdasarkan penelitian II, terdapat
kemungkinan didapatkan hasil berupa perbedaan yang bermakna secara
klinis dan statistik sebelum terpenuhi jumlah subjek yang direncanakan. Hal
ini diperkuat dengan dasar teori yang jelas dan pengamatan klinis secara
langsung pengaruh rangsang elektrik NMES terhadap penurunan intensitas
nyeri kepala migren saat serangan (Dahlan, 2010; K F Schulz & D A
Grimes, 2006).
Kriteria penghentian penelitian menurut O’Brien-Flemming untuk tujuan
efektivitas. Jika analisis berdasarkan kriteria O’Brian-Flemming mencapai
stopping rule p=0,005, maka penelitian dinyatakan berhenti demi memenuhi etika
penelitian. Hasil analisis menunjukkan nilai 0,005 sehingga terdapat perbedaan
bermakna antara kelompok perlakuan dibandingkan kelompok sham. Hal yang
mendasari penghentian penelitian adalah kemungkinan terdapat effect size
(median sebelum dibandingkan sesudah perlakuan) yang bermakna secara klinis
berdasarkan data pengamatan sebelumnya sehingga jumlah subjek lebih kecil
dibandingkan jumlah yang diperhitungkan sebelumnya.
Hasil penelitian ini dapat diterapkan pada populasi yang lebih besar karena
memenuhi syarat hubungan sebab-akibat yang disebutkan di dalam literatur, yaitu
sebagai berikut:
1. Terdapat hubungan waktu yang jelas antara sebab dan akibat. Dalam
penelitian ini, jelas terdapat hubungan sebab-akibat dalam hal efek
perangsangan elektrik terhadap berkurangnya rasa nyeri pada penderita
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DISERTASI PERUBAHAN KADAR NITRIT ... ARMAN YURISALDI SALEH
110
serangan migren. Tidak ada perbedaan dalam patofisiologi nyeri kepala
migren antara subjek dengan kasus migren di populasi (Dahlan, 2010; K F
Schulz & D A Grimes, 2006).
2. Terdapat hubungan yang kuat antara sebab dan akibat. Hubungan antara
rangsangan elektrik dengan penurunan skala VAS dengan hasil yang telah
bebas bias karena telah dilakukan randomisasi (Dahlan, 2010; K F Schulz &
D A Grimes, 2006).
3. Hubungan antara respons dan dosis. Terdapat hubungan yang jelas antara
frekuensi dalam perangsangan dengan respons penderita dalam hal
penurunan intensitas nyeri dan kadar NO ekshalasi endogen. Hal yang sama
diperkirakan terjadi pada populasi (Dahlan, 2010; K F Schulz & D A
Grimes, 2006).
4. Hubungan sebab dan akibat yang spesifik. Perangsangan elektrik jelas
menurunkan skala VAS dan kadar NO ekshalasi endogen. Hal ini
diperkirakan dapat terjadi di populasi (Dahlan, 2010; K F Schulz & D A
Grimes, 2006).
5. Hubungan sebab dan akibat yang masuk akal. Hubungan antara
perangsangan elektrik dengan penurunan skala VAS dan kadar NO
ekshalasi endogen dapat dijelaskan berdasarkan studi literatur yang telah
ada sebelumnya (Dahlan, 2010; K F Schulz & D A Grimes, 2006).
6. Berkaitan dengan temuan pengetahuan sebelumnya. Penelitian ini dirancang
berdasarkan fakta-fakta ilmiah dan terdapat kaitan yang jelas dengan
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DISERTASI PERUBAHAN KADAR NITRIT ... ARMAN YURISALDI SALEH
111
temuan-temuan ilmiah sebelumnya (Dahlan, 2010; K F Schulz & D A
Grimes, 2006).
7. Bukti eksperimental. Penelitian ini telah menggunakan cara eksperimental,
dalam hal ini dilakukan uji klinis pada kelompok subjek dan kelompok
sham (Dahlan, 2010; K F Schulz & D A Grimes, 2006).
8. Hasil yang sebanding dengan penelitian lain. Hasil penelitian ini sebanding
dengan hasil penelitian Van der Schueren, dalam hal kadar NO ekshalasi
endogen dan merupakan temuan baru dalam hal penggunaan alat NMES
dalam bidang nyeri kepala sebagai terapi abortif serangan nyeri kepala
migren (Dahlan, 2010; K F Schulz & D A Grimes, 2006).
9. Tidak disebutkan dalam literatur bahwa studi nonparametrik tidak dapat
digunakan sebagai dasar untuk generalisasi terhadap populasi (Dahlan,
2010; K F Schulz & D A Grimes, 2006).
Penelitian ini menemukan bahwa distribusi frekuensi kadar NO ekshalasi
endogen penderita nyeri kepala migren tidak dalam distribusi normal. Beberapa
kasus di dalam populasi memang tidak berada dalam distribusi normal. Dalam hal
patofisiologi, tidak terdapat perbedaan antara penderita migren di dalam lembaga
pemasyarakatan atau rumah tahanan negara dibandingkan penderita migren di luar
lingkungan lembaga pemasyarakatan sehingga cukup dasar untuk melakukan
generalisasi hasil penelitian ini.
Penelitian ini dilakukan berdasarkan beberapa penelitian yang sudah
dilakukan sebelumnya pada tingkat hewan percobaan dan manusia. Pada tingkat
hewan percobaan dan manusia, terdapat kemungkinan perangsangan elektrik
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DISERTASI PERUBAHAN KADAR NITRIT ... ARMAN YURISALDI SALEH
112
dapat memengaruhi proses patofisiologi serangan migren. Penelitian pada tingkat
hewan percobaan dengan metode eksperimental pada tikus menjadi suatu dasar
pendekatan bahwa pada perangsangan elektrik menyebabkan terjadinya pelepasan
NO dari jaringan serebelum. Hal ini diperkuat dengan pemeriksaan menggunakan
alat doppler ultrasonografi yang menunjukkan hasil berupa gambaran pelebaran
pembuluh darah sekitar jaringan serebelum yang dirangsang secara elektrik.
Kelemahan pada studi menggunakan binatang adalah pada kelompok pembanding
tidak dilakukan ―matching” dengan hewan kembar (siblings). Walaupun
demikian, data penelitian ini memberikan informasi penting karena semua bias
dapat dikendalikan dengan metode eksperimental.
Ishao Hashimoto membuktikan bahwa perangsangan elektrik yang
menimbulkan muscle twitch pada muskulus abduktor pollicis brevis berakibat
aktivasi serabut climbing, purkinje, dan paralel serebelum berbasis MEG. Fakta
ini menjadi dasar pemikiran untuk mengusulkan suatu terapi baru yang praktis,
murah, dan mudah. Terdapat beberapa fakta yang menunjukkan suatu
kecendrungan bahwa perangsangan elektrik berupa muscle twitch dapat berperan
dalam terapi nyeri. Hsneh TC, Cheng PT, Kuan TS, dan Hong CZ, melakukan
penelitian dengan memberikan perangsangan elektrik yang menimbulkan muscle
twitch pada bagian atas otot trapezius untuk terapi nyeri miofosial. Gaines J,
Metter E, dan Talbot L. melakukan penelitian dengan uji klinis dua kelompok
dengan jumlah subjek total 38 orang. Tidak diketahui apakah penelitian ini
dilakukan randomisasi pada alokasi subjek penelitian ke dalam kelompok sham
dan uji klinis. Penelitian ini menggunakan penilaian dengan McGill Pain
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DISERTASI PERUBAHAN KADAR NITRIT ... ARMAN YURISALDI SALEH
113
Questionaire pada 15 menit perangsangan elektrik dengan alat NMES yang
diletakkan pada tendon otot quadriseps femoris penderita osteoartritis sendi lutut.
Hasil penelitian bermakna dan disimpulkan bahwa NMES dapat mengurangi nyeri
pada penderita osteoartritis. Yu dan kawan-kawan menunjukkan bahwa
percutaneus NMES dapat menurunkan intensitas nyeri. Rochester C.L.
membuktikan bahwa perangsangan dengan NMES pada otot anggota gerak atas
menunjukkan perbaikan klinis pada pasien COPD dan peningkatan kadar NO
ekshalasi endogen. Hal ini memperkuat teori-teori sebelumnya bahwa bila terjadi
perangsangan pada ujung-ujung saraf proprioseptif mengaktifkan jaras spino-
serebelaris (Richard & Garwicz, 2005).
Alat NMES dapat digunakan sebagai perangsang elektrik yang
menimbulkan muscle twitch. Muscle twitch merupakan bagian LTD pada proses
motor learning. Pada LTD dihasilkan NO secara sinergis dengan endokanabinoid.
Kadar endokanabinoid tidak seimbang terkait proses timbulnya serangan migren
diketahui bahwa melalui proses motor learning, serabut-serabut serebelum yang
aktif merupakan modulator nyeri.Sampai saat ini, NMES digunakan sebagai alat
di bidang rehabilitasi medik untuk melatih otot yang mengalami disuse atropi.
Penelitian ini merupakan penelitian pertama dalam hal menguji alat NMES
sebagai aplikasi untuk mengurangi nyeri penderita serangan migren. Penelitian uji
klinis menggunakan alat NMES ini penting karena berusaha membuktikan teori
baru dalam hal terapi nyeri kepala migren. Penggunaan alat NMES mudah
didapatkan di Indonesia, harga terjangkau, dan mudah dilakukan. Berdasarkan
perhitungan CEA dapat diperkirakan manfaat yang diperoleh dibandingkan biaya
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DISERTASI PERUBAHAN KADAR NITRIT ... ARMAN YURISALDI SALEH
114
yang harus dikeluarkan penderita migren. Seorang pasien yang memenuhi kriteria
inklusi, dilakukan perhitungan CEA dalam sepuluh tahun dengan hasil sebagai
berikut. Bila pasien menggunakan tambahan terapi berupa alat NMES dalam 10
tahun, berarti memerlukan tambahan biaya pembelian alat disamping pembelian
obat untuk abortif serangan migren.
Alat NMES harga per satu unit Rp. 2.500.000,-
Baterai A3 sebanyak 4 buah untuk satu alat NMES @Rp. 4000,-
(baterai dapat bertahan untuk 30 kali rangsang elektrik selama 30 menit).
Bila seorang penderita mengalami serangan 9 kali per bulan, maka 9x12x10 : 4 x
4000 = Rp.1.080.000,-.
Biaya total dalam 10 tahun = Rp. 3.580.000,- maka, biaya tambahan
perbulan yang harus dikeluarkan pasien adalah Rp. 3.580.000 : 10 : 12 = Rp.
29.833,33,-. Biaya tambahan sebanding dengan manfaat yang didapatkan pasien
saat mengalami serangan migren akut. Tidak didapatkan efek samping yang
merugikan selama proses uji klinis.
Hal baru yang dilakukan peneliti dapat dilihat secara kronologis sebagai
berikut. Balon dan Nadle (1994) meneliti stimulasi listrik pada otot yang
mengakibatkan kadar NO endogen lokal meningkat. Moore S.R. dan kawan-
kawan (1997) melakukan penelitian menggunakan NMES untuk menghilangkan
nyeri pinggang kronis. Kharitonov dan kawan-kawan (1998) meneliti kadar NO
ekshalasi endogen pada wanita dalam siklus haid. Delclaux dan kawan-kawan
(2002) dalam penelitiannya mendapatkan hasil bahwa pada penderita sirosis
terdapat peningkatan produksi NO ekshalasi endogen berlebihan sebelum dan
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DISERTASI PERUBAHAN KADAR NITRIT ... ARMAN YURISALDI SALEH
115
sesudah asites. Nathalie Lara dan kawan-kawan (2003) melakukan penelitian
kadar NO ekshalasi endogen dan sistemik selama induksi serangan panik.
Penelitian dilakukan dengan uji buta ganda, terandomisasi, dan crossover.
Matharu dan kawan-kawan (2003) melakukan stimulasi elektrik dengan stimulasi
yang dipasang di daerah sub-oksipital pada delapan pasien migren kronis. Vints
dan kawan-kawan (2005) melakukan penelitian uji klinis dalam hal hubungan
antara diet sayuran kaya NO (sawi, bayam, peterseli, dan kubis) dengan kadar NO
ekshalasi endogen. Jeffery A. Dusek dan kawan-kawan (2006) melakukan
penelitian mengenai hubungan konsumsi oksigen dengan produksi kadar NO
ekshalasi endogen akibat respons relaksasi berupa Taichidan meditasi. Penelitian
ini dilakukan dengan uji klinis buta ganda terandomisasi. Myers dan kawan-
kawan (2006) membuktikan bahwa stimulasi elektrik dapat mengurangi depresi
dan memudahkan relaksasi. Roosink dan kawan-kawan (2007) melakukan
penelitian menggunakan alat Percutaneous Neuromuscular Electrical Stimulation
(P-NMES) sebagai terapi penderita nyeri bahu kronis yang menunjukkan adanya
perbaikan klinis berupa hilangnya nyeri. Belum ada mekanisme yang dapat
menjelaskan peran NMES dalam mengurangi nyeri. Matsumoto (2008) meneliti
NO ekshalasi endogen meningkat pada peningkatan aktivitas fisik sampai 3 kali
lipat. Penelitian ini melakukan perangsangan pada wilayah nervus medianus yang
menyarafi muskulus abduktor policis brevis dengan NMES sampai timbul muscle
twitch dengan panjang gelombang yang sama dengan penelitian Ishao Hashimoto
yaitu 0,2 mdetik untuk aplikasi terapi nyeri kepala migren dikaitkan dengan
aktivitas serabut climbing serebelum dengan kajian terhadap peran NO dan
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DISERTASI PERUBAHAN KADAR NITRIT ... ARMAN YURISALDI SALEH
116
endokanabinoid. Alat NO ekshalasi endogen berbeda pabrik dengan penelitian
Van der Schueren, yaitu Niox Mino, yang lebih praktis namun tetap sesuai dengan
rekomendasi ATS (Society, 2005). Kelemahan penelitian ini adalah tidak
mengukur sejauh mana fluktuasi kadar NO ekshalasi endogen setelah rangsang
elektrik pada pasien migren dalam serangan.
Temuan Baru
1. Dalam penelitian ini didapatkan kadar median NO ekshalasi endogen pada
penderita migrain dalam serangan median 14,0, migrain tidak dalam
serangan median 11,0 dan orang normal median 5,0
2. Kombinasi amplitudo dan frekuensi NMES yang paling banyak
menurunkan kadar NO ekshalasi endogen dan VAS serta nyaman adalah 6
mA dan 125 Hertz.
3. Peningkatan nyeri berhubungan/disebabkan oleh peningkatan NO ekshalasi
endogen.
4. Penelitian ini menunjukkan hasil bahwa penurunan NO pada penderita
migrain dalam serangan adalah akibat dari perangsangan elektrik
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DISERTASI PERUBAHAN KADAR NITRIT ... ARMAN YURISALDI SALEH
117
BAB VII
PENUTUP
7.1 KESIMPULAN
1. Ada korelasi positif antara kadar median NO ekshalasi endogen dengan
intensitas nyeri kepala dalam skala VAS.
2. Ada perbaikan klinis (intensitas nyeri kepala dalam skala VAS)
sebelum dan sesudah perangsangan elektrik pada nervus medianus yang
menyarafi muskulus abductor policis brevis dibandingkan sham.
3. Ada perubahan kadar NO endogen ekshalasi sebelum dan sesudah
perangsangan elektrik pada nervus medianus yang menyarafi muskulus
abduktor policis brevis dibandingkan sham.
7.2 SARAN
1. Perlu sosialisasi mengenai penggunaan alat NMES sebagai salah satu
pilihan alat yang murah, efisien, dan efektif dalam terapi abortif
serangan migren berdasarkan cost effectiveness. Bila terjadi serangan
migren, selain pasien tetap minum obat medikamentosa abortif migren
yang baru bereaksi sekitar 1,5-2 jam kemudian, pasien dapat
menggunakan alat NMES untuk mengurangi rasa nyeri kepala migren
saat awal serangan.
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DISERTASI PERUBAHAN KADAR NITRIT ... ARMAN YURISALDI SALEH
118
2. Penelitian ini sejak awal tidak ditujukan untuk jenis penelitian uji
diagnostik. Sampai saat ini, belum ada alat yang menandingi kriteria
diagnosis IHS yang lebih murah, mudah, dan cepat untuk menegakkan
diagnosis migren. Pengukuran kadar NO ekshalasi endogen pada
penelitian ini lebih ditujukan pada penguatan dasar patofisiologi migren
terkait peran NO. Perlu terus-menerus diupayakan penelitian untuk
diagnostik migren berupa penelitian uji diagnostik.
3. Perlu dilakukan penelitian serial dalam memantau fluktuasi kadar NO
ekshalasi penderita migren pasca rangsang elektrik menggunakan
NMES.
4. Mengingat alat ini demikian penting bagi masyarakat, akan lebih baik
bila pemerintah mengadakan pembuatan NMES dengan harga yang
lebih terjakau lagi sehingga jangkauan aplikasinya lebih luas.
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DISERTASI PERUBAHAN KADAR NITRIT ... ARMAN YURISALDI SALEH
119
DAFTAR PUSTAKA
Ahern G, Hsu S, Klyachko V, & Jackson M, 2000. Induction of persistent sodium
current by exogenous and endogenous nitric oxide, Journal Biology
Chemistry, vol. 275, no. 37, pp. 28810–28815.
American Thoracic Society, 2005. ATS/ERS recommendations for standardized
procedures for the online and offline measurement of exhaled lower
respiratory nitric oxide and nasal nitric oxide, American Journal of
Respiratory Critical Care Med, vol. 171, pp. 912–930.
Andreou Anna, 2008. Involvement of kainate glutamate receptors in the
modulation of neuronal transmission in brain areas involved in migraine
pathophysiology, Doctor of Philosophy, University College London,
Queen Square London, pp. 521-530.
Arulmani U, 2004. Calcitonin Gene-Related Peptide and Migraine: Implications
for Therapy, Madras, India, vol. 6, pp. 325-341.
Avnon Y, Nitzan M, Sprecher E, & Rogowski Z, Y. D, 2004. Autonomic
asymmetry in migraine: augmented parasympathetic activation in left
unilateral migraineurs, Brain, pp. 127, vol. 9, pp. 54.
Baldwin E, Klakowicz P, & Collins D, 2006. Wide-pulse-width, high-frequency
neuromuscular stimulation: implications for functional electrical
stimulation, Journal Applied Physiology, vol. 101, pp. 228-240.
Bolay H, Reuter U, Dunn AK, Huang Z, Boas DA, & Moskowitz MA, 2002.
Intrinsic brain activity triggers trigeminal meningeal afferents in a
migraine model, Nature Medicine, vol. 8, no. 2, pp. 97.
Brizzi LTL, Zytnicki D, 2002. Positive proprioceptive feedback elicited by
Isometric contractions of ankle flexors on pretibial motoneurons in cats,
Journal Neurophysiology, vol. 88, no. 10, pp. 2207–2214.
Brunori M, & Vallone B, 2006. A globin for the brain, FASEB Journal, vol. 20,
pp. 2192–2197.
Burstein R, Yamamura H, Malick A, 1998. Chemical stimulation of the
intracranial dura induces enhanced responses to facial stimulation in brain
stem trigeminal neurons, Journal Neurophysiology, vol. 79, pp. 81.
Carmick J, 1993. Clinical use of neuromuscular electrical stimulation for children
with cerebral palsy upper extremity, Physical Therapy, vol. 73, no. 8, pp.
5-10.
Carmick J, 1993. Clinical use of neuromuscular electrical stimulation for children
with cerebral palsy upper extremity, Physical Therapy, vol. 73, no. 8, pp.
11-12.
Chow SC, & Liu JP, 2014. Design and Analysis of Clinical Trials Cocept and
Methodologies. Wiley, New Jersey, pp. 425-439.
Cremona G, Higenbottam T, & Mayoral V 1995. Elevated exhaled nitric oxide in
sufferers with hepatopulmonary syndrome, European Respiratory Journal,
vol. 8, pp. 1883–1885.
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DISERTASI PERUBAHAN KADAR NITRIT ... ARMAN YURISALDI SALEH
120
Cremona G, Higenbottam TW, Bower EA, Wood AM, & Stewart S, 1999.
Hemodynamic effects of basal and stimulated release of endogenous nitric
oxide in isolated human lungs, Circulation, vol. 100, pp. 1316-1321.
Dahlan, MS, 2010. Membaca dan Menelaah Jurnal Uji Klinis: Salemba Medika,
pp. 189-192.
Dean J, Yates L, & Collins D, 2007. Turning on the central contribution to
contractions evoked by neuromuscular electrical stimulation, Journal
Applied Physiology, vol. 103, pp. 170-176.
Dhar A, Brindley J, Stark C, Citro M, Keefer K, & Colburn K, 2003. Nitric oxide
does not mediate but inhibits transformation and tumor phenotype,
Molecular Cancer Theraphy, vol. 2, no. 12, pp. 1285–1293.
Di Marzo V, 2009. The endocannabinoid system: Its general strategy of action,
tools for its pharmacological manipulation and potential therapeutic
exploitation, Pharmacology Research, vol. 60, pp. 77–84.
Dinh-Xuan A, & Naeije R, 2004. The hepatopulmonary syndrome: NO way out?,
European Respiratory Journal,vol 23, pp. 661–662.
Dowson AJ, 2003. Migraine and other headaches, your question answered.
London: Churchill Livingstone, pp: 525-565.
Dubravka D, Ecaterina B, & Maria M, 2007. About the endocannabinoids – Short
outline, Journal of Clinical Medicine, vol. 2, no. 3, pp. 23.
Durham PL, & Russo AF, 2003. Stimulation of the calcitonin gene-related peptide
enhancer by mitogen-activated protein kinases and repression by an
antimigraine drug in trigeminal ganglia neurons, Neuroscience vol. 23, no.
3, pp: 43.
Dusek J, Chang B, & Zaki J, 2006. Association between oxygen consumption and
nitric oxide production during the relaxation response, Medical Science
Monitor, vol. 12, no. 1, pp: 1-10.
El Manira A, & Kyriakatos A, 2010. The role of endocannabinoid signaling in
motor control, Physiology, vol. 25, pp: 230-238.
Evans GJO 2007. Synaptic signalling in cerebellar plasticity, Biology Cell, vol.
99, no. 7 pp: 463-472.
Evers S, 2004. Botulinum toxin and the management of chronic headaches,
Current Opinion Otolaryngology Head Neck Surgery, vol. 12, pp: 197–
203.
Franjo G, 2004. Pharmacology of cannabinoids, Neuroendocrinology Letter, vol.
2, no. 1, pp 367-374.
Garthwaite J, 2008. Review Article: Concepts of neural nitric oxide-mediated
transmission, European Journal Neuroscience, vol. 27, pp: 2783-2802.
Gavin T, Spector D, Wagner H, Breen E, & Wagner P, 2000. Nitric oxide
synthase inhibition attenuates the skeletal muscle VEGF mRNA response
to exercise, Journal Applied Physiology, vol. 88, pp: 1192–1198.
Geigel E, Hyde R, & Perillo B, 1999. Rate of nitric oxide production by lower
alveolar airways of human lungs, Journal Applied Physiology, vol. 86, pp:
211-221.
Geoffrey B, 2006. Pathophysiology and therapeutic potential of purinergic
signaling, Pharmacology Review, vol. 5, no. 1, pp: 76-82.
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DISERTASI PERUBAHAN KADAR NITRIT ... ARMAN YURISALDI SALEH
121
Georgiev D, 2004. The nervous principle:active versus passive electric processes
in neurons, Electroneurobiología, vol. 12, pp: 136.
Ghoname E, Craig W, & White P, 1999. The effect of stimulus frequency on the
analgesic response to percutaneous electrical nerve stimulation in sufferers
with chronic low back pain, Anesthesia Analgesia, vol. 88, pp: 841–846.
Gladwin M, Raat J, Shiva S, Dezfulian C, Hogg N, & Shapiro D, 2006. Nitrite as
a vascular endocrine nitric oxide reservoir that contributes to hypoxic
signaling, cytoprotection, and vasodilation, American Journal Physiology
Heart Circulation Physiology, vol. 291, pp: 2026-2035.
Gladwin M, & Schechter A, 2004. NO contest: nitrite versus S-nitroso-
hemoglobin, Circulation Research, vol. 72, no. 94, pp:851-855.
Goadsby P, Lipton F, & Ferari L, 2002. Migraine-current understanding and
treatment,New England Journal of Medicine, vol. 346, no. 4, pp: 189-296.
Goadsby P, Lipton F, 2002. Migraine-current understanding and treatment, New
England Journal of Medicine, vol. 346, no. 4, pp: 142-145.
Godecke A, 2006. On the impact of NO–globin interactions in the cardiovascular
system, Cardiology Vasular Research, vol. 69, pp: 309-317.
Gow A, Buerk D, & Ischiropoulos H, 1997. A novel reaction mechanism for the
formation of s-nitrosothiol in vivo, Journal Biology Chemistry, vol. 272,
no. 5, pp: 2841–2845.
Granta I, & Cahnb B, 2005. Cannabis and endocannabinoid modulators:
therapeutic promises and challenges, Clinical Neuroscience Research, vol.
5, pp: 185–199.
Greco R, Gasperi V, Maccarrone M, & Tassorelli C, 2010. The endocannabinoid
system and migraine. Experimental Neurology, vol. 224, pp: 85–91.
Gregory J, Rockett C, Morgan D, Whitehead N, & Proske U, 2001. Effect of
eccentric muscle contractions on Golgi tendon organ responses to passive
and active tension in the cat, Journal of Physiology, vol. 538, pp: 209-218.
Gross S, & Lane P, 1999. Physiological reactions of nitric oxide and hemoglobin:
a radical rethink, Proceedings of the National Academy of Sciences,vol.
96, pp: 9967–9969.
Grubina R, Huang Z, & Shiva S, 2007. Concerted nitric oxide formation and
release from the simultaneous reactions of nitrite with deoxy- and
oxyhemoglobin, Journal of Biology and Chemistry, vol. 282, no.17, pp:
12916–12927.
Gunel MK, & Akkaya FY, 2008. Are migraineur women really more vulnerable
to stress and less able to cope?, BMC Health Services Research, vol. 8, no.
221, pp: 76.
Gupta S, Mehrotra S, Villalón CM, Perusquía M, Pramod RS, & VA, M, 2007.
Potential role of female sex hormones in the pathophysiology of migraine,
Pharmacology & Therapeutics, vol. 113, no. 24, pp: 89.
Gupta Saurabh, 2006. Vascular Pharmacology of Migraine and Preeclampsia:
Problems of the Fair Sex, University Medical Center, Rotterdam, pp: 354-
363.
Hashimoto I, Kimura K, & Tanosaki M, 2003. Muscle afferent inputs from the
hand activate human cerebellum sequentially through parallel and
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DISERTASI PERUBAHAN KADAR NITRIT ... ARMAN YURISALDI SALEH
122
climbing fiber systems, Clinical Neurophysiology, vol. 114, pp: 2107–
2117.
Hashitani H, Fukuta H, Dickens E, & Suzuki H, 2002. Cellular mechanisms of
nitric oxide-induced relaxation of corporeal smooth muscle in the guinea-
pig, Journal of Physiology, vol. 538, pp: 573-581.
Hemmingsson T, Linnarsson D, & Gambert R, 2004. Novel hand-held device
exhaled nitric oxide-analysis in research and clinical application, Journal
of Clinical Monitoring Computer, vol. 18, pp: 379–387.
Ismet M, Ergun S, Mehmet D, Taşkin D, Ferit A, & Fatih Y, 2006. Autonomic
dysfunction and cardiac repolarization abnormalities in sufferers with
migraine attacks, Journal of Cardiology, vol. 12, pp: 12-15.
Janke E, 2004. Psychosocial correlates of sensitization in chonic pain: an
explanatory analysis, pp: 102-115.
Jochen FMF, Stanislav K, & Karl M, 2005. The nonpeptide calcitonin gene-
related peptide receptor antagonist BIBN4096BS lowers the activity of
neurons with meningeal input in the rat spinal trigeminal nucleus,
Neuroscience, vol. 25, no. 25, pp: 82.
Jourd’heuil D, Jourd’heuil F, & Feelisch M, 2007. Oxidation and nitrosation of
thiols at low micromolar exposure to nitric oxide evidence for free radical
mechanism, Journal of Biological Chemistry, vol. 15, pp: 115-120.
Juhasz G, 2003. The role of the serotonin and CGRP in migraine: Genetic and
neurochemical studies, Ph.D. School of Neurosciences, Semmelweis
University, pp: 177-173.
Kharitonov S, Sapienza M, Barnes P, & Chung K, 1998. Prostaglandins E and F
reduce exhaled nitric oxide in normal and asthmatic subjects irrespective
of airway caliber changes, American Journal of Respiratory Critical Care
Medicine, vol. 158, pp:1374–1378.
Lara N, Chrapko W, & Archer S, 2003. Pulmonary and Systemic nitric oxide
measurements during CCK-5-Induced panic attacks,
Neuropsychopharmacology, vol. 28, pp: 1840–1845.
Larson M, Ader R, & Moynihan J, 2001. Heart rate, neuroendocrine, and
immunological reactivity in response to an acute laboratory stressor,
Psychosomatic Medicine, vol. 63, pp: 493–501.
Linden D, Dawson T, & Dawson V, 1995. An evaluation of the nitric oxide GMP-
Dependent protein kinase cascade in the induction of cerebellar long-term
depression In culture, Journal Neuoroscience, vol. 15, no.7, pp: 5098-
5105.
Machfoed H, 2005. Perubahan tingkat intensitas nyeri kepala, stres psikologis,
depresi, kecemasan dan kadar nitrit serum, pada penderita nyeri kepala
tipe tegang kronik, penelitian pengukuran parameter sensitisasi sentral
dari trigeminal nukleus kaudalis. PhD Dissertation, Airlangga, Surabaya,
pp: 98-101.
Mackie K, & Stella N, 2006. Cannabinoid receptors and endocannabinoids:
evidence for new players, The AAPS Journal,vol. 8, no.2, pp: 45-65.
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DISERTASI PERUBAHAN KADAR NITRIT ... ARMAN YURISALDI SALEH
123
Malmstrom R, Tornberg D, & Settergren G, 2003. Endogenous nitric oxide
release by vasoactive drugs monitored in exhaled air, American Journal of
Respiratory Critical Care Medicine, vol. 168, pp: 114–120.
Man O, Morrissey M,& Cywinski J, 2007. Effect of neuromuscular electrical
stimulation on ankle swelling in the early period after ankle sprain,
Physical Theraphy, vol. 87, pp: 53– 65.
Matharu M, Weiner R, & Goadsby PJ, 2004. Central neuromodulation in chronic
migraine sufferers with suboccipital stimulators: a PET study, Brain,vol.
127, pp: 22-30.
Mollace V, Muscoli C, Masini E, Cuzzucrea S, & Salvemini D, 2005. Modulation
of prostaglandin biosynthesis by nitric oxide and nitric oxide donors,
Pharmacology Review, vol. 57, no. 2, pp: 103-107.
Moncada S, Higgs A, & Furchgott R, 1997. International union of pharmacology
nomenclature in nitric oxide research, American Society of Pharmacology
Experimental Theraphy, vol. 49, no. 2, pp: 67.
Morse A, & Choi A, 2005. Heme oxygenase-1: from bench to bedside, American
Journal of Respiratory and Critical Care Medicine, vol. 23, pp: 1-5.
Moshage H, 1997. Nitric oxide deerminations: much ado about NO thing?,
Clinical Chemistry, vol. 43, no. 4, pp: 10-15.
Motulsky H, 2010. Intuitive biostatistics, Oxford University Press, pp: 1680-1689.
Moulton EA, Schmahmann DJ, Becerra L, & Borsook D, 2010. The cerebellum
and pain: passive integrator or active participator?, Brain Research
Review, vol. 65, pp: 14-27.
Moya M, Gow A, & McMahon T, 2001. S-nitrosothiol repletion by an inhaled gas
regulates pulmonary function, Proceeding of the National Academy of
Sciences, vol. 98, no. 10, pp: 5792–5797.
Muylem A, Noe C, & Paiva M, 2003. Modeling of impact of gas molecular
diffusion on nitric oxide expired profile, Journal of Applied Physiology,
vol. 94, pp: 119–127.
Nelson R, Kriegsfeld L, Dawson V, & Dawson T, 1997. Effects of nitric oxide on
neuroendocrine function and behavior, Frontiers in Neuroendocrinology,
vol. 18, pp: 463–491.
Nnoaham KE, & Kumbang J, 2008. Transcutaneous electrical nerve stimulation
(TENS) for chronic pain (review), The Cochrane Library, vol: 3, pp: 577-
580.
Olesen J, & Lance JW, 2004. The international classification of headache
disorders, Cephalalgia, vol. 24, pp: 20-25.
Onambele GNM, Maganaris C, 2006. Calf muscle-tendon properties and postural
balance in old age, Journal of Applied Physiology, vol. 100, pp: 2048–
2056.
Pacher P, Batkai S, & Kunos G, 2006. The endocannabinoid system as an
emerging target of pharmacotherapy, Pharmacology Review, vol. 58, no.
3, pp: 8.
Patel K, Li Y, & Hirooka Y, 2001. Role of nitric oxide in central sympathetic
outflow, Experimental of Biological Medicine, vol. 226, no. 9, pp: 814–
824.
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DISERTASI PERUBAHAN KADAR NITRIT ... ARMAN YURISALDI SALEH
124
Perdossi, 2006. Epidemiologi of Headache in Indonesia, PERDOSSI, Bogor, vol.
34, pp: 45-47.
Peter DD, 1997. Photophobia and autonomic responses to facial pain in migraine,
Brain, vol. 120, pp: 112.
Petrofsky JHC, Batt J, Prowse M, Suh H, 2007. The interrelationships between
electrical stimulation, the environment surrounding the vascular
endothelial cells of the skin, and the role of nitric oxide in mediating the
blood flow response to electrical stimulation, Medical Science Monitor,
vol. 13, no. 9, pp: 391-397.
Powell J, Pandyan A, Granat M, & Cameron M, 1999. Electrical stimulation of
wrist extensors in poststroke hemiplegia, Stroke, vol. 30, pp: 1384-1389.
Richard A, & Garwicz M, 2005. Anatomical and physiological foundations of
cerebellar information processing, Nature Review Neurosciences, vol. 6,
pp: 187-189.
Richard A, & Garwicz, M, 2005. Anatomical and Physiological Foundations of
Cerebellar Information Processing, Nature Review Neurosciences, vol. 6,
pp: 89-194.
Riley M, Po´rsza´sz J, & Miranda J, 1997. Exhaled nitric oxide during exercise in
primary pulmonary hypertension and pulmonary fibrosis, CHEST, vol.
111, pp: 44-50.
Riyanto B, 1995. Masalah diagnosis nyeri kepala, Cermin Dunia Kedokteran, vol.
104, pp: 10-15.
Rochester C, 2003. Exercise training in chronic obstructive pulmonary disease,
Journal Rehabilitation Research Development, vol. 40, no. 5, pp: 59-80.
Roosink M, Renzenbrink GJ, & Buitenweg JR, 2007. Neurophysiologic
characterization of shoulder pain in stroke sufferers, Paper presented at
the Benelux EMBS Symposium, vol. 24, pp: 70-73.
Russo EB, 2004. Clinical endocannabinoid deficiency (CECD): can this concept
explain therapeutic benefits of cannabis in migraine, fibromyalgia, irritable
bowel syndrome and other treatment-resistant conditions?,
Neuroendocrinology Letter, vol. 25, no. 1, pp: 31-39.
Saab CY, & Willis WD, 2003. The cerebellum: organization, functions and its
role in nociception, Brain Research Review,vol. 42, pp: 85-95.
Salamon E, Esch T, & Stefano G, 2006. Pain and relaxation, International
Journal of Mollecular Medicine, vol. 18, pp: 465-470.
Schechter A, & Gladwin M, 2003. Hemoglobin and the paracrine and endocrine
functions of nitric oxide, New England Journal of Medicine, vol. 348, pp:
15.
Schmahmann D, 2003. Cerebellum and cognition. Paper presented at the AAN.
Schueren BJ, Lunnon MW, & Laurijssens BE, 2009. Does the unfavorable
pharmacokinetic and pharmacodynamic profile of the iNOS inhibitor
GW273629 lead to inefficacy in acute migraine, Journal of Clinical
Pharmacology, vol. 49, no. 281, pp: 67.
Schulman H, 1997. Nitric oxide: A Spatial Second Messenger, Molecular
Psychiatry, vol. 2, pp: 296–299.
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DISERTASI PERUBAHAN KADAR NITRIT ... ARMAN YURISALDI SALEH
125
Schulz KF, & Grimes, D. A, 2006. The Lancet Handbook Of Essential Concept In
Clinical Research, Elsevier, Edinburg, pp: 567-572.
Shin J, & Linden D, 2005. An NMDA receptor/nitric oxide cascade is involved in
cerebellar LTD but is not localized to the parallel fiber terminal, Journal of
Neurophysiology, vol. 94, pp: 4281–4289.
Society AT, 2005. ATS/ERS Recommendations for Standardized Procedures for
The Online and Offline Measurement of Exhaled Lower Respiratory Nitric
Oxide and Nasal Nitric Oxide, American Journal of Respiratory Critical
Care Medicine, vol. 171, pp: 912-930.
Sokolovic E, 2005. Prevalence of tension-type headache and migraine among the
employees of the Swiss University hospital, their impact on disability,
headache management and economic impact for the employer. [Thesis].
pp: 1-5.
Stamler J, & Meissner G, 2001. Physiology of nitric oxide in skeletal muscle,
Physiology Review, vol. 81, no. 1, pp: 72-78.
Thornton M, Mendel F, & Fish D, April 1998. Effects of electrical stimulation on
edema formation in different strains of rats, Therapy, vol. 78, no.4, pp:
203-215.
Tidball J, Lavergne E, Lau K, Spencer M, & Stull J, 1998. Mechanical loading
regulates NOS expression and activity in developing and adult skeletal
muscle, American Journal of Physiology and Cellular Physiology, vol.
275, pp: 260-266
Trimble M, & Enoka R, 1991. Mechanisms underlying the training effects
associated with neuromuscular electrical stimulation, Physical Theraphy,
vol. 71, no.4, pp: 273-282.
Turner IMMD, 2010. Autonomic Dysfunction in Migraine: A Case Study, vol.14,
pp: 80-82.
Vaughn M, Kuo L, & Liao J, 1998. Effective diffusion distance of nitric oxide in
the microcirculation, American Journal Physiology and Heart Circulation
Physiology, vol. 274, pp. 1705-1714.
Verleden G, Dupont L, Verpeut A, & Demedts M, 1999. Nitric oxide in mild
steroid-naive asthmatics the effect of cigarette smoking on exhaled,
CHEST, vol. 116, pp: 59-64.
Villalón CM, Centurión D, Valdivia L, De Vries P, & Pramod RS, 2003.
Migraine: pathophysiology, pharmacology, treatment and future trends,
Current Vascular Pharmacology, vol. 1, pp: 45-50.
Vincent MHN, 2007. The cerebellum and migraine. American Headache Society,
vol. 47, pp: 820-833.
Vincent S, 1996. Nitric oxide and sinaptic plasticity, no news from cerebellum,
Behav Brain Sci, vol. 19, no. 3, pp: 362-367.
Vints A, Oostveen E, Eeckhaut G, Smolders M, & Backer W, 2005. Time-
dependent effect of nitrate-rich meals on exhaled nitric oxide in healthy
subjects, CHEST, vol. 128, no. 4, pp: 55.
Wang D, Bakhai A, 2006. Clinical trials, Remedica, Chicago, pp: 25-30.
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DISERTASI PERUBAHAN KADAR NITRIT ... ARMAN YURISALDI SALEH
126
Wang S, Paton JFR, & Kasparov S, 2006. The challenge of real-time
measurements of nitric oxide release in the brain, Autonomic Neuroscience
Basic Clinical, vol. 127, pp: 59–67.
White P, Fanzca, & Craig W, 2000. Percutaneous neuromodulation therapy: does
the location of electrical stimulation effect the acute analgesic response?,
Anesthesiology Analgesica vol. 91, pp: 949–954.
White P, Fanzca, Li S, Chiu J, 2001. Electroanalgesia: its role in acute and chronic
pain management, Anesthesiolog Analgesica, vol. 92, pp: 505–513.
Wink D, Miranda K, & Katori T, 2003. Vascular signaling by free radicals
orthogonal properties of the redox siblings nitroxyl and nitric oxide in the
cardiovascular system: a novel redox paradigm, American Journal of
Physiology and Heart Circulation Physiology,vol. 285, pp; 2264–2276.
Yan L, Wang S, Rafferty S, Wesley R, & Danner R, 1997. Endogenously
produced nitric oxide increases tumor necrosis factor-a production in
transfected human U937 cells, Blood, vol. 90, no.3, pp: 1160-1167.
Yang G, Chen G, Ebner T, & Iadecola C, 1999. Nitric oxide is the predominant
mediator of cerebellar hyperemia during somatosensory activation in rats,
American Journal of Physiology and Regulatory Integrative Complex
Physiology, vol. 277, pp: 1760-1770.
Yang G, Iadecola C, & Faraci FM, 1998. Activation of cerebellar climbing fibers
increases cerebellar blood flow: role of glutamate receptors, nitric oxide,
and cGMP, Stroke, vol. 29, pp: 499-508.
Yates D, 2001. Role of exhaled nitric oxide in asthma, Immunology and Cell
Biology, vol. 79, pp: 178–190.
Yu DT, Chae J, Walker ME, & Fang ZP, 2001. Percutaneous intramuscular
neuromuscular electric stimulation for the treatment of shoulder
subluxation and pain in sufferers with chronic hemiplegia: a pilot study,
Archieves Physical Medicine Rehabilitation, vol. 82, pp: 20-25.
Zuim P, Garcia A, Turcio K, & Hamata M, 2006. Evaluation of microcurrent
electrical nerve stimulation effectiveness on muscle pain in
temporomandibular disorders sufferers, Journal Application of Oral
Sciences, vol. 14, no.1, pp: 61-66.
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DISERTASI PERUBAHAN KADAR NITRIT ... ARMAN YURISALDI SALEH
127
Lampiran 1. Surat Keterangan Lolos Kaji Etik
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DISERTASI PERUBAHAN KADAR NITRIT ... ARMAN YURISALDI SALEH
128
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DISERTASI PERUBAHAN KADAR NITRIT ... ARMAN YURISALDI SALEH
129
Lampiran 3. Penjelasan dan Persetujuan Pasien Dewasa Mengikuti
Penelitian Migren
PENJELASAN KEPADA SUBJEK PENELITIAN
Saya dokter spesialis saraf sedang melakukan penelitian untuk disertasi
doktoral. Penelitian ini bertujuan untuk membuat diagnosis migren menjadi lebih
objektif dengan mengamati kadar NO endogen ekshalasi dengan cara meniupkan
udara pernapasan pada suatu alat. Dilakukan tes alergi dan tes hiperesponsif
bronkus untuk menjamin bahwa kadar NO yang diukur bukan berasal dari proses
keradangan.
Pada penelitian selanjutnya yaitu uji klinis, dilakukan pengukuran kadar
NO endogen ekshalasi sebelum dan sesudah perangsangan elektrik dengan arus
lemah, pada telapak tangan kanan dan kiri pada bagian dalam ibu jari, saat terjadi
serangan migren. Berdasarkan studi literatur menunjukkan bahwa rangsang
elektrik dengan alat NMES yang selama ini bukan untuk terapi nyeri kepala
memungkinkan untuk dijadikan alat penghilang nyeri sehingga serangan migren
tidak berlanjut.
Pasien tetap mendapatkan terapi obat standar yang selama ini digunakan
saat serangan migren. Tidak ada efek samping yang membahayakan jiwa dalam
penelitian ini. Bila timbul rasa sakit akibat perangsangan elektrik akan diberikan
terapi pernghilang nyeri. Peserta bebas untuk berhenti menjadi peserta peneltian
tanpa mengurangi kualitas pelayanan kesehatan yang diterima.
Anda akan menerima terapi gratis dan konsultasi gratis 24 jam oleh dokter
spesialis saraf. Semua data Anda akan dijamin kerahasiaannya. Bila sewaktu-
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DISERTASI PERUBAHAN KADAR NITRIT ... ARMAN YURISALDI SALEH
130
waktu timbul efek samping, Anda dapat menghubungi nomor telepon
081932898048 atau memanggil petugas jaga poklinik atau RS Pemasyarakatan
Cipinang Jakarta Timur selama 24 jam.
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DISERTASI PERUBAHAN KADAR NITRIT ... ARMAN YURISALDI SALEH
131
Lampiran 4. Persetujuan Pasien Dewasa Mengikuti Penelitian Migren
Penelitian Nomor :
Tanggal :
Bulan :
Tahun :
Saya mengerti sepenuhnya risiko dan manfaat dari keikutsertaan saya pada
penelitian ini dan menyatakan setuju untuk ikut serta sebagai subjek penelitian.
Nama Subjek :
Usia : (tahun)
Tanda tangan : Tanggal : (hari, bulan, tahun)
Jam : (jam : menit)
Nama Peneliti :
Tanda tangan : Tanggal : (hari, bulan, tahun)
Jam : (jam : menit)
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DISERTASI PERUBAHAN KADAR NITRIT ... ARMAN YURISALDI SALEH
132
Lampiran 5. Lembaran Status Subjek Penelitian
Tanggal dan tempat pemeriksaan :
Jenis Subjek
IDENTITAS SUBJEK PENELITIAN
Nama :...............................................................
Nomor Kode Subjek :................................................................
Umur (19–55 th) :...............................................................
Jenis Kelamin :................................................................
Suku Bangsa :................................................................
Alamat/Telepon :................................................................
Pekerjaan :................................................................
Pendidikan Terakhir :................................................................
NORMAL :Migren
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DISERTASI PERUBAHAN KADAR NITRIT ... ARMAN YURISALDI SALEH
133
ANAMNESIS NYERI KEPALA
Telah berapa lama menderita nyeri kepala
Berapa kali dalam satu hari
Berapa kali kepala dalam satu bulan
Berapa lama nyeri kepala berlangsung setiap serangan
Bagaimana rasanya nyeri kepala, apa kepala serasa ditekan, diikat, dibebal,
sakit, diremas, kepala terasa penuh, seperti pakai topi, pakai ikat kepala,
seperti menanggung beban berat di kepala, diiris, berdenyut, atau lainnya
Bagaimana sakit kepala menurut Anda: ringan, sedang, atau berat
Apakah nyeri kepala ini membatasi aktivitas Anda sehari-hari
Apakah dengan nyeri kepala ini Anda masih bisa bekerja di rumah atau pergi
kerja
Apakah nyeri kepala bertambah berat bila melakukan beraktivitas tetentu
Di sebelah mana nyeri kepala dirasakan: di kepala bagian depan, samping,
tengah, belakang, tengkuk, leher belakang
Apakah nyeri kepala dirasakan sesisi atau kedua sisi kepala
Apakah nyeri kepala dirasakan bersama dengan perasaan eneg, mual, muntah
Apakah nyeri kepala dirasakan dengan rasa takut cahaya atau suara
Apakah nyeri kepala semacam ini pernah dirasakan sebelumnya dan kapan
Apakah nyeri kepala mengalami kerja berat, bepergian jauh, capek, kurang
tidur, atau lainnya
Apakah ada faktor perasaan yang mengganggu Anda seperti gelisah, susah,
takut, cemas, hati tertekan, rasa bersalah, rasa berdosa, putus asa, atau lainnya
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DISERTASI PERUBAHAN KADAR NITRIT ... ARMAN YURISALDI SALEH
134
Apakah sebelumnya pernah minum obat nyeri kepala, apa macam obat dan
apa ada manfaatnya terhadap nyeri kepala yang diderita
STATUS PENYAKIT DALAM SINGKAT
BB : Tensi :
TB : Jantung :
Temp : Paru :
Nadi : Hati :
Resp : Limfe :
STATUS NEUROLOGIS
Kesadaran (GCS)
Pembicaran (disartria, afasia, scanning)
Kepala (hidrosefalus, tortikolis, asimetri, fullmoon)
Rangsangan selaput otak (kaku kuduk, Laseaque, Kernig, Brudzinski)
Saraf otak (saraf I s.d. XII)
Sistem motorik (kekuatan, palpasi, gerakan involunter, koordinasi, gait)
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DISERTASI PERUBAHAN KADAR NITRIT ... ARMAN YURISALDI SALEH
135
Sistem sensoris (eksteroseptik, enteroseptik)
Fungsi luhur
Refleks (fisiologis, patologis)
Susunan saraf otonom (miksi, defekasi, salivasi)
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DISERTASI PERUBAHAN KADAR NITRIT ... ARMAN YURISALDI SALEH
136
Lampiran 6. Neuromuskular Electrical Stimulation (NMES)
NMES EV 807P
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DISERTASI PERUBAHAN KADAR NITRIT ... ARMAN YURISALDI SALEH
137
Lampiran 7. Tasmanian Asthma Survey (TAS)
Apakah Anda pernah mengalami napas yang berbunyi seperti peluit?
Apakah napas yang berbunyi seperti peluit terjadi dalam 12 bulan terakhir?
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DISERTASI PERUBAHAN KADAR NITRIT ... ARMAN YURISALDI SALEH
138
Lampiran 8. Tes Cukit (Skin-Prick Test)
Alergen LAPI dan Lancet
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DISERTASI PERUBAHAN KADAR NITRIT ... ARMAN YURISALDI SALEH
139
Lampiran 9. Saline Challenge Test
Spirometer Vitalograph copd-6
Nebulizer NE-C28
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DISERTASI PERUBAHAN KADAR NITRIT ... ARMAN YURISALDI SALEH
140
Lampiran 10. Hasil Pemeriksaan Visual Analogue Scale (VAS)
VISUAL ANALOGUE SCALE (VAS)
(Menurut Persepsi Subjek Penelitian)
Skala mengukur rasa nyeri kepala menurut persepsi subjek penelitian dengan
skala sebagai berikut :
0 – 1 : tidak nyeri
1–3 : Nyeri Ringan
4–6 : Nyeri Sedang
7–10 : Sangat Nyeri
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DISERTASI PERUBAHAN KADAR NITRIT ... ARMAN YURISALDI SALEH
141
Lampiran 11. Portable NO Exhalation Niox Mino
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DISERTASI PERUBAHAN KADAR NITRIT ... ARMAN YURISALDI SALEH
142
Lampiran 12. Suhu dan Kelembaban Ruang Penelitian
Ruangan Penelitian Dibuat Stabil dalam Suhu dan Kelembaban Tetap
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DISERTASI PERUBAHAN KADAR NITRIT ... ARMAN YURISALDI SALEH
143
Lampiran 13. Subjek Penelitian Sedang diukur Kadar NO Ekshalasi
Endogen
Subjek penelitian sedang diukur Kadar NO Ekshalasi Endogen dengan cara
meniup secara konstan pada Niox Mino
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DISERTASI PERUBAHAN KADAR NITRIT ... ARMAN YURISALDI SALEH
144
Lampiran 14. Supervisi Administrasi
Peneliti Utama
dr. Arman Yurisaldi S, Sp.S.
Analisis Data
dr. Sopiyudin Dahlan, M.Epid.
Pengumpul Data
dr. Titik Pristiwanti
SUBJEK
PENELITIAN
Petugas Pengukur
- Kadek Rita
- Evi
- dr. Juni
- drg. Jusi Rusyanti
- Bagus Petugas Pelaksana
(pemberi obat dan
rangsang elektrik)
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DISERTASI PERUBAHAN KADAR NITRIT ... ARMAN YURISALDI SALEH
145
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DISERTASI PERUBAHAN KADAR NITRIT ... ARMAN YURISALDI SALEH
146
Lampiran 16. Hasil Analisis Statistik
Penelitian1
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DISERTASI PERUBAHAN KADAR NITRIT ... ARMAN YURISALDI SALEH
147
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DISERTASI PERUBAHAN KADAR NITRIT ... ARMAN YURISALDI SALEH
148
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DISERTASI PERUBAHAN KADAR NITRIT ... ARMAN YURISALDI SALEH
149
NPar Tests
Kruskal-Wallis Test
NPar Tests
Mann-Whitney Test
Tests of Normality
,290 30 ,000 ,830 30 ,000
,304 31 ,000 ,756 31 ,000
,423 30 ,000 ,621 30 ,000
kelMigren dalam seranganMigren tidak dalamseranganNormal
NOStatistic df Sig. Statistic df Sig.
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Lilliefors Significance Correctiona.
30 14,00 13,00 24,0031 11,00 10,00 12,0030 5,00 5,00 8,00
NOMigren dalam seranganNOMigren tidak dalam
serangan NONormal
kelCount Median Minimum Maximum
Ranks
30 76,50
31 46,00
30 15,5091
kelMigren dalam seranganMigren tidak dalamseranganNormalTotal
NON Mean Rank
Test Statisticsa,b
81,7342
,000
Chi-SquaredfAsymp. Sig.
NO
Kruskal Wallis Testa.
Grouping Variable: kelb.
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DISERTASI PERUBAHAN KADAR NITRIT ... ARMAN YURISALDI SALEH
150
NPar Tests
Mann-Whitney Test
NPar Tests
Mann-Whitney Test
Ranks
30 46,50 1395,00
31 16,00 496,00
61
kelMigren dalam seranganMigren tidak dalamseranganTotal
NON Mean Rank Sum of Ranks
Test Statisticsa
,000496,000
-6,808,000
Mann-Whitney UWilcoxon WZAsymp. Sig. (2-tailed)
NO
Grouping Variable: kela.
Ranks
30 45,50 1365,0030 15,50 465,0060
kelMigren dalam seranganNormalTotal
NON Mean Rank Sum of Ranks
Test Statisticsa
,000465,000
-6,839,000
Mann-Whitney UWilcoxon WZAsymp. Sig. (2-tailed)
NO
Grouping Variable: kela.
Ranks
31 46,00 1426,00
30 15,50 465,0061
kelMigren tidakdalam seranganNormalTotal
NON Mean Rank Sum of Ranks
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DISERTASI PERUBAHAN KADAR NITRIT ... ARMAN YURISALDI SALEH
151
Test Statisticsa
,000465,000
-6,920,000
Mann-Whitney UWilcoxon WZAsymp. Sig. (2-tailed)
NO
Grouping Variable: kela.
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DISERTASI PERUBAHAN KADAR NITRIT ... ARMAN YURISALDI SALEH
152
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DISERTASI PERUBAHAN KADAR NITRIT ... ARMAN YURISALDI SALEH
153
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DISERTASI PERUBAHAN KADAR NITRIT ... ARMAN YURISALDI SALEH
154
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DISERTASI PERUBAHAN KADAR NITRIT ... ARMAN YURISALDI SALEH
155
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DISERTASI PERUBAHAN KADAR NITRIT ... ARMAN YURISALDI SALEH
156
Correlations
1,000 ,815**. ,000
91 30,815** 1,000,000 .
30 30
Correlation CoefficientSig. (2-tailed)NCorrelation CoefficientSig. (2-tailed)N
NO
vas
Spearman's rhoNO vas
Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).**.
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DISERTASI PERUBAHAN KADAR NITRIT ... ARMAN YURISALDI SALEH
157
Penelitian 2
No. Frekuensi Penurunan VAS Penurunan NO Keterangan
1. 7mA 70Hz
Subjek 1 2 1 Nyaman
Subjek 2 4 3 Nyaman
2. 5mA 90Hz
Subjek 1 3 1 Nyaman
Subjek 2 4 1 Nyaman
Subjek 3 4 1 Nyaman
Subjek 4 3 1 Nyaman
Subjek 5 3 4 Nyaman
3. 7mA 90Hz
Subjek 1 4 0 Tidak nyaman
Subjek 2 5 1 Tidak nyaman
Subjek 3 4 0 Tidak nyaman
Subjek 4 3 1 Tidak nyaman
Subjek 5 3 4 Tidak nyaman
Subjek 6 4 2 Tidak nyaman
Subjek 7 4 0 Nyaman
Subjek 8 4 7 Nyaman
4. 9mA 90Hz
Subjek 1 4 1 Nyaman
5. 25mA 90Hz
Subjek 1 4 2 Nyaman
Subjek 2 3 2 Nyaman
Subjek 3 2 0 Nyaman
6. 9mA 110Hz
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DISERTASI PERUBAHAN KADAR NITRIT ... ARMAN YURISALDI SALEH
158
Subjek 1 2 0 Nyaman
Subjek 2 4 4 Nyaman
Subjek 3 2 1 Tidak nyaman
Subjek 4 3 0 Tidak nyaman
Subjek 5 3 2 Tidak nyaman
Subjek 6 3 1 Tidak nyaman
Subjek 7 4 0 Tidak nyaman
7. 6 mA 125 Hz
Subjek 1 5 3 Nyaman
Subjek 2 5 2 Nyaman
Subjek 3 4 1 Nyaman
Subjek 4 6 11 Nyaman
Subjek 5 6 2 Nyaman
Subjek 6 5 1 Nyaman
Subjek 7 3 6 Nyaman
Subjek 8 4 1 Nyaman
Subjek 9 4 0 Nyaman
Subjek 10 5 4 Nyaman
Subjek 11 5 4 Nyaman
Subjek 12 6 1 Nyaman
Subjek 13 5 5 Nyaman
Subjek 14 5 4 Nyaman
Subjek 15 5 12 Nyaman
Subjek 16 5 3 Nyaman
Subjek 17 4 1 Nyaman
8. 9mA 125 Hz
Subjek 1 5 1 Tidak nyaman
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DISERTASI PERUBAHAN KADAR NITRIT ... ARMAN YURISALDI SALEH
159
Subjek 2 5 1 Tidak nyaman
Subjek 3 4 2 Tidak nyaman
Subjek 4 4 1 Tidak nyaman
9. 12mA 125 Hz
Subjek 1 3 2 Tidak nyaman
Subjek 2 3 2 Tidak nyaman
10. 9mA 140Hz
Subjek 1 4 1 Nyaman
Subjek 2 4 2 Nyaman
Subjek 3 4 0 Nyaman
Subjek 4 3 0 Nyaman
11. 10mA 140Hz
Subjek 1 5 3 Tidak nyaman
Subjek 2 5 2 Tidak nyaman
Subjek 3 5 0 Tidak nyaman
Subjek 4 4 3 Nyaman
Subjek 5 4 2 Nyaman
Subjek 6 4 1 Nyaman
Subjek 7 3 3 Tidak nyaman
Subjek 8 4 0 Tidak nyaman
12. 12mA 140Hz
Subjek 1 4 1 Nyaman
Subjek 2 5 1 Nyaman
Subjek 3 5 0 Nyaman
Subjek 4 4 0 Nyaman
Subjek 5 3 4 Nyaman
13. 3mA 145Hz
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DISERTASI PERUBAHAN KADAR NITRIT ... ARMAN YURISALDI SALEH
160
Subjek 1 3 7 Tidak nyaman
14. 4mA 145Hz
Subjek 1 3 1 Nyaman
Subjek 2 3 3 Nyaman
15. 5mA 145Hz
Subjek 1 2 0 Nyaman
Subjek 2 2 0 Nyaman
Subjek 3 2 0 Nyaman
Subjek 4 2 1 Nyaman
Subjek 5 4 2 Nyaman
Subjek 6 3 1 Nyaman
Subjek 7 4 3 Nyaman
Subjek 8 3 0 Nyaman
Subjek 9 2 0 Nyaman
16. 7mA 145Hz
Subjek 1 4 3 Nyaman
Subjek 2 1 1 Nyaman
Subjek 3 3 0 Nyaman
Subjek 4 3 12 Tidak nyaman
Subjek 5 4 2 Tidak nyaman
Subjek 6 4 2 Tidak nyaman
Subjek 7 4 4 Tidak nyaman
Subjek 8 4 1 Tidak nyaman
Subjek 9 4 1 Nyaman
Subjek 10 5 0 Nyaman
Subjek 11 5 1 Nyaman
Subjek 12 5 0 Nyaman
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DISERTASI PERUBAHAN KADAR NITRIT ... ARMAN YURISALDI SALEH
161
Subjek 13 5 7 Nyaman
Subjek 14 5 5 Nyaman
Subjek 15 4 1 Nyaman
Subjek 16 6 9 Nyaman
Subjek 17 4 0 Nyaman
Subjek 18 4 0 Nyaman
Subjek 19 2 7 Nyaman
Subjek 20 3 5 Nyaman
Keterangan: rasa nyaman yang dimaksud adalah tidak menimbulkan kesakitan pada permukaan kulit tempat
penempelan elektrode NMES.
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DISERTASI PERUBAHAN KADAR NITRIT ... ARMAN YURISALDI SALEH
162
Penelitian 3
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DISERTASI PERUBAHAN KADAR NITRIT ... ARMAN YURISALDI SALEH
163
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DISERTASI PERUBAHAN KADAR NITRIT ... ARMAN YURISALDI SALEH
164
30 34,50 8,64 33 28,76 7,1430 52,77 3,14 33 52,67 2,8730 156,13 2,87 33 154,97 17,6630 21,66 1,45 33 25,04 22,38
umur (th)berat badan (kg)tinggi badan (cm)IMT
Count Mean Std DeviationPlasebo+ parasetamol
Count Mean Std DeviationListrik + Parasetamol
kel
30 16,00 13,00 33,00 33 27,00 13,00 37,0030 5,00 5,00 6,00 33 6,00 5,00 8,00
NO IVAS I
Count Median Minimum MaximumPlasebo+ parasetamol
Count Median Minimum MaximumListrik + Parasetamol
kel
3 10,0% 2 6,1%27 90,0% 31 93,9%30 100,0% 33 100,0%
Laki-lakiPerempuan
JK
Total
Count Col %Plasebo+ parasetamol
Count Col %Listrik + Parasetamol
kel
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DISERTASI PERUBAHAN KADAR NITRIT ... ARMAN YURISALDI SALEH
165
NPar Tests
Mann-Whitney Test
Tests of Normality
,256 30 ,000 ,781 30 ,000,354 33 ,000 ,719 33 ,000,227 30 ,000 ,894 30 ,006,177 33 ,010 ,891 33 ,003
kelPlasebo+ parasetamolListrik + ParasetamolPlasebo+ parasetamolListrik + Parasetamol
VAS II
NO II
Statistic df Sig. Statistic df Sig.Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Lilliefors Significance Correctiona.
30 8,00 5,00 9,00 33 1,00 1,00 3,0030 29,00 20,00 39,00 33 19,00 9,00 30,00
VAS IINO II
Count Median Minimum MaximumPlasebo+ parasetamol
Count Median Minimum MaximumListrik + Parasetamol
kel
Ranks
30 48,50 1455,0033 17,00 561,006330 43,22 1296,5033 21,80 719,5063
kelPlasebo+ parasetamolListrik + ParasetamolTotalPlasebo+ parasetamolListrik + ParasetamolTotal
VAS II
NO II
N Mean Rank Sum of Ranks
Test Statisticsa
,000 158,500561,000 719,500
-6,957 -4,661,000 ,000
Mann-Whitney UWilcoxon WZAsymp. Sig. (2-tailed)
VAS II NO II
Grouping Variable: kela.
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DISERTASI PERUBAHAN KADAR NITRIT ... ARMAN YURISALDI SALEH
166
Dasar pemikiran stratifikasi menggunakan titik potong 18
Statistics
NO I
N Valid 63
Missing 0
Mean 21.5873
Median 18.0000
Minimum 13.00
Maximum 37.00
NPar Tests
Mann-Whitney Test
25 16,00 13,00 18,00 8 17,00 13,00 18,0025 29,00 20,00 35,00 8 11,00 9,00 15,005 25,00 19,00 33,00 25 30,00 19,00 37,005 32,00 29,00 39,00 25 22,00 11,00 30,00
NO INO IINO INO II
Klasifikasi NO awal<=18
>18
Count Median Minimum MaximumPlasebo+ parasetamol
Count Median Minimum MaximumListrik + Parasetamol
kel
Ranks
25 21,00 525,008 4,50 36,00
335 26,40 132,00
25 13,32 333,0030
kelPlasebo+ parasetamolListrik + ParasetamolTotalPlasebo+ parasetamolListrik + ParasetamolTotal
NO II
NO II
Klasifikasi NO awal<=18
>18
N Mean Rank Sum of Ranks
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DISERTASI PERUBAHAN KADAR NITRIT ... ARMAN YURISALDI SALEH
167
Test Statisticsb
,00036,000-4,243
,000
,000
8,000333,000
-3,048,002
,001
Mann-Whitney UWilcoxon WZAsymp. Sig. (2-tailed)Exact Sig. [2*(1-tailedSig.)]Mann-Whitney UWilcoxon WZAsymp. Sig. (2-tailed)Exact Sig. [2*(1-tailedSig.)]
Klasifikasi NO awal<=18
>18
NO II
Grouping Variable: kelb.
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DISERTASI PERUBAHAN KADAR NITRIT ... ARMAN YURISALDI SALEH
168
Korelasi Delta NO eksogen dengan Delta VAS
Correlations
1,000 ,745**. ,000
63 63,745** 1,000,000 .
63 63
Correlation CoefficientSig. (2-tailed)NCorrelation CoefficientSig. (2-tailed)N
Delta VAS
Delta NO eksogen
Spearman's rhoDelta VAS
Delta NOeksogen
Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).**.
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DISERTASI PERUBAHAN KADAR NITRIT ... ARMAN YURISALDI SALEH