Mid Dasar Dan Proses Pembelajaran II Siska
-
Upload
agussiswanto097 -
Category
Documents
-
view
100 -
download
0
description
Transcript of Mid Dasar Dan Proses Pembelajaran II Siska
MID DASAR DAN PROSES PEMBELAJARAN II
Nama : Siska Wulandari
Nim : 2010 122 102
Dosen : Tin Marlin, S.Pd
Soal!
1. Mengapa pendekatan CBSA dapat dipastikan penerapannya dalam proses
pembelajaran?
Jawab :
Karena pendekatan CBSA itu sendiri adalah suatu pendekatan dalam pembelajaran
yang menitikberatkan pada keaktifan siswa, yang merupakan inti dari kegiatan
belajar. Keaktifan siswa dalam pembelajaran CBSA ini mengambil beraneka bentuk
kegiatan, dari kegiatan fisik yang mudah diamati sampai kegiatan psikis yang sulit
diamati. Kegiatan fisik yang dapat diamati diantaranya dalam bentuk kegiatan
membaca, mendengarkan, menulis, meragakan dan mengukur. Sedangkan contoh-
contoh kegiatan psikis seperti mengiingat kembali isi pelajaran pertemuan
sebelumnya, menggunakan khasanah pengetahuan yang dimiliki dalam memecahkan
masalah yang dihadapi, menyimpulkan hasil eksperimen, membandingkan satu
konsep dengan konsep yang lain , dan kegiatan psikis lainnya.
2. Diskusikan tugas berikut ini dengan teman-teman anda, dan laporkan hasilnya secara
tertulis dengan dosen Pembina!
Coba jelaskan landasan pemikiran dari pernyataan bahwa CBSA merupakan upaya
memaksimalkan keterlibatan intelektual, emosional, dan fisik siswa dalam proses
belajar.
Jawab :
Landasan pemikiran CBSA ini dilihat dari keterlibatan pada kegiatan kognitif dalam
pencapaian atau perolehan pengetahuan yakni pada saat siswa mengadakan latihan-
latihan dalam pembentukan keterampilan, dan sewaktu siswa menghayati dan
menginternalisasikan nilai-nilai dalam pembentukan sikap dan nilai. Dengan kata lain
keaktifan dalam pendekatan CBSA menunjukkan kepada keaktifan mental, baik
intelektual maupun emosional, meskipun untuk merealisasikan dalam banyak hal
dipersyaratkan atau dibutuhkan keterlibatan langsung dalam berbagai bentuk
keaktifan siswa. Pelibatan intelektual-emosional/fisik siswa serta optimalisasi dalam
pembelajaran, diarahkan untuk membelajarkan siswa bagaimana belajar memperoleh
dan memproses perolehan belajarnya tentang pengetahuan, keterampilan, sikap dan
nilai.
3. Buatlah suatu rangkaian pembelajaran yang mengembangkan keterampilan
terintegrasi! Silahkan anda memilih satu topik dari mata pelajaran atau bidang studi
keahlian anda!
Jawab :
Keterampilan terintegrasi merupakan perpaduan dua kemampuan keterampilan proses
dasar atau lebih. Keterampilan terintegrasi terdiri atas: mengidentifikasi, tabulasi,
grafik, diskripsi hubungan variabel, perolehan dan proses data, analisis penyelidikan,
hipotesis ekperimen. Untuk mengembangkan ketrampilan ini sangat cocok diterapkan
pada pembelajaran fisika, misalnya pada saat kita melakuakan proses belajar dan
mengajar pada mata pelajaran fisika seorang guru melakukan beberapa hal, yakni:
1. Identifikasi variabel dengan melibatkan siswa maksudnya seorang guru
melibatkan siswa untuk memcahkan suatu materi atau soal agar materi atau soal
dapat dimengerti siswa.
2. Tabulasi merupakan keterampilan penyajian data dalam bentuk tabel, untuk
mempermudah pembacaan hubungan antarkomponen (penyusunan data menurut
lajur-lajur yang tersedia),
3. Grafik merupakan keterampilan penyajian dengan garis tentang turun naiknya
sesuatu keadaan.
4. Deskripsi hubungan variabel
merupakan keterampilan membuat sinopsis/pernyataan hubungan faktor-faktor
yang menentukan perubahan. Variabel adalah faktor yang berpengaruh. Sebagai
contoh, guru dapat melatih anak-anak dalam mengendalikan variabel untuk
membuktikan bahwa tanaman jagung yang diberi pupuk akan lebih cepat tumbuh.
5. Perolehan dan proses data
Keterampilan melakukan langkah secara urut untuk memperoleh data. Data yang
dikumpulkan melalui observasi, penghitungan, pengukuran, eksperimen dapat
dicatat dan disajikan dalam bentuk grafik, tabel, histogram, atau diagram.
6. Analisis penyelidikan
Keterampilan menguraikan pokok persoalan atas bagian-bagian dan
terpecahkannya permasalahan berdasarkan metode yang konsisten untuk
mencapai pengertian tentang prinsip-prinsip dasar.
7. Hipotesis
Keterampilan merumuskan dugaan sementara.
8. Ekperimen
Keterampilan melakukan percobaan untuk membuktikan suatu teori/penjelasan
berdasarkan pengamatan dan penalaran.
4. Buatlah media yang anda kuasaikan dan laksanakan di tempat anda mengajar.
Apakah kendala yang anda temui!
Jawab :
Saya akan menggunakan media audio-visual. Kendala dalam media ini adalah tidak
semua sekolah mempunyai fasilitas yang dapat digunakan untuk menerapkan media
ini. Sekalipun ada jumlahnya hanya terbatas jadi harus bergantian memakainya.
5. Buatlah suatu laporan tentang kelemahan dan kelebihan dari media yang anda ajarkan
tersebut!
Jawab :
Kelemahan dari media audio visual :
a. Terlalu menekankan pentingnya materi ketimbang proses pengembangannya dan
tetap memandang materi audio-visual sebagai alat Bantu guru dalam mengajar.
b. Media audio visual cenderung menggunakan model komunikasi satu arah.
c. Media audio-visual tidak dapat digunakan di mana saja dan kapan saja, karena
media audio-visual cenderung tetap di tempat.
Kelebihan dari media audio visual :
1. Pembelajaran audio-visual dapat meningkatkan semangat siswa dalam belajar
karena dengan menggunakan media audio-visual ini dapat menarik perhatian siswa
sehingga siswa bersemangat dalam belajar.
2. Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistis (dalam bentuk
kata-kata, tertulis atau lisan belaka).
3. Mengatasi perbatasan ruang, waktu dan daya indera, seperti:
a. Objek yang terlalu besar digantikan dengan realitas, gambar, film bingkai, film
atau model.
b. Obyek yang kecil dibantu dengan proyektor micro, film bingkai, film atau
gambar.
c. Gerak yang terlalu lambat atau terlalu cepat dapat dibantu dengan tame lapse
atau high speed photografi
d. Kejadian atau peristiwa yang terjadi masa lalu bisa ditampilkan lagi lewat
rekaman film,video, film bingkai, foto maupun secara verbal
e. Obyek yang terlalu kompleks (mesin-mesin) dapat disajikan dengan model,
diagram, dan lain-lain.
f. Konsep yang terlalu luas (gunung ber api, gempa bumi, iklim dll) dapat di
visualkan dalam bentuk film,film bingkai, gambar, dan lain-lain.
4. Media audio visual bisa berperan dalam pembelajaran tutorial.
6. Berilah penjelasan, mengapa peranan guru dalam proses belajar-mengajar belum
dapat digantikan oleh benda atau alat-alat teknologi yang diciptakan manusia
(media)!
Jawab :
Karena media hanya sebagai alat dan sumber pembelajaran dan itu tidak bisa
menggantikan posisi guru sepenuhnya. Media tanpa guru suatu hal yang mustahil
tanpa meningkatkan kualitas pengajaran. Peranan guru masih tetap diperlukan
sekalipun media telah merangkum semua bahan pembelajaran. Guru berkewajiban
memberikan bantuan kepada siswa tentang apa yang harus dipelajarinya., bagaimana
siswa mempelajarinya serta hasil-hasil apa yang diharapkan diperolehnya dari media
yang digunakannya. Media adalah alat dan sarana untuk mencapai tujuan
pembelajaran, dan media bukanlah tujuan.
7. Untuk melaksanakan sebuah bimbingan, diperlukan suatu pendekatan dan teknik
bimbangan dan konseling seperti : pendekatan psikologis, pendekatan sosiologis,
pendekatan religious, pendekatan cultural, pendekatan pedagogis (kependidikan)
jelaskan satu persatu dari pendekatan di atas!
Jawab :
1. Pendekatan Psikologis
Sebagai mahluk yang diciptakan oleh tuhan ,anak bimbing harus
dipandang menurut teori homoiestetis.(mekanisme keseimbangan antara berbagai
unsur potensi),yakni sebagai manusia ia harus bertumbuh dan berkembang dalam
fisik dan mental dalam pola keseimbangan dan keserasian.Antara kehidupan
jasmaniah dan rohaniah saling mempengaruhi satu sama lain secara seimbang dan
selaras sehingga menjadikan dirinya manusia dewasa yang sehat dan sejahtera
lahir dan batin.
Oleh karena itu, pembimbing hendaknya melihat segi sebagai titik tolak
memberikan bantuan kepada anak bimbing. Hindarilah perbuatan apapun yang
dapat menghambat proses pertumbuhan dan berkembangnya, misalya dengan
memaksakan keheddak pembimbing terhadap mereka mengatakan apa yang tidak
selaras dengan bakat dan kemampuan serta ninat mereka
Jadi dengan kata lain pendekatan psikologis tersebut hendaknya ditujukan
pada usaha pengembangan individual anak bimbing kearah kesehatan rohaniah
sehingga akan berakhir dengan terbentuknya keperibadian yang bulat dan
sehat.Dalam kepribadian yang demikian itulah, nilai – nilai agama kita akan
berkembang menjadi kekuatan pengendali terhadap segala bentuk tingkah lakunya
sesari- hari, terutama terhadap dorongan napsu rendah.
2. Pendekatan Sosiologis
Anak bimbing bukan saja sebagai mahluk individual yang harus dibimbing
agar menjadi manusia yang sadar akan kemampuan individualnya.melainkan juga
sebagai mahluk social yang mampu mengembangkan dirunya sebagai anggota
masyarakat yang bertanggung jawab dan yang sehat jasmani dan rohani. Sebagai
mahluk yang bermasyarakat atau (homososius). Kesadaran dengan tanpa orang
lain dalam masyarakat, ia taakan bias berbuat apa- apa, dan dengan tanfa bergaul
dengan angota masyarakatnya ia taakan memperoleh kesejahteraan dan
kebahagian dunia. Suatu tuntutan sosial untuk hidup diatas rasa solidaritas sosial,
tanggung jawab sosial, dan rasa ikut bertanggung jawab terhadap baik buruk, maiu
mundurnya hidup bermasyarakat adalah menjadi faktor motivatip dalam kegiatan
bimbingan dan konsling karena dengan demikian maka proses. sosialisasi anak
bimbing yang dilandasi nilai-nilai keimanan dan takwa, aka mampu membentuk
sikap mental demikian.
3. Pendekatan Religius
Manusia sebagai homo religious atau homo dipinans (Mahluk ber-Tuhan)
hamba Allah yang diciptakan olehnya dengan kelengkapan-kelengkapan dasar,
antara lain, bakat beragama dan bakat berbakti kepada Maha Pencipta. Dalam diri
pribadi manusia telah ditanamkan benih yang disebut insting agama(insting
religious atau naturaliter religion) yang menurut Al-Qur’an disebut kecendrungan
kearah beragama (Hanifan Musliman) yang dapat dikembangkan melalui
pendidikan atau bimbingan yang cukup baik.
Dengan kata lain, manusia meskipun telah diberi fitrah diniah, bila tanpa
memperoleh kesempatan pendidikan atau bimbingan dan konsling yang cukup
memadai ia sudah pasti tidak akan mampu mencapai titik optimal
perkembanganya yang positif dan konstruktif. Oleh karena itu pendekatan diri
inilah yang paling penting bagi pelaksanaan program bimbingan dan konsling
sedangan pendekatan lainya harus dapat dijadikan pendukung akan suksesnya
program bimbingan dan konsling.
4. Pendekatan Kultural
Sebagi mahluk individumahluk dan sekaligus mahluk sosial anak bimbing
juga mahluk kultural (berkebudayaan), kairena ia hidup dan ditempa oleh
lingkunganya. Dalam tingkah laku baik bathiniah maupun lahiriah, manusia
adalah menjadi cermin dari lingkungan kebudayaan. Oleh karena itu, kebudayan
menjadi perkembangan hidup manusia merupakan salah satu faktor penting yang
dapat membentuk watak dan kepribadianya sebab tidak ada suatu jenis
kebudayaan dan sebaliknya manusia sebagai mahlik pribadi (individual) maupun
sosial dalam proses perkembangan menuju kedewasaannya tidak bias terlepas dari
kebudayaan lingkunggan.
Keaneka ragaman corak budaya yang mempengaruhi perkembangan
mereka itu diperbesar lagi oleh keaneka ragaman suku, dan kedaerahan serta
agamanya, maka ciri dan watak masing-masing dari mereka pun akan nampak
berbeda-beda pula. Meskipun demikian keadaanya, hendaknya para pembimbing
memandang bahwa masing-masing individu adalah mahluk yang berkembang dan
bertumbuh kearah titik optimal kedewasaannya.
Disinilah letak pentingnya pembimbing memperhatikan dan menyadari
tentang keaneka ragaman watak, ciri kpribadian yang masing-masing mengandung
kemungkinan untuk dirubah melalui bimbingan dan konseling. Dalam pelaksanaan
kegiatan program bimbingan dan konseling agama perlu dilekatkan pada
kemampuan anak bimbing untuk melakukan seleksi pola kebudayaan mana yang
bisa memberi keuntungan bagi hidupnya saat ini dan yang akan datang atas dasar
nilai-nilai keimanan dan ketaqwaannya.
5. Pendekatan Pedagogis (Kependidikan)
Sistem pendekatan lainya ialah pendekatan kependidikan
(Paedagogis) yang memandang manusia sebagai mahluk yang harus di didik
(homo endocandum). Karena potensi kejiwaan yang memiliki kemungkinan
berkembang kearah kematangan perlu pendidikan yang tepat. Tanpa di bimbing,
potensi kejiwaan tersebut tidajk akan sampai pada titik optimal perkembanganya
yang menguntungkan diri anak bimbing.
Meskipun terdapat banyak system pendekatan akaan tetapi perlu dijadikan
pegangan oleh para pembimbing ialah suatu pandangan bahwa anak bimbing
sebagai mahluk Tuhan yang sedang tumbuh dan berkembang, selalu membutuhkan
bimbingan dari orang dewasa, terutama pada saat menghadapi kesulitan-kesulitan
hidup,baik waktu belajar maupun waktu berhubungan dengan orang lain, dengan
masyarakat serta alam sekitar.
8. Pengelompokan siswa yang didasarkan pada satuan kelas yang dibagi atas kelompok-
kelompok kecil yang kemudian bekerja sama di kelas atau di luar kelas seperti. Pola
bekerja parallel, pola bekerja komplementer, pola campuran parallel dan
komplementer. Jelaskan satu-persatu pola bekerja di atas!
Jawab :
Pengelompokan siswa yang didasarkan pada satuan kelas yang dibagi atas kelompok
– kelompok kecil adalah :
a. Pola bekerja paralel, masing-masing kelompok diberi materi pelajaran atau
bahasan yang sama, semua kelompok merundingkan topik yang sama atau
mengerjakan hal yang sama. Hasil kajian materi bahasan diberikan dan
dibandingkan satu sama lain, selanjutnya ditarik kesimpulan dalam sidang pleno.
b. Pola bekerja komplementer, masing-masing kelompok mendapat tugas yang
berbeda, tetapi masing-masing topic merupakan bagian dari keseluruhan mata
pelajaran. Melalui laporan yang diberikan masing-masing kelompok, siswa dari
kelompok lain juga mendapat materi yang disajikan.
c. Pola campuran paralel dan komplementer, dua kelompok atau lebih mendapat
tugas yang sama dan dua kelompok lain atau lebih mendapat tugas lainnya yang
berbeda, dan kedua tugas tersebut dapat dikaitkan.
9. Diskusikan dengan teman-temanmu metode apa yang baik untuk pembelajaran fisika
Jawab :
Metode yang baik untuk pembelajaran fisika adalah dengan menggunakan
metode ceramah, demonstrasi, dan eksperimen.
Selama ini metode yang paling sering digunakan guru dalam pembelajaran
fisika adalah metode ceramah, yaitu cara penyajian pelajaran yang dilakukan guru
dengan penuturan atau penjelasan lisan secara langsung terhadap siswa. Dalam
metode ini, guru sangat dituntut kemampuannya dalam mengolah bahan
pembelajaran sebelum ditransformasikan melalui ujaran, lisan, dan verbal. Menguasai
bahan ajar (mastery of subject matter) sangat penting, karena guru adalah sumber
ilmu bagi peserta didiknya. Metode pembelajaran ini dinilai ekonomis, praktis dan
efektif untuk menyajikan informasi, konsep ilmu, gagasan, dan pengertian abstrak,
terutama dalam mengelola kelas besar dengan jumlah peserta didiknya lebih dari 20
orang.
Penggunaan metode demonstrasi selalu diikuti dengan eksperimen. Adapun
yang didemonstrasi , baik dari guru maupun oleh siswa, tanpa diikuti dengan
eksperimen tidak akan mencapai hasil yang efektif. Mengingat pelajaran fisika itu
sendiri adalah ilmu pasti yang sering terjadi didalam kehidupan sehari-hari jadi harus
dipraktekkan sendiri oleh guru melalui demonstrasi kepada siswanya. Didalam
melakukan demonstrasi guru menjelaskan apa yang akan didemonstrasikan, sehingga
siswa dapat mengikuti jalan demonstrasi tersebut dengan baik. Lalu setelah guru
mendemostrasikannya, siswa akan mencoba mempraktikannya setelah
mengamati/mencoba apa yang telah didemonstrasikan oleh gruru melalui metode
eksperimen. Ekperimen dapat juga dilakukan untuk membuktikan kebenaran sesuatu,
misalnya menguji hipotesis. Dalam pelaksanaan pembelajaran fisika, metode
demonstrasi dan eksperimen dapat digabungkan artinya setelah dilakukan
demonstrasi kemudian diikuti eksperimen dengan disertai penjelasan secara lisan
(ceramah).
10. Diskusikan dengan temanmu adakah metode-metode yang lain dari metode di atas
Jawab :
Ada yaitu antara lain :
a. Metode Penemuan ( Discovery-inquiry )
Dapat diartikan sebagai format KBM di mana para siswa menemukan
sendiri informasi yang diperlukan untuk mencapai tujuan – tujuan pembelajaran.
Dalam metode ini, dapat berupa kegiatan belajar terentang dari penemuan
terbimbing ( Discovery ) sampai ke penemuan tidak terbimbing ( inquiry )
Tujuan dari metode ini pada dasarnya untuk meningkatkan keterlibatan
siswa secara aktif dalam mendapatkan formasi, mengarahkan siswa sebagai pelajar
seumur hidup, mengurangi ketergantungan kepada guru, serta melatih siswa untuk
mengeksplorasi dan memanfaatkan lingkungan sebagai sumber informasi yang
tidak habis-habisnya digali.
Kelebihan metode penemuan
• Dapat membangkitkan kegairahan belajar pada diri siswa
• Teknik ini mampu memberikan kesempatan kepada siswa untuk berkembang
dan maju sesuai dengan kampuan masing-masing
• Teknik ini mampu membantu siswa mengembangkan, memperbanyak
kesiapan serta penguasaan ketrampilan dalam proses kognitif atau pengarahan
siswa
• Siswa memperoleh pengetahuan yang bersifat sebagai sangat pribadi atau
individual sehingga dapat kokoh/mendalam tertinggal dalam jiwa siswa
tersebut
Kelemahan metode penemuan
• Ada yang berpendapat bahwa proses mental ini terlalu meningkatkan proses
pengertian saja
• Teknik ini tidak memberikan kesempatan berfikir secara kreatif
• Para siswa harus ada kesiapan dan kematangan mental
• Bila kelas terlalu besar penggunaan teknik ini kurang berhasil
• Bagi guru dan siswa yang sudah biasa dengan perencanaan dan pengajaran
tradisional akan kecewa bila diganti dengan teknik penemuan
b. Metode Resitasi
Metode Pembelajaran Resitasi adalah suatu metode pengajaran dengan
mengharuskan siswa membuat resume dengan kalimat sendiri.
Kelebihan Metode Resitasi adalah :
1. Pengetahuan yang diperoleh peserta didik dari hasil belajar sendiri akan dapat
diingat lebih lama.
2. Peserta didik memiliki peluang untuk meningkatkan keberanian, inisiatif,
bertanggung jawab dan mandiri.
Kelemahan Metode Resitasi adalah :
1. Kadang kala peserta didik melakukan penipuan yakni peserta didik hanya
meniru hasil pekerjaan orang lain tanpa mau bersusah payah mengerjakan
sendiri.
2. Kadang kala tugas dikerjakan oleh orang lain tanpa pengawasan.
3. Sukar memberikan tugas yang memenuhi perbedaan individual.
c. Peer Theaching Method
Metode Peer Theaching sama juga dengan mengajar sesama teman, yaitu suatu
metode mengajar yang dibantu oleh temannya sendiri.
d. Project Method
Project Method adalah metode perancangan adalah suatu metode mengajar dengan
meminta peserta didik merancang suatu proyek yang akan diteliti sebagai obyek
kajian.
e. Taileren Method
Teileren Method yaitu suatu metode mengajar dengan menggunakan sebagian-
sebagian,misalnya ayat per ayat kemudian disambung lagi dengan ayat lainnya
yang tentusaja berkaitan dengan masalahnya
f. Metode Panel
Panel merupakan sebuah bentuk diskusi yang membahas masalah umum yang
bersifat lengkap, yang terdiri dari beberapa orang yang dianggap ahli dalam
bidangnya. Sekolah biasanya dilakukan oleh sekelompok guru yang memilih topik
sesuai kebutuhan pesera didiknya. Seorang moderator diharapkan dapat
memimpin, mengarahkan para panelis sedemikian rupa sehingga kegiatan dapat
diikuti dengan baik oleh pendengar.
g. Metode Simposium
Metode yang memaparkan suatu seri pembicara dalam berbagai kelompok
topik dalam bidang metri tertentu. Materi-materi tersebut disampaikan oleh ahli
dalam bidangnya, setelah itu peserta dapat menyampaikan pertanyaan dan
sebagainya kepada pembicara.
Sebuah simposium hampir menyerupai panel, karena simposium harus
pula terdiri atas beberapa pembicara sedikitnya dua orang. Tetapi symposium
berbeda dengan panel didalam cara pembahasan persoalan. Sifatnya lebih formal.
Seorang anggota symposium terllebih dahulu menyiapkan pembicaraannya
menurut satu titik pandangan tertentu. Terhadap sebuah persoalan yang sama
diadakan pembahasan dari berbagai sudut pandangan dan disoroti dari titk tolak
yang berbeda-beda.