Tugas Mid Sosiologi

25
1. Ruang Kelas Ruang merupakan suatu tempat berbagai komponen lingkungan hidup menempati dan melakukan proses, sehingga antara ruang dan komponen lingkungan satu kesatuan yang tidak terpisahkan. Sedangkan kelas dalam arti luas adalah suatu masyarakat kecil yang merupakan bagian dari masyarakat sekolah yang sebagai kesatuan diorganisir menjadi unit kerja secara dinamis menyelenggarakan kegiatan-kegiatan belajar-mengajar yang kreatif untuk mencapai suatu tujuan. Atau dapat disimpulkan bahwa Ruang kelas adalah suatu tempat yang berfungsi sebagai tempat untuk kegiatan tatap muka dalam proses kegiatan belajar mengajar (KBM). A. Ruang Kelas Sebagai Suatu Sistem Sebelum membahas mengenai ruang kelas sebagai suatu system, ada baiknya kita terleih dahulu mengetahui apa itu system. Secara etimologis, kata system merupakan kata serapan yang berasal dari bahasa Yunani, yaitu sistema, sistemos, yang berasal dari kata synistani. Adapun kata synistani terdiri dari dua suku kata, yaitu syn dan hystanat. Adapun kata syn bermakna bersama; sedangkan hystanat memiliki arti sebagai menempatkan. Jadi, synistani memiliki pengertian sebagai menempatkan bersama. Maka systema itu mengandung arti 1 | TUGAS MID SOSIOLOGI PENDIDIKAN

description

sosial

Transcript of Tugas Mid Sosiologi

Page 1: Tugas Mid Sosiologi

1. Ruang Kelas

Ruang merupakan suatu tempat berbagai komponen lingkungan hidup menempati dan

melakukan proses, sehingga antara ruang dan komponen lingkungan satu kesatuan yang tidak

terpisahkan.

Sedangkan kelas dalam arti luas adalah suatu masyarakat kecil yang merupakan bagian dari

masyarakat sekolah yang sebagai kesatuan diorganisir menjadi unit kerja secara dinamis

menyelenggarakan kegiatan-kegiatan belajar-mengajar yang kreatif untuk mencapai suatu tujuan.

Atau dapat disimpulkan bahwa Ruang kelas adalah suatu tempat yang berfungsi sebagai

tempat untuk kegiatan tatap muka dalam proses kegiatan belajar mengajar (KBM).

A. Ruang Kelas Sebagai Suatu Sistem

Sebelum membahas mengenai ruang kelas sebagai suatu system, ada baiknya kita terleih

dahulu mengetahui apa itu system. Secara etimologis, kata system merupakan kata serapan

yang berasal dari bahasa Yunani, yaitu sistema, sistemos, yang berasal dari kata synistani.

Adapun kata synistani terdiri dari dua suku kata, yaitu syn dan hystanat. Adapun kata syn

bermakna bersama; sedangkan hystanat memiliki arti sebagai menempatkan. Jadi, synistani

memiliki pengertian sebagai menempatkan bersama. Maka systema itu mengandung arti

sehimpunan bagian atau komponen yang saling berhubungan secara teratur dan merupakan

suatu keseluruhan.

Jika dilihat didalam KBBI edisi ketiga kata system mempunyai tiga arti yaitu: 1)

perangkat unsure yang secara teratur saling berkaitan sehingga membentuk suatu totalitas. 2)

susunan teratur dari pandangan, teori, dan sebagainya. 3) metode. Dari ketiga arti tersebut

dapat disimpulkan bahwa system adalah suatu keteraturan hubungan antar unsure-unsur atau

bagian-bagian sehungga membentuk totalitas.

Bagaimana batasan menurut para ahli tentang defenisi system? Berikut beberapa

pendapat para ahli mengenai defenisi system.

1 | TUGAS MID SOSIOLOGI PENDIDIKAN

Page 2: Tugas Mid Sosiologi

1) Menurut Winardi didalam bukunya Pengantar tentang Teori Sistem mengatakan

bahwa system merupakan suatu kelompok elemen yang interdependen yang antar-

berhubungan atau saling mempengaruhi satu sama lain. System merupakan suat

konglomerat hal-hal tertentu yang secara keseluruhan membentuk suatu keseluruhan

yang menyatu.

2) Batasan menurut Gabriel A. Almond system diartikan sebagai suatu konsep ekologis

yang menunjukkan adanya suatu organisasi yang berinteraksi dengan suatu

lingkuangan, yang mempengaruhinya maupun dipengaruhinya.

3) Robert M.Z. Lawang menjelaskan system adalah suatu saling ketergantungan antara

satu komponen dankomponen lainnya dalam hubungan timbale balik yang konstan.

Konstan artinya apa yang terjadi kemarin merupakn perulangan dari yang

sebelumnya, dan besok akan diulang kembali dengan cara yang sama. Dan karena

sifatnya konstan inilah, maka pola hubungan interaksi ini memiliki system tertentu.

Berdasarkan pendapat para ahli disatas, mak dapat disimpulkan bahwa sistem merupakan

suatu kelompok elemen-elemen yang saling berhubungan secara interdependen (saling

ketergantungan) dan konstan.

Pengalaman di PPL tentang Ruang Kelas sebagai Suatu Sistem

Pada saat saya sedang menjalankan tugas piket guru di sekolah dasar Al-Mukmin, saya

dapat melihat ruang kelas sebagai suatu sistem. Karena saya melihat bahwa siswa yang di

ajar dan guru yang mengajar memiliki saling ketergantungan dan tak dapat dipisahkan.

Ketika ada di salah satu kelas yang gurunya tidak datang, maka para murid dikelas

tersebut akan tak terkendali dan membuat keributan didalam ruangan kelas. Dan pernah

ketika saya telah masuk kedalam kelas namun para murid masih berada diluar kelas, maka

pembelajaran tidak akan berjalan pula.

2 | TUGAS MID SOSIOLOGI PENDIDIKAN

Page 3: Tugas Mid Sosiologi

Berdasarkan pengalaman tersebut dapat disimpulkan bahwa ruang kelas memang

merupakan suatu sistem.

B. Ruang Kelas sebagai Sistem Sosial

Kata social jika dirujuk asal usulnya, salah satunya dapat berakar dari kata latin, yaitu

socius, yang berarti bersama-sama, bersatu, terikat, sekutu, berteman; atau socio yang

bermakna menyekutukan, menjadikan teman, mengikat atau mempertemukan. Dari

pengertian dua kat ini, maka sosial dapat dipahami sebagai pertemanan atau masyarakat.

Berikut ini adalah pengertian dan definisi sosial menurut beberapa ahli:

1) Menurut Lewis Sosial adalah sesuatu yang dicapai, dihasilkan dan ditetapkan dalam

interaksi sehari-hari antara warga negara dan pemerintahannya

2) Keith Jacobs mengemukakan Sosial adalah sesuatu yang dibangun dan terjadi dalam

sebuah situs komunitas

3) Ruth Aylett mengemukakan Sosial adalah sesuatu yang dipahami sebagai sebuah

perbedaan namun tetap inheren dan terintegrasi

4) Paul Ernest mengatakan sosial lebih dari sekedar jumlah manusia secara individu

karena mereka terlibat dalam berbagai kegiatan bersama

5) Menurut Robert.M.Z. Lawang, social adalah arti subjektif yang memperhitungkan

perilaku orang lain yang terlibat dalam suatu tindakan. Arti yang subjektif menunjuk

pada arti yang diberikan oleh orang yang bertindak untuk tindakannya sendiri.

Berdasarkan pendapat ahli diatas maka dapat saya simpukan bahwa sistem merupakan

fitrah manusia untuk saling berhubungan dengan manusia lainnya dan mencapaisuatu tujuan

bersama.

3 | TUGAS MID SOSIOLOGI PENDIDIKAN

Page 4: Tugas Mid Sosiologi

Ada empat persyaratan yang dibutuhkan didalam suatu sistem yaitu : Adaptation/adaptasi

(A), Goal Attainment/Pencapaian tujuan (G), Integration/ Integrasi (I), dan Latent Pattern

maintenance/ pola pemeliharaan latent (L).

Apabila kata sistem dan social digabungkan, menjadi sistem social dapat dipahami

sebagai saling keterkaitan yang teratur antar individu sehingga membentuk totalitas.

Sekarang bagaiman kita memahami ruang kelas sebagai sistem social? Ruang kelas terdiri

dari beberapa unsur yang saling fungsional antara satu sama lain, yaitu guru, murid, dan

manajemen sekolah. Setiap actor memperhatikan fungsi dan perannya masing-masing, baik

itu sebagai guru, murid atau pun manajemen sekolah. Jadi ruang kelas dikatakan sebagai

suatu sistem social apabila ketiga unsur ruang kelas baik itu guru, murid, dan manajemen

sekolah saling berkaitan dan dapat bersama-sama dalam mencapai satu tujuan.

Pengalaman di PPL tentang Ruang Kelas sebagai Suatu Sistem Sosial

Ketika saya berada disekolah SD Al-Mukmin untuk menjalani PPL, saya telah merasakan

adanya kerja sama antara guru, murid dan manajemen sekolah. Manajemen sekolah disekolah

itu telah menetapkan jadwal saya masuk dikelas mana saja dan kapan saja, lalu saya selaku

guru mengajarkan para murid sesuai dengan jurusan yang saya ambil di perkuliahan, dan

murid mendengarkan dan mengikuti semua proses pembelajaran yang saya ajarkan. Disini

jelas bahwa proses tersebut menunjukkan ruang kelas sebagai suatu sistem social.

4 | TUGAS MID SOSIOLOGI PENDIDIKAN

Page 5: Tugas Mid Sosiologi

C. Ruang Kelas sebagai Sistem Interaksi

Adapun konsep interaksi (social) diartikan disini sebagai suatu tindakan timbale balik antara

dua orang atau lebih melalui suatu kontak dan komunikasi.

Maka dari itu, sistem interaksi merupakan suatu tindakan timbale balik atau saling

berhuungan antara dua orang atau lebih melalui suatu kontak dan komunikasi dalam

ketergantungan satu sama lain secara teratur dan merupakan suatu keseluruhan. Dari defenisi

tersebut maka hubungan guru-murid di ruang kelas dapat dipandang sebagai suatu

masyarakat. Sebab hubungan guru dengan murid merupakan suatu interaksi social, dimana

dalam konsep persahabatan, hubungan guru-murid mengandung suatu timbale balik antara

dua orang atu lebih melalui suatu kontak dan komunikasi. Di samping itu, hubungan guru-

murid dapat dipandang sebagai suatu sistem, yaitu sebagai sekumpulan dari bagian atau

komponen yang saling berhubungan dalam ketergantungan satu sama lain secara teratur dan

merupakan suatu keseluruhan. oleh karena itu, hubungan guru murid dapat dilihat sebagai

sistem interaki (social).

Pengalaman di PPL tentang Ruang Kelas sebagai Suatu Sistem Interaksi

Ketika saya pertama kali berada di sekolah dasar Al-Mukmin untuk menjalani PPL, pihak

manajemen sekolah memberikan satu nama guru yang mengajar di sekolah itu sebagai guru

pamong saya, dan guru pamong tersebut memberi saya jadwal mengajar di kelas 4 SD. Dan

hari itu juga saya mulai masuk mengajar di kelas 4A.

Ketika pembelajaran belum dimulai, saya selalu meminta murid untuk melihat kebersihan

didalam ruangan kelas, apabila masih ada sampah yang berserakan maka pembelajaran tidak

akan dimulai dan murid harus membersihkan sampahnya terlebih dahulu. Dan setelah

ruangan kelas telah terlihat bersih barulah pembelajaran dapat dimulai, tak lupa juga saya

menghimbau kepada mara murid agar tidak ribut atau melakukan sesuatu diluar

pembelajaran. Untuk menghindari adanya keributan, saya mengajak para murid untuk

5 | TUGAS MID SOSIOLOGI PENDIDIKAN

Page 6: Tugas Mid Sosiologi

membuat suatu kesepakatan. Dimana kesepakatan itu berisi tentang akan dikenakannya denda

sebesar Rp.500 bagi setiap murid yang ribut.

Ketika saya mulai mengajar di kelas, saya sudah merasakan bahwa hubungan guru

dengan murid sudah terjalin dan begitu juga sebaliknya. Karena dikelas para murid sangat

antusias dalam belajar, mereka bertanya tentang apa yang tidak mereka pahami kepada saya

selaku guru, kemudian saya menjelaskan apa yang mereka pertanyakan.

Berdasarkan peristiwa yang pernah saya alami tersebut, maka dapat saya simpulkan

bahwa sistem interaksi telah berjalan di ruang kelas yang saya masuki karena terdapat

hubungan dan interaksi antara ketiga unsur dan terdapat pula kesepakatan didalam kelas.

D. Ruang Kelas sebagai Sistem Pertukaran

Ruang kelas sebagai sisterm pertukaran dianalisis berdasarkan teori pertukaran. Teori

pertukaran dapat ditelusuri dari berbagai tokoh seperti George Homans, Peter M. Blau, Jhon

Thibout dan Harold H. Kelley. Dalam pendekatan ini, para pelaku pertukaran dipandang

sebagai makhluk rasional. Dia mempertimbangkan untung rugi (cost-benefit ratio) dalam

memutuskan sesuatu. Jika untung, dia akan melakukan sesuatu; jika rugi akan meninggalkan

atau tidak melakukan sesuatu.

Untuk memahami ini, George Caspar Homans mengembangkan beberapa proposisi untuk

memahami kenyataan social dari sudut pandang teori pertukaran:

1) Proposisi sukses (the success proposition)

‘’Dalam setiap tindakan, semakin sering suatu tindakan tertentu memperoleh

ganjaran/hadiah, semakin besar kemungkinan orang yang melakukan tindakan itu’’

Pengalaman ketika PPL

Ketika saya sedang mengajar dikelas 4B, saya melihat kurangnya motivasi

siswa dikelas itu. Ketika saya bertanya, hanya ada dua orang siswa yang berusaha

6 | TUGAS MID SOSIOLOGI PENDIDIKAN

Page 7: Tugas Mid Sosiologi

menjawab pertanyaan saya. Untuk itu saya mengatakan, ‘’siapa yang bias menjawab

pertanyaan bapak ini akan mendapat uang sebesar Rp. 5000.’’ Dan hasilnya adalah,

semua siswa dikelas 4B langsung berebut dan berusaha menjawab pertanyaan-

pertanyaan yang saya berikan.

Berdasarkan pengalaman tersebut, menunjukkan bahwa sistem pertukaran

telah berlangsung di kelas yang saya masuki. Karena setelah saya memberi hadiah,

para siswa semakin termotivasi untuk melakukan apa yang saya perintahkan.

2) Proposisi Stimulus (the stimulus proposition)

“Bila kejadian dimasa lalu stimulus tertentu atau seperangkat stimuli telah

menyebabkan tindakan orang diberi ganjaran/ hadiah, maka semakin mirip stimuli

yang ada sekarang dengan stimuli dimasa lalu, makin besar kemungkinan orang

melakukan tindakan serupa.”

Pengalaman ketika PPL

Keesokan harinya, saya masuk lagi kekelas 4B. Karena saya pernah

memberikan hadiah bagi yang bisa menjawab pertanyaan saya, hari itu juga ketika

saya memberikan pertanyaan, seluruh siswa kelas 4B semangat untuk dapat

menjawab pertanyaan saya, padahal saya tidak mengatakan akan diberikan hadiah.

Namun karena saya memang pernah memberikan hadiah beberapa kali, itu membuat

para siswa berharap mendapatkan hadiah dengan melakukan yang saya perintahkan.

7 | TUGAS MID SOSIOLOGI PENDIDIKAN

Page 8: Tugas Mid Sosiologi

3) Proposisi Nilai (The Value Proposition)

“ Semakin tinggi nilai suatu tindakan, maka besar kemungkinan seseorang melakukan

tindakan itu”

Pengalaman ketika PPL

Ketika saya masuk kekelas 4A, saya mengabsen para murid dikelas tersebut, lalu ada

satu murid yang tidak berada didalam kelas. Lalu saya bertanya kepada temannya, dan

temannya berkata bahwa siswa tersebut dating kesekolah namun saat itu sedang

berada di aula untuk berlatih tenis meja bersama guru olahraganya.

Berdasarkan pengalaman tersebut, dapat saya lihat bahwa siswa ini lebih

memilih berlatih tenis meja bersama guru olahraga dibandingkan ikut hadir dikelas

untuk belajar matematika dengan saya. Itu berarti murid ini menilai lebih penting

berlatih tenis meja bersama guru olahraga dibandingkan ikut hadir dikelas untuk

belajar matematika dengan saya.

4) Proposisi Deprivasi-Satiasi

“Semakin sering seseorang menerima ganjaran/ hadiah tertntu di masa lalu yang

dekat, maka makin kurang bernilai baginya setiap unit ganjaran/ hadiah berikutnya.”

Pengalaman ketika PPL

Pada saat saya masuk ke kelas 4B, saya memberikan pertanyaan tentang

materi yang sedang dipelajari, namun para murid hanya sedikit yang bersedia

menjawabnya, walaupun saya telah mengatakan bahwa yang menjawab akan

mendapatkan uang sebesar Rp.5000 namun para siswa tetap tidak berminat untuk

menjawabnya. Dan ada eorang siswa yang mengatakan “pak tambah lah lagi

hadiahnya, bosan kalau itu aja”.

8 | TUGAS MID SOSIOLOGI PENDIDIKAN

Page 9: Tugas Mid Sosiologi

Bahkan uang sebesar Rp.5000 untuk ukuran anak SD, jika berulang kali di

berikan sebagai hadiah, mereka merasa itu sudah berkurang nilainya dan tidak

berharga lagi.

5) Proposisi Agresi-Persetujuan (The Agression- Approval Proposition)

Proposisi A : “Bila tindakan seseorang tidak memperoleh ganjaran/ hadiah yang ia

harapkan atau menerima hukuman yang tidak ia harapkan, ia akan marah; besar

kemungkinan ia akan melakukan perilaku agresif dan akibatnya perilaku demikian

menjadi lebih bernilai baginya.”

Pengalaman ketika PPL

Ada disaat saya sedang mengajar dikelas 4A, dan dibelakang ada guru pamong

yang duduk dibelakang kelas mengawasi. Saat itu ada dua orang murid yang tiba-tiba

berkelahi, lalu guru pamong saya langsung mendatangi dan memarahi kedua murid

tersebut. Lalu kedua murid tersebut disuruh untuk berdiri di lapangan sambil hormat

ke bendera sebagai hukumannya. Namun salah satu murid tersebut menolak karena

merasa tidak bersalah, ia bahkan melawan dengan duduk kembali ketempat duduknya.

Berdasarkan kejadian itu, jelaslah bila tindakan seseorang tidak memperoleh

ganjaran/ hadiah yang ia harapkan atau menerima hukuman yang tidak ia harapkan, ia

akan marah.

Proposisi B : “Bila tindakan seseorang memperoleh ganjaran/ hadiah yang

diharapkannya, terutama ganjaran/ hadiah yang lebih besar dari yang ia harapkan,

atau tidak menerima hukuman yang ia bayangkan, maka ia akan merasa senang; ia

makin besar kemungkinannya melaksanakan perilaku yang disetujui dan hasil dari

tindakan seperti ini akan mejadi lebih bernilai baginya.

9 | TUGAS MID SOSIOLOGI PENDIDIKAN

Page 10: Tugas Mid Sosiologi

Pengalaman ketika PPL

Ketika saya sedang mengajar di kelas 4A, saya memberikan beberapa

pertanyaan kepada para murid, dan ada satu murid yang saya nilai paling aktif dikelas

dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan saya dengan benar, untuk itu saya

memberikan dia hadiah berupa PIN. Padahal saya di awal tidak mengatakan apa-apa

tentang hadiah yang akan didapat jika banyak menjawab pertanyaan saya dengan

benar. Siswa tersebut tak menduga dan terlihat sangat senang dengan hadiah saya.

Dan di hari-hari berikutnya siswa itu pun lebih semangat lagi untuk menjawab setiap

pertanyaan saya.

6) Proposisi Rasionalitas (The Rationality Proposition)

“Dalam memilih di antara berbagai tindakan alternative, seseorag akan memilih satu

di antaranya yang dia anggap saat itu memiliki nilai/Value (V), sebagai hasil,

dikalikan dengan probabilitas (p), untuk mendapatkan hasil, yang lebih besar”

10 | TUGAS MID SOSIOLOGI PENDIDIKAN

Page 11: Tugas Mid Sosiologi

2. Teori Ruang Kelas

Ruang kelas telah menjadi kajian menarik bagi para pengkaji pendidikan, termasuk

sosiologi. Terdapat beberapa pendekatan dalam sosioogi tentang ruang kelas, yaitu

pendekatan interaksi, interpretative, dan radikal.

A. Pendekatan Interaksi

Pendekataninteraksi memberikan perhatian yang khusus terhadap pengamatan

pada metode pengajaran dalam mengelola ruang kelas yang efisien.

1) Perilaku Dominatif versus Integratif

Pendekatan interaksi memerhatikan bagaimana pengaruh prilaku dominative

yang diperbandingkan dengan perilaku integrative terhadap anak. Guru, dalam

perspective ini dipandang memiliki prilaku yang berbeda dalam memperlakukan

murid atau peserta didik didalam kelas. Perilaku dominative guru dalam kelas

mengesankan bentuk kediktatoran dalam ruang kelas. Guru juga dipandang

sebagai tokoh penentu tentang benar salah terhadap suatu hal, misalnya sikap,

perilaku, aktivitas, atau kerja. Sebaliknya anak dianggap sebagai makhluk bodoh

yang senantiasa perlu bimbingan dan arahan dari guru.

Pengalaman ketika PPL

Ketika saya sedang memperhatikan guru pamong saya mengajar dikelas, saya

melihat guru pamong saya terlalu sering marah-marah didepan kelas. Murid selalu

di marahi apabila melakukan kesalahan sedikit saja, bahkan ketika disuruh

kedepan kelas untuk mengerjakan soal dan murid tersebut salah mengerjakannya

maka murid itu akan langsung dimarahi. Itu membuat para murid terlalu takut

untuk mencoba menjawab setiap pertanyan guru.

11 | TUGAS MID SOSIOLOGI PENDIDIKAN

Page 12: Tugas Mid Sosiologi

2) Gaya Kepemimpinan Guru

Gaya kepemimpinan guru dapat mempengaruhi produktivitas anak-anak di

ruang kelas. Gaya kepemimpinan guru di sekolah dapat dibagi sedikitnya dalam

tiga jenis, yaitu autokratik, demokratik, dan laisser-faire.

Pengalaman ketika PPL

Di tempat PPL saya, di SD Al-Mukmin tembung, para guru saya lihat hamper

semuanya menggunakan gaya kepemimpinan autokratik/otoriter, dimana murid

tidak diperkenankan untuk bertukar pendapat dengan guru. Guru selalu merasa

yang paling benar dan tidak member banyak kesempatan kepada murid untuk

membangkan pemikirannya.

3) Teacher Center versus Learner Center

Semakin cenderung hubungan guru-murid kea rah techer center, maka

semakin cenderung pula ketergantungan murid terhadap guru dan semakin kecil

kemandirian murid. Sebaliknya, apabila hubungan guru-murid semakin cenderung

kea rah learner-center, maka semakin kurang ketergantungan terhadap guru dan

semakin tinggi kemandirian murid. Jadi menurut Withal, guru dengan

menggunakan pendekatan learner center lebih efektif pengajarannya di ruang

kelas dibandingkan dengan guru yang menggunakan pendekatan teacher center.

Pengalaman ketika PPL

Di tempat PPL saya, metode teacher center lebih banyak diterapkan

dibandingkan learner center, saya lebih sering melihat para guru kebanyakan

menjeaskan dibandingkkan menyuruh murid aktif belajar, murid tidak

diperkenankan bertanya sebelum penjelasan guru selesai, dan ketika murid

bertanya, guru keseringan menjelaskan dengan jengkel dan marah.

12 | TUGAS MID SOSIOLOGI PENDIDIKAN

Page 13: Tugas Mid Sosiologi

B. Pendekatan Interpretatif

Merupakan suatu sikap atau tingkah laku yang sesuai dengan sebenarnya.

Pengalaman ketika PPL

Ketika saya sedang mengajar dikelas 4A, saya melihat ada salah satu murid yang

menguap, saya langsung berpikir bahwa murid tersebut mengantuk dan

menyuruhnya keluar kelas untuk membasuh wajahnya.

Berdasarkan pengalaman ini, saya merasa pendekatan interpetatif telah saya

lakukan.

C. Pendekatan Radikal

Salah satu teori yang terpenting dalam pendekatan radikal adalah teori pelabelan

(teori labeling). Teori ini dikatakan radikal karena ia mempertanyakan sesuatu yang

dipandang “memang seharusnya demikian”dan memberikan alternative cara pandang

dalam melihat sesuatu. Teori pelabelan memiliki akar pemikiran yang sama dengan

teori defenisi situasi dari W.I.Thomas, yaitu perspekif interaksionisme simbolik.

13 | TUGAS MID SOSIOLOGI PENDIDIKAN

Page 14: Tugas Mid Sosiologi

3. Sosialisasi

Berikut beberapa pengertian sosialisasi yang dibuat oleh berbagai pakar:

1) Paul B. Horton dan Chester L. Hunt

Horton dan Hont (1989:100) member batasan sosialisasi sebagai “suatu proses dengan

man seseorang menghayati (mendarah dagingkan, internalize) norma-norma

kelompok dimana ia hidup sehingga timbullah “diri” yang unik”.

2) David B. Brinkerhoft dan Lynn K. White

Brinkerhoft dan Lynn memberikan penekanan yang berbeda dengan apa yang

dikatakan oleh Horton dan Hunt. Bagi Brinkerhoft dan Lynn, sosialisasi diberi

pengertian sebagai “suatu proses belajar peran, status, dan niai yang diperlukan untuk

keikutsertaan (pertisipasi) dalam institusi social.”

3) James W. Vander Zanden

Berbeda dengan kedua defenisi diatas, Zanden mendefenisikan sosialisasi sebagai

“suatu proses interaksi social dengan mana orang memperoleh pengetahuan, sikap,

nilai dan perilaku esensial untuk keikutsertaan (partisipasi) efektif dalam masyarakat.”

Dari ketiga defenisi diatas dapat disimpulkan bahwa terdapat dua hal penting dalam suatu

proses sosialisasi, yaitu satu, tentang proses, yaitu suatu transmisi pengetahuan, sikap, nilai,

norma dan perilaku esensial. Kedua, tentang tujuan, yaitu sesuatu yang diperlukan agar

mampu berpartisipasi efektif dalam masyarakat.

14 | TUGAS MID SOSIOLOGI PENDIDIKAN

Page 15: Tugas Mid Sosiologi

A. Jenis Sosialisasi

1) Sosialisasi berdasarkan kebutuhan

Berdasarkan kebutuhan, sosialisasi diklasifikasi atas sosialisasi primer dan

sekunder. Sosialisasi primer menunjuk pada suatu proses melaluinya seorang anak

manusia mempelajari atau menerima pengetahuan, sikap, nilai, norma, prilaku

esensial, dan harapan agar mampu berpartisipasi efektif dalam masyarakat dan/

atau menjadi anggota masyarakat. Sosialisasi primer merupakan kebutuhan social

primer bagi anak manusia karena apabila mereka tidak dapat memenuhi

kebutuhan social primer ini, maka mereka akan mengalami “kelumpuhan”

berpartisipasi dalam kehidupan social. Dan sosialisasi sekunder menurut Berger

dan Luckman adalah setiap proses selanjutnya yang mengimbas individu yang

telah disosialisasikan itu kedalam sector-sektor baru dari dunia objektif

masyarakatnya.

2) Sosialisasi berdasarkan cara yang dipakai

Kamanto Sunarto menerangkan sosialisasi berdasarkan cara yang digunakan

dapat berlangsung dalam dua bentuk : pertama, sosialisasi represif, ialah

sosialisasi yang menekankan pada kepatuhan anak dan penghukuman terhadap

perilaku yang keliru. Kedua sosialisasi partisipatif, ialah sosialisasi yang

menekankan pada otonomi anak dan memberikan imbalan tehadap perilaku anak

yang baik.

3) Sosialisasi berdasarkan keberadaan perencanaan

Bila sosialisasi dilihat berdasarkan keberadaan perencanaan, maka sosialisasi

dapat mengambil bentuk sosialisasi berdasarkan perencanaan dan tanpa

perencanaan. Sosialisasi berdasarkan perencanaan merupakan sosialisasi

dilakukan atas dasar rencana yang berkelanjutan dan sistematis. Sosialisasi jenis

15 | TUGAS MID SOSIOLOGI PENDIDIKAN

Page 16: Tugas Mid Sosiologi

ini dapat ditemukan dalam dunia pendidikan formal seperti sekolah dan perguruan

tinggi serta pendidikan non formal seperti kursus dan pelatihan. Dalam sosialisasi

berdasarkan perencanaan, semua tujuan pembelajaran, materi,proses, dan

penilaian telah dikonstruksi secara matang, sehingga semua terukur dan dapat di

evaluasi dan moitor.

B. Agen Sosialisasi

Dalam sosialisasi, terdapat beberapa agen yang dipandang memegang peranan

penting, antara lain:

Keluarga

Sekolah

Kelompok teman sebaya

Media massa

Agama

Lingkungan tempat tinggal

Dan tempat kerja

Pengalaman ketika PPL

Di sekolah tempat saya PPL, para murid terbilang memiliki sosialisasi yang

baik. Para murid memiliki keberanian untuk mengungkapkan apa yang ia pikirkan

kepada saya, dan para peserta PPL lainnya. Namun saya melihat, para murid kurang

berani jika mengungkapkan yang mereka pikirkan kepada para guru mereka.

Kemungkinan para murid takut karena sikap para guru yang rata-rata pemarah. Jadi

saya melihat para murid memiliki sosialisasi yang kurang baik kepada guru mereka

namun dapat bersosialisai dengan baik kepada teman sebaya dan kami para peserta

PPL.

16 | TUGAS MID SOSIOLOGI PENDIDIKAN