Tugas Mid Filsafat

38
SOAL MID SEMESTER FILSAFAT ILMU PENDIDIKAN Jelaskan dengan detail dan berikan analisis tentang 3 pembahasan di bawah ini! 1. Teori Pengetahuan (Theory of Knowledge) Hakikat kebenaran merupakan garapan epistemologi, yang disebut teori pengetahuan. Epistemologi sangat memerhatikan kebenaran dari sesuatu yang dapat diketahui dan usaha untuk mengetahuinya dan mendapatkan pengetahuan dengan metode tertentu, selain itu semuanya harus jelas kebenarannya. 2. Sumber Pengetahuan Pada dasarnya ada dua sumber pengetahuan utama yang berbeda yaitu berdasarkan rasio dan indera (pengalaman manusia). 3. Batas-Batas Ilmu Ketika ilmu mulai berkembang pada tahap ontologis, manusia mulai mengambil jarak dari obyek sekitar. Manusia mulai memberikan batas-batas yang jelas kepada obyek tertentu yang terpisah dengan eksistensi manusia sebagai subyek yang mengamati dan yang menelaah obyek tersebut. Dalam menghadapi masalah tertentu, dalam tahap ontologis manusia mulai Tugas Mid Filsafat Pendidikan Page 1

Transcript of Tugas Mid Filsafat

Page 1: Tugas Mid Filsafat

SOAL MID SEMESTER FILSAFAT ILMU PENDIDIKAN

Jelaskan dengan detail dan berikan analisis tentang 3 pembahasan di bawah ini!

1. Teori Pengetahuan (Theory of Knowledge)

Hakikat kebenaran merupakan garapan epistemologi, yang disebut teori pengetahuan.

Epistemologi sangat memerhatikan kebenaran dari sesuatu yang dapat diketahui dan usaha

untuk mengetahuinya dan mendapatkan pengetahuan dengan metode tertentu, selain itu

semuanya harus jelas kebenarannya.

2. Sumber Pengetahuan

Pada dasarnya ada dua sumber pengetahuan utama yang berbeda yaitu berdasarkan rasio dan

indera (pengalaman manusia).

3. Batas-Batas Ilmu

Ketika ilmu mulai berkembang pada tahap ontologis, manusia mulai mengambil jarak dari

obyek sekitar. Manusia mulai memberikan batas-batas yang jelas kepada obyek tertentu yang

terpisah dengan eksistensi manusia sebagai subyek yang mengamati dan yang menelaah

obyek tersebut. Dalam menghadapi masalah tertentu, dalam tahap ontologis manusia mulai

menentukan batas-batas eksistensi masalah tersebut, yang memungkinkan manusia mengenal

wujud masalah itu, untuk kemudian menelaah dan mencari pemecahan jawabannya.

Tugas Mid Filsafat Pendidikan Page 1

Page 2: Tugas Mid Filsafat

PEMBAHASAN SOAL MID SEMESTER FILSAFAT ILMU PENDIDIKAN

1. Teori Pengetahuan (Theory of Knowledge)

Munculnya keraguan terhadap adanya kemungkinan dari pernyataan bahwa

Epistimologi atau teori pengetahuan adalah cabang filsafat yang berurusan dengan hakikat

dan lingkup pengetahuan, pengandaian-pengandaian, dan dasar-dasarnya, serta pertanggung

jawaban atas pernyataan mengenai pengetahuan yang dimiliki (Bachtiar : 2004 : 148), maka

mengakibatkan munculnya epistemologi.

Pengetahuan/epistemology itu sendiri berasal dari bahasa Yunani episteme

(pengetahuan) dan logos (kata, pikiran, percakapan atau ilmu). Jadi pengetahuan

(epistemologi) berarti kata, pikiran, percakapan tentang pengetahuan atau ilmu pengetahuan.

1.1. Pengertian Pengetahuan

1.1.1.Pengertian pengetahuan berdasarkan bahasa

Pengetahuan/epistemologi berasal dari bahasa Yunani episteme (pengetahuan) dan

logos (kata, pikiran, percakapan atau ilmu). Jadi pengetahuan (epistemologi) berarti kata,

pikiran, percakapan tentang pengetahuan atau ilmu pengetahuan.

1.1.2. Pengertian pengetahuan menurut para ahli

Berikut akan dipaparkan pengertian pengetahuan menurut pandangan para ahli:

1) The Liang Gie

The Liang Gie menafsirkan bahwa pengetahuan adalah keseluruhan

keterangan dan ide yang terkandung dalam pernyataan-pernyataan yang dibuat

mengenai peristiwa baik yang bersifat alamiah, sosial maupun individu.

(1998:120)

2) Menurut Suparlan Suhartono

pengetahuan adalah sesuatu yang ada secara niscaya pada diri manusia.

Keberadaannya diawali dari kecendrungan psikis manusia sebagai bawaan

kodrat manusia, yaitu dorongan ingin tahu yang bersumber dari kehendak atau

kemauan. (2008:48)

Tugas Mid Filsafat Pendidikan Page 2

Page 3: Tugas Mid Filsafat

3) Jujun S. Suriasumantri

Jujun S. Suriasumantri mendefinisikan pengetahuan dengan segenap apa

yang diketahui tentang suatu obyek tertentu, termasuk didalamnya ilmu.

(2005:104)

4) Surajiyo

Pengetahuan adalah hasil “tahu” manusia terhadap sesuatu atau segala

perbuatan manusia untuk memahami suatu obyek yang dihadapinya. Atau hasil

usaha manusia untuk memahami suatu objek tertentu.

Selanjutnya Surajiyo membagi pengetahuan dalam dua jenis, antara lain :

a) Pengetahuan ilmiah

Pengetahuan ilmiah adalah segenap hasil pemahaman manusia yang

diperoleh dengan menggunakan metode ilmiah.

b) Pengetahuan non-ilmiah

Pengetahuan non ilmiah adalah pengetahuan yang diperoleh dengan

menggunakan cara-cara yang tidak termasuk kategori metode ilmiah.

(2007:26)

5) Prasetyo

Pengetahuan adalah segala sesuatu yang ada dikepala kita. Kita dapat

mengetahui sesuatu berdasarkan pengalaman yang kita miliki. Selain

pengalaman, kita juga menjadi tahu karena kita diberitahu oleh orang lain.

Pengetahuan juga didapatkan dari tradisi. (2007, hlm.3-4).

6) Notoatmojo

Pengetahuan merupakan hasil “Tahu“ dan ini terjadi setelah orang

melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi

melalui pancaindra manusia yakni: penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa

dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan

telinga (Notoatmodjo, 2003, hlm. 121).

7) Hidayat

Pengetahuan (Knowledge) adalah suatu proses dengan menggunakan

panca indra yang dilakukan seseorang terhadap objek tertentu dapat

menghasilkan pengetahuan dan keterampilan (Hidayat, 2007).

Tugas Mid Filsafat Pendidikan Page 3

Page 4: Tugas Mid Filsafat

8) Istiarti

Pengetahuan seseorang biasanya diperoleh dari pengalaman yang berasal

dari berbagai macam sumber seperti, media poster, kerabat dekat, media massa,

media elektronik, buku petunjuk, petugas kesehatan, dan sebagainya.

Pengetahuan dapat membentuk keyakinan tertentu, sehingga seseorang

berperilaku sesuai dengan keyakinannya tersebut ( Istiari, 2000).

9) Plato

Ada dua macam pengetahuan yang dikemukakan oleh Plato. Pengetahuan

yang pertama adalah pengetahuan yang diperoleh melalui pengalaman atau

indera (pengetahuan pengalaman) dan yang kedua adalah pengetahuan yang

diperoleh melalui akal (pengetahuan akal). Plato membandingkan kedua

pengetahuan tersebut dan mempertimbangkan mana yang benar dari antara

keduanya.

Dari uraian diatas dapatlah dipahami dan disimpulkan bahwa pengetahuan itu

adalah sesuatu yang diperoleh manusia atau hasil tahu manusia terhadap suatu objek,

melalui proses dengan dan tanpa menggunakan metode ilmiah serta dirasakan melalui

pengalaman indrawi.

1.2. Cara Mendapatkan Pengetahuan

Dari berbagai macam cara yang telah digunakan untuk memperoleh kebenaran

pengetahuan sepanjang sejarah, maka cara mendapatkan pengetahuan dapat

dikelompokkan menjadi dua, yakni:

a. Cara Tradisional

Cara-cara penemuan pengetahuan pada periode ini dilakukan sebelum ditemukan

metode ilmiah, yang meliputi :

1) Cara Coba Salah (Trial Dan Error)

Cara coba-coba ini dilakukan dengan menggunakan kemungkinan tersebut tidak

berhasil, dicoba kemungkinan yang lain. Apabila tidak berhasil, maka akan dicoba

kemungkinan yang lain lagi sampai didapatkan hasil mencapai kebenaran.

2) Cara Kekuasaan atau Otoritas

Tugas Mid Filsafat Pendidikan Page 4

Page 5: Tugas Mid Filsafat

Di mana pengetahuan diperoleh berdasarkan pada otoritas atau kekuasaan baik

tradisi, otoritas pemerintahan, otoritas pemimpin agama, maupun ahli ilmu

pengetahuan.

3) Berdasarkan Pengalaman Pribadi

Hal ini dilakukan dengan cara mengulang kembali pengalaman yang diperoleh

dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi pada masa yang lalu. Apabila

dengan cara yang digunakan tersebut orang dapat memecahkan masalah yang

sama, orang dapat pula menggunakan cara tersebut.

4) Melalui Jalan Pikiran

Dari sini manusia telah mampu menggunakan penalarannya dalam memperoleh

pengetahuannya. Dengan kata lain, dalam memperoleh kebenaran pengetahuan,

manusia telah menggunakan jalan fikiran.

b. Cara Modern dalam Memperoleh Pengetahuan

Cara baru atau modern dalam memperoleh pengetahuan pada dewasa ini lebih

sistematis, logis, dan ilmiah. Cara ini disebut metode penelitian ilmiah (Notoatmodjo,

2005, hlm. 11-14).

1.3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan

a. Umur

Umur adalah usia individu yang terhitung mulai saat dilahirkan sampai saat

beberapa tahun. Semakin cukup umur tingkat kematangan dan kekuatan seseorang

akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja dari segi kepercayaan masyarakat yang

lebih dewasa akan lebih percaya dari pada orang belum cukup tinggi kedewasaannya.

Hal ini sebagai akibat dari pengalaman jiwa (Nursalam, 2001, hlm. 25).

Singgih D. Gunarso (1990) mengemukakan bahwa makin tua umur seseorang

maka proses–proses perkembangan mentalnya bertambah baik, akan tetapi pada umur

tertentu bertambahnya proses perkembangan ini tidak secepat ketika berusia belasan

tahun.

Tugas Mid Filsafat Pendidikan Page 5

Page 6: Tugas Mid Filsafat

Abu Ahmadi (1997) juga mengemukakan bahwa memori atau daya ingat

seseorang itu salah satunya dipengaruhi oleh umur. Dari uraian ini dapat disimpulkan

bahwa dengan bertambahnya umur seseorang dapat berpengaruh.

b. Pendidikan

Tingkat pendidikan berarti bimbingan yang diberikan oleh seseorang terhadap

perkembangan orang lain menuju ke arah suatu cita-cita tertentu. (Sarwono, 1992,

yang dikutip Nursalam, 2001). Pendidikan adalah salah satu usaha untuk

mengembangkan kepribadian dan kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan

berlangsung seumur hidup. (Notoatmodjo, 1993). Pendidikan mempengaruhi proses

belajar, menurut IB Marta (1997), makin tinggi pendidikan seseorang makin mudah

orang tersebut untuk menerima informasi. Pendidikan diklasifikasikan menjadi :

a). Pendidikan tinggi: akademi/ PT

b).Pendidikan menengah: SLTP/SLTA

c).Pendidikan dasar : SD

Dengan pendidikan yang tinggi maka seseorang akan cenderung untuk

mendapatkan informasi baik dari orang lain maupun dari media masa, sebaliknya

tingkat pendidikan yang kurang akan menghambat perkembangan dan sikap seseorang

terhadap nilai-nilai yang baru diperkenalkan (Koentjaraningrat, 1997, dikutip

Nursalam, 2001). Ketidaktahuan dapat disebabkan karena pendidikan yang rendah,

seseorang dengan tingkat pendidikan yang terlalu rendah akan sulit menerima pesan,

mencerna pesan, dan informasi yang disampaikan (Effendi, 1998, hlm. 14).

c. Pengalaman

Pengalaman merupakan guru yang terbaik (experient is the best teacher),

pepatah tersebut bisa diartikan bahwa pemngalaman merupakan sumber pengetahuan,

atau pengalaman itu merupakan suatu cara untuk memperoleh suatu kebenaran

pengetahuan. Oleh sebab itu pengalaman pribadi pun dapat dijadikan sebagai upaya

untuk memperoleh pengetahuan. Hal ini dilakukan dengan cara mengulang kembali

pengetahuan yang diperoleh dalam memecahkan persoalan yang dihadapi pada masa

lalu (Notoatmodjo, 2002 : 13).

Tugas Mid Filsafat Pendidikan Page 6

Page 7: Tugas Mid Filsafat

Pengalaman akan menghasilkan pemahaman yang berbeda bagi tiap individu,

maka pengalaman mempunyai kaitan dengan pengetahuan. seseorang yang

mempunyai pengalaman banyak akan menambah pengetahuan (Cherin, 2009).

1.4. Tingkat Pengetahuan

Dari pengalaman dan penelitian, ternyata perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan

lebih baik dibandingkan perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan karena didasari oleh

kesadaran, rasa tertarik, dan adanya pertimbangan dan sikap positif. Tingkatan pengetahuan

terdiri atas 5 tingkat yaitu :

a. Tahu (Know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya.

Termasuk didalamnya adalah mengingat kembali (Recall) terhadap suatu yang khusus

dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh karena

itu, “Tahu“ merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah gunanya untuk

mengukur bahwa orang tahu yang dipelajari seperti: menyebutkan, menguraikan,

mendefenisikan, menyatakan, dan sebagainya.

b. Memahami (Comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan secara benar tentang objek yang

diketahui, dapat menjelaskan materi tersebut dengan benar.

c. Aplikasi (Application)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang dipelajari

pada situasi atau kondisi nyata.

d. Analisis (Analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke

dalam komponen–komponen, tetapi masih di dalam suatu struktur organisasi tetapi

masih ada kaitannya satu sama lain.

e. Sintesis (Syntesis)

Sintesis menunjukkan suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan

bagian–bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.

Tugas Mid Filsafat Pendidikan Page 7

Page 8: Tugas Mid Filsafat

2. Sumber Pengetahuan

Sumber dalam  Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagaia asal. Sebagai

contoh sumber mata air, berarti asal dari air yang berada di mata air itu. Dengan demikian

sumber ilmu pengetahuan adalah asal dari ilmu pengetahuan yang diperoleh manusia. Jika

membicarakan masalah asal, maka pengetahuan dan ilmu pengetahuan tidak dibedakan,

karena dalam sumber pengetahuan juga terdapat sumber ilmu pengetahuan.

Dr. Mulyadi Kartanegara mendefinisikan sumber pengetahuan adalah alat atau

sesuatu darimana manusia bisa memperoleh informasi tentang objek ilmu yang berbeda-

beda sifat dasarnya. Karena sumber pengetahuan adalah alat, maka Ia menyebut indera, akal 

dan hati sebagai sumber pengetahuan.

Amsal Bakhtiar berpendapat tidak jauh berbeda. Menurutnya sumber pengetahuan

merupakan alat untuk memperoleh ilmu pengetahuan. Dengan istilah yang berbeda ia

menyebutkan empat macam sumber pengetahuan, yaitu: emperisme, rasionalisme, intuisi

dan wahyu. Begitu juga dengan Jujun Surya Sumantri, ia menyebutkan empat sumber

pengetahuan tersebut.

Sedangkan John Hospers dalam bukunya yang berjudul An Intruction to Filosofical

Analysis, sebagaimana yang dikutip oleh Surajiyo menyebutkan beberapa alat untuk

memperoleh pengetahuan, antara lain: pengalaman indera, nalar, otoritas, intuisi, wahyu dan

keyakinan. Sedangkan Amin Abdullah menyebutkan dua aliran besar, idealisme dan

imperisme.

Dari pemaparan di atas, penulis lebih condong kepada pendapat Mulyadi

Kertanegara yang menyebutkan indra, akal dan hati sebagai sumber pengetahuan. Hanya

saja ketiga sumber tersebut perlu ditambah dengan intuisi dan wahyu. Pengetahuan yang

diperoleh intuisi berbeda dengan pengetahuan yang diperoleh hati. Intiusi bagi para filsofi

barat lebih dipahami sebagai pengembangan insting yang dapat memperoleh pengetahuan

secara langsung dan bersifat mutlak

Sumber pengetahuan merupakan aspek-aspek yang mendasari lahirnya ilmu

pengetahuan yang berkembang dan muncul dalam kehidupan manusia. Menurut Sumarna

sumber ilmu pengetahuan terdapatperbedaan antara pandangan filosof dan ilmuwan Barat

dengan filosofot dan ilmuwan muslim. (dalam Susanto, 2011: 186)

Tugas Mid Filsafat Pendidikan Page 8

Page 9: Tugas Mid Filsafat

Menurut filosof dan ilmuwan muslim, sumber utama ilmu pengetahuan adalah wahyu

yang termanifestasikan dalam Alquran dan As-sunnah, selain empiris dan rasional.

Sedangkan menurut filosof dan ilmuwan Barat sumber ilmu pengetahuan hanya dibatasi

pada sumber utama yaitu pengetahuan yang lahir dari pertimbangan rasio (akal atau deduksi)

dan pengetahuan yang

dihasilkan melalui pengalaman (empiris dan induksi).

Pengetahun yang ada pada diri kita diperoleh dengan menggunakan berbagai alat yang

merupakan sumber pengetahuan tersebut. Dalam hal ini ada beberapa pendapat tentang

sumber pengetahuan antara lain :

a. Empirisme

Berasal dari kata Yunani empeirikos, artinya pengalaman. Menurut aliran ini

manusia memperoleh pengetahun melalui pengalamannya. Pengalaman yang dimaksud

adalah pengalaman inderawi.

Dengan inderanya, manusia dapat mengatasi taraf hubungan yang semata-mata fisik

dan masuk ke dalam medan internasional, walaupun masih sangat sederhana. Indera

menghubungkan manusia dengan hal – hal konkret material.

Pengetahuan inderawi bersifat parsial. Jadi pengetahuan inderawi berada menurut

perbedaan indera dan terbatas pada sesnsibilitas organ-organ tertentu. “Bagaiman orang

bisa mengetahui es itu dingin ?” Seorang empiris akan mengatakan, “karena saya

merasakan hal itu atau karena seorang ilmuwan telah merasakan seperti itu”. Dalam

pernyataan tersebut ada tiga unsur yang perlu, yaitu yang mengetahui (subjek), yang

diketahui (objek), dan cara dia mengetahui bahwa es itu dingin. Bagaimana dia

mengetahui es itu dingin ? Dengan menyentuh langsung dengan alat peraba. Dengan kata

lain, seorang empiris akan mengatakan bahwa pengetahuan itu diperoleh lewat

pengalaman-pengalaman inderawi yang sesuai.

John Locke (1632 – 1704 ), bapak empiris Britania mengemukakan teori tabula rasa

(sejenis buku catata kosong). Maksudnya ialah bahwa manusia itu pada mulanya kosong

dari pengetahuan, lantas pengalamannya mengisi jiwa yang kosong itu, lantas ia memiliki

pengetahuan. Jadi bagaimanapun kompleks pengetahuan manusia, ia selalu dapat dicari

ujungnya pada pengalaman indera. Sesuatu yang tidak dapat diamati dengan indera

Tugas Mid Filsafat Pendidikan Page 9

Page 10: Tugas Mid Filsafat

bukanlah pengetahuan yang benar. Jadi pengalaman indera itulah sumber pengetahuan

yang benar.

David Hume, salah satu tokoh empirisme mengatakan bahwa manusia tidak

membawa pengetahuan bawaan dalam hidupnya. Sumber pengetahuan adalah

pengamatan. Pengamatan memberikan dua hal, yaitu kesan-kesan (impression) dan

pengertian-pengertian atau ide-ide (ideas). Yang dimaksud kesan-kesan adalah

pengamatan langsung yang diterima dari pengalaman , seperti merasakan tangan terbakar.

Yang dimaksud dengan ide adalah gambaran tentang pengamatan yang samar-samar yang

dihasilkan dengan merenungkan kembali atau merefleksikan dalam kesan-kesan yang

diterima dari pengalaman.

Jadi, gejala-gejala alamiah menurut anggapan kaum empiris adalah konkret dan

dapat dinyatakan lewat pancaindera. Berdasarkan teori ini, hanya mengelola konsep

gagasan inderawi. Hal itu dilakukannya dengan menyusun konsep tersebut atau

membagi-baginya. Kaum empiris juga menganggap akal sebagai jenis tempat

penampungan yang secara pasif menerima hasil-hasil pengideraan tersebut. Akal

berfungsi untuk memastikan hubungan urutan-urutan peristiwa tersebut padahal

hubungan yang demikian itu bersifat kemungkinan belaka dan pengetahuan kita tentang

hubungan peristiwa tersebut sesungguhnya berasal dari pengalaman . karena itu, semua

eksprimen selanjutnya seharusnya berdasarkan pada perkiraan, bukan kepastian bahwa

peristiwa yang akan datang kemungkinan cocok dengan yang lewat.

Dalam empirisme, sumber utama untuk memperoleh pengetahuan adalah data

empiris yang diperoleh dari panca indera. Akal tidak berfungsi banyak, kalaupun ada,

itupun sebatas ide yang kabur.

Kelemahan dari aliran empirisme adalah :

Indera terbatas, benda yang jauh kelihatan kecil, apakah ia benar-benar kecil ?

Ternyata tidak. Keterbatasan inderalah yang menggambarkan seperti itu. Dari sini

akan terbentuk pengetahuan yang salah.

Indera menipu, pada orang yang sakit malaria gula rasanya pahit, udara akan terasa

dingin. Ini akan menimbulkan pengetahuan empiris yang salah juga.

Objek yang menipu, contohnya fatamorgana dan ilusi. Jadi objek itu sebenarnya tidak

sebagaiman ia ditangkap oleh indera, ia membohongi indera.

Tugas Mid Filsafat Pendidikan Page 10

Page 11: Tugas Mid Filsafat

Berasal dari indera dan objek sekaligus. Dalam hal ini, indera (mata) tidak mampu

melihat seekor kerbau secara keseluruhan, dan kerbau juga tidak bisa memperlihatkan

badannya secara keseluruhan. Kesimpulannya ialah empisme lemah karena

keterbatasan indera manusia.

b. Rasionalisme

Aliran ini menyatakan bahwa akal adalah dasar kepastian pengetahuan.

Pengetahuan yang benar diperoleh dan diukur dengan akal. Manusia memperoleh

pengetahuan melalui kegiatan menangkap objek.

Rasionalisme tidak mengingkari kegunaan indera dalam memperoleh pengetahuan.

Pengalaman indera diperlukan untuk merangsang akal dan memberikan bahan-bahan

yang menyebabkan akal dapat bekerja , tetapi sampainya manusia pada kebenaran adalah

semata-mata akal. Laporan indera menurut rasionalisme merupakan bahan yang belum

jelas, bahkan ini memungkinkan dipertimbangkan oleh akal dalam pengalaman berfikir.

Akal mengatur bahan tersebut sehingga dapatlah terbentuk pengetahuan yang benar. Jadi

fungsi panca indera hanyalah untuk memperoleh data-data dari alam nyata dan akalnya

menghubungkan data-data itu satu dengan yang lain.

Dalam penyusunan akal menggunakan konsep-konsep rasional atau ide universal.

Yang dimaksud dengan prinsip-prinsip universal adalah abstraksi dari benda-benda

konkret, seperti hukum kausalitas atau gambaran umum tentang kursi. Sebaliknya, bagi

empirisme hukum tersebut tidak diakui.

Para penganut rasionalisme yakin bahwa kebenaran dan kesesatan terletak dalam

ide dan bukunya di dalam diri barang sesuatu. Jika kebenaran mengandung makna

mengandung makna yang mempunyai ide yang sesuai dengan atau yang menunjuk

kepada kenyataan, kebenaran hanya dapat ada dalam pikiran kita dan hanya dapat

diperoleh dengan akal budi saja.

Descartes, seorang pelopor rasionalisme berusaha menemukan suatu kebenaran

yang tidak dapat diragukan lagi, kebenaran itu, menurutnya adalah dia tidak ragu bahwa

ia ragu. Ia yakin kebenaran-kebenaran semacam itu ada dan kebenaran tersebut dikenal

dengan cahaya yang terang dari akal budi sebagai hal yang tidak dapat diragukan lagi.

Dengan demikian, akal budi dipahamkan sebagai jenis perantara suatu teknik deduktif

Tugas Mid Filsafat Pendidikan Page 11

Page 12: Tugas Mid Filsafat

yang dengan memakai teknik tersebut dapat ditemukan kebenaran, artinya dengan

melakukan penalaran yang akhirnya tersusunlah pengetahuan.

Spioniza mmeberikan penjelasan yang lebih mudah dengan menyusun sistem

rasionalisme atas dasar ilmu ukur. Menurutnya, dalil ilmu ukur merupakan dalil

kebenaran yang tidak perlu dibuktikan lagi. Artinya, Spioniza yakin jika seseorang

memahami makna yang terkandung oleh pernyaan, “ sebuah garis lurus merupakan jaran

terdekat di antara dua buah titik”.

Tetapi rasionalisme juga mempunyai kelemahan, seperti mengenai kriteria untuk

mengetahui akan kebenaran dari suatu ide yang menurut seseorang adalah jelas dan dapat

dipercaya tetapi menurut orang lain tidak. Jadi masalah utama yang dihadapi oleh kaum

rasionalisme adalah evaluasi dari kebenaran premis-premis ini semuanya bersumber pada

penalaran rasional yang bersifat abstrak.

Dari dua aliran tersebut (empirisme dan rasionalisme) terlahirlah metode ilmiah

atau pengetahuan sains. Adanya problem pada empirisme dan rasionalisme yang

menghasilkan metode ilmiah melahirkan aliran positivisme oleh August Comte dan

Immanuel Kant. August Comte berpendapat bahwa indera itu amat penting dalam

memperoleh ilmu pengetahuan, tetapi harus dipertajam dengan alat bantu dan diperkuat

dengan eksperimen. Kekeliruan indera dapat dikoreksi lewat eksperimen dan eksperimen

itu sendiri memerlukan ukuran-ukuran yang jelas seperti panas yang diukur dengan

derajat panas.

c. Intuisi

Menurut Henry Bergson intuisi adalah hasil dari evolusi pemahaman yang tertinggi.

Kemampuan ini mirip dengan insting, tetapi berbeda dengan kesadaran dan

kebebasannya. Pengembangan kemampuan ini (intuisi) memerlukan suatu usaha. Ia juga

mengatakan bahwa intuisi adalah suatu pengetahuan yang langsung, yang mutlak dan

bukan pengetahuan yang nisbi. Menurunya, intuisi mengatasi sifat lahiriah pengetahuan

simbolis, yang pada dasarnya bersifat analisis, menyeluruh, mutlak, dan tanpa dibantu

dengan penggambaran secara simbolis. Karena itu, intuisi adalah sarana untuk

mengetahui secara langsung dan seketika.analisis atau pengetahuan yang diperoleh lewat

pelukisan tidak dapat menggantikan hasil pengenalan intuisi.

Tugas Mid Filsafat Pendidikan Page 12

Page 13: Tugas Mid Filsafat

Pengetahuan intuisi dapat dipergunakan sebagai hipotesa bagi analisis selanjutnya

dalam menentukan benar tidaknya pernyataan yang dikemukakan. Bag Nietzchen intuisi

merupakan “intelegensi yang palin tinggi” dan bagi Maslow intuisi merupakan

“pengalaman puncak (peak experience).

Ada sebuah isme lagi yang mirip dengan intuisionisme, yaitu iluminasionisme.

Aliran ini berkembang di kalangan tokoh agama, yang didalam agama Islam disebut

Ma’rifah, yaitu pengetahuan yang datang dari Tuhan melalui pencerahan dan penyinaran.

Pengetahuan tersebut akan diperoleh oleh orang yang hatinya telah bersih, telah siap, dan

sanggup menerima pengetahuan tersebut.

Kemampuan menerima pengetahuan secara langsung itu diperoleh dengan cara

latihan, yang dalam Islam disebut Riyadhah. Metode ini yang secara umum dipakai

dalam Thariqat atau Tasawuf. Kemampu orang-orang itu sampai bisa melihat Tuhan,

berbincang dengan Tuhan, melihat Surga, Neraka, dan alam gaib lainnya. Dari

kemampuan ini dapat dipahami bahwa mereka tentu mempunyai pengetahuan tingkat

tinggi yang banyak sekali dan meyakinkan pengetahuan itu diperoleh bukan lewat indera

dan bukan lewat akal, melainkan lewat hati.

Menurut ajaran tasawuf, manusia itu dipengaruhi (ditutupi) oleh hal-hal material,

dipengaruhi oleh nafsu. Perbedaan antara intuisi dalam filsafat Barat dengan makrifat

dalam Islam adalah kalau intuisi diperoleh lewat perenungan dan pemikiran yang

konsisten, sedangkan dalam Islam makrifat diperoleh lewat perenungan dan penyinaran

dari Tuhan.

d. Wahyu

Wahyu adalah pengetahuan yang disampaikan oleh Allah kepada manusia lewat

perantaraan para nabi. Para nabi memperoleh pengetahuan dari Tuhan tanpa upaya, tanpa

bersusah payah, tanpa memerlukan waktu untuk memperolehnya. Pengetahuannya terjadi

atas kehendak Tuhan semesta. Tuhan mensucikan jiwa mereka dan diterangkan-Nya pula

jiwa mereka untuk memperoleh kebenaran dengan jalan wahyu.

Wahyu Allah (agama) berisikan pengetahuan, baik mengenai kehidupan seseorang

yang terjangkau oleh pengalaman, maupun yang mencakup masalah transedental, seperti

latar belakang dan tujuan penciptaan manusia, dunia, dan segenap isinya serta kehidupan

di akhirat nanti.

Tugas Mid Filsafat Pendidikan Page 13

Page 14: Tugas Mid Filsafat

Kepercayaan inilah yang merupakan titik tolak dalam agama dan lewat pengkajian

selanjutnya dapat meningkatkan atau menurunkan kepercayaan itu. Sedangkan ilmu

pengetahuan sebaliknya, yaitu dimulai mengkaji dengan riset, pengalaman, dan

percobaan untuk sampai kepada kebenaran yang faktual.

Amsal Bakhtiar mengungkapkan ada beberapa pendapat tentang sumber pengetahuan,

antara lain:

a. Empirisme

Kata ini berasal dari kata Yunani empeirikos, artinya pengalaman. Menurut aliran ini

manusia memperoleh pengetahuan melalui pengalamannya. Dan bila dikembalikan

kepada kata Yunaninya, pengalaman yang dimaksudkan ialah pengalaman inderawi.

b. Rasionalisme

Aliran ini menyatakan bahwa akal adalah dasar kepastian pengetahuan. Pengetahuan

yang benar diperoleh dan diukur dengan akal. Menusia memperoleh penegetahuan

melalui kegiatan menangkap objek.

Bagi aliran ini kekeliruan pada aliran empirisme yang disebabkan kelemahan alat indera

dapat dikoreksi, seandainya akal digunakan.

c. Intuisi

Menurut Henry Bergson intuisi adalah hasil dari evolusi pemahaman yang tertinggi.

Kemampuan ini mirip dengan insting, tetapi berbeda dengan kesadaran dan

kebebasannya.Ia juga mengatakan bahwa intuisi adalah suatu pengetahuan yang

langsung, yang mutlak dan bukan pengetahuan yang nisbi.

Intuisi bersifat personal dan tidak bisa diramalkan. Sebagai dasar untuk menyusun

pengetahuan secara teratur, intuisi tidak dapat diandalkan.

d. Wahyu

Wahyu adalah pengetahuan yang disampaikan oleh ALLAH kepada manusia lewat

perantaraan para nabi.

Wahyu Allah (agama) berisikan pengetahuan, baik mengenai kehidupan seseorang yang

terjangkau oleh pengalaman, maupun yang mencakup masalah transendental, seperti latar

belakang dan tujuan penciptaan manusia, dunia dan segenap isinya serta kehidupan

Tugas Mid Filsafat Pendidikan Page 14

Page 15: Tugas Mid Filsafat

diakhirat nanti.

Kemudian Salam (1997) berpendapat juga bahwa ada beberapa macam sumber pengetahuan,

yakni :

1) Penalaran

Penalaran merupakan rangkaian berpikir secara teratur ,secara terkonsep, secara

sistematis hingga mendapatkan pengetahuan sedangkan perasaan berbeda, menggunakan

hatinya, tidak secara teratur , terkonsep maupun sistematis. Meskipun demikian, dengan

perasaan pun, hasilnya juga akan mendapatkan pengetahuan. Misal pelukis, tidak

menggunakan penalaran, namun perasaan. Pengetahuannya adalah lukisannya tersebut.

Dikatakan bahwa penalaran merupakan rangkaian berpikir. Oleh karena itu, apabila

hanya berpikir satu kali saja atau satu bagian saja, maka itu tidak dikatakan penalran.

Sehingga penalaran adalah kegiatan berfikir yang mempunyai karakteristik tertentu dalam

nememukan kebenaran.

Adapun ciri dari penalaran lainnya antara lain:

a. Adanya suatu pola berpikir luas yang disebut logika, tiap bentuk penalaran mempunyai

logikanya sendiri. Misalkan, apabila kita punya 1 dos rokok, ditujukan kepada sejawat

medis, dokter berkomentar didalam kotak ini ada rokok yang megnandung tembakau

ada kandungan nikotin, klo dibakar dihisap dalam jumlah kecil merangsang otak, dan

jika kebyakaan bisa paralisis. Sehingga sejawat medis itu akan memberikan sebuah

kesimpulan jangan merokok. Sekarang, barang sama, namun diberikan kepada

pedagang rokok. Maka pedagang rokok akan membuat logika yang berbeda, misalnya

Barang ini luar biasa sekali. Ini klo dirokok, nikmat, dan itu ternyata sangat berguna,

justru dengan berdagang, anak saya lulus, pedagang rokok ini akan membuat sebuah

kesimpulan bahwa barang berguna sekali. Inilah yagn disebut logika yang digunakan

berbeda.

b. Penalaran adalah proses berfikir yang logis (menrutu pola/logika tetentu), Suatu

kegiatan bisa dikatan logis dari suatu logika tertentu dan dapat dianggap tidak logis

apabila ditinjau dari logika lainnya. Contoh gelas ada air dikasih gula. Kemudian gelas

diberikan seorang farmasi. Ini air, didalam ada gula yang bsia larut karena kelaratuasn

sekian gram, mestinya taadi kruang dari sekian gram, setelah itu ddialam gelas ada

Tugas Mid Filsafat Pendidikan Page 15

Page 16: Tugas Mid Filsafat

dispersi molekuler itu rumusnya seperti ini. Klo hal ini diterangkan masyarakat awam,

pasti dianggap orang gila. Inilah yang disebut suatu kegiatan bisa dikatakan logis dari

suatu logika tertentu dan bisa dikatakan tidak logis apabila ditinjau dari logika lain.

c. Adanya sifat analitis dari proses berpikir pada saat melakukan penalaran. Analisis

adalah kegiatan berfikir berdasarkan langkah - langkah tertentu.  Penalaraan ilmiah

merupakan kegiatan analisis yang menggunakan logika ilmiah, jika kita

menyelesaikan tehsis harus sesuai dengan logika ilmiah, dalam arti sesuai dengan

bidang yang kita kerjakan dalam peneltiiant ersebut, makanya kenapa kita harus di iuji

oleh penguji penguji yagn sesuai dengan bdiangnya,, agar analisis yang kita tulis dapat

diterjemahkan secara logika ilmiah, bayangkan saja, jika pengujinya dosen sejarah.

Penalaran secara ilmiah itu ada dua yaitu deduktif, dan penalaran secara induktif.

Dengan pendekatan logika yang ilmiah harus menggunakan penalaran gabungan,

deduktif dan induktif. Penalaran deduktif terkait dengan rasionalisme sedangkan

penalaran induktif terkait dengan empirisme. Penarikan kesimpulan dianggap valid bila

dikeluarkan dengan cara tertentu yang disebut logika, dan logika ada dua macam yakni

logika induktif, dan logika deduktif. Dalam melakukan rencana penelitian kita harus

menggunakan logika induktif disatu sisi, dan menggunakan logika deduktif di sisi yang

lain. Logika induktif berdasarkan apa yang diketahui, dari kesimpulan yang besifat

individu kemudian disimpulan menjadi kesimpulan yang bersifa menyeluruh. Logika

deduktif merupakan penarikan kesimpulan dari kasus umum menjadi kasus yang

bersifat special. Contoh apabila kita pergi ke pasar, secara umum dipasar mangga

manis, ditempat satu wadah pasti manis. Dicoba manis, manis, manis, ternayta semua

manis, berarti betul bahwa mangga manis.

2) Perasaan. Kita merasakan sesuatu, pelukis, untuk mewujudkan ekspresi

3) Intuisi/instink, sumber pengetahuan, tetapi bukan penalaran

4) Wahyu

Jika pengetahuan yang bersumber dari penalaran, perasaan, dan instink manusia

merupakan sumber pengetahuan yang dapat dikembangkan dari hasil aktifitas manuisa,

Tugas Mid Filsafat Pendidikan Page 16

Page 17: Tugas Mid Filsafat

namun sumber pengetahuan yang berupa wahyu merupakan bersifat pemberian, tidak

sembarang orang yang diberikan.

Intuisi, perasaan, dan penalaran didapat sebagai usaha aktif manusia. Sedangkan

Wahyu diperoleh sebagai pemberiann dari Tuhan. Didalam wahyu dan intuisi mencakup

materi pengetahuan dan sumber pengetahuan yang benar. Bukan berarti wahyu itu menipu,

dan instink bukan pengetahuan yang benar, asalkan benar bukan mengada – ada, maka instik

tersebut merupakan pengetahuan yang benar.

Ada 2 cara pokok mendapatkan pengetahuan dengan benar. Yang pertama,

mendasarkan diri dengan rasio. Kedua, mendasarkan diri dengan pengalaman. Kaum

rasionalis mengembangkan rasionalisme, dan pengalaman mengembangkan empirisme. Kaum

rasionalis mengembangkan metode deduktif dalam menyusun pengetahuannya. Premis yang

dipakai dari ide yang dianggapnya jelas dan dapat diterima. Ide ini menurut mereka bukan

ciptaan pikiran manusia. Prinsip itu sudah ada, jauh sebelum manusia memikirkannya

(idelisme).

Di samping rasionalisme dan pengalaman masih ada cara lain yakni intuisi atau

wahyu. Intuisi merupakan pengetahuan yang didapatkan tanpa melalui proses penalaran,

bersifat personal dan tak bisa diramalkan. Sedangkan wahyu merupakan pengetahuan yang

disampaikan oleh Tuhan kepada manusia.

Masalah yang muncul dalam sumber pengetahuan adalah dikotomi gap antara sumber

ilmu umum dan ilmu agama. Bagi agama Islam sumber ilmu yang paling otoritatif adalah

Alquran dan Hadis. Bagi ilmu umum (imuwan sekuler) satunya-satunya yang valid adalah

pengalaman empiris yang didukung oleh indrawi melalui metode induksi. Sedangkan metode

deduksi yang ditempuh oleh akal dan nalar sering dicurigai secara apriopri (yakni tidak

melalui pengalaman). Menurut mereka, setinggi-tingginya pencapaian akal adalah filsafat.

Filsafat masih dipandang terlalu spekulatif untuk bisa mengkonstruksi bangunan ilmiah

seperti yang diminta kaum positivis. Adapun pengalaman intuitif sering dianggap hanya

sebuah halusinasi atau ilusi belaka. Sedangkan menurut agamawan pengalaman intuitif

dianggap sebagai sumber ilmu, seperti para nabi memperoleh wahyu ilahi atau mistikus

memperoleh limpahan cahaya Ilahi.

Tugas Mid Filsafat Pendidikan Page 17

Page 18: Tugas Mid Filsafat

Masalah berikutnya adalah pengamatan. Sains modern menentukan obyek ilmu yang

sah adalah segala sesuatu sejauh ia dapat diobservasi (the observables) atau diamati oleh

indra. Akibatnya muncul penolakan dari filosof logika positivisme yang menganggap segala

pernyataan yang tidak ada hubungan obyek empirisnya sebagai nonsens. Perbedaan ini

melahirkan metafisik (dianggap gaib) dan fisik (dianggap science).

Masalah lainnya adalah munculnya disintegrasi pada tatananklasifikasi ilmu.

Penekanan sains modern pada obyek empiris (ilmu-ilmu fisika) membuat cabang ilmu

nonfisik bergeser secara signifikan ke pinggiran. Akibatnya timbul pandangan negatif bahwa

bidang kajian agama hanya menghambat kemajuan. Seperti dalam anggapan Freud yang

menyatakan agama dan terutama pendukungnya yang fanatic bertanggung jawab terhadap

pemiskinan pengetahuan karena melarang anak didik untuk bertanya secara kritis.

Kemudian selanjutnya adalah masalah yang muncul menyangkut metodologi ilmiah.

Sains pada dasarnya hanya mengenal metode observasi atau eksperimen. Sedangkan

agamawan mengembangkan metode lainnya seperti metode intuitif. Masalah terakhir adalah

sulitnya mengintegrasikan ilmu dan agama terutama indra, intektual dan intuisi sebagai

pengalaman legitimate dan riil dari manusia.

Kesimpulan

Dari beberapa pendapat para ahli tentang sumber pengetahuan, secara keseluruhan

(garis besar) semua sama, bahwa sumber pengetahuan itu ada empat yakni empirisme

(indera), rasionalisme (akal), intuisionisme (intuisi), ilmunasionalisme (hati), dan wahyu.  

Dalam sumber penalaran belum mencakup materi dan sumber pengetahuan. Sumber

pengetahuan dari penalaran adalah rasio dan fakta. Rasio disebut rasionalisme, sedangkan

berdasarkan data - data yagn ada (fakta) disebut empirisme.

Tugas Mid Filsafat Pendidikan Page 18

Page 19: Tugas Mid Filsafat

3. Batas-Batas Ilmu

Ontologi ilmu meliputi apa hakikat ilmu itu, apa hakikat kebenaran dan kenyataan

yang inheren dengan pengetahuan ilmiah, yang tidak terlepas dari persepsi filsafat tentang

apa dan bagaimana (yang) “Ada” itu (being Sein, het zijn). Paham monisme yang terpecah

menjadi idealisme atau spiritualisme, Paham dualisme, pluralisme dengan berbagai

nuansanya, merupakan paham ontologik yang pada akhimya menentukan pendapat bahkan

keyakinan kita masing masing mengenai apa dan bagaimana (yang) ada sebagaimana

manifestasi kebenaran yang kita cari.

Obyek penelaahan ilmu mencakup seluruh aspek kehidupan yang dapat diuji oleh

panca indera manusia, seperti batua-batuan, binatang, tumbuhan, atau manusia itu sendiri;

berbagai gejala dan peristiwa yang mempunyai manfaat bagi kehidupan manusia.

Berdasarkan obyek yang ditelaahnya, maka ilmu dapat disebut sebagai suatu pengetahuan

empiris. Inilah yang merupakan salah satu ciri ilmu yakni orientasi terhadap dunia empiris.

Pengetahuan keilmuan mengenai obyek-obyek empiris ini pada dasarnya merupakan

abstraksi yang disederhanakan. Penyederhanaan ini perlu, sebab kejadian alam yang

sesungguhnya begitu kompleks, dengan sampel dari berbagai faktor yang terlibat di

dalamnya. Ilmu tidak bermaksud “memotret” atau “memproduksikan” suatu kejadian tertentu

dan mengabstraksikan dalam bahasa keilmuan.

Ontologi merupakan salah satu kajian kefilsafatan yang paling kuno dan berasal dari

Yunani. Studi tersebut mebahas keberadaan sesuatu yang bersifat konkret. Tokoh Yunani

yang memiliki pandangan yang bersifat ontologis dikenal seperti Thales, Plato, dan

Aristoteles . Pada masanya, kebanyakan orang belum membedaan antara penampakan

dengan kenyataan. Ontologi ini pantas dipelajari bagi orang yang ingin memahami secara

menyeluruh tentang dunia ini dan berguna bagi studi ilmu-ilmu empiris.

Ontologi merupakan salah satu dari obyek garapan filsafat ilmu yang menetapkan

batas lingkup dan teori tentang hakikat realitas yang ada (Being), baik berupa wujud fisik (al-

Thobi’ah) maupun metafisik (ma ba’da al-Thobi’ah) selain itu Ontologi merupakan hakikat

ilmu itu sendiri dan apa hakikat kebenaran serta kenyataan yang inheren dengan pengetahuan

ilmiah tidak terlepas dari persepektif filsafat tentang apa yang dikaji atau hakikat realitas

yang ada yang memiliki sifat universal.

Tugas Mid Filsafat Pendidikan Page 19

Page 20: Tugas Mid Filsafat

Ontologi dalam bahasa Inggris “ontology”; dari bahasa Yunani on, ontos (ada,

keberadaan) dan logos (studi, ilmu tentang). Ada beberapa pengertian dasar mengenai apa itu

“ontologi”. Pertama, ontologi merupakan studi tentang ciri-ciri “esensial” dari Yang Ada

dalam dirinya sendiri yang berbeda dari studi tentang hal-hal yang ada secara khusus.

mengenai yang ada (philosophia entis) digunakan untuk hall yang sama.

Menurut akar kata Yunani, ontologi berarti ‘teori mengenai ada yang berada’. Oleh

sebab itu, orang bisa menggunakan ontologi dengan filsafat pertama Aristoteles, yang

kemudian disebut sebagai metafisika. Namun pada kenyataannya, ontologi hanya merupakan

bagian pertama metafisika, yakni teori mengenai yang ada, yang berada secara terbatas

sebagaimana adanya dan apa yang secara hakiki dan secara langsung termasuk ada tersebut.

Ontologi merupakan ‘ilmu pengetahuan’ yang paling universal dan paling

menyeluruh. Penyelidikannya meliputi segala pertanyaan dan penelitian lainnya yang lebih

bersifat ‘bagian’. Ia merupakan konteks untuk semua konteks lainnya, cakrawala yang

merangkum semua cakrawala lainnya, pendirian yang meliputi segala pendirian lainnya.

Sebagai tugasnya memang ‘ontologi’ selalu mengajukan pertanyaan tentang bagaimana

proses ‘mengada’ ini muncul.

3.1 Asumsi-asumsi Ilmu

Objek telaah ontologi adalah yang ada. Studi tentang yang ada, pada dataran studi

filsafat pada umumnya di lakukan oleh filsafat metaphisika. Istilah ontologi banyak di

gunakan ketika kita membahas yang ada dlaam konteks filsafat ilmu. Ontologi membahas

tentang yang ada, yang tidak terikat oleh satu perwujudan tertentu. Ontologi membahas

tentang yang ada yang universal, menampilkan pemikiran semesta universal. Ontologi

berupaya mencari inti yang termuat dalam setiap kenyataan, atau dalam rumusan Lorens

Bagus menjelaskan yang ada yang meliputi semua realitas dalam semua bentuknya.

a. Objek Formal

Objek formal ontologi adalah hakikat seluruh realitas. Bagi pendekatan

kuantitatif, realitas tampil dalam kuantitas atau jumlah, tealaahnya akan menjadi

kualitatif, realitas akan tampil menjadi aliran-aliran materialisme, idealisme,

naturalisme, atau hylomorphisme.

Tugas Mid Filsafat Pendidikan Page 20

Page 21: Tugas Mid Filsafat

Referensi tentang kesemuanya itu penulis kira cukup banyak. Hanya dua yang

terakhir perlu kiranya penulis lebih jelaskan. Yang natural ontologik akan diuraikan di

belakang hylomorphisme di ketengahkan pertama oleh aristoteles dalam bukunya De

Anima. Dalam tafsiran-tafsiran para ahli selanjutnya di fahami sebagai upaya mencari

alternatif bukan dualisme, tetapi menampilkan aspek materialisme dari mental.

b. Metode dalam Ontologi

Lorens Bagus memperkenalkan tiga tingkatan abstraksi dalam ontologi, yaitu :

abstraksi fisik, abstraksi bentuk, dan abstraksi metaphisik. Abstraksi fisik

menampilkan keseluruhan sifat khas sesuatu objek; sedangkan abstraksi bentuk

mendeskripsikan sifat umum yang menjadi cirri semua sesuatu yang sejenis. Abstraksi

metaphisik mengetangahkan prinsip umum yang menjadi dasar dari semua realitas.

Abstraksi yang dijangkau oleh ontologi adalah abstraksi metaphisik.

Sedangkan metode pembuktian dalam ontologi oleh Laurens Bagus di bedakan

menjadi dua, yaitu : pembuktian a priori dan pembuktian a posteriori. Pembuktian a

priori disusun dengan meletakkan term tengah berada lebih dahulu dari predikat; dan

pada kesimpulan term tengah menjadi sebab dari kebenaran kesimpulan.

Sedangkan pembuktian a posteriori secara ontologi, term tengah ada sesudah

realitas kesimpulan; dan term tengah menunjukkan akibat realitas yang dinyatakan

dalam kesimpulan hanya saja cara pembuktian a posterioris disusun dengan tata

silogistik.

3.2. batas Penjelajahan Ilmu

Secara sederhana objek kajian ilmu ada dalam jangkauan pengalaman manusia.

Objek kajian ilmu mencakup seluruh aspek kehidupan yang dapat diuji oleh pacaindera

manusia. Dalam batas-batas tersebut maka ilmu mempelajari objek-objek empiris seperti

batu-batuan, binatang, tumbuh-tumbuhan , hewan atau manusia itu sendiri.

Berdasarkan hal itu maka ilmu ilmu dapat disebut sebagai suatu pengetahuan

empiris, di mana objek-objek yang berbeda di luar jangkaun manusia tidak termasuk di

dalam bidang penelaahan keilmuan tersebut.

Untuk mendapatkan pengetahuan ini, ilmu membuat beberapa asumsi mengenai objek-

Tugas Mid Filsafat Pendidikan Page 21

Page 22: Tugas Mid Filsafat

objek empiris. Sebuah pengetahuan baru dianggap benar selama kita bisa menerima

asumsi yang dikemukakannya.

Secara lebih terperinsi ilmu mempunyai tiga asumsi yang dasar. Asumsi pertama,

menganggap objek-objek tertentu mempunyai keserupaan satu sama lain, umpamanya

dalam hal bentuk, struktur, sifat dan sebagainya. Asumsi kedua, ilmu menganggap bahwa

suatu benda tidak mengalami perubahan dalam jangka waktu tertentu . Kegiatan keilmuan

bertujuan mempelajari tingkah laku suatu objek dalam suatu keadaan tertentu. Asumsi

ketiga, ilmu menganggap bahwa tiap gejala bukan merupakan suatu kejadian yang

bersifat kebetulan. Tiap gejala mempunyai suatu hubungan pola-pola tertentu yang

bersifat tetap dengan urutan kejadian yang sama. Dalam penegartian ini ilmu mempunyai

sifat deterministik. Namun demikian dalam determinisme dalam pengertian ilmu

mempunyai konotasi yang bersifat peluang (probabilistik).

Secara ontologis, ilmu membatasi masalah yang dikajinya hanya pada masalah

yang terdapat pada ruang jangkauan pengalaman manusia. Istilah yang dipakai untuk

menunjukkan sifat kejadian yang terjangkau fitrah pengalaman manusia disebut dengan

dunia empiris.

Ilmu memulai penjelajahannya pada pengalaman manusia dan berhenti di batas

pengalaman manusia. Ilmu tidak mempelajari ikhwal surga dan neraka. Sebab ikhwal

surga dan neraka berada diluar Jangkauan pengalaman manusia. Ilmu tidak mempelajari

sebab musabab terciptanya manusia sebab kejadian itu terjadi diluar jangkauan

pengalamann manusia. Baik hal-hal yang terjadi sebelum hidup kita, maupun hal-hal

yang terjadi setelah kematian manusia, semua itu berada di luar penjelajahan ilmu.

Ilmu hanya membatasi daripada hal-hal yang berbeda dalam batas pengalaman kita

karena fungsi ilmu sendiri dalam hidup manusia yaitu sebagai alat bantu manusia dalam

menanggulangi masalah-masalah yang dihadapinya sehari-hari. Persoalan mengenai hari

kemudian tidak akan kita tanyakan pada ilmu, melainkan kepada agama. Sebab agamalah

pengetahuan yang mengkaji masalah-masalah seperti itu.

Ilmu membatasi batas penjelajahannya pada batas pengalaman manusia juga

disebabkan pada metode yang dipergunakan dalam menyusun yang telah diuji

kebenarannya secara empiris. Sekiranya ilmu memasukkan daerah di luar batas

pengalaman empirisnya, maka pembuktian metodologis tidak dapat dilakukan.

Tugas Mid Filsafat Pendidikan Page 22

Page 23: Tugas Mid Filsafat

Ruang penjelajahan keilmuan kemudian kita menjadi “kapling kapling”  berbagai

disiplin keilmuan. Kapling ini makin lama makin sempit sesuai dengn perkembangan

kuantitatif disiplin keilmuan. Dahulu ilmu dibagi menjadi dua, ilmu alam dan ilmu sosial.

Kini telah terdapat lebih dari 650 cabang keilmuan. Oleh karena itu, seorang ilmuwan

harus tahu benar batas-batas penjelajahan cabang keilmuan maing-masing.

Mengenai batas-batas kapling ini, disamping menunjukkan kematangan keilmuan

dan profesional kita, juga dimaksudkan agar kita mengenal tetangga-tetangga kita.

Dengan makin sempitnya  daerah penjelajahan suatu bidang keilmuan, maka sering sekali

diperlukan “pandangan”  dari disiplin-disiplin yang lain. Saling pandang memandang ini 

atau pendekatan multi disipliner, membutuhkan pengetahuan tentang tetangga-tetangga

yang berdekatan. Artinya harus jelas bagi semua, dimana disiplin seseorang berhenti dan

dimana disiplin orang lain mulai. Tanpa kejelasan batas-batas ini maka pendekatan multi

disipliner akan berubah menjadi sengketa kapling.

3.2.1. Batas-batas Kerja Ilmu

Jika kita mempertanyakan apa batas kerja ilmu atau batas penjelajahan ilmu maka

bisa dijelaskan bahwa ilmu memulai penjelajahannya pada pengalaman manusia dan dan

berhenti di batas pengalaman manusia. Ilmu tidak mempelajari sesuatu yang bukan dari

pengalaman manusia, maka ilmu tidak bekerja di luar batas kerjanya seperti keyakinan

surga dan neraka. Pada prinsipnya ilmu sendiri dalam kehidupan manusia sebagai alat

pembantu untuk bisa membongkar berbagai problem manusia dalam batas

pengalamannya

Ilmu membatasi lingkup penjelajahan pada batas pengalaman manusia. Metode

yang dipergunakan dalam menyusun ilmu telah teruji kebenarannya secara empiris.

Dalam perkembangannya kemudian maka muncul banyak cabang ilmu yang diakibatkan

karena proses kemajuan dan penjelajahan ilmu yang tidak pernah berhenti. Dari sinilah

kemudian lahir konsep “kemajuan” dan “modernisme” sebagai anak kandung dari cara

kerja berpikir keilmuan.

Tugas Mid Filsafat Pendidikan Page 23

Page 24: Tugas Mid Filsafat

Daftar Pustaka

http://blog.unsri.ac.id/lea2010/bunga-rampai/batas-batas-penjelajahan-ilmu/mrdetail/11291/, 3 Desember 2012

http://dwicitranurhariyanti.wordpress.com/filsafat-ilmu/ontologi-beberapa-asumsi-dalam-ilmu-dan-batas-penjelajahan-ilmu/, di akses 1 Desember 2012

http://id.shvoong.com/humanities/philosophy/2172174-batas-batas-penjelajahan-ilmu/#ixzz2E351Xzk8, di akses 2 Desember 2012

http://id.shvoong.com/humanities/philosophy/2130960-sumber-sumber-pengetahuan/#ixzz2E2zGbu7s, di akses 2 Desember 2012

http://petanitangguh.blogspot.com/2010/07/batasan-ilmu.html, di akses 2 Desember 2012

 http://riak-riak-gelombang.blogspot.com/2011/12/sumber-sumber-pengetahuan.html, di akses 2 Desember 2012

http://swifty-mcsulvivan.blogspot.com/2011/03/sumber-pengetahuan.html, di akses 2 Desember 2012

http://teorionline.wordpress.com/2012/04/04/sumber-pengetahuan/, di akses 3 Desember 2012

http://theologyphilosophy07.blogspot.com/p/teori-pengetahuan-menurut-plato_29.html, di akses 3 Desember 2012

http://www.komunitasfilsafat.net/2011/12/4-jenis-sumber-pengetahuan.html, di akses 4 Desember 2012

Tugas Mid Filsafat Pendidikan Page 24