Tugas Sosiologi Pembangunan

24
KATA PENGANTAR Puji syukur Alhamdulillah karena dengan Rahmat Allah SWT kami dapat menyelesaikan tugas ini dengan semaksimal mungkin dan tak pula Salawat serta salam kami haturkan kepada baginda Nabi Muhammad SAW. Dan semoga tugas ini dapat dijadikan pedoman untuk seluruh nusantara, agar Negara kita menjadi Negara yang tentram, aman, dan bijaksana. Serta dapat meningkatkan mutu pembangunan di Indonesia. Kami selaku penulis mengucapkan terima kasih atas bimbingan Bapak Budhy Santoso S.Sos, M.Si. selaku Dosen Mata Kuliah Sosiologi Pembangunan. Dan apabila ada kekeliruan atau kejanggalan di dalam penyusunan tugas ini kami selaku penulis mohon maaf sebesar-besarnya. Karna kami tahu bahwa manusia tidak akan lepas dari lupa dan kesalahan. Jember, 19 Maret 2011 Penyusun

Transcript of Tugas Sosiologi Pembangunan

Page 1: Tugas Sosiologi Pembangunan

KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah karena dengan Rahmat Allah SWT kami dapat

menyelesaikan tugas ini dengan semaksimal mungkin dan tak pula Salawat serta

salam kami haturkan kepada baginda Nabi Muhammad SAW. Dan semoga tugas

ini dapat dijadikan pedoman untuk seluruh nusantara, agar Negara kita menjadi

Negara yang tentram, aman, dan bijaksana. Serta dapat meningkatkan mutu

pembangunan di Indonesia.

Kami selaku penulis mengucapkan terima kasih atas bimbingan Bapak

Budhy Santoso S.Sos, M.Si. selaku Dosen Mata Kuliah Sosiologi Pembangunan.

Dan apabila ada kekeliruan atau kejanggalan di dalam penyusunan tugas ini kami

selaku penulis mohon maaf sebesar-besarnya. Karna kami tahu bahwa manusia

tidak akan lepas dari lupa dan kesalahan.

Jember, 19 Maret 2011

Penyusun

Page 2: Tugas Sosiologi Pembangunan

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................ i

DAFTAR ISI ...................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................. 1

1.1. Latar Belakang Masalah.......................................................................... 1

1.2. Rumusan Maslah....................................................................................... 2

1.3. Tujuan masalah......................................................................................... 2

1.4. Manfaat...................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN................................................................................... 3

2.1. Justifikasi Pembahasan............................................................................ 3

2.2. Konteks Komuniksi dalam Pembangunan............................................. 3

2.3. Kritik Terhadap Pembangunan Sebagai Sebuah Ideologi .................... 4

BAB III PENUTUP........................................................................................... 11

3.1. Kesimpulan................................................................................................ 11

3.2. Saran........................................................................................................... 11

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... 12

Page 3: Tugas Sosiologi Pembangunan

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Pembangunan di Indonesia sangatlah tidak sesuai dengan apa yang

diharapkan oleh seluruh elemen masyarakat. Banyak terdapat kecurangan

yang dilakukan oleh berbagai pihaak yang di beri tanggung jawab untuk

melaksanakan program pembangunan tersebut. Karena seringkali terjadi

kesalahan komunikasi pembanunan. Kesenjangan teoretis komunikasi

pembangunan desa di Indonesia berasal dari ketiadaan penelitian yang

sistematis tentang pautan antara data-data empiris bersama dokumen

pembangunan, dan proses penyusunan teori baru komunikasi pembangunan

desa. Dalam aspek ontologis, studi komunikasi pembangunan hanya tertuju

pada proses komunikasi yang terbatas, sebagai implikasi dari pertautannya

dengan studi pembangunan yang memiliki posisi-posisi paradigmatis

terbatas pula. Konsekuensinya, studi komunikasi pembangunan tidak

merespons jaringan di luar proyek dan globalisme pembangunan. Adapun

epistemologi komunikasi pembangunan masih terbatas pada positivisme,

post-positivisme dan teori kritis. Dalam konteks metosologis, aspek

komunikasi tidak sekedar menjadi variabel pengaruh (penyebab), melainkan

kini (minimal dalam kasus PPK) juga sebagai hasil (variabel terikat) dari

proyek pembangunan. Pada sisi aksiologi, oleh karena didominasi

paradigma modernisasi, maka komunikasi pembangunan selama ini hanya

menjadi pendukung modernisasi. Orientasi terhadap teori-teori modernisasi

mengakibatkan pembacaan persoalan hanya dari dalam, sehingga

komunikasi pembangunan terbatas melihat antar komunikator yang terlibat

langsung.

Page 4: Tugas Sosiologi Pembangunan

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas maka

permasalahan yang menjadi perhatian dalam pembangunan di Indonesia

adalah ketiadaan penelitian yang sistematis tentang pautan antara data – data

empiris bersama dokumen pembangunan, dan proses penyusunan teori baru

komunikasi pembangunan desa.

1.3. Pembahasan ini dilakukan dengan tujuan :

1. Dapat menyelesaikan berbagai masalah yang sering terjadi antara teori

pembangunan dengan keadaan yang sebenarnya.

2. Dapat meningkatkan kualitas pembangunan di Indonesia

1.4. Manfaat

Hasil pembahasan ini diharapkan dapat meminimalisir

kesalahpahaman yang terjadi antara teori komunikasi pembangunan dengan

keadaan yang sebenarnya sehingga nantinya dapat melancarkan proses

pembangun yang ada di Indonesia

Page 5: Tugas Sosiologi Pembangunan

BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Justifikasi Pembahasan

Pembahasan tentang komunikasi pembangunan untuk desa-desa di

Indonesia semakin mendesak untuk dilaksanakan. Pada satu sisi, aspek-

aspek pembangunan telah mengalami perubahan sejak komunikasi

pembangunan dikenal di Indonesia pada awal 1970-an, baik dalam

organisasi strategi pembangunan maupun penggunaan media komunikasi.

Pada saat ini strategi penanggulangan kemiskinan telah terorganisir dari

tingkat internasional, nasional, sampai ke tataran kabupaten/kota.

Telekomunikasi yang digunakan mencakup satelit dan internet, yang

digabungkan dengan komunikasi interpersonal dari pendamping.

Sayangnya, studi komunikasi pembangunan tertinggal dalam perumusan

teori, konsep, dan analisis terhadap perjalanan pembangunan. Ketertinggalan

tersebut semakin dirasakan pada paradigma kritis dalam komunikasi

pembangunan (Jansen, 2002; Wilkins, 2000).

2.2. Konteks Komuniksi dalam Pembangunan

Dalam studi komunikasi, konteks memiliki arti khusus. Pertama,

konteks sebagai pembentuk jenis-jenis studi khusus dalam komunikasi.

Konteks media massa, misalnya, menghasilkan komunikasi massa. Konteks

pembangunan tentu menghasilkan studi komunikasi pembangunan. Ketika

diperdalam satu per satu, terlihat bahwa pada saat ini komunikator dalam

pembangunan desa tidak bisa didefinisikan semata-mata sebagai

komunikator dalam makna mekanistis. Ragam komunikator pembangunan

desa mencakup pemerintah pusat, pemerintah daerah, konsultan (swasta),

LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat), perguruan tinggi, pemanfaat proyek,

warga desa lain. Masing-masing pihak mungkin bersepakat tentang salah

satu level pembangunan, sehingga dipandang berperan sebagai stakeholders.

Page 6: Tugas Sosiologi Pembangunan

Akan tetapi tiap pihak dapat memiliki identitas sosial sendiri sehingga

membentuk jaringan komunikasi yang berbeda, dibandingkan pihak-pihak

lainnya.

2.3. Kritik Terhadap Pembangunan Sebagai Sebuah Ideologi

Pembangunan, bagi mayoritas masyarakat, dianggap sebagai suatu

kata yang digunakan untuk menjelaskan proses dan usaha untuk

meningkatkan kehidupan ekonomi, politik, sosial budaya, infrastruktur

masyarakat, dan lain sebagainya, sehingga istilah “pembangunan” sering

kali disejajarkan dengan istilah “perubahan sosial”. Bagi penganut

pandangan ini, konsep pembangunan adalah berdiri sendiri dan

membutuhkan keterangan lain, seperti pembangunan model kapitalisme,

pembangunan model sosialisme, pembangunan model Indonesia, dan lain

sebagainya. Dengan demikian, teori pembangunan merupakan sebuah teori

sosial ekonomi yang bersifat sangat umum.Di lain pihak, terdapat suatu

pandangan yang lebih minoritas yang berangkat dari asumsi bahwa kata

“pembangunan” itu sendiri adalah sebuah “discourse” atau suatu pendirian,

suatu paham, atau bahkan disebut suatu ideologi tertentu terhadap perubahan

sosial. Dalam pandangan ini, konsep pembangunan itu sendiri bukanlah

merupakan kata yang bersifat netral, melainkan suatu “aliran” dan

keyakinan ideologi dan teoretik serta praktek mengenai perubahan sosial,

sebagaimana teori-teori sosialisme, dependensia atau teori-teori lainnya.

Dengan demikian, teori pembangunan dapat diangap sebagai

“pembangunanisme” atau “developmentalism”.

Gagasan dan teori pembangunan sampai saat ini telah dianggap

sebagai “agama baru” karena mampu menjanjikan untuk dapat memecahkan

masalah-masalah kemiskinan dan keterbelakangan yang dialami oleh

berjuta-juta masyarakat di Negara Dunia Ketiga. Istilah pembangunan atau

development tersebut telah menyebar dan digunakan sebagai visi, teori, dan

proses yang diyakini kebenaran dan keampuhannya oleh masyarakat secara

Page 7: Tugas Sosiologi Pembangunan

luas. Setiap program Pembangunan menunjukkan dampak yang berbeda

tergantung pada konsep dan lensa Pembangunan yang digunakan (Mansour

Fakih : 2004).

Konsep Pembangunan yang dominan dan telah diterapkan dikebanyakan

Negara Dunia Ketiga merupakan pencerminan paradigma Pembangunan

Model Barat. Dalam konsep tersebut, pembangunan dipahami sebagai

proses tahap demi tahap menuju “modernitas”, yang tercermin dalam bentuk

kemajuan teknologi dan ekonomi sebagaimana yang dilalui oleh bangsa-

bangsa industri maju. Di sebagian besar Negara Dunia Ketiga, penaksiran

konsep Pembangunan dipahami sebagai perbaikan umum dalam standart

hidup, disamping itu juga dipahami sebagai sarana memperkuat negara

melalui proses industrialisasi dengan pola seragam antara satu negara

dengan negara lainnya. Dalam hal ini, peran pemerintah menjadi utama atau

menjadi subyek pembangunan, sedangkan masyarakat menjadi obyek dan

penerima dari dampak pembangunan.

Pembangunan seringkali diidentikkan dengan pertumbuhan ekonomi, yaitu

sebuah masyarakat dinilai berhasil melaksanakan pembangunan bila

pertumbuhan ekonomi masyarakat tersebut cukup tinggi. Dengan demikian,

yang diukur adalah produktivitas masyarakat atau produktivitas negara

dalam setiap tahunnya. Secara teknis ilmu ekonomi, ukuran yang digunakan

untuk mengihitung produktivitas adalah Gross National Product (GNP) dan

Gross Domestic Product (GDP). Tetapi menurut Dr. Arief Budiman (1996),

sebuah negara yang tinggi produktivitasnya, dan merata pendapatan

penduduknya, bisa saja berada dalam sebuah proses untuk menjadi semakin

miskin. Hal ini disebabkan karena pembangunan yang menghasilkan

produktivitas yang tinggi itu sering tidak memperdulikan dampak terhadap

lingkungannya, yaitu lingkungan yang semakin rusak dan sumber daya alam

yang semakin terkuras. Sementara itu percepatan bagi alam untuk

melakukan rehabilitasi lebih lambat dari percepatan perusakan sumber alam

tersebut. Selanjutnya ia menyampaikan bahwa, atas nama pembangunan,

pemerintah juga sering memberangus kritik yang muncul dari masyarakat.

Page 8: Tugas Sosiologi Pembangunan

Kritik tersebut dinilai dapat mengganggu stabilitas politik. Hal tersebut

dilakukan karena mengangap bahwa stabilitas politik adalah sarana penting

untuk memungkinkan pelaksanaan pembangunan.

Sedangkan menurut Hanif Suranto (2006), paradigma developmentalisme

yang menjadi landasan pembangunan Orde Baru ternyata telah melahirkan

sejumlah problem yang dihadapi berbagai komunitas. Antara lain adalah

hancurnya identitas kultural dan perangkat kelembagaan yang dimiliki

komunitas akibat penyeragaman oleh Orde Baru; hancurnya basis sumber

daya alam (ekonomi) komunitas akibat eksploitasi oleh negara atas nama

pembangunan; serta melemahnya kapasitas komunitas dalam menghadapi

problem-problem komunitas akibat dominasi negara. Selanjutnya ia

menyatakan bahwa kondisi-kondisi tersebut menampilkan wujudnya paling

nyata dalam berbagai konflik antara komunitas dengan negara, maupun

intra/antar komunitas akibat intervensi manipulatif oleh negara. Konflik

Ambon, Poso, Aceh, Papua dan berbagai konflik lainnya merupakan

beberapa contoh yang nyata dihadapi di Negara Indonesia.Hasil penelitian

dari Institute of Development and Economic Analysis (2001),

menyimpulkan tiga catatan penting tentang pelaksanaan pembangunan di

Negara Indonesia, yaitu : 1) Pelaksanaan pembangunan di Indonesia

terjebak ke dalam perangkap ide-ide pembangunan neo-liberal yang

menyesatkan; 2) Pelaksanaan pembangunan di Indonesia juga terjebak ke

dalam arus ketergantungan terhadap hutang luar negeri dalam jumlah yang

semakin lama semakin besar dan sangat memberatkan; dan 3) Meskipun

sampai batas-batas tertentu telah mengungkapkan terjadinya perubahan,

tetapi pelaksanaan pembangunan di Indonesia ternyata juga mengakibatkan

semakin jauhnya Indonesia terjebak dalam lilitan hutang luar negeri. Beban

hutang luar negeri cenderung berubah menjadi “upeti” kepada pusat-pusat

kapilaisme global. Sebagai sebuah “upeti”, maka secara empiris sangat

wajar jika terjadi arus transfer negatif modal bersih (net negative transfer)

dalam transaksi hutang luar negeri Indonesia, dan hal tersebut sesungguhnya

yang menyebabkan terjadinya stagnasi dan kemerosotan alokasi anggaran

Page 9: Tugas Sosiologi Pembangunan

negara untuk membiayai pelaksanaan pembangunan. Akhirnya dapat

dikatakan bahwa jerat hutang luar negeri tersebut yang menyebabkan

perekonomian Indonesia masuk ke jurang krisis ekonomi dan politik.

Pembangunan dan industrialisasi di Indonesia bila diamati selama ini

lebih pada orientasi konsumen akhir dan relatif kurang mempunyai kaitan

pada peningkatan sektor penyedia inputnya. Dari sini sebenarnya tampak,

bahwa kemauan dari pemerintah dalam membangun industri berjalan

setengah-setengah dan terkesan tambal-sulam. Lain menteri, lain kebijakan

yang diambil. Di Indonesia ada kesan, bahwa seseorang tidak mau dikatakan

meniru kebijakan orang lain sebagai pendahulunya, karena takut dianggap

sebagai orang yang tidak punya program.

Konsekuensinya, para teknorat yang digunakan era Soeharto hingga

sekarangcenderung berorientasi pada pasar skala luas tanpa membenahi

struktur masyarakat yang di dalamnya. (Horkheimer menyebutnya dengan

penyakitmyiopi), yaitu suatu penyakit yang tak mampu melihat prospek jauh

ke depan, mereka lebih mementingkan kepentingan jangka pendek. Pada hal

Indonesia dalam rencana pembangunannya jelas-jelas berorientasi jangka

panjang dengan program Repelitanya !.

Bukti pembangunan industri di Indonesia mengalami kegagalan,

dapat dilihat dari orientasi penanaman modal asing dan iklim investasi yang

tidak kondusif, di mana penegakan hukum masih lemah, perangkat hukum

mengalami erosi dalam pelaksanaanya. Inilah yang dikuatirkan oleh para

teoretisi Kritik, mereka menganggap bahwa dunia rasional manusia, sudah

mengalami dekadensi, mereka tidak lagi memiliki kepekaan sosial. Dengan

kata lain, nurani manusia telah dibelenggu oleh nilai-nilai materialisme dan

mengalami dehumanisme. Pada hal menurut Habermas, seorang ilmuwan,

teknorat dan manusia modern yang penuh rasional, ia harus kritis dan

mampu berfikir praksis.

Page 10: Tugas Sosiologi Pembangunan

Kekuatiran para teoretisi Kritik itu, tampaknya terbukti untuk kasus

di Indonesia, di mana teori yang semula bersifat emansipatoris telah merosot

menjadi kontemplasi belaka, atau dalam istilah Jurgen Habermas; teori dan

ilmuwan di Indonesia telah jatuh ke dalam salah paham positif. Karena

semestinya, sebagai ilmuwan, teoretisi atau pembuat kebijakan menurut

teori kritik harus mampu mengembangkan kesadaran kritis.

Teori kritik sebenarnya ingin membebaskan manusia, teori kritik mau

menjadiaufklarung. Artinya dalam masyarakat industri; kontradiksi-

kontradiksi, frustrasi dan penindasan tidak lagi harus selalu ada. Namun

dalam prakteknya program industrialisasi di Indonesia, justru terjadi karena

adanya penggusuran lahan petani, penindasan, pertentangan dan konflik

kepentingan dan berakhir pada rasa frustrasi manusia yang tertindas. Dengan

demikian, artinya selama proses pembangunan di Indonesia telah terjadi

proses dehumanisasi dan denaturalisasi.

Para teknorat, birokrat dan pembuat kebijakan di Indonesia dalam

melaksanakan industri, telah kehilangan rasionalitasnya. Buktinya produksi

untuk memenuhi kebutuhan manusia yang diciptakan melalui program

industrialisasi, telah dimanipulasikan demi produksi itu sendiri.

Dalam amatan lebih jauh, untuk kasus Indonesia, industrialisasi itu

seolah-olah berjalan sendiri-sendiri tidak secara integral. Secara umum

kelemahan pembangunan di Indonesia dapat dilihat dari :

1. Lemahnya kaitan sektor industri dengan sektor pertanian sebenarnya

kurang menguntungkan bagi perkembangan industri itu sendiri.

Kurangnya kaitan dengan sektor pertanian yang merupakan

sumberdaya asli negara, berarti ketergantungan sektor industri

terhadap input yang dihasilkan dari sektor luar menjadi negeri amat

besar. Dan ini sebenarnya kurang menguntungkan bagi Indonesia.

2. Kurangnya penyerapan produk pertanian pada sektor industri dalam

negeri berarti nilai tambah sektor pertanian hanya sebagian yang

Page 11: Tugas Sosiologi Pembangunan

tercipta di dalam negeri. Dengan demikian ada semacam

ketergantungan rangkap. Sektor industri tergantung pada

bahan bakudari luar negeri, sedangkan sektor pertanian memiliki

ketergantungan terhadap luar negeri dalam bentuk produk antara. Dan

ini juga sebenarnya kurang menguntungkan pada dua sisi tersebut,

sehingga terjadi ketergantungan rangkap.

Ketergantungan dan Hal-hal yang bersifat sektoral dan parsial seperti

ini sebenarnya adalah suatu hal yang tidak disetujui oleh para teoretisi aliran

Kritik. Menurut aliran Kritik, dalam suatu pembangunan, pemahaman dan

pelaksanaan kegiatan, manusia itu hendaklah harus berjalan sesuai nurani,

holistik dan mampu mematahkan belenggu untuk membebaskan manusia

pada kemanusiaan yang sebenarnya.

Oleh karena itu, seharusnya dalam pembangunan industri

di Indonesia, peningkatan keterkaitan antara sektor industri dengan sektor

pertanian justru akan mengurangi ketergantungan terhadap luar negeri bagi

kedua sektor itu, dan ini sekaligus dapat meningkatkan nilai tambah sektor

pertanian. Sebenarnya pengembangan sektor yang mengolah produk

pertanian merupakan salah satu pemecahan dalam hal ini. Namun dalam

prakteknya pemikiran seperti ini seolah-olah tidak terfikirkan oleh para

teknorat di Indonesia.

Karena seharusnya industri besar itu harus merupakan integrasi dari

industri menengah dan kecil. Sebab bila tidak, seperti menurut Yukio

Kaneko cukup membahayakan bagi perekonomian nasional, maupun bagi

proses industrialisasi di Indonesia. Kalau tidak segera diperbaiki maka

pembangunan industrialisasi di Indonesia di masa datang akan mengalami

jalan buntu. Selanjutnya orientasi pembangunan yang lebih banyak

mengutamakan pertumbuhan sektor industri perlu segera dilengkapi dengan

pengembangan sektor pertanian yang memadai, sehingga selalu terjalin

kaitan antar sektor baik ke depan maupun ke belakang yang saling

menguntungkan.

Page 12: Tugas Sosiologi Pembangunan

Karena Indonesia adalah negara yang mayoritasnya bermukim di

pedesaan dan bergelut di sektor pertanian, bila mengabaikan sektor ini

hanya akan menimbulkan pengangguran dan kemiskinan yang semakin

merajalela saja. Pembangunanpertanian dan industri sudah selayaknya harus

dapat dinikmati oleh sebagian besar pelaku ekonomi baik pada lingkup

nasional (makro) maupun pada tingkat petani penghasil (mikro).

Salah satu ciri strategi pembangunan yang harus dimiliki oleh negara

yang mempunyai potensi sebagian besar dari sektor pertanian adalah

kebijaksanaan pembangunan yang menjaga keterkaitan antara sektor

pertanian dan industri. Namun kenyataannya, kepedulian dan orientasi dari

pengambil kebijakan pembangunan di Indonesia memiliki penyakit myopi.

Page 13: Tugas Sosiologi Pembangunan

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Pembangunan di Indonesia masih jauh dari yang diharapakan. Hal ini

karena masih banyak terjadi kesalahan antara teori pembangunan dengan keadaan

yang sebenarnya. Dimana teori pembangunan yang sudah diprogram tidak

terlaksana dengan baik dikarenakan tidak sesuai dengan data yang ada serta

keadaan dilapangan. Hal ini juga menyebabkan mutu pembangunan di Indonesia

kurang memuaskan karena belum tercapai secara keseluruhan. Mungkin hanya

beberapa persen saja.

Saran

Diharapakan untuk selanjutnya lebih diperhatikan lagi hala – hal yang

berkaitan dengan pembangunan. Dan perlu diadakan penelitian yang lebih

mendalam agar tidak terjadi kesenjangan antara teori pembangunan dengan data

dan kondisi yang sebenarnya.

Page 14: Tugas Sosiologi Pembangunan

DAFTAR PUSTAKA

Budiman, A.1996. Kemikinan. Suatu Kumpulan Karangan. Gadjah Mada Univ.

Pr. Yogyakarta

Fakih, F. 2004. Lensa Pembangunan. Suatu Kumpulan Karangan. Gadjah Mada

Univ. Pr. Yogyakarta

Hanif Suranto 2006. Paradigma Developmentalisme. Jakarta

Agger, B. 1998. Critical Social Theory: An Introduction. Westview Pr. Colorado

Bappenas. 2000a. Kontrol Publik dalam Pembangunan. Bappenas. Jakarta

Bauer, RA. 1973. Tentang Audience. Terjemahan: The Audience. In:E Depari, C

MacAndrews, eds. 1991. Peranan Komunikasi Massa dalam

Pembangunan: Suatu Kumpulan Karangan. Gadjah Mada Univ. Pr.

Yogyakarta

Feliciano. 1976. Komunikasi dan Pembangunan di Asia Tenggara (1964-1974).

Terjemahan: Communication and Development in South East Asia. In: E

Depari, C MacAndrews, eds. 1991.Peranan Komunikasi Massa dalam

Pembangunan: Suatu Kumpulan Karangan. Gadjah Mada Univ. Pr.

Yogyakarta

Horkheimer,. 1978. Science in a Free Society. Verso. London

Habermas, J. 1977. Theory and Practice. Heinemann. London

Kearl, BE. 1976. Komunikasi untuk Pembangunan Pertanian.Terjemahan:

Communication for Agricultural Development.In: E Depari, C

MacAndrews, eds. 1991. Peranan Komunikasi Massa dalam

Pembangunan: Suatu Kumpulan Karangan. Gadjah Mada Univ. Pr.

Yogyakarta

Page 15: Tugas Sosiologi Pembangunan

Institute of Development and Economic Analysis (2001),. Community-Driven

Development: A Study Methodology. World Bank. Washington DC

Rahim, SA. 1976. Pendekatan-pendekatan Komunikasi dalam Pembangunan

Desa. Terjemahan: Communication Approaches in Rural

Development. In: E Depari, C MacAndrews, eds. 1991. Peranan

Komunikasi Massa dalam Pembangunan: Suatu Kumpulan Karangan.

Gadjah Mada Univ. Pr. Yogyakarta

Roling, NG. 1989. Difusi Inovasi dan Masalah Kemerataan dalam Pembangunan

di Pedesaan. In: EM Rogers, ed. Komunikasi dan Pembangunan:M

Perspektif Kritis. Terjemahan dari Communication and Development.

LP3ES. Jakarta

Rogers, EM. 1989. Perspektif Baru dalam Komunikasi Pembangunan: Suatu

Tinjauan. In: EM Rogers, ed. Komunikasi dan Pembangunan:M Perspektif

Kritis. Terjemahan dari Communication and Development. LP3ES. Jakarta

Schramm, W. 1964. Peranan dan Bantuan Mass Media dalam Pembangunan

Nasional. Terjemahan: Mass Media and National Development. In: E

Depari, C MacAndrews, eds. 1991. Peranan Komunikasi Massa dalam

Pembangunan: Suatu Kumpulan Karangan. Gadjah Mada Univ. Pr.

Yogyakarta

India. In: EM Rogers, ed.Komunikasi dan Pembangunan:M Perspektif Kritis.

Terjemahan dari Communication and Development. LP3ES. Jakarta

Whiting, GC. 1989. Bagaimana Kaitan antara Komunikasi dengan

Perubahan? In: EM Rogers, ed. Komunikasi dan Pembangunan: Perspektif

Kritis. Terjemahan dari Communication and Development. LP3ES. Jakarta