Tugas makalah sosiologi pedesaan
-
Upload
irlan-vigier -
Category
Documents
-
view
8.593 -
download
2
Transcript of Tugas makalah sosiologi pedesaan
Tugas Makalah Sosiologi Pedesaan
TUGAS MAKALAH SOSIOLOGI PEDESAANPERUBAHAN KEBUDAYAAN DAN MASYARAKAT KARENA
PENGARUH GLOBALISASI
Disusun oleh :Desy Tria Wulandari
D1E011084
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN NASIONALUNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PETERNAKANPURWOKERTO
2012
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan
karuniaNya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah sosiologi pedesaan yang berjudul
Perubahan Kebudayaan dan Masyarakat Karena Pengaruh Globalisasi.
Adapun tujuan pembuatan makalah ini untuk memenuhi tugas struktur mata kuliah
Sosiologi Pedesaan. Disamping itu, makalah ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas belajar
mahasiswa, agar mahasiswa dapat memahami dan mengetahui lebih dalam mengenai mata kuliah
ini.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam
menyelesaikan laporan ini, terutama kepada dosen pengajar yang telah memberikan bimbingan
kepada kami semua.
Kami menyadari banyak sekali kekurangan dan keterbatasan yang kami miliki dalam
menyusun makalah ini, untuk itu kami membutuhkan kritik dan saran yang membangun bagi
bidang ilmu.
Purwokerto, Mei 2012
Penulis
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perubahan sosial merupakan bagian dari perubahan budaya. Perubahan dalam
kebudayaan mencakup semua bagian, yang meliputi kesenian, ilmu pengetahuan, teknologi,
filsafat dan lainnya. Akan tetapi perubahan tersebut tidak mempengaruhi organisasi sosial
masyarakatnya. Ruang lingkup perubahan kebudayaan lebih luas dibandingkan perubahan sosial.
Namun demikian dalam prakteknya di lapangan kedua jenis perubahan-perubahan tersebut
sangat sulit untuk dipisahkan.
Di tengah Maraknya arus Globalisasi yang masuk ke Indonesia, melalui cara-cara tertentu
membuat dampak positif dan dampak negatifnya sendiri bagi Bangsa Indonesia. Terutama dalam
bidang kebudayaan. Karena semakin terkikisnya nilai – nilai budaya kita oleh pengaruh budaya
Asing yang masuk ke Negara Indonesia. Perubahan-perubahan yang terjadi pada masyarakat
dunia dewasa ini merupakan gejala yang normal. Pengaruhnya bisa menjalar dengan cepat ke
bagian-bagian dunia lain berkat adanya komunikasi modern. Perubahan dalam masyarakat
memang telah ada sejak zaman dahulu. Namun, dewasa ini perubahan-perubahan tersebut
berjalan dengan sangat cepatnya sehingga membingungkan manusia yang menghadapinya, yang
sering berjalan konstan.
Perubahan memang terikat oleh waktu dan tempat. Akan tetapi, karena sifatnya yang
berantai, perubahan terlihat berlangsung terus, walau diselingi keadaan di mana masyarakat
mengadakan reorganisasi unsur-unsur struktur masyarakat yang terkena perubahan. Perubahan-
perubahan masyarakat dapat mengenai nilai-nilai sosial, norma-norma sosial, pola-pola perilaku
organisasi, susunan lembaga kemasyarakatan, lapisan-lapisan dalam masyarakat, kekuasaan dan
wewenang, interaksi sosial dan lain sebagainya.
Banyak faktor yang menyebabkan budaya lokal dilupakan dimasa sekarang ini, misalnya
masuknya budaya asing. Masuknya budaya asing ke suatu negara sebenarnya merupakan hal
yang wajar, asalkan budaya tersebut sesuai dengan kepribadian bangsa. Namun pada
kenyataannya budaya asing mulai mendominasi sehingga budaya lokal mulai dilupakan. Faktor
lain yang menjadi masalah adalah kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya peranan
budaya lokal. Budaya lokal adalah identitas bangsa. Sebagai identitas bangsa, budaya lokal harus
terus dijaga keaslian maupun kepemilikannya agar tidak dapat diakui oleh negara lain. Walaupun
demikian, tidak menutup kemungkinan budaya asing masuk asalkan sesuai dengan kepribadian
negara karena suatu negara juga membutuhkan input-input dari negara lain yang akan
berpengaruh terhadap perkembangan di negaranya.
1.2 Tujuan
1. Mengetahui hubungan antara perubahan sosial dan perubahan kebudayaan
2. Mengetahui bentuk-bentuk perubahan sosial budaya pada masyarakat
3. Mengetahui peran mahasiswa dalam kebudayaan
4. Mengetahui perubahan budaya dalam globalisasi
1.3 Rumusan Masalah
1. Bagaimana hubungan antara perubahan sosial dan perubahan kebudayaan?
2. Apa saja bentuk-bentuk perubahan sosial budaya pada masyarakat?
3. Apa peran mahasiswa dalam kebudayaan ?
4. Apa saja perubahan budaya dalam globalisasi ?
5. Bagaimana pengaruh globalisasi terhadap budaya bangsa ?
6. Apa saja yang harus di lakukan untuk melestarikan budaya lokal ?
7. Apa saja dampak perubahan sosial budaya yang secara langsung ataupun tidak langsung ?
8. Apa saja yang menyebabkan faktor terjadinya perubahan sosial ?
II. PEMBAHASAN
2.1 Hubungan antara perubahan sosial dan perubahan kebudayaan
Teori-teori tentang perubahan social masyarakat sering mempersoalkan perbedaan antara
perubahan-perubahan social dan budaya. Jika perbedaan pengertian tersebut dapat dijelaskan
dengan tegas,maka dengan sendirinya perbedaan antara perubahan social dan perubahan
kebudayaan dapat dijelaskan. Didalam kehiduapn sehari-hari, tidak mudah untuk menetukan
letak garis pemisah antara perubahan social dan perubahan kebudayaan. Karena tidak ada
masyarakat yang tidak mempunyai kebudayaan. Perubahan social dan kebudayaan mempunyai
satu aspek yang sama keduanya bersangkutan dengan dengan suatu penerimaan cara-cara baru
atau suatu perbaikandalam cara suatu asyarakat memenuhi kebutuhannya. Namun pengertian
tersebut tetap sulit untuk diterima karena sulit dibayangkan terjadinya perubahan social tanpa
didahului perubahan kebudayaan.
Dewasa ini proses-proses pada perubahan-perubahan sosial dapat diketahui dari adanya ciri
berikut:
1. Tidak ada masyarakat yang tidak berkembang, karena setiap masyarakat pasti mengalami
perkembangan yang terjadi secara lambat atau secara cepat.
2. Perubahan yang terjadi pada lembaga kemasyarakatan tertentu, akan diikuti dengan
perubahan-perubahan pada lembaga social lainnya
3. Perubahan-perubahan social yang cepat biasanya mengakibatkan disorganisasi yang
bersifat sementara karena berada dalam proses penyesuaian diri.
4. Perubahan-perubahan tidak dapat dibatasi pada bidang kebendaan atau bidang spiritual
saja, karena kedua bidang tersebut mempunyai kaitan timbal balik yang sangat kuat.
2.2 Bentuk-bentuk Perubahan Sosial
Perubahan sosial budaya dapat dibedakan menjadi beberapa bentuk berikut ini.
1. Perubahan Lambat dan Perubahan Cepat
Perubahan lambat disebut juga evolusi. Perubahan tersebut terjadi karena usaha-usaha
masyarakat dalam menyesuaikan diri dengan keadaan lingkungan dan kondisi-kondisi baru yang
timbul sejalan dengan pertumbuhan masyarakat. Contoh perubahan evolusi adalah perubahan
pada struktur masyarakat. Suatu masyarakat pada masa tertentu bentuknya sangat sederhana,
namun karena masyarakat mengalami perkembangan, maka bentuk yang sederhana tersebut akan
berubah menjadi kompleks. Perubahan cepat disebut juga dengan revolusi, yaitu perubahan
sosial mengenai unsur-unsur kehidupan atau lembaga-lembaga kemasyarakatan yang
berlangsung relatif cepat. Seringkali perubahan revolusi diawali oleh munculnya konflik atau
ketegangan dalam masyarakat, ketegangan-ketegangan tersebut sulit dihindari bahkan semakin
berkembang dan tidak dapat dikendalikan. Terjadinya proses revolusi memerlukan persyaratan
tertentu. Berikut ini beberapa persyaratan yang mendukung terciptanya revolusi :
1. Ada keinginan umum untuk mengadakan suatu perubahan.
2. Adanya seorang pemimpin atau sekelompok orang yang mampu memimpin masyarakat
tersebut.
3. Harus bisa memanfaatkan momentum untuk melaksanakan revolusi.
4. Harus ada tujuan gerakan yang jelas dan dapat ditunjukkan kepada rakyat.
5. Kemampuan pemimpin dalam menampung, merumuskan, serta menegaskan rasa tidak
puas masyarakat dan keinginan-keinginan yang diharapkan untuk dijadikan program dan
arah gerakan revolusi.
2. Perubahan Kecil dan Perubahan Besar
Perubahan kecil adalah perubahan yang terjadi pada unsur-unsur struktur sosial yang tidak
membawa pengaruh langsung atau pengaruh yang berarti bagi masyarakat. Contoh perubahan
kecil adalah perubahan mode rambut atau perubahan mode pakaian. Sebaliknya, perubahan besar
adalah perubahan yang terjadi pada unsur-unsur struktur sosial yang membawa pengaruh
langsung atau pengaruh berarti bagi masyarakat. Contoh perubahan besar adalah dampak ledakan
penduduk dan dampak industrialisasi bagi pola kehidupan masyarakat.
3. Perubahan yang Dikehendaki atau Direncanakan dan Perubahan yang Tidak Dikehendaki atau
Tidak Direncanakan
Perubahan yang dikehendaki atau yang direncanakan merupakan perubahan yang telah
diperkirakan atau direncanakan terlebih dahulu oleh pihak-pihak yang hendak melakukan
perubahan di masyarakat. Pihak-pihak tersebut dinamakan agent of change, yaitu seseorang atau
sekelompok orang yang mendapat kepercayaan masyarakat untuk memimpin satu atau lebih
lembaga-lembaga kemasyarakatan yang bertujuan untuk mengubah suatu sistem sosial.
1. Contoh perubahan yang dikehendaki adalah pelaksanaan pembangunan
2. Contoh perubahan yang tidak dikehendaki atau tidak direncanakan adalah munculnya
berbagai peristiwa kerusuhan menjelang masa peralihan tatanan Orde Lama ke Orde Baru
dan peralihan tatanan Orde Baru ke Orde Reformasi.
2.3 Peran mahasiswa dalam kebudayaanKita sebagai seorang mahasiswa yang aktif dan kreatif tentunya tidak ingin kebudayaan
kita menjadi pudar bahkan lenyap karena pengaruh dari budaya-budaya luar.Mahasiswa
memiliki kedudukan dan peranan penting dalam pelestarian seni dan budaya daerah. Hal ini
didasari oleh asumsi bahwa mahasiswa merupakan anak bangsa yang menjadi penerus
kelangsungan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara Indonesia. Sebagai intelektual
muda yang kelak menjadi pemimpin-pemimpin bangsa, pada mereka harus bersemayam suatu
kesadaran kultural sehingga keberlanjutan negara bangsa Indonesia dapat dipertahankan.
Pembentukan kesadaran kultural mahasiswa antara lain dapat dilakukan dengan pengoptimalan
peran mereka dalam pelestarian seni dan budaya daerah.
Optimalisasi peran mahasiswa dalam pelestarian seni dan budaya daerah dapat dilakukan
melalui dua jalur, yaitu intrakurikuler dan ekstrakulikuler. Jalur Intrakurikuler dilakukan dengan
menjadikan seni dan budaya daerah sebagai substansi mata kuliah; sedangkan jalur
ekstrakurikuler dapat dilakukan melalui pemanfaatan unit kegiatan mahasiswa (UKM) kesenian
dan keikutsertaan mahasiswa dalam kegiatan-kegiatan seni dan budaya yang diselenggarakan
oleh berbagai pihak untuk pelestarian seni dan budaya daerah.
2.4 Perubahan Budaya Dalam Globalisasi Perubahan budaya yang terjadi di dalam masyarakat tradisional, yakni perubahan dari
masyarakat tertutup menjadi masyarakat yang lebih terbuka, dari nilai-nilai yang bersifat
homogen menuju pluralisme nilai dan norma social merupakan salh satu dampak dari adanya
globalisasi. Ilmu pengetahuan dan teknologi telah mengubah dunia secara mendasar. Komunikasi
dan sarana transportasi internasional telah menghilangkan batas-batas budaya setiap bangsa.
Kebudayaan setiap bangsa cenderung mengarah kepada globalisasi dan menjadi peradaban dunia
sehingga melibatkan manusia secara menyeluruh. Misalnya saja khusus dalam bidang hiburan
massa atau hiburan yang bersifat masal, makna globalisasi itu sudah sedemikian terasa. Sekarang
ini setiap hari kita bisa menyimak tayangan film di tv yang bermuara dari negara-negara maju
seperti Amerika Serikat, Jepang, Korea, dll melalui stasiun televisi di tanah air. Belum lagi siaran
tv internasional yang bisa ditangkap melalui parabola yang kini makin banyak dimiliki
masyarakat Indonesia. Sementara itu, kesenian-kesenian populer lain yang tersaji melalui kaset,
vcd, dan dvd yang berasal dari manca negara pun makin marak kehadirannya di tengah-tengah
kita. Fakta yang demikian memberikan bukti tentang betapa negara-negara penguasa teknologi
mutakhir telah berhasil memegang kendali dalam globalisasi budaya khususnya di negara ke
tiga. Peristiwa transkultural seperti itu mau tidak mau akan berpengaruh terhadap keberadaan
kesenian kita. Padahal kesenian tradisional kita merupakan bagian dari khasanah kebudayaan
nasional yang perlu dijaga kelestariannya.
Di saat yang lain dengan teknologi informasi yang semakin canggih seperti saat ini, kita
disuguhi oleh banyak alternatif tawaran hiburan dan informasi yang lebih beragam, yang
mungkin lebih menarik jika dibandingkan dengan kesenian tradisional kita. Dengan parabola
masyarakat bisa menyaksikan berbagai tayangan hiburan yang bersifat mendunia yang berasal
dari berbagai belahan bumi. Kondisi yang demikian mau tidak mau membuat semakin
tersisihnya kesenian tradisional Indonesia dari kehidupan masyarakat Indonesia yang sarat akan
pemaknaan dalam masyarakat Indonesia. Misalnya saja bentuk-bentuk ekspresi kesenian etnis
Indonesia, baik yang rakyat maupun istana, selalu berkaitan erat dengan perilaku ritual
masyarakat pertanian. Dengan datangnya perubahan sosial yang hadir sebagai akibat proses
industrialisasi dan sistem ekonomi pasar, dan globalisasi informasi, maka kesenian kita pun
mulai bergeser ke arah kesenian yang berdimensi komersial. Kesenian-kesenian yang bersifat
ritual mulai tersingkir dan kehilangan fungsinya. Sekalipun demikian, bukan berarti semua
kesenian tradisional kita lenyap begitu saja. Ada berbagai kesenian yang masih menunjukkan
eksistensinya, bahkan secara kreatif terus berkembang tanpa harus tertindas proses modernisasi.
Pesatnya laju teknologi informasi atau teknologi komunikasi telah menjadi sarana difusi
budaya yang ampuh, sekaligus juga alternatif pilihan hiburan yang lebih beragam bagi
masyarakat luas. Akibatnya masyarakat tidak tertarik lagi menikmati berbagai seni pertunjukan
tradisional yang sebelumnya akrab dengan kehidupan mereka. Misalnya saja kesenian tradisional
wayang orang Bharata, yang terdapat di Gedung Wayang Orang Bharata Jakarta kini tampak sepi
seolah-olah tak ada pengunjungnya. Hal ini sangat disayangkan mengingat wayang merupakan
salah satu bentuk kesenian tradisional Indonesia yang sarat dan kaya akan pesan-pesan moral,
dan merupakan salah satu agen penanaman nilai-nilai moral yang baik, menurut saya. Contoh
lainnya adalah kesenian Ludruk yang sampai pada tahun 1980-an masih berjaya di Jawa Timur
sekarang ini tengah mengalami “mati suri”. Wayang orang dan ludruk merupakan contoh kecil
dari mulai terdepaknya kesenian tradisional akibat globalisasi. Bisa jadi fenomena demikian
tidak hanya dialami oleh kesenian Jawa tradisional, melainkan juga dalam berbagai ekspresi
kesenian tradisional di berbagai tempat di Indonesia. Sekalipun demikian bukan berarti semua
kesenian tradisional mati begitu saja dengan merebaknya globalisasi. Di sisi lain, ada beberapa
seni pertunjukan yang tetap eksis tetapi telah mengalami perubahan fungsi. Ada pula kesenian
yang mampu beradaptasi dan mentransformasikan diri dengan teknologi komunikasi yang telah
menyatu dengan kehidupan masyarakat, misalnya saja kesenian tradisional “Ketoprak” yang
dipopulerkan ke layar kaca oleh kelompok Srimulat. Kenyataan di atas menunjukkan kesenian
ketoprak sesungguhnya memiliki penggemar tersendiri, terutama ketoprak yang disajikan dalam
bentuk siaran televisi, bukan ketoprak panggung. Dari segi bentuk pementasan atau penyajian,
ketoprak termasuk kesenian tradisional yang telah terbukti mampu beradaptasi dengan perubahan
zaman.
2.5 Pengaruh Globalisasi Terhadap Budaya BangsaArus globalisasi saat ini telah menimbulkan pengaruh terhadap perkembangan budaya
bangsa Indonesia . Derasnya arus informasi dan telekomunikasi ternyata menimbulkan sebuah
kecenderungan yang mengarah terhadap memudarnya nilai-nilai pelestarian budaya.
Perkembangan 3T (Transportasi, Telekomunikasi, dan Teknologi) mengkibatkan berkurangnya
keinginan untuk melestarikan budaya negeri sendiri . Budaya Indonesia yang dulunya ramah-
tamah, gotong royong dan sopan berganti dengan budaya barat, misalnya pergaulan bebas.
Di Tapanuli (Sumatera Utara) misalnya, duapuluh tahun yang lalu, anak-anak remajanya
masih banyak yang berminat untuk belajar tari tor-tor dan tagading (alat musik batak). Hampir
setiap minggu dan dalam acara ritual kehidupan, remaja di sana selalu diundang pentas sebagai
hiburan budaya yang meriah. Saat ini, ketika teknologi semakin maju, ironisnya kebudayaan-
kebudayaan daerah tersebut semakin lenyap di masyarakat, bahkan hanya dapat disaksikan di
televisi dan Taman Mini Indonesi Indah (TMII). Padahal kebudayaan-kebudayaan daerah
tersebut, bila dikelola dengan baik selain dapat menjadi pariwisata budaya yang menghasilkan
pendapatan untuk pemerintah baik pusat maupun daerah, juga dapat menjadi lahan pekerjaan
yang menjanjikan bagi masyarakat sekitarnya. Hal lain yang merupakan pengaruh globalisasi
adalah dalam pemakaian bahasa indonesia yang baik dan benar (bahasa juga salah satu budaya
bangsa). Sudah lazim di Indonesia untuk menyebut orang kedua tunggal dengan Bapak, Ibu, Pak,
Bu, Saudara, Anda dibandingkan dengan kau atau kamu sebagai pertimbangan nilai rasa.
Sekarang ada kecenderungan di kalangan anak muda yang lebih suka menggunakan bahasa
Indonesia dialek Jakarta seperti penyebutan kata gue (saya) dan lu (kamu). Selain itu kita sering
dengar anak muda mengunakan bahasa Indonesia dengan dicampur-campur bahasa inggris
seperti OK, No problem dan Yes’, bahkan kata-kata makian (umpatan) sekalipun yang sering
kita dengar di film-film barat, sering diucapkan dalam kehidupan sehari-hari. Kata-kata ini
disebarkan melalui media TV dalam film-film, iklan dan sinetron bersamaan dengan
disebarkannya gaya hidup dan fashion .
Gaya berpakaian remaja Indonesia yang dulunya menjunjung tinggi norma kesopanan
telah berubah mengikuti perkembangan jaman. Ada kecenderungan bagi remaja putri di kota-
kota besar memakai pakaian minim dan ketat yang memamerkan bagian tubuh tertentu. Budaya
perpakaian minim ini dianut dari film-film dan majalah-majalah luar negeri yang
ditransformasikan kedalam sinetron-sinetron Indonesia. Derasnya arus informasi, yang juga
ditandai dengan hadirnya internet, turut serta `menyumbang` bagi perubahan cara berpakaian.
Pakaian mini dan ketat telah menjadi trend dilingkungan anak muda. Salah satu keberhasilan
penyebaran kebudayaan Barat ialah meluasnya anggapan bahwa ilmu dan teknologi yang
berkembang di Barat merupakan suatu yang universal. Masuknya budaya barat (dalam kemasan
ilmu dan teknologi) diterima dengan `baik`. Pada sisi inilah globalisasi telah merasuki berbagai
sistem nilai sosial dan budaya Timur (termasuk Indonesia ) sehingga terbuka pula konflik nilai
antara teknologi dan nilai-nilai ketimuran.
2.6 Cara Melestarikan Budaya Lokal
1. Kekuatan
Keanekaragaman budaya lokal yang ada di Indonesia
Indonesia memiliki keanekaragaman budaya lokal yang dapatdijadikan sebagai ke aset yang
tidak dapat disamakan dengan budaya lokal negara lain. Budaya lokal yang dimiliki Indonesia
berbeda-beda pada setiap daerah. Tiap daerah memiliki ciri khas budayanya, seperti rumah adat,
pakaian adat, tarian, alat musik, ataupun adat istiadat yang dianut. Semua itu dapat dijadikan
kekuatan untuk dapat memperkokoh ketahanan budaya bangsa dimata Internasional.
Kekhasan budaya Indonesia
Kekhasan budaya lokal yang dimiliki setiap daerah di Indonesia memliki kekuatan tersediri.
Misalnya rumah adat, pakaian adat, tarian, alat musik, ataupun adat istiadat yang dianut.
Kekhasan budaya lokal ini sering kali menarik pandangan negara lain. Terbukti banyaknya turis
asing yang mencoba mempelajari budaya Indonesia seperti belajar tarian khas suat daerah atau
mencari barang-barang kerajinan untuk dijadikan buah tangan. Ini membuktikan bahwa budaya
bangsa Indonesia memiliki cirri khas yang unik.
Kebudayaan Lokal menjadi sumber ketahanan budaya bangsa
Kesatuan budaya lokal yang dimiliki Indonesia merupakan budaya bangsa yang mewakili
identitas negara Indonesia. Untuk itu, budaya lokal harus tetap dijaga serta diwarisi dengan baik
agar budaya bangsa tetap kokoh.
2. Kelemahan
Kurangnya kesadaran masyarakat
Kesadaran masyarakat untuk menjaga budaya lokal sekarang ini masih terbilang minim.
Masyarakat lebih memilih budaya asing yang lebih praktis dan sesuai dengan perkembangan
zaman. Hal ini bukan berarti budaya lokal tidak sesuai dengan perkembangan zaman, tetapi
banyak budaya asing yang tidak sesuai dengan kepribadian bangsa. Budaya lokal juga dapat di
sesuaikan dengan perkembangan zaman, asalkan masih tidak meningalkan cirri khas dari budaya
tersebut.
Minimnya komunikasi budaya
Kemampuan untuk berkomunikasi sangat penting agar tidak terjadi salah pahaman tentang
budaya yang dianut. Minimnya komunikasi budaya ini sering menimbulkan perselisihan
antarsuku yang akan berdampak turunnya ketahanan budaya bangsa.
Kurangnya pembelajaran budaya
Pembelajaran tentang budaya, harus ditanamkan sejak dini. Namun sekarang ini banyak yang
sudah tidak menganggap penting mempelajari budaya lokal. Padahal melalui pembelajaran
budaya, kita dapat mengetahui pentingnya budaya lokal dalam membangun budaya bangsa serta
bagaiman cara mengadaptasi budaya lokal di tengan perkembangan zaman.
3. Peluang
Indonesia dipandang dunia Internasional karena kekuatan budayanya
Apabila budaya lokal dapat di jaga dengan baik, Indonesia akan di pandang sebagai negara yang
dapat mempertahankan identitasnya di mata Internasioanal.
Kuatnya budaya bangsa, memperkokoh rasa persatuan
Usaha masyarakat dalam mempertahankan budaya lokal agar dapat memperkokoh budaya
bangsa, juga dapat memperkokoh persatuan. Karena adanya saling menghormati antara budaya
lokal sehingga dapat bersatu menjadi budaya bangsa yang kokoh.
Kemajuan pariwisata
Budaya lokal Indonesia sering kali menarik perhatian para turis mancanegara. Ini dapat dijadikan
objek wisata yang akan menghasilkan devisa bagi negara. Akan tetapi hal ini juga harus
diwaspadai karena banyaknya aksi pembajakan budaya yang mungkin terjadi.
Multikuturalisme
Dalam artikelnya, Dekan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Lancang Kuning, Riau,
Dr Junaidi SS MHum, mengatakan bahwa multikulturalisme meberikan peluang bagi
kebangkitan etnik dan kudaya lokal Indonesia. Dua pilar yang mendukung pemahaman ini
adalah pendidikan budaya dan komunikasi antar budaya.
4. Tantangan
Perubahan lingkungan alam dan fisik
Perubahan lingkungan alam dan fisik menjadi tantangan tersendiri bagi suatu negara untuk
mempertahankan budaya lokalnya. Karena seiring perubahan lingkungan alam dan fisik, pola
piker serta pola hidup masyakrkat juga ikt berubah
Kemajuan Teknologi
Meskipun dipandang banyak memberikan banyak manfaat, kemajuan teknologi ternyata menjadi
salah satu factor yang menyebabkan ditinggalkannya budaya lokal. Misalnya, sistem sasi (sistem
asli masyarakat dalam mengelola sumber daya kelautan/daratan) dikawasan Maluku dan Irian
Jaya. Sistem sasi mengatur tata cara sertamusim penangkapan iakn di wilayah adatnya, namun
hal ini mulai tidak di lupakan oleh masyarakatnya.
Masuknya Budaya Asing
Masuknya budaya asing menjadi tantangan tersendiri agar budaya lokal tetap terjaga. Dalam hal
ini, peran budaya lokal diperlukan sebagai penyeimbang di tengah perkembangan zaman.
2.7 Dampak Perubahan Sosial Budaya
Adanya perubahan sosial budaya secara langsung atau tidak langsung akan memberikan
dampak negatif dan positif.
a. Akibat Positif
Perubahan dapat terjadi jika masyarakat dengan kebudayaan mampu menyesuaikan diri dengan
perubahan. Keadaan masyarakat yang memiliki kemampuan dalam menyesuaikan disebut
adjusment, sedangkan bentuk penyesuaian dengan gerak perubahan disebut integrasi.
b. Akibat Negatif
Akibat negatif terjadi apabila masyarakat dengan kebudayaannya tidak mampu menyesuaikan
diri dengan gerak perubahan. Ketidakmampuan dalam menyesuaikan diri dengan perubahan
disebut maladjusment. Maladjusment akan menimbulkan disintegrasi. Penerimaan masyarakat
terhadap perubahan sosial budaya dapat dilihat dari perilaku masyarakat yang bersangkutan.
Apabila perubahan sosial budaya tersebut tidak berpengaruh pada keberadaan atau pelaksanaan
nilai dan norma maka perilaku masyarakat akan positif. Namun, jika perubahan sosial budaya
tersebut menyimpang atau berpengaruh pada nilai dan norma maka perilaku masyarakat akan
negatif.
2.8 Faktor Yang Menyebabkan Perubahan Sosial
1. Bertambahnya atau berkurangnya penduduk
Pertambahan penduduk yang sangat cepat menyebabkan terjadinya perubahan dalam struktur
masyarakat, terutama lembaga-lembaga kemasyarakatan. Misal, mengenal hak milik individu
atas tanah, sewa tanah, gadai tanah yang sebelumnya tidak dikenal. Berkurangnya penduduk
mungkin disebabkan berpindahnya penduduk dari desa ke kota atau kedaerah lain
( transmigrasi). Perpindahan peduduk mengakibatkan kekosongan .
2. Penemuan-penemuan baru
Penemuan-penemuan baru sebagai sebab terjadinya perubahan-perubahan dapat dibedakan
menjadi discovery dan invention. Discovery adalah penemuan unsur kebudayaan yang baru, baik
berupa alat, ataupun yang berupa gagasan yang diciptakan oleh seseprng individu atau
serangkaian cipta para indivdu.Discovery baru menjadi invention kalau masyarakat telah
mengakui, menerima serta menerapkan penemuan baru itu. Contohnya penemuan radio
menyebabkan perubahan-perubahan dalam lembaga kemasyarakatan seperti pendidikan, agama.
Pemerintahan, rekreasi dan seterusnya. Penemuan baru kapal terbang, membawa pengaruh
terhadap metode peperangan, yang kemudan kian memperdalam negara-negara besar (super
powers)dengan negara-negara kecil. Ditemukannya bom atom pada media Perang Dunia II telah
mengubah metode perang yang terbatas menjadi tidak terbatas.
3. Pertentangan (conflict) masyarakat
Pertentangan –pertentangan mungkin terjadi antra individu dengan kelompok atau perantara
kelompok dengan kelompok. Umumnya masyarakat tradisional di Indonesia bersifat kolektif.
Segala kegiatan didasarkan pada kepentingan masyarakat. Kepentingan individu walaupun
diakui, tapi mempunyai fungsi sosial. Tidak jarang timbul pertentangan antara kepentingan
individu dengan kepentingan kelompoknya, yang dalam hal-hal tertentu dapat menimbulkan
perubahan-perubahan.
4. Terjadinya Pemberontakan Atau Revolusi
Akibat revolusi dapat menyulut terjadinya perubahan-perubahan besar Negara yang mula-mula
mempunyai bentuk kerajaan absolut berubah menjadi dictator proletariat.
III. KESIMPULAN
Pengaruh globalisasi disatu sisi ternyata menimbulkan pengaruh yang negatif bagi
kebudayaan bangsa Indonesia . Norma-norma yang terkandung dalam kebudayaan bangsa
Indonesia perlahan-lahan mulai pudar. Gencarnya serbuan teknologi disertai nilai-nilai interinsik
yang diberlakukan di dalamnya, telah menimbulkan isu mengenai globalisasi dan pada akhirnya
menimbulkan nilai baru tentang kesatuan dunia. Perubahan Dinamis dan arus Globalisasi yang
tinggi menyebabkan Masyarakat kita sebagai bangsa indonesia yang memiliki banyak dan
beragam kebudayaan kurang memiliki kesadaran akan pentingnya peranan budaya lokal kita ini
dalam memperkokoh ketahanan Budaya Bangsa. Padahal sesungguhnya Budaya Lokal yang kita
miliki ini dapat menjadikan kita lebih bernilai dibandingkan bangsa lain karena betapa
berharganya nilai – nilai budaya lokal yang ada di negara ini. Untuk itu seharusnya kita bisa
lebih tanggap dan peduli lagi terhadap semua kebudayaan yang ada di indonesia ini. Selain itu
kita harus memahami arti kebudayaan serta menjadikan keanekaragaman budaya yang ada di
Indonesia sebagai sumber kekuatan untuk ketahanan budaya bangsa.Agar budaya kita tetap
terjaga dan tidak diambil oleh bangsa lain. Karena kekayaan bangsa Indonesia yang tidak ternilai
harganya itu dan tidak pula dimiliki oleh bangsa-bangsa asing. Oleh sebab itu, sebagai generasi
muda, yang merupakan pewaris budaya bangsa, hendaknya memelihara seni budaya kita demi
masa depan anak cucu.
IV. DAFTAR PUSTAKA
Koenjaraningrat. 1990. Kebudayaan Mentalitas dan Pembangunan. Jakarta: Gramedia
Wisadirana, Darsono. 2004. Sosiologi Pedesaan. UMM Press : Malanghttp://DevitaApriliaW.ngeblogs.com/PerubahanSosial/ (Diakses 13 mei 2012)
http://Ferdi.ngeblogs.com/wujud-kebudayaan-dan-orientasi-nilai/ (Diakses 13 mei 2012)http://Ritacute.ngeblogs.com/Dampak-Perubahan-Sosial-Budaya/ (Diakses 13 mei 2012)http://kongres.budpar.go.id/news/article/pokok_pokok_bahasan.htm (Diakses 13 mei 2012)http://rendhi.wordpress.com/makalah-pengaruh-globalisasi-terhadap-eksistensi-kebudayaan-daerah/ (Diakses 13 mei 2012)http://staff.undip.ac.id/sastra/dhanang/peningkatan-kualitas-pembelajaran-sejarah-dan/ (Diakses 13 mei 2012)