Tugas makalah sosiologi pedesaan

24
Tugas Makalah Sosiologi Pedesaan TUGAS MAKALAH SOSIOLOGI PEDESAAN PERUBAHAN KEBUDAYAAN DAN MASYARAKAT KARENA PENGARUH GLOBALISASI Disusun oleh : Desy Tria Wulandari D1E011084 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN NASIONAL UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN FAKULTAS PETERNAKAN PURWOKERTO 2012

Transcript of Tugas makalah sosiologi pedesaan

Page 1: Tugas makalah sosiologi pedesaan

Tugas Makalah Sosiologi Pedesaan

TUGAS MAKALAH SOSIOLOGI PEDESAANPERUBAHAN KEBUDAYAAN DAN MASYARAKAT KARENA

PENGARUH GLOBALISASI

Disusun oleh :Desy Tria Wulandari

D1E011084

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN NASIONALUNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

FAKULTAS PETERNAKANPURWOKERTO

2012

KATA PENGANTAR

Page 2: Tugas makalah sosiologi pedesaan

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan

karuniaNya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah sosiologi pedesaan yang berjudul

Perubahan Kebudayaan dan Masyarakat Karena Pengaruh Globalisasi.

Adapun tujuan pembuatan makalah ini untuk memenuhi tugas struktur mata kuliah

Sosiologi Pedesaan. Disamping itu, makalah ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas belajar

mahasiswa, agar mahasiswa dapat memahami dan mengetahui lebih dalam mengenai mata kuliah

ini.

Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam

menyelesaikan laporan ini, terutama kepada dosen pengajar yang telah memberikan bimbingan

kepada kami semua.

Kami menyadari banyak sekali kekurangan dan keterbatasan yang kami miliki dalam

menyusun makalah ini, untuk itu kami membutuhkan kritik dan saran yang membangun bagi

bidang ilmu.

Purwokerto, Mei 2012

Penulis

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Page 3: Tugas makalah sosiologi pedesaan

Perubahan sosial merupakan bagian dari perubahan budaya. Perubahan dalam

kebudayaan mencakup semua bagian, yang meliputi kesenian, ilmu pengetahuan, teknologi,

filsafat dan lainnya. Akan tetapi perubahan tersebut tidak mempengaruhi organisasi sosial

masyarakatnya. Ruang lingkup perubahan kebudayaan lebih luas dibandingkan perubahan sosial.

Namun demikian dalam prakteknya di lapangan kedua jenis perubahan-perubahan tersebut

sangat sulit untuk dipisahkan.

Di tengah Maraknya arus Globalisasi yang masuk ke Indonesia, melalui cara-cara tertentu

membuat dampak positif dan dampak negatifnya sendiri bagi Bangsa Indonesia. Terutama dalam

bidang kebudayaan. Karena semakin terkikisnya nilai – nilai budaya kita oleh pengaruh budaya

Asing yang masuk ke Negara Indonesia. Perubahan-perubahan yang terjadi pada masyarakat

dunia dewasa ini merupakan gejala yang normal. Pengaruhnya bisa menjalar dengan cepat ke

bagian-bagian dunia lain berkat adanya komunikasi modern. Perubahan dalam masyarakat

memang telah ada sejak zaman dahulu. Namun, dewasa ini perubahan-perubahan tersebut

berjalan dengan sangat cepatnya sehingga membingungkan manusia yang menghadapinya, yang

sering berjalan konstan.

Perubahan memang terikat oleh waktu dan tempat. Akan tetapi, karena sifatnya yang

berantai, perubahan terlihat berlangsung terus, walau diselingi keadaan di mana masyarakat

mengadakan reorganisasi unsur-unsur struktur masyarakat yang terkena perubahan. Perubahan-

perubahan masyarakat dapat mengenai nilai-nilai sosial, norma-norma sosial, pola-pola perilaku

organisasi, susunan lembaga kemasyarakatan, lapisan-lapisan dalam masyarakat, kekuasaan dan

wewenang, interaksi sosial dan lain sebagainya.

Banyak faktor yang menyebabkan budaya lokal dilupakan dimasa sekarang ini, misalnya

masuknya budaya asing. Masuknya budaya asing ke suatu negara sebenarnya merupakan hal

yang wajar, asalkan budaya tersebut sesuai dengan kepribadian bangsa. Namun pada

kenyataannya budaya asing mulai mendominasi sehingga budaya lokal mulai dilupakan. Faktor

lain yang menjadi masalah adalah kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya peranan

budaya lokal. Budaya lokal adalah identitas bangsa. Sebagai identitas bangsa, budaya lokal harus

terus dijaga keaslian maupun kepemilikannya agar tidak dapat diakui oleh negara lain. Walaupun

demikian, tidak menutup kemungkinan budaya asing masuk asalkan sesuai dengan kepribadian

negara karena suatu negara juga membutuhkan input-input dari negara lain yang akan

berpengaruh terhadap perkembangan di negaranya.

Page 4: Tugas makalah sosiologi pedesaan

1.2 Tujuan

1.      Mengetahui hubungan antara perubahan sosial dan perubahan kebudayaan

2.      Mengetahui bentuk-bentuk perubahan sosial budaya pada masyarakat

3.      Mengetahui peran mahasiswa dalam kebudayaan

4.      Mengetahui perubahan budaya dalam globalisasi

1.3 Rumusan Masalah

1.      Bagaimana hubungan antara perubahan sosial dan perubahan kebudayaan?

2.      Apa saja bentuk-bentuk perubahan sosial budaya pada masyarakat?

3.      Apa peran mahasiswa dalam kebudayaan ?

4.      Apa saja perubahan budaya dalam globalisasi ?

5.      Bagaimana pengaruh globalisasi terhadap budaya bangsa ?

6.      Apa saja yang harus di lakukan untuk melestarikan budaya lokal ?

7.      Apa saja dampak perubahan sosial budaya yang secara langsung ataupun tidak langsung ?

8.      Apa saja yang menyebabkan faktor terjadinya perubahan sosial ?

Page 5: Tugas makalah sosiologi pedesaan

II. PEMBAHASAN

2.1 Hubungan antara perubahan sosial dan perubahan kebudayaan

Teori-teori tentang perubahan social masyarakat sering mempersoalkan perbedaan antara

perubahan-perubahan social dan budaya. Jika perbedaan pengertian tersebut dapat dijelaskan

dengan tegas,maka dengan sendirinya perbedaan antara perubahan social dan perubahan

kebudayaan dapat dijelaskan. Didalam kehiduapn sehari-hari, tidak mudah untuk menetukan

letak garis pemisah antara perubahan social dan perubahan kebudayaan. Karena tidak ada

masyarakat yang tidak mempunyai kebudayaan. Perubahan social dan kebudayaan mempunyai

satu aspek yang sama keduanya bersangkutan dengan dengan suatu penerimaan cara-cara baru

atau suatu perbaikandalam cara suatu asyarakat memenuhi kebutuhannya. Namun pengertian

tersebut tetap sulit untuk diterima karena sulit dibayangkan terjadinya perubahan social tanpa

didahului perubahan kebudayaan.

Dewasa ini proses-proses pada perubahan-perubahan sosial dapat diketahui dari adanya ciri

berikut:

1. Tidak ada masyarakat yang tidak berkembang, karena setiap masyarakat pasti mengalami

perkembangan yang terjadi secara lambat atau secara cepat.

2. Perubahan yang terjadi pada lembaga kemasyarakatan tertentu, akan diikuti dengan

perubahan-perubahan pada lembaga social lainnya

3. Perubahan-perubahan social yang cepat biasanya mengakibatkan disorganisasi yang

bersifat sementara karena berada dalam proses penyesuaian diri.

4. Perubahan-perubahan tidak dapat dibatasi pada bidang kebendaan atau bidang spiritual

saja, karena kedua bidang tersebut mempunyai kaitan timbal balik yang sangat kuat.

2.2 Bentuk-bentuk Perubahan Sosial

Perubahan sosial budaya dapat dibedakan menjadi beberapa bentuk berikut ini.

1. Perubahan Lambat dan Perubahan Cepat

Perubahan lambat disebut juga evolusi. Perubahan tersebut terjadi karena usaha-usaha

masyarakat dalam menyesuaikan diri dengan keadaan lingkungan dan kondisi-kondisi baru yang

timbul sejalan dengan pertumbuhan masyarakat. Contoh perubahan evolusi adalah perubahan

Page 6: Tugas makalah sosiologi pedesaan

pada struktur masyarakat. Suatu masyarakat pada masa tertentu bentuknya sangat sederhana,

namun karena masyarakat mengalami perkembangan, maka bentuk yang sederhana tersebut akan

berubah menjadi kompleks. Perubahan cepat disebut juga dengan revolusi, yaitu perubahan

sosial mengenai unsur-unsur kehidupan atau lembaga-lembaga kemasyarakatan yang

berlangsung relatif cepat. Seringkali perubahan revolusi diawali oleh munculnya konflik atau

ketegangan dalam masyarakat, ketegangan-ketegangan tersebut sulit dihindari bahkan semakin

berkembang dan tidak dapat dikendalikan. Terjadinya proses revolusi memerlukan persyaratan

tertentu. Berikut ini beberapa persyaratan yang mendukung terciptanya revolusi :

1. Ada keinginan umum untuk mengadakan suatu perubahan.

2. Adanya seorang pemimpin atau sekelompok orang yang mampu memimpin  masyarakat

tersebut.

3. Harus bisa memanfaatkan momentum untuk melaksanakan revolusi.

4. Harus ada tujuan gerakan yang jelas dan dapat ditunjukkan kepada rakyat.

5. Kemampuan pemimpin dalam menampung, merumuskan, serta menegaskan rasa tidak

puas masyarakat dan keinginan-keinginan yang diharapkan untuk dijadikan program dan

arah gerakan revolusi.

2. Perubahan Kecil dan Perubahan Besar

Perubahan kecil adalah perubahan yang terjadi pada unsur-unsur struktur sosial yang tidak

membawa pengaruh langsung atau pengaruh yang berarti bagi masyarakat. Contoh perubahan

kecil adalah perubahan mode rambut atau perubahan mode pakaian. Sebaliknya, perubahan besar

adalah perubahan yang terjadi pada unsur-unsur struktur sosial yang membawa pengaruh

langsung atau pengaruh berarti bagi masyarakat. Contoh perubahan besar adalah dampak ledakan

penduduk dan dampak industrialisasi bagi pola kehidupan masyarakat.

3. Perubahan yang Dikehendaki atau Direncanakan dan Perubahan yang Tidak Dikehendaki atau

Tidak Direncanakan

Perubahan yang dikehendaki atau yang direncanakan merupakan perubahan yang telah

diperkirakan atau direncanakan terlebih dahulu oleh pihak-pihak yang hendak melakukan

perubahan di masyarakat. Pihak-pihak tersebut dinamakan agent of change, yaitu seseorang atau

sekelompok orang yang mendapat kepercayaan masyarakat untuk memimpin satu atau lebih

lembaga-lembaga kemasyarakatan yang bertujuan untuk mengubah suatu sistem sosial.

Page 7: Tugas makalah sosiologi pedesaan

1. Contoh perubahan yang dikehendaki adalah pelaksanaan pembangunan

2. Contoh perubahan yang tidak dikehendaki atau tidak direncanakan adalah munculnya

berbagai peristiwa kerusuhan menjelang masa peralihan tatanan Orde Lama ke Orde Baru

dan peralihan tatanan Orde Baru ke Orde Reformasi.

2.3 Peran mahasiswa dalam kebudayaanKita sebagai seorang mahasiswa yang aktif dan kreatif tentunya tidak ingin kebudayaan

kita menjadi pudar bahkan lenyap karena pengaruh dari budaya-budaya luar.Mahasiswa

memiliki kedudukan dan peranan penting dalam pelestarian seni dan budaya daerah. Hal ini

didasari oleh asumsi bahwa mahasiswa merupakan anak bangsa yang menjadi penerus

kelangsungan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara Indonesia. Sebagai intelektual

muda yang kelak menjadi pemimpin-pemimpin bangsa, pada mereka harus bersemayam suatu

kesadaran kultural sehingga keberlanjutan negara bangsa Indonesia dapat dipertahankan.

Pembentukan kesadaran kultural mahasiswa antara lain dapat dilakukan dengan pengoptimalan

peran mereka dalam pelestarian seni dan budaya daerah.

Optimalisasi peran mahasiswa dalam pelestarian seni dan budaya daerah dapat dilakukan

melalui dua jalur, yaitu intrakurikuler dan ekstrakulikuler. Jalur Intrakurikuler dilakukan dengan

menjadikan seni dan budaya daerah sebagai substansi mata kuliah; sedangkan jalur

ekstrakurikuler dapat dilakukan melalui pemanfaatan unit kegiatan mahasiswa (UKM) kesenian

dan keikutsertaan mahasiswa dalam kegiatan-kegiatan seni dan budaya yang diselenggarakan

oleh berbagai pihak untuk pelestarian seni dan budaya daerah.

2.4 Perubahan Budaya Dalam Globalisasi Perubahan budaya yang terjadi di dalam masyarakat tradisional, yakni perubahan dari

masyarakat tertutup menjadi masyarakat yang lebih terbuka, dari nilai-nilai yang bersifat

homogen menuju pluralisme nilai dan norma social merupakan salh satu dampak dari adanya

globalisasi. Ilmu pengetahuan dan teknologi telah mengubah dunia secara mendasar. Komunikasi

dan sarana transportasi internasional telah menghilangkan batas-batas budaya setiap bangsa.

Kebudayaan setiap bangsa cenderung mengarah kepada globalisasi dan menjadi peradaban dunia

sehingga melibatkan manusia secara menyeluruh. Misalnya saja khusus dalam bidang hiburan

massa atau hiburan yang bersifat masal, makna globalisasi itu sudah sedemikian terasa. Sekarang

Page 8: Tugas makalah sosiologi pedesaan

ini setiap hari kita bisa menyimak tayangan film di tv yang bermuara dari negara-negara maju

seperti Amerika Serikat, Jepang, Korea, dll melalui stasiun televisi di tanah air. Belum lagi siaran

tv internasional yang bisa ditangkap melalui parabola yang kini makin banyak dimiliki

masyarakat Indonesia. Sementara itu, kesenian-kesenian populer lain yang tersaji melalui kaset,

vcd, dan dvd yang berasal dari manca negara pun makin marak kehadirannya di tengah-tengah

kita. Fakta yang demikian memberikan bukti tentang betapa negara-negara penguasa teknologi

mutakhir telah berhasil memegang kendali dalam globalisasi budaya khususnya di negara ke

tiga. Peristiwa transkultural seperti itu mau tidak mau akan berpengaruh terhadap keberadaan

kesenian kita. Padahal kesenian tradisional kita merupakan bagian dari khasanah kebudayaan

nasional yang perlu dijaga kelestariannya.

Di saat yang lain dengan teknologi informasi yang semakin canggih seperti saat ini, kita

disuguhi oleh banyak alternatif tawaran hiburan dan informasi yang lebih beragam, yang

mungkin lebih menarik jika dibandingkan dengan kesenian tradisional kita. Dengan parabola

masyarakat bisa menyaksikan berbagai tayangan hiburan yang bersifat mendunia yang berasal

dari berbagai belahan bumi. Kondisi yang demikian mau tidak mau membuat semakin

tersisihnya kesenian tradisional Indonesia dari kehidupan masyarakat Indonesia yang sarat akan

pemaknaan dalam masyarakat Indonesia. Misalnya saja bentuk-bentuk ekspresi kesenian etnis

Indonesia, baik yang rakyat maupun istana, selalu berkaitan erat dengan perilaku ritual

masyarakat pertanian. Dengan datangnya perubahan sosial yang hadir sebagai akibat proses

industrialisasi dan sistem ekonomi pasar, dan globalisasi informasi, maka kesenian kita pun

mulai bergeser ke arah kesenian yang berdimensi komersial. Kesenian-kesenian yang bersifat

ritual mulai tersingkir dan kehilangan fungsinya. Sekalipun demikian, bukan berarti semua

kesenian tradisional kita lenyap begitu saja. Ada berbagai kesenian yang masih menunjukkan

eksistensinya, bahkan secara kreatif terus berkembang tanpa harus tertindas proses modernisasi.

Pesatnya laju teknologi informasi atau teknologi komunikasi telah menjadi sarana difusi

budaya yang ampuh, sekaligus juga alternatif pilihan hiburan yang lebih beragam bagi

masyarakat luas. Akibatnya masyarakat tidak tertarik lagi menikmati berbagai seni pertunjukan

tradisional yang sebelumnya akrab dengan kehidupan mereka. Misalnya saja kesenian tradisional

wayang orang Bharata, yang terdapat di Gedung Wayang Orang Bharata Jakarta kini tampak sepi

seolah-olah tak ada pengunjungnya. Hal ini sangat disayangkan mengingat wayang merupakan

salah satu bentuk kesenian tradisional Indonesia yang sarat dan kaya akan pesan-pesan moral,

Page 9: Tugas makalah sosiologi pedesaan

dan merupakan salah satu agen penanaman nilai-nilai moral yang baik, menurut saya. Contoh

lainnya adalah kesenian Ludruk yang sampai pada tahun 1980-an masih berjaya di Jawa Timur

sekarang ini tengah mengalami “mati suri”. Wayang orang dan ludruk merupakan contoh kecil

dari mulai terdepaknya kesenian tradisional akibat globalisasi. Bisa jadi fenomena demikian

tidak hanya dialami oleh kesenian Jawa tradisional, melainkan juga dalam berbagai ekspresi

kesenian tradisional di berbagai tempat di Indonesia. Sekalipun demikian bukan berarti semua

kesenian tradisional mati begitu saja dengan merebaknya globalisasi. Di sisi lain, ada beberapa

seni pertunjukan yang tetap eksis tetapi telah mengalami perubahan fungsi. Ada pula kesenian

yang mampu beradaptasi dan mentransformasikan diri dengan teknologi komunikasi yang telah

menyatu dengan kehidupan masyarakat, misalnya saja kesenian tradisional “Ketoprak” yang

dipopulerkan ke layar kaca oleh kelompok Srimulat. Kenyataan di atas menunjukkan kesenian

ketoprak sesungguhnya memiliki penggemar tersendiri, terutama ketoprak yang disajikan dalam

bentuk siaran televisi, bukan ketoprak panggung. Dari segi bentuk pementasan atau penyajian,

ketoprak termasuk kesenian tradisional yang telah terbukti mampu beradaptasi dengan perubahan

zaman.

2.5 Pengaruh Globalisasi Terhadap Budaya BangsaArus globalisasi saat ini telah menimbulkan pengaruh terhadap perkembangan budaya

bangsa Indonesia . Derasnya arus informasi dan telekomunikasi ternyata menimbulkan sebuah

kecenderungan yang mengarah terhadap memudarnya nilai-nilai pelestarian budaya.

Perkembangan 3T (Transportasi, Telekomunikasi, dan Teknologi) mengkibatkan berkurangnya

keinginan untuk melestarikan budaya negeri sendiri . Budaya Indonesia yang dulunya ramah-

tamah, gotong royong dan sopan berganti dengan budaya barat, misalnya pergaulan bebas.

Di Tapanuli (Sumatera Utara) misalnya, duapuluh tahun yang lalu, anak-anak remajanya

masih banyak yang berminat untuk belajar tari tor-tor dan tagading (alat musik batak). Hampir

setiap minggu dan dalam acara ritual kehidupan, remaja di sana selalu diundang pentas sebagai

hiburan budaya yang meriah. Saat ini, ketika teknologi semakin maju, ironisnya kebudayaan-

kebudayaan daerah tersebut semakin lenyap di masyarakat, bahkan hanya dapat disaksikan di

televisi dan Taman Mini Indonesi Indah (TMII). Padahal kebudayaan-kebudayaan daerah

tersebut, bila dikelola dengan baik selain dapat menjadi pariwisata budaya yang menghasilkan

pendapatan untuk pemerintah baik pusat maupun daerah, juga dapat menjadi lahan pekerjaan

Page 10: Tugas makalah sosiologi pedesaan

yang menjanjikan bagi masyarakat sekitarnya. Hal lain yang merupakan pengaruh globalisasi

adalah dalam pemakaian bahasa indonesia yang baik dan benar (bahasa juga salah satu budaya

bangsa). Sudah lazim di Indonesia untuk menyebut orang kedua tunggal dengan Bapak, Ibu, Pak,

Bu, Saudara, Anda dibandingkan dengan kau atau kamu sebagai pertimbangan nilai rasa.

Sekarang ada kecenderungan di kalangan anak muda yang lebih suka menggunakan bahasa

Indonesia dialek Jakarta seperti penyebutan kata gue (saya) dan lu (kamu). Selain itu kita sering

dengar anak muda mengunakan bahasa Indonesia dengan dicampur-campur bahasa inggris

seperti OK, No problem dan Yes’, bahkan kata-kata makian (umpatan) sekalipun yang sering

kita dengar di film-film barat, sering diucapkan dalam kehidupan sehari-hari. Kata-kata ini

disebarkan melalui media TV dalam film-film, iklan dan sinetron bersamaan dengan

disebarkannya gaya hidup dan fashion .

Gaya berpakaian remaja Indonesia yang dulunya menjunjung tinggi norma kesopanan

telah berubah mengikuti perkembangan jaman. Ada kecenderungan bagi remaja putri di kota-

kota besar memakai pakaian minim dan ketat yang memamerkan bagian tubuh tertentu. Budaya

perpakaian minim ini dianut dari film-film dan majalah-majalah luar negeri yang

ditransformasikan kedalam sinetron-sinetron Indonesia. Derasnya arus informasi, yang juga

ditandai dengan hadirnya internet, turut serta `menyumbang` bagi perubahan cara berpakaian.

Pakaian mini dan ketat telah menjadi trend dilingkungan anak muda. Salah satu keberhasilan

penyebaran kebudayaan Barat ialah meluasnya anggapan bahwa ilmu dan teknologi yang

berkembang di Barat merupakan suatu yang universal. Masuknya budaya barat (dalam kemasan

ilmu dan teknologi) diterima dengan `baik`. Pada sisi inilah globalisasi telah merasuki berbagai

sistem nilai sosial dan budaya Timur (termasuk Indonesia ) sehingga terbuka pula konflik nilai

antara teknologi dan nilai-nilai ketimuran.

2.6 Cara Melestarikan Budaya Lokal

1. Kekuatan

Keanekaragaman budaya lokal yang ada di Indonesia

Indonesia memiliki keanekaragaman budaya lokal yang dapatdijadikan sebagai ke aset yang

tidak dapat disamakan dengan budaya lokal negara lain. Budaya lokal yang dimiliki Indonesia

berbeda-beda pada setiap daerah. Tiap daerah memiliki ciri khas budayanya, seperti rumah adat,

Page 11: Tugas makalah sosiologi pedesaan

pakaian adat, tarian, alat musik, ataupun adat istiadat yang dianut. Semua itu dapat dijadikan

kekuatan untuk dapat memperkokoh ketahanan budaya bangsa dimata Internasional.

Kekhasan budaya Indonesia

Kekhasan budaya lokal yang dimiliki setiap daerah di Indonesia memliki kekuatan tersediri.

Misalnya rumah adat, pakaian adat, tarian, alat musik, ataupun adat istiadat yang dianut.

Kekhasan budaya lokal ini sering kali menarik pandangan negara lain. Terbukti banyaknya turis

asing yang mencoba mempelajari budaya Indonesia seperti belajar tarian khas suat daerah atau

mencari barang-barang kerajinan untuk dijadikan buah tangan. Ini membuktikan bahwa budaya

bangsa Indonesia memiliki cirri khas yang unik.

Kebudayaan Lokal menjadi sumber ketahanan budaya bangsa

Kesatuan budaya lokal yang dimiliki Indonesia merupakan budaya bangsa yang mewakili

identitas negara Indonesia. Untuk itu, budaya lokal harus tetap dijaga serta diwarisi dengan baik

agar budaya bangsa tetap kokoh.

2. Kelemahan

Kurangnya kesadaran masyarakat

Kesadaran masyarakat untuk menjaga budaya lokal sekarang ini masih terbilang minim.

Masyarakat lebih memilih budaya asing yang lebih praktis dan sesuai dengan perkembangan

zaman. Hal ini bukan berarti budaya lokal tidak sesuai dengan perkembangan zaman, tetapi

banyak budaya asing yang tidak sesuai dengan kepribadian bangsa. Budaya lokal juga dapat di

sesuaikan dengan perkembangan zaman, asalkan masih tidak meningalkan cirri khas dari budaya

tersebut.

Minimnya komunikasi budaya

Kemampuan untuk berkomunikasi sangat penting agar tidak terjadi salah pahaman tentang

budaya yang dianut. Minimnya komunikasi budaya ini sering menimbulkan perselisihan

antarsuku yang akan berdampak turunnya ketahanan budaya bangsa.

Page 12: Tugas makalah sosiologi pedesaan

Kurangnya pembelajaran budaya

Pembelajaran tentang budaya, harus ditanamkan sejak dini. Namun sekarang ini banyak yang

sudah tidak menganggap penting mempelajari budaya lokal. Padahal melalui pembelajaran

budaya, kita dapat mengetahui pentingnya budaya lokal dalam membangun budaya bangsa serta

bagaiman cara mengadaptasi budaya lokal di tengan perkembangan zaman.

3. Peluang

Indonesia dipandang dunia Internasional karena kekuatan budayanya

Apabila budaya lokal dapat di jaga dengan baik, Indonesia akan di pandang sebagai negara yang

dapat mempertahankan identitasnya di mata Internasioanal.

Kuatnya budaya bangsa, memperkokoh rasa persatuan

Usaha masyarakat dalam mempertahankan budaya lokal agar dapat memperkokoh budaya

bangsa, juga dapat memperkokoh persatuan. Karena adanya saling menghormati antara budaya

lokal sehingga dapat bersatu menjadi budaya bangsa yang kokoh.

Kemajuan pariwisata

Budaya lokal Indonesia sering kali menarik perhatian para turis mancanegara. Ini dapat dijadikan

objek wisata yang akan menghasilkan devisa bagi negara. Akan tetapi hal ini juga harus

diwaspadai karena banyaknya aksi pembajakan  budaya yang mungkin terjadi.

Multikuturalisme

Dalam artikelnya, Dekan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Lancang Kuning, Riau,

Dr Junaidi SS MHum, mengatakan bahwa multikulturalisme meberikan peluang bagi

kebangkitan etnik dan kudaya lokal Indonesia. Dua pilar yang mendukung pemahaman ini

adalah pendidikan budaya dan komunikasi antar budaya.

4. Tantangan

Perubahan lingkungan alam dan fisik

Perubahan lingkungan alam dan fisik menjadi tantangan tersendiri bagi suatu negara untuk

mempertahankan budaya lokalnya. Karena seiring perubahan lingkungan alam dan fisik, pola

piker serta pola hidup masyakrkat juga ikt berubah

Page 13: Tugas makalah sosiologi pedesaan

Kemajuan Teknologi

Meskipun dipandang banyak memberikan banyak manfaat, kemajuan teknologi ternyata menjadi

salah satu factor yang menyebabkan ditinggalkannya budaya lokal. Misalnya, sistem sasi (sistem

asli masyarakat dalam mengelola sumber daya kelautan/daratan) dikawasan Maluku dan Irian

Jaya. Sistem sasi mengatur tata cara sertamusim penangkapan iakn di wilayah adatnya, namun

hal ini mulai tidak di lupakan oleh masyarakatnya.

Masuknya Budaya Asing

Masuknya budaya asing menjadi tantangan tersendiri agar budaya lokal tetap terjaga. Dalam hal

ini, peran budaya lokal diperlukan sebagai penyeimbang di tengah perkembangan zaman.

2.7 Dampak Perubahan Sosial Budaya

Adanya perubahan sosial budaya secara langsung atau tidak langsung akan memberikan

dampak negatif dan positif.

a. Akibat Positif

Perubahan dapat terjadi jika masyarakat dengan kebudayaan mampu menyesuaikan diri dengan

perubahan. Keadaan masyarakat yang memiliki kemampuan dalam menyesuaikan disebut

adjusment, sedangkan bentuk penyesuaian dengan gerak perubahan disebut integrasi.

b. Akibat Negatif

Akibat negatif terjadi apabila masyarakat dengan kebudayaannya tidak mampu menyesuaikan

diri dengan gerak perubahan. Ketidakmampuan dalam menyesuaikan diri dengan perubahan

disebut maladjusment. Maladjusment akan menimbulkan disintegrasi. Penerimaan masyarakat

terhadap perubahan sosial budaya dapat dilihat dari perilaku masyarakat yang bersangkutan.

Apabila perubahan sosial budaya tersebut tidak berpengaruh pada keberadaan atau pelaksanaan

nilai dan norma maka perilaku masyarakat akan positif. Namun, jika perubahan sosial budaya

tersebut menyimpang atau berpengaruh pada nilai dan norma maka perilaku masyarakat akan

negatif.

2.8 Faktor Yang Menyebabkan Perubahan Sosial

1.      Bertambahnya atau berkurangnya penduduk

Page 14: Tugas makalah sosiologi pedesaan

Pertambahan penduduk yang sangat cepat menyebabkan terjadinya perubahan dalam struktur

masyarakat, terutama lembaga-lembaga kemasyarakatan. Misal, mengenal hak milik individu

atas tanah, sewa tanah, gadai tanah yang sebelumnya tidak dikenal. Berkurangnya penduduk

mungkin disebabkan berpindahnya penduduk dari desa ke kota atau kedaerah lain

( transmigrasi). Perpindahan peduduk mengakibatkan kekosongan .

2.      Penemuan-penemuan baru

Penemuan-penemuan baru sebagai sebab terjadinya perubahan-perubahan dapat dibedakan

menjadi discovery dan invention.  Discovery adalah penemuan unsur kebudayaan yang baru, baik

berupa alat, ataupun yang berupa gagasan yang diciptakan oleh seseprng individu atau

serangkaian cipta para indivdu.Discovery baru menjadi invention kalau masyarakat telah

mengakui, menerima serta menerapkan penemuan baru itu. Contohnya penemuan radio

menyebabkan perubahan-perubahan dalam lembaga kemasyarakatan seperti pendidikan, agama.

Pemerintahan, rekreasi dan seterusnya. Penemuan baru kapal terbang, membawa pengaruh

terhadap metode peperangan, yang kemudan kian memperdalam negara-negara besar (super

powers)dengan negara-negara kecil. Ditemukannya bom atom pada media Perang Dunia II telah

mengubah metode perang yang terbatas menjadi tidak terbatas.

3.      Pertentangan (conflict) masyarakat

Pertentangan –pertentangan mungkin terjadi antra individu dengan kelompok atau perantara

kelompok dengan kelompok. Umumnya masyarakat tradisional di Indonesia bersifat kolektif.

Segala kegiatan didasarkan pada kepentingan masyarakat. Kepentingan individu walaupun

diakui, tapi mempunyai fungsi sosial. Tidak jarang timbul pertentangan antara kepentingan

individu dengan kepentingan kelompoknya, yang dalam hal-hal tertentu dapat menimbulkan

perubahan-perubahan.

4.      Terjadinya Pemberontakan Atau Revolusi

Akibat revolusi dapat menyulut terjadinya perubahan-perubahan besar Negara yang mula-mula

mempunyai bentuk kerajaan absolut berubah menjadi dictator proletariat.

III. KESIMPULAN

Pengaruh globalisasi disatu sisi ternyata menimbulkan pengaruh yang negatif bagi

kebudayaan bangsa Indonesia . Norma-norma yang terkandung dalam kebudayaan bangsa

Page 15: Tugas makalah sosiologi pedesaan

Indonesia perlahan-lahan mulai pudar. Gencarnya serbuan teknologi disertai nilai-nilai interinsik

yang diberlakukan di dalamnya, telah menimbulkan isu mengenai globalisasi dan pada akhirnya

menimbulkan nilai baru tentang kesatuan dunia. Perubahan Dinamis dan arus Globalisasi yang

tinggi menyebabkan Masyarakat kita sebagai bangsa indonesia yang memiliki banyak dan

beragam kebudayaan kurang memiliki kesadaran akan pentingnya peranan budaya lokal kita ini

dalam memperkokoh ketahanan Budaya Bangsa. Padahal sesungguhnya Budaya Lokal yang kita

miliki ini dapat menjadikan kita lebih bernilai dibandingkan bangsa lain karena betapa

berharganya nilai – nilai budaya lokal yang ada di negara ini. Untuk itu seharusnya kita bisa

lebih tanggap dan peduli lagi terhadap semua kebudayaan yang ada di indonesia ini. Selain itu

kita harus memahami arti kebudayaan serta menjadikan keanekaragaman budaya yang ada di

Indonesia sebagai sumber kekuatan untuk ketahanan budaya bangsa.Agar budaya kita tetap

terjaga dan tidak diambil oleh bangsa lain. Karena kekayaan bangsa Indonesia yang tidak ternilai

harganya itu dan tidak pula dimiliki oleh bangsa-bangsa asing. Oleh sebab itu, sebagai generasi

muda, yang merupakan pewaris budaya bangsa, hendaknya memelihara seni budaya kita demi

masa depan anak cucu.

IV. DAFTAR PUSTAKA

Koenjaraningrat. 1990. Kebudayaan Mentalitas dan Pembangunan. Jakarta: Gramedia

Wisadirana, Darsono. 2004. Sosiologi Pedesaan. UMM Press : Malanghttp://DevitaApriliaW.ngeblogs.com/PerubahanSosial/ (Diakses 13 mei 2012)

Page 16: Tugas makalah sosiologi pedesaan

http://Ferdi.ngeblogs.com/wujud-kebudayaan-dan-orientasi-nilai/ (Diakses 13 mei 2012)http://Ritacute.ngeblogs.com/Dampak-Perubahan-Sosial-Budaya/ (Diakses 13 mei 2012)http://kongres.budpar.go.id/news/article/pokok_pokok_bahasan.htm (Diakses 13 mei 2012)http://rendhi.wordpress.com/makalah-pengaruh-globalisasi-terhadap-eksistensi-kebudayaan-daerah/ (Diakses 13 mei 2012)http://staff.undip.ac.id/sastra/dhanang/peningkatan-kualitas-pembelajaran-sejarah-dan/ (Diakses 13 mei 2012)