MID UUT & K3

34
NO UU RI NO 4 TAHUN 2009 UU RI NO 22 TAHUN 2001 PENJELASAN 1. Bahan Tambang Pasal 1 ayat 2 & 3 : 1. Mineral adalah senyawa anorganik yang terbentuk di alam, yang memiliki sifat fisik dan kimia. tertentu serta susunan kristal teratur atau gabungailnya yang membentuk ba.tuan, baik dalam bentuk lepas atau padu. 2. Batubara adalah Bahan Tambang Pasal 1 ayat 1 & ayat 2: 1. Minyak Bumi adalah hasil proses alami berupa hidrokarbon yang dalam kondisi tekanan dan temperatur atmosfer berupa fasa cair atau padat, termasuk aspal, lilin mineral atau ozokerit, dan bitumen yang diperoleh dari proses penambangan, tetapi tidak termasuk batubara atau endapan Perbedaan Perbedaan bahan tambang ini yang membuat dibentuk undang-undang yang berbeda juga antara mineral batubara dan minyak bumi gas bumi, dari definisi nya dapat terlihat perbedaan cara terbentuknya serta komposisi dari masing-masing bahan tambang. Mineral terbentuk dari senyawa anorganik dan batubara berupa senyawa organik berbentuk padatan sedangkan minyak dan gas bumi merupakan rantai hidrokarbon.

Transcript of MID UUT & K3

Page 1: MID UUT & K3

N

OUU RI NO 4 TAHUN 2009 UU RI NO 22 TAHUN 2001 PENJELASAN

1. Bahan Tambang

Pasal 1 ayat 2 & 3 :

1. Mineral adalah senyawa

anorganik yang terbentuk di

alam, yang memiliki sifat fisik

dan kimia. tertentu serta susunan

kristal teratur atau gabungailnya

yang membentuk ba.tuan, baik

dalam bentuk lepas atau padu.

2. Batubara adalah endapan

senyawa organik karbonan yang

terbentuk secara alamiah dari

sisa tumbuhtumbuhan,

Bahan Tambang

Pasal 1 ayat 1 & ayat 2:

1. Minyak Bumi adalah hasil proses

alami berupa hidrokarbon yang

dalam kondisi tekanan dan

temperatur atmosfer berupa fasa

cair atau padat, termasuk aspal,

lilin mineral atau ozokerit, dan

bitumen yang diperoleh dari

proses penambangan, tetapi tidak

termasuk batubara atau endapan

hidrokarbon lain yang berbentuk

padat yang diperoleh dari kegiatan

yang tidak berkaitan dengan

kegiatan usaha Minyak dan Gas

Bumi;

2. Gas Bumi adalah hasil proses

alami berupa hidrokarbon yang

Perbedaan

Perbedaan bahan tambang ini yang membuat dibentuk

undang-undang yang berbeda juga antara mineral

batubara dan minyak bumi gas bumi, dari definisi nya

dapat terlihat perbedaan cara terbentuknya serta

komposisi dari masing-masing bahan tambang.

Mineral terbentuk dari senyawa anorganik dan batubara

berupa senyawa organik berbentuk padatan sedangkan

minyak dan gas bumi merupakan rantai hidrokarbon.

Page 2: MID UUT & K3

dalam kondisi tekanan dan

temperatur atmosfer berupa fasa

gas yang diperoleh dari proses

penambangan Minyak dan Gas

Bumi;

2. Direvisi dari undang-undang sebelumnya

Bahwa dengan mempertimbangkan

perkembangan nasional maupun

internasional, Undang-Undang Nomor 11

Tahun 1967 tentang Ketentuan-Ketentuan

Pokok Pertambangan sudah tidak sesuai lagi

Direvisi dari undang-undang sebelumnya

d. bahwa Undang-undang Nomor 44

Prp. Tahun 1960 tentang

Pertambangan Minyak dan Gas

Bumi, Undang-undang Nomor 15

Persamaan

Pembentukan UU RI No 4 Tahun 2009

dan UU RI No 22 Tahun 2001 merupakan

perubahan dari undang-undang

sebelumnya, hal ini disebabkan mengikuti

perkembangan global yang semakin maju

Page 3: MID UUT & K3

sehingga dibutuhkan perubahan peraturan

perundang-undangan di bidang

pertambangan.

mineral dan batubara yang dapat mengelola

dan mengusahakan potensi mineral dan

batubara secara mandiri, andal, transparan,

berdaya saing, efisien, dan berwawasan

lingkungan, guna menjamin pernbangunan

nasional secara berkelanjutan

Tahun 1962 tentang Penetapan

Peraturan Pemerintah Pengganti

Undang-undang Nomor 2 Tahun

1962 tentang Kewajiban

Perusahaan Minyak Memenuhi

Kebutuhan Dalam Negeri, dan

Undang-undang Nomor 8 Tahun

1971 tentang Perusahaan

Pertambangan Minyak dan Gas

Bumi Negara sudah tidak sesuai

lagi dengan perkembangan usaha

pertambangan minyak dan gas

bumi;

e. bahwa dengan tetap

mempertimbangkan

perkembangan nasional maupun

internasional dibutuhkan

perubahan peraturan perundang-

undangan tentang pertambangan

minyak dan gas bumi yang dapat

menciptakan kegiatan usaha

yang tentu saja akan menimbulkan

problema baru, untuk menjaga stabilitas

nasional, menarik investor asing ke

Indonesia, menambah pemasukan Negara

semaksimalnya, serta meminimalkan

kerusakan lingkungan dari pertambangan

maka diperlukan undang-undang baru

yang sesuai.

Page 4: MID UUT & K3

minyak dan gas bumi yang

mandiri, andal, transparan,

berdaya saing, efisien, dan

berwawasan pelestarian

lingkungan, serta mendorong

perkembangan potensi dan

peranan nasional;

3. Azas dan Tujuan

Pasal 2

Pertambangan mineral dan atau batubara

dikelola berasaskan:

Azas dan Tujuan

Pasal 2

Penyelenggaraan kegiatan usaha Minyak dan

Gas Bumi yang diatur dalam Undang-undang

Persamaan

Pengelolaan mineral batubara dan Migas

ditujukan untuk diambil manfaatnya

yaitu meningkatkan pertumbuhan

ekonomi yang berwawasan lingkungan,

Page 5: MID UUT & K3

a. manfaat, keadilan, dan keseimbangan;

b. keberpihakan kepada kepentingan

bangsa;

c. partisipatif, transparansi, dan

akuntabilitas;

d. berkelanjutan dan berwawasan

lingkungan.

ini berasaskan ekonomi kerakyatan,

keterpaduan, manfaat, keadilan, keseimbangan,

pemerataan, kemakmuran bersama dan

kesejahteraan rakyat banyak, keamanan,

keselamatan, dan kepastian hukum serta

berwawasan lingkungan.

dimana penyaluran bahan tambang ini

harus mencakup kebutuhan rakyat dan

pemenuhan anggaran APBN.

Pengelolaan ini harus mengikutkan

bangsa Indonesia bukan bangsa asing,

keterbukaan kepada publik mengenai

perihal penambangan, dan mempunyai

manajemen keuangan yang sehat

Perbedaan

Pada minyak dan gas bumi sangat

ditekankan berasas ekonomi kerakyatan

hal ini disebabkan karena minyak dan gas

bumi kepentingan hajat hidup orang

banyak dan sangat berpengaruh pada

pertumbuhan ekonomi, dimana harga

minyak dan gas akan sangat berpengaruh

pada harga kebutuhan pokok masyarakat.

Page 6: MID UUT & K3

4. Penguasaan

Pasal 4 :

1. Mineral dan batubara sebagai

sumber daya dan yang tak

terbarukan merupakan

kekayaan nasional yang

dikuasai oleh negara untuk

sebesar-besar kesejahteraan

rakyat.

2. Penguasaan mineral dan

batubara oleh Negara

sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) diselenggarakan oleh

Pemerintah dan/atau

pemerintah daerah.

Penguasaan

Pasal 4 :

1. Minyak dan Gas Bumi sebagai

sumber daya alam strategis

takterbarukan yang terkandung di

dalam Wilayah Hukum

Pertambangan Indonesia merupakan

kekayaan nasional yang dikuasai

oleh negara.

2. Penguasaan oleh negara

sebagaimana dimaksud dalam ayat

(1) diselenggarakan oleh Pemerintah

sebagai pemegang Kuasa

Pertambangan.

3. Pemerintah sebagai pemegang

Kuasa Pertambangan membentuk

Badan Pelaksana sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 1 angka 23.

Persamaan

Persamaan dari kedua Undang-undang ini

mewajibkan bahwa penguasaan mineral batubara

Minyak dan Gas bumi dikuasai oleh Negara, ini

dimaksudkan agar menjaga stabilitas nasional agar

pemasukan Negara bertambah dan tidak terjadi

konflik pada masyarakat memperebutkan lahan

tambang.

Page 7: MID UUT & K3

5. Persyaratan eksploitasi

Pasal 79

IUPK Operasi Produksi sebagaimana

dimaksud dalarn Pasal 76 ayat (1)

huruf b sekurang-kurangnya wajib

memuat:

a. nama perusahaan;

b. luas wilayah;

c. lokasi penambangan;

d. lokasi pengolahan dan

pemurnian;

e. pengangkutan dan penjualan;

f. modal investasi;

g. jangka waktu tahap kegiatan;

h. penyelesaian masalah pertanahan,

i. lingkungan hidup, termasuk

reklamasi dan pascatambang;

Persyaratan eksploitasi

Pasal 11 ayat 3

Kontrak Kerja Sama sebagaimana

dimaksud dalam ayat (1) wajib memuat

paling sedikit ketentuan-ketentuan pokok

yaitu :

a. penerimaan negara;

b. Wilayah Kerja dan pengembaliannya;

c. kewajiban pengeluaran dana;

d. perpindahan kepemilikan hasil

produksi atas Minyak dan Gas Bumi;

e. jangka waktu dan kondisi

perpanjangan kontrak;

f. penyelesaian perselisihan;

g. kewajiban pemasokan Minyak Bumi

dan/atau Gas Bumi untuk kebutuhan

dalam negeri;

Persamaan

Terdapat beberapa persamaan pada regulasi pada

pasal masing-masing diantaranya keselamatan

kerja, penyelesaian masalah, pengutamaan tenaga

kerja Indonesia, pengembangan masyarakat

setempat.

Keselamatan kerja dimaksudkan agar pekerja

mendapatkan standar operasional prosedur untuk

menjaga keselamatannya.

Pengutamaan tenaga kerja Indonesia dikarenakan

wilayah pertambangan dalam cakupan wilayah

Indonesia harus diusahakan sebesar-besarnya oleh

rakyat Indonesia.

Pengembangan masyarakat dimaksudkan

masyarakat yang tinggal pada daerah dekat

penambangan mendapatkan manfaat juga dari

adanya badan usaha tersebut, untuk meningkatkan

taraf hidup mereka.

Page 8: MID UUT & K3

j. dana jaminan reklamasi dan

jaminan pascatambang;

k. jangka waktu berlakunya IUPK;

l. perpanjangan IUPK;

m. hak dan kewajiban;

n. pengembangan dan

pemberdayaan masyarakat di

sekitar wilayah pertambangan;

o. perpajakan;

p. iuran tetap dan iuran produksi

serta bagian pendapatan

Negara/daerah, yang terdiri atas

bagi hasil dari keuntungan bersih

sejak berproduksi;

q. penyelesaian perselisihan;

r. keselamatan dan kesehatan kerja;

s. konservasi mineral atau batubara

t. pernanfaatan barang, jasa,

teknologi serta kemarnpuan

rekayasa dan rancang bangun

dalam negeri;

h. berakhirnya kontrak;

i. kewajiban pascaoperasi pertambangan;

j. keselamatan dan kesehatan kerja;

k. pengelolaan lingkungan hidup;

l. pengalihan hak dan kewajiban;

m. pelaporan yang diperlukan;

n. rencana pengembangan lapangan;

o. pengutamaan pemanfaatan barang dan

jasa dalam negeri;

p. pengembangan masyarakat sekitarnya

dan jaminan hak-hak masyarakat adat;

q. pengutamaan penggunaan tenaga kerja

Indonesia

Perbedaan

Pada point g terdapat kewajiban untuk pemasokan

minyak bumi dan gas bumi untuk kebutuhan

dalam negeri, hal ini dimaksudkan masyarakat

mendapatkan bahan bakar untuk memenuhi

kebutuhan, dimana hal ini sangat pokok bagi

pertumbuhan ekonomi nasional, setiap badan

usaha harus memasok maksimal 25% dari

produksinya (ketetapan UU RI NO 22 Tahun

2001).

Page 9: MID UUT & K3

u. penerapan kaidah keekonomian

dan keteknikan pertambangan

yang baik;

v. pengembangan tenaga kerja

Indonesia;

w. pengelolaan data mineral atau

batubara;

x. penguasaan, pengembangan dan

penerapan teknologi

pertambangan mineral atau

batubara; dan

y. divestasi saham.

Page 10: MID UUT & K3

6. Wilayah Bahan Tambang

Pasal 9 ayat 2

WP sebagaimana dimaksud pada ayat

(1) ditetapkan oleh Pemerintah setelah

berkoordinasi dengan pemerintah

daerah dan berkonsultasi dengan

Dewan Perwakilan Rakyat Republik

Indonesia

Wilayah Bahan Tambang

Pasal 12 ayat 1

Wilayah Kerja yang akan ditawarkan

kepada Badan Usaha atau Bentuk Usaha

Tetap ditetapkan oleh Menteri setelah

berkonsultasi dengan Pemerintah Daerah.

Perbedaan

Pertambangan mineral dan batubara untuk

wilayah pertambangan, pemerintah pusat

menempatkan pemerintah daerah untuk bergerak

juga mengatur wilayah tersebut

Pertambangan minyak bumi hanya pemerintah

pusat atau menteri yang bersangkutan yang

menetapkan wilayah kerja dan pemerintah daerah

hanya memberi saran kepada menteri.

Page 11: MID UUT & K3

7. Izin Usaha

Pasal 1 ayat 6 & 7 :

6. Usaha Pertambangan adalah

kegiatan dalam rangka

pengusahaan mineral atau

batubara yang meliputi tahapan

kegiatan penyelidikan umum,

eksplorasi, studi kelayakan,

konstrultsi, penambangan,

pengolahan dan pemurnian,

pengangkutan dan penjualan,

serta pascatambang.

7. Izin Usaha Pertambangan, yang

selanjutnya disebut IUP, adalah

izin untuk melaksanakan usaha

pertambangan

Izin Usaha

Pasal 1 ayat 20 :

20. Izin Usaha adalah izin yang

diberikan kepada Badan

Usaha untuk melaksanakan

Pengolahan, Pengangkutan,

Penyimpanan dan/atau Niaga

dengan tujuan memperoleh

keuntungan dan/atau laba;

Perbedaan

Pada pertambangan mineral batubara izin usaha

mencakup keseluruhan kegiatan pertambangan

namun izin usaha pada minyak dan gas bumi

hanya pengolahan, pengangkutan, penyimpanan

dan niaga, untuk proses eksploitasi diadakan

kontrak kerjasama.

Page 12: MID UUT & K3

8. Kewenangan Pemerintah Daerah

Pasal 7

Kewenangan pemerintah provinsi dalam

pengelolaan pertambangan mineral dan

batubara, antara lain, adalah:

a. pembuatan peraturan perundang-

undangan daerah;

b. pemberian IUP, pembinaan,

penyelesaian konflik masyarakat dan

pengawasan usaha pertambangan pada

lintas wilayah kabupaten/kota dan/atau

wilayah laut 4 (empat) mil sampai

dengan 12 (dua belas) mil

Pasal 8

Kewenangan pemerintah kabupaten/kota dalam

pengelolaan pertambangan mineral dan

batubara. Antara lain, adalah :

a. pembuatan peraturan perundang-undangan

daerah;

b. pemberian IUP dan IPR, pembinaan,

Kewenangan Pemerintah Daerah

Pasal 1 ayat 22

Pemerintah Daerah adalah Kepala

Daerah beserta perangkat Daerah

Otonom yang lain sebagai Badan

Eksekutif Daerah;

Perbedaan

Pada pemerintah daerah untuk

usaha mineral dan batubara ikut

menetapkan peraturan berupa

undang-undang daerah yang

mencakup keseluruhan kegiatan

pertambangan dan mengawasi

kegiatan pertambangan

Sedangkan, pada minyak dan gas

bumi hanya sebagai pemberi saran

pada pemerintah pusat dan

penampung aspirasi dari

masyarakat setempat

Page 13: MID UUT & K3

penyelesaian konflik masyarakat, dan

pengawasan usaha pertambangan di

wilayah kabupaten/ kota dan/ atau wilayah

laut sampai dengan 4 (empat) mil;

c. pemberian IUP dan IPR, pembinaan,

penyelesaian konflik masyarakat dan

pengawasan usaha pertambangan operasi

produksi yang kegiatannya berada di

wilayah kabupaten/kota dan/atau wilayah

laut sampai dengan 4 (empat) mil;

9. Data Pertambangan

Pasal 87

Untuk menunjang penyiapan WP dan

pengembangan ilmu pengetahuan clan

teknologi pertambangan, Menteri atau

gubernur sesuai dengan kewenangannya

Data Pertambangan

Pasal 20

(1) Data yang diperoleh dari Survei

Umum dan/atau Eksplorasi dan

Eksploitasi adalah milik negara yang

Persamaan

Data yang diperoleh dari lapangan merupakan

milik pemerintah yang akan digunakan sebagai

arsip nasional dan rencana strategis nasional untuk

meramalkan pertumbuhan ekonomi bangsa.

Data ini jugaq kana bias digunakan untuk

penelitian civitas akademika untuk

Page 14: MID UUT & K3

dapat menugasi lembaga riset negara

dan/atau daerah untuk melakukan

penyelidikan dan penelitian tentang

pertambangan.

Pasal 88

1. Data yang diperoleh dari kegiatan

usaha pertambangan merupakan data

milik Pemerintah dan/atau pemerintah

daerah sesuai dengan kewenangannya.

2. Data usaha pertambangan yang

dimiliki pemerintah daerah wajib

disampaikan kepada Pemerintah untuk

pengelolaan data pertambangan

tingkat nasional.

3. Pengelolaan data sebagaimana

dimaksud pada ayat (1)

diselenggarakan oleh Pemerintah dan/

atau peme rintah daerah sesuai dengan

kewenangannya.

dikuasai oleh Pemerintah.

(2) Data yang diperoleh Badan Usaha

atau Bentuk Usaha Tetap di Wilayah

Kerjanya dapat digunakan oleh Badan

Usaha atau Bentuk Usaha Tetap

dimaksud selama jangka waktu

Kontrak Kerja Sama.

mengembangkan teknologi agar tercapai teknologi

murah dan ramah lingkungan yang berguna bagi

penghematan biaya produksi.

Perbedaan

Data pada pertambangan mineral dan batubara

tidak bersifat sangat rahasia namun data minyak

dan gas bumi sangat dirahasiakan oleh Negara

khususnya lagi pada cadangan terukur sebuah

perusahaan, hal ini dapat dilihat dari skripsi

mahasiswa yang hanya menyebutkan lapangan

Migas dengan kata inisial misalnya “lapangan X”

hal ini dikarenak Minyak dan gas bumi dipandang

sebagai sumber daya alam strategis yang akan

sangat berdampak pada rakyat Indonesia

Page 15: MID UUT & K3
Page 16: MID UUT & K3

10. Pembagian Kegiatan Usaha

Pasal 35

Usaha pertambangan sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 34

dilaksanakan dalarri bentuk:

a. IUP;

b. IPR; dan

c. IUPK.

Pasal 36

(1) IUP terdiri atas dua tahap:

a. IUP Eksplorasi meliputi

kegiatan penyelidikan umum,

eksplorasi, dan studi

kelayakan;

b. b. IUP Operasi Produksi

meliputi kegiatan konstruksi,

penambangan, pengolahan

dan pemurnian, serta

pengangkutan dan penjualan.

(2) Pemegang IUP Eksplorasi dan

pemegang, IUP Operasi Produksi

Pembagian Kegiatan Usaha

Pasal 1 ayat 7 dan 10

7. Kegiatan Usaha Hulu adalah

kegiatan usaha yang berintikan atau

bertumpu pada kegiatan usaha

Eksplorasi dan Eksploitasi;

10. Kegiatan Usaha Hilir adalah

kegiatan usaha yang berintikan atau

bertumpu pada kegiatan usaha

Pengolahan, pengangkutan,

Penyimpanan, dan/atau Niaga;

Pasal 5

Kegiatan usaha Minyak dan Gas Bumi

terdiri atas :

1. Kegiatan Usaha Hulu yang mencakup :

a. Eksplorasi;

b. Eksploitasi.

2. Kegiatan Usaha Hilir yang mencakup :

a. Pengolahan;

Perbedaan

Page 17: MID UUT & K3

dapat melakukan sebagian atau

seluruh kegiatan sebagaimana

dimaksud pada ayat ( 1).

Pasal 66

Kegiatan pertambangan rakyat

sebagaimana dimaksud dalam Pasal

20 dikelompokkan sebagai berikut:

a. pertambangan mineral logam;

b. pertambangan mineral bukan

logam;

c. pertambangan batuan; dan/ atau

d. pertarnbangan batubara.

b. Pengangkutan;

c. Penyimpanan;

d. Niaga.

Page 18: MID UUT & K3

11. Penggunaan Lahan

Pasal 134 ayat 1

1. Hak atas WIUP, WPR, atau

WIUPK tidak meliputi hak atas

tanah permukaan bumi.

Penggunaan Lahan

Pasal 33 ayat 2

1. Hak atas Wilayah Kerja tidak meliputi

hak atas tanah permukaan bumi.

Persamaan

Page 19: MID UUT & K3

12. Pendapatan Negara dan Daerah

Pasal 128 ayat 1

1. Pemegang IUP atau IUPK wajib

membayar pendapatan negara dan

pendapatan daerah.

Pasal 129 ayat 1 & 2

1. Pemegang IUPK Operasi

Produksi untuk pertambangan

mineral logam dan batubara

wajib membayar sebesar 4%

(empat persen) kepada.

Pemerintah dan 6% (enam

persen) kepada pemerintah

daerah dari keuntungan bersih

sejak berproduksi.

2. Bagian pemerintah daerah

sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) diatur sebagai berikut:

a. pemerintah provinsi mendapat

Pendapatan Negara dan Daerah

Pasal 31 ayat 1 dan 6

1. Badan Usaha atau Bentuk Usaha

Tetap yang melaksanakan Kegiatan

Usaha Hulu sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 11 ayat (1) wajib

membayar penerimaan Negara yang

berupa pajak dan Penerimaan Negara

Bukan Pajak.

6. Penerimaan Negara Bukan Pajak

sebagaimana dimaksud dalam ayat (3)

merupakan penerimaan Pemerintah

Pusat dan Pemerintah Daerah, yang

pembagiannya ditetapkan sesuai

dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan yang berlaku.

Persamaan

Page 20: MID UUT & K3

bagian sebesar 1% (satu persen);

b. pemerintah kabupaten/kota

penghasil mendapat bagian

sebesar 2,5% (dua koma lima

persen); dan

c. pernerintah kabupaten/kota

lainnya dalam provinsi yang sama

mendapat bagian sebesar 2,596%

(dua koma lima persen).

Page 21: MID UUT & K3

13. Ketentuan Pidana pelanggaran

Eksplorasi dan Eksploitasi

Pasal 158

Setiap orang yang melakukan usaha

penambangan tanpa IUP, IPR atau

IUPK sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 37, Pasal 40 ayat (3), Pasal 18,

Pasal 67 ayat (I), Pasal 74 ayat (1)

atau ayat (5) dipidana dengan pidana

penjara paling lama 10 (sepuluh)

tahun dan denda paling banyak

Rp 10.000.000.000,00 (sepuluh

miliar rupiah).

Pasal 160

1. Setiap orang yang melakukan

eksplorasi tanpa memiliki IUP

atau IUPK sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 37 atau

Pasal 74 ayat (1) dipidana

dengan pidana kurungan paling

Ketentuan Pidana pelanggaran Eksplorasi

dan Eksploitasi

Pasal 52

Setiap orang yang melakukan Eksplorasi

dan/atau Eksploitasi tanpa mempunyai

Kontrak Kerja Sama sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 11 ayat (1)

dipidana dengan pidana penjara paling

lama 6 (enam) tahun dan denda paling

tinggi Rp60.000.000.000,00 (enam puluh

miliar rupiah).

Page 22: MID UUT & K3

lama 1 (satu) tahun atau denda

paling banyak

Rp200.000.000,00 (dua ratus

juta rupiah).

2. Setiap orang yang mempunyai

IUP Eksplorasi tetapi

melakukan kegiatan operasi

produksi dipidana dengan pidana

penjara paling lama 5 (lima)

tahun dan denda paling banyak

Rp 10.000.000.000,00 (sepuluh

miliar rupiah).

MID TEST UNDANG-UNDANG PERTAMBANGAN DAN KESELAMATAN KESEHATAN KERJA

Page 23: MID UUT & K3

Dibuat Untuk Memenuhi Mid Test UUT & K3

Pada Jurusan Teknik Pertambangan Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya

Oleh

Nama : Handy Agista

Nim : 03101402014

Kelas : B Kampus Bukit Besar Palembang