Microsoft Word - Skripsi Jadi!!!!

74
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH PEMBERIAN JUS BUAH NAGA PUTIH (Hylocereus undatus H.) TERHADAP KADAR TRIGLISERIDA DARAH TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus) SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran YUNITA G 0007176 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010

Transcript of Microsoft Word - Skripsi Jadi!!!!

Page 1: Microsoft Word - Skripsi Jadi!!!!

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PENGARUH PEMBERIAN JUS BUAH NAGA PUTIH

(Hylocereus undatus H.) TERHADAP KADAR TRIGLISERIDA

DARAH TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus)

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Persyaratan

Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran

YUNITA

G 0007176

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2010

Page 2: Microsoft Word - Skripsi Jadi!!!!

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user ii

PERNYATAAN

Dengan ini menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah

diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi, dan

sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah

ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam

naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Surakarta, 23 November 2010

YUNITA NIM. G 0007176

Page 3: Microsoft Word - Skripsi Jadi!!!!

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user iii

PENGESAHAN SKRIPSI

Skripsi dengan judul : Pengaruh Pemberian Jus Buah NagaPutih (Hylocereus undatus H.) terhadap Kadar Trigliserida Darah Tikus Putih (Rattus norvegicus).

Yunita, NIM/Semester : G0007176/VII, Tahun 2010

Telah diuji dan sudah disahkan dihadapan Dewan Penguji Skripsi

Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Pada Hari . . . . . . , Tanggal . . - . . - . . . .

Pembimbing Utama Nama : Endang Sri Hardjanti, dr., P.Far.K NIP : 19471007 197611 2 001 ( ……………………. ) Pembimbing Pendamping Nama : Nur Hafidha Hikmayani dr., M.Clin.Epid NIP : 19761225 200501 2 001 ( ……………………. ) Penguji Utama Nama : Endang Ediningsih dr., MKK NIP :19530805 198702 2 001 ( ……………………. ) Anggota Penguji Nama : Yul Mariyah Dra., Apt., M.Si NIP :19516329 198303 2 001 ( ……………………. )

Surakarta,

Ketua Tim SkripsiDekan FK UNS

Muthmainah dr., M.Kes Prof. Dr. A.A.Subiyanto, dr., MS NIP : 1966072 199802 2 001 NIP : 194811071973101003

Page 4: Microsoft Word - Skripsi Jadi!!!!

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user iv

ABSTRAK

Yunita, G0007176, 2010.PENGARUH PEMBERIAN JUS BUAH NAGA PUTIH (Hylocereus undatus H.)TERHADAP KADAR TRIGLISERIDA DARAH TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus), Fakultas Kedokteran, Universitas Sebelas Maret, Surakarta.

Pengaruhbuah naga putih(Hylocereus undatus H.)terhadap kadar trigliserida darah masih belum dibuktikan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek jus buah naga putihdalam menurunkan kadar trigliserida darah tikus putih.

Penelitian ini bersifat eksperimental kuasi dengandesainpretest and posttest controlled group design, dilakukan di Laboratorium Farmakologi Universitas Setia Budi Surakarta. Subjek penelitian adalah tikus putih jantan (Rattus norvegicus) sebanyak 25 ekor, strain Wistar, umur 3 bulan, berat badan kurang lebih 200 gram, yang dibagi menjadi lima kelompok secara acak. Semua kelompok diberi pakan tinggi lemak selama 28 hari, 7 hari sebelum pretest dan 21 hari selama masa perlakuan. Kelompok I sebagai kontrol positif diberi perlakuan berupa obat gemfibrozil, sedangkan kelompok II,III dan kelompok IV diberi jus buah naga putih dengan dosis 3,6g/200gBB/hari,7,2g/200gBB/hari dan 10,8g/200gBB/hari. Kelompok V sebagai kontrol negatif tidak diberi perlakuan. Semua tikus diperiksa kadar trigliserida darahnya sebelum dan setelah masa perlakuan selama 21 hari kemudian hasil selisih kadar trigliserida pretest dan posttest dianalisis menggunakan uji one-way Anova dan uji post hoc.

Hasil penelitian pada ketiga kelompok uji buah naga menunjukkan adanya perbedaan rerata selisih kadar trigliserida yang signifikan bila dibandingkan dengan kelompok kontrol negatif (p<0,001). Pada kelompok II terjadi penurunan kadar trigliserida darah sebesar 18,8 mg/dl yang berbeda secara signifikan (p=0,03) dengan penurunan kadar trigliserida pada kelompok kontrol positif sebesar 34,4 mg/dl. Sedangkan penurunan kadar trigliserida sebesar 23,6 mg/dl pada kelompok IIItidak berbeda secara signifikan dengankelompok kontrol positif (p=0,65), demikian pula dengan penurunan26,0 mg/dl pada kelompok IV(p=0,28).

Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa ketiga dosis jus buah naga putih (Hylocereus undatus H.)dapat menurunkankadar trigliserida darah tikus putih (Rattus norvegicus) secara signifikan. Jus buah naga dengan dosis 7,2g/200 gBB/hari dan 10,8g/200gBB/harimempunyai efek menurunkan kadar trigliserida yang tidak berbeda secara signifikan dengan gemfibrozil dosis terapi.

Kata kunci : Jus buah naga putih (Hylocereus undatus H.), trigliserida,Rattus

norvegicus

Page 5: Microsoft Word - Skripsi Jadi!!!!

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user v

ABSTRACT Yunita, G0007176, 2010.EFFECT OFWHITE DRAGONFRUIT(Hylocereus undatusH.)JUICE ON BLOOD TRIGLYCERIDE LEVEL IN WHITE RATS (Rattus norvegicus),Medical Faculty, Sebelas Maret University, Surakarta.

Effect of white dragonfruit (Hylocereus undatus H.) on blood trygliceride level had not been studied yet. This research aims to examine the effect of white dragonfruit in decreasing blood triglyceride level in white rats(Rattus norvegicus).

This was a quasyexperimental studyusingpretest and posttest controlled group designconductedat Laboratory of Pharmacology,Setia Budi University, Surakarta, Indonesia. Subjects were 25 male Wistar rats, aged 3 months old,weighed about 200 grams, and were divided into five groups. All groups were fed high cholesterol diet for 28 days, 7 days before pretest and 21 days during treatment period. Gemfibrozil was given to Group I (positive control), and white dragonfruitjuice at dose of3,6 g/200 gBW/day,7,2 g/200 gBW/day and 10,8g/200 gBW/day were given to Group II, III and IV, respectively.Group V (negative control) received no treatment. Triglyceride levelswere measured after 21 days treatment. Data were analysed using one-way Anova and post hoc test.

There was a significant difference in trygliceride level decrease between negative control and across groups of white dragonfruit juice (p<0,001). Trygliceride level decreased by 18,8 mg/dl in group II which was statistically significantly different from the 34,4 mg/dl decrease in positive control (p=0,03). No differences were found between trygliceride level decrease in either group III (23,6 mg/dl) or group IV (26,0 mg/dl) and that of positive control (p=0,65 and p=0,28, respectively).

It can be concluded that all three doses ofwhite dragonfruit (Hylocereus undatus H.) juice could significantlydecreasetriglyceride level in white rats (Rattus norvegicus).Compared to a 14,4 mg/200gBW/daydose of gemfibrozil, both white dragonfruitjuice at dose of 7,2g/200 gBW/day and 10,8 g/200 gBW/day showed no significant differencesin reducing triglyceride level.

Keywords :White dragonfruit (Hylocereus undatus H.) juice,Triglyceride,Rattus norvegicus

Page 6: Microsoft Word - Skripsi Jadi!!!!

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user vi

PRAKATA

Penulis mengucapkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat, kasih, karunia, dan penyertaan-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Pemberian Jus Buah Naga Putih (Hylocereus undatusH.) terhadap Kadar Trigliserida Darah Tikus Putih (Rattus norvegicus)”.

Skripsi ini disusun dengan maksud untuk memenuhi salah satu syarat dalam proses untuk memperoleh gelar kesarjanaan dalam bidang kedokteran di Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Segala sesuatu yang telah penulis lakukan dalam upaya menyelesaikan skripsi ini tentunya tidak lepas dari bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karenanya, dengan rasa hormat dan tulus, penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada : 1. Prof. Dr. A.A. Subiyanto, dr., MS, selaku Dekan Fakultas Kedokteran

Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Sri Wahjono, dr., M.Kes, selaku Ketua Tim Skripsi beserta Staf Bagian

Skripsi Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta. 3. Endang Sri Hardjanti, dr., PFarK, selaku Pembimbing Utama yang telah

memberikan bimbingan dan saran bagi penulis selama penulisan skripsi ini. 4. Nur Hafidha Hikmayani, dr., M.Clin.Epid, selaku Pembimbing Pendamping

yang telah memberikan bimbingan dan saran bagi penulis selama penulisan skripsi ini.

5. Endang Ediningsih, dr., MKK, selaku Penguji Utama yang telah berkenan menguji dan memberi masukan yang berarti dalam penulisan skripsi ini.

6. Yul Mariyah, Dra., Apt., M.Si, selaku Penguji Pendamping yang telah berkenan menguji dan memberi masukan yang berarti dalam penulisan skripsi ini.

7. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis mengharap saran dan kritik membangun untuk lebih sempurnanya skripsi ini. Semoga penelitian ini bermanfaat bagi ilmu kedokteran pada umumnya dan bagi para pembaca pada khususnya.

Surakarta, 23 Agustus 2010

Penulis

Page 7: Microsoft Word - Skripsi Jadi!!!!

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user vii

DAFTAR ISI

PRAKATA.......................................................................................................... vi

DAFTAR ISI ...................................................................................................... vii

DAFTAR TABEL .............................................................................................. x

DAFTAR DIAGRAM ........................................................................................ xi

DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ................................................................ 1

B. Perumusan Masalah ...................................................................... 4

C. Tujuan Penelitian .......................................................................... 5

D. Manfaat Penelitian ......................................................................... 5

BAB II LANDASAN TEORI .......................................................................... 6

A. Tinjauan Pustaka ........................................................................... 6

1.Buah naga putih ......................................................................... 6

a. Taksonomi ............................................................................... 6

b. Nama Daerah ........................................................................... 7

c. Morfologi................................................................................. 7

d. Kandungan Buah Naga Putih .................................................. 8

2.Dislipidemia ................................................................................ 10

a. Definisi .................................................................................... 10

Page 8: Microsoft Word - Skripsi Jadi!!!!

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user viii

b. Klasifikasi……………………………………………………..10

c. Obat-obat Antihiperlipidemia.................................................. 12

3.Trigliserida .................................................................................. 13

a. Pengertian Trigliserida ............................................................ 13

b. Struktur Kimia Trigliserida ..................................................... 14

c. Metabolisme Trigliserida......................................................... 14

d. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kadar Trigliserida ........... 16

e. Obat-obat Antihipertrigliseridemia.......................................... 17

f. Trigliserida dan Buah Naga ..................................................... 20

4.Tikus Putih .................................................................................. 22

B. Kerangka Pemikiran ...................................................................... 25

C. Hipotesis ........................................................................................ 26

BAB III METODE PENELITIAN ................................................................... 27

A. Jenis Penelitian .............................................................................. 27

B. Lokasi Penelitian .......................................................................... 27

C. Subjek Penelitian ........................................................................... 27

D. Teknik Sampling ........................................................................... 28

E. Identifikasi Variabel Penelitian ..................................................... 28

F. Definisi Operasional Variabel ....................................................... 28

G. Desain Penelitian ........................................................................... 32

H. Penentuan Dosis............................................................................. 34

I. Alat, Bahan dan Cara Kerja ........................................................... 35

Page 9: Microsoft Word - Skripsi Jadi!!!!

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user ix

J. Analisis Statistik ........................................................................... 41

BAB IV HASIL PENELITIAN ........................................................................ 42

BAB V PEMBAHASAN ................................................................................ 48

BAB VI SIMPULAN DAN SARAN ............................................................... 53

A. Simpulan ....................................................................................... 53

B. Saran .............................................................................................. 53

DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................

LAMPIRAN........................................................................................................

Page 10: Microsoft Word - Skripsi Jadi!!!!

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user x

DAFTAR TABEL

Hal Tabel 1. Komposisigizi buah naga putih 9 Tabel 2. Klasifikasi kolesterol total, kolesterol LDL, kolesterol HDL, dan

trigliserida menurut NCEP ATP III 2001. 12

Tabel3. Rerata kadar trigliserida pretest dan kadar trigliserida posttest

tikus putih 41

Tabel 4. Rerata selisih kadar trigliserida total posttest dan pretest 43 Tabel 5. Hasil uji normalitas dan homogenitas varians data selisih kadar

trigliserida sebelum dan setelah perlakuan. 44

Tabel 6. Ringkasan hasil uji post hoc selisih kadar trigliserida posttest dan

pretest 46

Page 11: Microsoft Word - Skripsi Jadi!!!!

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

DAFTAR GAMBAR

Hal Gambar 1. Buah naga putih 6 Gambar 2. Struktur Kimia Trigliserida 14 Gambar 3. Metabolisme lipid jalur eksogen dan endogen 15 Gambar 4. Histogram Reratakadar trigliserida darah tikus putih sebelum dan

setelah perlakuan 42

Gambar 5. Histogram rerata selisih kadar trigliserida darah tikus putih setelah

dan sebelum perlakuan (mg/dl) 43

Page 12: Microsoft Word - Skripsi Jadi!!!!

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Konversi Perhitungan Dosis untuk Berbagai Jenis Hewan dan Manusia

Lampiran 2 Daftar Volume Maksimum Larutan Obat yang Dapat

Diberikan pada Berbagai Hewan Lampiran 3 Data Biologis Tikus Lampiran 4 Komposisi Pellet Lampiran 5 Cara Pembuatan Pakan Hiperkolesterolemi Lampiran 6 Cara Pembuatan Jus Buah Naga Putih Lampiran 7 Hasil Pengukuran Berat Badan Tikus Putih Sebelum

Perlakuan (g), kadar trigliserida sebelum (mg/dl), kadar trigliserida setelah perlakuan (mg/dl) dan selisih kadar trigliserida sebelum dan setelah perlakuan (mg/dl).

Lampiran 8 Uji Selisih Kadar Trigliserida Serum Tikus Sebelum

Perlakuan (pretest) dan Setelah Perlakuan (Posttest) Lampiran 9 Foto Kegiatan

Page 13: Microsoft Word - Skripsi Jadi!!!!

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Obat tradisional Indonesia merupakan warisan budaya dan telah

menjadi bagian integral dari kehidupan bangsa Indonesia (Sampurna,

2000).Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi modern yang semakin pesat

dan canggih di zaman sekarang ini tidak dapat begitu saja menggeser peranan

obat-obat tradisional, tetapi justru hidup berdampingan dan saling melengkapi.

Kebangkitan kembali minat untuk menggunakan bahan obat hayati yang

terjadi di beberapa negara akhir-akhir ini, mendorong untuk dilakukan kajian-

kajian yang lebih mendalam dan seksama mengenai obat tradisional.

Penelitian dan pengembangan obat hayati harus dilakukan secara terarah,

berencana dan efektif (Tjokronegoro, 1992).

Penelitian dan pengembangan obat hayati penurun kolesterol dan

trigliserida semakin dikembangkan seiring dengan meningkatnya kejadian

sindroma metabolik dan penyakit jantung koroner. Sindroma metabolik atau

sindrom-X adalah sekelompok kelainan metabolik baik lipid maupun non-

lipid yang mempunyai salah satu karakteristik khusus yaitu dislipidemia

aterogenik berupa peningkatan kadar trigliserida dan penurunan kadar

kolesterol high density lipoprotein (HDL) (Meigs, 2003).

Page 14: Microsoft Word - Skripsi Jadi!!!!

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

Kondisi sindroma metabolik merupakan salah satu faktor risiko

terjadinya penyakit jantung koroner (Lawrence, 2005). Kasus penyakit jantung

koronerdi Indonesia semakin sering ditemukan seiring maraknya pola makan

tinggi lemak jenuh (Suriawiria, 2008). Badan Kesehatan Dunia (WHO)

mencatat lebih dari 7 juta orang meninggal akibat penyakit jantung koroner di

seluruh dunia pada tahun 2002. Angka ini diperkirakan akan terus meningkat

hingga 11 juta orang pada tahun 2020. Pola kehidupan manusia di jaman

modern yang cenderung serba enak dan hedonis serta aktivitas gerak yang

serba minimalis, dapat meningkatkan kadar kolesterol, low density lipoprotein

(LDL) dan trigliserida darah (Hasan, 2008).

Kolesterol dan trigliserida dalam darah terbungkus di dalam protein

pengangkut lemak yang disebut lipoprotein. Low density lipoprotein (LDL)

dan very low density lipoprotein (VLDL) membawa lemak ke sel tubuh,

termasuk sel endotel arteri. Oksidasi kolesterol dan trigliserida menyebabkan

pembentukan radikal bebas yang diketahui merusak sel-sel endotel (Santoso,

2005). Kadar trigliserida di atas 200 mg/dl perlu diwaspadai dan dikendalikan

(Adiputro,2008). Peningkatan kadar trigliserida darah sebanyak 1,0 mmol/dl

dapat meningkatkan risiko penyakit jantung iskemik sebesar 14% (Jeppesenet

al., 1998).

Untuk menurunkan kadar trigliserida dapat dilakukan olah raga teratur,

pengaturan diet, menghilangkan faktor risiko serta penggunaan obat (Suyatna,

2007).Akan tetapi, obat-obatan penurun kadar trigliserida bila digunakan

jangka panjang memiliki berbagai efek samping, seperti flushing,

Page 15: Microsoft Word - Skripsi Jadi!!!!

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

hiperglikemia, hiperurisemia, hepatotoksik, dan miopati (U.S. Department of

Health and Human Service, 2001). Oleh karena itu, masyarakat cenderung

mencari berbagai tanaman obat alami, salah satunya adalah buah naga

(Suryono, 2006).

Buah naga yang sering disebut kaktus manis atau kaktus madu

terbilang buah yang baru dikenal di Indonesia.Buah naga yang termasuk

keluarga tanaman kaktus dengan karakteristik memiliki duri pada setiap ruas

batangnya ini berasal dari Meksiko, Amerika Selatan.Dari berbagai jenis buah

naga, buah naga putih paling digemari dan diminati. Selain bentuk dan

ukurannya yang lebih besar dari jenis buah naga lainnya, buah naga putih

relatif lebih murah dan juga terasa lebih segar karena mengandung rasa masam

yang khas (Jacobs, 1999).

Buah naga mengandungberbagai zat, antara lain niasin, asam asorbat

(provitamin C), serat (dietary fiber), phytoalbumin antioxidant,

polyunsaturated fatty acid (PUFA), air, besi, kalsium, fosfor, dan

protein(Ariffin et al., 2008). Zat aktif niasin, asam asorbat dan serat pektin

yang terkandung dalam buah naga diduga dapat menurunkan kadar trigliserida

dan kolesterol (Pratomo, 2008). Niasin merupakan bagian dari vitamin B-

kompleks yang dapat menurunkan produksi VLDLdi hati, sehingga produksi

kolesterol total, LDL, dan trigliserida menurun. Kandungan vitamin C yang

tinggi mempunyai efek protektif terhadap kenaikan lipid darah. Serat larut air

seperti pektin dapat menyerap asam lemak, kolesterol dan asam empedu di

Page 16: Microsoft Word - Skripsi Jadi!!!!

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

dalam saluran cerna. Lemak yang terikat serat ini tidak akan diabsorbsi oleh

usus sehingga membantu mengontrol lipid darah (Gropper et al., 2005).

Khasiat buah naga diperkirakan dapat menurunkan kadar kolesterol

dan trigliserida, menyeimbangkan kadar gula darah, mencegah kanker usus,

menguatkan fungsi ginjal dan tulang, menguatkan daya kerja otak,

meningkatkan ketajaman mata serta dapat sebagai bahan kosmetik (Suryono,

2006).Buah naga juga diyakinimengandung serat yang tinggi sebagai pengikat

zat karsinogen penyebab kanker dan memperlancar proses pencernaan

(Sutomo, 2007).

Senyawa-senyawa yang terkandung dalam buah naga putih diduga

dapat menurunkan kadar trigliserida darah sehingga mengurangi risiko

pembentukan plak aterosklerosis. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk

meneliti pengaruh pemberian berbagai dosis jus buah naga putih (Hylocereus

undatus H.) terhadap penurunan kadar trigliserida darah tikus putih (Rattus

norvegicus).

B. Perumusan Masalah

a. Adakah pengaruh pemberian jus buah naga putih (Hylocereus undatus

H.)secara oral dalam menurunkankadar trigliserida darah tikus putih

(Rattus norvegicus) yang diberi diet tinggi lemak?

b. Adakah pengaruh perbedaan dosis pemberian jus buah naga putih

(Hylocereus undatusH.) dalam menurunkan kadar trigliserida darah tikus

putih (Rattus norvegicus) yang diberi diet tinggi lemak?

Page 17: Microsoft Word - Skripsi Jadi!!!!

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui pengaruh pemberian berbagai dosis jus buah naga putih

(Hylocereus undatus H.) terhadap kadar trigliserida darah tikus putih

(Rattus norvegicus) yang diberi diet tinggi lemak.

2. Untuk mengetahui adanya pengaruh perbedaan dosis pemberian jus buah

naga putih (Hylocereus undatus H.) dalam menurunkan kadar trigliserida

darah tikus putih (Rattus norvegicus) yang diberi diet tinggi lemak.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi pengaruh

pemberian berbagai dosis Jus buah naga putih (Hylocereus undatus H.)

terhadap kadar trigliserida darah tikus putih (Rattus norvegicus) yang

diberi diet tinggi lemak.

2. Manfaat Aplikatif

Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan acuan untuk

penelitian buah naga putih (Hylocereus undatus H.)selanjutnya dalam

rangka mencari dosis yang tepat, aman, dan efektif bagi manusia.

Page 18: Microsoft Word - Skripsi Jadi!!!!

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

BAB II

DASAR TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1.Buah naga Putih

a. Taksonomi

Gambar 1. Buah naga putih (Arrifin, 2008)

Menurut Kristianto (2008), taksonomi buah naga putih adalah sebagai

berikut :

Kingdom : Plantae

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida

Ordo : Caryophyllales

Famili : Cactaceae

Genus : Hylocereus

Spesies : Hylocereus undatus

Page 19: Microsoft Word - Skripsi Jadi!!!!

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

b. Nama Daerah

Menurut Suryono (2006), buah naga putih dikenal di banyak negara

dengan nama antara lain sebagai berikut :

Meksiko : Pitahaya

Inggris : Red Pitaya, Dragonfruit, Night Blooming Cereus,

Strawberry Pear, Belle of the Night,Conderella Plant.

Cina : Feuy Long Kwa

Vietnam :Thanh Long atau Clever Dragon

Thailand : Kaew Mangkorn

Taiwan : Mie Kuo

Hawai : Melano

Australia : Rhino Fruit

Indonesia : Buah Naga Putih

c. Morfologi

Morfologi tanaman buah naga terdiri dari akar, batang, duri dan

bunga serta buah. Secara umum, terdapat empat jenis spesies buah naga,

yaitu buah naga berdaging putih (Hylocereus undatus), buah naga

berdaging merah (Hylocereus polyrhizus), buah naga berdaging super

merah (Hylocereus costaricensis), dan buah naga kulit kuning berdaging

putih (Selenicerius megalanthus).

Akar tanaman buah naga bersifat epifit, yaitu merambat dan

menempel pada batang tanaman lain. Perakaran tanaman buah naga tidak

terlalu panjang dan berbentuk akar cabang. Akar tumbuh di sepanjang

Page 20: Microsoft Word - Skripsi Jadi!!!!

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

batang di bagian punggung sirip di sudut batang. Batangnya berbentuk

segitiga, durinya pendek dan tidak mencolok, sehingga sering disebut

"kaktus tak berduri". Jumlah duri di setiap titik pada batang dan cabang

sekitar 4-5 buah. Di bagian durinya akan tumbuh bunga yang bentuknya

mirip bunga wijayakusuma. Bunga yang tidak gugur akan berkembang

menjadi buah.

Buah naga berbentuk bulat agak lonjong dan berdaging tebal. Kulit

buahnya berwarna merah menyala pada jenis buah naga putih (Hylocereus

undatus H.) dan buah naga merah (Hylocereus polyrhizus H.). Di sekujur

kulit dipenuhi dengan jumbai-jumbai berukuran 1-2 cm yang dianalogikan

dengan sisik seekor naga. Rata- rata berat buahnya hanya 400 gram

(Suryono, 2006).

Bunga tanaman buah naga mekar pada sore hari, berukuran panjang

sekitar 30 cm. Bunga mekar pada malam hari mulai dari mahkota bunga

bagian luar yang berwarna krem, kemudian dilanjutkan mahkota bagian

dalam yang putih bersih. Bunga seperti corong itu akhirnya terbuka penuh

pada tengah malam. Itulah sebabnya buah ini dikenal luas di seluruh dunia

sebagai night blooming cereus (Jacobs, 1999).

d. Kandungan buah naga putih (Hylocereus undatus H.)

Kandungan kimia dan nilai gizi buah naga putih per 100 gram

daging buah naga dapat dilihat pada Tabel 1.

Page 21: Microsoft Word - Skripsi Jadi!!!!

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

Tabel 1. Komposisi gizi per 100 g daging buah naga putih (Hylocereus undatusH.)

Komponen Kadar Air (g) 89,4 Protein (g) 0,5 Karbohidrat (g) 11,5 Lemak (g) 0,1 Kadar gula (briks) 11 – 19 Serat (Dietary fiber) (g) 0,3 Kalsium (mg) 6 Fosfor (mg) 19 Besi (mg) 0,4 Vitamin C (mg) 25 Niasin (mg) 0,2

Sumber: ICBF (1992); Morton 1987

Senyawa-senyawa yang mempunyai efek antihiperlipidemia yang

terkandung dalam buah naga, antara lain niasin, vitamin C dan serat

pangan dari bentuk pektin. Senyawa-senyawa tersebut diyakini dapat

menurunkan kadar trigliserida darah sehingga mengurangi risiko

pembentukan plak aterosklerosis (Kristianto,2008).Selain itu, buah ini

mengandung phytoalbumin antioxidant, polyunsaturated fatty acidserta

mineral seperti besi, fosfor, dan kalsium(Ariffin et al., 2008).

Zat aktif niasin, asam asorbat dan serat pektin diduga dapat

menurunkan kadar trigliserida dan kolesterol (Pratomo, 2008). Niasin

merupakan bagian dari vitamin B-kompleks yang dapat menurunkan

produksi VLDLdi hati, sehingga produksi kolesterol total, LDL, dan

trigliserida menurun. Kandungan vitamin C yang tinggi mempunyai efek

protektif terhadap kenaikan lipid darah. Serat larut air seperti pektin dapat

menyerap asam lemak, kolesterol dan asam empedu di dalam saluran

Page 22: Microsoft Word - Skripsi Jadi!!!!

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

cerna. Lemak yang terikat serat ini tidak akan diabsorbsi oleh usus

sehingga membantu mengontrol lipid darah (Gropper et al., 2005).

Kandungan serat pada buah naga dapat berperan menurunkan kadar

kolesterol dan trigliserida. Serat akan mengikat asam empedu (produk

akhir kolesterol) di saluran pencernaan kemudian dikeluarkan bersama

tinja. Semakin tinggi konsumsi serat buah naga maka semakin banyak

lemak yang dikeluarkan tubuh, sehingga kadar kolesterol dan trigliserida

terkontrol (Wibowo, 2008).

2. Dislipidemia

a. Definisi

Dislipidemia adalah kelainan metabolisme lipid yang ditandai

dengan peningkatan maupun penurunan fraksi lipid dalam plasma. Kelainan

fraksi lipid yang utama ialah kenaikan kadar kolesterol total, LDL

kolesterol, trigliserida, serta penurunan High Density Lipoprotein

(HDL)(Mansjoer et al., 2005).

Dalam proses terjadinya aterosklerosis semuanya mempunyai peran

yang penting dan sangat erat kaitannya satu dengan yang lain, sehingga tidak

mungkin dibicarakan sendiri-sendiri. LDL, kolesterol dan trigliserida

dikenal sebagai triad lipid (Decroli, 2008).

b. Klasifikasi

Berdasarkan proses terjadinya penyakit, dislipidemia dapat

diklasifikasikan menjadi 2, yaitu dislipidemia primer dan dislipidemia

sekunder. Dislipidemia primer disebabkan karena kelainan genetik dan

Page 23: Microsoft Word - Skripsi Jadi!!!!

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

bawaan. Sedangkan dislipidemia sekunder merupakan dislipidemia yang

menyertai beberapa penyakit seperti diabetes melitus, hipotiroidisme,

sindrom nefrotik, dan gagal ginjal kronik disebut sebagai dislipidemia

sekunder (Irwan, 2008).

Dislipidemia primer dapat berupa hiperkolesterolemia poligenik,

hiperkolesterolemia familial, dislipidemia remnant, sindrom kilomikron.

Hiperkolesterolemia poligenik merupakan hiperkolesterolemia yang paling

sering ditemukan yang merupakan interaksi antara kelainan genetik yang

multipel, nutrisi dan faktor-faktor lingkungan lainnya serta memiliki lebih

dari satu dasar metabolik. Hiperkolesterolemia familial adalah kelainan yang

bersifat autosomal dominan dan terdapat dalam bentuk homozigot maupun

heterozigot. Sedangkan pada dislipidemia remnant terjadi peningkatan

kolesterol dan trigliserida dengan berat bervariasi. Dan hiperlipidemia

kombinasi familial yang merupakan kelainan genetik metabolisme

lipoprotein yang sering berhubungan dengan penyakit kardiovaskuler. Serta

sindrom kilomikron, dimana terjadi kelainan enzim lipoprotein lipase atau

apolipoprotein C-II, ini merupakan penyebab hipertrigliseridemia berat yang

jarang ditemukan(Irwan, 2008).

Sedangkan klasifikasi dislipidemia secara klinis menurut European

Atherosclerosis Society(EAS) dibagi menjadi 3, yaitu hiperkolesterolemia,

hipertrigliseridemia, dan campuran hiperkolesterolemia dan hipertrigliserid-

emia (dislipidemia campuran)(Decroli, 2008).

Page 24: Microsoft Word - Skripsi Jadi!!!!

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

Tabel 2. Klasifikasi kolesterol total, kolesterol LDL, kolesterol HDL dan trigliserida menurut NCEP ATP III 2001

Kolesterol Total

<200 mg/dl Optimal 200-239 mg/dl Diinginkan ≥240 mg/dl Tinggi

KolesterolLDL

<100 mg/dl Optimal 100-129 mg/dl Mendekati optimal 130-159 mg/dl Diinginkan 160-189 mg/dl Tinggi ≥190 mg/dl Sangat tinggi

KolesterolHDL

<40 mg/dl Rendah ≥60 mg/dl Tinggi

Trigliserida

<150 mg/dl Optimal 150-199 mg/dl Diinginkan 200-499 mg/dl Tinggi ≥500 mg/dl Sangat tinggi

(Sumber: PAPDI, 2007)

c. Obat-obat Antihiperlipidemia

Obat-obat antihiperlipidemia ditujukan untuk mengatasi kenaikan

lipid serum (pada hiperlipidemia primer dan sekunder). Tujuan pemberian

antihiperlipidemia ini adalah untuk menurunkankadar LDLdan VLDL.

yang bersifat aterogenik. Obat-obat antihiperlipidemia baik yang tergolong

antihiperkolesterolemia atau antihipertrigliseridemia keduanya mampu

menurunkan kadar LDLataupun VLDL (Mycek et al., 2002).

Berdasarkan jenis lipid yang diturunkan kadar plasmanya,obat

antihiperlipidemia dapat digolongkan menjadi :

a. Antihiperkolesterolemia:Resin (kolestiramin, kolestipol), Niasin,

Neomisin sulfat,Probukol,Fibrat,Lovastatin dan Dekstrotiroksin.

Page 25: Microsoft Word - Skripsi Jadi!!!!

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

b. Antihipertrigliserida:Fibrat (Klofibrat, Gemfibrozil, Fenofibrat,

Bezafibrat), Niasin danFish Oil.

Masing-masing antihiperlipidemia di atas hanya

mampumenurunkan kadar kolesterol atau trigliserida saja, kecuali

niasinyang dapat menurunkan kadar kedua lipid tersebut (Katzung, 2001).

3. Trigliserida

a. Pengertian Trigliserida

Trigliserida adalah ester alkohol gliserol dan asam lemak(Murray

et al., 2003). Trigliserida terdiri dari tiga molekul asam lemak

teresterifikasi menjadi gliserol, yaitu lemak netral yang disintesis dari

karbohidrat untuk disimpan dalam sel lemak(Dorland, 2002). Asam lemak

yang muncul secara alamiah mengandung jumlah atom karbon yang genap

dan bisa dijenuhkan (tanpa ikatan ganda) atau tak jenuh (dehidrogenasi

dengan jumlah ikatan ganda bervariasi) (Ganong, 1992).

Trigliserida dipakai dalam tubuh terutama untuk menyediakan

energi bagi berbagai proses metabolik yang fungsinya hampir sama

dengan karbohidrat. Akan tetapi, beberapa lipid, terutama kolesterol,

fosfolipid dan sejumlah kecil trigliserida, dipakai di seluruh tubuh untuk

membentuk membran dari semua sel dan untuk melakukan fungsi-fungsi

seluler yang lain (Guyton, 1997).

Trigliserida ada dalam darah sebagai makromolekul yang

membentuk kompleks dengan protein tertentu (apoprotein) sehingga

membentuk lipoprotein. Lipoprotein ini merupakan bentuk transportasi

Page 26: Microsoft Word - Skripsi Jadi!!!!

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

yang dipakai untuk mengenali dan mengukur trigliserida (Widmmann,

1995).

b. Struktur Kimia Trigliserida

Trigliserida merupakan gliserol yang berikatan dengan 3 asam

lemak. Ketiga asam lemak yang berikatan dengan gliserol dapat sama

maupun berbeda (Gambar 2). Rumus kimia trigliserida adalah RCOO-

CH2CH(-OOCR’)-OOCR’’, dimana R, R’, R’’ adalah rantai alkil

(Nugroho, 2008).

Gambar 2. Struktur Kimia Trigliserida (Cox, 1990)

Pada tubuh manusia, lemak yang paling sering terdapat dalam

trigliserida adalah (1) asam stearat, yang mempunyai rantai karbon-18

yang sangat jenuh dengan atom hidrogen, (2) asam oleat, yang juga

mempunyai rantai karbon-18 tetapi mempunyai satu ikatan ganda dibagian

tengah rantai, dan (3) asam palmitat, yang mempunyai 16 atom karbon

dan sangat jenuh (Guyton dan Hall, 1997).

c. Metabolisme trigliserida

Dikenal dua jalur metabolisme trigliserida yaitu jalur eksogen dan

dan endogen (Gambar 3).

Page 27: Microsoft Word - Skripsi Jadi!!!!

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

Gambar 3. Metabolisme lipid jalur eksogen dan endogen (Adam, 2005)

1. Jalur eksogen

Trigliserida yang berasal dari makanan dalam usus dikemas

sebagai kilomikron. Kilomikron ini akan diangkut dalam darah

melalui duktus torasikus. Dalam jaringan lemak, trigliserid dan

kilomikron mengalami hidrolisis oleh lipoprotein lipase yang terdapat

pada permukaan sel endotel. Akibat hidrolisis ini maka akan terbentuk

asam lemak dan kilomikron remnan. Asam lemak bebas akan

menembus endotel dan masuk ke dalam jaringan lemak atau sel otot

untuk diubah menjadi trigliserida kembali atau dioksidasi (Sulistia,

2005).

2. Jalur endogen

Page 28: Microsoft Word - Skripsi Jadi!!!!

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

Trigliserida yang disintesis oleh hati diangkut secara endogen

dalam bentuk VLDLkaya trigliserida dan mengalami hidrolisis dalam

sirkulasi oleh lipoprotein lipase yang juga menghidrolisis kilomikron

menjadi partikel lipoprotein yang lebih kecil yaitu Intermediate

Density Lipoprotein (IDL) dan LDL. LDL merupakan lipoprotein

yang mengandung kolesterol paling banyak(Sulistia, 2005).

d. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kadar Trigliserida

Kadar trigliserida dalam darah dapat dipengaruhi oleh berbagai

sebab, diantaranya: (1) Diet tinggi karbohidat (60% dari intake energi)

dapat meningkatkan kadar trigliserida(U.S. Departement of Health and

Human Services, 2001); (2) Faktor genetik, misalnya pada

hipertrigliseridemia familial dan disbetalipoproteinemia

familial(Widiharto, 2008); (3) Usia, semakin tua seseorang maka terjadi

penurunan berbagai fungsi organ tubuh sehingga keseimbangan kadar

trigliserida darah sulit tercapai akibatnya kadar trigliserida cenderung lebih

mudah meningkat(Anonim, 2008); (4) Stres mengaktifkan sistem saraf

simpatis yang menyebabkan pelepasan epinefrin dan norepinefrin yang

akan meningkatkan konsentrasi asam lemak bebas dalam darah, serta

meningkatkan tekanan darah (Guyton dan Hall, 1997); (5) Penyakit hati,

menimbulkan kelainan pada trigliserida darah karena hati merupakan

tempat sintesis trigliserida sehingga penyakit hati dapat menurunkan kadar

trigliserida; (6) Vitamin niasin dosis tinggi, menurunkan kolesterol LDL

dan meningkatkan kolesterol HDL (Ganong, 1992).

Page 29: Microsoft Word - Skripsi Jadi!!!!

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

Selain yang tersebut di atas, kadar trigliserida darah juga sangat

dipengaruhi kadar hormon dalam darah. Hormon yang mempengaruhi

kadar trigliserida dalam darah antara lain: (1) Hormon tiroid menginduksi

peningkatan asam lemak bebas dalam darah, namun menurunkan kadar

trigliserida darah (Guyton dan Hall, 1997); (2) Hormon insulin

menurunkan kadar trigliseridadarah, karena insulin akan mencegah

hidrolisis trigliserida (Guyton dan Hall, 1997); (3) Hormon estrogen,

menurunkan kolesterol LDL dan meningkatkan kolesterol HDL (Ganong,

1992).

e. Obat Antihipertrigliseridemia

1) Fibrat

a) Klofibrat

Klofibrat merupakan suatu derivat asam isobutirat, yang

oleh esterase serum diubah menjadi asam klofibrat. Mekanisme

kerja obat ini merangsang enzim lipoprotein lipase (LPL) sehingga

bersihanVLDL meningkat yang berarti menurunkan kadar

trigliserida. Selain itu karena menghambat sintesis kolesterol dalam

hepar dan merangsang sekresi kolesterol ke dalam empedu dan

feses, obat ini dapat pula menurunkan kadar kolesterol dan menarik

cadangan kolesterol dalam jaringan. Efek ini terbukti dari

berkurangnya ukuran xantoma pada kulit. Dengan dosis 600-1200

mg kadar puncak plasma 50-60 µg/ml dicapai dalam 6 jam. Masa

paruh obat ini berkisar 15-20 jam. Obat ini merupakan obat pilihan

Page 30: Microsoft Word - Skripsi Jadi!!!!

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

untuk disbetalipoproteinemia familial karena dapat menghancurkan

partikel VLDL, sehingga kadar trigliserida dan kolesterolnya

menurun. Kemampuan menurunkan kadar kolesterol bervariasi,

oleh karena itu penggunaan untuk hiperkolesterolemia familial

masih dibatasi. Efek samping klofibrat berupa nyeri lambung, mual

muntah, diare dan bertambahnya berat badan. Obat ini dapat

meningkatkan insiden kolelitiasis dan kematian akibat karsinoma

karena efek perangsangan sekresi empedu, sehingga

penggunaannya sangat dibatasi. Juga pernah dilaporkan timbulnya

trombosis dan klaudikasio pada penderita yang menggunakan

klofibrat (Mycek et al, 2002).

b) Gemfibrozil

Obat ini juga merupakan derivat asam fibrat dengan

mekanisme kerja yang mirip klofibrat. Peningkatan bersihan VLDL

dan penghambatan sintesis VLDL dalam hepar dapat menurunkan

kadar trigliserida sampai 50%. Efek ini timbul karena menurunnya

kadar asam lemak bebas dan meningkatnya aktivitas enzim LPL.

Pembentukan LDL dicegah dan bersihannya ditingkatkan. Selain

itu gemfibrozil juga dapat meningkatkan HDL yang penting pada

proteksi timbulnya penyakit jantung koroner.

Obat ini mudah diserap oleh saluran cerna dan diekskresikan

ke dalam urin secara utuh. Masa paruhnya sekitar 1,5 jam. Dosis

yang dianjurkan sekitar 1200 mg/hari dibagi dalam 2 dosis. Obat

Page 31: Microsoft Word - Skripsi Jadi!!!!

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

ini diberikan bila ditemui hipertrigliseridemia berat dan

peningkatan VLDL. Obat ini dapat juga menurunkan LDL

kolesterol pada hiperkolesterolemia. Efek samping gemfibrozil

hampir sama dengan klofibrat (Katzung, 2001).Untuk penderita

hipertrigliseridemia, gemfibrozil dapat diberikan 600-1200 mg/hari

per oral (Katzung, 2001).

Pada penelitian ini gemfibrozil digunakan sebagai kontrol

positif untuk mengetahui tingkat efektivitas buah naga terhadap

penurunan kadar trigliserida.

2) Niasin (Asam Nikotinat)

Obat ini dapat menurunkan kolesterol dan trigliserida, dengan

penurunan sangat nyata untuk trigliserida. Efek ini berbeda dengan

efeknya sebagai vitamin. Mekanisme kerja efek hipolipidemiknya

karena obat ini mampu menekan sekresiVLDL akibat berkurangnya

sintesistrigliserida. Karena VLDL menurun, maka secara tidak langsung

LDL juga menurun, dan HDL yang mengandung apo-A meningkat.

Trigliserida menurun setelah 4-6 jam minum obat, sedangkan kolesterol

menurun setelah beberapa hari kemudian. Sintesistrigliserida oleh hepar

menunun karena asupan asam lemak bebas dari sirkulasi berkurang

akibat penekanan niasin terhadap jaringan adiposa.

Obat ini mudah diserap di semua bagian saluran cerna dan

diekskresikan terutama melalui urin. Indikasi klinis obat ini sangat baik

untuk tipe hiperlipoproteinemia yang ditandai dengan peningkatan

Page 32: Microsoft Word - Skripsi Jadi!!!!

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

kadar VLDL dan LDL. Kolesterol dapat diturunkan 30%, sedangkan

trigliserida menurun sampai 60%. Efek ini semakin baik bila

dikombinasi dengan kolestiramin atau klofibrat.

Efek samping niasin antara lain kulit panas dan gatal yang sangat

mengganggu. Hubungan antara disfungsi hati berat termasuk nekrosis

akut dengan penggunaan sediaan lepas lambat (sustained release) telah

terbukti. Hiperurikemia dapat terjadi pada seperlimajumlah pasien dan

kadang-kadang memicu timbulnya gout (Katzung, 2001).

f. Trigliserida dan Buah Naga

Buah naga dapat menurunkan kadar trigliserida dalam darah melalui

efek antioksidan yang terkandung di dalamnya. Mekanisme kerja antioksidan

secara umum adalah menghambat oksidasi lemak (Kumalaningsih, 2007).

Antioksidan memiliki dua fungsi. Fungsi pertama merupakan fungsi

utama dari antioksidan yaitu sebagai pemberi atom hidrogen. Fungsi kedua

merupakan fungsi sekunder antioksidan, yaitu memperlambat laju

autooksidasi dengan berbagai mekanisme di luar mekanisme pemutusan

rantai autooksidasi dengan pengubahan radikal lipid ke bentuk yang lebih

stabil (Ardiansyah, 2007).

Kandungan senyawa bioaktif dalam buah naga yang memiliki efek

antioksidan, yaitu:

1. Niasin

Niasin merupakan bagian dari vitamin B-kompleks, yang disebut

juga sebagai vitamin B3. Niasin banyak terdapat dalam biji-bijian dan

Page 33: Microsoft Word - Skripsi Jadi!!!!

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

kacang-kacangan (Sotyaningtyas, 2007).Niasin dapat menurunkan

produksi VLDLdi hati, sehingga produksi kolesterol total, LDL, dan

trigliserida menurun.

Dengan mengonsumsi 3-6 g niasin sehari, kadar kolesterol total

dapat diturunkan sebanyak 15-20%, kadar trigliserida turun 45-50%, dan

kadar HDL meningkat hingga 20%. Bahkan dengan 1-1,5 g niasin sehari,

kadar LDL sudah dapat diturunkan 15-30% dan HDL meningkat secara

nyata (Sotyaningtyas, 2007).

Niasin juga berperan dalam merangsang pembentukan

prostaglandin I2, suatu hormon yang membantu mencegah pengumpulan

(agregasi) trombosit. Dengan demikian, niasin dapat memperkecil proses

aterosklerosis dan akhirnya memperkecil kemungkinan terjadinya

serangan jantung (Sotyaningtyas, 2007).

Penelitian menunjukkan bahwa niasin menghambat enzim

diasilglycerol asiltransferase–2 yang diperlukan untuk sintesis trigliserida

di hepatosit secara kompetitif maupun non-kompetitif. Penghambatan

sintesis trigliserida oleh niasin menyebabkan peningkatan degradasi apo

B intrasel pada hepar dan penurunan sekresi partikel VLDL dan LDL

(Kamanna dan Kashyab, 2003).

2. Vitamin C

Dalam metabolisme kolesterol, vitamin C berperan meningkatkan

laju ekskresi kolesterol dalam bentuk asam empedu, meningkatkan kadar

Page 34: Microsoft Word - Skripsi Jadi!!!!

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

HDL, dan berfungsi sebagai pencahar sehingga meningkatkan

pembuangan kotoran. Pada akhirnya hal ini akan menurunkan

penyerapan kembali asam empedu dan pengubahannya menjadi

kolesterol (Sotyaningtyas, 2007).

Vitamin C dapat menurunkan kolesterol dan trigliserida pada

sejumlah orang yang biasanya memiliki kadar kolesterol dan trigliserida

tinggi. Namun sayangnya hal itu tidak berlaku pada orang dengan kadar

kolesterol dan trigliserida normal. Jadi tampaknya vitamin C berperan

menjaga keseimbangan (homeostasis) di dalam tubuh (Sotyaningtyas,

2007).

3. Serat (dietary fiber)

Serat larut air yang mengandung berbagai rantai monosakarida

yang secara umum ditemukan diantara dinding sel tumbuhan. Serat larut

air seperti pektin dapat menyerap asam lemak, kolesterol dan asam

empedu di dalam saluran cerna. Asam lemak dan kolesterol yang terikat

serat tidak dapat membentuk misel dan tidak dapat diabsorbsi oleh

saluran cerna. Oleh karena itu, lemak terikat serat tidak akan diabsorbsi

oleh usus kecil melainkan diteruskan melalui usus besar yang selanjutnya

akan diekskresikan dalam feses atau didegradasi oleh bakteri usus

(Gropper et al., 2005).

4. Tikus Putih (Rattus norvegicus)

Tikus putih dan manusia mempunyai fisiologi dan anatomi yang hampir

sama, sedangkan kebanyakan proses biokimia dan biofisik juga mirip

Page 35: Microsoft Word - Skripsi Jadi!!!!

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

berdasarkan fungsi fisiologiknya (Koeman, 1987). Bahkan kemiripannya tidak

hanya terbatas pada struktur genomnya saja, tetapi sampai tingkat sekuens

DNA (Wart, 2004).

Tikus putih juga relatif bersih, mudah ditangani, dan perawatannya tidak

mahal. Tikus putih juga cukup tahan terhadap infeksi yang umum dan cukup

memuaskan untuk penelitian yang membutuhkan tindakan bedah (Farris,

1954).

Pada penelitian ini digunakan tikus putih jantan sebagai hewan percobaan

karena tikus putih jantan dapat memberikan hasil penelitian yang lebih stabil

akibat tidak adanya pengaruh siklus menstruasi dan kehamilan seperti pada

tikus putih betina. Tikus jantan juga mempunyai kecepatan metabolisme obat

yang lebih cepat dan kondisi biologis tubuh yang lebih stabil dibanding tikus

betina (Sugiyanto, 1995).

Tikus putih dalam sistematika hewan percobaan diklasifikasikan sebagai

berikut (Sugianto, 1995) :

Filum : Chordata

Subfilum : Vertebrata

Kelas : Mamalia

Subkelas : Placentalia

Ordo : Rodentia

Familia : Muridae

Genus : Rattus

Spesies : Rattus norvegicus

Page 36: Microsoft Word - Skripsi Jadi!!!!

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

Tikus putih sebagai hewan percobaan relatif resisten terhadap infeksi dan

sangat cerdas. Tikus putih tidak begitu bersifat fotofobik seperti halnya mencit

dan kecenderungan untuk berkumpul dengan sesamanya tidak begitu besar.

Aktivitasnya tidak terganggu oleh adanya manusia di sekitarnya. Terdapat dua

sifat yang membedakan tikus putih dari hewan percobaan yang lain, yaitu

bahwa tikus putih tidak dapat muntah karena struktur anatominya yang tidak

lazim di tempat esofagus bermuara ke dalam lambung dan tikus putih tidak

mempunyai kandung empedu (Mangkoewidjojo, 1988).

Tikus laboratorium jantan jarang berkelahi seperti mencit jantan. Tikus

putih dapat tinggal sendirian dalam kandang dan hewan ini lebih besar

dibandingkan dengan mencit, sehingga untuk percobaan laboratorium, tikus

putih lebih menguntungkan daripada mencit (Mangkoewidjojo, 1988).

Page 37: Microsoft Word - Skripsi Jadi!!!!

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

B. Kerangka Pemikiran

Jus daging buah naga

putih (Hylocereus undatusH.)

Diet tinggi lemak

Kadar trigliserida darah

Serat (Dietary

fiber)

↓↓ absorbsi

kolesterol dan asam

lemak

Vitamin C

Niasin

↑↑ ekskresi

kolesterol melalui asam

empedu

↑↑ kadar HDL

menghambat enzim

diacylglycerol acyltransferase–2

↑↑ degradasi

apo-B intrasel

pada hepar

↓↓ sintesis trigliserida

↓↓ pembentukan

partikel VLDL dan

LDL

Keterangan: : Menurunkan kadar trigliserida darah : Meningkatkan kadar trigliserida darah ↑↑ : Peningkatan ↓↓ : Penurunan

Gemfibrozil (asam Fibrat)

↑↑ aktivitas enzim

Lipoprotein lipase (LPL)

↑↑ katabolisme

VLDL

↓↓ trigliserida

↑↑ ekskresi

asam empedu

dan kolesterol

Page 38: Microsoft Word - Skripsi Jadi!!!!

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

C. Hipotesis

1. Pemberian jus buah naga putih (Hylocereus undatus H.) dapat menurunkan

kadar trigliserida darah pada tikus putih (Rattus norvegicus) yang diinduksi

diet tinggi lemak.

2. Pemberian jus buah naga putih (Hylocereus undatus H.) dengan dosis yang

lebih tinggi dapat lebih bermanfaat dalam menurunkan kadar trigliserida

darah pada tikus putih (Rattus norvegicus)yang diinduksi diet tinggi lemak.

Page 39: Microsoft Word - Skripsi Jadi!!!!

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

Page 40: Microsoft Word - Skripsi Jadi!!!!

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian yang dilakukan bersifat eksperimental kuasi dengan rancangan

penelitian “pretest and posttest controlled group design”.

B. Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan diLaboratorium Farmakologi Universitas Setia Budi

Surakarta.

C. Subjek Penelitian

Tikus putih(Rattusnorvegicus) jantan, galurWistar, berumur sekitar 3 bulan

dengan berat kira-kira 200 gram (Sugianto, 1995), diperoleh dari Unit

Pengembangan Hewan Coba Universitas Setia Budi Surakarta.Besarsampel

sebanyak dua puluh lima (25) ekor tikus putih, yang ditentukan dengan

menggunakan rumus Federer (Arkeman,2006) :

(n-1) (t-1) > 15 n: besar sampel; t: jumlah kelompok

Dengan t = 5, maka :

(n-1) (5-1) > 15

4n- 4 > 15

4n >19

n >4,75

Jadi, penelitian ini menggunakan 5ekor tikus di setiap kelompok.

Page 41: Microsoft Word - Skripsi Jadi!!!!

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

D. Teknik sampling

Pengambilan sampel sebanyak 25 ekor dilakukan secara random purposive

sampling sesuai kriteria pemilihan subyek berdasarkan ciri-ciri yang telah

diketahui sebelumnya (Faris, 1954). Hewan coba dibagi dalam 5 kelompok,

setiap kelompok terdiri dari 5 ekor tikus. Kelompok I sebagai kelompok

kontrol positif, kelompok II sebagai kontrol perlakuan dosis 1, kelompok III

sebagai kelompok perlakuan dosis 2, kelompok IV sebagai kelompok

perlakuan dosis 3 dan kelompok V sebagai kelompok kontrol negatif.

E. Identifikasi Variabel Penelitian

1. Variabel bebas : Buah naga putih (Hylocereus undatus H.)

Skala variabel : Ordinal

2. Variabel tergantung : Kadar trigliserida darah tikus putih

Skala variabel : Rasio

3. Variabel luar

a. Dapat dikendalikan :makanan, genetik, jenis kelamin, umur,

dan berat badan.

b. Tidak dapat dikendalikan : kondisi psikologis (stres), penyakit hatidan

hormon.

F. Definisi Operasional Variabel Penelitian

1. Jus buah naga putih

Jus buah naga putih adalah hasil jus dari buah naga putih yang

dikupas bersih kulitnya. Buah naga putih yang dipakai dalam penelitian

Page 42: Microsoft Word - Skripsi Jadi!!!!

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

ini diperoleh dari Perkebunan Buah Naga Putih Sukoharjo, Surakarta,

Jawa Tengah. Pemberian buah naga putih berupa jus buah naga putih

matang segar dengan menggolongkan menjadi kelompok perlakuan jus

buah naga putih dosis 1, 2, dan 3. Pemberian buah naga dosis 1, 2 dan 3

dilakukan per oral menggunakan sonde lambung (lampiran 6).

2. Kadar trigliserida

Kadar trigliserida dalam penelitian ini adalah kadar trigliserida darah

yang diukur dengan metode photometry yang dinyatakan dalam mg/dl.

Pengukuran kadar trigliserida darah dilakukan setelah masa adaptasi 7

hari (hari ke-7) dan setelah masa perlakuan 21 hari (hari ke-28) baik pada

kelompok kontrol (positif dan negatif) maupun kelompok perlakuan

(dosis 1, 2 dan 3). Pengukuran kadar trigliserida darah dilakukan dengan

cara mengambil darah tikus pada sinus orbitalis dengan pipet

mikrokapiler, lalu darah ditampung dalam tabung sentrifuge. Darah

dipusingkan selama 15-20 menit dengan kecepatan 3000 rpm sehingga

didapatkan serum darah untuk diperiksa kadar trigliseridanya di

laboratorium klinik dengan menggunakan metode photometry, satuan

dari pengukuran dinyatakan dalam mg/dl.

3. Makanan

a. Makanan diet tinggi lemak

Pemberian makanan diet tinggi lemak 7 hari sebelum perlakuan

dan 21 hari bersamaan dengan pemberian perlakuan. Pemberian

makanan diet tinggi lemak setiap kelompok dibuat sama jenisnya

Page 43: Microsoft Word - Skripsi Jadi!!!!

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

berdasarkan panduan pengujian fitofarmaka dengan komposisi

kolesterol 1%, kuning telur bebek 5%, lipida hewan 10%, minyak

goreng 1 %(Pyto Medica, 1993). Makanan diet tinggi lemak diberikan

sebanyak 2,5 ml dua kali sehari dengan menggunakan per oral sonde

lambung (Lampiran 5).

b. Makanan standar

Makanan standar berupa pellet sesuai komposisi (Lampiran 4)

diberikan pada tikus dua kali sehari, setiap pagi dan sore hari. Tikus

dibiarkan makan pellet sesuai keinginannya (ad libitum). Pelet

disediakan setiap kandang percobaan sebesar 25 mg per hari.

4. Genetik

Yang dimaksud dengan faktor genetik pada penelitian ini adalah

faktor genetik tikus putih (Rattus novergicus). Faktor ini dapat

dikendalikan secara mutlak. Heterogenitas genetik dapat memberikan

perbedaan tingkat respon pada makanan, yang akan berpengaruh

terhadap kadar trigliserida. Untuk meminimalkan pengaruh faktor

genetik, digunakan tikus putih dari galur yang sama (galur wistar),

dilakukan randomisasi, sehingga persebaran faktor genetik dapat

dikatakan homogen.

5. Jenis kelamin

Tikus jantan dan tikus betina memiliki perbedaan respon terhadap

induksi makanan tinggi lemak. Tikus yang dipakai pada penelitian ini

adalah tikus jantan, bertujuan supaya sampel bersifat homogen karena

Page 44: Microsoft Word - Skripsi Jadi!!!!

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

mempunyai kecepatan metabolisme obat lebih cepat dan kondisi biologis

tubuh lebih stabil dari betina, serta terhindar dari pengaruh hormon

estrogen.

6. Umur

Usia hewan coba mempunyai pengaruh penting dalam penelitian

ini. Kadar lipid serum pada tikus usia 6 minggu akan meningkat,

kemudian menurun dalam beberapa minggu. Kadarlipid serum mencapai

kadar minimum pada usia 12 minggu, setelah itu meningkat lagi

(Kritchevsky, 1993). Kadar lipid minimum pada usia tersebut diharapkan

dapat memaksimalkan manipulasi perlakuan induksi tinggi lemak. Pada

penelitian digunakan tikus putih dengan usia yang sama yaitu 3 bulan

untuk membuat sampel homogen, dan menghindari peningkatan serum

trigliserida karena faktor usia.

7. Berat badan

Adanya perbedaan berat badan pada tikus putih (Rattus

norvegicus) membuat peningkatan berat badan tidak murni karena

perlakuan. Berat badan dapat dikendalikan dengan cara menggunakan

tikus putih (Rattus norvegicus) yang beratnya 200 g dengan toleransi

20% sehingga tikus yang dipakai adalah tikus dengan berat badan 160-

240 g (Sugianto,1995).

8. Kondisi psikologis tikus

Stres merupakan variabel yang tidak dapat dikendalikan karena

tidak mungkin dapat dihindarkan pada tikus yang mendapat perlakuan.

Page 45: Microsoft Word - Skripsi Jadi!!!!

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

Stresdapat memacu produksi hormon epinefrin, kortikotropin,

glukokortikoid, yang akan mengaktifkan hormon peka Stres dapat

disebabkan oleh perlakuan yang berulang kali dalam jangka waktu yang

lama dan juga karena banyaknya tikus dalam satu kandang yang bisa

menimbulkan perkelahian. Pengaruh stres pada tikus dapat dikurangi

dengan pengisian kandang dengan 1 ekor tikus, makanan minuman

cukup, pencahayaan diberikan dari jam 06.00-18.00 dengan mendekatkan

kandang sedekat mungkin dengan jendela.

9. Hormon

Sistem hormon berpengaruh pada pengaturan kadar kolesterol dan

trigliserida darah. Dalam keadaan normal, hormon tertentu disekresi

dalam tubuh yang nantinya dapat mempengaruhi metabolisme kolesterol

dan trigliserida darah. Hormon yang berpengaruh pada metabolisme

trigliserida adalahhormon pertumbuhan (growth hormon), tiroid,

epinefrin dan norepinefrin, kortikotropin, glukokortikoid, dan insulin.

Semua hormon di atas sifatnya meningkatkan terjadinya lipolisis, kecuali

insulin yang memiliki sifat anti lipolisis (Guyton dan Hall, 1997).

Faktor hormonal ini tidak dapat dikendalikan, karena sulitnya

pendeteksian dini terhadap kelainan hormonal dan pemeriksaannya

membutuhkan biaya yang besar.

10. Penyakit hati

Penyakit hati dapat menimbulkan kelainan metabolisme

kolesterol dan trigliserida. Penyakit hati pada tikus merupakan variabel

Page 46: Microsoft Word - Skripsi Jadi!!!!

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

yang sulit dikendalikan karena sulitnya pendeteksian dini dan

membutuhkan pemeriksaan dengan biaya besar. Untuk menghindari

pengaruh penyakit hati, digunakan tikus yang sehat.

G. Desain Penelitian

Pretest and posttest controlled group design.

X = jumlah tikus putih yang dipakai

N1 = kelompok kontrol positif (diberi makanan standar/pelet, ditambah

diet tinggi lemaksebanyak 2,5 ml dua kali sehari dan gemfibrozil

dosis terapi)

N2 = kelompok perlakuan 1

(diberi makanan standar/pelet, diet tinggi lemak sebanyak 2,5 ml

dua kali sehari, dan jus buah naga dosis 1)

N3 = kelompok perlakuan 2

(diberi makanan standar/pelet, diet tinggi lemak sebanyak 2,5 ml

dua kali sehari, dan jus buah naga dosis2)

N4 = kelompok perlakuan 3

Page 47: Microsoft Word - Skripsi Jadi!!!!

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

(diberi makanan standar/pelet, diet tinggi lemak sebanyak 2,5 ml

dua kali sehari, dan jus buah naga dosis 3)

N5 = kelompok kontrol negatif

(diberi makanan standar/pelet, ditambah diet tinggi

lemaksebanyak 2,5 ml dua kali sehari)

H1 = kadar trigliserida darah kelompok kontrol positif

sebelumperlakuan

H2 = kadar trigliserida darah kelompok perlakuan 1 sebelum perlakuan

H3 = kadar trigliserida darah kelompok perlakuan 2 sebelum perlakuan

H4 = kadar trigliserida darah kelompok perlakuan 3 sebelum perlakuan

H5 = kadar trigliserida darah kelompok kontrol negatif

sebelumperlakuan

I1 = kadar trigliserida darah kelompok kontrol positif setelah

perlakuan

I2 = kadar trigliserida darah kelompok perlakuan 1 setelah perlakuan

I3 = kadar trigliserida darah kelompok perlakuan 2 setelah perlakuan

I4 = kadar trigliserida darah kelompok perlakuan 3 setelah perlakuan

I5 = kadar trigliserida darah kelompok kontrol negatif setelah

perlakuan

H. Penentuan dosis

1. Penentuan dosis jus buah naga putih

Dosis terapi buah naga yang digunakan pada manusia adalah 400 g

(Fazila et al., 2006).Konversi dosis dari manusia (70 kg) terhadap tikus

Page 48: Microsoft Word - Skripsi Jadi!!!!

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

putih (200 g) adalah 0,018 ditunjukkan dalam Lampiran 1 (Soehardjono,

1993).Maka dosis jus buah naga untuk tikus putih (Rattus norvegicus) :

Dosis 1 = 0,5 x 400 g x 0,018 = 3,6 g

Dosis 2 = 1,0 x 400 g x 0,018 = 7,2 g

Dosis 3 = 1,5 x 400 g x 0,018 = 10,8 g

2. Penentuan dosis Gemfibrozil (Fibrat)

Pada pengobatan penderita hipertrigliseridemia, gemfibrozil

diberikan 600-1200 mg/hari per oral (Katzung, 2001).Gemfibrozil yang

digunakan adalah sediaan dengan merek dagang Lipira. Dosis

gemfibrozil yang digunakan pada manusia dengan berat 70 kg untuk

terapi hipertrigliseridemia adalah 0,6-1,2 g/hari (Katzung, 2001). Peneliti

menggunakan dosis efektif manusia yaitu 0,8 g/hari atau 800 mg/hari

yang kemudian dikonversi ke dosis tikus.Konstanta konversi dosis dari

manusia (70 kg) terhadap tikus putih (200 g) adalah 0,018 (Soehardjono,

1993). Setelah dikonversi untuk tikus putih dengan berat 200 gram

menjadi 0,018 x 800 mgBB/hari = 14,4 mgBB/hari. Jadi dosis

gemfibrozil yang diberikan adalah 14,4 mg/200 gram BB/hari untuk

setiap ekor tikus putih.

I. Alat, Bahan dan Cara Kerja

1. Alat-alat yang digunakan

a. Sonde lambung

b. Tabung mikrokapiler heparin

c. Rak tabung reaksi

Page 49: Microsoft Word - Skripsi Jadi!!!!

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

d. Tabung sentrifuge

e. Gelas ukur 25 dan 50 ml

f. Spuit injeksi 1 ml

g. Blender

h. Sentrifuge

i. Timbangan

j. Kandang hewan percobaan beserta kelengkapan pemberian makanan

k. Photometer (microlab type 300)

2. Bahan-bahan yang digunakan

a. Buah naga putih

b. Gemfibrozil

c. Aquadest

d. Pakan diet tinggi lemak

e. Makanan standar : pellet 21

f. Reagen trigliserida

Page 50: Microsoft Word - Skripsi Jadi!!!!

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

3. Cara Kerja

Page 51: Microsoft Word - Skripsi Jadi!!!!

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

a. Persiapan dan pembuatan uji

i. Siapkan 25 ekor tikus putih galur Wistar serta alat dan bahan

yangakan dipakai. Tikus dibagi lima kelompok masing-masing lima

ekor tikus.

ii. Berat badan subjek penelitian pada tiap kelompok ditimbang. Jika

ada subjek penelitian yang berat badannya dibawah 160 g atau diatas

240 g, maka tikus tersebut diganti dengan tikus lainnya yang

beratnya antara 160-240 g. Hal ini dilakukan agar berat badan tikus

homogen.

iii. Membuat jus buah naga putih dengan cara buah naga putih dikupas

kulitnya dan diambil daging buahnya, kemudian dipotong untuk

mempermudah pemblenderan.

b. Perlakuan

i. Hari 1-7

Selama 7 hari subjek penelitian diadaptasikan dengan

lingkungan laboratorium tempat penelitian dan diberi makanan

standar ad libitum untuk tikus yaitu 25 mg pellet per hari dan

aquadest.

ii. Hari 7-14

Page 52: Microsoft Word - Skripsi Jadi!!!!

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

Tikus putih pada setiap kelompok diberi pakan standar dan diet

tinggi lemak selama 7 hari. Pakan standar diberikan ad libitum,

sedangkan diet tinggi lemak diberikan per oral dengan sonde

lambung sesuai dosis yang telah ditentukan.

iii. Hari ke 14

Kadar trigliserida darah (TG pretest) diukur setelah tikus

dipuasakan selama 12 jam.

iv. Hari 14-35

Tikus putih diberikan perlakuan untuk tiap kelompok selama 21

hari.

Kelompok I: Pemberian pakan standar, diet tinggi lemak dua

kalisehari sebanyak2,5 ml,Gemfibrozil dosis

terapidan aquadest.

Kelompok II: Pemberian pakan standar, diet tinggi lemak dua

kalisehari sebanyak 2,5 ml, jus buah naga putihdosis

1 dan aquadest.

Kelompok III : Pemberian pakan standar, diet tinggi lemak dua kali

sehari sebanyak 2,5 ml, jus buah naga putih dosis 2

dan aquadest.

KelompokIV: Pemberian pakan standar, diet tinggi lemak dua

kalisehari sebanyak 2,5 ml, jus buah naga putih

dosis 3 dan aquadest.

Page 53: Microsoft Word - Skripsi Jadi!!!!

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

Kelompok V: Pemberian pakan standar, diet tinggi lemak dua kali

sehari sebanyak2,5 ml, dan aquadest.

Diet tinggi lemak, jus buah naga putih dan gemfibrozil diberikan

per oral dengan menggunakan sonde lambung. Pakan standar dan

aquadest diberikan ad libitum.

v. Hari ke 35

Kadar trigliserida tikus putih diukur (TG posttest) setelah

dipuasakan selama 12 jam.

c.Pengukuran kadar trigliserida darah

i. Darah tikus putih diambil dari vena orbitalis mata kurang lebih

sebanyak 3 ml. Sebelumnya tikus dipuasakan terlebih dahulu selama

12 jam.

ii. Setelah darah yang tertampung dalam tabung mikrohematokrit dirasa

cukup (3 ml), masukkan ke dalam tabung sentrifuge. Darah dalam

tabung sentrifuge dipusingkan selama 15-20 menit dengan kecepatan

3000 rpm maka akan didapatkan serum darah untuk diperiksa kadar

trigliserida serum darahnya. Kadar trigliserida yang didapatkan

adalah kadar trigliserida sebelum perlakuan (pretest) dan kadar

trigliserida setelah perlakuan (posttest). Kadar trigliserida total

diukur dengan metode photometry.

d. Setelah perlakuan

Page 54: Microsoft Word - Skripsi Jadi!!!!

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

Semua data pengukuran kadar trigliserida darah tikus putih yang

diperoleh dicatat, ditabulasi, ditampilkan dalam grafik dan dianalisis

menggunakan uji statistik

J. Analisis Statistik

Data selisih kadar trigliserida sebelum dan setelah perlakuan

diperiksaapakah memenuhi uji prasyarat uji parametrik yaitu data

terdistribusi normal dan varians antarkelompok homogen. Bila memenuhi

uji prasyarat maka perbedaan rerata selisih kadar trigliseridapretest dan

postest darah antar 5 kelompok tikus selanjutnya dianalisis dengan uji one-

way Anova (α = 0,05). Jika terdapat perbedaan yang bermakna dari uji one-

way Anova, maka dilanjutkan dengan posthoc test (α = 0,05).

Page 55: Microsoft Word - Skripsi Jadi!!!!

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

Page 56: Microsoft Word - Skripsi Jadi!!!!

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Hasil Penelitian

Dari hasil pengukuran kadar trigliserida baik sebelum maupun setelah

perlakuan, diperoleh hasil yang dirangkum dalam Tabel 3.

Tabel 3.Reratakadar trigliserida darah tikus putih sebelum perlakuan dan setelah perlakuan (mg/dl)

Kadar trigliserida (mg/dl)*

Kelompok sebelum perlakuan

setelah perlakuan

I (Kontrol positif Gemfibrozil) 89,60 ± 5,03 55,20 ± 5,97

II(Jus buah naga putih dosis 1) 91,20 ± 4,14 72,40 ± 5,59

III (Jus buah naga putih dosis 2) 89,40 ± 1,14 65,80 ± 8,25

IV (Jus buah naga putih dosis 3) 84,00 ± 5,91 58,00 ± 5,09

V (Kontrol negatif ) 88,60 ± 3,20 99,80 ± 4,76

* Dinyatakan dalam rerata ± simpangan baku

Perbandingan hasil pengukuran kadar trigliserida sebelum dan setelah

perlakuan lebih jelas ditampilkan dalam histogram dibawah ini.

Page 57: Microsoft Word - Skripsi Jadi!!!!

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

Gambar4.Histogram reratakadar trigliserida darah tikus putih sebelum

dan setelah perlakuan (mg/dl)

Dari Gambar 4 terlihatadanya penurunan kadar trigliserida pada

kelompok kontrol positif dan kelompok uji jus buah naga dosis 1, 2 dan 3

setelah diberi perlakuan.Pada kelompok kontrol positif terjadi penurunan

sebesar 34,4 mg/dl, kelompok uji jus buah naga dosis 1 sebesar 18,8 mg/dl,

dosis 2 sebesar 23,6 mg/dl dan dosis 3 sebesar 26 mg/dl. Pada kelompok

kontrol negatif justru terjadi peningkatan kadar trigliserida sebesar 11,2 mg/dl

setelah masa perlakuan.

Selisih kadar trigliserida setelah perlakuan dengan sebelum perlakuan

selengkapnya disajikan pada Tabel 5 dan Gambar 5.

Page 58: Microsoft Word - Skripsi Jadi!!!!

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

Tabel 4. Rerata selisih kadar trigliserida (mg/dl)setelah perlakuan dengan sebelum perlakuan

Kelompok Selisih kadar trigliserida (mg/dl)*

setelah dan sebelum perlakuan

I (Kontrol positif Gemfibrozil) -34,40± 5,94

II(Jus buah naga putih dosis 1) -18,80 ± 3,11

III (Jus buah naga putih dosis 2) -23,60 ± 7,36

IV (Jus buah naga putih dosis 3) -26,00± 4,84

V (Kontrol negatif ) 11,20 ± 5,93

* Dinyatakan dalam rerata ± simpangan baku

Gambar 5.Histogram rerata selisih kadar trigliserida darah tikus putih setelah dan sebelum perlakuan (mg/dl)

Page 59: Microsoft Word - Skripsi Jadi!!!!

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

B. Analisis Data

1. Uji Prasyarat Uji Parametrik

Uji prasyarat ini meliputi uji normalitas dan uji homogenitas varians.

Uji normalitas (dengan uji Kolmogorov-Smirnov) digunakan untuk

mengetahui apakah data yang diperoleh mempunyai distribusi yang

normal. Data yang mempunyai distribusi normal berarti mempunyai

sebaran data yang normal sehingga dapat dianggap mewakili populasi.

Nilai p>0,05 pada tiap kelompok menunjukkan data terdistribusi normal.

Sedangkan uji homogenitas (menggunakan uji Levene) dilakukan

untuk mengetahui apakah variansantarkelompok homogen atau tidak. Nilai

signifikansi lebih dari 0,05 menunjukkan bahwa varians dari dua atau lebih

kelompok adalah sama atau homogen.

Ringkasan hasil uji prasyarat selisih kadar trigliserida pada tikus

putih sebelum dan setelah perlakuan disajikan dalam Tabel 5 berikut ini.

Tabel 5.Hasil uji normalitas dan uji homogenitas varians data selisih kadar trigliserida setelah dan sebelum perlakuan

Nilai p

Kelompok Uji Kolmogorov-Smirnov

Uji Levene

I (Kontrol positif Gemfibrozil) 0,059

II(Jus buah naga putih dosis 1) 0,200

III (Jus buah naga putih dosis 2) 0,200

IV (Jus buah naga putih dosis 3) 0,200

0,564

Page 60: Microsoft Word - Skripsi Jadi!!!!

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

V (Kontrol negatif ) 0,122

Dari Tabel 6diperoleh nilai p >0,05 pada semua kelompok sehingga

dapat disimpulkan bahwa data selisih kadar trigliserida mempunyai

distribusi yang normal.Hasil uji homogenitas menunjukkan nilai p = 0,564

sehingga dapat diasumsikan bahwa varians data antar kelima kelompok

adalah homogen. Dengan kedua hasil tersebut, maka data selisih kadar

trigliserida sebelum dan setelah perlakuan memenuhi syarat untuk

dianalisis dengan uji parametrik one-way Anova.

2. Uji One-way Anova

Analisis data pada penelitian ini menggunakan uji one-way Anova

untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan rerata selisih kadar trigliserida

yangbermakna pada kelima kelompok.

Hasil uji one-way Anova data selisih kadar trigliserida sebelum dan

setelah perlakuan menunjukkan nilai p <0,001(Lampiran 6) sehingga dapat

disimpulkan terdapat perbedaan rerata selisih yang signifikan antar lima

kelompok perlakuan.

3. Uji Post Hoc

Uji post hoc dilakukan sebagai lanjutan dari diperolehnya perbedaan

signifikan (p<0,05) pada uji one-way Anova. Hasil uji post hoc (Lampiran

6) dapat secara ringkas ditunjukkan pada Tabel 6 berikut.

Page 61: Microsoft Word - Skripsi Jadi!!!!

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

Tabel 6.Ringkasan hasil uji post hoc selisih kadar trigliserida setelah dan

sebelum perlakuan

*Terdapat perbedaan bermakna pada α = 0,05

Hasil uji post hoc menunjukkan bahwa terdapat perbedaan selisih

kadar trigliserida setelah dan sebelum perlakuan yang secara

statistiksangat bermakna (p < 0,001) antara kelompok kontrol negatif

dengan keempat kelompok lainnya, serta perbedaan selisih kadar

trigliserida yang bermakna (p < 0,05) antara kelompok kontrol positif

dengan kelompok uji jus buah naga dosis 1. Pada perbandingan antara

selisih kadar trigliserida kelompok uji jus buah naga dosis 1 dengan dosis

2 dan 3 tidak didapatkan perbedaan yang bermakna secara statistik (p =

1,000 dan p = 0,564).

Perbandingan Kelompok |Beda rerata| Nilai p

Kontrol positif

vs Buah naga dosis 1

vs Buah nagadosis 2

vsBuah nagadosis 3

vsKontrol negatif

15,60

10,80

8,40

45,60

0,030*

0,650

0,284

0,000*

Kontrol negatif

vsBuah nagadosis 1

vsBuah nagadosis 2

vsBuah nagadosis 3

30,00

34,80

37,20

0,000*

0,000*

0,000*

Buah naga dosis 1

Buah naga dosis 2

vsBuah nagadosis 2

vs Buah nagadosis 3

vs Buah nagadosis 3

4,80

7,20

2,40

1,000

0,564

1,000

Page 62: Microsoft Word - Skripsi Jadi!!!!

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

BAB V

PEMBAHASAN

Data deskriptif menunjukanrerata kadar trigliserida pretest pada lima

kelompok cukup homogen meskipun analisis formal tentang perbandingan kadar

trigliserida pretestantar kelompok tidak dilakukan, yaitu antara 84 mg/dl sampai

dengan 91 mg/dl. Selisih kadar trigliserida pretest7 mg/dl antar kelompok tidak

memiliki kemaknaan klinis yang cukup berarti (tabel4 dan gambar 4).Sedangkan

hasil deskriptif kadar trigliserida posttest antar kelompok menunjukkan rentang

yang cukup bervariasi yang membuat selisih kadar trigliserida pretest dan posttest

juga bervariasi. Selisih kadar trigliserida pretest dan posttest terbesar terdapat

pada kontrol positif yang berarti daya antihipertrigliseridemia gemfibrozil tetap

lebih besar dibandingkankelompok buah naga dosis 3 sekalipun.Padahal data

deskriptif kadar pretestkelompok buah nagadosis 3 lebih rendah 5mg/dl

dibandingkan kelompok gemfibrozil, tetapi penurunannya tetap tidak bisa

melampaui penurunan gemfibrozil. Secara logis, jika kadar trigliserida awal tidak

terlalu tinggi semestinya lebih mudah mencapai penurunan, tetapidalam

penelitian ini buah naga dosis 3 tetap tidak dapat melampaui kelompok

gemfibrozil yang kadar trigliserida pretesnya justru lebih tinggi.

Analisis data statistik one-way Anova selisih kadar trigliserida pretest dan

posttest menunjukkan perbedaan yang signifikan (p < 0,05). Hal ini sejalan

dengan analisa deskriptif sebelumnya. Analisa kemudian dilanjutkan dengan Uji

post hoc untuk mengetahui letak nilai kemaknaan antar kelompok. Hasil

Page 63: Microsoft Word - Skripsi Jadi!!!!

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

analisismenunjukan terdapat perbedaan signifikan (p<0,05) antara kelompok V

yang tidak diberi perlakuan (Kontrol negatif) dengan kelompok I, II, III dan IV

yang diberikan perlakuan (kontrol positif, dosis 1, dosis 2, dan dosis 3). Pada

kelompok kontrol negatif yang tidak diberi perlakuan terdapat peningkatan kadar

trigliserida yang tidak terjadi pada kelompok lain yang diberi perlakuan jus buah

naga putih.

Meskipun demikian, variasi dosis buah naga tidak banyak berpengaruh

dalam efektivitas buah naga tersebut. Hal ini ditunjukan oleh tidak adanya

perbedaan signifikan (p>0,05) selisih kadar trigliserida antar kelompok II (dosis

1), III (dosis 2), dan IV (dosis 3). Pengaruh yang terjadi antar berbagai dosis

pemberian jus buah naga putih baik dosis 1, dosis 2, maupun dosis 3 tidak

memberikan perbedaan yang bermakna, sehingga dapat disimpulkan kenaikan

dosis jus buah naga putih tidak meningkatkan efek penurunan kadar trigliserida

darah yang bermakna secara statistik. Peningkatan berbagai dosis oraljus buah

naga putih(Hylocereus undatusH.)3,6g/200 gBB/hari,7,2g/200 gBB/hari dan

10,8g/200 gBB/hari tidak berpengaruh secara signifikan terhadapefek penurunan

kadar trigliserida.

Perbedaan selisih kadar trigliserida yang tidak signifikan (p>0,05) antara

kelompok I (kelompokkontrol positif) dengan kelompok III (dosis 2) dan IV(dosis

3) menunjukkan efektivitas jus buah naga putih dosis 2 dan dosis 3 dalam

menurunkan kadar trigliserida tidak memiliki perbedaan bermakna secara statistik

dengan efektivitas gemfibrozil.Perbedaan selisih kadar trigliserida yang signifikan

antara kelompok I (kelompok kontrol positif) dengan kelompok II (kelompok

Page 64: Microsoft Word - Skripsi Jadi!!!!

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

dosis 1) menunjukan efektivitas jus buah naga dosis 1 dalam menurunkan kadar

trigliserida memiliki perbedaan yang bermakna secara statistik dengan efektivitas

gemfibrozil. Sehingga penurunan kadar trigliserida jus buah naga putih dosis 2

dan 3 diasumsikan paling mendekati (tidak terdapat perbedaan signifikan)

kelompok kontrol obat gemfibrozil.

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa pemberian jus buah

naga putih dapat menurunkan kadar trigliserida darah tikus putih. Hal ini terkait

adanya perbedaan yang signifikan antara selisih kadar trigliserida darah tikus

kelompok kontrol negatif dengan tikus kelompok perlakuan buah naga dosis 1

(3,6 g/200gBB/hari), dosis 2(7,2 g/200gram BB/hari) dan dosis 3 (10,8 g/200

gBB/hari). Sedangkan Efektivitas penurunan kadar trigliserida buah naga putih

yang mendekati efektivitas penurunan gemfibrozil adalah buah naga putih dosis

7,2 g/200gram BB/hari dan 10,8 g/200 gBB/hari. Buah naga putih dosis 7,2 g/200

gBB/hari merupakan dosis efektif terendah diantara ketiga dosis tersebut.Jadi

meskipun data deskriptif menunjukkan daya antihipertrigliseridemia buah naga

tidak sebesar gemfibrozil, tetapi setelah diolah secara statistik ternyata perbedaan

daya antihipertrigliseridemia dosis dosis 10,8 g/200gBB/hari tidak berbeda secara

bermakna atau bisa dikatakan cukup sebanding. Bahkan hal tersebut berlaku pula

untuk dosis 7,2 g/200gBB/hari, namun tidak untuk dosis 3,6 g/200gBB/hari.Pada

penelitian ini tidak diperoleh data uji toksisitas, sehingga untuk menghindari efek

samping yang tidak terdeteksi dosis efektif terendah menjadi pilihan utama, yaitu

dosis 2 sebesar 7,2 g/200gBB/ hari.Dosis 7,2 g/200gBB/haridiintrepetasikan

Page 65: Microsoft Word - Skripsi Jadi!!!!

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

sudah cukup efektif dalam menurunkan trigliserida,meskipun tidakseprogresif

gemfibrozil.

Jus buah naga putih dapat menurunkan kadar trigliserida dalam darah

melalui efek antioksidan yang terkandung didalamnya. Penelitian Norhayati

(2006) menunjukkan Efek antioksidan ekstrak akueus Hylocereus spberupa

pengurangan radikal bebas sebesar 47,54%.Mekanisme kerja antioksidan secara

umum adalah menghambat oksidasi lemak (Kumalaningsih, 2007). Kandungan

senyawa bioaktif dalam buah naga putih yang memiliki efek antioksidan, yaitu:

vitamin C dan niasin.

Niasin dapat menurunkan produksi VLDL di hati, sehingga produksi

kolesterol total, LDL, dan trigliserida menurun (Sotyaningtyas, 2007). Hasil

Penelitian Kamanna dan Kashyab (2003) menunjukkan bahwa niasin menghambat

enzim diacylglycerol acyltransferase–2, enzim yang diperlukan untuk sintesis

trigliserida, pada hepatosit secara kompetitif maupun non-kompetitif.

Penghambatan sintesis trigliserida oleh niasin menyebabkan peningkatan

degradasi apo B intrasel pada hepar dan penurunan sekresi partikel VLDL dan

LDL (Kamanna dan Kashyab, 2003).

Serat larut air yang terkandung dalam buah naga putih juga berperan dalam

mencegah peningkatan dan menurunkan kadar trigliserida. Serat dapat menyerap

asam lemak, kolesterol dan asam empedu di dalam saluran cerna. Asam lemak

dan kolesterol yang terikat serat tidak dapat membentuk misel dan tidak dapat

diabsorbsi oleh saluran cerna (Wibowo, 2008).

Page 66: Microsoft Word - Skripsi Jadi!!!!

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

Pemberian gemfibrozil sebagai baku emas atau gold standarddalam

penelitian ini terbukti dapat menurunkan kadar trigliserida darah tikus putih.

Penurunan yang dicapai gemfibrozil merupakan terapi yang dilakukan selama 3

minggu padahal menurut Hoogt et al. (2007) efek terapi gemfibrozil optimal pada

tikus putih akan dicapai dalam waktu 8 minggu. Pada penelitian Hoogt et al.

digunakan tikus putih transgenik sedangkan pada penelitian ini digunakan tikus

putih biasa sehingga dapat memberikan hasil yang berbeda. Perbedaan pengaruh

efektivitas gemfibrozil dibandingkan buah naga dapat pula dipengaruhi perbedaan

mekanisme kerja keduanya. Gemfibrozil bekerja melalui peningkatan bersihan

VLDL diperantarai LPL, sedangkan buah naga melalui aktivitas antioksidan

niasin dan vitamin C.

Variasi dosis jus lebih dari 10,8g/200 gBB/hari tidak dilakukan karena

keterbatasan kapasitas lambung tikus putih (Rattus norvegicus) yang sebelum

penelitian telah dibuktikan dengan uji orientasi, sehingga variasi dosis

terbatas.Hal ini juga terjadi pada dosis penelitian Panjuantiningrum (2009) yang

menggunakan jus buah naga merah (Hylocereus polyrhizus) terhadap kadar

glukosa darah. Pada penelitian selanjutnya dapat dilakukan penelitian dengan

menggunakan hewan coba lain atau dapat menggunakan bentuk simplisia ekstrak

untuk memunculkan dosis yang lebih bervariasi.

Usaha untuk membuat tikus putih hipertrigliseridemia selama satu minggu

sebelum pretest mungkintidak cukup lama untuk mencapai kadar

hipertrigliseridemiapretestyang optimal. Kadartrigliserida darah tikus normal

menurut Malole danPramono (1989) adalah berkisar antara 70-112 mg/dl.Kadar

Page 67: Microsoft Word - Skripsi Jadi!!!!

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

hipertrigliseridemia pretestyang belum optimal terlihat dari data pengambilan

kadar trigliserida pretest yang menunjukan angka rerata di bawah 100 mg/dl. Pada

penelitian selanjutnya usaha untuk membuat tikus hipertrigliseridemia dengan

pakan tinggi lemak sebelum dilakukannya pretest dapat dilakukan lebih lama.

Meskipun demikian, efek peningkatan trigliserida pretest sudah terlihat, namun

masih dalam batas normal dan bukan merupakan kondisi hipertrigliseridemia

kronis.

Selain waktu usaha membuat tikus hipertrigliseridemia, peningkatan kadar

trigliserida yang tidak optimal pada penelitian ini dapat disebabkan oleh pengaruh

hormon tiroid yang berlebihan pada tikus putih (rattus norvegicus) galur wistar

ini. pemberian pakan tinggi lemak disertai cekok propiltiourasil (PTU) dapat

menjadi masukkan bagi penelitian selanjutnya. Pemberian pakan tinggi lemak

bersamaan dengan PTU merupakan usaha untuk menginduksi tikus sehingga

dapat tercipta kondisi hiperlipidemia. PTU merupakan suatu zat anti tiroid

yangmampu menghambat pembentukan hormon tiroid.Hormon tiroid berperan

dalam lipolisis, makapenghambatan hormon tiroid akan menyebabkanpeningkatan

kadar lipid darah melalui peningkatanbiosintesis kolesterol endogen (Murray,

2003).

Jumlah sampel dalam penelitian ini terbilang minimal. Jumlah sampel

dapat mempengaruhi tingkat presisi estimasi statistik dan kesalahan sampling.

semakin besar jumlah sampel yang diambil akan meningkatkan tingkat presisi

estimasi statistik dan mengurangi kesalahan sampling.

Page 68: Microsoft Word - Skripsi Jadi!!!!

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

56

BAB VI

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

1. Pemberian oral jus buah naga putih (Hylocereus undatus H.) dapat

menurunkan kadar trigliserida serum tikus putih (Rattus norvegicus).

2. Perbedaan dosis pemberian oraljus buah naga putih (Hylocereus undatus

H.) dengan dosis 3,6g/200 gBB/hari, dosis 7,2g/200 gBB/hari dan dosis

10,8g/200 gBB/hari tidak menunjukkan adanya perbedaan bermakna

secara statitik dalammenurunkan kadar trigliserida serum tikus

putih(Rattus norvegicus).

3. Efektivitas penurunan kadar trigliserida oleh pemberian jus buah naga

putih (Hylocereus undatus H.) dosis 7,2g/200gBB/hari dan dosis

10,8g/200 gBB/hari tidak menunjukkan adanya perbedaan bermakna

secara statistik dengan efektivitas gemfibrozil sebagai gold standard.

B. Saran

1. Dapat dilakukan penelitian dengan menggunakan jumlah sampel yang

lebih besaragar hasil yang didapat lebih bermakna secara statistik.

2. Pemberian pakan tinggi lemak dapat dilakuan lebih lama untuk hasil

hipertrigliseridemia pretest lebih signifikan.

3. Pemberian aquadest dapat dicampur PTU 1% untuk meminimalisir

pengaruh hormon tiroid.

4. Dapat dilakukan penelitian mengenai efikasi buah naga sebagai

antihiperlipidemia dengan menggunakan ekstrak.

Page 69: Microsoft Word - Skripsi Jadi!!!!

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 70: Microsoft Word - Skripsi Jadi!!!!

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR PUSTAKA

Adam, J.M.F. 2005. Meningkatkan kolesterol-HDL, paradigma baru penatalaksanaan dislipidemia. J Med Nus. 26:200-203.

Adiputro. 2008. Penyakit Jantung. http://ww3.rsudulin.com/content/view/37/47/ (5 Maret 2010)

Anonim. 2008. Triglycerides. http://www.med.umich.edu/1libr/aha/aha_trigly_crs.htm(8 Maret 2010)

Ardiansyah. 2007. Antioksidandan Peranannya Bagi Kesehatan.http://www.beritaiptek.com/zberita-beritaiptek-2007-01-23-Antioksidan-dan-Peranannya-Bagi-Kesehatan.shtml (5 Maret 2010)

Ariffin, A.A.,J.Bakar, C.P.Tan, R.A.Rahman, R.Karim, C.C.Loi, 2008.Essential fatty acids of pitaya (dragon fruit) seed oil,Food Chemistry (in press), 20:1-4.

Arkeman, D.H. 2006. Efek vitamin C dan E terhadap sel goblet saluran nafas

pada tikus akibat pajanan asap rokok. Universal 25:62

Cox, R.A., García M.R. 1990. Cholesterol, Triglycerides, and Lipoproteins. http://www.ncbi.nlm.nih.gov/bookshelf/br.fcgi?book=cm&part=a951

Decroli, E. 2008. Penatalaksanaan Dislipidemia Guna Pencegahan Primer dan Sekunder Penyakit Kardiovaskuler (PKV). http://www.internafkunand.or.id/KUMPULAN%20ARTIKEL/METAB/Dr.%20Eva%20Decroli.doc. (16 Maret 2010)

Dorland, W. 2002. Kamus Kedokteran Dorland. Edisi ke-29. Alih Bahasa: Huriawati Hartanto, dkk. Jakarta: EGC. hal: 2289.

Farris, J.E. 1954. The Rat as An Experimental Animal,In:The Care and Breeding of Laboratory Animals. New York:John Wiley and Sons, Inc. pp: 43.

Fazila, H., Rokiah, M.Y., Norhayanti,A.H., Adzim, K.R. 2006. Effect of Red Pitaya Fruit (Hylocereus sp.) on blood lipid profiles in mild hipercholesterolemia and hypercholesterolemia subjects. In: Siong, T.E. (ed). Proceedings of 21 Scientific Conference and Annual General Meeting of the Nutrition Society in Malaysia. Kuala Lumpur: Nutrition Society of Malaysia, p: 108.

Ganong, W.F. 1992. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi ke-14. Editor Bahasa Indonesia : J. Oswari. Jakarta: ECG. Hal: 280

Page 71: Microsoft Word - Skripsi Jadi!!!!

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Gropper, S.S., Smith,J.L., Goff,J.L. 2005. Advance Nutririon and Human Metabolism. 4th ed. Belmont: Thomson Wadsworth.

Guyton, A.C. and Hall, E. J. 1997. Metabolisme lemak. Dalam:Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Alih Bahasa: I. Setiawan, K.A. Tengadi, A.S. Edisi 9. Cetakan Pertama. Jakarta: EGC. Hal: 1076-91.

Hasan, M.N. 2008. Hindari Sindrom Metabolik dengan Vitamin. http://www.kr.co.id/web/detail.php?sid=163785&actmenu=45 (16 Maret 2010).

Hoogt, V.D.C.C., Haan, W.D., Westerterp, M., Hoekstra, M., Dallinga-Thie,

G.M., Romijin, J.A., Princen, H.M.G.,et al.. 2007. Fibrate reduces trigliceride by incresing clearence of VLDL and inhibiting liver synthesis of VLDL. J.L.R. 48:1763-81.

ICBF. 1992. Table De Compisition de alimentos. 6th ed. In: El Cultivo de Pitaya

y su Positionmiento en el Mercardo.http:// www.angelfire.com/ia2/ingenieriaagricola/pitaya.htm.(16 Maret 2010).

Irwan, A.F. 2008. Dislipidemia.

http://freemedicarticles.blogspot.com/2008/04/dislipidemi.html (5 Maret 2010)

Jacobs, D. 1999. Pitaya (Hylocereus undatus), a potential new crop for Australia. Australian New Crops Newsletter 11: 16.

Jeppesen J, Hein OH, Suadicani P, Gyntelberg S. 1998. Triglyceride concentration and ischemic heart disease. Circulation. 97:1029-36

Kamanna, V.and Kashyap, M. 2003. Mechanism of action of niacin. The

American Journal of Cardiology. Volume 101, Issue 8. Pp: S20-S26

Katzung, B.G. 2001. Farmakologi Dasar dan Klinik. Ed 8. Diterjemahkan oleh: Dr. Dripa Syabana dkk. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta. Hal: 435-440.

Koeman, J. H. 1987. Pengantar Umum Toksikologi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Hal: 77-78.

Kristanto, D. 2008. Buah Naga Pembudidayaan di Pot dan di Kebun. Jakarta: Penebar Swadaya

Kritchevsky, M. 1996. Animal techniques for evaluating hypocholesteremic drugs. Animal and Clinical Pharmacologic Techniques in Drug Evaluation. Edited by Nodine, J.H., pp: 193-197

Page 72: Microsoft Word - Skripsi Jadi!!!!

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Kumalaningsih, S. 2007. Antioksidan, Sumber & Manfaatnya. http://antioxidantcentre.com/index.php/Antioksidan/3.-Antioksidan-Sumber-Manfaatnya.html. (12 Maret 2010).

Lawrence, G.S. Sindrom metabolik merupakan manifestasi dari keadaan

inflamasi. J Med Nus 26:48-57

Mangkoewidjojo, S. 1988. Pemeliharaan, Pembiakan, dan Penggunaan Hewan Percobaan di Daerah Tropis. Jakarta: UI Press. Hal: 37-8.

Mansjoer A., Triyanti K., Savitri R., Wardhani W.I., Setiowulan W. (eds). 2005. Kapita Selekta Kedokteran Jilid 1. Jakarta: Media Aesculapius. hal: 588

Malole MBM, SU Pramono. 1989. Penggunaan Hewan-Hewan Percobaan di Laboratorium. Pusat AntarUniversitas. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Meigs, J. B. 2003.The metabolic syndrome. British Medical Jurnal. 327:61-2.

Morton, J.F. 1987. Fruits of Warn Climates Strawberry Pear.Miami: Florida Flair Books. Pp: 347-8, 505

Murray, R.K., Granner, D.K., Mayes, P.A., Rodwell, V.W. 2003. Bioenergetika dan metabolisme karbohidrat serta lipid. In : Ana P.B. dan Tiara M.N. (eds). Biokimia Harper. Edisi 25. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. Hal : 276 – 283.

Mycek, M.J., Harvey, R.A., Champe, P.C. 2002. Obat antilipidemia.In : Farmakologi ulasan bergambar. Edisi 2. Alih Bahasa: Misnadiarly. Jakarta: Widya Medika

Ngatidjan. 1991. Petunjuk Laboratorium Metode Laboratorium Dalam Toksikologi. Yogyakarta: Pusat Antar Universitas Bioteknologi UGM.

Norhayati H., 2006. Komposisi Kimia dan Aktiviti Antioksidan Buah Pitaya Merah (Hylocereus Sp.) dan Kesan ke Atas Paras Glukosa dan Profil Lipid Tikus yang diaruh Hiperglisemia. Universitas Putra, Malaysia. [Tesis].

Nugroho, H.S.W. 2008. Metabolisme Lipid.

http://static.schoolrack.com/files/14204/34773/5-metabolisme_lipid.doc (16Maret 2010)

Panjuantiningrum, F. 2009. Pengaruh Pemberian Buah Naga Merah (Hylocereus polyrhizus) terhadap Kadar Glukosa Darah Tikus Putih yang Diinduksi Aloksan. Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret, Surakarta [Skripsi].

Page 73: Microsoft Word - Skripsi Jadi!!!!

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI). 2007. Sindroma Metabolik. In :Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: EGC. hal: 1849-51.

Pratomo. 2008. Manfaat dari pangan fungsional. Suara Merdeka, Jumat 12 September 2008.

Phyto Medica. 1993. Anti Hiperlipidemia. Penapisan Farmakologi, Pengujian Fitofarmaka dan Pengujian Klinik. Jakarta, Hal: 38-45.

Sampurna, L. 2000. Pedoman Pelaksanaan Uji Klinik Obat Tradisional. Jakarta: Departemen Kesehatan RI Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan Direktorat Pengawasan Obat Tradisional. Hal: 1.

Santoso, M. dan Setiawan, T. 2005. Penyakit jantung koroner. Cermin Dunia Kedokteran. 147: 5-9

Smith, J.B. dan Mangkoewidjojo, S. 1988. Pemeliharaan, Pembiakan, dan Penggunaan Hewan Percobaan di Daerah Tropis. UI Press, Jakarta. pp : 37-8.

Soehardjono, D. 1993. Percobaan Hewan Laboratorium. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Hal: 207

Sotyaningtyas, C. 2007. Sehat & Segar dari Alam. http://theeazayoe.blogspot.com/2007_07_01_archive.html (6 Maret 2010)

Sugiyanto. 1995. Petunjuk Praktikum Farmasi. Edisi IV. Yogyakarta: Laboratorium Farmakologi dan Taksonomi UGM. Hal:11-2

Sulistia, G.G. 2005. Hipolipidemik. In : Farmakologi dan Terapi. Edisi 5. Bagian Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta: Gaya Baru. Hal: 373-88

Suriawiria, H.U. 2008. Omega 3 Ikan Mengurangi ancaman Sakit Jantung! http://bankjamal.blogdetik.com/2008/08/(10Maret 2010 )

Suryono, J.2006. Mengkonsumsi buah naga untuk obati berbagai penyakit. Sinar

Tani, Edisi 15-21 Februari 2006

Sutomo, B. 2007. Buah naga merah segar dan berkhasiat. http://id.shuoong.com/exact-sciences(6 Maret 2010)

Suyatna, F.D. 2007. Hipolipidemik. Dalam: Farmakologi dan Terapi. Edisi 5.

Jakarta: Gaya Baru. Hal: 373-388.

Page 74: Microsoft Word - Skripsi Jadi!!!!

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Tjokronegoro, A., 1992. Semiloka Etik Penelitian Obat Tradisional.Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Hal: 27-9.

U.S. Departement of Health and Human Services. 2001. Third Report of the National Cholesterol Education Program Education Program (NCEP) Expert Panel on Detection, Evaluation and Treatment of High Blood Cholesterol in Adult (Adult Teratment Panel III). NIH Publication No. 01-3670

Wart, P. 2004. Rats! Rodents and Human are Similiar. Well Source, Inc.

Wibowo, B. 2008.Manfaat Buah Naga (Dragon Fruit). http://benyali wibowo.wordpress.com/2008/03/10/manfaat-buah-naga-dragon-fruit-2/. (5 Agustus 2010).

Widiharto, M. 2008. Hiperkolesterolemia. http://puskesmas-

sleman.net/Artikel_Pertama.html. (16 Maret 2010).

Widmmann, F.K., 1995. Tinjauan Klinis atas Hasil Pemeriksaan Laboratorium (Clinical Interpretation of Laboratory Tests). Jakarta: EGC. hal: 261.

Witjaksono, F. 2006. Bahaya dari kolesterol tinggi. http://www.arekprobolinggo.net/blog/2006/11/10/bahaya-dari-kolesterol-tinggi/ (3 Juli 2010)