Metode Penelitian - Dick and Carey

21
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Model Penelitian dan Pengembangan Bahan ajar yang dikembangkan dengan model Dick – Carey berupa desain instruksional. Dalam pengembangan bahan ajar dengan model Dick-Carey dilaksanakan dengan proses yang berurutan sehingga hasil yang dicapai sesuai dengan tujuan instruksionalnya, namun, tanpa melakukan evaluasi sumatif. Dick dan Carey menetapkan sepuluh langkah yang harus ditempuh yaitu: 1. Identifikasi Tujuan 2. Melakukan Analisis Instruksional 3. Mengidentifikasi Perilaku dan Karakteristik 4. Merumuskan tujuan performansi 5. Mengembangkan Kriteria Untuk Uji Produk 6. Mengembangkan Strategi Instruksional 7. Mengembangkan dan Menyeleksi Bahan Instruksional 8. Merancang dan Melaksanakan Penilaian Formatif 28

Transcript of Metode Penelitian - Dick and Carey

Page 1: Metode Penelitian - Dick and Carey

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Model Penelitian dan Pengembangan

Bahan ajar yang dikembangkan dengan model Dick – Carey berupa desain

instruksional. Dalam pengembangan bahan ajar dengan model Dick-Carey

dilaksanakan dengan proses yang berurutan sehingga hasil yang dicapai sesuai

dengan tujuan instruksionalnya, namun, tanpa melakukan evaluasi sumatif.

Dick dan Carey menetapkan sepuluh langkah yang harus ditempuh yaitu:

1. Identifikasi Tujuan

2. Melakukan Analisis Instruksional

3. Mengidentifikasi Perilaku dan Karakteristik

4. Merumuskan tujuan performansi

5. Mengembangkan Kriteria Untuk Uji Produk

6. Mengembangkan Strategi Instruksional

7. Mengembangkan dan Menyeleksi Bahan Instruksional

8. Merancang dan Melaksanakan Penilaian Formatif

9. Revisi Instruksional

Metode pengembangan Dick and Carey dipilih karena sesuai untuk

mengembangkan modul ajar yang bersifat desain instruksional. Dengan begitu

modul ajar akan sesuai dengan kebergunaannya dalam pembelajaran.

28

Page 2: Metode Penelitian - Dick and Carey

29

B. Prosedur Penelitian dan Pengembangan

Sesuai dengan model pengembangan bahan ajar dalam penelitian ini, maka

prosedur penelitian dan pengembangan dilakukan dengan langkah yang ditetapkan

oleh Dick and Carey, tanpa melakukan langkah ke sepuluh.

1. Identifikasi Tujuan

Pada tahap ini, dilakukan identifikasi tujuan modul ajar yang akan

dikembangkan, yaitu terkait apa yang harus dicapai mahasiswa setelah

menyelesaikan pembelajaran. Yang termasuk dalam langkah ini adalah

menentukan tujuan tiap bab modul untuk selanjutnya digunakan dalam

pengembangan modul. Tujuan dapat dirumuskan berdasarkan kompetensi yang

ingin dicapai, yaitu:

Mengetahui, memahami, dan mampu mengimplementasikan HTML5, CSS3,

dan Javascript untuk membuat sebuah antarmuka aplikasi perangkat bergerak,

Mengetahui framework jQuery dan mampu menggunakan jQuery untuk

membuat animasi pada aplikasi perangkat bergerak

Mampu membuat aplikasi perangkat bergerak berbasis web yang dapat

dijalankan dan digunakan secara offline,

Mampu menganalisis, merancang, mengimplementasikan, dan membangun

aplikasi berbasis web pada perangkat bergerak

2. Melakukan Analisis Instruksional

Tahap kedua, dilakukan untuk menganalisis keterampilan yang harus

dipelajari dan langkah yang dilakukan untuk mencapai tujuan yang telah

ditentukan pada tahap sebelumnya. Dari tujuan yang telah ditetapkan pada

langkah sebelumnya, dapat disimpulkan keterampilan yang harus dipelajari dan

Page 3: Metode Penelitian - Dick and Carey

30

langkah yang dilakukan untuk mencapai tujuan, yaitu keterampilan dalam

pengembangan mobile web yang dapat dicapai dengan pendekatan berbasis

proyek.

3. Mengidentifikasi Perilaku dan Karakteristik

Tahap ini dilakukan dengan melakukan identifikasi perilaku dan

karakteristik yang sesuai dengan keterampilan awal mahasiswa. Tahap ini

berhubungan dengan penentuan keterampilan dan langkah prosedural pada tahap

dua. Keterampilan awal mahasiswa yang dibutuhkan dalam pengembangan

mobile web, yaitu pemrograman berbasis web yang mengenal HTML5, CSS3,

dan Javascript.

4. Merumuskan Tujuan Performansi (Khusus)

Dalam tahapan ini ditentukan keterampilan utama yang harus dipelajari,

atau keterampilan yang akan dimiliki peserta didik setelah melakukan proses

pembelajaran yaitu kemampuan dalam pengembangan mobile web learning.

5. Mengembangkan Instrument Penilaian

Pada tahap kelima, langkah yang harus dilakukan adalah mengembangkan

instrument penilaian atau instrument evaluasi yang dapat mengukur performa

siswa dalam mencapai tujuan yang telah dirumuskan.

6. Mengembangkan Strategi Instruksional

Untuk melakukan tahap ini, didasari oleh langkah-langkah yang telah

dilakukan sebelumya. Dalam tahap ini dilakukan pengembangan modul sesuai

dengan desain yang telah ditentukan dalam tahap-tahap sebelumnya. Termasuk

didalamnya adalah strategi pembelajaran secara keseluruhan yang dikembangkan

dengan pendekatan berbasis proyek.

Page 4: Metode Penelitian - Dick and Carey

31

7. Mengembangkan dan Memilih Bahan Instruksional

Modul ajar akan dikembangkan pada tahap ini berdasarkan 3 kriteria, yaitu

jenis pembelajaran, ketersediaan bahan yang relevan, dan sumber daya yang

tersedia. Modul yang dikembangkan harus sesuai dengan pendekatan berbasis

proyek, sehingga harus sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran berbasis

proyek, yaitu menetapkan tema proyek, menetapkan konteks belajar,

merencanakan aktivitas-aktivitas, memproses aktivitas-aktivitas, dan penerapan

aktivitas-aktivitas untuk menyelesaikan proyek.

8. Merancang dan Melaksanakan Penilaian Formatif

Pada tahap ini dilakukan evaluasi formatif. Modul ajar yang dikembangkan

akan direview oleh ahli materi dan ahli media, yang merupakan Dosen Teknik

Elektro UM. Sedangakn uji coba akan dilakukan dengan 3 tahapan, yaitu

penilaian satu-satu, penilaian kelompok kecil, dan penilaian uji lapangan. Subyek

uji coba dalam pengembangan modul ini adalah mahasiswa S1 PTI UM angkatan

2011. Evaluasi yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui ketercapaian tujuan

pengembangan produk, kelayakan dan keefektifitasannya.

9. Revisi Instruksional

Tahap ini dilakukan dengan mengacu pada penilaian formatif yang

dilakukan untuk mengidentifikasi kesulitan-kesulitan yang ditemui mahasiswa

dalam mempelajari modul. Revisi dilakukan untuk meningkatkan nilai kelayakan

dan kefektifitasn modul ajar yang dikembangkan, sehingga dapat mencapai tujuan

dikembangkannya produk.

Page 5: Metode Penelitian - Dick and Carey

32

Secara garis besar, prosedur penelitian dan pengembangan akan dilakukan

sesuai dengan langkah-langkah dalam gambar berikut:

Gambar 3.1 Prosedur Penelitian dan Pengembangan Menurut Dick and Carey(Sumber: The Systematic Design of Instuction, 2001:3)

C. Modul Mobile Web

Materi yang terdapat dalam modul tersebut berdasarkan beberapa

kompetensi yang diharapkan, yaitu:

Mengetahui, memahami, dan mampu mengimplementasikan HTML5, CSS3,

dan Javascript untuk membuat sebuah antarmuka aplikasi perangkat bergerak,

Mengetahui framework jQuery dan mampu menggunakan jQuery untuk

membuat animasi pada aplikasi perangkat bergerak

Mampu membuat aplikasi perangkat bergerak berbasis web yang dapat

dijalankan dan digunakan secara offline,

Mampu menganalisis, merancang, mengimplementasikan, dan membangun

aplikasi berbasis web pada perangkat bergerak

Dalam modul tersebut akan terdapat 7 pokok bahasan, yaitu:

1. Pengenalan HTML 5 dan CSS3

2. Pengenalan Javascript dan JQuery Mobile

Page 6: Metode Penelitian - Dick and Carey

33

3. User Interface (Layout, Template, Sistem Grid)

4. User Interace (Tipografi, Tabel, Form, Button, Gambar)

5. User Interface (Menu, Nvigasi, Sidebar, Page Control)

6. Multimedia (Audio-Video, Animasi)

7. Content Interaktif

Secara garis besar modul akan dikembangkan berdasarkan kisi-kisi dalam

tabel berikut:

Tabel 3.1 Kisi-kisi Materi Modul Mobile Web

Urutan Bab Judul Bab Tujuan PembelajaranBab 1 Pengenalan HTML5 dan

CSS31. Mengetahui, memahami, dan mampu

mengimplementasikan HTML5.2. Mengetahui, memahami, dan mampu

mengimplementasikan CSS3.Bab 2 Pengenalan Javascript dan

jQuery Mobile1. Mengetahui, memahami, dan mampu

mengimplementasikan Javascript.2. Mengetahui, memahami, dan mampu

mengimplementasikan jQuery Mobile.Bab 3 User Interface (Layout,

Template, Sistem Grid)1. Mengetahui dan memahami

pengaturan user interface.2. Mengetahui dan memahami

pengaturan layout, template, dan sitem grid.

3. Mengimplementasikan pengetahuan tentang layout, template dan system grid untuk keperluan user interface.

Bab 4 User Interace (Tipografi, Tabel, Form, Button, Gambar)

1. Mengetahui dan memahami pengaturan user interface.

2. Mengetahui dan memahami pengaturan tipografi, pembuatan table, form, button, dan pengaturan gambar.

3. Mengimplementasikan pengetahuan tentang tipografi, table, form, button, gambar.

Bab 5 User Interface (Menu, Navigasi, Sidebar, Page Control)

1. Mengetahui dan memahami pengaturan user interface.

2. Mengetahui dan memahami pengaturan menu, navigasi, sidebar, dan page control.

3. Mengimplementasikan pengetahuan tentang menu, navigasi, sidebar, dan page control.

Bab 6 Multimedia (Audio-Video, 1. Mengetahui dan memahami jenis-

Page 7: Metode Penelitian - Dick and Carey

34

Animasi) jenis multimedia pembelajaran.2. Mengetahui dan memahami

pengaturan multimedia dalam halaman mobile web.

3. Mengimplementasikan multimedia dalam web learning.

Bab 7 Content Interaktif 1. Mengetahui dan memahami jenis-jenis konten interaktif.

2. Membuat konten interaktif.3. Mengimplementasikan konten

interaktif dalam halaman mobile web pembelajaran.

Modul dalam bentuk softfile (.pdf) akan didistribusikan melalui website

sederhana, yang dapat diakses dengan mudah oleh mahasiswa, sehingga

mahasiswa dapat belajar secara mandiri kapanpun dan dimanapun.

D. Tools yang Digunakan dalam Pengembangan

Dalam mengembangkan modul ini digunakan beberapa tools, yaitu:

1. NetBeans IDE

NetBeans IDE merupakan tool yang digunakan untuk mendevelop aplikasi

mobile web, sebagai text editor script HTML, CSS, Javascript, maupun jQuery

Mobile yang digunakan. NetBeans IDE dipilih karena mendukung berbagai

macam bahasa pengembangan, mudah dan efisien digunakan untuk membangun

mobile web yang terdiri dari beberapa script dan tergabung dalam satu proyek.

Selain itu, NetBeans IDE memiliki kemampuan Smart Code Editing, yaitu

kemampuan untuk menentukan indentasi, mencocokkan code dan brackets

(kurung), serta pemberian warna berbeda untuk setiap kata dalam script yang

memiliki perbedaan fungsi. Atas dasar tersebut, NetBeans IDE dipilih sebagai text

editor dalam pengembangan. Namun dimungkinkan untuk menggunakan text

editor lain seperti Notepad++ maupun Sublime.

Page 8: Metode Penelitian - Dick and Carey

35

2. Xampp

Xampp yang dikembangkan oleh Apache Friends merupakan aplikasi web

server yang digunakan agar web yang dikembangkan dapat diakses melalui

localhost laptop. Xampp dipilih karena mudah digunakan dan cross-platform.

Selain itu, xampp juga telah umum digunakan sebagai web server di laptop.

3. Web Browser (Chrome & Extension)

Web browser yang digunakan dalam pengembangan ini adalah Google

Chrome besutan Google. Selain kenyamanan dan kemudahan yang diberikan oleh

Chrome web browser ini juga dipilih karena memiliki extension khusus yang

dapat digunakan untuk melihat hasil pengembangan web ketika dibuka melalui

perangkat mobile. Extension yang dimaksud adalah Ripple. Meskipun masih

dalam versi Beta, Ripple dapat dengan mudah digunakan untuk mencoba sebuah

kompatibilitas halaman web ketika dibuka melalui perangkat mobile.

E. Uji Coba Produk

Dalam tahap uji coba produk dilakukan langkah pengumpulan data sebagai

dasar dalam menetapkan kelayakan dan efisiensi produk yang dihasilkan.

1. Desain Uji Coba

Review produk digunakan untuk mengumpulkan data sebagai dasar

penetuan tingkat kelayakan produk yang dikembangkan.

a. Desain Review

Review yang dilakukan bersifat deskriptif kualitatif. Review ini digunakan

untuk mengetahui kelayakan produk, baik dengan skala presentase, maupun kritik

dan saran yang diberikan penguji. Uji kelayakan dilakukan dengan memberikan

Page 9: Metode Penelitian - Dick and Carey

36

angket pada penguji untuk menilai kelayakan produk. Review yang dilakukan

mencakup kesesuaian dengan tujuan, spesifikasi modul, kelayakan isi,

kebahasaan, sajian, dan kegrafikan.

b. Subjek Review

1) Ahli media yaitu dosen Prodi S1 Pendidikan Teknik Informatika UM sebagai

Learning Specialist yang memiliki karakteristik berkompeten di bidang bahan

ajar.

2) Ahli Materi (Content Specialist) yaitu dosen pengajar mata kuliah Mobile

Learning S1 PTI UM.

2. Subyek Uji Coba

Subyek uji coba adalah mahasiswa S1 Pendidikan Teknik Informatika UM

angkatan 2011. Uji coba dilakukan dengan tiga tahap, yaitu:

a. Uji Coba Perseorangan

Pada uji coba kelompok kecil diambil 3 mahasiswa yang mengikuti

matakuliah Mobile Learning secara acak.

b. Uji Coba Kelompok Kecil

Pada uji coba kelompok kecil diambil 10 mahasiswa yang mengikuti

matakuliah Mobile Learning secara acak.

c. Uji Coba Lapangan

Pada uji coba lapangan diambil 25 orang mahasiswa yang mengikuti

matakuliah Mobile Learning secara acak.

Page 10: Metode Penelitian - Dick and Carey

37

3. Jenis Data

Data yang diperoleh dari uji coba yang dilakukan berupa data kuantitatif

dan data kualitatif. Data kuantitatif berupa penilaian bahan ajar dengan skor 1

sampai 4, yang diberikan oleh ahli media, ahli materi, dan mahasiswa PTI UM.

Data kualitatif berupa kritik dan saran yang diberikan validator terkait bahan ajar

yang dikembangkan. Kritik dan saran yang diberikan oleh penguji, akan dijadikan

acuan dalam pengembangan modul.

4. Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen evaluasi yang akan digunakan dalam review pengembangan

bahan ajar ini, mencakup enam indikator, yaitu:

Tabel 3.2 Indikator Review Modul

Indikator KomponenKarakteristik Modul 1. Self Instructional

2. Self Contained3. Stand Alone4. Adaptif5. User Friedly

Project-based Learning 1. Menetapkan tema proyek2. Menetapkan konteks belajar3. Merencanakan aktivitas-aktivitas4. Memproses aktivitas-aktivitas5. penerapan aktivitas-aktivitas untuk menyelesaikan

proyekKelayakan Isi 1. Kesesuaian dengan SK, KD

2. Kesesuaian dengan kebutuhan bahan ajar3. Kebenaran substansi materi pembelajaran4. Manfaat untuk penambahan wawasan5. Kesesuaian dengan nilai moral, dan nilai-nilai sosial

Kebahasaan 1. Keterbacaan2. Kejelasan informasi3. Kesesuaian dengan kaidah Bahasa Indonesia yang

baik dan benar4. Pemanfaatan bahasa secara efektif dan efisien (jelas

dan singkat)Penyajian 1. Kejelasan tujuan (indikator) yang ingin dicapai

2. Urutan sajian3. Pemberian motivasi, daya tarik

Page 11: Metode Penelitian - Dick and Carey

38

4. Interaksi (pemberian stimulus dan respond)5. Kelengkapan informasi

Kegrafikan 1. Penggunaan font; jenis dan ukuran2. Lay out atau tata letak3. Ilustrasi, gambar, foto4. Desain tampilan

Jawaban instrument menggunakan skala Linkert dengan empat kategori

pilihan sebagai berikut :

1) Angka 4 berarti sangat baik/sangat layak/sangat menarik/sangat jelas/sangat

tepat/sangat sesuai.

2) Angka 3 berarti baik/layak/menarik/jelas/tepat/sesuai.

3) Angka 2 berarti cukup baik/cukup layak/cukup menarik/cukup jelas/cukup

tepat/cukup sesuai.

4) Angka 1 berarti kurang baik/kurang layak/kurang menarik/kurang

jelas/kurang tepat/kurang sesuai.

5. Teknik Analisis Data

Analisis data yang dilakukan bertujuan untuk mengukur kelayakan produk

melalui kritik dan saran dari penguji pada instrumen. Selain itu juga

direpresentasikan dengan data kuantitatif berupa persentase keempat komponen

dalam instrumen uji coba. Data berupa kritik dan saran dari penguji dijelaskan

dengan analisis deskriptif, sedangkan data berupa angka dari angket akan

dianalisis menggunakan rumus persentase menurut Arikunto (2009) sebagai

berikut.

Rumus untuk mengolah data tunggal per butir soal:

Page 12: Metode Penelitian - Dick and Carey

39

Keterangan:

P = Persentase

x = Jawaban reponden dalam satu butir soal

xi = Jumlah skor ideal dalam satu butir soal

i = Nomor soal

100% = Konstanta

Rumus untuk mengolah data secara keseluruhan:

Keterangan:

P = Persentase

∑ x = Jumlah keseluruhan jawaban responden dalam satu butir soal

∑xi = Jumlah keseluruhan skor ideal tiap satu butir soal

i = Nomor soal

100% = Konstanta

Sebagai dasar pengambilan keputusan untuk merevisi modul digunakan

kriteria kualifikasi penilaian berdasarkan pendapat Arikunto (2009) seperti

tampak pada Tabel berikut:

Tabel 3.3 Kriteria Validitas Analisis Persentase (Sumber: Arikunto, 2009)

Persentase (%) Tingkat kelayakan Keterangan

76-100

51-75

26-50

<26

Valid

Cukup Valid

Kurang Valid

Tidak Valid

Layak / Tidak perlu revisi

Cukup Layak / Tidak perlu revisi

Kurang Layak / Revisi sebagian

Tidak Layak / Revisi Total

Page 13: Metode Penelitian - Dick and Carey

40

Penjelasan dari Tabel Kriteria Validitas Analisis Persentase adalah sebagai

berikut:

(1) Apabila modul yang diuji cobakan tersebut mencapai tingkat persentase 76 %

sampai 100 %, maka modul tersebut tergolong kualifikasi sangat valid atau

layak serta tidak perlu direvisi.

(2) Apabila modul yang diuji cobakan tersebut mencapai tingkat persentase 51 %

sampai 75,99 %, maka modul tersebut tergolong kualifikasi valid atau layak

serta tidak perlu direvisi.

(3) Apabila modul yang diuji cobakan tersebut mencapai tingkat persentase 26 %

sampai 50,99 %, maka modul tersebut tergolong kualifikasi cukup valid atau

cukup layak serta tidak perlu direvisi.

(4) Apabila modul yang diuji cobakan tersebut mencapai tingkat persentase 25 %

maka modul tersebut tergolong kualifikasi tidak valid atau tidak layak serta

perlu direvisi total.

Dengan kriteria kelayakan media yang telah dipaparkan, maka modul yang

dikembangkan dapat dikategorikan layak jika mencapai skor minimal 76%.