Menularkan Kegemaran Belajar Guru Belajar€¦ · Layaknya kebanyakan anak laki laki pada umumnya,...

72
Guru Belajar #PENDIDIKAN UNTUK SEMUA Edisi I Program Pendidikan untuk Semua Jawa Tengah Menularkan Kegemaran Belajar

Transcript of Menularkan Kegemaran Belajar Guru Belajar€¦ · Layaknya kebanyakan anak laki laki pada umumnya,...

Page 1: Menularkan Kegemaran Belajar Guru Belajar€¦ · Layaknya kebanyakan anak laki laki pada umumnya, dia juga mempunyai hobi bermain sepak bola, bahkan pernah serius latihan dan bergabung

1 Surat Kabar Guru Belajar - Edisi I Pendidikan untuk Semua Jawa Tengah

Guru Belajar

#PENDIDIKANUNTUKSEMUA

Edisi I Program Pendidikan untuk Semua Jawa Tengah

Menularkan Kegemaran Belajar

Page 2: Menularkan Kegemaran Belajar Guru Belajar€¦ · Layaknya kebanyakan anak laki laki pada umumnya, dia juga mempunyai hobi bermain sepak bola, bahkan pernah serius latihan dan bergabung

Surat Kabar Guru Belajar - Edisi I Pendidikan untuk Semua Jawa Tengah2

Surat Kabar Guru Belajar spesial ini merupakan hasil kerjasama dengan Yayasan Lari NusantaRun.Berisi tentang praktik baik pembelajaran guru tentang Pendidikan untuk Semua. Untuk edisi reguler terbit setiap dua bulan sekali. Isi tidak sepenuhnya mewakili pandangan redaksi.

beranda

Tentang Surat Kabar Guru Belajar

Dewan redaksi

Najelaa ShihabBukik SetiawanRizqy Rahmat HaniM. Abdurrahman BM. Rizky Satria

Email dan sosial media

[email protected] Guru Cikal@kampusgurucikal@kampusgurucikal

kontributor

KristijoriniKGB SurakartaTK Kr. Widya Wacana Pasar Legi

pen

yun

tin

g

@kristijorini Kristiyorini Wibowo

Ratno Kumar JayaKGB PemalangSMK Muhammadiyah Kota Pekalongan

pen

yun

tin

g

@ratno_kumar Ratno Kumar Jaya

Lukman HakimKGB PekalonganSMA Islam Kota Pekalongan

des

ain

erg

rafi

s

Guru BelajarSurat Kabar

@ukluk_hakim LukmanHakim

Ina LinaKGB SurabayaPaud Hidayah Surabaya

des

ain

erg

rafi

s

@veenuz027 Lina Ina

Page 3: Menularkan Kegemaran Belajar Guru Belajar€¦ · Layaknya kebanyakan anak laki laki pada umumnya, dia juga mempunyai hobi bermain sepak bola, bahkan pernah serius latihan dan bergabung

3 Surat Kabar Guru Belajar - Edisi I Pendidikan untuk Semua Jawa Tengah

Ina LinaKGB SurabayaPaud Hidayah Surabaya

Senyum bahagia anak adalah hadiah terbaik atas kerja keras pendidikan. Terlebih senyum itu berasal dari murid penyandang disabilitas yang optimis untuk melanjutkan pendidikan tinggi.

---

Saya bisa menyetir mobil itu termasuk lambat dibandingkan kebanyakan teman. Saya mengendarai mobil setelah bekerja sekian tahun. Setelah bisa, saya mengurus surat ijin mengemudi. Gara-gara itu saya akhirnya tahu bahwa surat izin mengemudi ternyata ada levelnya.

Surat Izin Mengemudi (SIM) yang saya miliki berada pada level paling rendah, level penguasaan yang paling sedikit tantangannya. Hanya bisa mengendarai kendaraan yang tergolong kecil. Setelah mempunyai SIM jenjang terendah sekian bulan, saya baru bisa mengajukan SIM pada jenjang yang lebih tinggi. Semakin tinggi jenjang, semakin kompleks tantangannya dan semakin banyak penyesuaian perilaku yang dibutuhkan.

Begitu juga menjadi guru. Pada dasarnya menguasai kompetensi yang sama namun dengan jenjang penguasaan yang berbeda-beda. Saya selalu membayangkan guru pada pendidikan inklusi dan pendidikan luar biasa menempati jenjang yang lebih tinggi dibandingkan guru pada umumnya.

Saya membayangkan guru pada pendidikan khusus sama seperti guru pada umumnya hanya saja tantangan yang dihadapi lebih kompleks. Guru pada umumnya menghadapi murid yang beragam kondisinya. Guru pendidikan khusus menghadapi keragaman murid yang lebih intensif. Guru pada umumnya dituntut kreatif melakukan pembelajaran. Guru pendidikan khusus dituntut lebih kreatif lagi. Wajar bila kita respek dan perlu belajar dari guru pendidikan khusus.

Itulah mengapa menjadi kehormatan bagi Kampus Guru Cikal ketika dipercaya Nusantarun untuk mengelola program Pendidikan untuk Semua di Jawa Tengah dan Yogyakarta. Program ini bertujuan menyediakan dukungan

MENDAKILEBIHTINGGI

dari redaksi

Bukik SetiawanKetua Kampus Guru Cikal

pen

ulis

@bukik

Page 4: Menularkan Kegemaran Belajar Guru Belajar€¦ · Layaknya kebanyakan anak laki laki pada umumnya, dia juga mempunyai hobi bermain sepak bola, bahkan pernah serius latihan dan bergabung

Surat Kabar Guru Belajar - Edisi I Pendidikan untuk Semua Jawa Tengah4

dan kesempatan bagi murid penyandang disabilitas mendapatkan akses pendidikan tinggi. Guru pendidikan khusus, bagaimana pun, menjadi penggerak utama program yang berinteraksi langsung dengan murid penyandang disabilitas.

Program Pendidikan untuk Semua sendiri termasuk kompleks. Banyak pihak yang dilibatkan, mulai guru, murid penyandang disabilitas, orangtua, pemerintah daerah hingga perguruan tinggi yang mempunyai program bagi murid penyandang disabilitas. Variasi program dan konten pembelajarannya pun relatif kompleks.

Setelah lebih dari satu tahun berjalan, program Pendidikan untuk Semua ini sebenarnya sudah pada fase akhir program. Sayangnya, kondisi darurat COVID-19 membuat pelatihan bagi murid penyandang disabilitas di Yogyakarta yang berpotensi mendapatkan beasiswa harus tertunda. Saat ini kami tengah menyiapkan program belajar daring (online) pengganti untuk memastikan kualitas pembelajaran yang setara dengan pelatihan yang dilakukan di Jawa Tengah.

Surat Kabar Guru Belajar edisi ini menampilkan perjalanan dan pelajaran sepanjang perjalanan program dari awal hingga akhir. Pada akhirnya, keyakinan awal semakin menguat bahwa murid penyandang disabilitas layak mendapat kesempatan melanjutkan pendidikan tinggi. Sebagaimana ditegaskan pada tulisan guru Sri Wahyuni, murid penyandang disabilitas tidak butuh perlakuan istimewa. Mereka butuh perlakuan yang sama, sebagaimana kita memperlakukan semua murid secara istimewa.

Terima kasih Pemerintah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah atas dukungannya. Terima kasih untuk IAIN Sunan Kalijaga, Universitas Negeri Yogyakarta, Universitas 11 Maret dan Universitas Dian Nuswantoro atas komitmennya terhadap kesempatan yang setara bagi murid penyandang disabilitas melanjutkan pendidikan tinggi. Terima kasih Nusantarun yang telah memberi kepercayaan dan menjadi teman seperjalanan untuk mewujudkan pendidikan untuk semua.

Telah panjang perjalanan kita, tapi masih panjang perjalanan yang harus ditempuh untuk mendampingi murid penyandang disabilitas yang mendapatkan beasiswa pendidikan tinggi. Mari terus melangkah bersama, menemani mereka mendaki lebih tinggi!

Bukik Setiawan

Kampus Guru Cikal

Page 5: Menularkan Kegemaran Belajar Guru Belajar€¦ · Layaknya kebanyakan anak laki laki pada umumnya, dia juga mempunyai hobi bermain sepak bola, bahkan pernah serius latihan dan bergabung

5 Surat Kabar Guru Belajar - Edisi I Pendidikan untuk Semua Jawa Tengah

Telah panjang perjalanan kita, tapi masih panjang perjalanan yang harus ditempuh untuk

mendampingi murid penyandang disabilitas yang mendapatkan beasiswa pendidikan tinggi. Mari terus melangkah bersama, menemani

mereka mendaki lebih tinggi!

Bukik SetiawanKetua Kampus Guru Cikal

Page 6: Menularkan Kegemaran Belajar Guru Belajar€¦ · Layaknya kebanyakan anak laki laki pada umumnya, dia juga mempunyai hobi bermain sepak bola, bahkan pernah serius latihan dan bergabung

Surat Kabar Guru Belajar - Edisi I Pendidikan untuk Semua Jawa Tengah6

Sri Wahyuni, S.Pd.KGB GroboganSMA Negeri 1 Wirosari

pen

ulis

[email protected]

Miskonsepsi Mengistimewakan Murid Disabilitas

Sepintas tidak ada yang berbeda pada sosok remaja yang memiliki tinggi 171 cm dengan badan tegap itu. Sesekali juga terlihat senyum dan tawanya tersungging di bibirnya saat bercanda bersama teman-teman sekelasnya. Namun, ada rasa canggung yang nyata saat temannya melihat ke arah wajahnya terutama pada bagian telinga sebelah kiri. Hal tersebut tampak dari sikapnya yang sering menunduk atau buang muka, bahkan beberapa kali menutup bagian telinganya yang sebelah kiri itu dengan tangannya. Remaja 14 tahun itu merupakan salah satu murid SMA Negeri 1 Wirosari Kabupaten Grobogan. Murid yang saat ini duduk di Kelas X IPS 3 itu, berasal dari keluarga yang berkecukupan.

Sulung dari 3 bersaudara itu Bernama Okka Dzakira Setiawan. Layaknya kebanyakan anak laki laki pada umumnya, dia juga mempunyai hobi bermain sepak bola, bahkan pernah serius latihan dan bergabung ke klub sekolah bola di Wirosari. Remaja pemalu dengan senyum manis itu tinggal bersama keluarganya di desa Mayahan, Kec. Tawangharjo, Kab. Grobogan, Provinsi Jawa Tengah. Okka, begitu nama panggilannya. Dia merupakan Anak Berkebutuhan Khusus ( ABK) pada fisik, yaitu tidak mempunyai daun dan lubang telinga sejak lahir. Remaja penyuka warna biru ini juga pernah mengalami operasi lubang anus karena begitu dilahirkan tidak mempunyai anus.

Saat di sekolah Okka dipandang sebelah mata dan mendapat perlakukan diskriminatif karena kekurangannya. Melihat kondisinya seperti itu saya merasa iba, dampaknya saya sering mengistimewakannya dengan memberikan perhatian khusus. Tidak hanya itu, saya juga meminta rekan guru dan teman-temannya untuk menjaga perasaan Okka, serta membantunya jika ada hambatan dalam mengerjakan tugas sekolah. Bak gayung bersambut,

Praktik Baik Pembelajaran

Page 7: Menularkan Kegemaran Belajar Guru Belajar€¦ · Layaknya kebanyakan anak laki laki pada umumnya, dia juga mempunyai hobi bermain sepak bola, bahkan pernah serius latihan dan bergabung

7 Surat Kabar Guru Belajar - Edisi I Pendidikan untuk Semua Jawa Tengah

ternyata permintaan saya diamini oleh teman-temannya dan sebagian guru. Saat itu langkah tersebut saya nilai tepat. Sebelum akhirnya saya sadar bahwa tindakan tersebut tidak tepat dan keliru dalam proses pendampingan ABK di sekolah.

Sejatinya ABK ingin diperlakukan sama tanpa dipandang sebelah mata. Jika ingin menyetarakan pendidikan ABK harus memberikan perlakuan yang sama dengan dukungan yang berbeda sesuai dengan karakteristik ABK tersebut. Menghilangkan sistem penghalang dengan memberikan sarana prasarana yang ramah ABK. Saya percaya bahwa ABK bisa hidup normal dan mandiri jika diberi fasilitas yang bisa membuat optimal ruang gerak baik secara fisik maupun intelektual sehingga bisa berdaya guna dalam hidup. Sesuai dengan PP no. 70 tahun 2016 bahwa anak-anak ABK mempunyai kesempatan yang sama dalam pendidikan sesuai kemampuan. Oleh karena itu, pemerintah membuka pendidikan inklusi.

Untuk memperjuangkan itu semua memang tidak mudah. Masih banyak masyarakat awam maupun kalangan pendidik yang masih miskonsepsi tentang pendidikan inklusi. Hal ini juga dialami oleh saya dan rekan guru pendidik, serta civitas academica SMA Negeri 1 Wirosari kabupaten Grobogan . Hal tersebut dilatarbelakangi beberapa faktor. Antara lain: (1) kurangnya perhatian dan interaksi dengan ABK, (2) kurangnya keterbukaan informasi dari orang tua, dan (3) kurangnya pemahaman dan kompetensi dalam memberikan pelayanan terhadap ABK di sekolah. Ketidakpahaman tentang ABK disebabkan kurangnya informasi atau sosialisasi tentang ABK mengakibatkan persepsi negatif dan perlakuan yang diskriminatif terhadap ABK.

Saya bersyukur karena mendapat panggilan diklat mengenai “Pengembangan Murid Disabilitas” yang diadakan Kampus Guru Cikal bekerjasama dengan Dinas pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa Tengah di

SLB N Semarang pertengahan Agustus 2019. Di sana saya mendapat ilmu dan pengalaman berharga dalam menangani ABK serta pengetahuan mengenai sekolah inklusi. Saya bisa berdiskusi langsung dengan teman peserta dan praktisi yang berkompeten. Dari situlah saya jadi melek ABK dan mengerti tentang sekolah inklusi. Bahwasanya Pendidikan inklusi adalah sistem layanan pendidikan yang mengatur agar penyandang disabilitas atau ABK dapat dilayani di sekolah terdekat, di kelas reguler bersama-sama teman seusianya. Tanpa harus dikhususkan kelasnya, murid dapat belajar bersama dengan aksesibilitas yang mendukung untuk semua murid tanpa terkecuali termasuk ABK. Inklusi bukan tentang pemenuhan sarana prasarana pendidikan semata. Akan tetapi, lebih tentang bagaimana metode pendidikan yang dilakukan untuk mengoptimalkan potensi, pemerataan, dan penyetaraan dalam pendidikan dan pekerjaan untuk ABK dengan memanusiakan hubungan.

Berkaitan mengoptimalkan potensi dan penyetaraan pendidikan untuk ABK di Sekolah, Langkah awal yang saya lakukan pasca pelatihan adalah berbagi ilmu ke rekan guru di sekolah. Selanjutnya, dengan dukungan kepala sekolah saya bekerjasama dengan wali kelas, guru mata pelajaran melakukan sosialisasi terhadap wali murid yang bersangkutan (orang tua Okka). Saya melakukan sosialisasi tentang hak dan penyetaraan ABK dalam pendidikan dan pekerjaan yang materinya saya peroleh dari hasil diklat. Selain itu, saya juga menyampaikan bagaimana cara melakukan pendekatan pada ABK, membangun hubungan yang baik tanpa dibuat-buat, dengan kedekatan dan hubungan yang baik, mampu bersimpati dan berempati atau yang sering Kampus Guru Cikal sebut dengan memanusiakan hubungan,

Selain melakukan pendekatan dan edukasi dengan orang tua, saya juga melakukan pendekatan khusus terhadap ABK tersebut. Yang menarik adalah ABK mau dan mampu mencurahkan semua

Page 8: Menularkan Kegemaran Belajar Guru Belajar€¦ · Layaknya kebanyakan anak laki laki pada umumnya, dia juga mempunyai hobi bermain sepak bola, bahkan pernah serius latihan dan bergabung

Surat Kabar Guru Belajar - Edisi I Pendidikan untuk Semua Jawa Tengah8

masalah, hambatan, kendala pendidikan, dan cita-citanya pada saya dalam wawancara saat konseling. Bahkan tidak hanya itu, dengan kedekatan dan hubungan baik guru BK mampu mengetahui secara kasat mata potensi ABK. Dari hasil konseling itu kemudian bekerja sama dengan lembaga Psikologi guna mengetahui bakat dan minat ABK yang sesungguhnya melalui tes bakat minat. Untuk tes bakat minat di sekolah saya tidak hanya diperuntukan khusus ABK saja, tetapi juga untuk semua murid di sekolah kami.

Dengan sosialisasi dan edukasi yang saya lakukan pada murid, guru, dan orang tua mengenai kesetaran hak pendidikan ABK, kini mereka sudah memahami dan menerima Okka sebagai bagian anggota keluarga yang tidak perlu dibedakan, tetapi di support dan dibantu saat mengalami kesulitan secara fisik maupun akademik. Saya sering memanggil Okka saat jam kosong untuk bimbingan dan konseling membangun kepercayaan dirinya secara utuh dan berkarakter. Kalimat yang sering saya ucapkan pada Okka, “Semua orang

mempunyai kesempatan yang sama dalam hidup, kamu boleh bermimpi, dan kamu harus menjaganya untuk kemudian mewujudkannya”.

Awalnya Okka terpaksa saat saya panggil ke BK karena belum mengenal saya dan takut dianggap temannya berkasus, tapi begitu akhir pertemuan Okka berkata ”Terima kasih Bu, sudah memperhatikan saya”. Kini Okka tidak dipandang sebelah mata lagi, karena sudah mampu menunjukkan prestasinya sesuai potensinya. Sudah tidak minder lagi dalam menuangkan bakatnya yaitu bermain bola. Teman temannya juga senang dengan perkembangan Okka yang sudah berani tampil di depan kelas dan bangga dengan keberhasilan Okka yang mampu masuk klub, serta sering bertanding di dalam maupun di luar kota. Yang ingin Okka lakukan ke depan adalah terus bermain bola, karena itu adalah hobinya dan disiplin berlatih agar bisa menjadi pemain yang profesional.

Page 9: Menularkan Kegemaran Belajar Guru Belajar€¦ · Layaknya kebanyakan anak laki laki pada umumnya, dia juga mempunyai hobi bermain sepak bola, bahkan pernah serius latihan dan bergabung

9 Surat Kabar Guru Belajar - Edisi I Pendidikan untuk Semua Jawa Tengah

Praktik Baik Pembelajaran

Nanik QomariyahKGB BloraSLB Budi Mulyo Kunduran

pen

ulis

[email protected]

MENGAJARKAN COREL DRAW PADA ANAK TUNARUNGU

Jika sebagian orang berfikir menjadi guru di Sekolah Luar Biasa (SLB) adalah satu hal yang mudah dikarenakan siswa yang dihadapi adalah Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) tentunya pemikiran itu harus dibuang jauh, kenapa? Karena realita di lapangan mengaharuskan guru SLB menjadi guru yang multitalenta. Sebagai gambaran guru SLB dengan background Pendidikan Luar Biasa (PLB) mengajar pada jenjang SMALB di mana dalam muatan kurikulumnya 60% adalah vokasi maka guru SLB dipaksa untuk menguasai berbagai keterampilan misalnya tata boga, tata busana, pertukangan dan TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi) untuk memberikan bekal keterampilan kepada siswa sehingga kelak diharapkan mereka dapat mandiri tidak bergantung pada orang lain ketika terjun di dunia masyarakat. Sehingga banyak guru-guru SLB yang background pendidikannya lulusan PLB tapi harus mengajar tata busana dengan membekali kemampuan tata busana melalui workshop keterampilan yang diselenggarakan dinas maupun mengikuti kursus secara mandiri. Hal ini juga saya alami ketika saya mendapatkan tugas mengajar jenjang SMALB dimana saya mendapatkan tugas mengampu Mata Pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK).

Ketika mengajarkan anak-anak MS Office saya tidak mengalami kendala yang cukup berarti karena aplikasi-aplikasi tersebut sudah cukup familiar

Page 10: Menularkan Kegemaran Belajar Guru Belajar€¦ · Layaknya kebanyakan anak laki laki pada umumnya, dia juga mempunyai hobi bermain sepak bola, bahkan pernah serius latihan dan bergabung

Surat Kabar Guru Belajar - Edisi I Pendidikan untuk Semua Jawa Tengah10

dan biasa juga digunakan pada saat menyelesaikan tugas di perguruan sehari-hari. Hingga suatu ketika saya berhadapan dengan murid bernama Arifin dengan hambatan khusus tunarungu (tidak bisa mendengar maupun berbicara).

Berdasarkan informasi tentang Arifin yang saya kumpukan diawal tahun pelajaran didapat informasi bahwa Arifin anak yang cukup rajin, mampu mengikuti pembelajaran dengan cukup baik dan memiliki bakat menggambar.

Pada semester awal seperti anak yang lain Arifin saya berikan materi MS-Office yaitu pengenalan program aplikasi MS Word dan Excell dan ternyata anak dapat menyerap materi dengan sangat baik bahkan lebih cepat dari teman yang lain dikarenakan Arifin anak yang tekun dan memperhatikan setiap arahan yang saya berikan. Ketika Arifin berhasil menyelesaikan tugasnya dan menunggu teman-teman yang lain Arifin sering membuat coretan gambar di kertas. Karena sering melihat hasil coretan gambar yang dibuat Arifin terlintas di benak saya kenapa tidak mengajarkan Aplikasi Corel Draw kepada Arifin untuk mengakomodir bakatnya. Saya tahu aplikasi Corel Draw adalah salah satu

aplikasi untuk membuat gambar, dulu waktu kuliah dan aktif di UKM Pecinta Alam saya sering melihat teman-teman saya dari jurusan Seni Rupa membuat desain untuk stiker ataupun kaos ketika Kami akan melaksanakan sebuah event kegiatan.

Namun permasalahannya bagaimana mungkin saya bisa mengajarkan ke anak kalau saya sendiri sama sekali tidak mengenal aplikasi tersebut? Sungguh saat itu saya merasa menyesal kenapa dulu di UKM tidak belajar dari teman-teman saya yang jurusan Seni Rupa itu. Tapi Arifin harus dikenalkan program aplikasi Corel Draw untuk mengakomodir hobinya menggambar. Karena saya tidak bisa jalan yang bisa ditempuh adalah mencarikan guru tamu yang ahli Design Grafis hal tersebut saya sampaikan kepada kepala sekolah dan beliau menyetujui untuk mendatangkan guru tamu. Saya mendatangi salah satu lembaga kursus Design Grafis di Kab. Blora menyampaikan maksud saya untuk mengundang beliau ke sekolah mengajar anak Desain grafis, semacam guru les seminggu 3 kali. Namun sayang ternyata beliau tidak bersedia karena yang harus ditangani adalah anak berkebutuhan khusus. Sedih sebenarnya mendapat jawaban beliau.

‘‘Sungguh tidak ada keharuan yang luar biasa sebagai guru ketika mendapati anak didiknya bisa mandiri dan berkarir sesuai dengan bakat dan minatnya. Nanik Komariah

Page 11: Menularkan Kegemaran Belajar Guru Belajar€¦ · Layaknya kebanyakan anak laki laki pada umumnya, dia juga mempunyai hobi bermain sepak bola, bahkan pernah serius latihan dan bergabung

11 Surat Kabar Guru Belajar - Edisi I Pendidikan untuk Semua Jawa Tengah

Disela-sela kebingungan saya berfikir haruskah saya mengikuti kursus desain grafis supaya saya dapat mengoperasikan program aplikasi Corel Draw? Namun saya mengajar sampai pukul 13.00 WIB dan saya masih memiliki anak balita jadi tidak punya cukup waktu untuk mengikuti kursus di luar.

Namun keinginan kuat untuk bisa mengajarkan Arifin Corel Draw sudah begitu kuatnya hingga saya mengambil keputusan saya harus belajar mandiri. Saya hubungi teman saya yang lulusan Seni Rupa yang tinggal di Solo, saya utarakan keinginan saya untuk belajar corel draw dan saya meminta tolong beliau untuk membantu saya apabila ada kesulitan ketika saya akan belajar mandiri, dan alhamdulillah beliau bersedia membantu saya. Saya datang ke Perpustakaan Umum Kab. Blora mencari buku tentang Corel Draw, mendapatkan buku dengan judul “Trik Cepat Membuat Efek Teks dengan Corel Draw 12 & Adobe Photoshop Cs” karya A. Taufiq Hidayatullah. Kemudian saya mengajukan ke pihak sekolah untuk menginstall aplikasi corel draw pada komputer sekolah begitupun juga pada komputer saya yang ada di rumah. Maka pada hari-hari selanjutnya di sela-sela waktu luang saya disibukkan dengan mempelajari setiap fitur yang ada pada program aplikasi Corel Draw.

Diawali dengan memahami Menu Bar, Tool bar dan semua menu yang ada pada Tool Box pada program aplikasi melalui buku kemudian saya praktikkan secara mandiri. Setiap selesai memahami satu menu saya mulai mengajarkan pada Arifin. Satu hal yang menjadi tantangan mengajar anak tuna rungu adalah kita tidak bisa memberikan instruksi secara verbal seperti anak normal karena anak tidak mungkin mengerti. Misal kita akan mengajarkan semua menu yang ada pada tool box seperti Freehand Tool yang fungsinya untuk membuat garis bebas maka saya harus memberikan contoh langsung bagaimana menggunakan menu freehand Tool tersebut diulang sampai dengan 3 kali dan anak saya minta untuk mengamati setiap gerakan

Page 12: Menularkan Kegemaran Belajar Guru Belajar€¦ · Layaknya kebanyakan anak laki laki pada umumnya, dia juga mempunyai hobi bermain sepak bola, bahkan pernah serius latihan dan bergabung

Surat Kabar Guru Belajar - Edisi I Pendidikan untuk Semua Jawa Tengah12

tangan saya, setelah melihat anak saya beri waktu mempraktikkan untuk menggunakan menu tersebut dan diulang sebanyak 3 kali juga. Langkah ini saya gunakan untuk mengajari penggunaan semua fitur pada program aplikasi dengan sistem sama 3 kali melihat contoh dan 3 kali mempraktikkan.Sejak pertama Arifin saya ajarkan Corel Draw terlihat sangat antusias mengikuti pelajaran.

Setelah Arifin memahami setiap fitur dan kegunaannya langkah selanjutnya adalah latihan membuat desain. Ini adalah satu bagian yang sangat sulit. Seandainya kita mengajar anak normal untuk meminta anak membuat desain kita tinggal memberikan perintah misal “anak-anak silahkan kalian buat desain….” Anak mendengar dan tentu akan melakukan yang diperintahkan guru. Tapi kondisi Arifin Tunarungu tidak bisa mendengar dan berbicara, dan satu masalah lagi saya sendiri tidak ahli dalam membuat sebuah gambar. Idealnya saya sebagai guru harus memberikan contoh membuat desain suatu gambar kemudian Arifin diminta membuat hal yang sama dari yang saya contohkan. Namun ternyata setiap saya menggambar hasilnya tidak maksimal.

Hingga satu ketika saya melihat koleksi majalah saya di rak buku. Di Setiap edisi itu ada galeri tempat anak-anak SD dan SMP mengirim hasil karya berupa gambar. Kemudian dari majalah tersebut pertama saya potong gambar yang dibuat oleh anak-anak SD karena kategori ini gambarnya masih cukup mudah. Kedua adalah gambar yang dibuat oleh anak SMP dimana gambarnya sudah mulai sulit. Semua gambar yang saya potong dan sudah saya kelompokkan saya bawa ke sekolah.

Pada tahap awal saya meminta Arifin membuat gambar dengan menjiplak gambar yang dibuat oleh anak-anak SD dengan alasan gambar tersebut masuk kategori mudah. Dan hasilnya sungguh diluar dugaan. Arifin dapat menyalin gambar-gambar tersebut dengan cukup baik. Setelah Arifin mampu membuat gambar sederhana kemudian saya

memberikan gambar yang lebih sulit yang dibuat oleh anak-anak SMP. Hasilnya pun jangan ditanya tentunya juga sangat memuaskan. Butuh waktu kurang lebih hampir 2 bulan untuk Arifin memahami semua fitur dan membuat design gambar. Pada bulan ke 3 Arifin sudah tidak perlu diberikan contoh gambar karena dia sudah pandai berkreasi sesuai dengan imajinasinya.

Arifin tinggal di asrama di lingkungan sekolah karena jarak rumah dan sekolah cukup jauh, setelah Arifin bisa menggambar menggunakan aplikasi Corel Draw Arifin pada sore hari Arifin menghabiskan banyak waktu di ruang komputer untuk latihan menggambar, hal ini dilakukan sampai anak lulus jenjang SMALB. Setelah beberapa waktu dari Arifin lulus dari jenjang SMALB, melalui FB Mesenger Arifin mengirimkan saya pesan ucapan terima kasih karena sekarang sudah bekerja di sebuah percetakan di Jakarta disertai foto dia memegang uang dengan tulisan bahwa itu adalah uang dari hasil gajinya. Sungguh tidak ada keharuan yang luar biasa sebagai guru ketika mendapati anak didiknya bisa mandiri dan berkarir sesuai dengan bakat dan minatnya.

Page 13: Menularkan Kegemaran Belajar Guru Belajar€¦ · Layaknya kebanyakan anak laki laki pada umumnya, dia juga mempunyai hobi bermain sepak bola, bahkan pernah serius latihan dan bergabung

13 Surat Kabar Guru Belajar - Edisi I Pendidikan untuk Semua Jawa Tengah

Praktik Baik Pembelajaran

AflahahKGB DemakSMAN 1 MIJEN

pen

ulis

Ajak Murid Disabilitas untuk

Kembangkan Bakat Menulis

Tidak sedikit orang menilai menjadi guru BK itu adalah pekerjaan yang mudah, karena tugasnya hanya melakukan pembinaan. Justru menjadi guru BK memiliki tanggung jawab lebih berat, karena harus memahami karakter dan potensi tiap murid yang dibina. Kemudian membantu murid untuk tumbuh dan memilih jalur karir sesuai dengan kompetensi dan potensinya. Apa lagi menjadi guru BK di sekolah inklusi. Hal tersebut menjadi tantangan tersendiri bagi saya. Saat ini saya mengajar di SMA Negeri 1 Mijen Demak merupakan salah satu SMA Negeri di Demak yang ditunjuk sebagai sekolah inklusi. Jika mendengar kata inklusi tentu kita paham bahwa kemajemukan muridnya lebih kompleks dibanding dengan sekolah pada umumnya, karena di sekolah inklusi terdapat murid disabilitas/ ABK (Anak Berkebutuhan Khusus).

Seperti di kelas X IPA 5 ada satu murid ABK yaitu bibir Sumbing dan Sindaktili. Dia seorang murid perempuan berinisial RH, berusia 16 tahun, dan tinggal di pedesaan dekat SMA Negeri 1 Mijen. Dia merupakan lulusan dari MTs yang tidak jauh dari tempat tinggalnya sehingga teman-temannya merupakan teman main masa kecil. Namun, saat hendak memasuki ke jenjang SMA, tidak sedikit teman MTsnya yang memilih untuk merantau ke Jakarta tidak melanjutkan sekolah. Tetapi, tidak dengan RH yang tetap ingin melanjutkan sekolah ke jenjang SMA. Hal tersebut sangat didukung oleh kedua orang tuanya, meski kondisi ekonomi keluarganya pas-pasan.

Selama belajar di SMA Negeri 1 Mijen saat berangkat sekolah RH selalu diantar bapaknya sampai di depan pintu gerbang sekolah. Sesampainya di sekolah RH langsung menuju kelas dengan muka menunduk

Page 14: Menularkan Kegemaran Belajar Guru Belajar€¦ · Layaknya kebanyakan anak laki laki pada umumnya, dia juga mempunyai hobi bermain sepak bola, bahkan pernah serius latihan dan bergabung

Surat Kabar Guru Belajar - Edisi I Pendidikan untuk Semua Jawa Tengah14

malu. Saat pulang pun demikian, keluar dengan buru-buru dan langsung menghampiri jemputan bapaknya. Selama berada di lingkungan sekolah dia hanya berdiam diri di kelas dan jarang ada teman sekelas yang mengajak ngobrol.

Dia mau ngomong hanya dengan sahabatnya dan teman sebangkunya yang sudah tahu kondisinya. Dia tidak pernah kemana-mana meski ke kantin untuk jajan. Selama sekolah, dia bawa bekal makanan dan minuman dari rumah.

Kelihatannya dia malu dan minder karena kondisi tubuhnya tidak sama seperti temannya yang bertubuh normal.

Demikian juga jari di kakinya, jempol kaki berdempetan. Saat kecil dan di lingkungan desanya, dia sering diejek teman mainnya apalagi saat bicara kadangkala tidak jelas yang disebabkan mulut rahang atas bolong. Hal tersebut yang membuat dia minder, lebih banyak memilih untuk diam dan menyendiri daripada berkumpul dengan teman-temannya.

Saat kegiatan belajar mengajar di kelas dia juga cenderung berdiam diri, tetapi tetap konsentrasi penuh apa yang disampaikan oleh Bapak/ Ibu guru yang mengajar di kelasnya. Secara intelegensi dan kemampuan berpikir dia bisa mengikuti apa yang disampaikan guru dan bisa memahami apa yang dipelajari. Hal ini tampak dari cerita rekan guru yang mengajarnya. Saat guru memberikan latihan soal dan meminta dia menjawab di papan tulis, dia bersedia maju dan jawaban yang ditulis benar. Namun, hal tersebut sangat berbeda apabila guru memberikan tugas dalam bentuknya lesan. Dia akan cenderung diam meskipun bisa menjawab, karena dia malu dan minder dengan keadaan dirinya. Hal tersebut dilatarbelakangi, karena saat dia bicaranya tidak begitu jelas dan beda dengan teman yang lain.

Informasi saya peroleh dari RH dan

Page 15: Menularkan Kegemaran Belajar Guru Belajar€¦ · Layaknya kebanyakan anak laki laki pada umumnya, dia juga mempunyai hobi bermain sepak bola, bahkan pernah serius latihan dan bergabung

15 Surat Kabar Guru Belajar - Edisi I Pendidikan untuk Semua Jawa Tengah

keluarga . RH suka mengungkapkan perasaannya lewat tulisan yang berbentuk narasi. Sejak kecil dan saat SD dulu dia suka berada di kamar, bercerita lewat tulisan tentang kegiatan dan kejadian hari itu dan dituangkan di buku harian. Dia punya keinginan dan target. Seperti, saat dia menulis tentang ceritanya hari itu, maka tulisan tersebut akan jadi. Kegiatan tulis menulis baginya sangat menyenangkan. Jika dia berada di kamar ditemani buku dan bolpoin kadang dia lupa dengan kegiatan lainnya. Sempat dia lupa ada janjian dengan temannya karena keasyikan menulis di kamar.

Menurutnya bagian kegiatan menulis yang mengasyikkan adalah bercerita apa yang telah dijalani dan mencoba menemukan solusi yang akan digunakan. Baginya hal-hal yang membuat sesuatu menjadi menarik adalah dengan cara tulisan bukan bicara. Jika diminta untuk membayangkan sesuatu hal, dia lebih senang bisa membayangkan Seperti pemahat yang menciptakan maha karya. Hal ini dikarenakan ada tampilan barang yang bisa kita lihat dan tonton. Beberapa tahun yang akan datang, dia tetap ingin dan bercita-cita menjadi penulis yang ternama.

Melihat potensi yang dimiliki RH, saya selaku Guru BK ingin memotivasi, memberi semangat, dan mengembangkan bakat/ potensi yang dimiliki RH. Selain itu, yang tidak kalah penting adalah mengubah pemahaman RH yang merasa dirinya beda dengan temannya. Selama ini RH merasa malu dan minder. Teman sebangkunya yang juga sahabatnya masih ingin dan tetap menjadi sahabatnya tak peduli kondisinya RH. Orang tuanya juga mendukung kegiatan RH dan menerima kondisi tubuhnya yang beda dengan yang lainnya. Mereka berprinsip tiada gading yang tak retak, tiada manusia yang sempurna, semua punya kelemahan dan kekurangan. Mereka juga berprinsip dan yakin bahwa dibalik kelemahan dan kekurangan seseorang pasti ada suatu kelebihan yang dimiliki termasuk RH.

Langkah awal yang saya lakukan adalah bersinergi dengan wali kelas, guru kelas, dan teman satu kelas RH. Hal ini saya lakukan agar lingkungan sekolah bisa memahami kondisi tersebut dan bisa memberikan motivasi ataupun dukungan terhadap RH. Seperti

Proses murid menulis

Guru Aflahah sedang Home Visit

Page 16: Menularkan Kegemaran Belajar Guru Belajar€¦ · Layaknya kebanyakan anak laki laki pada umumnya, dia juga mempunyai hobi bermain sepak bola, bahkan pernah serius latihan dan bergabung

Surat Kabar Guru Belajar - Edisi I Pendidikan untuk Semua Jawa Tengah16

Page 17: Menularkan Kegemaran Belajar Guru Belajar€¦ · Layaknya kebanyakan anak laki laki pada umumnya, dia juga mempunyai hobi bermain sepak bola, bahkan pernah serius latihan dan bergabung

17 Surat Kabar Guru Belajar - Edisi I Pendidikan untuk Semua Jawa Tengah

usaha saya untuk mengubah perilaku RH yang lebih suka berdiam diri di kelas untuk mulai bersosialisasi dengan lingkungan sekolah. Saya mencoba melibatkan sahabatnya untuk mengajak RH keluar kelas saat bimbingan. Saya sengaja meminta dia dan teman sebangkunya untuk membeli sesuatu di koperasi. Tetapi sebelumnya saya sudah meminta temannya agar saat beli di koperasi RH yang bicara. Saya juga berpesan kepada penjaga koperasi agar nanti saat RH membeli sesuatu disambut dengan hangat dan diajak ngobrol. Awalnya RH tampak canggung dan gugup, ada rasa malu, dan tidak percaya diri. Tetapi karena mendapat dorongan dari teman dan sambutan hangat penjaga koperasi RH tampaknya lebih santai.

Komunikasi saya dengan wali kelas juga terus dibangun agar RH lebih percaya diri di kelas maupun di sekolah. Saya dan wali kelas bersepakat untuk memberikan kesempatan RH lebih aktif saat kegiatan perwalian. RH lebih sering diberi kesempatan untuk berbicara dan diminta maju ke depan kelas untuk menyampaikan pendapatnya. Selain itu, saya juga bekerjasama dengan guru Bahasa Indonesia agar memberi tantangan murid-murid untuk menulis dan meminta RH untuk membacakan dan menceritakan tugas yang harus dikerjakan. Selain guru Bahasa Indonesia, saya juga bekerjasama dengan guru Matematika sebab RH termasuk siswa yang paham dan pandai tentang hitung menghitung. Dia diminta untuk menerangkan di depan kelas. Dari kegiatan-kegiatan tersebut teman-teman satu kelasnya sudah mulai bisa memahami saat RH menerangkan meski suaranya tidak terlalu jelas saat berbicara.

Dari beberapa kegiatan yang sudah direncanakan dan banyak berinteraksi dengan orang lain. Tampak ada perubahan yang terjadi dengan RH. Salah satunya intensitas RH berinteraksi dengan teman-teman satu kelasnya yang didukung oleh sahabatnya, RH akhirnya terbiasa bicara dan tidak canggung lagi untuk mengobrol dengan orang lain. Dia tidak malu lagi jika bicara dengan orang lain. Sekarang RH juga sudah bergaul dengan teman sekelasnya dan temannya bisa memaklumi

dan memahami kondisinya RH. Kadangkala mereka bercerita tentang hal yang lucu sampai mereka tertawa terbahak-bahak.

Hal senada juga disampaikan langsung oleh guru-guru yang mengajar di kelas RH. Keaktifan RH di kelas cukup memuaskan, dia sudah berani bertanya jika dia belum jelas dan mau menjawab jika ada guru yang bertanya. Saat pelajaran Agama dan siswa harus menghafal, RH sudah mau menghafal. Saat mau menemui guru di ruang guru dan ternyata guru tersebut tidak berada di tempat, RH sudah berani bertanya ke guru yang berada di dekatnya. Selain itu, RH juga sudah tidak bawa makanan dari rumah tapi saat istirahat sudah mau jajan di kantin penuh percaya diri meski dia sendirian. Itu artinya dia sudah tidak malu lagi dengan kondisinya yang punya fisik bibir sumbing dan sindaktili. Tidak minder dan berani tampil percaya diri. Hal ini juga atas motivasi sahabat, teman sekelas dan tentunya guru.

Untuk terus mengasah potensi dan bakatnya yang senang dengan tulis menulis. Saya selaku pembimbing atau guru BK mengarahkan RH mengembangkan bakatnya melalui kegiatan ekstrakurikuler KIR ( Karya Ilmiah Remaja) dan ikut menjadi pengurus majalah di SMA Negeri 1 Mijen Demak yang terbit 3 bulan sekali yang bernama SMANSAMI.

Page 18: Menularkan Kegemaran Belajar Guru Belajar€¦ · Layaknya kebanyakan anak laki laki pada umumnya, dia juga mempunyai hobi bermain sepak bola, bahkan pernah serius latihan dan bergabung

Surat Kabar Guru Belajar - Edisi I Pendidikan untuk Semua Jawa Tengah18

#PENDIDIKANUNTUKSEMUA

Page 19: Menularkan Kegemaran Belajar Guru Belajar€¦ · Layaknya kebanyakan anak laki laki pada umumnya, dia juga mempunyai hobi bermain sepak bola, bahkan pernah serius latihan dan bergabung

19 Surat Kabar Guru Belajar - Edisi I Pendidikan untuk Semua Jawa Tengah

Visual di atas adalah timeline program #PendidikanUntukSemua, sepertinya baru kemarin murid-murid dari SLBN Temanggung mengawal garis start pelari yang akan berlari

sejauh 169 Km ke Gunung Kidul, rasanya baru kemarin murid-murid SLBN 1 Gunung Kidul memberikan kenang-kenangan kepada para finisher berupa gelang dan karya tangan bunga matahari. Sebentar lagi program ini akan mencapai finish. Dan berikut adalah

perjalanan progam Pendidikan untuk Semua.

Page 20: Menularkan Kegemaran Belajar Guru Belajar€¦ · Layaknya kebanyakan anak laki laki pada umumnya, dia juga mempunyai hobi bermain sepak bola, bahkan pernah serius latihan dan bergabung

Surat Kabar Guru Belajar - Edisi I Pendidikan untuk Semua Jawa Tengah20

Risna dan Komunitas Guru Belajar Solo Raya

Risna, seorang murid penyandang disabilitas dari sekolah inklusi di kota Surakarta asyik memutar-mutarkan benang menjadi sebuah

bentuk benda. Ia terkadang melihat ke depan, di mana ada tiga orang instruktur yang mengajarinya membuat gelang dan bunga.

“Acara workshop ini diselenggarakan oleh Komunitas Guru Belajar Solo Raya untuk mengajak murid-murid penyandang disabilitas di Solo dan sekitarnya memiliki keterampilan tangan dalam membuat merchandise. Hasil dari workshop pembuatan merchandise ini akan diberikan kepada 201 pelari yang akan berjuang sejauh 169 kilometer,” ujar Heni Surya salah satu penggerak Komunitas Guru Belajar Solo Raya yang menginisiasi acara tersebut.

Acara Workshop Pembuatan Merchandise berlangsung tanggal 9 Desember 2018 di MIM Kartosuro. Kegiatan tersebut diinisiasi oleh Komunitas Guru Belajar Solo Raya dan dihadiri oleh 50-an murid

penyandang disabilitas dari berbagai sekolah di Solo. Pada kegiatan tersebut, murid-murid dilatih untuk membuat merchandise yaitu gelang dan bunga. “Kami merinding saat melihat video NusantaRun Chapter 5, di mana pelari mau lari ratusan kilo untuk pendidikan. Dari situ kami merasa tergerak untuk terlibat di chapter 6 ini karena kami percaya pendidikan adalah tanggung jawab bersama,” ucap Heni Surya.

Selain sebagai bentuk apresiasi kepada pelari, kegiatan ini juga memiliki tujuan memberikan bekal kepada para penyandang disabilitas untuk memiliki keterampilan fungsional, salah satunya keterampilan tangan dalam pembuatan merchandise.

Akhirnya setelah kurang lebih tiga jam, gelang dan bunga karya Risna dan teman-temannya, dibawa oleh guru-guru dari Komunitas Guru Belajar Solo Raya ke Gunungkidul, yang menunggu para pelari yang sedang berjuang mencapai garis finish.

https://www.instagram.com/p/BqrZcZEg-yZ/

Tonton videonya diWorkshop Pembuatan Merchandise

Page 21: Menularkan Kegemaran Belajar Guru Belajar€¦ · Layaknya kebanyakan anak laki laki pada umumnya, dia juga mempunyai hobi bermain sepak bola, bahkan pernah serius latihan dan bergabung

21 Surat Kabar Guru Belajar - Edisi I Pendidikan untuk Semua Jawa Tengah

Noriko dan SLBN Temanggung

Noriko adalah murid penyandang tuna daksa yang memiliki hobi komputer serta memiliki cita-cita menjadi ahli komputer jika besar

nanti. Sore itu, di kursi roda yang sering dipakai di sekolah, ia dibantu Pak Waluya gurunya menuju stand relawan. Matanya berbinar, senyumnya mengembang, dan terkadang ia meminta gurunya untuk mempercepat langkahnya. “Noriko mau pilih yang mana? Mau membantu kakak-kakak memasang tato penunjuk kilometer? Atau itu (menunjuk) membantu kakak-kakak drop bag ke pelari? Atau yang ini, memberikan formulir daftar ulang ke pelari,” tanya Harry Anggie Tampubolon, salah seorang panitia NusantaRun Chapter 6. “Aku mau ini aja,” ujar Noriko dengan menunjuk stand bagian formulir. Ia mulai bertugas membantu relawan lainnya yang berasal dari berbagai daerah memberikan formulir kepada pelari. Noriko adalah satu di antara 12 murid dari SLBN Temanggung yang memilih menjadi relawan NusantaRun Chapter 6 di garis start. Selain Noriko, ada Rizki murid penyandang disabilitas tuna rungu, yang dengan antusias menjadi relawan pemasang tato kilometer. Ia menempelkan kertas putih ke lengan pelari, kemudian menggosok-gosokkannya dan terakhir ia melepaskan kertas putih tersebut. Tato kilometer pun terpasang di lengan pelari.

Lain cerita dengan Noriko dan Rizki, adapun Bagas murid penyandang disabilitas dengan asik memilah ukuran-ukuran kaus. Bagas asyik cerita dengan relawan lainnya tentang pengalamannya menjuarai turnamen futsal di Semarang. “Malam ini menjadi pengalaman yang sangat berkesan bagi anak-anak. Mungkin besok mereka akan berceloteh dengan teman-temannya di sekolah tentang apa yang mereka alami malam ini,” ujar guru Ina, Kepala SLBN Temanggung kepada tim Kampus Guru Cikal temui. Kampus Guru Cikal mempertemukan murid-murid SLBN Temanggung kepada pelari yang akan berjuang berlari untuk mereka. Harapannya dalam pertemuan tersebut, para pelari mendapat tambahan energi. Pun dengan murid-murid, bertemunya dengan pelari menjadi semangat tersendiri bagi mereka. “Di sini, kami mempertemukan dua pihak yang akan terlibat dalam program ini, baik pelari maupun penerima manfaat. Harapannya, pelari semakin berenergi ketika bertemu langsung dengan penerima manfaat. Sama halnya dengan penerima manfaat, semakin semangat nantinya dalam menjalankan program, karena tahu perjuangan penggalang dana,” ujar Manager Program Pengembangan Murid Disabilitas Rizqy Rahmat Hani di Hotel Kledung Pass pada 7 Desember 2019.

https://www.instagram.com/p/BsChC0oAV8-/

Tonton videonya di

Penyerahan Merchandise

Page 22: Menularkan Kegemaran Belajar Guru Belajar€¦ · Layaknya kebanyakan anak laki laki pada umumnya, dia juga mempunyai hobi bermain sepak bola, bahkan pernah serius latihan dan bergabung

Surat Kabar Guru Belajar - Edisi I Pendidikan untuk Semua Jawa Tengah22

SLBN 1 Gunung Kidul dan Komunitas Guru Belajar

Solo Raya

Malam itu di tepian Pantai Sepanjang, Gunungkidul sekitar 15 orang sedang mendirikan

tenda-tenda, ada 4 tenda yang didirikan, persis di samping lokasi garis finish pelari NusantaRun Chapter 6. Saat saya tanya mengapa mendirikan tenda di lokasi tersebut, salah seorang menjawab, “Ya karena kami ingin menjadi yang pertama menerima pelari. Pelari yang sudah berlari sejauh 169 km akan kami sambut dengan semangat, dengan karya murid disabilitas yang dibuat khusus untuk mereka,” ujar Noer, salah satu guru yang menjadi relawan di garis finish. Selain guru-guru dari Solo yang akan menyambut pelari, ada 20 murid penyandang disabilitas dari SLBN 1 Gunungkidul. Pelari pertama yang datang diperkirakan datang subuh, maka teman-teman Guru Belajar Solo Raya sudah bersiap di garis finish dengan yel-yel dan atribut yang digunakan.

Benar saja, Suparmin, pelari pertama yang menuju garis finish. Ia langsung disambut dengan yel-yel dan bunga serta gelang yang dibuat murid penyandang disabilitas langsung ia terima. Setelahnya datang juga beberapa pelari. “Terima kasih..terima kasih pelari NusantaRunSudah dukung… sudah dukung Pendidikan untuk Semua” Begitulah yel-yel dari pagi sampai siang yang terdengar menyambut datangnya pelari.

Ditemui dalam puncak lari NusantaRun Chapter 6 tersebut pada 9 Desember 2018, Puguh salah seorang guru dari SLBN 1 Gunungkidul berujar bahwa banyak murid yang sudah lulus dari SLB bingung mau melanjutkan ke mana. Ia berharap program Pengembangan Murid Penyandang Disabilitas bisa membantu guru untuk menentukan arah karir murid.

Penyerahan Merchandise

Page 23: Menularkan Kegemaran Belajar Guru Belajar€¦ · Layaknya kebanyakan anak laki laki pada umumnya, dia juga mempunyai hobi bermain sepak bola, bahkan pernah serius latihan dan bergabung

23 Surat Kabar Guru Belajar - Edisi I Pendidikan untuk Semua Jawa Tengah

Testimoni GuruProgram Pendidikan untuk Semua Jawa Tengah

Eko Wahyu AnggiKGB PekalonganSLBN Wiradesa

Gu

ru P

eser

ta

Pro

gra

m

Alhamdulillah dengan adanya kegiatan ini dapat membuka luas pikiran saya menjadi seorang pengajar, saya banyak mendapat pengalaman bagaimana saya melakukan pembelajaran yang menyenangkan, dapat berbagi dengan banyak guru-guru.

Yuli Arum NingsihKGB DemakSMA N 3 Demak

Alhamdulillah bisa mengikuti Program Pendidikan Untuk semua yg dilaksanakan di Jateng bekerjasama dengan Kampus Guru Cikal dan pemerintah provinsi Jawa tengah, saya bisa belajar bersama saling memberikan pelajaran praktik baik, kebetulan saya dari sekolah umum dimana ada siswa ABK sedangkan peserta banyak dari Guru SLB, sehingga banyak praktik baik diperoleh. Selain itu saya berkesempatan ikut dalam TPN 2019 yang wow baru pertama ikut dan keren, dan tidak kalah hebatnya diakhir program ada acara seleksi masuk perguruan tinggi bagi ABK dari beasiswa Nusantarun.

Harapan saya program pendidikan untuk semua harus terus dilanjutkan. Terima Kasih Jawa Tengah, Terimakasih Kampus Cikal dan Terimakasih Beasiswa Nusantarun.

Gu

ru P

eser

ta

Pro

gra

m

Ika Yunita AstantiKGB SalatigaSLBN Salatiga

Gu

ru P

eser

ta

Pro

gra

m

Alhamdulillah semenjak ikut pelatihan di Kampus Guru Cikal banyak ilmu yang ditularkan ke sekolah dan rekan rekan sejawat.

Apalagi yang terakhir ada program SKBG juga dari Kampus Guru Cikal temanya tentang menulis hmmm paling asyik, awalnya sih bingung karna yang mau ditulis apa. Tapi setelah tau prosedur menulis itu asyik, menulis itu segalanya buat sayaTerima kasih tim Kampus Guru Cikal

Maria SuprabaningtyasKGB MagelangSMK Pangudi Luhur Muntilan

Pengalaman yang paling mengesankan adalah rasa positif sebagai pendidik seiring perkembangan siswa ABK yg merasa diterima, dipahami, dihargai dan berhak mengembangkan diri seperti halnya teman lain dlm sekolah reguler. Keterampilan mendasar untuk memahami keistimewaan dan kekuatan dibalik keterbatasan ABK itulah yg saya peroleh dari serangkaian pelatihan yg diselenggarakan KGC. Kreativitas pemateri menyampaikan materi yg berbobot dengan cara yg sederhana namun mengena, membuat peserta tidak hanya paham namun sampai keasyikan berperan bahkan sampai sesi terakhir berakhir.

Gu

ru P

eser

ta

Pro

gra

m

Page 24: Menularkan Kegemaran Belajar Guru Belajar€¦ · Layaknya kebanyakan anak laki laki pada umumnya, dia juga mempunyai hobi bermain sepak bola, bahkan pernah serius latihan dan bergabung

Surat Kabar Guru Belajar - Edisi I Pendidikan untuk Semua Jawa Tengah24

Praktik Baik Pembelajaran

Isro’ah Dwi Nurdiyanti, S.PsiKGB KendalSMA Negeri I Gemuh Kendal

pen

ulis

[email protected]

Antarkan Murid untuk Temukan Potensi

Merdeka adalah kebebasan untuk mendapatkan hak dalam mengendalikan diri sendiri Ini adalah arti merdeka untuk individu. Lalu apakah semua orang di sekeliling kita sudah mendapatkan kemerdekaanya?.Sebagai seorang guru BK di SMA Negeri I Gemuh Kabupaten Kendal saya merasa berkewajiban untuk membantu murid-murid saya menemukan kemerdekaan untuk dirinya. Hak mereka untuk mendapatkan pendidikan seutuhnya, hak mereka untuk mengembangkan potensi yang dimilikinya. Lebih detail sebagai seorang guru BK hendaknya saya bisa membantu murid saya menemukan potensinya, memaksimalkannya dan mampu mengambil keputusan untuk bekal masa depan murid tersebut.Untuk mencapai tujuan di atas memang tidak mudah karena banyak tantangan yang harus saya hadapi. Tantangan pertama justru datang dari lingkungan sekolah sendiri yaitu banyak diantara teman sejawat yang tidak mendukung dan mencemooh jika saya melakukan aksi untuk membantu lebih jauh murid–murid saya. Banyak diantara mereka yang masih berpikir bahwa jika sudah menyampaikan materi pelajaran ke murid itu sudah cukup. Padahal kenyataanya tugas seorang guru tidak hanya menyampaikan materi tapi lebih jauh dari itu justru hendaknya mau membantu murid menemukan potensi dirinya.

Tantangan kedua adalah dari lingkungan murid itu sendiri, dimana sebagian besar murid yang berlatar belakang keluarga petani, latar belakang pendidikan orang tua yang rendah, serta keadaan geografis dari tetangga seputar murid tinggal. Letak geografis sekolah saya adalah di bawah kaki bukit dan agak pelosok, dimana sebagian orang tua murid atau

Page 25: Menularkan Kegemaran Belajar Guru Belajar€¦ · Layaknya kebanyakan anak laki laki pada umumnya, dia juga mempunyai hobi bermain sepak bola, bahkan pernah serius latihan dan bergabung

25 Surat Kabar Guru Belajar - Edisi I Pendidikan untuk Semua Jawa Tengah

sebagian besar masyarakat yang tinggal adalah petani dan sebagian lagi pergi keluar negeri sebagai tenaga kerja wanita. Sebagian masyarakat daerah itu akan berpikir tentang kesuksesan anak atau bahkan keluarga diukur dari materi. Sehingga mereka cenderung tidak memikirkan pendidikan.

Pemikiran hampir semua warga itu otomatis mempengaruhi pola pikir anak anak yang sekolah di sekolah saya. Pemikiran yang seperti ini akan menjadi tantangan yang paling besar bagi saya sebagai seorang guru dimana saya mampu membantu merubah pola pikir mereka tentang pentingnya pendidikan. Keadaan seperti itu berlaku hampir untuk semua murid. Apalagi bagi murid yang disabilitas. Ada dua murid disabilitas di sekolah saya yang pertama adalah murid dengan disabilitas daksa dan yang kedua disabilitas mental.

Saya memiliki seorang murid disabilitas. Saya mencoba membantu murid disabilitas mental ini menemukan potensinya sehingga kelak si anak mampu mengambil keputusan untuk masa depanya. Ema Wijayanti adalah murid kelas XI Di SMAN I Gemuh Kendal adalah Anak yang mempunyai kekhususan akan keadaan mentalnya yaitu dia anak yang sangat pendiam bahkan

hampir tidak pernah bersuara. Dalam hal berjalan atau bertindak pun semua dilakukan dengan sangat lambat dan pelan. Bahkan anak ini tidak dapat diajak komunikasi dengan panjang lebar. Dari hasil wawancara dengan orang tuanya pun saya bisa peroleh gambaran bahwa untuk bisa berkomunikasi dengan anak ini dibutuhkan trust yang tinggi terlebih dahulu baru anak mulai mau bicara agak panjang.

“Anak saya mau bicara hanya kepada orang yang sudah dia percaya dan nyaman.” Kata orang tuanya.Dari cerita orang tuanya saya jadi tahu bahwa orang tua tidak punya keinginan lebih untuk anaknya dapat menemukan potensinya. Karena bagi orang tua anak ini si anak lulus SMA saja sudah bagus.

Berikut adalah aksi yang bisa saya lakukan untuk membantu anak tersebut, yang harus dilakukan terlebih dahulu tentu mengundang orang tua untuk berbincang lebih lanjut tentang keadaan si anak di rumah dan di sekolah. Serta membicarakan tentang keadaan yang sebenarnya tentang anak tersebut dengan memberi informasi kepada orang tua tentang perkembangan anaknya.

Tujuan dari langkah awal ini adalah untuk menyadarkan orang tua bahwa tiap anak

‘‘Saya memiliki seorang murid disabilitas. Saya mencoba membantu murid disabilitas mental ini menemukan potensinya sehingga kelak si anak mampu mengambil keputusan untuk masa depanya. Isro’ah Dwi Nurdiyanti

Page 26: Menularkan Kegemaran Belajar Guru Belajar€¦ · Layaknya kebanyakan anak laki laki pada umumnya, dia juga mempunyai hobi bermain sepak bola, bahkan pernah serius latihan dan bergabung

Surat Kabar Guru Belajar - Edisi I Pendidikan untuk Semua Jawa Tengah26

punya potensi untuk berkembang. Hal ini saya lakukan agar orang tua bisa bekerja sama untuk melakukan langkah-langkah dalam rangka membantu anaknya.Setelah ketemu orang tua maka saya memulai langkah pertama yaitu dengan melakukan pendekatan di kelas. Karena anak ini berada di kelas yang besar maka tidak memungkinkan jika saya hanya terfokus kepada satu anak ini saja. Agar semua terlayani dengan baik maka saya melakukan pendekatan dengan melibatkan kelas tersebut. Sehingga semua anak mendapatkan haknya tanpa ada yang merasa dipinggirkan bahkan semua akan merasa diistimewakan.

Bagaimana langkah tersebut saya lakukan yaitu dalam pembelajaran klasikal. Kita bisa memberikan informasi terlebih dahulu tentang pentingnya mengenali potensi diri sendiri agar kita bisa meraih cita-cita dan menentukan pilihan masa depan kita akan bekerja dibidang apa atau akan mempunyai karya yang bagaimana ?

Kedua murid diberi angket atau pertanyaan

untuk membuat klasifikasi bakat setiap murid yang kemudian akan digunakan untuk membuat kelompok kecil lagi atas dasar klasikal bakat. Murid-murid yang memiliki bakat atau potensi yang sejenis untuk dijadikan satu kelompok kecil. Dari kelompok kecil ini nantinya saya bisa gali lebih dalam bahkan detail potensi setiap murid. Karena kelompok kecil inilah nantinya yang akan dijadikan kelompok komunikasi dan berbagi segala hal tentang kesukaan mereka, hambatan bahkan kesulitan kesulitan yang mereka hadapi untuk menemukan potensinya.

Ketiga adalah pembentukan kelompok kecil. Kenapa harus dengan kelompok kecil?. Karena dengan kelompok yang lebih kecil dengan memiliki kesamaan potensi maka akan semakin membuat anak terbuka dan muncul rasa percaya dirinya untuk menunjukan dan mengeluarkan potensi diri mereka tanpa merasa malu. Tidak semua anak bisa bicara dengan orang banyak maka kelompok kecil inilah yang membantu mereka untuk lebih berani. Dengan berkelompok ini

Guru mendampingi murid

Pembentukan kelompok kecil,untuk saling memahamu potensi

dan kesamaan yang dimilikiserta membangun

rasa percaya diri antarmurid.

Page 27: Menularkan Kegemaran Belajar Guru Belajar€¦ · Layaknya kebanyakan anak laki laki pada umumnya, dia juga mempunyai hobi bermain sepak bola, bahkan pernah serius latihan dan bergabung

27 Surat Kabar Guru Belajar - Edisi I Pendidikan untuk Semua Jawa Tengah

Pembentukan kelompok kecil,untuk saling memahamu potensi

dan kesamaan yang dimilikiserta membangun

rasa percaya diri antarmurid.

Page 28: Menularkan Kegemaran Belajar Guru Belajar€¦ · Layaknya kebanyakan anak laki laki pada umumnya, dia juga mempunyai hobi bermain sepak bola, bahkan pernah serius latihan dan bergabung

Surat Kabar Guru Belajar - Edisi I Pendidikan untuk Semua Jawa Tengah28

murid juga bisa mendengar cerita dari teman yang lain sehingga murid jadi lebih banyak memiliki pandangan atau bahkan perbandingan. Bagi murid yang mengalami hambatan komunikasi kelompok kecil ini akan sangat membantu mereka untuk mulai berani bicara. Saya secara bergiliran dan terjadwal akan mendampingi diskusi mereka sehingga saya bisa melakukan intervensi kepada anak-anak tertentu. Hal ini membantu mereka berbaur dan mampu melatih rasa percaya diri pada murid.

Tahap Keempat ini bisa disebut sebagai penjelajahan bakat murid. Melalui hasil dari diskusi akan ditemukan hal atau kekhususan dari masing-masing murid, sehingga jika perlu komunikasi personil maka akan berlanjut pada sesi bimbingan pribadi yang bisa mengungkap secara detail dan dalam. kemudian dari hasil bimbingan pribadi ini bisa dikomunikasikan kepada orang tua sehingga bisa bersama-sama mengarahkan anaknya. Kolaborasi ini sangat penting.

Setelah dikomunikasikan dengan orang tua maka langkah kelima adalah dengan melakukan pendampingan kepada murid untuk menunjukan bakat yang dimilikinya. Contoh pada Ema yang mempunyai bakat melukis, kita dorong untuk berani tampil mewakili kelas dengan bantuan teman sekelas. Meyakinkan Ema untuk berani maju dalam kegiatan class meeting bidang menggambar tong sampah. Setelah Ema mau melakukan tugasnya yang perlu kita lakukan adalah memberi pujian dari hasil yang diselesaikan Ema agar anak lebih yakin dan percaya diri untuk mengeksplor bakatnya. Sebuah prestasi dari anak yang berperilaku lamban, menghindari komunikasi sampai anak berani tampil menunjukan bakat melukisnya yang selama ini tidak ada orang yang tahu.

Hasil pencapaian Ema ini, bisa dijadikan bahan informasi untuk orang tuanya agar membantu anaknya mengembangkan bakat melukisnya. Orang tua juga

bisa mendukung dengan memberi fasilitas kepada anak melalui peralatan melukis atau bahkan mencarikan guru pendamping untuk melukis agar bakat anak bisa berkembang maksimal. Dan nyatanya orang tua sangat terkejut dengan prestasi anaknya yang mau tampil melukis.

“Terimakasih bu, sudah mau membuat anak saya lebih berani.” kata ibunya sambil tersenyum kepada saya.

Praktik pembelajaran di atas memang sangat efektif, namun bisa lebih ditingkatkan jika dilakukan dengan konsisten dan bekerjasama dengan guru mata pelajaran yang lain. Dengan kerjasama dengan guru mata pelajaran lain maka kendala pertama tentang anggapan miring teman sejawat juga secara perlahan akan hilang bahkan bisa jadi semua guru akan melakukan hal baik untuk membantu muridnya menggali potensinya. Karena setiap individu itu istimewa dengan potensi yang dimiliki.

Page 29: Menularkan Kegemaran Belajar Guru Belajar€¦ · Layaknya kebanyakan anak laki laki pada umumnya, dia juga mempunyai hobi bermain sepak bola, bahkan pernah serius latihan dan bergabung

29 Surat Kabar Guru Belajar - Edisi I Pendidikan untuk Semua Jawa Tengah

Mencari Tempat Belajar untuk Murid Penyandang

Disabilitas

Audiensi dengan Perguruan Tinggi

Hamzah (32 tahun) seorang tuna netra dari Makassar, mengatakan ia sering menerima komentar negatif dari para guru yang

mengeluhkan kinerjanya di kelas tetapi ia tidak pernah mendapatkan dukungan atau materi yang disesuaikan untuk membantu dirinya untuk terlibat. Meskipun kurangnya dorongan dari gurunya, Hamzah bersikeras untuk mengejar pendidikan tinggi seperti teman-temannya yang tidak cacat, dan bermimpi menjadi guru di sebuah sekolah Islam. Tetapi Hamzah ditolak pada tahun 2003 oleh Fakultas Pendidikan (Tarbiyah) di Alauddin UIN. Dia diberi tahu bahwa orang buta tidak bisa menjadi guru dan institut itu tidak bisa menampungnya. Dia akhirnya diterima di Departemen Sastra Inggris UNM. Sosok Hamzah yang dituliskan oleh Dina Afrianty, peneliti La Trobe University, Australia dalam artikel berjudul “People with Disability: Locked out of Learning?” adalah salah satu contoh berhasil seorang disabilitas bisa mengenyam pendidikan tinggi. Salah satu yang

menjadi tantangan adalah mencari perguruan tinggi yang peduli dengan penyandang disabilitas. Perjalanan Kampus Guru Cikal pun dimulai mencari tempat belajar murid penyandang disabilitas. Perguruan tinggi yang menjadi kunjungan awal oleh tim Kampus Guru Cikal adalah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Pemilihan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta karena perguruan tinggi tersebut yang menjadi pelopor perguruan tinggi yang memfasilitasi penyandang disabilitas sejak tahun 2007. Pada audiensi tersebut, tim Kampus Guru Cikal diwakili oleh Bukik Setiawan selaku ketua Kampus Guru Cikal dan Rizqy Rahmat Hani selaku ketua program #PendidikanUntukSemua. Audiensi dilakukan di gedung PAU lantai 2 UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta. Kami disambut dengan hangat oleh bapak Waryono, selaku wakil rektor bidang kerjasama UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta dan Arif Maftuhin selaku ketua Pusat Layanan Difabel (PLD) UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.Keseriusan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta dalam menjalankan

Page 30: Menularkan Kegemaran Belajar Guru Belajar€¦ · Layaknya kebanyakan anak laki laki pada umumnya, dia juga mempunyai hobi bermain sepak bola, bahkan pernah serius latihan dan bergabung

Surat Kabar Guru Belajar - Edisi I Pendidikan untuk Semua Jawa Tengah30

pendidikan inklusi di perguruan tinggi tidak main-main. Pusat Layanan Difabel menjadi tonggak dalam memperjuangkan pendidikan inklusi. “Mahasiswa difabel belajar bersama mahasiswa lainnya, tidak ada kelas khusus, tidak ada program khusus bagi mereka. Tugas Pusat Layanan Difabel adalah memastikan bahwa proses mereka dalam kegiatan belajar mengajar dan kegiatan akademik yang lain itu dapat terlibat secara penuh. Misalnya kalau ada mahasiswa tuli, kita mengirimkan pendamping, baik berupa no taker maupun juru bahasa isyarat. Misalnya ada mahasiswa tuna netra, kita memfasilitasi mereka untuk mengakses materi-materi kuliah dengan proses digitalisasi. Kita mencoba agar proses menjadi inklusif itu bisa benar-benar dirasakan oleh mahasiswa yang belajar di UIN SUKA,” kata Arif Maftuhin.

Setelah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, sasaran kami berikutnya adalah UNS Solo pada 5 Mare 2019. Pada audiensi tersebut, kami bertemu Rektor UNS Prof. Dr. Ravik Karsidi, MS. Selain bertemu rektor, ada

pula Dr. Munawir Yusuf, M.Psi. selaku Wakil Dekan Bidang Akademik Fakultas Ilmu Kependidikan dan Asri mewakili Drs. Subagya, MSi (Ketua Pusat Layanan Difabel) yang berhalangan hadir. Ada beberapa cerita yang kami dapatkan saat audiensi tersebut, salah satunya cerita Cindy.

“Kulakukan itu dalam waktu berbulan-bulan, mondar-mandir ke sana ke mari untuk mencari informasi dan partisipasi dari banyak orang yang kiranya memiliki kepedulian kepada kaum difabel. Saat itu, aku hampir saja putus asa. Karena kegiatan itu sedikit banyak memakan jadwal kuliahku. Ditambah lagi tidak banyak orang yang ternyata sulit untuk bekerja sama denganku. Bahkan sebagian memberi syarat yang bagiku berat agar aku bisa mendirikan organisasi difabel,” tulis Cindy Ayu Anggraini, mahasiswa tuna rungu di Universitas Negeri Sebelas Maret Surakarta (UNS), Jurusan Pendidikan Luar Biasa (PLB) dalam esai yang ia tulis. Tulisan Cindy mengenai perjuangannya mengaktifkan kembali Gerakan Peduli

Page 31: Menularkan Kegemaran Belajar Guru Belajar€¦ · Layaknya kebanyakan anak laki laki pada umumnya, dia juga mempunyai hobi bermain sepak bola, bahkan pernah serius latihan dan bergabung

31 Surat Kabar Guru Belajar - Edisi I Pendidikan untuk Semua Jawa Tengah

Indonesia Inklusi (GAPAI) di UNS berhasil menyentuh banyak orang. GAPAI yang ia aktifkan kembali adalah sebuah komunitas mahasiswa yang membantu, memantau, mengidentifikasi mahasiswa difabel di UNS. Misalnya ada mahasiswa difabel yang kesulitan dalam membaca, relawan GAPAI yang akan membantunya dalam membaca. Di jalan yang sepi, UNS terus berjalan untuk pendidikan untuk semua. Selain mendirikan Pusat Layanan Difabel (PLD) yang kemudian mendirikan Gerakan Peduli Indonesia Inklusi (GAPAI), kiprah UNS dalam mewujudkan pendidikan inklusi tidak main-main. Setiap mahasiswa di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) mendapatkan 2 SKS mata kuliah pendidikan inklusi. Harapannya calon-calon guru dari UNS memiliki bekal pendidikan inklusi ketika menjadi guru nanti dan menerapkan inklusivitas yang didapatkan saat berkuliah.

Program Pengembangan Murid Disabilitas disambut baik. Dr. Munawir Yusuf, M.Psi., menceritakan tantangan yang UNS hadapi selama ini dalam menjalankan pendidikan inklusi salah satunya adalah seleksi calon mahasiswa. Selama ini, ujian masuk mahasiswa difabel ke UNS bersamaan dengan jalur umum, baik melalui SMPTN, SBMPTN dan UM, tidak ada jalur khusus. Setelah

melewati ujian tersebut, kemudian calon mahasiswa difabel diwawancara untuk bisa lolos menjadi mahasiswa UNS. Namun menurut Munawir hal tersebut kurang efektif, karena ada beberapa kasus mahasiswa difabel di tahun ketiganya tidak mau kuliah. Program yang ditawarkan Kampus Guru Cikal disambut baik, seperti jembatan murid difabel dan kampus. “Saya mengapresiasi program ini, program ini seperti jembatan murid difabel dan kampus yang menyediakan layanan pendidikan tinggi. Calon mahasiswa sudah dilatih, lalu diseleksi oleh Kampus Guru Cikal dan siap belajar di perguruan tinggi,” tutur Munawir. Di Yogyakarta sudah bekerjasama dengan UIN Sunan Kalijaga dan UNY, di Solo sudah dengan UNS, maka untuk daerah utara kami memilih Semarang, kami kemudian mengunjungi Udinus, Semarang.

“Sepuluh tahun yang lalu, ada salah satu orangtua mahasiswa yang meminta anaknya yang notabennya penyandang disabilitas untuk bisa mengenyam pendidikan di Udinus. Kami belum punya pengalaman untuk mendampingi anak berkebutuhan khusus belajar, namun bagi kami ini tantangan. Akhirnya kami terima, dan kami kemudian mencari cara agar anak tersebut bisa belajar dengan maksimal,” tutur Prof. Dr. Ir. Edi

Page 32: Menularkan Kegemaran Belajar Guru Belajar€¦ · Layaknya kebanyakan anak laki laki pada umumnya, dia juga mempunyai hobi bermain sepak bola, bahkan pernah serius latihan dan bergabung

Surat Kabar Guru Belajar - Edisi I Pendidikan untuk Semua Jawa Tengah32

Noersasongko M.Kom Rektor Universitas Dian Nuswantoro Semarang (Udinus) yang kami temui pada Kamis, 16 Mei 2019 di Gedung Rektorat Udinus, Semarang.

Pada pertemuan bertajuk audiensi program Pengembangan Murid Penyandang Disabilitas untuk NusantaRun Chapter 6 ini, Rektor Udinus menceritakan bagaimana Udinus memulai kepeduliannya dengan mahasiswa penyandang disabilitas. Seperti cerita di atas, untuk menghadapi tantangan tersebut Pak Edi meminta beberapa dosennya untuk belajar, membuat riset mengenai penyandang disabilitas. Ternyata, usahanya tidak sia-sia, banyak dosen yang akhirnya tergerak membuat riset mengenai penyandang disabilitas. Misalnya Muljono S.Si, M.Kom dosen Fakultas Ilmu Komputer (Fasilkom) Universitas Dian Nuswantoro (Udinus) yang mengembangkan Sistem Sintesis Ujaran Audio-Visual (SSUAV) untuk bahasa Indonesia yaitu sebuah sistem yang dapat membangkitkan ujaran audio visual secara simultan dari teks yang diinputkan, sistem tersebut memanfaatkan alat bernama Job Access With Speech (JAWS). Sistem dan alat ini mampu membantu para tuna netra untuk menggunakan komputer. Dalam kerjanya aplikasi tersebut membaca layar komputer dan mampu melafalkan teks. Selain Muljono, mahasiswa Teknik Biomedis Udinus juga menciptakan kursi roda berteknologi modern yaitu bisa berjalan hanya dengan kendali jari. Dari riset tersebut banyak mahasiswa penyandang disabilitas terbantu, salah satunya adalah Eka Pratiwi Taufanti, mahasiswa jurusan S1 Sastra Inggris Udinus ini berhasil menemukan jalan karirnya sebagai penulis saat belajar di Udinus.

Udinus memang tak main-main dengan apa yang mereka lakukan untuk penyandang disabilitas. Pada tahun 2017, Udinus mengundang perwakilan organisasi dan komunitas difabel untuk mengikuti Focuss Group Discussion (FGD) untuk menyusun bahan ajar yang aksesibel bagi mahasiswa difabel netra.

“Mahasiswa difabel belajar bersama mahasiswa lainnya, tidak ada kelas khusus, tidak ada program khusus bagi mereka. ..” Arif Maftuhin

Page 33: Menularkan Kegemaran Belajar Guru Belajar€¦ · Layaknya kebanyakan anak laki laki pada umumnya, dia juga mempunyai hobi bermain sepak bola, bahkan pernah serius latihan dan bergabung

33 Surat Kabar Guru Belajar - Edisi I Pendidikan untuk Semua Jawa Tengah

Testimoni Murid Program Pendidikan untuk Semua Jawa Tengah

Shofiya SalmaSMKN 3 Klaten

Mu

rid

Pes

erta

P

rog

ram

Pelatihannya sangat seru, menarik dan tidak membosankan. karena pelatihan ini saya bisa bertemu dengan teman-teman difabel yang seumuran saya untuk pertama kalinya . pelatihannya bikin saya jadi lebih pd untuk berbicara di depan banyak orang , lebih akrab dan mendapatkan pengetahuan sedikit mengenai bahasa isyarat dan mendapatkan teman baru. Terima kasih

KeisaSLB D YPAC Semarang

Mu

rid

Pes

erta

P

rog

ram

Kesannya saat mengikuti pelatihan kemarin seru karena punya teman baru bisa saling berbagi pengalaman dan ilmu baru khususnya persiapan untuk masuk kuliah, Saya juga senang karena bisa bertemu langsung dengan pelari dari NusantaraRun.

Pesannya mudah mudahan program NusantaraRun ini bisa diadakan tiap tahun dan sukses terus untuk semua.

Terima kasih.

Anya NatasyaSMK Hidayah

Mu

rid

Pes

erta

P

rog

ram

Pelatihan kemarin sungguh menyenangkan sekali dan dapat pengalaman yang luar biasa.

Di pelatihan saling sharing lmu di dunia perkuliahan , agar si calon penerima beasiswa disabilitas nanti bisa mempersiapkan dengan lebih percaya diri lagi. Serunya lagi di pelatihan aku bisa belajar bareng dengan teman-teman disabilitas lainnya, yang dimana karena aku belum pernah berkumpul dan ngobrol dengan lingkungan inklusi.

Harapanku semoga program ini terus selalu ada maju terus untuk kedepannya agar teman-teman disabilitas lain lebih semangat menempuh pendidikan ke jenjang tinggi.

Isham Ahmad BasyirSLBN Slawi

Mu

rid

Pes

erta

P

rog

ram

Saya sangat senang mengikuti Pelatihan bersama Kampus Guru Cikal yang luar biasa karena ini pertama kali saya mengikuti pelatihan beasiswa khusus untuk teman-teman disabilitas. Di Pelatihan saya bertemu dengan kakak-kakak pendamping yang membantu saya untuk mengetahui kemampuan saya, kekurangan saya dan gambaran kehidupan perkuliahan bagi disabilitas. Saya berkomunikasi dengan banyak teman dari berbagai daerah, kemampuan yang berbeda dan bertemu teman disabilitas yang ingin maju dan berkembang agar sukses dan mandiri. Terima Kasih untuk kakak pendamping, Kampus Guru Cikal dan NusantaRun 6 untuk kesempatan yang sudah diberikan kepada saya dan teman2 disabilitas lainnya.

Page 34: Menularkan Kegemaran Belajar Guru Belajar€¦ · Layaknya kebanyakan anak laki laki pada umumnya, dia juga mempunyai hobi bermain sepak bola, bahkan pernah serius latihan dan bergabung

Surat Kabar Guru Belajar - Edisi I Pendidikan untuk Semua Jawa Tengah34

Praktik Baik Pembelajaranp

enu

lis

[email protected]

Tingkatkan Kemampuan murid ABK melalui Teman

SebayaAnak berkebutuhan khusus (Heward) adalah anak dengan karakteristik khusus yang berbeda dengan anak pada umumnya tanpa selalu menunjukan pada ketidakmampuan mental, emosi atau fisik. Yang termasuk kedalam Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) antara lain: tunanetra, tunarungu, tunagrahita, tunadaksa, tunalaras, kesulitan belajar, gangguan perilaku, anak berbakat, anak dengan gangguan kesehatan. istilah lain bagi anak berkebutuhan khusus adalah anak luar biasa dan anak cacat. Karena karakteristik dan hambatan yang dimiliki, ABK memerlukan bentuk pelayanan pendidikan khusus yang disesuaikan dengan kemampuan dan potensi mereka, contohnya bagi tunanetra mereka memerlukan modifikasi teks bacaan menjadi tulisan Braille (tulisan timbul).

Sekolah saya kebetulan adalah salah satu sekolah inklusi di Jawa Tengah sehingga mendapat kesempatan untuk menerima dan mendidik ABK. Sudah sejak tahun 2015 sekolah tempat saya mengajar menerima ABK dan yang kemarin terakhir adalah tahun 2018. Sebenarnya tahun 2018 bukan yang terakhir karena saat PPDB Tahun 2019/ 2020 SMA 3 Demak tidak ada pendaftar ABK, tetapi pada bulan September 2019 ada murid ABK (tuna rungu, mendekati ambang Grahita) yang mendapat rekomendasi dari SMA tetangga untuk pindah ke SMA 3 Demak.

Sekolah memberikan kesempatan untuk menerima ABK tersebut. Awalnya setelah menerima ABK tidak sedikit guru mengeluh kepada saya selaku guru BK. Sebagian guru bingung bagaimana dalam memberikan materi pelajaran, terlebih guru harus mengejar target pembelajaran yang harus diselesaikan. Ada pula yang sampai memprotes protes karena ABK kurang paham dengan apa yang diterangkan Guru. Harapan dari rekan guru guru ABK paling tidak mampu mengikuti dan memahami materi yang diajarkan.

Setelah mengikuti pembelajaran selama 2 minggu, masih tidak ada perubahan dari ABK tersebut. Keluh

Yuli Arum Ningsih,S.Pd.M.PdKGB DemakSMA NEGERI 3 DEMAK

Page 35: Menularkan Kegemaran Belajar Guru Belajar€¦ · Layaknya kebanyakan anak laki laki pada umumnya, dia juga mempunyai hobi bermain sepak bola, bahkan pernah serius latihan dan bergabung

35 Surat Kabar Guru Belajar - Edisi I Pendidikan untuk Semua Jawa Tengah

kesah guru pun semakin menjadi, karena murid tersebut tidak bisa mengikuti pembelajaran. Guru juga bingung kelak bagaimana untuk memberikan asesmen bagi murid. Tidak jarang asesmen yang diberikan oleh guru tidak dikerjakan dan tidak diketahui alasan mengapa murid tidak mengerjakan.

Hal serupa juga terjadi dengan teman-teman satu kelasnya. Teman-teman satu kelasnya kurang memberikan dukungan dan bantuan terhadapnya. Hal tersebut ditengarai karena murid kurang beradaptasi dengan temannya dan memilih untuk menyendiri. Orang tuanya selalu meluangkan waktu untuk berkomunikasi dengan saya selaku guru BKnya. Beliau berharap anaknya bisa didampingi sehingga mampu mengikuti pelajaran layaknya murid yang lain.

Untuk membantu murid tersebut saya selaku Guru BK membuat beberapa rancangan desain pembelajaran salah satunya dengan melakukan pemetaan kelas dengan memperhatikan berbagai hal. Seperti dalam menempatkan kelas agar murid tersebut bisa beradaptasi dengan baik. Salah satunya Guru BK mencari informasi mengenai keadaan murid tersebut baik mengenai keluarga, asal sekolah, dan teman yang berasal dari sekolah asal. Setelah menemukan data atau informasi untuk penempatan kelas murid dijadikan satu dengan teman dari sekolah asal. Hal ini bertujuan untuk membantu penyesuaian diri ABK dengan teman sekelas.

Bagi saya melihat tantangan ini memang tidak mudah dengan kondisi murid yang memasuki jenjang sekolah umum tersebut mengalami tuna rungu dan tuna wicara, sehingga murid tersebut yang harus menyesuaikan pembelajaran seperti pada umumnya. Apabila dipaksakan menyesuaikan keadaan di sekolah umum, maka murid kesulitan dalam menerima pelajaran yang pembelajarannya bersifat klasikal. Saya pun berinisiatif meminta bantuan dari teman yang asal SMPnya dulu sama dan mereka sudah memahami keadaan murid . Hal ini bertujuan agar teman tersebut menjadi teman sebaya untuk belajar di kelas maupun di luar kelas. Dengan demikian murid dapat mengikuti pembelajaran pembelajaran seperti peserta didik yang lain.

Bantuan yang diberikan oleh teman

sebaya adalah menerjemahkan apa yang diucapkan guru sehingga murid dapat paham apa yang disampaikan guru. Sebetulnya murid mempunyai kemampuan untuk bisa membaca bahasa mulut atau gerak bibir. Jika saat proses belajar murid murid tersebut memperhatikan gerak bibir guru yang menjelaskan sebetulnya dia bisa memahami yang disampaikan. Tetapi kesulitan sekolah adalah banyaknya guru yang masuk kelas dengan berbagai tipe, sehingga hal ini pun menjadi penghambat murid untuk belajar. Untuk itulah, manfaat dari teman sebaya ini untuk membantu menyampaikan kembali yang guru sampaikan sehingga murid dapat belajar hal yang sama seperti murid lainnya.

Dalam hal ini Teman sebaya terkadang memberikan informasi lewat tulisan di HP. Inisiatif ini membuat murid lebih mudah dalam belajar. Selain itu, teman sebaya juga menjadi pemberi informasi terkait dengan sekolah ke orang tua murid . Misal, ada PR Teman Sebaya memberikan informasi bahwa hari ini ada PR yang perlu dikerjakan. Dengan demikian murid tidak lagi kesulitan belajar. Selain itu, orang tua juga dapat informasi dari teman sebaya murid .Alhamdulilah dengan adanya teman sebaya murid tidak kesulitan dalam mengikuti pembelajaran di sekolah. Dari beberapa Guru juga ada yang memberikan informasi bahwa murid berkebutuhan khusus sudah tidak kesulitan belajar dan berkomunikasi pada saat proses belajar mengajar. Guru merasa terbantu dengan adanya teman sebaya/ tutor sebaya tersebut. Dari pengakuan murid berkebutuhan khusus pun menerangkan, saat mengalami kesulitan akan bertanya dengan teman sebaya jika yang dijelaskan guru kurang dipahami sehingga dia tidak tertinggal mengikuti proses belajar di kelas.

Saya selaku guru BK merasa terbantu dan banyak belajar dalam menangani permasalahan belajar dari murid tersebut. Jika ada permasalahan di luar pembelajaran, seperti masalah sosial dan karir melalui teman sebaya juga dapat terselesaikan. Yang perlu dikembangkan dari strategi teman sebaya adalah melibatkan semua teman satu kelas, tidak hanya yang dekat dengan murid. Kuncinya adalah kepedulian teman sekelas, karena dari kepedulian inilah akan berdampak pada keberhasilan murid berkebutuhan khusus baik dalam akademik maupun proses adaptasi di lingkungan sekolah sehingga mereka merasa diterima dan tidak minder saat di sekolah.

Page 36: Menularkan Kegemaran Belajar Guru Belajar€¦ · Layaknya kebanyakan anak laki laki pada umumnya, dia juga mempunyai hobi bermain sepak bola, bahkan pernah serius latihan dan bergabung

Surat Kabar Guru Belajar - Edisi I Pendidikan untuk Semua Jawa Tengah36

Page 37: Menularkan Kegemaran Belajar Guru Belajar€¦ · Layaknya kebanyakan anak laki laki pada umumnya, dia juga mempunyai hobi bermain sepak bola, bahkan pernah serius latihan dan bergabung

37 Surat Kabar Guru Belajar - Edisi I Pendidikan untuk Semua Jawa Tengah

Meisayu DwitamiKGB TegalSLB NEGERI Kota Tegal

pen

ulis

Proses Mengenali Diri Melalui Asesmen

“Asesmen adalah akar dari pendidikan luar biasa.”

Saya masih ingat jelas perkataan dosen saya di semester satu. Menjadi pendidik luar biasa memang harus melakukan asesmen secara rutin. Seyogyanya anak-anak berkebutuhan khusus menerima pembelajaran sesuai karakteristik dan kebutuhannya, tidak terpatok pada kurikulum. Setiap anak memiliki kurikulum pembelajaran individualnya sesuai hasil asesmennya. Selama ini saya melakukan proses asesmen dan menyampaikan hasil serta tindak lanjutnya kepada orang tua, terapis, dan guru studi terkait. Ternyata ada satu pihak yang saya lupakan, murid sebagai subjek juga perlu mengetahuinya, bahkan akan lebih baik lagi saat melibatkannya juga.

Pada semester lalu, saya ditugaskan untuk membantu kepala sekolah mengumpulkan data asesmen murid yang berpotensi melanjutkan studi pendidikan tinggi. Hal ini cukup mengejutkan bagi saya, sebagai mengampu kelas satu sekolah dasar, otomatis saya belum mengenal murid tingkat SMA. Hanya sesekali berpapasan dan sekadar tahu nama. Pengumpulan data asesmen menjadi kesempatan saya mengenal murid SMA lebih dekat, khususnya SMA kekhususan disabilitas rungu (SMALB B).

Proses asesmen dimulai dari data administratif, dokumentasi portofolio, wawancara singkat dengan wali kelas dan orang tua, serta observasi dan wawancara dengan murid. Hanya ada tiga murid di kelas XII B (kekhususan disabilitas rungu). Pengumpulan data administratif, portofolio, dan

Praktik Baik Pembelajaran

Page 38: Menularkan Kegemaran Belajar Guru Belajar€¦ · Layaknya kebanyakan anak laki laki pada umumnya, dia juga mempunyai hobi bermain sepak bola, bahkan pernah serius latihan dan bergabung

Surat Kabar Guru Belajar - Edisi I Pendidikan untuk Semua Jawa Tengah38

wawancara dengan orang tua maupun wali kelas menunjukkan garis besar bahwa ketiganya mempunyai potensi dengan berbagai ragam karakternya. Bisa dikatakan, ketiganya merupakan kartu as di SLB karena relatif mudah diarahkan sehingga seringkali mewakili sekolah dalam beberapa perlombaan dan dimintai bantuan oleh guru.

Sampai tiba saatnya saya melakukan observasi dan wawancara dengan ketiga murid. Karakteristik remaja disabilitas rungu yang cenderung pemalu dan minim interaksi, membuat saya kesulitan untuk menggali informasi langsung dari subjek. Selain itu saya juga tidak terlalu mahir berbahasa isyarat. Di kesempatan pertama, saya harus cukup puas mengantongi data mengenai kemampuan bahasa dan matematika dibantu oleh wali kelas mereka, padahal data mengenai minat dan kemampuan sosial juga penting untuk dituliskan.

Wali kelas menceritakan sekilas minat ketiga subjek terhadap keterampilan tangan, kemampuan visual dan kreativitas yang menonjol. Pada pembelajaran Seni Budaya dan Keterampilan, biasanya guru hanya menyediakan bahan dan memberikan stimulan dengan menampilkan contoh karya atau video proses membuat suatu produk, anak diberikan kebebasan mengeksplor dan menciptakan sendiri. Bahkan di beberapa kesempatan saya mendapati ketiganya sibuk menyelesaikan proyek keterampilan tanpa pengawasan guru, sebagai gantinya seorang alumni disabilitas rungu yang bekerja di sekolah sesekali hadir mendampingi mereka.

Kesempatan melakukan asesmen lebih intens muncul setelah saya melihat kedekatan alumni tersebut dengan ketiga subjek. Pada pertemuan selanjutnya saya meminta bantuannya sebagai penerjemah,

Meisayu

Page 39: Menularkan Kegemaran Belajar Guru Belajar€¦ · Layaknya kebanyakan anak laki laki pada umumnya, dia juga mempunyai hobi bermain sepak bola, bahkan pernah serius latihan dan bergabung

39 Surat Kabar Guru Belajar - Edisi I Pendidikan untuk Semua Jawa Tengah

kebetulan ia memiliki kemampuan membaca bibir, kosa kata yang lebih banyak, sekaligus menguasai bahasa isyarat. Sempurna, pada pertemuan kedua saya mendapatkan banyak informasi. Tidak hanya sekadar minat dan kemampuan sosial, namun juga cerita latar belakang dan proses terbentuknya minat pada kerajinan tangan, serta lingkup pertemanan yang mereka miliki.

Mereka bercerita dengan antusias tentang perlombaan yang pernah diikuti dan dimenangkan, pekerjaan ayahnya sebagai tukang kayu yang menjadi inspirasinya. Pun tentang kelompok teman tuli bermain futsal dan game online, serta kesulitan mereka membaur dengan teman sebaya di lingkungan rumah karena masih menerima label negatif. Seusai mengobrol bahkan kami bertukar kontak untuk memudahkan saya jika sewaktu-waktu membutuhkan data tambahan.

Beberapa hari kemudian, tanpa diduga salah satu subjek mengirimkan pesan berisi pertanyaan tentang tujuan saya melakukan wawancara dan observasi. Mau tidak mau saya menjelaskan tujuan penyusunan data asesmen, beserta rangkaian acara Nusantarun (pelatihan guru, orang tua, dan murid, serta seleksi beamurid). Respon pertama yang muncul dari subjek adalah rasa pesimis. Ternyata kuliah tidak pernah terbayang sama sekali

di benak ketiga subjek. Subjek menjelaskan bahwa kemampuan akademik mereka tidak mumpuni untuk masuk universitas, ditambah keterbatasan bahasa, dan belum ada anggota keluarga atau saudara yang pernah menempuh pendidikan tingkat tinggi.

Tentu patah hati rasanya, menerima penjelasan tersebut dari murid yang saya nilai punya potensi. Saya coba untuk mengenalkan berbagai sosok disabilitas rungu yang mempunyai prestasi seperti Surya Sahetapy, Angkie Yudistia, dan Amanda Farliany. Pelan-pelan meyakinkan bahwa disabilitas rungu juga bisa kuliah, dan mendapatkan pekerjaan yang bagus di masa depan. Ternyata strategi tersebut belum berhasil membangkitkan semangat mereka. “Susah...”; “aku tidak paham..”; “aku tidak bisa”, ketiga kalimat tersebut seringkali muncul saat saya coba memotivasi.

Saya coba berkonsultasi dengan guru senior, dan melihat dari ‘kacamata’ ketiga murid. Dua belas tahun menempuh pendidikan di SLB dengan teman sekelas yang sama, wajar sekali jika ketiganya enggan dan tidak percaya diri untuk muncul di dunia baru. Maka, saya coba bantu menjernihkan lensa pada ‘kacamata’ ketiganya melalui kegiatan asesmen diri (self assessment). Belajar menuliskan hal yang disukai dan tidak disukai, prestasi yang pernah diraih, dan hambatan yang ditemui.

Page 40: Menularkan Kegemaran Belajar Guru Belajar€¦ · Layaknya kebanyakan anak laki laki pada umumnya, dia juga mempunyai hobi bermain sepak bola, bahkan pernah serius latihan dan bergabung

Surat Kabar Guru Belajar - Edisi I Pendidikan untuk Semua Jawa Tengah40

Bukan hal yang mudah, butuh berhari-hari untuk mereka mampu mendeskripsikan dirinya sendiri dalam kalimat yang teratur. Selanjutnya saya coba kenalkan dengan beberapa jurusan yang kiranya sesuai dengan gabungan hasil asesmen saya maupun hasil self assessment mereka sendiri; didapatkan dua kecenderungan yaitu desain komunikasi visual dan seni kriya.

10 Maret lalu, dua dari tiga subjek pergi ke Semarang untuk mengikuti pelatihan murid yang diselenggarakan Kampus Guru Cikal dan Nusantarun. Pulang dari Semarang, keduanya bercerita tentang kegiatan yang dilakukan di sana, keseruan membuat mind map dan interaksi dengan teman-teman disabilitas dari berbagai daerah. Informasi mengenai seleksi beamurid juga sempat membuat keduanya bimbang karena menyadari kemampuan akademik saat ini belum cukup mumpuni untuk tes SBMPTN. Saya coba membesarkan hati keduanya dengan menginformasikan tahun depan masih ada kesempatan, sehingga setelah lulus bisa menyiapkan diri belajar terlebih dahulu jika ingin melanjutkan studi. Hal yang terpenting adalah pengalaman dan pandangan baru tentang masa depan, serta koneksi dengan teman-teman disabilitas.

Saat ini, ketiga murid tersebut sudah dinyatakan lulus SMALB. Walaupun belum berhasil mengantarkan mereka ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi, saya bersyukur bisa banyak belajar dari ketiganya. Bahwasanya tujuan sejati dari asesmen adalah memahami murid, baik kelebihan maupun hambatannya, sehingga ditemukan kebutuhan utamanya. Asesmen bukan sekadar melakukan pendataan melalui rangkaian tes, observasi, dan wawancara untuk disusun menjadi sebuah laporan. Dibutuhkan interaksi humanis untuk memahami murid secara utuh. Pun saya harap ketiganya menikmati proses mengenal diri sendiri dan sedikit banyak bisa membantu meningkatkan penerimaan serta kepercayaan diri.

Page 41: Menularkan Kegemaran Belajar Guru Belajar€¦ · Layaknya kebanyakan anak laki laki pada umumnya, dia juga mempunyai hobi bermain sepak bola, bahkan pernah serius latihan dan bergabung

41 Surat Kabar Guru Belajar - Edisi I Pendidikan untuk Semua Jawa Tengah

Kolaborasi dengan Pemerintah Provinsi

Audiensi dengan Pemerintah Jawa Tengah dan Yogyakarta

“Jadi memang butuh kolaborasi antara guru, pemerintah, dan juga perguruan tinggi. Namun selama ini tidak terjalin. Semoga program Pengembangan Murid Penyandang Disabilitas ini adalah jalan untuk menuju sana,” ujar Maftuhin, Ketua Pusat Layanan Disabilitas Yogyakarta yang kami temui saat audiensi pada bulan Februari.

Pada pelaksanaan program Pengembangan Murid Disabilitas di Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta, butuh beberapa pihak untuk membuat program tersebut berjalan baik. Selain perguruan tinggi sebagai lembaga yang akan menerima murid penyandang disabilitas, butuh pihak sebagai sistem pendukung murid disabilitas tersebut, yaitu sekolah, guru dan orangtua. Oleh karena itulah, langkah berikutnya yang kami lakukan adalah melakukan audiensi kepada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Jawa Tengah dan Kementrian Agama Kanwil Jawa Tengah. Pada audiensi tersebut, kami juga bertemu dengan Wakil Gubernur Jawa Tengah, Taj Yasin Maimoen.

“Saya ingin Jawa Tengah yang menjadi pionir tumbuhnya pendidikan inklusi. Kami ingin mendorong bahwa Jawa Tengah peduli dan tidak membeda-bedakan

antara anak yang berkebutuhan khusus dan anak-anak yang normal,” ucap Gus Yasin dalam pertemuan tersebut. Gus Yasin juga menceritakan anak keduanya yang bersekolah di sekolah inklusi di sebuah sekolah di Rembang, terlihat berbeda dalam bersikap. Lebih peduli dan berjiwa sosial. Apa yang menjadi mimpi Pemerintah Provinsi Jawa Tengah sejalan dengan misi program Pendidikan Murid Disabilitas. Mimpinya sama-sama menciptakan ekosistem pendidikan untuk semua, sehingga apa yang Kampus Guru Cikal presentasikan di depan tiga pihak, langsung disepakati untuk dijalankan bersama.“Bagaimana kalau kegiatan tersebut kita laksanakan di Balai Pengembangan Pendidikan Khusus, karena kami memiliki gedung BP-Diksus di Jalan Elang. Sehingga kegiatan tiga acara tersebut bisa dilaksanakan di satu tempat. Lebih efisien,” ungkap Dr. Padmaningrum, Kepala Bidang Pembinaan Pendidikan Khusus (Diksus) Dindikbud Jawa Tengah.

Akhirnya kami sepakat untuk mengadakan pelatihan di gedung tersebut. Namun karena kami percaya Guru Merdeka Belajar, belajar bukan karena paksaan, tapi karena

Page 42: Menularkan Kegemaran Belajar Guru Belajar€¦ · Layaknya kebanyakan anak laki laki pada umumnya, dia juga mempunyai hobi bermain sepak bola, bahkan pernah serius latihan dan bergabung

Surat Kabar Guru Belajar - Edisi I Pendidikan untuk Semua Jawa Tengah42

kesadaran. Sebelum program berjalan, kami lakukan sosialisasi kepada 120 kepala sekolah baik dari SMALB, ataupun sekolah/madrasah inklusi. Tujuan sosialisasi tersebut, agar para guru tahu tujuan pelatihan. Jika bagi mereka memiliki dampak atau manfaat, mereka bisa mendaftarakan diri secara sukarela. Jadi bukan ikut karena perintah atau paksaan.

“Saya senang sekali dengan program ini. Bahwa benar seorang guru harus belajar dan belajar terus, karena saya ingin sekali mengoptimalkan kembali potensi yang dimiliki oleh anak, biar anak-anak itu bisa,” ungkap Septi Mardianti seorang guru dari SLBN Kota Tegal yang mengikuti kegiatan Sosialisasi Program Pengembangan Murid Disabilitas oleh Kampus Guru Cikal pada Jumat, 3 April 2019 di Gedung B Aula Ki Hajar Dewantara Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Jawa Tengah yang dihadiri 120 Kepala Sekolah SMA, SMK, MA Inklusi serta SLB di Jawa Tengah. Dari sosialisasi ini ada sekitar 90 guru yang mendaftar dan yang kami terima ada 80 guru yang akan mengikuti program Pengembangan Murid Disabilitas.

Adapun di Yogyakarta, saat audiensi, kami bertemu dengan Kepala Bidang Pendidikan Khusus, Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga yaitu Pak Bachtiar pada 24 Juli 2019. Pada kunjungan tersebut, kami mempresentasikan program Pengembangan Murid Penyandang Disabilitas.

Tim Kampus Guru Cikal diwakili oleh guru

Anggayudha Anandarasa, guru Rizqy Rahmat Hani dan guru Winda Dyah. Pada kesempatan itu, Kampus Guru Cikal memutarkan video perjuangan pelari, dan apa yang diamanahi untuk dijalankan.

“Saya mendukung program ini karena orientasinya adalah anak. Segera kita adakan sosialisasi kepada guru-guru Yogytakarta,” sambung Pak Bachtiar mengakhiri sesi audiensi program.

Dua minggu setelahnya, pada 9 Agustus 2019 dilaksanakan kegiatan sosialisasi di Ruangan Sasana Wiyata Dindikpora DIY yang dihadiri oleh 70 guru dari SMALB dan SMA/SMK/MA Inklusi Yogyakarta. Guru-guru terlihat antusias mengikuti sosialisasi ini, terlihat dari jumlah pertanyaan mengenai program.

“Programnya akan berjalan berapa? Apa dampak yang akan kami dapat dari program ini? Kalau murid kami apakah bisa ikut?” Masih banyak pertanyaan lainnya.

Sosialisasi ditutup dengan pengisian formulir kesediaan kepala sekolah mengirimkan guru yang akan mengikuti program. Setelah itu, harapannya kepala sekolah memberikan informasinya kepada guru-guru di sekolahnya untuk kemudian dengan kesadaran sendiri mengikuti program.

Page 43: Menularkan Kegemaran Belajar Guru Belajar€¦ · Layaknya kebanyakan anak laki laki pada umumnya, dia juga mempunyai hobi bermain sepak bola, bahkan pernah serius latihan dan bergabung

43 Surat Kabar Guru Belajar - Edisi I Pendidikan untuk Semua Jawa Tengah

Page 44: Menularkan Kegemaran Belajar Guru Belajar€¦ · Layaknya kebanyakan anak laki laki pada umumnya, dia juga mempunyai hobi bermain sepak bola, bahkan pernah serius latihan dan bergabung

Surat Kabar Guru Belajar - Edisi I Pendidikan untuk Semua Jawa Tengah44

Testimoni Pelari dan Orangtua Program Pendidikan untuk Semua Jawa Tengah

SuparminPelari NR6

PE

LAR

I

Pelatihan kemarin bagiku suatu pelatihan yang luar biasa ,saya pribadi merasakan suatu kebahagiaan : 1) saya bisa belajar bahasa isyarat, 2) lebih mengenal saudara kita lebih dekat . Dengan keterbatasan yang adek-adek miliki mereka masih memiliki semangat juang untuk terus berkarya. Bahkan saya sendiri merasa malu melihat kelebihan-kelebihan yang mereka miliki dan mereka luapkan saat itu. Bahkan saya sering meneteskan air mata saat mendampingi mereka.

Hatiku merasa terketuk, “Andai aku jd guru mereka alangkah bahagianya aku.” Kesabaranku akan teruji. Dan akan lebih mengerti akan sejatinya amanah kehidupan. Saya bisa banyak belajar memahami dan mengerti apa kemauan mereka . Apalagi mereka yang dari berbagai karakter dan berbagai difabelnya .

Kalau ada pelatihan aku mau ikut terus . Bahagia rasanya yg tak bisa tersampaikan.

Ahmad ChofifinPelari NR6

PEL

AR

I

Sesuatu program yang luar biasa, memberikan dampak besar untuk pendidikan yg spesial ini dan membawa kesetaraan yang SAMA. Belajar adalah utama dan saling menghargai itu HARUS. Satu kata buat kalian “IKS” (istimewa, keren, sadis) teruntuk adik-adik Disabilitas, Semua Guru, dan semua yang ada didalamnya. Istimewa selalu mau belajar dan mendengarkan untuk melakukan

Keren tetap berdiri tegak apapun kondisinya Sadis selalu bermimpi tinggi pantang menyerah

Salam dari kakak. Bermimpilah setinggi langit, jangan minder karena kita sama, tetap confidence, selalu berusaha, belajar dan berdoa. SEMANGAT!!

SiwiOrangtua Murid

OR

AN

GTU

A Program Nusantarun menjadi program pembuka pintu Pendidikan Tinggi bagi disabilitas yang memiliki kompetensi tersendiri dalam menjalani perkuliahan dengan memberikan dukungan biaya penuh. Sebuah upaya dan karya luar biasa dalam melebarkan celah kesempatan bagi para disabilitas dalam mewujudkan dan menata kehidupan keilmuan berbagai bidang studi di masa depan.

Page 45: Menularkan Kegemaran Belajar Guru Belajar€¦ · Layaknya kebanyakan anak laki laki pada umumnya, dia juga mempunyai hobi bermain sepak bola, bahkan pernah serius latihan dan bergabung

45 Surat Kabar Guru Belajar - Edisi I Pendidikan untuk Semua Jawa Tengah

Wahyu Ika Wati,S.Psi,I,S.PdKGB SemarangSMA KY Ageng Giri,

pen

ulis

Berkolaborasi dengan Wali Kelas dalam Membantu Murid

Saya adalah salah satu guru BK di SMA KY Ageng Giri, Girikusumo, Kelurahan Banyumeneng, Kecamatan Mranggen, Kabupaten Demak. Saya mengajar di kelas X dan kelas XII.IS, yang kira-kira jumlahnya sekitar 160 murid. Murid yang saya bimbing tidak ada yang berkebutuhan khusus atau ABK, akan tetapi kelas lain yaitu kelas X IIS.2 ada murid ABK yang bernama Iva, anak tersebut mengalami tunadaksa dan sering mendapat perlakuan bullying dari teman-temannya.Suatu hari teman saya yaitu wali kelas dari murid ABK itu keluh kesah dengan saya, karena beliau sebagai wali kelas yang harus selalu perhatian tentang apa saja yang dialami muridnya.

”Bu Ika, saya mau curhat. Saya bingung dengan keadaan kelasku, hampir setiap hari kelasku ada masalah, terutama masalah Iva yang tunadaksa itu.” kata wali kelas Iva.

“Masalah apa bu? Ada yang bisa saya bantu?” tanya saya.

“Iva adalah anak yang mempunyai kekurangan. Dia tunadaksa, ketika dia diminta maju ke depan kelas, kadang anak-anak cowok ada yang suka iseng lihatin dan godain Iva. Iva katanya kalau berjalan kok sambil joget. Akhirnya Iva dengar celotehan anak-anak cowok yang menggodanya dan akhirnya Iva menangis di kelas. Beberapa hari kemudian Iva tidak masuk sekolah hampir satu minggu.” Wali kelas Iva menceritakan kondisi yang dialami muridnya.

Selang beberapa hari, kakaknya Iva menghubungi saya. Dia menanyakan tentang Iva yang tidak mau sekolah. Menceritakan kondisi Iva yang sedih tetapi tidak mau menceritakan masalahnya kepada keluarganya.

Praktik Baik Pembelajaran

Page 46: Menularkan Kegemaran Belajar Guru Belajar€¦ · Layaknya kebanyakan anak laki laki pada umumnya, dia juga mempunyai hobi bermain sepak bola, bahkan pernah serius latihan dan bergabung

Surat Kabar Guru Belajar - Edisi I Pendidikan untuk Semua Jawa Tengah46

Page 47: Menularkan Kegemaran Belajar Guru Belajar€¦ · Layaknya kebanyakan anak laki laki pada umumnya, dia juga mempunyai hobi bermain sepak bola, bahkan pernah serius latihan dan bergabung

47 Surat Kabar Guru Belajar - Edisi I Pendidikan untuk Semua Jawa Tengah

Paginya, saya menemui wali kelas Iva untuk menyampaikan cerita kakak Iva mengenai kondisi Iva saat ini. Ternyata penyebab Iva tidak mau sekolah lagi adalah Iva merasa sendiri tanpa teman. Dia lebih banyak berdiam diri dalam kelas dan tidak tertarik berkomunikasi dengan temannya.

Kakak Iva diundang ke sekolah dan wali kelas menjelaskan masalah yang dihadapi Iva di kelas. Kakak Iva menceritakan kondisi Iva di rumah yang lebih suka menyendiri, sulit beradaptasi dengan lingkungannya. Bahkan dengan keluarganya saja, Iva sangat sulit diajak berkomunikasi. Kakak Iva meminta bantuan sekolah, terutama wali kelasnya untuk membantu agar Iva mau terbuka dan percaya diri lagi.

Wali kelas dan saya mulai berdiskusi untuk membantu masalah yang dihadapi Iva. Kami mulai mencari strategi yang tepat untuk menolong Iva. Kami mulai mencari informasi di kelas dan menyelidiki situasi yang sesungguhnya terjadi dalam kelas. Ketika Iva sudah masuk, kami mengajak Iva bicara dari hati ke hati.

“Bagaimana kondisimu, Iva?” tanya wali kelasnya.“Baik, bu.” jawab Iva dengan murung.“Kalau merasa baik, kenapa murung?”

“Saya sedih, bu. Teman-teman menjauhi saya. Saya merasa di kelas seperti orang asing. Saya sedih karena teman-teman sering meneriaki saya dengan kata-kata sok pintar. Mereka sering mengejek saya dan menertawai saya.Saya harus bagaimana, bu?” jawab Iva.

“Kami akan mencoba membantumu. Iva harus semangat dan belajar menjadi anak yang kuat. Jadi jangan bersedih lagi!”Selain dari sisi Iva, kami juga melakukan tindakan kepada teman-teman Iva. Kami ajak teman-teman Iva berbicara dan bersepakat untuk tidak melakukan perbuatan itu kembali dan bisa membantu Iva untuk bisa lebih percaya diri di kelas.

Namun tidak seperti membalikkan telapak tangan, kepercayaan diri Iva masih belum muncul. Iva masih minder melakukan berbagai hal di kelas. “Sudah melakukan pendekatan ke Iva…”

“Juga sudah membuat kesepakatan bersama teman-teman Iva..”

Tetapi kenapa Iva tidak kunjung berubah ya. Apa yang perlu saya lakukan sebagai guru BK. Saya jadi teringat akan Kakak Iva yang tempo hari ke sekolah.

Lalu saya mengunjungi rumah Iva untuk mengobrol dengan kakaknya. Saya ingin tahu apa yang dilakukan Iva di rumah, apa yang disukai, hal apa yang membuatnya lupa akan waktu saat melakukan, dan hal lainnya. Dari obrolan dengan Kakak Iva saya mendapat banyak sekali informasi tentang Iva, antara lain Iva ternyata suka sekali menghabiskan waktu berjam-jam untuk bermain game. Dari sini saya sebagai guru BK, mengajak wali kelas untuk memfasilitasi ini di kelas. Agar Iva lebih muncul kepercayaan dirinya.Akhirnya wali kelas membuat beberapa game di kelas dan melibatkan Iva serta teman-temannya. Terlihat Iva merasa lebih nyaman. Kerjasama antarkelompok membuat Iva merasa dihargai. Teman-teman perempuan pun lebih mau berkomunikasi dengan Iva.

“Bu saya mau cerita. Saya sekarang sudah lebih baik karena saya sudah mencoba belajar bertanya dan komunikasi dengan teman-teman dan Alhamdulillah sekarang teman-teman sudah tidak mengejek saya lagi. Kemarin saya juga sudah mulai ngobrol sama teman yang sering mengejek saya. Dia ternyata suka bercanda. Tapi kalau diajak komunikasi ternyata juga mau menjawab. Saya akan mulai menghilangkan sifat minder supaya teman-teman mau belajar dan bercanda dengan saya. Terimakasih ya bu atas bimbingannya selama ini, karena dengan banyak bimbingan dan masukan dari bu Ika saya jadi bisa lebih baik lagi.”“Iya Iva. Tetap semangat dan percaya diri selalu. Nikmati masa remajamu dengan gembira.” Dengan kolaborasi antara guru BK, murid-murid dan Iva, kami berhasil menolong Iva keluar dari kesulitannya. Apalagi Iva mau belajar menerima dirinya dan mau membuka dirinya.

Page 48: Menularkan Kegemaran Belajar Guru Belajar€¦ · Layaknya kebanyakan anak laki laki pada umumnya, dia juga mempunyai hobi bermain sepak bola, bahkan pernah serius latihan dan bergabung

Surat Kabar Guru Belajar - Edisi I Pendidikan untuk Semua Jawa Tengah48

Mochamad Purwanto, S PdKGB Semarang SLB D YPAC Semarang

pen

ulis

Mendukung Murid Disabilitas Melalui IT Center

Keberadaan mereka di sekitar kita masih banyak yang memandang dengan sebelah mata, seolah dari kekurangannya telah menjadi beban keluarga dan masyarakat. Mereka lebih dipandang dari segi kekurangan dengan mengabaikan sisi kemampuannya. Sekalipun pemerintah telah memberikan mereka kesetaraan, sebagai warga negara untuk mendapatkan pendidikan dan pengajaran dalam pengembangan pribadi dan kecerdasan sesuai minat dan bakatnya, namun setelah mereka menyelesaikan jenjang pendidikan mereka pun masih harus bersaing memperebutkan lapangan pekerjaan sesuai yang diharapkan, sehingga tidak sedikit mereka menjadi penyumbang meningkatnya angka pengangguran yang semakin tahun terus meningkat seiring peningkatan angkatan usia kerja. Akses melanjutkan pendidikan ke jenjang Perguruan Tinggi sebenarnya sangat terbuka untuk mereka, tapi kekurangan mereka pun telah membatasi pilihan program dan jurusan yang dapat dipilih, selain masih banyaknya Perguruan Tinggi yang dari segi sarana prasarana yang belum ramah dengan mereka, sampai layanan pengajaran dan kurikulumnya yang belum bisa menerima mereka sesuai dengan kekurangannya. Sementara untuk meningkatkan keterampilan mereka sesuai dengan jenis ketunaan mereka, lembaga non formal vokasional belum banyak ditemui disekitar kita. Sebagian besar murid-murid kita setelah lulus SMALB mereka kembali menjadi beban keluarga, kalaupun mereka terus bekerja keberadaan mereka belum diperhitungkan keberadaannya.

Namanya Keisa Fajar Putra Imanudin, saat SD ia bersekolah di sekolah umum. Namun menginjak SMP, orangtuanya memilih menyekolahkan Keisa di sekolah Kami SLB YPAC Semarang. Seperti teman-teman

Praktik Baik Pembelajaran

[email protected]

Page 49: Menularkan Kegemaran Belajar Guru Belajar€¦ · Layaknya kebanyakan anak laki laki pada umumnya, dia juga mempunyai hobi bermain sepak bola, bahkan pernah serius latihan dan bergabung

49 Surat Kabar Guru Belajar - Edisi I Pendidikan untuk Semua Jawa Tengah

lainnya, awalnya ia tidak menampakkan kelebihan di bidang tertentu. Waktu Keisa SMP saya diamanahi untuk menjadi guru TIK-nya. Saya awalnya mengajar seperti biasa. Memberikan materi, mengajak murid praktik, dan diakhiri dengan asesmen sumatif. Sampai suatu hari saya melihat sesuatu yang berbeda, yaitu pada Keisa. Salah satunya ia selalu ingin lebih menghabiskan waktunya di laboratorium komputer, walau pelajaran TIK udah selesai, Keisa ingin terus belajar mengenai komputer.

“Keisa suka dengan komputer..” tanya saya.“Iya Pak, saya ingin belajar lebih dari komputer..” jawabnya. Mendengar jawabannya, saya sebagai guru yang diamanahi mengajar TIK merasa perlu melakukan sesuatu. Saya kemudian mengajak mengobrol orangtuanya tentang potensi Keisa. Orangtuanya juga kaget mendengar cerita saya. Namun karena kondisi orangtuanya, sepertinya orangtuanya tidak bisa membantu tentang sarana dan prasarananya.

“Untuk sehari-hari saja sulit Pak Pur, apalagi untuk membelikan dia laptop…” Setelah mengobrol cukup lama, ternyata di tempat kerja bapak Keisa ada sebuah komputer yang bisa digunakan Keisa. Akhirnya kami sepakat, jika di sekolah saya yang mendorongnya untuk mengasah potensinya. Jika di rumah Keisa bisa memanfaatkan komputer yang ada di kantor bapaknya.Seiring waktu berjalan, kemampuan Keisa semakin meningkat. Saya yang bukan lulusan komputer merasa perlu mencari coach bagi Keisa agar apa yang dimiliki Keisa terus berkembang. Namun sebelum itu, saya coba melakukan wawancara kepada Keisa, berkait dengan masa depannya.

“Keisa, Kamu kan udah lama berlatih komputer, dan sepertinya bapak melihat Kamu menikmatinya.”“Benar Pak, saya merasa tertantang untuk semakin menguasai komputer..”“Memang cita-citamu apa Keisa?” tanya saya lebih lanjut.“Saya ingin bisa menjadi salah satu ahli komputer kelak di suatu saat Pak..”Mendengar jawaban Keisa memang

Page 50: Menularkan Kegemaran Belajar Guru Belajar€¦ · Layaknya kebanyakan anak laki laki pada umumnya, dia juga mempunyai hobi bermain sepak bola, bahkan pernah serius latihan dan bergabung

Surat Kabar Guru Belajar - Edisi I Pendidikan untuk Semua Jawa Tengah50

saya harus cepat mencari Coach yang tepat untuk Keisa. Lalu hal yang saya lakukan adalah membuat proposal dan menyebarkannya ke beberapa perguruan tinggi. Hal ini saya lakukan dengan tujuan agar mendapat coach yang bisa meningkatkan potensi Keisa.

Usaha tidak menghianati hasil, proposal yang saya sebarkan ternyata direspons dengan baik oleh beberapa pihak, antara lain : bapak Sunardi Dosen UDINUS Semarang, dosen-dosen Teknik Informatika UDINUS, Dini Dosen Universitas Semarang (USM), Ibu Lia dari LSM HOPE yang juga mengikutsertakan dosen STIMIK, serta rekan-rekan Mahasiswa UNISBANK yang dengan sukarela ikut mendampingi Keisa belajar.

Selain Keisa, saya juga mengajak murid lainnya yang memiliki minat di IT untuk bisa bergabung dalam pendampingan tersebut. Saya dan teman-teman kemudian menyebutnya IT Center, sebuah wadah untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan murid di bidang IT.Alhamdulillah berkat adanya IT Center, murid-murid semakin ingin terus emngembangkan potensinya di bidang IT. Salah satunya Keisa yang berhasil mendapat beberapa prestasi, yang membuatnya semakin yakin akan kariernya.Kolaborasi ini membanggakan semua pihak. Semua terlibat demi mendukung murid-murid berkembang dengan lebih baik lagi. Orang tua, masyarakat, instansi pendidikan bahkan pemerintah pusat turut andil demi mendukung Keisa dan temannya. Meski ada juga yang berpikiran

negatif terhadap murid-murid ini. Namun yang patut diapresiasi adalah murid-murid itu sendiri. Karena kesadaran dirinyalah yang membantu mereka untuk belajar pantang menyerah. Mereka juga berhasil mengatasi keterbatasan dengan bekerjasama, berlatih dan berusaha sampai bisa.

Kedepan IT Center bermaksud mewadahi murid-murid disabilitas untuk membekali ilmu komputer yang dibutuhkan para lulusan SMALB pada khususnya, untuk dapat memenuhi kebutuhan tenaga kerja yang mengusai komputer. Setidaknya keberadaan IT Center YPAC sudah mulai diakui keberadaannya. Hal ini terlihat dengan adanya permintaan dari berbagai lembaga yang membutuhkan lulusan YPAC Semarang.

Dukungan dari berbagai pihak khususnya kita semua, sangat dibutuhkan untuk lebih berkembangnya keberadaan IT Center YPAC Semarang untuk dapat ikut menyetarakan keberadaan murid murid disabilitas ditengah tengah masyarakat, Undang-undang ketenagakerjaan yang mewajibkan setiap instansi atau badan usaha merekrut tenaga kerja disabilitas, menjadi penyemangat murid-murid IT Center untuk mendalami ilmu komputer sebagai bekal terjun di masyarakat. Semoga mereka menjadi generasi IT yang berguna di tengah masyarakat.

Murid-murid antusias belajar IT Murid-murid didampingi belajar IT

Page 51: Menularkan Kegemaran Belajar Guru Belajar€¦ · Layaknya kebanyakan anak laki laki pada umumnya, dia juga mempunyai hobi bermain sepak bola, bahkan pernah serius latihan dan bergabung

51 Surat Kabar Guru Belajar - Edisi I Pendidikan untuk Semua Jawa Tengah

ZUZINA NUR SUSANTIKGB KlatenSLBN SUKOHARJO

pen

ulis

PEMBELAJARAN TUNAGRAHITA MELALUI BUKU CATATAN TUGAS KEBAIKAN

Pagi itu kelas saya gaduh karena ada murid yang bertengkar saling tuduh mengambil barang milik temannya. Mereka saling beradu mulut dengan mengeluarkan kata-kata kasar yang tidak sopan dan pantas diucapkan. Perkataan dan perilakunya tersebut membuat teman-temannya meniru apa yang dilakukan. Tidak hanya dengan teman-temannya murid tunagrahita ini juga sering berkata tidak sopan kepada guru dan orang tuanya apabila sedang marah. Ini adalah peristiwa yang kesekian kalinya murid membuat masalah di kelas. Beberapa hari yang lalu dia juga bertengkar dengan teman lain yang berbeda kelas. Dia mengambil kaca mata milik temannya tersebut dan membuangnya lewat jendela kelas. Tidak hanya itu perilakunya sering tidak terkontrol, masih semaunya sendiri dan cenderung kasar terhadap orang lain. Perilaku kurang baik tersebut tidak hanya ditunjukkan saat bersosialisasi dengan teman dan guru di sekolah tetapi juga dengan orang tua dan anggota keluarga di rumah.

Anak tunagrahita memang mengalami kesulitan dalam memahami dan mengartikan norma lingkungan. Oleh karena itu anak tunagrahita sering melakukan tindakan yang tidak sesuai dengan norma lingkungan dan tingkah lakunya tidak sesuai dengan perkembangan umurnya. Menurut cerita dari orang tuanya, murid ini memang sangat terpengaruh oleh lingkungan tempat tinggal yang cenderung kurang baik karena tinggal di lingkungan yang mayoritas masyarakatnya berpendidikan rendah yang sehari-harinya bekerja sebagai buruh harian lepas di pabrik-pabrik rotan di sekitar tempat tinggalnya. Perilaku yang kurang baik tersebut kemudian muncul juga di lingkungan sekolah dan membawa pengaruh buruk bagi murid-murid lainnya.

Praktik Baik Pembelajaran

[email protected]

Page 52: Menularkan Kegemaran Belajar Guru Belajar€¦ · Layaknya kebanyakan anak laki laki pada umumnya, dia juga mempunyai hobi bermain sepak bola, bahkan pernah serius latihan dan bergabung

Surat Kabar Guru Belajar - Edisi I Pendidikan untuk Semua Jawa Tengah52Sebagai guru kelas XII di SLB Negeri Sukoharjo, sebenarnya sudah berulang kali saya memberikan nasehat dan bimbingan namun sayangnya belum bisa merubah perilaku buruknya. Kesepakatan dengan reward dan punishment juga sudah beberapa kali dibuat tetapi belum sepenuhnya efektif. Hampir setiap hari saya masih mendapatkan laporan dari teman dan guru lain tentang perilaku kurang baik yang dilakukan oleh murid tersebut. Kondisi Kegiatan belajar mengajar di kelas juga sering terganggu karena ulahnya yang sering mengganggu murid lain yang sedang belajar.

Berawal dari masalah-masalah tersebut saya kemudian berpikir untuk mengubah perilaku buruk murid agar lebih baik, karena menurut saya pendidikan karakter dan budi pekerti adalah pendidikan yang paling utama dan dibutuhkan murid tunagrahita untuk bersosialisasi di lingkungannya. Dengan perilaku yang baik murid akan diterima dengan baik di lingkungan manapun. Apalagi selama ini banyak kasus penolakan dalam pergaulan sosial anak tunagrahita karena mereka dianggap sering berperilaku buruk, aneh atau terkadang tidak lazim sesuai dengan usia perkembangannya. Tidak mudah memang untuk membentuk kebiasaan baik. Butuh pembelajaran yang konsisten untuk membentuk sebuah kebiasaan baik. Apalagi dengan karakteristik yang dimiliki anak tunagrahita, mereka membutuhkan sebuah pembelajaran yang disusun sedemikian rupa dengan mengoptimalkan kemampuan yang dimiliki.

Tantangan saya dalam menyusun materi pembelajaran antara lain materi pembelajaran yang akan saya ajarkan perlu dipecah menjadi bagian yang lebih kecil dan berurutan karena kemampuan kognitifnya terbatas. Kemudian bagian dari bahan ajar tersebut diajarkan satu demi satu dan dilakukan secara berulang-ulang. Selain itu kegiatan belajar harus saya lakukan dalam situasi yang konkret untuk memudahkan pembelajaran. Tantangan yang saya hadapi adalah saya harus sering mendorong murid tunagrahita untuk melakukan apa yang sedang dipelajari serta menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dengan menghindari kegiatan belajar mengajar yang terlalu formal. Dalam pendidikan karakter dan budi pekerti waktu yang dimiliki guru hanya sebatas di lingkungan sekolah. Sedangkan murid lebih

Karena kemampuan kognitifnya kurang, sebagai guru saya harus menyesuaikannya dengan cara memecah bagian pembelajaran. Zuzina Nur Susanti

Page 53: Menularkan Kegemaran Belajar Guru Belajar€¦ · Layaknya kebanyakan anak laki laki pada umumnya, dia juga mempunyai hobi bermain sepak bola, bahkan pernah serius latihan dan bergabung

53 Surat Kabar Guru Belajar - Edisi I Pendidikan untuk Semua Jawa Tengah

banyak waktunya di rumah dan lingkungan masyarakat tempat tinggalnya. Kolaborasi yang baik antara guru dan orang tua menjadi sangat penting dibangun untuk mengubah perilaku kurang baik ini dalam pelaksanaan pendidikan karakter dan budi pekerti.

Saya kemudian berusaha menyusun sebuah buku kegiatan pembelajaran yang bisa dilakukan tidak hanya di dalam kelas tetapi juga di luar kelas, dapat diterapkan di lingkungan sekolah maupun di lingkungan rumah. Pembelajaran ini dapat dilakukan secara berulang-ulang dan sederhana tetapi menyenangkan dan sesuai dengan situasi yang konkret. Saya menyusun sebuah buku catatan kebaikan yang berisi tugas-tugas kebaikan yang harus dilakukan setiap harinya. Tugas-tugas kebaikan dalam buku catatan ini dilengkapi gambar sebagai contoh kebaikan yang dapat dilakukan. Selain itu buku catatan tugas kebaikan ini saya lengkapi dengan tulisan agar murid yang tidak bisa menulis bisa menyalin contoh tulisan yang ada di buku. Tugas-tugas kebaikan tersebut saya susun sebagai berikut : hari Senin adalah buku catatan tugas kebaikan tentang membantu pekerjaan orang tua di rumah, hari Selasa adalah hari hormat guru yang berisi tentang tugas-tugas kebaikan yang harus dilakukan terhadap guru. Hari Rabu adalah hari berbuat baik kepada sesama teman.

Tugas kebaikan hari kamis adalah menuliskan kebaikan yang telah dilakukan oleh temannya. Hari Jumat adalah hari semua kebaikan, murid bebas melakukan apa saja yang dilakukan dalam buku catatan tugas kebaikannya. Untuk tugas kebaikan hari Sabtu dan Minggu adalah mencatat tugas kebaikan yang dilakukan selama libur sekolah di rumah. Murid harus menceritakan kebaikan yang dicatat dan dilakukan selama satu minggu setiap hari Senin. Hal tersebut untuk evaluasi tugas kebaikan yang telah dilakukan selama satu minggu. Buku catatan tugas kebaikan ini digunakan untuk mencatat kebaikan yang sudah dilakukan setiap harinya dari Senin sampai Minggu.

Sehingga diharapkan perilaku murid tunagrahita dapat dikontrol setiap harinya. Buku ini sangat membantu saya menjadi lebih mudah dalam mengontrol perilakunya selama belajar di rumah. Saya berharap perilaku yang semula hanya dicatat dalam buku menjadi

Diskusi Harian dengan Murid

Tampilan buku

Page 54: Menularkan Kegemaran Belajar Guru Belajar€¦ · Layaknya kebanyakan anak laki laki pada umumnya, dia juga mempunyai hobi bermain sepak bola, bahkan pernah serius latihan dan bergabung

Surat Kabar Guru Belajar - Edisi I Pendidikan untuk Semua Jawa Tengah54

sebuah kebiasaan baik yang dilakukan murid di sekolah maupun di rumah. Buku catatan ini juga dilengkapi dengan tanda tangan orang tua untuk pengawasan tugas kebaikan selama di rumah. Selain itu saya juga menggunakan buku ini sebagai media kolaborasi dengan orang tua murid sehingga orang tua bisa membimbing, mendukung dan memberikan motivasi untuk melaksanakan tugas-tugas kebaikan tersebut.

Kebiasaan buruk murid berangsur berkurang setelah melakukan kebiasaan baik yang telah dicatat dalam buku catatan tugas kebaikan. Murid yang sering berkata kasar terhadap guru dan orang tua mulai berubah menjadi lebih sopan dan santun karena ada tugas untuk berbahasa Jawa “kromo alus”. Murid yang sering bertengkar dengan teman berubah menjadi lebih rukun karena terdapat tugas menyebutkan kebaikan yang telah dilakukan oleh teman lain. Suasana belajar di sekolah menjadi lebih kondusif. Murid menjadi berlomba-lomba untuk berbuat baik karena harus bercerita kebaikan yang telah dilakukan selama satu minggu. Widya misalnya melalui pesan suara Whatsapp yang dikirimkan, ibunya menjelaskan banyak perubahan perilaku selama di rumah. Widya menjadi lebih rajin dan sopan dalam berbicara. Hal itu juga terlihat dari video call saat Widya melakukan kegiatan membantu orang tuanya di rumah.

“Selamat pagi, bu guru.” sapa Widya. “Selamat pagi juga Widya.” saya membalas salamnya. “Bu tadi saya video call Bagas, dia rajin sekali membantu ibunya membersihkan rumah.” kata Widya dengan penuh semangat.

“Wah rajin sekali, Bagas. Bagaimana dengan Widya?” saya bertanya dengan semangat pula. “Iya bu. Hari ini saya berkebun bersama ibu. Bagas saja rajin, saya harus lebih rajin dong. Terima kasih atas bimbingannya, bu!” katanya.

“Sama-sama, nak. Ibu sangat bangga padamu karena kamu sudah belajar di rumah dengan baik, salam ya buat bapak dan ibu!” saya membalasnya.

Meski pada awalnya berbuat baik karena ingin terlihat lebih baik dari teman yang lain, saya percaya kebaikan yang dicatat kelak akan menjadi kebiasaan baik entah kebaikan tersebut dicatat ataupun tidak. Selain itu laporan-laporan dari guru dan wali murid tentang kebiasaan buruk anak juga mulai berkurang. Saya sadar perubahan-perubahan ini tidak bisa kita dapatkan secara instan hanya dalam waktu hitungan hari atau minggu saja. Butuh proses yang berkesinambungan dan kolaborasi yang baik antara saya sebagai guru dan orang tua murid bahkan dengan murid itu sendiri.

Page 55: Menularkan Kegemaran Belajar Guru Belajar€¦ · Layaknya kebanyakan anak laki laki pada umumnya, dia juga mempunyai hobi bermain sepak bola, bahkan pernah serius latihan dan bergabung

55 Surat Kabar Guru Belajar - Edisi I Pendidikan untuk Semua Jawa Tengah

Page 56: Menularkan Kegemaran Belajar Guru Belajar€¦ · Layaknya kebanyakan anak laki laki pada umumnya, dia juga mempunyai hobi bermain sepak bola, bahkan pernah serius latihan dan bergabung

Surat Kabar Guru Belajar - Edisi I Pendidikan untuk Semua Jawa Tengah56

Memahami Murid Disabilitas dengan

Asesmen

Pelatihan Guru Jawa Tengah

“Apa yang pertama kali terlintas dalam benak Anda ketika mendengar kata asesmen?” tanya saya kepada guru-guru peserta Batch 1 pelatihan pengembangan murid penyandang disabilitas.

“Pengukuran..”“Diagnosa..”“Penentu..”“Angka..”

Dan masih banyak kata lainnya yang guru sebutkan dalam sesi mengenal asesmen. Beberapa guru masih menganggap asesmen adalah sebuah tes yang hasilnya berupa angka. Apa benar demikian?

Dalam pelatihan asesmen yang pertama kali untuk program pengembangan murid penyandang disabilitas ini, tim pelatih Kampus Guru Cikal yang terdiri dari Vitriani Sumarlis, Wienny Lintang dan juga Rizqy Rahmat Hani membongkar miskonsepsi asesmen dan juga tentang pendidikan inklusi.

Pelatihan diselenggarakan di BP-Diksus, Semarang pada tanggal 5-7 Agustus 2019 yang diikuti oleh 40 guru dari berbagai sekolah di Jawa Tengah, baik SLB maupun Sekolah Inklusi. Pelatihan dibuka oleh bapak Djoko Wicaksono, selaku ketua bidang Pendidikan Khusus.

“Semoga pelatihan ini membantu guru-guru memetakan potensi murid, dan murid mengetahui arah kariernya..” ucap Pak Djoko saat memberikan sambutan sebelum pelatihan dimulai.

Pelatihan dimulai oleh sesi orientasi yang dibawakan oleh Guru Rizqy. Pada tahap ini, guru Rizqy memperkenalkan program dan apa yang akan dipelajari pada pelatihan pertama tersebut. Kemudian untuk lebih mengenal antarpeserta, guru Rizqy memberikan permainan Panen Permen. Peserta antusias mengikuti permainan

tersebut, terlihat cair dan mulai saling mengenal.

Pada sesi 1 peserta diajak berpikir mengenai miskonsepsi pendidikan inklusi lewat permainan human graph. Ada beberapa pernyataan yang dituliskan, dan peserta diajak untuk memilih bergerak ke kiri dan ke kanan tentang setuju atau tidaknya dengan pernyataan tersebut. Sesi berjalan dengan adanya diskusi antarpeserta.

“Saya setuju dengan pernyataan bahwa kurikulum khusus perlu dirancang untuk anak-anak dengan disabilitas/ kebutuhan khusus karena bagi saya…” ujar Guru Nanik

Pemahaman peserta melalui humangraph kemudian disambungkan dengan video yang diputarkan, mengenai praktik pendidikan inklusi di berbagai negara di eropa. Peserta diajak berdiskusi sebenarnya, apa sih pendidikan inklusi, dan selama ini apakah benar menjalankan pendidikan inklusi di sekolahnya.

Setelah sesi miskonsepsi mengenai pendidikan inklusi, peserta diajak mengenal Anak Berkebutuhan Khusus lebih dalam. Guru Vitri memberikan gambar penyandang disabilitas dan meminta peserta untuk menebak profesinya. Dalam sesi ini Guru Vitri mengajak peserta untuk melihat bahwa setiap anak unik, bahwa setiap anak berkebutuhan khusus juga unik. Memiliki potensi masing-masing. Beberapa peserta menanyakan tentang penyandang disabilitas yang ada di sekolahnya kepada narasumber.

Apa jadinya jika banyaknya ragam disabilitas namun sebagai guru harus tahu semuanya? Apalagi jika guru BK yang tidak pernah mengetahui tentan

Page 57: Menularkan Kegemaran Belajar Guru Belajar€¦ · Layaknya kebanyakan anak laki laki pada umumnya, dia juga mempunyai hobi bermain sepak bola, bahkan pernah serius latihan dan bergabung

57 Surat Kabar Guru Belajar - Edisi I Pendidikan untuk Semua Jawa Tengah

Disabilitas, Cukupkah Sekadar Diterima?

Pelatihan Guru Jawa Tengah

Topik Disabilitas belakangan ini semakin banyak diperbincangkan. Opini masyarakat kebanyakan membahas tentang fasilitas umum yang seharusnya ramah dengan teman-teman kita dengan disabilitas. Tapi apa iya isunya hanya di fasilitas?

Saya teringat suatu hari saya pernah menaiki KRL, saat berhenti di sebuah stasiun masuklah tiga orang dengan pandangan ke depan sambil memegang bahu teman di depannya. Sontak semua penumpang KRL lain melihat ketiga orang tersebut. Reaksi penumpang bermacam-macam, ada yang memandang dari atas sampai bawah, ada yang berbisik-bisik, ada yang menunjukkan wajah iba. Seorang penumpang KRL dan salah satu petugas KRL kemudian inisiatif untuk memberikan tempat duduk kepada ketiga orang dengan tuna netra tersebut.

Hal ini menunjukkan kabar baiknya, kita sudah mulai menerima orang dengan Disabilitas di sekitar kita. Bahkan sebenarnya, jika kita peka fasilitas di stasiun KRL sudah ada lift untuk penyandang Disabilitas yang memiliki kesulitan untuk menaiki tangga dan tempat duduk prioritas. Ya, walaupun mungkin memang belum sepenuhnya bisa memenuhi kebutuhan mereka. Setidaknya ini adalah bukti kita sudah mulai menerima orang dengan disabilitas. Tapi sekali lagi muncul pertanyaan, apakah menerima saja cukup?

Pernahkah kita sejenak memikirkan masa

depan mereka? Mereka juga manusia seperti kita, layak punya mimpi dan menggapai mimpi mereka. Itulah alasan Nusantarun tahun lalu melakukan marathon lari untuk menggalang dana demi #PendidikanUntukSemua dan bekerjasama dengan Kampus Guru Cikal Pelatihan Pemetaan Potensi ABK untuk guru BK dan Guru Pembimbing Khusus di Jawa Tengah. Pelatihan Batch 1 sudah, dilanjutkan dengan Pelatihan Batch 2 pada tanggal 13-15 Agustus yang juga bertempat di BP2KLK Semarang.

Pelatihan ini dibuka dengan membongkar miskonsepsi penerimaan disabilitas di masyarakat. Yang menarik dalam video tersebut membahas tentang bagaimana masyarakat terjebak pada rasa kasihan. Padahal Disabilitas tidak perlu dikasihani, yang merasa butuhkan adalah kesempatan yang sama dan sama-sama dipandang sebagai manusia. “Dari video ini saya baru memahami kalau sebenarnya mereka tidak perlu dispesialkan, tapi perlu lebih dimanusiakan” komentar salah satu peserta. Pelatih menerangkan fenomena ini terjadi salah satu faktor penyebabnya karena terhadap miskonsepsi pandangan terhadap ABK/Disabilitas , yang disebabkan oleh terbatasnya akses berinteraksi dengan ABK/Disabilitas, kurangnya informasi area kebutuhan khusus mereka sehingga cenderung kurang memahami karakteristik dan kebutuhan orang dengan kebutuhan khusus dan disabilitas.

Page 58: Menularkan Kegemaran Belajar Guru Belajar€¦ · Layaknya kebanyakan anak laki laki pada umumnya, dia juga mempunyai hobi bermain sepak bola, bahkan pernah serius latihan dan bergabung

Surat Kabar Guru Belajar - Edisi I Pendidikan untuk Semua Jawa Tengah58

Belajar Bersama 1000 Guru dari Berbagai Daerah

di Indonesia

Temu Pendidik Nusantara 2019

Apa yang terjadi jika ada orang yang benar-benar haus, ia menginginkan segelas es teh manis, tetapi yang ada dihidangkan di meja hanya gulai ayam berkuah santan kental ? Orang itu tentu saja tidak akan menikmati sajian gulai tersebut. Beranjak dari meja gulai, ia pergi ke meja berikutnya untuk mencari pelepas dahaga yang ia butuhkan. Lagi-lagi, yang ia temukan hanyalah lauk pepes pindang, tempe mendoan dan tongseng kambing. Orang tersebut lantas frustasi. Ia makan sajian yang dihidangkan di meja. Meskipun ia telah melahap banyak hidangan, rasa hausnya tak juga sirna. Ia pasrah, karena ia tak dapat memilih makanan apa yang ia mau.

Kondisi tersebut merupakan analogi dari pelatihan guru yang selama ini didapatkan oleh guru. Selama ini pelatihan yang didapat hanya bertema seputar kurikulum, perangkat pembelajaran yang sebenarnya kurang dibutuhkan oleh

guru. “Selama ini pelatihan hanya berkisar seputar kurikulum. Padahal yang kami butuhkan adalah bagaimana cara untuk memperbaiki pembelajaran di kelas” ujar Dyah Erna, guru SLB Tawangsari Jawa Tengah.

Berangkat dari permasalahan tersebut, Guru-guru Guru BK SMA/SMK/SLB asal Provinsi Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta yang tergabung dalam Program Pendidikan Untuk Semua diberangkatkan menuju Temu Pendidik Nusantara yang diselenggarakan di Jakarta, 25-28 Oktober 2019 melalui jalur Beasiswa Nusantarun.

Program Pendidikan Untuk Semua merupakan project kolaborasi antara Nusantarun bekerjasama dengan Kampus Guru Cikal untuk memberikan pelatihan kepada guru-guru Di Provinsi Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta dalam mempersiapkan karier murid penyandang

Penulis Winda Dyah Uningrumjati

Page 59: Menularkan Kegemaran Belajar Guru Belajar€¦ · Layaknya kebanyakan anak laki laki pada umumnya, dia juga mempunyai hobi bermain sepak bola, bahkan pernah serius latihan dan bergabung

59 Surat Kabar Guru Belajar - Edisi I Pendidikan untuk Semua Jawa Tengah

disabilitas di masa depan. Ada sekitar 125 guru yang terlibat dalam program ini melalui mekanisme seleksi yang panjang. Dari keseluruhan peserta, selanjutnya dipilih 28 peserta yang diberangkatkan untuk mengikuti Temu Pendidik Nusantara. 28 peserta tersebut mendapat beasiswa penuh dari Program Pendidikan Untuk Semua untuk mengikuti Temu Pendidik Nusantara (TPN). Beasiswa tersebut meliputi biaya Tiket TPN, Akomodasi, Transportasi dari daerah asal dan selama di Jakarta.

Pagi masih buta kala itu, semua peserta TPN dari Program Beasiswa Nusantarun melanjutkan perjalanan ke Wisma Handayani di daerah Cilandak, tempat penginapan yang disediakan oleh panitia Penyelenggara TPN. Antusiasme peserta terlihat di raut wajah seluruh peserta. Pendamping Program Pendidikan untuk semua, Rofiqoh Nur Istiqomah dan Winda Dyah Uningrumjati menyambut peserta di Wisma Handayani. Rofiqoh dan Winda memberikan pengarahan singkat mengenai rundown acara esok hari dan memberikan informasi bahwa peserta harus segera bersiap-siap untuk berangkat menuju lokasi TPN.

Selepas subuh, antuasiasme peserta sangat tinggi, terbukti mereka berkumpul di lobby tepat waktu. Mereka kemudian terbagi menjadi 2 rombongan dengan 2 shuttle bus

yang berbeda. Rombongan guru Tingkat Pendidikan Dasar (SD) dan Guru Tingkat Pendidik Menengah (SMP dan SMA/SMK). Rombongan Tingkat Dasar diantar shuttle bus ke Sekolah Cikal Cilandak, Jakarta Selatan. Rombongan kedua diantar shuttle bus Ke Sekolah Cikal Setu, Jakarta Timur menggunakan shuttle bus.

Tahun ini antusiasme peserta TPN yang mengangkat tema “Literasi Menggerakkan Negeri” begitu luar biasa. TPN diikuti oleh 1000 peserta yang berasal dari 120 daerah di Indonesia. Ada 4 jenis kelas yang dapat diikuti peserta : Kelas Kemerdekaan, Kelas Kompetensi, Kelas Kolaborasi dan Kelas Karier. Dari Empat jenis kelas tersebut, ada ratusan kelas yang bisa dipilih peserta sesuai kebutuhan masing-masing. Uniknya lagi, hampir seluruh pembicara di TPN adalah guru yang siap berbagi praktik baik pembelajaran. Jadi ilmu yang dibagikan tidak melulu tentang teori, tetapi ilmu dari hasil pengalaman guru-guru di lapangan yang langsung dapat di praktikkan oleh peserta.

Hari pertama TPN terdapat 3 jenis kelas yang dapat diikuti peserta. Ada Kelas Kemerdekaan, Kelas Kolaborasi dan Kelas Kompetensi. Kelas Kemerdekaan ialah kelas yang memantik inspirasi peserta untuk menemukan kebutuhan belajarnya. Kelas Kolaborasi adalah kelas yang berkolaborasi

Page 60: Menularkan Kegemaran Belajar Guru Belajar€¦ · Layaknya kebanyakan anak laki laki pada umumnya, dia juga mempunyai hobi bermain sepak bola, bahkan pernah serius latihan dan bergabung

Surat Kabar Guru Belajar - Edisi I Pendidikan untuk Semua Jawa Tengah60

dengan sesama pendidik, komunitas, maupun perusahaan. Kelas kolaboKelas kompetensi adalah kelas yang membantu guru mengembangkan kompetensinya.

Zuzina Nur Susanti, Guru SLBN Negeri Sukoharjo Jawa Tengah yang merupakan peserta TPN jalur beasiswa Nusantarun mengaku sangat senang menjadi bagian dari TPN 2019. “Baru kali ini mengikuti pelatihan guru yang ia dapat merdeka belajar dengan memilih topik kelas sesuai kebutuhan mengajar saya di kelas” ujarnya. Ia memilih kelas Asesmen Pengajaran Merdeka Belajar. Ia berharap ilmu yang ia dapat di TPN dapat ia gunakan sebagai dasar asesmen pemetaan peserta didik berkebutuhan khusus di sekolah tempat Ia mengajar. Sejalan dengan yang dirasakan oleh Zuzina, Kadiyono juga senang sekali dapat belajar di TPN. Guru SLB Kendal ini memilih kelas yang sesuai dengan kebutuhanya agar dapat melakukan pembelajaran yang lebih inovatif kepada siswa-siswa nya. Ia memilih kelas Aktivitas Belajar Bermakna dengan Permainan Papan (Board Game).

Antusiasme peserta meningkat saat mengetahui kehadiran Nadiem Makarim di hari pertamanya setelah ia dilantik menjadi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. Ia hadir ditengah-tengah guru dan mendengar aspirasi langsung dari guru. Moment ini dimanfaatkan oleh para guru untuk menyampaikan aspirasi seputar pendidikan.

Hari Kedua TPN merupakan acara puncak TPN. Najeela Shihab memberikan inspirasi dan suntikan semangat kepada lebih dari 1000 guru pada acara puncak TPN. Acara ini diiringi oleh berbagai pertuntukkan seni yang dibawakan oleh murid-murid sekolah cikal. Seusai acara puncak, acara dilanjutkan dengan kelas karier yang dapat dipilih peserta sesuai kebutuhan belajar masing-masing peserta. Ada beberapa pilihan yang dapat dipilih peserta saat mengikuti kelas karier, diantaranya, Membangun Layanan, Membangun kelas, Guru berdaya dengan menulis buku, & permainan untuk mengembangkan karier guru.

Sore hari setelah kelas puncak dan kelas karier, Peserta TPN Beasiswa Nusantarun kembali ke daerah masing-masing dengan gelas terisi penuh. Mereka merasa senang karena telah terbuka wawasanya. Mengisi penuh gelas yang mereka sebelumnya mereka kosongkan dengan suntikan energi dan inspirasi.

Meninggalkan Jakarta naik kereta dari stasiun Pasar Senen, mereka berjanji tidak akan meninggalkan kenangan mengikuti TPN hanya di memori saja. Tetapi mereka siap berbagi pengalaman kepada guru-guru di daerah masing-masing. Tak hanya itu, melalui pembelajaran TPN, mereka semakin memiliki bekal untuk mempersiapkan karier dan masa depan peserta didik berkebutuhan khusus.

Page 61: Menularkan Kegemaran Belajar Guru Belajar€¦ · Layaknya kebanyakan anak laki laki pada umumnya, dia juga mempunyai hobi bermain sepak bola, bahkan pernah serius latihan dan bergabung

61 Surat Kabar Guru Belajar - Edisi I Pendidikan untuk Semua Jawa Tengah

Melipatgandakan Dampak Lewat Tulisan

Pelatihan Guru Jawa Tengah

Saya memiliki rekan guru yang pengajarannya bermakna. Melihatnya mengajar, saya tertarik untuk menerapkan apa yang guru tersebut lakukan untuk saya duplikasi di kelas saya.

Cara guru tersebut memulai pengajaran, berkomunikasi dengan murid sampai strategi pengajaran yang ia gunakan saya praktikkan dan sesuaikan di kelas saya. Saya pun merasakan perubahan yang terjadi pada murid saya.

Saya membayangkan, jika teman saya tersebut menuliskan praktik pengajarannya lalu menyebarkannya lewat media sosial, banyak guru seperti saya yang akan terbantu. Mungkin bukan teman saya saja, banyak guru lain di luar sana yang memiliki pengajaran bermakna namun hanya di simpan untuk dirinya sendiri.

Publikasi praktik baik pengajaran menurut saya penting bagi guru. Selain

bisa menginspirasi guru lain, juga akan membantu guru yang melakukan publikasi tersebut menjadi berdaya, salah satunya menjadi guru penulis.

Di Kampus Guru Cikal dalam mengembangkan Komunitas Guru Belajar memiliki siklus Guru Belajar untuk membiasakan publikasi di kalangan guru.

Kalau dilihat dari gambar di atas, maka bagian publikasi adalah salah satu yang penting. Jika tidak ada publikasi, maka bagian yang lain tidak akan berjalan.

Di awali guru MENEMUKAN praktik baik pengajaran guru lainnya, dari proses menemukan tersebut, guru melakukan PENALARAN, mempelajarinya dan menyesuaikan untuk kelasnya. Setelah itu, guru melakukan PRAKTIK pengajaran di kelasnya, dari praktik itulah guru melakukan PUBLIKASI. Publikasi tersebutlah yang akan ditemukan lagi oleh guru lainnya.

Penulis Rizqy Rahmat Hani

Page 62: Menularkan Kegemaran Belajar Guru Belajar€¦ · Layaknya kebanyakan anak laki laki pada umumnya, dia juga mempunyai hobi bermain sepak bola, bahkan pernah serius latihan dan bergabung

Surat Kabar Guru Belajar - Edisi I Pendidikan untuk Semua Jawa Tengah62

Dari satu yang menulis publikasi, bisa banyak guru yang mempraktikkan dan mempublikasikannya ulang. Semakin melipatgandakan dampak.

Namun, sekali lagi, masih banyak yang belum mengetahui manfaat dari publikasi praktik baik pengajaran. Terlihat dari media sosial guru-guru.

Pelatihan Menulis Praktik Baik PengajaranTantangannya adalah mengajak guru membiasakan menulis praktik baik pengajaran. Ini salah satu yang dilakukan Kampus Guru Cikal, memasukkan pelatihan menulis praktik baik pengajaran pada tiap program. Salah satunya adalah program Pendidikan untuk Semua.

Program Pendidikan untuk Semua merupakan program yang sudah berjalan hampir satu tahun. Program ini berfokus pada pengembangan murid penyandang disabilitas di Yogyakarta dan Jawa Tengah. Sebelumnya Kampus Guru Cikal sudah beberapa kali melakukan pelatihan guru, seminar orangtua, dan audiensi ke perguruan tinggi hingga pemerintah provinsi terkait.

Oleh karena itu, di fase akhir program diadakan pelatihan menulis, agar praktik-praktik guru yang didapatkan dari pelatihan sebelumnya bisa terpublikasi dan berdampak tidak hanya kepada guru tersebut, tetapi kepada guru lainnya.

Pelatihan diadakan di BP2KLK Jawa Tengah yang terletak di kompleks SLBN 1 Semarang pada 10 Maret 2020. Pelatihan ini diisi oleh 3 pelatih dari Kampus Guru Cikal, yaitu Guru Rizqy, Guru Ratno dan Guru Fatrica.

Ternyata banyak peserta yang memang jarang bahkan belum pernah menulis praktik baik pengajaran. Ini salah satu tantangan kami, para pelatih untuk menyampaikan materi tentang menulis.

Oleh karena itu, di awal kami ajak peserta untuk memahami konsep mengenai

menulis praktik baik dengan formula ATAP (Awal, Tantangan, Aksi dan Pelajaran). Kami kaitkan dengan keseharian guru-guru.

“Coba amati cerita membeli donat ini..” kataku pada peserta.

Saya membuat kerangka ATAP dengan contoh membeli donat, dan meminta peserta mengidentifikasikan bagian ATAP. Senang rasanya, dengan analogi seperti ini membuat peserta lebih bisa memahami konsep. Lalu mereka mencoba menulis formula ATAP dari permasalahan yang mereka hadapi dalam kehidupan sehari-hari.

Ada yang menulis tentang permasalahan dalam membuat masakan, perjalanan ke lokasi pelatihan, hingga permasalahan melakukan permainan dengan anak di rumah.

Setelah itu, kami ajak peserta lebih dalam, yaitu ke proses menulis praktik baik pengajaran. Kami mendetailkan konsep ATAP, kami kenalkan kanvas menulis ATAP, dan akhirnya para peserta praktik serta memberi umpan balik tulisan peserta lain.

Senang rasanya membaca tulisan praktik baik guru-guru tersebut. Guru yang awalnya merasa menulis adalah kegiatan yang membosankan, menyulitkan, setelah ikut pelatihan merasa menulis bukan untuk orang berbakat saja. Berikut adalah testimoni guru-guru yang telah mengikuti pelatihan menulis.

Page 63: Menularkan Kegemaran Belajar Guru Belajar€¦ · Layaknya kebanyakan anak laki laki pada umumnya, dia juga mempunyai hobi bermain sepak bola, bahkan pernah serius latihan dan bergabung

63 Surat Kabar Guru Belajar - Edisi I Pendidikan untuk Semua Jawa Tengah

Membuat Video Praktik Baik Pengajaran

Pelatihan Guru Jawa Tengah

Wah apa ini Praktik Baik Pengajaran dengan video? Kita tidak punya keterampilan untuk video dan mengeditnya! Guru-guru terlihat kebingungan dan sedikit khawatir ketika akan mulai pelatihan di hari ke 2. Walaupun merasa ragu akan bisa mengikuti pelatihan, guru-guru tetap semangat untuk belajar lebih banyak. Sebelum memulai pelatihan, guru-guru diminta untuk membuat lingkaran berdasarkan urutan abjad dari judul film yang mereka sukai. Selesai membuat lingkaran, pak Rizqy meminta guru-guru berpasangan dengan teman di sebelah kanan atau kirinya. Dan guru-guru diminta untuk saling menceritakan film yang mereka sukai dan pesan apa yang bisa disampaikan dari film tersebut untuk pendidikan. Semua guru terlihat sangat antusias untuk bercerita dengan temannya, setelah selesai saling bercerita pak Rizqy meminta beberapa guru untuk memberikan informasi yang didapat dari temannya.

Proses pembuatan videoMemasuki materi pelatihan, guru-guru sudah membentuk kelompoknya yang terdiri dari 5-7 orang dalam satu kelompok. Pak Rizqy dan pak Kumar mulai menjelaskan materi pelatihan, dengan menayangkan salah satu contoh video Praktik Baik. Guru-guru bisa menggunakan tulisan praktik baik yang kemarin sudah dibuat sebagai naskah untuk pembuatan video, pak Rizqy dan pak Kumar menjelaskan bagaimana alur pembuatan video yang tepat, mereka juga menjelaskan bagaimana cara pengambilan gambar untuk video. Setelah mendengarkan penjelasan dari pak Rizqy dan pak Kumar, guru-guru bersama kelompoknya melakukan pengambilan gambar atau syuting dari salah satu cerita anggota kelompoknya.

Proses pembuatan videoSemua guru sangat antusias ketika melakukan proses syuting, ada yang berperan sebagai guru kelas, murid bahkan orang tua. Ketika semua sudah selesai melakukan proses syuting, guru-guru kembali mendengarkan penjelasan pak Rizqy dan pak Kumar, mulai dari aplikasi yang bisa akna digunakan untuk mengedit video sampai bagaimana proses mengedit video menggunakan aplikasi tersebut. Guru-guru bersama kelompoknya mengikuti penjelasan dengan seksama sambil sesekali menanyakan hal yang sulit dipahami kepada pak Rizqy atau pak Kumar atau bahkan bertanya dengan temannya yang sudah lebih paham. Selesai mengedit video guru-guru merasa sangat senang dengan materi pelatihan yang mereka terima, beberapa bahkan berencana akan membuat video praktik baik dari cerita yang mereka tulis.

Penulis Fatrica Ivana Dabukke

Page 64: Menularkan Kegemaran Belajar Guru Belajar€¦ · Layaknya kebanyakan anak laki laki pada umumnya, dia juga mempunyai hobi bermain sepak bola, bahkan pernah serius latihan dan bergabung

Surat Kabar Guru Belajar - Edisi I Pendidikan untuk Semua Jawa Tengah64

Memberdayakan Orangtua Murid Disabilitas

Seminar Orangtua

“Harusnya kegiatan seperti ini bisa dibiasakan oleh SLB (Sekolah Luar Biasa) ataupun sekolah inklusi. Pertemuan sekolah, orang tua dan juga perguruan tinggi ini sangat bermanfaat. Orang tua mengetahui arah karier anaknya, sekolah bisa menyesuaikan kurikulum dengan kebutuhan murid,” ungkap Kastri Wahyuni, selaku ketua Yayasan YPAC Semarang pada acara Seminar Orang Tua.

Mengangkat tema “Karier Murid Penyandang Disabilitas,” pada 16 hingga 17 Desember 2019 di Gunungkidul, Tegal, Sukoharjo, Sleman, Semarang dan Yogyakarta diadakan Seminar Orang Tua. Seminar tersebut diperuntukkan bagi orang tua murid kelas XII yang merupakan salah satu kegiatan dari program Pendidikan untuk Semua, kolaborasi antara Kampus Guru Cikal dan NusantaRun.

Pada Seminar Orang Tua, peserta mendengar sharing dari Dr. Arif Maftuhin, M.A, selaku Ketua Pusat Studi Disabilitas UIN. Pada kesempatan itu, ia menyampaikan data mengenai beberapa perguruan tinggi seperti UIN

Sunan Kalijaga, UNY, dan UNS yang telah memfasilitasi pendaftaran mahasiswa baru dengan “kursi” khusus untuk penyandang disabilitas. Bahkan di UIN sendiri terdapat jalur khusus untuk siswa dengan disabilitas.

Sharing lainnya disampaikan oleh Henok Bagus Wijaya, salah seorang mahasiswa UDINUS semester akhir. Menurut ceritanya, pada masa perkuliahan, ada banyak hal yang membuatnya ragu, seperti apakah mampu mengikuti kegiatan perkuliahan dengan baik dengan kondisi tuna netra? Bagaimana support system di sana? Akhirnya, berkat informasi dan dukungan dari Persatuan Tunanetra Indonesia (PERTUNI) Jawa Tengah, Henok dan mahasiswa penyandang disabilitas lainnya dapat mengikuti perkuliahan di UDINUS.

“Di sini sekalipun saya difabel, saya mendapat perlakuan yang sama dengan mahasiswa reguler lainnya. Tidak dibedakan. Saya mendapatkan materi perkuliahan dan tugas yang sama dengan mahasiswa lain serta saya mengerjakan soal ujian yang sama tapi fasilitas yang saya peroleh dari UDINUS yang berbeda

Penulis Rizqy Rahmat Hani

Page 65: Menularkan Kegemaran Belajar Guru Belajar€¦ · Layaknya kebanyakan anak laki laki pada umumnya, dia juga mempunyai hobi bermain sepak bola, bahkan pernah serius latihan dan bergabung

65 Surat Kabar Guru Belajar - Edisi I Pendidikan untuk Semua Jawa Tengah

dengan teman yang lain karena saya dibantu dengan ‘laptop bicara’. Bahkan, ada beberapa alumni mahasiswa penyandang disabilitas UDINUS yang sekarang melanjutkan studi S3 di Australia dengan beasiswa dari UDINUS,” ungkap Henok yang membuat para orang tua yang hadir menjadi antusias akan masa depan anak penyandang disabilitas untuk dapat menempuh pendidikan, sehingga mampu hidup mandiri dan berdaya.

Menanggapi cerita dari Henok Bagus Wijaya, Mulyono dan Raden Arief Nugroho, selaku narasumber dari UDINUS ikut serta memberikan paparan. Beliau menjelaskan bahwa UDINUS sangat terbuka bagi anak disabilitas yang ingin belajar di perguruan tinggi. Beliau juga menyatakan bahwa UDINUS siap melayani mahasiswa penyandang disabilitas untuk bisa berprestasi di mana terdapat dua fakultas pilihan yang ditawarkan bagi mahasiswa penyandang disabiltas, di antaranya Fakultas Ilmu Budaya dan Fakultas Komputer, dengan 8 pilihan Program Studi.

Pada sesi tanya jawab, para orang tua sangat berharap bantuan beasiswa bagi siswa disabilitas agar dapat melanjutkan kuliah di perguruan tinggi, serta dapat dialokasikan juga untuk Program Beasiswa Pelatihan Pendidikan Vokasi bagi anak-anak SLB. Pernyataan senada juga disampaikan Imanudin yang berharap program ini berlanjut sampai tahun depan, karena putranya kelas XI

yang memiliki prestasi dibidang IT baru tahun depan ingin melanjutkan kuliah.

Melalui Seminar Orang Tua ini, persepsi orang tua dari penyandang disabilitas diharapkan berubah menjadi support system yang andal bagi anaknya. Sebagaimana diketahui banyak orang tua yang masih ragu akan kemampuan anaknya dan fasilitas dari perguruan tinggi untuk penyandang disabilitas. Dengan diadakannya Seminar Orang Tua, semua keraguan tersebut menjadi tidak relevan lagi karena penyandang disabilitas pun dapat menikmati jenjang perguruan tinggi.

Selain Seminar Orang Tua, sebagai rangkaian program Pendidikan Untuk Semua, sebelum Seminar Orang Tua diadakan, para guru SLB terlebih dahulu mendapatkan pelatihan dan workshop selama dua minggu yang terbagi menjadi dua kali pertemuan. Ketika mengikuti pelatihan dan workshop, para pendidik diharapkan mampu memahami kebutuhan peserta didik penyandang disabilitas sehingga dapat memetakan kemampuan dan jenjang karier siswa secara tepat dan sesuai dengan hobi, bakat, dan minat siswa penyandang disabilitas tersebut. Selain itu, rangkaian kegiatan tersebut diharapkan dapat menjadi salah satu inisiatif yang baik demi masa depan yang lebih baik bagi teman-teman penyandang disabilitas.

Page 66: Menularkan Kegemaran Belajar Guru Belajar€¦ · Layaknya kebanyakan anak laki laki pada umumnya, dia juga mempunyai hobi bermain sepak bola, bahkan pernah serius latihan dan bergabung

Surat Kabar Guru Belajar - Edisi I Pendidikan untuk Semua Jawa Tengah66

Selangkah Meraih ImpianPelatihan Murid

Keysia adalah murid penyandang tunadaksa yang memiliki hobi di bidang komputer dan memiliki cita-cita untuk berkuliah di Udinus Semarang. Pagi itu Keysia diantar oleh gurunya Pak Purwanto menuju ruang pelatihan. Ia melaju dengan kursi rodanya dengan menebar senyum kepada setiap teman yang ditemuinya.

Lain cerita dengan Anas. Jauh-jauh datang dari Kebumen dengan diantar bapaknya, Anas rela datang ke Semarang satu hari sebelum pelaksanaan pelatihan. Murid kelas XII dari SMA Prembun ini yang juga penyandang tuna ganda bercita-cita ingin menjadi guru dan berkuliah di UNY. Keysia dan Anas merupakan dua orang murid disabilitas yang mendapat beasiswa untuk mengikuti pelatihan keterampilan belajar sebagai persiapan untuk menuju bangku perkuliahan.

Perjalanan Program Pendidikan Untuk Semua yang dilaksanakan oleh Nusantarun merupakan perjalanan yang cukup panjang dan tidak mudah. Sangat bahagia rasanya, saya bisa mendampingi program sampai pada di titik ini. Program demi program

telah dilalui mulai dari Pelatihan Pemetaan Potensi Murid Disabilitas untuk Guru BK/Pendamping Sekolah Inklusi, pemberian beasiswa TPN untuk guru, Seminar Orangtua Murid Penyandang Disabilitas, dan yang terakhir baru saja dilaksanakan Pelatihan Keterampilan Murid Disabilitas.

Bertempat di gedung BP2KLK Semarang sebanyak 45 murid disabilitas dari berbagai SLB dan sekolah inklusi di Jawa Tengah yang mendapat beasiswa mengikuti pelatihan keterampilan belajar sebagai persiapan menuju bangku perkuliahan. Saya merasa terharu ketika bertemu dan dapat berinteraksi langsung dengan mereka. Saya bisa merasakan bagaimana semangat dan antusias murid disabilitas kelas XII ini untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Acara berlangsung selama dua hari mulai dari tanggal 10-11 Maret 2020.

Kegiatan dimulai dengan orientasi pelatihan. Peserta dibagi kedalam 5 kelompok, masing-masing kelompok ada 1 pendamping. Yang menarik adalah setiap kelompok terdiri dari murid dengan

Penulis Rofiqoh Nur Istighfar

Page 67: Menularkan Kegemaran Belajar Guru Belajar€¦ · Layaknya kebanyakan anak laki laki pada umumnya, dia juga mempunyai hobi bermain sepak bola, bahkan pernah serius latihan dan bergabung

67 Surat Kabar Guru Belajar - Edisi I Pendidikan untuk Semua Jawa Tengah

berbagai jenis disabilitas. Kemudian masing-masing kelompok diminta duduk membuat lingkaran kecil. Peserta secara bergantian diminta berkenalan dengan menyebutkan nama dan mengatakan kesenangan sambil diperagakan. Kegiatan perkenalan ini membuat murid saling mengenal nama dan kesenangannya satu sama lain. Sehingga mulai dari topik tersebut, terjalinlah komunikasi diantara mereka. Namun yang menjadi tantangan adalah bagaimana anak dengan jenis disabilitas yang berbeda bisa saling memahami apa yang disampaikan. Misalnya anak tunarungu dengan tunanetra, anak autis dengan anak tunarungu, ataupun sebaliknya. Oleh karena itu, peran pendamping kelompok dan penerjemah bahasa isyarat sangat membantu dalam kegiatan ini. Peserta juga tampak saling membantu karena melihat kesulitan yang dihadapi teman lainnya.

Selanjutnya Bu Wani sebagai pelatih menyampaikan materi tentang keterampilan belajar. Apa saja keterampilan yang perlu disiapkan untuk murid siap kuliah? Keterampilan komunikasi? Keterampilan belajar? Biasanya seorang mahasiswa mendengarkan penjelasan materi kuliah dari dosen atau melakukan presentasi dengan menampilkan slide power point. Dalam kegiatan ini, peserta berlatih memberikan pendapat tentang bagaimana membuat slide presentasi yang baik dengan kegiatan identifikasi dua slide presentasi yang berbeda. Peserta kemudian diminta oleh Pelatih untuk menuliskan perbedaannya dan menuliskan bagaimana membuat slide presentasi yang baik dan mudah dipahami serta bagaimana menyampaikan presentasi dan menangkap materi supaya bisa dipahami. Tujuan dari kegiatan ini bagi murid adalah untuk mengetahui bahwa komunikasi yang digunakan harus jelas. Misalnya pada tunanetra, slide dijelaskan secara verbal konten yang dimuat, sedangkan untuk sebagian besar anak yang bukan tuna netra lebih nyaman berkomunikasi melalui gambar

atau bahasa isyarat. Pada intinya, cara berkomunikasi yang digunakan setiap anak akan berbeda menyesuaikan dengan keunikan anak.

Sesi berikutnya peserta diajak mengenali diri dengan membuat peta berpikir. Kemudian masing-masing peserta dipandu untuk melakukan presentasi dari gambaran diri yang sudah dibuat di depan teman-teman kelompoknya. Bu Wani mengingatkan bahwa untuk melakukan presentasi yang baik perlu memiliki keterampilan komunikasi. Uniknya, dalam melakukan presentasi peserta tuna rungu menunjukkan usahanya melakukan presentasi dengan sebaik mungkin dengan membuat gambar yang menarik dan tulisan-tulisan pada peta berpikir serta dengan bantuan penerjemah bahasa isyarat sehingga bisa dipahami oleh teman-teman lainnya yang menyimak presentasi. Setelah semua peserta melakukan presentasi, peserta dipandu pelatih untuk berefleksi dengan diminta menyebutkan kembali hal apa saja yang diperlukan untuk melakukan presentasi yang baik dan memahami hal apa yang perlu ditingkatkan ketika melakukan presentasi. Peserta juga diminta untuk mengungkapkan perasaannya sebelum dan setelah presentasi dan dituangkan ke dalam post-it. Ardyan, salah seorang murid tuna rungu menuliskan “Sebelum presentasi yang aku rasakan : malu, tegang, grogi. Setelah presentasi : senang, lega dan puas”. Lain hal nya dengan Ayu yang merupakan siswa tunanetra, dirinya mengungkapkan “Saya percaya diri, dan saya juga merasa senang karena saya bisa mempresentasikan diri saya sendiri. Meskipun awalnya merasa takut”.

Hari terakhir, Bu Wani menginstruksikan kepada para peserta untuk berdiskusi dalam kelompoknya dan menyampaikan ide tips siap kuliah. Mereka dibantu oleh pendamping berbagi tugas sesuai dengan keterampilan yang dimiliki. Misalnya dalam menyelesaikan tantangannya siswa tunanetra dan tunadaksa bertugas memberikan ide-

Page 68: Menularkan Kegemaran Belajar Guru Belajar€¦ · Layaknya kebanyakan anak laki laki pada umumnya, dia juga mempunyai hobi bermain sepak bola, bahkan pernah serius latihan dan bergabung

Surat Kabar Guru Belajar - Edisi I Pendidikan untuk Semua Jawa Tengah68

ide nya sedangkan siswa tunarungu dan autis bertugas memvisualisasikan ide-ide tersebut ke dalam poster. Setiap kelompok memiliki cara yang unik dalam melakukan diskusi dan menyelesaikan tantangan. Ini pertama kalinya saya melihat anak-anak berkebutuhan khusus dengan jenis disabilitas yang berbeda-beda saling berdiskusi dalam kelompok dan saling bekerjasama menyelesaikan tantangan. Di luar dugaan saya, ternyata mereka bisa saling berkolaborasi bahkan dengan cara-cara yang tidak pernah saya pikirkan sebelumnya. Setelah semua kelompok menyelesaikan poster kemudian poster ditempel di dinding agar kelompok lain bisa melihat. Sesi materi ini ditutup oleh Bu Wani dengan menuliskan refleksi mengenai apa saja yang sudah dipelajari selama dua hari mengikuti pelatihan.

Sesi selanjutnya disampaikan oleh Bu Winda yang menjelaskan terkait beasiswa Nusantarun di empat perguruan Tinggi yang sudah bekerjasama dengan Kampus Guru Cikal. Dalam sesi ini, para murid terlihat sangat antusias bertanya kepada Bu Winda mengenai teknis, timeline, dan seleksi masuk ke perguruan tinggi. Kemudian pelatihan ditutup dengan cerita dari kakak-kakak pelari Nusantarun yaitu Kak Amin dan Kak Fifin yang juga sekaligus menjadi pendamping murid pada pelatihan. Sembari memutarkan video, Kak Fifin dan Kak Amin menceritakan kisah para pelari Nusantarun yang berjuang untuk mengumpulkan donasi dan berkomitmen lari dari Wonosobo ke Gunungkidul dengan menempuh jarak 169 km demi membantu murid-murid disabilitas untuk dapat melanjutkan pendidikannya ke perguruan tinggi. “Kak Fifin dan Kak Amin ada disini untuk kalian. Kak Fifin berlari karena Kak Fifin sayang sama kalian semua. Kalian adalah inspirasi dan semangat buat kak Fifin untuk berlari. Kak Fifin ingin kalian jangan pernah menyerah ya adik-adik. Terus belajar dan raih cita-cita kalian. Kalian pasti bisa kuliah” kata Kak Fifin memberikan semangat kepada para murid yang mengikuti pelatihan. Beberapa dari mereka bahkan tidak dapat menahan rasa harunya dan meneteskan air mata saat mendengar cerita dan kata-kata semangat dari Kak

Fifin dan Kak Amin. Dari cerita Kak Fifin dan Kak Amin saya menyaksikan bahwa semangat para pelari untuk mewujudkan program pendidikan untuk semua tidak main-main yaitu dengan membuat support system yang baik bagi murid penyandang disabilitas.

Tak terasa dua hari pelatihan berjalan begitu cepat. Keakraban yang mulai terjalin antar peserta dan kakak-kakak pendamping membuat pelatihan ini semakin enggan berakhir. Hal ini tercermin dari beberapa komentar murid yang mengikuti pelatihan.

“Perasaan saya sangat senang ikut pelatihan ini. Jadi banyak temen baru sama lebih siap kuliah. Kurang lama pelatihannya. Pengennya seminggu. Karena belum pengen pisah sama teman-teman dan kakak-kakak pendamping”- Nadaina, murid kelas XII SMA Sunan Ky Ageng Giri.“Aku bahagia dan jadi semakin bersemangat untuk kuliah setelah belajar power point dan presentasi. Aku jadi punya banyak teman baru disini”-Isyam, murid kelas XII SLB Negeri Semarang.

Dari dua hari pelatihan ini saya menyaksikan bahwa keterbatasan bukan hambatan untuk belajar dan meraih pendidikan yang lebih tinggi. Karena pendidikan adalah hak semua anak. Termasuk hak mendapatkan akses pendidikan tinggi bagi murid penyandang disabilitas.

Page 69: Menularkan Kegemaran Belajar Guru Belajar€¦ · Layaknya kebanyakan anak laki laki pada umumnya, dia juga mempunyai hobi bermain sepak bola, bahkan pernah serius latihan dan bergabung

69 Surat Kabar Guru Belajar - Edisi I Pendidikan untuk Semua Jawa Tengah

Judul Buku

Literasi Menggerakkan Negeri

Penulis

Najelaa Shihab dan Komunitas Guru Belajar

Jumlah halaman

308 Halaman

Penerbit

Literati

“Gimana, Pak… kegiatan literasi di kelas berjalan lancar?”

“Saya sudah menjalankan program membaca setiap pagi, Bu. Tapi kok kurang efektif ya, Bu…”

“Lho, bukannya dari laporan anak-anak sudah bisa baca ya? Berarti berhasil kan?”

“Iya, Bu. Anak-anak sudah bisa baca. Tapi waktu saya tanya tentang bacaan mereka enggak bisa jawab Bu”

Dalam 10 tahun terakhir, literasi hadir dari sepo-tong istilah menjadi sebuah gerakan yang menye-bar ke berbagai penjuru. Sayangnya, di tengah keriuhan literasi masih jarang upaya refleksi terha-dap kerja keras mengembangkan literasi, apalagi upaya mempromosikan praktik baik pembelaja-ran literasi. Apakah upaya pengembangan literasi sudah efektif dan terlihat dampaknya pada murid? Mana praktik pembelajaran literasi yang baik, bisa direplikasi dan disebarkan?

Di tengah situasi tersebut, buku Literasi Meng-gerakkan Negeri hadir sebagai niatan memper-kaya khazanah pembelajaran literasi. Anda diajak pengalaman memahami literasi mulai dari mis-konsepsi hingga menemukan esensi. Anda diajak memahami kompleksitas konsep literasi. Anda

diajak menelusuri perjalanan literasi yang berawal dan berakhir pada murid. Anda diajak mengenal praktik pembelajaran literasi yang mendukung kemampuan belajar pada lintas pelajaran. Anda diajak memahami praktik literasi yang mendaya-gunakan potensi yang ada di sekitar sekolah. Dan pada akhirnya, Anda diajak menyaksikan praktik pembelajaran literasi yang membantu murid un-tuk berdaya dan produktif sebagai warga negara.

Penulis buku ini adalah guru yang bergabung di Komunitas Guru Belajar. Penulis yang memang mendalami dan melakukan praktik pembelajaran literasi tentu menjanjikan tulisan yang renyah, mudah dipahami namun tetap esensial. Praktik pembelajaran literasi yang dipaparkan dapat dipelajari, diadaptasi dan dimodifikasi sesuai kebutuhan murid dan potensi di sekitar sekolah. Karena kami percaya bahwa menyebarkan praktik baik literasi adalah cara menggerakkan negeri.

Buku bisa didapatkan di :

Bit.ly/KontakGuruPromotor

resensi buku

Page 70: Menularkan Kegemaran Belajar Guru Belajar€¦ · Layaknya kebanyakan anak laki laki pada umumnya, dia juga mempunyai hobi bermain sepak bola, bahkan pernah serius latihan dan bergabung

Surat Kabar Guru Belajar - Edisi I Pendidikan untuk Semua Jawa Tengah70

Guru Belajar Esensial

BUKU

DIFERENSIASIMemahami Pelajar untuk Belajar

Bermakna & Menyenangkan

MERDEKA BELAJARDI RUANG KELAS

MEMANUSIAKANHUBUNGAN

LITERASIMENGGERAKKAN

NEGERI

KAUS

produk

Dapatkan produk Guru Belajar di

Bit.ly/KontakGuruPromotor

Page 71: Menularkan Kegemaran Belajar Guru Belajar€¦ · Layaknya kebanyakan anak laki laki pada umumnya, dia juga mempunyai hobi bermain sepak bola, bahkan pernah serius latihan dan bergabung

71 Surat Kabar Guru Belajar - Edisi I Pendidikan untuk Semua Jawa TengahSaya paham bahwa budaya berliterasi di Indonesia memang dirasa kurang jika dibandingkan dengan negara-negara tetangga. Masalah literasi tersebut memang sudah sangat

mahfum bagi pemerintah, termasuk Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan. Program 15 menit membaca buku menjadi salah satu fokus pemerintah untuk meningkatkan budaya membaca di sekolah.

Akan tetapi, saya merasa jika kegiatan literasi tersebut hanya membaca sangatlah kurang. Seperti yang saya ketahui kegiatan berliterasi tidak hanya aspek membaca saja, melainkan ada aspek yang lain, seperti: baca-tulis, sains, ldigital, numerasi, finansial, serta budaya dan kewargaan.

Saya berusaha mencari cara untuk melaksanakan satu kegiatan yang bisa mencakup beberapa aspek literasi tersebut. Setelah berpikir cukup lama, akhirnya saya memutuskan untuk melakukan kegiatan literasi dengan judul “Sahabat Pena Acil – Aku Cinta Literasi”.

Kegiatan SPA (Sahabat Pena AciL) tersebut merupakan kegiatan berkirim surat ke anak-anak yang ada di beberapa daerah di Indonesia. Dalam berkirim surat tersebut anak-anak saya minta untuk menceritakan segala hal yang berkaitan dengan budaya di daerahnya dan mendeskripsikan lingkungan tempat tinggalnya beserta dengan kehidupan sosial yang ada.

Sebelum kegiatan ini dilaksanakan, saya harus mempersiapkan beberapa hal termasuk dalam menentukan nama penerima surat beserta menghubungi pihak kantor pos. Kantor pos? Iya, karena kegiatan SPA ini saya rancang agar anak-anak mengenal kantor pos sekaligus dunia filateli. Beberapa tahapan kegiatan yang harus saya lalui adalah sebagai berikut.

Tahap persiapan. Tahap ini bagi saya adalah tahap yang paling menantang. Kenapa saya bilang seperti itu? Karena saya harus mencari calon penerima surat serta harus menghubungi pihak kantor pos. Dan bagi saya untuk menemukan penerima surat tidaklah mudah, karena target saya adalah di luar daerah atau pulau.

Setelah berselancar di grup WA, saya mendapatkan beberapa kenalan yang sedang mengikuti program Indonesia Mengajar di Kabupaten Natuna Kepulauan Riau, Kabupaten Hulu Sungai Selatan Kalimantan Selatan, serta ada dua teman yang sedang kuliah di luar negeri yang bersedia untuk berkirim surat, yaitu di Inggris dan Australia. Teman-teman saya (dari Natuna dan Hulu Sungai Selatan) tersebut saya minta untuk menunjuk murid didik mereka agar mau menerima surat dari kami.

Tahap persiapan ini tentunya juga dibarengi dengan memberikan materi untuk anak-anak. Saya harus memberikan materi terlebih dahulu tentang surat, bagian-bagian surat, cara menulis surat yang baik dan benar, serta tentunya saya harus memberikan penekanan pada mereka bahwa suratnya harus menceritakan tentang daerah tempat tinggalnya. Tentu tujuannya agar bisa bertukar pengetahuan terkait kehidupan sosial dan budaya.

Setelah materi saya berikan, giliran saya harus menghubungi pihak kantor pos, dan saat itu saya memilih Kantor Pos Besar Yogyakarta yang ada di sekitar Malioboro. Selain itu, saya juga harus membuat

tumbler

KAUS

Dapatkan produk Guru Belajar di

Bit.ly/KontakGuruPromotor

totebag

Page 72: Menularkan Kegemaran Belajar Guru Belajar€¦ · Layaknya kebanyakan anak laki laki pada umumnya, dia juga mempunyai hobi bermain sepak bola, bahkan pernah serius latihan dan bergabung

Surat Kabar Guru Belajar - Edisi I Pendidikan untuk Semua Jawa Tengah72