MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA · PDF fileKonflik Kepentingan 33 25 14 ... Banten...

3

Click here to load reader

Transcript of MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA · PDF fileKonflik Kepentingan 33 25 14 ... Banten...

Page 1: MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA · PDF fileKonflik Kepentingan 33 25 14 ... Banten sebanyak 115 pengaduan e. Sumatera Utara sebanyak 113 pengaduan Area Rawan Mal-administrasi

1

MENTERI DALAM NEGERI

REPUBLIK INDONESIA

TTAALLKKIINNGG PPOOIINNTTSS

MMEENNTTEERRII DDAALLAAMM NNEEGGEERRII

PPEERRAANN NNOOMMOORR IIDDEENNTTIITTAASS TTUUNNGGGGAALL DDAALLAAMM OOPPTTIIMMAALLIISSAASSII PPEELLAAYYAANNAANN PPUUBBLLIIKK

PPAADDAA KKOONNFFEERREENNSSII NNAASSIIOONNAALL PPEEMMBBEERRAANNTTAASSAANN KKOORRUUPPSSII

BBAALLAAII KKAARRTTIINNII,, 11 DDEESSEEMMBBEERR 22001166

1. Para Menteri Kabinet Kerja 2. Para Lembaga Pemerintah Non Kementerian 3. Jaksa Agung 4. Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia 5. Para Gubernur 6. Para Inspektur Jenderal Kementerian/Lembaga dan Inspektur Daerah 7. Direksi BUMN 8. Organisasi Masyarakat/LSM 9. Anggota DPR RI 10. Para Akademisi dan Penggiat Anti Korupsi

PELAYANAN PUBLIK

1. Pasal 34 Ayat 3 UUD 1945 “Negara bertanggung jawab atas penyediaan fasilitas pelayanan

umum yang layak” 2. UU Nomor 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik “bahwa Negara berkewajiban melayani

setiap warga Negara dan penduduk untuk memenuhi hak dan kebutuhan dasarnya dalam rangka pelayanan publik”

1. Laporan pengaduan masyarakat terkait pelayanan publik pada instansi pemda

Tahun 2014 =2940 pengaduan Tahun 2015 =2916 pengaduan Tahun 2016 =1503 pengaduan

2. Dugaan Mal-administrasi pada pelayanan publik pada pemda

No Dugaan 2014 2015 2016

1. Penundaan Berlarut 551 656 289

2. Penyimpangan Prosedur 645 618 281

3. Tidak Memberikan Pelayanan 499 567 339

4. Penyalahgunaan Wewenang 338 309 184

5. Permintaan Imbalan Uang, Barang dan Jasa 281 252 131

6. Tidak Kompeten 246 212 112

7. Tidak Patut 241 175 106

8. Diskriminasi 79 70 35

9. Berpihak 27 32 12

10. Konflik Kepentingan 33 25 14

Jumlah 2940 2916 1503

3. Jumlah pemerintah daerah dengan tingkat terlapor terbesar (berdasarkan data ombudsman 2014-2016) a. Prov. Jawa Timur sejumlah 458 laporan b. Prov. Sulawesi Utara sejumlah 394 laporan c. Prov. NTT sejumlah 390 laporan d. Prov. Sumatera Barat sejumlah 364 laporan e. Prov. Sulawesi Barat sejumlah 357 laporan

PESERTA

POTRET

PELAYANAN

PUBLIK

SAAT INI

ARTI

PENTING

PELAYANAN

PUBLIK

Page 2: MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA · PDF fileKonflik Kepentingan 33 25 14 ... Banten sebanyak 115 pengaduan e. Sumatera Utara sebanyak 113 pengaduan Area Rawan Mal-administrasi

2

4. Jumlah pemerintah daerah dengan peringkat terbesar terkait pungli (berdasrkan data Satgas Saber Pungli) a. Jawa Barat sebanyak 255 pengaduan b. DKI sebanyak 159 pengaduan c. Jawa Timur sebanyak 129 pengaduan d. Banten sebanyak 115 pengaduan e. Sumatera Utara sebanyak 113 pengaduan

Area Rawan Mal-administrasi

1. Kepegawaian 11. Lingkungan Hidup 2. Pendidikan 12. Perdagangan dan Industri 3. Pertanahan 13. Cukai dan Pajak 4. Perhubungan/Infrastruktur 14. Asuransi/Jaminan Sosial 5. Administrasi Kependudukan 15. Air Minum 6. Perijinan (PTSP) 16. Perkebunan/Kehutanan 7. Kesehatan 17. Pertanian 8. Pemukiman/Perumahan 18. Energi (Sumber Daya Alam) 9. Ketenagakerjaan 19. Listrik 10. Informasi Publik 20. Penanaman Modal

Area rawan pungli sesuai dengan Instruksi Menteri dalam Negeri Nomor 180/3935/SJ Tentang Pengawasan Pungutan Liar dalam Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah adalah : 1. Perizinan dengan fokus :

a. Izin mendirikan bangunan (IMB) b. Penerbitan izin gangunan c. Penerbitan izin trayek d. Penerbitan izin pertambangan e. Penerbitan perhubungan darat,

laut dan udara; f. Rekomendasi tidak sengketa

tanah; g. Penerbitan izin usaha

2. Hibah dan bantuan Sosial a. Pencairan dana Hbah dan bantuan

Sosial b. Pemotongan dana bantuan social

3. Kepegawaian dengan fokus: a. mutasi pegawai b. kenaikan pangkat c. promosi jabatan d. pemotongan gaji guru, tenaga

kesehatan dan PTT

4. pendidikan dengan fokus: a. pencairan bantuan operasional sekolah b. pemotongan uang makan guru

5. dana desa dengan fokus: a. pemotongan dana desa b. pengambilan bunga bank pada

penempatan dana desa 6. pelayanan public dengan fokus :

a. penyaluran beras miskin b. pelayanan administrasi kependudukan c. pelayanan di bidang kesehatan dan

pendidikan d. pelayanan pada SAMSAT

7. pengadaan barang dan jasa dengan fokus: a. perencanaan pengadaan b. penentuan pemenang

NOMOR IDENTITAS TUNGGAL/SINGLE IDENTITY NUMBER (SIN) UNTUK PELAYANAN PUBLIK

Amanat Pasal 13 Undang-Undang No. 24 Tahun 2013 tentang Administrasi Kependudukan, yaitu: 1. Mewajibkan kepada setiap penduduk untuk memiliki Nomor Induk Kependudukan (NIK). NIK

hanya bisa diterbitkan oleh Instansi Pelaksana SIAK 2. NIK wajib dicantumkan dalam setiap Dokumen Kependudukan dan dijadikan dasar penerbitan

Paspor, Surat Izin Mengemudi, Nomor Pokok Wajib Pajak, Polis Asuransi, Sertifikat Hak Atas Tanah, dan penerbitan identitas lainnya.

1. Jumlah penduduk yang sudah memiliki NIK sebanyak 257.912.349 2. Jumlah wajib E-KTP sebanyak 182.588.494 3. Jumlah yang sudah merekam 170.995.175 4. Sisa yang belum merekam 7.214.175 5. Blangko E-KTP yang sudah tercetak 173.431.043 Keping

PERKEM

BANGAN

SIN

PERMASALA

HAN

PELAYANAN

PUBLIK

AREA

RAWAN

PUNGLI

AMANAT

Page 3: MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA · PDF fileKonflik Kepentingan 33 25 14 ... Banten sebanyak 115 pengaduan e. Sumatera Utara sebanyak 113 pengaduan Area Rawan Mal-administrasi

3

1. Saat ini berbagai lembaga seperti BPJS, POLRI, Perbankan, Ditjen Pajak, Asuransi, Perusahaan

Sekuritas di Pasa Modal, Provider kartu perdana sudah mengakses NIK untuk Pelayanan Publik.

2. Pada saat ini, 204 Lembaga Pengguna yang telah melakukan penandatanganan Perjanjian

Kerjasama dengan Ditjen Kependudukan dan Pencatatan Sipil dalam Pemanfaatan Data dan

Dokumen Kependudukan. Data dan Dokumen Kependudukan, termasuk NIK tersebut akan

digunakan sebagai instrumen untuk verifikasi dan validasi data pemohon dalam pelayanan publik

yang diselenggarakan oleh masing-masing Lembaga Pengguna tersebut.

Kebijakan baru administrasi kependudukan dalam optimalisasi pelayanan publik : 1. Pergeseran dari stelsel pasif menjadi stelsel aktif 2. Perubahan asas peristiwa menjadi asas domisili 3. KTP el berlaku seumur hidup (sepanjang tidak ada perubahan elemen data) 4. Pelayanan adminduk tidak boleh dipungut biaya/gratis 5. Pejabat dukcapil diangkat dan diberhentikan oleh Mendagri 6. Data Kependudukan untuk pembangunan dan pemerintahan menggunakan data Kemdagri 7. Rekam dan cetak KTP el diluar domisili 8. Percepatan Peningkatan Cakupan Akta Kelahiran 9. Setiap makam memiliki Buku Pokok Pemakaman 10. Pengurusan KTP-el dan Akta Kelahiran tanpa pengantar RT, RW, Kel/Desa 11. Kartu Identitas Penduduk untuk semua usia

1. Pasal 2 Undang Undang 31/1999 jo UU 20 Tahun 2001 : setiap orang yang secara melawan

hukum melakukan perbuatan memperkaya diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi yang dapat merugikan keuangan negara atau perekonomian negara;

2. Unsur-unsur korupsi: (1) setiap orang; (2) memperkaya diri sendiri, orang lain / korporasi; (3) dengan melawan hukum; (4) dapat merugikan keuangan negara / perekonomian negara;

3. Pengelompokan jenis tidak pidana korupsi: (1) kerugian keuangan negara; (2) suap-menyuap; (3) penggelapan dalam jabatan; (4) pemerasan; (5) perbuatan curang; (6) benturan kepentingan dalam pengadaan; (7) gratifikasi.

1. C = M + D – A (Monopoly + Discretion – Accountability) 2. C = G O N E (Greedy + Opportunity+ Need + Exposure) 3. C = O + M + R (Opportunity + Monopoly + Rationalization) 4. C = P – A (Power – Accountability)

Dari konstruksi di atas, korupsi terjadi tentunya bukan hanya karena adanya sifat keserakahan(greedy), kekuasaan(power) maupun kebutuhan (need)dari pelaku korupsi namun faktor kelemahan sistem pengendalian internal seperti adanya kesempatan(opportunity) dan ketidaktahuan juga mempengaruhi terjadinya tindakan korupsi.

1. Membangun komitmen pimpinan instansi/daerah untuk mendukung inovasi pelayanan publik 2. Membangun budaya untuk menyadari pentingnya dokumen kependudukan 3. Konsolidasi antar sektor untuk memanfaatkan data kependudukan yang terintegrasi dengan

berbasis IT untuk kepentingan pembangunan dan pemerintahan 4. NIK sebagai akses layanan publik (KIS, KIP, Kartu Tani, Kartu Nelayan, Kartu

Pelejar/Mahasiswa, Kartu PLN, dll, Terintegrasi dengan NIK)

KKIITTAA BBEELLUUMM HHIIDDUUPP DDAALLAAMM SSIINNAARR BBUULLAANN PPUURRNNAAMMAA,, KKIITTAA MMAASSIIHH HHIIDDUUPP

DDIIMMAASSAA PPAANNCCAARROOBBAA.. JJAADDII TTEETTAAPPLLAAHH BBEERRSSEEMMAANNGGAATT EELLAANNGG RRAAJJAAWWAALLII

((BBUUNNGG KKAARRNNOO))

MENTERI DALAM NEGERI,

TJAHJO KUMOLO

KONSEPSI

KORUPSI

TEORI

KORUPSI

UPAYA KEMENDAGRI

DALAM OPTIMALISASI PELAYANAN

PUBLIK

KEBIJAKAN

BARU

ADMINDUK

PEMANFAAT

AN

PENUTUP