MENGOPTIMALKAN BARANG BEKAS SEBAGAI MEDIA … · PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE COURSE REVIEW...

25
1 PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE COURSE REVIEW HORAY DENGAN MENGOPTIMALKAN BARANG BEKAS SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD KANISIUS CUNGKUP SALATIGA SEMESTER II TAHUN AJARAN 2015/2016 ARTIKEL SKRIPSI Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Universitas Kristen Satya Wacana Oleh LORENSIUS TOMI 292012551 ROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA 2016

Transcript of MENGOPTIMALKAN BARANG BEKAS SEBAGAI MEDIA … · PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE COURSE REVIEW...

Page 1: MENGOPTIMALKAN BARANG BEKAS SEBAGAI MEDIA … · PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE COURSE REVIEW HORAY DENGAN MENGOPTIMALKAN BARANG BEKAS SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN

1

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE COURSE REVIEW HORAY DENGAN

MENGOPTIMALKAN BARANG BEKAS SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN

UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA

KELAS V SD KANISIUS CUNGKUP SALATIGA SEMESTER II

TAHUN AJARAN 2015/2016

ARTIKEL SKRIPSI

Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Pada Universitas Kristen Satya Wacana

Oleh

LORENSIUS TOMI

292012551

ROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

SALATIGA

2016

Page 2: MENGOPTIMALKAN BARANG BEKAS SEBAGAI MEDIA … · PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE COURSE REVIEW HORAY DENGAN MENGOPTIMALKAN BARANG BEKAS SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN

2

Page 3: MENGOPTIMALKAN BARANG BEKAS SEBAGAI MEDIA … · PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE COURSE REVIEW HORAY DENGAN MENGOPTIMALKAN BARANG BEKAS SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN

3

Page 4: MENGOPTIMALKAN BARANG BEKAS SEBAGAI MEDIA … · PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE COURSE REVIEW HORAY DENGAN MENGOPTIMALKAN BARANG BEKAS SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN

4

Page 5: MENGOPTIMALKAN BARANG BEKAS SEBAGAI MEDIA … · PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE COURSE REVIEW HORAY DENGAN MENGOPTIMALKAN BARANG BEKAS SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN

5

Page 6: MENGOPTIMALKAN BARANG BEKAS SEBAGAI MEDIA … · PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE COURSE REVIEW HORAY DENGAN MENGOPTIMALKAN BARANG BEKAS SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN

6

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE COURSE REVIEW HORAY DENGAN

MENGOPTIMALKAN BARANG BEKAS SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN

UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA

KELAS V SD KANISIUS CUNGKUP SALATIGA SEMESTER II

TAHUN AJARAN 2015/2016

1Lorensius Tomi,

2Novisita Ratu,

3Mawardi

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP

Universitas Kristen Satya Wacana Email: [email protected],Novisita [email protected],

[email protected]. 1Mahasiswa PGSD

2 Dosen pembimbing

3Dosen penguji

ABSTRAK

Tomi, Lorensius. 2016. Penerapan Model Kooperatif Tipe Course Review Horay Dengan

Mengoptimalkan Barang Bekas Sebagai Media Pembelajaran Untuk Meningkatkan

Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas V SD Kanisius Cungkup Salatiga Semester II

Tahun Ajaran 2015/2016. Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga. Pembimbing Novisita Ratu, S.Si., M.Pd

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah penerapan model kooperatif

tipe Course Review Horay dengan mengoptimalkan barang bekas sebagai media

pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas V SD Kanisius

Cungkup Salatiga Tahun Ajaran 2015/2016

Penelitian ini merupakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK) model Kemmis &

Mc Taggart. Dalam penerapan penelitian tindakan kelas (PTK) dengan menggunakan model

kooperatif tipe Course Review Horay dengan mengoptimalakan barang bekas sebagai media

pembelajaran, pembelajaran menjadi lebih menyenangkan bagi siswa. Subjek dari penelitian

ini adalah siswa kelas V SD Kanisius Cungkup Salatiga. Teknik pengumpulan data dalam

penelitian ini menggunakan lembar tes dan observasi kegiatan guru dan siswa.

Hasil penelitian ini menunjukan adanya peningkatan hasil belajar matematika melalui

penerapan model kooperatif tipe Course Review Horay dengan mengoptimalkan barang

bekas sebagai media pembelajaran pada siswa kelas V SD Kanisius Cungkup Salatiga.

Dimana pada pra siklus, dari total 22 siswa terdapat 10 siswa (45%) yang tuntas meningkat

menjadi 15 siswa (68%) yang tuntas pada siklus I, dan pada siklus II kembali meningkat

menjadi 21 siswa (95%) yang tuntas. Sehingga penelitian ini dinyatakan terbukti berhasil

karena persentase ketuntasan yang dicapai siswa telah lebih dari indikator keberhasilan

yang telah ditetapkan yaitu 75%. Sehingga diharapkan kepada guru SD untuk

mengembangkan serta dapat menerapkan model kooperatif tipe Course Review Horay

dengan media barang bekas sebagai solusi untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

Kata Kunci : Pembelajaran Matematika, Kooperatif Learning, Course Review Horay, Hasil

Belajar, Barang Bekas

Page 7: MENGOPTIMALKAN BARANG BEKAS SEBAGAI MEDIA … · PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE COURSE REVIEW HORAY DENGAN MENGOPTIMALKAN BARANG BEKAS SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN

7

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Matematika merupakan salah satu disiplin ilmu yang dapat meningkatkan

kemampuan berpikir secara kritis dan beragumentasi, memberikan kontribusi dalam

penyelesaian masalah sehari-hari, (Susanto, 2013:185). Untuk meningkatkan kemampuan

berpikir kritis pada siswa maka diperlukan pembelajaran yang aktif dan menyenangkan bagi

siswa. Hal ini sesuai dengan pendapat Bruner (dalam Latri, 2006:2) yang mengatakan bahwa

anak-anak dalam belajar matematika hendaklah aktif, pengertian akan diperoleh bila mereka

mengutak-atik benda, kemudian memperhatikan struktur yang terdapat pada benda tersebut,

sehingga mereka dapat menghitungnya dengan struktur-struktur yang terdapat pada intuisi

mereka.

Namun pada kenyataannya selama ini proses pembelajaran matematika masih kurang

melibatkan siswa secara aktif. Hal ini seperti yang dikatakan oleh Turmudi (2008:11) yang

mengatakan bahwa pembelajaran matematika selama ini disampaikan secara informatif,

artinya siswa hanya memperoleh informasi dari guru saja sehingga derajat kemelekatannya

juga dapat dikatakan rendah. Ini artinya bahwa pembelajaran matematika di SD masih

berpusat pada guru (teacher-centered) sehingga siswa hanya menerima informasi yang

disampaikan oleh guru serta hanya menghapal konsep-konsep matematika yang guru berikan.

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang peneliti lakukan dengan guru kelas

V di SD Kanisius Cungkup, dimana dalam proses pembelajaran cenderung berpusat pada

guru (teacher-centered) sehingga pembelajaran mejadi membosankan dan kurang

menyenangkan bagi siswa, masih ada siswa yang sibuk bermain sendiri sehingga kurang

memperhatikan penjelasan guru dan kurang bersemangat untuk mengikuti proses

pembelajaran, dan ketiadaan alat peraga atau media pembelajaran untuk memperjelas materi

membuat siswa sulit untuk memahami materi matematika yang bersifat abstrak. Kondisi

seperti ini dapat menyebabkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika cenderung

rendah, seperti yang terjadi pada siswa kelas V semester II di SD Kanisius Cungkup tahun

ajaran 2015/2016. Berdasarkan hasil Ulangan harian pada bulan April 2016 diperoleh data

bahwa dari 22 siswa yang mengikuti ulangan harian terdapat 10 siswa (45%) yang mampu

mencapai KKM (60) dan 12 siswa (55%) yang masih belum mencapai KKM. Hasil Ulangan

harian sebelum tindakan disajikan dalam tabel 1.1. di bawah ini :

Berdasarkan pengamatan dari rendahnya hasil belajar matematika yang peneliti

temukan di kelas V SD Kanisius Cungkup, dimana dapat dikatakan bahwa dalam proses

pembelajaran matematika siswa masih kurang dalam memahami konsep-konsep matematika

Page 8: MENGOPTIMALKAN BARANG BEKAS SEBAGAI MEDIA … · PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE COURSE REVIEW HORAY DENGAN MENGOPTIMALKAN BARANG BEKAS SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN

8

yang bersifat abstrak dan belum mampu untuk menggunakan atau menerapkan konsep-

konsep matematika dalam memecahkan masalah sehingga menyebabkan hasil belajar siswa

menjadi rendah.

Untuk mengatasi rendahnya hasil belajar tersebut, maka diperlukan sebuah model

pembelajaran yang efektif dan menyenangkan, salah satunya adalah model pembelajaran

kooperatif tipe Course Review Horay. Karena metode pembelajaran Course Review Horey

merupakan suatu metode pembelajaran yang berusaha menguji pemahaman siswa dalam

menjawab soal, di mana jawaban soal tersebut dituliskan pada kartu atau kotak yang telah

dilengkapi dengan nomor, (Huda, 2015:229). Selain itu metode Course Review Horay ini

juga merupakan metode yang sangat menyenangkan, seperti yang diungkapkan olwh Huda

(2015:229) yang mengatakan bahwa metode Course Review Horay merupakan suatu metode

pembelajaran yang dapat membuat pembelajaran menjadi menyenangkan dan interaktif antar

siswa. Untuk menciptakan suasana kelas yang aktif dan menyenangkan diperlukan media

pembelajaran karena dengan adanya media pembelajaran maka akan meningkatkan rasa

keingintahuan siswa serta merangsang kegiatan belajar dan mampu meningkatkan

pemahaman siswa. Seperti yang dikatakan Hamzah dan Mulisrarini (2014:115-116)

mengatakan bahwa media pembelajaran mempunyai peranan yang sangat penting dalam

proses pembelajaran yaitu meletakkan ide-ide dasar suatu konsep, dapat diharapkan akan

tumbuh keinginan yang tinggi untuk belajar matematika atau lainnya, akan menyenangi

belajar matematika dan pelajaran lainnya, akan dibangkitkan motivasi berprestasi,

konsentrasi belajar akan dapat ditingkatkan, berpikir logis dan sistematis, mudah memahami

hubungan antara matematika atau mata pelajaran lain dengan lingkungan alam sekitar.

Untuk memudahkan siswa memahami konsep-konsep matematika dengan lingkungan

alam sekitar maka perlu media pembelajaran yang berasal dari lingkungan sekitar. Salah satu

media pembelajaran yang berasal dan mudah ditemukan lingkungan sekitar adalah barang

bekas. Barang bekas adalah semua barang yang telah tidak dipergunakan atau tidak dapat

dipakai lagi atau dapat dikatakan sebagai barang yang sudah diambil bagian utamanya

(Iskandar, 2006:2).

Berdasarkan latar belakang masalah dan kajian relevan diatas, maka peneliti tertarik

untuk melakukan penelitian yang berjudul “Penerapan Model Kooperatif Tipe Course Review

Horay Dengan Mengoptimalkan Barang Bekas Sebagai Media Pembelajaran Untuk

Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas V SD Kanisius Cungkup Salatiga

Semester II Tahun Ajaran 2015/2016”.

Page 9: MENGOPTIMALKAN BARANG BEKAS SEBAGAI MEDIA … · PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE COURSE REVIEW HORAY DENGAN MENGOPTIMALKAN BARANG BEKAS SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN

9

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut: “Apakah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Course

Review Horay dengan mengoptimalkan barang bekas sebagai media pembelajaran dapat

meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas V SD Kanisius Cungkup Salatiga tahun

ajaran 2015 / 2016 ?”

Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumus masalah diatas maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

“Untuk meningkatkan hasil belajar matematika melalui penerapan model kooperatif tipe

Course Review Horay dengan mengoptimalkan barang bekas sebagai media pembelajaran

pada siswa kelas V SD Kanisius Cungkup Salatiga tahun ajaran 2015 / 2016.”

Manfaat penelitian

Manfaat teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan kajian tentang penerapan pembelajaran

kooperatif tipe Course Review Horay dengan mengoptimalkan barang bekas sebagai media

pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar matematika di SD.

Manfaat praktis

1. Bagi Siswa

a. Dapat menumbuhkan pemahaman siswa mengenai konsep-konsep matematika yang

abstrak dengan menjawab soal-soal yang diisi didalam kotak.

b. Siswa dapat lebih aktif dan bersemangat dalam mengikuti proses pembelajaran

matematika karena dihadapkan langsung dengan benda yang konkrit.

c. Dapat menumbuhkan rasa senang dan ketertarikan siswa terhadap pembelajaran

matematika karena siswa atau kelompok yang menjawab benar akan berteriak horay

atau menyanyikan yel-yel yang mereka sukai.

2. Bagi guru

a. Memberikan wawasan kepada guru untuk mengembangkan cara belajar yang konkrit

sehingga siswa dapat lebih aktif dan lebih memahami konsep-konsep matematika

yang abstrak.

b. Memberikan wawasan kepada guru untuk mengembangkan cara belajar yang

menarik melalui permainan-permainan sehingga siswa merasa senang dan tidak

bosan dalam mengikuti proses pembelajaran matematika.

Page 10: MENGOPTIMALKAN BARANG BEKAS SEBAGAI MEDIA … · PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE COURSE REVIEW HORAY DENGAN MENGOPTIMALKAN BARANG BEKAS SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN

10

3. Bagi Sekolah

a. Memotivasi kepada dewan guru untuk menerapkan pembelajaran yang aktif dan

menyenangkan bagi siswa dengan menghadapkan benda yang konkrit secara

langsung kepada siswa.

4. Bagi Peneliti Lainnya

a. Memberikan masukan kepada peneliti selanjutnya untuk mengembangkan penelitian

mengenai penerapan pembelajaran kooperatif tipe Course review Horay dengan

mengoptimalkan barang bekas sebagai media pembelajaran untuk membantu siswa

meningkatkan hasil belajarnya.

KAJIAN PUSTAKA

Hakikat Matematika

Pada hakikatnya matematika adalah ilmu yang membahas angka-angka dan

perhitungannya, membahas masalah-masalah numerik, mengenai kuantitas dan besaran,

mempelajari hubungan pola, bentuk dan struktur, sarana berpikir, kumpulan sistem, struktur

dan alat, (Ismail dkk dalam Hamzah dan Muhlisrarini, 2014:48). Sedangkan menurut

Wahyudi dan Budiono (2012:5) mengatakan bahwa matematika merupakan suatu ilmu yang

mempelajari jumlah-jumlah yang diketahui melalui proses perhitungan dan pengukuran yang

dinyatakan dengan angka-angka atau simbol-simbol.

Berdasarkan beberapa pendapat para ahli diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa

matematika merupakan ilmu yang mempelajari tentang hubungan antar bilangan, hubungan

pola, dan jumlah-jumlah yang dinyatakan dalam angka-angka atau simbol-simbol yang dapat

diketahui melalui proses perhitungan dan pengukuran.

Hasil Belajar

Menurut Sudjana (2016:22) mengatakan bahwa hasil belajar adalah kemampuan-

kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Besar dan kecil

kemampuan yang dimiliki siswa tergantung pada cara ia menerima serta memahami materi

pada proses pembelajaran.

Menurut Suprijono (2015:7) mengatakan bahwa hasil belajar adalah perubahan

perilaku secara keseluruhan bukan hanya salah satu aspek potensi kemanusian saja.

Berdasarkan beberapa pendapat ahli diatas maka dapat disimpulkan bahwa hasil

belajar merupakan hasil yang diperoleh seseorang atau sekelompok orang yang telah

mengalami proses kegiatan belajar dengan ditunjukan pada perubahan perilaku pada diri

seseorang baik secara keseluruhan maupun pada aspek-apek tertentu.

Page 11: MENGOPTIMALKAN BARANG BEKAS SEBAGAI MEDIA … · PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE COURSE REVIEW HORAY DENGAN MENGOPTIMALKAN BARANG BEKAS SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN

11

Pembelajaran Kooperatif Tipe Course Review Horay Dengan Media Pembelajaran Dari

Barang Bekas

Menurut Suprijono (2009), yang mengatakan bahwa pada metode Course Review

Horay terdapat games yang menyenangkan, setiap kelompok yang menjawab benar akan

berteriak horay, sehingga dapat membangkitkan semangat belajar siswa.

Selain itu metode Course Review Horay juga dapat menguji pemahaman siswa

melalui soal-soal. Seperti yang dikatakan Huda (2015:230) yang mengatakan bahwa metode

Course Review Horay ini berusaha menguji pemahaman siswa dalam menjawab soal, dimana

jawaban soal tersebut dituliskan pada kartu atau kotak yang telah dilengkapi dengan nomor.

Berdasarkan beberapa pendapat ahli diatas maka dapat disimpulkan bahwa metode

Course Review Horay merupakan suatu metode pembelajaran yang lebih menekankan

pemahaman konsep melalui permainan menjawab soal-soal dan bagi siswa atau kelompok

yang menjawab benar maka diwajibkan untuk berteriak “horay” atau menyanyikan yel-yel,

sehingga dengan demikian akan menciptakan pembelajaran yang aktif dan dan

menyenangkan bagi siswa.

Langkah-Langkah Metode Pembelajaran Course Review Horay

Menurut Huda (2015:230-231) menyatakan ada 9 langkah-langkah metode

pembelajaran CRH (Course Review Horay) adalah sebagai berikut: 1) Guru menyampaikan

kompetensi yang ingin dicapai, 2) Guru menyajikan atau mendemonstrasikan materi sesuai

topic dengan tanya jawab, 3) Guru membagi siswa dalam kelompok-kelompok, 4) Untuk

menguji pemahaman, siswa diminta membuat kartu atau kotak sesuai dengan kebutuhan.

kartu atau kotak tersebut kemudian diisi dengan nomor yang ditentukan guru, 5) Guru

membaca soal secara acak dan siswa menuliskan jawabannya di dalam kartu atau kotak yang

nomornya disebutkan guru, 6) Setelah pembacaan soal dan jawaban siswa ditulis di dalam

kartu atau kotak, guru dan siswa mendiskusikan soal yang telah diberikan tadi, 7) Bagi

pertanyaan yang dijawab benar, siswa memberi tanda check list (√) dan langsung berteriak

“hore!!” atau menyanyikan yel-yelnya, 8) Nilai siswa dihitung dari jawaban yang benar dan

yang banyak berteriak “hore!!”, 9) Guru memberikan reward pada kelompok yang

memperoleh nilai tertinggi atau yang paling sering memperoleh “hore!!”.

Kelebihan dan kekurang metode Course Review Horay

Menurut Huda (2015:231) mengatakan bahwa metode Course Review Horay

memiliki beberapa kelebihan yaitu : a) Strukturnya yang menarik dan dapat mendorong siswa

untuk dapat terjun kedalamnya, b) Metode yang tidak monoton karena diselingi dengan

hiburan, sehingga suasana tidak menegangkan, c) Semangat belajar yang meningkat karena

Page 12: MENGOPTIMALKAN BARANG BEKAS SEBAGAI MEDIA … · PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE COURSE REVIEW HORAY DENGAN MENGOPTIMALKAN BARANG BEKAS SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN

12

suasana pembelajaran berlangsung menyenangkan, d) Skill kerja sama antara siswa yang

semakin terlatih. Sedangkan kekurangan metode Course Review Horay adalah : a)

penyamarataan nilai antara siswa pasif dan aktif, b) Adanya peluang untuk curang, c)

Berisiko mengganggu suasana kelas lain

Media Barang Bekas

Menurut Arsyad (2011:4-5) menyatakan bahwa media merupakan komponen sumber

belajar atau wahana fisik yang mengandung materi instruksional di lingkungan siswa yang

dapat merangsang siswa untuk belajar. Sehingga dalam penelitian ini peneliti akan

mengoptimalkan media pembelajaran dari barang bekas karena barang bekas adalah semua

barang yang telah tidak dipergunakan atau tidak dapat dipakai lagi atau dapat dikatakan

sebagai barang yang sudah diambil bagian utamanya (Iskandar, 2006: 2). Dengan

memanfaatkan barang bekas sebagai media pembelajaran maka secara tidak langsung

menginformasikan kepada siswa bahwa barang bekas yang ada disekitar bisa didaur ulang

kembali menjadi barang yang unik dan menarik.

Kajian Hasil Penelitian Yang Relevan

Dalam penelitian yang dilakukan oleh Siska Fitriani pada tahun 2013 dengan judul

“Penerapan Model Pembelajaran Course Review Horay Untuk Meningkatkan Hasil Belajar

Matematika Siswa Kelas III SDN Winong 01 Kecamatan Pati Kabupaten Pati Semester I

Tahun Pelajaran 2013/2014”. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa dengan menerapkan

model pembelajaran Course Review Horay terbukti dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Dimana pada pra siklus terdapat 13 siswa (37%) yang tuntas, meningkat menjadi 27 siswa

(77%) yang tuntas, pada siklus I, dan meningkat kembali menjadi 33 siswa (94%) yang

tuntas pada siklus II.

Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir yang telah diuraikan diatas, maka

hipotesis tindakan dari penelitian ini adalah : “Penerapan model kooperatif tipe Course

Review Horay dengan mengoptimalkan barang bekas sebagai media pembelajaran diduga

dapat meningkatkan hasil belajar matematika pada siswa kelas V semester II SD Kanisius

Cungkup tahun pelajaran 2015/2016.

METODE PENELITIAN

Setting Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan pada semester II di SD Kanisius Cungkup kota

Salatiga. Sekolah ini dipilih karena peniliti sudah melaksanakan kegiatan Program

Pengalaman Lapangan (PPL) selama 3 bulan disekolah tersebut dan sudah mengenal

Page 13: MENGOPTIMALKAN BARANG BEKAS SEBAGAI MEDIA … · PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE COURSE REVIEW HORAY DENGAN MENGOPTIMALKAN BARANG BEKAS SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN

13

lingkungan sekolah, kondisi kelas dan karakter siswa terutama siswa kelas V.sehingga hal ini

dapat memudahkan peneliti dalam melakukan penelitian.

Subjek Penelitian

Subjek dari penelitian ini adalah siswa kelas V SD Kanisius Cungkup kota Salatiga

yang berjumlah 22 siswa yang terdiri dari 6 siswa perempuan dan 16 siswa laki-laki. Siswa

SD Kanisius Cungkup ini memiliki latar belakang serta tingkat pemahaman yang berbeda-

beda, ada siswa yang mempunyai kemampuan memahami materi dengan cepat dan ada juga

siswa yang lambat untuk memahami materi pembelajaran.

Waktu Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini di laksanakan pada bulan Mei pada tahun pelajaran

2015/2016 semeseter II di SD Kanisius Cungkup Salatiga. Namun sebelum melaksanakan

penelitian, peneliti melakukan persiapan seperti membuat (RPP) Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran, membuat media pembelajaran dari barang bekas, mempersiapkan lembar

observasi dan lembar evaluasi hasil belajar.

Variabel Penelitian

Variabel yang akan diteliti dalam penelitian tindakan kelas ini adalah hasil belajar dan

model kooperatif tipe (CRH) Course Review Horay dengan mengoptimalkan barang bekas

sebagai media pembelajaran.

Variabel Bebas (X)

Dalam penelitian ini yang merupakan variabel bebas (X) adalah model pembelajaran

kooperatif tipe Course Review Horay dan media pembelajaran dari barang bekas.

Variabel Terikat (Y)

Dalam penelitian ini yang merupakan variabel terikat (Y) adalah hasil belajar

matematika.

Data dan Cara Pengumpulannya

Data tentang hasil belajar peserta didik didapatkan melalui teknik tes evaluasi diakhir

pembelajaran. Sedangkan data dari aktivitas kinerja guru dan aktivitas siswa diperoleh

melalui observasi selama kegiatan pembelajaran berlangsung dengan pengisian lembar

observasi yang dilakukan oleh observer. Dalam penelitian ini, alat yang digunakan untuk

melakukan pengumpul data adalah instrumen tes dan non tes

Indikator Kinerja

Indikator kinerja merupakan hasil akhir yang menjadikan prasyarat bagi siswa untuk

tercapainya keberhasilan dalam proses pembelajaran. Dalam penelitian ini pembelajaran

Page 14: MENGOPTIMALKAN BARANG BEKAS SEBAGAI MEDIA … · PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE COURSE REVIEW HORAY DENGAN MENGOPTIMALKAN BARANG BEKAS SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN

14

dikatakan berhasil apabila siswa mendapatkan nilai diatas KKM yaitu 60 dan secara klasikal

75 % siswa memperoleh nilai diatas KKM yaitu 60.

Analisis Data

Analisis data yang akan digunakan sesuai dengan metode dan jenis data yang telah

dikumpulkan. Pada penelitian ini, data yang dikumpulkan berbentuk kuantitatif maupun

kualitatif. Data kuantitatif menggunakan analisis diskriptif komparatif yaitu membandingkan

hasil nilai tes pada kondisi awal, nilai tes setelah siklus I dan nilai tes setelah siklus II. Data

kualitatif adalah hasil pengamatan maupun wawancara menggunakan analisis diskriptif

kualitatif berdasarkan hasil observasi dan refleksi dari tiap-tiap siklus.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pra Siklus

Pra siklus merupakan kondisi di mana penelitian tindakan kelas (PTK) belum

dilaksanakan. Di mana pada kondisi ini hasil belajar matematika siswa kelas V masih rendah.

Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor yaitu proses pembelajaran yang dilaksanakan masih

berpusat pada guru (teacher-centered) sehingga membuat pembelajaran menjadi

membosankan dan tidak menyenangkan bagi siswa, masih ada beberapa siswa yang sibuk

bermain sendiri dan kurang memperhatikan penjelasan guru, ketiadaan alat peraga atau media

pembelajaran untuk memperjelas materi membuat siswa sulit untuk memahami materi

matematika yang bersifat abstrak. Hal ini terlihat pada hasil ulangan harian yang disajikan

dalam tabel 4.1

Tabel 4.1

Hasil Belajar Matematika Pra Siklus

Siswa kelas V SD Kanisius Cungkup Nilai Keterangan Jumlah Siswa Presentase

≥ 60 Tuntas 10 45%

< 60 Tidak Tuntas 12 55%

Jumlah 22 100%

Nilai maksimum 80

Nilai minimum 42

Rata-rata 60

Tabel di atas menunjukan bahwa hasil belajar matematika yang diperoleh siswa masih

banyak yang belum tuntas. Dimana dapat di lihat dari total 22 siswa yang hanya mampu

mencapai KKM yaitu 60 berjumlah 10 siswa (45%), sedangkan 12 siswa (55%) belum tuntas

dengan nilai rata-rata 60. Sehingga berdasarkan rendahnya hasil belajar yang diperoleh siswa

tersebut, maka peneliti tertarik untuk mengadakan tindakan pembelajaran untuk membantu

meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas V SD Kanisius Cungkup Salatiga dengan

Page 15: MENGOPTIMALKAN BARANG BEKAS SEBAGAI MEDIA … · PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE COURSE REVIEW HORAY DENGAN MENGOPTIMALKAN BARANG BEKAS SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN

15

menerapkan model kooperatif tipe Course Review Horay dengan mengoptimalkan barang

bekas sebagai media pembelajaran dengan pokok bahasan tentang bangun ruang.

Siklus I

Tahap Pelaksanaan Tindakan Siklus I

Pelaksanaan tindakan pada siklus I terdiri dari dua pertemuan dengan tahapan

kegiatan pembelajaran yang sama, hanya saja disetiap pertemuan beda indikator. Dan diakhir

pertemuan atau pertemuan kedua pada siklus I akan diberikan lembar evaluasi untuk

mengukur hasil belajar siswa.

Pertemuan I

Pertemuan pertama ini dilaksanakan pada hari selasa tanggal 3 Mei 2016 dengan

kompetensi dasar mengidentifikasi sifat-sifat bangun ruang. Pada pertemuan pertama ini

terdapat tiga indikator pembelajaran yaitu menyebutkan macam-macam banguun ruang,

mengetahui bentuk-bentuk bangun ruang kubus, balok dan prisma tegak, dan memahami

sifat-sifat bangun ruang kubus, balok dan prisma tegak. Berikut ini adalah langkah-langkah

kegiatan pelaksanaan pembelajaran pada siklus I pertemuan pertama:

a. Kegiatan awal

Pada awal pembelajaran guru menyapa siswa dengan selamat pagi kemudian

mengecek kehadiran siswa, memeriksa kesiapan siswa dalam mengikuti pembelajaran,

membuat kesepakatan dengan siswa mengenai aturan selama mengikuti proses belajar

mengajar di kelas, dan melakukan apersepsi dengan bertanya kepada siswa “sebutkan

benda-benda apa saja yang termasuk bangun ruang yang ada di dalam kelasmu?”, siswa

menjawab pertanyaan guru sambil menunjukan benda-benda yang berbentuk bangun

ruang. Setelah itu guru menyampai topik dan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.

b. Kegiatan inti

Pada kegiatan inti, guru menjelaskan atau menyampaikan materi pembelajaran dengan

melakukan tanya jawab kepada siswa sambil menunjukan media pembelajaran yang

terbuat dari barang bekas dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengamati

media barang bekas, setelah itu membagikan siswa kedalam kelompok-kelompok kecil,

kemudian memberikan instruksi kepada setiap kelompok tentang bagaimana cara kerja

maupun apa yang akan dikerjakan siswa didalam kelompok yaitu siswa diminta untuk

membuat kotak sesuai dengan yang diperlukan, kemudian setiap kelompok

mendengarkan atau memahami soal yang dibacakan guru secara acak tentang sifat-sifat

bangun ruang dan setelah itu siswa diberi waktu beberapa menit untuk menuliskan

jawaban didalam kotak sesuai dengan nomor soal yang disebutkan guru, setelah itu siswa

Page 16: MENGOPTIMALKAN BARANG BEKAS SEBAGAI MEDIA … · PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE COURSE REVIEW HORAY DENGAN MENGOPTIMALKAN BARANG BEKAS SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN

16

bersama dengan guru membahas kembali soal serta jawaban siswa dan bagi kelompok

yang menjawab benar diberi tanda (√) dan bagi kelompok yang menjawab salah diberi

tanda sialng (x), kemudian setelah itu siswa bersama guru menghitung skor yang

diperoleh setiap kelompok dan bagi kelompok yang banyak menjawab dengan benar

maka akan diberi reward dan wajib berteriak horay atau menyanyikan yel-yel yang

mereka sukai.

c. Kegiatan penutup

pada kegiatan penutup ini, guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk

menanyakan hal-hal yang belum mereka pahami, kemudian memberikan penguatan dan

bersama siswa membuat kesimpulan tentang materi bangun ruang yang telah mereka

pelajari dan setelah itu guru menginformasikan kepada siswa bahwa pembelajaran telah

selesai dan meminta siswa untuk mempelajari materi yang akan dipelajari pada

pertemuan selanjutnya.

Pertemuan II

Pertemuan kedua ini dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 4 Mei 2016 dengan

kompetensi dasar yang masih sama yaitu mengidentifikasi sifat-sifat bangun ruang. Pada

pertemuan ini terdapat dua indikator pembelajaran antara lain mengetahui bentuk-bentuk

bangun ruang limas dan tabung dan memahami sifat-sifat bangun ruang limas dan tabung.

Berikut ini adalah langkah-langkah kegiatan pembelajaran pada siklus I pertemuan kedua:

a. Kegiatan Awal

Pada awal pembelajaran guru menyapa siswa dengan selamat pagi, kemudian

mengecek kehadiran siswa dan setelah itu memeriksa kesiapan siswa dalam mengikuti

pembelajaran, kemudian guru mengingatkan kembali aturan kelas yang telah disepakati

pada pertemuan pertama dan kemudian melakukan apersepsi dengan mengulas kembali

materi yang sudah dipelajari sebelumnya, dan bertanya kepada siswa bangun ruang apa

saja yang belum kita pelajari?, kemudian siswa diminta untuk menjawab pertanyaan guru

dan setelah itu guru menyampaikan topik dan tujuan pembelajaran yang akan dicapai

pada pertemuan kedua.

b. Kegiatan Inti

Pada kegiatan ini, guru meminta kepada siswa untuk menyebutkan benda-benda apa

saja yang termasuk bangun ruang limas dan tabung yang ada di sekitar mereka, setelah

itu guru menjelaskan materi pembelajaran dengan melakukan tanya jawab dengan siswa

sambil menunjukan media pembelajaran dari barang bekasa yang berbentuk bangun

ruang limas dan tabung, siswa dibagikan kedalam kelompok-kelompok kecil, siswa

Page 17: MENGOPTIMALKAN BARANG BEKAS SEBAGAI MEDIA … · PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE COURSE REVIEW HORAY DENGAN MENGOPTIMALKAN BARANG BEKAS SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN

17

didalam kelompok mendengarkan intruksi yang disampaikan guru tentang apa saja yang

akan mereka lakukan didalam kelompok yaitu mereka akan membuat kotak sesuai

dengan yang mereka perlukan, setelah itu setiap anggota kelompok diminta untuk

mendengarkan dan memahami soal yang dibacakan guru secara acak tentang sifat-sifat

bangun ruang limas dan tabung kemudian guru memberikan waktu beberapa menit untuk

tiap kelompok menuliskan jawabannya didalam kotak, siswa bersama guru membahas

kembali soal serta jawaban siswa dan bagi kelompok yang menjawab benar diberi tanda

(√) dan bagi kelompok yang menjawab salah diberi tanda silang (x), kemudian guru

bersama siswa menghitung skor setiap kelompok dan bagi kelompok yang banyak

menjawab benar maka akan diberi reward dan wajib berteriak horay atau menyanyikan

yel-yel yang mereka sukai.

c. Kegiatan Penutup

Pada kegiatan ini, guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanyakan

hal-hal yang belum mereka pahami, kemudian guru bersama siswa meluruskan

kesalahpahaman, memberikan penguatan dan membuat kesimpulan tentang materi yang

sudah mereka pelajari, dan setelah itu guru memberikan lembar evaluasi atau tes kepada

siswa untuk mengukur sejauh mana siswa dapat memahami materi pembelajaran.

Paparan Hasil Belajar Siklus I

Hasil belajar pelaksanaan tindakan pada siklus I yang diperoleh siswa selama

mengikuti pelaksanaan pembelajaran model kooperatif tipe Course Review Horay dengan

mengoptimalkan barang bekas sebagai media pembelajara, pada mata pelajaran matematika

kelas V SD Kanisius Cungkup Salatiga dapat dilihat pada tabel 4.2 di bawah ini:

Tabel 4.2

Nilai Hasil Belajar Matematika Pada Siklus I Nilai Keterangan Jumlah Siswa Presentase

≥ 60 Tuntas 15 68%

< 60 Tidak Tuntas 7 32%

Jumlah 22 100%

Nilai maksimum 85

Nilai minimum 45

Rata-rata 65

Berdasarkan tabel distribusi perolehan nilai hasil belajar pada siklus I dapat diketahui

dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Course Review Horay dengan

mengoptimalkan barang bekas sebagai media pembelajaran, menunjukan adanya peningkatan

hasil belajar matematika dibandingkan dengan sebelum dilakukan tindakan. Dimana dari total

22 siswa yang dapat mencapai KKM (60) berjumlah 15 siswa (68 %) dengan nilai tertinggi

85, sedangkan 7 siswa (32 %) belum tuntas.

Page 18: MENGOPTIMALKAN BARANG BEKAS SEBAGAI MEDIA … · PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE COURSE REVIEW HORAY DENGAN MENGOPTIMALKAN BARANG BEKAS SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN

18

Perbandingan Hasil Belajar Pra Siklus Dan Siklus I

Berdasarkan pengamatan, setelah diadakan tindakan pada siklus I dengan menerapkan

model pembelajaran kooperatif tipe Course Review Horay dengan mengoptimalkan barang

bekas sebagai media pembelajaran, menunjukan bahwa terjadinya peningkatan hasil belajar

matematika siswa kelas V SD Kanisius Cungkup Salatiga. Hal ini disebabkan sebagian besar

siswa mulai tertarik dan merasa senang dalam mengikuti proses pembelajaran karena

pembelajaran di sajikan dalam bentuk permainan menjawab soal sehingga siswa tidak merasa

bosan dan selain itu materi pembelajaran juga di sajikan melalui benda-benda yang konkret

sehingga membantu siswa untuk memahami materi pembelajaran. Hal ini dapat di lihat dari

hasil belajar siswa pada siklus I, dimana siswa yang sudah mencapai KKM (60) lebih banyak

dibandingkan dengan pra siklus atau kondisi sebelum dilakukan tindakan penelitian

perbandingan ketuntasan hasil belajar siswa tersebut dapat disajikan dalam tabel

perbandingan hasil belajar antara pra siklus dan siklus I di bawah ini :

Tabel 4.3

Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar Pra Siklus dan Siklus I

Nilai keterangan

Pra Siklus Siklus I

Jumlah

Siswa Presentase

Jumlah

Siswa Presentase

≥ 60 Tuntas 10 45 % 15 68 %

< 60 Tidak Tuntas 12 55 % 7 32 %

Jumlah 22 100 % 22 100 %

Rata-rata 60 65

Nilai Maksimum 80 85

Nilai Minimum 42 45

Berdasarkan tabel perbandingan ketuntasan hasil belajar siswa di atas maka

dapat diketahui bahwa terjadi peningkatan ketuntasan hasil belajar siswa setelah

dilakukan tindakan pada siklus I dengan selisih 23 % dari pra siklus. Dimana pada pra

siklus jumlah siswa yang tuntas dalam pelajaran matematika sebanyak 10 siswa

(54%) dengan nilai tertinggi 80, namun setelah dilakukan tindakan siklus I jumlah

siswa yang tuntas menjadi meningkat sebanyak 15 siswa (68%) dengan nilai tertinggi

85. Selain itu, nilai rata-rata kelas juga mengalami peningkatan dari 60 pada pra siklus

menjadi 65 pada siklus I.

Siklus II

Tahap Pelaksanaan Tindakan Siklus II

Tahap pelaksanaan tindakan pada siklus II ini terdiri dari dua kali pertemuan dengan

langkah-langkah kegiatan pembelajaran yang sama yang terdiri dari kegiatan awal, inti dan

Page 19: MENGOPTIMALKAN BARANG BEKAS SEBAGAI MEDIA … · PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE COURSE REVIEW HORAY DENGAN MENGOPTIMALKAN BARANG BEKAS SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN

19

penutup dan dengan kompetensi dasar yang berbeda juga dengan siklus I. Dan pada akhir

pertemuan (pertemuan kedua) pada siklus II ini akan diberikan lembar evaluasi / tes untuk

mengukur hasil belajar yang diperoleh siswa selama mengikuti pembelajaran.

Pertemuan I

Pertemuan pertama ini dilaksanakan pada hari selasa tanggal 10 Mei 2016 dengan

kompetensi dasar menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan bangun datar dan bangun

ruang sederhana. Pada pertemuan pertama ini terdapat dua indikator pembelajaran yaitu

memahami rumus-rumus bangun ruang kubus dan balok dan menyelesaikan masalah yang

berkaitan dengan bangun ruang kubus dan balok. Adapun langkah-langkah kegiatan

pembelajaran pada pertemuan pertama siklus II adalah sebagai berikut :

a. Kegiaatan Awal

Pada awal pembelajaran, guru membuka pembelajaran dengan mengucapkan selamat

pagi kepada siswa, kemudian mengecek kehadiran siswa, memeriksa kesiapan siswa

dalam mengikuti pembelajaran, menegaskan kembali aturan yang telah disepakati

bersama pada pertemuan sebelumnya, kemudian melakukan apersepsi dengan mengulas

kembali materi pembelajaran pada pertemuan kedua sambil bertanya kepada siswa

“materi apa saja yang belum kita pelajari pada bangun ruang?”. Siswa diminta untuk

menjawab pertanyaan guru, kemudian setelah menyampaikan apersepsi, guru

menginformasikan topik serta tujuan pembelajaran yang akan dicapai.

b. Kegiatan Inti

Pada kegiatan ini, guru mengawali pembelajaran dengan bercerita sebagai pengantar

tentang seorang pak petani yang mempunyai sebuah kolam yang berbentuk balok siswa

dan guru bersama-sama mencari luas permukaan kolam pak petani, setelah itu guru

menjelaskan materi dengan melakukan tanya jawab dengan siswa sambil menunjukan

media pembelajaran dari barang bekas, dan bagi siswa yang menjawab benar maka akan

diberi gambar bintang sebagai reward, setelah itu guru membagikan siswa kedalam

kelompok-kelompok kecil, siswa didalam kelompok mendengarkan penjelasan atau

instruksi dari guru mengenai tugas yang akan mereka kerjakan, yaitu membuat kotak

sesuai dengan yang diperlukan, siswa mendengarkan dan memahami soal yang

dibacakan oleh guru secara acak tentang menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan

bangun ruang kubus dan balok, kemudian guru memberikan kesempatan beberapa menit

kepada siswa untuk menuliskan jawaban di dalam kotak sesuai dengan nomor soal yang

dibacakan guru, guru berkeliling untuk memantau setiap kegiatan siswa didalam

kelompok sambil membimbing kelompok yang memerlukan bantuan, setelah itu guru

Page 20: MENGOPTIMALKAN BARANG BEKAS SEBAGAI MEDIA … · PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE COURSE REVIEW HORAY DENGAN MENGOPTIMALKAN BARANG BEKAS SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN

20

bersama dengan siswa membahas kembali soal serta jawaban siswa dan bagi kelompok

yang banyak menjawab benar akan diberi gambar bintang sebagai reward dan wajib

berteriak horay atau menyanyikan yel-yel yang mereka sukai.

c. Kegiatan Penutup

Pada tahapan ini, guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang

materi yang belum mereka ketahui atau pahami, kemudian bersama dengan siswa

meluruskan kesalahpahaman serta membuat kesimpulan dari materi yang telah dipelajari

serta memberikan penguatan dan bertanya tentang bagaimana perasaan siswa setelah

mengikuti pembelajaran, dan setelah itu memberikan informasi mengenai pokok materi

yang akan dipelajari pada pertemuan selanjutnya dan meminta kepada siswa untuk

mempelajari dirumah masing-masing.

Pertemuan II

Pertemuan kedua ini dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 11 Mei 2016 dengan

kompetensi dasar menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan bangun datar dan bangun

ruang. Pada pertemuan ini terdapat dua indikator pembelajaran yaitu memahami rumus-

rumus bangun ruang limas dan prisma tegak dan menyelesaikan masalah yang berkaitan

dengan bangun ruang limas dan prisma tegak. Adapun langkah-langkah kegiatan

pembelajaran pada pertemuan kedua siklus II adalah sebagai berikut :

a. Kegiatan Awal

Pada awal pembelajaran, guru membuka pembelajaran dengan mengucapkan selamat

pagi kepada siswa, kemudian mengecek kehadiran serta kesiapan siswa dalam mengikuti

pembelajaran, menegaskan kembali aturan kelas yang telah disepakati bersama,

kemudian guru melakukan apersepsi dengan mengulas kembali materi yang telah

dipelajari pada pertemuan sebelumnya, dan bertanya kepada siswa “rumus-rumus apa

lagi yang belum kita pelajari pada bangun ruang?”, siswa menjawab pertanyaan guru dan

setelah itu guru menyampaikan topik serta tujuan pembelajaran yang akan dicapai.

b. Kegiatan Inti

Pada kegiatan ini, guru menyampaikan materi pembelajaran dengan mengoptimalkan

media pembelajaran yang terbuat dari barang bekas dan sambil bertanya jawab dengan

siswa dan bagi siswa yang menjawab pertanyaan guru dengan benar maka akan diberikan

gambar bintang sebagai reward. Hal ini bertujuan agar memotivasi siswa untuk lebih

aktif didalam kelas, kemudian memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya

tentang materi yang belum mereka pahami, dan setelah itu membagikan siswa kedalam

kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 4 sampai 5 siswa, siswa di dalam kelompok

Page 21: MENGOPTIMALKAN BARANG BEKAS SEBAGAI MEDIA … · PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE COURSE REVIEW HORAY DENGAN MENGOPTIMALKAN BARANG BEKAS SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN

21

mendengarkan penjelasan atau instruksi dari guru mengenai tugas yang akan dikerjakan

dalam kelompok, yaitu pertama-tama membuat kotak sesuai dengan kebutuhan,

kemudian siswa diminta untuk mendengarkan serta memahami soal yang dibacakan guru

secara acak dan siswa diberi waktu beberapa menit untuk diskusi dan menuliskan

jawaban didalam kotak yang telah mereka buat sesuai dengan nomor yang disebutkan

guru, kemudian guru berkeliling memantau kegiatan siswa di dalam kelompok serta

membimbing anggota kelompok yang memerlukan bantuan, setelah itu guru bersama

siswa membahas kembali soal serta jawaban siswa dan bagi kelompok yang banyak

menjawab dengan benar maka akan diberikan gambar bintang sebagai reward dan wajib

berteriak horay atau menyanyikan yel-yel yang mereka sukai.

c. Kegiatan Penutup

Sebelum kegiatan pembelajaran berakhir guru memberikan kesempatan kepada siswa

untuk menanyakan hal-hal yang belum mereka pahami, kemudian guru bersama siswa

meluruskan kesalahpahaman serta membuat kesimpulan dari materi yang telah dipelajari,

setelah itu guru memberikan lembar evaluasi kepada siswa untuk mengetahui hasil

belajar yang diperoleh setiap siswa setelah mengikuti proses pembelajaran dan kemudian

guru menginformasikan bahwa pembelajaran telah selesai.

Paparan Hasil Belajar Siklus II

Hasil belajar matematika yang diperoleh siswa setelah melaksanakan model

pembelajaran kooperatif tipe Course Review Horay dengan mengoptimalkan barang bekas

sebagai media pembelajaran pada silus II dengan KKM 60 dapat dilihat langsung pada tabel

4.4 dibawah ini :

Tabel 4.4

Nilai Hasil Belajar Matematika Pada Siklus II Nilai Keterangan Jumlah Siswa Presentase

≥ 60 Tuntas 21 95%

< 60 Tidak Tuntas 1 5%

Jumlah 22 100%

Nilai maksimum 90

Nilai minimum 50

Rata-rata 70

Berdasarkan tabel 4.4 di atas, dimana setelah menerapkan model pembelajaran

kooperatif tipe Course Review Horay dengan mengoptimalkan barang bekas sebagai media

pembelajaran pada siklus II menunjukan adanya peningkatan ketuntasan hasil belajar

matematika siswa kelas V SD Kanisius Cungkup Salatiga dari siklus sebelumnya. Dimana

diketahui dari total 22 siswa, hanya 1 siswa (5%) yang nilainya masih dibawah KKM (60),

Page 22: MENGOPTIMALKAN BARANG BEKAS SEBAGAI MEDIA … · PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE COURSE REVIEW HORAY DENGAN MENGOPTIMALKAN BARANG BEKAS SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN

22

sedangkan siswa yang sudah mencapai KKM (60) berjumlah 21 siswa (95%) dengan nilai

tertinggi 90. Selain itu nilai rata kelas juga mengalami peningkatan menjadi 70.

Perbandingan Hasil Belajar Matematika Pra Siklus, Siklus I Dan Siklus II

Berdasarkan hasil penelitian tindakan yang telah dilakukan, maka dapat diketahui

perbandingan hasil belajar siswa kelas V SD Kanisius Cungkup Salatiga pada mata pelajaran

matematika dari pra siklus, siklus I dan siklus II. Dimana perbandingan tersebut dapat dilihat

secara jelas pada tabel 4.5 dibawah ini :

Tabel 4.5

Perbandingan Hasil Belajar Matematika

Pra Siklus, Siklus I Dan Siklus II

Berdasarkan tabel 4.5 di atas dapat di ketahui bahwa adanya peningkatan ketuntasan

hasil belajar matematika siswa kelas V SD Kanisius Cungkup Salatiga dari pra siklus sampai

siklus II. Dimana pada Pra Siklus dari total 22 siswa terdapat 10 (45%) yang tuntas dengan

nilai tertinggi 80. Setelah dilakukan tindakan pada siklus I dengan menerapkan model

pembelajaran kooperatif tipe (CRH) Course Review Horay dengan mengoptimalkan barang

bekas sebagai media pembelajaran, jumlah siswa yang tuntas meningkat menjadi 15 (68%)

dengan nilai tertinggi 85. Dan setelah melanjutkan siklus II, jumlah siswa yang tuntas

kembali meningkat menjadi 21 siswa (95%) dengan nilai tertinggi 90. Selain ketuntasan hasil

belajar, rata-rata nilai siswa kelas V juga mengalami peningkatan dari 60 pada pra siklus

meningkat menjadi 65 pada siklus I dan meningkat kembali menjadi 70 pada siklus II.

Dengan demikian penelitian tindakan ini telah mencapai kriteria yang diharapkan karena

ketuntasan klasikal yang dicapai telah lebih dari 75%.

Pembahasan

Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, maka dapat diketahui jumlah siswa

yang tuntas atau yang sudah mencapai KKM (60) pada pelajaran matematika siswa kelas V

SD Kanisius Cungkup Salatiga. Dimana pada pra siklus dari total 22 siswa yang dapat

mencapai KKM 60 berjumlah 10 siswa (45%) dengan nilai tertinggi 80, setelah diberi

N

o Nilai

Pra Siklus Siklus I Siklus II

Jumlah

siswa

Persen

tase

Jumlah

Siswa

Presen

tase

Jumlah

Siswa

Presen

tase

1 Tuntas 10 45 % 15 68 % 21 95 %

2 Tidak

Tuntas

12 55 % 7 32 % 1 5 %

Jumlah 22 100% 22 100 % 22 100 %

Rata-rata 60 65 70

Nilai Tertinggi 80 85 90

Nilai Terendah 42 45 50

Page 23: MENGOPTIMALKAN BARANG BEKAS SEBAGAI MEDIA … · PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE COURSE REVIEW HORAY DENGAN MENGOPTIMALKAN BARANG BEKAS SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN

23

tindakan pada siklus I terjadi peningkatan jumlah ketuntasan siswa menjadi 15 siswa (68%)

dengan nilai tertinggi 85, dan setelah diberi tindakan pada siklus II, kembali terjadi

peningkatan jumlah ketuntasan siswa menjadi 21 siswa (95%) dengan nilai tertinggi 90.

Sedangkan siswa yang belum tuntas sebelum diberi tindakan (pra siklus) berjumlah 12 siswa

(55%). Setelah diberi tindakan pada siklus I, jumlah siswa yang belum tuntas berkurang

menjadi 7 siswa (32%), dan setelah diberi tindakan lagi pada siklus II, jumlah siswa yang

belum tuntas berkurang menjadi 1 siswa (5%). Selain itu nilai rata-rata siswa kelas V juga

memgalami peningkatan dari 60 pada pra siklus meningkat menjadi 65 pada siklus I, dan

mengalami peningkatan kembali setelah diadakan siklus II yaitu menjadi 70.

Walaupun peningkatan yang terjadi pada siklus II belum mencapai 100 %, dimana

dari total 22 siswa terdapat 1 siswa (5%) yang nilainya masih dibawah KKM (60), akan tetapi

peningkatan ini sudah dikatakan sudah optimal dan berhasil karena ketuntasan ini sudah

mencapai indikator keberhasilan yang telah ditetapkan yaitu 75 %.

Hipotesis dari penelitian ini terbukti bahwa hasil belajar matematika dapat

ditingkatkan melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Course Review Horay

dengan mengoptimalkan barang bekas sebagai media pembelajaran, dan melalui beberapa

tahapan atau sintaks pembelajaran Course Review Horay yaitu Guru menyampaikan

kompetensi yang ingin dicapai, guru menyajikan atau mendemonstrasikan materi sesuai topic

dengan tanya jawab, guru membagi siswa dalam kelompok-kelompok, untuk menguji

pemahaman, siswa diminta membuat kartu atau kotak sesuai dengan kebutuhan. kartu atau

kotak tersebut kemudian diisi dengan nomor yang ditentukan guru, guru membaca soal secara

acak dan siswa menuliskan jawabannya di dalam kartu atau kotak yang nomornya disebutkan

guru, setelah pembacaan soal dan jawaban siswa ditulis di dalam kartu atau kotak, guru dan

siswa mendiskusikan soal yang telah diberikan tadi, bagi pertanyaan yang dijawab benar,

siswa memberi tanda check list (√) dan langsung berteriak “hore!!” atau menyanyikan yel-

yelnya, nilai siswa dihitung dari jawaban yang benar dan yang banyak berteriak “hore!!”,

guru memberikan reward pada kelompok yang memperoleh nilai tertinggi atau yang paling

sering memperoleh “hore!!”. Ternyata dapat meningkatkan hasil belajar matematika pada

siswa kelas V SD Kanisius Cungkup Salatiga.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis data dan seluruh kegiatan pembelajaran yang telah

dilakukan selama penelitian tindakan kelas, maka dapat disimpulkan bahwa penerapan model

kooperatif tipe Course Review Horay dengan mengoptimalkan barang bekas sebagai media

pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar matematika pada siswa kelas V SD Kanisius

Page 24: MENGOPTIMALKAN BARANG BEKAS SEBAGAI MEDIA … · PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE COURSE REVIEW HORAY DENGAN MENGOPTIMALKAN BARANG BEKAS SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN

24

Cungkup Salatiga semester II tahun pelajaran 2015/2016. Hal ini dapat dilihat dari hasil

penelitian yang menunjukan adanya peningkatan hasil belajar yang terjadi dari setiap siklus.

Dimana pada pra siklus, siswa yang tuntas hanya 10 siswa (45%) dengan nilai tertinggi 80

meningkat menjadi 15 siswa (68%) yang tuntas dengan nilai tertinggi 85 dan pada siklus II

kembali meningkat menjadi 21 siswa (95%) yang tuntas dengan nilai tertinggi 90.

Saran

a. Bagi Sekolah

Peneliti mengharapkan kepada kepala sekolah selaku pimpinan untuk memberi

masukan dan memotivasi para guru untuk menerapkan model pembelajaran yang dapat

menguji pemahaman dan menyenangkan bagi siswa serta dapat menghadirkan benda-

benda konkrit dalam pembelajaran secara langsung, salah satunya dengan menerapkan

pembelajaran kooperatif tipe Course Review Horay dengan mengoptimalkan barang

bekas sebagai media pembelajaran pada mata pelajaran matematika maupun pelajaran

lainnya.

b. Bagi Guru

Dalam rangka meningkatkan kualitas pembelajaran didalam kelas, peneliti

mengharapkan kepada para guru SD untuk mengembangkan serta dapat menerapkan

pembelajaran kooperatif tipe Course Review Horay dengan media barang bekas untuk

meningkatkan hasil belajar siswa

c. Bagi Siswa

Setelah mengikuti pembelajaran kooperatif tipe Course Review Horay dengan media

pembelajaran dari barang bekas, siswa diharapkan dapat termotivasi dalam belajar,

terlibat aktif dalam pembelajaran dan lebih berani dalam bertanya dan menjawab

pertanyaan guru.

d. Bagi Peneliti lainnya

Diharapkan kepada peneliti selanjutnya untuk mengembangkan model pembelajaran

kooperatif tipe Course Review Horay dengan mengoptimalkan barang bekas sebagai

media pembelajaran sehingga pembelajaran menjadi lebih menarik dan dapat mengatasi

hasil belajar siswa terutama dalam mata pelajaran matematika.

Page 25: MENGOPTIMALKAN BARANG BEKAS SEBAGAI MEDIA … · PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE COURSE REVIEW HORAY DENGAN MENGOPTIMALKAN BARANG BEKAS SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN

25

DAFTAR PUSTAKA

Arsyad, A. (2011). Media Pembelajaran. Jakarta: Rajawali pers.

Baharuddin, & Wahyuni, N. E. (2015). Teori Belajar & Pembelajaran. Yogyakarta: AR-

RUZZ MEDIA.

Fitriani, S. (2013). Penerapan Model Pembelajaran Course Review Horay Untuk

Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas III SDN Winong I Kecamatan

Pati Kabupaten Pati Semester I Tahun Pelajaran 2013/2014. Skripsi. FKIP UKSW.

Hamzah, A. & Muhlisrarini. (2014). Perencaanan dan Strategi Pembelajaran Matematika.

Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Huda, M. (2015). Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Iskandar, A. (2006). Daur Ulang Sampah. Jakarta : Azka Mulia Media.

Rusman. (2012). Balajar dan Pembelajaran Berbasis Komputer Mengembangkan

Profesionalisme Guru Abad 21. Bandung: Alfabeta.

Sudjana, N. (2016). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung:Remaja Rosdakarya.

Suprijono, A. (2015). Cooperative Learning Teori & Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta: Pustaka

Pelajar.

Susanto, A. (2013). Teori Belajar & Pembelajaran Di Sekolah Dasar. Jakarta:

PRENADAMEDIA GROUP.

Turmudi. (2008). Landasan Filsafat dan Teori Pembelajaran Matematika (Berparadigma

Eksploratif dan investigatif). Jakarta: Leuser Cipta Pustaka.

Wahyudi, & Budiono, I. (2012). Pemecah Masalah Matematika. Salatiga: Widya Sari Press.