Membentuk Keluarga Bahagia Yang Sakinah , Mawadah , & Warohmah

24
Membentuk Keluarga Bahagia Yang Sakinah , Mawadah , Warohmah | 1 M a k a l a h Disusun Untuk Memenuhi Tugas Pengetahuan Agama Islam Semester 2 OLEH : Agam Surya Rizaldi 31601 300 722 PROGAM TEKNIK INDUSTRI ( A ) UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG 2 0 1 4

Transcript of Membentuk Keluarga Bahagia Yang Sakinah , Mawadah , & Warohmah

Page 1: Membentuk Keluarga Bahagia Yang  Sakinah , Mawadah , & Warohmah

Membentuk Keluarga Bahagia Yang Sakinah , Mawadah , Warohmah | 1

M a k a l a h

Disusun Untuk Memenuhi

Tugas Pengetahuan Agama Islam Semester 2

OLEH :

Agam Surya Rizaldi 31601 300 722

PROGAM TEKNIK INDUSTRI ( A )

UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG

2 0 1 4

Page 2: Membentuk Keluarga Bahagia Yang  Sakinah , Mawadah , & Warohmah

Membentuk Keluarga Bahagia Yang Sakinah , Mawadah , Warohmah | 2

KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat dan RahmatNyalah sehingga

Makalah ini dapat diselesaikan dengan baik dan lancar,Makalah ini disusun agar pe mbaca dapat

memperluas ilmu , di dalam penyusunan tugas ini tidak sedikit hambatan dan rintangan yang

dihadapi, namun dengan bantuan, bimbingan, dorongan dan petunjuk berbagai pihak, akhinya semua

hambatan dan rintangan tersebut dapat teratasi . Oleh karena itu dalam kesempatan ini penyusun

ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada :

1. Bapak AN Zaenudin S Ag. MM, selaku dosen pengajar mata kuliah “ Pendidikan Agama

Islam 2 “ yang telah memberikan arahan atau bimbingan hingga kami bisa menyusunan

makalah ini.

2. Secara khusus penulis menyampaikan terima kasih kepada keluarga tercinta yang telah

memberikan dorongan dan bantuan serta pengertian yang besar kepada penulis, baik selama

mengikuti perkuliahan maupun dalam menyelesaikan makalah ini

3. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu penulisan

makalah ini.

Kami sadari bahwa apa yang ditulis dalam Makalah ini masih jauh dari apa yang diharapkan,

oleh sebab itu kami mohon adanya keritik dan saran dalam rangka perbaikan/ penyempurnaan

dimasa yang akan datang.

Demikan penyusunan tugas ini dan semoga Allah SWT.Memberikan kekuatan kepada kami.

Semarang 10Juni 2014

Page 3: Membentuk Keluarga Bahagia Yang  Sakinah , Mawadah , & Warohmah

Membentuk Keluarga Bahagia Yang Sakinah , Mawadah , Warohmah | 3

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkawinan atau pernikahan merupakan sunatullah yang berlaku bagisemua makhluk Allah swt, termasuk

manusia. Di dalam ajaran Islam perkawinan merupakan salah satu sunnah Rasulullah saw yang harus kita

laksanakan sebagai salah satu kebutuhan biologis manusia untuk hidup bersama, saling menyayangi, saling

mengasihi dan saling mencintai. Allah swt berfirman dalam Al-Qur’an surat Yaasin ayat 36, yang artinya

“Maha suci (Allah) yang telah menciptakan semuanya berpasang-pasangan, baik dari apa yang ditumbuhkan

oleh bumi dan dari diri mereka sendiri, maupun dari apa yang tidak mereka ketahui” (QS. 36:36). Kemudian

dalam surat Al Hujarat ayat 13, Allah swt berfirman, yang artinya “Hai Manusia, sesungguhnya Kami telah

menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-

bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di sisi Allah ialah

orang yang paling bertaqwa, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha teliti” (QS: 49:13). Rasulullah

saw dengan tegas menyatakan bahwa orang-orang yang tidak mau menikah, padahal sudah mampu menurut

syari’at Islam untuk melaksanakan pernikahan maka orang tersebut bukan termasuk dari golongan umat Nabi

Muhammad saw, sebagaimana beliau bersabda, yang artinya

“Nikah itu adalah sunnahku, maka barang siapa yang membenci sunnahku(tidak mau menikah), maka

bukanlah mereka termasuk dalam golonganku” (Hadits Riwayat Bukhari dan Muslim).

Di dalam Al-Qur’an Allah menyatakan bahwa perkawinan merupakan salah satu kebesaran Allah dan

sekaligus merupakan karunia Allah yang wajib di syukuri dengan cara memelihara dan menjaga kelestarian,

ketenangan dan keharmonisan serta berupaya memupuk dan menumbuh kembangkan cinta dan kasih sayang

dalam keluarga, sebagaimana firman Allah dalam surat Ar-Rum ayat 21, yang artinya “Dan diantara tanda-

tanda kebesaran-Nya ialahDia menciptakan pasang-pasangan (jodoh-jodoh) untukmu dari jenismu sendiri,

agar kamu cendrung dan merasa tentram kepadanya, dan Dia menjadikan diantaramu rasa kasih dan sayang.

Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang

berfikir” (QS:30:21).

Di dalam Undang-Undang Nomor I Tahun 1974 Pasal 1, dinyatakan bahwa “Perkawinan ialah ikatan lahir

bathin antara seorang pria dan seorang wanita sebagai suami isteri dengan tujuan membentuk keluarga

(Rumah Tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa”. Undang-Undang

Perkawinan ini memberikan pengertian kepada kita bahwa sebuah keluarga (Rumah Tangga) haruslah

terbentuk dari niat yangikhlas yang diikat dengan perjanjian suci (Miitsaaqan Ghalidzan) sehingga cita- cita

untuk terwujudnya keluarga sejahtera dan bahagia itu akan tercapai.

Page 4: Membentuk Keluarga Bahagia Yang  Sakinah , Mawadah , & Warohmah

Membentuk Keluarga Bahagia Yang Sakinah , Mawadah , Warohmah | 4

Inilah tujuan yang ensensial dan mulia dari sebuah perkawinan dan sebuah keluarga, sebagaimana yang

tercantum dalam Kompilasi Hukum Islam diIndonesia, dimana memberikan ketegasan bahwa “Perkawinan

bertujuanuntuk mewujudkan kehidupan rumah tanggga yang Sakinah, Mawaddah dan Rahmah”. Keluarga

Sakinah akan melahirkan generasi yang berkualitas, beriman, bertaqwa dan berakhlak mulia sekaligus sebagai

upaya untuk meningkatkan ketahanan keluarga. Inilah yang diingatkan Allah kepada kita dalam Al-Qur’an

surat An Nisak ayat 9, yang artinya “Dan hendaklah takut kepada Allah orang- orang yang seandainya

meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah (tidak berkualitas), yang mereka khawatir terhadap

(kesejahteraan) mereka. oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka

mengucapkan perkataan yang benar. (Q.S:4:9)

Oleh karena itu dalm makalh ini akan dibahas secara lebih terperinci bagaimana membentuk keluarga bahagia

yang sakinah , mawadah warohmah , yang islami ..

1.2 Rumusan Masalah

Pengertian Keluarga islami

Hal – hal yang mempengaruhi kehidupan keluarga dalam sudut pandang islam islam

1.3 Tujuan Penulisan

Mengetahui pengertian keluarga islami

Mengetahui hal – hal yang mempengaruhi kehidupan keluarga dalam sudut pandang islam

1.4 Manfaat Penulisan

Manfaat penelitian terbagi menjadi dua yakni bagi para penulis dan para pembaca

Bagi penulis :

Penulis dapat memperoleh data ataupun pembahasan tentang pengertian keluarga secara

islami .

Mendapatkan informasi atau cara membuat kelurga bahagia yang sakinah mawadah dan

warohmah .

Bagi pembaca :

Pembaca dapat memperoleh informasi tentang pengertian keluarga secara islami

Mendapatkan solusii atau cara untuk membentuk keluarga bahagia yang sakinah , mawadah

dan warohmah .

Page 5: Membentuk Keluarga Bahagia Yang  Sakinah , Mawadah , & Warohmah

Membentuk Keluarga Bahagia Yang Sakinah , Mawadah , Warohmah | 5

BAB 2

PEMBAHASAN

MODEL KELUARGA BAHAGIA ISLAM

Dalam membincangkan pembangunan sebuah keluarga yang bahagia, beberapa elemen yang terpilih mesti

dipraktikkan seperti mana yang telah diperlihatkan dalam contoh kehidupan berkeluarga oleh Rasulullah SAW

dan juga para Sahabat. Antara elemen-elemen penggerak kepada pembinaan sebuah keluarga bahagia menurut

Islam adalah seperti di bawah:

Iman

Dalam membincangkan mengenai keluarga bahagia, Allah SWT telah menekankan kepentingan memelihara

keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT dan Rasulullah SAW sebagai inspirasi utama dalam menjaga

perhubungan antara manusia termasuklah keluarga. Firman Allah SWT:

Page 6: Membentuk Keluarga Bahagia Yang  Sakinah , Mawadah , & Warohmah

Membentuk Keluarga Bahagia Yang Sakinah , Mawadah , Warohmah | 6

Maksudnya: “Wahai sekalian manusia! Bertaqwalah kepada Tuhan kamu yang telah menjadikan kamu

(bermula) dari diri yang satu (Adam) dan yang menjadikan daripada (Adam) itu pasangannya (isterinya-

Hawa) dan juga yang membiakkan dari keduanya -zuriat keturunan- lelaki dan perempuan yang ramai.Dan

bertaqwalah kepada Allah yang kamu selalu meminta dengan menyebut-nyebut namaNya, serta peliharalah

hubungan (silaturahim) kaum kerabat”. Surah al-Nisa’ (4): 1

Akidah

Selanjutnya, kekuatan iman bergantung kepada keutuhan akidah dalam diri setiap Muslim termasuklah suami

dan isteri iaitu dengan mendalami bab akidah yang berasaskan kepercayaan dan keyakinan yang kukuh

tentang kewujudan Allah SWT berlandaskan al-Quran dan al-Sunnah di samping menjauhkan diri daripada

mensyirikkan Allah serta sifat-sifat kesempurnaanNya. Berdasarkan dalil naqli yang menggunakan al-Quran

dan hadis serta dalil aqli yang bersandarkan kepada akal. Firman Allah SWT:

Maksudnya: “Sesungguhnya Kami telah mengutuskan Nabi Nuh kepada kaumnya, lalu berkatalah ia: “Wahai

kaumku!Sembahlah kamu akan Allah, (sebenarnya) tidak ada Tuhan bagi kamu selain daripadanya”. Surah

al-A‘raf (7): 59

Ilmu

Selain akidah, ilmu pengetahuan yang mendalam juga menjadi jaminan utama bagi pembangunan bangsa yang

kuat dan dihormati kerana melaluinya manusia akan mendapatkan kemuliaan, kehormatan, ketenangan dan

kebahagiaan di dunia dan ganjaran di akhirat. Ilmu pengetahuan merupakan prasyarat terpenting dalam

mendapatkan nilai kebahagiaan kerana setiap perkara di dunia ini mestilah disandarkan kepada ilmu seperti

iman dan perkara keagamaan, ekonomi, politik, sosial dan perpaduan. Justeru orang Islam yang berilmu

Page 7: Membentuk Keluarga Bahagia Yang  Sakinah , Mawadah , & Warohmah

Membentuk Keluarga Bahagia Yang Sakinah , Mawadah , Warohmah | 7

haruslah bertindak sesuai dengan ilmunya dalam proses bertaqwa kepada Allah SWT sebagaimana disifatkan

dalam al-Quran:

Maksudnya: “Dan demikian pula di antara manusia dan binatang-binatang yang melata serta binatang-

binatang ternak, ada yang berlainan jenis dan warnanya? Sebenarnya yang menaruh bimbang dan takut

(melanggar perintah) Allah dari kalangan hamba-hambaNya hanyalah orang-orang yang berilmu.

Sesungguhnya Allah Maha Kuasa, lagi Maha Pengampun”. Surah al-Fatir (35): 28

Amal

Prasyarat kesejahteraan semestinya digandingkan dengan penyepaduan iman dan amal.Orang Islam mestilah

mengamalkan segala aktiviti menjurus kepada pelaksanaaan tugas sebagai khalifah Allah.Segala cabang amal

termasuklah niat, akhlak, sosial, amanah dan keselamatan fizikal. Firman Allah SWT:

Maksudnya: “Sesiapa yang beramal soleh daripada lelaki atau perempuan, sedang ia beriman, maka

sesungguhnya Kami akan menghidupkan dia dengan kehidupan yang baik dan sesungguhnya Kami akan

membalas mereka dengan memberikan pahala yang lebih dari apa yang mereka telah kerjakan”.

Surah al-Nahl (16): 97

Niat

Menurut al-Qaradawi, niat membawa maksud kemahuan yang tertuju terhadap perbuatan demi mengharapkan

keredaan Allah dan mematuhi peraturanNya.Ianya merupakan perbuatan hati semata namun sebagai seorang

Muslim, niat adalah dilihat sebagai perkara yang wajib dan menjadi rukun dalam ibadah-ibadah tertentu

seperti di dalam solat, wuduk, puasa, nikah dan perceraian. Dalam pembinaan sebuah keluarga yang

cemerlang, asas utama pembentukan keluarga Muslim adalah berdasarkan kepada objektif dan matlamat yang

Page 8: Membentuk Keluarga Bahagia Yang  Sakinah , Mawadah , & Warohmah

Membentuk Keluarga Bahagia Yang Sakinah , Mawadah , Warohmah | 8

penting seperti memenuhi tuntutan naluri manusia yang asasi, mewujudkan ketenteraman dan ketenangan jiwa

dan ruh, menegakkan rumahtangga yangbahagia, melahirkan zuriat dan keturunan yang soleh dan solehah.

Firman Allah SWT:

Maksudnya: “Wahai orang-orang yang beriman, sahut dan sambutlah seruan Allah dan seruan RasulNya

apabila ia menyeru kamu kepada perkara-perkara yang menjadikan kamu hidup sempurna. Dan etahuilah

bahawa sesungguhnya Allah berkuasa mengubah atau menyekat di antara seseorang itu dengan (pekerjaan)

hatinya, dan sesungguhnya kepadaNyalah kamu akan dihimpunkan.”Surah al-Anfal (8): 24

Akhlak

Pendidikan akhlak dalam keluarga sangat penting dilaksanakan agar tercipta generasi muda yang erakhlak

mulia (al-akhlaq al-karimah). Dalam mendapatkan sebuah keluarga yang harmoni, al-Farabi menjelaskan

bahawa ia mestilah seiring dengan akhlak yang mulia dan amalan yang baik maka lahirlah sifat eutamaan dan

terpuji iaitu (al-fada’il al-khuluqiyyah) seperti kesederhanaan (wasatiah), keadilan (‘adalah), ebenaran (al-

haq), budi bahasa (al-akhlaq), penghormatan diri (tahrim nafs) dan kebaikan (al-khayr). Kesemua akhlak

mulia ini akan menjadi faktor penentu kejayaan dan kebahagiaan hidup manusia. Firman Allah SWT:

Maksudnya: “Demi sesungguhnya, adalah bagi kamu pada diri Rasulullah itu contoh ikutan yang baik, iaitu

bagi orang yang sentiasa mengharapkan (keredaan) Allah dan (balasan baik) hari akhirat, serta ia pula

menyebut dan mengingati Allah banyak-banyak (dalam masa susah dan senang)”.Surah al-Ahzab (33): 21

Sosial

Perkahwinan menjadikan hubungan kemanusiaan lebih meluas dan tidak terbatas pada kelompok yang kecil

sahaja. Islam menganjurkan perkahwinan dengan individu yang tidak mempunyai tali persaudaraan bagi

membolehkan manusia saling berkenal-kenalan antara satu sama lain. Pembentukan keluarga juga diasaskan

atas dasar husn al-mu‘asharah ataupun al-mu‘asharah bi al-ma‘ruf iaitu pergaulan yang baik sesama suami

dan isteri serta ahli keluarga yang lain. Maksud baik di sini ialah pergaulan dan hidup bersama dengan baik

Page 9: Membentuk Keluarga Bahagia Yang  Sakinah , Mawadah , & Warohmah

Membentuk Keluarga Bahagia Yang Sakinah , Mawadah , Warohmah | 9

dan diredhai Allah.Sesuatu itu tidak dikatakan baik (ma‘ruf) melainkan ianya baik dan diredhai Allah serta

jauh dari kemungkaran, kemaksiatan dan penganiyaan.Hubungan jaringan sosial yang kuat diperlukan sebagai

pemangkin kepada keluarga bahagia termasuklah komuniti masyarakat, ahli keluarga, anak-anak yang

berasaskan kepada hubungan baik sesama manusia. Firman Allah SWT:

Maksudnya: “Dan Kami wajibkan manusia berbuat baik kepada kedua ibu bapanya, ibunya telah

mengandungnya dengan menanggung susah payah dan telah melahirkannya dengan menanggung susah payah.

Sedang tempoh .mengandungnya berserta dengan tempoh menceraikan susunya ialah da lam masa tiga puluh

bulan” Surah al-Ahqaf (46): 15

Amanah

Islam menekankan tentang pentingnya amanah dalam menunaikan kewajipan dan tanggungjawab

rumahtangga. Islam mengadakan pembahagian tugas antara suami isteri agar segala keperluan rumahtangga

terlaksana dengan baik, teratur dan sempurna tanpa melebihkan mana-mana pihak terhadap yang lain. Islam

telah membahagikan tanggungjawab tersebut kepada tiga bahagian antaranya tugas suami terhadap isteri,

tugas isteri terhadap suami dan tugas ibu bapa terhadap anak-anak seperti pemberian nafkah, bimbingan

agama, taat dan menjaga harta, kehormatan suami, mengasuh dan memberi didikan agama yang sempurna

kepada anak-anak. Allah menyebut dalam firmanNya:

Maksudnya: “Kaum lelaki itu adalah pemimpin dan pengawal yang bertanggungjawab terhadap kaum

perempuan, oleh kerana Allah telah melebihkan orang-orang lelaki (dengan beberapa keistimewaan) atas

orang-orang perempuan dan juga kerana orang-orang lelaki telah membelanjakan (memberi nafkah)

sebahagian dari harta mereka. Maka perempuan-perempuan yang soleh itu ialah yang taat (kepada Allah dan

suaminya) dan yang memelihara (kehormatan dirinya dan apa jua yang wajib dipelihara) ketika suami tidak

hadir bersama, dengan pemuliharaan Allah dan pertolonganNya”.Surah al-Nisa’ (4): 38

Page 10: Membentuk Keluarga Bahagia Yang  Sakinah , Mawadah , & Warohmah

Membentuk Keluarga Bahagia Yang Sakinah , Mawadah , Warohmah | 10

Keselamatan Fizikal dan Ekonomi

Dalam Islam, soal kesihatan adalah penting. Bagi mencapai kesejahteraan individu, keselamatan fizikal,

kesihatan mental dan keelokan spiritual adalah sesuatu elemen yang menjadi sumber kekuatan.Islam

meletakkan kesemua aspek tersebut pada kedudukan tertinggi kerana dengan memelihara kesihatan fizikal dan

spritual dapat membentuk keluarga yang mempunyai nilai kesihatan moral, fizikal, mental, psikologi, rohani

dan material yang menyeluruh. Kesihatan ditakrifkan sebagai tidak menghadapi sebarang penyakitsama ada

daripada aspek moral atau fizikal, mendatangkan kebaikan sama ada kepada setiap individu yang berada di

dalamnya, berjalan lancar dan diterima oleh semua pihak. Firman Allah SWT yang menyuruh manusia ke arah

menjaga kesihatan tubuh

Maksudnya: “Dan belanjakanlah (apa yang ada pada kamu) kerana (menegakkan) agama Allah, dan

janganlah kamu sengaja mencampakkan diri kamu ke dalam bahaya kebinasaan (dengan bersikap bakhil); dan

baikilah (dengan sebaik-baiknya segala usaha dan) perbuatan kamu kerana sesungguhnya Allah mengasihi

orang-orang yang berusaha memperbaiki amalannya”.Surah al-Baqarah (2): 195:

Aspek keselamatan ekonomi dan kebebasan hak pada diri adalah berkait rapat dengan kecukupan pendapatan

dan kekukuhan sistem ekonomi.Perkara ini sekaligus turut mempengaruhi kelangsungan harta dan

berpengaruh besar kepada ketenangan dan kebahagiaan hidup.Selain itu, pengurusan dan pembahagian

kekayaan, pendapatan dan pengurusan hutang adalah penting dan perlu dititikberatkan hingga terlepas

daripada ketidakcukupan yang boleh menganggu kesejahteraan keluarga.Justeru perkara yang menggalakkan

kesejahteraan dan kebahagiaan keluarga .adalah memenuhi asas-asas penting kehidupan berkeluarga seperti

pendapatan yang stabil, ekonomi yang kukuh, tempat penginapan yang sejahtera, pendidikan dan sokongan

keluarga.

Bentuk Keluarga Bahagia dalam Islam

Justru daripada penyatupaduan dua cabang utama dalam kehidupan iaitu iman dan amal, pastinya akan

melahirkan pelbagai perasaan yang damai dan bahagia dalam diri dan keluarga setiap individu muslim.

Perasaan damai dan bahagia ini boleh dibahagikan kepada tiga unsur asas iaitu:

Al-Sakinah

Al-Sakinah yang membawa maksud ketenangan, ketenteraman, kedamaian jiwa yang difahami dengan

suasana damai yang melingkupi rumahtangga di mana suami isteri yang menjalankan perintah Allah SWT

dengan tekun, saling menghormati dan saling toleransi. Dalam al-Quran ia disebutkan sebanyak enam kali

Page 11: Membentuk Keluarga Bahagia Yang  Sakinah , Mawadah , & Warohmah

Membentuk Keluarga Bahagia Yang Sakinah , Mawadah , Warohmah | 11

serta dijelaskan bahawa sakinah itu telah didatangkan oleh Allah SWT ke dalam hati para Nabi dan orang-

orang yang beriman. Daripada suasana tenang (al-sakinah) tersebut akan muncul rasa saling mengasihi dan

menyayangi (al-mawaddah), sehingga rasa bertanggungjawab kedua belah pihak semakin tinggi. Firman Allah

SWT:

Maksudnya: “Tuhan yang membuka jalan kemenangan itu) Dia lah yang menurunkan semangat tenang

tenteram ke dalam hati orang-orang yang beriman (semasa mereka meradang terhadap angkara musuh) supaya

mereka bertambah iman dan yakin berserta dengan iman dankeyakinan mereka yang sedia ada pada hal Allah

menguasai tentera langit dan bumi (untuk menolong mereka) dan Allah adalah Maha Mengetahui, lagi Maha

Bijaksana”.Surah al-Fath (48): 4

Al-Mawaddah (Kasih Sayang)

Al-Mawaddah ditafsirkan sebagai perasaan cinta dan kasih sayang antara suami isteri yang melahirkan

kesenian, keikhlasan dan saling hormat menghormati antara suami isteri dan semua ini akan melahirkan

kebahagiaan dalam rumahtangga. Melalui al-mawaddah, pasangan suami isteri dan ahli keluarga akan

mencerminkan sikap lindung melindungi dan tolong menolong. Sikap ini akan menguatkan lagi hubungan

silaturahim di antara keluarga dan masyarakat luar. Bagi pasangan campur, al-mawaddah ini tidak hanya

terhad kepada suami dan isteri, ibu bapa dan anak-anak, tetapi juga dengan seluruh keluarga dan masyarakat.

Firman Allah yang menggesa anak-anak mengasihani dan berbakti kepada kedua ibu bapa. Antaranya firman

Allah dalam al-Quran:

Maksudnya: “Ya Tuhanku, tunjukilah aku untuk mensyukuri nikmat Engkau yang telah Engkau berikan

kepadaku dan kepada ibu bapaku dan supaya Aku dapat berbuat amal yang soleh yang Engkau redhai berilah

kebaikan kepadaku dengan (memberi kebaikan) kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertaubat kepada

Engkau dan sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri”. Surah al-Ahqaf (46): 15

Page 12: Membentuk Keluarga Bahagia Yang  Sakinah , Mawadah , & Warohmah

Membentuk Keluarga Bahagia Yang Sakinah , Mawadah , Warohmah | 12

Al-Rahmah (Belas Kasihan)

Al-Rahmah dimaksudkan dengan perasaan belas kasihan, toleransi, lemah-lembut yang selalunya diikuti oleh

ketinggian budi pekerti dan akhlak yang mulia. Tanpa kasih sayang dan perasaan belas kasihan, sebuah

keluarga ataupun perkahwinan itu akan tergugat dan boleh membawa kepada kehancuran. Kebahagiaan amat

mustahil untuk dicapai tanpa adanya rasa belas kasihan antara individu keluarga. Allah SWT berfirman:

Maksudnya: “Dan di antara tanda-tanda kekuasaanNyaialah dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari

jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikanNya di antaramu rasa

kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang

berfikir”.Surah al-Rum (30): 21

Oleh yang demikian, tidak ada satu prinsip yang lebih mantap mengenai pergaulan hidup dan perhubungan

bersuami isteri selain daripada apa yang tersurat dan tersirat dalam ayat al-Quran di atas. Menurut Prof. Dr

Hamka, rahmah lebih tinggi kedudukannya daripada mawaddah sebab ia kasih mesra di antara suami isteri

yang bukan lagi berasaskan keinginan syahwat, sebaliknya rasa kasih sayang murni yang tumbuh dari jiwa

yang paling dalam sehingga suami isteri merasakan kebahagiaan yang tidak bertepi dan ketenangan yang tidak

berbatas.

Asas pembinaan sesebuah perkahwinan adalah untuk keluhuran dan ketenteraman hidup (al-sakinah)

sekaligus sebagai pembentukan sebuah masyarakat yang harmoni. Keharmonian masyarakat umumnya

bermula daripada institusi keluarga yang mampu mewujudkan ketenangan dan kemantapan hidup bersama

berasaskan kepada hubungan baik dan rasa kasih sayang antara satu sama lain. Dengan erti kata lain

masyarakat yang harmoni mestilah terbina dari institusi keluarga yang bahagia dan harmoni. Oleh yang

demikian, adalah penting teori kebahagiaan keluarga difahami dan diaplikasi secara menyeluruh agar keluarga

yang dibina mencapai keredaan dan keberkatan di dunia dan akhirat .

Definisi Kebahagiaan Menurut al -Farab i, al -Ghaz alidan Ibn Maskawa askawaaskawayh

Al-Farabi adalah ilmuwan dan filsuf Islam yang berasal dari Farab, Kazakhstan ,Kupasan kebahagiaan terbahagi

kepada bidang falsafah, tasawwuf dan syariah. Menurut al-Farabi (870M-950M), kebahagiaan

merupakan suatu yang dirindui oleh setiap orang kerana ia merupakan kebaikan paling besar di antara segala

kebaikan yang ada. Namun, dalam menemukan bahagia, sebuah keluarga memerlukan seorang pemimpin

terbaik.Beliau menggandingkan konsep negara yang baik dengan konsep bahagia kerana tujuan manusia

menjalani hidupnya adalah untuk meraih kebahagiaan. Seterusnya al-Farabi menyatakan sesuatu perbuatan

Page 13: Membentuk Keluarga Bahagia Yang  Sakinah , Mawadah , & Warohmah

Membentuk Keluarga Bahagia Yang Sakinah , Mawadah , Warohmah | 13

yang berlandaskan niat (iradiyyah) secara sedar dan terancang yang membawa manfaat untuk mencapai

kebahagiaan ditakrifkan sebagai satu amalan yang baik dan terpuji (al-fada’il). Jelas

pandangan al-Farabi di atas membawa maksud apa saja perbuatan yang baik dalam keluarga dan rumah

tangga seperti menunaikan tanggungjawab suami dan isteri dengan niat untuk mencapai kebahagiaan adalah

sesuatu yang mulia dan terpuji. Al-Farabi juga telah mengaitkan secara rapat jiwa manusia (al-nafs al-

insaniyyah) dengan kebahagiaan. Justeru, al- Farabi menjelaskan pembahagian jiwa manusia melalui lima

fakulti iaitu tenaga makan (al-quwwah al-ghaziyah), tenaga Model Keluarga Bahagia Menurut Islam perasaan

(al-quwwah al-hassah), tenaga ingatan (al-quwwah

al-mutakhayyilah), tenaga berfikir (al-quwwah al-natiqah) dan tenaga kemahuan (al-quwwah al-nuzu‘iyyah).

Kesemua cabang-cabang ini menurut al-Farabi adalah kesempurnaan pertama (kamal al-’awwal) yang harus

dilakukan oleh manusia dalam memperolehi kebahagiaan. Jiwa akan menjaga kesemua fakulti tersebut maka

manusia akan cenderung melaksanakan sifat keutamaan dan terpuji (al-fada’il al-khuluqiyyah),

kesederhanaan (wasatiyyah), keadilan (‘adalah), kebenaran (al-haq), budi bahasa (akhlaq), penghormatan diri

(tahrim nafs) dan kebaikan (al-khayr). Secara keseluruhannya, al-Farabi membahaskan hidup yang bahagia

dan aman harus mengamalkan nilai-nilai keinsanan dan kemanusiaan serta tingkah laku yang baik kerana

semua amalan tersebut berperanan dalam menentukan kebahagiaan di dunia dan akhirat. Seterusnya, al-

Farabi menjelaskan bahawa dalam memperoleh kebahagiaan di dunia dan akhirat, ianya berkait dengan jiwa

yang baik (al-fadilah) iaitu jiwa yang terlepas daripada ikatan kebendaan dan tuntutan hawa nafsu,

melaksanakan amanah dan janji, menunaikan tugas-tugas syarak dengan sempurna, menjauhkan dosa-dosa

besar, meninggalkan perkara yang diharamkan oleh Allah SWT dan lain-lain lagi. Oleh yang demikian jiwa

akan menjadi bahagia apabila manusia berjaya melaksanakan kesemua perkara yang mulia dan menjauhi

perkara yang dilarang . Imam al-Ghazali (1058M-1111M), menjelaskan, kebahagiaan ditafsirkan sebagai

penyatuan antara ilmu, amal, rohani dan jasmani.

Ciri-ciri kebahagiaan yang dijelaskan oleh al-Ghazali adalah terletak kepada semua ilmu yang bermanfaat

kepada manusia mencakupi ilmu teori dan ilmu amali. Ilmu teori adalah

tergolong daripada ilmu mengenal Allah, Malaikat, Kitab, Rasul dan ilmu akidah kerana kesemuanya

mempunyai matlamat yang tertinggi iaitu mengenal Allah. Al-Ghazali menyatakan ilmu

mengenal Allah SWT (ma‘rifat Allah) adalah kunci kebahagiaan seperti mana maksudnya: “Bahagia dan

kelazatan sejati, ialah bila mana dapat mengingat Allah”. Manakala ilmu amali ialah ilmu yang dipraktikkan

dalam perbuatan dan amalan seharian seperti sosial, undang-undang, politik, syariah, ekonomi dan

sebagainya. Justeru, kebahagiaan akan tercapai jika kesemua ilmu-ilmu teori dan amali digabungkan kerana

kedua-dua ilmu tersebut memberi kebaikan serta kenikmatan kepada hidup manusia. Menurut al-Ghazali,

fungsi tertinggi jiwa atau rohani ialah berminat kepada kebenaran kerana dalam mencerap kebenaran tersebut

ia boleh memberikan kesenangan tersendiri. Justeru apabila ia diaplikasikan dalam kehidupan

berumahtangga, ia akan membawa kepada kebaikan dalam berkeluarga seperti bersikap baik di antara suami

Page 14: Membentuk Keluarga Bahagia Yang  Sakinah , Mawadah , & Warohmah

Membentuk Keluarga Bahagia Yang Sakinah , Mawadah , Warohmah | 14

dan isteri adalah merupakan suatu perbuatan yang memberikan rasa santai kepada fikiran dan lebih

bersemangat untuk beribadah kepada Allah SWT. Seterusnya, al-Ghazali juga menggariskan wasilah dalam

mendapatkan kebahagiaan iaitu melalui rohani yang mengenal .

Allah yang lahir melalui akhlak yang mulia dan amal yang baik. Seseorang yang ingin mendapatkan

kebahagiaan harus menyucikan hati melalui amal soleh kerana melalui hati yang bersih, manusia boleh

mendapatkan ilmu dan melengkapkan kebahagiaan . Secara ringkasnya dapat difahami dengan jelas bahawa

penghayatan terhadap Islam melalui keimanan dan ketaqwaan, kefahaman akidah, pemantapan ilmu mampu

memberi kebahagiaan dan ketenangan kepada manusia. Al-Ghazali juga menggesa agar teori kesederhanaan

(al-tawasut) dapat mengimbangi akhlak manusia dengan sikap yang bersederhana dan tidak melampaui batas

dalam semua aspek kehidupan kerana kebahagiaan yang dibina berlandaskan nafsu semata-mata adalah

kebahagiaan yang sementara, hina dan membawa kehancuran. Beliau menjelaskan pengaruh luar berupa

keseronokan dan kesenangan material serta fizikal seperti wang, pangkat, darjat yang hanya bersifat palsu dan

sementara yang harus dibendung untuk memberi laluan terhadap kesuburan rohani dan ‘aqliyyah. Manakala

Ibn Miskawayh (923M-1030M) turut mengakui bahwa kebahagiaan adalah matlamat tertinggi bagi setiap

insan. Menurut beliau, diri manusia terdiri dari tiga jiwa iaitu (al-nafs al-bahimiyyat) sebagai jiwa yang paling

bawah iaitu menjaga kesucian diri (al-‘iffat) sebagai jiwa yang bersifat sederhana, (al-nafs al-ghadabiyyat)

sebagai jiwa tengah (al-shaja‘at) yaitu sebagai jiwa yang berani dan (al-nafs al-natiqat) sebagai jiwa tertinggi

(al-hikmah) iaitu jiwa kebijaksanaan. Sekiranya seseorang itu menggunakan akalnya untuk melihat segala

yang wujud di muka bumi ini, ia akan dapat mengenal Allah dan menikmati kebahagiaan.

Hikmah di sini dapat dijelaskan dengan membawa maksud suatu keadaan jiwa yang dengannya dapat

dicapai kebenaran dan menyingkirkan mana-mana yang salah. Justru, ketiga jiwa ini merupakan unsur rohani

manusia yang mempunyai peranan yang berbeza namun gabungan ketiganya menghasilkan keadilan (al-

‘adalah). Seterusnya, rohani yang baik juga berkait dengan tindakan manusia (akhlaq) sebagai fokus untuk

memperolehi kebahagiaan kerana akhlak yang baik dan mulia adalah dengan melaksanakan sifat-sifat

mahmudah dan nilai-nilai murni sejagat. Bagi al-Miskawayh, kekayaan harta benda tidak mempengaruhi

kebahagiaan insan kerana kegembiraan dan keseronokan adalah sesuai untuk haiwan-haiwan dan orang-orang

yang jahat. Selain itu, bagi al-Miskawayh mengasingkan diri dengan masyarakat bererti membuang

kebahagiaan kerana kebahagiaan hanya boleh didapati di dunia dan akhirat. Justeru kebahagiaan kedua boleh

diperolehi apabila ada kebahagiaan pertama iaitu kebahagiaan di dunia namun ia harus berlandaskan agama.

Oleh yang demikian syariat telah memberi petunjuk dan panduan bagi manusia untuk mencapai kebahagiaan

sejati. Al-Attas pula menegaskan al-sa‘adah pada manusia adalah kemuncak kebahagiaan terakhir iaitu

dengan cara menyerahkan diri secara sukarela kepada Islam dengan beriman kepada Allah SWT dan mentaati

segala perintah dan laranganNya. Beliau melihat kebahagiaan mempunyai pertalian dengan dua dimensi

kewujuduan iaitu kewujudan di dunia (duniawiyyah) dan di akhirat (ukhrawiyyah).

Pandangan al-Attas ini adalah selari dengan Imam al-Ghazali dalam bukunya Qimiyat al-Sa‘adat yang

menyatakan ketaatan kepada Allah dan agama Islam adalah jalan utama manusia untuk mendapatkan

Page 15: Membentuk Keluarga Bahagia Yang  Sakinah , Mawadah , & Warohmah

Membentuk Keluarga Bahagia Yang Sakinah , Mawadah , Warohmah | 15

keberkatan dalam sesebuah pekerjaan. Keimanan manusia ialah suatu keyakinan diri dan kepercayaan yang

melibatkan usaha menunaikan tanggungjawab dan amanah yang diberikan kepada Allah SWT, bukan sekadar

mengikrarkan keimanan dengan lisan semata-mata, tanpa mengaku akan kebenarannya (tasdiq) dengan hati

serta melaksanakan amalan yang seiring dengan anggota badan.Al-Attas mengklasifikasi bahagia itu ada pada

tiga perkara yaitu diri (nafsiyyah); badan (badaniyyah); persekitaran atau perkara yang di luar dari diri

manusia (kharijiyyah) seperti kekayaan dan selainnya yang menggalakkan kesejahteraan diri, badan dan

perkara-perkara lain yang berkaitan dengannya. Oleh yang demikian, makna dan pengalaman kebahagiaan ini

ditafsirkan oleh al-Attas sebagai pengalaman mereka yang beriman (amanu) dan tenang (tatma’inna) kerana

mengingati Allah (dhikr), perkara ini penting dalam usaha untuk mencapai ketenangan dan ketenteraman diri

(tama’ninah) Secara ringkasnya, keadaan diri yang tenang dan tenteram (al-nafs al-mutma’innah), terhasil

daripada hati yang ada dalam diri yang bebas daripada kerisauan akibat syak serta terlepas daripada rasa

bimbang bahkan merasa ketenangan batin, suatu kepuasan, suatu keriangan dan kegembiraan yang

tertinggi.Berdasarkan kepada definisi dan pandangan ilmuwan serta ahli falsafah mengenai kebahagiaan dan

ketenangan hati, dapat difahami bahawa kebahagiaan itu mestilah mencakupi dua cabang utama dalam diri

setiap Muslim iaitu cabang iman dan amal. Selari dengan pandangan al-Ghazali mengenai mengenal Allah

(ma‘rifat Allah) melalui iman yang jitu dan penyerahan diri secara suka rela kepada Allah, manusia akan

mengenal sifat-sifat Allah dan mengakui segala perintah dan laranganNya. Cabang iman harus diperteguh

dengan akidah yang kukuh mela lui segala rukun Iman dan Islam serta ilmu agama yang mendalam. Ini

disabitkan berdasarkan al-Quran di mana Allah berfirman:

Maksudnya: “(Iaitu) orang-orang yang beriman dan tenang tenteram hati mereka dengan zikrullah. Ketahuilah

dengan “zikrullah” itu, tenang tenteramlah hati manusia.” Surah al-Ra‘d (13): 28

Manakala cabang kedua dalam mencari kedamaian dan kesejahteraan daripada Allah SWT ialah melalui amal

yang melingkungi niat iaitu sesuatu maksud dan tujuan yang baik, akhlak iaitu mengamalkan nilai-nilai Islam

dan sifat mahmudah, kemantapan hubungan sosial iaitu mempunyai hubungan yang baik dan positif dengan

komuniti dan masyarakat, melaksanakan amanah dan tanggungjawab yang diberi dengan ikhlas serta

memelihara keselamatan fizikal seperti kesihatan tubuh, mental, psikologi dan sebagainya. Justeru, apabila

kesemua cabang utama dan sampingan dipenuhi sudah tentu ia melahirkan satu perasaan yang damai iaitu

ketenangan jiwa (sakinah), cinta mencintai (mawaddah) dan kasih sayang (rahmah). Firman Allah SWT:

Page 16: Membentuk Keluarga Bahagia Yang  Sakinah , Mawadah , & Warohmah

Membentuk Keluarga Bahagia Yang Sakinah , Mawadah , Warohmah | 16

Maksudnya: “Sesiapa di antara mereka itu beriman kepada Allah dan (beriman kepada) hari akhirat serta

beramal soleh, maka bagi mereka pahala balasannya di sisi Tuhan mereka dan tidak ada kebimbangan (dari

berlakunya kejadian yang tidak baik) kepada mereka dan mereka pula tidak akan berdukacita”.

Surah al-Baqarah (2): 62

Jelas, daripada iman yang jitu dan amal soleh yang cemerlang mampu memberikan impak yang besar bagi

manusia dalam mendambakan ketenteraman. Kesemua perkara tersebut akan menghasilkan ketaqwaan dan

kepercayaan yang tinggi kepada Allah SWT dan Rasulullah SAW. Justeru, ketaqwaan inilah yang boleh

mendatangkan perasaan yang tenang, tenteram, aman, damai, sejahtera, berjaya, gembira dan inilah yang

dimaksudkan dengan kebahagiaan.

SEMUA HAL YANG BAIK HARUS DIAWALI DENGAN YANG BAIK PULA

Memilih Kriteria Calon Suami atau Istri dengan Tepat

• Kriteria memilih pasangan misalnya : beragama Islam dan shaleh maupun shalehah; berasal dari

keturunan yang baik-baik; berakhlak mulia,sopan santun dan bertutur kata yang baik; mempunyai

kemampuan membiayai kehidupan rumah tangga (bagi suami).

• Rasulullahbersabda, “Perempuan dinikahi karena 4 faktor:

1. karena harta;

2. karena kecantikan;

3. kedudukan;

4. karena agamanya.

Mengingat perkawinan adalah salah satu bagian terpenting dalam menciptakan keluarga dan masyarakat,

maka dalam memilih jodoh (pasangan hidup) haruslah berlandaskan atas norma agama sehingga pendamping

Konsep-konsep Cara Membangun Keluarga Islam

Memilih Kriteria Calon Suami atau Istri dengan Tepat Saling Mengerti Antara Suami-Istri Saling Menerima

Saling Menghargai Saling Mempercayai Suami-Istri Harus Menjalankan Kewajibanya Masing-Masing

Suami Istri Harus Menghindari Pertikaian Hubungan Antara Suami Istri Harus Atas Dasar Saling Membutuhkan

Suami Istri Harus Senantiasa Menjaga Makanan yang Halal

Suami Istri Harus Menjaga Aqidah yang Benar

Page 17: Membentuk Keluarga Bahagia Yang  Sakinah , Mawadah , & Warohmah

Membentuk Keluarga Bahagia Yang Sakinah , Mawadah , Warohmah | 17

hidupnya nanti mempunyai akhlak/moral yang terpuji. Hal ini dilakukan agar kedua calon tersebut dalam

mengarungi kehiduapan rumah tangga nantinya dapat hidup secara damai dan kekal, bahu membahu, tolong-

menolong sehingga keharmonisan dan keutuhan rumah tangga dapat selalu terpelihara.Ajaran Islam

memberikan tuntunan dalam memilih jodoh (pasanganhidup) bagi seorang laki-laki sebagaimana sabda

Rasulullah saw, yangartinya “Nikahilah seorang perempuan karena 4 (empat) hal, yaitu kekayaannya,

keturunannya, kecantikannya dan karena agamanya, maka pilihlah yang beragama agar hidupmu beruntung

(bahagia)” (Hadits Riwayat Bukhari dan Muslim). Disamping faktor dalam Hadits diatas dalam memilih jodoh

(pasangan hidup), yang juga cukup penting diperhatikan adalah faktor “kafa’ah atau kufu” yakni sepadan atau

serasi antara calon suami dan calon isteri. Kafa’ah atau kufu dalam memilih jodoh meliputi kafa’ah dalam

beragama, kafa’ah dalam akhlak, kafa’ah dalam pendidikan, kafa’ah dalam keturunandan kafa’ah dalam umur.

Saling Mengerti Antara Suami-Istri

Seorang suamiatauistri harus tahu latar belakangpribadimasing-

masing. Karenapengetahuanterhadap latarbelakang pribadimasing-masing adalah sebagai dasar untuk

menjalin komunikasi masing-masing. Dan dari sinilah seorang suami atau istri tidakakan memaksakan egonya.

Banyak keluarga hancur,disebabkan oleh sifategoisme.Ini artinya seorang suami tetap bertahan dengan

keinginannya dan begitu pula istri. Seorang suami atau istri hendaklah mengetahui hal -hal sebagai berikut :

1. Adat istiadat daerah masing-masing

2. Kebiasaan masing-masing

3. Selera, kesukaan atau hobi

4. Pendidikan

5. Karakter/sikap pribadi secara proporsional

Saling Menerima

Suami istri harus saling menerima satu sama lain. Suami istri itu ibarat satu tubuh dua nyawa. Tidak salah

kiranya suami suka warna merah, si istri suka warna putih, tidak perlu ada penolakan. Dengan keridhaan dan

saling pengertian, jika warna merah dicampur dengan warna putih, maka aka terlihat keindahannya.

Saling Menghargai

Seorang suami atau istri hendaklah saling menghargai:

1. Perkataan dan perasaan masing-masing

Page 18: Membentuk Keluarga Bahagia Yang  Sakinah , Mawadah , & Warohmah

Membentuk Keluarga Bahagia Yang Sakinah , Mawadah , Warohmah | 18

2. Bakat dan keinginan masing-masing

3. Menghargai keluargamasing-masing. Sikap saling menghargai adalah sebuah jembatan

menujuterkaitnya perasaan suami-istri.

Saling Mempercayai

Dalam berumahtangga seorang istri harus percaya kepada suaminya, begitu pula dengan suami

terhadap istrinya ketika ia sedang berada di luar rumah. Jika diantara keduanya tidak

adanya saling percaya, kelangsungan kehidupan rumahtangga berjalan tidak seperti yang dicita-citakan

yaitu keluarga yang bahagia dansejahtera. Akan tetapi jika suami istri saling

mempercayai,maka kemerdekaan dan kemajuan akan meningkat, serta hal ini merupakan amanah Allah.

Suami-Istri Harus Menjalankan Kewajibanya Masing-Masing

• Suamimempunyai kewajiban mencari nafkah untuk menghidupikeluarganya,tetapi disamping itu ia

juga berfungsisebagai kepala rumah tangga atau pemimpin dalam rumah tangga.

• Istrimempunyaikewajiban taat kepadasuaminya,mendidik anak dan menjaga kehormatannya.

• Suami sebagai pimpinan,bertanggung jawablangsungmenghidupi keluarga,melindungikeluarga dan

menjaga keselamatan mereka lahir-batin, dunia-akhirat.

• Ketaatan seorang istri kepadasuami dalam rangka taat kepada Allah dan Rasul -

Nya adalah jalan menujusurgadi duniadan akhirat.

• Istri boleh membangkangkepada suaminya jika perintah suaminya bertentangan dengan hukum

syara’, missal : disuruh berjudi, dilarang berjilbab, dll.

Suami Istri Harus Menghindari Pertikaian

• Pertikaian adalah salah satu penyebab retaknya keharmonisan keluarga,bahkan apabila

pertikaian tersebut terusberkesinambungan makadapat menyebabkan perceraian.

• Rasulullah bersabda: “Laki-laki yang terbaik dari umatku adalah orang yang tidak menindas

keluarganya, menyayangi dan tidak berlaku zalim pada mereka.” (Makarim Al-Akhlaq : 216-217)

• “Barangsiapa yang bersabar atas perlakuan buruk isterinya, Allah akan memberinya pahala seperti

yang Dia berikan kepada Nabi Ayyub alaihi sallam yang tabah dan sabar menghadapi ujian-ujian Allah

yang berat. (Makarim Al-Akhlaq : 213)

Page 19: Membentuk Keluarga Bahagia Yang  Sakinah , Mawadah , & Warohmah

Membentuk Keluarga Bahagia Yang Sakinah , Mawadah , Warohmah | 19

• “Barangsiapa yang menampar pipi isterinya satu kali, Allah akan memerintahkan malaikat penjaga

neraka untuk membalas tamparan itu dengan 70x tamparan di neraka jahanam.” (Mustadrak Al-

Wasail 2 : 550)

Hubungan Antara Suami Istri Harus Atas Dasar Saling Membutuhkan

Seperti pakaian dan yang memakainya (Al-Qur’an surat Al-Baqarah [2] ayat : 187),yaitu menutup

aurat, melindungi diri dari panas dan dingin, dan sebagai perhiasan. Suami terhadap istri dan sebaliknya

harus menfungsikan diri dalam 3 hal tersebut. Jika istri mempunyai suatu kekurangan, suami tidak

menceriterakan kepadaorang lain, begitu juga sebaliknya. Jika istri sakit, suami segera mencari obat atau

membawa ke dokter, begitu juga sebaliknya. Istri harus selalu tampil membanggakan suami, suami juga

harus tampil membanggakan istri.

Suami Istri Harus Senantiasa Menjaga Makanan yang Halal

Menurut hadis Nabi, sepotong daging dalam tubuh manusia yang berasal dari makanan haram,

cenderung mendorong pada perbuatan yang haram juga (qith`at al lahmi min al haram ahaqqu ila annar).

Semakna dengan makanan, juga rumah, mobil, pakaian dan lain-lainnya.

Suami Istri Harus Menjaga Aqidah yangBenar

Akidah yang keliru atau sesat, misalnya mempercayai kekuatan dukun, magic, dan sebangsanya.

Bimbingan dukun dan sebangsanya bukan saja membuat langkah hidup tidak rasional, tetapi juga bias

menyesatkan pada bencana yang fatal.

Membina suatu keluarga yang bahagia memang sangat sangat sulit. Akan tetapi jika masing-

masing pasangan mengerti konsep-konsep keluarga sakinah seperti yang telah diuraikan di atas,

Insya Allah cita-cita untuk membentuk keluarga bahagia dan kekal dalam aturan syari’at Islam, yang

disebutkan dengan “Rumahku adalah surgaku” akan terwujud.

Membina hubungan antara keluarga dan lingkungan

Keluarga dalam lingkungan yang lebih besar tidak hanya terdiri dari ayah, ibu dan anak (nuclear family) akan

tetapi menyangkut hubungan persaudaraan yang lebih besar lagi (extended family), baik hubungan antara

anggota keluarga maupun hubungan dengan lingkungan masyarakat. Hubungan yang harmonis antara suami

isteri dan anggota keluarga tidak akan terjadi dengan sendirinya, tetapi keharmonisan membutuhkan usaha

yang sungguh-sungguh, ibarat sebatang tanaman yang perlu disiram, dipupuk dan dirawat serta dibersihkan

dari hama agar dapat tumbuh dengan akar dan batang yang kuat. Oleh karena itu cinta, kasih dan sayang perlu

Page 20: Membentuk Keluarga Bahagia Yang  Sakinah , Mawadah , & Warohmah

Membentuk Keluarga Bahagia Yang Sakinah , Mawadah , Warohmah | 20

dijaga dan dipelihara dengann jalan membangun komunikasi yang kondusip dan edukatif, meluangkan waktu

untuk keluarga, saling pengertian, saling hormat dan menghormati antara satu dengan yang lainnya.

Menanamkan sifat qana’ah dalam keluarga

Sifat qana’ah perlu ditumbuh-kembangkan dalam keluarga, sebab dengan sifat qana’ah suami atau isteri

merasa rela dan cukup atas apayang dimiliki. Apalagi dalam era globalisasi yang ditandai dengan tingginya

tuntutan kebebasan individu dan hak azasi, menonjolkan sifat materialistis ditengah masyarakat akan dapat

mengancam ketentraman rumah tangga. Oleh karena itu sifat qana’ah harus menjadi benteng dalam rumah

tangga agar keharmonisan kehidupan rumah tangga dapat terpelihara serta keretakan dan kehancuran rumah

tangga dapat dihindari. 5) Melaksanakan pembinaan kesejahteraan keluarga Dalam membina kebahagiaan dan

kesejahteraan keluarga adabeberapa upaya yang dapat ditempuh, antara lain dengan caramelaksanakan

Keluarga Berencana, Usaha Perbaikan Gizi Keluarga,melakukukan imunisasi Ibu dan Anak. Keluarga

Berencana merupakan salah satu upaya mewujudkan kebahagiaan dan kesejahteraan keluarga.Tujuan utama

dari program Keluarga Berencana adalah untuk lebih meningkatkan kesejhteraan ibu dan anak.Dengan

mengatur kelahiran, isteri banyak mendapat kesempatan untuk memperhatikan dan mendidik anak disamping

memiliki waktu untuk melakukan tugas-tugas sebagai ibu rumah tangga. Disisi lain suami tidak terlalu

direpotkan oleh tuntutan-tuntutan biaya hidup serta biaya pendidikan anak-anak. Dalam upaya mewujudkan

kebahagiaan dan kesejahteraan keluarga,gizi memegang peranan yang sangat penting. Sehubungan dengan

itu, Islam mengajarkan kepada umatnya agar dapat mewariskan keturunan yang baik dan kuat dengan cara

menjaga kesehatan tubuh melalui makanan yang halal lagi baik, Sebagaimana firman Allah dalam surat An-

Nisak ayat 9, yang artinya “Dan hendaknya takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan di

belakang mereka anak-anak (keturunan) yang lemah yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka.

Oleh sebab itu hendaklah mereka bertaqwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang

benar” (QS:4:9). Program imunisasi merupakan program pemerintah yang bertujuan untuk memberikan

kekebalan tubuh terhadap penyakitt, seperti TBC, batuk rejan, tetanus, polio, dipteri dan campak dengan cara

menyuntikkan atau memberikan kuman yang telah dilemahkan ke dalam tubuh. Manfaatnya ialah agar badan

atau tubuh yang diimunisasi akan semakin kaya dengan zat penolak (anti bodi) yang mampu mencegah

penyakit-penyakitt tersebut. Oleh sebab itu untuk menjaga kesehatan kelurga mintalah imunisasi BCG, DPT,

Polio dan Campak bagi anak-anak usia 2-14 bulan, serta imunisasi TT bagi Calon Pengantin dan Ibu Hamil di

tempat-tempat pelayanan kesehatan.

Page 21: Membentuk Keluarga Bahagia Yang  Sakinah , Mawadah , & Warohmah

Membentuk Keluarga Bahagia Yang Sakinah , Mawadah , Warohmah | 21

Tips Lain Cara Menjadi Keluarga Islam

1. Menyadari adanya lika-liku kehidupan;

2. Ketika biduk rumahtanggaoleng,janganlahsaling berlepas tangan,tetapi sebaliknya justru semakin

erat berpegangan tangan.

3. Ketika belum dikaruniai anak, cintailai istri atau suami dengan sepenuh hati.

4. Ketika sudah mempunyai anak, jangan bagi cinta kepada suami atau istri dan anak-

anak denganbeberapabagiantetapi cintailah suami-istridananak-anak dengan masing-masing

sepenuh hati.

5. Ketika ekonomikeluargabelum membaik,yakinlahbahwa pintu rezeki akan terbuka lebar berbanding

lurus dengan tingkat ketaatan suami istri kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala.

6. Ketika ekonomi sudah membaik, jangan lupa akan jasa pasangan hidup yang setia mendampingi

ketika menderita (justru godaan banyak terjadi disini, ketika hidup susah, suami selalu setia namun

ketika sudah hidup mapan dan bahkan lebih dari cukup, suami sering melirik yang lain dan bahkan

berbagi cinta dengan wanita yang lain).

7. Jika Anda adalah suami, boleh bermanja-manja bahkan bersifat kekanak-kanakan kepada istri dan

segeralah bangkit menjadi pria perkasa secara bertanggung-jawab ketika istri membutuhkan

pertolongan.

8. Jika Anda seorang istri, tetaplah anda berlaku elok, tampil cantik dangemulai serta

lemah embut,tetapi harusselalusiap menyelesaikan semua pekerjaandengan sukses.

9. Ketika mendidik anak, jangan pernah berpikir bahwa orang tua yang baik adalah orang tua yang tidak

pernah marah kepada anak, karena orang tua yang baik adalah orang tua yang jujur kepada anak.

Page 22: Membentuk Keluarga Bahagia Yang  Sakinah , Mawadah , & Warohmah

Membentuk Keluarga Bahagia Yang Sakinah , Mawadah , Warohmah | 22

BAB 3

SIMPULAN DAN SARAN

KESIMPULAN

Secara kesimpulannya dapatlah dijelaskan bahawa keluarga bahagia itu ialah satu keluarga yang dapat merasa

senang terhadapsatu sama lain dan terhadap hidup sendiri serta mempunyai objektif pembinaan keluarga yang

jelas dan positif. Elemen kebahagiaan dalam Islam sebenarnya adalah penzahiran penyatuan di antara iman

dan amal serta cabang-cabang lain seperti akidah, ilmu, niat,akhlak, sosial, amanah dan keselamatan fizikal

yang akhirnya mencetuskan situasi yang dinamakan al-sakinah iaitu ketenangandan ketenteraman, al-

mawaddah iaitu cinta serta al-rahmah yaitu kasih sayang.

Dapatlah difahami bahwa Keluarga Sakinah merupakan keluarga yang dicita-citakan oleh semua

orang, karena melalui Keluarga Sakinah akan melahirkan generasi yang berkualitas, beriman, bertaqwa dan

berakhlak mulia sekaligus akan terwujudnya ketahanan keluarga dar persoalan dan permasalahan yang

dihadapi. Membentuk Keluarga Sakinah bukanlah suatu hal yang mudah untuk diwujudkan, melainkan harus

melalui tekad dan perjuangan yang besar dan sunguh-sunguh serta pengorbanan yang tinggi agar mampu

menahan ombak dan badai yang akan menerpa biduk rumah tangga. Langkah-langkah yang harus dilakukan

adalah dimulai dari usaha memilih jodoh (pasangan hidup) yang ideal sesuai dengan anjuran agama Islam,

membina dan menanamkannilai-nilai agama dalam keluarga agar menjadi keluarga yang beriman dan

bertaqwa kepada Allah swt, membina hubungan antara keluarga dan lingkungan agar terjalin komunikasi dan

hubungan yang harmonis dalamkehidupan sehari-hari serta menanamkan sifat qana’ah dalam keluarga

agarnikmat yang diberikan Allah dapat diarasakan oleh keluarga.

SARAN

Sikap saling menerima dan saling memahami memang hanya salah satu diantara sekian penjelasan dalam

makalah ini yang mempengaruhi terbentuknya keluarga bahagia yang sakinah mawadah warohmah . Namun

kedua hal tersebut sering kurnang diperhatikan generasi islami zaman sekarang . Mereka hanya mencari

kebahagian , mencari keutuhan dan kesempurnaan masing – masing pasangannya tanpa mau meneriama

kekurangan . Oleh sebab itu banyak kasus perceraian yang sekarang marak terjadi dilingkungan selebritis dan

masyarakat . Karena merek kurang meperhatikan kedua hal tersebut . Jika saja sikap saling menerima dan

saling memahami selalu diingat dan diterapkan , INsya allah sebuah bahtera rumah tangga akan berjalan

dengan damai . Istilah jawa pernah mengatakan jikalau sudah menikah itu ibarat orang tidur mepunyai yang

mempunyai 4 posisi sebagai penyempurna atau penyeimbang dalam kehidupa berumahtangga .

Pertama “Melumah “ atau berbaring , rebahan yang artinya setiap insan yang telah disatuka dalam tali

pernikahan hendaknya jujur satu sama lain tanpa ada yang ditutup – tutupi jikalau menghadapi suatu masalah

Page 23: Membentuk Keluarga Bahagia Yang  Sakinah , Mawadah , & Warohmah

Membentuk Keluarga Bahagia Yang Sakinah , Mawadah , Warohmah | 23

yang sedang dialami baik dari pihak suami , maupunistri . “ Mengkurep “ atau tengkurap suami – isteri saling

menutupi kekurangan satu sama lain menjaga aib satu sama lain sampai tidak ada pihak luar yang mengetahui

masalah atau problema yang sedang terjadi didalam suatu rumah tangga . “ Miring Tengen “atau miring ke

kanan Selalu mencari solusi yang terbaik dalam menyeesaikan sutu problema serta melangkah kea rah yang

lebih baik . “ Mirig Kiwo “ atau miring ke kiri , menghidari adanya perslisihan serta sikap saling memaafkan

dan saling memperingatkan jika dari pihak suami atau isteri melakukan suatu yang menuju kepada

kemaksiatan atau pelanggaran norma .

Page 24: Membentuk Keluarga Bahagia Yang  Sakinah , Mawadah , & Warohmah

Membentuk Keluarga Bahagia Yang Sakinah , Mawadah , Warohmah | 24

DAFTAR PUSTAKA

http://www.slideshare.net/Cintiaclarissa/membangun-keluarga-islam?qid=07b91cce-e4c3-43cf-9594-

ee37d19c00c8&v=qf1&b=&from_search=1

http://umexpert.um.edu.my/file/publication/00002815_79627.pdf

http://bengkulu.kemenag.go.id/file/file/Dokumen/qzvu1365088398.pdf

http://www.slides.share.net/bab5munakahat12ipa1-140110212310-phpapp02