PEMBINAAN KELUARGA SAKINAH PERSPEKTIF DAKWAH ...

107
PEMBINAAN KELUARGA SAKINAH PERSPEKTIF DAKWAH (STUDI KASUS DI KUA NGALIYAN) Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Mencapai Derajat Sarjana Sosial Islam (S.Sos I) Dalam Ilmu Dakwah Jurusan Manajemen Dakwah Oleh: ALAIKA KURNIA ADZIM 101311004 FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2015

Transcript of PEMBINAAN KELUARGA SAKINAH PERSPEKTIF DAKWAH ...

Page 1: PEMBINAAN KELUARGA SAKINAH PERSPEKTIF DAKWAH ...

PEMBINAAN KELUARGA SAKINAH PERSPEKTIF DAKWAH

(STUDI KASUS DI KUA NGALIYAN)

Untuk Memenuhi Sebagian Syarat

Mencapai Derajat Sarjana Sosial Islam (S.Sos I)

Dalam Ilmu Dakwah

Jurusan Manajemen Dakwah

Oleh:

ALAIKA KURNIA ADZIM

101311004

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO

SEMARANG

2015

Page 2: PEMBINAAN KELUARGA SAKINAH PERSPEKTIF DAKWAH ...
Page 3: PEMBINAAN KELUARGA SAKINAH PERSPEKTIF DAKWAH ...
Page 4: PEMBINAAN KELUARGA SAKINAH PERSPEKTIF DAKWAH ...
Page 5: PEMBINAAN KELUARGA SAKINAH PERSPEKTIF DAKWAH ...

MOTTO

…. ….

“Mereka adalah pakaian bagimu, dan kamupun adalah pakaian bagi mereka”

(QS. Al Baqarah; 187)

Page 6: PEMBINAAN KELUARGA SAKINAH PERSPEKTIF DAKWAH ...

PERSEMBAHAN

Alhamdulillah dengan segala kerja keras, kesabaran, dukungan dan doa orang-orang tercinta

karya sederhana ini penulis persembahkan untuk:

Almamater Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Walisongo

Semarang.

Ayahanda Fadlli dan Ibunda Marni, serta kakak-kakak tercinta, atas kasih sayang dan

doa-nya, penulis terdorong untuk menyelesaikan skripsi dengan seoptimal mungkin. .

Pembimbing saya Ibu Hj. Yuyun Afandi, Lc. MA dan Ibu Ariana Suryorini, SE, MMSI

yang telah membimbing dengan penuh kesabaran dan ketelitian hingga terselesaikannya

skripsi ini.

Teman-teman Fakultas Dakwah dan Komunikasi, yang selama ini telah memberikan

semangat untuk penulis agar menjadi yang lebih baik.

Page 7: PEMBINAAN KELUARGA SAKINAH PERSPEKTIF DAKWAH ...

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil’alamiin segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan

rahmat, taufik serta hidayah kepada setiap ciptaan-Nya. Sholawat serta salam kepada Nabi

Muhammad SAW, inspirator kebaikan yang tiada pernah kering untuk digali.

Skripsi dengan judul Pembinaan Keluarga Sakinah Berbasis Manajemen Dakwah (Studi

Kasus di KUA Ngaliyan) ini, tidak dapat penulis selesaikan tanpa adanya bantuan dari berbagai

pihak. Banyak orang yang berada di sekitar penulis, baik secara langsung maupun tidak, telah

memberi dorongan yang berharga bagi penulis. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih

yang sebesar-besarnya.

Secara khusus penulis mengucapkan terima kasih kepada beberapa pihak yang terkait dan

berperan serta dalam penyusunan skripsi ini :

1. Rektor UIN Walisongo Semarang, Bapak Prof. Dr. H.Muhibin.

2. Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Walisongo Semarang, Bapak H. Awaluddin

Pimay, Lc, M.Ag

3. Bapak H. Fahrur Rozi, M. Ag selaku ketua jurusan Manajemen Dakwah (MD) Fakultas

Dakwah dan Komunikasi UIN Walisongo Semarang.

4. Ibu Hj. Yuyun Afandi, Lc, MA selaku pembimbing I dan Ibu Ariana Suryorini, SE, MMSI

selaku pembimbing II yang merelakan waktu, tenaga, dan pikirannya untuk mendampingi dan

memberikan arahan, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

5. Dosen wali, Ibu Hj. Yuyun Afandi, Lc, MA, dan seluruh dosen pengajar, terima kasih atas

curahan ilmu yang diberikan, sehingga sangat membantu terselesaikannya skripsi ini.

Page 8: PEMBINAAN KELUARGA SAKINAH PERSPEKTIF DAKWAH ...

6. Kepala perpustakaan Fakultas Dakwah dan Komunikasi dan perpustakaan pusat beserta

seluruh staff UIN Walisongo Semarang, yang telah memberikan kemudahan kepada penulis

untuk memanfaatkan fasilitas dalam proses penyusunan skripsi.

7. KUA Kecamatan Ngaliyan yang telah mengizinkan penulis unutk melakukan penelitian di

tempat tersebut.

8. Teman temanku dan semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu yang telah

memberikan masukan, motivasi dan bantuan bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Penulis sangat berterima kasih dan menghaturkan ribuan maaf atas segala keluh kesah

yang diberikan kepada semua pihak. Hanya doa yang penulis panjatkan, semoga bantuan, arahan,

bimbingan, dorongan, kebaikan dan keikhlasan dari semua pihak yang telah membantu dalam

penyusunan skripsi ini, mendapat balasan amal baik dari Allah SWT.

Penulis menyadari bahwa karya ini jauh dari sempurna dan masih banyak kekurangan.

Oleh karena itu, penulis menyampaikan terima kasih atas saran dan kritik yang diberikan dalam

rangka perbaikan dan penyempurnaan skripsi ini.

Akhirnya, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak dan dicatat sebagai

amal kebajikan di hadapan Allah SWT.

Semarang. 17 November 2015

Penulis

Alaika Kurnia Adzim

Page 9: PEMBINAAN KELUARGA SAKINAH PERSPEKTIF DAKWAH ...

ABSTRAK

Alaika Kurnia Adzim (091111085). Penelitian ini berjudul “Pembinaan Keluarga

Sakinah dalam Perspektif Dakwah (Studi Kasus Di KUA Ngaliyan)”.

Prinsip-prinsip keluarga bahagia diperoleh melalui kegiatan dakwah. Keberhasilan

dalam aktivitas berdakwah akan tercapai manakala dilaksanakan sesuai dengan prinsi-prinsip

menejemen dakwah. Dalam melakukan kegiatan dakwah yang pada dasarnya adalah memberi

motivasi kepada orang lain, perlu memperhatikan kebutuhan kelompok sasaran. Apalagi muara

dakwah tidak lain dari tercapainya kesejahteraan dunia dan akhirat. Sesungguhnya dakwah

dalam pengertian ini adalah memberdayakan masyarakat atau rakyat terutama keluarga. Maka

aspek penting dari pembinaan keluarga yang bahagia dan sejahtera adalah kelestarian keluarga

yang dapat dengan selamat dan aman mempertahankan sendi-sendi dasar kehidupannya dalam

menghadapi tantangan-tantangan yang datang dari dalam maupun luar.

Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui proses pembinaan keluarga sakinah yang

telah dilaksanakan di KUA Ngaliyan, juga untuk mengetahui faktor apa saja yang menghambat

pelaksanaan pembinaan keluarga sakinah dan bagaimana strateginya. Penelitian ini merupakan

penelitian yang bersifat kualitatif dengan metode pengumpulan data berupa wawancara,

observasi, dan dokumentasi. Wawancara dilakukan kepada pengurus, dan pasangan/ keluarga

yang menikah di KUA Ngaliyan, kemudian data juga diambil dengan mencantumkan

dokumentasi-dokumentasi yang relevan dengan penelitian ini. Setelah data terkumpul kemudian

dianalisis dengan pendekatan analisis deskriptif induktif.

Dalam pelaksanaan kegiatan pembinaan keluarga sakinah berbasis manajemen dakwah

di KUA Ngaliyan, penulis menganalisis bebrapa faktor-faktor pendukung yang dimiliki KUA

Ngaliyan yaitu: (1) Sistem pelayanan, (2) Teladan dari pengurus, (3) Kerjasama yang baik antar

pengurus (4) Dukungan dari pihak instansi pemerintah yang berkaitan dengan KUA. Adapun

faktor-faktor penghambatnya yaitu (1)Kekuatan dan kemampuan pegawai yang minim, (2)

Kesibukan dari calon pengantin, (3) Tingkat pendidikan yang berbeda, (4) Usia calon pengantin.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pelaksanaan pembinaan keluarga sakinah di

KUA Ngaliyan dilaksanakan dengan menentukan visi-misi, sasaran, subyek dan obyek, serta

menjalankan atau menerapkan teori dakwah yang berpijak pada Qur’an dan Hadis.

Kata Kunci: Keluarga Sakinah, dan Dakwah.

Page 10: PEMBINAAN KELUARGA SAKINAH PERSPEKTIF DAKWAH ...

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................... i

NOTA PEMBIMBING ................................................................................ ii

PENGESAHAN ............................................................................................ iii

PERNYATAAN............................................................................................ iv

MOTTO ........................................................................................................ v

PERSEMBAHAN ........................................................................................ vi

KATA PENGANTAR .................................................................................. vii

ABSTRAK .................................................................................................... x

DAFTAR ISI................................................................................................. xi

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ...................................................................... 1

1.2 Perumusan Masalah .............................................................. 5

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................. 5

1.4 Tinjauan Pustaka ................................................................... 6

1.5 Metode Penelitian ................................................................. 12

1.5.1 Jenis Penelitian.............................................................. 12

1.5.2 Sumber Data.................................................................. 13

1.5.3 Teknik Pengumpulan Data ............................................ 13

1.5.4 Teknik Analisis Data..................................................... 15

BAB II KERANGKA TEORI

2.1 Pengertian Pembinaan Keluarga Sakinah .............................. 17

2.2 Ruang Lingkup Dakwah ........................................................ 23

2.2.1 Pengertian dakwah ...................................................... 23

2.2.2 Hukum Dakwah ........................................................... 27

2.2.3 Tujuan Dakwah .......................................................... 28

2.2.4 Unsur-unsur Dakwah ................................................... 29

Page 11: PEMBINAAN KELUARGA SAKINAH PERSPEKTIF DAKWAH ...

BAB III GAMBARAN UMUM KUA KECAMATAN NGALIYAN

3.1 Kondisi Umum .................................................................... 45

3.1.1 Struktur Organisasi dan Tata Kerja KUA Ngaliyan .. 48

3.1.2 Tugas Dan Fungsi KUA Kecamatan .......................... 49

3.2 Program Kerja KUA Kecamatan Ngaliyan ......................... 50

3.2.1 Bidang Fisik ............................................................. 50

3.2.2 Bidang Administrasi/ Tata Usaha ............................. 50

3.2.3 Bidang Urusan Agama Islam ................................... 50

3.2.4 Bidang Penerangan Agama Islam ............................ 52

3.2.5 Bidang sektoral dan lintas Sektoral .......................... 53

3.3 Data Peristiwa Nikah Tahun 2015 ..................................... 53

3.4 Manajemen Pembinaan Keluarga Sakinah

di KUA Ngaliyan ............................................................... 54

3.5 Faktor Pendukung Dan Penghambat Pelaksanaan Pembinaan Keluarga Sakinah

Di KUA Ngaliyan

3.5.1 Faktor-Faktor Pendukung ......................................... 64

3.5.2 Faktor-Faktor Penghambat ....................................... 64

BAB IV ANALISIS

4.1. Analisis Pelaksanaan pembinaan keluarga sakinah perspektif dakwah di KUA

Ngaliyan ............................................................................ 65

4.2. Faktor Pendukung dan Penghambat serta Strateginya Dalam Program

Pembinaan Keluarga Sakinah Di KUA Ngaliyan

4.2.1 Faktor Pendukung ..................................................... 74

4.2.2 Faktor Penghambat ................................................... 76

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan ........................................................................... 82

5.2 Saran-saran ........................................................................... 83

5.3 Penutup ................................................................................. 84

Page 12: PEMBINAAN KELUARGA SAKINAH PERSPEKTIF DAKWAH ...

DAFTAR PUSTAKA

RIWAYAT HIDUP

LAMPIRAN

Page 13: PEMBINAAN KELUARGA SAKINAH PERSPEKTIF DAKWAH ...

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Dekadensi moral yang terjadi pada saat ini di Indonesia tergambar

dengan jelas akibat merosotnya pembinaan akhlaq. Posisi umat Islam yang

mayoritas masih berada dalam posisi tertinggal dan terbelakang terutama segi

pembinaan akhlakul karimah. Krisis moral yang dianggap sebagai jurang

yang mendekatkan manusia pada kekafiran dan perpecahan hendaknya

dibentengi dengan implementasi syariat Islam ditengah kehidupan berbangsa

dan bernegara, sehingga ajaran Islam betul-betul dapat mengubah kondisi

umat menjadi lebih maju sebagai upaya peningkatan akhlakul karimah demi

tercapainya kebahagiaan dunia akhirat.

Pembinaan akhlak pada prinsipnya merupakan hal yang sangat esensial

dalam kehidupan manusia yang hanya mampu dilakukan dengan pendekatan

aga ma. Pendekatan agama sangatlah tepat jika dimulai dari keluarga, karena

Keluarga merupakan unit terkecil dalam masyarakat yang memiliki tugas

penting dalam pembentukan karakter kepribadian suatu individu. Hal ini

perlu diperhatikan mengingat kurangnya kesadaran masyarakat dalam

membentuk keluarga yang sakinah sesuai dengan ajaran Islam.

Mempunyai keluarga sakinah adalah idaman setiap orang. Kenyataan

ini menunjukan banyak orang yang merindukan dalam rumah tangganya

menjadi sesuatu yang teramat indah, bahagia, penuh dengan berkah yakni

keluarga sakinah mawaddah wa rahmah. Dalam kehidupan rumah tangga

Page 14: PEMBINAAN KELUARGA SAKINAH PERSPEKTIF DAKWAH ...

2

tidak sedikit dari keluarga yang hari demi harinya hanyalah perpindahan dari

kecemasan kegelisahan, dan penderitaan. Bahkan tidak jarang diakhiri dengan

kenistaan, perceraian, dan juga derita (Fatmawati, 2010: 2).

Tidak bahagianya keluarga dalam kehidupan rumah tangga merupakan

masalah dakwah yang apabila tidak diselesaikan sebaik-baiknya, akan

menimbulkan masalah baru yang lebih berat dan luas. Misalnya timbulnya

penyelewengan suami atau istri, pelacuran atau perzinahan, kenakalan anak-

anak, anak terlantar dan lain-lain. Karena, tujuan dakwah secara global adalah

agar mad’u bisa mendapatkan keselamatan dan kebahagiaan di dunia maupun

di akhirat (Halimi, 2008: 36).

Salah satu aspek penting dari pembinaan keluarga yang bahagia dan

sejahtera adalah kelestarian keluarga yang dapat dengan selamat dan aman

mempertahankan sendi-sendi dasar kehidupannya dalam menghadapi

tantangan-tantangan yang datang dari dalam maupun luar (Ghozali, dkk,

1982: 31). Banyaknya problema yang biasa dihadapi dalam sebuah keluarga.

Tidak sedikit keluarga yang memilih perceraian sebagai penyelesaian. Kasus-

kasus faktual tentang itu semuanya ada di masyarakat kita, dan masih banyak

lagi kegelisahan yang melilit dalam keluarga di masyarakat. Namun,

umumnya kegelisahan itu diakibatkan oleh menurunnya kemampuan mereka

menemukan alternatif ketika menghadapi masalah yang tidak dikehendaki.

Oleh karena itu, sangat penting bagi kita untuk berusaha mencari solusi yang

bisa mengokohkan bangunan keluarga kita dari hempasan arus zaman yang

serba menggelisahkan.

Page 15: PEMBINAAN KELUARGA SAKINAH PERSPEKTIF DAKWAH ...

3

Konsep keluarga bahagia yang Islami, biasanya disebut dengan istilah

keluarga sakinah. Sudah menjadi sunatullah dalam kehidupan, segala sesuatu

mengandung unsur positif dan negatif (Mubarok, 2005: 151). Membangun

sakinah dalam keluarga, memang tidak mudah.Ia merupakan bentangan

proses yang sering menemui badai. Untuk menemukan formulanya pun bukan

hal yang sederhana. Kasus-kasus keluarga yang terjadi di sekitar kita dapat

menjadi pelajaran penting dan menjadi motif bagi kita untuk berusaha keras

mewujudkan indahnya keluarga sakinah di rumah kita. Pasangan suami istri

yang sadar akan tanggung jawabnya, senantiasa berupaya dapat menjalankan

perannya masing-masing dalam keluarga dan dapat membina rasa saling

mencintai serta pengertian antar pasangan. Secara psikologis kesejahteraan

atau kebahagiaan keluarga akan berkembang bila kebutuhan keluarga dapat

terpenuhi. Dalam kehidupan keluarga, suami istri umumnya masing-masing

memegang peranan penting dalam pembinaan kesejahteraan bersama, baik

secara fisik, material, maupun spiritual dalam meningkatkan kedudukan

keluarga dalam masyarakat (Salman, 2005: 2).

Akan tetapi ketidakharmonisan keluarga tak dapat dihindari, apabila

terputusnya struktur peran sosial suatu unit keluarga satu atau beberapa

anggota gagal menjalankan kewajiban atau peran masing-masing dalam

sebuah keluarga (William,1991:184). Allah memberikan banyak petunjuk

dalam Firman-Nya mengenai prinsip-prinsip keluarga yang bahagia. Orang

yang bijaksana akan mempelajari prinsip-prinsip tersebut agar kehidupan

keluarganya dibangun di atas dasar yang kuat.

Page 16: PEMBINAAN KELUARGA SAKINAH PERSPEKTIF DAKWAH ...

4

Prinsip-prinsip keluarga bahagia tersebut diperoleh melalui kegiatan

dakwah. Keberhasilan dalam aktivitas berdakwah akan tercapai manakala

dilaksanakan sesuai dengan prinsi-prinsip menejemen dakwah. Dalam

melakukan kegiatan dakwah yang pada dasarnya adalah memberi motivasi

kepada orang lain, perlu memperhatikan kebutuhan kelompok sasaran.

Apalagi muara dakwah tidak lain dari tercapainya kesejahteraan dunia dan

akhirat.Sesungguhnya dakwah dalam pengertian ini adalah memberdayakan

masyarakat atau rakyat terutama keluarga.

Pelaku dakwah tentunya harus mengetahui secara persis, menggali

kebutuhan kelompok, menggali potensi manusia, alam dan teknologi yang

bermanfaat untuk memenuhi kebutuhan kelompok dalam jangka pendek

maupun jangka panjang. Kemampuan melakukan penggalian kebutuhan tidak

saja diharapkan bisa mengetahui kebutuhan atau masalah yang mendesak dan

mendasar, tetapi juga kemampuan mengantisipasi kebutuhan masyarakat

dalam jangka panjang, atas dasar kebutuhan sekarang, perkembangan sosial

budaya, perkembangan teknologi dan lingkungan di masyarakat.

Pembinaan keluarga sakinah dalam perspektif dakwah dilakukan

melalui sebuah lembaga-lembaga formal maupun non formal. Salah satu

lembaga yang melakukan pembinaan keluarga sakinah adalah di KUA

Kecamatan ngalian Semarang. Dalam kabar berita online Tribun Jateng

menyatakan Sejak setahun terakhir ini (tahun 2015) KUA Ngaliyan

mengalami peningkatan dalam kaitannya dengan pernikahan, terutama akad

nikah yang berlangsung/ dilaksanakan di Kantor Urusan Agama Ngaliyan.

Page 17: PEMBINAAN KELUARGA SAKINAH PERSPEKTIF DAKWAH ...

5

Dahulunya para catin yang mendaftar untuk melaksanakan akad nikah di luar

kantor sekitar ¾ dari semua jumlah pendaftar. Tetapi di tahun ini para catin

yang melakukan akad nikah di kantor meningkat menjadi 50% dari para

pendaftar.

Dampak ini terjadi karena adanya peraturan dari Kementrian Agama

yang menggratiskan biaya pernikahan di kantor KUA saat jam kerja. Hal ini

menjadikan peningkatan para catin yang melakukan akad nikah di Kantor

perbulan mencapai 50-60 pasangan.

Berpijak dari uraian di atas penulis tertarik untuk lebih lanjut mengkaji

“Pembinaan Keluarga Sakinah Dalam Perspektif Dakwah (Studi Kasus di

KUA Kecamatan Ngaliyan)”.

1.2. Perumusan masalah

1) Bagaimana pelaksanaan pembinaan keluarga sakinah dalam perspektif

dakwah di KUA Kecamatan Ngaliyan?

2) Apa faktor pendukung dan penghambat program pembinaan keluarga

sakinah dalam perspektif dakwah di KUA Kecamatan Ngaliyan?

1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.3.1 Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:

a. Untuk mengetahui pelaksanaan pembinaan keluarga sakinah dalam

perspektif dakwah di KUA kecamatan Ngalian

Page 18: PEMBINAAN KELUARGA SAKINAH PERSPEKTIF DAKWAH ...

6

b. Untuk mengetahui faktor penghambat dan pendukung pembinaan

keluarga sakinah dalam perspektif dakwah di KUA Kecamatan

Ngaliyan

1.3.2 Manfaat Penelitian

Hasil pelaksanaan penelitian ini diharapkan dapat memberi

manfaat antara lain.

a. Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan bisa memberikan

manfaat dan menambah waawasan pengetahuan serta

pengembangan khasanah keilmuan dakwah bagi jurusan

manajemen dakwah, khususnya terkait dengan teori manajemen

kaitannya dengan pembinaan keluarga.

b. Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan bisa memberikan

masukan bagi pa ra pengurus ataupun warga di kecamatan

Ngaliyan Semarang, terutama dalam usaha pembinaan keluarga

dengan memberikan pendidikan dan pengetahuan tentang ajaran

agama Islam melalui manajemen pembinaan keluarga.

1.4. Tinjauan pustaka

Untuk mempermudah proses pelaksanaan penelitian, penulis akan

menjadikan beberapa hasil penelitian yang telah di lakukan sebagai acuan

bagi penulis, agar penelitian yang akan penulis lakukan menjadi lebih baik

dan dapat di pertanggung jawabkan. Tinjauan pustaka tersebut antara lain:

Page 19: PEMBINAAN KELUARGA SAKINAH PERSPEKTIF DAKWAH ...

7

Pertama, penelitian yang dilakukan oleh Ali Rosyidi (2103224),

2008, yang berjudul “Studi Analisis Tajdidun Nikah Di Kua Kecamatan Sale

Kabupaten Rembang”. Penelitian Ini bertujuan untuk mengetahui; 1)

pelaksanaan tajdidun nikah yang dilaksanakan Oleh kua kecamatan sale, 2)

pelaksanaan tajdidun nikah yang dilakukan oleh Kua kecamatan sale menurut

hukum positif dan hukum islam. Penelitian ini merupakan jenis penelitian

lapangan (field research), Kemudian dalam memperoleh data yang diperlukan

menggunakan cara sebagai Berikut: sumber data terbagi menjadi data primer

dan data sekunder, dalam Pengumpulan data di lapangan menggunakan

metode wawancara, dan dokumentasi. Kemudian setelah data terkumpul

dianalisis menggunakan metode analisis Deskriptif klinis.

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa KUA Kecamatan Sale

dalam menyelenggarakan tajdidun nikah menggunakan dasar hukum pada

UU No.1 tahun 1974 pasal 26 ayat 1. Hukum dari dari adanya pelaksanaan

tajdidun nikah ini adalah Wajib dan alasan masyarakat melaksanakan tajdidun

nikah ini adalah untuk Mendapat pelegalan nikah dari KUA Kecamatan Sale,

sehingga ada kejelasan Hukum positif yang mengayominya jika terdapat

persoalan dikemudian hari.

Kedua, yaitu penelitian yag dilakukan oleh Dedy Roehan Asfia

(62111030), 2011, yang berjudul “Analisis Terhadap Penentuan Wali Nikah

Bagi Perempuan Yang Lahir Kurang Dari 6 Bulan (Studi Kasus Di Kua Kec.

Ngaliyan)”. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini, adalah

field Research (penelitian lapangan), langsung di lapangan yang mengambil

Page 20: PEMBINAAN KELUARGA SAKINAH PERSPEKTIF DAKWAH ...

8

lokasi di Kua kecamatan ngaliyan semarang. Dengan objek kajian adalah

pada Permasalahan bagaimanakah pelaksanaan penentuan wali nikah bagi

perempuan Yang lahir kurang dari 6 bulan di kua dan dasar hukum yang di

gunakan olehKua kecamatan ngaliyan semarang. Analisis yang digunakan

adalah deskriptif Analisis. Dalam analisis ini penulis akan mendeskripsikan

tentang pelaksanaan Penentuan wali nikah bagi perempuan yang lahir kurang

dari 6 bulan, dan Menganalisis dasar hukum yang digunakan oleh kua kec.

Ngaliyan semarang.

Kesimpulan akhir dari penelitian ini adalah bahwa pelaksanaan

penentuan Wali nikah bagi perempuan yang lahir kurang dari 6 bulan di KUA

Kec. Ngaliyan Tidak mempunyai dasar hukum. Karena sampai saat ini

kememterian agama belum pernah memberikan petunjuk untuk menanyakan

status anak perempuan Sulung yang akan menikah, untuk diperiksa akta

kelahiranya dan juga memeriksa buku pernikahan orang tuanya untuk

mengetahui asul usul anak tersebut, dan untuk menetukan wali. Karena status

anak sudah diatur dalam UUP No 1 tahun 1974 pasal 42 dan KHI pasal 99(a).

Dan dasar hukum yang digunakan oleh KUA Kec. Ngaliyan tidak sesuai

dengan undang-undang yang berlaku, karena KUA Kec. Ngaliyan dalam

pelaksaaan penentuan wali nikah bagi perempuan yang lahir Kurang dari 6

bulan menggunakan dasar fiqih.

Penelitian ke tiga, oleh Diah Maziatu Chalida (042111147), 2010,

dengan judul “Penyelenggaraan Kursus Calon Pengantin (Suscatin) Oleh

Kua Di Kecamatan Pagedongan Kabupaten Banjarnegara (Studi Kasus Di

Page 21: PEMBINAAN KELUARGA SAKINAH PERSPEKTIF DAKWAH ...

9

Kua Kecamatan Pagedongan Kabupaten Banjarnegara)”. Penyusunan

skripsi ini, menggunakan jenis penelitian lapangan (field Research). Data

primer, yaitu hasil wawancara dan dokumen yang relevan dengan Tema

skripsi, sedangkan data sekunder , yaitu literatur lainnya yang relevan Dengan

judul skripsi ini. Metode analisisnya adalah deskriptif analitis berdasarkan

Data langsung dari subyek penelitian. Oleh karena itu pengumpulan dan

analisis Data dilakukan secara bersamaan, bukan terpisah sebagaimana

penelitian Kuantitatif. Setelah dilakukan penelitian tersebut, maka diambil

kesimpulan bahwa Pelaksanaan kursus calon pengantin oleh KUA di

Kecamatan Pagedongan sangat Tepat dan penting mengingat masih

banyaknya calon pengantin yang belum paham arti sebuah perkawinan,

sehingga kekurang pahamannya mengakibatkan masih Banyaknya perceraian

dan kdrt, dan telah sesuai dengan payung hukum yang Ada.

Ke empat, Ummi Lathifah (052111089), 2009, dengan judul “Peran

BP4 Dalam Menanggulangi Kebiasaan Kawin Cerai Di Kua Kecamatan

Panceng Kabupaten Gresik” ini merupakan penelitian Lapangan (field

research). Permasalahan: a). Faktor-faktor apa saja yang Menimbulkan

terjadinya kawin cerai di kua kecamatan panceng kabupaten Gresik? B).

Bagaimana peran bp4 dalam menaggulangi kebiasaan kawin cerai di Kua

kecamatan panceng kabupaten gresik? Tujuan penelitian ini untuk: 1). Untuk

mengetahui faktor-faktor apa saja Yang menimbulkan terjadinya kawin cerai

di kua kecamatan panceng Kabupaten gresik. 2). Untuk mengetahui

Page 22: PEMBINAAN KELUARGA SAKINAH PERSPEKTIF DAKWAH ...

10

bagaimana peran bp4 dalam Menanggulangi kebiasan kawin cerai di kua

kecamatan panceng kabupaten Gresik.

Metode yang digunakan adalah dengan metode observasi, interview

dan Dokumentasi yang kemudian dianalisa dengan menggunakan metode

deskriptif Kualitatif. Hasil penelitian: a). Dalam masyarakat panceng yang

bisa dikatakan Religius, kawin cerai bukanlah merupakan suatu kebiasaan

atau tradisi masyarakat Setempat, dan apabila hal itu terjadi itupun bersifat

kasuistik. Adapun faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya kawin cerai di

Kecamatan panceng kabupaten gresik adalah faktor ekonomi, faktor biologis,

Tergoda pil/wil dan faktor psikologis. Akan tetapi di antara berbagai faktor

Tersebut, faktor ekonomi lebih mendominasi, faktor ekonomi yang

dimaksudkan Adalah karena ketika pasangan tersebut melaksanakan

pernikahan rata-rata belum Adanya persiapan secara matang dalam pekerjaan

sebagai penopang perekonomian Disaat setelah pernikahan, sehingga dapat

mendorong salah satu pihak dari Keluarga untuk bekerja supaya tercukupi

kebutuhan hidup mereka. Dari sini awal Munculnya permasalahan itu ada,

karena dalam mencukupi kebutuhan atau Mencari pekerjaan biasanya mereka

harus keluar daerah atau dalam kata lain Merantau ke negara-negara tetangga.

Sehingga kadang dari sinilah komunikasi itu Mulai kurang terkontrol dan

menimbulkan perselisihan dalam sebuah keluarga Tersebut. B). Menanggapi

kasus kawin cerai yang terjadi di wilayah kecamatan Panceng, bp4 kecamatan

panceng kabupaten gresik berusaha semaksimal Mungkin membantu dan

menyelesaikan kasus-kasus kawin cerai yang terjadi di Sana. Salah satu usaha

Page 23: PEMBINAAN KELUARGA SAKINAH PERSPEKTIF DAKWAH ...

11

yang telah di lakukan bp4 kecamatan panceng kabupaten Gresik dalam

menyelesaikan kasus kawin cerai tersebut adalah dengan cara Memberikan

pembinaan dan bimbingan kepada pasangan suami istri yang sedang

Mengalami perselisian dalam rumah tangga yaitu dengan cara memberikan

Nasehat-nasehat yang diperlukan sehingga suami istri tersebut tidak jadi

bercerai Dan dapat menjadi rukun kembali seperti yang di harapkan sehingga

dengan Begitu akan tercipta kelurga yang bahagia, sejahtera dan kekal

menurut agama Islam, hal ini sesuai dengan tujuan bp4 yakni terdapat dalam

aggaran dasar dan Anggaran rumah tangga bp4 pasal 5 yang berbunyi:

mempertinngi mutu Perkawinan dan mewujudkan keluarga (rumah tangga)

bahagia sejahtera dan Kekal menurut ajaran islam.

Ke lima, Titik Nihayah (2101329), 2006, dengan judul “Respon

Pegawai Negeri Sipil Di Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Mijen

Semarang Terhadap Penerapan Zakat Profesi”. Tujuan diadakannya

penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana Respon dari pegawai kua

kecamatan mijen terhadap penerapan zakat profesi. Selanjutnya metode yang

digunakan dalam penelitian ini yaitu observasi, Dokumentasi, interview,

dekreptif analisis. Dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa respon dari

pegawai negeri Sipil di kua mijen kota semarang merasa keberatan terhadap

anjuran penerapan Zakat profesi karena gaji yang merka terima belum

mencukupi kebutuhan pokok.

Berdasarkan kajian pustaka di atas terlihat jelas perbedaan antara

penelitian ini dengan kajian-kajian sebelumnya. perbedaanya terdapat pada

Page 24: PEMBINAAN KELUARGA SAKINAH PERSPEKTIF DAKWAH ...

12

substansi masalah yang akan diteliti yaitu, peneliti lebih menekankan pada

Pembinaan Keluarga Sakinah Berbasis Manajemen Dakwah di KUA

Kecamatan Ngaliyan.

1.5. Metode Penelitian

Keingintahuan peneliti terhadap masalah, tidak akan terjawab tanpa

adanya suatu penelitian. Seperti yang dikemukakan oleh L.R Gay dalam

(Sumanto, 1995: 3), penelitian adalah penggunaan metode ilmiah secara

formal dan sistematis untuk menjawab atau menyelesaikan masalah.

Penelitian ini mendeskripsikan pembinaan keluarga sakinah berbasis dakwah

Penelitian yang akan dilaksanakan oleh peneliti ini termasuk penelitian

lapangan (field research), yaitu jenis penelitian yang berorientasi pada

pengumpulan data empiris di lapangan. Sedangkan pendekatan yang

digunakan adalah penelitian kualitatif, yaitu jenis penelitian yang

menghasilkan temuan-temuan yang diperoleh dengan menggunakan

prosedur-prosedur kualitatif (Zuhri, 2001: 9).

1. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif dengan model

studi kasus, penelitian kualitatif deskriptif yaitu penelitian yang lebih

menekankan analisisnya pada proses penyimpulan induktif, serta

analisisnya terhadap dinamika hubungan antar fenomena yang diamati

dan menggunakan logika ilmiah. Dalam konteks ini, penulis tidak

menampilkan data yang diperoleh ke dalam bentuk angka, tetapi data-data

penelitian disajikan dalam bentuk uraian dan penjelasan secara

Page 25: PEMBINAAN KELUARGA SAKINAH PERSPEKTIF DAKWAH ...

13

tertulis.model studi kasus berarti metode yang dipergunakan dengan tujuan

untuk mempelajari sedalam-dalamnya salah satu gejala yang nyata dalam

kehidupan bermasyarakat. Obyeknya adalah keadaan kelompok-kelompok

dalam masyarakat, lembaga-lembaga masyarakat, maupun individu-

individu dalam masyarakat.

2. Sumber Data

Sumber data adalah subyek dari mana data penelitian diperoleh (Sumanto,

1995: 07). Dalam penelitian ini sumber data berasal dari dua sumber yaitu:

a) Data Primer

Data primer adalah data pokok atau sumber data utamadalam

penelitian kualitatif berupa kata-kata dan tindakan (Moleong, 1989:

112). Dalam penelitian ini yang menjadi data primer adalah dari

pengurus KUA Ngaliyan.

b) Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang dapat mendukung data primer dalam

penelitian.Yaitu dokumen pribadi, dokumen resmi, arsip-arsip yang

mendukung kegiatan peneliti (Moleong,1989;113). Sumber data

sekunder dalam penelitian ini akan di ambil dari dokumen-dokumen

di KUA Ngaliyan dan buku-buku yang relevan dengan penelitian ini.

3. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian ini adalah melalui:

a) Interview atau wawancara

Page 26: PEMBINAAN KELUARGA SAKINAH PERSPEKTIF DAKWAH ...

14

Interview atau wawancara berarti proses memperoleh keterangan

untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab, sambil bertatap

muka antara penanya dengan yang ditanya dengan menggunakan alat

yang dinamakan interview guide (Nazir, 2003; 193-194). Interview

ini dilakukan kepada kepala pengurus KUA Ngaliyan, untuk

memperoleh data tentang kondisi keluarga dalam kegiatan

pembinaan keluarga sakinah yang dilaksanakan di KUA Ngaliyan.

b) Observasi atau pengamatan

Observasi yaitu cara pengambilan data dengan pengamatan langsung

menggunakan mata tanpa adanya pertolongan alat standar lain untuk

keperluan tersebut (Nazir, 2003: 175). Dalam hal ini pengamatan

yang dimaksudkan berarti adalah sebuah pengamatan tersebut tidak

hanya sebatas menggunakan mata saja melainkan juga ada sebuah

catatan sistematis untuk menggambarkan validitas obyek yang

diteliti.

Observasi yang berarti pengamatan bertujuan untuk mendapatkan

data tentang suatu masalah, sehingga diperoleh pemahaman atau

sebagai pembuktian terhadap informasi/ keterangan yang diperoleh

sebelumnya. Proses penelitian melalui pengamatan lapangan

diperlukan untuk memperoleh data tentang kondisi lembaga dan

fasilitas, sarana atau prasarana yang ada, mengetahui kondisi jamaah

yang ada dalam KUA Ngaliyan.

c) Dokumentasi

Page 27: PEMBINAAN KELUARGA SAKINAH PERSPEKTIF DAKWAH ...

15

Dokumentasi yaitu berupa barang-barang tertulis, seperti buku-buku,

majalah, maupun dokumen (Arikunto, 2002: 135). Metode ini

penulis gunakan untuk mengumpulkan data tentang lokasi peneliti,

letak geografis, serta sarana prasarana yang mendukung kegiatan

pembinaan keluarga sakinah di KUA Ngaliyan.

4. Teknik Analisis Data

Setelah data terkumpul, maka langkah selanjutnya adalah

menganalisis data-data tersebut. Analisis menurut Noeng Muhadjir

(1996: 171) adalah upaya dan mencari serta menata pemahaman

peneliti tentang kasus yang diteliti dan menjadikan sebagai temuan bagi

orang lain. Analisis data adalah proses mengatur urutan data,

mengorganisasikan ke dalam suatu pola, kategori dan satuan uraian

dasar. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, maka dalam

menganalisis data yang terkumpul peneliti menggunakan analisis

deskriptif kualitatif. Penggunaan analisa deskriptif dimulai dari analisis

berbagai data yang terhimpun dari suatu penelitian kemudian bergerak

kearah pembentukan kesimpulan. Dengan adanya metode deskriptif

kualitatif maka teknik analisa data dilakukan melalui 3 tahapan, yaitu

(Usman dkk, 2000:86-87):

1) Reduksi data, yaitu proses pemilihan, pemusatan perhatian pada

penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data mentah atau

data kasar yang muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan.

Dengan katalain proses reduksi data ini dilakukan oleh peneliti

Page 28: PEMBINAAN KELUARGA SAKINAH PERSPEKTIF DAKWAH ...

16

secara terus-menerus saat melakukan penelitian untuk

menghasilkan data sebanyak mungkin.

2) Penyajian data, yaitu penyusunan informasi yang kompleks ke

dalam suatu bentuk yang sistematis, sehingga menjadi lebih selektif

dan sederhana serta memberikan kemungkinan adanya penarikan

kesimpulan data dan pengambilan tindakan. Dengan proses

penyajian data ini peneliti telah siap dengan data yang telah

disederhanakan dan menghasilkan informasi yang sistematis.

3) Kesimpulan, yaitu merupakan tahap akhir dalam proses analisis

data. Pada bagian ini peneliti mengutarakan kesimpulan dari data-

data yang telah diperoleh dari observasi, interview, dan

dokumentasi. Dengan adanya kesimpulan, penelitian akan terasa

sempurna karena data yang dihasilkan benar-benar valid atau

maksimal. Dengan melalui langkah-langkah tersebut diatas

diharapkan penelitian inidapat memberi bobot tersendiri terhadap

hasil penelitian yang peneliti sajikan.

Page 29: PEMBINAAN KELUARGA SAKINAH PERSPEKTIF DAKWAH ...

17

BAB II

KERANGKA TEORI

2.1. Pembinaan Keluarga Sakinah

Pembinaan keluarga sakinah terdiri dari tiga kata yaitu pembinaan,

keluarga, dan sakinah. Pada setiap kata terdapat pengertian-pengertian yang

penting untuk diketahui, oleh karena itu sebelum mendefinisikan pembinaan

keluarga sakinah, terlebih dahulu akan dibahas tentang pembinaan, keluarga,

dan sakinah baik menurut bahasa maupun istilah.

2.1.1. Pengertian Pembinaan

Pembinaan dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia berasal dari

kata dasar “bina” artinya bangun atau bangunan yang mendapatkan

awalan “pe” dan akhiran “an” yang mempunyai arti perbuatan.

Pembinaan berarti “pembangunan atau pembaruan (Poerwadarminta,

1985: 141). Jadi pembinaan adalah kegiatan pembaruan yang

dilakukan dalam semua aspek di masyarakat secara efisien dan efektif

untuk memperoleh hasil yang lebih baik.

Kalau dirumuskan dalam bentuk definisi, pembinaan adalah

suatu proses belajar dengan melepaskan hal-hal yang sudah dimiliki

dan mempelajari hal-hal baru yang belum dimiliki, dengan tujuan

membantu orang yang menjalaninya untuk membetulkan dan

mengembangkan pengetahuan dan kecakapan yang sudah ada serta

Page 30: PEMBINAAN KELUARGA SAKINAH PERSPEKTIF DAKWAH ...

18

mendapatkan pengetahuan dan kecakapan baru untuk mencapai tujuan

hidup dan kerja yang sedang dijalani secara efektif (Mangunhardjana,

1991: 12).

Pembinaan adalah suatu usaha mempertahankan, melestarikan

dan menyempurnakan umat manusia agar mereka tetap beriman

kepada Allah SWT (mempunyai aqidah yang kuat) dengan

menjalankan segala syariatnya (beraklaq baik) sehingga mereka bisa

menjadi manusia yang bahagi dunia akhirat.

Mangunhardjana menjelaskan lebih lanjut bahwa fungsi

pembinaan mencakup tiga hal, yaitu:

a) Menyampaikan informasi dan pengetahuan.

b) Perubahan dan pengembangan sikap.

c) Latihan dan pengembangan kecakapan serta keterampilan

(Mangunhardjana, 1991: 14).

Pembinaan secara etimologi berasal dari kata “bina” mendapat

awalan pe dan akhirnya an. (Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa,

2001: 152). Jadi artinya pembinaan adalah proses, pembuatan, cara

pembinaan, pembaharuan, usaha dan tindakan atau kegiatan yang

dilakukan secara berdaya guna dan berhasil guna dengan baik. Dalam

pelaksanaan pembinaan, maka konsep pembinaan hendaknya

didasarkan pada hal-hal yang bersifat efektif dan pragmatis dalam arti

dapat memberikan pemecahan persoalan yang dihadapi sehari-hari

Page 31: PEMBINAAN KELUARGA SAKINAH PERSPEKTIF DAKWAH ...

19

dengan sebaik-baiknya, dan pragmatis dalam arti mendasarkan fakta-

fakta yang ada sesuai dengan kenyataan sehingga bermanfaat karena

dapat diterapkan dalam praktek-praktek.Sedang pembinaan menurut

Masdar Helmi adalah segalahal usaha, ikhtiar dan kegiatan yang

berhubungan dengan perencanaan dan pengorganisasian serta

pengendalian segala sesuatu secara teratur dan terarah (Helmi, 1973:

3).

Dari uraian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa pembinaan

adalah segala usaha, ikhtiar dan kegiatan yang dilakukan terus

menerus dengan perencanaan, pengorganisasian, serta pengendalian

untuk memperoleh hasil yang berdaya guna.

2.1.2. Pengertian Keluarga Sakinah

Keluarga menurut pengertian umum ialah suatu kumpulan

manusia dalam kelompok kecil yang terdiri dari, suami istri, dan anak-

anak. Pangkal dari sebuah keluarga terdiri dari sepasang individu,

laki-laki dan wanita. Keduanya mempunyai peranan yang sangat

penting dalam menciptakan keluarga sejahtera, mengatur dan

menjaganya, sejak awal berdirinya sampai akhir (penghabisan) nya.

Keluarga dalam kamus umum bahasa Indonesia berarti kaum,

sanak saudara yang bertalian oleh nenek moyang, atau orang seisi

rumah (Poerwadarminta, 1985: 471). Ini berarti keluarga ialah satu

kumpulan manusia yang dihubungkan melalui pertalian darah,

Page 32: PEMBINAAN KELUARGA SAKINAH PERSPEKTIF DAKWAH ...

20

perkawinan atau pengambilan anak angkat. Keluarga menurut

Haviland adalah suatu kelompok yang terdiri atas seorang wanita,

anak-anaknya yang masih tergantung kepadanya, dan setidak-tidaknya

seorang pria dewasa yang diikat oleh perkawinan atau hubungan

darah.

Dalam perspektif sosiologis, keluarga merupakan satuan unit

terkecil dari masyarakat. Dalam pengertian ini keluarga berarti suatu

lembaga sosial, yang didalamnya terdapat nilai-nilai dan norma-norma

serta peran dan fungsi. Menurut Hammudah Abdul Al-Ati dalam

Hafidhuddin definisi keluarga dilihat secara operasional adalah: Suatu

struktur yang bersifat khusus yang satu sama lain mempunyai ikatan

khusus, baik lewat hubungan darah atau pernikahan.

Perikatan itu membawa pengaruh pada adanya rasa saling

berharap yang sesuai dengan ajaran agama, dikukuhkan dengan

kekuatan hukum serta secara individual saling mempunyai ikatan

batin. Dari beberapa pengertian keluarga yang telah dikemukakan di

atas, dapat disimpulkan bahwa keluarga adalah unit terkecil dalam

masyarakat yang terdiri dari sepasang laki-laki dan perempuan, serta

anak-anaknya yang mana mereka terikat oleh perkawinan, pertalian

darah atau pengambilan anak angkat, di dalamnya juga terdapat nilai-

nilai dan norma-norma serta peran dan fungsi.

Page 33: PEMBINAAN KELUARGA SAKINAH PERSPEKTIF DAKWAH ...

21

Departemen Agama mendefinisikan keluarga sakinah adalah

keluarga yang dibina atas perkawinan yang sah, mampu memenuhi

hajat hidup spiritual dan material secara layak dan siembang, diliputi

suasana kasih sayang antara anggota keluarga dan lingkungannya

dengan selaras. Serta mampu mengamalkan, dan menghayati dan

memperdalam nilai-nilai keimanan, ketaqwaan, dan akhlaq mulia

(Departemen Agama propinsi jateng, pembinaan keluarga sakinah dan

gerakan sadar zakat, 2000: 2).

Adapun tujuan perkawinan dalam Islam adalah sebagaimana

difirmankan Allah dalam surat Ar-Rum ayat 21:

Artinya: “dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia

menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya

kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-

Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang

demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang

berfikir”(QS. Ar-rum: 21) (Departemen Agama RI, 2004: 407)

Ayat di atas menunjukkan bahwa tujuan dari pada perkawinan

adalah sebagai berikut:

a. Untuk mencapai ketenangan hidup yang diliputi cinta dan kasih

sayang baik lahir maupun batin dari sepasang suami istri.

b. Untuk memperoleh keturunan yang sah, keturunan yang

mengenal kedua orang tuanya, dan orang tua yang bertanggung

jawab terhadap keturunannya.

Page 34: PEMBINAAN KELUARGA SAKINAH PERSPEKTIF DAKWAH ...

22

c. Untuk menjaga agar seseorang tidak mudah jatuh ke lembah

kemaksiatan, terutama perzinahan.

d. Untuk mewujudkan keluarga muslim yang sejahtera, bahagia,

tentram, dan damai, serta menciptakan pendidikan menurut

ajaran Islam, sehingga mencerminkan keluarga yang taat

menjalankan ibadah.

2.1.3. Pembinaan Keluarga Sakinah

Dari penjelasan yang telah disebutkan di atas, dapat diambil

kesimpulan bahwa pembinaan keluarga sakinah adalah segala usaha,

ikhtiar dan kegiatan yang dilakukan terus menerus dengan

perencanaan, pengorganisasian, serta pengendalian keluarga yang

dibina atas perkawinan yang sah, sehingga mampu memenuhi hajat

hidup spiritual dan material secara layak dan siembang, diliputi

suasana kasih sayang antara anggota keluarga dan lingkungannya

dengan selaras.

Adanya pembinaan keluarga sakinah bisa memungkinkan

adanya keharmonisan dalam keluarga sehingga setiap unsur dari

keluarga mampu untuk mengamalkan, dan menghayati serta

memperdalam nilai-nilai keimanan, ketaqwaan, dan akhlaq mulia.

Page 35: PEMBINAAN KELUARGA SAKINAH PERSPEKTIF DAKWAH ...

23

2.2. Ruang Lingkup Dakwah

2.2.1. Pengertian Dakwah

Kata “dakwah” berasal dari bahasa arab yaitu دعوة ,يدعو ,دعا

yang mempunyai makna seruan, ajakan, panggilan, propaganda, bahkan

berarti permohonan dengan penuh harap atau dalam bahasa Indonesia

biasa disebut berdo’a (Noor, 1981; 28). Sedangkan dalam kamus besar

bahasa Indonesia kata dakwah berarti penyiaran atau propaganada

(Poerwadarminta, 1985: 222) maka propaganda itu sendiri dalam

kamus Ilmiah berarti upaya perluasan pengaruh yang dilakukan secara

berencana, sistematis, dan berulang-ulang untuk memepengaruhi

sesorang, khalayak, atau bangsa agar melaksanakan suatu kegiatan

tertentu dengan kesadarannya sendiri, tanpa merasa terpaksa atau

dipaksa (Alex, 2005: 528).

Menurut A. Wahab Suneth dan Safrudin Djosan (2000: 8),

dakwah merupakan kegiatan yang dilaksanakan jama’ah muslim atau

lembaga dakwah untuk mengajak manusia masuk ke dalam jalan Allah

(kepada sistem Islam) sehingga Islam terwujud dalam kehidupan

fardliyah, usrah, jama’ah, danummah, sampai terwujudnya tatanan

khoiru ummah. Di dalam al-Qur'an dakwah tidak hanya diartikan

sebagai menyeru, akan tetapi ucapan yang baik, tingkah laku yang

terpuji dan mengajak orang lain ke jalan yang benar, itu sama halnya

dengan kegiatan dakwah (Ma’arif, 1994: 101).

Page 36: PEMBINAAN KELUARGA SAKINAH PERSPEKTIF DAKWAH ...

24

Dari segi bahasa dakwah berarti ajakan, seruan, panggilan atau

undangan. Sedangkan dari istilah banyak pendapat tentang pengertian

dakwah. Diantaranya Drs. Amin Rais dalam bukunya “Cakrawala

Islalm antara Citadan Fakta”, memberikan pengertian dakwah sebagai

berikut : “Bahwa dakwah Islam (yang selanjutnya disebut dengan

dakwah) adalah setiap usaha rekonstruksi masyarakat yang masih

mengandung unsur-unsur jahili agar menjadi masyarakat yang Islami”.

(Amin Rais, 1987: 25).

Amrullah Ahmad juga merumuskan pengertian dakwah sebagai

berikut: “Pada hakekatnya dakwah Islam merupakan aktualisasi imani

yang dimanifestasikan dalam system kegiatan manusia beriman dalam

hidup kemasyarakatan yang dilaksanakan secara teratur untuk

mempengaruhi cara merasa, berfikir, bersikap maupun bertindak pada

dataran individu dan cultural social dalam rangka mewujudkan ajaran

Islam” (Amrullah Ahmad, 1985: 2)

Sedangkan Asmuni Syukir menyatakan bahwa dakwah dapat

diartikan dari dua sudut pandang. Yaitu pertama, pengertian dakwah

yang bersifat pembinaan, kedua, pengertian dakwah yang bersifat

pengembangan. Dakwah yang bersifat pembinaan artinya suatu

kegiatan untuk mempertahankan serta menyempurnakan suatu hal yang

telah ada sebelumnya. Sedangkan dakwah yang bersifat pengembangan

adalah suatu kegiatan yang mengarah kepada adanya pembaharuan atau

mengadakan sesuatu hal yang belum ada. Dengan demikian adanya

Page 37: PEMBINAAN KELUARGA SAKINAH PERSPEKTIF DAKWAH ...

25

pengertian dakwah yang bersifat pembinaan adalah suatu usaha

mempertahankan, melestarikan dan menyempurnakan umat manusia

agar mereka tetap beriman kepada AllahSWT dengan menjalankan

syari'atnya sehingga menjadikan mereka manusiayang hidup bahagia

dunia dan akhirat. Sedangkan dakwah yang bersifat pengembangan

adalah usaha mengajak kepada umat manusia yang belumberiman

kepada Allah SWT agar memeluk agama Islam dan mentaati

syari'atIslam supaya nantinya hiup bahagia dunia dan akhirat. (Syukir,

1983 : 20).

Adapun pengertian da’wah menurut istilah (terminology) telah

banyak para ahli dakwah yang mendefinisikan tentang makna kata

dakwah. Adapun definisi-definisi tersebut antara lain:

1. Toha Yahya Oemar berpendapat bahwa dakwah adalah mengajak

manusia dengan cara yang bijaksana kepada jalanyang benar sesuai

dengan perintah Tuhan untuk kemaslahatan dan kebahagiaan mereka

di dunia dan akhirat (Oemar, 1967: 1)

2. Rosyad Saleh dalam buku Manajemen Dakwah Muhammadiyah

menyebutkan bahwa: dakwah adalah proses aktivitas merubah suatu

kondisi kepada kondisi yang lebihbaik, atau dari suatu kondisi yang

sudah baik kepada kondisi yang lebih baik lagi, yang dilakukan

dengan sadar, sengaja dan berencana.(Saleh, 2005: 48).

3. Sedangkan KH. M. Isa Anshary mengartikan dakwah Islamiyah

yaitu menyampaikan seruan Islam, mengajak dan memanggil

Page 38: PEMBINAAN KELUARGA SAKINAH PERSPEKTIF DAKWAH ...

26

sekelompok manusia, agar menerima dan mempercayai keyakinan

dan pandangan hidup Islam (Anshary, 1984: 17).

4. Pengertian yang integralistik dari makna dakwah, merupakan suatu

proses yang berkesinambungan yang ditangani oleh para pengemban

dakwah untuk mengubah sasaran dakwah agar bersedia masuk ke

jalan Allah dan secara bertahap menuju perikehidupan yang Islami.

(Hafidhuddin, 1998: 77).

Definisi-definisi yang ada diatas terdapat kesamaan pandangan

tentang merubah dan mengajak manusia dari suatu kondisi kepada

kondisi yang lebih baik dengan menjalankan ajaran Islam untuk

mendapatkan kebahagiaan di dunia dan akhirat. Jadi dapat dikatakan

bahwa dakwah merupakan suatu proses yang dilakukan secara terus

menerus untuk merubah dan mengajak manusia dari suatu kondisi

kepada kondisi yang lebih baik untuk kebahagiaan dan kemaslahatan

hidup di dunia dan akhirat.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dakwah adalah

seruan atau ajakan kepada umat manusia untuk menuju jalan yang

benar, menyeru kepada yang ma’ruf dan menjegah dari yang mungkar.

Dakwah disebut juga komunikasi Islam, memiliki beberapa unsur,

seperti da’i, sasaran (mad’u), media (wasilah), metode (uslub), materi

(mawdu’), dan tujuan dakwah (Aripudin, 2011: 1).Maka dalam

pelaksanaan dakwah ada metode yang digunakan untuk berdakwah agar

dakwah tersebut berjalan lancar.

Page 39: PEMBINAAN KELUARGA SAKINAH PERSPEKTIF DAKWAH ...

27

2.2.2. Hukum Dakwah

Berdakwah dengan segala bentuknya adalah wajib hukumnya

bagi setiap muslim. Misalnya amar ma’ruf nahi munkar, berjihad,

memberi nasehat dan sebagainya. Hal ini menunjukan bahwa syariat

atau hukum Islam tidak mewajibkan bagi umatnya untuk mendapatkan

hasil semaksimalnya, akan tetapi usahanyalah yang diwajibkan

semaksimalnya sesuai dengan keahlian dan kemampuannya. Adapun

orang yang diajak, ikut ataupun tidak ikut itu telah menjadi urusan

Allah SWT. Berdakwah adalah wajib hukumnya dikerjakan oleh setiap

muslim. Oleh karena itu bagi kaum yang mentaati perintah dakwah

tersebut beruntunglah mereka.Karena mereka berdakwah bukan semata-

mata untuk kepentingan pribadi mereka melainkan berniat membela dan

menegakkan agama Allah (Syukir, 1983: 27-28). Pelaksanaan dakwah

merupakan perintah Allah dan memiliki dasar hukum yang dijelaskan

dalam firman Allah surat Ali Imran ayat 104 sebagai berikut:

Artinya:Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat

yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan

mencegah dari yang munkar, merekalah orang-orang yang beruntung

(QS. Ali Imran: 104) (Departemen Agama RI, 2010: 63).

Ayat ini mengandung pengertian bahwa kewajiban berdakwah itu

adalah kewajiban atas seluruh individu manusia, khususnya bagi suatu

Page 40: PEMBINAAN KELUARGA SAKINAH PERSPEKTIF DAKWAH ...

28

kelompok da’i yang dapat memberikan penjelasan-penjelasan tentang

hukum Islam. Hendaknya semua kaum muslimin menjadi umat-umat

yang mengajak kepada kebaikan dan melarang kemungkaran.

2.2.3. Tujuan Dakwah

Dakwah merupakan suatu rangkaian kegiatan atau proses, dalam

rangka mencapai suatu tujuan tertentu. Tujuan ini dimaksudkan untuk

pemberi arah atau pedoman bagi gerak langkah kegiatan dakwah. Sebab

tanpa tujuan yang jelas seluruh aktivitas dakwah akan sia-sia (tiada

artinya) (Syukir, 1983: 49). Pada dasarnya tujuan dakwah adalah

sesuatu yang hendak dicapai melalui tindakan, perbuatan atau usaha.

Awaludin Pimay (2005: 35-38) merumuskan tujuan dakwah menjadi

tiga bentuk, yaitu:

a. Tujuan praktis

Tujuan praktis dalam berdakwah merupakan tujuan tahap awal

untuk menyelamatkan umat manusia dari lembah kegelapan dan

membawanya ketempat yang terang-benderang, dari jalan yang

sesat kepada jalan yang lurus, dari lembah kemusyrikan dengan

segala bentuk kesengsaraan menuju kepada tauhid yang

menjanjikan kebahagiaan.

b. Tujuan realistis

Tujuan realistis adalah tujuan antara, yakni berupa terlaksananya

ajaran Islam secara keseluruhan dengan cara yang benar dan

berdasarkan keimananan, sehingga terwujud masyarakat yang

Page 41: PEMBINAAN KELUARGA SAKINAH PERSPEKTIF DAKWAH ...

29

menjunjung tinggi kehidupan beragama dengan merealisasikan

ajaran Islam secara penuh dan menyeluruh.

c. Tujuan idealistis

Tujuan idealistis adalah tujuan akhir pelaksanaan dakwah, yaitu

terwujudnya masyarakat muslim yang diidam-idamkan dalam suatu

tatanan hidup berbangsa dan bernegara, adil, makmur, damai dan

sejahtera di bawah limpahan rahmat, karunia dan ampunan Allah

SWT.

2.2.4. Unsur-unsur Dakwah

a. Da’I (Subjek Dakwah)

Da’i adalah orang yang melaksanakan dakwah baik lisan

maupun tulisan ataupun perbuatan dan baik secara individu,

kelompok atau berbentuk organisasi (Aziz, 2004: 75).Da’i harus

mengetahui cara menyampaikan dakwah tentang Allah, alam

semesta dan kehidupan serta apa yang dihadirkan dakwah untuk

memberikan solusi terhadap problema yang dihadapi manusia, juga

metode-metode yang dihadirkannya untuk menjadikan agar

pemikiran dan perilaku manusia tidak salah dan melenceng (Munir,

dkk, 2009: 22). Sifat-sifat yang harus dimiliki oleh seorang da’i:

1) Da’i harus beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT.

2) Da’i harus ikhlas dalam melaksanakan dakwah dan tidak

mengedepankan kepentingan pribadi.

3) Da’i harus ramah dan penuh pengertian

Page 42: PEMBINAAN KELUARGA SAKINAH PERSPEKTIF DAKWAH ...

30

4) Da’i harus tawadhu’ atau rendah hati.

5) Da’i harus sederhana dan jujur dalam tindakannya.

6) Da’i harus tidak memiliki sifat egoism.

7) Da’i harus mempunyai semangat yang tinggi dalam

menjalankan tugasnya.

8) Da’i harus sabar dan tawakkal dalam melaksanakan tugas

dakwahnya.

9) Da’i harus mempunyai jiwa toleransi yang tinggi.

10) Da’i harus mempunyai sifat terbuka atau demokratis.

11) Da’i tidak memiliki penyakit hati atau dengki (Amin, 2009: 77).

Da’I akan berhasil dalam tugas melaksanakan dakwah jika

dibekali kemapuan-kemampuan yang berkaitan dengannya.

Kompetensi-komentensi yang harus dimiliki da’i antara lain:

1) Kemampuan berkomunikasi, dalam proses dakwah obyek

dakwah sangatlah variabel sifat dan jenisnya, jadi hal itu

menuntut adanya kemampuan khusus pada seorang da’i, agar

pesan-pesan yang akan disampaikan mudah diterima oleh obyek

dakwah.

2) Kemampuan penguasaan diri, karena tugas seorang da’i adalah

membimbing mad’unya kearah yang lebih baik, maka seorang

da’I harus mampu menguasai diri, jangan sampai seorang da’I

memperlihatkan sikap yang tidak baik.

Page 43: PEMBINAAN KELUARGA SAKINAH PERSPEKTIF DAKWAH ...

31

3) Kemampuan pengetahuan psikologi, kemampuan ini bisa

digunakan da’i untuk menghadapi mad’unya yang mempunyai

sikap yang berbeda satu sama lain, sehingga dakwah akan

berjalan efektif dan sesuai yang diinginkan.

4) Kemampuan pengetahuan kependidikan, da’i bisa dikatakan

sebagai pendidik, maka seorang da’i harus mengerti dan

memahami ilmu-ilmu yang berkaitan dengan pendidikan baik

dalam bidang tekniknya, metode ataupun strateginya, sehingga

akan mudah dicapai tujuan dakwahnya.

5) Kemampuan pengetahuan dibidang pengetahuan umum, seorang

da’i harus memperkaya dirinya dengan berbagai pengetahuan

walau tidak bersifat pengetahuan yang agamis, agar

keberadaanya di tengah masyarakat tidak disepelakan.

6) Kemampuan dibidang Al-Qur’an, menguasai kitab suci Al-

Qur’an adalah keharusan yang tidak bisa ditawar bagi seorang

da’i. Penguasaan Al-Qur’an ini baik dalam bidang membacanya,

maupun penguasaan dalam memahami dan

menginterprestasikan ayat-ayat Al-Qur’an.

7) Kemampuan dibidang ilmu Hadits, hadits merupakan sumber

kedua setelah al-Qur’an, da’i harus mempunyai kemampuan

dibidang hadits agar tidak terperosok dengan hadist mardud.

8) Kemapuan dibidang ilmu agama secara intergal, da’i harus

mempunyai kemampuan yang luas dibidang ilmu-ilmu agama,

Page 44: PEMBINAAN KELUARGA SAKINAH PERSPEKTIF DAKWAH ...

32

karena anggapan masyarakat da’i adalah orang yang serba tahu

tentang agama (Amin, 2009: 79-85).

b. Mad’u (objek dakwah)

Secara etimologi kata mad’u dari bahasa Arab yaitu kata yang

menunjukkan objek atau sasaran (Saputra, 2012: 279). Mad’u atau

penerima dakwah adalah seluruh umat manusia tanpa kecuali, baik

pria maupun wanita, beragama maupun belum beragama, pemimpin

maupun rakyat biasa. Oleh karena itu dakwah tertuju kepada mereka

semua tanpa melihat tingkat kebangsaan maupun golongan (Sanwar,

1986: 66).

Mad’u adalah objek dakwah bagi seorang da’i yang bersifat

individual, kolektif atau masyarakat umum.Masyarakat sebagai

objek dakwah atau sasaran dakwah merupakan salah satu unsur yang

penting dalam sistem dakwah yang tidak kalah peranannya

dibandingkan dengan unsur-unsur dakwah yang lainnya, oleh sebab

itu masalah masyarakat ini seharusnya dipelajari dengan sebaik-

baiknya sebelum melangkah keaktivitas dakwah yang

sebenarnya.Maka dari itu sebagai bekal dakwah dari seorang

da’i/mubaligh hendaknya melengkapi dirinya dengan beberapa

pengetahuan dan pengalaman yang erat hubungannya dengan

masalah masyarakat (Saputra, 2012: 280-281).

c. Maddah (Materi Dakwah)

Page 45: PEMBINAAN KELUARGA SAKINAH PERSPEKTIF DAKWAH ...

33

Materi dakwah (Maddah Ad-Da’wah) adalah pesan-pesan

dakwah Islam atau segala sesuatu yang harus disampaikan subjek

kepada objek dakwah, yaitu keseluruhan ajaran Islam yang ada di

dalam Kitabullah maupun Sunnah RasulNya.Pesan-pesan dakwah

yang disampaikan kepada objek adalah pesan-pesan yang berisi

ajaran Islam. Keseluruhan materi dakwah, pada dasarnya bersumber

pada dua sumber pokok ajaran Islam. Kedua sumber ajaran Islam itu

adalah:

1) Al-Qur’an

Agama Islam adalah agama yang mengatur ajaran kitab Allah,

yakni al-Qur’an.Al-Qur’an merupakan sumber petunjuk sebagai

landasan Islam.Karena itu, sebagai materi utama dalam

berdakwah, al-Qur’an menjadi sumber utama dan pertama yang

menjadi landasan untuk materi dakwah. Keseluruhan isi al-

Qur’an merupakan materi dakwah. Dalam hal ini, seorang da’i

harus menguasai al-Qur’an, baik dalam hal membacanya

maupun penguasaan terhadap isi kandungan Al qur’an.

2) Hadits

Hadits merupakan sumber kedua dalam Islam.Hadits adalah

penjelasan-penjelasan dari Nabi dalam merealisasikan

kehidupan berdasar al-Qur’an.Penguasaan terhadap materi

dakwah hadits ini menjadi sangat penting bagi juru dakwah,

karena beberapa ajaran Islam yang bersumber dari al-Qur’an

Page 46: PEMBINAAN KELUARGA SAKINAH PERSPEKTIF DAKWAH ...

34

diinterpretasikan melalui sabda-sabda Nabi yang tertuang dalam

hadits (Munir, 2009: 88-89).

Secara umum materi dakwah dapat diklasifikasikan menjadi empat

masalah pokok yaitu:

1) Masalah Aqidah (keimanan) Masalah pokok yang menjadi

materi dakwah adalah aqidah Islamiyah. Aspek aqidah ini yang

akan membentuk moral (akhlak) manusia. Oleh karena itu yang

pertama kali dijadikan materi dalam dakwah Islam adalah

masalah aqidah atau keimanan. Aqidah mempunyai ciri-ciri

yang membedakannya dengan kepercayaan agama lain, yaitu:

a) Keterbukaan melalui persaksian (syahadat). Dengan

demikian, seorang muslim harus selalu jelas identitasnya

dan bersedia mengakui identitas keagamaan orang lain.

b) Pandangan yang luas dengan memperkenalkan bahwa Allah

adalah Tuhan seluruh alam, bukan Tuhan kelompok atau

bangsa tertentu.

c) Ketahananan antara iman dan Islam atau antara iman dan

amal perbuatan. Iman merupakan esensi dalam ajaran Islam.

Orang yang memiliki iman yang benar akan cenderung

untuk berbuat baik, karena ia mengetahui bahwa

perbuatannya itu adalah baik dan akan menjauhi perbuatan

jahat, karena dia tahu bahwa perbuatan jahat akan

berkonsekuensi pada hal-hal yang buruk. Iman itu sendiri

Page 47: PEMBINAAN KELUARGA SAKINAH PERSPEKTIF DAKWAH ...

35

terdiri atas amal shaleh, karena mendorong untuk

melakukan perbuatan yang nyata. Iman inilah yang

berkaitan dengan dakwah Islam dimana amar ma’ruf nahi

munkar dikembangkan yang kemudian menjadi tujuan

utama dari suatu proses dakwah.

2) Masalah Syariah

Materi dakwah yang bersifat syariah ini sangat luas dan

mengikat seluruh umat Islam. Syariah ini bersifat universal,

yang menjelaskan hak-hak umat muslim dan non muslim,

bahkan hak seluruh umat manusia. Disamping mengandung dan

mencakup kemaslahatan sosial dan moral, maka materi dakwah

dalam bidang sosial ini dimaksudkan untuk memberikan

gambaran yang benar, pandangan yang jernih dan kejadian

secara cermat terhadap hujjah atau dalil-dalil dalam melihat

setiap persoalan pembaruan, sehingga umat tidak terperosok

dalam kejelekan, karena yang diinginkan dalam dakwah adalah

kebaikan.

Materi dakwah dalam bidang syariah dapat menggambarkan

atau memberikan informasiyang jelas dibidang hukum dalam

bentuk hukum yang bersifat wajib, mubbah (dibolehkan),

mandub (dianjurkan), makruh (dianjurkan supaya tidak

dilakukan) dan haram (dilarang) (Munir dan Ilaihi, 2006: 24-

27).

Page 48: PEMBINAAN KELUARGA SAKINAH PERSPEKTIF DAKWAH ...

36

3) MasalahAkhlak

Serangkaian ajaran yang menyangkut sistem

keimanan/kepercayaan terhadap Allah SWT (Anshari, 1993:

146).

d. Wasilah (media dakwah)

Media dakwah adalah segala sesuatu yang dapat dipergunakan

sebagai alat untuk mencapai tujuan dakwah yang telah ditentukan

(Syukir, 1983: 163). Media dakwah yang dapat digunakan adalah

sebagai berikut:

1. Media visual, adalah bahan-bahan atau alat yang dapat

dioperasikan untuk kepentingan dakwah melalui indra

penglihatan.

2. Media audio, adalah alat-alat yang dapat dioperasikan sebagai

sarana penunjang kegiatan dakwah yang ditangkap melalui indra

pendengaran.

3. Media audio visual, adalah media penyampaian informasi yang

dapat menampilkan unsur gambar dan suara secara bersamaan

pada saat mengkomunikasikan pesan dan informasi.

4. Media cetak. Adalah media untuk menyampaikan informasi

memlalui tulisan yang tercetak (Amin, 2009: 116-122).

e. Metode Dakwah

1. Dakwah Bil al-Lisan

Page 49: PEMBINAAN KELUARGA SAKINAH PERSPEKTIF DAKWAH ...

37

Dakwah bil-lisan adalah dakwah yang dilaksanakan

melalui lisan yang dilakukan antara lain dengan ceramah-

ceramah, khutbah, diskusi,nasihat, dan lain-lain. Metode

ceramah ini tampaknya sudah sering dilakukan oleh para juru

dakwah, baik ceramah di majlis taklim, khutbah jum’at di

masjid-masjid, atau ceramah pengajian-pengajian (Amin, 2009:

11).

Dakwah bil-lisan sering dilakukan oleh seorang da’i

dengan cara ceramah yakni dilakukan dengan maksud untuk

menyampaikan keterangan, petunjuk, pengertian dan penjelasan

tentang sesuatu kepada pendengar dengan menggunakan lisan.

Metode ceramah merupakan suatu teknik dakwah yang banyak

diwarnai oleh ciri-ciri karakteristik bicara oleh seorang da’i pada

suatu aktifitas dakwah (Syukir, 1983:104).Metode ini harus

diimbangi dengan kepandaian khusus tentang retorika, diskusi

dan faktor-faktor lain yang membuat pendengar merasa simpatik

dengan ceramahnya. Metode ceramah ini, sebagai metode

dakwah bi al-lisan didalamnya terdapat tanya jawab yang

dilakukan oleh da’i untuk mengetahui sampai sejauh mana

ingatan atau pikiran seseorang dalam memahami atau menguasai

materi dakwah.Metode tanya jawab ini sifatnya membantu

kekurangankekurangan yang terdapat pada ceramah. Adanya

tanya jawab objek dakwah bisa mengajukan pertanyaan-

Page 50: PEMBINAAN KELUARGA SAKINAH PERSPEKTIF DAKWAH ...

38

pertanyaan yang belum dikuasai oleh mad’u sehingga akan

terjadi hubungan timbal balik antara subjek dakwah dan objek

dakwah (Amin, 2009: 101-102).

Seperti yang sudah dijelaskan di atas, dakwah ini

merupakan dakwah yang disampaikan langsung dalam bentuk

lisan sehingga ada komunikasi yang dibangun antara pemberi

dakwah dengan orang yang mendengarkan dakwah tersebut.

Dakwah jenis ini juga akan mengurangi ketidaktahuan

pendengar, serta memberikan pemahaman yang memang bisa

dimengerti oleh pendengarnya. Misalnya saja saat da’i

menjelaskan tentang ilmu keagamaan dengan mencontohkan apa

yang dilakukan oleh Rasulullah, maka mad’u bisa pula

memahaminya dengan kehidupan sehari-hari yang dijalaninya.

Mengetahui dan memahami penggunaan metode ceramah

dalam dakwah belum cukup tanpa mempelajari karakteristik

metode itu sendiri, baik dari kelebihan-kelebihannya maupun

kelemahan-kelemahannya. Berikut dijelaskan beberapa

kelebihan dan kelemahan yang dimiliki oleh metode ceramah.

Metode ceramah memiliki beberapa kelebihan antara lain:

a) Dalam waktu relatif singkat dapat disampaikann bahan

(materi dakwah) sebanyak-banyaknya.

b) Memungkinkan mubaligh/da’i menggunakan

pengalamannya, keistimewaannya dan kebijaksanaannya

Page 51: PEMBINAAN KELUARGA SAKINAH PERSPEKTIF DAKWAH ...

39

sehingga audien (obyek dakwah) mudah tertarik dan

menerima ajarannya.

c) Mubaligh/da’imudah menguasai seluruh pendengar.

d) Bila diberikan dengan baik, dapat menstimulir audien untuk

mempelajari materi atau isi kandungan yang telah

diceramahkan.

e) Metode ceramah lebih fleksibel, artinya mudah disesuaikan

dengan situasi dan kondisi serta waktu yang tersedia.

Metode ceramah sebagai metode dakwah selain memiliki

beberapa kelebihan juga memiliki beberapa kekurangan antara

lain:

a) Da’i atau mubaligh sukar untuk mengetahui pemahaman

audien terhadap bahan-bahan yang disampaikan.

b) Metode ceramah hanyalah bersifat komunikasi satu arah

saja. Maksudnya yang aktif hanyalah da’inya saja,

sedangkan audiennya pasif.

c) Sukar menjajaki pola berpikir pendengar (audien) dan pusat

perhatiannya.

d) Da’i cenderung bersifat otoriter.

e) Apabila da’itidak memperhatikan psikologi audien dan

tehnik edukatif maupun tehnik dakwah, ceramah dapat

berlanturlantur dan membosankan. Sebaliknya da’i dapat

berlebihan berusaha menarik perhatian audien dengan

Page 52: PEMBINAAN KELUARGA SAKINAH PERSPEKTIF DAKWAH ...

40

memberikan humor sebanyak-banyaknya, sehingga inti dan

isi ceramah menjadi kabur dan dangkal. Karakteristik suatu

metode sangat membantu dalam pemulihan ataupun

penggunaan suatu metode untuk mencapai suatu tujuan

dakwah yang telah ditetapkan.Selain itu seorang da’i atau

mubaligh agar ceramahnya dapat berhasil dengan efektif

dan efisien, maka perlu juga memiliki keterampilan dalam

mempengaruhi audien (Syukir, 1983: 106-108).

2. Dakwah Bi al-Hal

Bil hal secara bahasa berasal dari bahasa Arab (al-hal) yang

artinya tindakan. Sehingga dakwah bil haldapat diartikan

sebagai proses dakwah dengan keteladanan, dengan perbuatan

nyata (Muriah, 2000:75).

Dakwah bil-hal adalah dakwah agama Islam melalu perbuatan

nyata dalam rangka meningkatkan upaya-upaya:

a) Mencerdaskan kehidupan masyarakat.

b) Memperbaiki kehidupan ekonomi.

c) Peningkatan dan kemampuan dalam menghadapi tantangan

zaman.

d) Memberi arah orientasi yang mengintegrasikan iman dan

taqwa kepada Allah SWT dengan kemampuan menyatu

sebagai bagian tidak terpisahkan dari kehidupan berbangsa

dan bernegara di Republik Indonesia (An-Nabiry, 2008:

Page 53: PEMBINAAN KELUARGA SAKINAH PERSPEKTIF DAKWAH ...

41

266). Maksudnya adalah melakukan dakwah dengan

memberikan contoh melalui tindakan-tindakan atau

perbuatan-perbuatan nyata yang berguna dalam peningkatan

keimanan manusia yang meliputi segala aspek kehidupan.

Dakwah bil-hal merupakan aktivitas dakwah Islam yang

dilakukan dengan tindakan nyata atau amal nyata terhadap

kebutuhan penerima dakwah. Sehingga tindakan nyata tersebut

sesuai dengan apa yang dibutuhkan oleh penerima dakwah.

Misalnya dakwah dengan membangun rumah sakit untuk

keperluan masyarakat sekitar yang membutuhkan keberadaan

rumah sakit. Dakwah bil-hal ditujukan bagi sasaran dakwah

sesuai dengan kebutuhan sasaran, sehingga aktivitas dakwah

mengenai sasaran. Dakwah dengan pendekatan amal nyata

merupakan aktivitas dakwah yang harus dilakukan bagi aktivis

dakwah, sehingga dakwah tidak hanya dipahami sebagai

ceramah atau dakwah bil-lisan saja.Karena sesungguhnya

dakwah juga dapat dilakukan melalui tindakan atau amal nyata

yang dilakukan sesuai kebutuhan masyarakat (Amin, 2009: 178-

179).

Dakwah jenis ini dilakukan dengan tujuan tidak hanya membuat

mad’u memahami makna yang disampaikan dari dakwah

tersebut, tetapi juga mengaplikasikan dengan berbagai perbuatan

yang dicontohkan tersebut dalam kehidupan sehari-hari.Maka,

Page 54: PEMBINAAN KELUARGA SAKINAH PERSPEKTIF DAKWAH ...

42

orang yang mendengarkan dakwah tersebut tidak hanya

memaknai sebuah kebaikan dan keburukan, tetapi juga

mengaplikasikan nilainilai kebaikan tersebut dan menjauhkan

nilai-nilai keburukandalam kehidupan sehari-hari.

3. Dakwah Bi al-Qalam

Dakwah bi al qalam yaitu penyampaian materi dakwah dengan

menggunakan metode tulisan. Termasuk dalam jenis ini adalah

buku-buku, majalah, surat kabar, risalah, bulletin, brosur, dan

lain sejenisnya. Dalam metode ini hendaknya disampaikan

dengan menggunakan gaya bahasa yang lancar, mudah dicerna,

dan menarik minat publik, baik mereka yang awam maupun

kaum terpelajar (An-Nabiry, 2008: 236). Hartono A. Jaiz

menjelaskan fungsi dakwah bi al-qalam dalam tiga hal, anatara

lain:

a) Melayani kebutuhan masyarakat akan informasi Islam.

Informasi Islam yang dimaksud di sini adalah informasi

yang bersumber dari al-Qur’an dan Hadits.

b) Berupaya mewujudkan/menjelaskan seruan al-Qur’an

secara cermat melalui berbagai media cetak untuk

mengembalikannya kepada fikrah dan keuniversalannya

serta menyajikan produk-produk Islam yang selaras dengan

pemikiran.

Page 55: PEMBINAAN KELUARGA SAKINAH PERSPEKTIF DAKWAH ...

43

c) Menghidupkan dialog-dialog bernuansa pemikiran, politik,

budaya, sosial, dan lain-lain.

Adapun tujuannya sebagai berikut:

a) Memberantas masyarakat dari buta huruf lewat pendidikan

membaca dan menulis. Kesadaran membaca dan menulis,

baik dalam arti sempit maupun luas, sudah menjadi

kewajiban umat Islam. Sebagaimana yang dijelaskan dalam

surat al Alaq ayat 1-5 sebagai berikut:

Artinya: 1. Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu

yang Menciptakan, 2. Dia Telah menciptakan manusia dari

segumpal darah, 3. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha

pemurah, 4. Yang mengajar (manusia) dengan perantaran

kalam, 5. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak

diketahuinya (QS. Al-‘alaq: 1-5) ( Departemen Agama RI,

2010: 597).

Ayat tersebut memberikan isyarat perlunya pendidikan dari

pada mengajarkan dan memberitahukan sesuatu yang belum

diketahuinya, dengan membaca seseorang akan memahami

ilmu pengetahuan tentang manusia (dirinya).

b) Menyampaikan ajaran Islam

c) Meluruskan informasi lewat media cetak

d) Mengajak seluruh umat manusia untuk menyembah kepada

Allah dengan tidak mempersekutukannya

Page 56: PEMBINAAN KELUARGA SAKINAH PERSPEKTIF DAKWAH ...

44

e) Mengajak umat muslim agar melaksanakan kewajiban-

kewajiban Islam yang ada pada aspek ibadah, khususnya

shalat, zakat, dan ibadah-ibadah lain yang sudah ditentukan

caranya.

f) Mengajak umat Islam agar memiliki akhlaq terpuji.

g) Mengajak umat Islam agar tetap hati-hati terhadap

beritaberita yang datang (Kasman, 2004: 124-126).

Page 57: PEMBINAAN KELUARGA SAKINAH PERSPEKTIF DAKWAH ...

45

BAB III

GAMBARAN UMUM KUA KECAMATAN NGALIYAN

3.1 Kondisi Umum

Kantor Urusan Agama Kecamatan adalah unit kerja Kementerian

Agama yang merupakan jajaran terdepan serta ujung tombak yang

berkedudukan di wilayah kecamatan. Dalam melaksanakan tugasnya langsung

berhadapan dengan masyarakat, dengan unsur pelayanan yang meliputi:

pelayanan nikah, rujuk, pembinaan keagamaan, kemasjidan, perwakafan, Haji,

Badan Amil Zakat (BAZ), BP4, ibadah sosial dan tugas-tugas sektoral dan dan

lintas sektoral.

Dalam melaksanakan tugas-tugas tersebut diperlukan sumber daya

manusia yang handal, berdedikasi tinggi dan berakhlaqul karimah. Oleh karena

itu Kantor Urusan Agama Kecamatan Ngaliyan berusaha menetapkan sistem

pelayanan prima terhadap masyarakat dengan tanpa meninggalkan aturan yang

berlaku, baik aturan agama dan atau aturan perundang-undangan yang didasari

akhlaqul karimah dengan motto “IKHLAS BERAMAL”

Kantor Urusan Agama Kecamatan Ngaliyan berada di atas tanah seluas

± 550 dengan luas bangunan 90 M2. Terletak di jalan Ngaliyan-Boja

Kecamatan Ngaliyan, yang sekarang dikenal dengan jalan Prof. Dr. Hamka

Semarang.

Page 58: PEMBINAAN KELUARGA SAKINAH PERSPEKTIF DAKWAH ...

46

Secara geografis Kecamatan Ngaliyan memiliki luas wilayah 3.181.96

ha yang terdiri dari tanah sawah, tanah kering, tanah basah, tanah perkebunan,

hutan, tanah, keperluan fasilitas umum dan lain-lain.

Kecamatan Ngaliyan merupakan bagian dari 16 kecamatan yang ada di

wilayah Kota Semarang, terdiri dari 10 kelurahan, yaitu :

1. Kelurahan Gondoriyo

2. Kelurahan Podorejo

3. Kelurahan Bringin

4. Kelurahan Purwoyoso

5. Kelurahan Kalipancur

6. Kelurahan Bambankerep

7. Kelurahan Ngaliyan

8. Kelurahan Tambakaji

9. Kelurahan Wonosari

10. Kelurahan Wates

Kecamatan Ngaliyan terletak di bagian barat Kota Semarang dengan

batas-batas sebagai berikut :

1. Sebelah Timur Kecamatan Semarang Barat

2. Sebelah Selatan Kecamatan Mijen dan Kecamatan Gunungpati

3. Sebelah Barat Kecamatan Kaliwungu Kabupaten Kendal

4. Sebelah Utara Kecamatan Tugu

Page 59: PEMBINAAN KELUARGA SAKINAH PERSPEKTIF DAKWAH ...

47

Jumlah penduduk pada saat ini 118.482 jiwa, yang sebagian besar atau

89% nya beragama Islam. Kantor Urusan Agama Kecamatan Ngaliyan

mempunyai pegawai sebanyak 6 orang yng terdiri dari Kepala 1, Penghulu 1,

Pegawai 4, Untuk melaksanakan tugas-tugasnya yng berkaitan program kerja

KUA, terutama pelayanan terhadap masyarakat, nikah, rujuk, kemasjidan,

waqaf, dan atau tugas sektoral atau lintas sektoral dibantu oleh 9 orang modin

dari 10 kelurahan, yaitu:

1. Kelurahan Gondoriyo 1 Orang

2. Kelurahan Podorejo 1 Orang

3. Kelurahan Beringin 1 Orang

4. Kelurahan Purwoyoso 1 Orang

5. Kelurahan Kalipancur 1 Orang

6. Kelurahan Bambankerep 1 Orang

7. Kelurahan Ngaliyan 0 Orang

8. Kelurahan Tambakaji 1 Orang

9. Kelurahan Wonosari 1 Orang

10. Kelurahan Wates 1 orang

Dalam melaksanakan tugas sehari-hari, personil yang ada di KUA

Kecamatan Ngaliyan dibagi sesuai dengan job diskription masing-masing,

sehingga tidak terjadi tumpang tindih dalam melaksanakan program kerja

yang sudah direncanakan.

Page 60: PEMBINAAN KELUARGA SAKINAH PERSPEKTIF DAKWAH ...

48

3.1.1 Struktur Organisasi dan Tata Kerja KUA Ngaliyan

4

KETUA / PPN

Drs. Usman Affandi

PENGHULU

H. Shiddaqudin Basya. SH

PENYULUH AGAMA ISLAM

Sari Luthfiyah. SH.I

PENGADMINISTRASI

KEPENGHULUAN DAN

KELUARGA SAKINAH

Muhammad Latif

PENGADMINISTRASI

IBADAH SOSIAL DAN

KEMASJIDAN

Wahyuni Susilowati. BA

PELAKSANAAN DAN TATA

USAHA DAB RUMAH

TANGGA SERTA

BENDAHARA PEMBANTU

Ida Farikhah. SH

PENGADMINISTRASI

HAZAWA DAN PEMBINAAN

SYARIAH

Setyo Pamudji. SH

Page 61: PEMBINAAN KELUARGA SAKINAH PERSPEKTIF DAKWAH ...

49

3.1.2 Tugas dan Fungsi Kantor Urusan Agama Kecamatan

Secara garis besar, tugas dan fungsi Kantor Urusan Agama

Kecamatan berpedoman kepada KMA RI Nomor 45 tahun 2002, yakni

membantu dan melaksanakan sebagai tugas umum pemerintah dalam

bidang agama.

Disamping tugas secara umum di atas, Kantor Urusan Agama

Kecamatan dalam melaksanakan tugasnya menerapkan prinsip

koordinasi, integrasi, dan sinkronisasi dengan Departemen Agama

Kota/Kabupaten maupun antar unsur Kantor Urusan Agama

Kecamatan dan dengan instansi terkait di wilayah Kecamatan

Ngaliyan.

Adapun fungsi dari Kantor Urusan Agama Kecamatan adalah

sebagai berikut :

1. Melaksanakan pencatatan nikah, rujuk dan pengawasan

2. Melakukan bimbingan dalam bidang perkawinan

3. Melakukan pembinaan dan bimbingan dalam bidang keagamaan

4. Melakukan bimbingan dalam bidang kemasjidan, zakat,

perwaqafan dan ibadah sosial lainnya.

5. Melaksanakan bimbingan manasik Haji bagi Jamaah Calon Haji

Kecamatan

6. Menghimpun dan melakukan dokumentasi dan menyajikan data

statistik

Page 62: PEMBINAAN KELUARGA SAKINAH PERSPEKTIF DAKWAH ...

50

7. Melakukan tugas sektoral dan lintas sektoral

3.2 Program Kerja Kantor Urusan Agama Kecamatan Ngaliyan

3.2.1 Bidang fisik

1. Menyelesaikan pembangunan Musholla Sabibul janah

a. Memasang plafon

b. Membuat tempat wudlu dan wc Musholla

2. Menyelesaikan pembangunan pagar tembok sebelah selatan dan

belakang kantor

3. Meninggikan pagar depan kantor

4. Melanjutkan bangunan gedung/ruang arsip

5. Pavingisasi halaman depan dan belakang kantor KUA

6. Memindahkan letak kamar mandi

3.2.2 Bidang Administrasi/Tata Usaha

1. Melaksanakan pealayanan prima

2. Penjilidan berkas N dan NB

3. Penyimpanan data Pernikahan, Keagamaan dan data lainnya kedalam

komputer (sistem komputerisasi)

4. Pengarsipan berkas dan data yang ada

5. Meningkatkan kemampuan dan ketrampilan pegawai KUA Ngaliyan

dalam bidang computer informatika.

3.2.3 Bidang Urusan Agama Islam

1. Pelayanana Nikah dan Rujuk

Page 63: PEMBINAAN KELUARGA SAKINAH PERSPEKTIF DAKWAH ...

51

a. Pembinaan Modin secara berkala

b. Penyuluhana calon pengantin

c. Sosialisasi Undang-Undang No. 1 Tahun 1974 tentang

Perkawinan

d. Sosialisasi Kompilasi Hukum Islam (KHI)

2. Kemasjidan

a. Membentuk pengurus Badan Kesejahteraan Masjid (BKM) tingkat

kecamatan

b. Membentuk Forum Komunikasi Pengurus Ta’mir Masjid se

Kecamatan Ngaliyan.

c. Membentuk Forum Remaja Masjid

d. Menyelenggarakan Penyuluhan tentang Management dan

Administrasi kemasjidan

e. Menyelenggaran kursus kilat perawatan jenazah bagi remaja

masjid

3. Badan Amil Zakat (BAZ) dan perwaqafan

a. Sosialisasi Undang-Undang No. 38 Tahun 1999 tentang BAZ

b. Mengoptimalkan warga muslim yang berpotensi dan mampu

berzakat

c. Mengoptimalkan zakat profesi dan perdagangan

d. Pendataan masjid dan musholla yang belum bersertifikat waqaf

e. Penyuluhan dan pembinaan waqaf di tiap-tiap kelurahan

Page 64: PEMBINAAN KELUARGA SAKINAH PERSPEKTIF DAKWAH ...

52

f. Menyelesaikan tanah-tanah waqaf yang belum bersertifikat

4. Badan Penasehat Pembinaan dan Pelestarian Perkawinaan (BP4)

a. Membentuk pengurus BP4 tingkat kecamatan

b. Pembinaan Keluarga Sakinah

c. Penataran Calon Pengantin

3.2.4 Bidang Penerangan Agama Islam

1. Pembinaan Pengalaman Agama Islam (P2A)

a. Membentuk pengurus P2A Kecamatan

b. Mengoptimalkan Tenaga Penyuluhan Agama Islam

c. Memantau semua jenis kegiatan keagamaan yang diselenggarakan

di wilayah kecamatan.

2. Lembaga Pengembangan Tilawatil Qur’an (LPTQ)

a. Membentuk pengurus LPTQ kecamatan

b. Pembinaan terhadap Ustadz/Guru baca tulis Qur’an

c. Pembinaan terhadap pengurus TPQ

d. Membentuk Badan Koordinasi TPQ kecamatan

e. Menyelenggarakan seleksi Tilawatil Qur’an tingkat Kecamatan

3. Bidang Haji

a. Menyelenggarakan Bimbingan Manasik Haji Kelompok

b. Mendata calon haji

c. Menginvertarisir jamaah pasca haji

d. Membentuk paguyuban haji

Page 65: PEMBINAAN KELUARGA SAKINAH PERSPEKTIF DAKWAH ...

53

3.2.5 Bidang Sektoral dan Lintas Sektoral

1. Bekerjasama dengan instansi lain baik intern maupun ekstern dalam

pelaksanaan tugas Kantor Urusan Agama (KUA)

2. Bekerjasama dengan kecamatan dan puskesmas untuk memberikan

pembinaan terhadap pengurus ta’mir Masjid dan pengasuh pondok

pesantren dalam pemberantasan sarang nyamuk (PSN)

3. Bekerjasama dengan instansi lain dalam bidang pembinaan keagamaan

dan tokoh-tokoh masyarakat.

3.3 Data Peristiwa Nikah Th 2015

1. No

.

Bulan Nikah Di Kantor Nikah Di Luar

Kantor

Jumlah

Nikah

Keterangan

1. Januari 4 44 48 2.

2. Febuari 5 49 54 3.

3. Maret 7 75 82 4.

4. April 6 54 60 5.

5. Mei 4 82 86 6.

6. Juni 7 102 109 7.

7. Juli 3 15 17 8.

8. Agustus 2 68 71

9. September 6 45 51

Jumlah 44 534 578

Page 66: PEMBINAAN KELUARGA SAKINAH PERSPEKTIF DAKWAH ...

54

3.4 Manajemen Pembinaan Keluarga Sakinah di KUA Ngaliyan dalam Perspektif

Dakwah

Pentingnya manajemen dalam pembinaan keluarga sakinah di lembaga

KUA, adalah pertama, agar pembina mampu melaksanakan tugas mewujudkan

keluarga sakinah untuk mempertinggi mutu perkawinan menurut ajaran agama

Islam. Kedua, terwujudnya organisasi yang baik dan teratur dan termanaj dengan

baik yang mampu mengantarkan aspirasi masyarakat, sesuai dengan tuntunan

tntunan prkembangan zaman dan kemaju bangsa. Seperti yang dikatakan oleh

Bapak SH,

“Hal yang disiapkan dan direncanakan untuk membina keluarga sakinah di

sini adalah dengan menyiapkan suatu bimbingan khusus pra nikah yang

biasa di sebut dengan suscatin (kursus calon pengantin)” (wawancara

dengan bapak SH, 06 september 2015).

Adanya hal ini berarti ketika suami dan istri sama-sama menjalankan

tanggung jawabnya masing-masing, maka akan terwujud ketentraman dan

ketenangan hati, sehingga sempurnalah kebahagiaan hidup berumah tangga.

Dengan demikian, tujuan hidup berkeluarga akan terwujud sesuai dengan tuntutan

agama, yaitu sakinah, mawaddah wa rahmah. Dari sinilah peranan agama menjadi

sangat penting dalam membentuk keluarga sakinah yang dilakukan melalui

pembinaan keluarga sakinah di Kantor KUA Kecamatan Ngaliyan.

Manajemen KUA Ngaliyan dalam menjalankan fungsinya untuk membina

keluarga sakinah, adalah dalam bentuk:

Page 67: PEMBINAAN KELUARGA SAKINAH PERSPEKTIF DAKWAH ...

55

1. Pemberian nasehat oleh penasehat dalam suscatin (kursus calon pengantin)

Seperti yang telah dikatakan oleh bapak SH bahwa hal yang

disiapkan untuk membina keluarga sakinah adalah dengan memberikan

bimbingan pra nikah kepada cantin dengan tujuan mempersiapkan calon

pengantin dalam mengarungi kehidupan barunya nanti yaitu kehidupan rumah

tangga, baik dari segi fisik maupun pesikis agar terbentuk menjadi keluarga

sakinah, mawadah, wa rahmah. KUA kecamatan Ngaliyan telah berusaha

mewujudkan keluarga yang sakinah melalui proses bimbingan pra nikah yang

di khusukan pada calon pengantin.

Bagi calon pengantin yang memahami tujuan menikah, maka rumah

tangganya akan harmonis serta jauh dari hal hal yang negatif. Tujuan

pernikahan yang baik akan senantiasa menghasilkan rumah tangga yang baik

pula. Akan tetapi jika tujuan yang di niatkan pada awalanya buruk, maka

mungkin saja akan muncul hal hal yang tidak di inginkan dalam pernikahan.

“Tujuan pernikahan mengajarkan pada setiap pasangan agar

mempunyai rasa tanggung jawab dan perasaan lkasih sayang terhadap

keluarga, dari rasa tanggung jawab tersebut timbullah keinginan ntuk

mengubah ke arah yang lebih baik. Oleh karna itu tujuan tersebut akan

di capai terlebih dahulu pada kesepakatan antara pasangan.

Kesepakatan itulah yang akan di bahas pada saat saat bimbingan pra

nikah berlangsung” (Wawancara dengan Bpk SH KUA Kec. Ngaliyan

13 september 2015).

Banyak hal yang disampaikan ketika bimbingan pra nikah itu

dilaksanakan, seperti kata Bapak SH berikut bahwa;

“Pembinaan pra nikah yang diselenggarakan menyampaikan semua

perihal keperluan pengetahuan tentang nikah, baik secara agama

Page 68: PEMBINAAN KELUARGA SAKINAH PERSPEKTIF DAKWAH ...

56

maupun kewajibanselaku warga Negara yang baik, yang saya maksud

adalah undang-undang nikah” (wawancara dengan pak M.Siddaqudin

Basya. Penghulu, 14 September 2015)

.

Dengan begitu ini merupakan suatu upaya pemberian bantuan kepada

calon pengantin dalam memcahkan masalah dan informasi yang di hadapi

oleh pasangan. Dan tujuan dari terselenggaranya pembinaan pra nikah ini agar

tercapai kemantapan untuk memahami, menerima, dan mengarhkan calon

pengantin secara optimal dalam mencapai penyesuaian diri dengan

lingkungan, baik lingkungan secara umum maupun lingkungan keluarga

2. Proses pelaksanaan pembinaan pra Nikah

Pelaksanaan pembinaan pra nikah ini dijalankan sesuai dengan perencanaan

yang telah direncanakan oleh KUA Ngaliyan, seperti yang dikatakan oleh

Bapak US;

“Kita melaksanakan semua kegiatan apapun sesuai dengan program

kerja yang telah diberlakukan di KUA ini, baik itu dari segi fisik,

administrasi, ataupun dalam bidang urusan agama, dan hal yang yang

dilakukan bidang BP4 untuk menciptakan atau membina keutuhan

rumah tangga sehingga menjadi keluarga yang sakinah itu mengikuti

aturan yang berlaku di AD/ART, selebihnya kami selalu mencoba untuk

melakukan yang terbaik yang kami bisa. Seperti tentang materi

pemilihan jodoh dalam Islam, undang-undang perkawinan, hak dan

kewajiban suami dan istri, dll nya mas” (wawancara denagn Bpk. US di

KUA Ngaliyan).

Dari pernyataan di atas peneliti menyimpulkan bahwa dalam

pelaksanaan pembinaan terdapat bebrapa hal yaitu:

a. Subjek pembinaan pra nikah

Page 69: PEMBINAAN KELUARGA SAKINAH PERSPEKTIF DAKWAH ...

57

Subjek (pembina atau tutor) merupakan salah satu unsur yang paling

pokok dalam melaksanakan pembinaan pra nikah. Pembinan atau tutor

harus mampu membaca situasi dan kondisi calon penantin yang dihadapi

dan menguasai bahan atau materi serta dapat memberi contoh yang baik,

tenaga pembina itu sendiri yaitu seorang penghulu yang ada di KUA

Ngaliyan.

b. Objek pembina pra nikah

Objek pembinaan pra nikah adalah para calon pengantin yang telah

mendaftarkan diri di KUA. Setiap pasangan calon pengantin yang akan

menikah mewajibkan untuk mengikuti kegiatan pembinaan pra nikah.

KUA Ngaliyan bertindak sebagai fasilitator yang turut aktif untuk

mempersiapkan para calon pengantin dalam mengarungi kehidupan

rumah tangga, tujuan pembinaan pra nikah ini agar calon pengantin

memiliki kesadaran akan hak dan tanggung jawab sebagai suami istri

yang pada ahirnya dapat menciptakan kehidupan rumah tangga yang

aman, tentram, dan bahagia. Serta dapat membentuk keluarga yang sakiah

mawadah warohmah.

c. Materi pembinaan pra nikah

Materi adalah bahan yang akan digunakan oleh pembina dalam

melakukan proses pembinaan pra nikah. Materi materi yang di sampaikan

berkaitan rumah tangga cara membentuk keluarga yang sakinah, dan cara

menjaga keutuhan rumah tangga.

Page 70: PEMBINAAN KELUARGA SAKINAH PERSPEKTIF DAKWAH ...

58

Menurut SF tentang materi pembinaan keluarga sakinah pada

pasangan pranikah adalah,

“Materi yang diberikan terutama ilmu-ilmu fiqih tentang keluarga

sakinah. Bagaimana berumah tangga dan menjalin hubungan yang

harmonis”.

Menurut jawaban SF di atas tentang materi pembinaan keluarga

sakinah pada pasangan pranikah, DH menuturkan,

“Materinya meliputi nasehat-nasehat perkawinan meliputi seperti

cara melestarikan pernikahan, membentuk keluarga yang sakinah,

mawaddah dan warohmah. Diberikan pengetahuan dalam berumah

tangga tangga yang baik”.

Dari penuturan jawaban SF dan DH selaku petugas KUA, diperkuat

oleh PA selaku pasangan yang pernah mendapatkan materi tentang

pembinaan keluarga sakinah. Materinya yaitu:

“Tentang cara-cara ijab-qabul, bersalaman dengan suami setelah

melaksanakan ijab qabul dan tentang cara-cara berumah tangga yang

baik, menjalin hubungan yang baik, berkomunikasi kepada keluarga

dengan baik. Misalnya suami pergi dan pulang dari kerja seorang istri

harus bersalaman dan menjaga kehormatan keluarga. Seorang istri

boleh keluar rumah atas ijin seorang suami, kemudian diajarkan

untuk solat berjamaah dengan suami”.

Jawaban ketiga informan (SF, DH, dan PA) di atas dapat disimpulkan

bahwa materi yang diberikan dalam pembinaan keluarga sakinah di

Kantor Urusan Agama Kecamatan Ngaliyan adalah ilmu-ilmu fiqih

tentang keluarga sakinah, nasehat-nasehat perkawinan meliputi cara

melestarikan perkawinan, seorang istri menghormati suami dan saling

menjaga keharmonisan keluarga.

Page 71: PEMBINAAN KELUARGA SAKINAH PERSPEKTIF DAKWAH ...

59

Adapun secara khusus materi yang disampaikan dalam pembinaan pra

nikah di KUA kecamatan Ngaliyan yaitu :

1. Materi UU Perkawinan dan Agama

Pembinaan pra nikah kusus calon pengantin di KUA ngaliyan di

sampaikan materi tentang Munakahat, kata nikah yang berasal dari bahasa

arab yang di dalam bahasa indonesia di terjemahkan dengan perkawinan.

Nikah menurut istilah sariat islam adalah akad yang menghalalkan

pergaulan anatara laki-laki dan perepuan yang tidak ada hubungan

mahram sehingga dengan akad tersebut untuk komitmen antara hak dan

kewajiban kedua pasanagan suami istri. Undang undang RI No. 1 tahun

1974 menyatakan bahwa “ perkawinan adalah ikatan lahir batin anatara

seorang pria dan wanita sebagai suami istri untuk membentuk keluarga

(rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan yang

Maha Esa”. Rumusan perkawinan yang di jelaskan dalam undang undang

perkawinan tersebut, sekaligus memberikan arahan agar pasangan calon

pengantin yang telah menikah hendaknya perkawinan tersebut dapat

membentuk kehidupan rumah tangga yang aman tentran, dan bahagia.

Pembekalan materi ini bertujuan untuk menjelaskan kepada calon

pengantin mengenai hukum dan peraturan pemerintah. Pada dasarnya

islam sangat menganjurkan kepada umatnya yang sudah siap fisik maupun

pesikis untuk segera menikah. Materi munakahat juga di sampaikan

kepada calon pengantin yaitu tentang hukum perkawinan dalam islam.

Page 72: PEMBINAAN KELUARGA SAKINAH PERSPEKTIF DAKWAH ...

60

Islam mengajrkan bahwa calon pengantin itu di wajibkan untuk memenuhi

syarat dan rukun perkawinan. Syarat dan rukun perkawinan itu sendiri

adalah adanya calon mempelai dari pihak laki-laki maupun perempuan,

adanya ali dari pihak perempuan, adanya dua orang saksi dan adanya ijab

qobul. Jika salah satu dari pihak tersebut tidak ada yang terpenuhi maka

dalam islam perkawinan itu tidak sah.

2. Matri memilih jodoh

Ketika jodoh adalah masalah manusia sejak Nabi Adam dan Hawa

yang sampai sekarang masih hangat dan aktual, adapaun faktor yang harus

di pertimbangkan dalam memilih pasanagan hidup ialah

a. Agama

b. Keturunan

c. Akhlak dan budi pekerti yang baik

d. Pendidikan

e. Kesehatan

f. Adat istiadat

g. Kecantikan dan kekayaan tergantung selera perorangan.

Kriteria calon istri yang baik: Rosulullah saw telah menggariskan

bahwa kriteria calon istri yang baik itu mencakup lima hal yaitu:

a. Karena hartanya

b. Karena keturunanya

c. Karna kecantikanya

Page 73: PEMBINAAN KELUARGA SAKINAH PERSPEKTIF DAKWAH ...

61

d. Karena agamanya

e. Karena ahlaknya

Kriteria suami yang baik: memilih calon suami yang baik merupakan

kewajiban bagi wali calon mempelai wanita. Bagi wanita apabila hendak

memilih calon suami hendaknya mengutamakan:

a. Agamanya

b. Akhlaknya yang mulia

c. Telah mampu menanggung beban akibat pernikahan

d. Pria yang bertanggung jawab

e. Pria yang bersifat penyayang.

Hal ini di jelaskan agar mereka bisa memilih dan memilih sebelum

melangkah atau tidak menimbulkan penyesalan di kemudian hari.

3. Materi hak dan kewajiban suami isteri

Dalam pembinaan pra nikah di berikan materi adanya hak dan kewajiban

suami istri menurut islam di antaranya:

1) Hak isteri

a. Hak mengenal harta. Yaitu istri berhak mendapatkan mahar atau

mas kawin atau nafkah.

b. Hak mendapatkan perlakuan yang baik dari suami

c. Hak memperoleh perhatian dan penjagaan dari suaminya,

maksutnya agar suami menjaga keselamatan dan kehormatan

isterinya, tidak menyia nyiakan dan senantiasa menjaga.

Page 74: PEMBINAAN KELUARGA SAKINAH PERSPEKTIF DAKWAH ...

62

2) Hak suami

a. Suami berhak mendapatkan perlakuan dan pelayanan yang baik

dari isteri selaku kepala keluarga / pimpinan rumah tangga dalam

batas-batasa yang di tentukan oleh norma agama dan susila.

b. Mengarahkan kehidupan keluarga agar agar menjadi keluarga yang

taqwa.

3) Kewajiban istri

a. Hormat dan patuh kepada suami dalam batas yang telah di

tentukan oleh agama dan susila

b. Mengatur dan mengurus rumah tangga, menjaga keselamatan dan

mewujudkan keluarga yang bahagia dan sejahtera.

c. Memelihara dan mendidik anak

d. Memelihara dan menjaga kehormatan serta melindungi harta benda

keluarga

e. Menerima serta menghormati pemberian suami, dan menggunakan

dengan sebaik baiknya, hemat cermat dan bijksana.

4) Kewajiban suami

a. Memberikan nafkah lahir dan batin sesuai dengan kemampuan

serta mengusahakan keperluan keluarga terutama sandang pangan.

Page 75: PEMBINAAN KELUARGA SAKINAH PERSPEKTIF DAKWAH ...

63

b. Memelihara, memimpin dan membimbing dan membina keluarga

agar menjadi keluarga yang soleh dan terjauh dari siksa neraka.

c. Membantu mendidik memelihara dan membina anak dengan penuh

rasa tanggung jawab dan kasih sayang.

d. Memeberi kebebasan berfikir dan bertindak kepada isteri sesuai

dengan ajaran agama.

e. Dapat mengatasi keadaan, kencari penyelesaian dengan cara

merekrut dan bijaksana dan tidak bertindak sewenang-wenang.

5) Hak bersama suami isteri.

a. Halalnya pergaulan sebagai suami istri dan kesempatan saling

menikmati atas dasar kerjasama dan saling memerlukan.

b. Sucinya hubungan perbesanan. Dalam hal ini isteri haram bagi

pihak keluarga laki-laki suami, sebagaimana suami haram bagi

pihak keluarga perempuan isteri.

c. Berlaku hak pusaka. apabila salah seorang diantara suami isteri

meninggal maka salah satu berhak mewarisi walaupun keduanya

belum campur.

d. Perlakuan dan pergaulan yang baik. Menjadi kewajiban suami

isteri untuk saling berlaku dan bergaul dengan baik, sehingga

suasananya menjadi tentram, rukun dan penuh kedamaian.

Page 76: PEMBINAAN KELUARGA SAKINAH PERSPEKTIF DAKWAH ...

64

3.5 Faktor Pendukung Dan Penghambat Pelaksanaan Pembinaan Keluarga

Sakinah Di KUA Ngaliyan

3.5.1 Faktor-Faktor Pendukung

Faktor-faktor pendukung yang dimiliki KUA Ngaliyan dalam

pelaksanaan kegiatan pembinaan keluarga sakinah berbasis

manajemen dakwah adalah:

1. Sistem pelayanan.

2. Teladan dari pengurus.

3. Kerja sama antar pengurus yang baik.

4. Dukungan dari pihak instansi pemerintah yang berkaitan dengan

KUA.

3.5.2 Faktor-Faktor Penghambat

Menurut data yang diperoleh dari Laporan Pelaksana Tugas Kerja

Kantor Urusan Agama Kecamatan Ngaliyan, hambatan dan kendala

yang dihadapi oleh Kantor Urusan Agama Kecamatan Ngaliyan yaitu:

a. Kekuatan dan kemampuan pegawai yang minim.

b. Kesibukan dari calon pengantin.

c. Tingkat pendidikan yang berbeda.

d. Usia calon pengantin.

Page 77: PEMBINAAN KELUARGA SAKINAH PERSPEKTIF DAKWAH ...

65

BAB IV

ANALISIS

4.1 Analisis Pembinaan Keluarga Sakinah Dalam Perspektif Dakwah di

KUA Kecamatan Ngaliyan

Agama Islam sebagai agama yang rahmatan lil‘alamin memberi

jalan bagi makhluk hidup menuju kebahagiaan. Bagi sebagian manusia

yang memang kurang begitu mengetahui isi ajaran agama Islam sudah

barang tentu mereka pasti akan berbuat sesuatu yang merugikan orang

lain, karena al-Qur’an bersifat universal maka seluruh isi dan ajaran yang

terkandung sudah pasti sesuai dengan keadaan di dunia (Ahmadi, 1994: 6).

Setiap orang yang memasuki pintu gerbang kehidupan berkeluarga

harus melalui pintu perkawinan. Mereka tentu menginginkan terciptanya

suatu keluarga atau rumah tangga yang bahagia sejahtera lahir dan batin

serta memperoleh keselamatan hidup dunia dan akhirat (Depertemen

Agama RI, 2005:1)

Suami-istri mempunyai tanggung jawab moril dan materiil. Masing-

masing suami istri harus mengetahui kewajibannya (Ali hasan, 2006 :151).

Suami dan istri sama-sama menjalankan tanggung jawabnya masing-

masing, maka akan terwujud ketentraman dan ketenangan hati, sehingga

sempurnalah kebahagiaan hidup berumah tangga. Dengan demikian,

tujuan hidup berkeluarga akan terwujud sesuai dengan tuntutan agama,

yaitu sakinah,mawaddah wa rahmah.

Page 78: PEMBINAAN KELUARGA SAKINAH PERSPEKTIF DAKWAH ...

66

Peranan agama menjadi sangat penting dalam membentuk keluarga

sakinah. Dimana dalam Pembinaan di kantor KUA kecamatan Ngaliyan

dengan program kerja yang dilakukan oleh bidang keagamaan dan ibadah.

Sebagaimana dalam perspektif hukum Islam, perkawinan hukum Islam

adalah sebuah ikatan yang kuat sehingga perceraian, meskipun di

perbolehkan oleh Allah, tetapi dibenci olehnya. Karna itulah peran KUA

hingga saat ini terus dimaksimalkan untuk menciptakan keluarga yang

sakinah mawadah dan rahmah. Hal ini tidak lain agar nantinya dapat

menumbuhkan tumbuhan yang baik dan membuahkan buah yang bagus.

Allah SWT telah memberikan seperangkat aturan yang lengkap

untuk digunakan manusia dalam seluruh aspek kehidupannya. Islam telah

memberikan gambaran yang paling indah mengenai keluarga yang

bahagia. Dalam Islam keluarga dibangun sesuai dengan tujuan yang telah

ditetapkan oleh syariat, yakni dalam rangka beribadah kepada Allah Swt,

menjaga kehormatan, melahirkan keturunan, dan mempererat silaturahmi.

Hakikat kesejahteraan dan kebahagiaan keluarga dalam Islam bukanlah

pada banyaknya materi, melainkan pada sejauh mana keluarga tersebut

senantiasa terjaga dalam iman dan takwa kepada Allah SWT.

Pelaksaan pembinaan yang telah dibahas pada bab sebelumnya

bahwa pembinaan keluarga sakinah yang dilakukan KUA Kecamatan

Ngaliyan yaitu calon pengantin dipanggil untuk datang ke KUA kemudian

dilakukan pembinaan keluarga sakinah dengan metode tanya jawab dan

ceramah. Sedangkan pihak yang terlibat dalam pembinaan keluarga

Page 79: PEMBINAAN KELUARGA SAKINAH PERSPEKTIF DAKWAH ...

67

sakinah adalah calon pengantin, tokoh agama (modin/P3N Desa),

Kelurahan, Kecamatan, Puskesmas, dan pihak KUA itu sendiri.

Mengenai pelaksanaan pembinaan keluarga sakinah yang dilakukan

Kantor Urusan Agama Kecamatan Ngaliyan, hanya dilakukan pada waktu-

waktu tertentu ketika ada calon pengantin. Belum ada pelaksanaan secara

kontinyu meskipun telah dipersiapkan jadwal dan telah dipersiapkan

dalam program kerja KUA Ngaliyan.

KUA Ngaliyan bersikap apa adanya, yang artinya yaitu bahwa pihak

KUA hanya melaksanakan kegiatan sesuai program yang telah dirancang

sejak awal, tidak melihat kondisi masyarakat yang sudah berbeda. Pihak

KUA hanya menunggu pasangan yang datang untuk melakukan

pembinaan. Apabila pasangan tidak berkenan hadir untuk melaksanakan

pembinaan keluarga sakinah, dari pihak KUA sendiripun juga tidak mau

mendatangi ke masing-masing rumah pasangan pranikah.

Pendekatan dalam pembinaan yang dilakukan KUA ini disebut top

down yang artinya pendekatan program yang dilakukan didesain oleh

KUA tanpa melihatkan penggalian data terlebih dulu ke lapangan. Inisiatif

diambil dari eksekutif tingkat lembaga, yang merumuskan sebuah strategi

terpadu dan terkoordinasi, biasanya dengan nasehat dari tingkatan yang

lebih rendah. Strategi yang menyeluruh ini lalu digunakan untuk

menetapkan sasaran dan mengevaluasi kinerja dari setiap lembaga (Stoner

& Wankel, 1993:193). Kalau pada waktu itu calon pengantinnya ada

Page 80: PEMBINAAN KELUARGA SAKINAH PERSPEKTIF DAKWAH ...

68

banyak, maka dilakukan pembinaan secara bersama-sama. Jika hanya ada

satu pasangan saja berarti pembinaannya dilakukan secara individual.

Pihak yang terlibat dalam pembinaan keluarga sakinah yang

dilakukan KUA Ngaliyan diantaranya meliputi calon pengantin sabagai

peserta dalam pembinaan keluarga sakinah itu sendiri. Pihak kelurahan

dan kecamatan sebagai pelayanan dalam meminta surat pengantar untuk

menikah. Tokoh agama (modin) P3N desa sebagai pelayanan pendaftaran

untuk menikah. Puskesmas sebagai pusat pelayanan kesehatan,

pengecekan kesehatan dan imunisasi ketika akan melaksanakan

pernikahan. Dan pihak KUA itu sendiri sebagai pelaksana dalam program

pembinaan keluarga sakinah.

KUA kecamatan Ngaliyan adalah salah satu lembaga atau

organisasi yang mempunyai tujuan dan orientasi, serta menginginkan

organisasinya berjalan maksimal dan mencapai tujuan secara efektif dan

efisien. Tugas dari organisasi ini, yaitu membantu para calon pengantin

untuk mewujudkan keluarga yang sakinah. Pernikahan sekali dalam

seumur hidup dan mempunyai keluarga yang harmonis adalah idaman

setiap orang. Pasangan calon pengantin yang baru akan mengarungi

bahtera rumah tangga, masih awam dalam hal lika-liku rumah tangga. Dari

situ pembinaan dalam pernikahan sangat dibutuhkan.

Memang tidak bisa dipungkiri bahwa pengalaman pernikahan

bukan merupakan pertama kali bagi semua calon pengantin, bisa jadi

pernikahan yang kedua, ketiga, dan kesekian kalianya. Hal ini bukan

Page 81: PEMBINAAN KELUARGA SAKINAH PERSPEKTIF DAKWAH ...

69

berarti pegawai KUA tidak melakukan pembinaan, justru pasangan

tersebut harus diberi pembinaan lebih agar kejadian masa lalu tidak

terulang lagi. Misalnya, jika perpisahan karena perceraian, maka materi

yang diberikan adalah materi-materi untuk menguatkan pasangan agar

pernikahan yang akan datang bisa bertahan hingga kematian memisahkan.

Disinilah tugas pegawai KUA untuk memberikan bekal mental

atau prinsip-prinsip dalam membangun keluarga yang sakinah sebagai

upaya mencegah hal-hal yang tidak diinginkan akan terjadi. Keluarga

adalah unit komunitas terkecil dalam kehidupan sosial masyarakat.

Keluarga adalah sekumpulan kapasitas individu dan dari keluarga lah unit-

unit yang lebih besar akan dibentuk. Dalam konteks Islam, keluarga

digambarkan dalam tiga kata kunci: Sakinah Mawaddah Warahmah yang

didalamnya nilai-nilai Islami kental diaplikasikan. Dan keluarga ideal

seperti inilah yang menjadi cita-cita setiap manusia, yakni menjadikan

keluarga menjadi keluarga yang taat kepada allah.

Kehidupan yang paling sederhana adalah kehidupan keluarga.

Keluarga disini dijadikan sebagai mad’u/ objek untuk berdakwah. Banyak

sekali anjuran dari al Quran maupun dari hadist rasul tentang keutamaan

dan perintah untuk berdakwah kepada keluarga. Seperti ayat yang artinya

“Dan berilah peringatan kepada kerabat-kerabatmu yg terdekat”, kemudian

“Jagalah dirimu dan keluargamu dari siksa api neraka”, kemudian dengan

hadist “Setiap kalian ialah pemimpin, dan setiap pemimpin akan dimintai

pertanggung jawaban atas yg dipimpinnya”.

Page 82: PEMBINAAN KELUARGA SAKINAH PERSPEKTIF DAKWAH ...

70

Dakwah dalam lingkungan keluarga dimaksudkan untuk

menjadikan sebuah tatanan rumah tangga yang berdiri dari beberapa

tujuan. Yakni pertama, mendirikan syariat allah dalam segala

permasalahan rumah tangga. Artinya mendirikan sebuah rumah tangga

yang mendasarkan kehidupannya sebagai bentuk penghambaan kepada

allah. Kedua, mewujudkan ketentraman dan ketenangan psikologi. Ketiga,

mewujudkan sunah rasullullah dengan melahirkan anak anak saleh

sehingga umat manusia merasa bangga dengan kehadirannya. Keempat,

memenuhi kebutuhan cinta kasih anak anak dengan menyayanginya. Dan

terakhir menjaga fitrah anak agar anak tidak melakukan penyimpangan-

penyimpangan.

Dakwah dalam pembinaan keluarga sakinah yang telah

dilaksanakan di KUA tidak terlepas dari keikutsertaan para pejabat KUA

itu sendiri, salah satunya kepala KUA Kecamatan. Kepala Kantor Urusan

Agama Kecamatan selain menjalankan fungsinya dalam kegiatan intern

perkantoran, maka Kepala KUA juga sebagai Pemuka Agama. Sebagai

Pemuka Agama maka seorang Kepala KUA senantiasa kapan saja dan

dimana saja selalu berusaha dan berdakwah kepada umat untuk beramar

ma’ruf dan nahi mungkar. Selalu menjunjung tinggi norma agama dan

norma hokum baik di tempat kerja, di lingkungan rumah tangga, dan di

tengah-tengah masyarakat. Senantiasa berupaya menjadi seorang

pemimpin yang dapat dijadikan tokoh panutan yang memiliki akhlaqul

karimah. Memiliki rasa kepekaan yang tinggi terhadap perubahan dan

Page 83: PEMBINAAN KELUARGA SAKINAH PERSPEKTIF DAKWAH ...

71

dinamika masyarakat. Selalu berupaya terciptanya Tri Kerukunan Hidup

Umat Beragama.

Kegiatan dakwah yang dilakukan salah satunya adalah pembinaan

keluarga sakinah yang berfungsi untuk menegakkan dan meningkatkan

fungsi keluarga, yaitu keluarga yang sakinah, mawaddah wa rohmah,

maka kegiatan bimbingan perkawinan merupakan kegiatan yang tidak

dapat dipisahkan dari suatu proses panjang suatu perkawinan.

Oleh karena itu KUA Kecamatan Ngaliyan Kota Semarang dalam

kegiatan pembinaan keluarga melalui beberapa metode yaitu, bekerja sama

dengan para medis, bidan desa dalam hal reproduksi sehat kepada calon

mempelai. Menyelenggarakan penasehatan kepada calon mempelai pada

masa tenggang waktu 10 hari sebelum pelaksanaan nikah. Bekerja sama

dengan kegiatan kemasyarakatan dalam memberikan penyuluhan tentang

gerakan keluarga sakinah serta bimbingan perkawinan dan keluarga sesuai

dengan Quran dan Hadis.

Pembinaan keluarga sakinah dalam perspektif dakwah sebagai

media dalam dakwah dimana dakwah itu dimulai dari lingkup yang paling

kecil yaitu keluarga. Seperti yang disebutkan dalam surat At-Tahrim Ayat

6 yaitu:

Page 84: PEMBINAAN KELUARGA SAKINAH PERSPEKTIF DAKWAH ...

72

Artinya: Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan

keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu;

penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai

Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu

mengerjakan apa yang diperintahkan.

Jadi dalam hal ini aktivitas pembinaan keluarga sakinah harus

berupaya mengaktifkan ruh untuk menarik potensi-potensi lainnya menuju

Allah SWT. Ketika ruh selalu ingat dan berkomunikasi dengan Allah,

maka dia akan menarik potensi rasa menuju Allah sehingga termanifestasi

rasa kasih sayang, cinta, lembut, menarik qalbu sehingga termanifestasi

hidup yang bermakna/ berguna bagi diri sendiri orang lain dan lingkungan

secara lebih luas. Qalbu, menarik akal agar selalu mempergunakan akal

pada hal-hal yang tepat dan benar.

Pada akhimya akal, menarik hawa nafsu ke arah Allah sehingga

berkembang tawadhu. Dengan demikian akan terbentuk seorang individu

yang berkualitas Islami, ikhlas dan gemar dalam beribadah, enggan

terhadap prilaku menyimpang, sehingga menghindari sejauh mungkin

perbuatan munkar.

Pragmatisme dan materialisme melanda hampir semua aspek

kehidupan, termasuk dalam sebuah keluarga. Sebuah paham yang

menjebak umat agar selalu berorientasi pada kehidupan dunia, hal tersebut

digambarkan Allah sebagaimana firman-Nya (Q.S All 'Imran 3: 14)

berbunyi:

Page 85: PEMBINAAN KELUARGA SAKINAH PERSPEKTIF DAKWAH ...

73

Artinya: Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada

apa-apa yang diingini, Yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak

dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak[186] dan

sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah

tempat kembali yang baik (surga).

[186] Yang dimaksud dengan binatang ternak di sini ialah binatang-

binatang yang Termasuk jenis unta, lembu, kambing dan biri-biri.

Ayat tersebut menyatakan bahwa pada realitanya dalam refleksi

kehidupan di dunia umat Islam khususnya sebuah keluarga terkadang

meninggalkan nilai-nilai ajaran Islam, untuk mencapai kesenangan dunia.

Dalam perspektif dakwah, secara teoritis praktis pembinaan

keluarga sakinah harus berparadigma kepada Al Qur'an dan Hadis. Aspek

yang sangat urgen dilakukan dalam dalam pembinaan adalah membentuk

aspek jiwa agar selalu mendapat ketenangan, sebagaimana yang

disebutkan dalam Alquran Surat Al-Fajr ayat 27-30 yang artinya; Hai jiwa

yang tenang, kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi

diridhai-Nya, maka masuklah ke dalam jama'ah hamba-hamba-Ku,

masuklah ke dalam syurga-Ku. Maka untuk mencapai ketenangan jiwa

sistem pembinaan keluarga sakinah harus mengandung unsur-unsur yaitu;

Abdillah, berpegang pada kitab. nabi. berkah/bermakna. selalu sholat,

berzakat, menghormati orangtua, dan tidak sombong, sebagaimana dalam

Quran Surat Maryam ayat 30-32 yang artinya; berkata Isa: "Sesungguhnya

Page 86: PEMBINAAN KELUARGA SAKINAH PERSPEKTIF DAKWAH ...

74

aku ini hamba Allah, Dia memberiku Al kitab (Injil) dan Dia menjadikan

aku seorang Nabi, dan Dia menjadikan aku seorang yang diberkati di

mana saja aku berada, dan Dia memerintahkan kepadaku (mendirikan)

shalat dan (menunaikan) zakat selama aku hidup, dan berbakti kepada

ibuku, dan Dia tidak menjadikan aku seorang yang sombong lagi celaka”.

Maka dapat disimpulkan dalam perspektif dakwah pelaksanaan

pembinaan keluarga sakinah merupakan strategi yang efektif dalam

mengajak manusia khususnya seorang istri dan suami serta seluruh

anggota keluarga untuk memahami, menghayati dan mengamalkan

ajaran-ajaran Islam, sehingga akan tercipta keluarga yang sakinah

mawaddah wa rohmah. Pembina dalam perspektif dakwah adalah

proses pembinaan yang berupaya memajukan aspek spritual moral,

mental dan intelektual, sehingga tercipta karakter manusia yang

berkualitas dalam kehidupan dunia, selamat dalam kehidupan akhirat.

4.2 Faktor Pendukung dan Penghambat serta Strateginya Dalam

Program Pembinaan Keluarga Sakinah Di KUA Ngaliyan

4.2.1 Faktor Pendukung

Dari informasi yang penulis dapatkan dalam pelaksanaan

kegiatan pembinaan keluarga sakinah berbasis manajemen dakwah

di KUA Ngaliyan, penulis menganalisis bebrapa faktor-faktor

pendukung yang dimiliki KUA Ngaliyan yaitu:

1. Sistem pelayanan

Page 87: PEMBINAAN KELUARGA SAKINAH PERSPEKTIF DAKWAH ...

75

Dengan pelayaan yang diterapkan di KUA Ngaliyan selalu

memperlihatkan gairah kerja dan etos kerja yang tinggi dan

menunjukan sikap yang santun dalam memberikan pelayanan.

pelayanan yang diberikan oleh para petugas atau pegawai KUA

Ngaliyan kepada masyarakat Ngaliyan dikatakan memuaskan,

hal ini terbukti dengan tidak adanya sistem yang ribet dan

bertele-tele terutama kepada masyarakat yang datang untuk

mendaftarkan pernikahan.

2. Teladan dari pengurus.

Teladan dari pengurus dimaksudkan bahwa dalam pelayanan

yang ada di kantor tersebut memberikan pelayanan secara

disiplin dengan berusaha tanpa menunda kegiatan atau

pelaksanaan yang akan dilaksanakan oleh pegawai kantor KUA

Ngaliyan yang berkaitan dengan instansi pemerintah terutama

dalam pelaksanaan bimbingan keluarga sakinah pra nikah.

3. Kerjasama yang baik antar pengurus

Kerjasama yang terjalin di dalam kepengurusan KUA Ngaliyan

terjalin baik dengan tidak adanya rasa saling iri antar anggota

pengurus dan saling bekerja sama antara satu dengan yang

lainnya tanpa menggantungkan.

4. Dukungan dari pihak instansi pemerintah yang berkaitan

dengan KUA.

Page 88: PEMBINAAN KELUARGA SAKINAH PERSPEKTIF DAKWAH ...

76

Adanya dukungan dan kerjasama yang terjalin baik antara

KUA dengan instansi-instansi lainnya memberi kelancaran

pada semua petugas atau pengurus KUA terutama dalam

menjalankan program kerjanya.

Dari ke empat faktor pendukung di atas, apabila itu berjalan

secara lancar, akan memberikan hasil kemajuan yang sangat berarti

bagi kegiatan pembinaan keluarga sakinah berbasis menejemen

dakwah di kemudian hari.

Dengan adanya sisitem pelayanan yang baik, tauladan dari atasan

dan juga penempatan kerja sama yang baik dapat di jadikan sebagai

modal untuk peningkatan pembinaan keluarga sakinah berbasis

dakwah agar semakin baik.

4.2.2 Faktor Penghambat

Menurut data yang diperoleh dari Laporan Pelaksana Tugas

Kerja Kantor Urusan Agama Kecamatan Ngaliyan, hambatan dan

kendala yang dihadapi oleh Kantor Urusan Agama Kecamatan

Ngaliyan yaitu:

a. Kekuatan dan kemampuan pegawai yang minim

Yang di maksut kekuatan dan kemampuan pegawe yang minim

disini yaitu tebatasnya MSDM yang ada di kantor terebut dan

terbatasnya fasilitas seperti computer dan fasilitas kantor lainya,

dan berlanjutnya usia para pegawai KUA Ngaliyan yang rata-

Page 89: PEMBINAAN KELUARGA SAKINAH PERSPEKTIF DAKWAH ...

77

rata sudah tua sehingga menjadi berkurangnya produktifitas

dalam melaksanakan kinerja di kantor KUA ngaliyan.

b. Kesibukan dari calon pengantin

Tidak bisa dipungkiri bahwa kesibukan yang dimiliki oleh para

calon pengantin yang telah mendaftar sering kali menghambat

kinerja para pegawai atau petugas KUA,

c. Tingkat pendidikan yang berbeda.

Dari berbagai macam masyarakat yang datang pastilah terdapat

perbedaan yaitu perbedaan tingkat pendidikan yang menjadikan

perbedaan perspektif sehingga dapat menjadikan hambatan

dalam pelaksaan kinerja pegawai yang ada di KUA Ngaliyan.

d. Usia calon pengantin.

Banyaknya calon pengantin yang mendaftar untuk menikah pada

usia-usia muda bahkan terkadang dibawah umur membuat

kinerja petugas KUA mengalami sedikit kendala, karena pada

dasarnya itu menyalahi undang-undang yang telah ditetapkan

Negara, sehingga ini menjadi penghambat proses kinerja KUA

Ngaliyan.

Dari data yang diperoleh penulis di atas, selanjutnya penulis

mencoba mnganalisa dengan menggunakan analisa SWOT yaitu

dengan menganalisa faktor internal Strenght (kekuatan) dan

Weakness (kelemahan) serta faktor eksternal Opportunity (peluang)

Page 90: PEMBINAAN KELUARGA SAKINAH PERSPEKTIF DAKWAH ...

78

dan Threats (ancaman) dalam pelaksanaan pembinaan keluarga

sakinah berbasis dakwah di KUA Ngaliyan, diantaranya adalah:

1) Faktor Internal

a) Kekuatan

Beberapa hal yang menjadi faktor kekuatan pembinaan

keluarga sakinah berbasis dakwah di KUA Ngaliyan adalah:

Letak KUA yang strategis sehingga bisa dijangkau dari

arah manapun.

Sarana yang sederhana tetapi mendukung

berlangsungnya proses bimbingan.

Adanya kepedulian pengurus atau pegawai kepada

masyarakat sekitar Ngaliyan.

Adanya kerjasama yang bagus dari para pegawai.

Motivasi pegawai atau pengurus dan catin/ keluarga

dalam masyarakat

b) Kelemahan

Sedangkan faktor yang menjadi kelemahannnya adalah:

Sistem manajemen yang belum tertata rapi.

Sumber Daya Manusia (SDM) yang kurang mencukupi.

2) Faktor Eksternal

Faktor eksternal meliputi:

a) Peluang

Page 91: PEMBINAAN KELUARGA SAKINAH PERSPEKTIF DAKWAH ...

79

Ha-hal yang menjadi peluang dalam pembinaan keluarga

sakinah bebasis dakwah di KUA Ngaliyan adalah:

Terjalinnya hubungan yang baik antara KUA dengan

lembaga atau instansi-instansi yang lain.

Kemajuan dan perkembangan IPTEK.

Menjadi panutan untuk masyarakat

Banyaknya sarjana professional pada bidang pelayanan

KUA.

Dukungan pemerintah daerah .

b) Ancaman

Banyaknya pendaftar nikah (catin) pada usia yang dini

Kurang pahamnya masyarakat terhadap prosedur-

prosedur pelayanan di KUA Ngaliyan.

Mulai muncul erosi moral akibat pengaruh globalisasi

dan pergaulan bebas sehingga melunturkan nilai-nilai

agama.

Dari analisa di atas dapat diketahui bahwa pembinaan keluarga

sakinah di KUA Ngaliyan dipengaruhi oleh beberapa faktor baik dari

lingkungan internal maupun lingkungan eksternal. Dari data di atas maka

faktor pendukung dan penghambat pembinaaan keluarga sakinah di KUA

Ngaliyan dapat di diskripsikan sebagi berikut:

1) Analisa Kekuatan-Kelemahan.

Page 92: PEMBINAAN KELUARGA SAKINAH PERSPEKTIF DAKWAH ...

80

Bila data di atas di analisa dengan seksama, maka dapat di

simpulkan bahwa pembinaan keluarga sakinah berbasis manajemen

dakwah di KUA Ngaliyan mempunyai pengaruh baik bagi para

keluarga maupun calon keluarga sebagi bekal saat mereka melakukan

atau menjalani kehidupan berkeluarga.

Dengan kegiatan pembinaan keluarga berbasis manajemen dakwah

di harapkan mereka mampu meningkatkan kehidupan berkeluarganya

untuk menjadi keluarga yang harmonis, saling pengertian, sehingga

mampu menngkatkan kebijakan yang baik dalam menjalani kehidupan

berkeluarga sehingga dapat mengurangi tingkat perceraian dalam

hubungan berkeluarga.

Melihat begitu pentingnya kegiatan pembinaan keluarga sakinah

berbasis dakwah, maka dukungan dari berbagai pihak atau instansi-

instansi yang berhubungan sangat di perlukan. Selain ikut andil dalam

program kegiatan, seluruh pihak di harapkan dapat memberikan saran

dan kritik serta bantuan terhadap lebih majunya kegitan pembinaan

keluarga sakinah berbasis manajemen dakwah di KUA Ngaliyan.

Akan tetapi, dalam berbagai kegiatan pembinaan keluarga berbasis

manajemene dakwah sering terkendala oleh berbagai hal, misalnya

masih terbatasnya sisitem manajemen yang belum cukup baik. Oleh

karena itu hal yang perlu di antisipasi adalah ditingkatkanya

pemahaman ilmu manajemen dan ditingkatkanya kegiatan yang

Page 93: PEMBINAAN KELUARGA SAKINAH PERSPEKTIF DAKWAH ...

81

berkaitan dengan pembinaan keluarga, serta perlu ditambahkan

pengurus atau pegawai yang produktif dan professional.

2) Analisa Peluang-Ancaman.

Terjalinnya hubungan yang baik antara KUA dengan lembaga

atau Instansi pemerintah dapat menjadikan sebuah peluang yang baik

dalam pelaksanaan kinerja KUA dan bisa mempermudah dalam

peningkatan fasilitas kerja yang ada di kantor terutama karena adanya

dukungan dari pemerintah. Seiring dengan sejalannya waktu serta

berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi menjadikan suatu

peluang yang baik bagi KUA.

Selain itu banyaknya sarjana yang produktif dan professional

memberikan KUA peluang besar untuk memperbaiki sumber daya

manusia demi kelancaran kinerja KUA itu sendiri. Namun, di sisi lain

maraknya pergaulan bebas pada usia-usia remaja serta makin

lunturnya nilai-nilai agama menjadikan sebuah kendala bagi KUA,

karena akan makin banyak pernikahan-pernikahan dini yang

seharusnya tidak terjadi.

Oleh karena itu, antisipasif dan tindakan preventif dengan

memberikan pemahaman prosedur pelayanan dan pemberian motivasi

dalam penyampaian dakwah pada pembinaan keluarga sakinah yang

baik harus senantiasa dilakukan serta pengontrolan harus terus

ditingkatkan agar ancaman yang mungkin muncul bisa diminimalisir

atau bahkan dihindari.

Page 94: PEMBINAAN KELUARGA SAKINAH PERSPEKTIF DAKWAH ...

82

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang penulis lakukan tentang pembinaan keluarga

sakinah dalam perspektif dakwah di KUA Ngaliyan, dapat penulis simpulkan

sebagai berikut :

1. KUA Ngaliyan merupakan lembaga kemasyarakatan agama yang

bertujuan untuk mengembangkan dan mengatur urusan-urusan agama yang

dititik beratkan pada permasalahan keluarga. Dalam perjalanannya KUA

Ngaliyan melakukan suatu penyuluhan pembinaan keluarga sakinah yang

diberikan kepada para catin berdasarkan dakwah.

2. Pelaksanaan pembinaan keluarga sakinah dalam perspektif dakwah

merupakan strategi yang efektif dalam mengajak manusia khususnya

seorang istri dan suami serta seluruh anggota keluarga untuk

memahami, menghayati dan mengamalkan ajaran-ajaran Islam,

sehingga akan tercipta keluarga yang sakinah mawaddah wa rohmah.

Pembina dalam perspektif dakwah adalah proses pembinaan yang

berupaya memajukan aspek spritual moral, mental dan intelektual,

sehingga tercipta karakter manusia yang berkualitas dalam kehidupan

dunia, selamat dalam kehidupan akhirat.

Page 95: PEMBINAAN KELUARGA SAKINAH PERSPEKTIF DAKWAH ...

83

3. Factor penghambatnya adalah Kekuatan dan kemampuan pegawai yang

minim. Kesibukan dari calon pengantin. Tingkat pendidikan yang berbeda.

Usia calon pengantin. Sedangkan strateginya adalah Perlu adanya

penambahan Pegawai agar seimbang dengan Volume pekerjaan. Perlu

pembinaan yang rutin dan pengiriman pegawai untuk mengikuti penataran

yang sesuai dengan bidang tugasnya masing – masing. Mencari waktu

yang efektif.

5.2 Saran-Saran

1. Harapan bagi semua orang untuk menciptakan rumah tangga yang

harmonis, tentram, damai, tidak ada perselisihan dan pertengakaran.

Keutuhan rumah tangga tercipta bukan berarti tiak adanya permasalahan

dan problema di dalam kehidupanberkeluarga tetapi keutuhan rumah

tangga tercipta atas keberhasilan anggota keluarga dalam menyelesaikan

permsalahan rumahtangganya. Namun tidak menutup kemungkinan kalau

rumah tangga tidak bisa lepas dari permasalahan baik itu timbul dari luar

keluarga maupun dlam keluarga.maka sebagai solusinya yang terbaik

adalah mendatangi KUA utuk mendamaikan maslah tersebut.

2. Bagi kepala KUA hendaknya mengoptimalkan dan merealisasikan segala

proram kerja yang telah disusun dalam memanaj pembinaan keluarga

sakinah di KUA Nagliyan.

Page 96: PEMBINAAN KELUARGA SAKINAH PERSPEKTIF DAKWAH ...

84

5.3 Penutup

Seiring dengan karunia dan limpahan rahmat yang diberikan kepada

segenap makhluk manusia, maka tiada puji dan puja yang patut dipersembahkan

melainkan hanya kepada Allah SWT. Dengan hidayahnya pula karya ini bisa

terselesaikan walaupun tidak luput dari kekurangan dan kekeliruan.

Menyadari akan hal itu, bukan suatu pretensi bila penulis mengharap

secercah kritik dan saran menuju kesempurnaan tulisan ini. Harapan yang tidak

telampau jauh adalah manakala tulisan ini memiliki nilai manfaat dan nilai

tambah dalam memperluas nuansa berpikir para pembaca. Amin. Akhir kata puji

dan syukur hanya kepada Allah SWT.

Page 97: PEMBINAAN KELUARGA SAKINAH PERSPEKTIF DAKWAH ...

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, Amrullah. 1985. Dakwah Islam Dan Perubahan Sosial. Yogyakarta: LP2M

Alex, MA. 2005. Kamus Ilmiah Populer Kontemporer. Surabaya: KARYA

HARAPAN

Anshary, Isa. 1984, Mujahid Dakwah, Pembimbing Mubaligh Islam. Bandung: Cv.

Diponegoro.

Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.

Yogykarta: RINEKACIPTA

Aziz, Ali. 2004. Ilmu Dakwah, Jakarta: PRANEDA MEDIA

Bachtiar Wardi, 1997. Metodologi Penelitian Ilmu Dakwah, Jakarta : Logos

Fatmawati, Evin. 2010. Efektifitas Bimbingan Pra Nikah Calonpengantin Sebagai

Upaya Dalam Mewujudkan Keluarga Sakinah Di Bp4 Kota Pekalongan.

Semarang: Fakultas Dakwah Dan Komunikasi Iain Walisongo

Ghozali, Abdul Rahman. 2008. Fiqh Munakahat. Jakarta: Kencana Prenada Utama

Group

Hafidhuddin, Didin, 1998, Dakwah Aktual, Jakarta, Gema Insani Press.

Hafidhuddin, Didin, 1998. Dakwah Aktual. Jakarta: Gema Insani

Hasan Alwi, Et. Al. 2002. Cet. 2. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai

Pustaka

Hasibuan, Malayu S. P. 1996. Manajemen Dasar, Pengertian Dan Masalah. Jakarta:

Bumi Aksara

Helmi, Masdar. 1973. Dakwah Dalam Alam Pembangunan I. Semarang: Toha Putra

Kustini, 2011. Keluarga Harmoni Dalam Perspektif Berbagai Komunitas Agama Di

Indonesia. Jakarta: Badan Litbang Dn Diklat Kementrian Agama Ri

Maarif, Ahmad Syafii. 1994, Membumikan Islam, Yogyakarta. Pustaka Pelajar.

Madjid, Nurcholis. 2001. Ensiklopedi Islam Untuk Remaja. Jakarta: Ichtiar Baru Van

Joeve

Mahmuddin, 2004, Manajemen Dakwah Rasulullah, Jakarta: Restu Ilahi.

Malayu S.P. Hasibuan. 2007. Manajemen sumberdaya manusia, Cetakan ke IX.

Jakarta: Pt Bumiaksara

Mangunhardjana, A. 1991. Cet. 3. Pembinaan: Arti Dan Metodenya. Yogyakarta:

KANISIUS

Mangunhardjana, A.M. 1991. Pembinaan: Arti Dan Metodenya, Yogyakarta:

Kanisius

Manullang, M. 1981 . Dasar-Dasar Manajemen. Jakarta: Ghalia Indonesia

Moleong, Lexy. J. 2005. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Pt. Remaja

Rosda Karya Offset.

Mubarok, Achmad. 2005. Psikologi Keluarga Dari Keluarga Sakinah Sampai

Keluarga Besar. Jakarta : Bina Rena Pariwara.

Page 98: PEMBINAAN KELUARGA SAKINAH PERSPEKTIF DAKWAH ...

Muhadjir, Noeng. 1996. Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rake Sarasin.

Munir, M Dan Wahyu Ilahi, 2006. Manejemen Dakwah. Jakarta: Prenada Media.

Munir, Muhammad Dkk. 2006. Manajemen Dakwah. Jakarta: Kencana.

Nazir, M. 2003. Metodologi Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Noor, Farid Ma’ruf. 1981. Dinamika Dan Akhlak Dakwah. Surabaya. Bina Ilmu.

Oemar, Toha Yahya, 1967, Ilmu Dakwah, Jakarta, Wijaya.

Onong Uchjana Effendy, 1989. Sistem Informasi Manajemen. Bandung: Mandar Maju

Pimay, Awaludin, 2004. Paradigma Dakwah Humanis. Semarang: RASAIL.

Poerwadarminto, W.J.S. 1985. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: PN BALAI

PUSTAKA

Planglaykim, Dkk, 1981. Manajemen Suatu Pengantar. Jakarta : Ghalia Indonesia.

Produktifitas), Jakarta, Sinargrafika Offset, 1996.

Rais, Amin, Cakrawala Islam Antara Cita Dan Fakta, Bandung : Mizan, 1987

S. P, Melayu, Hasibuan, Organisasidanmotivasi (Dasarpeningkatan

Sadili samsudin. Manajemensumberdaya, (Bandung: Pustakasetia, 2006)

Saleh, H.A Rosyad, 2005, Manajemen Dakwah Muhammadiyah,

Mengimplementasikan Prinsip Manajerial Dalam Meraih Kesuksesan

Dakwah, Yogyakarta, Penerbit Suara Muhammadiyah.

Salman, Ismah. 2005. Keluarga Sakinah Dalam Aisyiyah: Diskursus Jender Di

Organisasi Perempuan Muhammadiyah. Jakarta: Pusat Studi Agama Dan

Peradapan(Psap) Muhammadiyah Cet 5.

Sarwoto, 1978. Dasar-Dasar Organisasi Dan Manajemen. Jakarta: Ghalia Indonesia,

Shaleh , Abd. Rosyad, 1977, Manajemen Dakwah, Jakara: Bulan Bintang.

Shaleh, Rosyad. 1993. Manajemen Dakwah. Jakarta: Praneda Media.

Sumanto, 1995. Metodologi Penelitian Sosial Dan Pendidikan. Jakarta: Andi Offset

Suneth, A. Wahab Dan Syafruddin Djosan. 2000. Problematika Dakwah Dalamera

Indonesia Baru. Jakarta: Bina Rena Pariwara.

Syukir, Asmuni, 1983. Dasar-Dasar Strategi Dakwah Islam, Surabaya : Alikhlas

T. Hani Handoko. Manajemen. Cetakan ke delapan belas. (Yogyakarta:

Bpfeyogyakarta, 2003.)

Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. 2001. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Ed.3-

Cet.1.-Jakarta : Balai Pustaka

Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan Dan Pengembangan Bahasa. 1998. Kamus

Besar Bahasa Indonesia, Jakarta : Departeman Pendidikan Dan Kebudayaan

Usman, Husaini Dan Purnomo Setiadi Akbar. 2000. Metodologi Penelitian Social.

Jakarta: Bumiaksara.

Wignyosoebroto, Soetandyo. 2005. Dakwah Pemberdayaan Masyarakat. Yogyakarta:

Pustaka Pesantren.

William, Goode J. 1991. Sosiologi Keluarga. Jakarta: Bumi Aksara,Cet,1.

Page 99: PEMBINAAN KELUARGA SAKINAH PERSPEKTIF DAKWAH ...

Winardi. 2000. Asas-Asas Manajemen. Bandung: Alumni.

Yusanto, M. Ismail, Dan M. Karebet. W. 2002. Pengantar Manajemen Syariat.

Jakarta: Khaorul Bayan.

Zuhri, Saifuddin.2001. Metode Penelitian. Lamongan: Unisda Press.

(Http//Xerma.Blogspot.Com/2015/2/4).

(Http://Kbbi.Web.Id/Daya/2015/2/4).

(Meluvfha.Blogspot.Com/2010/10/Definisi_Manajemen_Menurut_Para_Ahli).

(wawancara dengan pengurus KUA Ngaliyan)

Page 100: PEMBINAAN KELUARGA SAKINAH PERSPEKTIF DAKWAH ...

FOTO-FOTO

Gambar. 01. Peta wilayah Ngaliyan

Gambar. 02. Kantor KUA Tampak dari depan

Page 101: PEMBINAAN KELUARGA SAKINAH PERSPEKTIF DAKWAH ...

Gambar. 03. Papan struktur organisasi peggurus KUA Ngaliyan

Gambar. 04. Prosesi pendaftaran pernikahan

Page 102: PEMBINAAN KELUARGA SAKINAH PERSPEKTIF DAKWAH ...

Gambar. 05. Pemeriksaan dan pembinaan catin di kantor KUA Ngaliyan

Gambar. 06. Proses akad nikah di musola KUA Ngaliyan

Page 103: PEMBINAAN KELUARGA SAKINAH PERSPEKTIF DAKWAH ...
Page 104: PEMBINAAN KELUARGA SAKINAH PERSPEKTIF DAKWAH ...
Page 105: PEMBINAAN KELUARGA SAKINAH PERSPEKTIF DAKWAH ...
Page 106: PEMBINAAN KELUARGA SAKINAH PERSPEKTIF DAKWAH ...
Page 107: PEMBINAAN KELUARGA SAKINAH PERSPEKTIF DAKWAH ...

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Alaika Kurnia Adzim

Tempat/ Tanggal Lahir : Bojonegoro 24 November 1992

Agama : Islam

Alamat : Ds. Pilanggede, RT 07 RW 01 kec. Balen,

Kab. Bojonegoro Jawa Timur.

Pendidikan Formal

MI Al-Khoiriyah Pilanggede : Lulus Tahun 2004

MTS At-tanwir : Lulus Tahun 2007

MA At-tanwir : Lulus Tahun 2010

Semarang, 25 November 2015

Alaika Kurnia Adzim

101311004