KELUARGA SAKINAH-RTF

140
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mendambakan pasangan adalah fitrah manusia dalam menjalankan kehidupan sosialnya. Kesendirian atau keterasingan adalah hantu yang dijauhi manusia, karena manusia adalah makhluk sosial saling membutuhkan dalam bebagai konteks kehidupan. Manusia menyadari bahwa hubungan yang dekat dengan pihak lain akan membantunya mendapatkan kekuatan untuk dapat menghadapi tantangan. Alasan-alasan itulah yang membuat manusia melakukan pernikahan, berkeluarga, bermasyarakat, dan bernegara. Allah Maha mengetahui bahwa hal itu dialami semua manusia, maka syariat Islam menetapkan cara yang ma’ruf untuk mempertemukan pria wanita, sebab jika pemenuhan naluri seksual tersebut dilakukan secara keliru dan tidak terarah akan membawa malapetaka dunia akhirat. Allah berfirman dalam al-Qur’an yang artinya: “Di antara tanda-tanda (kebesaran dan kekuasaan)Allah adalah Dia menciptakan dari jenismu pasangan-pasangan agar kamu (masing-masing) memperoleh ketentraman dari pasangannya dan dijadikannya diantara kamu mawaddah dan rahmah. Sesungguhnya yang demikian itu benar- benar terdapat tanda bagi kaum yang berpikir.” (QS.Ar-Rum;21) 1

Transcript of KELUARGA SAKINAH-RTF

Page 1: KELUARGA SAKINAH-RTF

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Mendambakan pasangan adalah fitrah manusia dalam menjalankan kehidupan

sosialnya. Kesendirian atau keterasingan adalah hantu yang dijauhi manusia, karena

manusia adalah makhluk sosial saling membutuhkan dalam bebagai konteks

kehidupan. Manusia menyadari bahwa hubungan yang dekat dengan pihak lain akan

membantunya mendapatkan kekuatan untuk dapat menghadapi tantangan. Alasan-

alasan itulah yang membuat manusia melakukan pernikahan, berkeluarga,

bermasyarakat, dan bernegara.

Allah Maha mengetahui bahwa hal itu dialami semua manusia, maka syariat

Islam menetapkan cara yang ma’ruf untuk mempertemukan pria wanita, sebab jika

pemenuhan naluri seksual tersebut dilakukan secara keliru dan tidak terarah akan

membawa malapetaka dunia akhirat. Allah berfirman dalam al-Qur’an yang artinya:

“Di antara tanda-tanda (kebesaran dan kekuasaan)Allah adalah Dia menciptakan dari jenismu pasangan-pasangan agar kamu (masing-masing) memperoleh ketentraman dari pasangannya dan dijadikannya diantara kamu mawaddah dan rahmah. Sesungguhnya yang demikian itu benar-benar terdapat tanda bagi kaum yang berpikir.” (QS.Ar-Rum;21)

Dalam norma sosial, asal-usul keluarga terbentuk dari perkawinan antara laki-

laki dengan perempuan kemudian terbentuk kehidupan rumah tangga yang

melahirkan anak keturunan, seperti yang ditegaskan Allah dalm surat an-Nisa ayat 1

yangberbunyi;

ونساء كثيرا رجاال منها زوجهاوبث منها وخلق

Artinya:

“Dan Allah ciptakan dari padanya pasangannya dan Ia tebarkan dari keduanya laki-laki dan perempuan yang banyak.

Asal-usul ini erat kaitannya dengan aturan Islam bahwa dalam upaya

pengembangbiakan keturunan manusia, hendaklah dilakukan dengan perkawinan

1

Page 2: KELUARGA SAKINAH-RTF

yang sah menurut ajaran Islam. Oleh sebab itu, pembentukan keluarga di luar

peraturan perkawinan yang sah atau halal dianggap sebagai perbuatan dosa.

Alam dunia ini terasa indah kerena Allah telah menciptakannya berpasang-

pasangan. Allah menciptakan pasangan untuk manusia agar mereka dapat hidup

seiring sejalan, berbahagia suka dan duka serta tetap bersama dalam melayari

kehidupan yang penuh dengan kerikil, duri, badai, tantangan demi mencapai satu

derajat keluarga bahagia (sakinah). Mereka juga berusaha memberikan contoh yang

baik, teladan dan nasihat kepada anak cucu supaya mereka tidak salah dalam memilih

jalan hidup di masa depan yang penuh godaan duniwi.

Agama membedakan seorang manusia dengan manusia yang lain, bukan kerana

keturunan, kedudukan, dan hartanya seperti firman Allah yang bermaksud:

"Sesungguhnya orang yang paling mulia di sisi Allah adalah orang yang paling

takwa." Oleh karena itu, keluarga yang dibina atas dasar agama akan memiliki tujuan

yang jelas. Bagi mereka, hidup di dunia ini hanyalah satu jalan menuju kehidupan

akhirat yang abadi sehingga apa pun yang mereka lakukan dalam keluarga itu tidak

keluar daripada tujuan asal untuk mencipta keluarga sakinah yang diridhai Allah.

Melihat kondisi yang banyak terjadi di negara kita, di mana sudah banyak

terjadi pasangan tua yang berpisah kerena ingin menikah dengan yang lebih muda,

maka dapat dikatakan bahwa terjadi krisis rahmah dalam perkawinan hingga

hubungan seks menjadi ajang mencari kepuasan nafsu belaka bukan untuk tujuan

beribadah kepada Allah selaku pemberi rahmah itu. Akibatnya, kebahagiaan rumah

tangga semakin jauh dari pasangan suami isteri.

Rasanya tidak ada sebuah keluarga yang tidak menginginkan pernikahannya

langgeng dan sakinah mawadah wa rahmah. Namun kehidupan dalam pernikahan

tidak mudah menyatukan dua orang pribadi yang berbeda, berasal dari latar belakang

yang berbeda, yang memiliki kebiasaan, karakter, keinginan, yang berbeda pula.

Konflik menjadi suatu hal yang mudah terjadi dan jika hal tersebut tidak mampu

diatasi dengan bijaksana maka bukan tidak mungkin akan  membawa pernikahan 

kepada perceraian, maka perlu mempersiapkan pernikahan dengan baik. Karena itu,

2

Page 3: KELUARGA SAKINAH-RTF

muatan dalam modul ini menjadi penting artinya untuk diberikan sejak dini kepada

anak didik dalam proses pembelajaran di sekolah.

B. Tujuan Pembelajaran

Tujuan Pembelajaran Umum

Setelah mengikuti modul pembelajaran keluarga bahagia dan sejahtera ini,

siswa diharapkan mampu mengetahui unsur-unsur pokok yang mendasari keluarga

yang sehingga siswa dapat memberikan kontribusi positif bagi terbentuknya sebuah

keluarga bahagai (sakinah) dalam sebuah rumah tangga.

Tujuan Pembelajaran Khusus

1. Peserta didik mengetahui pengertian, tahapan, struktur, ciri-ciri, bentuk-bentuk,

peranan, fungsi, dan tugas keluarga dalam kehidupan rumah tangga.

2. Peserta didik memahami peran Keluarga Berencana (KB) dalam membentuk

keluarga bahagia (sakinah) berdasarkan nilai ajaran Islam.

3. Peserta didik memahami pengertian, manfaat dan tujuan, fungsi, kriteria keluarga

bahagia, resep menjalani keluarga bahagia, dan persiapan membangun keluarga

bahagia (sakinah) berdasarkan ajaran al-Qur’an dan al-Hadits, sehingga siswa

dapat mendukung terbentuknya kehidupan bahagia dan sejahtera (sakinah

mawaddah) di lingkungan rumah tangga mereka.

“Keluarga bahagia dan sejahtera idaman suami istri”

3

Page 4: KELUARGA SAKINAH-RTF

BAB II

KONSEP DASAR TENTANG KELUARGA

A. Pengertian dan Fase Kehidupan Keluarga

Menurut Departemen Kesehatan RI (1998), keluarga adalah unit terkecil dari

masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan

tinggal di suatu tempat di bawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan.

Menurut Salvicion dan Ara Celis (1989), keluarga adalah dua atau lebih dari dua

individu yang tergabung karena hubungan darah, hubungan perkawinan atau

pengikatan dan mereka hidupnya dalam suatu rumah tangga, berinteraksi satu sama

lain memiliki perannya masing-masing, menciptakan dan mempertahankan suatu

kebudayaan.

Para ahli sosiologi mengartikan keluarga adalah semua pihak yang mempunyai

hubungan darah atau keturuan yang berada dalam suatau ikatan kekerabatan. Dari

pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa sebuah keluarga mencakup unsur dasar:

- Unit terkecil dari masyarakat minimal terdiri dari 2 orang.

- Adanya ikatan perkawinan atau pertalian darah.

- Hidup dalam satu rumah tangga yang dipimpin seorang kepala rumah tangga.

- Berinteraksi diantara sesama anggota keluarga.

- Setiap anggota keluarga mempunyai peran masing-masing.

- Diciptakan, mempertahankan suatu kebudayaan.

“Komunitas keluarga bahagia yang dalam satu ikatan kekerabatan”

4

Page 5: KELUARGA SAKINAH-RTF

Untuk membentuk keluarga bahagia sejahtera terdapat 9 tahapan yang harus

dilalui secara sistematis, yaitu;

1. Tahap pembentukan keluarga, tahap ini dimulai dari pernikahan dalam

membentuk rumah tangga yang sah menurut ajaran agama dan hukum yang

berlaku.

”Pernikahan sebagai awal dari kehidupan keluarga bahagiamenurut ajaran agama Islam”

2. Tahap menjelang kelahiran anak, tugas utama keluarga untuk mendapatkan

keturunan sebagai generasi penerus, melahirkan anak sebagai momen yang

sangat dinantikan.

3. Tahap menghadapi bayi dengan mengasuh, mendidik, dan memberikan kasih

sayang kepada anak. Pada tahap ini, kondisi bayi sangat lemah dan semua

kehidupannya bergantung kepada orangtua.

“Kehidupan keluarga bahagia dalam tahap pembentukan anggota keluarga”

5

Page 6: KELUARGA SAKINAH-RTF

4. Tahap menghadapi anak prasekolah, pada tahap ini anak sudah mulai mengenal

kehidupan sosialnya, sudah mulai bergaul dengan teman sebaya, tetapi sangat

rawan dalam masalah kesehatan karena tidak mengetahui mana yang kotor dan

mana yang bersih. Dalam fase ini anak sangat sensitif terhadap pengaruh

lingkungan dan tugas keluarga adalah mulai menanamkan norma-norma

kehidupan, norma-norma agama, norma-norma sosial budaya, dsb.

5. Tahap menghadapi anak sekolah, dalam tahap ini tugas keluarga adalah mendidik

anak, mengajari anak untuk mempersiapkan masa depannya, membiasakan anak

belajar secara teratur, mengontrol tugas-tugas di sekolah anak dan meningkatkan

pengetahuan umum anak.

6. Tahap menghadapi anak remaja, tahap ini adalah tahap yang paling rawan, karena

dalam tahap ini anak akan mencari identitas diri dalam membentuk

kepribadiannya, oleh karena itu suri tauladan dari kedua orang tua sangat

diperlukan. Komunikasi dan saling pengertian antara kedua orang tua dengan

anak perlu dipelihara dan dikembangkan.

“Keluarga bahagia menyiapkan anak-anaknya memasuki masa pendidikan”

7. Tahap melepaskan anak ke masyarakat, setelah melalui tahap remaja dan anak

telah dapat menyelesaikan pendidikannya, maka tahap selanjutnya adalah

melepaskan anak ke masyarakat dalam memulai kehidupannya yang

sesungguhnya, dalam tahap ini anak akan memulai kehidupan berumah tangga.

6

Page 7: KELUARGA SAKINAH-RTF

“Keluarga bahagia akan merelakan keturunannya hidup mandiri di masyarakat”

8. Tahap berdua kembali, setelah anak besar dan menempuh kehidupan keluarga

sendiri-sendiri, tinggallah suami istri berdua saja. Dalam tahap ini keluarga akan

merasa sepi, dan bila tidak dapat menerima kenyataan akan dapat menimbulkan

depresi dan stress.

9. Tahap masa tua, tahap ini masuk ke tahap lanjut usia, dan kedua orang tua

mempersiapkan diri untuk meninggalkan dunia yang fana ini.

“Pasangan suami isteri keluarga bahagia dan kegiatan hidup di usia senja”

7

Page 8: KELUARGA SAKINAH-RTF

B. Struktur dan Bentuk Keluarga

Dalam realitas kehidupan bermasyarakat kita menyaksikan berbagai macam

struktur keluarga, diantaranya:

1. Patrilineal adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam

beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ayah.

2. Matrilineal adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam

beberapa generasi dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ibu.

3. Matrilokal adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah istri.

4. Patrilokal adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama kelurga sedarah suami.

5. Keluarga kawinan adalah dengan hubungan suami istri melalui pernikahan yang

sah sebagai dasar bagi pembinaan anggota keluarga

“Struktur keluarga bahagia terdiri dari ayah, ibu, anak mantu, cucu sebagai kelaurga besar”

Adapun ciri-ciri struktur sebuah keluarga menurut Anderson Carter ada 3,

yaitu: 1.) Terorganisasi: saling berhubungan, saling ketergantungan, antara anggota

keluarga, 2.) Ada keterbatasan: setiap anggota memiliki kebebasan tetapi mereka juga

mempunyai keterbatasan dalam menjalankan fungsi dan tugasnya masing-masing,

3). Ada perbedaan dan kekhususan: setiap anggota keluarga mempunyai peranan dan

fungsinya masing-masing.

Sedangkan keluarga memiliki 6 bentuk sebagai berikut;

8

Page 9: KELUARGA SAKINAH-RTF

1. Keluarga inti (Nuclear Family) adalah keluarga yang terdiri dari ayah, ibu, dan

anak-anak.

2. Keluarga besar (Extended Family) adalah keluarga Inti ditambah dengan sanak

saudara, misalnya: nenek, kakek, keponakan, saudara sepupu, paman, bibi, dan

sebagainya. Keluarga Indonesia umumnya, menganut tipe keluarga besar ini

dengan adat istiadat yang sangat kuat.

3. Keluarga berantai (Serial Family) adalah keluarga yang terdiri dari satu wanita dan

pria yang menikah lebih dari satu kali dan merupakan satu keluarga inti.

4. Keluarga duda/janda (Single Family) adalah keluarga yang terjadi karena

perceraian atau kematian.

5. Keluarga berkomposisi (Camposite) adalah keluarga yang perkawinannya

berpoligami dan hidup secara bersama.

6. Keluarga Kabitas (Cahabitasion) adalah dua orang menjadi satu tanpa pernikahan

tapi membentuk suatu keluarga.

Dalam menjalankan roda kehidupan keluarga tentu ada pemimpin yang

memegang rumah tangga. Jika dilihat dari siapa yang memegang kekuasan dalam

rumah tangga, maka keluarga dapat dibagi menjadi 3 jenis, yaitu;

1. Patriakal, ayah sebagai pemegang kekuasaan dalam kehidupan keluarga.

2. Matriakal, ibu selaku pemegang kekuasaan dalam kehidupan keluarga.

3. Equlitarian, ayah dan ibu sebagai memegang kekuasaan dalam kehidupan keluarga.

“Ayah dan Ibu selaku pemegang kekuasaan dalam kehidupan anak-anak”

9

Page 10: KELUARGA SAKINAH-RTF

C. Peranan, Fungsi, dan Tugas Keluarga

Peranan keluarga menggambarkan seperangkat perilaku interpersonal, sifat,

kegiatan yang berhubungan dengan individu dalam posisi dan situasi tertentu.

Peranan individu dalam keluarga didasari oleh harapan dan pola perilaku dari

keluarga, kelompok dan masyarakat. Berbagai peranan yang terdapat dalam keluarga

sebagai berikut:

1. Peranan ayah; ayah sebagai suami dari istri dan anak-anak, berperan sebagai

pencari nafkah, pendidik, pelindung dan pemberi rasa aman, sebagai kepala

keluarga, sebagai anggota dari kelompok sosialnya serta sebagai anggota dari

kelompok sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya.

2. Peranan ibu; sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya, ibu mempunyai peranan

untuk mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh dan pendidik anak-anaknya,

pelindung dan sebagai salah satu kelompok dari peranan sosialnya serta sebagai

anggota masyarakat dari lingkungannya, disamping itu juga ibu dapat berperan

sebagai pencari nafkah tambahan dalam keluarganya.

3. Peran anak; anak-anak melaksanakan peranan sosial sesuai dengan tingkat

perkembangannya baik fisik, mental, sosial, dan spiritual.

“Keluarga bahagia dalam emberikan pendidikan dan pembinaan pada anak”

Keluarga bahagia tentu akan menjalankan semua fungsi yang harus melekat

dalam kehidupan rumah tangga, yaitu;

10

Page 11: KELUARGA SAKINAH-RTF

1. Fungsi Biologis

a. Untuk meneruskan keturunan.

b. Memelihara dan membesarkan anak.

c. Memenuhi kebutuhan gizi keluarga.

d. Memelihara dan merawat anggota keluarga.

2. Fungsi Psikologis

a. Memberikan kasih sayang dan rasa aman.

b. Memberikan perhatian diantara anggota keluarga.

c. Membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga.

d. Memberikan identitas anggota keluarga.

3. Fungsi Sosialisasi

a. Membina sosialisasi pada anak.

b. Membentuk norma-norma perilaku sesuai dengan tingkat perkembangan anak.

c. Meneruskan nilai-nilai budaya keluarga.

4. Fungsi Ekonomi

a. Mencari sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga.

b. Pengaturan penggunaan penghasilan keluarga untuk memenuhi kebutuhan

keluarga.

c. Menabung untuk memenuhi kebutuhan keluarga dimasa yang akan datang,

misalnya pendidikan anak-anak, jaminan hari tua, dsb.

5. Fungsi Pendidikan

a. Menyekolahkan anak untuk memberi pengetahuan, keterampilan dan

membentuk perilaku anak sesuai bakat dan minat yang dimilikinya.

b. Mempersiapkan keahlian anak-anak untuk kehidupan akan datang dalam

memenuhi peranannya sebagai orang dewasa.

c. Mendidik anak sesuai dengan tingkat perkembangannya.

Ada juga ahli lain membagi fungsi keluarga, sebagai berikut:

1. Fungsi pendidikan; mendidik dan menyekolahkan anak untuk mempersiapkan

kedewasaan dan masa depan anak bila kelak dewasa.

11

Page 12: KELUARGA SAKINAH-RTF

2. Fungsi sosialisasi anak; keluarga mempersiapkan anak menjadi anggota masyarakat

yang mengerti etika sosial dan dengan model interaksi sosial yang baik.

3. Fungsi perlindungan; melindungi anak dari tindakan-tindakan yang tidak baik dan

ancaman bahaya, sehingga anggota keluarga merasa terlindung dan aman.

4. Fungsi perasaan; secara psikologis orang harus mampu merasakan perasaan dan

suasana anak dan anggota yang lain dalam berkomunikasi dan berinteraksi antar

sesama anggota keluarga, sehingga saling pengertian satu sama lain dalam

menumbuhkan keharmonisan dalam keluarga.

5. Fungsi religius; memperkenalkan dan mengajak anak dan anggota keluarga yang

lain dalam kehidupan beragama, dan tugas kepala keluarga untuk menanamkan

keyakinan beragama, memahami pengetahuan agama dan mencontohkan prilaku

beragama yang benar untuk kebahgiaan dunia dan akhirat.

6. Fungsi ekonomis; mencari sumber-sumber kehidupan dalam memenuhi kebutuhan

keluarga, kepala keluarga bekerja untuk mencari penghasilan, mengatur

penghasilan itu, sehingga dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan keluarga.

7. Fungsi rekreatif; fungsi rekreasi ini tidak harus selalu pergi ke tempat rekreasi,

tetapi yang penting bagaimana menciptakan suasana yang menyenangkan dalam

keluarga, sehingga nuansa rekreatif itu dapat ciptakan di dalam rumah dengan cara

nonton TV bersama, bercerita tentang pengalaman masing-masing, dsb.

8. Fungsi biologis. untuk meneruskan keturunan sebagai generasi penerus keluarga

dan budaya kekerabatan di masa depan.

“Keluarga bahagia dalam menjalankan fungsinya rekreatifnya”

12

Page 13: KELUARGA SAKINAH-RTF

Dari berbagai fungsi di atas ada 3 fungsi pokok keluarga terhadap anggota

keluarganya, yaitu:

1. Asih adalah memberikan kasih sayang, perhatian, rasa aman, kehangatan,pada

anggota keluarga sehingga memungkinkan mereka tumbuh dan berkembang sesuai

usia dan kebutuhannya.

2. Asuh adalah menuju kebutuhan pemeliharaan dan perawatan anak agar

kesehatannya selalu terpelihara sehingga memungkinkan menjadi anak-anak sehat

baik fisik, mental, sosial, dan spiritual.

3. Asah adalah memenuhi kebutuhan pendidikan anak, sehingga siap menjadi

manusia dewasa yang mandiri dalam mempersiapkan masa depannya.

“Berbagai fungsi keluarga yang dapat diberikan pada anak”

Pada dasarnya, tugas keluarga mencakup aspek yang bersentuhan langsung

dengan kegiatan rutinitas dalam rumah tangga. Ada 8 tugas pokok keluarga sebagai

berikut:

1. Pemeliharaan fisik keluarga dan para anggotanya.

2. Pemeliharaan sumber-sumber daya yang ada dalam keluarga.

3. Pembagian tugas masing-masing anggotanya sesuai dengan kedudukannya

masing-masing.

4. Sosialisasi antar anggota keluarga.

13

Page 14: KELUARGA SAKINAH-RTF

5. Pengaturan jumlah anggota keluarga.

6. Pemeliharaan ketertiban anggota keluarga.

7. Penempatan anggota-anggota keluarga dalam masyarakat yang lebih luas.

8. Membangkitkan dorongan dan semangat para anggotanya.

Latihan Pilihan Ganda:

1. Keluarga mengandung makna, yaitu:

a. Ikatan kekerabatan b. Pertalian darah c. individu d. anggota keluarga

2. Fase (tahapan) dalam kehidupan keluarga, kecuali:

a. Tahap pembentukan anggota keluarga b. Tahap persiapan pendidikan anak

c. Tahap menyambut hari tua d. Tahap perpisahan keluarga

3. Bentuk-bentuk keluarga terdiri dari …. macam.

a. 6 b. 4 c. 3 d. 2

4. Fungsi keluarga sebagai berikut, kecuali:

a. Fungsi biologis b. Fungsi perdagangan

c. Fungsi pendidikan d. Fungsi sosial-ekonomi

5. Pendidikan dalam keluarga pada dasarnya, yaitu;

a. Pendidikan akidah akhlak b. Pendidikan intelektual

c. Pendidikan seni sastra d. Pendidikan pribadi dan sosial

Latihan Uraian:

1. Jelaskan pengertian keluarga menurut para ahli sosiologi!

2. Sebutkan komponen-komponen yang harus ada dalam keluarga!

3. Apa bentuk-bentuk keluarga?

4. Sebutkan 5 fungsi keluarga dalam kehidupan manusia!

5. Apa peranan kepala keluarga bagi setiap anggotanya?

14

Page 15: KELUARGA SAKINAH-RTF

BAB III

KELUARGA BAHAGIA DAN SEJAHTERA MENURUT ISLAM

A. Pengertian Keluarga Bahagia dan Sejahtera (Sakinah Mawaddah)

Perkawinan dan keluarga sakinah memiliki hubungan tali temali yang sangat

erat sekali, sebab kelurga tidak akan pernah mengetahui bagaimana realitas keluarga

sakinah mawaddah dalam kehidupan tanpa melaui pintu pernikahan yang benar dan

sah menurut syariat Islam dan undang-undang perkawinan yang berlaku di Indonesia.

“Keluarga bahagia (sakinah) memiliki buku nikah yang sah dari pemerintah”

Dari pengertian di atas ditemukan titik relevansi makna perkawinan dengan

keluarga sakinah mawaddah secara kebahasan. Secara bahasa, keluarga dalam Kamus

Bahasa Indonesia diartikan; kelompok yang terdiri dari ayah, ibu dan anak. Kemudian

sakinah dalam kamus yang sama diartikan tenteram, tenang, dan bahagia. Kemudian

sakinah menurut Quraish Shihab adalah; diamnya sesuatu setelah bergejolak seperti

dalam ikatan perkawinan terdapat kebahagiaan dan ketenangan bagi sepasang

manusia yang berlawanan jenis untuk hidup bersama. Nurkholish Madjid

mengartikan kelurga sakinah, yaitu; bahagia yang diliputi oleh rasa tenang, tentram

dan sentosa.

15

Page 16: KELUARGA SAKINAH-RTF

Sedangkan secara istilah akan dikemukakan beberapa pendapat, baik dari

ilmuan atau dari institusi yang berkempoten dalam hal ini. Dalam UU Nomor 1

Tahun 1974 pasal 1 tentang perkawinan mendefinisikan bahwa keluarga adalah;

ikatan lahir bagin atara seorang pria dan wanita sebagai suami-istri dengan tujuan

membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan pada

Ketuhanan Yang Maha Esa.

Secara institusi, Depag RI melalui Ditjen Bimas Islam dan Haji mengartikan

keluarga sakinah secara sempurna, yaitu; kelurga yang dibina atas perkawinan yang

sah, mampu memenuhi hajat spiritual dan materal secara layak dan seimbang, diliputi

suasana kasih sayang antara anggota keluarga dan lingkungannya dengan selaras,

serasi serta mampu mengamalkan, menghayati dan memperdalam nilai-nilai

keimanan, ketakwaan, dan akhlak yang mulia.

“Gambaran keluarga bahagia (sakinah) yang dituju”

Mahfudli (1995) dan Singgih D. Gunawan (1995) mendefinisikan keluarga

bahagia sebagai keluarga harmonis, yaitu; keluarga yang penuh cinta kasih, saling

menghargai dan mensyukuri suasan yang terdapat dalam kehidupan keluarganya.

Dengan demikian, keluarga ini mampu terhindar dari keributan dan ketegangan yang

menyebabkan ketidakharmonisan dalam menjalankan kehidupan rumah tangga.

Dari pengertian keluarga harmonis di atas, dapat disimpulkan bahwa antara

suami dan istri, orang tua dan anak, serta kakak dan adik terjalin rasa kasih sayang

16

Page 17: KELUARGA SAKINAH-RTF

yang mengikat rasa kekeluargaan mereka. Mereka terhubung seperti anggota tubuh

yang saling melengkapi. Jika salah satu bagian sakit, maka yang lain akan merasakan

hal yang sama. Mereka akan saling bahu membahu untuk menolong dan

menyembuhkan. Keluarga harmonis akan membuat anggotanya tentram, disiplin,

bertanggung jawab dan terhindar dari pergaulan yang menyesatkan. Jika ada

permasalahan, mereka akan kembali kepada keluarga sebagai tempat konsultasi dan

pemberi solusi.

Menyadari bahwa keluarga adalah amanah sebagaimana yang tercantum

dalam al-Quran, Allah Swt memerintahkan agar orang tua menjauhkan keluarganya

dari api neraka. Hal ini berarti orang tua harus memberikan bekal pendidikan dan

pengetahuan kepada istri dan anak-anaknya agar terhindar dari panasnya api neraka.

Tentu saja ilmu yang diperlukan adalah ilmu agama di samping ilmu duniawi. Maka,

sebagai orang tua yang ingin mencapai keridhoan Allah, sudah sepatutnya membekali

diri dan keluarga dengan pemahaman agama. Dengan bekal ilmu, anggota keluarga

akan menyadari bahwa setiap perbuatan akan dimintai pertanggungjawabannya. Rasa

tanggung jawab terhadap keluarga akan membuat orang tua melindungi anak-anaknya

dengan cara yang diajarkan oleh Islam.

“Keluarga bahagia belajar ilmu agama untuk keselamatan dunia akhirat”

17

Page 18: KELUARGA SAKINAH-RTF

Dari beberapa batasan tentang keluarga bahagia/harmonis (sakinah) di atas

dapat disimpulkan bahwa syarat keluarga sakinah harus mempunyai unsur dasar

sebagai berikut;

a. Sepasang suami-istri melalui perkawinan yang benar menurut syariat Islam;

b. Terdapat hubungan kekeluargaan dengan sistem nilai yang islami untuk memenej

keluarga;

c. Terpenuhi kebutuhan material dan spiritual sebagai simbol kebahagiaan;

d. Terjadi nuansa kehidupan yang tenang/damai dalam keluarga dan masyarakat.

B. Syarat Keluarga Bahagia dan Sejahtera (Sakinah Mawaddah)

Syariat Islam yang agung juga telah menetapkan bahwa  standar utama dalam

menentukan pilihan adalah agama. Nabi Muhammad berpesan:

“Janganlah kamu nikahi wanita-wanita itu karena kecantikannya, karena mungkin kecantikannya itu akan menghinakan mereka sendiri. Dan jangan pula kamu nikahi mereka karena harta benda mereka, karena mungkin harta itu akan menyebabkan mereka sombong. Tetapi nikahilah mereka dengan dasar agama. Sesungguhnya budak yang hitam tetapi lebih baik agamanya, lebih baik kamu nikahi daripada lainnya.” (HR. Ibnu Majah dan Baihaqi).

Dengan demikian, pernikahan dalam Islam tidak saja berdimensi duniawi, tapi

juga ukhrawi. Ikatan pernikahan adalah perjanjian yang berat (mitsaqan galizha).

Ikatan tersebut akan kukuh jika dilandasi dengan keimanan yang sama. Di atas

landasan iman inilah tumbuh mawaddah, rahmah dan amanah. Dengan landasan iman

yang sama, mereka tetap akan dipersatukan Allah di akhirat, meski sudah dipisahkan

oleh kematian di dunia. Allah berfirman: “Mereka bersama pasangan-pasangan

mereka bernaung di tempat yang teduh, bertelekan di atas dipan-dipan” (QS.

Yasin :56)

Sebagai bukti kesempurnaannya, syariat Islam juga menetapkan hak dan

kewajiban suami istri secara serasi. Ananda calon suami, ketahuilah bahwa kesediaan

seorang wanita untuk hidup bersama dengan seorang laki-laki, meninggalkan orang

tua dan keluarganya dan mengganti semua itu dengan penuh kerelaan untuk hidup

18

Page 19: KELUARGA SAKINAH-RTF

bersama  laki-laki “asing” yang menjadi suaminya, serta bersedia membuka

rahasianya yang paling dalam, karena ia merasa yakin bahwa kebahagiannya bersama

suami akan lebih besar dibanding dengan kebahagiaan bersama ibu bapaknya.

Pembelaan dan penjagaan suami terhadapnya tidak lebih sedikit dari pembelaan

saudara-saudara sekandungnya. Oleh karena itu, janganlah kelak ia disia-siakan.

Suami berkewajiban memberi nafkah lahir dan batin kepada istrinya, mendidiknya

dan mempergaulinya dengan baik. Allah berfirman:

“Pergaulilah istri-istrimu dengan baik dan jika kamu tidak lagi menyukai mereka (jangan putuskan tali pernikahan), karena boleh jadi kamu tidak menyenangi sesuatu, tetapi Allah menjadikan padanya (di balik itu) kebajikan yang banyak.”(QS. An-Nisa:19)

Jika keluarga sehat berarti masyarakatnya juga sehat. Jika keluarga bahagia,

masyarakat pun bahagia. Setidaknya, ada 4 syarat untuk membentuk keluarga bahagia

(sakinah) sebagai berikut:

1. Sepasang suami-istri yang syah/resmi. Dalam keluarga ada mawaddah dan

rahmah. Mawaddah adalah jenis cinta membara, yang mengebu-gebu.

Sedangkan rahmah adalah jenis cinta yang lembut, siap berkorban dan

melindungi yang dicintai. Mawaddah saja kurang menjamin kelangsungan

rumah tangga. Sebaliknya, rahmah, tak cukup memeberikan garansi.

2. Anggota keluarga yang menjalakan fungsi dan tanggungjawabnya dengan

baik. Hubungan antara suami-istri dan anak-anak harus atas berdasarkan

saling membantu dan membutuhkan. Seperti pakaian dan yang memakainya

“hunna libasun lakum wa antum libasun lahunna”. (QS al Baqarah:187).

Kalau kita kaji lebih dalam, fungsi pakaian setidaknya ada tiga; menutup

aurat, melindungi diri dari panas dan dingin, serta sebagai perhiasan. Suami

terhadap istri, juga harus memiliki fungsi yang sama. Jika istri mempunyai

sesuatu kekurangan, suami tidak menceritakan pada orang lain. Begitu juga

sebaliknya, jika istri sakit, suami segera mencari obat atau membawa ke

dokter. Istri harus selalu tampil membanggakan suami, suami juga harus

19

Page 20: KELUARGA SAKINAH-RTF

tampil membanggakan istri. Jangan terbalik, di luar tampil menarik perhatian

orang banyak. Tapi ketika di rumah, tampil tidak sedap dipandang mata.

3. Suami istri dalam bergaul memperhatikan aspek sosial dianggap patut (ma’ruf)

dalam keluarga dan masyarakat, tidak asal benar dan hak. “Wa’a syiruhunna

bil ma’ruf”. (QS. An Nisa: 19). Besarnya mahar, nafkah, cara bergaul dan

sebagainya harus memperhatikan nilai-nilai ma’ruf . Hal ini terutama harus

diperhatikan oleh suami istri yang berasal dari kultur yang menyolok

perbedaannya.

4. Pilar keluarga sakinah yang kuat, yaitu memiliki kecendrungan kepada agama,

yang muda menghormati yang tua dan yang tua menyanyangi yang muda,

sederhana dalam belanja, dan santun dalam bergaul dan selalu melakukan

introspeksi. Rasulullah juga bersabda tentang 4 faktor yang menjadi sumber

kebahagiaan keluarga, yaitu; suami dan istri yang setia, shalih dan shalihah,

anak-anak yang berbakti pada orangtuanya, lingkungan sosial yang sehat dan

rezeki yang dekat.

1. Model Keluarga Bahagia (Sakinah Mawaddah)

Mendapatkan keluarga bahagia (sakinah) menjadi dambaan dan idaman setiap

muslim yang akan melangsungkan perkawinan dan yang sedang menjalani kehidupan

rumah tangga.

“Model keluarga bahagia yang didambakan”

20

Page 21: KELUARGA SAKINAH-RTF

Model keluarga sakinah menurut ajaran Islam tidak hanya cukup dibangun atas

dimensi meterial, tetapi juga mutlak menyertakan dimensi spiritualitas dalam

mendayung bahtera kehidupan. Bahkan dimensi spiritualitas inilah yang selalu

menjadi isnpirator cinta dan kasih sayang yang yang mampu memberikan energi

penggerak untuk kelanggengan dan dinamisasi derap langkah kehidupan keluarga

bahagia dalam meraih keharmonisan menuju kesuksesan hidup berumah tangga di

dunia da akhirat.

Pada dasarnya, model keluarga sakinah yang ingin diwujudkan oleh setiap

muslim adalah kelurga yang bahagia di dunia dan akhirat berdasarkan ajaran Islam

sebagai refleksi dari keimanan dan ketaatan dalam menjalankan perintah Allah dan

Rasulullah-Nya. Kehidupan keluarga seperti yang digambarkan dalam Al-Qur’an dan

hadits tidak hanya berlangsung di dunia fana semata, tetapi juga akan memberikan

implikasi bagi keselamatan dan kebahagiaan kehidupan di akhirat kelak. Di samping

itu, keluarga sakinah merupakan tempat membentuk anak-anak sholeh sebagai

generasi Islam dan generasi bangsa yang bertanggung jawab atas diri, keluarga,

masyarakat, agama dan bangsa sehingga gilirannya mampu melangsungkan

kehidupan rumah tangga dan sosial-kemasyarakatan berdasarkan nilai-nilai

keimanan, ibadah, dan akhlak yang mulia secara mandiri.

Dalam Al-Qur’an surat at-Tahrim ayat 6, Allah mengingatkan kepada keluarga

muslim:

را نا اهليكم و نفسكم قواا منوا ا ين الذ يها ا يا

Artinya:

“Jagalah dirimu dan keluargamu dari siksa api neraka”

Suami dalam statusnya sebagai pemimpin kelurga berkewajiban membimbing

dan mengembangkan kualitas semua anggota keluarganya berdasarkan syari’at Islam,

baik di lingkungan keluarga maupun masyarakat luas. Sebaliknya, istri dan aggota

keluraga yang lain berkewajiban menataati sumai selama besikap dan berkata sesuai

dengan ajaran Islam.

21

Page 22: KELUARGA SAKINAH-RTF

“Keluarga bahagia (sakinah) yang multi dimensi dalam kehidupannya”

Hal yang lebih penting dipahami suami-istri untuk mencapai hakikat keluarga

sakinah adalah ajaran Islam agar selalu patuh dan taat pada beribadah pada Allah,

memberikan nafkah lahir dan batin dengan ikhals, dan memperlakukan isteri dengan

baik tidak membebaninya dengan pekerjaan yang berat. Kemudian kewajiban isteri

pada suami, yaitu mengembirakan suami ketika berada di rumah dengan pelayanan

yang baik, perbutan dan perkataan yang sopan, penuh rasa hormat, dan merias diri

untuk kesengan sumai, taat pada perintah suami ketika suami tidak berada di rumah

dan menjaga harta benda sumai, tidak diperjualbelikan, dipinjmankan dan diberikan

pada orang lain, jangan memasukkan orang yang tidak disenangi suami ke dalam

rumah dan membuat resah di kedua pihak keluraga. Hal ini dijelaskan Rasulullah

dalam hadits berikut ini:

عيتها ر عن لة ومسؤ جها و% ز& بيت في عية ر لمرأة ا و&

Artinya:

“Dan perempuan itu sebagai pemilihara rumah suaminya dan isinya. Dia akan diminta pertanggungjawaban atas pemeliharaan itu.”

Dengan kondisi seperti ini, pada gilirannya kan tercipta suasana ketenangan dan

kedamaian dalam kehidupan keluarga, masyarkat dan bangsa yang dilandasi oleh

semangat ingin mengabdi pada Allah swt. Hakekat dari keluarga sakinah adalah

22

Page 23: KELUARGA SAKINAH-RTF

mengacu pada pembentukan kehidupan anggota keluarga yang beriman, bertakwa,

dan berakhlak mulia, sehat dan terampil serta bertanggungjawab dalam menjalankan

kehidupan beragama dan berbangsa serta dapat menjadi figur tauladan bagi

masyarakat luas untuk meraih kebahagiaan dunia dan akhirat.

Dengan semangat yang agamis tersebut akan mampu menciptakan suasana

tenang, bahagia, dan kasih sayang dalam kehidupan keluarga sebagai syarat mutlak

mewujudkan stabilitas dan keharmonisan hidup berbangsa. Karena itu, keseimbangan

dan keharmonisan hidup antara kebahagiaan duniawi dan ukhrawi menjadi titik tuju

yang ingin dicapai oleh setiap keluarga bahagia (sakinah) dalam mendayung bahtera

kehidupannya.

“Model keluarga bahagia yang selalu dalam kebersamaan”

C. Tujuan Keluarga Bahagia dan Sejahtera (Sakinah Mawaddah)

Tujuan yang ingin dicapai oleh keluarga sakinah tidak bisa dipisahkan dari

tujuan perkawinan itu sendirik yaitu mewujudkan suatu bentuk kehidupan keluarga

yang aman, tenteram, rukun dan damai yang dipatrikan dengan rasa cinta dan kasih

sayang secara langgeng.

Keluarga bahagia (sakinah) dibangun atas fondasi nilai-nilai spiritualitas

dengan motivasi ingin menjalankan syariat Allah dan Rasul-Nya. Karena itu, realisasi

dari konsep keluarga sakinah dalam kehidupan masyarakat mempunyai cakupan

tujuan yang sangat luas, baik di dunia ataupun di akhirat. Ada tiga bentuk

23

Page 24: KELUARGA SAKINAH-RTF

tanggungjawab yang turut membantu tercapainya tujuan kelurga bahagia (sakinah)

yaitu;

a. Tanggungjawab pada Allah, sebab kelurga dengan berbagi fungsinya merupakan

pelaksanaan amanat Allah sebagai hamba dan khaliah di bumi,

b. Tanggung jawab ke dalam kelurga itu sendir, tertama suami sebagai kepala

berkewajiban meningkatkan kualitas anggota kelurganya dan berbagai

infrastruktur menuju ke arah yang lebih maju,

c. Tanggung jawab ke luar, sebab kelurga merupakan bagian terkecil dalam konteks

sosial-kemasyarkatan akan selalu berinteraksi dengan dunia luar, maka seluruh

anggota keluarga harus memiliki akhlak yang mulia di lingkungan masyarakatnya.

Persolan berikut yang erat hubungannya dengan pencapaian tujuan keluarga

bahagia (sakinah) adalah keluarga sakinah dalam kehidupannya, keluarga sebagai

tempat melangsungkan kehidupan bersama yang legal dalam pandangan hukum dan

masyarakat, sebagai jalan mendapatkan keturunan yang sah, tempat menyatukan

persepsi antara suami-isteri dan anak dalam memenuhi berbagai kebutuhan dan cita-

cita yang akan diraih dalam kehidupan.

“Contoh keluarga bahagia (Sakinah Mawaddah)”

Adapaun tujuan keluarga sakinah menurut pandangan Islam, yaitu menciptakan

suasana keluarga yang terpenehuhi kebutuhan material dan spiritualitas sehingga

terbentuk kebahagiaan dan keharmonisan dalam kehidupan keluarga yang pada

gilirannya mampu menjalankan tugas pengabdian pada Allah dan masyarakat

24

Page 25: KELUARGA SAKINAH-RTF

berdasarkan nilai ajaran Islam untuk mencapai kesalamatan hidup di dunia dan

akhirat.

Dalam keluarga muslim, diyakini bahwa dimensi spiritualitas, seperti iman,

ibadah, dan do’a menjadi unsur utama dalam mencapai tujuan keluarga bahagia

(sakinah) tersebut di atas. Dengan ajaran agama semangat keilahian penuh dengan

suasana cinta dan kasih sayang, tidak mudah terhempas oleh badai yang mengitari,

sebab semua problematika kehidupan rumah tangga bahagia (sakinah) selalu

disandarkan pada bingkai ajaran Islam sebagai rambu petunjuk dan rem kontrol

mendayung bahtera kehidupan rumah tangga. Keluarga bahagia (sakinah) adalah

tujuan bagi semua orang dalam proses membina kehidupan rumah tangganya.

Keluarga bahagia (sakinah) ini adalah cerminan kehidupan keluarga ideal, yang

diinginkan terjadi dalam sebuah rumah tangga, khususnya pada mereka keluarga

muda yang baru saja memasuki gerbang pernikahan.

Keluarga sakinah diartikan sebagai keluarga yang dianugerahi kebahagiaan

baik lahir maupun batin. Dalam kehidupan keluarga seperti ini, kehidupan rumah

tangga berjalan dengan tentram dan damai. Masing-masing anggota keluarga mampu

hidup dalam kasih sayang dan ketenangan tanpa diliputi prasangka pada masing-

masing anggota keluarga tersebut.

Jika ada masalah dalam kehidupan rumah tangga tersebut, proses

penyelesaian yang lebih mengedepankan pada pencarian solusi, bukan pada tindakan

saling menyalahkan atau mencari pihak yang salah. Setiap anggota keluarga tidak

akan mengambil posisi sebagai pihak yang paling benar ketika sebuah masalah

terjadi. Jika ini dapat dilakukan, maka masalah yang ada bisa diselesaikan dengan

cepat dan dapat menghasilkan kebaikan bagi semua pihak. Yang paling utama adalah,

seluruh anggota keluarga dapat mengambil pengalaman sebagai bekal untuk

menghadapi kehidupan di masa mendatang dengan lebih baik. Inilah salah satu

cermin dan indikator apakah kehidupan sebuah keluarga dapat digolongkan sebagai

keluarga bahagia (sakinah) atau bukan.

25

Page 26: KELUARGA SAKINAH-RTF

Mencari solusi setiap masalah keluarga berdasarkan ajaran Islam menjadi

indikator utama sebuah keluarga bahagia (sakinah). Bukan merujuk pada berapa

banyak harta yang dimiliki oleh sebuah keluarga. Karena banyak sedikitnya harta

bukanlah ukuran utama bagi sebuah keluarga dapat disebut sebagai keluarga bahgia.

“Tujuan keluarga bahagia terbentuknya keharmonisan berdasarkan ajaran Islam”

D. Pembinaan Pendidikan Keluarga Bahagia dan Sejahtera (SakinahMawaddah)

Keluarga sebagai unit sosial terkecil dalam masyarakat merupakan lingkungan

budaya pertama dan utama dalam rangka menanamkan norma dan mengembangkan

berbagai kebiasaan dan perilaku yang dianggap penting bagi kehidupan pribadi,

keluarga danmasyarakat.

Gaya hidup sebuah keluarga banyak bergantung pada tingkat pendidikan dan

penghayatan anggotanya terhadap norma agaman dan hukum yang berlaku.

Masyarakat yang nayoritas penduduknya kaum terdidik akan relatif bertenggang rasa

dan bertanggungjawab dibandingkan dengan masyarkat yang tidak terdidik ketika

berintraksi sosial dengan masyarakat luas, masyarakat religius akan lebih agamis

merefleksikan perkataan dan tindakan dalam kehidupan sosial-kemasyarakatan

dibandigkan dengan masyarakat abangan, dan masyarakat industri akan lebih berjois

dalam bergaya hidup dibandingkan dengan masyaraktat agraris.

26

Page 27: KELUARGA SAKINAH-RTF

Dalam buku The National Studi on Family Strength, Nick dan De Frain

mengemukakan beberapa hal tentang pegangan menuju hubungan keluarga yang

sehat dan bahagia, yaitu:

1. Terciptanya kehidupan beragama dalam keluarga.

2. Tersedianya waktu untuk bersama keluarga.

3. Interaksi segitiga antara ayah, ibu dan anak.

4. Saling menghargai dalam interaksi ayah, ibu dan anak.

5. Keluarga menjadi prioritas utama dalam setiap situasi dan kondisi.

“Keluarga bahagia dalam komunikasi yang selalu ceria”

Seiring kriteria keluarga yang diungkapkan di atas, Sujana memberikan

beberapa fungsi pada pendidikan keluarga yang terdiri dari fungsi biologis, edukatif,

religius, protektif, sosialisasi dan ekonomis. Dari beberapa fungsi tersebut, fungsi

religius dianggap fungsi paling penting karena sangat erat kaitannya dengan edukatif,

sosialisasi danprotektif. Jika fungsi keagamaan dapat dijalankan, maka

keluargatersebut akan memiliki kedewasaan dengan pengakuan pada suatu sistem

dan ketentuan norma beragama yang direalisasikan di lingkungan dalam kehidupan

sehari-hari. Penanaman akidah sejak dini telah dijelaskandalam al-Qur’an surat al-

Baqarah ayat 132 yang berbunyi:

‘ تموتن فال الدين لكم إصطفى إنالله بني يا ويعقوب ببنيه إبراهيم ووصىبهاوأنتممسلمون إال

27

Page 28: KELUARGA SAKINAH-RTF

Artinya: “Dan Ibrahim telah mewasiatkan ucapankepada anak-anaknya, demikian juga Ya’kub. Ibrahim berkata: haianak-anakku, sesungguhnya Allah telah memilih agama ini bagimu, makajanganlah kamu mati kecuali dalam keadaan Islam.”

Secara garis besar pola pembinaan pendidikan dalam keluarga (sakinah) dapat

dikelompokkan menjadi tiga, yaitu:

a. Pembinaan Akidah dan Akhlak

Mengingat keluarga dalam hal ini lebih dominan adalah seorang anak

dengan dasar-dasar keimanan, ke-Islaman, sejak mulai mengerti dan dapat

memahami sesuatu, maka al-Ghazali memberikan beberapa metode dalam rangka

menanamkan aqidah dan keimanan dengan cara memberikan hafalan. Ketika

menghafalkan dan kemudian memahaminya, akan tumbuh dalam diri anak sebuah

keyakinan dan pada akhirnya membenarkan apa yang diayakininya.

Anak-anak kita adalah tanggungjawab orangtua yang akan diminta

pertanggungjawabannya kelak oleh Allah seperti dijelaskan dalam al-Qur’an

yang berbunyi:

نارا وأهليكم انفسكم قوا أمنوا أيهاالذين ياArtinya:

“Jagalah diri kalian dan keluarga kalian dari panasnya siksaan api neraka.”

28

Page 29: KELUARGA SAKINAH-RTF

Muhammad Nur Hafidz merumuskan empat pola dasar dalam pendidikan

keluarga, yaitu; Pertama, senantiasa membacakan kalimat Tauhid pada anaknya.

Kedua, menanamkan kecintaan kepada Allah dan Rasulnya. Ketiga, mengajarkan

al-Qur’an. Keempat menanamkan nilai-nilai pengorbanan dan perjuangan untuk

dirinya dan orang lain.

Akhlak adalah implementasi dari iman dalam segala bentuk perilaku,

pendidikan dan pembinaan akhlak anak. Keluarga dilaksanakan dengan contoh

dan teladan dari orang tua. Perilaku sopan santun orang tua dalam pergaulan dan

hubungan antara ibu, bapak dan masyarakat. Dalam hal ini Benjamin Spock

menyatakan bahwa setiap individu akan selalu mencari figur yang dapat dijadikan

teladan ataupun idola bagi mereka. Karena itu, kefiguran ini harus ditanamkan

orangtua pada anak-anaknya, terutama kecintaan pada Allah dan agamanya.

“Menanamkan akidah dan prilaku agama awal pendidikan keluarga bahagia”

b. Pembinaan Intelektual

Pembinaan intelektual dalam keluarga memgang peranan penting dalam

upaya meningkatkan kualitas manusia, baik intelektual, spiritual maupun sosial.

Karena manusia yang berkualitas akan mendapat derajat yang tinggi di sisi Allah

sebagaimana firman Allah dalam surat al-Mujadalah yang berbunyi:

أوتواالعلمدرجات والذين منكم آمنوا الذين يرفعاللهArtinya:

29

Page 30: KELUARGA SAKINAH-RTF

“Allah akan mengangkat derajat orang-orang yang beriman dan orang-orang yang berilmu diantara kalian beberapa derajat.”

Nabi Muhammad juga mewajibkan kepada pengikutnya untuk selalu

mencari ilmu sampai kapanpun. Banyak hadits yang menegaskan betapa penting

seorang mencari ilmu agama yang diikuti dengan pengetahuan duniawi sebagai

fasilitas menjaga kesinambungan hidup keluarga bahagia di dunia ini. Rasulullah

bersabda:

ومسلمة مسلم كل على فريضة طلبالعلمArtinya:

“Mencari ilmu adalah kewajiban bagi muslim dan muslimat.”

“Keluarga bahagia senantiasa menjaga keseimbangan ilmu agama dan dunia”

c. Pembinaan Kepribadian dan Sosial

Pembentukan kepribadian terjadi melalui proses yang panjang dalam

pemdidikan keluarga. Proses pembentukan kepribadian ini akan menjadi lebih

baik apabila dilakukan mulai pembentukan produksi serta reproduksi nalar tabiat

jiwa dan pengaruh yang melatarbelakanginya. Mengingat hal ini sangat berkaitan

dengan pengetahuan yang bersifat menjaga emosional diri dan jiwa seorang anak

dalam kehidupan keluarga dan masyarakat.

30

Page 31: KELUARGA SAKINAH-RTF

“Keluarga bahagia dalam membina kepribadian dan nilai sosial anak-anak dalam kehidupan”

Kewajiban orang tua untuk menanamkan pentingnya memberi kepribadian

yang baik bagi anak didik yang relatif masih muda dan belum mengenal pentingnya

arti kehidupan berbuat baik. Hal ini cocok dilakukan pada anak sejak dini agar

terbiasa berprilaku sopan santun dalam bersosial dengan sesamanya. Untuk

memulainya, orang tua bisa dengan mengajarkan agar dapat berbakti kepada orang

tua agar kelak si anak dapat menghormati orang yang lebih tua dari dirinya.

31

Page 32: KELUARGA SAKINAH-RTF

Latihan Pilihan Ganda:

1. Keluarga bahagia (sakinah) mengandung makna, kecuali:

a. Kesejahteraan b. Kesehatan c. Kebahagiaan d. Keharmonisan

2. Syarat-syarat keluarga bahagia (sakinah) sebagai berikut:

a. Pasangan suami-istri yang berjauhan b. Mengutamakan aspek materi keluarga

c. Pasangan suami-istri yang syah d. Membantu semua masyarakat

3. Bentuk-bentuk tanggungjawab keluarga bahagia (sakinah) terdiri dari … macam.

a. 2 b. 4 c. 5 d. 3

4. Pola pembinaan pendidikan dalam keluarga bahagia (sakinah) berikut, kecuali:

a. Pendidikan etika moral b. Pendidikan intelektual

c. Pendidikan kpribadian dan sosial d. Pendidikan akidah akhlak

5. Tujuan keluarga bahagia (skinah) pada dasarnya, yaitu;

a. Mencari kemajuan ilmu pengetahuan yang tinggi.

b. Menjaga keseimbangan antara harta benda dan spritualitas beragama.

c. Meraih fasilitas hidup yang mewah untuk keluarga.

d. Menjalankan kehidupan beragama yang dinamis.

Latihan Uraian:

1. Jelaskan pengertian keluarga bahagia (sakinah) menurut Depag RI!

2. Sebutkan syarat-syarat keluarga bahagia (sakinah)!

3. Bagaimana model keluarga sakinah yang ingin diwujudkan oleh setiap muslim?

4. Sebutkan tujuan keluarga sakinah menurut pandangan Islam!

5. Apa 3 pola pembiaan pendidikan anak dalam keluarga bahagia (sakinah)?

32

Page 33: KELUARGA SAKINAH-RTF

BAB IV

PERAN KELUARGA BERENCANA (KB) DALAM

KELUARGA BAHAGIA DAN SEJAHTERA

A. Pengertian Keluarga Berencana (KB)

Dalam sejarah peradaban manusia, keluarga dikenal sebagai suatu

persekutuan (unit) terkecil, pertama dan utama dalam masyarakat. Dari persekutuan

inilah manusia berkembangbiak menjadi suatu komunitas masyarakat dalam wujud

marga, puak, kabilah dan suku yang seterusnya menjadi umat dan bangsa-bangsa

yang bertebaran di muka bumi. Keluarga adalah inti dari jiwa dari suatu bangsa,

kemajuan dan keterbelakangan suatu bangsa menjadi cermin dari keadaan keluarga-

keluarga yang hidup pada bangsa tersebut. Karena itu, Pemerintah RI menunjuk

badan khusus yang menangani layanan KB kepada masyarakat Indonesia, yaitu

Badan Kordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKkbN).

“Logo BKKBN di Indonesai”

Keluarga Berencana yang dibolehkan syariat sebagai suatu usaha

pengaturan kelahiran atau usaha pencegahan kehamilan sementara atas kesepakatan

suami-istri karena situasi dan kondisi tertentu untuk kepentingan (mashlahat)

keluarga, masyarakat maupun negara. Dengan demikian, KB di sini mempunyai arti

yang sama dengan pengaturan keturunan (tanzim al-nasl).

33

Page 34: KELUARGA SAKINAH-RTF

Penggunaan istilah ”Keluarga Berencana” juga sama artinya dengan istilah

yang umum dipakai di dunia internasional yakni; family planning atau planned

parenthood, seperti yang digunakan oleh international Planned Parenthood

Federation (IPPF), nama sebuah organisasi KB internasional yang berkedudukan di

London.

“Model keluarga yang diharapkan dalam program KB”

KB juga berarti suatu tindakan perencanaan pasangan suami istri untuk

mendapatkan kelahiran yang diinginkan, mengatur interval kelahiran dan

menentukan jumlah anak sesuai dengan kemampuannya serta sesuai situasi

masyarakat dan negara. Dengan demikian, KB berbeda dengan birth control, yang

artinya pembatasan/penghapusan kelahiran (tahdid al-nasl), istilah birth control

dapat berkonotasi negatif karena bisa berarti aborsi dan strerilisasi (pemandulan).

“Dua anak cukup dalam program KB”

34

Page 35: KELUARGA SAKINAH-RTF

Perencanaan keluarga merujuk kepada penggunaan metode-metode

kontrasepsi oleh suami istri atas persetujuan bersama di antara mereka, untuk

mengatur kesuburan mereka dengan tujuan untuk menghindari kesulitan kesehatan,

kemasyarakatan, dan ekonomi, dan untuk memungkinkan mereka memikul tanggung

jawab terhadap anak-anaknya dan masyarakat. Tujuan KB meliputi hal-hal sebagai

berikut:

a). Menjarangkan anak untuk memungkinkan penyusuan dan penjagaan kesehatan

ibu dan anak.

b). Pengaturan masa hamil agar terjadi pada waktu yang aman.

c). Mengatur jumlah anak, bukan saja untuk keperluan keluarga melainkan juga

untuk kemampuan fisik, finansial, pendidikan, dan pemeliharaan anak.

B. Peran Keluarga Berencana (KB) dalam Ciptakan Keluarga Bahagia dan

Sejahtera

Keluarga Berencana (KB) bertujuan mengatur dan membatasi jumlah anak,

hanya dua, tiga dan lainnya secara bertahap. Kepala Badan Pemberdayaan

Perempuan, Pemerintah Desa dan Pemberdayaan Masyarakat dan Keluarga

Berencana (BPPPDPM-KB) Kabupaten Pontianak, Ikke Wicaksono, mengharapkan

masyarakat agar melaksanakan program KB dengan baik dan menjadikanya

kebutuhan hidup untuk menciptakan keluarga kecil yang bahagia.

35

Page 36: KELUARGA SAKINAH-RTF

“Slogan ajakan ber-KB oleh BKKBN”

Jika masyarakat kita ingin anaknya pintar, ekonomi tertata dengan baik,

ikutlah program KB. Karena KB akan menjadi kunci kesuksesan menuju masyarakat

yang bahagia dan sejahtera. Jika suatu daerah yang melaksanakan program KB dan

berhasil, dipastikan ekonomi kerakyatan akan tercapai. Namun, jika program KB

tidak berhasil daerah tersebut tidak akan berhasil meningkatkan ekonomi

kerakyatannya.

“Keluarga bahagia dengan 2 orang anak”

Oleh kerena itu, sangat dibutuhkan kepedulian, peran aktif, dan kerja keras

masyarakat dalam pelaksanaan program KB untuk meningkatkan kesejahteraan

keluarga, terutama dari individu masyarakat sendiri. Program KB harus dilaksanakan

dan diikuti oleh masyarakat dengan sungguh-sungguh, agar angka kemiskinan di

negara dan daerah ini berkurang sebagai kriteria keluarga bahagia.

36

Page 37: KELUARGA SAKINAH-RTF

Latihan Pilihan Ganda:

1. Keluarga Berencana (KB) mengandung makna, yaitu:

a. Mencari anak yang ideal b. Mengikat keluarga

c. Merencanakan keluarga d. Menyusun kelahiran anak

2. Islam membolehkan Keluarga Berencana (KB) dengan alasan:

a. Menyusun waktu kelahiran b. Mermperbaharui waktu kelahiran

c. Membatasi waktu kelahiran d. Mengatur waktu kelahiran

3. Tujuan Keluarga Berencana (KB), kecuali:

a. Mangatur ekonomi keluarga b. Pengaturan masa hamil ibu

c. Mengatur jumlah anak d. Menjarangkan anak untuk kesehatan

4. Hasil akhir yang diharapakan melalui Keluarga Berencana (KB) adalah:

a. Keluarga dengan 2 anak saja b. Keluarga yang sehat jasmani rohani

c. Keluarga kecil bahagia d. Keluarga dengan 1 atau 2 anak saja

5. Kantor Keluarga Berencana (KB) Internasional berada di….

a. Washinton DC b. Paris

c. Australia d. London

Latihan Uraian:

1. Jelaskan pengertian Keluarga Berencana (KB)!

2. Apa tujuan Keluarga Berencana (KB)?

3. Sebutkan hasil yang ingin dicapai dalam Keluarga Berencana (KB)?

4. Mengapa masyarakat harus mengikuti program Keluarga Berencana (KB)?

5. Apa manfaat Keluarga Berencana (KB) bagi perbaikan ekonomi?

37

Page 38: KELUARGA SAKINAH-RTF

BAB V

KEHIDUPAN KELUARGA BAHAGIA DAN SEJAHTERA

(SAKINAH MAWADDAH)

Dalam menjalankan bahtera kehidupannya, keluarga bahagia (sakinah) harus

mampu mendudukkan berbagai persoalan kehidupan rumah tangga yang mengarah

pada konfik atau perpecahan secara bijaksana dengan untaian kata saling memaafkan

dan saling menerima apa yang menjadi realitas yang sedang terjadi pada kehidupan

keluarganya.

Seorang suami harus bisa memahami betapa beratnya beban dan tanggung

jawab isteri ketika menjalankan urusan keluarga dan begitu juga sebaliknya seorang

isteri harus mampu menghormati dan menghargai segala bentuk perjuangan yang

telah diberikan suami dalam usaha memehuhi berbagai kebutuhan hidup anggota

keluarga. Demikian pula, anak-anak sebagai anggota keluaga bahagia senantiasa

menjaga suasana keharmonisan yang sudah tercipta dalam keluarga dengan

menghormati orangtua mereka dan menghargai segala bentuk perjuangan yang sudah

diberikan untuk membersarkan dan mendidik mereka sampai dewasa.

Untuk menjalankan kehidupan keluarga yang bahagia, maka pasangan suami

istri dan anak-anaknya harus memiliki sikap hidup sebagai berikut:

A. Pasangan Suami-Isteri Saling Mengerti

Mengerti berarti saling memahami keadaan yang sudah menjadi realitas

kehidupan orang lain. Dalam kehidupan keluarga, pasangan suami-isteri dituntut

saling memahami apa yang menjadi realitas hidup mereka masing-masing dan anak-

anak dituntut memahami keberadaan orangtua sebagai kepala keluarga yang

mengatur mereka.

Dalam perjalanannya, suami-istri sebagai subyek pelaksana keluarga bahagia

(sakinah) pasti akan menemui badai dan kelombang kehidupan yang siap menerjang

bahtera kehidupan, riak-riak kecil perselisihan dan percekcokan pasti mewarnai

langkah kehidupan, tikungan dan kerikil-kerikil jalanan pasti menghadang perjala

panjang kehidupan rumah tangga. Anggota keluarga sakinah adalah manusia biasa

38

Page 39: KELUARGA SAKINAH-RTF

yang tidak pernah luput dari kekurangan dan kesalahan dalam berbicara dan

bertindak.

“Saling mengerti pasangan; bahagia dan indahnya di masa pengantin baru”

Suatu hal yang pasti terjadi adalah antara suami-istri memiliki watak, kebisaan,

latar belakang sosial, ekonomi dan budaya yang berbeda sehingga menyebabkan

perselisihan dan ketidak cocokan dalam mendayung bahtera kehidupan tersebut untuk

mencari titik persamaan dalam mengambil keputusan atas tindakan yang akan

dilaksankan di dalam lingkungan keluarga atau masyarakat.

Sebenarnya, masalah atau konflik dalam kehidupan keluarga merupakan

perkara lumrah, biasa terjadi pada kehidupan manusia. Justru keluarga yang tidak

atau kurang ditempa dengan masalah, rintangan, dan ujian akan dipertanyakan daya

tahannya ketika harus berhadapan dengan kerasnya realitas dan problematika

kehidupan di belantika manusia yang serba berbeda satu dengan yang lainnya.

Namun, menjadi hal yang tidak wajar jika intensitas konflik sebuah keluarga tidak

pernah reda atau menurun. Misalnya, belum selesai permasalahan yang satu timbul

lagi perselisihan yang lain, konflik lama belum tuntas datang lagi perseteruan baru

yang lebih rumit.

Dari itulah, sikap saling mengerti akan menjadi salah satu cara ampuh

mengurangi konflik, percecokan, dan kesalahpahaman diantara pasangan suami-isteri

39

Page 40: KELUARGA SAKINAH-RTF

sehingga pada gilirannya mampu melahirkan suasana ketenangan dan keharmonisan

dalam kehidupan keluarga.

“Langkah menjaga keharmonisan keluarga yang bahagia”

B. Orangtua dan Anak-anak Saling Menerima Kondisi Keluarga

Menerima diartikan membuka diri atas kehadiran orang lain dalam kehidupan

pribadi kita. Dalam kehidupan keluarga, sikap saling menerima antara suami-isteri

dalam menjalani kehidupan rumah tangga merupakan cerminan dari sikap saling

membuka diri. Masing-masing pihak hendaknya saling menerima kelebihan dan

kekurangan yang terdapat pada pendampingnya, bersamaan dengan itu antara suami-

istri harus saling mencari titik persamaan yang dapat dipadukan dalam mengatur

kehdipan keluarga. Upaya untuk menemukan titik temu antara suami-isteri dalam

kehidupan keluarga dengan saling menutupi kekurangan dan kesalahan yang sempat

terjadi merupakan suatu bentuk kerjasama yang sangat besar dampaknya bagi

kebahagiaan dan keutuhan rumah tangga.

Kiprah suami lebih banyak di luar rumah dan isteri lebih banyak di dalam

rumah tidak harus ditafsirkan bahwa yang satu lebih besar jasanya dari yang lain.

cucuran kengat dari tubuh suami yang sedang bekerja mencari nafkah keluarga

40

Page 41: KELUARGA SAKINAH-RTF

tidaklah lebih berharga daripada letihnya isteri mengurus rumah tangga dan anak-

anak. Apa yang telah dikorbankan oleh suami-isteri tidak akan memiliki arti

sedikitpun tanpa topangan dari masing pihak. Disilah letaknya, arti penting kerelaan

hati untuk saling menerima kelebihan dan kekurangan yang ada pada pasangan

masing-masing. Hal ini sejalan dengan penjelasan Allah dalam al-Qur’an surat al-

Baqarah ayat 187 yaitu:

لهن س لبا انتم و لكم س لبا هن

Artinya:

“Mereka (para isteri) adalah pakaian bagimu dan kamu (kaum pria) adalah pakaian bagi mereka.”

“Semua anggota keluarga bahagia senantiasa saling memberi dan menerima dalam menjalani kehidupan keluarganya”

C. Saling Memberikan Penghargaan dalam Kehidupan Keluarga

Menghargai berarti memperlakukan orang secara baik sesuai dengan norma

agama dan adat masyarakat yang berlaku. Dalam konteks berumah tangga, maka

ungkapan saling menghargai antara suami-isteri dapat direfleksikan dengan banyak

cara. Misalnya; suami dan isteri saling memberikan penilaian dan penghargaan ,baik

melalui ucapan terimakasih ataupun tidakan yang menujukkan adanya suasana saling

menghoramti dalam menjalankan urusan kehidupan keluarga.

41

Page 42: KELUARGA SAKINAH-RTF

Seorang suami sedapat mungkin memberikan penghargaan kepada isterinya

sekecil apapun pengorbanan yang telah diberikan untuk membantu kelangsungan

hidup keluarga. Demikian pula sebagai kepala keluarga, suami menunjukkan kepada

anak-anaknya agar selalu menemukan kebahagiaan, kedamian, kepatuhan dalam

hidup keluarga pada ibunda mereka. Karena itu, suami dituntut dengan tulus ikhal

untuk memberikan pengakuan dan penghargaan terhadap usaha positif isterinya, agar

suasana batin, semangat dan emosionalnya selalu enerjik dan termotivasi dalam

melaksanakan berbagai aktifitas rumah tangga, sehingga pada gilirannya mampu

mengantarkan pada tujuan hakiki dari keluraga bahagia (sakinah), yaitu kebagiaan

dunia dan akhirat.

Seorang isteri bagi suami adalah amanah Allah untuk diperlakukan secara

terhormat menurut pentunjuk ajaran Allah dan Rasul-Nya, bukan untuk dijadikan

budak peliharaan, tempat melampiaskan nafsu semata, tempat menumpahkan emosi

kemarahan dan setupuk konotasi buruk lainnya. Isteri di hadapan suami adalahmitra

kerja dalam menglola lembaga rumah tangga, maka sepatutnya diperlukan secara

tehormat menurut ajaran agama dan nilai-nilai kemanusiaan. Misalnya, berikan

kesempatan pada isteri untuk melaksanakan segala kewajibannya sebagai ibu rumah

tangga, berikan hak-hak yang semesti diterima secara tepat setelah menyeleaikan

tugas, dan bimbinglah isteri jika melakukan kesalahan dan kekurangan menurut

pentunjuk ajaran agama, jangan dicaci maki, dihina dan dipukul atas kekurangannya.

“Keluarga bahagia saling menghargai dalam menjalankan kegiatan keluarga”

42

Page 43: KELUARGA SAKINAH-RTF

Sehubungan dengan hal tersebut di atas, Rasulullah bersabda yang artinya

sebagai berkut:

“Wahai manusia, sesungguhnya isteri kalian mempunyai hak atas kalian sebagaimana kalian mempunyai hak atas mereka, ketahuilah bahwa kalian mengambil wanita itu sebagaimana anamah dari Allah dan kalian halalkan kehormatan mereka dengan kitab Allah. Takutlah kepada Allah dalam mengurus isteri kalian. Aku wasiatkan kepada kalian untuk selalu berbuat baik atas isteri.”

Demikian pula sebaliknya, isteri wajib menghormati suaminya dengan ucapan

dan perbuatan yang baik kapan dan dimanapun ia berada. Isteri yang sholehah akan

selalu menggunakan pendengannya untuk mentaati perintah dan kehendak suami,

menunjukkan keseriusannya dalam pendengarannya untuk mentaati perintah dan

kehendak suami, menunjukkan keseriusannya dalam menjalankan amanah yang

diberikan suami dalam mengurus kehidupan rumah tangga dalam ajaran Islam, isteri

diperintahkan untk menjaga nama baik suami, sebab suami merupakan pemimpin dan

figur sebagai simbol citra kehidupan keluarga yang akan diconthi oleh anak-anak dan

masyarakat luas. Disinilah relevansi firman Allah dalam surat an-nisa ayat 34 yaitu:

النساء على ن مو ا قو جل الر

Artinya:

“Laki-laki adalah pemimpin bagi kaum wanita.”

Islam mengakui bahwa seluruh derap langkah kehidupan yang disumbangkan

isteri dalam mengurus rumah tangga suaminya dikategorikan dalam bingkai ibadah

kepada Allah, sebab Islam telah memerintahkan pada pihak isteri untuk patuh dan taat

pada suami selama suami memegang dan menjunjung tinggi ajaran Allah dan Rasul-

nya. Hal ini dapat dipahami dari nasehat Rasullah pada Asma binti Yazid ketika ia

menghadap pada Rasulullah mewakili kaum wanita pada masanya, yaitu:

“Pahamilah wahai kaum manita, dan beritahukan pada generasi perempuan setelahmu bahwa pengaduan seorang isteri pada suaminya, usahan perempuan mencari ridha suaminya sama dengan pahala yang diterima oleh suaminya.”

43

Page 44: KELUARGA SAKINAH-RTF

D. Sikap Saling Amanah dalam Keluarga

Pecaya diartikan membenarkan perkataan perbutan orang lain berdasarkan

penilaian agama dan hukum yang berlaku. Dalam kehidupan keluarga saling

mempercayai adalah salah satu sifat yang harus dipelihara oleh suami-isteri dalam

mengatur dan mendistribusikan kebutuhan hidup keluarga agar tidak terjadi

prasangka negatif diantara kedua pihak. Sikap amanah ini akan mampu menciptakan

suasana kehidupan keluarga yang tenang, damai, dan harmonis relatif terhindar dari

berbagai konflik, khususnya beban psikologi bagi suami dan isteri.

“Keluarga adalah amanah yang dititipkan Allah pada pasangan suami istri yang sudah menikah secara resmi”

Kerena itu, menumbuhkan dan memelihara sifat saling percaya menjadi suatu

keharusan yang tidak boleh diabaikah dalam kehidupan suami-isteri di lingkungan

rumah tangga dan masyarakat, sebab orang lain seperti orang tua, kerabat, sahabat

pasti akan turut mewarnai perjalanan kehidupan keluarga. Mengabaikan hal ini akan

menumbuhkan sikap penghianatan satu dengan yang lain. Karenanya, sekecil apapun

bentuk pengkhianatan yang dapat menjerus pada keretakan dan kehancuran rumah

tangga tidak diperbolehkan dalam Islam, sebab pengkhiatan yang besar akan berawal

dari sikap berani dari suami-isteri untuk berkhianat atas persoalan yang dianggap

sepele atau kecil.

44

Page 45: KELUARGA SAKINAH-RTF

Menurut ajaran Islam, isteri adalah amanah dari Allah untuk suami, kehidupan

rumah tangga merupakan amanah suami pada isteri, dan anak-anak sebagai amanat

Allah untuk kedua orang tua, maka semua amanah itu harus diperlakukan dengan

baik dan benar sesuai dengan tuntunan agama Islam. Oleh karena itu, dalam

kehidupan keluarga harus dibangun sikap amanah yang saling bersinergi antara

semua anggota keluarga sehingga dapat mengurangi sikap saling mencurigai dalam

berkata dan bertindak.

“Sikap suami-istri yang menjalankan kehidupan keluarganya dengan anamah”

Jika sifat saling mempercayai ini tumbuh subur diatara suami-isteri, maka

hubungan sosial dengan anggota keluarga dan orang lain akan menjadi lues dan

flesibel. Kehidupan keluarga tidak mudah diselimuti dengan rasa cemburu, khawatir,

dan berbagai perasaan negatif lainnya, sebab isteri percaya bahwa suami akan tetap

teguh memegang ikrar suci perkawinan. Demikian juga sebaliknya, suami akan tetap

percaya bahwa isteri akan tetap setia dengan rasa cinta dan kasih sayang untuk

menjalankan kehidupan rumah tangga dan memelihara anak-anaknya.

Salah satu implementasi dari sifat saling mempercayai dalam kehidupan

keluarga adalah pemanfaatan keuangan keluarga secara jujur dan efesien, maka suami

harus pecaya pada isteri sebagai bendahara keluarga sambil melakukan pengawasan

terikat atas penggunaannya dan suami juga harus jujur atas penghasilan yang

didapatkan selama proses pencarian nafkah keluarga. Demikian pula, isteri tidak

45

Page 46: KELUARGA SAKINAH-RTF

boleh menggunakan fasilitas dan segala sumber daya keluarga untuk kepentingan

sanak famili dan sahabat tanpa seizin suaminya, sebab keberanian isteri mengambil

keputusan secara sepihak adalah salah satu bentuk pengkhianatan besar pada suami.

Rasulullah bersabda tentang pentingnya sifat anamah bagi setiap muslim, baik dalam

konteks berkeluarga atau bermasyarakat, yaitu:

له نه اما ال لمن ن ايما ال

Artinya:

“Tidak dianggap beriman orang yang tidak melaksanakan amanat.”

E. Memelihara Rasa Cinta dan Kasih Sayang

Mencintai berarti menyenangkan, merindukan dan mendambakan yang

melahirkan sentuhan kasih sayang dari seorang pada orang lain. Dalam kehidupan

keluarga rasa saling mencintai menduduki posisi yang sangat mendasar dalam

mempertahankan keutuhan dan keharmonisan keluarga. Agar keluarga tetap eksis

dalam suasana rukun, damai, dan penuh rasa kasih sayang, maka suami-isteri harus

berusaha menumbuhkan dan memupuk benih-benih cinta kasih yang telah bersemi

sejak awal perkawinan.

“Pasangan suaami-istri dalam keluarga bahagia dapat mengungkapkan rasa cinta dan kasih sayangnya lewat berbagai cara”

46

Page 47: KELUARGA SAKINAH-RTF

Dalam kehidupan keluarga rasa cinta dan kasih sayang antara suami-isteri tidak

selalu subur, tetapi terkadang layu bahkan bisa mati di tengah perjalanan, sebab

suami-isteri pasti berhadapan dan bergesekkan dengan berbagai situasi dan

problematika kehidupan di belantika manusia yang sangat bervariasi. Kondisi ini juga

akan menyeret suami-isteri pada percekcokan, kecemburuan, kejenuhan bahkan

terpikat oleh mawar-mawar muda yang banyak mengitari taman-taman cinta di dunia

kerja dan lingkungan sekitarnya.

Oleh karena itu, perasaan cinta dalam kehidupan rumah tangga harus ditumbuh

kembangkan, dirawat dengna mengekspresikannya, baik lewat ungkapan kata-kata

indah ataupun tindakan-tindakan romantis yang menjadikan suasana kehidupan selalu

segar. Kelalaian dalam memelihara rasa cinta bagi suami-isteri, tidak hanya akan

membawa malapetaka yang besar dalam kehidupan keluarga, tetapi juga bagi

masyarakat.

Cinta yang selalu terpelihara dengan baik akan melahirkan energi yang mampu

mengantarkan keluarga bahagia (sakinah) pada puncak kebahagiaan dan

keharmonisan yang sejalan dengan nilai ajaran Islam di dunia dan akhirat. Suami

yang mencintai isterinya akan mudah melakukan kebaikan bahkan berusaha

memfasilitasi isterinya agar bisa maju mengiringi keadaan zaman yang terjadi, seperti

kenyamanan perasaan, keamanan fisik, dan jaminan jasa kehidupan yang lainnya agar

isterinya tampil dengan baik di hadapan anak-anak dan masyarkat. Demikian pula

sebaliknya, isteri yang mencintai suaminya akan memberikan pelayanan yang terbaik,

baik dalam keadaan senang ataupun susah karena bobot rasa cinta antara suami-suami

terikat dengan proses mencintai dan dicintai, yaitu proses memberikan kebaikan dan

menerima kebaikan.

Hal tersebut sejalan dengan firman Allah dalam al-Qur’an surat an-Nisa ayat

19, yaitu:

شيئا هوا تكر ان فعسى هن هتمو كر ن فا ف لمعرو با هن و شر وعا

كثيرا خيرا فيه الله ويجعل

47

Page 48: KELUARGA SAKINAH-RTF

Artinya:

“Dan bergaulah dengan mereka secara patut (baik) kemudian bila kamu tidak menyukai mereka, maka bersabarlah karena mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak.”

Rasa cinta antara suami-isteri harus disiram setiap hari seperti menyiram bunga

di dalam pot dengan cara saling menanamkan kebaikan-kebaikan yang bisa menjadi

tali pengikat dan magnet penarik kasih sayang antara keduanya. Pastikan dalam setiap

diri pribadi suami-isteri terdapat akhlak mulia, sehingga menjadikan keduannya tetap

saling mencintai dan saling mendambakan sepanjang masa sampai akhir waktu yang

memisahkan kehidupan keduanya.

“Pasangan suami-istri yang senantiasa memelihara rasa cinta kasih dalam kehidupan keluarganya”

48

Page 49: KELUARGA SAKINAH-RTF

Latihan Pilihan Ganda:

1. Saling mengerti, yaitu:

a. Mengetahui masalah keluarga. b. Menjelaskan keadaan keluarga.

c. Menungkapkan keadaan keluarga. d. Memahami keadaan keluarga.

2. Menerima dalam kehidupan keluarga bahagia (sakinah) berarti, kecuali:

a. Membuka diri atas kehadiran orang lain di rumah.

b. Membuka diri atas kehadiran suami atau istri dalam hidup bersama.

c. Membuka diri atas kehadiran anak-anak dalam hidup bersama.

d. Membuka diri atas kehadiran masalah keluarga dalam kehidupan di rumah.

3. Menghargai dalam kehidupan keluarga berarti....

a. Memberikan apa yang diminta keluarga b. Menyampaikan masalah keluarga

c. Memperlakukan keluarga secara baik d. Membantu semua keluarga

3. Bentuk-bentuk dalam kehidupan bahagia (sakinah) yaitu:

a. Amanah Allah kepada suami-istri atas ikatan perkawinannya.

b. Amanah anak pada orangtuanya dalam membesarkan mereka.

c. Amanah suami pada istrinya dalam mengatur rumah tangganya.

d. Amanah orangtua pada anak-anak mereka dalam melanjutkan keluarga.

4. Suami-istri dapat memupuk kebahagiaan dalam menjalani kehidupan keluarga

dapat dilakukan dengan:

a. Rukun-damai. b. Tenang-tenteram.

c. Harum-manis. d. Cinta dan kasih sayang.

5. Mencintai berarti menyenangkan, merindukan, dan mendambakan sehingga

melahirkan sentuhan kasih sayang yang dapat dilakukan melalui:

a. Untaian kata-kata yang indah b. Pujian yang membanggakan.

c. Sikap prilaku yang romantik. d. Gerak badan (mimi) yang kuat .

49

Page 50: KELUARGA SAKINAH-RTF

Latihan Uraian:

1. Sebutkan 5 sikap hidup yang harus dimiliki keluarga bahagia (sakinah) dalam

menjalani kehidupan!

2. Sebutkan manfaat sikap saling menerima dalam menjalani kehidupan keluarga

bahagia (sakinah)!

3. Sebutkan 1 contoh sikap saling menghargai dalam menjalani kehidupan keluarga

bahagia (sakinah)!

4. Apa arti saling amanah bagi suami-istri dalam menjalani kehidupan keluarga

bahagia (sakinah)?

5. Bagaimana cara suami-istri memelihara rasa cinta dan kasih sayang dalam

menjalani kehidupan keluarga bahagia (sakinah)?

50

Page 51: KELUARGA SAKINAH-RTF

BAB VI

MEMBANGUN KELUARGA BAHAGIA DAN SEJAHTERA

(SAKINAH MAWADDAH)

A. Kondisi Awal Membangun Keluarga Bahagia dan Sejahtera

Awal mula kehidupan seseorang berumah tangga adalah dimulai dengan ijab

kabul, saat itulah segala sesuatu yang haram menjadi halal. Dan bagi orang yang telah

menikah dia telah menguasai separuh agamanya. Hadits Rasul mengatakan “Barang

siapa menikah, maka dia telah menguasai separuh agamanya, karena itu hendaklah

ia bertaqwa kepada Allah dalam memelihara yang separuhnya lagi. [HR. al-Hakim].

Pernikahan pada dasarnya mempertemukan dua orang yang mempunyai

kepribadian, sifat, karakter, latar belakang keluarga dan problem yang berbeda satu

sama lain. Karena itu, tidak mengherankan jika kehidupan dalam rumah tangga

kadang tidak seindah harapan. Tidak matangannya masing-masing pasangan ikut

mempengaruhi dinamika yang terjadi dalam menghadapi setiap persoalan rumah

tangga.

Jika masing-masing tidak berusaha untuk memperbaiki diri atau malah justru

mencari hiburan dan kompensasinya sendiri, maka pengikat di antara keduanya

semakin pudar. Jika ini tidak segera diatasi, cepat atau lambat akan  mempengaruhi

kualitas hubungan suami-istri. Sikap apatis, pasif atau bahkan pasif-agresif bisa

menjadi indikasi adanya masalah dalam kehidupan pernikahan seseorang.

Keterpecahan emosi (Emotional divorce) yang banyak dialami oleh suami-istri,

baik yang baru maupun yang sudah lama menikah, membuat hubungan cinta kasih

akhirnya padam dan menjadi dingin. Meskipun secara fisik pasangan suami-istri

masih tinggal serumah, secara emosional terdapat jarak yang membentang. Dengan

pudarnya cinta dan kasih sayang, semakin longgarlah ikatan dan komunikasi di antara

pasangan yang bisa mendorong salah satu atau keduanya mencari seseorang yang

dapat memenuhi kebutuhannya, baik kebutuhan emosional maupun kebutuhan fisik,

termasuk seks. Apalagi jika kemudian masing-masing pasangan tidak memiliki

51

Page 52: KELUARGA SAKINAH-RTF

pemahaman tentang bagaimana seharusnya menjalani kehidupan berumah tangga dan

mengatasi persoalan yang muncul menurut ajaran Islam.

Bagi kebanyakan pasangan remaja yang belum menikah, pernikahan adalah

sesuatu yang sangat indah, karena menurut mereka pernikahan adalah salah satu tali

yang bakal mengikat cinta mereka dan membuat mereka bahagia. Namun

kenyataannya bahwa pernikahan tidak semudah seperti yang mereka bayangkan.

Misalnya; status lebih tinggi dari pasangan suami-isteri menjadi batu sandungan

dalam sebuah keluarga dan akan membawa keluarga pada posisi sulit, karena di

dalam keluarga inilah cinta mereka diuji dengan banyak cobaan. Jadi jangan heran

jika banyak pasangan keluarga muda yang justru gagal membina rumah tangga

mereka.

Keluarga sakinah adalah idaman setiap manusia. Mengapa kebanyakan manusia

sulit menemukannya? Mengapa sering terjadi percekcokan dan pertengkaran di dalam

rumah tangga, yang kadang-kadang akibatnya  meruntuhkan keutuhan rumah tangga?

Padahal Allah swt menyebutkan perjanjian  untuk membangun rumah tangga sebagai

perjanjian yang sangat kuat dan kokoh yaitu “Mîtsâqan ghalîzhâ. Bangunan rumah

tangga bagaikan bagunan missi kenabian. Keluarga sakinah sebagai idaman setiap

manusia tidak mudah diwujudkan sebagaimana tidak mudahnya mewujudkan missi

kenabian oleh setiap manusia. Jika bangunan runtuh, maka maka runtuhlah missi

kemanusiaan. Karena itu Rasulullah saw bersabda: “Perbuatan halal yang paling

Allah murkai adalah perceraian.”

Sebuah rumah tangga bagaikan sebuah bangunan yang kokoh, dinding, genteng,

kusen, pintu berfungsi sebagaimana mestinya. Jika pintu digunakan sebagai pengganti

atap maka rumah akan bocor, atau salah fungsi yang lain maka rumah akan ambruk.

Begitu juga rumah tangga suami, istri dan anak harus mengetahui fungsi masing-

masing, jika tidak maka bisa ambruk atau berantakan rumah tangga tersebut.

B. Kewajiban Suami-Istri dalam Kehidupan Keluarga

Dalam membangun keluarga bahagia antara suami-istri harus menjalankan

fungsinya masing-masing dengan konsisten dengan mengetahui kewajibannya, yaitu;

52

Page 53: KELUARGA SAKINAH-RTF

Kewajiban Suami

Suami mempunyai kewajiban mencari nafkah untuk menghidupi keluarganya,

tetapi disamping itu ia juga berfungsi sebagai kepala rumah tangga atau pemimpin

dalam rumah tangga. Suami sebagai pimpinan yang memiliki tanggung jawabsebagai

berikut:

1. Menghidupi keluarga,

2. Mendidik keluarga, dan

3. Menjaga keselamatan anggota keluarga lahir-batin, dunia-akhirat.

Tanggung jawab seperti itu bukan main beratnya, sebab para suami harus

berusaha mengantar istri dan anak-anaknya untuk bisa memperoleh jaminan surga.

Apabila anggota keluarganya itu sampai terjerumus ke neraka karena salah bimbing,

maka suamilah yang akan menanggung siksaan di akhirat kelak. Allah SWT dalam

hal ini berfirman:

Laki-laki adalah pemimpin bagi kaum wanita, karena Alloh telah melebihkan sebagian dari mereka atas sebagian yang lainnya dan karena mereka telah membelanjakan sebagian harta mereka. (Qs. an-Nisaa’: 34).

Menikah bukan hanya masalah mampu mencari uang, walaupun ini juga

penting, tapi bukan salah satu yang terpenting. Suami bekerja keras membanting

tulang memeras keringat untuk mencari rezeki yang halal tetapi ternyata tidak mampu

menjadi imam dalam kehidupan keagamaan keluarganya. Suami juga harus

mempergauli istrinya dengan baik sesuai perintah Allah:

Dan pergauilah isteri-isteri kalian dengan baik. Kemudian bila kamu tidak menyukai mereka, (maka bersabarlah) karena mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak. (Qs. an-Nisaa’: 19)

Barang siapa menggembirakan hati istri, (maka) seakan-akan menangis takut kepada Allah. Barang siapa menangis takut kepada Allah, maka Allah mengharamkan tubuhnya dari neraka. Sesungguhnya ketika suami istri saling memperhatikan, maka Allah memperhatikan mereka berdua dengan penuh rahmat. Manakala suami merengkuh telapak tangan istri (diremas-remas), maka berguguranlah dosa-dosa suami-istri itu dari sela-sela jarinya. [HR. Maisarah bin Ali dari Ar-Rafi' dari Abu Sa'id Al-Khudzri].

53

Page 54: KELUARGA SAKINAH-RTF

Dalam satu kisah diceritakan, pada suatu hari istri-istri Rasul berkumpul ke

hadapan suaminya dan bertanya, “Diantara istri-istri Rasul, siapakah yang paling

disayangi?” Rasulullah Saw hanya tersenyum lalu berkata, “Aku akan beritahukan

kepada kalian nanti.“

Setelah itu, dalam kesempatan yang berbeda, Rasulullah memberikan sebuah

cincin kepada masing-masing istrinya seraya berpesan agar tidak memberitahu

kepada istri-istri yang lain. Lalu suatu hari hari para istri Rasulullah itu berkumpul

lagi dan mengajukan pertanyaan yang sama. Lalu Rasulullah Saw menjawab, “Yang

paling aku sayangi adalah yang kuberikan cincin kepadanya.” Kemudian, istri-istri

Nabi Saw itu tersenyum puas karena menyangka hanya dirinya saja yang mendapat

cincin dan merasakan bahwa dirinya tidak terasing.

Bahkan tingkat keshalihan seseorang sangat ditentukan oleh sejauh mana

sikapnya terhadap istrinya. Kalau sikapnya terhadap istri baik, maka ia adalah

seorang pria yang baik. Sebaliknya, jika perlakuan terhadap istrinya buruk maka ia

adalah pria yang buruk.

Hendaklah engkau beri makan istri itu bila engkau makan dan engkau beri pakaian kepadanya bilamana engkau berpakaian, dan janganlah sekali-kali memukul muka dan jangan pula memburukkan dia dan jangan sekali-kali berpisah darinya kecuali dalam rumah. [al-Hadits].

Orang yang paling baik diantara kalian adalah yang paling baik perlakuannya terhadap keluarganya. Sesungguhnya aku sendiri adalah yang paling baik diantara kalian dalam memperlakukan keluargaku. [al-Hadits].

Begitulah, suami janganlah kesibukannya mencari nafkah di luar rumah lantas

melupakan tanggung jawab sebagai pemimpin keluarga. Suami berkewajiban

mengontrol dan mengawasi anak dan istrinya, agar mereka senantiasa mematuhi

perintah Allah, meninggalkan larangan Allah swt sehingga terhindar dari siksa api

neraka. Ia akan dimintai pertanggung jawaban oleh Allah jika anak dan istrinya

meninggalkan ibadah wajib, melakukan kemaksiatan, membuka aurat, khalwat,

narkoba, mencuri, dan lain-lain. Sabda Rasulullah; Setiap kalian adalah pemimpin

54

Page 55: KELUARGA SAKINAH-RTF

dan setiap pemimpin akan diminta pertanggung jawaban atas yang dipimpinnya.

[HR. Bukhari].

Kewajiban Istri

Istri mempunyai kewajiban taat kepada suaminya, mendidik anak dan menjaga

kehormatannya (jilbab, khalwat, tabaruj, dan lain-lain.). Ketaatan yang dituntut bagi

seorang istri bukannya tanpa alasan. Ketaatan seorang istri kepada suami dalam

rangka taat kepada Allah dan Rasul-Nya adalah jalan menuju surga di dunia dan

akhirat. Istri boleh membangkang kepada suaminya jika perintah suaminya

bertentangan dengan hukum syara, misalnya: disuruh berjudi, dilarang berjilbab, dan

lain-lain. Ayat al-Qur’an dan hadits tentang kelebihan perempuan, yaitu:

Perempuan apabila sholat lima waktu, puasa bulan Ramadhan, memelihara kehormatannya serta taat akan suaminya, masuklah dia dari pintu syurga mana saja yang dikehendaki. [al-Hadist].

Dunia ini adalah perhiasan, dan sebaik-baik perhiasannya adalah wanita

shalihah. [HR. Muslim, Ahmad dan an-Nasa'i].

Wanita yang shalihah ialah yang ta’at kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara (mereka). (Qs. an-Nisa: 34).

Ta’at kepada Allah, ta’at kepada Rasul, memakai jilbab (pakaian) yang menutup seluruh auratnya dan tidak untuk pamer kecantikan (tabarruj) seperti wanita jahiliyah. (Qs. al-Ahzab: 32).

Sekiranya aku menyuruh seorang untuk sujud kepada orang lain. Maka aku akan menyuruh wanita bersujud kepada suaminya karena besarnya hak suami terhadap mereka. [al-Hadits].

Sebaik-baik wanita adalah yang menyenangkan hatimu jika engkau memandangnya dan mentaatimu jika engkau memerintahkan kepadanya, dan jika engkau bepergian dia menjaga kehormatan dirinya serta dia menjaga harta dan milikmu. [al-Hadist].

Suami dilarang memukul dan menyakiti istri, jika terjadi perselisihan maka

tahapan yang dapat ditempuh, yaitu pisah tempat tidur dan melibatkan kedua belah

pihak orangtua dalam mencari penyelesain masalah sesuai firman Allah beikut:

55

Page 56: KELUARGA SAKINAH-RTF

Jika kalian merasa khawatir akan adanya persengketaan diantara keduanya, maka utuslah seorang (juru damai) dari pihak keluarga suami dan sorang juru damai dari pihak keluarga istri. Jika kedua belah pihak menghendaki adanya perbaikan, niscaya Allah akan memberi taufik kepada suami-istri. (Qs. an-Nisaa’: 35).

Tanggungjawab istri dalam kehidupan keluarganya, yaitu; melayani suaminya

dengan baik, memelihara anak-anak selama di rumah, dan menjaga kehormatan

rumah tangga jika suaminya berada di luar. Demikianlah Islam mengatur dengan

sempurna kehidupan keluarga, sehingga terbentuk keluarga sakinah dan bahagia

dunia-akhirat.

C. Persiapan Membentuk Keluarga Bahagia dan Sejahtera

Memasuki dunia baru bagi pasangan baru, atau lebih dikenal dengan pengantin

baru memang merupakan suatu yang membahagiakan. Tetapi bukan berarti tanpa

kesulitan. Dari pertama kali melangkah ke pelaminan, semuanya sudah akan terasa

lain. Lepas dari ketergantungan terhadap orang tua, teman, saudara, untuk kemudian

mencoba hidup bersama orang yang mungkin belum pernah kenal sebelumnya.

Semua ini memerlukan persiapan khusus, walaupun sebelumnya sudah kenal agar

tidak terjebak dalam sebuah dilema rumah tangga yang dapat mendatangkan

penyesalan di kemudian hari.

“Persiapan ke perlaminan menuju keluarga bahagia”

Diantara persiapan yang harus dilakukan oleh pasangan baru yang akan

mengarungi bahtera rumah tangga, yaitu:

56

Page 57: KELUARGA SAKINAH-RTF

Persiapan mental. Perpindahan dari dunia remaja memasuki fase dewasa – di

bawah naungan perkawinan-akan sangat berpengaruh terhadap psikologis,

sehingga diperlukan persiapan mental dalam menyandang jabatan baru, sebagai

ibu rumah tangga atau kepala rumah tangga. Kalaupun sekarang anda telah

terlanjur menyandang predikat tersebut sebelum anda sempat berpikir sebelumnya,

anda belum terlambat. Anda bisa memulainya dari sekarang, menyiapkan mental

anda lewat buku-buku bacaan tentang cara-cara berumah tangga, atau anda dapat

belajar dari orang-orang terdekat, yang dapat memberikan nasehat bagi rumah

tangga anda

Mengenali pasangan. Kalau dulu orang dekat anda adalah ibu, teman, atau

saudara anda yang telah anda kenal sejak kecil, tetapi sekarang orang yang nomor

satu bagi anda adalah pasangan anda. Walaupun pasangan anda adalah orang yang

telah anda kenal sebelumnya, katakanlah dalam masa pacaran, tetapi hal ini

belumlah menjamin bahwa anda telah benar-benar mengenal kepribadiannya.

Masa pacaran dengan lingkungan rumah tangga jauh berbeda, apalagi jika

pasangan anda adalah orang yang belum pernah anda kenal sebelumnya. Disini

perlu adanya penyesuaian. Anda harus mengenal lebih jauh bagi pasangan anda,

segala kekurangan dan kelebihannya, untuk kemudian anda pahami bagaimana

sebaiknya anda bersikap, tanpa harus mempersoalkan semuanya.

“Membangun keluarga bahagia dengan cara mengenal pasangan Anda”

57

Page 58: KELUARGA SAKINAH-RTF

Mempelajari kesenangan pasangan. Perhatian-perhatian kecil akan mempunyai

nilai tersendiri bagi pasangan anda, apalagi di awal perkawinan anda. Anda dapat

melakukannya dengan mempelajari kesenangan pasangan anda, mulai dari selera

makan, kebiasaan, hobi yang tersimpan dan lainnya. Tidak menjadi masalah jika

ternyata apa yang disenanginya tidak anda senangi. Anda bisa mempersiapkan

kopi dan makanan kesukaannya disaat pasangan anda yang punya hobi membaca

sedang membuka-buka buku. Atau anda bisa sekali-kali menyisihkan waktu untuk

sekedar mengantar pasangan anda berbelanja, untuk menyenangkan hatinya. Atau

kalau mungkin anda bisa memadukan hobi anda yang ternyata sama, dengan

demikian anda telah memasang saham kasih sayang di hati pasangan anda sebagai

kesan pertama, karena kesan pertama akan selalu diingatnya. Kesan pertama

begitu menggoda, selanjutnya terserah anda (kayak iklan saja). Dan anda bisa

menjadikannya sebagai kebiasaan yang istimewa dalam rumah tangga anda.

Menyusun agenda kegiatan. Kesibukan anda sebagai ibu rumah tangga atau

kepala rumah tangga tentunya akan lebih banyak menyita waktu di banding ketika

anda masih sendiri. Hari-hari kemarin bisa saja anda mengikuti segala macam

kegiatan yang anda sukai kapan saja anda mau. Persoalannya sekarang adalah anda

tidak sendiri, kehadiran pasangan anda disamping anda tidak boleh anda abaikan,

tetapi anda tak perlu menarik diri dari aktifitas atau kegiatan yang anda butuhkan.

Anda dapat membuat agenda untuk efektifitas kerja, anda pilah, dan anda pilih

kegiatan apa yang sekiranya dapat anda ikuti sesuai dengan waktu yang anda

miliki dengan tanpa mengganggu tugas anda sebagai ibu rumah tangga atau kepala

rumah tangga.

Adaptasi lingkungan. Lingkungan keluarga, famili dan masyarakat baru sudah

pasti akan anda hadapi. Anda harus bisa membawa diri untuk masuk dalam

kebiasaan-kebiasaan (adat) yang ada di dalamnya. Kalau anda siap menerima

kehadiran pasangan anda, berarti pula anda harus siap menerimanya bersama

keluarga dan masyarakat disekitarnya. Awalnya mungkin anda akan merasa asing,

kaku, tapi semuanya akan terbiasa jika anda mau membuka diri untuk bergaul

58

Page 59: KELUARGA SAKINAH-RTF

dengan mereka, mengikuti adat yang ada, walaupun anda kurang menyukainya.

Sehingga akan terjalin keakraban antara anda dengan keluarga, famili dan

lingkungan masyarakat yang baru. Karena hakekat pernikahan bukan perkawinan

antara anda dan pasangan anda, tetapi, lebih luas lagi antara keluarga anda dan

keluarga pasangan anda, antara desa anda dengan desa pasangan anda, antara

bahasa anda dengan bahasa pasangan anda, antara kebiasaan (adat) anda dengan

kebiasaan pasangan anda.

Menanamkan rasa saling percaya. Tidak salah jika suatu saat anda merasa

curiga dan cemburu. Tetapi harus anda ingat, faktor apa yang membuat anda

cemburu dan seberapa besar porsinya. Tidak lucu jika anda melakukannya hanya

dengan berdasar perasaan. Hal itu boleh saja untuk sekedar mengungkapkan rasa

cinta, tetapi tidak baik juga kalau terlalu berlebihan. Sebaiknya anda menanamkan

sikap saling percaya, sehingga anda akan merasa tenang, tidak diperbudak oleh

perasaan sendiri. Yakinkan, bahwa pasangan anda adalah orang terbaik yang anda

kenal, yang sangat anda cintai dan buktikan juga bahwa anda sangat membutuhkan

kehadirannya, kemudian bersikaplah secara terbuka.

Musyawarah. Persoalan yang timbul dalam rumah tangga harus dihadapi secara

dewasa. Upayakan dalam memecahkan persoalan anda mengajak pasangan anda

untuk bermusyawarah. Demikian juga dalam mengatur perencanaan dalam rumah

tangga, sekecil apapun masalah yang anda hadapi, semudah apapun rencana yang

anda susun hendaknya dimusyawarahkan. Anda bisa memilih waktu-waktu yang

tepat untuk saling tukar pikiran, bisa di saat santai, nonton atau dimana saja

sekiranya pasangan anda sedang dalam keadaan bugar.

Menciptakan suasana Islami. Suasana Islami ini bisa anda bentuk melalui

penataan ruang, gerak, tingkah laku keseharian anda dan lain-lain. Sholat

berjama’ah bersama pasangan anda, ngaji bersama (tidak perlu setiap waktu,

cukup habis maghrib atau shubuh), mendatangi majlis ta’lim bersama dan

memnbuat kegiatan yang Islami dalam rumah tangga anda. Hal ini akan

59

Page 60: KELUARGA SAKINAH-RTF

menambah eratnya ikatan bathin antara anda dan pasangan anda. Dari sini akan

terbentuk suasana Islami, Sakinah, Mawaddah wa Rahmah.

Keharmonisan keluarga berarti keadaan kehidupan rumah tangga yang

mampu memelihara kebaikan-kebaikan bagi suami-isteri. Kehidupan keluarga yang

dibangun oleh suami-isteri yang memiliki latar belakang pikiran, perasaan cita-cita,

harapan dan kepribadian yang berbeda. Kemudian perbedaan itu diikat oleh ikatan

emosional berupa cinta dan kasih melalui suatu ikrar suci, yaitu akad nikah.

Agar keharmonisan keluarga tetap terpelihara, maka suami-isteri seyogyanya

mencoba memahami, menghargai dan merasakan keadaan atau karekter pasangannya.

Disamping itu, suami atau isteri harus memiliki niat baik untuk mengerti sudut

pandang pasangannya, memenuhi kebutuhannya dan membahagiakannya. Hubungan

suami-isteri yang baik merupakan kondisi mendasar bagi terciptanya keharmonisan

keluarga dan keharmonisan keluarga sebagai fondasi tegaknya keutuhan rumah

tangga. Oleh karena itu, keharmonisan keluarga untuk dipelihara oleh suami-isteri

60

Page 61: KELUARGA SAKINAH-RTF

jika ingin meraih tujuan akhir dari kehidupan rumah tangga, yaitu terbentuknya

keluarga bahagia (sakinah).

D. Nuansa Kehidupan Keluarga Bahagia dan Sejahtera

Menciptakan keluarga bahagia (sakinah mawaddah) ibarat memasak makanan

yang memerlukan resep bumbu yang baik dan tepat takaran dalam penggunaannya.

Karena itu, untuk membangun keluarga bahagia menurut ukuran ajaran agama Islam

dibutuhkan nuansa kehidupan keluarga sebagai berikut:

1. Ciptakan Kesejahteraan Keluarga

Kesejahteraan hidup merupakan salah satu indikator dari keluarga bahagia

(sakinah), sebab kesejahteraan sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari simbol

kebagiaan. Walaupun demikian, kelurga bahagia (sakinah) yang digambarkan oleh

ajaran Islam tidak menganut falsafat matrialisme, yaitu pandangan yang menganggap

bahwa kebahagiaan tertinggi terletak pada penguasaan harta benda yang sebanyak-

banyanknya. Bagi keluarga bahagia, penguasaan terhadap harta benda senatiasa

dilandasi dengan dimensi spiritualitas dalam pencapaian dan penggunaan harta

tersebut.

“Kesejahteraan hidup perlu diusahakan dalam keluarga bahagia”

Menurut Islam, kesejahteraan yang ingin dicapai oleh keluarga bahagia

(sakinah) adalah kebahagiaan yang bersinergi antara kesejahteraan meterial dan

61

Page 62: KELUARGA SAKINAH-RTF

spiritual. Karena itu, usaha dan kerja keras untuk meraih kesejahteraan kebedaan bagi

keluarga harus diletakkan pada bingkai ajaran agama supaya bernilai ibadah di

hadapan Allah. Keluarga bahagia (sakinah) harus bekerja keras, memiliki etos kerja

yang tinggi dalam setiap usaha perbaikan ekonomi keluarga, dan harus mempunyai

loyalitas yang tinggi dengan ekonomi keluarga. Terhadap ajaran Allah tentang cara

pencarian nafkah keluarga yang benar, agar semua mekanisme dalam meningkatkan

taraf hidup keluraga berada dalam semangat ibadah kepada Allah swt.

Hal yang perlu diwaspadai oleh keluarga bahagia (sakinah) sehubungan dengan

kesejahteraan hidup adalah jangan sampai kehadiran berbagai macam fasilitas hidup

yang menyenangkan akan membawa pada kelalaian untuk beribadah dan mengingat

pada Allah sebagai pemberi rizki, jangan menjadi angkuh dan riya karena

terpenuhinya segala kebutuhan hidup, dan berbangga-bangga dengan anak keturunan

yang telah sukses. Bahkan, jika tidak terkendali dengan baik, harta benda dan

kemewahan hidup itu akan menjadi malapetaka yang akan membawa kesengsaraan

dan kehancuran bagi semua anggota keluraga di dunia dan akhirat.

Hal ini dingatkan oleh Allah dalam al-Qur’an surat al-Munafiqun ayat 9, yaitu

ذكرالله ان Fم% ك Fُد& و%ال & ا اوال وال لكم اموا تلهكم ال امنوا ين الذ ايها يا

Artinya:

“Hai orang-orang yang beriman janganlah harta bendanya dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah swt”

Bagi keluarga sakinah, selain mampu menciptakan kesejahteraan hidup anggota

keluarganya juga harus bisa menciptakan kedamaian dan menjadi tauladan bagi

lingkungan masyarakat tempat tinggalnya, sebab tanggungjawab menciptakan

kebahagiaan, kesejahteraan, dan kedamaian hidup masyarakat banyak adalah bagian

dari pengabdian kepada agama dan bangsa.

2. Pelihara Rasa Cinta dan Kasih Sayang dalam Keluarga

Hubungan yang berlangsung dalam kehidupan rumah tangga bukan bersifat

mekanis seperti robot yang bisa diperlakukan sekehendak tuannya, melainkan

62

Page 63: KELUARGA SAKINAH-RTF

hubungan yang berlangsung atas dasar rasa cinta dan kasih sayang antara masing-

masing anggota keluarga yang didasarkan pada norma ajaran Islam. Orang tua pasti

mencintai anak-anaknya sebagai salah satu bentuk tanggungjawab dan begitu juga

sebaliknya anak-anak tentu akan mencintai orang tua sebagai suatu bentuk kewajiban

etika. Betapapun kuatnya sistem kekerabatan yang berlaku pada suatu keluarga, tetapi

rasa cinta dan kasih sayang antara masing-masing anggota keluarga tetap menjadi

faktor utama kebahagiaan dan kehormonisan hubungan keluarga. Pada kenyataannya,

motivasi kekerabatan tidak dapat menggantikan motif rasa cita dan kasih sayang

seseorang pada orang yang dicintainya.

Bagi keluarga bahagia (sakinah), cita diyakini sebagai inspirator utama yang

memberikan kekuatan dalam mendayung batera kehidupan rumah tangga. Dengan

ruh cinta yang tulus dan suci akan mampu menjdi lem perekat keutuhan rumah tangga

dan sumber yang dapat mengalirkan air cinta kasih seorang suami pada istri atau

sebaliknya, dan kasih sayang menjadi target utama dalam menjalani hubungan

keluarga tersebut. Bahkan, seorang istri sholihah akan selalu berdoa kepada Allah

agar dicurahkan rasa cinta dan kasih sayang di tengah keluarga, khusunya pada suami

tercinta, sebab diyakini bahwa Allah adalah sumber dan pemilik cinta yang akan

ditebarkan pada setiap hambanya.

“Memelihara cinta dan kasih sayang yang langgeng dalam kehidupan bahagia”

63

Page 64: KELUARGA SAKINAH-RTF

Cinta dan kasih sayang yang langgeng dalam kehidupan bahagia (sakinah)

tumbuh dan berkembang berkaitan erat dengan akhlak yang ditampilkan oleh suami

sebagai pimpinan keluarga dan akhlak orang tua yang akan menjadi model untuk

anak-anaknya. Seorang istri akan mencintai dan menyayaingi suaminya seperti apa

yang diberikan oleh suami padanya dan anak-anak akan menyayangi kedua orang tua

dan orang lain seperti apa yang diajarkan dan dan dicontohkan oleh orangtua mereka

dalam kehidupan keluarga.

Untuk mempertahankan keharmonisan antara suami-istri dalam hubungan

keluarga, maka sedapat mungkin masing-masing pihak bisa berkomunikasi dengan

cara-cara yang baik, seperti kesopanan, keramahan, kelembutan, dan gerak yang

penuh dengan belaian kasih syang sambil berusha semaksimal mungkin untuk

menghindari segala bentuk kekerasan dalam berbicara dan kekasaran dalam bertindak

dalam segala lini kedidupan keluarga. Cintai dan sayangilah semua orang

sebagaimana anda mencintai diri anda sendiri sebagaimana pesan Rasulullah dalam

haditsnya yaitu:

ما خيه أل يحب حتى كم احد من يؤ ال ل قا لMم و&َس& &ه%ِ ع&لي الله صلى Pالنبي عن

لنفسه يحب

Artinya:

“Tidak sempurna iman di atara kamu jika tidak mencintai saudaramu sebagaimana kamu mencintai dirimu sendiri.”

3. Budayakan Suasana Tenang dan Tentram

Tentram dan bahagia adalah dua unsur penting yang dijelaskan Allah dalam

al-Qur’an surat al-Rum ayat 21 yaitu:

مو بينكم خعل و اليها ا خالتسكنو وا از انفسكم من خلكم ان ته يا ءا ومن

ورحمة ُدة

Artinya:

“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan nya ialah dia menciptakan un tukmu isteri-insteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tentram

64

Page 65: KELUARGA SAKINAH-RTF

kepadanya, dan dijadikannya di antaramu rasa kasih sayang sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir”

Petunjuk tersebut ditujukan kepada seluruh kaum muslimin yang ingin meraih

prestasi gemilang dalam mengatur rumah tangga agara bahagia (sakinah). Untuk

menangkap pesan Allah dalam ayat di atas, maka salah satu persyaratan yang harus

dipenuhi dalam rangka mencapai bahagia (sakinah) adalah menghadirkan keshalehan

pribadi dari masing-masing pasangan keluarga, yaitu bapak dan ibu yang kemudian

akan diturunkan kepada anak keturunannnya melalui pendidikan dan keteladanan

yang baik.

“Ketenteraman dalam keluarga bahagia diwujudakan dalam berbagai bentuk”

Untuk menciptakan suasanan ketentraman dalam kehidupan keluarga tidak

hanya cukup dengan melengkapi berbagai fasilitas dan kebutuhan material anggota

keluarga, tetapi juga harus juga menyertakan beberapa ikatan emosional. Seorang

ayah sebagai kepala keluarga menjadi benteng pengaman keluarga dari berbagai

bahaya yang mengacam keutuhan anggota rumah tangga, maka seorang bapak wajib

tertanggungjawab atas ketenangan dan kedamaian di lingkungan keluarganya. Untuk

menciptakan ketenangan psokologi suami, maka seorang isteri bertanggungjawab atas

pengelolaan harta benda dan fasilitas keluarga serta pemeliharaan anak-anak secara

benar.

65

Page 66: KELUARGA SAKINAH-RTF

Sedangkan kebahagiaan (mawaddah) adalah suatu tingkatan ikatan emosional

anggota keluarga yang berada di atas rasa cinta. Karena itu, mawaddah berpotensi

lebih kuat dan tahan lama dalam rumah tangga, karena memilki unsur kesejatian yang

lebih mendalam sehingga dapat memberikan rasa bahagia yang lebih tinggi daripada

rasa cinta yang akan bermuara pada rasa kasih sayang. Karena itu, kebahagiaan dalam

kehidupan keluarga hanya akan ditemukan dalam hubungan yang sejati, tulus ikhlas

antara suami-isteri yang rela hidup bersama-sama, berdampingan dalam keadaan suka

dan duka karena ikatan jalinan rasa saling menyenangkan dan saling membahagiakan.

Berikut ini adalah beberapa tips rahasia yang dibutuhkan oleh pasangan suami

istri agar selalu memperolah ketenteraman alam keluarga:

1. Saling menghormati; Pasangan suami istri pasti mempunyai sifat yang berbeda,

masing-masing mempunyai kelebihan dan kekurangan. Disinilah sikap saling

menghormati diperlukan agar masing-masing pasangan bisa mengerti betapa

kelebihan dan kekurangan pasangan masing-masing merupakan sebuah anugerah.

Pasangan juga menjadi sadar bahwa tidak selamanya perbedaan itu menjadi

penghalang suatu kebahagiaan, justru perbedaan inilah yang bisa menguji berapa

besar cinta masing-masing pasangan.

2. Menyadari peran masing-masing; Seorang suami adalah pemimpin dalam keluarga,

seorang pemimpin keluarga harus mampu mengatur keluarganya dengan baik.

Sebaliknya, seorang isteri adalah unsur yang harus dapat menolong dan

mendukung suaminya dalam mepemimpin keluarga. Antara suami maupun isteri

harus tahu peran masing-masing dalam keluarga.

3. Saling percaya; Tanpa rasa saling percaya antara pasangan suami-istri, perkawinan

tentu tak akan berjalan mulus. Bagaimana dapat mulus jika suami atau isteri selalu

mengawasi gerak-gerik kita karena ketidakpercayaannya itu? Yang muncul adalah

kegelisahan, kecurigaan, kekhawatiran, tak pernah merasa tenteram, dan

sebagainya. Ujung-ujungnya, antara suami-isteri justru saling menyalahkan dan

menuduh. Rasa saling percaya akan mengantarkan anda pada perasaan aman dan

nyaman. Kuncinya, jangan sia-siakan kepercayaan yang diberikan suami atau istri

66

Page 67: KELUARGA SAKINAH-RTF

anda. Istri tak perlu mencurigai suami, dan sebaliknya, suami juga tak perlu

mencurigai istri. Membangun rasa saling percaya juga merupakan perwujudan

cinta yang dewasa.

4. Menjaga romantisme; Terkadang pasangan suami-isteri yang sudah cukup lama

membangun mahligai rumah tangga tak lagi peduli pada soal yang satu ini. Tak

ada kata-kata pujian, makan malam bersama, bahkan perhatian pun seperti barang

mahal. Padahal, menjaga romantisme dibutuhkan oleh pasangan suami-isteri

sampai kapanpun, tak cuma ketika mereka berpacaran. Sekedar memberikan

bunga, mencium pipi, menggandeng tangan, saling memuji, atau berjalan-jalan

menyusuri tempat-tempat romantis akan kembali memercikkan rasa cinta kepada

pasangan hidup anda. Tentu, pasangan suami-isteri akan merasa semakin erat dan

saling membutuhkan.

5. Menjaga komunikasi; Dalam bidang apapun, yang namanya komunikasi adalah

faktor yang sangat penting, tak terkecuali dalam membina keluarga. Segala

permasalahan dalam keluarga akan bisa segera diselesaikan jika terjadi hubungan

komunikasi yang baik. Sebaliknya jika setiap ada masalah dalam pasangan yang

selalu dipendam dan tidak dikomunikasikan dengan pasangan masing-masing,

maka yang terjadi adalah konflik terselubung dalam keluarga yang bila terus

dibiarkan akan menjadikan kerukunan dalam keluarga terganggu.

Diantara tip menjaga keluarga agar tetap harmonis dalam berbagai situasi

kehidupan rumah tangga sebagai berikut;

a. Tidak saling menuntut; mengharapkan pasangan yang sempurna adalah impian

yang tak akan terwujud. Tidak ada manusia yang sempurna di dunia ini. Setiap

orang diberi kelebihan beserta kelemahannya. Menerima kekurangan anggota

keluarga bukan berarti membiarkan mereka berkutat dengan kelemahannya.

Sedapat mungkin mengusahakan agar kelemahannya dapat menjadi kekuatannya

atau minimal kelemahannya tidak menjadi bumerang dalam kehidupannya.

b. Hindarilah komplain, caci maki atau kritikan yang menambah runyam masalah.

Carilah solusi bersama; contohnya jika menghadapi suami yang pelupa, bantulah

67

Page 68: KELUARGA SAKINAH-RTF

ia untuk memecahkan masalah yang timbul akibat kelemahannya tersebut.

Misalnya dengan membuat gantungan tempat menaruh kunci, tempat sepatu, kaos

kaki, handphone, dompet dan lain sebagainya. Dengan demikian, anggota keluarga

lain tidak perlu direpotkan dengan kesibukan mencari kunci yang hilang.

c. Berlomba-lomba dalam kebaikan; merealisasikan pengertian keluarga harmonis

akan lebih mudah, jika masing-masing anggota tidak perhitungan ketika

melakukan kebaikan. Sedapat mungkin menanamkan pemahaman bahwa amalan

shaleh akan menyelamatkan diri dan keluarga dari siksa api neraka. Amal shaleh

dengan melakukan hal-hal kecil seperti membantu adik mengerjakan PR,

merapikan tempat tidur, dan lain sebagainya akan mendatangkan pahala yang

besar. Antara anggota keluargapun akan menunaikan tugas dan kewajibannya serta

membantu anggota keluarga lainnya ketika menghadapi permasalahan. Jika

masing-masing anggota keluarga sadar akan tugas tanpa selalu menuntut hak,

tidak mustahil pengertian keluarga harmonis akan tercapai.

“Keluarga bahagia penuh ceria dengan anggota keluarganya”

68

Page 69: KELUARGA SAKINAH-RTF

4. Menanamkan Cinta dan Kasih Sayang dalam Keluarga

Agar rumah tangga yang telah dibangun dengan niat yang tulus ikhlas untuk

menjalankan ketaatan pada Allah dan Rasul-nya dapat bertahan sampai pantai tujuan

yang diharapkan, yaitu kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat, maka suami-istri

mutlak saling memberikan kasih sayang sepanjang kehidupan keluarga berlangsung;

sikap saling menyanyangi tidak hanya dimiliki oleh suami-isteri tetapi juga harus

diwariskan pada anak-anak dan semua orang yang tinggal di lingkungan keluarga

tersebut.

Diantara beberapa cara membangun kehidupan keluarga bahagia (sakinah)

melalui penanaman rasa kasih sayang, yaitu:

1. Megenang kembali masa-masa indah pada waktu berkenalan dan pengantin baru.

Dengan cara ini suami-isteri akan membayangkan kembali betapa indah dan

romantisnya masa-masa awal perkenalan dan kehidupan rumah tangga ketika

berdua saling memandang dengan penuh rasa kasih sayang, saling membantu

dengan perasaan suka sama suka. Saling menemani kemana saja perpergian,

saling merindukan ketika berjauhan, saling memberi sesuatu dengan tulus ikhlas,

saling bercumbu rayu dengan lemah lembut dan penuh mesra, saling membelai

melalui sentuhan yang penuh kehangatan.

69

Page 70: KELUARGA SAKINAH-RTF

“Keluarga bahagia penuh dengan kehangatan dalam menjalani kehidupan”

2. Mencari titik persamaan dan menghindari perbedaan

Suami sebagai kepala keluarga memiliki hak dan kekuasan yang lebih atas isteri

dan keberadaan rumah tangganya. Walaupun demikian, tidak boleh satus lebih

tersebut dijadikan alasan mencari titik kekurangan dan kelemahan yang terdapat

pada isterinya, lalu membenci, menghina, merendahkan dan berbagai istilah

negatif lainnya. Tindakan suami yang menginginkan isterinya selalu terampil

sempurna merupakan suatu bentuk pelanggaran suami pada ketetapan Allah atas

makhluk manusia yang selalu diliputi oleh sifat salah dan khilaf dalam berkata

dan bertindak, termasuk suami itu sendiri. Suami-isteri seyogyanya mencari titik

persamaan dan memperkecil titik perbedaan pada semua lini kehidupan rumah

tangga, membangun kerjasama yang saling menguntungkan sambil menyadari

bahwa tanpa kehadiran berdua kehidupan rumah tangga akan pincang. Hanya

dengan cara inilah akan mampu mengurangi jurang perbedaan seraya saling

menutupi berbagai kekurangan masing-masing melalui komunikasi yang

harmonis diantara keduanya.

3. Mengurangi rasa cemburu

Untuk mempertahankan rasa kasih antara suami-isteri, maka hendaknya

keduanya membiasakan diri saling bercanda gurau dan bercumbu rayu, sebab

penampilan yang humonis dan mesra akan menjadi pupuk subur bagi tumbuhnya

rasa kasih sayang dalam kehidupan keluarga. Suasana humonis sangat diperlukan

ketika terjadi konflik internal rumah tangga dan rasa mesra dibutuhkan sebagai

pengikat mengurangi rasa cemburu diantara suami-isteri dalam bergaul dengan

orang lain.

Rasa cemburu dalam kehidupan keluarga tetap dibutuhkan, tetapi pada tempat

dan waktu yang tepat, sebab rasa cemburu merupakan suatu bukti bahwa cinta

masih tetap bersemi di hati pasangan suami-isteri. Yang penting diwaspai adalah

rasa cemburu buta yang tidak mempunyai alasan logis sehingga membuat

70

Page 71: KELUARGA SAKINAH-RTF

pergaulan sosial suami-isteri dalam masyarakat menjadi kaku, bahkan rasa

cemburu yang berlebihan dapat membawa keretakan dalam kehidupan keluarga.

4. Mengekspresikan rasa cinta

Perasaan cinta harus diungkapkan oleh suami-isteri setiap saat dengan banyak

cara selama ekspresi itu sejalan dengan norma agama dan adat yang berlaku.

Pasangan suami-isteri yang kurang mengungkapkan untaian kata cinta, baik

dengan kata-kata ataupun tindakan dalam kehidupan rumah tangga, maka

perjalanan kehidupannya akan terasa kering dari suasana romantis. Pengaruh

ekspresi cinta yang sangat penting adalah memberikan efek penguguhan kasih

sayang pada pasangan suami-isteri yang pada gilirannya mampu mendatangkan

kenyamanan psikologi sebagai salah satu dasar kebahagiaan keluarga bahagia.

“Ungkapan cinta dan kasih sayang dalam kehidupan keluarga bahagia”

Diantara cara mengungkapkan rasa kasih sayang dalam kehidupan keluarga

adalah melalui untaian kata-kata, tindakan, tulisan dan gaya tubuh. Sesekali berikan

sentuhan-sentuhan kecil memegang jemari tangannya. Semua ekspresi bahasa kasih

sayang tersebut akan mengokohkan deklarasi cinta antara suami-isteri. Dalam ajaran

Islam, semua cara tersebut bukanlah menjadi hal yang tabu bagi kehidupan keluarga,

tetapi suami-isteri harus memperhatikan tempat dan waktu yang tepat untuk

menyatakan rasa cinta kasih sayang tersebut.

71

Page 72: KELUARGA SAKINAH-RTF

Dari beberapa langkah menanamkan perasaan kasih sayang dalam membina

kehidupan keluarga di atas sejalan dengan pesan Rasulullah tentang etika suami pada

isteri atau sebaliknya yaitu:

هله با الطفهم و خلقا احسنهم نا ايما منين المؤ اكمل

Artinya:

“Yang paling sempurna imannya diantara kaum muslimin ialah yang paling baik akhlaknya dan paling lembut terhadap isterinya.”

5. Tumbukkan Sikap Patuh, Jujur dan Tawaddhu

Sikap patuh merupakan kerelaan hati menerima segala sesuatu dan keadaan di

luar pribadi kita. Dalam kehidupan keluarga, kepatuhan suami memimpi keluarganya

merupakan bentuk ketaatan pada Allah dan Rasul-nya. Demikian pula kepatuhan

isteri pada suami dan kepatuhan anak-anak pada orang tua dalam segala aktifitas

kehidupan rumah tangga merupakan bagian dari nilai ajaran Islam. Dengan

menumbuhkan sifat saling mentaati antara suami-isteri dan anak akan mudah

melahirkan suasanan kedamaian dan kesejukan jiwa sehingga semua anggota

keluarga akan rindu dan betah tinggal di dalamnya. Hal inilah menjadi bagian yang

nyatakan oleh Rasulullah dalam haditsnya, yaitu:

جنتى بيتى

Artinya: “Rumahku adalah surgaku”.

Dalam operasionalnya, suami-isteri dituntut untuk melakukan apa yang telah

menjadi komitmen bersama, mentaati aturan yang sudha diputuskan bersma dlam

mengatur rumah tangga dan anak-anak. Jika terjadi kesalahan dan kekurangan dalam

merealisasikan komitmen tersebut segeralhsaling memaafkan sambil memperbaiki

diri masing-masing. Dalam kehidupan keluarga, hal yang pertama mutlak dibuktikan

iseri meurut ajaran Islam adalah ketaatannya pada suami, sebaba kepatuhan ini

menjadi kunci kesuksesan isteri meraih kesaih sayang dan perhatikan baik suami.

Sekeras apapun suami, pasti mendambakan isteri yang mau patuh menemaninya

dalam keadaan suka atau duka menjalni kehidupan rumah tangga. Ketaatan isteri

72

Page 73: KELUARGA SAKINAH-RTF

menjalani perintah dan kehendak suami dalam mengurus keluarga dan anak-anak

berdasarkan ajaran Islam adalah menjadi harapan dan dambaan bagi setiap suami

yang ingin sukses membangun kehidupan rumah tangga. Oleh karena itu, kapatuhan

isteri pada suami berlaku secara menyeluruh, baik di dalam rumah tangga atau di

masyarakat yang meliputi segala aspek kehidupan duniawi atau ukhrawi. Dalam

urusan keluarga, tidak ada jalan pembenaran bagi isteri untuk mengambil keputusan

sendiri tanpa melalui persetujuan suaminya.

“Keluarga bahagia; suami, istri dan anak-anak dalam suasan keharmonisan”

Sikap patuh antara suami-isteri akan membawa banyak pengeruh positif bagi

kelangsungan hidup keluarga sakinah. Sikap taat suami pada ajaran Allah tentang tata

cara memimpin keluarga mendidik anak-anak akan menyebabkan rahmat dan

pertolongan Allah mengiringi perjalanan kehidupan keluarga tersebut. Dengan

demikian, pasti isteri akan senang dan bangga memiliki suami yang taat pada agama

sehingga pada gilirannya isteri malu sendiri untuk mendurhakai suami, maka suasana

kehidupan relatif terpelihara dari pertengkaran dan percekcokan rumah tangga.

Jujur merupakan kesesuaian antara ucapan dan perbuatan yang ditampilkan

suami-isteri dalam kehidupan dalam di dari refleksi sikap kejujuran dalam mengatur

kehidupan rumah tangga. Suami dituntut oleh ajaran Islam untuk jujur dalam

memimpin isteri, jujur dalam memberikan nafkah keluarga, dan jujur dalam mendidik

73

Page 74: KELUARGA SAKINAH-RTF

anak-anak. Kemudian, isteri dituntut oleh ajaran Islam untuk jujur menyampaikan

segala permasalahan keluarga pada suami tidak membeberkan pada anak-anak dan

orang lain, memanfaatkan segala sumber daya dan segala fasilitas yang telah

diberikan suami dengan tepat guna, tidak melakukan penyelewengan keuangan

keluargas yang akan menjadi beban suami, tidak memberikan sesuatu kepada orang

lain tanpa sepengetahuan suami. Jika isteri melakukan penyelewengan keuangan dan

fasilitas keluarga tanpa sepengetahuan suami, maka hal itu akan menjadi duri

penusuk keharmonisan hubungan suami-isteri selama menjalankan kehidupan

keluarga.

Suami-isteri yang nekat berlaku bohong dalam menjalankan kehidupan

keluarga walaupun kecil adalah awal dari tumbuhnya benih-benih kehancuran dalam

keluarga, sebab ketidak jujuran bagian dari kepribadian yang buruk dan berdampak

negatif bagi pergaulan hidup bagi keduannya. Sebaliknya, suami-isteri yang selalu

saling menjaga kejujuran ucapan dan perbuatan dalam kehidupan keluarga akan

mendapatkan barokah dan keutungan yang sangat besar, seperti akan selalu saling

percaya ketika berada di dalam atau di luar rumah, disenangi oleh orang lain dalam

kehidupan bermasyarakat, mudah mendapat kepercayaan dalam kehidupan sosial.

Rasulullah bersabda tentang pentingnya sikap jujur untuk dimiliki oleh setiap muslim

yang mendambakan keluarga bahagia (sakinah), yaitu:

الجنة الى ي يهد البر ان البر الى يهدى ق باالصد عليكم

Artinya:

“Hendaklah kamu selalu jujur karena jujur akan membawa kepada kebaikan dan kebaikan akan membawa ke dalam syurga.”Sikap jujur ini, tidak hanya penting untuk ditumbuhkembangkan bagi suami-

isteri tetapi juga harus diajarkan pada anak-anak tentang kutamaan berlaku jujur

kepada siapa saja dalam kehidupan keluarga dengan menjelaskan betapa besar

balasan dari sikap jujur di dunia da khirat. Jujur dalam ucapan dan perbuatan sedini

mungkin ditanamkan pada jiwa anak, agar terbiasa tampil dengan kepribadian yang

74

Page 75: KELUARGA SAKINAH-RTF

baik dalam menjalankan hubungan dengan orang tua di lingkungan rumah dan orang

lain di masyarakat.

Tawaddu suatu sifat rendah hati yang penting ditanamkan dalam kehidupan

keluarga yang sendang berada dalam konteks zaman yang serba maju dan modern ini.

Dari segi material, sumai-isteri tidak bisa lepas dari rasa ingin maju dan sukses

meraih harga benda sebanyak-banyaknya, seperti keluarga lain yang telah sukses

lebih dulu. Dengan kebahagiaan material dan berbagai kesuksesan hidup yang

diperoleh keluarga tidak menutup kemungkinan timbulnya sifat sombong dalam

hubungannya dengan orang lain. Suami harus berusaha mendidik isteri dengan sikap

rendah hati dalam raih kemewahan dunia, tidak berselera tinggi, tidak bergaya hidup

glamor dalam menggunakan keuangan dan fasilitas keluarga. Sikap isteri yang

tawaddu akan selalu berusaha memanfaatkannya dengan sehemat mungkin. Demikian

juga sekap rendah hati ini perlu ditanamkan pada anak-anak, agar mereka senang

membantu dan dapat menerima kekurangan orang lain yang berada di bawahnya.

Rasulullah mengingatkan kita untuk selalu bersikap tawaddu dengan menjalani

kehidupan keluarga atau masyarakat melalui haditsnya, yaitu:

الله وضعه تكبر من و الله رفعه ضع توا من

Artinya;

“Siapa yang merendahkan diri, maka diangkat derajatnya oleh Allah dan sebaliknya siapa yang sombong pasti direndahkan oleh Allah.”

Sikap tawaddu akan menopang keselaran hidup suami-isteri dalam lingkungan

keluarga dan masyarakat, sebab suami akan selalu berusaha menerima segala sesuatu

yang diusahakan oleh kehidupan masyarakat luas sikap ini akan mampu memahami

dan menghargai keadaan dan penderitaan orang lain. Dalam kehidupan masyarakat

luas sikap ini akan mampu memahami dan mengahrgai keadaan orang lain yang

berada di bawah dengan tidak menyombongkan diri, bahkan akan mudah iba dan

peduli dengan penderitaan orang lain. Kemudian, isteri berusaha tawaddu di hadapan

suami, baik dengan ucapan dan perbuatan selam diperlukan dengan baik dan benar

75

Page 76: KELUARGA SAKINAH-RTF

menurut ajaran Islam. Tawaddhu bagi isteri bukan berarti diam, pasrah dan selalu

patuh mengikuti kehendak suami, tetapi isteri diperkenankan menolaknya ketika

menyuruh melakukan perbuatan yang membawa mudarat dan bertentangan dengan

etika masyarakat demi menjaga nama baik keluarga.

Sayid. M. Husain Fadhullah dalam bukunya “Dunia Wanita dalam Islam”

menjelaskan bahwa wanita yang mentaati Allah melalui ketaatan pada suaminya

berarti memenuhi komitmen terhadap kehidpan rumah tangga yang telah mengikat

dirinya saat akad nikah, demikian juga sebaliknya suami harus setia menjalankan

kontrak suci yang telah diberikan pada isterinya.

E. Menerapkan Keteladanan Keluarga Rasulullah Saw

Ada beberapa kepribadian Rasulullah yang patut dicontohi dan diterapkan

dalam kehidupan keluarga bahagia (sakinah) dalam mendayung bahtera kehidupan

rumah tangga, yaitu;

1. Sabar dan selalu menerima

Rasulullah selalu sabar dan menerima semua isterinya dengan apa adanya dengan

tidak melihat sisi kekurangan dan kelebihannya. Aisyah pernah memperotes Rasullah

karena beliau selalu teringat pada Khadijah, Hafsah pun pernah merajuk ketika

Rasulullah menemui Mariah di rumahnya. Rasulullah menerima semua perbuatan

yang ditujukan oleh isteri-isterinya dengan lapang dada sambil memberikan jalan

penyelesaian yang bijaksanan menurut ajaran Allah atas berbagai konflik tersebut.

Contoh kesabaran Rasullah yanglain adalah ketka pulang ke rumah larut malam,

beliau mengantuk pintu tiga kali tetapi Aisyah tertidur setelah kelelahan menunggu

Rasulullah. Kemudian, beliau rela tidur di depan pintu rumahnya dengan beralaskan

surban. Setelah bangun, beliau tidak memarahi Aisyah karena beliau tahu isterinya

capek menunggu tetapi ia langsung meminta maaf pada Rasulullah.

Sifat Rasulullah selanjutnya adalah qona’ah untuk menerima semua pelayanan

hidup yang diberikan oleh isteri-isterinya dengan tidak menuntut sesuatu yang tidak

dimiliki dan tidak mampu dijalani. Penerimaan Rasullah atas isteri-isteinya adalah

secara total, tidak hanya pada aspek fisik kecantikan tetapi juga pada aspek keimanan,

76

Page 77: KELUARGA SAKINAH-RTF

ibadah dan akhlak sambil memberikan bimbingan dan perbaikan menurut syariat

Islam. Sifat Rarasulullah tersebut sangat penting ditumbuh kembangkan dalam

kehidupan keluarga muslim agar kehormonisan keluarga tetap lenggeng.

2. Mesra dan penuh rasa kasih sayang dalam keluarga

Rasulullah juga mengajarkan suami-isteri untuk saling mengungkapkan rasa

kasih sayang dalam bentuk tindakan. Suatu hari Rasulullah dengan Aisyah menonton

perlombaan tombak, Aisyah berdiri di belakang Rasulullah dengan posisi pipi

menempel pada pipi Rasulullah. Aisyah terus menonton dengan posisi itu sampai ia

merasa bosan. Rasulullah mengajarkan sifat lembah lembut, penuh kesetiaan yang

mendalam, dan penuh rasa tanggungjawab kepada para isterinya dalam melaksanakan

kewajiban rumah tangga sehingga dengan sikap tersebut kebahagiaan, keharmonisan

kehidupan keluarga dapat terpelihara setiap saat. Kelanggengan rumah tangga bukan

pada kecantikan dan fasilitas hidup, tetapi banyak bergantung pada sejauh mana

memelihara ungkapan cinta dan kasih sayang dalam berkomunikasi, seperti malalui

panggilan yang mesra, sentuhan yang indah, dan berbagai cara indah yang lainnya.

“Keluarga bahagia dengan berbagai sentuhan kasih sayang”

77

Page 78: KELUARGA SAKINAH-RTF

3. Memberikan perilaku yang baik

Pengalaman kehidupan Rasulullah dengan isterinya, Siti Khadijah adalah

cerminan kehidupan keluarga yang mesti diikuti oleh keluarga muslim yang

mendambakan kebahagiaan dan keharmonisan. Rasulullah memberikan perlakukan

yang terbaik pada khadijah karean seluruh waktu, tenaga, pikiran, dan harta benda,

cinta kasihnya telah dikorbankan untuk kehidupan dan perjuangan Rasulullah.

Perilaku baik yang ditunjukkan Rasulullah pada isterinya melalui ucapan dan

tindakan yang sopan, lembut dan romantik. Ekspresi ucapan dan tindakan Rasulullah

yang baik itulah yang menjadikan semua isterinya tertarik dan selalu ingin bermanja-

manja di hadapannya. Hal ini sejalan dengan hadits Rasulullah yang berbunyi:

ئي لنا كم خير انا و ئه لنا كم خير كم خير

Artinya:

“Yang paling baik diantara kamu adalah yang paling baik terhadap isteri-isterinya dan aku adalah orang yang paling baik diantara kalian terhadap isteri-isteriku

(HR. An-Nasai dan at-Turmizi).

Hadits tersebut memberikan penjelasan kepada keluarga muslim dalam bergaul,

berkomunikasi dalam kehidupan keluarga yang selalu mengedepankan nilai-nilai

kebaikan. Rasulullah sangat ramah terhadap semua anggota keluargnya dan penuh

kasih sayang serta pengharagaan pada isteri-isterinya.

Alasan mendasar pentingnya menjaga keharmonisan keluarga, yaitu:

a. Dalam keluarga terjadi komunikasi banyak arah, antara suami-isteri, orang tua

dan anak-anak dan antara anak yang beralangsung terus menerus setiap waktu,

maka diperlukan suasana aman dan damai.

b. Suami-isteri tidak akan sanggup menjalani kehidupan secara normal jika selalu

berhadapan dengan konflik atau masalah sehingga apa yang dicita-citakan dalam

kehidupan rumah tangga tidak akan tercapai.

c. Keutuhan keluarga biasa terpelihara jika suami-isteri ikhlas dan berusaha kuat

untuk selalu menciptakan kebaikan-kebaikan demi terwujudnya kehormanisan

bersama semua anggota keluarga.

78

Page 79: KELUARGA SAKINAH-RTF

Cinta Kasih Rasulullah pada isteri dan anak tidak diragukan lagi sebagai

cerminan bagi setiap keluarga muslim dalam membangun hubungan cinta kasih

ditengah keluarganya. Cinta kasih sayang Rasulullah merupakan satu sisi kehidupan

yang selalu diperebutkan oleh isteri-isterinya dalam menjalani kehidupan rumah

tangga.

Rasulullah memberikan untaian kasih sayang pada isteri dan anak-anak secara

adil dengan menghormati nilai-nilai kemanusiaan di kalangan isterinya dan anak-

anaknya, seperti rasa cemburu, sifat ingin diperhatikan dan bermanja-manja

dipangkuan Rasulullah. Demikian pula Raulullah mengajar sifat cinta kasih pada

semua anak-anak melalui ucapan yang lemah lembut dan tindakan-tindakan yang

penuh dengan sentuhan kasih sayang. Misalnya, perlakuan Rasulullah pada Fatimah

binti Zuhra yang penuh dengan kasih sayang dan kesabaran menjadikan Fatimah

kasih sayang, taat dan sabar dalam menjalani kehidupan keluarga dengan Ali bin

AbiT halib walaupun dalam keadaan sulit dengan menahan lapar selama beberapa

hari.

Di antara bentuk nyata kasih sayang Rasulullah dalam kehidupan rumah

tangganya, sebagai berikut:

a. Rasulullah menyayangi semua isterinya dengan rasa cinta kasih. Kecintaan pada

isteri yang baru dinikahinya sama seperti isterinya yang lama menemani

kehidupan rumah tangganya. Kasih sayang ini dibuktikan Rasulullah dengan

mendatangi semua isteri-isterinya setiap hari, kemudian kembali kepada malam

hari ke tempat isteri yang mandapatkan haknya dari Rasulullah dan

menkhususkan malam itu untuknya.

b. Simbol kasih sayang Rasulullah dibuktikan dengan panggilan yang baik dan

bernuansa cinta kasih pada isteri dan anak-nakanya seperti memanggil “Aisyah”

dengan “ya humairah” atau ya Aisyah” atau anaknya Fatimah dengan panggilan

“ya Zahrah”.

c. Rasulullah yang sering bermanja-manja dengan isterinya seperti beliau pernah

tidur-tiduran diatas paha Aisyah sambil menghafal, pernah Rasulullah melakukan

79

Page 80: KELUARGA SAKINAH-RTF

dua kali perlombaan lari dalam perjalanan bersma, saling mendorong ketika kan

keluar darirumah. Rasulullahjuga pernah minum dari bejana bekas mulutnya

Aisyah dan meletakkan mulutnya pada bekas mulutnya Aisyah ketika makan

tulang yang ada dagingnya.

Tradisi kebaikan kehidupan rumah tangga Rasulullah yang agung sangat

banyak, kebiasaan yang mulia itutidak hanya pada urusan rumah tangga yang bersifat

duniawi tetapi juga membimbing semua isteri, anak-anak yang tinggal dirumahnya

meuju pengabdian kepada Allah. Tradisi kehidupan yang dikembangkan dalam

keluarganya selalu mengacu kepada petunjuk-petunjuk Allah sehingga setiap terjadi

persolan dalm kehidupan rumah tangganya dikembalikan kepada kebesaran Allah.

Diantara beberapa kebiasaan Rasulullah dlam kehidupan rumah tangga yang

sering dilakukan sebagi berikut:

a. Jika akan mengadakan perjalanan jauh Rasulullah mengundi siapa diantara isteri-

isterinya yang akan menemaninya dalam perjalan itu.

b. Setiap sore hari beliau selalu keliling mengontrol keadaan isteri-isterinya dan

pasti beliau menunaika kewajibannya pada isteri yang berhak pada malam itu.

c. Rasulllah selalu memafkan kesalahn isteri-isterinya pada awal atau akhir malam,

setelah berhubungan beliau mandi atau berwudhu untuk istirahat.

d. Rasulullah biasa menggauli isteri-isterinya pada awal atau akhir malam, setelah

berhubungan beliau mandi atau berwudhu untuk istirahat.

e. Dalam berkata selalu lembut dan tawadu dalam bertindak. Statusnya sebagai nabi

dan rasul tidak menghalanginya untuk bergaul dengan baik pada semua isterinya,

meskipun isteri-isterinya terkadang melewati batas dalam berbuat kesalahan.

Seperti ‘Aisyah yang memecahkan nampan makanan yang dikirim oleh Ummu

Salamah untuk Rasulullah yang sedang berada dirumah ‘Aisyah. Rasulullahrela

membersihkan serpihan nampan itu. Rasulullah juga pernah menjahit pakaiannya

sendiri dan banyak contoh keredahan hati Rasulullah dalam menjalani kehidupan

rumah tangga.

80

Page 81: KELUARGA SAKINAH-RTF

f. Rasulullah tidak pernah berindak keras terhadap isteri-isterinya dan selalu

menaruh perhatian pada perselisihan kecil yang terjadi diantara mereka yang

dipicu oleh rasa cinta dan cemburu yang mendalam dari semua isteri-isterinya

dan tidak menganggap sebagai suatu hal yang hina dalam kehidupan.

“Terbangunnya kebaikan dalam kehidupan keluarga bahagia”

E. Tips (Kiat-kiat) Membangun Keluarga Bahagia dan Sejahatera

Adapun tips menciptakan keluarga bahagia (sakinah) yang dapat dipedomani

oleh setiap pasangan suami-isteri dalam membangun keluarga bahagia dan sejahtera

dalam bahtera rumah tangga, antara lain:

Tip komunikasi ke arah penguatan stabilitas keluarga, yaitu;

1. Meningkatkan ilmu pengetahuan pada seisi rumah itu.

2. Penghayatan agama yang berterusan.

3. Memastikan seisi rumah tangga dalam keadaan sehat sejahtera dan aman damai.

4. Perlu adanya pengukuhan ekonomi.

5. Komunikasi yang cemerlang.

6. Wujudnya kemesraan antara suami dan isteri.

7. Suasana rumah tangga yang harmonis.

Tips komunikasi aktif menuju kebersamaan semua anggota keluarga, yaitu;

81

Page 82: KELUARGA SAKINAH-RTF

1. Berkongsi melakukan tugasan di rumah.

2. Berbincang dalam membuat perancangan sesama ahli keluarga atau sebelum

membuat keputusan yang memberi pemahaman kepada keluarga.

3. Menggunakan humor yang bersesuaian untuk mengurangkan ketegangan yang

disebabkan oleh konflik yang mungkin berlaku.

4. Meraikan hari ulang tahun perkawinan dan hari lahir bersama ahli keluarga.

5. Makan malam bersama.

6. Beribadah secara berjemaah.

7. Riadah bersama keluarga atau membawa keluarga pergi bercuti di tempat

yang tepat.

Tips komunikasi ke arah peningkatan kasih sayang, yaitu;

1. Berkongsi impian dan tugasan di rumah.

2. Tidak mudah dan tidak sesekali merasa kecewa walaupun menempuh

cabaran dan masalah dalam rumahtangga.

3. Tdak berdendam-kesumat antara satu sama lain.

4. Sentiasa memohon maaf dan memaafkan kekhilapan masing-masing.

5. Senantiasa mencari kelebihan/emas dalam diri pasangan.

6. Menganggap pasangan sebagai kawan yang paling akrab.

7. Sentiasa melaksanakan sholat jemaah dan saling doa mendoakan pasangan.

8. Berterus terang mengenai perselisihan yang kecil untuk mengelakkan konflik

yang lebih besar.

9. Memahami kepentingan hubungan seks.

10. Mencari nuansa baru untuk merangsang perubahan dalam rumah tangga.

Tips komunikasi gemilang pasangan suami isteri, yaitu;

1. Berdoa kepada Allah Swt untuk sentiasa disayangi oleh pasangan.

2. Sentuh dan tegur pasangan sebelum menyambung kerja lain apabila pasangan

kembalik ke rumah.

3. Berlatih untuk menjadi pendengar yang baik.

82

Page 83: KELUARGA SAKINAH-RTF

4. Memberi pujian kepada pasangan mengenai penampilan masing-masing dan

memberi pujian kepada perubahan yang dibuat oleh pasangannya.

5. Membujuk apabila pasangan marah atau berkecil hati.

6. Ucapkan kata-kata syang atau romantik dua kali sehari.

7. Memberi perhatian terhadap perkara yang disampaikan oleh pasangan dengan

tekun.

8. Peluk pasangan dengan penuh kasih sayang tujuh kali sehari.

9. Ucapkan terima kasih atas setiap kebaikan dan layanan yang diberikan oleh

pasangan.

10. Sentiasa memastikan bilik tidur dalam keadaan harum seperti baru pengantin

baru.

“Terbentuknya komunikasi keluarga bahagia yang dialogis”

Tips membangun keluarga bahagia (sakinah) bagi mereka yang hendak

mengarungi kehidupan rumah tangga, kiranya perlu memahami esensi keluarga

sakinah ini dan bagaimana kiat-kiat membentuk dan membina sebuah keluarga

bahagia (sakinah). Untuk itu, ada beberapa langkah yang perlu dilakukan untuk

membuat sebuah keluarga sakinah, diantaranya adalah:

a. Adanya rasa saling menghargai antara sesama anggota keluarga. Hilangkan

perasaan superior atau merasa paling hebat dari satu pihak atas pihak lainnya,

sebab seluruh anggota keluarga memiliki kesamaan satu dengan yang lainnya.

83

Page 84: KELUARGA SAKINAH-RTF

b. Jalin komunikasi dan keterbukaan. Semua masalah dan ganjalan hati perlu

disampaikan. Yang perlu diutamakan adalah cara penyampaian masalah tersebut

harus dengan aksi yang baik dan bahasa yang sopan. Carilah waktu dan pilihlah

bahasa yang baik agar tidak menimbulkan kesalahpahaman dari pihak lain.

c. Bagilah waktu antara keluarga dan kesibukan di luar rumah. Dengan demikian,

akan ada keseimbangan antara perhatian pada keluarga dan pada urusan di luar

rumah seperti pekerjaan.

d. Yakinlah bahwa pasangan hidup kita adalah yang paling baik, karena pada saat

pernikahan dimulai, hal tersebut merupakan waktu untuk memulai berhenti

membuat perbandingan pada pasangan kita dengan orang lain.

e. Selalu bersyukur. Dengan cara bersyukur maka kita akan bisa merasa bahwa apa

yang kita miliki merupakan sebuah hal terbaik yang datang dari Allah.

84

Page 85: KELUARGA SAKINAH-RTF

”Keluarga (sakinah) menjadi titik akhir yang ingin dibangun dalam perkawinan seorang muslim”

Latihan Pilihan Ganda:

1. Suami sebagai pemimpin rumah tangga memiliki tanggungjawab, kecuali:

a. Menafkahi anggota keluarga. b. Menyiapkan pendidikan anak-anak.

c. Melindungi keselamatan keluarga. d. Membesarkan anak-anak.

2. Tanggungjawab istri dalam kehidupan keluarga bahagia (sakinah) adalah:

a. Merawat anak-anak. b. Menyiapkan makanan.

c. Melayani suami. d. Membiayai pendidikan anak.

3. Kiat-kiat membangun keluarga bahagia (sakinah) sebagai berikut, kecuali:

a. Pelihara rasa cinta dan kasih sayang.

b. Pelihara hubungan sosial dengan masyarakat.

c. Ciptakan kesejahteraan keluarga.

d. Pelihara sikap jujur dan tawaddhu’

4. Diantara cara menanamkan cinta dan kasih sayang dalam membangun kehidupan

keluarga bahagia (sakinah) adalah:

a. Menumbuhkan suasana romantic. b. Memperbanyak komunikasi.

c. Meningkatkan fasilitas hidup keluarga. d. Menanamkan sifat kesederhanaan.

5. Sikap Rasulullah yang perlu dicontohi dalam membangun keluarga bahagia, yaitu;

a. Sabar dan selalu menerima. b. Prilaku yang lembut dan manja.

c. Penuh cinta dan kasih sayang. d. Membagikan hartanya pada istri-istrinya.

Latihan Uraian:

1. Mengapa suami disebut sebagai pimpinan keluarga bahagia?

2. Sebutkan kewajiban istri pada suaminya dalam menjalani keluarga bahagia!

3. Apa yang harus dipersiapkan calon suami istri yang akan melakukan perkawinan?

4. Sebutkan 3 nuansa kehidupan yang harus dimiliki oleh keluarga bahagia!

5. Sebutkan beberpa kepribadian Rasulullah dalam membangun keluarga bahagia?

85

Page 86: KELUARGA SAKINAH-RTF

86

Page 87: KELUARGA SAKINAH-RTF

BAB VII

PENUTUP

Dari pembahasan tentang keluarga bahagia (sakinah) di atas, maka kita dapat

menarik beberapa poin penting untuk dijadikan kesimpulan, yaitu:

1. Keluarga sakinah adalah sebuah model keluarga muslim yang dibangun dengan

tujuan meraih kebahagiaan dunia akhirat melalui ikatan perkawinan yang syah

menurut syari’at Islam. Kemudian, dalm menjalankan bahtera kehidupan rumah

tangga selalu berlandaskan pada nilai-nilai ajaran Islam, karena suami-isteri

yakin bahwa kebahagiaan hakiki dalam kehidupan keluarga tidak cukup dengan

kemegahan harta benda dan berbagai gaya hidup duniawi yang modern, tetapi

lebih banyak bergantung pada pertolongan Allah swt yang juga menajadi sumber

inspirasi cinta dan kasih syang yang dimiliki oleh pasangan suami-isteri.

2. Karakter keluarga sakinah sebagai indikator kebahagiaan dan keharmonisan

keluarga, yaitu sejahtera baik material atau spiritual, adanya suasana cinta dan

kasih sayang di tengah keluarga serta suasana kebahagiaan dan kehormanisan

lebih mendominasi dalam perjalanan kehidupan keluarga tersebut.

3. Islam pada dasarnya tidak melarang KB dengan tujuan yang baik. KB berarti

suatu tindakan perencanaan pasangan suami istri untuk mendapatkan kelahiran

yang diinginkan, mengatur interval kelahiran dan menentukan jumlah anak

sesuai dengan kemampuannya serta sesuai situasi masyarakat dan negara.

4. Untuk meraih predikat keluarga bahagia yang sakinah mawadah wa rahmah,

maka suami-isteri mutlak menjalani roda kehidupan rumah tangga dengan sikap

saling memahami, saling menerima, saling menghargai, saling mempercayai dan

saling mencintai. Kelima sikap saling tersebut adalah bagian dari akhlak mulia

yang diajarkan Allah dalam al-Qur’an dan dicontohkan Rasulullah Saw dalam

perjalanan kehidupan rumah tangga dengan para isterinya.

5. Diantara beberapa cara membina kehidupan keluarga bahagia sakinah dapat

dipahami dari petunjuk Allah dalam al-Qur’an, yaitu pergaulah isterimu dengan

87

Page 88: KELUARGA SAKINAH-RTF

baik, suami adalah pakain bagi isteri dan isteri adalah pakaian bagi suami.

Sedangkan Rasulullah mengajarkan melalui berbagai bentuk perilaku yang baik

pada suami-isteri, seperti saling menamkan rasa cinta kasih dengan bahasa lisan,

tulisan dan perbuatan. Kemudian membimbing isteri dan anak-anak untuk

bersikap jujur, patuh dan tawaddhu dalam menjalani kehidupan keluarga.

6. Keluarga muslim sedapat mungkin menerapkan kebaikan-kebaikan yang

diajarkan Rasulullah dalam menjalani kehidupan rumah tangga, seperti tauladan

keharmonisan Rasulullah dengan isteri-isterinya, cintah kasih syang beliau

kepada isteri-isteri dan anak-anaknya yang tidak pernah sirna dan kebiasaan baik

yang dipraktekan Rasulullah dalam mendayung bahtera rumah tangga.

Semoga menjadi keluarga bahagia dan sejahtera yang mendapatkan berokah Allah. Amin.

88

Page 89: KELUARGA SAKINAH-RTF

DAFTAR PUSTAKA

Al-Musawi. Khalil, Bagaimana Mnyukseskan Pergaulan Anda: Resep Mudah dan Sederhana Membina Persahabatan. Terj. Ahmad Subandi. Jakarta: Lentera. 1999

Al-Khasyat. Muhammad Ustman , Muslimah Ideal di Mata Pria. Terj. Muh. Abd Ghoffar EM. Bandung: Pustaka Hidayah. 1997

Depag RI. Pembinaan Keluarga Pra Sakinah Dan Sakinah I. Jakarta: Dirjen Bimas Islam dan Haji. 2002

Darajat. Zakiah, Keterangan dan Kbahagiaan dlam Keluarga, Jakarta: bulan Bintang. 1991

Depag RI. Al-Qur’an dan Tejemahanya. Surabaya: Al-Hidayah. 1998----------. Petunjuk Teknis Gerakan Keluarga Sakinah. Jakarta: Ditjen Bimas Islam

dan Haji. 2003Departeman Pendidikan dan Kebudayaan RI, Kamus Besar Bahasa Indonesia.

Jakarta: Balai Pustaka 1991Madjid. Nurkholish, Masyarakat Religius: Membantu Nilai-Nilai Islam dalam

Kehidupan Masyarakat. Jakarta: Paramadina. 2000Rahmad. Jalaluddin danGandaatamaja Muhtar. Keluarga Muslim dan Masyarakat

Modern. Bandung: 1998Sihab. Quraish, Wawasan Al-Qur’an : Fungsi dan Peran Wahyu dalam Kehidupan

Masyarakat. Jakarta: Mizan, 1995Syarifie. LM, Hak-hak Suami-Isteri. Gresik: Putra Pelajar, 1999Jibril Abdurrahman. Abu Muhammad, Lelaki Sholih. Yogyakarta: Wihdah Press.

2000Adnan Maftuh, Rumahku Syurgaku, Gresik: CV. Bintang Pelajar. ThNamr. Sayyid Muhammad. Karekter Wanita Muslim, Surabaya: Progresif. 1992.Posted by CT at Wednesday, February 16, 2011Aminudin Yakub, KB Dalam Polemik: Melacak Pesan Substantif Islam, (Jakarta:

PBB UIN, 2003), cet. Ke-1Muhammad Arifin Badri, Soal Jawab: Hukum Keluarga Berencana (KB), kategori:

Fiqh dan Muamalah, http://muslim.or.id/soaljawab/fiqh-dan-muamalah/soal-jawab-hukum-keluarga, diakses pada tanggal 4 Maret 2009

Yakub, KB Dalam Polemik: Melacak Pesan Substantif Islam, h. 24.Abd ar-Rahim ’Umran, Islam & KB, (Jakarta: Lentera, 1997), cet. Ke-1, h. Xxviihttp://sekedar-tahu.blogspot.com/2010/12/resep-membina-keluarga-yang

bahagia.html#ixzz1ENU2xOeF

89