MEMBANGUN GOOD GOVERNANCE MELALUI PENGUATAN …
Transcript of MEMBANGUN GOOD GOVERNANCE MELALUI PENGUATAN …
MEMBANGUN GOOD GOVERNANCE MELALUI PENGUATAN DEMOKRASI DESA
Sanksi Pelanggaran Pasal 113 Undang-undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak
Cipta, sebagaimana yang diatur dan diubah dari Undang-undang Nomor 19 Tahun
2002, bahwa:
Kutipan Pasal 113
(1) Setiap Orang yang dengan tanpa hak melakukan pelanggaran hak ekonomi
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf i untuk Penggunaan Secara
Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun dan/atau
pidana denda paling banyak Rp 100.000.000,00 (seratus juta rupiah).
(2) Setiap Orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin Pencipta atau pemegang
Hak Cipta melakukan pelanggaran hak ekonomi Pencipta sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 9 ayat (1) huruf c, huruf d, huruf f, dan/atau huruf h untuk Pengguna-
an Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun
dan/atau pidana denda paling banyak Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).
(3) Setiap Orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin Pencipta atau pemegang
Hak Cipta melakukan pelanggaran hak ekonomi Pencipta sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 9 ayat (1) huruf a, huruf b, huruf e, dan/atau huruf g untuk Peng-
gunaan Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 4 (empat)
tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp 1.000.000. 000,00 (satu miliar
rupiah).
(4) Setiap Orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud pada ayat (3) yang
dilakukan dalam bentuk pembajakan, dipidana dengan pidana penjara paling lama
10 (sepuluh) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp 4.000.000.000,00
(empat miliar rupiah).
MEMBANGUN
GOOD GOVERNANCE MELALUI PENGUATAN
DEMOKRASI DESA
Drs. Harianto, M.Si
Mudji Rahardjo, SH. M.Si
Drs. Bambang Martin Baru, M.Si
Editor:
Dra. Endang Murti, M.Si
ISBN: 978-602-5452-59-8
MEMBANGUN GOOD GOVERNANCE
MELALUI PENGUATAN DEMOKRASI DESA
Penulis : Drs. Harianto, M.Si
Mudji Rahardjo, SH. M.Si
Drs. Bambang Martin Baru, M.Si
Editor : Dra. Endang Murti, M.Si
Sampul & Layout : Bang Joedin
Cetakan I : Juli 2019
Kode Produksi : LBP: 07.19.00236
x + 237 hlm. 16 x 23 cm.
Penerbit : LaksBang PRESSindo, Yogyakarta
(Member of LaksBang Group)
http://laksbangpressindo.com
E-mail: [email protected]
Anggota IKAPI
Hak cipta © dilindungi undang-undang.
Dilarang memperbanyak dalam bentuk apa pun tanpa izin penulis dan penerbit.
v Dra. Endang Murti, M.Si. | Drs. Harianto, M.Si. | Drs. Bambang Martin Baru, M.Si.
KATA PENGANTAR
Buku ini merupakan rangkaian hasil capaian hibah Penelitian
Terapan Unggulan Perguruan Tinggi (PTUPT) tahun 2017-2019,
yang telah mendapatkan persetujuan dan pembiayaan dari peme-
rintah melalui DIKTI. Buku ini sebagai kelanjutan dan sekaligus
sebagai penyempurnaan dari buku-buku sebelumnya. Buku ini
berorientasi pada kajian teoritis dan realitas hasil capaian penelitian.
Buku ini berjudul: Good Governance melalui penguatan Demo-
kratisasi Desa, dimaksudkan untuk membahas berbagai dimensi
dalam rangka mewujudkan pemerintahan desa yang baik, melalui
upaya pengembangan kehidupan demokratisasi desa. Sementara,
sebagian besar masyarakat desa masih menilai belum adanya peru-
bahan yang signifikan pada perbaikan kinerja pemerintahan desa.
Banyak program pembangunan desa tidak sesuai dengan harapan
dan keinginan masyarakat desa, dan bahkan cenderung menjadi
manifestasi dari kepentingan sebagian kecil elit-elit desa diban-
dingkan dengan upaya pemenuhan kebutuhan masyarakat desa.
Penerapan good governance dalam pemerintahan desa,
sebenarnya telah dilakukan pemerintah melalui regulasi yang
dihasilkan dalam Undang-Undang Nomor. 14 Tahun 2016 tentang
Desa. Dalamundang-undangtersebutsecaraspesifikmemerintahkan
kepada elit desa (Kepala desa dan BPD) untuk menjalankan peme-
rintahan dengan seraya pengembangan demokrasi desa. Format
demokrasi desa, berdasarkan undang-undang nomor. 14 Tahun 2016
vi Drs. Harianto, M.Si. | Mudji Rahardjo, SH. M.Si. | Drs. Bambang Martin Baru, M.Si.
Membangun Good Governance Melalui Penguatan Demokrasi Desa
dilandasi oleh dua asas yaitu; asas rekognisi dan asas subsidaritas.
Asas rekognisi mengharuskan penyelenggaraan pemerintahan desa
berjalan secara demokratis dengan sistem dan mekanisme hubungan
antara kepala desa sebagai pemegang madat kekuasaan, dan BPD
sebagai institusi dari wakil masyarakat desa. Dengan hubungan
yang sinergis antara kedua lembaga tersebut diharapkan dapat
menghasilkan berbagai program kerja yang sesuai dengan harapan
dan keinginan masyarakat desa. Sedangkan asas subsidiaritas, bahwa
untuk menjamin agar regulasi yang dihasilkan oleh pemerintah
desa maka diperlukan pelibatan warga masyarakat sebagai pemilik
kekuasaan, sehingga dibutuhkan ruang dan kesempatan bagi warga
masyarakat untuk terlibat dalam proses penyelenggaraan peme-
rintahan desa.
Dengan terbitnya buku ini, diharapkan dapat memperkaya
khasanah keilmuan khususnya yang menyangkut dimensi-dimensi
penyelenggaraan pemerintahan yang baik (good governance), dan di-
mensi-dimensi demokratisasi khusus demokratisasi desa yang ber-
kembang sebagai kekhasan desa. Demokratisasi desa kini menjadi
tuntutan dalam penerapannya diberbagai bidang tidak hanya
menyakutbidangpemerintahandanpelayananpublik,pembangunan,
pemberdayaan, dan bahkan telah menyentuh dibidang sosial,
ekonomi, politik, budaya, dan lain sebagainya. Demokrasi sangat
diperlukan dalam proses pemerintahan desa, agar penggunaan
kekuasaan dan kewenangan pemerintahan desa dapat berlangsung
sesuai dengan kebutuhan masyarakat desa. Melalui demokrasi pula,
diharapkan tumbuhnya kesadaran masyarakat Desa akan posisinya
sebagai sumber serta pemilik kekuasaan yang sejati. Asas rekognisi
dan subsidiaritas sebagai asas pengaturan Desa membawa implikasi
pada desain demokrasi yang dikembangkan di Desa. Demokrasi
Desa memiliki titik tekan dan nuansa tersendiri yang tidak dapat
disamarupakan dengan demokrasi di tingkat nasional. Hak asal-usul,
polasosiobudaya Desa, karakteristikmasyarakat Desa, dankenyataan
vii Dra. Endang Murti, M.Si. | Drs. Harianto, M.Si. | Drs. Bambang Martin Baru, M.Si.
Membangun Good Governance Melalui Penguatan Demokrasi Desa
sosiologis masyarakat Desa menuntut adaptasi dari sistem modern
apapun apabila ingin berjalan di Desa, tidak terkecuali demokrasi.
Untuk itu, dalam buku ini akan membahas kekhasan demokrasi desa
yang berkembang dalam lingkungan pedesaan. Desa memiliki nilai,
norma, tradisi, dan adat istiadat yang tidak boleh diabaikan dalam
pengembangan demokratisasi desa. Dengan buku ini, diharapkan
dapat memperkaya khasanah pengetahuan bagi pembaca khusunya
mahasiswa yang tertarik mempelajari kehidupan masyarakat desa.
Dan pada kesempatan ini pula, kami mengucapkan terima
kasih kepada; pemerintah melalui DIKTI yang telah membiayai pene-
litian ini, dan juga pada penerbit yang bersedia menerbitkan naskah
akademik kami, serta Rektor Universitas Merdeka Madiun yang
memiliki komitmen agar survive dan eksis dibidang penelitian dan
pengabdian masyarakat sebagai keunggulan di Universitas Merdeka
Madiun. Akhir kata semoga buku ini bermanfaat bagi para maha-
siswa dalam mendalami masalah-masalah Administrasi Negara.
Madiun, Maret 2019
P e n u l i s
ix Dra. Endang Murti, M.Si. | Drs. Harianto, M.Si. | Drs. Bambang Martin Baru, M.Si.
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ..................................................................................... v
Daftar Isi .......................................................................................... ix
PENDAHULUAN .................................................................................. 1
BAB I GOOD GOVERNANCE ............................................... 7
A. Latar Belakang ........................................................... 7
B. Pengertian Good Governance .................................. 10
C. Prinsip-Prinsip Good Governance ........................... 14
D. Good Government dalam Pemerintahan Desa ......... 22
BAB II KINERJA PELAYANAN PUBLIK ............................ 27
A. Latar Belakang ......................................................... 27
B. Standart pelayanan publik. ....................................... 30
C. Kualitas Pelayanan Publik ........................................ 34
D. Indikator Pelayanan Publik. ..................................... 45
BAB III PROFESIONALITAS BIROKRASI .......................... 51
A. Latar Belakang ......................................................... 51
B. Pengertian Profesionalisme ..................................... 54
C. Indikator Profesionalisme ........................................ 56
D. Faktor-Faktor yang mempengaruhi profesionalisme. . 59
BAB IV DEMOKRASI DESA .................................................. 67
A. Latar Belakang ......................................................... 67
B. Pengertian dan Konsep Demokrasi .......................... 69
x Drs. Harianto, M.Si. | Mudji Rahardjo, SH. M.Si. | Drs. Bambang Martin Baru, M.Si.
C. Model/Aliran Demokrasi ......................................... 82
D. Demokrasi Pancasila. .............................................. 94
E. Unsur-Unsur Demokrasi ........................................ 102
F. Perkembangan Demokrasi Desa. ........................... 110
BAB V PEMILIHAN KEPALA DESA YANG DEMOKRATIS.. 137
A. Latar Belakang....................................................... 137
B. Pengertian, Tujuan, dan Fungsi Pemilihan. ............ 140
C. Mekanisme Pemilihan Kepala Desa. ..................... 149
BAB VI POLITIK UANG DALAM PEMILIHAN ............... 155
A. Latar Belakang....................................................... 155
B. Definisi Politik Uang .................................................. 161
C. Bentuk-Bentuk Politik Uang ..................................... 165
D. Faktor Pemicu Politik uang .................................... 171
E. Politik Uang dalam Pemilihan Kepala Desa. ......... 174
BAB VII BUDAYA POLITIK .................................................. 179
A. Latar Belakang....................................................... 179
B. Pengertian Budaya Politik. .................................... 184
C. Tipe-Tipe Budaya Politik. ..................................... 187
D. Budaya Politik di Indonesia. .................................. 195
E. Budaya Politik Desa. ............................................... 199
BAB VIII PARTISIPASI POLITIK .......................................... 205
A. Latar Belakang....................................................... 205
B. Definisi Partisipasi Politik. .................................... 207
C. Tipologi Partisipasi Politik. ................................... 210
D. Perilaku Politik. ..................................................... 218
E. Partisipasi Politik Warga Desa. .............................. 225
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................ 229
1 Dra. Endang Murti, M.Si. | Drs. Harianto, M.Si. | Drs. Bambang Martin Baru, M.Si.
PENDAHULUAN
Good governance merupakan keinginan dan sekaligus
harapan masyarakat luas, karena praktik good governance dapat
menghadirkan kualitas pelayanan publik lebih baik. Selama ini,
masyarakat menilai bahwa kinerja pelayanan publik berbelit-belit
dalam pengurusannya, dan waktu penyelesaian yang membutuhkan
waktu relatif lama, akibatnya ketika berurusan dengan pelayanan
publik, banyak masyarakat mencari jalan pintas melalui konektifitas
dengan petugas pelayanan publik. Kondisi inilah menjadikan biaya
pelayanan semakin mahal karena harus menyediakan insentif bagi
petugas yang telah memberikan kemudahan dalam pelayanan publik.
Menurut Dwiyanto (2002:76), kemunculan praktik pemberian uang
ekstra pelayanan dipengaruhi oleh adanya kesamaan motivasi secara
ekonomis. Pada sisi aparat birokrasi penerimaan uang pelayanan
ekstra dari masyarakat diartikan sebagai bagian dari “ucapan terima
kasih” dari pengguna jasa atas pelayanan yang diperolehnya. Aparat
birokrasi merasa telah memberikan pelayanan yang terbaik kepada
pengguna jasa. Oleh karena itu, wajar apabila pengguna jasa mem-
berikan “tips” atas kinerja pelayanan aparat. Sebaliknya, bagi masya-
rakat pengguna jasa, pemberian uang ekstra pelayanan kepada aparat
tidak hanya sekedar untuk mendapatkan kemudahan pelayanan,
tetapi lebih dari itu adalah untuk membangun jaringan di dalam
birokrasi.
2 Drs. Harianto, M.Si. | Mudji Rahardjo, SH. M.Si. | Drs. Bambang Martin Baru, M.Si.
Membangun Good Governance Melalui Penguatan Demokrasi Desa
Praktik pelayanan dengan memberikan uang ekstra kepada
aparat birokrasi telah menjadi kebiasaan umum di lingkungan
birokrasi. Aparat birokrasi menjadi terbiasa dalam budaya pelayanan
yang mengharapkan imbalan uang dari masyarakat. Apabila masya-
rakat tidak memberikan dan atau menjanjikan imbalan uang dalam
pengurusan pelayanan publik, maka petugas birokrasi kurang
merespon dengan baik dalam memberikan pelayanan pada masya-
rakat. Praktik rente dalam pelayanan publik tersebut, berkembang
tidak hanya disebabkan faktor dari dalam lingkungan birokrasi saja
melainkan juga masyarakat turut andil terhadap perkembangan
praktik pemberian uang pelicin dalam pelayanan publik. Secara
empiris, kondisi tersebut menunjukkan prinsip responsifitas ter-
balik yang seharusnya aparat birokrasi memiliki kepekaan terhadap
keinginanmasyarakatakanpelayananpublik, tetapijustrumasyarakat
pengguna jasa harus responsif terhadap kemauan aparat birokrasi.
Praktik bad governance diatas, menjadikan masyarakat
pengguna jasa pelayanan sebagai obyek atau sasaran yang dapat
dimanfaatkan untuk memenuhi kepentingan birokrasi. Kebobrokan
pelayanan publik tersebut mensyaratkan perlunya reformasi birokrasi
secara menyeluruh dan mencakup perbaikan praktik penyeleng-
garaan pemerintahan yang baik (good governance). Tuntutan publik
akan terwujudnya good governance tidak hanya terbatas pada
penyelenggaraan pelayanan publik ditingkat pusat atau daerah saja,
melainkan juga sampai pada tataran pemerintahan desa, sebab
masyarakat juga masih menilai rendahnya kinerja pemerintahan
desa tercermin dari program kerja pemerintahan dan pembangunan
desa yang kurang berpihak pada kepentingan masyarakat desa.
Banyak program pembangunan desa hanya merupakan referensi
kepentingan elit desa dibandingkan dengan kepentingan warga desa,
akibatnya dalam implementasinya program pembangunan desa
kurang mendapat respon positip oleh sebagian besar masyarakat
desa.
3 Dra. Endang Murti, M.Si. | Drs. Harianto, M.Si. | Drs. Bambang Martin Baru, M.Si.
P end ahu luan
Namun demikian, upaya mewujudkan good governance telah
dilakukan pemerintahan, walaupun sejauh ini belum terlihat upaya
maksimal dan sistematis untuk mewujudkan praktik governance
dalam penyelenggaraan pemerintahan. Kepedulian pemerintah
untuk secara sungguh-sungguh merancang pembaharuan praktik
governance menuju yang lebih baik masih rendah. Pada hal pengem-
bangan good governance merupakan suatu keharusan dalam
kondisi saat ini, era globalisasi telah menyentuh berbagai aspek
kehidupan masyarakat, dan bahkan terjadinya interkonektifitas
antar wilayah harus dapat berlangsung semakin efisien. Dalam
era globalisasi dibutuhkan daya saing dalam proses pelayanan
masyarakat, mutu kecepatan, dan kepastian kebijakan menjadi
kunci kesuksesan. Menurut Kooiman dalam Setyawan (2004:224),
governance merupakan serangkaian proses interaksi sosial politik
antara pemerintah dengan masyarakat dalam berbagai bidang yang
berkaitandengankepentinganmasyarakatdanintervensi pemerintah
atas kepentingan-kepentingan tersebut. Governance merupakan
mekanisme-mekanisme, proses-proses dan institusi-institusi melalui
warga negara mengartikulasikan kepentingan-kepentingan mereka,
memediasi perbedaan-perbedaan mereka serta menggunakan hak
dan kewajiban legal mereka. Governance merupakan proses lembaga-
lembaga pelayanan, mengelola sumber daya publik dan menjamin
realita hak asasi manusia. Dalam konteks ini good governance sebagai
suatu pemerintahan yang memberikan ruang kepada publik untuk
berperan serta dalam proses penyelenggaraan pemerintahan, untuk
mengartikulasikan kepentingannya guna mendekatkan kepentingan
publik dengan regulasi yang dihasilkan pemerintahan.
Dilihat dari proses dan hasil capaian kinerja pemerintahan
desa, maka yang menjadi sasarannya adalah masyarakat desa, segala
bentuk kegiatan pemerintah desa dalam rangka menjalankan tugas
dan fungsinya harus mampu mendekatkan dengan kepentingan
masyarakat desa, agar program-program kerja pemerintah desa
4 Drs. Harianto, M.Si. | Mudji Rahardjo, SH. M.Si. | Drs. Bambang Martin Baru, M.Si.
Membangun Good Governance Melalui Penguatan Demokrasi Desa
dapat sesuai dengan yang diharapkan dan dikehendaki oleh
masyarakat desa. Untuk itu, salah satu prasyarat untuk mewujudkan
good governance adalah memperkuat kehidupan demokratisasi desa,
sebab penyelenggaraan pemerintahan yang baik apabila masyarakat
diberikan ruang dan kesempatan untuk berpartisipasi dalam proses
pemerintahan. Keterlibatan masyarakat dalam setiap tahapan proses
pemerintahan menjadikan alat kontrol sosial yang kuat untuk
mencegah terjadinya penyimpangan-penyimpangan dari kaidah-
kaidah penyelenggaraan pemerintahan yang baik. Masyarakat
bukan lagi ditempatkan sebagai obyek atau sasaran penerima hasil
program pemerintahan saja melainkan sebagai subyek dan pelaku
penyelenggaraan pemerintahan desa. Untuk itu, dalam memperkuat
demokrasi desa dibutuhkan upaya yang lebih massif dan langsung
menyentuh kehidupan masyarakat Desa, diantaranya melalui demo-
kratisasi Desa. Berdasarkan UU No. 6 Tahun 2014 tentang Desa,
disebutkan secara spesifik untuk memerintahkan Kepala Desa
dan BPD (Badan Permusyawaratan Daerah) untuk melaksanakan
kehidupan demokrasi dan sekaligus berkewajiban pula untuk
mengembangkan kehidupan demokrasi. Ini menunjukkan bahwa
dalam UU Desa sebagai bentuk upaya mensinergikan demokrasi
sebagai kewajiban bagi elit Desa (Kades dan BPD) dengan pengem-
bangan tata sosial dan budaya demokrasi masyarakat Desa secara
keseluruhan. Apabila sinergi keduanya dapat terjadi, dapat menjadi
potensi yang besar dalam mempercepat proses kemajuan desa.
Dalam UU. Nomor 6 Tahun 2014, secara formal mengakui
Desa sebagai subyek yang dilandasi dalam asas rekognisi dan
subsidiaritas, dimaksudkan bahwa Desa memiliki nilai-nilai, norma-
norma, tradisi, adat istiadat yang melekat dan terikat sebagai bagian
dari warga masyarakat desa. Demokratisasi desa berarti upaya
menggerakkan demokrasi dalam kekhasan masing-masing Desa,
dan dilaksanakan serta dikembangkan dalam semangat pengakuan
keunikan dan kekhasan tradisi desa. Menurut Sutoro Eko, dkk.
5 Dra. Endang Murti, M.Si. | Drs. Harianto, M.Si. | Drs. Bambang Martin Baru, M.Si.
P end ahu luan
(2014), nilai penting demokratisasi Desa dilatarbelakangi oleh dua
hal, yaitu: Pertama, dalam arena Desa, demokrasi merupakan upaya
pendefinisian ulang hubungan antara masyarakat Desa dengan elit
atau penyelenggara Pemerintahan Desa (Kades beserta perangkat
dan BPD). Melalui demokrasi, di Desa pun berlaku definisi umum
kekuasaan, yakni kekuasaan berasal dan berada di tangan rakyat.
Dengan berpijak pada definisi tersebut berarti bahwa masyarakat
atau warga Desa adalah pemilik sejati dari kekuasaan (Desa),
bukan elit atau penyelenggara Pemerintahan Desa. Penyelenggara
Pemerintahan Desa adalah sekedar pelaksana kekuasaan rakyat
Desa, bukan pemilik kekuasaan atau apalagi pemilik Desa. Latar
belakang kedua terkait dengan kemajuan yang ditandai oleh UU
Desa dalam memandang kedudukan Desa. Salah satu bagian
terpenting dalam UU Desa adalah pengakuan Negara terhadap hak
asal-usul Desa (disebut asas rekognisi) dan penetapan kewenangan
berskala lokal dan pengambilan keputusan secara lokal untuk
kepentingan masyarakat Desa (disebut asas subsidiaritas). Dengan
dua asas tersebut, Desa memiliki kewenangan yang sangat besar
untuk mengurus dirinya sendiri. Dipandang dari sudut kepentingan
masyarakat Desa, rekognisi dan subsidiaritas memberi peluang bagi
Desa untuk mewujudkan kehendak bersama dalam semangat Desa
membangun. Desa tampil sebagai subyek yang merencanakan dan
menyusun prioritas pembangunannya sendiri, terlepas dari instruksi
atau dikte Pemerintah ataupun Pemerintah Daerah. Sementara
di sisi lain, hanya dengan rekognisi dan subsidiaritas, watak feodal
dan elitisme penyelenggara Pemerintahan Desa berpeluang untuk
muncul kembali. Dalam konteks itulah, demokrasi dibutuhkan
untuk mengembangkan modal sosial masyarakat Desa dalam
kaitan dengan mengelola kekuasaan Desa. Melalui demokrasi
pula, dapat diharapkan tumbuhnya kesadaran masyarakat Desa
akan posisinya sebagai sumber serta pemilik kekuasaan yang
sejati. Rekognisi dan subsidiaritas sebagai asas pengaturan Desa
dalam rangka pengembangan format demokrasi desa, diharapkan
6 Drs. Harianto, M.Si. | Mudji Rahardjo, SH. M.Si. | Drs. Bambang Martin Baru, M.Si.
Membangun Good Governance Melalui Penguatan Demokrasi Desa
mampu menumbuhkan dan meningkat kesadaran masyarakat desa
pentingnyaketerlibatandalamprosespenyelenggaraanpemerintahan
dan pembangunan desa. Dengan keterlibatannya masyarakat desa
dapat menjadi sumber daya sosial yang potensial dalam rangka
mewujudkan pemerintahan desa yang baik (good governance).
229 Dra. Endang Murti, M.Si. | Drs. Harianto, M.Si. | Drs. Bambang Martin Baru, M.Si.
DAFTAR PUSTAKA
Buku:
Abisono, F 2012, Money in Political Contestation: An Etnographic
Study in Monet Politics Practise in Yogyakarta’s Local Election
2011, Tesis Program Politik, Fakultas Sosial dan Politik UGM,
Yogyakarta.
Agus, Any Kana, 2001, “Mass Customization: sebuah alternatif untuk
meningkatkan kepuasan pelanggan”, Kompak, No. 3: hal. 349-
355.
Alfian, 1986, Masalah dan Prospek Pembangunan Politik Indonesia,
Jakarta: Penerbit Gramedia.
Almond, Gabriel A dan Sidney Verba. 1984. Budaya Politik: Tingkah
Laku Politik dan Demokrasi di Lima Negara, Jakarta: Penerbit:
Bina Aksara.
Ancok, Djamaluddin, 1999, Revitalisasi SDM Dalam Menghadapi
perubahan Pada Pasca Krisis, (makalah)
Alexander, H, 2003, Financing Politics: Politik Uang Dalam Pemilihan
Peresiden Secara Langsung Pengalaman Amerika Serikat
Arifin Rahman, 2002, Sistem Politik Indonesia, Surabaya: Penerbit SIC.
Arifin, Anwar, 2011, Komunikasi Politik (FilsafatParadigmaTeori
TujuanStrategi dan Komunikasi Politik Indonesia, Yogyakarta:
Penerbit Graha Ilmu.
230 Drs. Harianto, M.Si. | Mudji Rahardjo, SH. M.Si. | Drs. Bambang Martin Baru, M.Si.
Membangun Good Governance Melalui Penguatan Demokrasi Desa
Astrid Susanto, 2006, Pengantar Sosiologi Dan Perubahan Sosial,
Penerbit:Bina Cipta, Bandung.
Badoh & Lucky Djani, 2010, Korupsi Politik di Indonesia, Indonesia
Corruption Watch, Jakarta.
Bapenas. 2008. Evaluasi 3 Tahun Pelaksanaan RJJMN 20042009
Bersama Menata Perubahan Kementerian Negara Perencanaan
Pembangunan Nasional. Jakarta: Bappenas.
Budiardjo, Miriam. 1983, DasarDasar Ilmu Politik. Jakarta: Penerbit
Gramedia Pustaka Utama.
………. 1996, Demokrasi di Indonesia, Demokrasi Parlementer dan
Demokrasi Pancasila, Jakarta: Gramedia.
………. 2005, Partisipasi dan partai Politik, Jakarta: Penerbit YOI.
Boediono,2000, Ekonomi Internasional, Yogyakarta: Penerbit BFFE.
Moenir. 1995. Manajemen Pelayanan Umum. Jakarta: PT. Bumi
Aksara.
Haricahyono, Cheppy, 1993, Ilmu Politik dan Perspektifnya. Yogya-
karta: Penerbit Tiara Wacana.
Dani, H. 2006. Kamus Ilmiah Populer. Surabaya: Gita Media Press.
Damsar Prof, 2010, Pengantar Sosiologi Politik, Jakarta: Penerbit
Kencana Prenada Media Group.
Didik Supriyanto, Lia Wulandari, 2012, Bantuan Keuangan Partai
Politik Metode Penetapan Besaran, Transparansi dan
Akuntabilitas Pengelolaannya, Jakarta: Yayasan Perludem.
Dwiyanto, 2002, Reformasi Birokrasi Publik Di Indonesia, Yogyakarta:
Penerbit PSKK-UGM.
………. 2006, Mewujudkan Good Geovernance Melalui. Pelayanan
Public. Yogyakarta: UGM Press.
Fatah, R. Eep Saefullah. 1997. Masalah dan Prospek Demokrasi di
Indonesia. Jakarta: Penerbit Ghalia Indonesia.
231 Dra. Endang Murti, M.Si. | Drs. Harianto, M.Si. | Drs. Bambang Martin Baru, M.Si.
Bab VIII: Partisipasi Politik
Gabriel A. Almond dan Sidney Verba, 1990, Budaya Politik, Tingkah
Laku Politik dan Demokrasi di Lima Negara-terj, Sahat
Simamora, Jakarta: Penerbit Bumi Aksara.
Gaffar, Afan. 1999, Politik Indonesia Transisi Menuju Demokrasi.
Yogyakarta: Penerbit: Pustaka Pelajar.
Goodpaster, Gary, 2001, Tinjauan terhadap Penyelesaian Sengketa dalam
Arbitrase Indonesia, Jakarta: Penerbit Raja Grafindo Persada.
Gibson, Ivancevich, Donnelly, 1995, Organizations, terjemahan,
Richard. D. Irwin. Inc.
Harianto, dkk, 2018, Demokrasi dan Demokrasi Desa (Kajian teoritik
dan Implementatif), Yogyakarta: Penerbit laksbang.
Huntington, Joan Nelson, 1990, Partisipasi Politik Di Negara
Berkembang, Jakarta: Penerbit Rhieka Cipta.
Huntington, 2001, The Third Wase Democratization in Late Twintieth
Century, Norman University of Oklahoma Press.
Ismail, Pengaruh Money Politis Terhadap Daya Pilih Masyarakat, Di
Kabupaten Tabolong.
Ismawan, Indra. 1999. Money Politcs Pengaruh Uang Dalam Pemilu.
Yogyakarta: Penerbit Media Pressindo.
Jackson, Karl D dan Peye, Lucian W, 1978, Political Power and
Communication in Indonesia, University of California Press.
Juliansyah, Elvi. 2007, PILKADA: Penyelenggaraan Pemilihan Kepala
Daerah dan Wakil Kepala Daerah. Bandung: Penerbit Mandar
Maju.
Korten dan Alfonso, 1981, Kepemimpinan Dalam Manajemen,
Jakarta: Penerbit Rineka Cipta.
Kristiadi, JB, 1997, Perspektif Administrasi Publik Menghadapi Tanta
ngan Abad 21, Pidato Pengukuhan Guru Besar Tidak tetap
dalam Ilmu Pemerintahan, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik Universitas Padjajaran, 6 Oktober 1997.
232 Drs. Harianto, M.Si. | Mudji Rahardjo, SH. M.Si. | Drs. Bambang Martin Baru, M.Si.
Membangun Good Governance Melalui Penguatan Demokrasi Desa
Kantaprawira, Rusadi. 1999. Sistem Politik Indonesia: Suatu Model.
Pengantar. Bandung: Sinar Baru Alensindo.
Keban, Yeremias. 2000. Prospek Otonomi Daerah di Negara Republik
Indonesia. Jakarta: Penerbit Rajawali Press.
Kumorotomo, Wahyudi, 2000, Sistem informasi manajemen dalam
organisasiorganisasi publik. Yogyakarta: Penerbit Gadjah
Mada Universit Press.
Lauer, Daniel, 2001, Meleburnya Masyarakat Tradisionil, terjemahan
Mulyato Tjokrowinoto, Yogyakarta: Penerbit Gadjah Mada
University Press.
Lawang, Robert, 1994, Buku Materi Pokok Pengantar Sosiologi,
Jakarta: Universitas Terbuka.
Lembaga Administrasi Negara, 2006, Akuntabilitas dan Governance,
Modul.
Lalolo Krina. 2003, Indikator dan Tolok Ukur Akuntabilitas, Trans
paransi dan Partisipasi. Bandung: Penerbit Pustaka Setia.
Laode Ida, 2002, Disentralisai dan Demokrasi. Jurnal Demokrasi &
HAM. Vol 2.
Mardiasmo, 2003, Perpajakan, Edisi Revisi, Yogyakarta: Penerbit
Andi.
Marijan, Kajung, 2011, Sistem Politik Indonesia (Konsolidasi Demo-
krasi Pasca Orde Baru), Jakarta: Penerbit Kencana Prenata
Media Group.
Moh. Mahfud.MD, 2003, Demokrasi dan Konstitusi di Indonesia,
Jakarta: Rhineka Cipta.
Mochtar Mas’oed dan Collin MacAndrews, 1986, Perbandingan
sistem politik, Yogyakarta: Gajahmada University.
Muarif, Oentoeng. 2000. Pilihan Kepala Desa Demokrasi Masyarakat
Yang Teracuni. Yogyakarta: Penerbit Mandala.
233 Dra. Endang Murti, M.Si. | Drs. Harianto, M.Si. | Drs. Bambang Martin Baru, M.Si.
Bab VIII: Partisipasi Politik
Mubarak, 2017, ”Demokrasi dan Kediktatoran: Seketsa Pasang Surut
Demokrasi di Indonesia”,
Munir Fuady, 2010, Konsep Negara Demokrasi, Bandung: Penerbit
Revita aditama.
Meuthia Ganie-Rochman, 2000, dalam artikel berjudul “Good
governance: Prinsip, Komponen dan Penerapannya”, yang
dimuat dalam buku HAM: Penyelenggaraan Negara Yang
Baik & Masyarakat Warga, Komnas HAM, Jakarta.
Naeni Amanulloh, 2015, Demokratisasi Desa, Kementrerian Desa,
Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Republik
Indonesia, jakarta.
Ngabiyanto dkk, 2006, Bunga Rampai Politik dan Hukum. Semarang:
Penerbit Rumah Indonesia.
Numberi, Fredy, 2000, Organisasi dan Administrasi Pemerintah,
Makalah.
Osborne dan Gaebler, 1992, Memangkas Birokrasi (terjemahan),
Jakarta: Penerbit PPM.
Pasolong, Harbani, 2007, Teori Administrasi Publik, Bandung:
Penerbit Alfabeta.
Purwo Santoso, 2002. Makalah “Institusi Lokal Dalam Perspektif
Good Governance”, Yogyakarta: Penerbit IRE.
Prihatmoko, J. J. 2003. Pemilihan Kepala Daerah Langsung: Filosofi,
Sistem dan Problema Penerapan di Indonesia. Yogyakarta:
Penerbit Pustaka Pelajar.
Rusli Karim, 2006, Pemilu Demokratis Kompetitif. Yogyakarta:
Penerbit Tiara Wacana.
Rizkiyansyah. 2007. Mengawali Pemilu Menatap Demokrasi (Catatan
Penyelenggaraan Pemilu 2004). Bandung: Penerbit IDEA
Publishing.
234 Drs. Harianto, M.Si. | Mudji Rahardjo, SH. M.Si. | Drs. Bambang Martin Baru, M.Si.
Membangun Good Governance Melalui Penguatan Demokrasi Desa
Rosyada, Dede. 2007. Paradigma Pendidikan Demokratis: Sebuah
Model Pelibatan masyarakat dalam Penyelenggaraan
Pendidikan. Jakarta: Penerbit Kencana Prenada Media Group.
Saiful Mujani, 2001, Leadership, Party And Religion: Explaining...
Partai, Pemilih, dan Demokrasi, Jakarta: Pustaka Pelajar.
Santosa, Heru dkk, 2011, Sastra: Teori dan Implementasinya. Penerbit:
Yuma Pustaka. Surakarta.
Siagian, Sondang P, 1944, Patologi Birokrasi, Jakarta: Penerbit Galia
Indonesia.
………. 2000, Administrasi Pembangunan, Jakarta: Penerbit Bumi
Aksara.
Surbakti. Ramlan, 2010. Memahami Ilmu Politik. Jakarta: Penerbit
PT Gramedia Widiasarana Indonesia.
Sumarto, M 2014, Perlindungan Sosial Dan Klientelisme Makna
Politik Bantuan Tunai Dalam Pemilihan Umum, Yogyakarta:
Penerbit Gadjah Mada University Press.
Sutoro Eko, 2008, Makalah “Mengkaji Ulang Good Governance”,
Yogyakarta: Penerbit IRE.
……….2014, Desa Membangun Indonesia. Yogyakarta: Forum
Pengembangan Pembaharuan Desa (FPPD) dan ACCESS.
Soetardjo Kartohadikoesoemo, 1964, Desa, Bandung: Penerbit Sumur.
Sedarmayanti. 2007. Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja,
Bandung: Penerbit Mandar Maju.
Setiawan, Guntur. 2004. Implementasi Dalam Birokrasi Pembangunan.
Bandung: penerbit Remaja Rosdakarya Offset.
Schaffer, F. dan Schandler, A. What is Vote Buying,dalam Schaffer
(ed.) 2007. “Election For Sale The Causes and Consequenses of
Vote Buying”. London: Lynne Reinner Publisher.
Syamsuddin Haris, 1998, Kaum Muda Menatap Masadepan Indo
nesia. Jakarta: Penerbit PT. Wahana Semesta Intermedia.
235 Dra. Endang Murti, M.Si. | Drs. Harianto, M.Si. | Drs. Bambang Martin Baru, M.Si.
Bab VIII: Partisipasi Politik
Soerjono Soekanto, 1993, Sosiologi Suatu Pengantar, Jakarta: Penerbit
Rajawali Pers.
Setiadi & Kolip, 2010, Pengantar Sosiologi Pemahaman Fakta dan
Gejala Permasalahan Sosial: Teori, Aplikasi, dan Pemecahan
nya, Jakarta: Penerbit Kencana Prenada Media Group.
Tjahjanulin Domai, Drs, MS, 2005, Dari pemerintahan ke
pemerintahan yang baik, Jakarta: Depdagri.
Tjiptono, Fandy, 1996, Manajemen Jasa, Yogyakarta: Penerbit Andi.
Tjokrowinoto, Muljarto, 1996, Pembangunan, Dilema dan Tantangan,
Yogyakarta: Penerbit Pustaka Pelajar.
Ubaidillah, et al, 2000, Pendikan Kewarganegaraan (civil education)
Demokrasi, Hak sasi Manusia, dan Masyarakat Madani,
Jakarta: ICCE UIN Syarif Hidayatullah.
Umam, Ahmad Khoirul, 2006, Kiai dan Budaya Korupsi di Indonesia,
Semarang: Penerbit Rasail.
UNDP, 1977. Menakar Demokrasi Di Indonesia: Indeks Demokrasi
Indonesia 2009, Jakarta: United Nations Development
Programme.
Wahyudi, Agustinus, 1996, Manajemen Strategik Pengantar Proses
Berpikir Strategik, Jakarta: Penerbit Binarupa Aksara.
Widodo, Joko. 2005. Membangun Birokrasi Berbasis Kinerja. Malang:
Penerbit Bayumedia Publishing
Wibowo, Krisno, 1994, Manajemen Kinerja. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada.
Widjaja, Albert.1988. Budaya Politik Dan Pembangunan Ekonomi.
Jakarta: Penerbit PT Kerinci Buana.
Winarno, Budi, 2008. Kebijakan Publik: Teori dan Proses, Jakarta: PT
Buku Kita
Wright et.al, Public Servises and Markets Mechanism: Competition,
Contracting and the news Public Management, terjemahan,
236 Drs. Harianto, M.Si. | Mudji Rahardjo, SH. M.Si. | Drs. Bambang Martin Baru, M.Si.
Membangun Good Governance Melalui Penguatan Demokrasi Desa
Macmillan Press Ltd. London, 1996, hal. 188
Zainal Itthad Amin, 2004, Pendidikan Kewarganegaraan, Universitas
terbuka.
Konsiderant:
Undang-undang No. 6 Tahun 2014 tentang Desa
Undang Undang No. 3 tahun 1999 tentang Pemilihan Umum.
Keputusan MENPAN Nomor. 63 Tahun 2003 ideks kepuasan
masyarakat
Website:
R Lisa, 2013, BAB II KAJIAN TEORI A. PARTISIPASI POLITIK 1.
Partisipasi Politik a...,eprints.uny.ac.id/23755/4/4.BAB%20II.
pdf diakses tanggal. 7 Pebruari 2019
Sabilal Rosyad, Praktik Money Politics dalam Pemilu Legislatif, di
Kabupaten Pekalongan Tahun 2009 (Studi SosioLegala
Normatif), diakses tanggal. 7 Pebruari 2019.
Meidi Saputra, 2013, Implementasi Nilai-Nilai Demokrasi Pancasila
dalam Pengelolaan Kinerka OSIS SMA Negeri 3 Semarang,
Skripsi, Jurusan Politik dan Kewarganegaraan, Fakultas Ilmu
Sosial, Universitas Negeri Semarang. scholar.google.co.id/
citations?user=ZSVuBksAAAAJ&hl=id, diakses tanggal. 10
Pebruari 2019.
Galuh, S, 2014, 19 BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Teori 1. Tinjauan
Umum Tentang..., eprints.uny.ac.id/23565/4/4.%20Bab%20II.
pdf, diakses tanggal. 7 Pebruari 2019
Muarofah, 2014, BAB II KAJIAN TEORI A. Konflik 1. Pengertian
Konflik Konflik..., digilib.uinsby.ac.id/314/5/Bab%202.pdf
diakses tanggal. 7 Pebruari 2019
Muhammad B. Ilyas, 2013, Faktor Pendorong Munculnya Politik
Suap Dalam Pemilu, https://phenabiru.wordpress.com/.../
237 Dra. Endang Murti, M.Si. | Drs. Harianto, M.Si. | Drs. Bambang Martin Baru, M.Si.
Bab VIII: Partisipasi Politik
faktorpendorong... diakses tanggal. 7 Pebruari 2019
urhidayah - 2014, 16 BAB II PERSPEKTIF TEORI A. Budaya
Politik Gabriel A. Almond..., digilib.uinsby.ac.id/1680/5/
Bab%202.pdf diakses tanggal. 7 Pebruari 2019
Rowland B. F. Pasaribu, Bab 6 Demokrasi dan Sistem Pemerintahan
Negara, dalam Pengertian Nilai Dalam Demokrasi PDF
Documents - PDFStone.com, www.pdfstone.com/pe/
pengertiannilaidalamdemokrasipdf.html, diakses tanggal.
7 Pebruari 2019
Sulistyorini - 2014, BAB II KAJIAN TEORI A. Demokrasi Pancasila
1. Pengertian..., eprints.uny.ac.id/26628/4/4.%20BAB%20II.
pdf, diakses tanggal. 7 Pebruari 2019.
Siti Zuhro, 2017, documentstore.weebly.com/.../4/.../budaya_politik.
pdf, diakses tanggal. 7 Pebruari 2019.
……………, Demokratisasi Penataan Kelembagaan Desa - KNPPT:
Konsultan... https://misknppt.files.wordpress.com/2015/09/
pb6.pdf, diakses bulan Pebruari 2019