mekanisme refleks

7
Sifat Umum Refleks 1. Rangsangan Adekuat Rangsangan yang memicu terjadinya refleks umumnya sangat tepat (presisi). Rangsangan ini dinamakan rangsangan adekuat untuk refleks tersebut. Suatu contoh yang jelas adalah refleks menggaruk pada anjing. Refleks spinal ini timsbul akibat rangsangan yang adekuat melalui rangsangan raba linier multiple, yang misalnya karena terdapat serangga yang merayap di kulit. Respons yang timbul adalah garukan hebat pada daerah yang terangsang (sementara itu, ketepatan gerakan kaki yang menggaruk ke tempat yang teriritasi itu merupakan contoh sinyal local yang baik). Bila rangsangan raba multiple itu terpisah jauh atau tidak dalam satu garis, rangsangan yang adekuat tidak akan timbul dan tidak terjadi garukan. Lalat merayap, tetapi juga dapat melompat dari satu tempat ke tempat lain. Lompatan ini memisahkan rangsangan raba tersebut sehingga tidak terbentuk rangsangan adekuat untuk refleks menggaruk.

description

mekanisme refleks

Transcript of mekanisme refleks

Page 1: mekanisme refleks

Sifat Umum Refleks

1. Rangsangan Adekuat

Rangsangan yang memicu terjadinya refleks umumnya sangat tepat (presisi). Rangsangan ini dinamakan rangsangan adekuat untuk refleks tersebut. Suatu contoh yang jelas adalah refleks menggaruk pada anjing. Refleks spinal ini timsbul akibat rangsangan yang adekuat melalui rangsangan raba linier multiple, yang misalnya karena terdapat serangga yang merayap di kulit. Respons yang timbul adalah garukan hebat pada daerah yang terangsang (sementara itu, ketepatan gerakan kaki yang menggaruk ke tempat yang teriritasi itu merupakan contoh sinyal local yang baik). Bila rangsangan raba multiple itu terpisah jauh atau tidak dalam satu garis, rangsangan yang adekuat tidak akan timbul dan tidak terjadi garukan. Lalat merayap, tetapi juga dapat melompat dari satu tempat ke tempat lain. Lompatan ini memisahkan rangsangan raba tersebut sehingga tidak terbentuk rangsangan adekuat untuk refleks menggaruk.

2. Jalur Bersama Akhir

Neuron motorik yang mempersarafi serabut ekstrafusal otot rangka merupakan bagian eferen dari berbagai lengkung refleks. Seluruh pengaruh persarafan yang memengaruhi kontraksi otot pada akhirnya akan tersalur melalui lengkung refleks ke otot tersebut, dank arena itu dinamakan jalur bersama akhir (final common path). Sejumlah besar masukan impuls bertemu di tempat tersebut. Memang, permukaan neuron motorik dan dendritnya rata-rata menampung sekitar 10.000 simpul sinaps. Sedikitnya terdapat lima masukan dari segmen spinal yang sama untuk neuron motorik spinal tertentu. Di samping yang umumnya dipancarkan melalui interneuron, dari berbagai bagian medulla spinalis lain dan traktus descendens yang panjang dan multipel dari otak. Seluruh jaras ini berkumpul dan menentukan aktivitas jalur bersama akhir.

3. Berbagai Keadaan Eksitasi dan Inhibisi Sentral

Istilah keadaan eksitasi sentral dan keadaan inhibisi sentral digunakan untuk menggambarkan keadaan berkepanjangan yang memperlihatkan pengaruh eksitasi mengalahkan pengaruh inhibisi atau sebaliknya. Bila keadaan eksitasi sentral kuat, impuls eksitasi tidak saja menyebar ke berbagai daerah somatic medulla spinalis melainkan juga ke daerah otonom. Pada orang yang mengalami paraplegia kronis, misalnya, rangsangan noksius yang lemah dapat menimbulkan refleks kencing, defekasi, berkeringat, dan tekanan darah yang fluktuatif.

4. Habituasi dan Sensitisasi Respon Refleks Kenyataan bahwa respon refleks bersifat stereotipik tidak menghilangkan kemungkinan bahwa respons tersebut dapat berubah melalui pengalaman.

Page 2: mekanisme refleks

 MEKANISME REFLEKSGerak pada umumnya terjadi secara sadar, namun ada pula gerak yang terjadi tanpa disadari yaitu gerak refleks. Impuls pada gerakan sadar melalui jalan panjang, yaitu melalui reseptor, kesaraf sensori, dibawa ke otak untuk selanjutnya diolah di otak, kemudian hasil olahan dari otak  berupa tanggapan, dibawa oleh saraf motorik sebagai perintah yang harus dilaksanakan oleh efektor. Gerak refleks berjalan sangat cepat dan tanggapan terjadi secara otomatis terhadaprangsangan, tanpa memerlukan kontrol dari otak. Jadi dapat dikatakan gerakan terjadi tanpadipengaruhi kehendak atau tanpa disadari terlebih dahulu. Contoh gerak refleks misalnya berkedip, bersin, atau batuk.Pada gerak refleks, impuls melalui jalan pendek atau jalan pintas, yaitu dimulai dari reseptor  penerima rangsang, kemudian diteruskan oleh saraf sensori (aferen) ke pusat saraf, diterima olehsel saraf penghubung (asosiasi/neuron konektor) tanpa diolah di dalam otak langsung dikirimtanggapan ke saraf motorik (eferen) untuk disampaikan ke efektor, yaitu otot atau kelenjar. Jalan pintas ini disebut lengkung refleks.Lengkung refleks mencakup lima komponen dasar :

1. Reseptor 2. Jalur aferen3. Pusat integrasi4. Jalur eferen5. Efektor

 Efektor Gerak refleks dapat dibedakan menjadi 2 menurut saraf penghubungnya:

1. Gerak refleks otak bila saraf penghubung (asosiasi/neuron konektor) berada di dalam otak,misalnya, gerak mengedip atau mempersempit pupil bila ada sinar

2. Gerak refleks sumsum tulang belakang bila set saraf penghubung (asosiasi/neuron konektor) berada di dalam sumsum tulang belakang, misalnya, refleks pada lutut.

MekanismeStimulus → reseptor membentuk potensial aksi yang besarnya sama dengan kuat rangsang→ jalur aferen (neuron sensorik) → pusat integrasi (tanpa diolah oleh saraf pusat) → neuron konektor / antarneuron → jalur eferen (neuron motorik) → efektor (otot/kalenjar )

Medulla spinalis dan batang otak untuk refleks dasar 

Pusat integrasi (SSP)Otak untuk refleks didapat/terkondisi (diolah untuk mengambil keputusan mengenai respon yang akan diambil)

Page 3: mekanisme refleks

Semua lengkung (jalur) refleks terdiri atas komponen:\1. Reseptor adalah ujung distal dendrite, yang menerima stimulus2. Jalur aferen melintas di sepanjang sebuah neuron sensorik sampai ke otak atau

medullaspinalis3. Bagian pusat adalah sisi sinaps yang berlangsung dalam substansi abu-abu.

Impuls dapat ditransmisi dan diulang rutenya, atau dihambat pada bagian ini.4. Jalur eferen melintas di sepanjang akson neuron motorik sampai ke efektor,

yang akanmerespon impuls eferen sehingga menghasilkan aksi yang khas5. Efektor dapat berupa otot rangka, otot jantung, otot polos atau kelenjar yang

merespons(Ganong, 2003).Ganong, William F, 2003. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta:EGC.

Ganong,f.william.2001.Buku Ajar Fisiologi Kedokteran.Jakarta: penerbit Buku Kedokteran EGC