MEKANISME NYERI

4
 MEKANISME NYERI Mekani sme nyeri secara seder hana dimul ai dari transduks i stimuli akibat kerusakan  jaringan dalam saraf sensorik menjadi aktivitas listrik kemudian ditransmisikan melalui serabut saraf bermielin A delta dan saraf tidak bermielin C ke kornu dorsa lis medul a spin alis, talamus, dan korte ks sereb ri. Impul s list rik ters ebut dipersepsikan dan didiskriminasikan sebagai kualitas dan kuantitas nyeri setelah mengalami modulasi sepanjang saraf perifer dan disusun saraf pusat. Rangsangan yang dapat membangkitkan nyeri dapat berupa rangsangan mekanik, suhu (panas atau dingin) dan agen kimiawi yang dilepaskan karena trauma/inflamasi. Fenomena nye ri ti mbul kar ena ada nya kemampuan syste m sar af unt uk mengubah  berba gai stimuli mekani k, kimia , termal, elekt ris menjadi potens ial aksi yang dijalarkan ke system saraf pusat. Berdasarkan patofisiologinya nyeri terbagi dalam: 1. Nyeri nosiseptif atau nyeri inflamasi, yaitu nyeri yang timbul akibat adanya stimulus mekanis terhadap nosiseptor. 2. Nyeri neuropatik, yaitu nyeri yang timbul akibat disfungsi primer pada system saraf ( neliola, et at, 2000 ). 3. Nyeri idiopatik, nyeri di mana kelainan patologik tidak dapat ditemukan. 4. Nyeri spikologik Berdasarkan factor penyebab rasa nyeri ada yang sering dipakai dalam istilah nyeri osteoneuromuskuler, yaitu : 1. Nociceptor mechanism. 2. Nerve or root compression. 3. Trauma ( deafferentation pain ). 4. Inappropiate function in the control of muscle contraction. 5. Psychosomatic mechanism. Apabila elektroterapi ditujukan untuk menghambat mekanisme aktivasi nosiseptor  baik pada tingkat perifer maupun tingkat supra spinal. TENS sebagai salah satu cara/upaya dalam aplikasi elektroterapi terhadap nyeri.

Transcript of MEKANISME NYERI

Page 1: MEKANISME NYERI

5/11/2018 MEKANISME NYERI - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/mekanisme-nyeri-55a230edd7e00 1/4

 

MEKANISME NYERI

Mekanisme nyeri secara sederhana dimulai dari transduksi stimuli akibat kerusakan

 jaringan dalam saraf sensorik menjadi aktivitas listrik kemudian ditransmisikan

melalui serabut saraf bermielin A delta dan saraf tidak bermielin C ke kornu

dorsalis medula spinalis, talamus, dan korteks serebri. Impuls listrik tersebut

dipersepsikan dan didiskriminasikan sebagai kualitas dan kuantitas nyeri setelah

mengalami modulasi sepanjang saraf perifer dan disusun saraf pusat. Rangsangan

yang dapat membangkitkan nyeri dapat berupa rangsangan mekanik, suhu (panas

atau dingin) dan agen kimiawi yang dilepaskan karena trauma/inflamasi.

Fenomena nyeri timbul karena adanya kemampuan system saraf untuk mengubah

  berbagai stimuli mekanik, kimia, termal, elektris menjadi potensial aksi yang

dijalarkan ke system saraf pusat.

Berdasarkan patofisiologinya nyeri terbagi dalam:

1. Nyeri nosiseptif atau nyeri inflamasi, yaitu nyeri yang timbul akibat adanya stimulus

mekanis terhadap nosiseptor.

2. Nyeri neuropatik, yaitu nyeri yang timbul akibat disfungsi primer pada system saraf 

( neliola, et at, 2000 ).

3. Nyeri idiopatik, nyeri di mana kelainan patologik tidak dapat ditemukan.

4. Nyeri spikologik 

Berdasarkan factor penyebab rasa nyeri ada yang sering dipakai dalam istilah

nyeri osteoneuromuskuler, yaitu :

1. Nociceptor mechanism.

2. Nerve or root compression.

3. Trauma ( deafferentation pain ).

4. Inappropiate function in the control of muscle contraction.

5. Psychosomatic mechanism.

Apabila elektroterapi ditujukan untuk menghambat mekanisme aktivasi nosiseptor 

 baik pada tingkat perifer maupun tingkat supra spinal. TENS sebagai salah satu

cara/upaya dalam aplikasi elektroterapi terhadap nyeri.

Page 2: MEKANISME NYERI

5/11/2018 MEKANISME NYERI - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/mekanisme-nyeri-55a230edd7e00 2/4

 

 Nociceptor:

Sensor elemen yang dapat mengirim signal ke CNS akan hal–hal yang berpotensial

membahayakan. Sangat banyak dalam tubuh kita, serabut-serabut afferentnya

terdiri dari:

1. A delta fibres, yaitu serabut saraf dengan selaput myelin yang tipis.

2. C fibres, serabut saraf tanpa myelin.

Tidak semua serabut-serabut tadi berfungsi sebagai nosiseptor, ada juga yang bereaksi

terhadap rangsang panas atau stimulasi mekanik. Sebaliknya nosiseptor tidak 

dijumpai pada serabut-serabut sensory besar seperti A Alpha, A Beta atau group I,

II. Serabut-serabut sensor besar ini berfungsi pada “propioception” dan “motor 

control”.

 Nociceptor sangat peka tehadap rangsang kimia (chemical stimuli). Pada tubuh kita

terdapat “algesic chemical” substance seperti: Bradykinine, potassium ion,

sorotonin, prostaglandin dan lain-lain.

Subtansi P, suatu neuropeptide yang dilepas dan ujung-ujung saraf tepi nosiseptif tipe C,

mengakibatkan peningkatan mikrosirkulasi local, ekstravasasi plasma.

Phenomena ini disebut sebagai “neurogenic inflammation” yang pada keadaan

lajut menghasilkan noxious/chemical stimuli, sehingga menimbulkan rasa sakit.

Deregulasi Sistem Motorik yang Menyebabkan Rasa SakitKita ketahui hypertonus otot dapat menyebabkan rasa sakit. Pada umumnya otot-otot

yang terlibat adalah “postural system”. Nosiseptif stimulus diterima oleh serabut-

serabut afferent ke spinal cord, menghasilkan kontraksi beberapa otot akibat

“spinal motor reflexes”. Nosiseptif stimuli ini dapat dijumpai di beberapa tempat

seperti kulit visceral organ, bahkan otot sendiri. Reflek ini sendiri sebenarnya

 bermanfaat bagi tubuh kita, misalnya “withdrawal reflex” merupakan mekanisme

survival dari organisme.

Disamping berfungsi tersebut, kita juga sadari bahwa kontraksi-kontraksi tadi

dapat meningkatkan rasa sakit, melalui nosiseptor di dalam otot dan tendon.

Makin sering dan kuat nosiseptor tersebut terstimulasi, makin kuat reflek aktifitas

terhadap otot-otot tersebut. Hal ini akan meningkatkan rasa sakit, sehingga

menimbulkan keadaan “vicious circle”, kondisi ini akan diperburuk lagi dengan

Page 3: MEKANISME NYERI

5/11/2018 MEKANISME NYERI - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/mekanisme-nyeri-55a230edd7e00 3/4

 

adanya ischemia local, sebagai akibat dari kontrksi otot yang kuat dan terus

menerus atau mikrosirkulasi yang tidak adekuat sebagai akibat dari disregulasi

system simpatik.

Pada gambar 1, terlihat input serabut afferent dan organ visceral, kulit, sendi, tendons,

otot-otot atau impuls dan otak yang turun ke spinal dapat mempengaruhi

rangsangan (exitability) dan alpha dan gamma motorneurons yang berakibat

kontraksi otot (muscle stiffness), misalnya meningkatkan input nosiseptif dari

viscus abdominalis akan meningkatkan tonus otot-otot abdomen. Atau input

nosiseptif dari sendi kapsul dapat meningkatkan “reflex excitability” dan

 beberapa otot-otot antagonis yang bersangkutan dengan pergerakan sendi tersebut

sehingga hal ini dapat memblok sendi tersebut, disebut juga sebagai “neurogenic

 block”. Pengaruh yang paling besar berasal dari otak, stress dan emosi dapat

mengakibatkan “descending excitatory pathways”, sehingga merangsang

 peningkatan reflek dari otot-otot postural.

Perasaan nyeri tergantung pada pengaktifan serangkaian sel-sel saraf, yang meliputi

reseptor nyeri afferent primer, sel-sel saraf penghubung (inter neuron) di medulla

spinalis dan batang otak, sel-sel di traktus ascenden, sel-sel saraf di thalamus dan

sel-sel saraf di kortek serebri. Bermacam-macam reseptor nyeri primer ditemukan

dan memberikan persarafan di kulit, sendi-sendi, otot-otot dan alat-alat dalam pengaktifan reseptor nyeri yang berbeda menghasilkan kuatitas nyeri tertentu. Sel-

sel saraf nyeri pada kornu dorsalis medulla spinalis berperan pada reflek nyeri

atau ikut mengatur pengaktifan sel-sel traktus ascenden. Sel-sel saraf dari traktus

spinothalamicus membantu memberi tanda perasaan nyeri, sedangkan traktus

lainnya lebih berperan pada pengaktifan system kontrol desenden atau pada

timbulnya mekanisme motivasi-afektif.

Beberapa penelitian menunjukan bahwa thalamus lebih berperan dalam sensasi nyeri

dibandingkan daerah kortek serebri (willis WD, 1995). Meskipun demikian

 penelitian-penelitian lain membuktikan peranan yang cukup berarti dan kortek 

serebri dalam sensasi nyeri. Struktur diensepalik dan telesepalik seperti thalamus

 bagian medial, hipotalamus, amygdala dan system limbic diduga berperan pada

 berbagai reaksi motivasi dan afektif dari nyeri.

Page 4: MEKANISME NYERI

5/11/2018 MEKANISME NYERI - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/mekanisme-nyeri-55a230edd7e00 4/4

 

 Nyeri merupakan pengalaman individu yang melibatkan sensasi sensori dan emosional

yang tidan menyenangkan. Nyeri dapat dibagi 2. Pertama, nyeri nosiseptf yang

terjadi akibat aktifasi nosi reseptor A-d dan C sebagai respon terhadap rangsangan

noxius (termal , mekanik , kimia). Kedua, neyri neuropatik merupakan nyeri yang

timbul akibat kerusakan/perubahan patologis pada system saraf perifer atau

sentral. Pada kasus reumatik nyeri yang ditimbulkan adalah mixed pain, yaitu

kombinasi antara nyeri nosiseptif dan neuropatik.