MEKANISME NYERI
-
Upload
monza-aulia -
Category
Documents
-
view
118 -
download
0
Transcript of MEKANISME NYERI
5/11/2018 MEKANISME NYERI - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/mekanisme-nyeri-55a230edd7e00 1/4
MEKANISME NYERI
Mekanisme nyeri secara sederhana dimulai dari transduksi stimuli akibat kerusakan
jaringan dalam saraf sensorik menjadi aktivitas listrik kemudian ditransmisikan
melalui serabut saraf bermielin A delta dan saraf tidak bermielin C ke kornu
dorsalis medula spinalis, talamus, dan korteks serebri. Impuls listrik tersebut
dipersepsikan dan didiskriminasikan sebagai kualitas dan kuantitas nyeri setelah
mengalami modulasi sepanjang saraf perifer dan disusun saraf pusat. Rangsangan
yang dapat membangkitkan nyeri dapat berupa rangsangan mekanik, suhu (panas
atau dingin) dan agen kimiawi yang dilepaskan karena trauma/inflamasi.
Fenomena nyeri timbul karena adanya kemampuan system saraf untuk mengubah
berbagai stimuli mekanik, kimia, termal, elektris menjadi potensial aksi yang
dijalarkan ke system saraf pusat.
Berdasarkan patofisiologinya nyeri terbagi dalam:
1. Nyeri nosiseptif atau nyeri inflamasi, yaitu nyeri yang timbul akibat adanya stimulus
mekanis terhadap nosiseptor.
2. Nyeri neuropatik, yaitu nyeri yang timbul akibat disfungsi primer pada system saraf
( neliola, et at, 2000 ).
3. Nyeri idiopatik, nyeri di mana kelainan patologik tidak dapat ditemukan.
4. Nyeri spikologik
Berdasarkan factor penyebab rasa nyeri ada yang sering dipakai dalam istilah
nyeri osteoneuromuskuler, yaitu :
1. Nociceptor mechanism.
2. Nerve or root compression.
3. Trauma ( deafferentation pain ).
4. Inappropiate function in the control of muscle contraction.
5. Psychosomatic mechanism.
Apabila elektroterapi ditujukan untuk menghambat mekanisme aktivasi nosiseptor
baik pada tingkat perifer maupun tingkat supra spinal. TENS sebagai salah satu
cara/upaya dalam aplikasi elektroterapi terhadap nyeri.
5/11/2018 MEKANISME NYERI - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/mekanisme-nyeri-55a230edd7e00 2/4
Nociceptor:
Sensor elemen yang dapat mengirim signal ke CNS akan hal–hal yang berpotensial
membahayakan. Sangat banyak dalam tubuh kita, serabut-serabut afferentnya
terdiri dari:
1. A delta fibres, yaitu serabut saraf dengan selaput myelin yang tipis.
2. C fibres, serabut saraf tanpa myelin.
Tidak semua serabut-serabut tadi berfungsi sebagai nosiseptor, ada juga yang bereaksi
terhadap rangsang panas atau stimulasi mekanik. Sebaliknya nosiseptor tidak
dijumpai pada serabut-serabut sensory besar seperti A Alpha, A Beta atau group I,
II. Serabut-serabut sensor besar ini berfungsi pada “propioception” dan “motor
control”.
Nociceptor sangat peka tehadap rangsang kimia (chemical stimuli). Pada tubuh kita
terdapat “algesic chemical” substance seperti: Bradykinine, potassium ion,
sorotonin, prostaglandin dan lain-lain.
Subtansi P, suatu neuropeptide yang dilepas dan ujung-ujung saraf tepi nosiseptif tipe C,
mengakibatkan peningkatan mikrosirkulasi local, ekstravasasi plasma.
Phenomena ini disebut sebagai “neurogenic inflammation” yang pada keadaan
lajut menghasilkan noxious/chemical stimuli, sehingga menimbulkan rasa sakit.
Deregulasi Sistem Motorik yang Menyebabkan Rasa SakitKita ketahui hypertonus otot dapat menyebabkan rasa sakit. Pada umumnya otot-otot
yang terlibat adalah “postural system”. Nosiseptif stimulus diterima oleh serabut-
serabut afferent ke spinal cord, menghasilkan kontraksi beberapa otot akibat
“spinal motor reflexes”. Nosiseptif stimuli ini dapat dijumpai di beberapa tempat
seperti kulit visceral organ, bahkan otot sendiri. Reflek ini sendiri sebenarnya
bermanfaat bagi tubuh kita, misalnya “withdrawal reflex” merupakan mekanisme
survival dari organisme.
Disamping berfungsi tersebut, kita juga sadari bahwa kontraksi-kontraksi tadi
dapat meningkatkan rasa sakit, melalui nosiseptor di dalam otot dan tendon.
Makin sering dan kuat nosiseptor tersebut terstimulasi, makin kuat reflek aktifitas
terhadap otot-otot tersebut. Hal ini akan meningkatkan rasa sakit, sehingga
menimbulkan keadaan “vicious circle”, kondisi ini akan diperburuk lagi dengan
5/11/2018 MEKANISME NYERI - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/mekanisme-nyeri-55a230edd7e00 3/4
adanya ischemia local, sebagai akibat dari kontrksi otot yang kuat dan terus
menerus atau mikrosirkulasi yang tidak adekuat sebagai akibat dari disregulasi
system simpatik.
Pada gambar 1, terlihat input serabut afferent dan organ visceral, kulit, sendi, tendons,
otot-otot atau impuls dan otak yang turun ke spinal dapat mempengaruhi
rangsangan (exitability) dan alpha dan gamma motorneurons yang berakibat
kontraksi otot (muscle stiffness), misalnya meningkatkan input nosiseptif dari
viscus abdominalis akan meningkatkan tonus otot-otot abdomen. Atau input
nosiseptif dari sendi kapsul dapat meningkatkan “reflex excitability” dan
beberapa otot-otot antagonis yang bersangkutan dengan pergerakan sendi tersebut
sehingga hal ini dapat memblok sendi tersebut, disebut juga sebagai “neurogenic
block”. Pengaruh yang paling besar berasal dari otak, stress dan emosi dapat
mengakibatkan “descending excitatory pathways”, sehingga merangsang
peningkatan reflek dari otot-otot postural.
Perasaan nyeri tergantung pada pengaktifan serangkaian sel-sel saraf, yang meliputi
reseptor nyeri afferent primer, sel-sel saraf penghubung (inter neuron) di medulla
spinalis dan batang otak, sel-sel di traktus ascenden, sel-sel saraf di thalamus dan
sel-sel saraf di kortek serebri. Bermacam-macam reseptor nyeri primer ditemukan
dan memberikan persarafan di kulit, sendi-sendi, otot-otot dan alat-alat dalam pengaktifan reseptor nyeri yang berbeda menghasilkan kuatitas nyeri tertentu. Sel-
sel saraf nyeri pada kornu dorsalis medulla spinalis berperan pada reflek nyeri
atau ikut mengatur pengaktifan sel-sel traktus ascenden. Sel-sel saraf dari traktus
spinothalamicus membantu memberi tanda perasaan nyeri, sedangkan traktus
lainnya lebih berperan pada pengaktifan system kontrol desenden atau pada
timbulnya mekanisme motivasi-afektif.
Beberapa penelitian menunjukan bahwa thalamus lebih berperan dalam sensasi nyeri
dibandingkan daerah kortek serebri (willis WD, 1995). Meskipun demikian
penelitian-penelitian lain membuktikan peranan yang cukup berarti dan kortek
serebri dalam sensasi nyeri. Struktur diensepalik dan telesepalik seperti thalamus
bagian medial, hipotalamus, amygdala dan system limbic diduga berperan pada
berbagai reaksi motivasi dan afektif dari nyeri.
5/11/2018 MEKANISME NYERI - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/mekanisme-nyeri-55a230edd7e00 4/4
Nyeri merupakan pengalaman individu yang melibatkan sensasi sensori dan emosional
yang tidan menyenangkan. Nyeri dapat dibagi 2. Pertama, nyeri nosiseptf yang
terjadi akibat aktifasi nosi reseptor A-d dan C sebagai respon terhadap rangsangan
noxius (termal , mekanik , kimia). Kedua, neyri neuropatik merupakan nyeri yang
timbul akibat kerusakan/perubahan patologis pada system saraf perifer atau
sentral. Pada kasus reumatik nyeri yang ditimbulkan adalah mixed pain, yaitu
kombinasi antara nyeri nosiseptif dan neuropatik.