Mekanisme Kerja Dan Efek Hemodinamik Diuretik

11
 1 1. Mekanisme Kerja dan Efek Hemodinamik Diuretik Diuretik menurunkan darah terutama dengan mendeplesi natrium dalam tubuh. Pertama, diuretik menurunkan tekanan darah dengan mengurangi volume darah dan curah jantung yang menyebabkan kemungkinan meningkatnya tahanan vaskular perifer. Curah jantung akan kembali normal setelah 6-8 minggu sedangkan tahanan tekanan vaskular akan kembali turun. Natrium diduga  berperan dalam tahanan vaskular dengan meningkatkan k ekakuan pembuluh darah dan reaktivasi saraf, kemungkinan berhubungan dengan pertukaran natrium- kalsium yang menghasilkan suatu peningkatan kalsium intraselular. Efek-efek tersebut dilawan oleh diuretik atau oleh pembatasan natrium. Beberapa diuretik memiliki efek vasodilatasi langsung disamping kerja diuretiknya. Misalnya indapamide yang merupakan suatu diuretik sulfonamida nontiazid yang memiliki baik efek diuretik maupun vasodilatator. Sebagai akibat dari vasodilatasi, curah jantung tetap tidak berubah atau sedikit meningkat. Diuretik efektif menurunkan tekanan darah sebesar 10-15 mmHg pada sebagian  besar penderita, dan diuretik sendiri sering memberikan hasil pengobatan yang memadai bagi hipertensi esensial ringan dan sedang. Untuk hipertensi yang lebih  berat, diuretik digunakan dalam kombinasi dengan obat simpatoplegikdan vasodilatator untuk mengontrol kecenderungan terjadinya retensi natrium yang disebabkan oleh obat-obat tersebut. Respon vaskular, yaitu kemampuan konstriksi atau dilatasi dikurangi oleh obat-obat simpatoplegik dan vasodilator, sehingga  pembuluh darah berlaku seperti suatu tabung yang tidak fleksibel. Sebagai akibatnya, tekanan darah menjadi sangat peka terhadap volume darah. Jadi, pada hipertensi berat, saat banyak obat digunakan, tekanan darah bisa dikontrol dengan  baik bila volume darah adalah 95% dari normal tetapi sukar dikontrol bila volume darah adalah 105% dari normal.

Transcript of Mekanisme Kerja Dan Efek Hemodinamik Diuretik

Page 1: Mekanisme Kerja Dan Efek Hemodinamik Diuretik

8/12/2019 Mekanisme Kerja Dan Efek Hemodinamik Diuretik

http://slidepdf.com/reader/full/mekanisme-kerja-dan-efek-hemodinamik-diuretik 1/11

 

1

1.  Mekanisme Kerja dan Efek Hemodinamik Diuretik

Diuretik menurunkan darah terutama dengan mendeplesi natrium dalam tubuh.

Pertama, diuretik menurunkan tekanan darah dengan mengurangi volume darah

dan curah jantung yang menyebabkan kemungkinan meningkatnya tahanan

vaskular perifer. Curah jantung akan kembali normal setelah 6-8 minggu

sedangkan tahanan tekanan vaskular akan kembali turun. Natrium diduga

 berperan dalam tahanan vaskular dengan meningkatkan kekakuan pembuluh darah

dan reaktivasi saraf, kemungkinan berhubungan dengan pertukaran natrium-

kalsium yang menghasilkan suatu peningkatan kalsium intraselular. Efek-efek

tersebut dilawan oleh diuretik atau oleh pembatasan natrium.

Beberapa diuretik memiliki efek vasodilatasi langsung disamping kerja

diuretiknya. Misalnya indapamide yang merupakan suatu diuretik sulfonamida

nontiazid yang memiliki baik efek diuretik maupun vasodilatator. Sebagai akibat

dari vasodilatasi, curah jantung tetap tidak berubah atau sedikit meningkat.

Diuretik efektif menurunkan tekanan darah sebesar 10-15 mmHg pada sebagian besar penderita, dan diuretik sendiri sering memberikan hasil pengobatan yang

memadai bagi hipertensi esensial ringan dan sedang. Untuk hipertensi yang lebih

 berat, diuretik digunakan dalam kombinasi dengan obat simpatoplegikdan

vasodilatator untuk mengontrol kecenderungan terjadinya retensi natrium yang

disebabkan oleh obat-obat tersebut. Respon vaskular, yaitu kemampuan konstriksi

atau dilatasi dikurangi oleh obat-obat simpatoplegik dan vasodilator, sehingga

 pembuluh darah berlaku seperti suatu tabung yang tidak fleksibel. Sebagai

akibatnya, tekanan darah menjadi sangat peka terhadap volume darah. Jadi, pada

hipertensi berat, saat banyak obat digunakan, tekanan darah bisa dikontrol dengan

 baik bila volume darah adalah 95% dari normal tetapi sukar dikontrol bila volume

darah adalah 105% dari normal.

Page 2: Mekanisme Kerja Dan Efek Hemodinamik Diuretik

8/12/2019 Mekanisme Kerja Dan Efek Hemodinamik Diuretik

http://slidepdf.com/reader/full/mekanisme-kerja-dan-efek-hemodinamik-diuretik 2/11

 

2

2.  Penggunaan Diuretik

Diuretik tiazid cocok bagi kebanyakan penderita penyakit hipertensi ringan atau

sedang dengan fungsi ginjal dan jantung yang normal. Diuretik-diuretik yang

lebih kuat, misalnya yang bekerja pada lengkung henle, diperlukan pada

hipertensi berat, saat menggunakan obat lebih dari satu dengan sifat-sifat menahan

natrium, pada insufisiensi ginjal, ketika kecepatan filtrasi glomerulus kurang dari

30 samapai 40 mL/menit, dan pada payah jantung atau sirosis hati ketika retensi

natrium sangat mencolok.

Diuretik hemat kalium berguna baik untuk menghindari deplesi kaliumyang

 berlebihan, khususnya pada penderita yang mendapat terapi digitalis maupun

untuk memperbesar natriuretikdari obat diuretik lainnya. Antagonis reseptor

aldosteron secara khusus juga memiliki efek yang menguntungkan bagi fungsi

 jantung pada penderita gagal jantung.

Walaupun diuretik tiazid bersifat natriuretik pada dosis-dosis yang lebih tinggi (

hidroklorodiazid hingga 100-200 mg ), bila igunakan sebagai obat tunggal, dosis-dosis yang lebih rendah ( 20-25 mg ) menunjukkan efek antihipertensi yang sama

kuatnya dengan dosis yang lebih tinggi. Berbeda dengan tiazid, respon terhadap

tekanan darah loop diuretic terus meningkat pada dosis-dosis yang jauh lebih

tinggi dari dosis terapeutik biasa.

3.  Toksisitas diuretik

Dalam pengobatan antihipertensi, efek samping diuretik yang paling sering (

kecuali diuretik hemat kalium ) adalah deplesi kalium. Walaupun hipokalemia

dapat ditoleransi dengan baik oleh banyak penderita, hipokalemia dapat berbahaya

 bagi penderita yang mendapat terapi digitalis, penderita aritmia jantung, atau

 penderita infark miokard akut atau disfungsi ventrikel kiri. Kehilanagn kalium

 bergandengan dengan reabsorpsi natrium, karena itu asupan natrium dalam diet

akan meminimalkan kehilanagan kalium. Diuretik bisa juga menyebabkan deplesi

Page 3: Mekanisme Kerja Dan Efek Hemodinamik Diuretik

8/12/2019 Mekanisme Kerja Dan Efek Hemodinamik Diuretik

http://slidepdf.com/reader/full/mekanisme-kerja-dan-efek-hemodinamik-diuretik 3/11

 

3

magnesium, merusak toleransi glukoa, dan meningkatkan lipid serum. Selain itu,

diuretik meningkatkan kadara asam urat dan mencetuskan terjadinya gout.

Pengguanaan diuretik dosis rendah akan meminimalkan efek samping metabolik

yang telah disebutkan tanpa mengurangi efek antihipertensinya. Beberapa studi

case control melaporkan adanya risiko kecil namun sangat penting dari karsinoma

sel ginjal akibat penggunaan diuretik. Diuretik hemat kalium dapat menimbulkan

hiperkalemia, khususnya pada pasien insufisiensi ginjal dan pada mereka yang

mengkonsumsi ACEI atau penyekat reseptor angiotensin , spironolakton ( suatu

steroid ) dapat menimbulkan ginekomastia.

4.  Diuretik Loop

Diuretik ini secara aktif menghambat reabsorpsi NaCl di CAT. Karena segmen ini

memiliki kapasitas absorpsi NaCl yang besar dan fakta bahwa diuretiknya tidak

dibatasi oleh asidosis, seperti pada kasus penghambat karbonik anhidrase, diuretik

loop adalah salah satu diuretik yang paling efektif yang tersedia.

a.  Kimiawi

Dua obat prototipe yang termasuk kelompok ini adalah furosemid dan asam

etakrinat. Selain furosemid, bumetanid dan torsemid adalah diuretik loop

golongan sulfonamida. Asam etakrinat bukanlah suatu derivad sulfonamid tetapi

merupakan derifat asam fenoksiaseat yang mengandung gugus keton dan metilen.

Gugus metilen ( berbayang ) membentuk kombinasi dengan gugus sulfhidri bebas

dari sistein. Gabungan sistein tersebut tampaknya merupakan bentuk aktif obat

ini.

 b.  Farmakokinetik

Diuretik loop cepat diabsorpsi dan dieliminasi oleh ginjal melalui filtrasi

glomerulus dan sekresi tubulus. Absorpsi torsemid oral lebih cepat (1 jam)

daripada furosemid (2-3 jam) dan absorpsinya hampir penuh pada pemberian

intravena. Durasi efek furosemid biasanya 2-3 jam dan torsemdi biasanya 4-6 jam.

Page 4: Mekanisme Kerja Dan Efek Hemodinamik Diuretik

8/12/2019 Mekanisme Kerja Dan Efek Hemodinamik Diuretik

http://slidepdf.com/reader/full/mekanisme-kerja-dan-efek-hemodinamik-diuretik 4/11

 

4

Waktu paruhnya bergantung pada fungsi ginjal. Karena agen loop bekerja pada

sisi lumen tubulus, aktivitas diuretiknya berkaitan dengan sekresinya di tubulus

 proksimal. Penurunan sekresi diuretik loop dapat terjadi akibat pemberian

 berbagai agen sepeti OAINS dan probenesid yang mengurangi sekresi asam lemah

di tubulus proksimal. Metabolit asam etakrinat dan furosemid telah diketahui,

tetapi belum diketahui apakah metabolit-metabolit ini mempunyai aktifitas

diuretik.

c.  Farmakodinamik

Obat ini menghambat NKCC2, yakni transporter Na+/K +/2Cl-  di lumen, dalam

cabang asenden tebal ansa Henle. Dengan menghambat transporter ini, diuretik

loop menurunkan diuretik loop menurunkan reabsorpsi NaCl dan juga

menurunkan potensial positif di lumen akibat siklus kembali K +. Potensial positif

ini normalnya memicu reabsorpsi kation divalen di ansa henle dan dengan

menurunkan potensial ini, diuretik loop meningkatkan ekskresi Mg+ dan Ca+.

Penggunaan yang berkepanjangan dapat menyebabkan hipomagnesium yang

signifikan pada beberapa pasien. Karena absorpsi di usus yang dipicu vitamin D

dapat ditingkatkan dan Ca2+ aktif di reabsorpsi di TCD, diuretik loop umumnya

tidak menyebabkan hipokalsemia. Namun, pada gangguan yang menyebabkan

hiperkalsemia, ekskresi Ca2+  dapat ditingkatkan dengan pemberian kombinasi

diuretik loop dan infus saline.

Diuretik loop memicu sintesis prostaglandin ginjal yang berperan dalam kerja

diuretik ini di ginjal. OAINS dapat mengganggu kerja diuretic loop dengan

menurunkan sintesis prostaglandin di ginjal. Gangguan ini minimal pada pasien

normal tapi signifikan pada pasien sindrom nefrotik atau sirosis hepatik.

Selain aktivitas diuretiknya, agen loop mengganggu mempunyai efek langsung

 pada aliran darah melalui beberapa dasar vaskular. Furosemid menigkatkan aliran

darah ginjal. Furosemid dan asam etakrinat juga terbukti menurunkan kongesti

 paru dan tekanan pengisian ventikel kiri pada gagl jantung sebelum terjadi

 peningkatan keluaran urin yang nyata, dan pada penderita anefrik.

Page 5: Mekanisme Kerja Dan Efek Hemodinamik Diuretik

8/12/2019 Mekanisme Kerja Dan Efek Hemodinamik Diuretik

http://slidepdf.com/reader/full/mekanisme-kerja-dan-efek-hemodinamik-diuretik 5/11

 

5

d.  Indikasi Klinis

Diuretik loop terutama diindikasikan untuk edema paru akut, keadaan edema lain,

dan hiperkalsemia akut. Indikasi lain diuretic loop meliputi hiperkalemia, gagal

ginjal akut, dan overdosisi anion.

4.1 Furosemid

Furosemida adalah turunan sulfonamida merupakan diuretik kuat dan bertitik

kerja di lengkungan henle di bagian asenden. Efektif pada keadaan edema di otak

dan di paru-paru dan digunakan pada semua keadaan dimana dikehendaki

 peningkatan pengeluaran air, khususnya pada hipertensi dan gagal jantung.

a.  Mekanisme Kerja Furosemid

Furosemida adalah suatu derivat asam antranilat yang masih tergolong derivat

sulfonamida, efektif sebagai diuretik. Mekanisme kerja furosemida adalah

menghambat penyerapan kembali natrium, kalium dan klorida pada bagian

menaik lengkungan henle. Sifat khas dari senyawa ini adalah kerjanya yang

singkat dan intensif sehingga bermanfaat jika diperlukan.

 b.  Farmakokinetik

Awal kerja obat terjadi dalam 0,5-1 jam setelah pemberian oral, dengan masa

kerja yang relatif pendek ± 6-8 jam. Absorpsi furosemida dalam saluran cerna

sangat cepat, ketersediaan hayatinya 60-69% pada subyek normal, dan ± 91-99%

obat terikat oleh plasma protein. Kadar darah maksimal dicapai 0,5-2 jam setelah

 pemberian oral, dengan waktu paruh biologis ± 2 jam.

c.  Efek Sampin Penggunaan Furosemid

Efek samping yang terjadi mual, muntah, diare, ruam kulit, penglihatan kabur,

 pendengaran dapat terganggu. Pemakaian furosemida dengan dosis tinggi atau

 pemberian dengan jangka waktu lama dapat menyebabkan terganggunya

Page 6: Mekanisme Kerja Dan Efek Hemodinamik Diuretik

8/12/2019 Mekanisme Kerja Dan Efek Hemodinamik Diuretik

http://slidepdf.com/reader/full/mekanisme-kerja-dan-efek-hemodinamik-diuretik 6/11

 

6

keseimbangan elektrolit seperti hipotensi, hipokalemia, hipokloremia, dan juga

menimbulkan efek matabolik berupa hiperglikemia

5.  Tiazid

Diuretik tiazid muncul dari upaya untuk menyintesis penghambat karbonik

anhidrase yang lebih poten. Kemudian menjadi jelas bahwa tiazid menghambat

transpor NaCl terutama di TCD. Namun, beberapa anggota kelompok ini tetap

mempunyai aktivitas penghambat karbonik nhidrase yang bermakna. Prototpe

tiazid adalh hidroklorotiszid.

a.  Kimiawi dan farmakokinetik

Seperti penghambat karbonik anhidrase dan kebanyakan diuretic loop, semua

tiazid memiliki gugus sulfonamida yang tidak tersubstitusi. Semua tiazid dapat

diberikan peroral, tetapi terdapat perbedaan dalam metabolismenya. Klorotiazid,

yakni senyawa induk kelompok ini, bersifat kurang larut dalam lemak dan harusdiberikan dalam dosis yang relatif besar. Klortalidon direabsorpsi secara perlahan

dan durasi kerjanya panjang. Meskipun indapamid terutama diekskresi melalui

sistem empedu, bentuk aktif obat ini yang diekskresi lewat ginjal cukup untuk

menimbulkan efek diuretiknya di TCD.

Semua tiazid diekskresikan oleh sistem sekresi asam organik di tublus proksimal

dan bersaing dengan sekkresi asam urat oleh sistem sekresi tersebut. Akibatnya,

 penggunaan tiazid daat menurunkan sekresi asam urat dan meningkatkan kadar

asam urat serum.

 b.  Farmakodinamik

Tiazid menghambat reabsorpsi NaCl dari sisi lumen el epitel TCD dengan

memblokade transporter Na+/Cl- (NCC). Berbeda dengan CAT, tempat diuretik

loop mengahmbat reabsorpsi Ca2+. Peningkatan ini diperkirakan terjadi akibat

Page 7: Mekanisme Kerja Dan Efek Hemodinamik Diuretik

8/12/2019 Mekanisme Kerja Dan Efek Hemodinamik Diuretik

http://slidepdf.com/reader/full/mekanisme-kerja-dan-efek-hemodinamik-diuretik 7/11

 

7

efek tiazid pada tubulus kontortus proksimaldan distalis. Dalam tubulus

 proksimal, hilangnya volume cairan tubuh akibat tiazid menyebabkan peningkatan

reabsorpsi pasif Ca2+ dan Na+. Dalam TCD, penurunan kadar Na+  intrasel akibat

 blokade pemasukan Na+  oleh tiazid meningkatkan pertukaran Na+/Ca2+  di

membran basolateral, dan meningkatkan absorpsi Ca2+  secara keseluruhan.

Walaupun jarang menyebabkan hiperkalsemia karena peningkatan reabsorpsi ini,

tiazid dapat memperjelas hiperkalsemia akibat penyebab lain ( misalnya:

hiperparatiroidisme, karsinoma, sarkoidosis ). Tiazid juga bermanfaat dalam

 pengobatan batu ginjal yang disebabkan hiperkalsiuria.

Sebagian kerja tiazid bergantung pada produksi prostaglandin ginjal. Seperti yang

telah dijelaskan untuk diuretic loop, kerja tiazid juga dapat dihambat oleh OAINS

 pada berbagai kondisi.

c.  Dosis dan Indikasi Klinis

Indikasi utama diuretik tiazid meliputi: hipertensi, gagal jantung, nefrolitiasis

akibat hiperkalsiuris idiopatik, dan diabetes insipidus nefrogenik.

6.  Duretik Hemat Kalium

Diuretik ini mencegah sekresi K + dengan melawan efek aldosteron pada tubulus

colligens renalis kortikal dan bagian distal akhir. Inhibisi dapat terjadi melalui

antagonisme farmakologi langsung pada reseptor mineralokorikoid

(spironolakton, eplerenon ) atau inhibisis influks Na+  melalui kanal ion di

membran lumen ( amilorid, triamteren ).

a.  Kimiawi dan Farmakokinetk

Spironolakton merupakan steroid sintetik yang bekerja sebagai antagonis

kompetitif terhadap aldosteron. Awitan dan durasi kerjanya ditentukan oleh

kinetik respon aldosterondi jaringan sasaran. Spironolaton sebagian besar

Page 8: Mekanisme Kerja Dan Efek Hemodinamik Diuretik

8/12/2019 Mekanisme Kerja Dan Efek Hemodinamik Diuretik

http://slidepdf.com/reader/full/mekanisme-kerja-dan-efek-hemodinamik-diuretik 8/11

 

8

diinaktivasi di hati. Secara keseluruhan, awitan kerja spironolakton agak lambat,

membutuhkan beberapa hari sebelum efek penuh terapi dicapai. Epleneron adalah

analog spironolakton yang lebih efektif terhadap reseptor aldosteron.

Amilorid dan triamteren adalah penghambat langsung influks Na+  di TCC.

Triamtern di metabolisasi di hati, tetapi ekskresi ginjal merupakan jalur eliminasi

 bentuk aktif dan metabolit triamteren yang utama. Karena sangat dimetabolisasi,

triamteren memiliki waktu paruh yang lebih singkat sehingga harus diberikan

lebih sering dibandingkan dengan amilorid ( yang tidak dimetabolisasi ).

 b.  Farmakodinamik

Diuretik hemat-kalium menurunkan reabsorpsi Na+ di tubuls dan dukus colligen.

Absorpsi Na+ ( dan sekresi K + )padda tempat ini diatur oleh aldosteron. Antagonis

aldosteron mempengaruhi proses ini. Efek serupa diamati pada pengaturan H+ 

oleh sel interkalaris tubulus colligens renalis.

Spironolakton dan epleneron berikatan dengan reseptor aldosteron dan dapat pula

menurunkan pembetnukan metabolit aktif aldosteron di dalam sel. Amilorid dan

triamteren tidak memblokade reseptor aldosteron tetapi langsung mempengaruhi

masuknya Na+  melalui kanal ion natrium epitel (EnaC) pada membran apikal

tubulus colligens renalis. Karena sekresi K + digabung dengan masuknya Na+ pada

segmen ini, agen-agen ini juga merupakan diuretik hemat kalium yang efektif.

Kerja antagonis aldosteron bergantugn pada produksi prostaglandin ginjal. Seperti

telah dijelaskan diatas untuk diuretic loop dan tiazid, kerja diuretik hemat K + 

dapat dihambat oleh OAINS dalam berbagai kondisi.

c.  Dosis dan Indikasi

Diuretik hemat kalium sangat bermanfaat pada keadaan berlebihnya

mineralkortikoid atau hiperaldosteronisme, akibat hipersekresi primer ( sindrom

Cnn, produksi hormon adrenokortikotropik ektopik ) atau aldosteronisme

Page 9: Mekanisme Kerja Dan Efek Hemodinamik Diuretik

8/12/2019 Mekanisme Kerja Dan Efek Hemodinamik Diuretik

http://slidepdf.com/reader/full/mekanisme-kerja-dan-efek-hemodinamik-diuretik 9/11

 

9

sekunder ( dipicu oleh gagal jantung, sirosis hepatik, sindrom nefrotik atau

kondisi lain yang erar kaitannya denganhilangnya efektivitas volume intravaskular

). Penggunaan diuretik lain, seperti tiazid dan diuretik loop, dapat menyebabkkan

atau mengeksaserbasi kontraksi volume dan dapat menyebabkan hilangnya

hiperaldosteronisme sekunder. Pada keadaan berlebihnya sekresi

mineralokorikoid dan pengiriman Na+  ke nefron distal, terjadi pembuangan K + 

oleh ginjal. Hal ini disebabkan sekresi K +  oleh tubulus kolektivus. Kedua tipe

diuretik hemat kalium dapat digunakan pada keadaan ini untuk melemahkan

respon sekresi K +.

7.  Diuretik Osmotik

Tubulus poksimal dan cabang asenden ansa Henle sangat permeabel terhadap air.

Agen apapun yang aktif secara osmotik yang difiltrasi glomerulus tapi tidak

direabsorpsi menyebabkan retensi cairan di segmen ini sehingga menimbulkan

diuresis air. Agen seperti demikian dapat digunakan untuk menurunkan tekananintrakranial dan untuk cepat menghilangkan racun ginjal. Manitol adalh prototipe

diuretik osmotik.

a.  Farmakokinetik

Diuretik osmotik sulit direabsorpsi yang artinya obat ini harus diberikan secara

 parenteral. Jika diberikan peroral, manitol menyebabkan diare osmotik. Manitol

tidak dimetabolisasi dan diekskresi melalui filtrasi glomerulus dalam waktu 30-60

menit, tanpa adanya reabsorpsi ataupun sekresi tubular yang berarti.

 b.  Farmakodinamik

Diuretik osmotik terutama bekerja di tubulus proksimal dan cabang desenden ansa

henle. Melalui efek osmotik, diuretik ini melawan kerja ADH di tubulus renalis

colligens. Adanay bahan yang tidak dapat direabsorpsi, seperti manitol, mencegah

absorpsi normal air dengan menimbulkan tekanan osmotik yang melawan

keseimbangan. Akibatnya, volume urin meningkat. Eningkatan laju aliran urin

Page 10: Mekanisme Kerja Dan Efek Hemodinamik Diuretik

8/12/2019 Mekanisme Kerja Dan Efek Hemodinamik Diuretik

http://slidepdf.com/reader/full/mekanisme-kerja-dan-efek-hemodinamik-diuretik 10/11

 

10

menurunkan waktu kontak antara cairan dan epitel tubulus sehingga menururnkan

reabsorpsi Na+  dan juga reabsorpsi air. Natriuresis yang terjadi kurang berarti

dibandingkan dengan diuresis air, yang kemudian menyebabkan kehilangan

 banyak cairan tubuh dan hipernatremia.

c.  Indikasi Klinis

c.1 Meningkatkan volume urin

diuretik osmotik digunakan untuk meningkatkan ekskresi ai dibandingkan untuk

ekskresi natrium. Efek ini sanagt bemanfaat bila retensi Na+

 yang sanagat besar

membatasi respon terhadap obat konvensional. Diuretik in dapat digunakan untuk

mempertahankan volume urin dan mencegah anuria yang mungkin ditimbukan

oleh adanya muatan pigmen besar di ginjal ( misalnya akibat hemolisis atau

rabdomiolisis ).

c.2 Penurunan Tekanan Intrakranial dan Intraokular

diuretik osmotik mengubah hukum starling sehingga air keluar dari sel danmenurunkan volume cairan intrasel. Efek ini digunakan untuk menurunkan

tekanan intrakranial pada keadaan neurologik dan untuk menurunkan tekanan

intraokular sebelum prosedur oftalmologik. Dosis manitol 1-2 /kg diberikan

secara intravena. Tekanan intrakranial, yang harus di monitor harus turun dalam

waktu 60-90 menit.

Page 11: Mekanisme Kerja Dan Efek Hemodinamik Diuretik

8/12/2019 Mekanisme Kerja Dan Efek Hemodinamik Diuretik

http://slidepdf.com/reader/full/mekanisme-kerja-dan-efek-hemodinamik-diuretik 11/11

 

11

DAFTAR PUSTAKA

Katzung B. G. Farmakologi Dasar dan Klinik. Edisi 10. Jakarta: EGC. 2010.p

165, 246-252.

Cairns, D. (2004).  Intisari Kimia Farmasi. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran

EGC. Halaman 151-152.