Mekanisme Kerja Dan Efek Hemodinamik Diuretik
-
Upload
bimo-juliansyah -
Category
Documents
-
view
218 -
download
0
Transcript of Mekanisme Kerja Dan Efek Hemodinamik Diuretik
8/12/2019 Mekanisme Kerja Dan Efek Hemodinamik Diuretik
http://slidepdf.com/reader/full/mekanisme-kerja-dan-efek-hemodinamik-diuretik 1/11
1
1. Mekanisme Kerja dan Efek Hemodinamik Diuretik
Diuretik menurunkan darah terutama dengan mendeplesi natrium dalam tubuh.
Pertama, diuretik menurunkan tekanan darah dengan mengurangi volume darah
dan curah jantung yang menyebabkan kemungkinan meningkatnya tahanan
vaskular perifer. Curah jantung akan kembali normal setelah 6-8 minggu
sedangkan tahanan tekanan vaskular akan kembali turun. Natrium diduga
berperan dalam tahanan vaskular dengan meningkatkan kekakuan pembuluh darah
dan reaktivasi saraf, kemungkinan berhubungan dengan pertukaran natrium-
kalsium yang menghasilkan suatu peningkatan kalsium intraselular. Efek-efek
tersebut dilawan oleh diuretik atau oleh pembatasan natrium.
Beberapa diuretik memiliki efek vasodilatasi langsung disamping kerja
diuretiknya. Misalnya indapamide yang merupakan suatu diuretik sulfonamida
nontiazid yang memiliki baik efek diuretik maupun vasodilatator. Sebagai akibat
dari vasodilatasi, curah jantung tetap tidak berubah atau sedikit meningkat.
Diuretik efektif menurunkan tekanan darah sebesar 10-15 mmHg pada sebagian besar penderita, dan diuretik sendiri sering memberikan hasil pengobatan yang
memadai bagi hipertensi esensial ringan dan sedang. Untuk hipertensi yang lebih
berat, diuretik digunakan dalam kombinasi dengan obat simpatoplegikdan
vasodilatator untuk mengontrol kecenderungan terjadinya retensi natrium yang
disebabkan oleh obat-obat tersebut. Respon vaskular, yaitu kemampuan konstriksi
atau dilatasi dikurangi oleh obat-obat simpatoplegik dan vasodilator, sehingga
pembuluh darah berlaku seperti suatu tabung yang tidak fleksibel. Sebagai
akibatnya, tekanan darah menjadi sangat peka terhadap volume darah. Jadi, pada
hipertensi berat, saat banyak obat digunakan, tekanan darah bisa dikontrol dengan
baik bila volume darah adalah 95% dari normal tetapi sukar dikontrol bila volume
darah adalah 105% dari normal.
8/12/2019 Mekanisme Kerja Dan Efek Hemodinamik Diuretik
http://slidepdf.com/reader/full/mekanisme-kerja-dan-efek-hemodinamik-diuretik 2/11
2
2. Penggunaan Diuretik
Diuretik tiazid cocok bagi kebanyakan penderita penyakit hipertensi ringan atau
sedang dengan fungsi ginjal dan jantung yang normal. Diuretik-diuretik yang
lebih kuat, misalnya yang bekerja pada lengkung henle, diperlukan pada
hipertensi berat, saat menggunakan obat lebih dari satu dengan sifat-sifat menahan
natrium, pada insufisiensi ginjal, ketika kecepatan filtrasi glomerulus kurang dari
30 samapai 40 mL/menit, dan pada payah jantung atau sirosis hati ketika retensi
natrium sangat mencolok.
Diuretik hemat kalium berguna baik untuk menghindari deplesi kaliumyang
berlebihan, khususnya pada penderita yang mendapat terapi digitalis maupun
untuk memperbesar natriuretikdari obat diuretik lainnya. Antagonis reseptor
aldosteron secara khusus juga memiliki efek yang menguntungkan bagi fungsi
jantung pada penderita gagal jantung.
Walaupun diuretik tiazid bersifat natriuretik pada dosis-dosis yang lebih tinggi (
hidroklorodiazid hingga 100-200 mg ), bila igunakan sebagai obat tunggal, dosis-dosis yang lebih rendah ( 20-25 mg ) menunjukkan efek antihipertensi yang sama
kuatnya dengan dosis yang lebih tinggi. Berbeda dengan tiazid, respon terhadap
tekanan darah loop diuretic terus meningkat pada dosis-dosis yang jauh lebih
tinggi dari dosis terapeutik biasa.
3. Toksisitas diuretik
Dalam pengobatan antihipertensi, efek samping diuretik yang paling sering (
kecuali diuretik hemat kalium ) adalah deplesi kalium. Walaupun hipokalemia
dapat ditoleransi dengan baik oleh banyak penderita, hipokalemia dapat berbahaya
bagi penderita yang mendapat terapi digitalis, penderita aritmia jantung, atau
penderita infark miokard akut atau disfungsi ventrikel kiri. Kehilanagn kalium
bergandengan dengan reabsorpsi natrium, karena itu asupan natrium dalam diet
akan meminimalkan kehilanagan kalium. Diuretik bisa juga menyebabkan deplesi
8/12/2019 Mekanisme Kerja Dan Efek Hemodinamik Diuretik
http://slidepdf.com/reader/full/mekanisme-kerja-dan-efek-hemodinamik-diuretik 3/11
3
magnesium, merusak toleransi glukoa, dan meningkatkan lipid serum. Selain itu,
diuretik meningkatkan kadara asam urat dan mencetuskan terjadinya gout.
Pengguanaan diuretik dosis rendah akan meminimalkan efek samping metabolik
yang telah disebutkan tanpa mengurangi efek antihipertensinya. Beberapa studi
case control melaporkan adanya risiko kecil namun sangat penting dari karsinoma
sel ginjal akibat penggunaan diuretik. Diuretik hemat kalium dapat menimbulkan
hiperkalemia, khususnya pada pasien insufisiensi ginjal dan pada mereka yang
mengkonsumsi ACEI atau penyekat reseptor angiotensin , spironolakton ( suatu
steroid ) dapat menimbulkan ginekomastia.
4. Diuretik Loop
Diuretik ini secara aktif menghambat reabsorpsi NaCl di CAT. Karena segmen ini
memiliki kapasitas absorpsi NaCl yang besar dan fakta bahwa diuretiknya tidak
dibatasi oleh asidosis, seperti pada kasus penghambat karbonik anhidrase, diuretik
loop adalah salah satu diuretik yang paling efektif yang tersedia.
a. Kimiawi
Dua obat prototipe yang termasuk kelompok ini adalah furosemid dan asam
etakrinat. Selain furosemid, bumetanid dan torsemid adalah diuretik loop
golongan sulfonamida. Asam etakrinat bukanlah suatu derivad sulfonamid tetapi
merupakan derifat asam fenoksiaseat yang mengandung gugus keton dan metilen.
Gugus metilen ( berbayang ) membentuk kombinasi dengan gugus sulfhidri bebas
dari sistein. Gabungan sistein tersebut tampaknya merupakan bentuk aktif obat
ini.
b. Farmakokinetik
Diuretik loop cepat diabsorpsi dan dieliminasi oleh ginjal melalui filtrasi
glomerulus dan sekresi tubulus. Absorpsi torsemid oral lebih cepat (1 jam)
daripada furosemid (2-3 jam) dan absorpsinya hampir penuh pada pemberian
intravena. Durasi efek furosemid biasanya 2-3 jam dan torsemdi biasanya 4-6 jam.
8/12/2019 Mekanisme Kerja Dan Efek Hemodinamik Diuretik
http://slidepdf.com/reader/full/mekanisme-kerja-dan-efek-hemodinamik-diuretik 4/11
4
Waktu paruhnya bergantung pada fungsi ginjal. Karena agen loop bekerja pada
sisi lumen tubulus, aktivitas diuretiknya berkaitan dengan sekresinya di tubulus
proksimal. Penurunan sekresi diuretik loop dapat terjadi akibat pemberian
berbagai agen sepeti OAINS dan probenesid yang mengurangi sekresi asam lemah
di tubulus proksimal. Metabolit asam etakrinat dan furosemid telah diketahui,
tetapi belum diketahui apakah metabolit-metabolit ini mempunyai aktifitas
diuretik.
c. Farmakodinamik
Obat ini menghambat NKCC2, yakni transporter Na+/K +/2Cl- di lumen, dalam
cabang asenden tebal ansa Henle. Dengan menghambat transporter ini, diuretik
loop menurunkan diuretik loop menurunkan reabsorpsi NaCl dan juga
menurunkan potensial positif di lumen akibat siklus kembali K +. Potensial positif
ini normalnya memicu reabsorpsi kation divalen di ansa henle dan dengan
menurunkan potensial ini, diuretik loop meningkatkan ekskresi Mg+ dan Ca+.
Penggunaan yang berkepanjangan dapat menyebabkan hipomagnesium yang
signifikan pada beberapa pasien. Karena absorpsi di usus yang dipicu vitamin D
dapat ditingkatkan dan Ca2+ aktif di reabsorpsi di TCD, diuretik loop umumnya
tidak menyebabkan hipokalsemia. Namun, pada gangguan yang menyebabkan
hiperkalsemia, ekskresi Ca2+ dapat ditingkatkan dengan pemberian kombinasi
diuretik loop dan infus saline.
Diuretik loop memicu sintesis prostaglandin ginjal yang berperan dalam kerja
diuretik ini di ginjal. OAINS dapat mengganggu kerja diuretic loop dengan
menurunkan sintesis prostaglandin di ginjal. Gangguan ini minimal pada pasien
normal tapi signifikan pada pasien sindrom nefrotik atau sirosis hepatik.
Selain aktivitas diuretiknya, agen loop mengganggu mempunyai efek langsung
pada aliran darah melalui beberapa dasar vaskular. Furosemid menigkatkan aliran
darah ginjal. Furosemid dan asam etakrinat juga terbukti menurunkan kongesti
paru dan tekanan pengisian ventikel kiri pada gagl jantung sebelum terjadi
peningkatan keluaran urin yang nyata, dan pada penderita anefrik.
8/12/2019 Mekanisme Kerja Dan Efek Hemodinamik Diuretik
http://slidepdf.com/reader/full/mekanisme-kerja-dan-efek-hemodinamik-diuretik 5/11
5
d. Indikasi Klinis
Diuretik loop terutama diindikasikan untuk edema paru akut, keadaan edema lain,
dan hiperkalsemia akut. Indikasi lain diuretic loop meliputi hiperkalemia, gagal
ginjal akut, dan overdosisi anion.
4.1 Furosemid
Furosemida adalah turunan sulfonamida merupakan diuretik kuat dan bertitik
kerja di lengkungan henle di bagian asenden. Efektif pada keadaan edema di otak
dan di paru-paru dan digunakan pada semua keadaan dimana dikehendaki
peningkatan pengeluaran air, khususnya pada hipertensi dan gagal jantung.
a. Mekanisme Kerja Furosemid
Furosemida adalah suatu derivat asam antranilat yang masih tergolong derivat
sulfonamida, efektif sebagai diuretik. Mekanisme kerja furosemida adalah
menghambat penyerapan kembali natrium, kalium dan klorida pada bagian
menaik lengkungan henle. Sifat khas dari senyawa ini adalah kerjanya yang
singkat dan intensif sehingga bermanfaat jika diperlukan.
b. Farmakokinetik
Awal kerja obat terjadi dalam 0,5-1 jam setelah pemberian oral, dengan masa
kerja yang relatif pendek ± 6-8 jam. Absorpsi furosemida dalam saluran cerna
sangat cepat, ketersediaan hayatinya 60-69% pada subyek normal, dan ± 91-99%
obat terikat oleh plasma protein. Kadar darah maksimal dicapai 0,5-2 jam setelah
pemberian oral, dengan waktu paruh biologis ± 2 jam.
c. Efek Sampin Penggunaan Furosemid
Efek samping yang terjadi mual, muntah, diare, ruam kulit, penglihatan kabur,
pendengaran dapat terganggu. Pemakaian furosemida dengan dosis tinggi atau
pemberian dengan jangka waktu lama dapat menyebabkan terganggunya
8/12/2019 Mekanisme Kerja Dan Efek Hemodinamik Diuretik
http://slidepdf.com/reader/full/mekanisme-kerja-dan-efek-hemodinamik-diuretik 6/11
6
keseimbangan elektrolit seperti hipotensi, hipokalemia, hipokloremia, dan juga
menimbulkan efek matabolik berupa hiperglikemia
5. Tiazid
Diuretik tiazid muncul dari upaya untuk menyintesis penghambat karbonik
anhidrase yang lebih poten. Kemudian menjadi jelas bahwa tiazid menghambat
transpor NaCl terutama di TCD. Namun, beberapa anggota kelompok ini tetap
mempunyai aktivitas penghambat karbonik nhidrase yang bermakna. Prototpe
tiazid adalh hidroklorotiszid.
a. Kimiawi dan farmakokinetik
Seperti penghambat karbonik anhidrase dan kebanyakan diuretic loop, semua
tiazid memiliki gugus sulfonamida yang tidak tersubstitusi. Semua tiazid dapat
diberikan peroral, tetapi terdapat perbedaan dalam metabolismenya. Klorotiazid,
yakni senyawa induk kelompok ini, bersifat kurang larut dalam lemak dan harusdiberikan dalam dosis yang relatif besar. Klortalidon direabsorpsi secara perlahan
dan durasi kerjanya panjang. Meskipun indapamid terutama diekskresi melalui
sistem empedu, bentuk aktif obat ini yang diekskresi lewat ginjal cukup untuk
menimbulkan efek diuretiknya di TCD.
Semua tiazid diekskresikan oleh sistem sekresi asam organik di tublus proksimal
dan bersaing dengan sekkresi asam urat oleh sistem sekresi tersebut. Akibatnya,
penggunaan tiazid daat menurunkan sekresi asam urat dan meningkatkan kadar
asam urat serum.
b. Farmakodinamik
Tiazid menghambat reabsorpsi NaCl dari sisi lumen el epitel TCD dengan
memblokade transporter Na+/Cl- (NCC). Berbeda dengan CAT, tempat diuretik
loop mengahmbat reabsorpsi Ca2+. Peningkatan ini diperkirakan terjadi akibat
8/12/2019 Mekanisme Kerja Dan Efek Hemodinamik Diuretik
http://slidepdf.com/reader/full/mekanisme-kerja-dan-efek-hemodinamik-diuretik 7/11
7
efek tiazid pada tubulus kontortus proksimaldan distalis. Dalam tubulus
proksimal, hilangnya volume cairan tubuh akibat tiazid menyebabkan peningkatan
reabsorpsi pasif Ca2+ dan Na+. Dalam TCD, penurunan kadar Na+ intrasel akibat
blokade pemasukan Na+ oleh tiazid meningkatkan pertukaran Na+/Ca2+ di
membran basolateral, dan meningkatkan absorpsi Ca2+ secara keseluruhan.
Walaupun jarang menyebabkan hiperkalsemia karena peningkatan reabsorpsi ini,
tiazid dapat memperjelas hiperkalsemia akibat penyebab lain ( misalnya:
hiperparatiroidisme, karsinoma, sarkoidosis ). Tiazid juga bermanfaat dalam
pengobatan batu ginjal yang disebabkan hiperkalsiuria.
Sebagian kerja tiazid bergantung pada produksi prostaglandin ginjal. Seperti yang
telah dijelaskan untuk diuretic loop, kerja tiazid juga dapat dihambat oleh OAINS
pada berbagai kondisi.
c. Dosis dan Indikasi Klinis
Indikasi utama diuretik tiazid meliputi: hipertensi, gagal jantung, nefrolitiasis
akibat hiperkalsiuris idiopatik, dan diabetes insipidus nefrogenik.
6. Duretik Hemat Kalium
Diuretik ini mencegah sekresi K + dengan melawan efek aldosteron pada tubulus
colligens renalis kortikal dan bagian distal akhir. Inhibisi dapat terjadi melalui
antagonisme farmakologi langsung pada reseptor mineralokorikoid
(spironolakton, eplerenon ) atau inhibisis influks Na+ melalui kanal ion di
membran lumen ( amilorid, triamteren ).
a. Kimiawi dan Farmakokinetk
Spironolakton merupakan steroid sintetik yang bekerja sebagai antagonis
kompetitif terhadap aldosteron. Awitan dan durasi kerjanya ditentukan oleh
kinetik respon aldosterondi jaringan sasaran. Spironolaton sebagian besar
8/12/2019 Mekanisme Kerja Dan Efek Hemodinamik Diuretik
http://slidepdf.com/reader/full/mekanisme-kerja-dan-efek-hemodinamik-diuretik 8/11
8
diinaktivasi di hati. Secara keseluruhan, awitan kerja spironolakton agak lambat,
membutuhkan beberapa hari sebelum efek penuh terapi dicapai. Epleneron adalah
analog spironolakton yang lebih efektif terhadap reseptor aldosteron.
Amilorid dan triamteren adalah penghambat langsung influks Na+ di TCC.
Triamtern di metabolisasi di hati, tetapi ekskresi ginjal merupakan jalur eliminasi
bentuk aktif dan metabolit triamteren yang utama. Karena sangat dimetabolisasi,
triamteren memiliki waktu paruh yang lebih singkat sehingga harus diberikan
lebih sering dibandingkan dengan amilorid ( yang tidak dimetabolisasi ).
b. Farmakodinamik
Diuretik hemat-kalium menurunkan reabsorpsi Na+ di tubuls dan dukus colligen.
Absorpsi Na+ ( dan sekresi K + )padda tempat ini diatur oleh aldosteron. Antagonis
aldosteron mempengaruhi proses ini. Efek serupa diamati pada pengaturan H+
oleh sel interkalaris tubulus colligens renalis.
Spironolakton dan epleneron berikatan dengan reseptor aldosteron dan dapat pula
menurunkan pembetnukan metabolit aktif aldosteron di dalam sel. Amilorid dan
triamteren tidak memblokade reseptor aldosteron tetapi langsung mempengaruhi
masuknya Na+ melalui kanal ion natrium epitel (EnaC) pada membran apikal
tubulus colligens renalis. Karena sekresi K + digabung dengan masuknya Na+ pada
segmen ini, agen-agen ini juga merupakan diuretik hemat kalium yang efektif.
Kerja antagonis aldosteron bergantugn pada produksi prostaglandin ginjal. Seperti
telah dijelaskan diatas untuk diuretic loop dan tiazid, kerja diuretik hemat K +
dapat dihambat oleh OAINS dalam berbagai kondisi.
c. Dosis dan Indikasi
Diuretik hemat kalium sangat bermanfaat pada keadaan berlebihnya
mineralkortikoid atau hiperaldosteronisme, akibat hipersekresi primer ( sindrom
Cnn, produksi hormon adrenokortikotropik ektopik ) atau aldosteronisme
8/12/2019 Mekanisme Kerja Dan Efek Hemodinamik Diuretik
http://slidepdf.com/reader/full/mekanisme-kerja-dan-efek-hemodinamik-diuretik 9/11
9
sekunder ( dipicu oleh gagal jantung, sirosis hepatik, sindrom nefrotik atau
kondisi lain yang erar kaitannya denganhilangnya efektivitas volume intravaskular
). Penggunaan diuretik lain, seperti tiazid dan diuretik loop, dapat menyebabkkan
atau mengeksaserbasi kontraksi volume dan dapat menyebabkan hilangnya
hiperaldosteronisme sekunder. Pada keadaan berlebihnya sekresi
mineralokorikoid dan pengiriman Na+ ke nefron distal, terjadi pembuangan K +
oleh ginjal. Hal ini disebabkan sekresi K + oleh tubulus kolektivus. Kedua tipe
diuretik hemat kalium dapat digunakan pada keadaan ini untuk melemahkan
respon sekresi K +.
7. Diuretik Osmotik
Tubulus poksimal dan cabang asenden ansa Henle sangat permeabel terhadap air.
Agen apapun yang aktif secara osmotik yang difiltrasi glomerulus tapi tidak
direabsorpsi menyebabkan retensi cairan di segmen ini sehingga menimbulkan
diuresis air. Agen seperti demikian dapat digunakan untuk menurunkan tekananintrakranial dan untuk cepat menghilangkan racun ginjal. Manitol adalh prototipe
diuretik osmotik.
a. Farmakokinetik
Diuretik osmotik sulit direabsorpsi yang artinya obat ini harus diberikan secara
parenteral. Jika diberikan peroral, manitol menyebabkan diare osmotik. Manitol
tidak dimetabolisasi dan diekskresi melalui filtrasi glomerulus dalam waktu 30-60
menit, tanpa adanya reabsorpsi ataupun sekresi tubular yang berarti.
b. Farmakodinamik
Diuretik osmotik terutama bekerja di tubulus proksimal dan cabang desenden ansa
henle. Melalui efek osmotik, diuretik ini melawan kerja ADH di tubulus renalis
colligens. Adanay bahan yang tidak dapat direabsorpsi, seperti manitol, mencegah
absorpsi normal air dengan menimbulkan tekanan osmotik yang melawan
keseimbangan. Akibatnya, volume urin meningkat. Eningkatan laju aliran urin
8/12/2019 Mekanisme Kerja Dan Efek Hemodinamik Diuretik
http://slidepdf.com/reader/full/mekanisme-kerja-dan-efek-hemodinamik-diuretik 10/11
10
menurunkan waktu kontak antara cairan dan epitel tubulus sehingga menururnkan
reabsorpsi Na+ dan juga reabsorpsi air. Natriuresis yang terjadi kurang berarti
dibandingkan dengan diuresis air, yang kemudian menyebabkan kehilangan
banyak cairan tubuh dan hipernatremia.
c. Indikasi Klinis
c.1 Meningkatkan volume urin
diuretik osmotik digunakan untuk meningkatkan ekskresi ai dibandingkan untuk
ekskresi natrium. Efek ini sanagt bemanfaat bila retensi Na+
yang sanagat besar
membatasi respon terhadap obat konvensional. Diuretik in dapat digunakan untuk
mempertahankan volume urin dan mencegah anuria yang mungkin ditimbukan
oleh adanya muatan pigmen besar di ginjal ( misalnya akibat hemolisis atau
rabdomiolisis ).
c.2 Penurunan Tekanan Intrakranial dan Intraokular
diuretik osmotik mengubah hukum starling sehingga air keluar dari sel danmenurunkan volume cairan intrasel. Efek ini digunakan untuk menurunkan
tekanan intrakranial pada keadaan neurologik dan untuk menurunkan tekanan
intraokular sebelum prosedur oftalmologik. Dosis manitol 1-2 /kg diberikan
secara intravena. Tekanan intrakranial, yang harus di monitor harus turun dalam
waktu 60-90 menit.
8/12/2019 Mekanisme Kerja Dan Efek Hemodinamik Diuretik
http://slidepdf.com/reader/full/mekanisme-kerja-dan-efek-hemodinamik-diuretik 11/11
11
DAFTAR PUSTAKA
Katzung B. G. Farmakologi Dasar dan Klinik. Edisi 10. Jakarta: EGC. 2010.p
165, 246-252.
Cairns, D. (2004). Intisari Kimia Farmasi. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
EGC. Halaman 151-152.