OBAT DIURETIK

23
 OBAT DIURETIK  http://rizkayatinde.blogspot.com/ Diposkan oleh RIZKA H YATINDE 0910085 | undefined undefined undefined DIURETIK Diuretik adalah obat yang dapat menambah kecepatan pembentukan urin. Istilah diuresis mempunyai dua pengertian, pertama menunjukkan adanya penambahan volume urine yang di produksi dan yang kedua menunjukkan jumlah pengeluaran (kehilangan) zat-zat terlarut dan air. Fungsi utama diuretik adalah untuk memobilisasi cairan udem, yang berarti mengubah keseimbangan cairan sedemikian rupa sehingga volume cairan ekstrasel kembali menjadi normal. Pengaruh diuretik terhadap ekskresi zat terlarut penting artinya untuk menentukan tempat kerja diuretik dan sekaligus untuk meramalkan akibat penggunaan suatu diuretik. Secara umum diuretik dapat dibagi menjadi dua golongan besar, yaitu : 1) Diuretik osmotik 2) Penghambat mekanisme transport elektrolit di dalam tubuli ginjal Obat yang dapat menghambat transport elektrolit di tubuli ginjal adalah :  1) Penghambat karbonik anhidrase 2) Benzotiadiazid 3) Diuretik hemat kalium 4) Diuretik kuat Tabel tempat dan cara kerja diuretik Obat Tempat kerja Utama Cara Kerja Diureti osmotik 1. T ubuli proksimal.  2. Ansa henle Penghambat reabsorpsi natrium dan air melalui daya osmotiknya.  Penghambatan reabsorpsi natrium dan air oleh karena hipertonisitas daerah medula menurun. Penghambatan reabsorpsi natrium dan

Transcript of OBAT DIURETIK

Page 1: OBAT DIURETIK

5/12/2018 OBAT DIURETIK - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/obat-diuretik-55a4d7dd3f19d 1/23

 

OBAT DIURETIK  

http://rizkayatinde.blogspot.com/

Diposkan oleh RIZKA H YATINDE 0910085 |

undefinedundefinedundefined

DIURETIK

Diuretik adalah obat yang dapat menambah kecepatan pembentukan urin.

Istilah diuresis mempunyai dua pengertian, pertama menunjukkan adanya

penambahan volume urine yang di produksi dan yang kedua menunjukkan jumlah

pengeluaran (kehilangan) zat-zat terlarut dan air. Fungsi utama diuretik adalah

untuk memobilisasi cairan udem, yang berarti mengubah keseimbangan cairan

sedemikian rupa sehingga volume cairan ekstrasel kembali menjadi normal. Pengaruh diuretik terhadap ekskresi zat terlarut penting artinya untuk

menentukan tempat kerja diuretik dan sekaligus untuk meramalkan akibat

penggunaan suatu diuretik. Secara umum diuretik dapat dibagi menjadi dua golongan

besar, yaitu : 

1)  Diuretik osmotik 

2)  Penghambat mekanisme transport elektrolit di dalam tubuli ginjal 

Obat yang dapat menghambat transport elektrolit di tubuli ginjal adalah : 

1)  Penghambat karbonik anhidrase 

2)  Benzotiadiazid 3)  Diuretik hemat kalium 

4)  Diuretik kuat 

Tabel tempat dan cara kerja diuretik 

Obat  Tempat kerja Utama  Cara Kerja 

Diureti osmotik  1.  T ubuli proksimal. 

2.  Ansa henle 

Penghambat reabsorpsi

natrium dan air melalui

daya osmotiknya. 

Penghambatanreabsorpsi natrium dan

air oleh karena

hipertonisitas daerah

medula menurun. 

Penghambatan

reabsorpsi natrium dan

Page 2: OBAT DIURETIK

5/12/2018 OBAT DIURETIK - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/obat-diuretik-55a4d7dd3f19d 2/23

 

 

Penghambat enzim

karbonik anhidrase 

T iazid 

Diuretik hemat kalium 

Diuretik kuat 

3.  Duktus

koligentes 

T ubuli proksimal 

Hulu tubuli distal 

Hilir tubuli distal dan

duktus koligentes

daerah korteks 

Ansa henle bagian

asenden pada bagian

dengan epitel tebal 

air akibat adanya

papillary wash out,

kecepatan aliran filtrat

 yang tinggi, atau

adanya faktor lain. 

Penghambatan

terhadap reabsorpsi

bikarbonat. 

Penghambatan

terhadap reabsorpsi

natrium klorida. 

Penghambatanreabsorpsi natrium dan

sekresi kalium dengan

 jalan antagonisme

kompetitif

(spironolakton) atau

secara langsung

(triamteren dan

amilirid). 

Penghambatan

terhadap transport

elektrolit Natrium,

Kalium, Klorida. 

1.1  DIURETIK OSMOTIK 

Istilah diuretik osmotik biasanya dipakai untuk zat bukan elektrolit yang

mudah dan cepat diekskresi oleh ginjal. Suatu zat dapat bertindak sebagai diuretik

osmotik apabila memenuhi 4 syarat : 

1)  Di filtrasi secara bebas oleh glomerulus 

2)  T idak atau hanya sedikit direabsorpsi sel tubuli ginjal 

3)  Secara farmakologis merupakan zat yang inert 

4)  Umumnya resisten terhadap perubahan-perubahan metabolik 

Dengan sifat-sifat ini, maka diuretik osmotik dapat diberikan dalam jumah

cukup besar sehingga turut menentukan derajat osmolaritas plasma filtrat

Page 3: OBAT DIURETIK

5/12/2018 OBAT DIURETIK - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/obat-diuretik-55a4d7dd3f19d 3/23

 

glomerulus dan cairan tubuli. Contoh golongan obat ini adalah manitol, urea,

gliserin, isosorbid. 

Manitol paling sering digunakan diantara obat ini, karena manitol tidak

mengalami metabolisme dalam badan dan hanya sedikit sekali direabsorpsi tubuli

bahkan praktis dianggap tidak direabsorpsi. Manitol harus diberikan secara IV, jadiobat ini tidak praktis untuk pengobatan udem kronik. Pada penderita payah jantung

pemberian manitol berbahaya, kerana volume darah yang beredar meningkat

sehingga memperberat kerja jantung yang telah gagal. 

Diuretik osmotik terutama bermanfaat pada pasien oliguria akut akibat

syok hipovolemik yang telah dikoreksi, reaksi transfusi atau sebab lain yang

menimbulkan nekrosis tubuli, karena dalam keadaan ini obat yang kerjanya

mempengaruhi fungsi tubuli tidak efektif. 

Manitol digunakan misalnya untuk : 

1.  Profilaksis gagal ginjal akut, suatu keadaan yang dapat timbul akibat operasi  jantung, luka traumatik berat, atau tindakan operatif dengan penderita yang juga

menderita ikterus berat. 

2.  Menurunkan tekanan maupun volume cairan intraokuler atau cairan serebrospinal. 

EFEK NONTERAPI 

Manitol di distribusikan ke cairan ekstra sel, oleh karena itu pemberian

larutan manitol hipertonis yang berlebihan akan meningkatkan osmolaritas cairan

ekstraseluler, sehingga secara tidak diharapkan akan terjadi penambahan jumlah

cairan ekstraseluler. 

Urea lebih bersifat iritatif terhadap jaringan dan dapat menimbulkan

trombosis atau nyeri bila terjadi eksravasasi. Gliserin dimetabolisme dalam tubuh

dan dapat menyebabkan hiperglikemia dan glukosuria. 

SEDIAAN DAN POSOLOGI 

Manitol. Untuk suntikan intravena digunakan larutan 5-25% dengan volume

antara 50-1000ml. Dosis untuk menimbulkan diuresis adalah 50-200g yang diberikan

dalam cairan infus selama 24 jam dengan kecepatan infus sedemikian, sehingga

diperoleh diuresis sebanyak 30-50ml per jam. Untuk penderita dengan oliguria

hebat diberikan dosis percobaan yaitu 200mg/kgBB yang diberikan melalui infus

selama 3-5 menit. Bila dengan 1-2 kali dosis percobaan diuresis masih kurang dari

30ml per jam dalam 2-3 jam, maka status pasien harus di evaluasi kembali sebelum

pengobatan dilanjutkan. 

Manitol dikokntraindikasikan pada penyakit ginjal dengan anuria, kongesti

atau udem paru yang berat, dehidrasi hebat dan perdarahan intrakranial kecuali bila

akan dilakukan kraniotomi. Infus manitol harus segera dihentikan bila terdapat

Page 4: OBAT DIURETIK

5/12/2018 OBAT DIURETIK - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/obat-diuretik-55a4d7dd3f19d 4/23

 

tanda-tanda gangguan fungsi ginjal yang progresif, payah jantung atau kongesti

paru. 

Urea. Suatu kristal putih dengan rasa agak pahit dan mudah larut dalan air.

Sediaan intravena mengandung urea sampai 30% dalam dekstrose 5% (iso-osmotik)

sebab larutan urea murni dapat menimbulkan hemolisis. Pada tindakan bedah saraf,urea diberikan intravena dengan dosis 1-1,5g/kgBB. Sebagai diuretik, urea

potensinya lebih lemah dibandingkan dengan manitol, karena hampir 50% senyawa

urea ini akan direabsorbsi oleh tubuli ginjal. 

Gliserin.  Diberkan per oral sebelum suatu tindakan optalmologi dengan

tujuan menurunkan tekanan intraokuler. Efek maksimal terlihat 1 jam sesudah

pemberian obat dan menghilang sesudah 5 jam. 

Isosorbid. Diberikan secara oral untuk indikasi yang sama dengan gliserin.

Efeknya juga sama, hanya isosorbid menimbulkan diuresis yang lebih besar daripada

gliserin, tanpa menimbulkan hiperglikemia. Dosis berkisar antara 1-3g/kgBB, dandapat diberikan 2-4 kali sehari. 

1.2. PENGHAMBAT KARBONIK ANHIDRASE 

Karbonik anhidrase adalah enzim yang terdapat di dalam sel korteks renalis,

pankreas, mukosa lambung, mata, eritrosit dan SSP, tetapi tidak terdapat dalam

plasma. Karbonik anhidrase merupakan protein dengan berat molekul kira-kira

30.000 dan mengandung satu atom Zn dalam setiap molekul. Enzim ini dapat

dihambat aktivitasnya oleh sianida, azida, dan sulfida. Derivat sulfonamid yang

 juga dapat menghambat kerja enzim ini adalah asetazolamid dan diklorofenamid. 

FARMAKODINAMIK. Efek farmakodinamikyang utama dari asetozolamid adalah

penghambatan karbonik anhidrase secara nonkompetitif. Akibatnya terjadi

perubahan sistemik dan perubahan terbatas pada organ tempat enzim tersebut

berada. 

1)  Ginjal. 2)  Susunan cairan plasma. 

3)  Mata. 

4)  Susunan Saraf Pusat. 

5)  Pernafasan. FARMAKOKINETIK. Asetazolamid mudah diserap melalui saluran cerna, kadar

maksimal dalam darah dicapai dalam 2 jam dan ekskresi melalui ginjal sudah

sempurna dalam 24 jam. 

EFEK NONTERAPI DAN KONTRAINDIKASI. Intoksikasi asetazolamid jarang

terjadi. Pada dosis tinggi dapat timbul parestesia dan kantuk yang terus-menerus.

Page 5: OBAT DIURETIK

5/12/2018 OBAT DIURETIK - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/obat-diuretik-55a4d7dd3f19d 5/23

 

Asetazolamid mempermudah pembentukan batu ginjal karena berkurangnya ekskresi

sitrat, kadar kalsium dalam urin tidak berubah atau meningkat. 

Asetazolamid sebaiknya tidak diberikan selama kehamilan, kerena pada

hewan cobra obat ini dapat menimbulkan efek teratogenik. 

INDIKASI. Penggunaan asetazolamid yang utama ialah untuk menurunkan tekananintraokuler pada penyakit glaukoma. 

Asetazolamid jarang digunakan sebagai diuretik, tetapi dapat bermanfaat

untuk alkalinisasi urin sehingga mempermudah ekskresi zat organik yang bersifat

asam lemah. 

SEDIAAN DAN POSOLOGI. Asetazolamid tersedia dalam bentuk tablet 125 mg

dan 250 mg untuk pemberian oral. Dosis antara 250-500 mg per kali, dosis untuk

chronic simple glaucoma yaitu 250-1000 mg per hari. Natrium asetazolamid untuk

pemberian parenteral hendaknya diberikan satu kali sehari, kecuali bila

dimaksudkan untuk menimbulkan asidosis metabolik maka obat ini diberikan setiap 8 jam. 

Dosis dewasa untuk acute mountain sickness yaitu 2 kali sehari 250 mg,

dimulai 3-4 hari sebelum mencapai ketinggian 3000 m atau lebih, dan dilanjutkan

untuk beberapa waktu sesudah dicapai ketinggian tersebut. 

Dosis untuk paralisis periodik yang bersifat familier (familial periodic

paralysis) yaitu 250-750 mg sehari dibagi dalam 2 atau 3 dosis, sedangkan untuk

anak-anak 2 atau 3 kali sehari 125 mg. 

Diklorofenamid dalam tablet 50 mg, efek optimal dapat dicapai dengan

dosis awal 200 mg sehari, serta metazolamid dalam tablet 25 mg dan 50 mg dan

dosis 100-300 mg sehari, tidak terdapat dipasaran. 

1.3  BENZOTIADIAZID 

Sintesis golongan ini merupakan hasil dari penelitian zat penghambat enzim

karbonik anhidrase. 

Prototipe golongan benzotiadiazid ialah klorotiazid, yang merupakan obat

tandingan pertama golongan Hg-organik, yang telah mendominasi diuretik selama

lebih dari 30 tahun. 

KIMIA DAN HUBUNGAN ANTARA STRUKTUR DAN AKTIFITAS. 

Sebagaian besar senyawa benzotiadiazid merupakan analog dari 1,2,4-benzo-tiadiazin-1, 1-dioksida. Golongan ini biasa disebut sebagai benzotiadiazid atau

tuazid saja. Senyawa tiazid menunjukkan kurva dosis efek yang sejajar dan daya

kloruretik maksimal yang sebanding. 

FARMAKODINAMIK 

Page 6: OBAT DIURETIK

5/12/2018 OBAT DIURETIK - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/obat-diuretik-55a4d7dd3f19d 6/23

 

Efek farmakodinamik tiazid yang utama adalah meningkatkan ekskresi

natrium, klorida dan sejumlah air. Efek natriuresis dan kloruresis ini disebabkan

oleh penghambatan mekanisme reabsorpsi elektrolit pada hulu tubuli distal (early

distal tubule). 

Zat yang aktif sebagai penghambat karbonik anhidrase, dalam dosis yangmencukupi, memperlihatkan efek sama seperti asetazolamid dalam ekskresi

bikarbonat. Efek penghambatan enzim karbonik anhidrase di luar ginjal praktis

tidak terlihat karena tiazid tidak ditimbun di sel lain. 

Pada penderita hipertensi, tiazid menurunkan tekanan darah bukan saja

efek diuretiknya, tetapi juga karena efek langsung terhadap arteriol sehingga

terjadi vasodilatasi. Pada penderita diabetes insipidus, tazid justru mengurangi diuresis.

Mekanisme antidiuretiknya belum diketahui dengan jelas dan efek ini kita jumpai

baik pada diabetes insipidus nefrogen, maupun yang disebabkan oleh kerusakanhipofisis posterior. 

FUNGSI GINJAL. T iazid dapat mengurangi kecepatan filtrasi glomerulus,

terutama bila diberikan secara intravena. Efek ini mungkin disebabkan oleh

pengurangan aliran darah ginjal. Namun berkurangnya filtrasi ini sedikit sekali

pengaruhnya terhadap efek diuretik tiazid, dan hanya mempunyai arti klinis bila

fungsi ginjal memang sudah kurang. Seperti kebanyakan asam organik lain, tiazid

disekresi secara aktif oleh tubuli ginjal bagian proksimal. Sekresi ini dapat

berkurang dengan adanya antagonis kompetitif misalnya probenesid. Dalam keadaan

tertentu, probenesid dapat menghambat efek diuresis tiazid, hal ini menandakan

bahwa untuk menimbulkan efek diuresis tiazid harus ada didalam cairan tubuli. 

T empat kerja utama tiazid adalah dibagian hulu tubuli distal (early distal

tubules). Seperti diketahui mekanisme reabsopsi Na+ di tubuli distal masih belum

 jekas benar, maka demikian pula cara kerja tiazid. Laju ekskresi Na+ maksimal yang

ditimbulkan oleh tiazid relatif lebih rendah dibandingkan dengan apa yang dicapai

oleh beberapa diuretik lain, hal ini disebabkan 90% Na+ dalam cairan filtrat telah

direabsopsi lebih dahulu sebelum ia mencapai tempat kerja tiazid. Pada manusia tiazid menghambat ekskresi asam urat sehingga kadarnya

dalam darah meningkat. Ada 2 mekanisme yang terlibat dalam hal ini : 

1)  T iazid meniggikan reabsopsi asam uart di tubuli proksimal 

2)  T iazid mungkin sekali menghambat ekskresi asam urat oleh tubuli. 

Peninggian kadar asam urat ini kurang begitu berarti karena insidens

serangan gouth akut terutama berhubungan dengan kadar asam urat dalam plasma

sebelum pengobatan dengan tiazid. 

Page 7: OBAT DIURETIK

5/12/2018 OBAT DIURETIK - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/obat-diuretik-55a4d7dd3f19d 7/23

 

Ekskresi yodida dan bromida secara kualitatif sama dengan ekskresi

klorida. Diuretik yang menyebabkan kloruresis juga akan meningkatkan ekskresi

kedua ion halogen yang lain. Dengan demikian semua obat yang bersifat kloruresis

dapat digunakan untuk menanggulangi keracunan bromida. Selain itu, penggunaan

diuretik yang berkepanjangan dapat meningkatkan ekskresi yodida dengan akibatdapat terjadinya deplesi yodida yang ringan. Berbeda dengan natriuretik lain, tiazid

menurunkan ekskresi kalsium sanpai 40%, karena tiazid tidak dapat menghambat

reabsorpsi kalsium oleh sel tubuli distal. Ekskresi Mg++ meningkat, sehingga dapat

menyebabkan hipomagnesemia. 

CAIRAN EKSTRASEL. T iazid dapat meninggikan ekskresi ion K+ terutama

pada pemberian jangka pendek, dan mungkin efek ini menjadi kecil bila

penggunaannya berlangsung dalam jangka panjang. Ekskresi natrium yang berlebihan

tanpa disertai jumlah air yang sebanding, dapat menyebabkan hiponatremia dan

hipokloremia, terutama bila penderita tersebut mendapat diet rendah garam.Namun demikian secara keseluruhan golongan tiazid cenderung menimbulkan

gangguan komposisi cairan ekstrasel yang lebih ringan dibandingkan dengan diuretik

kuat, karena intensitas diuresis yang ditimbulkan nya relatif lebih rendah. 

FARMAKOKINETIK 

Absorpsi tiazid melalui saluran cerna baik sekali. Umumnya efek obat

tampak setelah satu jam. Klorotiazid didistribusikan krseluruh ruang ekstrasel dan

dapat melewati sawar uri, tetapi obat ini hanya ditimbun dalam jaringan ginjal saja.

Dengan suatu proses aktif, tiazid diekskresi oleh sel tubuli proksimal kedalam

cairan tubuli. Jadi bersihan ginjal obat ini besar sekali, biasanya dalam 3-6 jam

sudah diekskresi dari badan. Bendroflumetiazid, politiazid, dan klortalidon

mempunyai masa kerja yang lebih panjang karena ekskresinya lebih lambat. 

Klorotiazid dalam badan tidak mrngalami perubahan metabolik, sedang

politiazid sebagian dimetabolisme dalam badan. 

EFEK SAMPING 

Intoksikasi dalam klinik jarang terjadi, biasanya reaksi yang timbul

disebabkan oleh reaksi alergi atau karena penyakitnya sendiri. T elah dibuktikan

pada hewan cobra bahwa besarnya dosis toksik beberapa kali dosis terapi. Reaksi

  yang telah dilaporkan adalah berupa kelainan kulit, purpura, dermatitis disertai

fotosensitivitas dan kelainan darah. 

Pada penggunaan lama dapat timbul hiperglikemia, terutama pada penderita

diabetes yang laten. 

T iazid dapat menyebabkan peningkatan kadar kolesterol dan trigliserid

plasma dengan mekanisme yang tidak diketahui, tetapi tidak jelas apakah ini

meninggikan resiko terjadinya aterosklerosis. 

Page 8: OBAT DIURETIK

5/12/2018 OBAT DIURETIK - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/obat-diuretik-55a4d7dd3f19d 8/23

 

Kadar natrium, kalium, klorida dan bikarbonat plasma sebaiknya diperiksa

secara berkala pada penggunaan tiazid jangka lama walaupun perubahannya tidak

menonjol. Kombinasi tetap tiazid dengan Hcl tidak digunakan lagi karena

menimbulkan iritasi lokal di usus halus. Suplemen KCl sebagai sediaan terpisah atau

penberian tiazid bersama diuretik hemat kalium dapat mencegah hipokalemia. Gejala insufisiensi ginjal dapat diperberat oleh tiazid, mungkin karena

tiazid langsung mengurangi aliran darah ginjal. 

INDIKASI 

T iazid merupakan diuretik terpilih untuk pengobatan udem akibat payah

  jantung ringan sampai sedang. Ada baiknya bila dikombinasikan dengan diuretik

hemat kalium pada penderita yang juga mendapat pengobatan digitalis untuk

mencegah timbulnya hipokalemia yang memudahkan terjadinya intoksikasi digitalis.

Hasil yang baik juga didapat pada pengobatan tiazid untuk udem akibat penyakit

hati dan ginjal kronis. 

T iazid merupakan salah satu obat penting pada pengobatan hipertensi, baik

sebagai obat tunggal atau dalam kombinasi dengan obat hipertensi lain. 

Pemberian tiazid pada penderita  gagal jantung atau hipertensi yang

disertai gangguan fungsi ginjal harus dilakukan dengan hati-hati sekali, karena

obat ini dapat memperhebat gangguan tersebut akibat penurunan kecepatan filtrasi

glomerulus dan hilangnya natrium, klorida dan kalium yang terlalu banyak.

Pengobatan lama udem kronik dengan obat ini, hendaknya diberikan dalam dosis yang

cukup untuk mempertahankan berat badan tanpa udem. Penderita jangan terlalu

dibatasi makan garam. 

Penderita yang tidak responsif terhadap suatu jenis tiazid, kadang-kadang

dapat diobati dengan jenis tiazid lain. Hal ini umumnya disebabkan karena potensi

antar jenis tiazid bereda-beda. Ada baiknya sesekali pengobatan diselingi dengan

diutetik lain, misalnya diuretik antagonis aldosteron. 

Golongan tiazid juga digunakan untuk pengobatan diabetes insipidus

terutama yang bersifat nefrogen dan hiperkalsiuria pada penderita dengan batu

kalsium pada saluran kemih. 

POSOLOGI Sediaan dan dosis golongan tiazid dapat dilihat pada tabel 

1.4  DIURETIK HEMAT KALIUM 

Yang tergolong dalam kelompok ini adalah antagonis aldosteron,

triamteren dan amilorid. Efek diuretiknya tidak sekuat golongan diuretik kuat. 

ANTAGONIS ALDOSTERON 

Page 9: OBAT DIURETIK

5/12/2018 OBAT DIURETIK - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/obat-diuretik-55a4d7dd3f19d 9/23

 

Aldosteron adalah mineralokortikoid endogen yang paling kuat. Peranan

utama aldosteron adalah memperbesar reabsorpsi natrium dan klorida di tubuli

serta memperbesar ekskresi kalium. Jadi pada hiperaldosteronisme, akan terjadi

penurunan kadar kalium dan alkalosis metabolik karena reabsorpsi HCO3- dan

sekresi H+ yang bertambah. 

Tabel 25-2, SEDIAAN DAN DOSIS TIAZID DAN SEYAWA SEJENIS 

Obat  Sediaan  Dosis 

(mg/hari) 

Lama kerja 

(jam) 

Klorotiazid 

Hidroklorotiazid 

Hidroflumetiazid 

Bendroflumetiazid 

Politiazid 

Bendztiazid 

Siklotiazid 

Metiklotiazid 

Klortalidon 

Kuinetazon 

Indapamid 

T ablet 250 dan 500

mg 

T ablet 250 dan 50 mg 

T ablet 50 mg 

T ablet 2,5; 5 dan 10

mg 

T ablet 1,2 dan 4 mg 

T ablet 50 mg 

T ablet 2 mg 

T ablet 2,5 dan 5 mg 

T ablet 25, 50 dan 100

mg 

T ablet 50 mg T ablet 2,5 mg 

500-2000 

25-100 

25-200 

5-20 

1-4 

50-200 

1-2 

2,5-10 

25-100 

50-200 

2,5-5 

6-12 

6-12 

6-12 

6-12 

24-48 

6-12 

18-24 

24 

24-72 

18-24 

24-36 

Kadar kalium dan alkalosis metabolic karena reabsorpsi HCO3- dansekresi H+ yang

bertambah. 

Keadaan dan tindakan yang dapat menyebabkan bertambahnya sekresi

aldosteron oleh korteks adrenal adalah sekresi glukokortikoid yang meninggi

misalnya membedakan, rasa takut, trauma fisik dan peredaran, asupan kalim yang

tinggi, asupan natrium yang rendah, bendungan pada vena kava inferior, sirosishepatis, nefrosis dan payah jantung akan meningkatkan sekresi aldosteron tanpa

peningkatan sekresi glukokortikoid. Keadaan tersebut diatas sering disertai adanya

udem, sehingga pemberian antagonis aldosteron yaitu spironolakton sebagai

deuretik sangat bermanfaat. 

Mekanisme kerja antagonis aldosteron adalah penghambatan kompetitif

terhadap aldosteron. Ini terbukti dari kenyataan bahwa obat ini hanya efektif bila

Page 10: OBAT DIURETIK

5/12/2018 OBAT DIURETIK - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/obat-diuretik-55a4d7dd3f19d 10/23

 

terdapat aldosteron baik endogen ataupun eksogen dalam tubuh dan efeknya dapat

dihilangkan dengan meniggikan kadar adosteron. Jadi dengan pemberian antagonis

aldosteron, reabsorpsi Na+ di hilir tubuli distal dan duktus koligentes dikurangi,

dengan demikian ekskresi K+ juga berkurang. 

FARMAKOKINETIK.  T ujuh puluh persen spironolakton oral diserap di saluran

cerna, mengalami sirkulasi enterohepatik dan metabolisme lintas pertama. Ikatan

dengan protein cukup tinggi. Metabolit utamanya,kanrenon, memperlihatkan

aktivitas antagonis aldosteron dan turut berperan dalam aktivitas biologi

spironolakton. Kanrenon mengalami interkonfersi menjadi kanrenoat yang tidak

aktif. 

EFEK SAMPING. Efek toksik yang utama dari spironolakton adalah hiperkalemia

 yang sering terjadi bila obat ini diberikan bersama-sama dengan asupan kalium yang

berlebihan. T etapi efek toksik ini dapat pula terjadi bila dosis yang biasa diberikan

bersama dengan tiazid pada penderita dengan gangguan fungsi ginjal yang berat. 

Efek samping lain yang ringan dan reversible diantaranya ginekomastia, efek

samping mirip androgen dan gejala salura cerna. 

INDIKASI.  Antagonis aldosteron digunakan secara luas untuk pengobatan

hipertensi dan udem yang refraktor. Biasanya obat ini dipakai bersama diuretic lain

dengan maksud mengurangi efek kalium, disamping memperbesar diuresis. Hasilnya pada pengobatan payah jantung, sirosis hepatis dan sindrom

nefrotik sukar diperkirakan karena interaksi yang terlalu kompleks dari penyakit

primernya, hiperaldosteronisme sekunder dan efek deuretik lain yang diberikan

bersamaan. 

SEDIAAN DAN DOSIS. Spironolakton terdapat dlam bentuk tablet 25,50 dan

100 mg. dosis dewasa berkisar antara 25-200 mg, tetapi dosis efektif sehari-hari

rata-rata 100 mg dalam dosis tunggal atau terbagi.terdapat pula sediaan kombinasi

tetap antara sprironolakton 25 mg dan hidroklorotiazid 25 mg dan, serta antara

spironolakton 25 mg dan tiabutazid 2,5 mg. 

TRIAMETEREN DAN AMILORID 

Kedua obat ini terutama memperbesar ekskresi natrium dan klorida,

sedangkan ekskresi kalium berkurang dan ekskresi bikarbonat tidak mengalamiperubahan. Efek penghambatan reabsorpsi natrium dan klorida oleh triameteren

agaknya suatu efek langsung, tidak melalui penghambatan aldosteron, karena obat

ini memperlihatkan efek yang sama baik pada keadaan normal, maupun setelah

adrenalektomi. T riameren menurunkan ekskresi K+ dengan menghambat sekresi

kalium di sel tubuli distal. Berkurangnya reaabsorpsi natrium di tempat tersebut

mengakibatkan turunnya perbedaan potensial listrik transtubular, sedangkan

Page 11: OBAT DIURETIK

5/12/2018 OBAT DIURETIK - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/obat-diuretik-55a4d7dd3f19d 11/23

 

adanya perbedaan potensial listrik transtubular ini diperlukan untuk

berlangsungnya proses sekresi K+ oleh sel tubuli distat. Secara eksperimental, obat

ini efektif dalam keadaan asidosis maupun alkalosis. 

Beberapa pengalaman klinik menunjukkan bhwa kedua obat ini terutama

bermanfaat bila diberikan bersama diuretic lain, misalnya hidroklorotiazid. Dengankombinasi ini efek natriuresisnya lebih besar dan ekskresi kalium oleh tiazid

dikurangi. 

Dibandingkan oleh trimteren, amilorid jauh lebih mudah larut dalam air

sehingga lebih banyak diteliti. Pengalaman klinik dengan triamteren pun masih

sangat kurang sehingga msih banyak hal-hal yang belum diketahui mengenai obat ini. 

Absorpsi triameteren melalui saluran cerna baik sekali, obat ini hanya

diberikan oral. Efek diuresisnya biasanya mulai tampak setelah 1 jam. Amilorid dan

triametern per oral diserap kira-kira 50% dan efek diuresisnya terlihat dalam 6

 jam dan berakhir sesudah 24 jam. EFEK SAMPING. Efek toksik yang paling berbahaya dari kedua obat ini yaitu

hiperkalemia. T riameteren juga dapat menimbulkan efek samping yang berupa mual,

muntah, kejang kaki dan pusing.azotemia yang ringan sampai xedang sering terjadi

dan bersifat reversible. Pada penderita dengan sirosis hati akibat alcohol yang

mendapat triameteren pernah dilaporkan terjadi nemia meloblastik, tetapi

hubungan sebab-akibat belum pasti. Hal ini mungkin akibat terjadinya penghambatan

terhadap enzim hidrofolat reduktase, terutama pada penderita dengan penurunan

cadangan dan masukan asam folat. 

Efek samping amilorid yang paling sering selain hiperkalemia yaitu mual,

muntah, diare dan sakit kepala. 

INDIKASI 

Diuretic hemat kalium ternyata bermanfaat untuk pengobatan beberapa

pasien dengan udem. T etapi obat golongan ini akan lebih bermanfaat bila diberikan

bersama dengan diuretic golongan lain. Misalnya dari golongan tiazid. Mengingat

kemungkinan dapat terjadi efek samping hiperkalemia yang membahayakan,, maka

pasien-pasien yang sedang mendpatkan pengobatan dengan diuretic hemat K+

sekali-kali jangan diberikan suplemen K+. juga harus waspada bila memberikan diretik ini

bersama dengan obat penghambat ACE, karena obat ini mengurangi sekresi

aldosteron, sehingga bahaya terjadinya hipovolemi dan hiperkalemiamenjadi besar.

Selain itu perlu diingat pula bahwatriameteren atau amilorid sekali-kali jangan

diberikan bersama spironolaktn mengingat bahaya terjadinya hiperkalemia. 

Page 12: OBAT DIURETIK

5/12/2018 OBAT DIURETIK - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/obat-diuretik-55a4d7dd3f19d 12/23

 

SEDIAAN DAN POSOLOGI.  T riameteren tersedia sebagai kapsul dari 100 mg.

dosisnya 100-300 mg sehari. Untuk tiap penderita harus ditetapkan dosis penunjang

tersendiri. 

Amilorid dalam bentuk tablet 5 mg. dosis sehari sebesar 5-10 mg. 

Sediaan kombinasi tetap antara amilorid 5 mg dan hidroklorotiazid 50 mg danhidroklorotiazid 50 mg terdapat dalam bentuk tablet dengan dosis sehari antara 1-

2 tablet. 

1.5. DIURETIK KUAT  Diuretik kuatv(high-ceiling diuretics) mencakup sekelompok diuretic yang

efeknya sangat kuat dibandingkan dengan diuretic lain. T empat kerja utamanya

dibagi epitel tebal ansa henle bagian asenden, karena itu kelompok ini disebut juga

sebagai loop diuretics. T ermasuk dalam kelompok ini adalah asam etakrinat,

furosemid dan bumetanid. 

Asam etakrinat termasuk deuretik yang dapat diberikan secara oral maupun

parenteral dengan hasil yang memuaskan. Furosemid atau asam 4-kloro-N-furfuril-

5-sulfamoil antranilat masih tergolong derivate asam bumetamid merupakan

derivate asam 3-aminobenzoat yang lebih poten daripada furosemid, tetapi dalam

hal lain kedua senyawa ini mirip satu dengan yang lain.

CARA KERJA 

Secara umu dapat dikatakan bahwa diuretic kuat mempunyai mula kerja dan

lama kerja yang lebih pendek dari tiazid. Hal ini sebagian besar ditentukan oleh

faktor farmokokinetik dan adanya mekanisme kompensasi. Diuretic kuat terutama bekerja dengan cara menghambat reabsorpsi

elektrolit di ansa henle asenden bagian epitel tebal: tempat kerjnya dipermukaan

sel epitel bagian luminal (yang menghadap ke lumel tubuli). Pada pemberian secara

IV obat ini cederung meningkatkan aliran darah ginjal tanpa disertai peningkatan

filtrasi glomerulus. Perubahan hemodiamik ginjal ini mengakibatkan menurunya

reabsorpsi cairan dan elektrolit di tubuli proksimal serta meningkatnya efek awal

dieresis. Peningkatan aliran darah ginjal ini relative hanya berlangsung sebentar.

Dengan berkurangnya cairan ekstrases akibat dieresis, maka aliran darah ginjal

menurun dan hal ini akan mengakibatkan peningkatan reabsorpsi cairan danelektrolit di tubuli poksimal. Hal yang terakhir ini agaknya merupakan suatu

mekanisme konpensasi yang membatasi jumlah zat terlarut yang mencapai bagian

epitel tebal henle asenden, dengan demikian akan mengurangi dieresis. 

Masih ipertentangkan apakah diuretic kuat juga bekerja di tubuli proksimal.

Furosemid dan bumetamid mempunyai daya hambat enzim karbonik anhidrase 

karena keduanya merupakan derivate sulfonamide, seperti juga tiazid dan

Page 13: OBAT DIURETIK

5/12/2018 OBAT DIURETIK - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/obat-diuretik-55a4d7dd3f19d 13/23

 

asetazolamid, tetapi aktivitasnya terlalu lemah untuk menebabkan diuresis di tubuli

proksimal. Asam etakrinat tidak menghambat enzim karbonik anhidrase. Efek

deuetik kuat terdapak segmen yang lebih distal dari ansa henle asendens epitel

tebal , belum dapat dipastikan, tetapi dari besarnya dieresis yang terjadii, diduga

obat ini bekerja juga di segmen tubui lain.Ketiga obat ini juga menyebabkan meningkatnya ekskresi K+ dan kadar asam

urat plasma, mekanismenya kemungkinan besar sama dengan tiazid. Ekskresi Ca++

dan Mg++   juga ditingkatkan sebanding dengan peninggian ekskresi Na+. berbed

dengan tiazid, golongan ini tidak meningkatkan re-absorpsi Ca++ di tubuli distal.

Berdasarkan atas efek kalsinuria ini, golongan deuretik kuat digunakan untuk

pengobatan simptomatik hiperkalsemi. Deuretik kuat meningkatkan ekskresi asam yang dapat dititrasi (titratable

acid) dan ammonia. Fenomena yang diduga terjadi karna eeknya di nefron distal ini

merupakan saah satu faktor penyebab terjadinya alkalosis metabolic. Bila mobilisasi cairan udem terlalu cepat, alkalosis metabolic oleh deuretik

kuat ini terutama terjadi aakibat penyusutan volume cairan ekstrasel.sebaliknya pad

penggunaan yang kronik , faktor utama penyebab alkalosis ialah besarnya asupan

garam dan ekskresi H+ dan K+. alkalosis ini sering sekali disertai dengan

hiponatremia, tetapi masing-masing disebabkan oleh mekanisme yang berbeda. 

FARMAKOKINETIK 

Ketika obat mudah diserap melalui saluran cerna dengan derajat yang agak

berbeda-beda. Bioavailabilitas fursemid 65% sedangkan bumetanid hamper 100%.

Deuretik kuat terikat pada protein plasma secara ekstensif, sehingga tidak

difiltrasi di glomerulus tetapi cepat sekali disekresi melalui system transport asam

organic di tubuli proksimal. Dengan cara ini obat terakumulasi di cairan tubuli dan

mungkin sekali di tempat kerja di daerah yang lebih distal lagi. Probenesid dapat

menghambat sekresi furosemid dan interaksi antara keduanya ini hanya terbatas

pada tingkat sekresi tubuli dan tidak pada tempat kerja deuretik. Kira-kira 2/3 dari asam etrakinat yang diberika secara IV diekskresi melalui

ginja dalam bntuk utuh dan dalam konjugasi dengan senyawa sulfhidril terutama

sistein dan N-asetil sistein. Sebagian lagi diekskresi melalui hati. Sebagian besar

furosemid diekskresi dengan cara yang sama, hanya sebagian kecil dalam bentukglukuronid. Kira-kira 50% bumetanid diekskresi dalam bentuk asal, selebihnya

sebagai metabolit. 

EFEK SAMPING 

Efek samping asam atakrinat dan furosemid dapat dibedakan atas: (1) reaksi

toksik berupa gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit yang sering terjadi dan

Page 14: OBAT DIURETIK

5/12/2018 OBAT DIURETIK - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/obat-diuretik-55a4d7dd3f19d 14/23

 

(2) efek samping yang tidak berhubungan dengan kerja utamanya jarang terjadi.

Hiperuresemia relative sering terjadi, namun pada kebanyakan penderita hal ini

hanya merupakan kelainan biokimia. Dapat pula terjadi reajksi berupa gangguan

saluran cerna, depresi elemen darah, rash kulit, parestesia dan difungsi hati.

Gangguan saluran cerna lebih sering terjadi dengan asam etakrinat daripadafurosemid. Sensivitas mungkin terjadi antara furosemid dan sulfnamid yang lain.

Furosemid dan tiazid diduga dapat menyebabkan nefritis interstisialis alergik  yang

menyebabkan gagal ginjal reversibel juga terjadi penurunan konsentrasi

karbohidrat, tetapi lebih ringan daripada tiazid. Pada dosis yang berlebihan pernah

dilaporkan terjadinya hipoglikemia akut dengan mekanisme yang tidak dikeahui.

Berdasarkan efeknya pada janin hewan coba, maka diuretic kuat ini tiidak dianjurka

pada wanita hamil, kecuali bila mutlak diperlukan. 

Asam etakrinat dapat menyebabkan ketulian sementara maupun menetap, dan

hal ini merupakan efek samping yang serius. Ketulian sementara juga dapat terjadipada furosemid dan lebih jarang pada bumetanid. Ketulian mungkin sekali

disebabkan oleh perubahan komposisi elektrolit cairan endolimfe. Ototoksisitas

merupakan suatu efek samping unik kelompok obat ini. Bila karena suatu hal

diperlukan pemberian obat yang juga bersifat ototoksik misalnya aminoglikosid,

maka sebaliknya dipilih diuretic yang lain, misalnya tiazid. 

Deuretik kuat dapat berinteraksi dengan warfarin klofibrat melalui

penggeseran ikatannya dengan protein. Pada penggunaan kronis diuretic kuat ini

dapat menurunkan bersihan litium. Penggunaan bersama dengan sefalosporin dapat

meningkatkan nefrotoksisitas sefalosporin. Antiinflamasi nonsteroid terutama

indometasin dan kortikosteroid melawan kerja furosemid. 

PENGGUNAAN KLINIK 

Furosemid lebih banyak digunakan daripada asam etakrinat, karena gangguan

saluran cerna yang lebih ringan dan kurva dosis responsnya kurang curam deuretik

kuat merupakan obat efektif untuk pengobatan udem akibat gangguan jantung, hati

atau ginjl. Sebaiknya diberikan secara oral, kecuali bila diperlikan dieresis yang

segera, maka dapat diberikan secara IV atau IM. Pemberian parenteral ini

diperlukan untuk mengatasi udem paru akut. Pada keadaan ini perbaikan klinik

dicapai karena terjadi perubahan hemodenamik dan penurunan volume cairanekstrasel dengan cepat, sehingga alir balik vena dan curah ventrikel kanan

berkurang. Untuk mengatasi udem refrakter, diuretic kuat biasanya diberiikan

bersama deuretik lain, misalnya tiazid atau diuretic hemat K+ . Pemakaian dua macam

obat deuretik kuat secara bersama merupakan tindakan yang tidak rasional. 

Page 15: OBAT DIURETIK

5/12/2018 OBAT DIURETIK - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/obat-diuretik-55a4d7dd3f19d 15/23

 

Bila ada nefrosis atau gagal ginjal kronik, maka diperlukan dosis furosemid

  jauh lebih besar daripada dosis biasa. Diduga hal ini disebabkan oleh banyakya

protein dalam caira tubuli yang akan mengikat furosemid sehingga menghamba

diuresis. Pada penderita dengan uremia, sekresi furosemid melalui tbuli meurun.

Diuretic juga digunakan pada penderita gagal ginjal akut yang masih awal (baruterjadi), namun hasilnya tidak konsisten. Deuretik kuat dikontraindikasikan pada

keadaan gagal ginjal yang disertai anuria. Deuretik kuat dapat menurunkan kadar

kalsium plasma pada penderita hiperkalsemia simtomatik dengan cara meningatkan

ekskresi kalsium melalui urin. Bila digunakan untuk tujuan ini, maka perlu pula

diberian suplemen Na+ dan Cl- untuk menggatikan kehilangan Na+ dan Cl- melalui urin. 

SEDIAAN DAN POSOLOGI 

Asam etakrinat. T ablet 25 dan 50 mg digunakan dengan dosis 50-200 mg per hari.

Sediaan IV berupa Na-etakrinal, dolsisnya 50mg atau 0,5-1 mg/kgBB 

Furosemid.  Obat ini tersedia dalam bentuk tabletb20, 40, 80 mg dan preparat

suntikan. Umumnya pasien membutuhkan kurang dari 600 mgg/hari. Dosis anak 2

mg/kgBB, bila perlu dapat ditingkatkan menjadi 6 mg/kgBB. 

Bumetanid. T ablet 0,5 dan 1 mg digunakan dengan dosis dewasa 0,5-2 mg sehari.

Dosis maksimal perhari 10mg. obat ini tersedia juga dalam bentuk bubuk injeksi

dengan dosis IV atau IM dosis awal atara 0,5-1 mg: dosis diulang 2-3 jam maksimum

10 mg/hari 

1.6. XANTIN 

Xantin ternyata juga mempunyai efek dieresis. Efek stimulasinya pada funsi

 jantung, menimbulkan dugaan bahwa deuresis sebagai disebabkan oleh meningkatnya

aliran darah ginjal dan laju filtrasi glomerulus. Namun semua derivate xantin ini

rupanya juga berefek langsung pada tubuli ginjal, yaitu menyebabkan peningkatan

ekskresi Na+ dan Cl- tanpa disertai perubahan yang nyata pada pengasaman urin. Efe

deuresis ini hanya sedikit dipengaruhi oleh keseimbangan asam basa, tetapi

mengalami potensiasi bila diberikan bersama penghambat karbonik anhidrase.

Diantara kelompok xantin teofilin memperlihatkan efek deuresis yang paling kuat. Xanting sangat jarang digunakan sebagai diuretic utama, namun bila digunakan untuk

tujuan lain terutama sebagai nbronkokodilator, adanya efek deuresis harus tetap

diingat. 

1.7 PENGOBATAN DENGAN DEURETIK 

INDIKASI 

Page 16: OBAT DIURETIK

5/12/2018 OBAT DIURETIK - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/obat-diuretik-55a4d7dd3f19d 16/23

 

Deuretik digunakan untuk menurunkan volume dan cairan interstisialdengan

cara yang meningkatkan ekskresi natrium klorida dan air. Bila deuretik diberikan

secar akut, akan terjadi kehilangan natrium lebih banyak daripada jumah natrium

  yang masik dan makanan. T etapi pada penggunaaan kronis akan dicapai

keseimbangan, sehingga natrium yang keluar sama dengan diet rendah garam. 

KEADAAN YANG MEMERLUKAN DIURESIS CEPAT . Pada udem paru, pemberian

furosemid atau asam etakrinat IV dapat menyebabkan dieresis cepat. Perbaikan

 yang terjadi sebagian mungkin disebabkan oleh adanya perubahan hemodiamik yaitu

perubahan pada daya tamping vena (venous capacintance); tetapi efek duresisnya

tetap diperlukan untuk mempertahnkan hasil tersebut. 

UDEM. Semua diuretic dapat digunakan untuk keadaan udem. Seringkalii udem ini

disertai hiperaldonsteronisme dan karena itu penggunaan deeuretika cenderung

disertai kehilangan kalium. Penyebab utama uden adalah payah jantung ; penyebablainnya antara lain penyakit hati dan sindrom nefrotik. Pada semua keadaan ini harus

diusahakan meningkatkan kadar kalium dalam serumdengan pemberian suplemen

kalium atau dengan penggunaan bersama deuretik hemat kalium. Pada penderita

sirosis hati yang disertai asites dan udem, sebaiknya digunakan dahulu diuretic

hemat kalium, kemudian disusul dengan diuretic yang lebih kuat. 

Pada udem yang disertai gagal ginjal penggunaan tiazid kurang bermanfaat,

sebaliknya diuretic kuat sangat bermanfaat. Dalam hal ini perlu dosis besar untuk

mendapatkan efek pada tubuli proksimal; furosemid lebih disukai dibandingkan

dengan asam etakrinat karena asam etakrinat lebih besar atotoksisitasnya. Diuretichemat kalium sama sekali tidak boleh diberikan pada gagal ginjal,karena ada

bahaya terjadi karena hiperkalemia yang fatal. 

HIPERTENSI. Dasar penggunaan diuretic pada hipertensi terutama karena efeknya

terhadap keseimbangan natrium dan terhadap resistensi perifer. 

Furosemid dan asam etakrinat mempunyai natriuresus lebih kuat disbanding

dengan tiazid; tetapi keduanya tidak mempunyai efek fasedilatasi arteriol langsung

seperti tiazid. Oleh karena itu tiazid terpilih untuk pengobatan hipertensi

berdasarkan pertimbangan efektivitas maupun besarnya biaya. 

Tabel 25-3, PENGGUNAAN KLINIK DIURETIK 

Penyakit  Obat  Komentar/keterangan 

Hipertensi  T iazid  Merupakan pilihan utama

step 1, pada sebagian

Page 17: OBAT DIURETIK

5/12/2018 OBAT DIURETIK - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/obat-diuretik-55a4d7dd3f19d 17/23

 

 

Payah jantung kronik

kongestif 

Udem paru akut 

Sindrom nefrotik 

Payah ginjal akut 

Penyakit hati kronik 

Udem otak 

Hiperkalsemia 

Batu ginjal 

Diabetes insipidus 

Diuretic kuat (biasanya

furosemid)

Diuretic hemat kalium 

T iazid 

Diuretic kuat (furosemid) 

Diuretic hemat kalium 

Diuretic kuat (furosemid)

T iazid atau diretik kuat

bersama dengan

spironolakton 

Manitol dan/ataufurosemid 

Spironolakton (sendiri

atau bersama tiazid atau

diuretic kuat) 

Diuretic osmotic 

Furosemid 

T iazid 

besar penderia 

Digunakan bila terdapat

gangguan fungsi ginjal

atau apabila diperlukanefek diuretic yang segera 

Digunakan bersama tiazid

atau diuretic kuat, bila

ada bahaya hipokalemia 

Digunakan bila fungsi

ginjal normal. T erutama

bermanfaat pada

penderita deengangangguan fungsi ginjal 

Digunakan bersama tiazid

atau diuretic kuat bila ada

bahaya hipokalemia. 

Bila dieresis berhasil,

volume cairan tubuh yang

hilang harus diganti

dengan hati-hati 

Diuretic kuat harus

digunakan dengan hati-

hati. Bila ada gangguan

funsi ginjal, janganmenggunakan

spironolakton 

Diberikan bersama infuse

Page 18: OBAT DIURETIK

5/12/2018 OBAT DIURETIK - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/obat-diuretik-55a4d7dd3f19d 18/23

 

Open agle glaucoma 

Acute angle closure

glaucoma 

T iazid 

Asetazolamid 

Diuretic osmotic atau

asetazolamid 

NaCL hipertonis 

Disertai diet rendah

garam 

Penggunaan jangka

panjang 

Prabedah

DIABETES INSIPIDUS. Diuretic tiazid dapat mengurangi ekskresi air pada

penderita diabetes insipidus mungkin sekali melalui mekanisme konpensasi intrarenal 

BATU GINJAL. T iazid menurunkan ekskresi kalium dalam urin. Hal ini munkin

sebagai akibat adanya konpensasi intrarenal yang menyebabkan reabsorpsi kasium

ditubuli proksimal bertambah atau akibat adanya pengmambatan lamgsung sekresi

kalsium. 

HIPERKALSEMIA. Furosemid dosis tinggi yang diberikan secara IV (100 mg) dalam

infuse larutan angaram faal dapat menhambat reabsorpsi latihan, air dan kalsium di

tubuli proksimal sehingga digunakan untuk pengobatan hiperkalsemia.

EFEK SAMPING Hipokalemia Diuretik dengan tempat kerja di segmen dilusi distal, ansa henle bagian

asenden dari tubuli proksimal dapat menyebabkan kehilangan kalium. Rasio

kehilangan kalium dan natrium lebih besar pada penggunaan tiazi dari pad

furosemid, mungkin karena furosemid tidak mempunyai aktivitas penghambat

karbonak anhidrase. T etapi furosemid mempunyai efek natriuresis lebih kuat,

sehingga biasanya akan diikuti deplesi kalium 

Penggunaan tiazid dosis kecil pada hipertensi, misalnya dengan klorotiazid

500 mg/hari atau klortaidon 25 mg/hari tidak akn banyak mempengaruhi kadar

kalium atau asam urat plasma. T etapi dengan dosis lebih besar pada pengobatanudem, perlu diadakan pemantauan kadar kalium dalam serum 

Hiperurisemia. Hamper semua diurretik menyebabkan peningkatan kadar asamurat

dalam serum melalui pengaruh langsung terhadap sekresi asam urat dan efek ini

berbanding lurus dengan dosis diuretic yang digunakan. Pada penggunaan diuretic

dapat terjadi penyakit pirai, baik pada orang normal maupun mereka yang rentan

Page 19: OBAT DIURETIK

5/12/2018 OBAT DIURETIK - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/obat-diuretik-55a4d7dd3f19d 19/23

 

terhadap gout. Hiperurisemia dapat diperbaiki dengan pemberian alopurinol atau

probenesid 

Gangguan toleransi glukosa dan diabetes. Tiazid dan furosemid dapat

menyebabkan gangguan toleransi glukosa terutama pada penderita diabetes laten,

sehingga manifestasi diabetes. Mekanisme pasti penyebab keadaan ini belum jelaskarena menyangkut berbagai macam faktor, antara lain berkurangnya sekresi

inslin dari pancreas , meningkatnya glikogenolisis dan berkurangnya glikogenesis.

Bila keadaan ini terjadi maka penggunaan diuretic harus dihentian. 

Hiperkalesemia. T iazid dapat mengakibatkan peninggian kadar kalsium serum. 

Hiperkalesemia. Diuretic hemat kalium dapat mengakibatkan hiperkalemia yang

dapat merupakan komplikasi yang fatal. Oleh karena itu obat golonga ini tidak boleh

diberikan dengan dosis berlebihan dan juga tidak boleh diberikan pada penderita

gagal ginjal 

Sindrom udem idiopatik. Penggunaan diuretic kuat pada keadaan ini kadang-kadang

  justru menyebabkan retensi garam dan air. Dengan menghentikan pemberian

diuretic, biasanya dalam waktu 5-10 hari akan timbul dieresis 

Volume depletion. Pemberian dieretik kuat pada penderita gagal jantung berat

dapat mengaibatkan berkurangya volume darah yang beredar secara akut. Dan ha ini

ditandai dengan turunnya tekanan darh, rasa lelah dan lemah. Biasanya dieresis

 jstru akan terjadi setela pemberian diuretic dihentiakn. 

Hiponatremia. Hiponatremia ringan yang sering kali terjadi tidak menimbulkan

masalah. Hiponatremia mudah terjadi pada penggunaan furosemid dosis besar

bersama deuretik lain yang bekerja di tubuli distal; keadaan ini akan lebih berat bila

penderita juga dianjurkan pantang garam tetapi bebas minum air. 

INTERAKSI 

Pada penggunaan diuretic bersama obat-obat lain, hars selal dipikirkan

adanya interaksi yang mungkin terjadi. Beberapa contoh penting tertera alam T abel

25-5 

Tabel25-5.

INTERAKSI KLINIS YANG PENTING PADA PENGGUNAAANDIURETIK 

Obat  Diuretik  Efek 

Kortikosteroid 

Aminoglikosid 

T iazid 

Diuretic kuat 

Diuretic kuat 

Meningkatkan hipokalemia 

Menambah ototoksisitas 

Page 20: OBAT DIURETIK

5/12/2018 OBAT DIURETIK - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/obat-diuretik-55a4d7dd3f19d 20/23

 

Aminoglikosidsefalospori 

Antikolvunsan 

Diazoksid 

Digitalis 

Indometasin 

Indometasin dan

penghambat prostaglandin

 yang lain 

Litium 

Antikoagulan oral 

Suplemen kalium 

Suksinilkolin 

T etrasiklin 

T ubokurarin 

Vitamin D dan produk-

produk kalsium 

Diuretic kuat 

Furosemid 

T iazid 

Furosemid 

T iazid Diuretic kuat 

T riamteren, amilorid 

T iazid 

Diuretic kuat 

T iazid 

T iazid (kemungkinan

diuretik yang lain) 

Diuretic hemat kalum 

Diuretic kuat 

Kemungkinan semua

diuretic 

T iazid 

Diuretic kuad 

T iazid

Menambah nefrotoksisitas 

Menurunkan efek

natriuretik 

Hiperglikemia 

Meningkatkan intoksikasi

digitalis, bila terjadi

hipokalemai Payah ginjal akut 

Menurunkan efek

natriuretik dan atau efek

antihipertensinya 

Meningkatkan kadar litium

dalam serum 

Menurunkan efek koagulan

akibat kosentrasi faktor-

faktor pembekuan 

Hiperkalemia 

Efek blockade saraf-otot

meningkat 

Meningkatkan azotemia

pada penderita gagal

ginjal

Blockade di lempeng saraf

meningkat 

hiperkalsemia 

Mekanisme kerja 

Kebanyakan bekerja dengan mengurangi reabsorbsi natrium , sehingga

pengeluarannya dengan kemih dan demikian juga dari air diperbanyak. Obat-obat ini

bekerja khusus dengan tubuli tetapi di tempat-tempat yang berlainan, yakni : 

1.  Tubuli proksimal. Disini lebih kurang 70% dari ultrafitrat diserap kembali secara

aktif dengan antara lain glukosa, ureum, ion-ion Na+ dan Cl-. Filtrasii tidak berubahdan tetap isotonic terhadap plasma. Diuretika osmotic (mannitol, sorbitol, gliserol)

bekerja di tempat ini dengan mengurangi reabsorpsi Na+ dan air. 

2.  Lengkung henle (henle;s loop). Di segmen ini lebih kurang 20% dari Cl- diangkut

secara aktif di sel-sel tubuli dengan disusul secara pasif oleh Na+, tetapi tanpa air,

sehingga filtrasi menjadi hipotonik. Diuretika lengkungan (furosemida, bumetamida

dan etakrinat) bekerja terutama disini dengan merintangi transport Cl- 

Page 21: OBAT DIURETIK

5/12/2018 OBAT DIURETIK - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/obat-diuretik-55a4d7dd3f19d 21/23

 

3.  Tubuli distal bagian depan. Di ujung atas henle·s loop yang terletak dalam kortex,

Na+ di serap kembali secara aktif tanpa penarikan air pula, sehingga filtrate menjadi

lebih cair dan lebih hipotonik. Saluretikan (zat-zat thiazida , klortalidon, mefrusida

dan klopamida) bekerja di tempat ini dengan merintangi reabsorpsi Na+ dan Cl-

4.  Tubuli distal bagian belakang. Di sini Na+

diserap kembali secara aktif pula danberlangsung penukaran dengan ion-ion K+, H+ Dan NH4

+ . Proses ini dikendalikan oleh

hormone anak ginjal aldosteron. Zat-zat penghemat kalium (spironolakton,

triameteren, amilorida) bekerja di semen ini dengan jalan mengurangi penukaran Na+

dengan K+ , dengan demikian mengakibatkan retensi kalium . 

Penyerapan kembali dari air terutama terjadi di saluran pengupul (duktus colligens)

dan di sinilah bekerja hormone anti diuretic vasopressin (ADH). 

Daftar pustaka 

Katzung Bertram g. (1997). Farmakologi dasar dan klinik. Jakarta : EGC 

Drs. T  jah tan hoan & Drs Rahardja kirana. (2008). Obat-obat penting. Jakarta : PT  

Gramedia 

Deglin judithhopfer & Vallerant april hazard. (2005). Pedoman obat untuk perawat.

Jakarta : EGC.

Dr Jan T ambayong. (2002). Farmakologi untuk keperawatan. Jakarta : widya medika 

Aslam Mohamed, cik kaw tan, adji prayitno.Farmasi klinis.(2003).Jakarta : PT Elex

Media Komputindo 

IURETIK HEMAT KALIUM 

http://egiyanavysht.blogspot.com/2010/12/diuretik-hemat-

kalium.html

Diposkan oleh Egiya Prissanda ,

26Desember 

Yang tergolong dalam kelompok ini adalah antagonis aldosteron, triamteren dan

amilorid. Efek diuretiknya tidak sekuat golongan diuretik kuat.

ANTAGONIS ALDOSTERON 

Aldosteron adalah mineralokortikoid endogen yang paling kuat. Aldosteron atau

mineralokortikoid memperbesar reabsorbsi Na dan Cl di tubuli serta memperbesar ekskresi K.

FARMAKOKINETIK  

Page 22: OBAT DIURETIK

5/12/2018 OBAT DIURETIK - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/obat-diuretik-55a4d7dd3f19d 22/23

 

70% spironolakton oral diserap di saluran cerna, mengalami sirkulasi enterohepatik dan

metabolisme lintas pertama. Ikatan dengan protein cukup tinggi.

EFEK SAMPING 

Efek toksik yang utama dari spironolakton adalah hiperkalemia yang sering terjadi bila

obat ini diberikan bersama-sama dengan asupan kalium yang berlebihan. Tetapi efek toksik ini

dapat pula terjadi bila dosis yang biasa diberikan bersama dengan tiazid pada penderita dengan

gangguan fungsi ginjal yang berat. Efek samping lain yang ringan dan reversible diantaranya

ginekomastia, efek samping mirip androgen dan gejala salura cerna.

INDIKASI 

Antagonis aldosteron digunakan secara luas untuk pengobatan hipertensi dan udem yang

refraktor. Biasanya obat ini dipakai bersama diuretik lain dengan maksud mengurangi efek 

kalium, disamping memperbesar diuresis.

SEDIAAN DAN DOSIS 

Spironolakton terdapat dlam bentuk tablet 25,50 dan 100 mg. Dosis dewasa berkisar 

antara 25-200 mg, tetapi dosis efektif sehari-hari rata-rata 100 mg dalam dosis tunggal atau

terbagi.terdapat pula sediaan kombinasi tetap antara sprironolakton 25 mg dan hidroklorotiazid

25 mg dan, serta antara spironolakton 25 mg dan tiabutazid 2,5 mg.

TRIAMTEREN Diuretik kuat. Bekerja meningkatkan ekskresi natrium, namun kehilangan kalium saat

  bekerja di tubulus distalis ginjal. Digunakan pada pasien dengan gagal jantung, sirosis dan

sindrom nefrotik. Hanya digunakan secara oral. Dosis rata2 100-200 mg / hr dalam dosis terbagi.

Efeknya mulai terlihat setelah 2 jam, bertahan sekitar 12-16 jam. Kombinasi dengan diuretik 

lainnya (tiazid) dapat membantu ekskresi kalium dan asam urat. Menyebabkan hiperkalemi.

Triamteren dapat pula sebabkan mual, muntah , kesemutan pada tungkai bawah, dan rasa pusing.

AMILORID 

Menghambat kanal natrium pada tubulus distalis yang sehingga terjadi diuresis tanpa

resiko hilangnya kalsium, kerjanya tidak dipengaruhi aldosteron dan digunakan untuk gagal

 jantung kronik dan hipertensi ringan kombinasi dengan tiazid atau diuretik loop. Efek samping

Page 23: OBAT DIURETIK

5/12/2018 OBAT DIURETIK - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/obat-diuretik-55a4d7dd3f19d 23/23

 

amilorid yaitu hiperkalemia, mual, muntah, diare, dan sakit kepala. Dosis biasanya adalah 2,5-20

mg, durasi kerjanya 4-5 hari, obat ini dapat di minum peroral dengan tingkat absorpsi 70 %.