UTE Diuretik

47
OBAT DIURETIKA BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Eksreksi obat dari tubuh yang paling utama melalui ginjal ke dalam urine. Proses ekspresi melalui ginjal meliputi filtrasi plasma melalui glomerulus, sekresi aktif dengan mekanisme transport aktif dari darah ke dalam filtrat glomerular melalui epitel tubular, pada keadaan kerusakan ginjal biasanya filtrasi melalui glumerulus akan berkurang. Ginjal merupakan organ utama yang melakukan proses ekskresi dan osmonegulasi. Secara lengkap peranan atau fungsi ginjal adalah Mengeksresikan zat buangan seperti urea, asam urat, kreatinin, keratin dan zat lain yang bersifat racun. Mengatur volume plasma dan jumlah air di dalam tubuh. Menjaga tekanan osmose pada keadaan seharusnya, Mengatur pH plasma dan cairan tubuh, MUJAHIDAH SAFRIANI RAHMAN, S.Farm 150 260 022

description

asdasdasdasdadsasda

Transcript of UTE Diuretik

OBAT DIURETIKA

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Eksreksi obat dari tubuh yang paling utama melalui ginjal ke dalam

urine. Proses ekspresi melalui ginjal meliputi filtrasi plasma melalui

glomerulus, sekresi aktif dengan mekanisme transport aktif dari darah ke

dalam filtrat glomerular melalui epitel tubular, pada keadaan kerusakan ginjal

biasanya filtrasi melalui glumerulus akan berkurang.

Ginjal merupakan organ utama yang melakukan proses ekskresi dan

osmonegulasi. Secara lengkap peranan atau fungsi ginjal adalah

Mengeksresikan zat buangan seperti urea, asam urat, kreatinin, keratin dan

zat lain yang bersifat racun. Mengatur volume plasma dan jumlah air di dalam

tubuh. Menjaga tekanan osmose pada keadaan seharusnya, Mengatur pH

plasma dan cairan tubuh, Menjalankan fungsi sebagai hormon, ginjal

menghasilkan dua macam zat yang diduga mempunyai fungsi endokrin.

Kedua zat tersebut adalah rennin dan eritropoetin.

Berdasarkan Fungsi ginjal yang sangat penting bagi tubuh kita maka

dalam percobaan ini akan diketahui bagaimana ginjal bekerja dengan baik

sehingga dapat menimbulkan efek setelah pemberian obat diuretic.

MUJAHIDAH SAFRIANI RAHMAN, S.Farm150 260 022

OBAT DIURETIKA

B. Maksud Percobaan

Maksud dari percobaan ini adalah mengetahui dan memahami efek

farmakologi, Farmakodinamik, indikasi dan mekanisme kerja dari obat

Furosemid, Spironolakton, HCT dan NaCMC sebagai kontrol setelah

pemberian oral terhadap hewan uji kelinci (Oryctolagus cuniculus).

C. Tujuan Percobaan

Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengetahui dan memahami

cara verja obat diuretik terhadap pengeluaran volume urine kelinci

(Oryctolagus cuniculus).

D. Prinsip Percobaan

Penentuan efek diuretik dari obat Na-CMC, Furosemid, HCT,dan

Spironolakton berdasarkan pengukuran volume urin yang dikeluarkan oleh

hewan uji kelinci (Oryctolagus cuniculus) pada menit ke 30’ dan 60’ setelah

pemberian obat secara oral pada hewan uji kelinci (Orycotalgus cuniculus).

E. Manfaat Percobaan

Untuk menambah data ilmiah mengenai pengaruh obat diuretik

seperti, Furosemide, Spironolakton, dan HCT terhadap hewan uji kelinci

(Oryctolagus cuniculus) berdasarkan volume pengeluaran urin.

MUJAHIDAH SAFRIANI RAHMAN, S.Farm150 260 022

OBAT DIURETIKA

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Uraian Hewan Coba

1. Klasifikasi Hewan Coba

Kelinci (Oryctolagus cuniculus).

Kelinci (Oryctolagus cuniculus)

Kingdom : Animalia

Phylum : Chordata

Sub phylum : Vertebrata

Class : Mamalia

Sub class : Theria

Ordo : Logormoipha

Family : Orytolagidae

Genus : Oryctologus

Species : Oryctolagus cuniculus

2. Karakteristoik hewan coba

Kelinci (Oryctolagus cuniculus)

1. Pada umumnya kelinci tidak berbahaya bila didekati dan dipegang

dengan lembut.

2. Kelinci jarang bersuara kecuali dalam keadaan nyeri atau kesakitan.

MUJAHIDAH SAFRIANI RAHMAN, S.Farm150 260 022

OBAT DIURETIKA

3. Kelinci dewasa bila baru melahirkan dapat menggigit dengan kaki

belakangnya bila diperlakukan dengan kasar.

4. Pada umumnya cendrung untuk berontak jika merasa keamanannya

terganggu. Pada pagi hari secara alamia kelinci biasa memakan

fesenya sendiri dan kelinci dewasa sering berkelahi sehingga

dikandangkan sendiri-sendiri.

5. Secara produktif melahirkan selama 3 – 4 tahun selama hidupnya 5 –

6 tahun.

6. Makanan pokok kelinci adalah sayuran dengan 16 – 20 % serat, 14 –

18 % protein kasar dan tidak lebih dari 2500 kkal/hari.

7. Jumlah pernapasan 32 – 60 / menit

8. Jumlah volume tidal 4 – 6 ml/ kg

9. Detak jantuing 130 – 325 / menit

10. Volume darah 57 – 65 ml/kg

11. Tekanan darah 50 – 130 / 60 – 90 mmHg

12. Lama hamil 28 – 36 hari

MUJAHIDAH SAFRIANI RAHMAN, S.Farm150 260 022

OBAT DIURETIKA

B. Uraian Zat Aktif

1. Uraian Zat Aktif

1. .Na-CMC (Dirjen POM, 1979)

Nama resmi : Natrii Carboxymethilcellulosum

Nama lain : Natrium karboksilmetilselulosa

RM / BM : Na CMC/87,02

Pemerian : Serbuk atau butiran, putih atau putih kuning

gading, tidak berbau atau hampir tidak berbau,

higroskopik.

Kelarutan : Mudah mendispersi dalam air, membentuk

suspensi koloidal, tidak larut dalam etanol (95%)

P, dalam eter P dan dalam pelarut organic yang

lain.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat

Kegunaan : Sebagai control

2. Air suling ( Dirjen POM, 1979)

Nama resmi : AQUADESTILLATA

Nama lain : Air suling

RM / BM : H2O / 48,02

Pemerian : Cairan tidak berwarna, todakberbau, jernih, jernih,

tidak mempunyai rasa

MUJAHIDAH SAFRIANI RAHMAN, S.Farm150 260 022

OBAT DIURETIKA

Kegunaan : Sebagai pelarut

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat

3. Spironolakton (Dirjen POM, 1979)

Nama resmi : Spironolactonum

Nama lain : Spironolakton

RM / BM : C24H32O4S / 416,60

Pemerian : Serbuk, kuning tua, tidak berbau atau berbau

asam tioasetat lemah, rasa agak pahit.

Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air, larut dalam 80

bagian etanol 95% P, dalam 3 bagian

klroform P dan dalam 100 bagian eter P.

Penyimpanan : Terlindung dari cahaya

4. Furosemida (Dirjen POM, 1979)

Nama resmi : Furosemidum

Nama lain : Furosemida

RM / BM : C12H11CIN2O5S / 330,74

Pemerian : Serbuk hablur, putih hampir putih, tidak berbau

dan hampir tidak berasa.

Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air dan dalam

kloroform P, larut dalam 75 bagian etanol 95%

MUJAHIDAH SAFRIANI RAHMAN, S.Farm150 260 022

OBAT DIURETIKA

P, dan dalam 850 bagian eter P, larut dalam

larutan alkali hidroksida.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat

Kegunaan : Sebagai bahan obat.

5. HCT (Dirjen POM, 1979)

Nama resmi : Hydrochlorthiazidum

Nama lain : Hidroklortiazid

RM / BM : C7H8CIN3O4S2 / 297,74

Pemerian : Serbuk hablur, putih atau hampir putih, tidak

berbau agak pahit.

Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air , dalam kloroform P,

dan dalam eter P, larut dalam 200 bagia etanol

(95%) P, dan dalam 20 bagian aseton P, larut

dalam larutan alkali hidroksida.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

Kegunaan : Sebagai bahan obat.

2. Uraian Sediaan

1. Spironolakton® (Dirjen POM, 1979)

Nama resmi : Spironolactonum

Nama lain : Spironolakton

RM / BM : C24H32O4S / 416,60

MUJAHIDAH SAFRIANI RAHMAN, S.Farm150 260 022

OBAT DIURETIKA

Pemerian : Serbuk, kuning tua, tidak berbau atau berbau

asam tioasetat lemah, rasa agak pahit.

Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air, larut dalam 80

bagian etanol 95% P, dalam 3 bagian klroform

P dan dalam 100 bagian eter P.

Penyimpanan : Terlindung dari cahaya

Kegunaan : Sebagai bahan obat.

Spironolakton® dalam dosis sampai dengan 100 mg sehari

mempunyai efek hipotensif yang sebanding dengan hidroklorotiazid.

Spironolakton adalah antagonis spesifik dari aldosteron, maka

merupakan obat pilihan utama untuk hiperaldosteronisum primer. Efek

sampingnya adalah ginekumastia, mastodinia, menstruasi tidak

teratur, dan berkurangnya libido pada pria. (Ganiswarna, 1995)

Farmakodinamik :

Efek farmakodinamik spironolakton yaitu Interaksi pada reseptor,

fisiologik, perubahan dalam kesetimbangan cairan dan elektrolit,

gangguan mekanisme ambilan amin diujung saraf adrenergic, dan

interaksi dengan penghambat mono amin (penghambat MAO).

(Ganiswarna, 1995)

Efek samping :

MUJAHIDAH SAFRIANI RAHMAN, S.Farm150 260 022

OBAT DIURETIKA

Efek samping dari spironolakton yaitu dapat menimbulkan berbagai

efek samping metabolik, yakni hipokalemia, hipomagnesemia,

hiponatremia, hiperurisemia, hiperglikemia, hiperkolesterolemia, dan

hipertrigliseridemia. (Ganiswarna, 1995)

2. Furosemida ® (Dirjen POM, 1979)

Nama resmi : Furosemidum

Nama lain : Furosemida

RM / BM : C12H11CIN2O5S / 330,74

Pemerian : Serbuk hablur, putih hampir putih, tidak berbau

dan hampir tidak berasa.

Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air dan dalam

kloroform P, larut dalam 75 bagian etanol 95%

P, dan dalam 850 bagian eter P, larut dalam

larutan alkali hidroksida.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat

Kegunaan : Sebagai bahan obat.

Cara Kerja :

Diuretik kuat bekerja dengan cara menghambat rearbsorbsi elektrolit

dianza henle asendens bagian epitel tebal, tempat kerjanya

dipermukaan sel epitel bagian luminal (yang menghadap kelumen

MUJAHIDAH SAFRIANI RAHMAN, S.Farm150 260 022

OBAT DIURETIKA

tubuli). Furosemid mempunyai daya hambat enzim karbonik anhidrase

karena mempunyai derivate sulfonamide. (Ganiswarna, 1995)

Farmakokinetik :

Ketiga obat mudah diserap melalui saluran cerna, dengan derajat yang

agak berbeda-beda. Biovaibilitas furosemid 65% sedangkan

bumetamid hampi 100 %. Diuretik kuat terikat pada protein plasma

secara ekstensif, sehingga tidak difiltrasi diglomerulus. (Ganiswarna,

1995)

Pemberian Dosis :

Dosis awal melindungi penderita dari efek samping meskipun mungkin

tidak cukup untuk menimbulkan respons penurunan. TD yang

diinginkan. Bila diperlukan peningkatan dosis, hal ini harus dilakukan

setelah minimal 2-4 minggu.

Dosis maksimal ditentukan dengan pertimbangan bahwa untuk banyak

AH, kebutuhan dosis bagiap penderita Oriental lebih rendah

dibandingkan penderita Kaukasia. (Ganiswarna, 1995)

Indikasi :

Furosemida digunakan untuk menurunkan volume darah dan cairan

interstisial dengan cara meningkatkan ekskresi natrium klorida dan air.

Bila furosemida diberikan secara akut, akan terjadi kehilangan banyak

MUJAHIDAH SAFRIANI RAHMAN, S.Farm150 260 022

OBAT DIURETIKA

natrium lebih banyak dari pada jumlah natrium yang masuk.

(Ganiswarna, 1995)

Efek samping :

Efek samping furosemida yaitu (1) reaksi toxic berupa gangguan

keseimbangan cairan dan elektrolit yang sering terjadi,dan (2) Efek

samping yang tidak berhubungan dengan kerja utamanya.

(Ganiswarna, 1995)

3. HCT® (Dirjen POM, 1979)

Nama resmi : Hydrochlorthiazidum

Nama lain : Hidroklortiazid

RM / BM : C7H8CIN3O4S2 / 297,74

Pemerian : Serbuk hablur, putih atau hampir putih, tidak

berbau agak pahit.

Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air , dalam kloroform P,

dan dalam eter P, larut dalam 200 bagia etanol

(95%) P, dan dalam 20 bagian aseton P, larut

dalam larutan alkali hidroksida.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

Kegunaan : Sebagai bahan obat.

Farmakokinetik :

MUJAHIDAH SAFRIANI RAHMAN, S.Farm150 260 022

OBAT DIURETIKA

70% Hidroklortiazid oral diserap di saluran cerna, mengalami sirkulasi

enterohepatik dan metabolisme lintas utama, ikatan dengan protein

cukup tinggi. Metaboli utamanya, kanrenon, memperlihatkan aktivitas

antagonis aldosteron. (Ganiswarna, 1995)

Sediaan dan dosis :

Hidroklortiazid terdapat dalam bentuk tablet 25, 50, dan 100 mg. Dosis

dewasa berkisar antara 25-200 mg, tetapi dosis efektif sehari rata-rata

100 mg dalam dosis tunggal atau terbagi.(Ganiswarna,1995)

Indikasi :

Diuretik hemat kalium ternyata bermanfaat untuk pengobatan

beberapa pasien dengan udem. Tetapi obat golongan ini akan lebih

bermanfaat bila diberikan bersama dengan diuretic golongan lain,

misalnya dari golongan tiazid. (Ganiswarna, 1995)

Efek Samping :

Efek toksik yang paling berbahaya dari obat ini yaitu hiperkalimia.

Triamteren juga dapat menimbulkan efek samping yang berupa mual,

muntah, kejang kaki dan pusing. (Ganiswarna, 1995).

MUJAHIDAH SAFRIANI RAHMAN, S.Farm150 260 022

OBAT DIURETIKA

C. Teori Umum

Eksreksi obat dari tubuh yang paling utama melalui ginjal ke

dalam urine. Proses ekspresi melalui ginjal meliputi filtrasi plasma melalui

glomerulus, sekresi aktif dengan mekanisme transport aktif dari darah ke

dalam filtrat glomerular melalui epitel tubular, pada keadaan kerusakan

ginjal biasanya filtrasi melalui glumeruli akan berkurang (Anonim, 2006).

Ketika filtrat mengalir melalui tubulus tersebut, kebanyakan air

dan berbagai zat yang terlarut di dalamnya diabsorbsi ke dalam kapiler

peritubulus dan sejumlah kecil solute lain disekresikan ke dalam tubulus.

Air solute tubulus yang tersisa menjadi urine (Anonim, 2006).

Ginjal merupakan organ utama yang melakukan proses ekskresi

dan osmonegulasi. Secara lengkap peranan atau fungsi ginjal adalah

sebagai berikut : (Dwiyana, 2002).

1. Mengeksresikan zat buangan seperti urea, asam urat, kreatinin, keratin

dan zat lain yang bersifat racun.

2. Mengatur volume plasma dan jumlah air di dalam tubuh. Bila banyak

air yang masuk ke dalam tubuh, ginjal membuang kelebihan air

sehingga lebih banyak lagi urin yang diekskresikan. Bila tubuh

kehilangan banyak air, ginjal akan mengeluarkan sedikit air (urin

pekat).

MUJAHIDAH SAFRIANI RAHMAN, S.Farm150 260 022

OBAT DIURETIKA

3. Menjaga tekanan osmose pada keadaan seharusnya dengan cara

mengatur ekskresi garam-garam, membuang jumlah garam yang

berlebihan dan menahan garam bila jumlahnya dalam tubuh

berkurang.

4. Mengatur pH plasma dan cairan tubuh, ginjal dapat mengekskresikan

urin yang bersifat basa tetapi dapat pula mengekspresikan urin yang

bersifat asam.

5. Menjalankan fungsi sebagai hormon, ginjal menghasilkan dua macam

zat yang diduga mempunyai fungsi endokrin. Kedua zat tersebut

adalah rennin dan eritropoetin.

Pembentukan urin dimulai dengan filtrasi sejumlah besar cairan

yang bebas protein dari kapiler glomerulus ke kapsula Bowman.

Kebanyakan zat dalam plasma, kecuali untuk protein, difiltrasi secara

bebas sehingga konsentrasinya pada filtraf glomerulus dalam kapsula

Bowman hampir sama dengan dalam plasma. Ketika cairan yang telah

difiltrasi ini meninggalkan kapsula Bowman dan mengalir melewati

tubulus, cairan diubah oleh reabsorpsi air dan zat terlarut spesifik yang

kembali ke dalam darah atau oleh sekresi zat-zat lain dari kapiler

peritubulus ke dalam tubulus (Guyton, 1997).

Di dalam ginjal terjadi rangkaian proses pembentukan urine, yaitu

sebagai berikut : (Sjafaraenan, 2005).

MUJAHIDAH SAFRIANI RAHMAN, S.Farm150 260 022

OBAT DIURETIKA

1. Penyaringan atau filtrasi zat-zat sisa metabolisme. Proses ini dilakukan

oleh Kapsula Bowman.

2. Penyerapan kembali atau absorbsi zat-zat yang masih berguna bagi

tubuh. Proses ini berlangsung di sepanjang tubulus kontraktil proksimal

hingga Henle.

3. Pengeluaran zat yang tidak diperlukan dan tidak dapat disimpan dalam

tubuh yang disebut augmentasi. Proses ini berlangsung disepanjang

tubulus kontrotus distal hingga kaliktifus.

Ekskresi obat dari tubuh yang paling utama melalui ginjal kedalam

urin. Proses ekskresi melalui ginjal meliputi filtrasipalsma melalui glomerulus,

sekesi aktif dengan mkanisme transport aktif dari darah ke dalam filtrat

glomerulaer melalui epitel tubular, pada keadaan kerusakan ginjal biasanya

filtrasi melalui glomeruli akan menjadi berkurang (Haryono : 2002).

Bila obat atau senyawa yng digunakan terekskresi semua dan hanya

melalui filtat glomerul, seperti insulin, manitol, dan kreatini, maka volume

plasma yang dibersihkan dari obat tersebut setiap menit sama dengan

kecepatan filtrasinya sendiri. Dengan kata lain untuk obat-obat yang yang

diekskresi hanya melalui glomerul Renal Clearence = GFR. Penentuan renal

clearence sangat penting dalam (Harvey : 1995).

Ginjal mempunyai kaitan yang erat dengan fungsi organ – organ lain

dan demikian pula sebaliknya. Oleh karena itu, walaupun yang dihadapi

MUJAHIDAH SAFRIANI RAHMAN, S.Farm150 260 022

OBAT DIURETIKA

adalah penderita penyakit ginjal, haruslah kita mengahadapi penderita secara

keseluruhan, baik pada pengambilan amnesia maupun pada pemeriksaan

lainnya. (Soeparman, 1993).

Fungsi Ginjal :

1. Mengekresikan zat buangan seperti urea, asam urat, kreatinin,

keratin dan zat lain yang bersifat racun.

2. Mengatur volume plasma dan jumlah air didalam tubuh. Bila banyak

air yang masuk ke dalam tubuh, ginjal membuang ke;lebihan air

sehingga lebih banyak lagi urine yang diekresikan. Bila tubuh

kehilangan banyak air, ginjal akan mengeluarkan sedikit air (urine

pekat)

3. Menjaga tekanan osmose pada keadaan seharusnya dengan cara

mengatur ekskresi garam – garam, membuang jumlah garam yang

berlebihan dan menahan garam bila jumlahnya dalam tubuh

berkurang.

4. Mengatur pH plasma dan cairan tubuh, ginjal dapat mengekresikan

urin yang bersifat asam (Syarifudin, 2001).

Ada beberapa proses yang terjadi pada ginjal yaitu : (Azies ,

1990).

1. Ultrafitrasi, semua molekul berukuran kecil seperti air, glukosa dan

urea disaring darah di glomerulus. Hasil filtrasi ini adalah

MUJAHIDAH SAFRIANI RAHMAN, S.Farm150 260 022

OBAT DIURETIKA

terbentuknya filtrate di kapsula bowman yang selanjutnya dialirkan

ke tubulus renalis.

2. Reabsorbsi selektif, semua susbstansi yang berguna bagi tubuh

dan yang diperlukan untuk mempertahankan air dan komposisi

garam cairan tubuh akan diambil dari filtrate dan dikembalikan ke

dalam darah dengan suatu proses yang isebut reabsorbsi.

3. Sekresi, pada umumnya substansi yang tidak dibutuhkan oleh

dapat dipindahkan dari darah ke filtrate dan perpindahan substansi

dari darah ke filtrate yang terdapat di tubulus renalis.

Unit fungsional ginjal disebut nefron terdiri dari kelompok kapiler

yang disebut glomerulus dan suatu pipa sempit yang panjang yang disebut

tubulus renalis, yang muncul dari suatu bentuk balon lampu, yakni kapsula

Bowman. Tubulus renalis terdiri dari :(Sjafaraenan,2005).

MUJAHIDAH SAFRIANI RAHMAN, S.Farm150 260 022

OBAT DIURETIKA

BAB III

METODE KERJA

A. Tempat dan Waktu Praktikum

Waktu percobaan dan pengamatan dilaksanakan pada :

Hari / Tanggal : Rabu , Tanggal 5 Maret 2008

Waktu : Pukul 13.30 siang sampai selesai.

Tempat : Laboratorim Biofarmasi, Fakultas Farmasi.

B. Alat dan Bahan

1. Alat yang digunakan

a. Erlenmeyer

b. Gelas kimia

c. Gelas piala

d. Kandang individu

e. Kateter

f. Labu ukur

g. Mouth block

h. Spoit 5 ml

i. Stopwatch

2. Bahan yang digunakan

a. Air suling (Aquadest)

b. Na.CMC

MUJAHIDAH SAFRIANI RAHMAN, S.Farm150 260 022

OBAT DIURETIKA

c. Furosemid®

d. HCT®

e. Spironolakton®

C. Hewan

1. Hewan uji kelinci (Oryctologus cuniculus)

D. Cara Kerja

1. Penyiapan hewan coba

1. Hewan coba dipuasakan selama 8 jam sebelum praktikum.

2. Hewan coba ditimbang 1 hari sebelum praktikum

3. Hewan coba dihitung dosis dan volume pemberian obatnya selama 1

hari sebelum praktikum

2. Penyiapan bahan

1. Pembuatan Na-CMC 1%

a. Alat dan bahan disiapkan

b. Na-CMC ditimbang sebanyak 2 g

c. Na-CMC dilarutkan dengan 120 ml air hangat sambil diaduk

menggunakan mixer hingga jernih

d. Na-CMC tersebut ditanbahkan lagi dengan 80 ml air dingin lalu

diaduk lagi hingga homogen

MUJAHIDAH SAFRIANI RAHMAN, S.Farm150 260 022

OBAT DIURETIKA

e. Na-CMC tersebut disimpan pada wadah dan siap untuk digunakan

setelah didiamkan selama 1 x 24 jam dalam kulkas.

2. Pembuatan suspensi Furosemid

MUJAHIDAH SAFRIANI RAHMAN, S.Farm150 260 022

OBAT DIURETIKA

BAB IV

HASIL PENGAMATANDAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan

Perlakuan BB VPVolume Urine

10’ 20’ 30’ 40’ 50’ 60’

Furosemid®1,5

Kg

12 ml 12 ml - - - - -

HCT®1,5

Kg

12 ml 1,2

ml

0,1

ml

0,1

ml

0,1 ml - -

Spironolakton®1 Kg 16 ml 16 ml 1 ml 0,2

ml

- - -

MUJAHIDAH SAFRIANI RAHMAN, S.Farm150 260 022

OBAT DIURETIKA

B. PEMBAHASAN

Diuretik adalah proses terganggunya saluran kandungan kemih atau

proses miksi. Diuresis dapat terjadi karena adanya pengecilan atau

penyempitan pada kandung kemih seseorang. Terjadinya diuresis juga dapat

disebabkan karena adanya efek farmakodinamik pada saraf simpatik

seseorang.

Hormon anti diuretik (ADH) yang dihasilkan oleh kelenjar hipofisis

posterior akan mempengaruhi penyerapan air pada bagian tubulus distal

karma meningkatkan permeabilitias sel terhadap air. Jika hormon ADH

rendah maka penyerapan air berkurang sehingga urin menjadi banyak dan

encer. Sebaliknya, jika hormon ADH banyak, penyerapan air banyak

sehingga urin sedikit dan pekat. Kehilangan kemampuan mensekresi ADH

menyebabkan penyakti diabetes insipidus.

Adapun system urinaria terdiri atas :

- Ginjal, yang mengeluarkan secret urine.

- Ureter, yang mengeluarkan urine dari ginjal kekandung kencing

- Kendung kencing, yang bekerja sebagai penumpang

- Uretera, yang mengeluarkan urine dari kandung kencing.

Filtrat glomerulus hanya mengandung zat gula, air, garam-garam

mineral, dan asam amino yang masih dibutuhkan oleh tubuh. Molekul-molekul

yang besar seperti protein dan sel darah tidak dapat melewati glomerulus.

MUJAHIDAH SAFRIANI RAHMAN, S.Farm150 260 022

OBAT DIURETIKA

Filtrat glomerulus kemudian dialirkan melalui tubulus. Tubulus adalah sum-

sum ginjal. Di sepanjang tubulus (saluran) terjadi penyerapan kembali atau

reabsorbsi zat-zat yang masih dibutuhkan oleh tubuh. Pembuluh-pembuluh

kapiler di dinding tubulus menyerap zat gula, asam amino, san garam-garam

mineral dalam bentuk ion-ion anorganik untuk di bawa masuk ke aliran darah

disebut filtrat tubulus atau urine sekunder.

Miksi adalah pengosongan kandung kemih. Proses ini terdiri dari dua

langkah, yaitu

a. Kandung kemih secara progresif terisi sampai tegangan di dindingnya

meningkat di atas nilai ambang, yaitu kemudian dicetuskan.

b. Timbul refleksi saraf (yang disebut refleksi miksi), refleks berkemah yang

berusaha mengosongkan kandung kemih atau juka ini gagal setidak-

tidaknya menimbulkan kesediaan akan keinginan untuk berkemah.

Meskipun refleks miksi adalah refleks ini dapat juga ditimbulkan oleh

pusat korteks serebsi atau batang otak.

Bagian korteks ginjal mengandung banyak sekali nefron ± 100 juta

sehingga permukaan kapiler ginjal menjadi luas, akibatnya perembesan zat

buangan menjadi banyak. Setiap nefron terdiri atas badan Malphigi dan

tubulus (saluran) yang panjang. Pada badan Malphigi terdapat kapsul

Bowman yang bentuknya seperti mangkuk atau piala yang berupa selaput sel

pipih. Kapsul Bowman membungkus glomerulus. Glomerulus berbentuk

MUJAHIDAH SAFRIANI RAHMAN, S.Farm150 260 022

OBAT DIURETIKA

jalinan kapiler arterial. Tubulus pada badan Malphigi adalah tubulus proksimal

yang bergulung dekat kapsul Bowman yang pada dinding sel terdapat banyak

sekali mitokondria. Tubulus yang kedua adalah tubulus distal.

Dalam percobaan ini hewan yang digunakan adalah kelinci

(Oryctologus cuniculus) dengan prinsip kerja yaitu dengan menghitung

volume pemberian obat diuretic secara oral pada kelinci, kemudian

dimasukkan mouth block dalam mulut kelinci, masukkan kateter dalam mouth

block dan diusahakan masuk kedalam lambung, kemudian ujung kateter

dicelupkan ke gelas erlenmeyer yang berisi air sehingga dapat diketahui jika

kateter tersebut masuk kedalam paru-paru akan terbentuk gelembung.

Dimasukkan obat yaitu sesuai volume pemberian masing-masing kelinci.

Diamati banyaknya volume urine pada kelinci setelah diberikan HCT® ,

Furosemid® dan spironolakton® serta Na CMC sebagai kontrol dengan

frekuensi 10’, 20’, 30’, 40’, 50’,60’. Lalu dicatat hasil pengamatan.

Berdasarkan percobaan, pemberian obat diuretik yaitu HCT® dapat

diamati bahwa pada menit 10’ diketahui volume urine 1,2 ml, menit 20’

volume urinenya 0,1 ml sampai pada menit 40’ dan pada menit selanjutnya

tidak terjadi diuretic pada kelinci tersebut. Sehingga dapat disimpulkan bahwa

HCT® merupakan obat diuretic osmotic atau tiazid.

MUJAHIDAH SAFRIANI RAHMAN, S.Farm150 260 022

OBAT DIURETIKA

Pada percobaan, pemberian obat Spironolakton® yaitu dapat diamati

bahwa pada menit 10’ diketahui volume urine 1ml, menit 20’ volume urinenya

0,2 ml dan pada menit selanjutnya tidak terjadi diuretic pada kelinci tersebut.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa Spironolakton® merupakan obat diuretic

hemat kalium.

Berdasarkan percobaan, pemberian obat Furosemid® yaitu dapat

diamati bahwa pada menit 10’ diketahui volume urine 12 ml, dan pada menit

selanjutnya tidak terjadi diuretic pada kelinci tersebut. Sehingga dapat

disimpulkan bahwa Furosemid® merupakan obat diuretic hemat kalium.

Furosemid adalah diuretik yang efeknya sangat kuat bila dibandingkan

dengan diuretik lainnya. Tempat kerja utamanya di bagian epitel tebal ansa

Henle di bagian asenden. Furosemid dapat menyebabkan meningkatnya

ekskresi K+ dan kadar asam urat plasma.

Pada rongga ginjal bermuara pembuluh pengumpul. Rongga ginjal

dihubungkan oleh ureter (berupa saluran) ke kandung kencing (vesika

urinaria) yang berfungsi sebagai tempat penampungan sementara urin

sebelum keluar tubuh. Dari kandung kencing menuju luar tubuh urin melewati

saluran yang disebut uretra.

MUJAHIDAH SAFRIANI RAHMAN, S.Farm150 260 022

OBAT DIURETIKA

Di dalam ginjal terjadi rangkaian prows filtrasi, reabsorbsi, dan

augmentasi.

1. Penyaringan (filtrasi)

Filtrasi terjadi pada kapiler glomerulus pada kapsul Bowman. Pada

glomerulus terdapat sel-sel endotelium kapiler yang berpori (podosit)

sehingga mempermudah proses penyaringan. Beberapa faktor yang

mempermudah proses penyaringan adalah tekanan hidrolik dan

permeabilitias yang tinggi pada glomerulus. Selain penyaringan, di

glomelurus terjadi pula pengikatan kembali sel-sel darah, keping darah,

dan sebagian besar protein plasma. Bahan-bahan kecil terlarut dalam

plasma, seperti glukosa, asam amino, natrium, kalium, klorida, bikarbonat,

garam lain, dan urea melewati saringan dan menjadi bagian dari endapan.

Hasil penyaringan di glomerulus berupa filtrat glomerulus (urin

primer) yang komposisinya serupa dengan darah tetapi tidak mengandung

protein. Pada filtrat glomerulus masih dapat ditemukan asam amino,

glukosa, natrium, kalium, dan garamgaram lainnya.

2. Penyerapan kembali (Reabsorbsi)

Volume urin manusia hanya 1% dari filtrat glomerulus. Oleh karena

itu, 99% filtrat glomerulus akan direabsorbsi secara aktif pada tubulus

MUJAHIDAH SAFRIANI RAHMAN, S.Farm150 260 022

OBAT DIURETIKA

kontortus proksimal dan terjadi penambahan zat-zat sisa serta urea pada

tubulus kontortus distal.

Substansi yang masih berguna seperti glukosa dan asam amino

dikembalikan ke darah. Sisa sampah kelebihan garam, dan bahan lain

pada filtrat dikeluarkan dalam urin. Tiap hari tabung ginjal mereabsorbsi

lebih dari 178 liter air, 1200 g garam, dan 150 g glukosa. Sebagian besar

dari zat-zat ini direabsorbsi beberapa kali.

Setelah terjadi reabsorbsi maka tubulus akan menghasilkan urin

sekunder yang komposisinya sangat berbeda dengan urin primer. Pada

urin sekunder, zat-zat yang masih diperlukan tidak akan ditemukan lagi.

Sebaliknya, konsentrasi zat-zat sisa metabolisme yang bersifat racun

bertambah, misalnya ureum dari 0,03`, dalam urin primer dapat mencapai

2% dalam urin sekunder.

Dalam percobaan ini hewan yang digunakan adalah kelinci

(Oryctologus cuniculus) dengan prinsip kerja yaitu dengan menghitung

volume pemberian obat diuretic secara oral pada kelinci, kemudian

dimasukkan mouth block dalam mulut kelinci, masukkan kateter dalam

mouth block dan diusahakan masuk kedalam lambung, kemudian ujung

kateter dicelupkan ke gelas erlenmeyer yang berisi air sehingga dapat

diketahui jika kateter tersebut masuk kedalam paru-paru akan terbentuk

MUJAHIDAH SAFRIANI RAHMAN, S.Farm150 260 022

OBAT DIURETIKA

gelembung. Dimasukkan obat yaitu sesuai volume pemberian masing-

masing kelinci. Diamati banyaknya volume urine pada kelinci setelah

diberikan HCT® , Furosemid® dan spironolakton® serta Na CMC sebagai

kontrol dengan frekuensi 10’, 20’, 30’, 40’, 50’,60’. Lalu dicatat hasil

pengamatan.

Berdasarkan percobaan, pemberian obat diuretik yaitu HCT® dapat

diamati bahwa pada menit 10’ diketahui volume urine 1,2 ml, menit 20’

volume urinenya 0,1 ml sampai pada menit 40’ dan pada menit selanjutnya

tidak terjadi diuretic pada kelinci tersebut. Sehingga dapat disimpulkan bahwa

HCT® merupakan obat diuretic osmotic atau tiazid.

Pada percobaan, pemberian obat Spironolakton® yaitu dapat diamati

bahwa pada menit 10’ diketahui volume urine 1ml, menit 20’ volume urinenya

0,2 ml dan pada menit selanjutnya tidak terjadi diuretic pada kelinci tersebut.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa Spironolakton® merupakan obat diuretic

hemat kalium.

Berdasarkan percobaan, pemberian obat Furosemid® yaitu dapat

diamati bahwa pada menit 10’ diketahui volume urine 12 ml, dan pada menit

selanjutnya tidak terjadi diuretic pada kelinci tersebut. Sehingga dapat

disimpulkan bahwa Furosemid® merupakan obat diuretic hemat kalium.

MUJAHIDAH SAFRIANI RAHMAN, S.Farm150 260 022

OBAT DIURETIKA

Diuretik adalah suatu zat yang meningkatkan laju pengeluaran volume

urine. Sebagain besar diuretic juga meningkatkan ekskresi bahan terlarut

dalam urine khususnya natrium dan klorida. Kenyataannya sebagian besar

diuretic yang dipakai secara klinis bekerja dengan menurunkan laju

reabsorbsi natrium dari tubulus,m yang kemudian menyebabkan natriuresis

(peningkatan keluaran air). Artinya,peningkatan keluaran air, disebagian

besar kasusu, timbul secara sekunder akibat penghambatan terhadap

reabsorbsi natrium tubulus karena natrium yang tersisa di tubulus bekerja

secara osmotic menurunkan reabsorbsi air.

Cara kerja obat diuretic adalah :

1. Golongan diuretic osmotic yaitu menurunkan reabsorbsi air dengan

meningkatkan tekanan osmotic cairan tbulus

2. lengkung diuretic yaitu menurunkan reabsorbsi aktif natrium-klorida kalium

pada cabang tebal ansa henle asenden

3. Diretik tiazid yaitu menghambat reabsorbsi natrium-klorida pada

permulaan tublus distal

MUJAHIDAH SAFRIANI RAHMAN, S.Farm150 260 022

OBAT DIURETIKA

4. penghambatan kabonil anhidrase yaitu menghambat reabsorbsi natrium

bikarbonat pada tubulus proksimal

5. Penghambatan kompetetif aldosteron yaitu menurunkan reabsorbsi

natrium dari dan sekresi kalium ke dalam tublus koligentes kortikalis

6. Diretik yang menghambat saluran natrium dalam tubulus koligentes

menurunkan reabsorbsi natrium.

Aplikasi dalam dunia farmasi yaitu sebagai obat dalam menurunkan

volume cairan ekstra seluler, khususnya penyakit yang berhubungan dengan

edema dan hipertensi.

Dari hasil percobaan dapat dilihat bahwa pada mencit yang diberi obat

HCT selalu terjadi pngeluaran urine walaupun dalam volume yang kecil.

Diakibatkan karena obat HCTR merupakan golongan obat diretik kuat. Dan

hewan yang cepat berhenti dalam pengeluaran urine adalah obat

furosemideR.

MUJAHIDAH SAFRIANI RAHMAN, S.Farm150 260 022

OBAT DIURETIKA

BAB VI

PENUTUP

VI.1. Kesimpulan

Setelah melakukan percobaan dapat disimpulkan bahwa

Pemberian obat pada kelinci (Oryctalgus cuniculus) dapat diamati efek

obat berdasarkan jumlah volume urinenya :

Pemberian obat diuretik yaitu HCT® dapat disimpulkan merupakan

obat diuretic osmotic atau tiazid.

Pemberian obat Spironolakton® yaitu dapat diketahui merupakan

obat diuretic hemat kalium.

Pemberian obat Furosemid® yaitu dapat disimpulkan merupakan

obat diuretic hemat kalium.

VI.2. Saran

Sebaiknya pembuatan bahan dilakukan sehari sebelum

praktikum agar tidak ada kendala ketika praktikum akan dimulai

MUJAHIDAH SAFRIANI RAHMAN, S.Farm150 260 022

OBAT DIURETIKA

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2006. Penuntun Praktikum Anatomi Fisiologi Manusia . Penerbit UMI. Makassar.

Anonimi, 2007. “ Penuntun Praktikum Farmakologi & Toksikologi 1 “. UMI. Makassar

Guyton,H., 1997. Fisiologi Kedokteran. EGC. Jakarta

Ganiswana, S.G,dkk. 1995. “ Farmaklogi dan Terapi “. Edisi IV. FK UI. Jakarta

Harvey A. Richard,dkk. 1995. “ Farmakologi Ulasan Bergambar “. Widya Medika. Jakarta

Sjafaraenan., 2005. anatomi Fisiologi Manusia. Fakultas MIPA. Makassar. (hal 199).

Soeparman, 1993. Ilmu Penyakit Dalam Jilid II. Penerbit FK UI. Jakarta.

Syarifudin, 2001. Fungsi System Tubuh Manusia. Widya Medika. Jakarta.

Dirjen POM. 1979. “Farmakope Indonesia”. Edisi III, Depkes RI, Jakarta.

MUJAHIDAH SAFRIANI RAHMAN, S.Farm150 260 022

OBAT DIURETIKA

LAMPIRAN

A.Skema Kerja

MUJAHIDAH SAFRIANI RAHMAN, S.Farm150 260 022

Kelinci

Ditimbang

Na CMC(oral)

Furosemid(oral)

HCT(oral)

Spironolakton(oral)

Amati Frekuensi Urine Pada Menit30’ dan 60’

Di catat hasil pengamatan