Media Aspirasi

12
Kualitas Logistik Pemilu Nunggak Pajak ke halaman 11 ke halaman 11 ke halaman 11 ke halaman 11 ke halaman 11 ke halaman 11 MEDIA ASPIRASI/DIDIK PURWANTO MEDIA ASPIRASI/RUDIANTO MEDIA ASPIRASI/ELSI BUDI CAHYONO mas tono iku, jarene.... Media ASPIRASI KORAN UMUM SELANGKAH LEBIH DEKAT ! @media_aspirasi media aspirasi [email protected] (0352) 489219 3 BACA HALAMAN 10 BACA HALAMAN 5 BACA HALAMAN EDISI 51 I 12 - 18 MARET I TAHUN 2014 Sunarto: KPPT Mlempem PPU Magetan Jadi Sarang Hantu www.mediaaspirasi.co.id baca juga versi e-paper di www.mediaaspirasi.co.id SUGIJANTO, Mantan Kades Pohijo dan Caleg DPRD Ponorogo Langganan Koran? Hubungi: 0352 - 489219 Harga Eceran Rp. 2.500,- Beliau sosok yang amanah dan peduli dengan masyarakat.” Polres Ngawi Gulung Dua Bandar Narkoba NGAWI, Media Aspirasi - Cukup sudah pengedar barang haram ini melakukan aksinya setelah Satreskrim Polres Ngawi berhasil meng- gulung dua orang komplotan yang diyakini se- bagai pengedar sabu-sabu antar provinsi. Dari tangan kedua pelaku polisi berhasil mengamankan sabu-sabu seberat 3,10 gram, uang tunai Rp 900 ribu dan sejumlah peralatan bong. Kedua pelaku tersebut antara lain Sutrisno (35) warga Dusun Pi- lang Payung, Desa/Kecamatan Geneng, Kabupaten Ngawi dan Anton Krisnadi (38) warga Dusun/Desa Bener, Kecamatan Ngrampal, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah. “Kami menangkap kedua tersangka di JL Raya Dusun Dungus, Desa Karangasri, Keca- matan Ngawi Kota,”terang Kasat Reskoba Polres Ngawi, AKP Juwahir, Senin, (10/03) lalu. KRIMINAL ASUSILA Seringkali Dirazia, Pasar Penampungan Tetap Eksis MAGETAN, Media Aspirasi - Meski sudah beberapa kali dirazia, warung remang-remang di kawasan Pasar Sayur Magetan yang diduga men- jadi ajang prostitusi illegal masih terus beroprasi. Selasa, (11/3) kemarin, petugas gabungan yang terdiri dari Disperindag, Dinsosnakertrans, Ba- gian Hukum Setdakab, dan Sat Pol-PP Magetan kembali melaukan razia di kawasan Pasar Sayur Magetan atau yang sering disebut Pasar Penam- pungan tersebut. RAZIA Petugas gabungan Pemkab Magetan saat melakukan razia di kawasan pasar Sayur Magetan Pengamanan Longgar, Terpidana Curanmor Kabur PONOROGO, Media Aspirasi - Aksi nekat. Seorang tersangka kasus pencurian kendaraan bermotor nekat kabur usai di vonis Pengadilan Negeri Ponorogo, Rabu(06/03) lalu.Heru Purno- mo nekat kabur dari ruangan sidang dengan cara melompat jendela ruang sidang Cakra sesaat setelah palu hakim di ketok. Edan, Pelajar Pesta Miras Dan Sex PONOROGO, Media Aspirasi - Warga Jalan MT.Haryono, Kelurahan Jengglong, Kecamatan Ponorogo bersama SPK Polres Ponorogo kem- bali melakukan penggerebekan terhadap beber- apa pelajar yang sedang asyik menggelar pesta miras dan sek dirumah kontrakan RUF(17), Sabtu (08/03) lalu. PACITAN, Media Aspirasi – In- dustri pariwisata di Pacitan terus berbenah. Demi mengembangkan potensi dan promosi wisata daerah asal Presiden SBY tersebut, Pemkab Pacitan berencana melakukan berb- agai pembenahan. Terutama infra- struktur pembangunan akses jalan menuju sejumlah tempat wisata. Bakal Kenalkan Slogan: Pacitan The Paradise of Java ke halaman 11 NGAWI, Media Aspirasi - Bak terkena batu apa yang dirasakan tenaga honorer kategori (K- 2) yang tidak lolos ujian pada November tahun lalu atas terbitnya Undang-Undang Aparatur Sipil Negara (UU ASN). Salah satu tenaga K-2 yang enggan disebut namanya membeberkan rasa khawatirnya terhadap undang-undang produk Kementerian Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemen PAN dan RB). Karena didalamnya aturan ini ulasnya, tenaga honorer yang tidak lulus ujian K-2 diserahkan ke pemerintah daerah masing-masing. “Kalau dibilang mau kemana saya harus mengadu rasanya kok bun- tu, karena apa pihak BKD sendiri sampai sejauh ini belum mau memberikan kejelasan terhadap nasib yang tidak lolos K-2,” terangnya, Senin (10/03). UU ASN, MOMOK BAGI K2 PANTAI Klayar merupakan salah satu objek wisata andalan Pacitan, sebagai salah satu bagian kekayaan pariwisata lokal. BAKAL merana nasib honorer K2 jika UU ASN betul-betul diterapkan. Siapkan 21 Ribu Jamkesda PONOROGO, Media Aspirasi - Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) sepertinya bakal menyentuh hampir semua masyarakat miskin di Kabupaten Ponorogo. Badan Perencanaan Pembangunan Dae- rah (Bappeda) kini tengah melaku- kan pendataan untuk update data masyarakat miskin yang akan ma- suk dalam data penerima program ke halaman 11 PACITAN, Media Aspirasi – Pen- anganan sampah di Pacitan masih menjadi permasalahan serius. Pas- alnya, timbunan sampah di tempat pembuangan akhir (TPA) Dadapan, Kecamatan Pringkuku, sekarang ini sudah semakin penuh. Sementara lahan yang luasnya berkisar 500 me- ter persegi itu, kini tak lagi mampu menampung sampah yang rata-rata perhari menumpuk hingga 135 me- ter kubik. Kepala Kantor Lingkungan Hidup (KLH) Pacitan Joni Maryono men- gatakan, untuk menghindari tum- pukan sampah agar tidak berlarut- larut, sementara waktu pembuangan sampah harian ditempatkan di TPA darurat yang berada di dekat lokasi lama. Meski begitu, lanjut Joni, pem- bangunan TPA Dadapan Baru tahap 1 yang pengerjaanya dimulai tahun lalu, kini sudah rampung pemban- gunan zona satu cell (cekungan sampah). ‘’Satu sap sudah jadi. Ang- garan yang dihabiskan sebesar Rp 4 miliar lebih bersumber dari APBN,’’ katanya, Minggu (9/3) lalu. Rp 13,8 Miliar untuk TPA Baru Adzan subuh berkuman- dang dan diluar langit masih gelap ketika ribuan warga Ponorogo masih terlelap tidur, Sumadi(52) bersama ratusan teman lainnya su- dah bersiap- siap berangkat bekerja. Peralatan kerja sep- erti sapu dan ikrak sudah di- siapkan sejak sore hari. Lokasi sudah ditentukan, berang- katlah mereka dalam balutan dinginnya udara malam. S emangat!!!..Itulah kata yang bisa menghangatkan tubuh mereka saat bekerja. Ketika sapu panjang itu mulai diayunkan butiran-butiran keringat men- galir ditubuhnya. Sumadi mulai menyapu di perempatan Pabrik Es, Desa Cekok Ke- camatan Babadan. Puluhan kilometer pan- jang jalan menjadi lokasi bagian kerjanya yang harus bersih dari sampah setiap pagi. “Kalau tidak cepat selesai jam 07.00 malah repot, soalnya jika lalulintasnya padat kan membahayakan keselamatan diri,”terang Sumadi. Bercerita tentang perjalananya selama 26 tahun menjadi penyapu jalan, Sumadi sangat bersemangat. Kebanggaanya me- lewati perjalanan waktu dan prestasi yang disandang kota Ponorogo sebagai kota ke- cil yang mendapatkan 7 kali adipura mem- buatnya sangat bangga. Sekecil apapun itu, dia merasa punya andil atas prestasi tersebut. “Saya itu menjadi tukang sapu sejak ta- hun 1988 dengan gaji pertama Rp.1000,00 saja, itupun sering telat bahkan sampai 3 bulan baru dibayar. Jadi, kalau kemarin telat dua bulan bagi saya sudah biasa,”jelasnya. Jenuh, pasti ada. Saya pernah men- galami kejenuhan waktu menjadi penyapu di pasar Songgolangit selama 8 tahun. Sehingga,minta pindah lokasi menyapu ke Tambakbayan selama 2,5 tahun terus pin- dah lagi di Bundaran selama 2,5 tahun. “Di bundaran sekitar pabrik es ini, SUMADI hanya bisa pasrah ketika 2 bulan honornya menyapu jalan terpaksa belum dicairkan. Menengok Sumadi, Penyapu Jalanan Ponorogo Dengan Gaji Diluar Kewajaran Gaji Telat Sampai 3 Bulan Tapi Tetap Semangat Catatan ENDANG WIDAYATI, dari Ponorogo

description

Edisi 51

Transcript of Media Aspirasi

Page 1: Media Aspirasi

Kualitas Logistik Pemilu Nunggak Pajak

ke halaman 11

ke halaman 11

ke halaman 11

ke halaman 11ke halaman 11

ke halaman 11

MEDIA ASPIRASI/DIDIK PURWANTO

MEDIA ASPIRASI/RUDIANTO

MEDIA ASPIRASI/ELSI BUDI CAHYONO

mas tonoiku, jarene....

Media ASPIRASIKORAN UMUM

SELANGKAH LEBIH DEKAT!

@media_aspirasi media aspirasi [email protected] (0352) 489219

3BACA HALAMAN 10BACA

HALAMAN5BACA HALAMAN

EDISI 51 I 12 - 18 MARET I TAHUN 2014

Sunarto:KPPT Mlempem

PPU Magetan Jadi Sarang Hantu

www.mediaaspirasi.co.id

baca juga versi e-paper di www.mediaaspirasi.co.id

SUGIJANTO, Mantan Kades Pohijo dan Caleg DPRD Ponorogo

Langganan Koran? Hubungi:

0352 - 489219 Harga Eceran

Rp. 2.500,-

Beliau sosok

yang amanah dan peduli dengan masyarakat.”

Polres Ngawi Gulung Dua Bandar Narkoba

NGAWI, Media Aspirasi - Cukup sudah pengedar barang haram ini melakukan aksinya setelah Satreskrim Polres Ngawi berhasil meng-gulung dua orang komplotan yang diyakini se-bagai pengedar sabu-sabu antar provinsi. Dari tangan kedua pelaku polisi berhasil mengamankan sabu-sabu seberat 3,10 gram, uang tunai Rp 900 ribu dan sejumlah peralatan bong. Kedua pelaku tersebut antara lain Sutrisno (35) warga Dusun Pi-lang Payung, Desa/Kecamatan Geneng, Kabupaten Ngawi dan Anton Krisnadi (38) warga Dusun/Desa Bener, Kecamatan Ngrampal, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah. “Kami menangkap kedua tersangka di JL Raya Dusun Dungus, Desa Karangasri, Keca-matan Ngawi Kota,”terang Kasat Reskoba Polres Ngawi, AKP Juwahir, Senin, (10/03) lalu.

KRIMINAL

ASUSILA

Seringkali Dirazia, Pasar Penampungan Tetap Eksis

MAGETAN, Media Aspirasi - Meski sudah beberapa kali dirazia, warung remang-remang di kawasan Pasar Sayur Magetan yang diduga men-jadi ajang prostitusi illegal masih terus beroprasi. Selasa, (11/3) kemarin, petugas gabungan yang terdiri dari Disperindag, Dinsosnakertrans, Ba-gian Hukum Setdakab, dan Sat Pol-PP Magetan kembali melaukan razia di kawasan Pasar Sayur Magetan atau yang sering disebut Pasar Penam-pungan tersebut.

RAZIA Petugas gabungan Pemkab Magetan saat melakukan razia di kawasan pasar Sayur Magetan

Pengamanan Longgar, Terpidana Curanmor Kabur

PONOROGO, Media Aspirasi - Aksi nekat. Seorang tersangka kasus pencurian kendaraan bermotor nekat kabur usai di vonis Pengadilan Negeri Ponorogo, Rabu(06/03) lalu.Heru Purno-mo nekat kabur dari ruangan sidang dengan cara melompat jendela ruang sidang Cakra sesaat setelah palu hakim di ketok.

Edan, Pelajar Pesta Miras Dan Sex

PONOROGO, Media Aspirasi - Warga Jalan MT.Haryono, Kelurahan Jengglong, Kecamatan Ponorogo bersama SPK Polres Ponorogo kem-bali melakukan penggerebekan terhadap beber-apa pelajar yang sedang asyik menggelar pesta miras dan sek dirumah kontrakan RUF(17), Sabtu (08/03) lalu.

PACITAN, Media Aspirasi – In-dustri pariwisata di Pacitan terus berbenah. Demi mengembangkan potensi dan promosi wisata daerah asal Presiden SBY tersebut, Pemkab

Pacitan berencana melakukan berb-agai pembenahan. Terutama infra-struktur pembangunan akses jalan menuju sejumlah tempat wisata.

Bakal Kenalkan Slogan: Pacitan The Paradise of Java

ke halaman 11

NGAWI, Media Aspirasi - Bak terkena batu apa yang dirasakan tenaga honorer kategori (K-2) yang tidak lolos ujian pada November tahun lalu atas terbitnya Undang-Undang Aparatur Sipil Negara (UU ASN). Salah satu tenaga K-2 yang enggan disebut namanya membeberkan rasa khawatirnya terhadap undang-undang produk Kementerian Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemen PAN dan RB).

Karena didalamnya aturan ini ulasnya, tenaga honorer yang tidak lulus ujian K-2 diserahkan ke pemerintah daerah masing-masing. “Kalau dibilang mau kemana saya harus mengadu rasanya kok bun-tu, karena apa pihak BKD sendiri sampai sejauh ini belum mau memberikan kejelasan terhadap nasib yang tidak lolos K-2,” terangnya, Senin (10/03).

UU ASN, MOMOK BAGI K2

PANTAI Klayar merupakan salah satu objek wisata andalan Pacitan, sebagai salah satu bagian kekayaan pariwisata lokal.

BAKAL merana nasib honorer K2 jika UU ASN betul-betul diterapkan.

Siapkan 21 Ribu

JamkesdaPONOROGO, Media Aspirasi -

Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) sepertinya bakal menyentuh hampir semua masyarakat miskin di Kabupaten Ponorogo. Badan Perencanaan Pembangunan Dae-rah (Bappeda) kini tengah melaku-kan pendataan untuk update data masyarakat miskin yang akan ma-suk dalam data penerima program

ke halaman 11

PACITAN, Media Aspirasi – Pen-anganan sampah di Pacitan masih menjadi permasalahan serius. Pas-alnya, timbunan sampah di tempat pembuangan akhir (TPA) Dadapan, Kecamatan Pringkuku, sekarang ini sudah semakin penuh. Sementara lahan yang luasnya berkisar 500 me-ter persegi itu, kini tak lagi mampu menampung sampah yang rata-rata perhari menumpuk hingga 135 me-ter kubik.

Kepala Kantor Lingkungan Hidup (KLH) Pacitan Joni Maryono men-gatakan, untuk menghindari tum-

pukan sampah agar tidak berlarut-larut, sementara waktu pembuangan sampah harian ditempatkan di TPA darurat yang berada di dekat lokasi lama. Meski begitu, lanjut Joni, pem-bangunan TPA Dadapan Baru tahap 1 yang pengerjaanya dimulai tahun lalu, kini sudah rampung pemban-gunan zona satu cell (cekungan sampah). ‘’Satu sap sudah jadi. Ang-garan yang dihabiskan sebesar Rp 4 miliar lebih bersumber dari APBN,’’ katanya, Minggu (9/3) lalu.

Rp 13,8 Miliar untuk

TPA Baru

Adzan subuh berkuman-dang dan diluar langit masih

gelap ketika ribuan warga Ponorogo masih terlelap

tidur, Sumadi(52) bersama ratusan teman lainnya su-

dah bersiap- siap berangkat bekerja. Peralatan kerja sep-erti sapu dan ikrak sudah di-

siapkan sejak sore hari. Lokasi sudah ditentukan, berang-

katlah mereka dalam balutan dinginnya udara malam.

Semangat!!!..Itulah kata yang bisa menghangatkan tubuh mereka saat bekerja. Ketika sapu panjang itu mulai

diayunkan butiran-butiran keringat men-galir ditubuhnya. Sumadi mulai menyapu di perempatan Pabrik Es, Desa Cekok Ke-camatan Babadan. Puluhan kilometer pan-

jang jalan menjadi lokasi bagian kerjanya yang harus bersih dari sampah setiap pagi.

“Kalau tidak cepat selesai jam 07.00 malah repot, soalnya jika lalulintasnya padat kan membahayakan keselamatan diri,”terang Sumadi.

Bercerita tentang perjalananya selama 26 tahun menjadi penyapu jalan, Sumadi sangat bersemangat. Kebanggaanya me-lewati perjalanan waktu dan prestasi yang disandang kota Ponorogo sebagai kota ke-cil yang mendapatkan 7 kali adipura mem-buatnya sangat bangga. Sekecil apapun itu, dia merasa punya andil atas prestasi tersebut.

“Saya itu menjadi tukang sapu sejak ta-hun 1988 dengan gaji pertama Rp.1000,00 saja, itupun sering telat bahkan sampai 3 bulan baru dibayar. Jadi, kalau kemarin telat dua bulan bagi saya sudah biasa,”jelasnya.

Jenuh, pasti ada. Saya pernah men-galami kejenuhan waktu menjadi penyapu di pasar Songgolangit selama 8 tahun. Sehingga,minta pindah lokasi menyapu ke Tambakbayan selama 2,5 tahun terus pin-dah lagi di Bundaran selama 2,5 tahun.

“Di bundaran sekitar pabrik es ini,

SUMADI hanya bisa pasrah ketika 2 bulan honornya menyapu jalan terpaksa belum dicairkan.

Menengok Sumadi, Penyapu Jalanan Ponorogo Dengan Gaji Diluar Kewajaran

Gaji Telat Sampai 3 Bulan Tapi Tetap Semangat

Catatan ENDANG WIDAYATI, dari Ponorogo

Page 2: Media Aspirasi

PONOROGO, Media Aspirasi – Komisi Pemili-han Umum Daerah (KPUD) Ponorogo mulai gencar menyosialisasikan pelak-sanaan pemilu legislatif (Pileg) 9 April 2014 men-datang. Pileg yang kurang sebulan lagi itu disikapi KPUD dengan menggelar jalan sehat, Minggu (9/3)

lalu. Acara ini diikuti peny-elenggara pemilu maupun peserta pemilu, serta jaja-ran Forpimda Ponorogo. Secara simbolis, jalan sehat ini dibuka langsung Wakil Bupati Ponorogo Yuni Widyaningsih.

Ketua KPUD Ponorogo Fatchul Aziz menyebutkan, jalan sehat ini sebagai upa-

ya menyongsong pelak-sanaan Pileg 9 April 2014 mendatang. Kegiatan ini pun mengusung sebuah semangat yang juga men-jadi tema nasional, yakni: jalan sehat menuju pemilu yang jujur dan adil. ‘’Ini tema nasional, tema kita bersama,’’ terang Aziz.

Dia menegaskan,

dengan jalan santai ini, penyelenggara maupun peserta pemilu bisa se-hat jasmaninya. Sehingga bisa melaksanaan Pileg dengan baik. ‘’Terpenting lagi, di samping menuju sehat, semuanya harus ingat bahwa satu bulan ke depan, tepatnya 9 April, kita semua nyoblos lagi,’’

sebutnya.Pihaknya berharap,

pelaksanaan pemilu 9 April ini bisa disosialisa-sikan secara luas kepada masyarakat Ponorogo. Dia meminta, semua el-emen untuk ikut andil menyosial isasikannya. ‘’Mari kita sosialisasikan seluas-luasnya kepada

kerabat, kawan, dan tet-angga semuanya. Bahwa satu bulan lagi, 9 April 2014 kita nyoblos lagi,’’ tambahn-ya.

Jalan sehat ini mengam-bil start-finish di depan kan-tor KPUD Ponorogo. Selain bertabur hadiah, peserta jalan sehat dihibur musik elekton. (ari/dik/ser)

Aziz: Ingat! 9 April Kita Nyoblos LagiRIBUAN peserta larut dalam kegiatan jalan sehat yang digelar KPUD Ponorogo, yang mengusung tema ‘jalan sehat menuju pemilu yang jujur dan adil’.

MEDIA ASPIRASI/ARI

35 Ribu SuratSuara Rusak

PONOROGO, Media Aspirasi – Kemampuan percetakan surat suara Pemilu Legislatif (Pileg) 2014, dipertanyakan. Sebab, kualitas yang dihasilkan untuk logistik Pileg 9 April mendatang, dinilai buruk. Di Ponoro-go, misalnya. Sedikitnya ada 35 ribu surat suara DPR-RI mengalami kerusakan. Diduga, hal itu lantaran kualitas kertas dan tinta percetakan yang terkesan asal-asalan. ‘’Ini bukan kesalahan siapa pun. Tapi kami men-duga, murni dari percetakan,’’ tegas Agung Nugroho, anggota Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) Ponorogo bidang hukum dan pen-gawasan.

Tak ingin banyak bicara, pria yang akrab disapa Agung Kucir ini memastikan bakal mengirimkan surat komplain ke KPU Pusat, untuk meminta penukaran sekaligus peng-gantian surat suara yang rusak. Dia memprediksi, ada sekitar puluhan ribu surat suara yang rusak. Khusus-nya surat suara untuk DPR-RI. Hal itu dibuktikan Agung dengan menun-jukkan beberapa contoh surat suara

yang rusak. Seperti munculnya tinta, hingga kualitas kertas yang buruk.

Pantauan Media Aspirasi, ada be-berapa bentuk kerusakan surat suara tersebut. Seperti sobek pada lipatan, tersembur tinta, kertas buram, warna logo yang mblawur hingga sejumlah

tulisan yang tidak terbaca. Ada pula yang hampir seluruh logo partai, di-dominasi warna yellow atau kuning. Ada pula, pada logo kotak suara KPUD yang seharusnya berwarna hitam, berubah menjadi tiga warna. Yakni ungu, biru dan keabu-abuan.

‘’Kami khawatir, kalau tidak segera dilaporkan dan diminta penggantian secepatnya, akan repot. Sebab, tak me-nutup kemungkinan, surat suara peng-ganti juga ada kerusakannya,’’ tandas Agung Kucir.

Di sisi lain, Kasubbag Umum KPUD

Ponorogo Esther Leopenoe mencatat, sedikitnya ada total 35.481 surat suara yang ditemukan cacat. Menurut dia, ca-catnya surat suara itu diketahui saat pe-nyortiran sejak Senin (3/3) lalu. Proses pemilahan surat-surat suara itu akan dikerjakan secara bertahap oleh 280 petugas. Untuk surat suara yang ru-sak ataupun cacat akan dikumpulkan. Selanjutnya, KPUD Ponorogo akan segera meminta ganti kepada perusahaan percetakan, yaitu PT Hamudha Prima Media, di Boyo-lali, Jawa Tengah. ‘’Kami sudah melaporkan masalah ini kepada komisioner KPU untuk diteruskan ke percetakan,’’ kata Esther.

Diketahui, data logistik Pileg 2014 di Ponorogo menunjukkan terdapat 781.829 surat suara yang telah dikirim ke Ponorogo. Jumlah tersebut termasuk cadangan. Se-bab, seluruhnya untuk mencukupi kebutuhan 766.499 daftar pemilih tetap, yang akan didistribusikan ke 8.256 tempat pemungutan suara (TPS). Untuk Surat Suara DPRD Provin-si dan DPRD Kabupaten, juga sudah dikirim pada Sabtu (8/3) lalu. Namun KPUD setempat belum melakukan pemeriksaan. Sehingga belum dik-etahui jumlah surat suara yang rusak. Di sisi lain, proses pelipatan surat suara masih berjalan. (wid/ari/dik)

KUALITAS LOGISTIK BURUK

AGUNG Kucir menunjukkan contoh surat suara yang rusak dan tak bisa digunakan pada Pileg 9 April mendatang

SEMENTARA ITU, KPUD Ponorogo bergerak cepat terkait dengan mulai datangnya logistik yang bakal digunakan pada Pileg 9 April mendatang. Untuk menjaga dokumen rahasia milik negara itu,

KPUD merekrut tiga orang satpam. Selain itu, logistik yang ditampung di bekas pabrik kain mori Desa Sukosari, Kecamatan Babadan itu, kini juga dijaga tujuh orang polisi. ‘’Kami sudah merekrut tiga orang

satpam. Selain itu logistik juga dijaga tujuh anggota kepoli-sian,’’ ungkap Kasubbag Umum KPUD Ponorogo Esther Leop-enoe kepada Media Aspirasi, Sabtu (8/3) lalu.

Menurutnya, logistik yang ditampung di gudang bekas pabrik mori itu cukup banyak. Di antaranya, 8.256 kotak suara serta 8.256 bilik suara. Selain itu, sebanyak 746.556 surat suara

DPR RI kini sudah selesai disor-tir. Sedangkan surat suara DPRD Provinsi maupun DPRD Kabu-paten sebanyak 787.829 lembar, pada Sabtu (8/3) lalu juga sudah datang. (ari/dik)

3 Satpam, 7 Polisi Jaga Gudang

MESKI usianya sudah kepala enam, na-mun motivasi H Muttaqien Azhari atau biasa disapa Mbah Mustang, layaknya anak muda. Semangatnya untuk membangun Ponorogo melalui seni budaya membuatnya tergerak menjadi calon wakil rakyat.

Keinginannya menjadi wakil rakyat di-dasari Mbah Mustang untuk mengabdikan sisa hidupnya demi masyarakat Ponorogo. ‘’Ingin saya habiskan sisa hidup ini untuk orang lain. Kalau cari dunia sudah tidak wak-tunya. Kalau cari bondo, sudah kasep,’’ se-butnya.

Mantan Lurah Tonatan 30 tahun ini be-ranggapan, menjadi dewan adalah sarana yang tepat guna memperjuangkan aspirasi

rakyat. ‘’Saya kira kalau ingin menyejahter-akan rakyat, kalau tidak menjadi dewan, itu buntu,’’ katanya.

Mbah Mustang mengaku, ngebet untuk bisa meningkatan ekonomi dan kesejahter-aan masyarakat melalui seni budaya. Salah satunya dengan mempertahankan ciri khas budaya Ponorogo. Dia mengaku trenyuh melihat kondisi Pendapa Agung Ponorogo yang ukirannya tidak karuan dan tidak mencer-minkan keponorogoannya. ‘’Mestinya sebelum dibangun kembali itu, pemkab mengajak ngo-mong seniman, budayawan, dan cendekiawan Ponorogo. Di pendapa itu, motif khas Ponorogo tidak ada. Padahal itu perlu dimonumenkan. Motif yang sekarang itu kan khas Jepara,’’ terangnya.

Di samping itu, Mbah Mustang juga prihatin dengan tidak segera diwujudkannya kampung reyog. Hal ini, kata Mbah Mustang, lantaran tidak

nyambungnya antara seniman dengan Pemkab Ponorogo. Oleh karena itu, jika dirinya terpilih menjadi wakil rakyat, dia memastikan bakal fokus merealisasikan impiannya. ‘’Selama ini, wisatawan mau mencari oleh-oleh khas Ponorogo kesulitan tidak karuan. Lewat kampung reyog itu nanti, akan dipadukan ciri khas seni budaya maupun pusat jajanan khas Ponorogo,’’ tegasnya.

Melalui kampung reyog ini pula, pihaknya yakin akan terjadi multiple effect yang luar bi-asa. Utamanya memberikan lapangan peker-jaan kepada masyarakat Ponorogo. ‘’Butuh keberanian untuk mewujudkannya. Program saya nantinya adalah, terbentuknya kampung reyog,’’ pungkas pria kelahiran Ponorogo, 9 Juni 1952 ini. (ari/dik)

Semangat H Muttaqien ‘Mustang’ Azhari, Jadi Caleg Partai Golkar Dapil Kota Ponorogo

Kalau Jadi Dewan, Mimpinya Mbangun Kampung Reyog

KPUD Pastikan CalegBuron Masih Sah

MADIUN, Media Aspirasi – Menjelang pemilihan leg-islatif (Pileg) 9 April mendatang, seorang caleg dari Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI) Dapil 3 Madiun (Mejayan-Saradan) nomor urut 2 Suharto, malah ditetap-kan tersangka. Pun, dia kini menjadi buronan Polres Madiun. Dia diduga melakukan penggelapan uang sewa tanah bengkok Desa Sukorejo, Saradan.

Ceritanya, saat Suharto menjabat sebagai Kepala Desa Sukorejo periode 2003-2013, dia diduga meng-gunakan uang sewa tanah bengkok desa sebanyak 22 titik. Duit tersebut, diduga dikemplang Suharto untuk kepentin gan pribadi.

Kasat Reskrim Polres Madiun AKP Edi Susanto men-gatakan, selain sudah ditetapkan sebagai tersangka, Suharto saat ini berstatus buronan polisi. ‘’Karena yang bersangkutan mangkir dalam pemeriksaan,’’ terang Edi.

Sementara itu, meskipun ada seorang caleg yang ter-sangkut kasus hukum, Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) Kabupaten Madiun menyatakan bahwa status caleg dari PKPI ini, masih aman. Itu selama belum ada vonis dari pengadilan. ‘’Meski telah ditetapkan sebagai tersangka dan jadi buronan polisi, status caleg Suharto masih masuk daftar calon tetap (DCT). Karena belum ada vonis berkekuatan hukum tetap dari pengadilan,’’ terang Wahyudi, anggota KPUD Madiun.

Wahyudi juga menambahkan, selain permasalahan Suharto, terdapat pula dua orang caleg yang bermasalah dan masih menunggu rapat pleno KPUD Kabupaten Ma-diun. (tok/dik)

JELANG PILEG

KPUD Madiun 'Nyicil' SortirSEBULAN menjelang Pileg, KPUD Kabupaten Madiun

mulai lakukan penyortiran surat suara. Meski pengiriman seluruh logistik belum lengkap, hal tersebut dilakukan untuk mempercepat proses pengepakan. Harapannya, supaya pendistribusian ke kecamatan-kecamatan bisa tepat waktu.

KPUD Kabupaten Madiun kembali memperoleh kiri-man sebanyak 60 ribu surat suara DPRD Provinsi. Surat suara tersebut masih terbungkus rapat dalam 60 kardus bersegel. Masing-masing kardus berisi 1000 lembar surat suara. Diperkirakan, nantinya jumlah surat suara yang akan datang lebih banyak. Apalagi di wilayah Kabupaten Madiun membutuhkan sekitar 2 juta lebih surat suara. Itu sebabnya, KPUD Kabupaten Madiun mulai ‘nyicil’’ menyortir surat su-ara.

Anggota KPUD Kabupaten Madiun Suharjono mengaku bahwa tingginya kebutuhan surat suara untuk Kabupaten Madiun, membuat proses penyortiran atau pengecekan dilakukan lebih awal. Meski, belum seluruh logistik dikirim KPUD Pusat. ‘’Karena kami ingin mempercepat proses pengepakannya agar distribusi ke bawah tidak terlambat,’’ terang Suharjono.

Diketahui, surat suara Pileg 9 April mendatang, Kabu-paten Madiun membutuhkan 2.360.000 surat suara. Jum-lah itu didapatkan dari jumlah Daftar Pemilih Tetap (DPT) sebanyak 589.906 orang, dikalikan empat jenis surat suara plus surat suara cadangan sebanyak 2 persen. (tok/dik)

MBAH Mustang (kanan) saat berada di sela-sela aktivitasnya.

POLITIK2 EDISI 5112 - 18 MARET I TAHUN 2014Media ASPIRASI

SELANGKAH LEBIH DEKAT !

Pemimpin Redaksi: Welas Arso. Redaktur Pelaksana: M Andhika. Staf Redaksi: Endang Widayati, Ari. Koresponden Daerah: Elsi Budi Cah yono, Dv Kuncara (Pacitan), Bambang (Trenggalek), Maksum Choiri, Roedy (Magetan), Didik Purwanto (Ngawi), Antok (Madiun). Tata Artistik/Grafis: Loekman, Khafidz. Sirkulasi: Endik. Even Organizer: Yuliana, Wiwik Rahayu Wulandari. Keuangan: John Elit Al-Qadry (Manajer), Mila Karaman. Se kretaris Redaksi/SDM/Iklan: Mila Karaman. Bagian Umum: Indah (Manajer). Penerbit: CV Media Aspirasi. Nomor SIUP: 503/0559/KP/405.27/PDK/VIII/2013 Direktur Utama: Eka Putra. General Manager: Imam Mahfudz. Tim Advokasi: Patra M Zein, SH, MH, dkk Percetakan: PT Temprina Media Grafika (Jawa Pos Group). Alamat Redaksi/Iklan/Pemasaran: Jalan Kalimantan 127 Ponorogo, Jawa Timur. Telepon Redaksi: 0352-489219, 085257445513. Telepon Iklan: Mila 0857316176744 (hunt-

ing). Telepon Pemasaran/Langganan: 0352-489219 (hunting) Mila 0857316176744. Perwakilan Pacitan: Jalan Gajah Mada 24 Pacitan. Telp. 0357-883387, 081359312004. Perwakilan Trenggalek: Perumahan Bukit Sambirejo Asri. Telp. 082142030014. Perwakilan Magetan: Jalan Timor 36, Magetan. Telp. 085790301088. Perwakilan Ngawi: Jalan Thamrin 14, Ngawi. Telp. 085334150978. Perwakilan Jakarta: Rukan Cempaka Mas, Blok M1/29, Jalan Letjend Soeprapto, Jakarta Pusat. Telp. 021-42881625

Wartawan Media Aspirasi selalu dibekali Kartu Pers dan dilarang menerima atau meminta uang/barang dari sumber berita selama bertugas. Gunakan Hak Jawab Anda. Media Aspirasi membuka ruang hak jawab sesuai amanat UU Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers. Redaksi menerima sumbangan tulisan atau foto-foto menarik dan layak muat dari pembaca. Naskah atau foto bisa dikirim ke alamat redaksi atau melalui email: [email protected]. Semua artikel dengan kode (adv) atau advertorial adalah Pariwara/Iklan.

Media ASPIRASISELANGKAH LEBIH DEKAT !

Page 3: Media Aspirasi

BAWA SEMANGAT BARU

FOTO-FOTO: MEDIA ASPIRASI/ELSI BUDI CAHYONO

PACITAN, Media Aspirasi – Ke-datangan Sekretaris Jenderal DPP Partai Demokrat Edhie Baskoro Yudhoyono (EBY) di Kabupaten Pacitan, pada Minggu (9/3) lalu, membawa sejumlah pesan berhar-ga. Selain melakukan temu kangen bersama konstituennya di Dapil VII Jatim, kedatangan EBY dan istrin-ya Siti Rubi Aliya Rajasa ke Kota 1001 Goa ini, setidaknya membawa angin segar serta semangat bagi masyarakat setempat, untuk lebih maju dan berkembang.

Koordinator Griya Aspirasi EBY Pacitan Hery Purnomo menjelas-kan, kedatangan EBY bersama istri di Pacitan kali ini, merupakan upaya serius dari Mas Ibas-sapaan akrab EBY-untuk lebih membaur bersama masyarakat. Tak tanggung-tang-gung, silaturahmi di Pacitan ini, di-lakukan EBY selama lima hari, di 12 kecamatan di Pacitan.

Hari pertama, EBY mengunjungi sentra nelayan di Desa Watu Ka-rung, Kecamatan Pringkuku. Putra bungsu Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ini juga menyempat-kan melihat tempat pelelangan ikan (TPI) setempat, dan meninjau stand UKM produk olahan ikan dari kelompok ibu-ibu setempat. ‘’Se-cara simbolis, beliau juga melaku-kan pengecatan perahu nelayan bersama para nelayan,’’ jelas Hery Purnomo, Minggu (9/3) lalu.

Tidak itu saja, EBY juga bertatap

muka serta bersilaturahmi lang-sung dengan masyarakat. Termasuk melakukan kegiatan gotong-royong bersama. Seperti kerja bhakti rabat jalan di Desa Belah, Kecamatan Do-norojo. Selain itu, EBY melakukan tabur benih ikan Nila di tambak tadah hujan, serta menanam bibit pohon pepaya california dan kelapa.

Memang, kedatangan Mas Ibas ke Pacitan memang bukan hal yang asing bagi masyarakat Pacitan. Na-mun, histeria sumringah, terpancar dari raut muka masyarakat Paci-tan, ketika disapa jebolan Master Ekonomi Politik Internasional Ra-jaratnam School of International Studies, Nanyang Technological University, Singapura ini.

Aliya Rajasa, istri EBY juga tak kalah akrab. Dia menyempatkan diri bersilaturahmi dengan ibu-ibu PKK Kabupaten Pacitan di sentra UMKM dan sejumlah Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) di 12 Kecamatan se-Pacitan. ‘’Tema kunjungan ini tidak ada tendensi kampanye. Melainkan hanya silaturahmi kepada masyara-kat saja,’’ terang Hery Purnomo.

Ditegaskan Heru, silahturahmi ini diwujudkan dalam bentuk keg-iatan. Di antaranya berkunjung ke sentra-sentra produktif. Khususnya bidang perikanan, pertanian, pelaku UKM, seni budaya, serta sektor pen-didikan. Mas Ibas juga bersilah-turahmi dengan ribuan masyarakat melalui kegiatan mlaku bareng di wilayah Kecamatan Tulakan. Pun-caknya, digelar wayang kulit di dua lokasi. Yakni di alun-alun Pacitan, dan di Kecamatan Bandar, dengan dalang kondang Ki Anom Suroto. (bc/dik/adv)

Mas Ibas dan Mbak Aliya Silaturahmi Lagi

di Pacitan

3 EDISI 5112 - 18 MARET I TAHUN 2014 Media ASPIRASI

Page 4: Media Aspirasi

MADIUN4 EDISI 5112 - 18 MARET I TAHUN 2014Media ASPIRASI

SELANGKAH LEBIH DEKAT !

MADIUN, Media Aspirasi – Pemer-intah Kabupaten Madiun menggelar kontes durian di gedung Graha Tani

kantor Badan Ketahanan Pangan(BKP) Kabupaten Madiun, yang diikuti 29 petani durian dari 5 kecamatan peng-

hasil durian, yakni kecamatan Dolopo, Dagangan, Kare, Wungu dan Gemarang

Lomba dibagi dalam tiga kategori,

yaitu durian terbesar, durian daging buah tertebal dan durian dengan rasa terenak. Adapun dilaksanakannya kontes durian ini bertujuan untuk mencari jenis durian lo-kal baru yang berkualitas untuk bisa lebih dikembangkan pemasarannya ke daerah luar Kabupaten Madiun seperti halnya du-rian asli madiun yaitu durian Glatik dan Durian petruk yang sudah melegenda namanya baik di Madiun sendiri maupun di daerah lain seperti di Jakarta, Suraba-ya, Bandung dan Jogjakarta.

Hal ini seperti yang dikatakan oleh Kepala BKP Kabupaten Madiun Edy Bintarjo,"festival durian ini diadakan un-tuk memanfaatkan musim panen raya durian di kabupaten Madiun, sekaligus mencari jenis durian lokal yang berkuali-tas tinggi, sehingga bisa meningkatkan nilai ekonomis yang besar bagi para pet-ani buah durian,”ucapnya. Dengan ad-anya potensi Kabupaten Madiun sebagai penghasil buah durian ini, Edy berharap nantinya dapat menjadikan durian seb-agai ikon Kabupaten Madiun.

Senada dengan itu, Sekretaris Dae-rah Kabupaten Madiun, Soekardi yang menghadiri festival durian 2014 ini menjelaskan,”pemerintah daerah san-gat mendukung penuh dengan peny-elenggaraan festival durian ini, selain untuk mencari varietas baru durian lo-kal unggulan yang bagus di Kabupat-en Madiun, juga untuk menggugah para petani buah durian untuk lebih meningkatkan kualitas dari tanaman duriannya,”ucapnya. Menurutnya buah durian mempunyai nilai ekonomis yang sangat tinggi sehingga akan bisa mem-beri kesejahteraan bagi para petani du-rian.

Dalam festival durian lokal unggulan Kabupaten Madiun ini, keluar sebagai juara kategori terberat dimenangkan oleh durian Bajul, milik Pujiono dari Suluk, Dolopo, dengan berat 6 kg, untuk kategori ketebalan buah, juara direbut oleh durian Sumber milik Kus-no dari Tileng Dagangan, sedangkan untuk kategori terenak direbut oleh Durian Kunir milik Tumirin, dari Bolo, Kare .

Semoga dengan diselenggarakan festival durian secara rutin tiap tahun ini, akan semakin menguatkan presepsi pada masyarakat bahwa buah durian sudah menjadi "ikon" Kabupaten Ma-diun. (tok/so)

Kontes Durian, Upaya Mencari Jenis Lokal Unggulan

Tidak TerimaPeraturan PT KAI

MADIUN, Media Aspirasi - Setelah tenang beberapa bulan, para pedagang asongan di Stasiun Besar Madiun kem-bali melakukan unjuk rasa di area Stasiun dikarenakan mulai tanggal 3 maret 2014 lalu PT KAI DAOP 7 Madiun, melarang pedagang asongan masuk ataupun ber-jualan di lingkup Stasiun Besar Madiun. Berdasarkan Hukum Penertiban PT Kere-ta Api Indonesia (Persero) dan undang-undang no 23 tahun 2007 pasal 38 dan peraturan pemerintah tahun 2009 pasal 124 dan pasal 128 ayat 1 tentang pela-rangan masuk ke dalam peron kecu-ali penumpang kereta yang bertiket dan petugas yang berwenang.

Saat mendapatkan penjelasan dari pe-jabat DAOP 7 Madiun tentang larangan tersebut, para pedagang asongan tetap tidak mau terima.Namun PT KAI DAOPS 7 Madiun tetap tetap pada pendirianya. Alhasil, para pedagang asongan tersebut melakukan protes keras dan demo di sekitar stasiun, dalam seminggu ini saja sudah 4 kali, bahkan upaya mediasi den-gan pihak PT KAI Daops 7 Madiunpun

selalu berakhir dengan 'Deadlock'. Hal itu diungkap oleh Hadi Suloso,

koordinator asongan stasiun Madiun kepada Media Aspirasi, "kami akan tetap menuntut berjualan di dalam stasiun, di-karenakan dulunya kami telah dianggap

sebagai asongan resmi Stasiun Besar Ma-diun, bahkan anggota kami yang seban-yak 33 orang ini dibuatkan kartu penge-nal dari pihak Daop 7 Madiun,”ucapnya.

Ditambahkanya, selain itu pihaknya mengaku juga disuruh membeli baju

seragam dan juga ditarik iuran wajib setiap tahun sebanyak Rp 600 ribu oleh salah seorang oknum pejabat DAOPS VII yang mengatas namakan PT KAI,”kami memiliki bukti kuat untuk itu, kitapun sudah melakukan beberapa kali perte-muan dengan pihak PT KAI, tetapi selalu gak ada solusi, sehingga kami merasa dianggap sampah, habis manis sepah dibuang,” tukas hadi dengan geram.

Ketika Media Aspirasi mencoba men-gonfirmasi, Humas PT KAI DAOPS VII Madiun Gatut Setiyatmoko, dengan te-gas dia berkata," kami akan tetap men-jalankan peraturan dari pusat, dikare-nakan peraturan dan undang undang ini untuk keamanan dan kenyamanan masyarakat pengguna angkutan kereta api, sehingga sampai kapanpun kami akan tetap menjalankan peraturan yang sudah dibuat, apalagi kita sudah berusa-ha memberikan beberapa solusi terbaik tetapi selalu tidak diterima oleh para pedagang asongan,” tegas Gatut.

Dengan melihat permasalahan seper-ti ini, kedua belah pihak sulit mendapat-kan titik temu, dikarenakan satu pihak merasa menjalankan amanat peraturan dan perundang undangan dan pihak satunya ngotot karena tuntutan kehidu-pan. (tok/so)

ASONGAN NGOTOT

Konsep Wisata Budaya, Tepis Image Negatif

Dikalangan masyarakat Madiun, Taman wisata Umbul yang terletak di Desa glonggong Kecamatan Dolopo ini sangat terkenal dan legendaris dikare-nakan tempat wisata untuk keluarga ini sudah ada pada jaman pemerintahan Adipati Ronggo Kusnendar, Seorang Bupati Madiun yang menyandang gelar Ronggo yang terakhir sebelum jaman kemerdekaan.

Tempat ini sebelumnya diperuntuk-kan sebagai tempat peristirahatan atau tempat liburan bagi keluarga besar Ronggo (Adipati Madiun) yang berkua-sa pada waktu itu, dan ketika pada masa sesudah merdeka tempat ini menjadi asset milik pemerintah daerah Kabupaten Madiun hingga sekarang. Pada era 1980an pengelolaan taman wisata Umbul dikontrakkan kepada pihak swasta dan pada saat itu Umbul mengalami masa keemasanya dengan melengkapi fasilitas-fasilitasnya seperti

kebun binatang mini dan pemandian air belerang, serta sarana permainan anak bahkan pihak pengelola memban-gun kamar kamar untuk penginapan di dalam areal umbul, tetapi hal terakhir inilah yang mengakibatkan Umbul di mata masyarakat mendapatkan 'image' buruk, disebabkan penginapan terse-but ternyata disewakan secara short time sehingga Umbul menjadi tempat yang berkonotasi sebagai tempat me-sum padahal pada saat itu Umbul su-

dah menjadi "jujukan" sebagai tem-pat wisata keluarga. oleh karena itu akhirnya lambat laun Umbul mulai ditinggalkan oleh para pengunjung karena image negatif yg terlanjur me-lekat tersebut.

Seperti yang diungkapkan oleh Budi Purnomo, warga sekitar kepada media aspirasi "sekitar tahun 80an hingga akhir 90an, tempat ini selalu ramai pengunjung terutama di hari mingg u meskipun tidak ada even hiburan bah-

kan parkir di dalam umbul selalu ti-dak muat. jadi harus diparkir di hala-man rumah warga sekitar, tetapi lama kelamaan pengunjung yang mem-bawa keluarga dan anak anak menjadi "risih" melihat banyak pasangan bukan muhrim keluar masuk penginapan, dan kemudian sedikit demi sedikit Umbul mulai ditinggalkan pengunjungnya lalu jadi sepi, tutur Budi.

Tetapi setelah pengelolaan tempat ini kembali diambil alih oleh Pemerintah Daerah, pelan pelan Umbul mulai ber-benah hingga mulai 2011-2012 Taman Wisata Umbul direnovasi total termasuk membongkar kamar kamar "mesum" ini dan membangun fasilitas-fasilitas baru dengan disesuaikan kondisi saat ini, seperti yang dituturkan oleh Direktur Taman Wisata Umbul R. Afri Handoko "setelah secara resmi Taman wisata Um-bul dibuka kembali pada awal 2013, kami berusaha mengembalikan "pamor" tem-pat wisata legendaris ini sebagai tempat wisata yang menjadi pilihan pengunjung dengan memberikan sentuhan berbeda juga inovasi baru disesuaikan dengan "trend" saat ini sehingga konsep wisata kultural dan family (budaya dan kelu-arga) termasuk unsur wisata pendidi-kan, bisa diterima masyarakat luas dan mampu mengikis habis image negatif yang terlanjur terbentuk di masyarakat tentang riwayat Umbul di masa lalu, tu-tup Afri.***

Rimbunan beberapa pohon be-sar yang berusia ratusan tahun seolah menyambut kedatangan pengunjung di taman wisata Umbul yg penuh sejarah ini.

CATATAN ANTOK KARTIKO, MADIUN

MADIUN, Media Aspirasi - Tim peneliti Benda Cagar Budaya (BCB) dari Balai Arkeologi (Balar) Jog-jakarta yang dipimpin langsung oleh Kepala Balar Jogjakarta, Siswanto, dari 24-28 pebruari 2014 berada di Kabupaten Madiun untuk meneliti berbagai Situs peninggalan sejarah yang terdapat di Situs Candi Se-bayi di Kecamatan Gemarang, Situs Mangiran di Keca-matan Saradan, Situs Ngurawan di Kecamatan Dolopo dan Situs Candi Wonorejo di Kecamatan Mejayan.

Dari hasil penelitian selama 5 hari tersebut, tim telah berhasil menarik satu kesimpulan bahwa dari bukti sejarah yang ditemukan, peninggalan purbakala di wilayah Madiun berasal dari berbagai periodisasi zaman, baik dari masa prasejarah hingga masa awal budaya Islam,

Sebagaimana diungkap kepala Balar Jogjakarta, Siswanto kepada Media Aspirasi,"peninggalan di Madiun sangat komplit, dari masa prasejarah, klasik, hindu, budha dan lain sebagainya sehingga boleh di-katakan jejak budaya dari berbagai periodesasi zaman ada disini,” tukas Siswanto.

Ditambahkanya,”secara fakta pihaknya mem-perkirakan bahwa Madiun mempunyai sejarah per-adaban yang tak terputus dari masa ke masa, se-hingga boleh dikatakan Madiun punya potensi yang besar pada sisi sejarahnya,” imbuhnya,

Sementara itu Ismono, Kabid Budaya Dinas Pen-didikan Kabupaten Madiun menerangkan, dengan adanya penelitian resmi dari Balar Jogja ini maka Pemerintah Kabupaten Madiun berupaya mengam-bil langkah-langkah strategis untuk pelestarian dan pengamanan benda cagar budaya yang tak ternilai harganya ini,”langkah awalnya kita berusaha wujud-kan minimal sebuah balai penyelamatan dan pen-gamanan agar benda cagar budaya di Madiun ini tetap lestari dan kami juga mengharapkan seluruh masyarakat mendukung upaya-upaya pemerintah untuk menjaga dan memelihara warisan sejarah ini,” tegasnya. (tok/so)

BENDA PURBAKALA

Balar: BCB Di MadiunBerasal Dari Berbagai Zaman

Taman Wisata Umbul Usai Berbenah

MADIUN, Media Aspirasi- Warga Dusun Nglegok, Desa Tiron, Kecamatan Madiun dikejutkan oleh pen-emuan mayat sesosok bayi berjenis kelamin perem-puan yang terbawa arus sungai Apur Sono,Rabu (5/3/2014) lalu.

Warga yang melihat, mengira bahwa mayat terse-but adalah mayat binatang tetapi setelah dilihat lebih seksama ternyata mayat bayi perempuan yang diper-kirakan usia 2 hari dengan tali plasenta masih nempel di perut, setelah yakin oleh warga yang menemukan mayat bayi malang tersebut diangkat dari sungai, lalu dilaporkan ke pihak berwajib.

Menurut Kepala Desa Tiron, Jauhari, pihaknya langsung mendata warganya yang dalam kondisi hamil tua, tetapi ternyata tidak ada tanda-tanda warga setempat yang dicurigai baru saja melahirkan,"kami menduga mayat bayi tersebut bukan dari Desa Tiron, tetapi besar kemungkinan dari daerah lain,”ucapnya. Hal ini ditegaskan, sebab sebelum mayat bayi tersebut terlihat di Dusun Nglegok, menurut informasi sebelum-nya warga Dusun Santren yang terletak sekitar 2 km dari Dusun Nglegok, dan berbatasan langsung den-gan wilayah Kelun Kota Madiun, tetapi karena terbawa arus deras, warga Dusun Santren tersebut membiar-kan mayat bayi hanyut hingga ditemukan di tempat ini.

Senada dengan itu Kasihumas Polsek Madiun, AIPTU Darfin mengatakan, pihak kepolisian masih menyelidiki adanya kasus ini,dan berusaha melaku-kan penelusuran asal muasal bayi malang tersebut dan ada kemungkinan mayat bayi tersebut berasal dari wilayah Kecamatan Kartoharjo Kota Madiun, di-karenakan aliran sungai Apursono ini juga melewati wilayah Kota sebelumnya.tetapi apapun juga kepoli-sian akan berusaha semaksimal mungkin mem-ecahkan teka teki tentang asal usul bayi malang tersebut,”jasad bayi tersebut sudah dikebumikan lebih dahulu sambil menunggu,hasil penyelidikan,” pung-kas Darfin. (tok/so)

Mayat Bayi HanyutDi Sungai

PROSES identifikasi mayat bayi.

LINTAS

JENIS Durian yang mengikuti kontes.

MEDIA ASPIRASI/ANTOK PURBA

MEDIA ASPIRASI/ANTOK PURBA

MEDIA ASPIRASI/ANTOK PURBA

MEDIA ASPIRASI/ANTOK PURBA

MEDIA ASPIRASI/ANTOK PURBA

BENDA cagar budaya yang belum terurus.

Pedagang menumpuk dagangannya di jalur kereta api

salah satu sudut taman wisata Umbul setelah direnovasi.

Page 5: Media Aspirasi

NGAWI 5EDISI 5112 - 18 MARET I TAHUN 2014 Media ASPIRASI

SELANGKAH LEBIH DEKAT !

Usai Gelar Uji Coba Fasilitas Stadion RusakNGAWI, Media Aspirasi - Dinas

Pariwisata, Budaya, Pemuda dan Olah-raga (Disparyapura) Kabupaten Ngawi sesuai janjinya bakal menyulap kembali fasilitas Stadion Ketonggo yang men-galami kerusakan usai gelar uji coba Persinga versus Persis Solo pada Rabu lalu, (06/03). Anwar Rifai Kepala Dispa-ryapura Kabupaten Ngawi melalui via telepon dengan wartawan sesuai jan-jinya dalam waktu dekat akan merehab kembali semua fasilitas stadion yang mengalami kerusakan. Fasilitas yang dimaksudkan Anwar antara lain pagar pembatas dalam setinggi 2 meter ada beberapa titik yang roboh. “Hasil laga

kemarin itu tentunya menjadi bahan evaluasi kita terhadap kesiapan stadion itu sendiri apabila ada kerusakan dalam waktu dekat akan dibenahi kembali dan bakal clear sebelum April mendatang,” kata Anwar Rifai, Sabtu (08/03).

Dijelaskan, pihaknya sudah mem-persiapkan sejumlah dana sesuai pla-fonya tinggal menunggu hasil laporan tentang kerusakan yang akan dibenahi. Anwar menegaskan tidak ada lagi ala-san untuk menunda perbaikan stadion. Karena sebelumnya Stadion Ketonggo sudah menelan anggaran Rp 750 juta yang dipergunakan untuk memoles sta-dion untuk bisa menggelar laga home

Persinga pada kasta Divisi Utama sesuai standart PT Liga Indonesia (LI). Namun demikian Anwar menegaskan laga uji coba yang melibatkan ribuan supor-ter seperti Pasoepati dari Solo tentunya sebagai contoh bahan evaluasi panitia pelaksana (panpel) pertandingan den-gan melakukan koordinasi intens den-gan pihak keamanan.

“Ajang uji coba kemarin itu sebagai bahan kita bersama terutama panpel bagaimana memikirkan sistem keamanan yang terpadu dalam arti jangan sampai pihak keamanan sendiri tidak tahu tahu seberapa besar tanggung jawabanya un-tuk mengamankan jalanya pertandingan

baik itu pemain, suporter maupun sisi ke-amanan dalam menjaga fasilitas stadion,” imbuh Anwar Rifai. Sedangkan Edi Mus-lim selaku ketua panpel seusai pertand-ingan mengakui kalau pihaknya masih banyak kekurangan utamanya melakukan pengamanan stadion. Hal tersebut men-jadikan bahan pijakan bagaiamana sistem keamanan yang bakal diterapkan. “Hasil uji coba kali ini sebagai inspirasi kita untuk melakukan segala langkah dalam melaku-kan pengamanan yang melibatkan Polri maupun TNI untuk kedepanya sehingga pertandingan nanti akan dinikmati secara aman dan nyaman oleh semua pihak,” jelas Edi Muslim. (pr/so)

NGAWI, Media Aspirasi - Tidak mau dituding dewan abal-abal terkait penataan minimarket akhirnya menun-jukan gigi tajamnya. Agus Wi-yono Ketua Fraksi PAN DPRD

Kabupaten Ngawi mengaku optimis bakal dikabulkanya usulan moratorium atau pem-berhentian ijin sementara minimarket oleh eksekutif. “Sebagai dewan tentunya

optimis ada tindakan tegas menyangkut perijinan mini-market apalagi usulan mora-torium itu sudah dibahas melalui rapat Badan Musy-awarah pada awal pekan lalu,” katanya, Kamis (06/03). Dari awal kasus minimarket mun-cul kepermukaan pihaknya menghendaki ada langkah kongkret jangan sampai memplintir pasal yang ada di Perda No 35 Th 2011 tentang pengelolaan, pembinaan dan penataan pasar. Tegasnya, selama moratorium nantinya berlaku maka Badan Pena-naman Modan dan Perijinan Terpadu (BPMPPT) Kabupaten Ngawi tidak ada kewenangan memberikan ijin pendirian minimarket.

Pemikiran moratorium minimarket menurut Agus dilandasi adanya pertimban-gan yang mengarah pada

kelemahan pasal dalam perda sekarang ini. Sehingga kalau perda tersebut masih berlaku satu sisi ada titik kelemahan pasal bisa dimungkinkan akan dimanfaatkan oleh pemodal untuk mengembangkan bis-nisnya dibidang minimarket dengan melemahkan makna pasar tradisional. “Tidak ge-men-gemen (main-main-red) masalah minimarket ini jan-gan sampai pedagang yang ada dipasar tradisional ter-ancam gulung tikar akibat hadirnya minimarket diseki-tar mereka,” bebernya lagi. Selaku dewan Agus mem-berikan contoh riil adanya ancaman minimarket. Pada pertengahan bulan lalu be-berapa pedagang dari Dusun Kedungrejo, Desa Guyung, Kecamatan Gerih nekat nglu-rug dewan lantaran khawatir atas berdirinya minimarket

yang berjarak beberapa ra-tus meter dari tempat usah-anya.

Namun disebutkan Agus, pihak BPMPPT bersikukuh dalam radius 1 kilometer dari rencana berdirinya mini-market di Dusun Kedungrejo tidak ada. “Kalau dikaitkan dengan istilah pasar tradisional yang disebutkan BPMPPT ses-uai pasal yang ada di perda itu maka pasar krempyeng yang mempunyai nilai history ini sama sekali tidak berati maka dari itu sebagai langkah tidak mau dikibuli makanya perlu moratorium,” tegas Agus. Se-mentara moratorium yang diusulkan lewat rapat Banmus mayoritas anggotanya sudah menyetujui. Rencananya dalam waktu dekat hasil Banmus akan diteruskan ke pimpi-nan DPRD untuk dibawa ke Pemkab Ngawi. (pr/so)

NGOTOT IZIN DIHENTIKAN

NGAWI, Media Aspirasi - Rupanya sengketa tanah antara Perhutani dengan petani tebu diwilayah Kecamatan Karan-ganyar pada tahun lalu bakal terulang. Namun kali ini versinya lain, dari berbagai data yang masuk ke pihak ADM KPH Per-hutani Ngawi lahan yang beralih fungsi menjadi tanaman tebu di Desa Pandean, Kecamatan Karanganyar hanya berkisar antar 400 hektar sampai 600 hektar na-mun kenyataan dilapangan justru lebih dan mendekati angka 900 hektar. Kasus ini diduga melibatkan sejumlah oknum Perhutani dengan pengusaha tebu yang ada diwilayah tersebut. Bahkan tercatat sejak tahun 2006 setidaknya ada 1.600 hektar lahan milik Perhutani sengaja dia-lihfungsikan sejumlah oknum yang nota-bene pengusaha tebu untuk mengeruk keuntungan. Tanpa regulasi jelas akhirnya kasus ini muncul kepermukaan dan dik-etahui aksi yang terbilang ‘bodong’ dari segala aturan itu sempat menyeret pihak

tertentu termasuk sejumlah oknum Per-hutani sendiri.

Padahal saat itu lahan Perhutani tersebut masuk kawasan Zero atau satu kawasan yang bebas dari tanaman tebu sampai tahun 2016 sewaktu ADM Per-hutani Ngawi masih dijabat oleh Adi Pradana. Ony Anwar Wakil Bupati Ngawi yang sekaligus pembina Pengembangan Hutan Bersama Masyarakat (PHBM) saat ditemui wartawan diruang kerjanya me-nyatakan siap memberikan suport ke-pada KPH Perhutani Ngawi untuk men-gusut tuntas kasus penyerobotan tanah tersebut. “Memang sebelumnya kami sendiri selaku pembina PHBM dimintai pihak ADM Perhutani Ngawi untuk ikut melakukan koordinasi bagaimana ikut mengusut tuntas kasus tersebut untuk bagaimana lahan yang sudah alih fung-si ini dikembalikan lagi pada tanaman produktif,” terangnya, Jum’at (07/03). Urainya, indikasi penyerobotan tanah

milik Perhutani diwilayah Kecamatan Karanganyar dan sekitarnya tidak lepas dari permainan sejumlah oknum pen-gusaha tebu.

Namun sesuai faktanya pihak Aso-siasi Pengusaha Tebu Rakyat (APTR) wilayah Ngawi mengelak kalau terlibat

dalam penanaman tebu secara ilegal. Hal itu sesuai pengakuan dari Suparlan Ketua APTR Ngawi yang disampaikan kepada Ony Anwar. “Pihak APTR bilang kalau pengusaha tebu itu berasal dari luar daerah seperti Sragen dan Pur-wodadi, akan tetapi ini kan masih ber-masalah sesuai kenyataanya masih be-berapa ratus hektar yang dijadikan alih fungsi menjadi tanaman tebu jadi siapa mereka itu jangan-jangan pemodal-nya orang dalam tetapi diatasnamakan orang luar daerah bisa juga terjadi, ka-lau toh ada yang bermain tidak lebih dari oknum saja” jelas Ony Anwar. Terangnya lagi, Djoko Siswantoro se-laku ADM KPH Perhutani Ngawi sudah melakukan koordinasi hukum dengan Polda Jawa Timur. Langkah hukum pasti akan dilakukan bilamana pihak pengusaha tebu tidak menggubris pendekatan persuasif yang dilakukan ADM KPH Perhutani Ngawi. (pr/so)

Diduga Serobot Tanah Perhutani,Pengusaha Tebu Bakal Diproses Hukum

NGAWI, Media Aspirasi - Pelaksanaan Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) belum men-jadi ruang yang efektif bagi perencanaan pembangunan yang partisipatif. Dan hasilnya tidak lebih dari program lama yang diangkat kembali kepermukaan, pemandan-gan seperti inilah yang terjadi saat Musrenbang yang di-laksanakan di Pendopo Wedya Graha Kabupaten Ngawi pada Kamis (06/03). Agus Fathoni pemerhati pemban-gunan daerah asal Ngawi menilai hasil dari Musrenbang lepas dari persoalan hanya bagian dari ritual tahunan. “Tidak mungkin musyawarah yang berlangsung beber-apa jam mampu mengakomodir semua program sesuai skala prioritasnya,” terangnya.

Bebernya, perencanaan yang baik seharusnya ber-basis pada potensi dan kondisi keuangan daerah, tidak sekedar berandai andai sehingga tidak akan mengun-dang banyak kekecewaan publik. “Jangan sampai kita sudah berdebat untuk pembangunan yang biayanya tinggi tahu tahu uang kita jauh dari kebutuhan, sehingga perencanaan itu tidak ada manfaatnya,” jelasnya lagi. Agus Fathoni berujar untuk mewujudkan pembangu-nan yang berpartisipatif berorientasi pada kesejateraan rakyat, sejak awal adanya Musrenbang secara riil tidak membawa aspirasi yang diusung dari desa.

Agus berharap sesuai perhitungan keuangan daerah RKPD sampai tahun 2015 yang harus dicermati ten-tang dana perimbangan senilai Rp 1 triliun lebih terdiri dari dana bagi hasil pajak atau bagi hasil bukan pajak, dana alokasi umum dan dana alokasi khusus. Kupasnya, besarnya nilai pembangunan harus benar-benar ditem-patkan sesuai skala prioritas bukan didasari kepentingan kelompok tertentu. Indikatornya, bila ada pemaksaan ter-hadap program yang bukan menjadi patokan awal bisa jadi hasilnya akan premature.

Kemudian Dwi Rianto Jatmiko Ketua DPRD Kabupat-en Ngawi hasil Musrenbang masih tercium program lama yang sebetulnya sudah berjalan. Selain itu pihaknya mencermati pengawalan hasil Musrenbang belum maksi-mal. Akibatnya, masyarakat tidak bisa memantau usulan mana yang dijawab atau mana yang sudah tereliminasi. Selain itu Antok menegaskan bahwa Musrenbang dimu-lai setelah munculnya konsep otonomi daerah. Maka muncul tuntutan agar konsep pembangunan tidak lagi menggunakan paradigma top down seperti era orde baru melainkan konsep bottom up. Sebagai Ketua DPRD Ka-bupaten Ngawi, Antok menilai perlu melibatkan langsung masyarakat terutama dari kalangan akdemisi. (pr/so)

Musrenbang Belum Efektif

NGAWI, Media Aspirasi - Ternyata bantuan beras miskin (raskin) dari pemerintah selama ini patut dipertan-yakan kwalitasnya. Sebagai bukti beberapa warga Dusun Bogoharjo, Desa Watualang, Kecamatan Ngawi Kota mengeluhkan jatah raskin pada bulan Maret ini kondisinya jelek, berbau apek serta banyak butir beras yang patah. “Beras raskin yang diterima warga sini rata-rata berbau apek dan warnanya sudah berubah tidak putih lagi,” terang Untari (22) salah satu warga setempat, Jum’at (07/03). Diakui Untari, memang sebelumnya jatah beras raskin yang diterima berkwalitas baik dan layak dikonsumsi. Untuk menyiasati beras raskin tersebut agar layak dikonsumsi ter-paksa ada sebagian warga melakukan penggilingan ulang. Lain halnya Mulyono tokoh masyarakat Desa Watualang malah mengatakan kejadian beras raskin berbau apek dan warnanya berubah bukan kali ini saja terjadi melainkan be-berapa kali.

Akibat kwalitas beras raskin buruk ujar Mulyono ada sebagian warga dilingkunganya menjual kembali di pasar desa setempat. “Jumlah totalnya ada 49 sak yang diterima warga Dusun Bogoharjo sini dan setiap saknya kalau tidak salah seharga Rp 24 ribu,” terang Mulyono. Sebagai tokoh masyarakat dirinya berharap kepada pemerintah khusus-nya Badan Urusan Logistik (Bulog) agar memberikan jatah raskin kwalitasnya baik dan siap dikonsumsi. Dia sendiri merasa khawatir jatah raskin yang diterima warganya terse-but dianggap sudah kelamaan waktunya karena dalam masing-masing sak tertera keterangan antara lain bulan 03 tahun 2013. “Kalau bisa diberi keterangan kapan beras itu masa kadaluwarsanya jadi masyarakat yang awam ini biar tahu kapan dimakan dan kapan ditolak,” bebernya.

Sementara Kepala Bulog Sub Divre IV Madiun, Tau-fan Akib saat dihubungi media via telepon dengan singkat mengatakan untuk saat ini dirinya sudah digeser posisinya sehingga tidak mengetahui mekanisme pendistribusian beras raskin di wilayah Ngawi. Dan sesuai data sebelum-nya penerima jatah raskin di wilayah Ngawi 90.392 RTS. Kemudian Mukshon Hariyadi Koordinator Bhirawa Ngawi menegaskan jangan sampai adanya program nasional beras raskin malah menjadikan momok menakutkan bagi obyeknya yakni masyarakat miskin. Apapun alasanya se-jak program raskin bergulir bertujuan untuk memperkuat ketahanan pangan rumah tangga terutama rumah tangga miskin. (pr/so)

Warga Keluhkan KondisiRaskin Bau Apek

BIROKRASI

BIROKRASI

AGUS WIYONO anggota Komisi I DPRD Ngawi geram den-gan BPMPPT.

ONY ANWAR Wabup Ngawi.

SUASANA di Stadion Ke-tonggo Ngawi usai gelar laga uji coba Persinga versus Persis Solo.

UNTARI warga Desa Watualang Ngawi memperli-hatkan jatah beras raskin berkwalitas buruk.

MUSRENBANG Kabupaten Ngawi di Pendopo Wedya Graha.

MEDIA ASPIRASI/DIDIK PURWANTO

MEDIA ASPIRASI/DIDIK PURWANTO

MEDIA ASPIRASI/DIDIK PURWANTO

MEDIA ASPIRASI/DIDIK PURWANTO

MEDIA ASPIRASI/DIDIK PURWANTO

Page 6: Media Aspirasi

PITUTUR

CEMPALA

Kerja, Karya, Dharma

GEGURITAN

LindhuLara ati nemu plataran kabar winedharEmbuh endi sing marahi lara tanpa tambaDene batin isih adreng ngawruhiDene urip kepengin ngemonah pikirlayak-layak dene gegambaran sing den-ukirMujudake sesanggeman saka wirayat gumingsir

Lindhu netepake gumingsire uripIya sadawane nalar, iya sandhuwuring gelarNatkala sampeyan crita prakara jamang kethiwarDene kraton tinilar putra-putrine sing tumabirangKari siji geganthan sing singgihKaya krikil emas isih sumebar neng taman garing

Iku lindhu sing nyathet puisi abang, kuning, irengTegal lelateng jrone pararaton muniGelung-tekuk wis wudhar, pinjung kemben linukarSerat-serat kuna pecah dluwange : kraton bedhahAmbane pardah ing guyu sacamah pasar-pasar dhusun!

O, lindhu ing sukma suwungO, lindhu kang ngrucat sakabehing pulungIng kene lawatan sajangkah wis kajamah ruyung!

SEPIiki sepine sopo?kathik ono sepi sepo....

langit peteng kagubeng dening mendung....tanpa angin tanpa wicara...tanpa lagon tanpa gending...

yen sliramu isih rumongso tresnogunemu bakal dak anti...nadyan getir rasaning ati....

sepi....iki sepine sopokathik ono sepi sepo...

PamulanganJare simbah aku kudu sekolahKareben dadi bocah genah mrenah ora nggladrah

Jare rama ibu aku kudu sregep mangkatKareben dadi wong pangkat urip ora kesrakat mlarat

Jare bapak ibu guru aku kudu sinauTambah ilmuKareben kelakon kabeh kang tinuju

Nangingprakanca, ….

coba delengen kahanan nyataapa isih bisa pamulangan kang ana dadekake urip tumatapamulangan kang tanpa tuladhapamulangan kang kasatan piwulangpamulangan kang ngajarake angka-angka wutasiji lan siji ana pira?Jare anut kang duwe kersaJan ora weruh subasita, trapsila, apa maneh tata kramalali dosa…kabeh lurung binarung kumalungkungpamrih pamuji sijiPamulangan ora aweh pepadangSimbah,Nyuwun pangapuntenKula mboten kepingin dados dokterJalaran duite bapak mboten wonten sakoper

Rama,Nyadong dukaKulo mboten kapilut drajat pangkatJalaran ajrih sumpahing rakyatKang panggah mlarat sekarat

Bapak ibu guru,Nyuwun donga pangestuMugi-mugi sedaya ilmu saged dados sangu

Udan Wayah Soreudan riwis-riwis nggawa angin gumantiora kaya nalika kang kawuri sing kebak pangarep-arepdikaya ngapa lemah wus kebanjur teles

sesuk esuk yen sang surya wiwit sumunarlan manuk kepodang colat-colot ana wit gedangtak tunggu tekamu ing sak ngisore payungtak kanthi lakumu tumeka ngendi

mbokmenawa sesuk sore wus ora udan riwis-riwismarakake gawe kekesing atimanuk kepodang wus mabur mangulonnanging tetep tak tunggu tekamu

JAMAN KOMPUTERjamane wis sarwa komputer

akeh wong padha keblingerrodha becakmu tetep munyersarapan sega pecel

jamana wis sarwa mal plazauripmu panggah nguler kembanggethuk tela pendhak rina

jamane wis sarwa supermarketing desamu pasar pendhak kliwondol tinuku nyang-nyangan kaya padudongolek bati sarepis adus kringet

jamane wis sarwa satelitpacul arit panggah nggeguritnggo ngrabuki jagad alit

jamane wis sarwa edanlanang ilang jalerewadon ilang wanitane

Dalan OmbakWus dakjaluk marang sliramu, tatkalane wektu isih watulan dalan kaya ombak segara, nanging penjalukkukaya prenjak kang katombak swiwine, ilang uninekaya lemah cengkar kang tawar, ilang sangarsliramu uga isih lumaku ing gisik kang wus dadi ambalanngambali ati ing pangilon, ngambali pitakonlan penjalukku, kanthi unthuk-unthuk kang sirnatatkalane surya mencorong, pratanda dina wus rina

AMBEGAN SEGA KULUBANAmbengan sega kuluban dieler ing tampahdiladekake ing pasamunandirencah bebarengan, kroyokan, rebutan

ambengan sega kulubanoora ana sing ngerti duweke sapakejaba dadi pangane wayang , para dhalangsing lagi lungguh methingkring

(kidang lan trewelu, kinjeng lan kupu mung bisa nyawang sinambi ngeleg idu)

ambengan sega kuluban, wis gusis dienggo pestamung kari tampah ngganda amis, angganda amisbanjur kanggoo bal-balan para buta!

CAKRAWALA6 EDISI 5112 - 18 MARET I TAHUN 2014Media ASPIRASI

SELANGKAH LEBIH DEKAT !

Secara teknis buto berfungsi adalah pengulur, penyekat danmenjaga adegan.

Buto cakil kali pertama diciptakanpada masa Sultan Agung. Sebelumnya tokoh itu tidak ada sama sekali. Biasanyamereka tampil pada adegan perang kem-bang atau perang bambangan. Padaperkem-bangannya dikenal pula Buta Rambut Geni. Konon buta ini adalahrepresentasi londo-londo-manusia kulit berwarna yang datang dan men-jadiimprealis di Nusantara (lebih lengkap lih. Sutini, Sejarah PerkembanganKesenian Wayang, pada http://www.javapalace.com)

Sementara Punakawan, ia diamini berasal dari Jawa.Pada mitos India tokoh ini sama sekali tidak dikenal. Istilah Semar sendiridiyakini berasal dari bahasa Arab, Ismar yang berarti paku. Itulah kemudianpaku orang Jawa itu dijadikan gelar oleh Keraton Surakarta, Pakubuwono(Woodward, 1999: 329). Itulah mengapa Semar seringkali di-anggap sebagairepresentasi Nabi Jawa di luar Dewa. Ia dianggap lebih membumi dan lebih mautahu dengan perkara Jawa dibanding dengan tokoh-tokoh (impor) lainnya. Semardikenal juga dengan nama sang Hyang Ismaya. Ia adalah saudara Sang Hyang ManikMaya atau umum disebut Batara Guru. Semar ini juga memiliki saudara yangsi-fatnya berbanding terbalik dengannya, yakni Sang Hyang Tejamaya aliasTejamantri. Tejamantri atau disebut Togog oleh masyarakat Sunda, terkenalkarena sifat meng-hambanya kepada mereka yang mampu membayar lebih (Tentangkelahiran Togog dan Semar dan mengapa mereka jelek lihat Ensiklopedi Wayang,hal. 238).

Di satu sisi, Orang Jawa sendirimenganggap Semar sebagai guru spiritual Arjuna walaupun ia selalu berselorohsarkas, tak tahu basa, kasar, pendek, jelek, hitam dan sering kentut-an. Merekajuga mempercayai bahwa Bagong, salah satu anak Semar dilahirkan dari bayanganSemar sendiri. Ketiga anak Semar, Gareng, Bagong dan Pe-truk adalahpengejawantahan dari masa lalu, masa kini dan masa depan. Dan tidak ada yangmelebihi Semar dalam mistitisme Jawa, sekalipun Batara Guru, Raja para Dewa,saudaranya itu. Tetapi walau dipercaya sebagaiguru spiritual Pandawa, pada dasarnya Semar hanyalah abdi, rakyat kebanyakan,pada umumnya petani dan sama sekali bukan bangsawan apalagi berdarah biru.

Kenyataan itu sangatlah paradoks,namun di titik itulah kemanunggalan justru mawu-jud. Semar pun menjadi esensidan padanyalah mengerucut segala kebijaksanaan. Semar adalah Dewa tapi iasekaligus Manusia dan walau manusia ia bukan sekedar manusia. Semar adalahsamar dan ia bukan sembarang. Dalam “Semar Mencari Raga”, Sindhunatamenganalogikan Semar sebagai pohon Mandira yang tumbuh diantara bu-lan danmatahari. Semar yang tengah risau karena ia menganggap diri tidak mengeta-huidan mengenal dirinya sendiri akhirnya mendapat titah dari Sang Hyang Tunggalun-tuk mencari raga.

Sebelum keberangkatannya, SangHyang Tunggal berkata kepada Semar, “Pohon Mandira itu adalah pohon petang danterang, pohon itu tidak memisahkan matahari dan bulan, siang dan malam. Makakau adalah samar, ya Semar. Janganlah kau samar terhadap kegelapan, jangan pulakau samar terhadap terang. Hanya dengan hatimu yang samar, kau dapat melihatkegelapan dan terang, kebaikan dalam kejahatan (…) Wajahmu pucat seperti mayat.Kau bagaikan manusia yang sudah sirna.

Dalam hidupmu Semar, sudahterkandung kematian. Hanya kehidupan yang berani membawa kematian dalamdirinya, kehidupan itulah yang akan berlanjut dengan keaba-dian (…) Kau adalahdhudha nanang nunung. Dadamu bersusu seperti wanita. Namun kau berkuncungseperti pria. Maka sulitlah memastikan apakah kau lelaki atau wanita. Kau kuatseperti lelaki. Kau subur bagaikan wanita. Kau adalah bapa langit dan ibu bumi.Rupamu jelek, Semar, namun dalam dirimu lelaki dan wanita bersatu. Dalam-dirimu, lelaki hidup bukan karena kegagahannya, wanita hidup bukan karena kecanti-kannya.Dalam dirimu, Semar, lelaki dan wanita hidup dan berada karena cinta. Maka kau,yang jelek, sang dhudha nanang nunung ini juga adalah juga Sang Asmarasanta. Melihat dirimu, Semar, walaurendah, sudra dan papa, orang akan tertarik akan keuta-maan, karena dalam dirimuada sejatinya cinta lelaki dan wanita” (1996: 10-12).

Begitu pentingnya tokoh ini sampai-sampai pada perkembangannya kemudian Semardikaitkan dengan wacana kekuatan rakyat, khususnya petani. Stange (1998: 138)mengatakan, “sejak era India, gerakan petani telah mengkristal dengan berbagai-harapan bahwa ratu adil yang baru akan muncul untuk memperbaiki tatanan jaman-yang kacau dan mengembalikan masyarakat dalam keseimbangan dengan alam”.

Dengan demikian posisi Semar yang menjembatani massa rakyat dengan keraton atauporos kekuasaan memang menjadi ideograph yang penting bagi para milenaris.Condongnya gagasan ‘perebutan kekuasaan’ menjadi daya tarik yang kemudianberu-saha di kelola pada masa pasca Indonesia Merdeka. Kasus paling nyata adalah,sebut saja manuver politik yang dilakukan oleh Preseiden kedua RI, Soehartountuk meng-counter para oposannya. Pada masa awal naiknya, Soehartomelegitimasi kekuasaan-nya dengan sepenggal surat yang terkenal dengan sebutanSupersemar, Surat Perin-tah 11 Maret (1966).

Stange sendiri kemudian menafsirkanbahwa Soeharto berusaha memainkan mitos Sabdopalon—sebagai reinkarnasi Semarpada masa akhir berdirinya Majapahit—dan mengutipnya seakan dialah yangmemperolah wahyu yang telah dijanjikan sabdopalon itu. Seperti telahdijelaskan, Majapahit memang dianggap sebagai puncak dari per-temuan diri dengandiri. Artinya, orang Jawa merasa disanalah puncak hakikat Jawa berhasil dimanifestasikan. Dalam cerita Darmogandhul memang dituturkan bahwa setelahkejatuhan Majapahit, jati diri Jawa juga akan sirna bersamaan dengan sirnan-yaSabdopalon. Tetapi Sabdopalon mengatakan bahwa akan ada masanya ‘jaman buda’yaitu jaman ketika seorang Jawa kembali berkuasa dan rakyat Jawa akan men-emukanjati dirinya kembali setelah 500 tahun dari saat itu (Lih. Nurul Huda, TokohAn-tagonis Darmo Gandhul: Tragedi Sosial Historis dan Keagamaan di PenghujungKekua-saan Majapahit. Yogyakarta: Pura Pustaka, 2005).

Bentuk Kesenian wayang padagilirannya terus mengalami geliat. Bermacam sanggit sampai dengan bentukpertunjukan baru yang lebih sesuai dengan keadaan masyara-kat hari ini terusdikembangkan. Kini, apa atau bagaimanapun bentuknya kita hanya bisa berharapbahwa satu kesenian tradisi ini tidaklah kehilangan nilainya. (catatan ini-merupakan bagian dari kajian “Politik Identitas Jawa-Cina”, Cin, 2008) (TAMAT)

Syahdan raja Mandraka prabu salya duduk di sing-gasana dihadap oleh putra mahkota raden Rukmarata

dan patih praja bernama Tu-hayata. Raja membicarakan

perihal perkawinan putra-putrinya yang bernama Dewi surtikanti dan prabu Jayapi-

tana dari kerajaan Astina.

Selagi mereka berbincang-bincang, datanglah patih Astina Arya Sakuni. Kepada raja dilaporkan perihal per-

siapan Prabu Jayapitana mengenahi akan perkawinannya dengan putra-putri raja, dan berdatang sembah memohon kapan kiranya temanten lelkai dapat diarak untuk diperte-mukan dengan calon temanten perempuan. Raja menjawanya, bahwasanya sebelum dipertemukan, prabu Jayapitana harus melaksanakan permintaan syarat perkawinan puterinya, ialah diadakan patah (pengiring-temanten) temanten, ialah seorang ksatria rupawan , dan tiada lagi cacat pada dirinya. Manakala persyaratan telah diwujudkan, setiap saat prabu Jayapitana akan diper-temukan dengan Dewi Surtikanti. Banyak para tamu yang menyaksikannya, antara lain prabu Baladewa raja Mandura, raja Amarta prabu Puntadewa beserta sudara-sudaranya, ialah raden arya Werkudara, raden Pinten dan Tansen. Setelah raja bersabda, mundurlah patih skauni kembali ke praja Astina. Raja pun segera kembali ke dalam kraton, menemui prameswari Dewi Setyawati. Kepadanya diuraikan apa yang telah terjadi dipasewakan, usai raja berbincang-bincang, lajulah ke sasana pambojanan, diiringkan oleh permaisuri, tak ketinggalan putra-putrinya Dewi Banowati.

Para tamu bersinggah dipe-mondokan mandraka, yang diper-siapkan oleh patih Tuhayata.

Di praja Petapralaya, prabu Radeya mengadakan perembugan dengan putranya yang bernama raden Suryanirada, Dewi Suryawati dan patih praja ialah Druwajaya. Masalahnya berkisar perihal lolosnya putra sulung raja, yang bernama raden Sury-aputra, sebab kepadanya pernah diajukan saran, hendaknya mempersiapkan diri untuk dikawinkan. Agaknya raden Suryapu-tra pergi meninggalkan praja Petapralaya, dengan alasan tidak atau belum berke-hendak dikawinkan oleh ayahanda raja. Kepada patih Druwajaya diperintahkan untuk melacak kepergian raden Suryapu-tra, sekaligus menemukan membawanya kembali ke praja. Patih segera memohon diri, untuk segera melaksanakan tugasnya.

Tersebutlah raja yaksa bernama prabu Kalakarna, negaranya bernama Awangga. Raja yaksa sangat jatuh hati kepada putra-putrinya raja Mandraka Dewi Surtikanti. Semula raja bermaksud akan pergi sendiri ke praja Mandraka Dewi Surtikanti. Semula raja bermaksud akan pergi sendiri ke praja Mandraka, tetapi pengasuh raja yang setia bernama Kidanganti menyarankan, sebai-knya mengirimkan duta terlebih dahulu, sekaligus untuk menyampaikan surat lamaran raja. Prabu kalakarna menyetu-juinya, dan kepada yaksa Kalakurenda, beserta teman-temannyaa Kalamamrang, Kalagutaka, diperintahkan untuk segera be-rangkat. Dalam perjalanannya bertemulah para yaksa dengan wadyabala Mandraka, terjadilah perselisihan dan peperangan, tetapi kedua-duanya berusaha meng-hindarkan diri sehingga kedua-duanya melanjutkan perjalanannya masing-masing.

Resi Abiyasa dipertapaannya Wukir Retawu, dihadap oleh cucundanya ber-nama raden pamadi, tak lupa turut serta Kyai Semar, Nalagareng, dan Petruk. Resi Abiyasa menyarankan kepada raden Pamadi untuk segera kembali ke praja dikarenakan akan besar manfaatnya. Kembalilah raden

Pamadi diikuti oleh panakawan, ditengah hutan bertemu dengan para yaksa dari Awangga, sehingga terjadilah peperangan. Raden Pamade dapat mebunuhnya, dan lajulah raden Pamade menuju Amarta.

Di Kahyangan Jonggringsalaka, Hy-ang Girinata yang sedang dihadap oleh para dewa, tampak hadir resi Narada, sa\ng Hyang Brahma, Hyang Panyarikan. Hyang Girinata bersabda kepada Narada, hendaknya segera turun ke Marcapada untuk meberikan anugerah pusaka yang bernama Kunta kepada raden Pamade. Turunlah Narada ke Madyapada dengan membawa senjata Kunta, untuk dia-nugerahkan kepada raden Pamade.

Di kaki gunung Jamurdipa, raden Sury-aputra yang sedang bertapa, didatangi resi Narada, yang mengiranya raden Pamade. Kepada Raden Suryaputra yang dikira raden Pamade , resi Narada men-guraikan maksudnya, bahwa kedatangan-nya tak lain diutus oleh Hyang Girinata untuk menemuinya dan memberikan anugerah dewa senjata sakti berwujud Kunta, namanya Wijayadanu. Setelah raden Suryaputra menerima pemberian dewa, kepada resi Narada mengakulah bahwasanya dia bukan raden Pamade, melainkan putra raja Petapralaya, dan dia sendiri bernama raden Suryaputra. Resi Narada merasakan kekeliruannya, dan berusaha minta kembali saenjata skti berwujud panah tersebut. Raden Sury-aputra mempertahankan sehingga hanya tempatnya saja yang dapat direbut oleh narada, selanjutnya kembalilah sang resi ke Kahyangan Jonggringsalaka untuk melapor kepada Hyang Girinata. Raden Suryaputra bertemu dengan patih Druwa-jaya, dan mereka melanjutkan perjalannya.

Patih sakuni melapor kepada prabu Kurupati yang disaksikan pula oleh para kurawa, yakni raden Dursasana, Durma-gati Citraksa dan Citraksi, bahwasanya raja Mandraka mengajukan persyaratan

kelengkapan temanten laki, adanya patah temanten seorang ksatriya yang rupawan dan lagi pula harus tampa cacat sedikitpun. Prabu Kurupati mendengarkan dengan penuh perhatian, tak ada upaya lain kecuali mengusahakannya. Kepada patih sakuni diperintahkannya Pamade dijadikan pa-tahnya. Berangkatlah raden Sakuni beserta para Korawa menuju ke praja Amarta.

Dewi Kunti yang tinggal di istana Amarta, menerima kedatangan raden Pamade be-serta para Pnaakawannya. Tak lama datang pula Sakuni, setelah berdatang sembah diuraikannya maksud dan kehendak prabu

Kurupati, bahwasanya raden Pamade dimohon bantuan-nya untuk bersedia dijadikan patah bagi calon temanten laki, yang tak lain prabu Kurupati. Dewi Kunti memperkenankannya, arya Sakuni memohon diri, kembali ke praja Astina diikuti oleh raden Pamade, dan para Panakawannyaa.

Kedatangannya patih arya Sakuni dengan mebawa pula raden Pamade sangat melegakan hati prabu Kurupati. Segera diperintahkan, untuk mempersiapkan keberangkatannya ke praja Mandraka, tak lupa raden Pamade diikutsertakan sebagai patah.

Di kerajaan man-draka, prabu salya menerima para tamu, ialah prabu Baladewa raja Mandraka, prabu Puntadewa

raja Amarta, arya Bratasena, Pinten dan tansen. Raja menerima laporan bahwa pesanggrahan tempat untuk calon teman-ten laki dan rombongannya telah selesai.

Tak lama datanglah rombongan te-manten laki dari Astina, raja Salya mener-ima calon temanten laki. Kepadanya dan rombongan dari Astina, dan para tamu lainnya segera dipersilahkan untuk beristi-rahat di pesanggrahan, raden Pamade dibawa langsung menuju ke kradenayon, diserahkan kepada Dewi Banowati.

(BERSAMBUNG)

Suryaputra Palakrama

Page 7: Media Aspirasi

MAGETAN 7EDISI 5112 - 18 MARET I TAHUN 2014 Media ASPIRASI

SELANGKAH LEBIH DEKAT !

MAGETAN, Media Aspirasi – Pelaksanaan pemilu legislatif (Pileg) 2014 kian dekat. Itu juga ditandai dengan dimulainya jadwal kampanye terbuka pada 16 Maret pekan ini. Namun, meski ‘kampanye’ baru dimulai 16 Maret, para calon legislatif (caleg) tingkat kabupaten hing-ga tingkat pusat pun lebih dulu mengampanyekan diri. Hampir semua sudut-sudut keramaian strategis hingga pedesaan ter-pampang poster-poster caleg dengan berbagai ukuran.

Tak heran, dengan ban-yaknya gambar-gambar caleg ini, petugas Satpol PP dituntut bekerja ekstra untuk menertib-kan alat peraga kampanye itu. Sebab, ditengarai tidak memi-liki izin pasang dan salah pen-empatan.

Kondisi ini, menurut Pan-waslu Magetan, diakibatkan karena tidak adanya koor-dinasi dan komunikasi yang baik, antara parpol dengan calegnya. ‘’Menurut undang-undang, peserta pemilu adalah partai politik. Bukan pribadi-pribadi para caleg. Jadi, seharusnya parpol-lah yang harus mengetahui semua sepak terjang caleg-nya,’’ terang Joko Siswanto, ketua Panwaslu Magetan.

Artinya, kata dia, semua aturan main dalam Pileg sudah jelas aturannya. Dan itu sudah disosialisasikan kepada parpol. Maka, menjadi tugas parpol

untuk menyosialisasikan kepa-da calegnya. Sehingga, untuk pasang gambar, para caleg ti-dak asal pasang di sembarang tempat. Apalagi di wilayah kota yang harus mengikuti per-aturan daerah.

Wilayah mana saja yang bisa ditempati untuk banner atau baliho, menurut Joko ada aturan dan klasifikasinya. ‘’Me-lihat kondisi seperti ini, rasanya tidak ada koordinasi yang baik antara parpol dengan caleg-nya,’’ tambah Joko Siswanto.

Mendekati hari-H pelak-sanaan kampanye terbuka, hingga tanggal 9 April men-datang, pihaknya berharap parpol maupun caleg semakin menaati aturan main yang ada. Sehingga, bisa meminimali-sir pelanggaran-pelanggaran yang ada. Prinsipnya, tegas Joko adalah mengedepankan azas pemilu yang luber dan jurdil. ‘’Bahwa semua caleg ingin menang dan terpilih itu adalah manusiawi. Tetapi kami tentu berharap dengan tidak melanggar aturan-aturan yang ada,’’ tandas Joko Siswanto.

Sementara, untuk lebih mempersiapkan diri, Panwask-ab, Panwascam dan Pengawas Lapangan se-Magetan, men-gadakan apel kesiapan pada Minggu (9/3) lalu. Bertempat di GOR Ki Mageti, acara apel kes-iapan dihadiri Bupati Magetan H Sumantri dan Ketua Bawas-lu Jatim Sufiyanto. (mk/dik)

Joko: Tak Ada Koordinasi Baik, Parpol dan Caleg

Banyak yang Disegelkarena Tak Bertuan

MAGETAN, Media Aspirasi - Sebanyak 40 kios di kawasan Pasar Produk Unggulan (PPU) Kecamatan Maospati, Magetan, akhirnya disegel Dinas Perindustrian dan Perdagan-gan (Disperindag) setempat. Pasal-nya, puluhan kios tersebut tidak ber-tuan sejak tahun 1999 lalu. Tak hanya

itu, karut marutnya pengelolaan PPU juga menjadi faktor penyegelan kios tersebut.

Akibat kurangnya minat peda-gang untuk menyewa kios di PPU tersebut, Pemkab Magetan ha-rus merugi jutaan rupiah dari sek-tor PPU. Padahal, seharusnya, lokasi tersebut menjadi Pendapatan Asli Daerah (PAD) Pemkab Magetan.

Kepala Disperindag Magetan Suwadi membenarkan hal terse-

but. Dirinya mengatakan, pihaknya telah menyegel resmi 40 kios tanpa penghuni tersebut. Penyegelan itu mengacu pada Peraturan Daerah Nomor 65 Tahun 2011 tentang Pe-nataan Pasar dan Pusat Pembelajaan di Kabupaten Magetan. ‘’Akhir Feb-ruari kemarin, kami resmi menyegel 40 kios kosong di kawasan PPU,’’ ujarnya, Jumat (7/3).

Untuk selanjutnya, lanjut Suwadi, pihaknya akan berkonsultasi dengan

Dinas Pekerjaan Umum, Bappeda, DPPKAD dan dinas terkait guna membahas revitalisasi PPU terse-but. ‘’Karena tujuan pertama PPU itu ditujukan untuk produk unggulan Magetan. Karena hal itu tidak jalan, kami akan menggandeng pihak ter-kait untuk mengkaji ulang bagaima-na ke depannya PPU tersebut,’’ jelas Suwadi.

Sikap Disperindag itu disambut gembira sejumlah pedagang yang

menempati kios PPU ini. Hadi, 50, salah seorang pemilik toko elek-tronik mengaku senang. Dirinya berharap revitalisasi PPU yang akan dilakukan Disperidag dapat membawa dampak positif bagi pedagang. ‘’Sudah lama pasar di sini sepi dan tidak ada peminatnya. Kami berharap dengan langkah Disperin-dag ini, bisa membuat PPU kembali ramai,’’ ujar warga Kelurahan/Keca-matan Bendo ini.

Sekadar diketahui, akibat karut marut pengelolaan PPU Maospati tersebut, puluhan kios di kawasan PPU tersebut mangkrak. Bahkan, sejak dibangun, PPU Maospati telah beberapa kali pindah pengelola. Awal pembangunan, pengelolaan diberikan kepada Dispenda, selan-jutnya dikelola Bagian Ekonomi. Ke-mudian beralih ke DPPKAD dan yang terakhir di awal tahun 2013 dialihkan ke Disperidag Magetan. (rd/dik)

PPU JADI ‘SARANG HANTU’GELARAN apel akbar pengawas pemilu, digelar di GOR Ki Mageti, Minggu (9/3) lalu.

MEDIA ASPIRASI/MAKSUM CHOIRI

MAGETAN, Media Aspirasi – Sekretaris Jenderal (Sekjen) DPP Partai Demokrat Edhie Baskoro Yudhoyono (EBY), kembali mengunjungi Mag-etan. Sepertinya, putra bungsu Pres-iden Susilo Bambang Yudhoyono ini, benar-benar menikmati saat berada di kota yang berada di kaki Gunung Lawu ini. Apalagi, sambutan hangat datang dari masyarakat setempat, kala Mas Ibas-sapaan karib EBY-hadir

di tengah-tengah masyarakat Mag-etan.

Seperti yang terjadi pada Selasa (11/3) malam kemarin, misalnya. Saat silaturahmi ke Pondok Pesantren Nurul Hidayah, Desa Rejomulyo, Ke-camatan Barat, Magetan, ribuan ma-syarakat hadir untuk sekadar pingin melihat lebih dekat simpul senyum khas Mas Ibas. Di ponpes pimpinan KH Gandung itu, selain bertemu den-

gan ribuan masyarakat, Mas Ibas juga bersilaturahmi dengan sejumlah to-koh agama dan masyarakat Magetan.

Dalam sambutannya, calon ang-gota legislatif (Caleg) DPR-RI Partai Demokrat Nomor Urut 1 dari Dapil VII Jatim ini mengungkapkan sejum-lah hal. Salah satunya adalah man-faat silaturahmi. ‘’Dengan silaturahmi ini, kami berharap supaya Allah SWT senantiasa memberikan kita panjang umur, didekatkan dengan rezeki. Dengan silaturahmi ini pula, keruku-nan bisa tercipta, persatuan dan ke-satuan juga terus terjaga,’’ ujar Mas Ibas.

Dia berharap, masyarakat Mag-etan mampu senantiasa menjaga dan meningkatkan tali silaturahmi dengan sesama. Sebab, kata Mas Ibas, semua adalah saudara yang harus terus di-jaga kerukunannya.

Sementara itu, KH Gandung, pimpinan Ponpes Nurul Hidayah Rejomulyo mengaku bangga bisa dikunjungi Mas Ibas. Dia berharap, kedatangan putra Presiden RI SBY ini mampu membawa keberkahan tersendiri, khususnya masyarakat Magetan. ‘’Kami senantiasa men-

doakan, supaya seluruh tujuan dan harapan Mas Ibas beserta keluarga, bisa dikabulkan Allah SWT. Serta diberikan kemudahan dalam men-jalankah amanah rakyat,’’ harap KH Gandung.

Usai silaturahmi di Ponpes KH Gandung, Mas Ibas langsung menu-ju Lapangan Purwodadi, Kecamatan Karangrejo, Magetan. Di tempat ini, Mas Ibas larut bersama ribuan

masyarakat dalam gelaran wayang kulit yang disuguhkan oleh dalang Bupati Tegal Enthus Susmono. La-kon yang diangkat berjudul Bima Bungkus.

Pagelaran wayang semalam suntuk ini, memang sengaja diada-kan. Selain untuk menghibur warga Magetan, gelaran ini sekaligus wu-jud kepedulian Mas Ibas terhadap budaya warisan leluhur. ‘’Sebagai

generasi penerus, kita harus terus melestarikan budaya adiluhur wari-san nenek moyang yang penuh dengan petuah-petuah kebaikan seperti wayang ini. Apalagi, wayang adalah gambaran perilaku manu-sia yang di dalamnya banyak sekali pelajaran yang dapat diambil hik-mahnya. Kalaui tidak kita siapa lagi yang akan meneruskannya,’’ tandas Mas Ibas. (mk/dik/adv)

Silaturahmi di Magetan, Mas Ibas ke Pesantren dan Nonton Wayang

ADVETORIAL

Page 8: Media Aspirasi

OLAHRAGA8 EDISI 5112 - 18 MARET I TAHUN 2014Media ASPIRASI

SELANGKAH LEBIH DEKAT !

NO NAMA LENGKAP

1 drg. Hj. YAYUK S.R

2 H. MURYANTO, SH., MM.

3 ERNAWATI, SH., MH.

4 DENNY PURWANDARI, SP

5 MOHAMAD SIGID GUNARTO

6 HERMAWATI

7 Dr. SUJANTO, SE., M.Kes.

8 HARTOJO BUDI PURWANTO

1NO NAMA LENGKAP

1 IBNU MULTAZAM

2 MOCH. MUNIB HUDA

3 DITA INDAH SARI

4 M. SYAMSUL HUDA

5 GOZALI MUNIR, S.Th.I

6 RINTA HANASTUTI. M

7 Dr.H.SAPUTRO SATRIYO

8 ENDANG DARMAWATI

2NO NAMA LENGKAP

1 H. ROFI' MUNAWAR, LC.

2 NUR SYA'DIYAH AMANATI

3 H. RIYADH ROSYADI

4 LANJAR, SPd.

5 ARIF YENI VARIANTO

6 DYAH PELITAWATI

3NO NAMA LENGKAP

1 Drs. SIRMADJI, M.Pd

2 MOCH. GENG WAHYUDI

3 HIASHINTA PRASTUTY, SH

4 HERI ACHMADI

5 Ir. DAHONO IRIANTO, MM

6 DIYEN ANDRITA, SH.

7 ARIK ARINDONDO

8 MELIA WINDIYANA

4NO NAMA LENGKAP

1 BINNY BINTARTI. B, SS

2 H. GATOT SUDJITO, M.Si

3 dr. LINDA L.A.N WASESO

4 DIDIE WIJOYONO. S

5 GUNAWAN HIDAYAT, M.Sc

6 Hj. LARASATI SRI. A, S.H. P

7 AGUS SUGIANTO, SE

8 ARYA RIZQI DARSONO

5

NO NAMA LENGKAP

1 Drs. SUPRIYANTO

2 R. INDRA PRIANGKASA, MH.

3 DIAN ANIK PURWANDARI, SE

4 Ir. H. GATUT PRASETIYO, MBA

5 NOVA ERIN KISMIATI, A.MD

6 H. A. SEDYO UTOMO, ST

7 SUGENG NUGROHO, SH

8 Dra. DWI SEPTAHANY. I

6NO NAMA LENGKAP

1 EDHIE BASKORO YUDHOYONO

2 SARTONO

3 RUSMINIATI, SH, MKn

4 Drs. AZIZ AHMADI, M.Sc

5 Drs. SAGUNG PANGESTU

6 NANIK HARIYATI, S.Sos

7 SIGISMOND BHARATA. W.N

8 Hj. MARIANA HARAHAP

7NO NAMA LENGKAP

1 Dra. MARDIANA INDRASWATI

2 FERI INDRA SUWARTO

3 DIAN NAWANGWULAN, S.Pd

4 SITI KASIYATI, S.Ag, M.Ag

5 AIDIL FITRI, ST

6 AGUNG TJAHJONO UTOMO

7 ADI WICAKSONO, SE, AK

8 Drs. MUHAMAD TAUFIQ, ST

8NO NAMA LENGKAP

1 Ir. SUJONO HADI SUDARNO, MM

2 ROMI WIBISONO, S.Ikom

3 Dra. Hj. SITI. CHOTIKA, M.Si

4 ANTON PRATIKNO, SE

5 DRS. MARSAHID, M. HUM

6 Dra. FENI DWI JAYANINGRUM

7 PRADITYA ANGGI YJ

8 H. MAHFUD ROHANI

9NO NAMA LENGKAP

1 Hj. SOEMIENTARSI MUNTORO

2 THOMAS WIHONGKO

3 OSCAR M. ARITONANG

4 SYARIFAH DWI MEUTIA. S, SH

5 MASHUDI, ST

6 DIAH EKANINGTIAS, Ak, MM

7 IFAN TRI SASONGKO

8 NGATIYAH, S.Ag

10

NO NAMA LENGKAP

1 SUYONO, SE

2 IR. H.SUDIRO DJOJOATMOJO

3 VEGA NASWIFINA, SH

4 DR. MISBAHUL HUDA

5 SUYADI

6 SITI RUKAYAH, S.Pd.I, MA

7 M. SALEH S.Pd. M.Si

8 PRANITA SWI HANGGIA, Amd, Keb

11NO NAMA LENGKAP

1 INDRA GURU ROOSMONO

2 FIFTH ERNAWATY, S.IP

3 H. SUWIKNYO, S.Pd

4 Dra. JUNIAR WIJAYANTI

5 FEBY BONAPARTE

6 SUKIRNO

7 Hj. ANNISSA AMAZIA CASSANDRA

12

Siapa Caleg Pilihanmu??Kirimkan jawaban Anda, cukup melalui SMS ke nomor:

082 131 775 774Caranya, ketik:

Poling MA <spasi> Nama Anda <spasi> Alamat Desa/Kelurahan, Kecamatan, dan Kabupaten <spasi> Nama Partai <spasi> Nomor Urut Caleg Pilihan <spasi> Nama Caleg Pilihan.Contoh: Poling MA Anjasmara Desa Tamanarum, Kecamatan Parang, Magetan Partai Demokrat 2 Sartono

4 Besar Hasil Poling SementaraSartono(Partai Demokrat)37,50%

Edie Baskoro. Y(Partai Demokrat)31,25%

Ibnu Multazam(PKB)12,50%

Dapatkan hadiah pulsa Rp 20 Ribu, masing-masing untuk dua orang pemenang, yang akan diundi setiap minggunya. Pemenang mingguan, akan diumumkan se-tiap penerbitan Media Aspirasi. Dan seluruh pengirim SMS, akan diikutkan pada undian utama di minggu pertama April 2014, untuk mendapatkan hadiah T-shirt dan sejumlah Merchandise menarik.

Ayo… Buruan SMS sebanyak-banyaknya..Tetapkan pilihan, dan rebut kesempatan menangnya.Info selengkapnya, hubungi kantor redaksi Media Aspirasi di Jalan Kalimantan

127 Ponorogo, atau telepon di 0352-489219.

*) Poling ini digelar sepenuhnya oleh Redaksi Media Aspirasi, medio awal Maret hingga April 2014.

NGAWI, Media Aspirasi – Meski baru lahir di kancah Divisi Utama, rupa-nya skuad Persinga mampu mencuri ke-menangan 2-1 atas tim tamu Persis Solo pada laga uji coba di Stadion Ketonggo Ngawi, Rabu (5/3) lalu. Dari menit awal, Zamnur dkk terus melakukan tekanan me-lalui permainan bola datar. Gol pembuka Persinga dicetak Slamet Larso pada menit ke-7 melalui tendangan keras terarah ke sudut kiri gawang Agung Prasetyo.

Namun, memasuki menit akhir babak pertama, tepatnya di menit 43’ Persis Solo berhasil menyamakan skor 1-1 setelah memanfaatkan gol bunuh diri dari kaki Haris, bek Persinga dengan mengoyak jala gawang yang dijaga ketat Erik Ardiles.

Untuk membuktikan diri sebagai tim yang siap berlaga di Divisi Utama, usai

jeda turun minum, Persinga terus

m e n g e m -b a n g k a n perma inan lepas. Walha-

sil, pada menit ke-37 babak

kedua, anak

asuh Rully Nere ini menyudahi kemenan-gan 2-1 dari tim tamunya melalui tendan-gan lurus Dwi Cahyono.

Sayang, sebelumnya, aksi laga uji coba ini sempat diwarnai insiden kecil. Itu setelah wasit Arya meniup peluit seb-agai tanda kick-off pada babak pertama dimulai. Ribuan roll paper sengaja dilem-parkan anak-anak Laskar Pasoepati (ju-lukan suporter Persis, Red). Kontan saja, permainan sempat dihentikan beberapa menit. Aksi serupa juga dilakukan mema-suki menit babak kedua berakhir. Selain melempar ribuan roll paper, terlihat pula aksi bakar kertas hingga mengakibatkan asap di beberapa sisi lapangan.

Dalam pertandingan uji coba kali ini, Rul-ly Nere, pelatih Persinga mengaku bahwa anak didiknya masih banyak kekurangan. Baik skill maupun teknik permainan, meski dengan skema permainan 4-2-3-1. ‘’Sebet-ulnya masalah poin tidak terlalu kami pikir-kan. Karena saat ini kami memanfaatkan program peningkatan fisik,’’ terangnya.

Di samping itu, pihaknya juga mengakui masih perlu menggembleng mental anak asuhnya. Nere beralasan jika saat menjamu tim tamunya, masih terlihat tingkat emosi anak asuhnya berlebihan. Dengan demiki-an, hasil uji coba melawan Persis Solo seb-agai bahan evaluasi secara total. Baik teknik maupun pengendalian emosi setiap pe-

main. (pr/dik)

Laga Uji Coba, Persinga Ngawi (2) v Persis Solo (1)

TIDAK MENGECEWAKAN

SURABAYA, Media Aspirasi – Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Jawa Timur (Jatim) menerima penghargaan dari KONI Pusat sebagai Pelopor Bidang Pengem-bangan Olahraga Tingkat Provinsi. Penghar-gaan bertajuk 'KONI Award' itu, diberikan Senin (10/3) malam di Jakarta.

Penghargaan itu diterima langsung Er-langga Satriagung, ketua umum KONI Jatim. Erlangga tak datang sendiri di Jakarta. Ia dite-mani Ketua Harian Dhimam Abror Djuraid, Bendahara Kadarusman, Kabid Binpres Irman-tara Subagyo dan jajaran pengurus KONI lain-nya. ‘’Syukur, semalam kami mendapat peng-hargaan dari KONI Pusat sebagai KONI daerah pelopor olahraga di Indonesia. Ini adalaht ben-tuk apresiasi atas kinerja kami selama tahun 2013 lalu,’’ ucap Erlangga, ketika dihubungi beritajatim.com, Selasa (11/3) pagi.

Ditengarai, salah satu poin yang membuat Jatim mendapat poin tertinggi adalah pro-gram pengembangan olahraga dengan ber-basis ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek). Seperti yang diketahui, sejak Maret 2013 lalu, KONI Jatim memproklamirkan pengemban-gan olahraga berbasis Iptek.

KONI Jatim bahkan menggandeng Austra-

lia Barat untuk penerapan Iptek sebagai pen-dongkrak mutu, kualitas serta prestasi olah-raga di Jatim. ‘’Kami akan terus berkomitmen untuk memajukan olahraga di Jawa Timur,’’ tutur Erlangga. ‘’Target terdekat kami adalah merebut kembali gelar juara umum di PON Jawa Barat 2016 mendatang. Kami juga ingin terus menjadi barometer olahraga di Indone-sia. Serta penyumbang atlet terbanyak untuk kontingen Indonesia di event internasional,’’ imbuh Erlangga.

Dari data yang dihimpun beritajatim.com, KONI Jatim bukan satu-satunya instansi yang menerima penghargaan dari KONI Pusat un-tuk kategori pelopor olahraga. Selain Jatim, daerah lain yang menerima penghargaan an-tara lain, Sumatera Selatan (Sumsel) dan DKI Jakarta.

Sementara itu, Jatim juga menempat-kan karateka terbaiknya, Umar Syarief sebagai peraih penghargaan kategori at-let terbaik 2013. Umar bersanding den-gan Muhammad Ahsan/ Hendra Setiawan (Bulutangkis), Maria Natalia Londa (Atle-tik), Triadi Fauzi Sidiq (Renang), Irene Kha-risma Sukandar (Catur) dan Lindswell Kwok (Wushu). (beritajatim.com/dik)

KONI JatimTerima Penghargaan

PROSESI pemberian penghargaan kepada KONI Jatim, di Jakarta, Senin (10/3).

AKSI selebrasi Dwi Cahyono usai menjebol gawang Persis Solo pada babak kedua per-tandingan uji coba, Rabu (5/3) lalu.

BERITAJATIM.COM/ISTIMEWA

MEDIA ASPIRASI/DIDIK PURWANTO

Moch. Geng Wahyudi(PDI Perjuangan) 18,75%

Pemenang Undian Poling SMS Caleg Pilihan Minggu

Ini:

1. Khafid Khusnindzar(085 736 444 XXX)

2. Hendi Hendarto(085 233 170 XXX)

Page 9: Media Aspirasi

TRENGGALEK 9EDISI 5112 - 18 MARET I TAHUN 2014 Media ASPIRASI

SELANGKAH LEBIH DEKAT !

PONOROGO, Media Aspirasi – Suli Daim, S.Pd, MM calon anggota DPRD Dae-rah Pemilihan 7 Jawa Timur (Ponorogo,

Ngawi, Trenggalek, Magetan dan Pacitan) kembali menyapa warga Bumi Reyog. Tak kenal lelah, Suli Daim kali ini menjalin silatur-

ahmi dengan warga kulon kali, Sabtu (8/3) lalu.

Komitmennya untuk merangkul semua elemen disambut antusias warga tiga ke-camatan, mulai dari kecamatan Sukorejo, Kauman dan Sampung. Apalagi selama menjadi anggota dewan, Suli Daim sudah terbukti amanah. Melalui kewenangannya di DPRD Jatim, Caleg nomor urut 1 partai PAN ini sudah berhasil nyinggrek dana maupun program APBD untuk masyarakat.

Di antara kiprah Suli Daim yakni mem-perjuangkan tunjangan insentif bagi guru TK dan madrasah diniyah. Suli Daim juga melakukan pendampingan guru bantu menjadi PNS. Selain itu, melalui kewenan-gannya telah membantu pembangunan insfrastruktur desa, mulai pavingisasi, mak-adam, dan aspal. Melalui kewenangannya pula, Suli, sapaan akrabnya, telah membantu pembangunan masjid perguruan tinggi, SMA, SMK, MA, MTs, SD dan TK.

Bahkan, Suli Daim juga komitmen men-ciptakan lapangan kerja bagi pemuda

mandiri dengan memberikan bantuan alat pembuat paving, pemberdayaan masyara-kat, ternak sapi dan kambing. Tak Cuma itu, Suli juga memberikan bantuan insfrastruktur pertanian pada kelompok tani, dan mem-berikan bantuan wireless. Suli juga merang-kul semua elemen baik muhammadiyah maupun nahdhatul ulama. Hal itu terbukti dengan pengadaan seragam pada jamaah pengajian tahlil dan jamaah yasisan. Selain itu, Suli juga membantu pokmas untuk pen-gadaan terop dan kegiatan sosial lainnya.

Dalam silaturahmi yang digelar di Ge-dung Serba Guna KPRI Sukorejo ini Suli Daim memberikan pendidikan politik kepada ma-syarakat. Dia meminta kader dan masyara-kat untuk memilih caleg bukan berdasarkan uang.“Kalau suara anda hanya dibeli dengan uang maka jangan salahkan ketika menjadi anggota dewan tersebut tidak lagi menyapa masyarakat,” tegasnya. Dia berharap, ma-syarakat mendasarkan pilihan berdasarkan track recordnya selama ini. (adv/ari)

Suli Daim Terbukti Amanah

TRENGGALEK, Media Aspirasi – Pengembang maupun pengelola Waterpark Sport Center Treng-galek, Jawa Timur dilaporkan ke kepolisian setempat, karena dianggap tidak mengutamakan keselamatan pengunjung,Senin (3/3).

Pengelola waterpark yang berada di jalan Mayjen Sungkono no. 78 ini dilaporkan oleh Imam Rokhani (38th), orang tua Ardan Herdian Permadi (10) siswa kelas IV SDN 3 Karangan, yang tewas di Waterpark Utama Sport Center, Minggu (02/03). Tewasnya bocah yang tinggal di Rt 01 Rw 01 Desa Karangan, Kecamatan Karangan Trenggalek diduga akibat le-mahnya standar keamanan waterpark tersebut. Dari hasil visum, terdapat luka lebam ditangan korban di-duga akibat tersedot pipa pembersih air.

Keterangan saksi, peristiwa bermula ketika siang itu korban bersama lima orang temannya berenang. Karena penasaran, korbanpun kemudian mencari lo-kasi yang lebih asyik di komplek Kolam Renang Utama Sport Center. Saat itulah tiba-tiba tangan korban yang berpegangan dinding kolam tersedot pipa penjernih air. Karena tekanan yang kuat, tangan korban masuk ke-dalam pipa ukuran 4 dim. Sedotan pipa pembersih air yang sangat kuat menyebabkan tubuh korbanpun ikut tenggelam. Akibatnya, korban tewas seketika.

Didampingi paman korban Doding Rahmadi, Imam Rokhani mengadukan pemilik waterpark tersebut yang dianggap tidak mengutamakan keselamatan pengun-jung yang menyebabkan hilangnya satu nyawa yakni anaknya. “Pihak pengelola lalai dan ceroboh sehingga anak saya jadi tumbal Waterpark. Kami tak terima anak saya menjadi korban,” imbuh Imam. (sp/bt/so)

1. Yth. Direktur PDAM, kami melaporkan bahwa pipa PDAM yang menuju rumah kami bocor, mohon untuk segera diadakan perbaikan (Guritno Jl. Menur 152)

Sdr. Guritno, bahwa pengaduan Saudara sudah kami terima dan pipa yang bo-cor di sudah kami adakan perbaikan sehingga aliran air yang menuju ke rumah pelanggan sudah mengalir normal.

2. Yth. Direktur PDAM, aliran air yang menuju rumah kami sangat kecil, mohon diada-kan perbaikan. (Pramono, SH Jl. Ir. Juanda 170)

Sdr. Pramono, bahwa air yang menuju rumah saudara sudah mengalir dengan besar dan normal seperti sedia kala.

3. Yth. Direktur RSUD, karyawan apotik kelihatannya perlu ditambah, masa RS sebesar ini pelayanan obatnya terlalu lama rata-rata hampir 2 jam (085331387736)

Terimakasih informasinya akan kami koordinasikan dengan Kabid Yan Jang Med dan Farmasi.

4. Yth. Direktur RSUD, apakah sudah pas antri jam 8 dilayani dokter jam 11.30 (085604336494)

Terimakasih informasinya akan kami koordinasikan dengan Kabid Yan Medik.

5. Yth. Direktur RSUD, mohon maaf poli THT pelayanannya lama sekali, padahal pasien sudah antri banyak. Mohon dikoreksi (087758996337)

Terimakasih informasinya akan kami koordinasikan dengan Kabid Yan Medik.

6. Yth. Bupati Ponorogo, Mimpi kita, entah kapan…… bisa memiliki gedung sendiri se-hingga tidak menumpang dirumah salah satu warga di Dusun Watu Agung. Didiri-kannya SDN 2 Dayakan atau lebih dikenal SDN 2 Filial yang berdiri 2 tahun yang lalu dengan maksud untuk menjemput bola anak-anak pedalaman Dayakan yang tersebar di 3 pedukuhan yaitu; Dusun Watu Agung, Dusun Mbecici dan Dusun Pring. Yang memang jaraknya ke SDN 2 Dayakan ( SDN Induk ) cukup jauh lebih 5 Km dengan medan jalan yang sulit ( berkelok, tanjakan, curam, berbatu) karena lokasinya di lereng perbukitan. Warga yang tinggal di wilayah 3 dukuh tersebut, tidak perlu menyeko-lahkan anaknya ke SDN 2 Dayakan /SDN induk karena jarak tempuh yang terlampau jauh. Sementara SDN 2 Filial, baru menampung peserta didik kelas 1 dan kelas 2 dengan fasilitas pendukung untuk kegiatan belajar mengajar sangat minus; Gedung menumpang di rumah salah satu warga Dukuh Watu Agung yang masih beralaskan tanah, dinding bertutup anyaman bambu/gedhek, berdekatan dengan kandang ternak yang setiap saat bau kotoran ternak menyeruak di ruangan kelas, tempat duduk dan meja belajar yang sudah lusuh, papan tulis dan satu almari. Fasilitas pendukung keg-iatan belajar mengajar juga minus dan rata-rata peserta didik hanya memiliki satu buku paket bukan beragam buku paket seperti kebanyakan murid umumnya. Belum lagi, seragam yang dikenakan siswa sangat beragam dengan memakai sandal jepit karena orang tua peserta didik yang rata-rata tidak mampu. (Slamet Riyadi, Edy, Kateno Desa Dayakan Kec. Badegan)

Sdr. Slamet Riyadi, Edy, dan Kateno bahwa :a. Untuk SDN 2 Dayakan Kec. Badegan bukan sekolah filial tetapi kelas paralel SDN 2 Dayakan Kec. Badegan.b. Gedung sekolah sementara menggunakan bekas gedung TK binaan Plant Inter-nasional yang sekarang tidak digunakan.c. Gedung SDN 2 Dayakan Kec. Badegan “ Kelas Paralel “ direncanakan diusulkan Tahun Anggaran 2014.

7. Yth. Direktur PDAM, kami melaporkan bahwa pipa PDAM yang berada di dekat meter rumah kami bocor, mohon untuk segera diadakan perbaikan (Sukardi Jl. Cin-dewilis 13, Bu Eny Jl. Kamajaya 59)

Sdr. Sukardi dan Sdr. Eny, bahwa pengaduan saudara sudah kami terima dan bo-cor di dekat meter sudah kami adakan perbaikan sehingga aliran air yang menuju ke rumah pelanggan sudah mengalir normal.

8. Yth. Direktur PDAM, Kami pelanggan PDAM dan beberapa hari terakhir ini, air yang mengalir ke rumah kami macet. Mengingat sangat diperlukan untuk kebutuhan rumah tangga mohon untuk segera dilakukan perbaikan. (Imam Hanafi Jl. Batoro Ka-tong 9, Koes Priyadi Jl. Parang Centung 19A)

Sdr. Imam Hanafi dan Sdr. Koes Priyadi, bahwa laporan pengaduan saudara men-genai air macet yang menuju ke rumah Saudara sudah dilakukan perbaikan dan aliran air sudah normal kembali.

9. Direktur PDAM Yth. Kami warga di lingkungan sekitar aliran PDAM yang bocor dijalan. Dengan bocornya air tersebut secara otomatis aliran yang menuju ke rumah

pelanggan akan berkurang. Mohon segera diadakan perbaikan pipa yang bocor.( Bu Wilujeng Jl. Raya Siman 46, Maksum Jl. Sekar Gayam)

Sdr. Wilujeng dan Sdr. Maksum, kami mengucapkan terimakasih atas masukan-nya sehingga pihak dinas segera mengadakan perbaikan pipa yang bocor dijalan. Dengan perbaikan pipa yang bocor, aliran air yang menuju kerumah pelanggan saat ini sudah normal kembali.

10. Yth. Direktur RSUD, ruang mawar wastafelnya kotor dan air di kamar mandi berwarna keruh/hitam. Mohon perhatiannya. (085230851183)

Terimakasih informasinya

11. Yth. Direktur RSUD, Dokter Arif kapan datangnya? Saya dari pagi menunggu tidak ada padahal jadwalnya hari ini ada. Mohon kejelasannya. (081615809472)

Terimakasih informasinya, akan kamim koordinasikan dengan Wadir Medik

12. Yth. Direktur RSUD, saya pasien di ruang mawar C8, sudah 3 hari saya disarankan USG tetapi tidak dilaksanakan. Mohon perhatiannya. (085230851183)

Terimakasih informasinya, yang diruangan tinggal menunggu panggilan dari dok-ter yang USG, sudah diantri

13. Yth. Direktur RSUD, jika mau retur obat harus kembali daftar seperti pertama atau tidak ? (085854415957)

Terimakasih untuk retur obat kembali prosesnya seperti daftar awal.

14. Yth. Bupati Ponorogo, jalan yang menghubungkan Kec. Ngebel dan Kec. Pu-lung bakal hilang kalau terus dibiarkan tanpa ada perbaikan. Keluhan/pengaduan yang disampaikan ke Pemkab Ponorogo tanggal 22 Mei 2013 sampai menyusul pengaduan berikutnya juga belum ada titik terang kapan perbaikan dilaksanakan. Selain itu para pengguna jalan khususnya pejalan kaki dan sepeda motor merasa was-was dan ta-kut kalau terjadi longsor susulan mengingat badan jalan lama kelamaan akan habis tergerus longsor di musim penghujan akan datang. Yang dikeluhkan warga ± 6 bulan terakhir (selain badan jalan longsor) harus mengeluarkan biaya berlipat karena me-mutar perjalanan dengan melewati jalan alternatif di desa sebelah. Roda empat yang mengangkut hasil bumi atau membawa dagangan ke Pasar Kesugihan atau sebaliknya harus membayar ongkos dobel mengingat dengan jarak tempat jauh. Mohon ambrol-nya/longsornya jalan Pulung – menuju Kec. Ngebel segera ada perbaikan, karena un-tuk menghindari dan tidak ingin memakan korban, warga setempat memasang pagar bambu ala kadarnya supaya lebih berhati-hati melewati jalan tersebut.( Sugeng R, Agus S, Supri P, Suminah, Wisono Desa Kesugihan Kec. Pulung Kab. Ponorogo )

Sdr. Sugeng R, Sdr. Agus S, Sdr. Supri P, Sdri. Suminah, Sdr. Wisono bahwa untuk penanganan talud di ruas jalan Kesugihan – Ngebel masuk pada usulan tahun 2014

15. Yth. Bupati Ponorogo, jalan penghubung di wilayah kelurahan Keniten Ke-camatan Ponorogo tembus ke Perumda yang disebut jalan Pesantren.

Jalan tersebut cukup ramai di lewati masyarakat karena selain menuju Pondok Pesantren Nurul Hikam - Perumda juga sebagai jalan alternatif masyarakat yang akan menuju ke jalan Arif Rahman Hakim. Jalan tersebut sudah rusak di beberapa titik, yaitu berlubang dan aspal mengelupas sehinggga kerikil berserakan dan sangat membahayakan bagi pengguna jalan karena bisa terpeleset dan terjatuh. Mengingat jalan sepanjang 700 meter sebagian belum ada talud dan kalau musim penghujan air meluap ke badan jalan menyebabkan jalan cepat rusak. Dengan kondisi tersebut mo-hon Pemerintah Kabupaten Ponorogo untuk memperbaiki jalan Pesantren yang rusak sehingga pengguna jalan menjadi aman dan nyaman.

Sdr. Pracoyo, Sdr. Supandi, Sdr. Basuki, Sdr. Sugino, Sdr. Bambang Pujo, Sdr. Nanang Kosim, Sdr. Handoyo ,Kami sampaikan terimakasih masukannya dan Jalan yang dimaksud adalah samping Lapangan Keniten atau disebut jalan Pesantren. Jalan tersebut sudah diadakan perbaikan di bulan Nopember 2013 baru sekitar 200 meter dan selebihnya sampai tembus ke Perumda akan dilanjutkan perbai-kannya pada tahun 2014.

a/n. BUPATI PONOROGOSEKRETARIS DAERAH

DR. Drs. AGUS PRAMONO, MMPembina Utama Muda

NIP. 19700111 198903 1 002

Jawaban Pemkab Ponorogo atas Pengaduan Masyarakat

Orang Tua LaporkanPengelola Utama Waterpark

13 CALEG PDIP BELUM SERAHKAN REKENING KAMPANYE

TRENGGALEK, Media Aspirasi - Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabu-paten Trenggalek, Jawa Timur hingga saat ini belum menerima rekening khusus dana kampanye 13 calon leg-islatif dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP).

Komisioner KPU Trenggalek Mo-hammad Rofiq,Senin (3/3), men-gatakan, setelah pihaknya men-gevaluasi laporan persyaratan dana kampanye bagi masing-masing partai peserta pemilu maupun para calon legislatif yang berpartisipasi dalam pemilu, 9 April mendatang. "Sesuai data yang masuk, ada 13 caleg dari

PDIP yang tidak menyerahkan," un-gkapnya.

Mengacu pada aturan KPU, menurut Rofiq bagi caleg yang tidak menyerahkan dana rekening kam-panye akan dijatuhi sanksi berupa diskualifikasi sebagai caleg. Namun, KPU dalam hal ini akan memberikan kelonggaran batas waktu penyera-han, hingga Selasa (04/03) sore.

Disampaikan Rofiq, khusus dana kampanye pemilu tersebut diber-lakukan secara perseorangan. Arti-nya, masing-masing caleg wajib menyerahkan laporan rekening dana kampanye ke KPU melalui induk

partai masing-masing. "Ini personal. Kalau rekening dana kampanye par-pol sudah tidak ada masalah. Semua sudah menyerahkan ke KPU," terang-nya.

Dari 13 caleg PDIP yang belum menyerahkan dana kampanye terse-but, beberapa di antaranya merupak-an caleg "incumbent" serta jajaran pengurus inti DPC PDIP Trenggalek. Mereka antara lain adalah Guswanto, Martono, Musirin, Veny, Adib Ma-karim, Purwito, Bambang Sutopo, serta Bambang Harsono.

Terkait caleg dari Parpol lain yang belum menyerahkan laporan dana

kampanye, Rofiq menegaskan sam-pai batas waktu yang telah ditetap-kan sudah tidak ada. "Ya tinggal PDIP saja. Nanti langsung kami kirim ke KPU Pusat. Mereka yang menentu-kan sepenuhnya," tandasnya.

Sementara itu, dikonfirmasi ter-kait tiga belas nama caleg PDIP yang belum menyerahkan laporan reken-ing dana kampanye, pihak sekre-tariat DPC PDIP membenarkan hal tersebut. "Kami akan segera susul-kan. Hari ini sudah terkumpul tujuh berkas, besok kami yakin sudah ram-pung semua dan segera diserahkan ke KPU," jawabnya.(bt/so)

Percetakan Banjir Orderan

TRENGGALEK, Media Aspirasi - Pemilu yang sebentar lagi dilaksanakan serentak seluruh indo-nesia benar-benar membawa berkah tersendiri bagi percetakan di Trenggalek, Jawa Timur. Mendekati masa-masa kampanye para caleg yang akan mere-butkan kursi anggota dewan berusaha memperke-nalkan dirinya melalui baliho, kartu nama, contoh surat suara dan lainnya.

Di salah satu percetakan baliho "Merdeka" di depan warung kopi mbah kwot misalnya nampak hilir mudik orang yang pesan baliho atau banner. "Hari-hari begini orderan memang luar biasa bah-kan kami sangat kewalahan karena tenaga dan mesin terbatas," ucap Adi salah satu karyawan per-cetakan Merdeka.

Adi menambahkan, minimal setiap caleg pesan 50 lembar bahkan ada yang 100 lembar tergantung finansial. Lain lagi dipercetakan Anugerah yang khusus mencetak kartu nama caleg, stiker dan con-toh surat suara."Hari ini untuk orderan cetak kartu nama kami stop dulu sementara karena keterba-tasan mesin dan tenaga," ujar Supatno, pemilik usaha percetakan yang berada di sebelah kantor Dinas Pendidikan Trenggalek.

Supatno menambahkan, biasanya pesenan kartu nama setiap caleg antara 1000 lembar sam-pai 10 ribu lembar, sedangkan untuk contoh surat suara biasanya tidak banyak sekitar 500 lembar. "Keuntungan ya lumayan lah, yang jelas pesanan meningkat 10 kali lipat dari hari-hari sebelumnya," ujar pria yang juga membuka cabang percetakan di Panggul dan Surabaya ini.

Dari pantauan dilapangan, di percetakan nam-pak ada kartu nama beberapa caleg yang masih tersisa, seperti Lamuji dan Mugianto dari caleg De-mokrat, Agus dari PKS, Supramono dari Hanura, Pranoto dari PDI-P, dan hampir semua caleg dari PPP order dipercetakan Anugerah ini. Mendekati hari pemilihan tanggal 9 april nanti para caleg me-mang luar biasa dalam pengeluaran untuk belanja cetak baliho dan kartu nama agar memudahkan calon pemilihnya mengenal caleg yang bersangku-tan, maka tak heran bahwa pesta rakyat kali ini juga pestanya usaha percetakan untuk meraup untung.(bam/bt/so)

KECELAKAAN

LINTAS

SULI DAIM memberikan pendidikan politik bagi warga Sukorejo, Kauman dan Sam-pung.

SALAH satu sisi Utama Sport Center.

ILUSTRASI.

MEDIA ASPIRASI/ISTIMEWA

Page 10: Media Aspirasi

PONOROGO, Media Aspirasi – Se-lain dipenuhi alat peraga kampanye (APK) caleg, kota Ponorogo juga penuh dengan media promosi bisnis. APK ca-leg yang melanggar beberapa waktu lalu sudah sapu bersih oleh Satpol PP. Namun sayangnya, media promosi bis-nis, baik yang tidak berijin, dipaku di pohon atau mengotori pemandangan dibiarkan saja.

Hal ini setidaknya dapat dilihat di jalan protokol di Ponorogo. Sejumlah media promo bisnis ekonomi terpas-ang seenaknya tidak mengindahkan es-tetika. Selain dipaku di pohon, diduga banyak diantaranya tidak berijin.

Hal ini memantik reaksi keras dari Sunarto anggota DPRD Ponorogo Fraksi PAN. Dia menuding KPPT tidak bertindak tegas dengan maraknya alat peraga promosi bisnis yang melang-gar aturan dan tak berijin. Indikasinya, tidak dicopotnya media promo tersebut dan malah terkesan dibiarkan. “Pada prinsipnya penertiban baliho caleg atau apapun saya sepakat demi estetika. Cuma tidak sepakatnya ketika Satpol PP tidak mencopot media promosi yang dipaku di pohon di ruang publik yang menggangu estetika dan peraturan,” te-gas Sunarto kepada Media Aspirasi.

Dengan pembiaran seperti itu, kata Narto, sapaan akrabnya, bakal ada po-tensi Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang hilang. Potensi yang seharusnya bisa masuk ke APBD yang ujung-ujung-

nya untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat pun bakal menguap. “KPPT harus bertindak tegas, adil, dan proporsional. Ada dampak PAD yang hilang, potensi yang seharusnya bisa diambil tidak bisa masuk ke daerah. Padahal PAD itu muaranya pada kesejahteraan masyara-kat,” urainya.

Dia meminta KPPT untuk bisa ber-tindak tegas dengan mencopoti semua alat atau media promo yang tidak beri-jin tersebut. “Berijin pun kalau dipaku di pohon juga harus dicopot,” tegas Suna-rto yang mengaku tidak memang APK satu pun di Dapil 6 ini.

Sementara itu, Mujianto kepala Kan-tor Pelayanan dan Perijinan Terpadu (KPPT) Ponorogo membantah jika pi-haknya tidak tegas. Mujianto mengaku rutin melakukan pantauan dengan menerjukan anggotanya ke lapangan. Setiap seminggu sekali memantau alat atau media promosi yang berijin atau ti-dak. Jika menemukan yang tidak berijin, pihaknya bersama satpol PP langsung melepasnya. “Sebetulnya juga tidak seperti itu (tidak tegas, red). Setiap peri-odik seminggu sekali dipantau anggota di lapangan. Banyak yang ijin, jika tahu di lapangan tidak ijin maka langsung dilepas,” tegasnya.

Pihaknya malah meminta semua pihak untuk ikut mmbantu melaku-kan pengawasan terhadap adanya media promosi yang tidak berijin. Dan pihaknya terbuka menerima laporan

itu. Mujianto menyebutkan, untuk mengenali media promo yang tidak berijin cukup mudah. Jika tidak ada tandatangan dari KPPT maka dapat dipastikan tidak berijin. “Kalau beri-jin ada tanda dari KPPT kalau tidak berarti tidak ijin. Semua wajib ditan-datangani,” pungkasnya. (ari/so)

KRIMINAL

MEDIA ASPIRASI/ARI

PONOROGO10 EDISI 5112 - 18 MARET I TAHUN 2014Media ASPIRASI

SELANGKAH LEBIH DEKAT !

SUNARTO: KPPT ’MLEMPEM’ Promo Tak Berijin Marak,

Potensi PAD Bisa Hilang

Setiap periodik seminggu sekali dipantau anggota di lapangan. Banyak yang ijin, jika tahu di la-

pangan tidak ijin maka langsung di lepas,”

KPPT harus bertindak tegas, adil,

dan proporsional. Ada dampak PAD yang hilang, potensi yang seharusnya bisa diambil tidak bisa masuk ke daerah. Padahal PAD itu muaranya pada kese-jahteraan masyarakat,”

SUNARTO,Anggota Komisi B DPRD Ponorogo

MUJIANTO, Kepala KPPT Ponorogo

PONOROGO, Media Aspirasi – Baliho yang terpasang di selatan Terminal Seloadji Ponorogo menjadi pusat perhatian masyarakat. Bukan karena balihonya tapi karena konten materi yang terdapat dalam Baliho tersebut.

Baliho yang terpasang di media jalan itu memang menggelitik. Bukan-nya melalukan propaganda atau pro-mosi, Baliho yang satu ini berisi kata-kata semacam curhatan hati. Dimana disitu memuat kata-kata bertuliskan “Ya Allah...Semoga Pak Panwas dan Pak Satpol PP tidak melepas gambar ini lagi Ya..Allah...Karena ini Bukan

Kampanye Ya..Allah..(H. Sugiri Sanco-ko) Gerdu Biru”.

Adanya Baliho unik ini pun menjadi pusat perhatian warga yang melintas. Tak jarang, para pengendara yang rela berhenti untuk membaca sebentar ka-ta-kata yang tertulis. Usai membaca, terlihat senyum simpul lalu melanjut-kan perjalanannya.

Sugiri Sancoko ketika dihubungi Media Aspirasi mengakui memang Baliho ini miliknya. Dia sengaja mem-buat kata curhatan yang ditujukan ke-pada Panwas dan satpoll PP agar tidak melepas lagi Baliho miliknya. Lanta-ran, beberapa waktu lalu, sempat di-

turunkan bersamaan dengan spanduk caleg lainnya. “Timbang dicopoti kalau dibuat begitu kan tidak dicopot,” kata Sugiri enteng.

Menurutnya, tidak seharusnya Balihonya saat itu diturunkan, karena tidak memuat kata-kata kampanye. Baliho miliknya tidak satupun yang memuat tiga unsur kampanye. “Saya tidak kampanye, kan dari kata-kata sejak awal tidak kampanye apa-apa,” tegasnya. Bahkan, menurutnya, ketua Panwaskab Ponorogo pun sempat meneleponnya dan mengakui kreatifi-tasnya. “Pak Arif ketua Panwas telpun, katanya ini kreatif,” akunya.

Baliho milik Sugiri memang selalu dibuat berbeda dengan caleg lainnya. Konten isinya selalu memuat kata-kata yang menyentuh dan berbeda dari promosi Caleg pada umumnya. Sugiri mengakui semua isi baliho itu dirinya sendiri yang membuat. Hal itu dilakukan, lantaran dalam berpolitik itu harus kreatif dan harus bisa tampil beda. “Saya sendiri itu. Dalam politik itu jangan monoton, jangan ngunu-ngunu ae. Tapi Bisa tampil nyanyi, pui-si, berpantun, biar tidak kering. Kalau monoton seperti spanduk bertuliskan mohon dukungannya, kan itu politik monoton,” ungkapnya. (ari/so)

Sugiri Cuhat Panwas dan Satpol PP

KREATIF Baliho milik Sugiri San-

coko menjadi pusat perhatian warga

Ponorogo lantaran unik.

PONOROGO, Media Aspirasi – Sudah dua bulan ini, warga tiga desa di Sukorejo harus rela berputar arah. Ini lantaran, jem-batan penghubung antar desa tepatnya terletak di Dukuh Menggeng, Desa Gelan-glor, Sukorejo ini ambrol. Ambrolnya jem-batan penghubung antara Desa Gelanglor, Sidorejo dan Gegeran itu sangat dikeluhkan warga. Apalagi, jalan itu merupakan menuju pusat sarana penting, baik pendidikan, eko-nomi dan pemerintahan.

Kondisi jembatan penghubung antar desa ini memang cukup membahayakan pengendara. Lantaran, jembatan ambrol lebih dari separonya. Sehingga jalan tinggal seperempat dan hanya bisa dilewati roda dua. Itu pun sangat membahayakan ketika sewatu-waktu roboh semuanya.

Sejak robohnya jembatan ini, dua bulan lalu warga hanya bisa memasang plang dari

bambu agar kendaraan tidak terjebak dan terperosok ke dalam sungai. Selain itu, di seputaran bibir yang ambrol ditaruh sejum-lah batu yang ditata melingkar agar tidak ada anak kecil yang terperosok.

Didik Setiawan, warga Desa Gelanglor mengaku prihatin dengan ambrolnya jem-batan kecil di Desanya. Dia merasa prihatin lantaran tidak adanya tindakan berarti dari pemerintah. “Meskipun ini jalan antar desa, tapikan juga bagian dari Pemkab Ponorogo. ,” ungkapnya.

Dia berharap, Pemkab Ponorogo melalui dinas terkait untuk segera memperbaiki kerusakan tersebut. Harapannya, agar sara-na transportasi tiga desa bisa normal kem-bali. “Warga itu hanya minta satu kepada Pak Bupati, yakni sarana transportasi yang bagus. Itu saja, tidak ada yang lain,” pung-kasnya. (ari/so)

Dua Bulan Ambrol Dibiarkan Tanpa Tindakan

KONDISI jembatan penghubung tiga desa ambrol sudah dua bulan tidak diperbaiki.

Waspadi Obat Berisi Tepung

PONOROGO, Media Aspirasi – Peredaran obat ilegal Kini Sudah mulai marak. Termasuk pula obat yang tidak memiliki ijin edar trendnya terus mengalami kenaikan. Tak tanggung-tanggung, BPOM RI Sabtu (8/3) lalu turun gunung ke Ponoro-go untuk menekan tingginya peredaran obat yang justru membahayakan kesehatan itu. “Berdasar-kan pengawasan kami trend obat ilegal itu naik, termasuk pula obat tanpa ijin edar juga mening-kat,” terang Eka Purnamasari, Kasubdit Inspeksi dan Sertifikasi Distribusi Produk Terapetik dan PKRT Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI.

Menurutnya, masyarakat harus lebih ekstra waspada dalam membeli obat. Kalau sembaran-gan, bisa-bisa berakibat fatal. “Obat ilegal sangat membahayakan kesehatan apalagi bila dikon-sumsi terus menerus. Bukan kesembuhan yang di-dapat, melainkan penyakit bertambah parah atau bahkan kematian,” tegasnya.

Untuk memberantas maraknya obat ilegal itu, pihaknya saat ini gencar melakukan dua kegiatan. Yakni berupaya memutus mata rantainya. “Caran-ya dengan menurunkan suplai. Dimana tempat jual untuk memutus suplai,” sebutnya. Langkah itu harus dibarengi dibarengi dengan menurunkan penggunanya. “Kenapa obat ilegal itu marak bere-dar pasti ada yang butuh. Kadang-kadang ini juga karena ketidaktahuan masyatakat dalam membeli obat secara benar, dan memilih obat yang benar,” sebutnya.

Dia meminta masyarakat untuk cerdas dalam membeli obat agar terhindar dar obat ilegal. Yakni dengan menebus obat resep di Apotik. “Menebus obat resep di sembarang tempat akan membuka kesempatan mendapatkan obat palsu yang mem-bahayakan kesehatan,” tegasnya.

Disamping itu dalam membeli obat hendaknya memperhatikan ciri-cirinya agar tidak mendapat obat ilegal. Pertama, lihat nomor ijin edarnya. Ked-ua, lihat logo obat yang memuat tanda lingkaran yang terdapat pada kemasan untuk membedakan golongan obat. Ketiga, lihat batas kadaluwarsa. Keempat, lihat kemasan apakah kondisi kemasan obat dalam keadaan baik. “Bila ciri ini tidak ada maka jangan beli, jangan-jangan itu obat ilegal,” sebutnya.

Obat ilegal atau obat palsu itu, kata Eka sangat berbahaya. Lantaran kandungan obat palsu jauh berbeda dengan obat asli. Ada kandungan zat berkhasiatnya dikurangi, ada kandungan zatnya berbeda, bahkan ada yang hanya mengandung tepung atau zat pengisi yang tidak mengandung zat berkhasiat sedikitpun. “Obat palsu menyebab-kan penyakit bertambah parah, karena obat tidak mengurangi gejala atau menyembuhkan penyakit bahkan bisa berakibat fatal,” tukasnya. (ari/so)

Eka Purnamasari

Kasubdit Inspeksi dan Sertifikasi Dis-tribusi Produk Terapetik dan PKRT Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI

Polisi Ringkus Pengedar Pil Setan Dobel L

PONOROGO, Media Aspirasi - Satuan Narkoba (Sat-narkoba) Kepolisian Resort (Polres) Ponorogo berhasil mengamankan Pras(24) warga Kelurahan Purbosuman, Kecamatan Ponorogo, karena kedapatan membawa, mengedarkan dan mengonsumsi pil haram golongan pysi-cotropika merk dobel L ditempat hiburan malam karaoke Exotic yang berada di Jalan Jend Sudirman Ponorogo, Februari lalu.

Sementara 2 orang kawannya berhasil melarikan diri dan membuang barang bukti.

“Ini memang target kita, dia ini selain pemakai juga pengecer sasaran edarnya adalah anak-anak yang biasa mangkal diwarung kopi tepi jalan,”kata AKP.Imam Hamda-ni, Kasubbag Humas Polres Ponorogo, Sabtu (08/03/2014).

Pil yang dikonsumsi sejenis Dextro, berdasarkan ket-erangan tersangka obat haram ini didapat dari Ponorogo. Untuk itu pihak kepolisian mengembangkan penyelidikan guna mengungkap jaringan sekaligus bandarnya.

“Saat ini belum kita expose bandarnya, untuk kepentin-gan penyelidikan lebih lanjut,”kata Imam Hamdani.

Untuk itu pelaku akan dijerat dengan pasal 196 UU RI No 36 tahun 2009, tentang Kesehatan dan ancaman pen-jara paling lama 10 tahun dengan denda 1 miliar rupiah.

Diketahui, Kepolisian Ponorogo sangat getol melaku-kan razia terhadap tempat hiburan malam seperti tempat karaoke dan diskotik. Disinyalir para pengecer dan bandar melakukan transaksi di tempat- tempat tersebut.

Sasaran edar seperti pengunjung warung kopi angkrin-gan, yang buka setiap sore hari ditepi jalan Ponorogo. “Hal ini sangat membahayakan generasi muda, sebab, diwa-rung kopi angkringan tersebut merupakan tempat ngum-pulnya remaja dan mayoritas masih usia sekolah,”ucap Kamdani. (wid/so)

PRAS tersangaka pengecer pil merk “LL” saat ditang-kap oleh Satuan narkoba polres Ponorogo

MEDIA ASPIRASI/ENDANG WIDAYATI

MEDIA ASPIRASI/ARI

MEDIA ASPIRASI/ARI

Page 11: Media Aspirasi

SAMBUNGAN EDISI 5112 - 18 MARET I TAHUN 2014 Media ASPIRASI

SELANGKAH LEBIH DEKAT ! 11

Menurut Bupati Pacitan Indartato, sebagai langkah awal, Pemkab mencanang-kan program promosi wisata. Program itu diberi nama The Paradise of Java. ‘’Rencananya akan diluncurkan pada tahun 2014 ini,’’ ujarnya, Minggu (9/3) lalu.

Selain itu, Pemkab Pacitan juga telah mendaftarkan Paci-tan sebagai kawasan Geopark ke Geopark Global Network (GGN). Promo wisata dilaku-kan dengan menggandeng Geopark Gunungsewu yang meliputi wilayah Kabupaten

Pacitan, Wonogiri dan Gu-nungkidul. ‘’Tindak lanjut dari pengajuan itu, sudah datang sejumlah asessor dari Unesco yang menilai kelayakan Pacitan masuk dalam GGN,’’ katanya.

Melihat potensi wilayah Pacitan, Bupati Indartato pun optimistis bakal mengem-bangkan potensi wisata dan mendongkrak pendapatan asli daerah (PAD) Pacitan yang selama ini hanya Rp 67 miliar. ‘’Kedatangan wisatawan as-ing ini tentunya sangat men-guntungkan Pemkab Pacitan. Apalagi potensi ini belum

banyak kami promosikan. Dan itu akan terus kami promosi-kan agar nama Pacitan tidak kalah dengan pariwisata lai-knya daerah-daerah lain,’’ tu-turnya.

Di samping itu, pihaknya juga mulai melirik desa wisata. Yakni, pariwisata yang ber-basis masyarakat. Penggara-pan desa wisata disesuaikan dengan potensi dan keung-gulan masing-masing desa. Beberapa tempat yang akan dijadikan kawasan desa wisa-ta adalah Desa Nawangan dan Pakisbaru di Kecamatan

Nawangan. Kedua desa dipilih sebagai sentra agrowisata. Se-bab, di Nawangan, misalnya, sudah menjadi sentra tana-man empon-empon. Bahkan, produksinya dikenal di beber-apa perusahaan jamu besar di Jawa Tengah maupun Jawa Timur.

Tidak itu saja, di Desa Paki-sbaru, juga terdapat situs ka-wasan sejarah Panglima Besar Jenderal Sudirman. ‘’Untuk mewujudkan hal itu, Pemkab memberikan pelatihan dan pembinaan pada masyarakat se-tempat,’’ pungkasnya. (bc/dik)

Bakal Kenalkan... SAMBUNGAN DARI HALAMAN 1

UU ASN... SAMBUNGAN DARI HALAMAN 1

Rp 13,8 Miliar... SAMBUNGAN DARI HALAMAN 1

Polres Ngawi... SAMBUNGAN DARI HALAMAN 1

Seringkali... SAMBUNGAN DARI HALAMAN 1

Pengamanan... SAMBUNGAN DARI HALAMAN 1

Edan... SAMBUNGAN DARI HALAMAN 1

Siapkan 21 Ribu... SAMBUNGAN DARI HALAMAN 1

Gaji Telat... SAMBUNGAN DARI HALAMAN 1

Solusi yang harus ditempuh besar kemungkinan kata nara sumber mendesak kepada Ke-men PAN dan RB untuk menge-luarkan Peraturan Pemerintah (PP). Tujuan tersebut didasari atas pemikiran agar memberi-kan angin segar terhadap nasib K-2 untuk memperoleh haknya sebagai abdi Negara. Terang-nya lagi, UU ASN tidak men-gakui adanya tenaga honorer melainkan pegawai pemerin-

tah dengan perjanjian kerja (PPPK). “Seandainya jalan itu buntu tidak salahnya Pemkab Ngawi memberikan keputu-san yang terbaik buat kita ini yang sudah mengabdi berta-hun-tahun,” katanya. Urainya, perasaan khawatir terhadap ganjalan tersebut dirasakan teman seprofesinya yang jum-lahnya tidak kurang 515 orang K-2. “Coba pikir sendiri dari totalnya sebesar itu hanya 219

yang dinyatakan lulus terus bagaimana yang lain, saya kira itu intinya,” tegasnya.

Namun lain halnya yang dis-ampaikan Budi Sulistyono Bu-pati Ngawi beberapa waktu lalu membenarkan kalau K-2 yang tidak lulus diserahkan ke pemer-intah daerah. Meski demikian pihaknya tetap mengupay-akan untuk bisa mengadopsi lewat PPPK karena saat ini un-tuk tenaga guru masih kurang

setidaknya ada 500 orang dan lainya tenaga kesehatan. Kanang demikian panggilan akrab Bu-pati Ngawi menyebutkan Pemk-ab sendiri masih ada ganjalan terhadap gajinya lewat APBD. Harapnya terhadap K-2 tidak perlu berlebihan menyikapi per-masalahan munculnya UU ASN. Dan kemungkinan besar masih ada celah APBD untuk mencov-er K-2 yang masuk PPPK nanti-nya. (pr/so)

Lebih lanjut Joni men-gungkapkan, setelah proses perluasan di tahun pertama rampung, TPA bakal dibuka lebih luas. Jika selama ini han-ya menampung sampah dari wilayah Kecamatan Pacitan, nantinya juga dari kecamatan yang lain. Seperti Arjosari, Kebonagung, Pringkuku dan Punung.

Namun, Joni menambah-kan, Pemkab Pacitan masih belum bisa memanfaatkan TPA Dadapan baru tersebut. Pasalnya, belum ada serah terima atau hibah antara Ke-menterian Pekerjaan Umum (PU) dengan Pemkab Pacitan, mengenai hak dan kewajiban kedua belah pihak. ‘’Belum dihibahkan oleh Kementerian

PU, sehingga belum bisa di-manfaatkan. Dan saya send-iri juga belum tahu pastinya kapan penghibahannya. Di-mungkinkan tahun ini,’’ tam-bahnya.

Sementara itu, untuk men-gatasi krisis sampah, tahun ini Pemkab Pacitan kembali menerima gelontoran angga-ran sebesar Rp 13,8 miliar dari

Kementerian PU. Rencananya, dana sebesar itu akan digu-nakan untuk pengembangan empat hektare lahan TPA baru yang berada di sisi selatan TPA saat ini. ‘’Kan rencana awalnya ada tiga cell baru. Satu sap su-dah jadi, dua cell lagi menyusul tahun 2014 ini, anggarannya sebesar Rp 13,8 miliar,’’ tu-turnya. (bc/so/dik)

Jaminan Kesehatan Daerah (Jamkesda). Tidak tanggung-tanggung pemerintah menye-diakan kuota 21 ribu orang penerima Jamkesda.

“Kita Sudah mengumpul-kan seluruh camat dan me-minta mereka melakukan so-sialisasi hal ini,”terang Priyo Langgeng, Plt Kepala Dinas Kesehatan, Kamis (06/03).

Direktur RSUD.Hardjono Sudigdomarto ini menjelas-kan pada 2013 sudah 10 ribu penduduk miskin yang sudah tercover, sehingga mereka tidak boleh lagi memakai su-rat keterangan tidak mampu (SKTM). Sisanya 11 ribu warga miskin bakal diisi setelah up-date data oleh BAPPEDA sele-sai dilakukan.

“Saya kira penduduk miskin Ponorogo tidak sampai pada angka 21 ribu, sehingga den-gan kuota ini tidak akan ada lagi keluhan tentang kesehat-an warga miskin,”tegasnya.

Diketahui, alokasi angga-ran dana pada program Jami-nan Kesehatan Nasional (JKN) pada tahun anggaran 2014 sebesar Rp.5 milyar. Sebesar Rp.2,5 miliar dialokasikan un-tuk belanja obat dan sebagian sudah digunakan untuk me-layani pasien dari jalur SKTM.

Untuk keperluan transpar-ansi hasil update data dari camat bakal di umumkan di desa-desa agar diketahui masyarakat . Sehingga bila ditemukan warga yang ti-dak layak mendapatkan kartu Jamkesda akan segera dik-etahui . Setelah satu minggu paska pengumuman maka update data akan disahkan.

“Bila ditemukan war-ga yang tidak layak untuk mendapatkan Jamkesda atau masuk kategori mampu kita sarankan masuk program BPJS. Sehingga kita bisa sal-ing mensubsidi,”terang Priyo langgeng.***

MASYARAKAT MISKIN TETAP TERLANTAR

Sementara itu, Tim Nasi-onal Percepatan Penanggu-langan Kemiskinan (TNP 2K) yang berada di bawah Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Ponorogo, saat ini tengah melakukan Up Date Jamkesmas, den-gan tujuan untuk mengganti kartu Jamkesmas yang tidak memenuhi kriteria dan di-batalkan.

“Ada sekitar 7.509 kartu Jamkesmas yang harus di up date dan perlu data untuk menggantinya,”jelas Sumarno, Kepala Bappeda Ponorogo.

Dijelaskanya, untuk memenuhi 7.509 Jamkesda yang perlu diganti, Bappeda sudah mengintruksikan ke-pada seluruh camat untuk melakukan pendataan ulang.

Ada14 kriteria sebagaima-na yang harus dipenuhi oleh masyarakat agar masuk dalam kategori miskin dan layak mendapatkan kartu Jamkesmas. Diantarannya , lantai rumah dari tanah, dind-ing rumah bukan dari beton, pangannya kurang menentu, tidak mempunyai kendaraan bermotor dan beberapa hal lainnya seperti kriteria di Badan Pusat Statistik(BPS).

“Jika hal itu terpenuhi

maka layak mendapatkan kartu jaminan kesehatan,”kata Sumarno.

Bila dengan kondisi terse-but tidak masuk dalam kartu Jamkesmas maka pemeritah daerah masih menyediakan dana untuk mereka. Jumlah alokasi dana yang disediakan adalah Rp.5 miliar.

Sementara itu Sunarto, warga Jln.Yoso Dadi, RT 03 / RW 02 Dusun Kepek, Desa Kauman, Kecamatan Kauman mengaku nasibya tidak sep-erti apa yang ada dalam pem-beritaan. Orang tuanya yang sakit tidak mampu berobat karena kemiskinannya, namun tidak mempunyai kartu jami-nan kesehatan dari pemerintah. Padahal kondisi ekonomi dan rumahnya sudah memenuhi kreteria seperti yang men-jadi dasar di BPS. “Ketika kami minta surat ke kelurahan untuk mengurus keringanan biaya kesehatan oleh pihak perang-kat desa setempat dikatakan percuma. Percuma saja ngu-rus-ngurus hasilnya gak se-padan dengan ngurusnya,”kata Sunarto pasrah.

Terpisah, Sutyas Hadi Ri-yanto, anggota dewan dari PDIP ketika dikonfirmasi Me-dia Aspirasi terkait nasib raky-atnya ini mengaku kecewa dengan sikap perangkat Desa Kauman. Seharusnya, mereka malah membantu bukan me-lemahkan keinginan dan per-juangan rakyatnya .

“Ini mengecewakan, per-angkat sikapnya malah begitu bukannya malah membantu,”tegas Sutyas den-gan nada geram. (wid/so)

Dalam razia tersebut, petu-gas berhasil menemukan pu-luhan botol minuman keras yang dipampang di dind-ing warung remang-remang tersebut. Tak hanya itu, petu-gas juga mendapati bilik-bilik kecil berukuran 2x2 meter di-dalam warung.

Saat menggeledah wa-rung milik Mulyono, 40, war-ga Tamanarum, Kecamatan parang, petugas mendapati 2 wanita yang tengah tiduran di dalam bilik warung tersebut. Mereka yaitu Sukarni, 30,

dan Indah yang berumur 32 tahun. ‘’Saya hanya pelayan saja di warung ini,’’ ujar Su-karni sambil menyembun-yikan wajahnya.

Kabid Bina Perdagangan dan Pasar Disperindag Mag-etan Kartini mengatakan, razia dilakukan lantaran pu-luhan warung di kawasan Penampungan tersebut tidak sesuai ijin yang diajukan. ‘’Sebanyak 32 warung ini me-nyalahi aturan. Karena pemi-lik warung memakainya tidak sesuai ijin yang diajukan,’’

jelasnya.Kartini juga mengancam

bila pemilik warung tetap ng-eyel warungnya dijadikan tem-pat karaoke dan ajang penye-dia Pekerja Seks Komersial (PSK), maka pihaknya akan menutup paksa warung terse-but. ‘’Kami beri tenggang wak-tu 7 hari untuk mengembalikan kondisi warung sesuai periji-nan yang diajukan. Bila tidak, maka akan kami tutup paksa,” ancam Kartini.

Sementara itu, Naning Triguarningsih, 38, seorang

pemilik warung yang kedapa-tan menjadikan warungnya tempat karaoke berdalih banyak rekan seprofesinya melakukan hal serupa. Bah-kan, sejumlah pemilik wa-rung juga menyediakan PSK belia (Kimci, Red) di dalam warungnya. ‘’Wong yang lain juga sama kok, ya saya iku-tan. Malahan yang lain ada yang menyediakan PSK yang masih umur sekolah,’’ ung-kap Naning, warga Kelurahan Sukowinangun, Kecamatan Magetan ini. (rd)

Lebih jauh AKP Juwahir mengungkapkan penang-kapan kedua anggota kom-plotan pengedar sabu-sabu itu, berawal informasi dari masyarakat tentang adanya seseorang yang dicurigai melakukan transaksi barang haram dilokasi penangka-pan. Tanpa menunggu lama Satuan Reskoba Polres Ngawi melakukan pengin-taian pada dini hari. Namun Sutrisno salah satu pelaku mengetahui kalau aksinya sudah terendus petugas. Un-tuk menghilangkan jejaknya para pelaku mencoba melari-

kan diri menggunakan mobil Daihatsu Feroza Nopol AE 1535 JG, tidak ingin buru-anya lepas petugas langsung melakukan penangkapan saat itu juga. “Karena takut kabur, maka kami menghen-tikan mobilnya dan kami gele-dah ternyata didalamnya ada dua orang pelaku berikut ba-rang bukti,” imbuhnya.Kasat Reskoba merinci dari tangan tersangka Sutrisno, polisi me-nyita sejumlah barang bukti.

Diantaranya sabu-sabu sekitar 3,10 gram dibagi dalam 4 plastik klip berwarna transparan, serta alat-alat

konsumsi sabu-sabu dianta-ranya sedotan (pipet) plastik warna putih, cutten bat warna putih, korek api gas warna ungu yang terdapat tulisan Kimura dan Hand Phone (HP).

“Kalau dari tangan ter-sangka Anton Krisnadi kami mendapatkan sebuah hand phone merek Samsung warna hitam dan uang tu-nai Rp 900 ribu,” paparnya. Sesuai pengakuan Sutrisno saat diinterogasi petugas mengatakan kalau dirinya mendapatkan sabu-sabu dari pasokan bandar Solo. Sela-

ma prakteknya, dia membeli dari bandar untuk dijual lagi ke konsumen dengan harga Rp 1 juta per paket hemat. Kedua pelaku ini kata AKP Juwahir merupakan Target Operasi (TO) petugas se-jak beberapa bulan terakhir. Terutama untuk tersangka Sutrisno yang juga memi-liki rumah di Dusun Dungus, Desa Karangasri, Kecamatan Ngawi Kota. Keduanya bakal dijerat dengan pasal 112 UU RI Nomor 35 Tahun 2009 ten-tang Narkotika dengan anca-man hukuman penjara maksi-mal 12 tahun. (pr/so)

“Si Heru ini sempat tengak - tengok memang kayak mau kabur dan sudah diingatkan panitera, eh ternyata kabur beneran melompat lewat jendela ,” terang Humas PN Ponorogo, Putu Gde Novyar-tha.

Kontan saja seluruh unsur pengamanan yaitu kepolisian, Kejaksaan, pengunjung si-dang bahkan saksi melakukan pengejaran. Akhirnya berjarak sekitar 500 meter di sawah depan kantor Pengadilan, ter-pidana ini bisa ditangkap dan selanjutnya diamankan pihak kepolisian.

“Kaburnya terpidana ini

bukan karena faktor penga-manan, namun sepertinya faktor phsykologinya. Kay-aknya, terpidana ini sudah merencanakan. Namun den-gan kejadian ini, kami unsur pimpinan langsung men-gadakan koordinasi mem-bahas teknik pengamanan selanjutnya,”kata Humas PN.

Pria 24 tahun asal Dusun Tanjung, Desa Bancangan, Kecamatan Sambit ini, nam-paknya shock ketika vonis satu tahun penjara dijatuhkan oleh majelis hakim. Sehingga terbesit langkah untuk melari-kan diri. Heru Purnomo yang ditangkap pihak kepolisian

Ponorogo pada bulan Oktober tahun 2013 atas kasus per-ampasan kendaraan bermo-tor milik Sunarti (40) disertai dengan tindak kekerasan di jembatan Broto, Kecamatan Slahung.

Terkait dengan itu, Ka-nit Patroli Sabhara Polres Ponorogo, Ipda Yudi Kris-tianto, ketika dikonfirmasi atas kejadian ini mengungkap-kan, saat ini pihaknya tengah melakukan koordinasi dengan pihak kejaksaan dan pengadi-lan. Untuk mengetahui sistem pengamanan terdahulu dan merumuskan sistem penga-manan selanjutnya.

“Yang jelas dengan ke-jadian ini akan kita perkuat dan kantor pengadilan juga harus punya pengamanan sendiri,”jelasnya.

Diketahui, pada penga-manan sebelumnya menggu-nakan sistem formasi, kepoli-sian 2 personel dan kejaksaan 2 personil. Sedangkan dari unsur Pengadilan Negeri (PN) tidak ada personil untuk pen-gamanan ini. Kelonggaran inilah yang mungkin diman-faatkan oleh terdakwa. Se-hingga pada saat melarikan diri terdakwa sangat paham dengan membuang indentitas tahanan. (wid/so)

Ironisnya, pesta miras dan sek tersebut dilakukan oleh anak sekolah yang notabene masih berada dibawah umur. Dua siswi berasal dari salah satu SMK swasta di Ponoro-go, yaitu TW (17) asal Desa Jenangan, Kecamatan Jen-angan dan RAP (16) dari Ke-lurahan Tambak Bayan, Ke-camatan Ponorogo. Seorang siswa SMP ternama yaitu YDP(15) dan seorang pemu-da RUF(17) yang beralamat di Jl. MT Haryono.

“Sangat menyedihkan ke-tika melihat mereka saat di-gerebeg masih memakai se-ragam sekolah lengkap,dan sepasang lagi dalam ke-adaan bugil karena tengah berhubungan intim dan tak sadar diri karena tengah ter-pengaruh minuman keras ,”kata Arifin, warga setempat.

Warga sudah lama mera-sa jengkel, karena sudah per-nah digrebeg 4 kali, namun tidak juga kapok, akhirnya ke-jadian itupun dilaporkan polisi

dan digrebeg bersama-sama warga dan polisi. Berdasar-kan cerita warga, RUF ini awalnya mengontrak bersa-ma pamannya untuk sebuah tempat usaha, namun karena sang keponakan nakal dan sering pesta miras maka sang paman meninggalkan-nya. Jadilah rumah sepi tanpa pengawasan tersebut menjadi lokasi ajang mabuk dan pesta sex RUF bersama rekan-rekanya.

“Sebelumnya kita pernah

digrebeg dan diingatkan war-ga untuk tidak mengulangi perbuatan ini, tapi selalu kita ulangi,”kata YD.

Kapolres Ponorogo AKBP Iwan Kurniawan, ke-tika dikonfirmasi terkait hal ini menyatakan, saat ini kasus tersebut sedang dalam proses penyidikan dan sejumlah war-ga sudah dimintai keterangan.

“Ini lagi kita sidik ,” kata Kapolres usai mengikuti jalan santai dengan KPUD Ponoro-go, Minggu(09/03). (wid/so)

saya paling betah dan be-lum jenuh sampai seka-rang sudah sekitar 16 tahun. Ini sampai telapak tangan saya sudah kapalan,”celoteh Sumadi,bangga.

Honor yang diterima Suma-di pada tahun 2014 ini sebe-sar Rp.500 ribu perbulan naik Rp.100 ribu dibanding tahun 2013 lalu. Kendati sedikit ke-naikan tersebut sangat disyu-kurinya. Maklum selama 26 tahun menjadi penyapu jalan dari honor Rp.1000 hingga

sekarang menjadi Rp.500 ribu belum pernah dia mendapat-kan tunjangan seperti kesehat-an ataupun jaminan kecelakaan kerja. Hidup dengan 4 anak cu-kup berat bagi pria yang ting-gal di Desa Cekok, Kecamatan Babadan ini.

“Untuk memenuhi kekuran-gan kebutuhan keluarga setelah menyapu biasanya saya kerja menjadi kuli angkat di pasar,”katanya.

Muchori, rekan kerjanya juga menceritakan hal yang

sama. Menurutnya, saat ini tinggal tersisa 5 orang saja un-tuk penyapu seangkatannya. Ratusan teman honorer lain-nya sudah diangkat menjadi PNS. Hal yang patut dibang-gakan dari ucapan kedua pe-nyapu ini adalah dia tidak silau dengan rekannya yang sudah diangkat PNS. Apalagi jika ha-rus dilalui dengan suap dan pemalsuan surat keterangan honorer seperti kasus K2 yang banyak diberitakan sekarang. (wid/so)

NGAWI, Media Aspirasi – Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) Ngawi mengerahkan 177 orang tenaga penyortir dan pelipatan surat suara untuk Pe-milu Legislatif (Pileg) 9 April 2014 mendatang. Proses penyortiran sendiri dilakukan di Gedung Ser-ba Guna Eka Kapti Ngawi, mulai Selasa (11/3) dan target rampung pada 25 Maret mendatang.

Danik Kusumawati, komis-ioner KPUD Ngawi Divisi Logistik menjelaskan, mereka yang direk-rut berasal dari warga biasa yang dianggap tidak terikat atau me-miliki kedekatan dengan partai politik tertentu. Mereka di bawah pengawasan petugas KPUD dan Panitia Pengawasan Pemilu disaat melakukan penyortiran maupun pelipatan surat suara. ‘’Saya kira dengan jumlah tenaga penyortir sebanyak itu sudah cukup sesuai waktu yang dijadwalkan,’’ terang-nya.

Saat ini, ungkap Danik, jumlah surat suara yang diterima KPUD Ngawi secara bertahap mulai 2 Ma-ret kemarin terdiri surat suara DPR RI, DPRD Provinsi dan DPD ada 21.956.820 lembar, masing-masing terdiri 731.894 lembar. Sedangkan surat suara DPRD Kabupaten ter-diri dari enam Daerah Pemilihan (Dapil). Meskipun sudah diterima, namun angka pastinya masih di-kroscek.

Jelasnya lagi, selain su-rat suara yang diterima KPUD Ngawi, saat ini untuk kotak su-ara sebanyak 868 kotak jumlah tersebut sama dengan jumlah bilik suara. Dan agenda beri-kutnya untuk pendistribusian formulir dan bilik dari KPUD masing-masing PPK akan di-lakukan selama empat hari. Terhitung mulai 26 Maret men-datang. Setelah itu, pendistribu-sian logistik kelengkapan pemilu dilakukan bertahap dari PPK ke

PPS dengan menyesuaikan jad-walnya.

Sementara itu, jumlah suara tidak sah dalam Pileg 9 April mendatang, diprediksi bakal meningkat dibanding pemilu se-belumnya. ‘’Kemungkinan akan terjadi tingkat kerusakan surat suara pada pemilu mendatang. Karena kurangnya pemaha-man pemilih terhadap aturan mencoblos baru yang ditetap-kan Komisi Pemilihan Umum,’’ terang Mukshon Hariyadi, koordinator Bhirawa Ngawi.

Menurut dia, sesuai Per-aturan KPU Nomor 26 Tahun 2013 tentang Pemungutan dan Penghitungan Suara di TPS, disebutkan pemilih yang men-coblos dua nama dalam satu partai dan dari daerah pemili-han yang sama dianggap sah. Sebaliknya, mencoblos dua nama tapi tidak satu partai di-anggap tidak sah. (pr/dik)

177 Orang Penyortir, Disiapkan KPUD Ngawi

RATUSAN tenaga yang tidak terikat parpol, dikerahkan untuk menyortir jutaan surat suara yang datang di KPUD Ngawi.

Page 12: Media Aspirasi

12 EDISI 4315 - 21 JANUARI I TAHUN 2014

Caleg DPR RI DAPIL 7 JATIMNgawi, Magetan, Ponorogo, Pacitan, Trenggalek

FOTO BERSAMA masyarakat di Desa Bungur Kec. Tulakan. FOTO BERSAMA tokoh di Desa Pagotan Arjosari.

PITOYO teman sekolah ST Saat Reuni. REUNI ST-STM JABAT TANGAN dengan teman-teman sekolah saat reuni di Gedung Yabi Pacitan.

SARTONO Sedang mendendangkan lagu untuk masyarakat Desa Bungur Kec, Tulakan.

SARTONO sedang mengunjungi lapangan sepak bola di Desa Pagotan.

SAMBUTAN di Balai Desa Menadi.