Maulana Chasan - THT V

download Maulana Chasan - THT V

of 11

description

step 7

Transcript of Maulana Chasan - THT V

STEP 31. Anatomi dan histologi dari larynx, pharynx?

2. Fisiologi menelan?

NEUROFISIOLOGI MENELANDalam proses menelan akan terjadi hal-hal seperti berikut : (1) pembentukan bolus makanan dengan bentuk dan konsistensi yang baik, (2) usaha sfingter mencegah terhamburnya bolus ini dalam fase-fase menelan, (3) kerja sama yang baik dari otot-otot di rongga mulut untuk mendorong bolus makanan ke arah lambung, (4) mencegah masuknya bolus makanan dan minuman ke dalam nasofaring dan laring, (5) mempercepat masuknya bolus makanan ke dalam faring pada saat respirasi, (6) usaha untuk membersihkan kembali esofagus. Proses menelan dapat dibagi dalam tiga fase yaitu :Proses menelan dapat dibagi menjadi 3 fase yaitu fase oral, fase faringeal dan fase esophageal.1.FASE ORALPada fase oral ini akan terjadi proses pembentukan bolus makanan yang dilaksanakan oleh gigi geligi, lidah, palatum mole, otot-otot pipi dan saliva untuk menggiling dan membentuk bolus dengan konsistensi dan ukuran yang siap untuk ditelan. Proses ini berlangsung secara disadari.

Peranan saraf kranial pada pembentukan bolus fase oral.ORGANAFFEREN (sensorik)EFFEREN (motorik)

Mandibulan. V.2 (maksilaris)n.V : m. Temporalis, m. maseter, m. pterigoid

Bibirn. V.2 (maksilaris)n.VII : m.orbikularis oris, m. zigomatikum, m.levator labius oris, m.depresor labius oris, m. levator anguli oris, m. depressor anguli oris

Mulut & pipin.V.2 (maksilaris)n.VII: m. mentalis, m. risorius, m.businator

Lidahn.V.3 (lingualis)n.XII : m. hioglosus, m. mioglosus

Pada fase oral ini perpindahan bolus dari ronggal mulut ke faring segera terjadi, setelah otot-otot bibir dan pipi berkontraksi meletekkan bolus diatas lidah. Otot intrinsik lidah berkontraksi menyebabkan lidah terangkat mulai dari bagian anterior ke posterior. Bagian anterior lidah menekan palatum durum sehingga bolus terdorong ke faring.Bolus menyentuh bagian Arkus faring terangkat ke atas akibat kontraksi m. palato faringeus (n. IX, n.X dan n.XII).arkus faring anterior, uvula dan dinding posterior faring sehingga menimbulkan refleks faring. Peranan saraf kranial fase oralORGANAFFEREN (sensorik)EFFEREN (motorik)

Bibirn. V.2 (mandibularis), n.V.3 (lingualis)n. VII : m.orbikularis oris, m.levator labius oris, m. depressor labius, m.mentalis

Mulut & pipin. V.2 (mandibularis)n.VII: m.zigomatikus,levator anguli oris, m.depressor anguli oris, m.risorius. m.businator

Lidahn.V.3 (lingualis)n.IX,X,XI : m.palatoglosus

Uvulan.V.2 (mandibularis)n.IX,X,XI : m.uvulae,m.palatofaring

Jadi pada fase oral ini secara garis besar bekerja saraf karanial n.V2 dan nV.3 sebagai serabut afferen (sensorik) dan n.V, nVII, n.IX, n.X, n.XI, n.XII sebagai serabut efferen (motorik).

2.FASE FARINGEALFase ini dimulai ketika bolus makanan menyentuh arkus faring anterior (arkus palatoglosus) dan refleks menelan segera timbul. Pada fase faringeal ini terjadi :1. m. Tensor veli palatini (n.V) dan m. Levator veli palatini (n.IX, n.X dan n.XI) berkontraksi menyebabkan palatum mole terangkat, kemudian uvula tertarik keatas dan ke posterior sehingga menutup daerah nasofaring.2. m.genioglosus (n.XII, servikal 1), m ariepiglotika (n.IX,nX) m.krikoaritenoid lateralis (n.IX,n.X) berkontraksi menyebabkan aduksi pita suara sehingga laring tertutup.3. Laring dan tulang hioid terangkat keatas ke arah dasar lidah karena kontraksi m.stilohioid, (n.VII), m. Geniohioid, m.tirohioid (n.XII dan n.servikal I).4. Kontraksi m.konstriktor faring superior (n.IX, n.X, n.XI), m. Konstriktor faring inermedius (n.IX, n.X, n.XI) dan m.konstriktor faring inferior (n.X, n.XI) menyebabkan faring tertekan kebawah yang diikuti oleh relaksasi m. Kriko faring (n.X)5. Pergerakan laring ke atas dan ke depan, relaksasi dari introitus esofagus dan dorongan otot-otot faring ke inferior menyebabkan bolus makanan turun ke bawah dan masuk ke dalam servikal esofagus. Proses ini hanya berlangsung sekitar satu detik untuk menelan cairan dan lebih lama bila menelan makanan padat.Peranan saraf kranial pada fase faringealOrganAfferenEfferen

Lidahn.V.3n.V :m.milohyoid, m.digastrikusn.VII : m.stilohyoidn.XII,nC1 :m.geniohyoid, m.tirohyoidn.XII :m.stiloglosus

Palatumn.V.2, n.V.3n.IX, n.X, n.XI :m.levator veli palatinin.V :m.tensor veli palatini

Hyoidn.Laringeus superior cab internus (n.X)n.V : m.milohyoid, m. Digastrikusn.VII : m. Stilohioidn.XII, n.C.1 :m.geniohioid, m.tirohioid

Nasofaringn.Xn.IX, n.X, n.XI : n.salfingofaringeus

Faringn.Xn.IX, n.X, n.XI : m. Palatofaring, m.konstriktor faring sup, m.konstriktor ffaring med.n.X,n.XI : m.konstriktor faring inf.

Laringn.rekuren (n.X)n.IX :m.stilofaring

Esofagusn.Xn.X : m.krikofaring

Pada fase faringeal ini saraf yang bekerja saraf karanial n.V.2, n.V.3 dan n.X sebagai serabut afferen dan n.V, n.VII, n.IX, n.X, n.XI dan n.XII sebagai serabut efferen.Bolus dengan viskositas yang tinggi akan memperlambat fase faringeal, meningkatkan waktu gelombang peristaltik dan memperpanjang waktu pembukaan sfingter esofagus bagian atas. Bertambahnya volume bolus menyebabkan lebih cepatnya waktu pergerakan pangkal lidah, pergerakan palatum mole dan pergerakan laring serta pembukaan sfingter esofagus bagian atas. WaktuPharyngeal transitjuga bertambah sesuai dengan umur.

Kecepatan gelombang peristaltik faring rata-rata 12 cm/detik. Mc.Connel dalam penelitiannya melihat adanya 2 sistem pompa yang bekerja yaitu :1. Oropharyngeal propulsion pomp (OOP) adalah tekanan yang ditimbulkan tenaga lidah 2/3 depan yang mendorong bolus ke orofaring yang disertai tenaga kontraksi dari m.konstriktor faring.2. Hypopharyngeal suction pomp (HSP) adalah merupakan tekanan negatif akibat terangkatnya laring ke atas menjauhi dinding posterior faring, sehingga bolus terisap ke arah sfingter esofagus bagian atas. Sfingter esofagus bagian atas dibentuk oleh m.konstriktor faring inferior, m.krikofaring dan serabut otot longitudinal esofagus bagian superior.

gambar fase oral dan faringeal

3.FASE ESOFAGEALPada fase esofageal proses menelan berlangsung tanpa disadari. Bolus makanan turun lebih lambat dari fase faringeal yaitu 3-4 cm/ detik.Fase ini terdiri dari beberapa tahapan :1. Dimulai dengan terjadinya relaksasi m.kriko faring. Gelombang peristaltik primer terjadi akibat kontraksi otot longitudinal dan otot sirkuler dinding esofagus bagian proksimal. Gelombang peristaltik pertama ini akan diikuti oleh gelombang peristaltik kedua yang merupakan respons akibat regangan dinding esofagus.2. Gerakan peristaltik tengah esofagus dipengaruhi oleh serabut saraf pleksus mienterikus yang terletak diantara otot longitudinal dan otot sirkuler dinding esofagus dan gelombang ini bergerak seterusnya secara teratur menuju ke distal esofagus.Cairan biasanya turun akibat gaya berat dan makanan padat turun karena gerak peristaltik dan berlangsung selama 8-20 detik.Esophagal transit timebertambah pada lansia akibat dari berkurangnya tonus otot-otot rongga mulut untuk merangsang gelombang peristaltik primer.

PERANAN SISTEM SARAF DALAM PROSES MENELANProses menelan diatur oleh sistem saraf yang dibagi dalam 3 tahap :1. Tahap afferen/sensoris dimana begitu ada makanan masuk ke dalam orofaring langsung akan berespons dan menyampaikan perintah.2. Perintah diterima oleh pusat penelanan di Medula oblongata/batang otak (kedua sisi) pada trunkus solitarius di bagian dorsal (berfungsi utuk mengatur fungsi motorik proses menelan) dan nukleus ambigius yang berfungsi mengatur distribusi impuls motorik ke motor neuron otot yang berhubungan dgn proses menelan.3. Tahap efferen/motorik yang menjalankan perintah.

CARI VIDEO YAAAWW 3. Mengapa didapatkan nyeri saat menelan?

4. Mengapa bisa terjadi hiperemis mukosa di faring?

CARI GAMBAR PEMBANDING MANA HIPEREMIS MANA NORMAL? 5. Kenapa pasien mengeluh nyeri menelan muncul setiap dua bulan sekali?

Imunitas menurun mudah terinfeksi

Kortisol diproduksi sistem imun ditekan 6. Mengapa di skenario tenggorokan terasa terbakar, demam, dan tjd penurunan nafsu makan?

INFLAMASI7. Interpretasi T3/T3, hiperemis mukosa, granulation in the posterior wall (-), tonsilar crypt widened +/+?

CARI GAMBAR HIPEREMIS

Mengapa sampai timbul pelebaran kripte?8. Bagaimana penegakan diagnosis skenario? (anamnesis, pf, pp)

9. DD?

10. Etiologi dan faktor predisposisi dari penyakit pd skenario?

PR 11. Mengapa dokter merekomendasikan ke spesialis THT?

Indikasi tonsilektomi? 12. Penatalaksaan pd pasien tsb?

Farmakologinya?

13. Komplikasi dari penyakit tsb?

RhinitisOtitisSinusitisEndokarditis

Kata gurunya, prestasi dia menurun karena si anak sering ngantuk duduk dibelakang. Ijin melulu. Mengapa?