Rido Maulana - Laporan Kasus THT Banjar

download Rido Maulana - Laporan Kasus THT Banjar

of 51

description

Laporan Kasus Sinusitis Rido Maulana FKK UMJ

Transcript of Rido Maulana - Laporan Kasus THT Banjar

PowerPoint Presentation

Dokter Pembimbing :dr. Rini Febrianti, Sp.THT-KLRido MaulanaSTASE KEPANITERAAN TELINGA, HIDUNG, DAN TENGGOROKFAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTARUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA BANJAR2013Disusun Oleh :

Laporan KasusSinusitis DentogenIdentitas Nama: Tn. IUmur: 64 TahunTTL: Banjar, 06-10-1949Alamat: Bulak Situ, RT 04/ RW 06 Desa Banjar AnyarStatus: MenikahAgama: IslamPekerjaan: BuruhTanggal Masuk: 14 Desember 2013No. Rekam Medik: 248.6xxAnamnesisKeluhan UtamaHidung kanan berair sejak 1 bulan yan lalu Autoanamnesis dilakukan pada tanggal 16 Desember2013 Pukul 13.00Keluhan Tambahan(-)Riwayat Penyakit SekarangOs datang ke Poli THT RSUD Banjar dengan keluhan hidung kanan berair sejak 1 bulan yang lalu, keluhan awalnya timbul perlahan-lahan, cairan yang keluar dirasakan makin bertambah banyak sampai sekarang, keluar cairan hilang timbul, timbulnya cairan tersebut tidak menentu dan tidak dipengaruhi dengan cuaca, debu,dan serbuk lainnya, cairan awalnya berwarna keruh dan kental, tetapi sejak 1 minggu terakhir cairan di hidung kanan warnanya berubah menjadi kekuningan kental dan berbau busuk, keluhan ini juga disertai dengan hidung kanan yang tersumbat, Os mengaku sulit untuk mengeluarkan ingusnya, keluar darah dari hidung disangkal, lendir yang mengalir pada tenggorok disangkal,Os. Juga mengeluhkan nafasnya menjadi bau busuk dan penciuman pada hidung kanan berkurang sejak 1 minggu terakhir, Pipi kanan Os juga terasa nyeri sejak 1 bulan yang lalu, nyeri dirasakan seperti tertusuk pada daerah pipi kanan terutama jika ditekan, nyeri dirasakan terus-menerus dan menjalar dari arah gigi pada rahang atas, Os mengaku giginya banyak yang tidak terawat dan bolong sejak lama, nyeri pada pipi kanan disertai dengan bengkak sehingga pipi Os terlihat kemerahan, Os juga mengeluhkan kelopak mata kanan sulit untuk dibuka semenjak 1 bulan yang lalu, kelopak mata kanan terasa lengket karena lendir sehingga sulit untuk di buka, penurunan penglihatan (-), penglihatan ganda (-), demam (-), sakit kepala (-), batuk kronis (-), nyeri menelan (-), gangguan pendengaran (-). Os mengaku belum menjalani pengobatan apa-apa sejak keluhan timbul.Riwayat penyakit dahulu:Os. Sudah mengalami keluhan seperti ini sejak 1 bulan yang lalu dan memberat dalam 1 minggu terakhir, riwayat darah tinggi disangkal, riwayat kencing manis disangkal, riwayat alergi disangkal, riwayat gigi berlubang (+) sejak 2 tahunRiwayat penyakit keluarga:Keluarga Os. Menyangkal mempunyai keluhan yang sama dengan Os., Riwayat alergi pada keluarga disangkal.Riwayat Pengobatan :Os mengaku belum menjalani pengobatan apa-apa sejak keluhan timbul.

Riwayat Psikososial :Os bekerja sebagai buruh tidak tetap, status sosio ekonomi menengah ke bawah (tidak cukup), kebiasaan menggosok gigi jarang dilakukan oleh Os semenjak remaja, riwayat merokok (+), alkohol (-).Pemeriksaan FisikKeadaan UmumKesadaran: Compos mentisTD : 130/80 mmHgNadi: 80x/menit. RegulerSuhu: 36.0CRR: 20 x / menit, RegulerJantung: Dalam batas normal, BJ I, II Reguler murni, gallop (-), murmur (-)Paru-paru: Dalam batas normal, Simetris (+/+), vesikuler (+/+), Ronchi (-/-), Wheezing (-/-)Abdomen: Dalam batas normal, distensi (-), BU 6 x/menitEkstremitas: CRT < 2S (+/+), Edema (-/-), Sianosis (-/-), akral hangat

STATUS GENERALISSTATUS LOKALIS THTADASNormotia, helix sign (-), tragus sign (-)AurikulaNormotia, helix sign (-), tragus sign (-)Tanda radang(-), pus(-), nyeri tekan(-), fistula(-)PreaurikulaTanda radang(-), pus(-), nyeri tekan(-), fistula(-)Tenang, udem(-), fistel(-), sikatriks(-), nyeri tekan(-)RetroaurikulaTenang, udem(-), fistel(-), sikatriks(-), nyeri tekan(-)Hiperemis(-), udem(-), sekret(-), serumen (-), massa(-)MAEHiperemis(-), udem(-), serumen(-), sekret (-), massa(-)MT intak, hiperemis (-), edema (-), refleks cahaya (con of light) (+) jam 5Membran timpaniMT intak, hiperemis (-), edema (-), refleks cahaya (con of light) (+) jam 7

I. TelingaTidak dilakukanPerasat Valsava Tidak dilakukanTidak dilakukanPerasat ToynbeeTidak dilakukanTidak dilakukanUji RinneTidak dilakukanTidak dilakukanUji WeberTidak dilakukanTidak dilakukanUji SchwabachTidak dilakukanDextra Rhinoskopi anteriorSinistra Hiperemis (+)Mukosa TenangPurulen kekuningan (+) aktif, livid (-)Sekret -Edema (+)Konka inferior Eutrofi (merah muda)Deviasi (-)SeptumDeviasi (-)(-)Massa (-)TersumbatPassase udaraBaikII. Hidung14Sinus paranasal: Frontalis: Hiperemis (-/-), edema (-/-), Nyeri tekan (-/-), Baal (-/-)Maksilaris: Hiperemis (+/-), edema (+/-), Nyeri tekan (+/-), Baal (-/-)Etmoidalis: Hiperemis (-/-), edema (-/-), Nyeri tekan (-/-), Baal (-/-)Sfenoid: Hiperemis (-/-), edema (-/-), Nyeri tekan (-/-), Baal (-/-)Transluminasi Sinus :Tidak dilakukan

Tes Pasase Udara :Terhambat pada hidung kanan (+)

Tes penciuman: tidak dilakukanPHARYNXDinding pharynx: merah muda, hiperemis (-), granular (-)Arkus pharynx: simetris, hiperemis (-), edema (-)Tonsil : T1/T1hiperemis -/-permukaan mukosa rata +/+Kripta melebar -/-Detritus -/-Perlengketan -/- Uvula: letak di tengah, hiperemis (-)III. TenggorokGigi dan MulutMulut: Mukosa buccal tampak hiperemis (+)Gigi geligi : tidak lengkap,caries (-), gangrene (+) pada gigi molar I,II pada kanan atas, gigi molar II kiri atas, gigi molar I kanan bawah, gigi molar III pada kiri bawah

Lidah: Normoglosus, deviasi (-), atrofi papil (-)Palatum: simetris, palatum bombans (-)Lain-lain: radang ginggiva (-),mukosa pharynx tenang6,7786Naofaring (Rhinoskopi posterior)Konka superior Tidak dilakukan Torus tubarius Tidak dilakukanFossa RossenmullerTidak dilakukanPlika salfingofaringeal Tidak dilakukanIV Pemeriksaan NasofaringV. Pemeriksaan LaringofaringLaringofaring (Laringoskopi indirect)Epiglotis Tidak dilakukan Plika ariepiglotika Tidak dilakukanPlika ventrikularisTidak dilakukanPlika vokalis Tidak dilakukanRima glotis Tidak dilakukanKepala: Normocefal, deformitas (-)Wajah:Tampak asimetris pada sisi pipi kanan lebih besar dibandingkan dengan pipi kiriVI. Pemeriksaan LeherDextraPemeriksaanSinistraTidak ada pembesaran KGB ThyroidTidak ada pembesaran KGBKelenjar submentalKelenjar submandibulaKelenjar jugularis superiorKelenjar jugularis mediaKelenjar jugularis inferiorKelenjar suprasternalKelenjar supraklavikularisRESUMEAnamnesisOs datang ke Poli THT RSUD Banjar dengan keluhan hidung kanan terdapat sekret mukopurulen (+) sejak 1 bulan yang lalu dan memberat dalam 1 minggu terakhir, hidung tersumbat (+), hiposmia (+), halitosis (+), Nyeri tekan (+) a.r sinus maksilaris dextra menjalar dari arah gigi pada rahang atas, kelopak mata kanan sulit dibuka karena lengket oleh sekretRESUMEPemeriksaan FisisPada pemeriksaan fisis yang dilakukan pada bangsal Rafflesia RSUD Banjar, kelainan pada telinga tidak ditemukan,sedangkan pada hidung, cavum nasi menjadi lebih sempit pada hidung kanan, mukosa hidng kanan terlihat hiperemis (+), konka inferior terlihat edema (+), dan disertai adanya sekret mukopurulen (+) berwarna kekuningan kental yang masih aktif, sekret tersebut juga disertai dengan halitosis (+), Tes pasase udara terhambat pada hidung kanan, pada pemeriksaan mulut tampak muksosa buccal hiperemis (+), pada pemeriksaan tenggorok tidak didapatkan pembesaran tonsil, tampak adanya gigi gangrene (+) pada gigi molar I,II pada kanan atas, gigi molar II kiri atas, gigi molar I kanan bawah, gigi molar III pada kiri bawah, tidak terdapat pembesaran kelenjar leher, pada wajah tampak asimetris karena pembengkakan pada pipi kanan , pada pemeriksaan sinus paranasal, sinus maksilaris dextra tampak hiperemis dan edema sehingga membuat wajah pada Os menjadi asimetris, nyeri tekan juga ditemukan pada sinus maksilaris dextra, tes transluminasi sinus paranasal tidak dilakukan pada pemeriksaan.

DIAGNOSIS KERJARhinosinusitis kronis maksilaris dextra dengan komplikasi periorbita + peribuccalDasar Diagnosis :

Subjektif :Anamnesis:Rhinorhea yang agak kental dan berwarna kekuningan lebih dari 7 hariHidung tersumbat dikarenakan ingus yang purulenNafas yang berbau dikarenakan adanya sekret yang terinfeksi (halitosis)Penurunan penciuman (hiposmia)Nyeri pada wajah terutama pada pipi kanan (sinus maksilaris dextra)Kelopak mata kanan yang sulit untuk di buka dikarenakan sekret yang berasar dari sinus maksilarisGigi yang berlubang terutama pada rahang atas, dasar sinus maksila adalah prosesus alveolaris (tempat akar gigi rahang atas) sehingga rongga sinus maksila hanya terpisahkan oleh tulang tipis dan akar gigi Sinusitis DentogenRiwayat kebiasaan : Merokok dan jarang menggosok gigi sejak remajaDextra Rhinoskopi anteriorSinistra Hiperemis (+)Mukosa TenangPurulen kekuningan (+) aktif, livid (-)Sekret -Edema (+)Konka inferior Eutrofi (merah muda)Deviasi (-)SeptumDeviasi (-)(-)Massa (-)TersumbatPassase udaraBaikObjektifKepala : Wajah tampak asimetris pada bagian kananHidung :

Pemeriksaan Sinus paranasal: Maksilaris: Hiperemis (+/-), edema (+/-), Nyeri tekan (+/-), Baal (-/-)Gigi dan MulutMulut: Mukosa buccal tampak hiperemis (+)Gigi geligi : tidak lengkap,caries (-), gangrene (+) pada gigi molar I,II pada kanan atas, gigi molar II kiri atas, gigi molar I kanan bawah, gigi molar III pada kiri bawah

6,7786DIAGNOSIS BANDING Rhintis KronisRENCANA PEMERIKSAAN PENUNJANG- Foto polos Waters- CT Scan Sinus potongan koronalPENATALAKSANAANPada pasien ini direncanakan untuk dilakukan tindakan operasi FESS (functional endoscopy sinus surgery)/ BSEF (bedah sinus endoskopik fungsional), tetapi tidak langsung dilakukan pada keadaan akut, klinis pasien terlebih dahulu di perbaiki dengan menggunakan terapi medikamentosa. (Indikasi : Sinusitis Kronik dengan Komplikasi )Medikamentosa :Antibiotika : Amoksisilin 3 x 500 Mg selama 10-14 hariDengokestan Hidung :Solusio efedrin 1-2 % tetes hidungAnalgetik :Parasetamol 3 x 500 mg selama 10-14 hariPembedahan :Pro FESS/BESF

PROGNOSISAd Vitam: ad bonamAd Fungsionam: ad bonamSinusitisSinus paranasal merupakan salah satu organ tubuh manusia yang sulit dideskripsi karena bentuknya sangat bervariasi pada tiap individu. Ada empat pasang sinus paranasal, mulai dari yang terbesar yaitu sinus maksila, sinus frontal, sinus etmoid dan sinus sfenoid kanan dan kiri (Mehra dan Murad, 2004). Sinus Paranasal

Sinus paranasal merupakan hasil pneumatisasi tulang-tulang kepala, sehingga terbentuk rongga di dalam tulang. Semua sinus mempunyai muara (ostium) ke dalam rongga hidung (Soetjipto dan Mangunkusomo,2007). Semua sinus dilapisi oleh epitel saluran pernafasan bersilia yang mengalami modifikasi dan mampu menghasilkan mukus serta sekret yang disalurkan ke dalam rongga hidung. Pada orang sehat, sinus terutamanya berisi udara (Hilger,1997).Sinus ParanasalSinusitis merupakan suatu proses peradangan pada mukosa atau selaput lendir sinus paranasal. Akibat peradangan ini dapat menyebabkan pembentukan cairan atau kerusakan tulang di bawahnya., terutama pada daerah fossa kanina dan menyebabkan sekret purulen, nafas bau, post nasal drip. Sinusitis adalah inflamasi mukosa sinus. Penyebab utamanya adalah selesma (common cold) yang merupakan infeksi virus, yang selanjutnya dapat diikuti oleh infeksi bakteri

Bila mengenai beberapa sinus disebut multisinusitis, sedangkan bila mengenai semua sinus paranasal disebut pansinusitis. Yang paling sering terkena ialah sinus etmoid dan maksila, sedangkan sinus frontal lebih jarang dan sinus sfenoid lebih jarang lagi. DefinisiBeberapa teori yang dikemukakan sebagai fungsi Sinus Maksilaris antara lain: a. Sebagai pengatur kondisi udara (air Conditioning) b. Sebagai penahan suhu c. Membantu keseimbangan kepala d. Membantu resonansi suara e. Sebagai peredam perubahan tekanan udara f. Membantu produksi mukus untuk membersihkan rongga hidung

Fungsi Sinus ParanasalOstium sinus maksilaris berada di sebelah superior dinding medial sinus dan bermuara ke hiatus semilunaris melalui infundibulum etmoid. Sepertiga tengah dinding lateral hidung yaitu di meatus medius, ada muara-muara saluran dari sinus maksila, sinus frontal dan sinus etmoid anterior. Daerah ini dinamakan kompleks ostio-meatal (KOM), terdiri dari infundibulum etmoid yang terdapat di belakang prosesus uncinatus, resesus frontalis, bula etmoid dan sel-sel etmoid anterior dengan ostiumnya dan ostium sinus maksila.Kompleks Ostio-MeatalKlasifikasi sinusitis maksilaris berdasarkan waktunya menurut Cauwenberg: Akut, bila infeksi terjadi kurang dari 4 minggu. Subakut, bila infeksi terjadi sampai 4 minggu-3 bulan. Kronis, bila infeksi terjadi lebih dari 3 bulan.7 Lingkungan (infeksi bakteri, trauma, tindakan bedah)Perluasan infeksi dari : hidung (rinogen), gigi (dentogen),faring, tonsil, hematogen (jarang)Barotrauma, menyelamFaktor Predisposisi : anatomi hidung abnormal, hipertrofi konka, polip hidung, rinitis alergiEtiologiKesehatan sinus dipengaruhi oleh patensi ostium sinus dan lancarnya klirens mukosiliar (mucociliary clearance) didalam kompleks osteo-meatal.

Sinus dilapisi oleh sel epitel respiratorius. Lapisan mukosa yang melapisi sinus dapat dibagi menjadi dua yaitu lapisan viscous superficial dan lapisan serous profunda. Cairan mukus dilepaskan oleh sel epitel untuk membunuh bakteri maka bersifat sebagai antimikroba serta mengandungi zat- zat yang berfungsi sebagai mekanisme pertahanan tubuh terhadap kuman yang masuk bersama udara pernafasan. Cairan mukus secara alami menuju ke ostium untuk dikeluarkan jika jumlahnya berlebihanPatofisiologiFaktor yang paling penting yang mempengaruhi patogenesis terjadinya sinusitis yaitu apakah terjadi obstruksi dari ostium. Jika terjadi obstruksi ostium sinus akan menyebabkan terjadinya hipooksigenasi yang menyebabkan fungsi silia berkurang dan epitel sel mensekresikan cairan mukus dengan kualitas yang kurang baik. Disfungsi silia ini akan menyebabkan retensi mukus yang kurang baik pada sinusInfeksi OdontogenFlora normal yang berubah menjadi patogen(anerob)Karies profundaJaringan lunak di gigi dan sekitar rusakKuman akan masuk pada pulpa terbuka gangrene pulpaAbses meluas ke periodontium periodontitis pusDapat mencapai tulang alveolar dan membentuk abses alveolarSinusitis maksilaris

Kriteria Saphiro dan Rachelefsky: a. Gejala Mayor: 1) Rhinorea purulen 2) Drainase Post Nasal 3) Batuk

b. Gejala Minor: 1) Demam 2) Nyeri Kepala 3) Foeter ex oral

Dikatakan sinusitis maksilaris jika ditemukan 2 gejala mayor atau 1 gejala mayor dan 2 atau lebih gejala minor.1 Manifestasi klinisUntuk mengetahui adanya kelainan pada sinus maksilaris dilakukan inspeksi luar, palpasi, dan sinuskopi. Selain itu perlu dilakukan transiluminasi, radiologi dan Ct Scan (gold standart). Pemeriksaan FisikKomplikasi sinusitis maksilaris adalah selulitis orbita, osteomielitis dan fistula oroantral.

Komplikasi sinusitis telah menurun secara nyata sejak ditemukannya antibiotik. Komplikasi berat biasanya terjadi pada sinusitis akut atau pada sinusitis kronis dengan eksaserbasi akut, berupa komplikasi orbita atau intrakranial.KomplikasiDaftar Pustaka[1] Van David C. ENT Emergencies Disordes of the Ear, Nose, Sinuses, Oropharynx & Mouth in : stone C,Mc Graw Will 2004

[2] Arsyad, Ediaty, dkk. 2012. Buku Ajar Ilmu Keesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala & Leher. Badan Penerbit FKUI : Jakarta[3] Boies, Highler.1994. Buku Ajar Penyakit THT. EGC : Jakarta[4] HTA Indonesia. 2006. Bedah Sinus Endoskopi Fungsional[5] Departemen THT FK USU. USU Article. Fisiologi Sinus Paranasal[6]Departemen THT FK Udayana. Udayana Article. Sinusitis OdontogenThank You