(rpjpd)kabupaten banjar pemerintah daerah kabupaten banjar

254
DOKUMEN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH (RPJPD)KABUPATEN BANJAR TAHUN 2005-2025 PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BANJAR

Transcript of (rpjpd)kabupaten banjar pemerintah daerah kabupaten banjar

Page 1: (rpjpd)kabupaten banjar pemerintah daerah kabupaten banjar

DOKUMEN

RENCANA PEMBANGUNAN

JANGKA PANJANG DAERAH

(RPJPD)KABUPATEN BANJAR

TAHUN 2005-2025

PEMERINTAH DAERAH

KABUPATEN BANJAR

Page 2: (rpjpd)kabupaten banjar pemerintah daerah kabupaten banjar

DOKUMEN

RENCANA PEMBANGUNAN

JANGKA PANJANG DAERAH

(RPJPD)KABUPATEN BANJAR

TAHUN 2005-2025

PEMERINTAH DAERAH

KABUPATEN BANJAR

Page 3: (rpjpd)kabupaten banjar pemerintah daerah kabupaten banjar

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN I-1

1.1. Latar Belakang I-1

1.2. Dasar Hukum Penyusunan RPJPD Kabupaten Banjar Tahun 2005-2025 I-4

1.3. Hubungan Antar Dokumen RPJPD dengan Dokumen Rencana Pembangunan Daerah lainnya I-9

1.4. Sistematika Penulisan I-10

1.5. Maksud dan Tujuan I-12

BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH II-1

2.1. Aspek Geografi dan Demografi II-1

2.2. Aspek Kesejahteraan Masyarakat II-7

2.3. Aspek Pelayanan Umum II-17

2.4. Aspek Daya Saing Daerah II-102

BAB III ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS III-1

3.1. Permasalahan Pembangunan Daerah III-1

3.1. Isu Strategis III-38

BAB IV VISI DAN MISI DAERAH IV-1

4.1. Visi IV-1

4.2. Misi IV-6

BAB V ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH V-1

5.1. Sasaran pokok dan arah kebijakan pembangunan jangka panjang daerah untuk masing-masing misi V-1

5.2. Tahapan dan Prioritas V-11

5.3. Skenario indikator pembangunan ekonomi makro kabupaten banjar tahun 2010 - 2025 V-38

BAB VI KAIDAH PELAKSANAAN VI-1

Page 4: (rpjpd)kabupaten banjar pemerintah daerah kabupaten banjar

PENDAHULUAN BAB I

R P J P D K a b u p a t e n B a n j a r T a h u n 2 0 0 5 - 2 0 2 5

I- 1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Perencanaan pembangunan daerah merupakan satu kesatuan dalam

sistem perencanaan pembangunan nasional bertujuan untuk mendukung

terkoordinasianya proses pelaksanaan pembangunan, menjamin terciptanya

integrasi, sinkronisasi dan sinergi baik antar fungsi pemerintah maupun antar

pusat dan daerah, serta mengoptimalkan partisipasi masyarakat, pemanfaatan

dan pengalokasian sumber-sumber potensi daerah yang ada dalam rangka

peningkatan kesejahteraan sosial dalam jangka waktu tertentu. Diberlakukanya

Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

Pembangunan Nasional dan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang

Pemerintahan Daerah serta Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang

Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah

memberikan kewenangan kepada daerah untuk merencanakan pembangunan

daerah sesuai dengan kondisi masing-masing daerah, sehingga pemerintah

daerah memiliki kewenangan dan bertanggung jawab untuk mengelola

pembangunan di daerah sesuai potensi daerah masing-masing sehingga

Page 5: (rpjpd)kabupaten banjar pemerintah daerah kabupaten banjar

PENDAHULUAN BAB I

R P J P D K a b u p a t e n B a n j a r T a h u n 2 0 0 5 - 2 0 2 5

I- 2

pembangunan dapat berjalan efektif, efisien serta mempunyai tujuan dan

sasaran yang jelas dan terukur.

Mengingat peran penting dan strategis dari rencana pembangunan dalam

dimensi jangka panjang sebagai bagian dari Sistem Perencanaan

Pembangunan Nasional, sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang

Nomor 25 Tahun 2004, maka penyusunan RPJPD merupakan kewajiban

pemerintah daerah yang harus disusun secara terarah, terpadu dan

terkoordinasi yang kemudian ditetapkan menjadi produk hukum sehingga

mengikat semua pihak untuk melaksanakannya. Untuk tujuan tersebut di atas,

maka Pemerintah Kabupaten Banjar menyusun Rencana Pembangunan Jangka

Panjang Daerah (RPJPD) untuk kurun waktu 20 tahun (2005-2025) sebagai

suatu sistem rencana pembangunan yang berkelanjutan.

RPJPD Kabupaten Banjar Tahun 2005-2025 adalah dokumen

perencanaan daerah untuk jangka waktu 20 tahun yang memuat visi, misi, dan

arah pembangunan daerah Kabupaten Banjar demi mempercepat terwujudnya

kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan pelayanan, pemberdayaan dan

peran serta masyarakat, serta peningkatan daya saing daerah dengan

memperhatikan prinsip demokrasi, pemerataan dan keadilan dalam sistem

Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Page 6: (rpjpd)kabupaten banjar pemerintah daerah kabupaten banjar

PENDAHULUAN BAB I

R P J P D K a b u p a t e n B a n j a r T a h u n 2 0 0 5 - 2 0 2 5

I- 3

Penyusunan RPJPD Kabupaten Banjar Tahun 2005-2025 dilakukan

secara komprehensif, terpadu dan menyeluruh, serta mengedepankan

keterlibatan masyarakat secara partisipatif dengan mempertimbangkan dan

menampung aspirasi pemangku kepentingan (stakeholder), serta mengacu pada

RPJP Nasional 2005-2025 yang telah ditetapkan sebagai Undang-Undang

Nomor 17 tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang

Nasional dan RPJPD Provinsi Kalimantan Selatan yang telah ditetapkan dengan

Perda nomor 17 tahun 2009. RPJPD Kabupaten Banjar ini menjadi pedoman

dalam penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah

(RPJMD) yang berdimensi waktu 5 tahunan untuk selanjutnya diterjemahkan ke

dalam Rencana Strategis setiap Satuan Kerja Pemerintah Daerah (Renstra

SKPD) dan kemudian dijabarkan dalam Rencana Kerja Pemerintah Daerah

(RKPD) tahunan. Penetapan visi dan misi pembangunan selain

mempertimbangkan norma dan nilai yang diusulkan bersama oleh seluruh

pemangku kepentingan (stakeholder), juga memperhitungkan kondisi saat ini,

potensi, isu strategis yang perlu diatasi, serta perkiraan masa depan dalam

waktu 20 tahun mendatang.

Pedoman Penyusunan RPJPD Kabupaten Banjar Tahun 2005-2025

berlandaskan kepada Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia

Nomor 54 Tahun 2010 yaitu melalui serangkaian proses sebagai berikut:

Page 7: (rpjpd)kabupaten banjar pemerintah daerah kabupaten banjar

PENDAHULUAN BAB I

R P J P D K a b u p a t e n B a n j a r T a h u n 2 0 0 5 - 2 0 2 5

I- 4

a. Persiapan penyusunan RPJPD;

b. Penyusunan rancangan awal RPJPD;

c. Pelaksanaan musrenbang RPJPD;

d. Perumusan rancangan akhir RPJPD; dan

e. Penetapan RPJPD.

1.2. Dasar Hukum Penyusunan RPJPD Kabupaten Banjar 2005-2025

Penyusunan RPJPD Kabupaten Banjar Tahun 2011-2031 didasarkan pada

Pancasila sebagai Landasan Idiil, Undang-Undang Dasar 1945 sebagai

Landasan Konstitusional dan perundang-undangan yang berkaitan langsung

dengan perencanaan sebagai landasan operasional, yaitu:

1. Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia Nomor

VII/MPR/2001 tentang Visi Indonesia Masa Depan;

2. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan

Negara Yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme;

3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara;

4. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara;

5. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan

Perundang-Undangan;

Page 8: (rpjpd)kabupaten banjar pemerintah daerah kabupaten banjar

PENDAHULUAN BAB I

R P J P D K a b u p a t e n B a n j a r T a h u n 2 0 0 5 - 2 0 2 5

I- 5

6. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan,

Pengelolaan, Pertanggungjawaban Keuangan Negara;

7. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

Pembangunan Nasional;

8. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah

sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun

2005 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-

Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Perubahan Undang-Undang

Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah menjadi Undang-

Undang;

9. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan

Antara Pemerintah Pusat dan Daerah ;

10. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan

Jangka Panjang Nasional 2005-2025 ;

11. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang ;

12. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 1988 tentang Koordinasi Kegiatan

Instansi Vertikal di Daerah ;

13. Peraturan Pemerintah Nomor 108 Tahun 2000 tentang Tata Cara

Pertanggungjawaban Kepala Daerah ;

Page 9: (rpjpd)kabupaten banjar pemerintah daerah kabupaten banjar

PENDAHULUAN BAB I

R P J P D K a b u p a t e n B a n j a r T a h u n 2 0 0 5 - 2 0 2 5

I- 6

14. Peraturan Pemerintah Nomor 109 Tahun 2000 tentang Kedudukan

Keuangan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah ;

15. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan

Keuangan Daerah;

16. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman

Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah;

17. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara

Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan;

18. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan

Pemerintahan Antara Pemerintah Pusat, Pemerintahan Provinsi dan

Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota ;

19. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara

Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana

Pembangunan Daerah;

20. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata

Ruang Wilayah Nasional;

21. Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Nasional;

22. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 54 Tahun

2010 tentang Pelaksanaan PP No.8 Tahun 2008 tentang Tahapan,Tata

Page 10: (rpjpd)kabupaten banjar pemerintah daerah kabupaten banjar

PENDAHULUAN BAB I

R P J P D K a b u p a t e n B a n j a r T a h u n 2 0 0 5 - 2 0 2 5

I- 7

Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana

Pembangunan Daerah.

23. Surat Edaran Mendagri No. 050/2020/SJ Tahun 2005 tentang Petunjuk

Penyusunan Dokumen RPJP Daerah dan RPJM Daerah;

24. Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Selatan Nomor 17 Tahun 2009

tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Provinsi

Kalimantan Selatan Tahun 2005 – 2025

25. Peraturan Daerah Kabupaten Banjar No 9 Th 1998 tentang Rencana

kota ibukota kecamatan Aluh-Aluh

26. Peraturan Daerah Kabupaten Banjar No 10 Th 1998 tentang Rencana

kota ibukota kecamatan Gambut

27. Peraturan Daerah Kabupaten Banjar No 11 Th 1998 tentang Rencana

kota ibukota kecamatan Karang Intan

28. Peraturan Daerah Kabupaten Banjar No 20 Tahun 2008 tentang

Pembangunan desa terisolasi,

29. Peraturan Daerah Kabupaten Banjar No 21 Th 2008 tentang

Perencanaan pembangunan desa

30. Peraturan Daerah Kabupaten Banjar Nomor 09 Tahun 2009 tentang

Perubahan Atas Peraturan Daerah Kabupaten Banjar Nomor 09 Tahun

Page 11: (rpjpd)kabupaten banjar pemerintah daerah kabupaten banjar

PENDAHULUAN BAB I

R P J P D K a b u p a t e n B a n j a r T a h u n 2 0 0 5 - 2 0 2 5

I- 8

2008 Tentang Pembentukan, Organisasi dan Tata Kerja Perangkat

Daerah dan Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Banjar,

31. Peraturan Daerah Kabupaten Banjar Nomor 3 Tahun 2012 Tentang

Perubahan Kedua Atas Peraturan Daerah Kabupaten Banjar Nomor 09

Tahun 2008 Tentang Pembentukan, Organisasi Dan Tata Kerja

Perangkat Daerah Dan Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Banjar

32. Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten Banjar Nomor ... Tahun 2012

Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Banjar Tahun 2011 –

2031,

33. Peraturan Daerah Kabupaten Banjar Nomor 2 Tahun 2012 Tentang

Penyelenggaraan Administrasi Kependudukan

34. Peraturan Bupati Kabupaten Banjar Nomor 14 Tahun 2010 tentang

Rencana Kerja Pemerintahan Daerah (RKPD) Kabupaten Banjar Tahun

2011,

35. Peraturan Bupati Kabupaten Banjar Nomor 22 Tahun 2011 tentang

Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Banjar Tahun

2012.

Page 12: (rpjpd)kabupaten banjar pemerintah daerah kabupaten banjar

PENDAHULUAN BAB I

R P J P D K a b u p a t e n B a n j a r T a h u n 2 0 0 5 - 2 0 2 5

I- 9

1.3. Hubungan Antar Dokumen RPJPD dengan Dokumen Rencana

Pembangunan Daerah lainnya

Sebagaimana halnya daerah Kabupaten/Kota yang lain, Kabupaten Banjar

merupakan bagian dari Provinsi Kalimantan Selatan dan bagian integral dari

Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), karena itu perencanaan

pembangunan Kabupaten Banjar tidak terlepas dari hierarki perencanaan

pembangunan Nasional dan Provinsi Kalimantan Selatan. Menuju perencanaan

yang utuh dan tidak terpisahkan, maka penyusunan RPJPD Kabupaten Banjar

Tahun 2005-2025 mengacu kepada visi, misi, tujuan, sasaran dan arah

kebijakan yang tercantum pada RPJPD Provinsi Kalimantan Selatan Tahun

2005-2025, dan RPJP Nasional Tahun 2005-2025 serta berpedoman pada

RTRW Provinsi Kalimantan Selatan dan RTRW kabupaten/kota lainnya. Adapun

Hubungan antara RPJPD Kabupaten Banjar Tahun 2005-2025 dengan dokumen

perencanaan lainnya adalah sebagai berikut:

1. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten

Banjar Tahun 2005-2025 disusun sesuai dengan kewenangan daerah

sebagai satu kesatuan dalam sistem perencanaan nasional dengan

mengacu kepada RPJP Nasional dan RPJPD Provinsi Kalimantan Selatan.

Mengacu diartikan bahwa rencana pembangunan dengan mengupayakan

pengembangan diri secara optimal sesuai dengan potensi dan kemampuan

Page 13: (rpjpd)kabupaten banjar pemerintah daerah kabupaten banjar

PENDAHULUAN BAB I

R P J P D K a b u p a t e n B a n j a r T a h u n 2 0 0 5 - 2 0 2 5

I- 10

serta kebutuhan riil Kabupaten selaras dengan pengembangan dari provinsi

maupun pusat. Hubungan antara Kabupaten dengan Provinsi dan Pusat

merupakan peluang bagi terbangunnya sinergi yang lebih holistik agar

seluruh kegiatan pembangunan berjalan lebih efektif dan efisien.

2. RPJPD Kabupaten Banjar Tahun 2005-2025 menjadi acuan dalam

penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah(RPJMD)

untuk jangka waktu 5 (lima) tahunan, sehingga RPJPD ini menjadi pijakan

penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan, dan pelayanan kepada

masyarakat menuju pelaksanaan otonomi daerah yang nyata, dinamis,

terpadu, serasi, dan bertanggung jawab.

3. RPJPD Kabupaten Banjar Tahun 2005-2025 bersinergi dengan Rencana

Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Banjar, RTRW Kabupaten/Kota

disekitar wilayah Kabupaten Banjar, serta RTRW Provinsi Kalimantan

Selatan sehingga pembangunan menjadi utuh dan saling melengkapi.

1.4. Sistematika Penulisan

Penulisan rancangan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah

(RPJPD) Kabupaten Banjar Tahun 2005-2025 mengacu pada sistematika yang

ditetapkan Permendagri No.54 tahun 2010 yaitu dengan sistematika sebagai

berikut:

Page 14: (rpjpd)kabupaten banjar pemerintah daerah kabupaten banjar

PENDAHULUAN BAB I

R P J P D K a b u p a t e n B a n j a r T a h u n 2 0 0 5 - 2 0 2 5

I- 11

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

1.2. Dasar Hukum Penyusunan RPJPD Kabupaten Banjar Tahun

2005-2025

1.3. Hubungan Antar Dokumen RPJPD dengan Dokumen Rencana

Pembangunan Daerah lainnya

1.4. Sistematika Penulisan

1.5. Maksud dan Tujuan

BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

2.1. Aspek Geografi dan Demografi

2.2. Aspek Kesejahteraan Masyarakat

2.3. Aspek Pelayanan Umum

2.4. Aspek Daya Saing Daerah

BAB III ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

3.1. Permasalahan Pembangunan Daerah

3.2. Isu Strategis

BAB IV VISI DAN MISI DAERAH

4.1. Visi

4.2. Misi

BAB V ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH

5.1. Sasaran pokok dan arah kebijakan pembangunan jangka panjang

daerah untuk masing-masing misi

5.2. Tahapan dan Prioritas

BAB VI KAIDAH PELAKSANAAN

Page 15: (rpjpd)kabupaten banjar pemerintah daerah kabupaten banjar

PENDAHULUAN BAB I

R P J P D K a b u p a t e n B a n j a r T a h u n 2 0 0 5 - 2 0 2 5

I- 12

1.5. Maksud dan Tujuan

RPJPD Kabupaten Banjar Tahun 2005-2025 disusun dengan maksud

untuk memberikan acuan dan dasar hukum bagi pembangunan jangka panjang

daerah dalam kurun waktu 20 (dua puluh tahun) tahun mendatang. Selain itu,

penyusunan RPJPD juga dimaksudkan untuk menjamin terjadinya keterpaduan

dan kesinambungan pembangunan yang berkelanjutan dalam jangka panjang

sesuai dengan kondisi dan karakteristik daerah dalam mewujudkan visi, misi,

dan arah pembangunan yang disepakati bersama.

Adapun Tujuan penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Panjang

Daerah (RPJPD) Kabupaten Banjar Tahun 2005-2025 adalah untuk memberikan

arah dan acuan bagi pemerintah daerah dan masyarakat, serta dunia usaha

untuk mewujudkan cita-cita dan tujuan daerah sesuai dengan visi, misi dan arah

pembangunan daerah yang telah disepakati bersama, sehingga seluruh upaya

yang dilakukan oleh masing-masing pelaku pembangunan diharapkan dapat

sinergis dan terpadu baik antar daerah, antar waktu, antar fungsi pemerintah

daerah dan pusat; mengoptimalkan partisipasi masyarakat; menjamin

tercapainya penggunaan sumber daya yang efisien, efektif, berkeadilan, dan

berkelanjutan; serta menjaga kesinambungan pembangunan daerah juga dapat

melengkapi satu sama lain baik didalam bersikap maupun bertindak.

Page 16: (rpjpd)kabupaten banjar pemerintah daerah kabupaten banjar

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH BAB II

R P J P D K a b u p a t e n B a n j a r t a h u n 2 0 0 5 - 2 0 2 5

II- 1

BAB II

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

2.1. Aspek Geografi dan Demografi

2.1.1. Luas, Wilayah Administrasi dan Kondisi Alam

Kabupaten Banjar terletak di bagian selatan Provinsi Kalimantan Selatan,

berada pada 114° 30' 20" dan 115° 33' 37" Bujur Timur serta 2° 49' 55" dan 3°

43' 38 Lintang Selatan. Luas wilayahnya 4.668,50 Km2 atau sekitar 12,20 %

dari luas wilayah Provinsi Kalimantan Selatan

Secara administratif, Kabupaten Banjar berbatasan dengan:

a. Kabupaten Tapin dan Kabupaten Hulu Sungai Selatan di sebelah Utara;

b. Kabupaten Kotabaru dan Kabupaten Tanah Bumbu di sebelah Timur;

c. Kabupaten Tanah Laut dan Kota Banjarbaru di sebelah Selatan, dan;

d. Kabupaten Barito Kuala dan Kota Banjarmasin di sebelah Barat.

Berdasarkan data Kabupaten Banjar Dalam Angka Tahun 2011,

Kabupaten Banjar terbagi ke dalam 19 wilayah Kecamatan, 277 Desa dan 13

Kelurahan. Kecamatan yang terluas adalah Kecamatan Aranio yaitu 1.166,35

Km² (24,98 %), dan yang memiliki luas wilayah paling kecil adalah

KecamatanMartapura Timur, yaitu 29,99 Km² (0,64 %). Adapun rincian data luas

wilayah

Page 17: (rpjpd)kabupaten banjar pemerintah daerah kabupaten banjar

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH BAB II

R P J P D K a b u p a t e n B a n j a r t a h u n 2 0 0 5 - 2 0 2 5

II- 2

Kabupaten Banjar menurut kecamatan tahun 2010 dapat dilihat pada tabel

2.1 di bawah ini.

Tabel 2.1. Luas Wilayah Kabupaten Banjar Menurut KecamatanTahun 2010

Pengamatan Badan Meteorologi dan Geofisika Banjarbaru pada tahun

2010, suhu udara di Kabupaten Banjar rata-rata berkisar antara 22,3°C -

32,8°C. Suhu udara maksimum terjadi pada bulan Mei (32,8°C) dan suhu

minimum terjadi pada bulan Juni dan Juli (22,3°C). Sebagai daerah tropis,

kelembaban udara relatif tinggi dengan rata-rata berkisar 40,0% - 100,0%,

DESA KELURAHAN

1 Aluh-Aluh 19 0 82,48 1,77

2 Baruntung Baru 12 0 61,42 1,32

3 Gambut 12 2 129,3 2,77

4 Kertak Hanyar 10 3 45,83 0,98

5 Tatah Makmur 13 0 35,47 0,76

6 Sungai Tabuk 20 1 147,3 3,16

7 Martapura 19 7 42,03 0,90

8 Martapura Timur 20 0 29,99 0,64

9 Martapura Barat 13 0 149,38 3,20

10 Astambul 22 0 216,5 4,64

11 Karang Intan 26 0 215,35 4,61

12 Aranio 12 0 1166,35 24,98

13 Sungai Pinang 11 0 458,65 9,82

14 Paramasan 4 0 560,85 12,01

15 Pengaron 12 0 433,25 9,28

16 Sambung Makmur 7 0 134,65 2,88

17 Matraman 15 0 148,4 3,18

18 Simpang Empat 26 0 453,3 9,71

19 Telaga Bauntung 4 0 158 3,38

277 13 4.668,50 100,0

Sumber: Kabupaten Banjar Dalam Angka, 2011

JUMLAH

Kabupaten Banjar

NO KECAMATAN LUAS (KM2

)% LUAS

WILAYAH

Page 18: (rpjpd)kabupaten banjar pemerintah daerah kabupaten banjar

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH BAB II

R P J P D K a b u p a t e n B a n j a r t a h u n 2 0 0 5 - 2 0 2 5

II- 3

dengan kelembaban maksimum pada bulan Pebruari, Maret, April, Oktober,

Nopember dan Desember serta minimum pada bulan September.

Curah hujan bulanan berkisar antara 54,4 – 554,3 mm. Curah hujan

tertinggi terjadi pada bulan Maret, yaitu 554,3 mm, dan yang terendah terjadi

pada bulan Mei, yaitu 54,4 mm. Hari hujannya 263 hari dengan hari hujan

terbanyak pada bulan Maret yaitu 27 hari. Tekanan udara berkisar antara

1.008,2 mb - 1.014,8 mb. Sedangkan kecepatan angin, setiap bulannya

berkisar antara 2 - 16 knot. Penyinaran dengan intensitas tertinggi terjadi pada

bulan Mei dan September, yaitu 4,83 % dan terendah pada bulan Desember

yaitu sekitar 2,17 %.

Ketinggian wilayah Kabupaten Banjar berkisar antara 0 – 1,878 meter

dari permukaan laut (dpl), dimana 35 % berada di ketinggian 0-7 m dpl, 55,54%

ada pada ketinggian 50 – 300 m dpl, sisanya 9,45 % lebih dari 300 m dpl.

Rendahnya letak Kabupaten Banjar dari permukaan laut menyebabkan aliran air

pada permukaan tanah menjadi kurang lancar. Akibatnya sebagian wilayah

selalu tergenang (29,93 %) sebagian lagi (0,58 %) tergenang secara periodik.

Pada umumnya tanah di wilayah ini bertekstur halus (77,62 %) yaitu

meliputi tanah liat, berlempung, berpasir dan berdebu. Sementara 14,93%

bertekstur sedang yaitu jenis lempung, berdebu, liat berpasir, sisanya 5,39%

bertekstur kasar yaitu pasir berlempung, pasir berdebu.

Page 19: (rpjpd)kabupaten banjar pemerintah daerah kabupaten banjar

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH BAB II

R P J P D K a b u p a t e n B a n j a r t a h u n 2 0 0 5 - 2 0 2 5

II- 4

Kedalaman efektif tanahnya sebagian besar lebih besar dari 90 cm

(66,45 %), sementara kedalaman 60 – 90 cm meliputi 18,77 %, dan 30 – 60 cm

hanya 14,83 %.Jenis tanah; tanah organosol, gleihumus dengan bahan induk

bahan aluvial dan fisiografi dataran meliputi 3,72 %. Tanah komplek podsolik

merah kuning dan laterit dengan bahan induk batuan baku dengan fisiografi

dataran meliputi 14,29 %. Tanah latosol dengan bahan induk batuan beku dan

fisiografi instrusi meliputi 24,84 %. Tanah komplek podsolik merah kuning,

latosol dengan batu induk endapan dan metamorf meliputi 28,57 %.

2.1.2. Kependudukan

Jumlah penduduk Kabupaten Banjar berdasarkan statistik daerah

Kabupaten Banjar pada tahun 2006 berjumlah 464.148 jiwa meningkat menjadi

hingga tahun 2010 berjumlah 506.839 jiwa terdiri dari penduduk laki-laki

berjumlah 257.320 jiwa, penduduk perempuan 249.519 jiwa dan rumah tangga

berjumlah 134.289 RT. Hal ini berarti terjadi peningkatan rata-rata penduduk

sebesar 1,83 % setiap tahunnya.

Persoalan kependudukan di Kabupaten Banjar terutama distribusi

penduduk yang tidak merata, hal ini sangat dirasakan dalam pemberian

pelayanan kepada masyarakat antara lain pelayanan dalam bidang pendidikan

dan kesehatan serta infrastruktur. Sejauh ini upaya yang dilakukan dengan

Page 20: (rpjpd)kabupaten banjar pemerintah daerah kabupaten banjar

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH BAB II

R P J P D K a b u p a t e n B a n j a r t a h u n 2 0 0 5 - 2 0 2 5

II- 5

mendekatkan pelayanan kepada masyarakat seperti pemekaran kecamatan dan

peningkatan fasilitas hingga ke tingkat desa. Berikut ini indikator kependudukan

Kabupaten Banjar tahun 20068 sampai dengan 2010 :

Tabel 2.2. Indikator Kependudukan Kabupaten Banjar Tahun 2006 – 2010

Uraian 2006 2007 2008 2009 2010

Jumlah Penduduk (jiwa) 464.148 470.160 480.056 498.088 506.839

Kepadatan Penduduk (Jiwa/Km2) 99 101 105 107 109

Rasio Jenis Kelamin (persen) 105 105 97 97 103

Jumlah Rumah Tangga (000 jiwa) 130.390 133.464 128.427 131.640 134.288

Rata-rata ART (Jiwa/Ruta) 3,56 3,52 3,74 3,78 3,77

Persen Penduduk Menurut Umur

0 - 14 tahun 30 28 27 30 29

15 -64 tahun 67 68 70 67 68

≥ 65 tahun 3 4 3,15 3,98 3,58

Sumber : Statistik daerah Kabupaten Banjar, 2011

Jika dilihat dari tingkat kepadatan Penduduk, Rata-rata Kepadatan

penduduk Kabupaten Banjar pada tahun 2010 sebesar 109 jiwa/km².

Kecamatan yang terpadat adalah Kecamatan Martapura dengan kepadatan

penduduk 2.414 jiwa/km² dan Kecamatan yang paling rendah tingkat

kepadatannya adalah Kecamatan Aranio dengan kepadatan penduduk 7

jiwa/km². Rasio ketergantungan penduduk Kabupaten Banjar Tahun 2010

sebesar 47,83%, ini menunjukan bahwa setiap 100 penduduk usia produktif di

Kabupaten Banjar menanggung 48 penduduk yang belum/tidak produktif.

Berikut ini gambaran mengenai kepadatan penduduk pada masing-masing

kecamatan di Kabupaten Banjar pada Tahun 2010 :

Page 21: (rpjpd)kabupaten banjar pemerintah daerah kabupaten banjar

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH BAB II

R P J P D K a b u p a t e n B a n j a r t a h u n 2 0 0 5 - 2 0 2 5

II- 6

Gambar 2.1. Grafik Distribusi Penduduk Kab. Banjar Tahun 2010

Sementara itu penduduk menurut suku yang mendiami wilayah

Kabupaten Banjar: Suku Banjar sekitar 87,81%, Suku Jawa sekitar 7,24%, Suku

Madura sekitar 3,17%, Suku Bukit sekitar 0,42% dan Suku Sunda sekitar

0,29%. Gambaran komposisi penduduk yang mendiami wilayah Kabupaten

Banjar sebagaimana di tunjukan Gambar 2.2.. Meskipun komposisi penduduk

yang cukup heterogen namun sejauh ini kehidupan sosial dimasyarakat

berlangsung dengan harmonis. Hal ini perlu juga mendapat perhatian dari

pemerintah daerah untuk menjaga keharmonisan yang telah berlangsung.

Page 22: (rpjpd)kabupaten banjar pemerintah daerah kabupaten banjar

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH BAB II

R P J P D K a b u p a t e n B a n j a r t a h u n 2 0 0 5 - 2 0 2 5

II- 7

Gambar. 2.2. Penduduk di wilayah Kabupaten Banjar berdasarkan suku

2.2. Aspek Kesejahteraan Masyarakat Kabupaten Banjar

2.2.1. Indeks Pembangunan Manusia (IPM)

Salah satu alat ukur yang dianggap dapat merefleksikan status

pembangunan manusia adalah Human Development Indeks (HDI) atau Indeks

Pembangunan Manusia (IPM). IPM merupakan suatu indeks komposit yang

mencakup 3 (tiga) bidang pembangunan manusia yang dianggap sangat

mendasar yaitu usia hidup, pengetahuan dan standar hidup layak. Tingkatan

status pembangunan manusia suatu wilayah oleh UNDP dibagi ke dalam tiga

kategori yaitu: rendah (kurang dari 50), sedang/menengah bawah (50- 65,99),

menengah atas (antara 66 - 79,99) dan tinggi (80 ke atas).

Indikator yang mewakili bidang pendidikan untuk menggambarkan IPM

adalah angka melek huruf penduduk dewasa serta rata-rata lama sekolah.

Faktor-faktor lainnya yang bepengaruh terhadap kualitas pendidikan adalah

Page 23: (rpjpd)kabupaten banjar pemerintah daerah kabupaten banjar

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH BAB II

R P J P D K a b u p a t e n B a n j a r t a h u n 2 0 0 5 - 2 0 2 5

II- 8

belum idealnya rasio siswa terhadap guru, rasio siswa terhadap daya tampung

sekolah dan rasio guru terhadap sekolah. Pencermatan atas data sebaran rata-

rata lamanya sekolah dan angka melek huruf menunjukkan bahwa ketersediaan

sarana dan prasarana, aksesibilitas serta kondisi sosial ekonomi, berpengaruh

pada peningkatan kualitas sumber daya manusia.

a. Angka Melek Huruf dan Rata-rata Lama Sekolah

Perubahan paradigma pembangunan pada pembangunan SDM terus

dilakukan oleh pemerintah baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah,

hal itu dapat dilihat dari komitmen Pemerintah Kabupaten Banjar untuk

menaikkan anggaran pendidikan sehingga dapat mencapai 20 persen dari total

anggaran (APBD) setiap tahunnya.

Ukuran yang sangat mendasar dari tingkat pendidikan adalah kemampuan

baca tulis (Angka Melek Huruf) penduduk yang pada tahun 2010 sudah

mencapai 96,03 persen. Hal ini berarti sampai tahun 2010 penduduk Kabupaten

Banjar yang masih buta huruf masih sekitar 3,97 persen atau dari 100 penduduk

Kabupaten Banjar terdapat 4 jiwa yang masih buta huruf.

Selain angka melek huruf, tingkat pendidikan penduduk dapat dilihat dari

capaian rata-rata lama sekolah. Rata-rata lama sekolah penduduk Kabupaten

Banjar Tahun 2006 sudah mencapai 7,10 tahun, ini menunjukkan bahwa pada

tahun tersebut penduduk Kabupaten Banjar rata-rata pendidikannya sudah

Page 24: (rpjpd)kabupaten banjar pemerintah daerah kabupaten banjar

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH BAB II

R P J P D K a b u p a t e n B a n j a r t a h u n 2 0 0 5 - 2 0 2 5

II- 9

tamat SD dan sedang menempuh SMP sederajat. Namun demikian rata-rata

lama sekolah hingga akhir tahun 2010 belum ada peningkatan yang cukup

berarti yaitu 7,25 tahun, dengan kata lain penduduk hanya mampu sekolah pada

tingkat SMP sederajat dari tahun 2006-2010. Berdasarkan kondisi ini dengan

melihat rata-rata lama sekolah, penduduk Kabupaten Banjar belum dapat

menuntaskan pendidikan dasar 9 tahun hingga akhir 2010 sebagaimana di

amanatkan undang-undang sikdiknas pendidikan dasar wajib yang harus

ditamatkan anak usia sekolah minimal 9 tahun. Hal ini perlu menjadi perhatian

bagi pemerintah kabupaten Banjar dimasa yang akan datang, karena pendidikan

merupakan salah satu indikator kesejahteraan penduduk.

Tabel. 2.3 Angka melek huruf dan angka rata-rata lama sekolah Kabupaten Banjar Tahun 2006-2010

Gambar. 2.3. Angka Melek Huruf Kabupaten Banjar Tahun 2006 – 2010

2006 2007 2008 2009 2010

1 Angka Melek Huruf (%) 96,00 95,99 95,99 96,02 96,03

2 Rata-rata Lama Sekolah (Th) 7,10 7,10 7,10 7,16 7,25

Sumber: BPS Provinsi Kalsel, beberapa terbitan (diolah)

TAHUNNO INDIKATOR

95.97

95.98

95.99

96

96.01

96.02

96.03

96.04

2006 2007 2008 2009 2010

Page 25: (rpjpd)kabupaten banjar pemerintah daerah kabupaten banjar

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH BAB II

R P J P D K a b u p a t e n B a n j a r t a h u n 2 0 0 5 - 2 0 2 5

II- 10

Gambar. 2.4. Rata-rata Lama Sekolah Kabupaten Banjar Tahun 2006 – 2010

b. Angka Harapan Hidup

Dimensi umur panjang dan sehat dapat dilihat dari Indikator Angka

Harapan Hidup. Pada tahun 2006 Angka Harapan Hidup penduduk Kabupaten

Banjar 64,00 kemudian meningkat pada tahun 2010 menjadi 65,25, AHH

capaiannya baru berada pada usia 65 tahun. Dengan kisaran idealnya usia

menurut standar nasional 25 – 85 tahun, maka dapat disimpulkan bahwa umur

panjang dan sehat penduduk Kabupaten Banjar belum mencapai umur

maksimal 85 tahun.

Tabel 2.4. Angka Harapan Hidup Kabupaten Banjar 2006 -2010

INDIKATOR 2006 2007 2008 2009 2010

ANGKA HARAPAN HIDUP 64,00 64,04 64,62 64,93 65,25

Sumber : Statistik Daerah kabupaten Banjar 2011

7

7.05

7.1

7.15

7.2

7.25

7.3

2006 2007 2008 2009 2010

Page 26: (rpjpd)kabupaten banjar pemerintah daerah kabupaten banjar

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH BAB II

R P J P D K a b u p a t e n B a n j a r t a h u n 2 0 0 5 - 2 0 2 5

II- 11

c. Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Banjar

Berdasarkan hasil perhitungan yang dilakukan untuk wilayah Kabupaten

Banjar, Indeks Pembangunan Manusia yang telah dicapai pada tahun 2006

adalah 68,97 dan pada tahun 2010 telah mencapai 70,94. Hal ini menunjukkan

satu perkembangan yang cukup baik dimana sesuai dengan kriteria dan

tingkatan status pembangunan manusia menurut ukuran UNDP yang telah

dirumuskan di atas dimana capaian pada tahun 2006 sampai dengan 2010

tersebut berada pada tingkatan status menengah atas antara 66 sampai dengan

79,99. Perkembangan IPM Kabupaten Banjar selama tahun 2006-2010 secara

rinci ditunjukanTabel 2.5 berikut.

Tabel 2.5. Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Banjar Tahun 2006-2010

Gambar. 2.5. Perkembangan IPM Kabupaten Banjar Tahun 2006-2010

NO TAHUN IPM

1 2006 68,97

2 2007 69,43

3 2008 70,16

4 2009 70,52

5 2010 70,94

Sumber: IPM Kab. Banjar Berbagai Terbitan

Page 27: (rpjpd)kabupaten banjar pemerintah daerah kabupaten banjar

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH BAB II

R P J P D K a b u p a t e n B a n j a r t a h u n 2 0 0 5 - 2 0 2 5

II- 12

2.2.2. Angka Partisipasi Kasar

Angka Partisipasi Kasar (APK) sering digunakan untuk menunjukkan

seberapa besar anak usia menurut tingkat pendidikan tertentu berada dalam

lingkup pendidikan dan penyerapan dunia formal terhadap penduduk usia

sekolah. Berikut ini gambaran mengenai APK di Kabupaten Banjar :

Tabel 2.6. Angka Partisipasi Kasar Kabupaten Banjar Tahun 2006-2010

TAHUN JENJANG PENDIDIKAN

SD SMP SMA

2006 105,15 75,52 45,00

2007 106,25 83,73 48,34

2008 109,20 89,67 56,41

2009 115,73 95,80 61,78

2010 119,50 97,90 72,45

Sumber : Dinas Pendidikan Kabupaten Banjar, 2011

Gambar. 2.6. Perkembangan APK Kabupaten Banjar Tahun 2006-2010

0.00

50.00

100.00

150.00

200.00

250.00

300.00

350.00

2006 2007 2008 2009 2010

An

gka

Par

tisi

pas

i Kas

ar

JENJANG PENDIDIKAN SD JENJANG PENDIDIKAN SMP

JENJANG PENDIDIKAN SMA

Page 28: (rpjpd)kabupaten banjar pemerintah daerah kabupaten banjar

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH BAB II

R P J P D K a b u p a t e n B a n j a r t a h u n 2 0 0 5 - 2 0 2 5

II- 13

Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa dari tahun ketahun

Angka Partisipasi Kasar mengalami peningkatan. Untuk Jenjang Pendidikan SD

pada tahun 2006 105,15 meningkat menjadi 119,50 pada tahun 2010. Untuk

Jenjang Pendidikan SMP pada tahun 2006 APK sebesar 75,52 meningkat

menjadi 97,90 pada tahun 2010 yang berari dari 100 anak usia pendidikan SMP

98 orang sedang melaksanakan pendidikan formal di tingkat SMP. Demikian

juga untuk jenjang pendidikan SMA, dari 45 pada tahun 2006 meningkat menjadi

72,45 pada tahun 2010. Hal ini berarti bahwa program pemerintah kabupaten

Banjar pada bidang pendidikan selama ini cukup berhasil.

2.2.3. Angka Partisipasi Murni

Pendidikan juga merupakan instrumen pembangunan ekonomi dan

sosial, termasuk diantaranya untuk mendukung upaya mengentaskan

kemiskinan, meningkatkan keadilan dan kesetaraan gender, serta memperkuat

nilai-nilai budaya. Dalam konteks lebih luas, pendidikan merupakan dasar utama

bagi keseluruhan upaya implementasi prioritas tertinggi kebijakan pembangunan

sumber daya manusia dalam kerangka pembangunan nasional yang

komprehensif, misalnya : pendidikan dasar dikaitkan dengan upaya

penanggulangan kemiskinan; pendidikan menengah diarahkan untuk

meningkatkan potensi kebekerjaan (employment); dan pendidikan tinggi

diarahkan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan kepemimpinan dalam

Page 29: (rpjpd)kabupaten banjar pemerintah daerah kabupaten banjar

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH BAB II

R P J P D K a b u p a t e n B a n j a r t a h u n 2 0 0 5 - 2 0 2 5

II- 14

masyarakat dan bangsa Indonesia. Oleh sebab itu, pembangunan dan

penyelenggaraan layanan pendidikan nasional perlu dilakukan dengan

pendekatan komprehensif, holistik serta mengedepankan cara pandang anak

didik sebagai manusia utuh. Salah satu ukuran indikator kinerja pembangunan

bidang pendidikan adalah Angka Partisipasi Murni. Berikut ini adalah data

mengenai angka partisipasi murni (APM) Kabupaten Banjar tahun 2006 – 2010 :

Tabel 2.7. Angka Partisipasi Murni Kabupaten Banjar Tahun 2006-2010

TAHUN JENJANG PENDIDIKAN

SD SMP SMA

2006 93.76 67.10 28.11

2007 91.49 68.30 37.31

2008 93.32 69.19 30.70

2009 95.12 81.27 56.41

2010 93.66 81.27 61.78

Sumber : Dinas Pendidikan Kabupaten Banjar, 2011

Gambar. 2.7. Perkembangan APM Kabupaten Banjar Tahun 2006-2010

Page 30: (rpjpd)kabupaten banjar pemerintah daerah kabupaten banjar

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH BAB II

R P J P D K a b u p a t e n B a n j a r t a h u n 2 0 0 5 - 2 0 2 5

II- 15

Berdasarkan tabel 2.7 dan gambar 2.7 dapat dilihat perkembangan

Angka Partisipasi Murni (APM) Kabupaten Banjar dari Tahun 2006 sampai

dengan 2010. APM untuk tiap jenjang pendidikan dari tahun 2006 sampai

dengan 2010 mengalami peningkatan, terutama pada jenjang pendidikan SMA

dimana pada tahun 2006 APMnya sebesar 32,08 meningkat menjadi 75,60 pada

tahun 2010.

2.2.4. Kondisi Ketenagakerjaan di Kabupaten Banjar.

Salah satu indikator yang biasa digunakan untuk menggambarkan tingkat

kesejahteraan masyarakat adalah laju pertumbuhan angakatan kerja yang

terserap pada lapangan kerja. Tingginya angkatan kerja disuatu daerah secara

langsung dapat menggerakkan perekonomian di suatu daerah. Jumlah angkatan

kerja di Kabupaten Banjar. Pada tahun 2006 jumlah angkatan kerja sebesar

232.836 jiwa dengan tingkat kesempatan kerja tercatat sebesar 215.544 jiwa

atau 92,57 persen. Ini berarti tingkat pengangguran di Kabupaten Banjar pada

tahun 2006 sebesar 17.292 jiwa atau 7,43 persen dan pada tahun 2009 tingkat

angkatan kerja ini menjadi 223.393 jiwa dengan tingkat pengangguran sebesar

9.255 jiwa. Berarti pengangguran di Kabupaten Banjar mengalami penurunan

hingga angka 4,15 persen. Pada tahun 2010 Tingkat kesempatan kerja

meningkat menjadi 96,28 % dan Tingkat Pengangguran terbuka menurun

menjadi 3,72 %. Penurunan angka pengangguran ini merupakan salah satu

Page 31: (rpjpd)kabupaten banjar pemerintah daerah kabupaten banjar

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH BAB II

R P J P D K a b u p a t e n B a n j a r t a h u n 2 0 0 5 - 2 0 2 5

II- 16

indikasi yang positif bahwa kegiatan perekonomian di Kabupaten Banjar

berkembang dengan baik. Gambaran tentang kesempatan kerja selama tahun

2006-2010 termuat pada Tabel 2.8. berikut ini.

Tabel 2.8. Kesempatan Kerja di Kabupaten Banjar Tahun 2006-2010

NO INDIKATOR TAHUN

2006 2007 2008 2009 2010

1 Bekerja 215.544 193.306 202.183 214.138 264.000

2 Tingkat Kesempatan Kerja (TKK) 92,57 93,37 95,12 95,85 96,28

3 Mencari Pekerjaan 2.118 5.561 3.203 4.164 4.109

4 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) 7,43 6,63 4,88 4,15 3,72

Sumber : Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi Kabupaten Banjar, 2011

2.3. Aspek Pelayanan Publik Kabupaten Banjar

Pelayanan umum atau pelayanan publik merupakan segala bentuk jasa

pelayanan, baik dalam bentuk barang publik maupun jasa publik yang menjadi

tanggung jawab pemerintah daerah kabupaten dalam upaya pemenuhan

kebutuhan masyarakat sesuai dengan ketentuan perundan-undangan.

Ruang lingkup aspek pelayanan umum ini mencakup pelayanan dasar

berupa pendidikan, kesehatan, lingkungan hidup, sarana dan prasarana umum.

Penyelenggaraan aspek pelayanan umum ini dimaksudkan untuk memberikan

akses yang lebih baik kepada publik. Secara terinci pada bagian berikutnya

akan digambarkan berupa existing condition dari beberapa bidang yang

termasuk ke dalam aspek pelayanan umum ini sehingga memberikan gambaran

Page 32: (rpjpd)kabupaten banjar pemerintah daerah kabupaten banjar

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH BAB II

R P J P D K a b u p a t e n B a n j a r t a h u n 2 0 0 5 - 2 0 2 5

II- 17

keperluan dasar untuk disediakan pada periode pembangunan selama 20 tahun

kedepan.

2.3.1. Fokus Layanan Urusan Wajib

Layanan urusan wajib Pemerintah Daerah sesuai dengan Undang-Undang

No 32 tentang Pemerintah Daerah yang terdiri dari 26 bidang yaitu :

1. Pendidikan

Fokus layanan layanan dasar pendidikan umum, merupakan hal yang

penting dan menentukan keberhasilan pembangunan kualitas SDM di suatu

daerah, seiring dengan perkembangan kondisi saat ini di Kabupaten Banjar

dibutuhkan adanya SDM yang berkualitas dalam rangka memenuhi permintaan

bursa tenaga kerja yang ada serta untuk mengantisipasi persaingan global.Oleh

karenanya perlu adanya terobosan bagi Pemerintah Kabupaten Banjar untuk

menyiapkan SDM yang berkualitas memalui peningkatan jenjang pendidikan.

Gambaran umum kondisi daerah terkait dengan urusan pendidikan salah

satunya dapat dilihat dari indikator kinerja sebagai berikut :

a. Angka Partisipasi Sekolah

Pembangunan bidang pendidikan terus dipacu khususnya pendidikan

dasar melalui program-program: peningkatan sarana dan prasarana,

peningkatan kapasitas sumber daya aparatur, pendidikan anak usia dini, Wajib

Belajar (WAJAR) pendidikan dasar 9 (Sembilan) tahun, pendidikan menengah,

Page 33: (rpjpd)kabupaten banjar pemerintah daerah kabupaten banjar

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH BAB II

R P J P D K a b u p a t e n B a n j a r t a h u n 2 0 0 5 - 2 0 2 5

II- 18

pendidikan non formal, peningkatan mutu pendidik dan tenaga kependidikan,

serta program manajemen pelayanan pendidikan.

Keberhasilan pembangunan pendidikan di Kabupaten Banjar, periode

2005– 2010 dapat dilihat dari Angka Partisipasi Sekolah (APS) . Indikator ini

menunjukkan seberapa besar anak usia menurut tingkat pendidikan formal

terhadap penduduk usia sekolah. APS dihitung berdasarkan jumlah murid

kelompok usia pendidikan yang masih menempuh pendidikan dasar per 100

jumlah penduduk usia pendidikan dasar. Berikut secara lengkap disajikan data

mengenai APS di Kabupaten Banjar perjenjang pendidikan selama kurun waktu

2006 – 2010 :

Tabel 2.9. Perkembangan Angka Partisipasi Sekolah (APS) di Kabupaten

Banjar Tahun 2006-2010

No Jenjang Pendidikan 2006 2007 2008 2009 2010

MUTU PENDIDIKAN DASAR (9 TAHUN)

1 Jumlah murid SD/MI 44258 44258 45813 46362 47754

2 Jumlah murid SMP 6962 6962 8107 9809 14415

3 APS Pendidikan Dasar 108,17 112,02 113,61 115,73 114,61

MUTU PENDIDIKAN MENENGAH

1 Jumlah Murid SMA 3344 3344 3383 3503 3496

2 Jumlah Murid SMK 1205 1205 1314 1720 1580

3 APS Pendidikan Menengah 78,04 89,67 82,46 82,75 50,64

Sumber : Kabupaten Banjar Dalam Angka,2007 – 2011

b. Rasio Ketersediaan Sekolah / Penduduk Usia Sekolah

Rasio ketersediaan sekolah merupakan jumlah sekolah berdasarkan tingkat

pendidikan per 10.000 jumlah penduduk usia pendidikan. Rasio ini

Page 34: (rpjpd)kabupaten banjar pemerintah daerah kabupaten banjar

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH BAB II

R P J P D K a b u p a t e n B a n j a r t a h u n 2 0 0 5 - 2 0 2 5

II- 19

mengindikasikan kemampuan untuk menampung penduduk usia pendidikan.

Tabel berikut memperlihatkan mengenai kondisi ketersediaan sekolah

Berdasarkan Penduduk Usia Sekolah di Kabupaten Banjar 2006 – 2010 :

Tabel 2.10. Perbandingan Jumlah Sekolah berdasarkan Pendududuk usia Sekolah di Kabupaten Banjar Tahun 2006-2010

Jenjang Pendidikan 2006 2007 2008 2009 2010

Pendidikan Dasar

Jumlah Sekolah SD 353 353 359 358 366

Jumlah Sekolah SMP 43 43 59 60 68

Perbandingan Jumlah Sekolah Dengan Jumlah Penduduk Usia 7 – 15

1,05 1,06 1,08 1,09 Na

Pendidikan Menengah

Jumlah Sekolah SMA/SMK/MA

15 15 16 18 18

Perbandingan Jumlah Sekolah Dengan Jumlah Penduduk Usia 16 – 18

0,54 0,42 0,39 0,48 Na

Sumber : Kabupaten Banjar Dalam Angka,2007 – 2011

Selama kurun waktu 2006 sampai dengan 2010 rasio

ketersediaan sekolah untuk jenjang pendidikan menengah (SD/MI dan

SMP/MTs) mengalami peningkatan. Jika dilihat dari rasio jumlah sekolah

dengan jumlah penduduk usia 7 – 15 Tahun pada tahun 2006 sebesar

1,05 meningkat menjadi 1,09 pada tahun 2009. Peningkatan nilai ini

disebabkan karena adanya peningkatan jumlah sekolah SD dari tahun

2006 sebesar 353 menjadi 366 pada tahun 2010. Demikian juga dengan

jumlah sekolah SMP/MTs yang mengalami peningkatan dari 43 sekolah

pada tahun 2006 menjadi 68 sekolah pada tahun 2010. Berbeda dengan

Page 35: (rpjpd)kabupaten banjar pemerintah daerah kabupaten banjar

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH BAB II

R P J P D K a b u p a t e n B a n j a r t a h u n 2 0 0 5 - 2 0 2 5

II- 20

tingkat pendidikan menengah (SMA/MA/SMK) yang peningkatan jumlah

sekolahnya sangat kecil yaitu selam kurun waktu 5 tahun hanya

menambah 3 sekolah untuk tingkat menengah.

c. Rasio Guru/ Murid

Rasio ini memperlihatkan jumlah guru berdasarkan tingkat pendidikan per

10.000 jumlah murid berdasarkan tingkat pendidikan. Rasio ini mengindikasikan

ketersediaan tenaga pengajar juga mengukur jumlah ideal murid untuk satu guru

agar tercapai mutu pengajaran. Tabel berikut ini memperlihatkan data

ketersediaan guru/murid di Kabupaten Banjar per jenjang pendidikan selama

periode 2006 – 2010 :

Tabel 2.11. Perbandingan Jumlah Guru dan Murid berdasarkan jenjang Pendidikan di Kabupaten Banjar Tahun 2006-2010

Jenjang Pendidikan 2006 2007 2008 2009 2010

Sekolah Dasar

Jumlah murid SD 44258 44258 45813 46362 47754

Jumlah Guru SD 3441 3210 3021 3525 4258

Perbandingan Jumlah Guru Terhadap Jumlah Murid

1 : 12,86 1 : 13,78 1 : 15,16 1 : 13,15 1 : 11,22

Sekolah Menengah Pertama

Jumlah murid SMP 6962 6962 8107 9809 14415

Jumlah Guru SMP 884 986 1019 1213 1237

Perbandingan Jumlah Guru Terhadap Jumlah Murid

1 : 7,88 1 : 7,06 1 : 7,96 1 : 8,09 1 : 11,65

Sekolah Menengah Atas

Jumlah Murid SMA 4549 4549 4697 5223 5076

Jumlah Guru SMA/SMK 436 443 468 517 466

Perbandingan Jumlah Guru Terhadap Jumlah Murid

1 : 10,43 1 : 10,27 1 : 10,04 1 : 10,10 1 : 10,89

Sumber : Kabupaten Banjar Dalam Angka,2007 – 2011

Page 36: (rpjpd)kabupaten banjar pemerintah daerah kabupaten banjar

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH BAB II

R P J P D K a b u p a t e n B a n j a r t a h u n 2 0 0 5 - 2 0 2 5

II- 21

Berdasarkan Tabel 2.11. dapat dilihat mengenai rasio ketersediaan

guru/murid di kabupaten Banjar perolde 2006 – 2010 untutk seluruh jenjang

pendidikan. Untuk jenjang pendidikan SD rasio guru/murid pada tahun 2006

adalah 1 : 12,86 yang berarti setiap guru melayani 13 siswa. Rasio ini

mengalami penurunan pada tahun 2008 menjadi 1 : 15,16. Penurunan ini

disebabkan karena adanya penurunan jumlah guru dari 3.441 pada tahun 2006

menjadi 3.021 pada tahun 2008. Pada tahun 2010 rasio guru /murid kembali

mengalami peningkatan menjadi 1 : 11,22 akibat adanya peningkatan jumlah

guru yang cukup signifikan sebesar 4258 guru.

Untuk jenjang pendidikan SMP rasio guru/murid terus menerus

mengalami penurunan dimana pada tahun 2006 rasio guru/murid sebesar 1 :

7,88 menjadi 1 : 11,22. Penurunan rasio guru/murid ini disebabkan karena

peningkatan jumlah murid yang cukup tinggi dibandingkan dengan peningkatan

jumlah guru. Untuk Jenjang pendidikan SMA/SMK rasio guru/murid dari tahun

2006 – 2010 rata-rata sebesar 1 : 10.

d. Rasio Guru/ Murid per Kelas Rata-rata

Rasio ini memperlihatkan rasio guru/murid perkelas berdasarkan tingkat

pendidikan per 10.000 jumlah murid. Rasio ini mengindikasikan satu kelas terdiri

dari berapa jumlah murid dan guru. Tabel berikut ini memperlihatkan data rasio

Page 37: (rpjpd)kabupaten banjar pemerintah daerah kabupaten banjar

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH BAB II

R P J P D K a b u p a t e n B a n j a r t a h u n 2 0 0 5 - 2 0 2 5

II- 22

guru per kelas rata-rata terhadap jumlah murid di Kabupaten Banjar per jenjang

pendidikan selama periode 2006 – 2010 :

Tabel 2.12. Rasio Guru Per Kelas Rata-rata terhadap Jumlah Murid di Kabupaten Banjar Tahun 2006-2010

Jenjang Pendidikan 2006 2007 2008 2009 2010

Sekolah Dasar

Jumlah murid SD 44.258 44.258 45.813 46.362 47.754

Jumlah Guru SD 3.441 3.210 3.021 3.525 4.258

Jumlah Kelas 2.224 2.061 2.140 2.176 2.187

Rasio Guru Per Kelas 1 : 1.55 1 : 1.56 1 : 1.41 1 : 1.62 1 : 1.95

Rasio Jumlah murid/Kelas

1:20 1:21 1:21 1:21 1:22

Rasio guru/kelas terhadap jumlah Murid

1 : 1.55 : 20 1 : 1.56 : 21 1 : 1.41 : 21 1 : 1.62 : 21 1 : 1.95 : 22

Sekolah Menengah Pertama

Jumlah murid SMP 6.962 6.962 8.107 9.809 14.415

Jumlah Guru SMP 884 986 1019 1213 1237

Jumlah Kelas 255 313 320 326 445

Rasio Guru Per Kelas 1 : 3.47 1 : 3.15 1 : 3.18 1 : 3.72 1 : 2.78

Rasio Jumlah murid/Kelas

1:27 1:22 1:25 1:30 1:32

Rasio guru/kelas terhadap jumlah Murid

1 : 3.47 : 27 1 : 3.15 : 22 1 : 3.18 : 25 1 : 3.72 : 30 1 : 2.78 : 32

Sekolah Menengah Atas

Jumlah Murid SMA 3.344 3.344 3.383 3.503 3.496

Jumlah Guru SMA/SMK 436 443 468 517 466

Jumlah Kelas 135 133 154 160 183

Rasio Guru Per Kelas 1 : 3.23 1 : 3.33 1 : 3.04 1 : 3.23 1 : 2.55

Rasio Jumlah murid/Kelas

1:25 1:25 1:22 1:22 1:19

Rasio guru/kelas terhadap jumlah Murid

1 : 3.23 : 25 1 : 3.33 : 25 1 : 3.04 : 22 1 : 3.23 : 22 1 : 2.55 : 19

Sumber : Kabupaten Banjar Dalam Angka,2007 – 2011

Berdasarkan Tabel 2.12. diketahui mengenai rasio guru/kelas terhadap

jumlah murid berdasarkan jenjang pendidikan. Dari tabel tersebut di ketahui

Page 38: (rpjpd)kabupaten banjar pemerintah daerah kabupaten banjar

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH BAB II

R P J P D K a b u p a t e n B a n j a r t a h u n 2 0 0 5 - 2 0 2 5

II- 23

pada tahun 2006 setiap kelas Sekolah Dasar dilayani (di ajar) oleh 1,55 ≈ 2

orang guru dimana kelas tersebut terdiri dari 27 siswa. Untuk tahun 2010 setiap

kelas sekolah dasar di ajar oleh 1,95 ≈ 2 orang guru dan terdiri dari 32 siswa.

Demikian pula untuk jenjang pendidikan SMP dan SMA.

e. Sarana dan Prasarana Sekolah

Penyelenggaraan pelayanan pendidikan di Kabupaten Banjar merupakan

pilar utama dalam prioritas pembangunan daerah. Terkait erat dengan persoalan

luas wilayah dan distribusi penduduk yang tidak merata menjadikan upaya

peningkatan pelayanan pendidikan ini perlu dilakukan satu langkah percepatan.

Sejak tahun 2008 pemenuhan anggaran pendidikan minimal 20% dari APBD

telah direalisasikan. Pada tahun 2010 proporsi anggaran pendidikan sudah

berkisar lebih dari 30% dari APBD Kabupaten Banjar. Prioritas kegiatan di

bidang pendidikan lebih ditekankan pada peningkatan fasilitas pendidikan baik di

tingkat dasar maupun menengah. Termasuk dalam bagian ini adalah

peningkatan mutu tenaga pendidik melalui peningkatan kompetensi

gurusehingga secara bertahap dapat memenuhi standar pelayanan pendidikan.

Selain aspek-aspek yang telah disebutkan di atas, salah satu pendukung

keberhasilan pembangunan pendidikan adalah ketersediaan sarana dan

prasarana seperti sekolah, ruang kelas, dan pengajar yang memadai. Kondisi

sarana dan prasarana pendidikan yang baik sebagai penunjang pelaksanaan

Page 39: (rpjpd)kabupaten banjar pemerintah daerah kabupaten banjar

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH BAB II

R P J P D K a b u p a t e n B a n j a r t a h u n 2 0 0 5 - 2 0 2 5

II- 24

pendidikan di setiap daerah sangat penting, karena itu semestinya pemerintah

memperhatikan keberadaaan prasarana ini.

f. Angka Putus Sekolah

Angka Putus Sekolah mencerminkan anak-anak usia sekolah yang sudah

tidak bersekolah lagi atau tidak menamatkan suatu jenjang pendidikan tertentu.

Hal ini merupakan salah satu indikator berhasil tidaknya pembangunan di bidang

pendidikan. Tabel berikut ini memperlihatkan Angka Putus Sekolah Berdasarkan

jenjang pendidikan tahun 2006 -2010 :

Tabel 2.13. Angka Putus Sekolah Berdasarkan Jenjang Pendidikan di Kabupaten Banjar 2006 – 2010

Jenjang Pendidikan 2006 2007 2008 2009 2010

SD/MI/SDLB

Angka Putus Sekolah (%) 1,90 1,80 1,70 1,60 0,62

SLTP/MTs/SMPLB

Angka Putus Sekolah (%) 2,12 1,38 1,55 1,12 0,68

SMU/MA/SMK/PLB

Angka Putus Sekolah (%) 1,37 3,11 1,82 1,79 2,40

Sumber : Dinas Pendidikan Kabupaten Banjar

Page 40: (rpjpd)kabupaten banjar pemerintah daerah kabupaten banjar

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH BAB II

R P J P D K a b u p a t e n B a n j a r t a h u n 2 0 0 5 - 2 0 2 5

II- 25

Gambar 2.8 Angka Putus Sekolah Berdasarkan Jenjang Pendidikan di Kabupaten Banjar 2006 – 2010

Berdasarkan tabel 2.13 diketahui mengenai Angka Putus Sekolah

Kabupaten Banjar untuk masing-masing jenjang pendidikan tahun 2006 -2010.

Untuk jenjang pendidikan SD dan SLTP angka Putus Sekolah dari tahun

ketahun mengalami penurunan. Pada tahun 2006 Angka Putus Sekolah pada

jenjang pendidikan SD sebesar 1,9 % turun menjadi 0,62 % pada tahun 2010.

Untuk jenjang pendidikan SLTP pada tahun 2006 sebesar 2,12 % turun menjadi

0,68 % pada tahun 2010. Namun, untuk jenjang pendidikan SLTA Angka Putus

Sekolah mengalami fluktuasi berturut-turut sebesar 1,37 %, 3,11%, 1,82%,

1,79% dan terakhir 2,40% pada tahun 2010. Peningkatan Angka Putus Sekolah

untuk jenjang pendidikan SMA disebabkan karena tingginya biaya pendidikan

pada tingkat pendidikan SMA sehingga sejumlah siswa di Kabupaten Banjar

SD

SMP

SMA0.00

0.50

1.00

1.50

2.00

2.50

3.00

3.50

20062007

20082009

2010

SD

SMP

SMA

Page 41: (rpjpd)kabupaten banjar pemerintah daerah kabupaten banjar

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH BAB II

R P J P D K a b u p a t e n B a n j a r t a h u n 2 0 0 5 - 2 0 2 5

II- 26

tidak mampu untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang SMA dan mengalami

Putus Sekolah.

g. Angka Kelulusan Siswa

Meningkatnya jumlah Kelulusan siswa pada berbagai jenjang pendidikan

setiap tahun ajaran menjadi harapan semua pihak, baik pemerintah maupun

masyarakat. Tabel 2.14 memperlihatkan Angka Kelulusan Siswa disetiap jenjang

pendidikan pada periode 2006 – 2010 :

Tabel 2.14. Angka Kelulusan Siswa Berdasarkan Jenjang Pendidikan di Kabupaten Banjar 2006 – 2010

Jenjang Pendidikan 2006 2007 2008 2009 2010

Sekolah Dasar

Angka Lulus Sekolah (%) 99,27 99,31 99,37 99,46 99,50

Sekolah Menengah Pertama

Angka Lulus Sekolah (%) 93,26 94,28 89,43 92,70 97,40

Sekolah Menengah Atas

Angka Lulus Sekolah (%) 97,63 92,80 91,20 93,63 99,00

Sumber : Dinas Pendidikan Kabupaten Banjar

2. Kesehatan

Kualitas sumber daya manusia secara utuh dapat dilihat dari aspek fisik

dan aspek non fisik. Adapun indikator Kinerja bidang kesehatan Kabupaten

Banjar dapat dilihat sebagai berikut :

a. Rasio Rumah Sakit per satuan Penduduk

Pembangunan bidang kesehatan dapat dilaksanakan secara maksimal

jika didukung oleh ketersediaan fasilitas pokok dan penunjang penyelenggaraan

program dan kegiatan di bidang kesehatan. Hal ini dirasakan sangat

Page 42: (rpjpd)kabupaten banjar pemerintah daerah kabupaten banjar

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH BAB II

R P J P D K a b u p a t e n B a n j a r t a h u n 2 0 0 5 - 2 0 2 5

II- 27

berpengaruh mengingat pada beberapa permasalahan yang telah disampaikan

sebelumnya seperti distribusi penduduk yang tidak merata dan luasnya cakupan

pelayanan yang harus dilakukan memerlukan suatu upaya khusus untuk

memberikan pelayanan publik termasuk di bidang kesehatan.

Rumah Sakit merupakan salah satu layanan kesehatan yang berfungsi

menyelenggarakan pelayanan kesehatan rujukan, asuhan keperawatan secara

berkesinambungan, diagnosis serta pengobatan penyakit yang diderita oleh

pasien. Semakin banyak jumlah ketersedian rumah sakit, akan semakin mudah

bagi masyarakat dalam mengakses layanan kesehatan. Tabel berikut ini

memperlihatkan jumlah dan rasio/ketersediaan rumah sakit di Kabupaten Banjar

tahun 2006 – 2010 :

Tabel 2.15. Jumlah dan Rasio Rumah Sakit per Jumlah Penduduk di Kabupaten Banjar 2006 – 2010

URAIAN 2006 2007 2008 2009 2010

Rumah Sakit Pemerintah 1 1 1 1 1

Rumah Sakit TNI 1 1 1 1 1

Rumah Sakit Swasta 1 1 1 1 1

Jumlah Penduduk 464.148 470.160 480.056 498.088 506.839

Rasio 1 : 154716 1 : 156720 1 : 160019 1 : 166029 1 : 168946

Sumber : Kabupaten Banjar dalam Angka 2007 -2011

Berdasarkan tabel di atas dapat di lihat bahwa dari tahun 2006 sampai

dengan tahun 2010 jumlah rumah sakit yang ada di Kabupaten Banjar tidak

mengalami perubahan yaitu sebanyak tiga buah, sedangkan jumlah penduduk

dari tahun 2006 sampai dengan tahun 2010 mengalami peningkatan yang

Page 43: (rpjpd)kabupaten banjar pemerintah daerah kabupaten banjar

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH BAB II

R P J P D K a b u p a t e n B a n j a r t a h u n 2 0 0 5 - 2 0 2 5

II- 28

menyebabkan terjadinya peningkatan nilai rasio dimana pada tahun 2006 rasio

ketersediaan Rumah Sakit di kabupaten Banjar sebesar 1 : 154.716 meningkat

menjadi 1 : 168.946 pada tahun 2010 yang berarti bahwa untuk 1 Rumah Sakit

melayani 168.946 penduduk.

b. Rasio Puskesmas, Puskesmas Pembantu, Puskemas Desa dan Puskesmas Keliling per Satuan Penduduk.

Puskesmas, Puskesmas Pembantu, Puskesmas Desa dan Puskesmas

Keliling merupakan salah satu sarana penunjang kesehatan dalam rangka

meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Semkin banyak jumlah

ketersediaannya, maka semakin memudahkan masyarakat dalam menjangkau

pelayanan kesehatan. Data jumlah dan Rasio Puskesmas per jumlah penduduk

dapat dilihat Pada tabel 2.17 dibawah.

Berdasarkan tabel tersebut diketahu bahwa Rasio total Puskesmas

(Puskesmas, Puskesmas Pembantu, Puskesmas Desa dan Puskesmas Keliling)

terhadap jumlah penduduk di Kabupaten Banjar dari tahun ke tahun mengalami

kinerja yang cukup baik. Pada tahun 2006 rasio puskesmas terhadap jumlah

penduduk sebesar 1 : 3.868 menurun menjadi 1 : 1.273 pada tahun 2010 yang

berarti bahwa untuk 1 puskesmas melayani 1.273 penduduk. Peningkatan

kinerja ini disebabkan karena Pemerintah Daerah Kabupaten Banjar melakukan

pembangunan puskesmas desa dari 51 Puskesdes pada tahun 2007 meningkat

Page 44: (rpjpd)kabupaten banjar pemerintah daerah kabupaten banjar

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH BAB II

R P J P D K a b u p a t e n B a n j a r t a h u n 2 0 0 5 - 2 0 2 5

II- 29

menjadi 285 pada tahun 2010. Rata-rata kecamatan di kabupaten Banjar

memiliki satu Puskesmas. Meskipun demikian, sarana kesehatan di Kabupaten

Banjar belum merata sepenuhnya, ada beberapa kecamatan memiliki

puskesmas lebih dari 1 (satu) puskesmas seperti Kecamatan Martapura, Sungai

Tabuk dan Karang Intan. Berikut ini adalah data mengenai rasio Puskesmas,

Puskesmas Pembantu, Puskesmas Desa dan Puskesmas Keliling terhadap

jumlah penduduk di Kabupaten Banjar :

Tabel 2.16. Jumlah dan Rasio Puskesmas, Puskesmas Pembantu, Puskesmas Desa dan Puskesmas Keliling per Jumlah Penduduk di Kabupaten Banjar 2006 – 2010

Sumber : Kabupaten Banjar dalam Angka 2007 - 2010

INDIKATOR TAHUN

2006 2007 2008 2009 2010

Puskesmas 22 22 22 20 20

Puskesmas Pembantu 70 70 70 69 69

Puskesmas Keliling 28 28 27 24 24

Peskesmas Desa - 51 95 285 285

Jumlah Total 120 171 214 398 398

Jumlah Penduduk 464148 470160 480056 498088 506839

Jumlah Kecamatan 17 17 19 19 19

Jumlah Kelurahan/Desa 288 288 290 290 290

Rasio Puskesmas/ penduduk 1 : 21098 1 : 21370 1 : 21.820 1 : 24904 1 : 25341

Rasio Pustu/ penduduk 1 : 6.631 1 : 6.717 1 : 6.858 1 : 7.295 1 : 7.345

Rasio Pusling/ penduduk 1 : 16577 1 : 16791 1 : 17780 1 : 24904 1 : 25341

Rasio Puskedes/ penduduk - 1 : 9.219 1 : 5.053 1 : 1.748 1 : 1.778

Rasio Total Puskesmas/ penduduk 1 : 3.868 1 : 2.749 1 : 2.243 1 : 1.251 1 : 1.273

Rasio Puskesmas/Kecamatan 1 : 1 1 : 1 1 : 1 1 : 1 1 : 1

Page 45: (rpjpd)kabupaten banjar pemerintah daerah kabupaten banjar

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH BAB II

R P J P D K a b u p a t e n B a n j a r t a h u n 2 0 0 5 - 2 0 2 5

II- 30

c. Rasio Pos Pelayanan Terpadu per satuan Balita, Kelangsungan Hidup Bayi dan persentase balita gizi buruk Pemeliharaan kesehatan ibu dan anak sejak usia dini merupakan suatu

strategi dalam upaya pemenuhan pelayanan kesehatan dasar yang meliputi :

peningkatan status kesehatan dan gizi yang baik, lingkungan yang sehat dan

aman serta perlindungan anak. Salah satu jenis pelayanan kesehatan yang

fokus pada ibu dan anak adalah Posyandu. Posyandu merupakan salah satu

bentuk upaya kesehatan yang bersumber daya masyarakat yang dikelola dan

diselenggarakan dari,oleh, untuk dan bersama masyarakat dalam rangka

penyelenggaraan pembangunan kesehatan, guna memberdayakan masyarakat

dan memberikan kemudahan bagi masyarakat dalam memperoleh kesehatan

dasar untuk menurunkan tingkat kematian ibu dan bayi. Tabel berikut

memperlihatkan Rasio Posyandu per satuan Balita, Kelangsungan Hidup Bayi

dan persentase balita gizi buruk dikabupaten Banjar Periode 2006 – 2010 :

Tabel 2.17. Jumlah Posyandu dan Balita, Angka kelangsungan hidup bayi, Angka usia harapan hidup dan persentase balita gizi buruk di Kabupaten Banjar Tahun 2005 - 2009

URAIAN TAHUN

2006 2007 2008 2009 2010

Jumlah Posyandu 440 440 478 496 496

Jumlah Balita Na Na 39585 40258 48017

Rasio Posyandu per jumlah Balita Na Na 1 : 83 1 : 81 1 : 97

Angka Kelangsungan Hidup Bayi 55 56 55 55 Na

% Balita Gizi Buruk 0,13 0,05 0,04 0,01 Na

Sumber : Berbagai Sumber data di olah

Page 46: (rpjpd)kabupaten banjar pemerintah daerah kabupaten banjar

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH BAB II

R P J P D K a b u p a t e n B a n j a r t a h u n 2 0 0 5 - 2 0 2 5

II- 31

. Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa pada tahun 2006 jumlah

posyandu sebesar 440 buah meningkat menjadi 496 buah pada tahun 2010.

Untuk jumlah balita pada tahun 2007 sebesar 39.585 jiwa meningkat menjadi

48.017 jiwa pada tahun 2010 yang berarti bahwa setiap Posyandu melayani 97

bayi. Untuk persentase Balita yang mengalami Gizi Buruk juga semakin

menurun dari 0,13 % pada tahun 2006 menjadi 0,01 % pada tahun 2010. Untuk

Angka kelangsungan hidup bayi rata- rata setiap tahunnya sebesar 55.

d. Rasio Dokter, Rasio Perawat dan Bidan serta Jumlah Tenaga Non-Medis Kabupaten Banjar

Sampai tahun 2010, ketersediaan tenaga perawat puskesmas di setiap

Kecamatan, masih belum memadai jika dibandingkan dengan jumlah penduduk

yang harus dilayani, kecuali di Kecamatan, Tatah Makmur, dan Paramasan yang

sudah memiliki rasio standar pelayanan kesehatan yaitu 117,5 tenaga perawat

berbanding 100.000 penduduk, sementara Kecamatan Barutung Baru dan

Aranio sudah mendekati pelayanan standar minimal. Begitu pula dengan

standar yang harus dilayani tenaga bidan, baru Kecamatan Baruntung Baru,

Tatah Makmur, Martapura Barat, Karang Intan dan Aranio yang sudah

memenuhi standar pelayanan yaitu 100 bidan untuk 100.000 penduduk. Secara

lebih rinci capaian standar pelayanan kesehatan untuk masing-masing

Kecamatan di Kabupaten Banjar disajikan pada Tabel 2.18.

Page 47: (rpjpd)kabupaten banjar pemerintah daerah kabupaten banjar

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH BAB II

R P J P D K a b u p a t e n B a n j a r t a h u n 2 0 0 5 - 2 0 2 5

II- 32

Tabel 2.18. Rasio Dokter, Rasio Perawat dan Bidan serta Jumlah Tenaga Non-Medis Kabupaten Banjar Tahun 2010

Secara umum ketersediaan tenaga kesehatan di Kabupaten Banjar

masih belum memadai dengan jumlah penduduk. Rasio perbandingan Dokter

dengan penduduk masih berada pada posisi 8,68 per 100.000 penduduk,

sementara standar pelayanan 40 dokter utuk 100.000 penduduk, begitu pula

rasio perbandingan antara tenaga perawat dan bidan dengan jumlah penduduk

masing-masing masih berada pada posisi 45,18 dan 63,73 untuk 100.000

penduduk.

3. Pekerjaan Umum

Kondisi daerah Kabupaten Banjar terkait dengan urusan pekerjaan umum

dapat dilihat dari indikator kinerja sebagai berikut :

NO KECAMATANJUMLAH

PENDUDUK

JUMLAH

DOKTER

RASIO

DOKTER

/100.000

PENDUDUK

TENAGA

PERAWAT

RASIO

PERAWAT

/100.000

PENDUDUK

BIDAN

RASIO

BIDAN

/100.000

PENDUDUK

TENAGA

NON

MEDIS

1 Aluh-Aluh 27.285 1 3,67 10 36,65 18 65,97 2

2 Baruntung Baru 13.181 1 7,59 14 106,21 15 113,80 3

3 Gambut 35.956 4 11,12 13 36,16 20 55,62 2

4 Kertak Hanyar 38.909 1 2,57 13 33,41 22 56,54 4

5 Tatah Makmur 10.974 1 9,11 14 127,57 22 200,47 0

6 Sungai Tabuk 56.869 6 10,55 31 54,51 31 54,51 3

7 Martapura 101.482 8 7,88 26 25,62 37 36,46 9

8 Martapura Timur 29.200 3 10,27 9 30,82 25 85,62 6

9 Martapura Barat 16.972 2 11,78 7 41,24 17 100,16 1

10 Astambul 33.009 1 3,03 9 27,27 19 57,56 1

11 Karang Intan 30.679 5 16,30 16 52,15 36 117,34 1

12 Aranio 8.246 1 12,13 9 109,14 11 133,40 0

13 Sungai Pinang 14.511 1 6,89 9 62,02 6 41,35 2

14 Paramasan 4.214 1 23,73 5 118,65 1 23,73 0

15 Pengaron 15.764 0 0,00 7 44,40 8 50,75 1

16 Sambung Makmur 10.562 1 9,47 8 75,74 3 28,40 0

17 Matraman 23.662 2 8,45 9 38,04 14 59,17 2

18 Simpang Empat 32.252 5 15,50 20 62,01 17 52,71 1

19 Telaga Bauntung 3.112 0 0,00 0 0,00 1 32,13 0

506.839 44 8,68 229 45,18 323 63,73 38

Sumber: Kabupaten Banjar Dalam Angka Tahun 2010, (diolah)

Page 48: (rpjpd)kabupaten banjar pemerintah daerah kabupaten banjar

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH BAB II

R P J P D K a b u p a t e n B a n j a r t a h u n 2 0 0 5 - 2 0 2 5

II- 33

a. Jalan dan Jembatan

Pembangunan infrastruktur terus dilakukan Pemerintah Kabupaten

Banjar untuk memberikan kemudahan bagi masyarakat dan mobilitas barang

dari pusat-pusat produksi ke tempat konsumen. Data dari Dinas Pekerjaan

Umum Kabupaten Banjar dari panjang jalan Kabupaten mencapai 721,73 Km

pada tahun 2005 kondisi jalan cukup baik mencapai 98,88 Km, tahun 2006

meningkat menjadi 124,55 Km, tahun 2007 dan 2008 kondisi jalan yang baik

mencapai 153,20 Km, sedang tahun 2010 menjadi 360,60 Km.

Pemerintah Kabupaten Banjar pada tahun 2006 melaksanakan

pembangunan infrastruktur berupa jalan desa mencapai 177,23 Km dari

panjang jalan mencapai 1.132,14 Km dan tahun 2007 panjang jalan yang

diperbaiki mencapai 102,00 Km, sedang tahun 2008 pembangunan yang

dilaksanakan sepanjang 135,20 Km.

Pembangunan infrastruktur jembatan terus dilakukan oleh pemerintah

Kabupaten Banjar yaitu tahun 2005 sebanyak 47 buah yang terdiri dari 1 buah

jembatan kabupaten dan 46 buah jembatan desa, tahun 2006 sebanyak 56 buah

yang terdiri dari 28 buah jembatan kabupaten dan 28 buah jembatan desa,

tahun 2007 jembatan kabupaten sebanyak 11 buah dan 13 buah jembatan desa

sedang pada tahun 2008 pembangunan jembatan sebanyak 22 buah yang

terdiri dari 16 buah jembatan kabupaten dan 6 buah jembatan desa dan tahun

Page 49: (rpjpd)kabupaten banjar pemerintah daerah kabupaten banjar

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH BAB II

R P J P D K a b u p a t e n B a n j a r t a h u n 2 0 0 5 - 2 0 2 5

II- 34

2009 pembangunan jembatan kabupaten sebanyak 8 buah dan jembatan desa

sebanyak 10 buah. Terakhir, pada tahun 2010 pemerintah Kabupaten Banjar

membuat 8 jembatan kabupaten dan 32 jembatan Desa. Ini menunjukkan bahwa

pemerintah daerah benar-benar mempunyai komitmen untuk meningkatkan

sarana dan prasarana yang mendukung pengembang wilayahnya.

Tabel. 2.19. Fasilitas Jalan dan Jembatan di Kabupaten Banjar Tahun 2005-2010

Sumber: Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Banjar Tahun 2010

Dilihat dari kontruksi Jembatan sebanyak 94,47 % jembatan di

Kabupaten Banjar terbuat dari rangka ulin dan sebesar 5,53 % terbuat dari

rangka baja. Dari 615 buah jembatan yang di miliki oleh kabupaten Banjar 34

buah terbuat dari rangka baja dan dalam kondisi baik, sedangkan jembatan dari

kayu ulin sebanyak 581 buah dalam kondisi rusak. 328 buah keadaannya rusak

ringan sedangkan 253 dalam keadaan rusak berat. Hal ini perlu menjadi

Page 50: (rpjpd)kabupaten banjar pemerintah daerah kabupaten banjar

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH BAB II

R P J P D K a b u p a t e n B a n j a r t a h u n 2 0 0 5 - 2 0 2 5

II- 35

perhatian bagi dinas terkait mengingat jembatan merupakan salah satu aspek

yang mempengaruhi perekonomian di Kabupaten Banjar.

Pembangunan infrastruktur di Kabupaten Banjar khususnya jalan dan

jembatan, dilaksanakan secara maksimal dengan memanfaatkan sumber

pendanaan yang tersedia. Sebagaimana beberapa kali diungkapkan pada

bagian terdahulu bahwa sebagian besar wilayah Kabupaten Banjar terdiri dari

daerah rawa yang memerlukan perlakuan khusus dalam membangun

infrastruktur berupa jalan. Di samping itu besarnya cakupan wilayah yang harus

ditangani tentu saja memerlukan biaya yang cukup besar.

Hingga tahun 2010 dari 747,58 Km Jalan Kabupaten sebesar 232,26 Km

dalam kondisi baik, 124,05 Km dalam keadaan sedang, 221,62 Km dalam

keadaan rusak dan 169,65 Km dalam keadaan rusak berat. Jika dilihat dari jenis

permukaan jalannya sebesar 70 % permukaan jalan dalam kondisi beraspal, 20

% berkerikil dan 10 % berupa jalan tanah. Tabel 2.15 memperlihatkan Kondisi

keadaan Jalan dan Jembatan di Kabupaten Banjar tahun 2010. Dengan

demikian maka jumlah penambahan panjang jalan dan jembatan hingga tahun

2010, terdiri dari jalan kabupaten yang dibangun sepanjang 747,58 Km, jalan

desa yang dibangun sepanjang 1,132.14 Km.

Page 51: (rpjpd)kabupaten banjar pemerintah daerah kabupaten banjar

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH BAB II

R P J P D K a b u p a t e n B a n j a r t a h u n 2 0 0 5 - 2 0 2 5

II- 36

Tabel. 2.20. Keadaan Jalan dan Jembatan di Kabupaten Banjar Tahun 2005-2010

URAIAN PANJANG JALAN (Km)

NEGARA PROVINSI KABUPATEN

PERMUKAAN JALAN

ASPAL 69,48 93,52 487,18

KERIKIL - - 188,2

TANAH - 16 72,2

KEADAAN JALAN

BAIK 69,48 93,52 232,26

SEDANG - 16 124,05

RUSAK RINGAN - - 221,62

RUSAK BERAT - - 169,65

KELAS JALAN

KELAS I - - -

KELAS II 69,48 - -

KELAS III - - -

KELAS IIIa - - -

KELAS IIIb - 109,52 -

KELAS IIIc - - 747,58

Sumber : Statistik daerah Kabupaten Banjar, 2011

b. Irigasi

Kawasan Sub DAS Riam Kanan bagian terbesar berada di wilayah

Kabupaten Banjar, kawasan ini dimanfaatkan untuk kegiatan masyarakat dalam

bidang pertanian, perikanan, transportasi air, juga dimanfaatkan untuk energi

pembangkit listrik tenaga air (PLTA) Ir. Pangeran M. Noor sejak tahun 1972 dan

juga menjadi bahan baku pembuatan air mineral kemasan.

Guna memaksimalkan potensi perairan yang dimiliki, diantaranya

dioptimalkan untuk pengembangan jaringan irigasi guna mendukung upaya

masyarakat di bidang pertanian dalam arti luas. Pembangunan saluran irigasi

Page 52: (rpjpd)kabupaten banjar pemerintah daerah kabupaten banjar

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH BAB II

R P J P D K a b u p a t e n B a n j a r t a h u n 2 0 0 5 - 2 0 2 5

II- 37

untuk mendukung pembangunan sektor pertanian khususnya swasembada

beras terus dilakukan. Data Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Banjar

menunjukkan bahwa rehabilitasi saluran irigasi tahun 2005 sepanjang 44.250

meter, pada tahun 2006 sepanjang 55.713 meter, tahun 2007 sepanjang 85.980

meter dan tahun 2008 sepanjang 94.780 meter sedang tahun 2009 sepanjang

33.281 meter. Selain itu pemerintah Kabupaten Banjar juga melaksanakan

pembangunan /perbaikan tanggul.

4. Penataan Ruang

Penyelenggaraan kegiatan tata ruang dalam pembangunan daerah

kabupaten Banjar ditekankan pada pendekatan perencanaan yang menyeluruh

dan terpadu, hal ini menjadi satu rumusan yang diinginkan melalui revisi materi

ke ruangan yang dilakukan pada tahun 2011 terhadap perkembangan

pemanfaatan ruang yang telah dilakukan dalam kurun waktu keberadaan Perda

Tata Ruang sejak tahun 2003.

Rencana Pemanfaatan Ruang untuk Kawasan Lindung, Kawasan

Lindung adalah kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utama melindungi

kelestarianlingkungan yang mencakup sumber daya alam, sumber daya buatan

dan nilai sejarah serta budaya bangsa guna menyukseskan sistem

pembangunan yang berkelanjutan.

Page 53: (rpjpd)kabupaten banjar pemerintah daerah kabupaten banjar

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH BAB II

R P J P D K a b u p a t e n B a n j a r t a h u n 2 0 0 5 - 2 0 2 5

II- 38

Pemantapan dan pelestarian kawasan lindung bertujuan untuk mencegah

timbulnya kerusakan fungsi lingkungan hidup. Adapun sasaran yang ingin di

capai dalam pengelolaan kawasan lindung adalah:

a. Meningkatkan fungsi lindung terhadap air, iklim (hidrologi),

tumbuhan dan satwa serta nilai sejarah budaya bangsa.

b. Mempertahankan keanekaragamanan tumbuhan satwa, tipe

ekosistem dan keunikan alam.

Kawasan lindung adalah kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utama

melindungi kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumber alam, sumber

daya buatan guna pembangunan berkelanjutan mengacu pada Keppres

Nomor 57 tahun 1989, tentang Pengelolaan Kawasan Lindung. Kawasan

Lindung yang ditetapkan terdiri dari tiga sub kawasan utama yaitu:

a. Kawasan yang memberikan perlindungan kawasan bawahannya

yang terdiri dari:

Kawasan Hutan Lindung

Kawasan Bergambut

b. Kawasan perlindungan setempat, terdiri dari:

Sempadan Sungai

Kawasan Sekitar Danau/Waduk

Page 54: (rpjpd)kabupaten banjar pemerintah daerah kabupaten banjar

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH BAB II

R P J P D K a b u p a t e n B a n j a r t a h u n 2 0 0 5 - 2 0 2 5

II- 39

c. Kawasan suaka alam dan cagar alam terdiri:

Taman Hutan Raya

Kawasan Cagar Alam

Kriteria umum untuk penetapan tiap kawasan atau sub kawasan lindung

di atas, secara umum didasarkan pada faktor-faktor fisik dasar yang didalamnya

tercakup lereng, jenis tanah, curah hujan elevasi, hidrologi, serta keberadaan

flora dan fauna yang harus dilindungi.

Berdasarkan Peta Padu Serasi Provinsi Kalimantan Selatan tahun 1996,

yang kemudaian direvisi tahun 1998, alokasi Kawasan Penggunaan Ruang

Kawasan Lindung di Kabupaten Banjar adalah sebesar 32% atau seluas

165.889 Ha dari luas seluruh Kabupaten Banjar. Kawasan Lindung di Kabupaten

Banjar terdiri dari:

a. Kawasan yang memberikan perlindungan kawasan bawahnya

seluas 55.886 Ha, yang terdiri dari Kawasan Hutan Lindung dan

Kawasan Bergambut.

b. Kawasan perlindungan setempat seluas 2.073 Ha, yang terdiri dari

Sempadan Sungai dan Kawasan Sekitar Danau atau Waduk.

c. Kawasan Cagar Alam dan Cagar Budaya seluas 107.850 Ha,

yang terdiri Cagar Alam dan Taman Hutan Raya.

Adapun sebaran daripada Kawasan Lindung adalah sebagai berikut :

Page 55: (rpjpd)kabupaten banjar pemerintah daerah kabupaten banjar

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH BAB II

R P J P D K a b u p a t e n B a n j a r t a h u n 2 0 0 5 - 2 0 2 5

II- 40

a. Kawasan Hutan Lindung yang meliputi Kawasan Hutan Lindung yang

berada di Kecamatan Aranio, Simpang Empat, Pengaron,dan Sungai

Pinang.

b. Kawasan Bergambut berada di sebelah Utara yaitu di Kecamatan

Simpang Empat dan Astambul serta Mataraman.

c. Sempadan Sungai terdapat di Sepanjang Sungai , terutama sungai-

sungai besar yaitu Martapura, Riam Kanan dan Riam Kiwa selain itu

terdapat sungai-sungai lain yaitu: Mangkaok, Paluangan, Hanjawa dan

Maluka. Padasungai-sungai besar ditetapkan sekurang-kurangnya 100

meter dari sisi kanan dan kiri sungai, sedangkan pada anak sungai

sekurang-kurangnya 50 meter disisi kanan dan kiri sungai. Kawasan

sekitar Danau atau Waduk terdapat Waduk Riam Kanan di Kecamatan

Aranio dengan lebar yang proporsional dengan kondisi fisik danau/waduk

antara 50 –100 meter dari titik pasang tertinggi kearah darat dan

tangkapan air hujan di sekitar waduk terdapat di Kecamatan Aranio dan

Pengaron sepanjang Sungai Riam Kanan dan Riam Kiwa.

Kawasan Suaka Alam yaitu berupa Kawasan Taman Hutan Raya yang

terdapat di sekitar Waduk Riam Kanan (Kecamatan Aranio). Sedangkan

Kawasan Cagar Alam terdapat di Kecamatan Gambut.

Page 56: (rpjpd)kabupaten banjar pemerintah daerah kabupaten banjar

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH BAB II

R P J P D K a b u p a t e n B a n j a r t a h u n 2 0 0 5 - 2 0 2 5

II- 41

5. Perencanaan Pembangunan

Kondisi daerah Kabupaten Banjar terkait dengan urusan perencanaan

pembangunan salah satunya dapat dilihat dari ketersediaan dokumen

perencanaan. Ketersediaan dokumen perencanaan sangat diperlukan untuk

menjamin agar program atau kegiatan pembangunan yang dilaksanakan

berjalan dengan efektif, efisien dan tepat sasaran. Dokumen perencanaan

daerah terdiri dari : Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD),

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD), Rencana

Strategis SKPD, Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD), Rencana Kerja

SKPD dan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW).

6. Perhubungan

Pelayanan umum yang berkaitan dengan bidang perhubungan adalah

pelayanan izin trayek untuk angkutan. Seluruh angkutan umum yang ada di

Kabupaten Banjar wajib memiliki izin trayek. Hal ini dimaksudkan untuk

penataan, pengaturan dan pengendalian trayek angkutan umum sehingga dapat

meminimalisir trayek ilegal yang dilakukan para angkutan umum. Tabel berikut

ini memperlihatkan Jumlah uji KIR angkutan umum di Kabupaten Banjar 2006 –

2010 :

Page 57: (rpjpd)kabupaten banjar pemerintah daerah kabupaten banjar

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH BAB II

R P J P D K a b u p a t e n B a n j a r t a h u n 2 0 0 5 - 2 0 2 5

II- 42

Tabel. 2.21. Perkembangan Jumlah Uji KIR Angkutan Umum di Kabupaten Banjar Tahun 2006 -2010

Uraian 2006 2007 2008 2009 2010

Jumlah Uji KIR 1205 1597 1558 1342 1373

Jumlah Angk Umum yang melakukan Uji KIR 3 0 2 0 2

Jumlah Mobil Bus yang melakukan Uji KIR 603 870 909 809 685

Jumlah

Sumber : Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kab. Banjar 2010 7. Lingkungan Hidup

Gambaran umum kondisi daerah terkait dengan urusan lingkungan hidup

dapat dilihat dari indikator kinerja sebagai berikut :

a. Penanganan sampah

Salah satu masalah yang dihadapi oleh pemerintah daerah kabupaten

Banjar adalah masalah persampahan. Masalah persampahan yang masih rumit

dalam penyelesaiannya adalah masalah pengadaan dan pengelolaan fasilitas

Tempat Pembuangan Sampah Akhir (TPSA). Seiring dengan pertambahan

penduduk yang terus meningkat produksi sampah terus meningkat pula.

Produksi sampah Kota Martapura tahun 2006 kurang lebih 54.460,73 m3 per

tahun namun baru bisa ditangani sebanyak 41.367,60 m3 atau 75,95 persen.

Fakta empirik menunjukkan bahwa pengelolaan kebersihan di Kabupaten

Banjar menghadapi banyak tekanan terutama akibat pertambahan jumlah

penduduk dan pola konsumsi yang semakin tinggi. Hal ini berakibat kepada

Page 58: (rpjpd)kabupaten banjar pemerintah daerah kabupaten banjar

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH BAB II

R P J P D K a b u p a t e n B a n j a r t a h u n 2 0 0 5 - 2 0 2 5

II- 43

bertambahnya permasalahan pelayanan publik yang dilaksanakan, seperti

bertambahnya timbunan sampah yang dihasilkan masyarakat baik produsen

maupun konsumen. Hal ini diperparah dengan masih dipertahankannya

paradigma lama di dalam pengelolaan sampah yang masih mengandalkan

kegiatan pengumpulan, pengangkutan, dan pembuangan; kesemuanya

membutuhkan anggaran yang semakin besar dari waktu ke waktu. Tabel berikut

menyajikan persentase Volume Sampah yang tertangani di Kabupaten Banjar :

Tabel. 2.22. Persentase Volume Sampah yang Tertangani di Kabupaten Banjar Tahun 2006 -2010

No Uraian 2006 2007 2008 2009

1 Volume sampah yang tertangani (m3)

41367,60 42962,40 54151,19 54910,80

2 Volume sampah yang di hasilkan (m3)

54460,75 56985,01 76186,18 77278,78

3 Persentase (%) 75,96 75,39 71,08 71,06

Sumber: Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kabupaten Banjar Tahun 2011

TPA yang sekarang ini berada di Desa Padang Panjang Kecamatan

Karang Intan, luas keseluruhan 16,5 Ha dan sudah beroperasi dimulai tahun

2002 hingga saat ini. Setiap hari TPA sudah menangani 90% volume sampah

yang masuk ke TPA yang mencapai 250 m3 per hari. Untuk itulah ke depan

diharapkan ada suatu metode yang tepat untuk pengelolaan sampah dengan

melibatkan masyarakat sebagai “pioneer” untuk mengatasi permasalahan

sampah.

Page 59: (rpjpd)kabupaten banjar pemerintah daerah kabupaten banjar

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH BAB II

R P J P D K a b u p a t e n B a n j a r t a h u n 2 0 0 5 - 2 0 2 5

II- 44

b. Pertambangan

Perhatian Pemerintah terhadap kelestarian lingkungan hidup ditunjukan

melalui berbagai upaya, diantaranya dengan melakukan pembinaan terhadap

usaha pertambangan. Selama periode tahun 2006 sampai dengan 2010 terjadi

peningkatan luasan pembukaan tambang. Pada tahun 2006 luasan bukaan

tambang seluas 1.466,48 Ha meningkat menjadi 1.350,00 Ha pada tahun 2010.

Tabel berikut ini memperlihatkan data Luasan Bukan Tambang Batu Bara dari

tahun 2006 – 2010 :

Tabel. 2.23. Luasan Bukaan Tambang Batu Bara di Kabupaten Banjar Tahun 2006 -2010

No Uraian Jumlah (Ha)

2006 2007 2008 2009 2010

1 IUP KP 233.1 299.48 426.68 521.07 125.00

2 PKP2B 1,233.38 1,275.10 1,322.87 1,408.92 1,225.00

Jumlah 1,466.48 1,574.58 1,749.55 1,929.99 1,350.00

Sumber : Dinas Pertambangan Kabupaten Banjar 2011

Dalam rangka melakukan pembinaan usaha pertambangan telah

diterapkan pemulihan kondisi lahan terhadap kegiatan eksploitasi yang telah

dilakukan. Usaha ini dijalankan sesuai dengan ketentuan yang mengatur

perlunya pelestarian sumber daya alam terlebih terhadap lahan eks usaha

pertambangan. Tabel Berikut ini memperlihatkan Jumlah Luasan Reklamasi dan

Revegetasi Tambang Batu Bara selama periode 2006 sampai dengan 2010 :

Page 60: (rpjpd)kabupaten banjar pemerintah daerah kabupaten banjar

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH BAB II

R P J P D K a b u p a t e n B a n j a r t a h u n 2 0 0 5 - 2 0 2 5

II- 45

Tabel. 2.24. Luasan Reklamasi dan Revegetasi Tambang Batu Bara di Kabupaten Banjar Tahun 2006 -2010

No Uraian Jumlah (Ha)

2006 2007 2008 2009 2010

1 IUP KP 60.00 60.00 154.31 204.31 254.31

2 PKP2B 111.00 226.00 325.00 610.00 810.00

Jumlah 171.00 286.00 479.31 814.31 1,064.31

Sumber : Dinas Pertambangan Kabupaten Banjar 2011

c. Wilayah Rawan Bencana

Bencana merupakan peristiwa atau rangkaian peristiwa yang

mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang

disebabkan baik oleh faktor alam dan/atau faktor non alam maupun faktor

manusia, sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan

lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis. Rawan bencana

merupakan satu kondisi atau karakteristik geologis, biologis, hidrologis,

klimatologis, geografis, sosial, budaya, politik, ekonomi, dan teknologi pada

suatu wilayah untuk jangka waktu tertentu.

Kabupaten Banjar merupakan daerah yang secara rutin menghadapi

persoalan bencana berupa banjir, kebakaran hutan dan lahan. Secara periodik

tahunan sebagian besar Kecamatan di Kabupaten Banjar mengalami kebanjiran.

Di samping musibah banjir, pada musim kemarau di Kabupaten Banjar juga

menghadapi kebakaran hutan dan lahan. Tercatat pada tahun tahun 2006 dan

tahun 2009 Kabupaten Banjar terdapat titik panas terbanyak diantara 13

Page 61: (rpjpd)kabupaten banjar pemerintah daerah kabupaten banjar

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH BAB II

R P J P D K a b u p a t e n B a n j a r t a h u n 2 0 0 5 - 2 0 2 5

II- 46

Kabupaten/Kota di Provinsi Kalimantan Selatan. Hal ini tentunya memerlukan

satu perhatian khusus dalam penanganan permasalahan dimaksud. Berikut

gambaran jumlah titik panas mulai dari tahun 2006 sampai dengan tahun 2010

sebagaimana termuat pada tabel 2.28 di bawah ini.

Tabel 2.25. Jumlah Titik Panas di Kabupaten Banjar tahun 2006 – 2010

TAHUN JUMLAH TITIK PANAS

% KABUPATEN BANJAR

PROVINSI KAL SEL

2006 1128 5813 19.4

2007 146 1165 12.5

2008 19 203 9.4

2009 215 1258 17.1

2010 11 75 3.5

Sumber: BAPPEDA Kabupaten Banjar Tahun 2011

d. Kualitas Lingkungan Hidup

Lingkungan hidup merupakan kesatuan ruang dengan semua benda,

daya, keadaan, dan mahluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya

yangberpengaruh terhadap alam itu sendiri, kesejahteraan manusia serta

keberadaan mahluk hidup lain.

Pentingnya persoalan lingkungan hidup ini, sehingga diperlukan suatu

usaha perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup, yang merupakan upaya

sistematik dan terpadu guna melestarikan fungsi lingkungan hidup dan

mencegah terjadinyan pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup yang

Page 62: (rpjpd)kabupaten banjar pemerintah daerah kabupaten banjar

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH BAB II

R P J P D K a b u p a t e n B a n j a r t a h u n 2 0 0 5 - 2 0 2 5

II- 47

meliputi berbagai aspek mulai dari perencanaan hingga pengawasan termasuk

penegakkan hukum.

Pencemaran udara yang terjadi di Kabupaten Banjar lebih banyak

disebabkan oleh pemakaian bahan bakar oleh kendaraan yang bergerak. Sektor

transportasi merupakan sumber utama pencemaran udara yang dominan

khususnya kendaraan bermotor untuk transportasi darat. Untuk itulah diperlukan

pengkajian agar parameter kebisingan rata-rata tidak melebihi dari standar yang

telah ditetapkan oleh Pemerintah (Peraturan Gubernur Kalimantan Selatan

Nomor 53 Tahun 2007 tentang Baku Mutu Udara Ambien dan Baku Mutu

Tingkat Kebisingan). Selain itu untuk kualitas air agar tidak melebihi ambang

baku mutu untuk TSS, BOD5, COD, Fenol dan Minyak/Lemak, raksa, Ecoli dan

colifien.

8. Pertanahan

Kondisi daerah Kabupaten Banjar terkait dengan urusan pertanahan

salah satunya dapat dilihat dari Luas Tanah yang Diberikan Hak Atas Tanah

oleh Kantor Pertanahan Kabupaten Banjar. Semakin luas lahan bersertifikat

menggambarkan semakin besar tingkat ketertiban administrasi kepemilikan

lahan di Kabupaten Banjar. Tabel berikut ini memperlihatkan Luas tanah yang

diberikan Hak Atas Tanah oleh Kantor Pertanahan Kabupaten Banjar dan

Jumlah Surat Keputusan Hak Atas Tanah dari tahun 2006 – 2009 :

Page 63: (rpjpd)kabupaten banjar pemerintah daerah kabupaten banjar

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH BAB II

R P J P D K a b u p a t e n B a n j a r t a h u n 2 0 0 5 - 2 0 2 5

II- 48

Tabel 2.26. Luas tanah yang diberikan Hak Atas Tanah oleh Kantor Pertanahan Kabupaten Banjar dari tahun 2006 – 2009

Tahun Luas Tanah (M2)

Hak Pakai Hak Guna Bangunan Hak Milik

2006 439264 - 1.385.963

2007 - - 7.724.582

2008 135827 43574 2.991.862

2009 331850 - 1.744.544

Sumber : Kabupaten Banjar Dalam Angka 2007 – 2010

Tabel 2.27. Jumlah Surat Keputusan Hak Atas Tanah oleh Kantor Pertanahan Kabupaten Banjar dari tahun 2006 – 2009

Tahun Jumlah Surat Keputusan Atas Tanah

Hak Pakai Hak Guna Bangunan Hak Milik

2006 28 - 356

2007 49 - 230

2008 - - 327

2009 49 - 292

Sumber : Kabupaten Banjar Dalam Angka 2007 – 2010

9. Kependudukan dan Catatan Sipil

Kegiatan kependudukan diarahkan pada upaya penataan data

kependudukan; penyediaan sistem informasi kependudukan; peningkatan

pelayanan kegiatan kependudukan dan catatan sipil, dan penyiapan data

kependudukan guna menunjang Pemilu 2009 dan Pemilukada 2010.

Pelaksanaan kegiatan Kependudukan dan Catatan Sipil dengan sistem SIMDUK

yang kemudian diperbaharui dengan sistem SIAK secara online di seluruh

kecamatan,dimaksudkan guna memudahkan pelayanan kepada masyarakat dan

sekaligus pemerintah daerah memiliki data kependudukan yang up to date

setiap saat. Hal ini ditunjang pula dengan pelaksanaan pelayanan KTP gratis

Page 64: (rpjpd)kabupaten banjar pemerintah daerah kabupaten banjar

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH BAB II

R P J P D K a b u p a t e n B a n j a r t a h u n 2 0 0 5 - 2 0 2 5

II- 49

yang didasarkan pada Surat Keputusan Bupati Banjar Nomor 13 Tahun 2006

Tanggal 1 Juli 2006 tentang KTP Gratis. Kebijakan ini diambil agar masyarakat

semakin sadar untuk memiliki KTP.

Demikian pula halnya dengan kesadaran masyarakat tentang pentingnya

akte kelahiran bagi anak-anak, misalnya dalam rangka melanjutkan pendidikan,

hal ini menimbulkan peningkatan dalam penerbitan akte kelahiran yang

dikeluarkan oleh Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil. Data pada tabel 2.28

berikut ini menyajikan peningkatan kesadaran masyarakat untuk memiliki akte

kelahiran dan KTP dari tahun 2006 sampai dengan tahun 2009:

Tabel 2.28. Akte Lahir dan KTP yang diterbitkan tahun 2006 - 2009 di Kabupaten Banjar

TAHUN AKTE LAHIR

DITERBITKAN JUMLAH AKTA DITERBITKAN

% AKTA DARI BAYI

LAHIR

JUMLAH KTP DITERBITKAN

% KTP DARI PENDUDUK

2006 3,764 5,931 1.30 60,148 13.15

2007 5,005 8,592 1.86 70,210 47.90

2008 6,224 8,007 0.02 12,319 0.03

2009 6,315 12,848 2.62 23,578 6.62

2010 Na Na Na Na Na

Sumber : Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Banjar Tahun 2010

Dari tabel diatas terlihat bahwa dari tahun 2006– 2009 terjadi penurunan

jumlah KTP yang diterbitkan, sedang akte kelahiran yang diterbitkan mengalami

kenaikan. Pada tahun jumlah KTP yang diterbitkan sebanyak 60.148 lembar

dan tahun 2007 sebanyak 70.210 lembar yang berarti mengalami kenaikan,

sedang tahun 2008 jumlah KTP yang diterbitkan mengalami penurunan yang

Page 65: (rpjpd)kabupaten banjar pemerintah daerah kabupaten banjar

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH BAB II

R P J P D K a b u p a t e n B a n j a r t a h u n 2 0 0 5 - 2 0 2 5

II- 50

sangat drastis menjadi 12.319 lembar dan tahun 2009 terjadi kenaikan kembali

menjadi 23.578 lembar.

10. Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak

Pemberdayaan perempuan dimaksudkan untuk mencapai optimalisasi

usaha dalam rangka mendorong peran wanita dalam pembangunan baik di

perkotaan maupun di perdesaan. Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan dalam

rangka mencapai sasaran ini meliputi sosialisasi kesetaraan gender dan

pembinaan terhadap perempuan melalui kelompok-kelompok binaan seperti

kelompok Dasawisma, PKK dan sebagainya. Melalui berbagai kegiatan ini kaum

perempuan khususnya ibu-ibu dapat lebih berperan dalam berbagai kegiatan

pembangunan. Perempuan juga dapat berkiprah di lembaga legislatif DPRD

Kabupaten Banjar seperti terlihat dalam tabel 2.35 berikut:

Tabel 2.29 Jumlah Anggota DPRD Perempuan di Kabupaten Banjar

URAIAN 1999-2004 2004-2009 2009-2014

LAKI-LAKI 37 (92,50 %) 35 (87,50 %) 32 (80 %)

PEREMPUAN 3 (7,50 %) 5 (12,50 %) 8 (20 %)

JUMLAH 40 (100) 40 (100) 40 (100)

Sumber : Sekretariat DPRD Kabupaten Banjar Tahun 2010

Dari tabel diatas terlihat bahwa peran perempuan di lembaga legislatif

DPRD Kabupaten Banjar setiap periode semakin meningkat dari 7,50% pada

periode tahun 1999 – 2004, 12,50 % pada periode tahun 2004 – 2009 dan

mencapai 20 % pada periode tahun 2009 – 2014. Pemahaman akan konsep

Page 66: (rpjpd)kabupaten banjar pemerintah daerah kabupaten banjar

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH BAB II

R P J P D K a b u p a t e n B a n j a r t a h u n 2 0 0 5 - 2 0 2 5

II- 51

kesetaraan dan keadilan gender masih sangat terbatas, sehingga berpengaruh

pula dalam pengitegrasian konsep ini kedalam program pembangunan yang

akan dilaksanakan. Terkait dengan persoalan ini, ke depan tentu saja perlunya

suatu program guna meningkatkan kualitas hidup perempuan melalui

komunikasi dan informasi serta edukasi terhadap peningkatan kualitas hidup

perempuan. Hal ini dimaksudkan sebagai upaya perlindungan perempuan dari

tindak kekerasan, eksploitasi dan diskriminasi.

Kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) menimbulkan kesengsaraan

atau penderitaan baik secara fisik, seksual, psikologis dan/atau penelantaraan

dalam kehidupan rumah tangga. Jumlah kejadian KDRT Kabupaten Banjar

periode 2006 – 2010 dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 2.30. Rasio KDRT di Kabupaten Banjar tahun 2006 – 2010

Uraian 2006 2007 2008 2009 2010

Jumlah KDRT - - - - -

Jumlah Rumah Tangga 130,390 133,468 128,427 131,640 134,289

Rasio KDRT - - - - -

Sumber : Kabupaten Banjar Dalam Angka 2006 – 2010

11. Keluarga Berencana (KB) dan Keluarga Sejahtera (KS)

Program keluarga berencana di Kabupaten Banjar menunjukkan hasil

yang menggembirakan, hal itu bisa dilihat dari data peserta KB aktif dan

akseptor selama lima tahun ini menunjukan peningkatan yang cukup baik. Hal ini

terutama ditunjukan dengan terjadinya penambahan akseptor baru. Data

Page 67: (rpjpd)kabupaten banjar pemerintah daerah kabupaten banjar

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH BAB II

R P J P D K a b u p a t e n B a n j a r t a h u n 2 0 0 5 - 2 0 2 5

II- 52

mengenai akseptor ini menunjukkan, bahwa pada tahun 2006 jumlah akseptor

aktif sebanyak 61.611 akseptor dengan akseptor baru sebanyak 16.295

akseptor, pada tahun 2010 jumlah akseptor aktif bertambah menjadi 75.118

akseptor dengan akseptor baru sebanyak 25.031 akseptor, sebagaimana dimuat

pada tabel 2.31. berikut:

Tabel 2.31. Jumlah akseptor di Kabupaten Banjar Tahun 2006 – 2010

NO AKSEPTOR JUMLAH

2006 2007 2008 2009 2010

1 JUMLAH AKSEPTOR AKTIF 61,611 63,983 69,842 72,928 75,118

2 AKSEPTOR BARU 16,295 17,676 18,196 22,838 25,031

Sumber: Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Kabupaten Banjar Tahun 2011. 12. Sosial

Kondisi daerah Kabupaten Banjar terkait dengan masalah sosial dapat

dilihat dari indikator kinerja sebagai berikut :

a. Kemiskinan

Salah satu indikator sosial ekonomi yang dapat digunakan untuk mengukur

tingkat kesejahteraan penduduk adalah perkembangan penduduk miskin. Tinggi

rendahnya tingkat kemiskinan di daerah tergantung dua faktor. Pertama, tingkat

pendapatan daerah rata-rata. Kedua, lebar sempitnya kesenjangan dalam

distribusipendapatan yang diperoleh dari perbandingan angka persentase

penduduk dan pendapatan rill tahunan. ntuk mengatasi kemiskinan telah banyak

program pemberdayaan yang telah dijalankan oleh Pemerintah Kabupaten

Page 68: (rpjpd)kabupaten banjar pemerintah daerah kabupaten banjar

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH BAB II

R P J P D K a b u p a t e n B a n j a r t a h u n 2 0 0 5 - 2 0 2 5

II- 53

Banjar dalam rangka penanggulangan kemiskinan dan peningkatan

kesejahteraan masyarakat. Keberhasilan dari pelaksanaan program tersebut

dapat dilihat dari jumlah rumah tangga miskin di Kabupaten Banjar yang setiap

tahunnya mengalami penurunan. Capaian penanggulangan kemiskinan di

Kabupaten Banjar disajikan Tabel 2.35. berikut ini.

Tabel 2.32.Jumlah dan persentase penduduk miskin serta garis kemiskinan Tahun 2006-2010 di Kabupaten Banjar

Gambar 2.9 Jumlah Penduduk Miskin Kabupaten Banjar Tahun 2006 – 2010

b. Kegiatan Keagamaan

b.1. Pembangunan Bidang Pendidikan Agama

Pembangunan pendidikan tidaklah bisa dipisahkan dari peran pendidikan agama

dalam membangun manusia Indonesia seutuhnya. Sebagai daerah yang

2006 2007 2008 2009 2010

1 Garis Kemiskinan (Rp/kapita/bln) 132.029 142.893 164.653 202.784 230.759

2 Jumlah Penduduk Miskin 22.671 19.986 17.756 18.177 17.000

3 % Penduduk Miskin 4,82 4,24 3,68 3,69 3,34

Sumber: Statistik Daerah Kabupaten Banjar Tahun 2011

TAHUNNO INDIKATOR

0

5000

10000

15000

20000

25000

2006 2007 2008 2009 2010

Page 69: (rpjpd)kabupaten banjar pemerintah daerah kabupaten banjar

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH BAB II

R P J P D K a b u p a t e n B a n j a r t a h u n 2 0 0 5 - 2 0 2 5

II- 54

mengedepankan religiusitas, pendidikan agama berbasis santri menjadi bagian

penting yang ikut memberikan andil dalam upaya mencerdaskan kehidupan

berbangsa, mewujudkan sumber daya manusia Indonesia yang berkualitas.

Secara umum penyelenggaraan pendidikan agama di Kabupaten Banjar cukup

meningkat dari tahun ke tahun walaupun masih terdapat beberapa fasilitas

sekolah yang mengalami kerusakan baik ringan maupun rusak berat. Data

sekolah, murid dan guru bidang pendidikan agama dapat dilihat pada Tabel

2.33. berikut:

Tabel 2.33. Keadaan sekolah agama di Kabupaten Banjar tahun 2010

Sedangkan keadaan ruang kelas sekolah agama di Kabupaten Banjar

tahun 2010 dapat dilihat pada Tabel 2.34 berikut.

SEKOLAH MURIDRUANG

KELASGURU

1.

Negeri

Swasta 43 1.904 81 178

2.

Negeri 20 4.478 179 265

Swasta 88 10.242 532 1.112

3.

Negeri 9 2.818 67 209

Swasta 46 5.324 168 664

4.

Negeri 5 2.213 42 151

Swasta 19 2.406 59 365

Sumber: Kantor Kementrian Agama Kabupaten Banjar, 2010

MA

JUMLAH

TINGKAT PENDIDIKANNO

Raudatul Atfal

MI

MTs

Page 70: (rpjpd)kabupaten banjar pemerintah daerah kabupaten banjar

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH BAB II

R P J P D K a b u p a t e n B a n j a r t a h u n 2 0 0 5 - 2 0 2 5

II- 55

Tabel 2.34. Keadaan ruang kelas sekolah agama di Kabupaten Banjar Tahun 2010

b.2. Tempat Ibadah

Pembangunan kehidupan beragama dan budaya daerah merupakan

faktor yang sangat menentukan keberhasilan pembangunan. Hal ini karena

Kabupaten Banjar dengan suasana kehidupan yang religius memerlukan

pembangunan yang mengedepankan peningkatan keagamaan dan sosial

budaya. Oleh karena itu pembangunan keagamaan yang dilaksanakan harus

mampu mengimbangi pembangunan fisik sehingga suasana religius tetap

terjaga. Demikian pula dengan tetap terpeliharanya kerukunan internal umat

beragama dan antar umat beragama dengan pemerintah, terjalin dengan baik.

BAIKRUSAK

RINGAN

RUSAK

BERAT

1.

Negeri

Swasta 83,95 14,80 1,24

2.

Negeri 49,71 29,24 21,05

Swasta 47,07 36,04 16,80

3.

Negeri 35,00 32,50 32,50

Swasta 58,60 33,12 8,28

4.

Negeri 65,71 28,57 5,71

Swasta 67,69 21,54 10,77

Sumber: Kantor Kementrian Agama Kabupaten Banjar, 2010

MA

KONDISI RUANG KELAS (%)

Raudatul Atfal

MI

MTs

NO TINGKAT PENDIDIKAN

Page 71: (rpjpd)kabupaten banjar pemerintah daerah kabupaten banjar

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH BAB II

R P J P D K a b u p a t e n B a n j a r t a h u n 2 0 0 5 - 2 0 2 5

II- 56

Data tahun 2010 menunjukkan jumlah pemeluk agama dan keyakinan

masing-masing meliputi Agama Islam, Kristen Protestan, Kristen Katolik, Hindu,

Budha dan Animisme. Mayoritas penduduk Kabupaten Banjar memeluk agama

Islam, sekitar 99,74% dari penduduk Kabupaten Banjar. Kondisi demikian

menjadikan agama dan budaya yang bernuansa keislaman mewarnai kehidupan

sosial di masyarakat. Kota Martapura sendiri sebagai ibukota Kabupaten Banjar

dijuluki Kota Serambi Mekah. Berikut jumlah dan prosentase penduduk menurut

agamadan keyakinan di Kabupaten Banjar sebagaimana termuat pada Tabel

2.35 berikut.

Tabel. 2.35. Persentase Jumlah Penduduk Kabupaten Banjar menurut Agama dan Keyakinan Tahun 2010

Permasalahan yang dihadapi dalam kehidupan beragama adalah masih

perlu meningkatkan pemahaman, penghayatan dan pengamalan ajaran agama

ke dalam kehidupan bermasyarakat. Secara substansial kehidupan beragama

ditunjukkan dengan adanya pesan-pesan universal, seperti melawan kezaliman

dan penindasan, menegakkan keadilan, memberikan keselamatan, dan

NO AGAMA DAN KEYAKINANJUMLAH PENDUDUK

(JIWA)(%)

1. Islam 491.011 99,83

2. Kristen Protestan 462 0,09

3. Kristen Katolik 216 0,04

4. Hindu 88 0,02

5. Budha dan Animisme 66 0,01

Sumber: Kaupaten Banjar Dalam Angka Tahun 2011

Page 72: (rpjpd)kabupaten banjar pemerintah daerah kabupaten banjar

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH BAB II

R P J P D K a b u p a t e n B a n j a r t a h u n 2 0 0 5 - 2 0 2 5

II- 57

kedamaian. Dengan demikian, kehidupan beragama menjadi lebih santun,

toleran, dan damai. Gambaran tentang peningkatan dan pengamalan ajaran

agama tergambar dari data pertumbuhan tempat ibadah seperti pada tabel 2.39

Tabel. 2.36. Jumlah Tempat Ibadah di Kabupaten Banjar Tahun 2006 - 2010

NO TEMPAT IBADAH JUMLAH

2006 2007 2008 2009 2010

1 Masjid 315 324 329 329 329

2 Musholla/Langgar 953 915 987 987 987

3 Gereja 1 - - - -

4 Pura/Lainnya 31 - - - -

Sumber : Kabupaten Banjar Dalam Angka 2007 - 2011

Pada tahun 2010 fasilitas tempat ibadah di Kabupaten Banjar mencapai

329 buah masjid, sedangkan jumlah musholla/langgar sebanyak 987 buah.

Data tersebut menunjukan adanya peningkatan masjid dan musholla/langgar

dalam enam tahun terakhir. Untuk pembangunan pendidikan keagamaan pada

anak-anak usia dini dilaksanakan melalui pembangunan TPA/TK Al-Qur’an,

sehingga pemahaman dan pengamalan ajaran agama bisa ditanaman pada

anak-anak sejak usia dini. Keseriusan Pemerintah Kabupaten Banjar terhadap

pendidikan agama ini terlihat dengan pembangunan Gedung IQRA, pemberian

bantuan honor untuk guru madrasah dan TK Al-Qur’an serta bantuan dana

untuk perbaikan prasarana dan sarana pendidikan keagamaan. Selain didukung

penuh oleh pemerintah,pendidikan keagamaan ini juga dilaksanakan oleh

Page 73: (rpjpd)kabupaten banjar pemerintah daerah kabupaten banjar

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH BAB II

R P J P D K a b u p a t e n B a n j a r t a h u n 2 0 0 5 - 2 0 2 5

II- 58

masyarakat maupun lembaga keagamaan secara swadaya. Data TPA/TK Al

Qur’an dapat dilihat seperti pada tabel 2.37. berikut ini.

Tabel 2.37. Jumlah TPA/TK Al Qur’an, Guru dan Santri di Kabupaten Banjar Tahun 2006 -2010

NO URAIAN JUMLAH

2006 2007 2008 2009 2010

1 TPA/TK ALQURAN 353 59 59 59 114

2 GURU/USTADZ/USTADZAH 1851 383 383 365 676

3 SANTRI 21.052 4137 4137 4178 6054

Sumber : Kabupaten Banjar dalam Angka 2007 - 2011

Selain tergambar dari data pertumbuhan tempat peribadatan dan

pembinaan terhadap Taman Pendidikan Alquran serta lembaga keagamaan

lainnya sebagaimana tersebut di atas, perhatian Pemerintah Daerah terhadap

kehidupan beragama juga tergambar dari alokasi anggaran Pemerintah Daerah

pada tahun 2010 mencapai lebih dari 20 milyar rupiah

13. Ketenagakerjaan

Cukup tingginya pertumbuhan penduduk harus dibarengi dengan upaya

peningkatan kualitas sumber daya manusia di samping fasilitas pendidikan dan

kesehatan juga kemampuan masyarakat untuk memiliki keterampilan kerja.

Gambaran mengenai status pencari kerja di Kabupaten Banjar tercermin pada

kualifikasi pendidikan yang dimiliki sebagaimana termuat dalam tabel 2.38

berikut.

Page 74: (rpjpd)kabupaten banjar pemerintah daerah kabupaten banjar

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH BAB II

R P J P D K a b u p a t e n B a n j a r t a h u n 2 0 0 5 - 2 0 2 5

II- 59

Tabel 2.38 Data Pencari Kerja Yang Terdaftar Menurut Jenis Kelamin dan

Tingkat Pendidikan di Kabupaten Banjar Tahun 2010

NO TINGKAT PENDIDIKAN JENIS KELAMIN

JUMLAH LAKI-LAKI PEREMPUAN

1 SD 34 118 152

2 SMP 142 60 202

3 SMA/SMK 1251 542 1793

4 DIPLOMA I-III 189 414 603

5 SARJANA/DIPLOMA IV 512 847 1359

TOTAL 2128 1981 4109

Sumber: Kabupaten Banjar Dalam Angka Tahun 2011

Dari tabel 2.38 diketahui bahwa berdasarkan tingkat pendidikan para

pencari kerja, bahwa sebanyak 152 orang atau sebesar 3, 70 % yang

berpendidikan SD, 202 orang (4,9 %) berpendidikan SMP, 1793 orang (42,32%)

berpendidikan SMA, 603 orang ( 14,68 %) berpendidikan D III dan sebesar 1359

orang (33,07%) berpendidikan S1. Jika dilihat dari tingkat pendidikan para

pencari kerja memperlihatkan bahwa kualitas pendidikan dari para pencari kerja

di Kabupaten Banjar cukup baik. Untuk jenis kelamin sebanyak 2.128 orang

berjenis kelamin laki laki dan 1981 orang berjenis kelamin perempuan.

14. Koperasi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)

Data koperasi dan UMKM menunjukkan bahwa keberadaan koperasi

yang aktif pada Tahun 2006 adalah sebanyak 89 buah dan tahun 2010 menjadi

107 buah. Hal ini menunjukkan bahwa dari jumlah koperasi yang ada masih

tetap menjadi salah satu kekuatan perekonomian di daerah.

Page 75: (rpjpd)kabupaten banjar pemerintah daerah kabupaten banjar

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH BAB II

R P J P D K a b u p a t e n B a n j a r t a h u n 2 0 0 5 - 2 0 2 5

II- 60

Jumlah UMKM di Kabupaten Banjar tahun 2006 sebesar 1.328 buah dan

tahun 2009 jumlahnya menjadi 1,701 buah. Perkembangan pembinaan Usaha

Mikro Kecil dan Menengah ditunjukkan oleh keberadaan jumlah UMKM dalam

lima tahun terakhir terus mengalami peningkatan yang cukup signifikan

sebagaimana termuat pada tabel 2.39 di bawah ini.

Tabel 2.39. Koperasi dan UKM di Kabupaten Banjar Tahun 2006 s/d 2009

NO KOPERASI DAN UMKM JUMLAH

2006 2007 2008 2009

1 KOPERASI AKTIF 89 84 99 105

2 JUMLAH ANGGOTA KOPERASI 21,411 22,518 22,518 22,518

3 JUMLAH UKM NON BPR/LKM UKM 1,328 1,447 1,641 1,701

Sumber: Dinas koperasi dan UMKM Kabupaten Banjar Tahun 2010

15. Penanaman modal

Dalam rangka mengoptimalkan potensi perekonomian daerah, maka

Kabupaten Banjar memerlukan sejumlah dana dalam bentuk investasi. Berbagai

permasalahan umum yang dihadapi dalam bidang investasi meliputi pelayanan

birokrasi yang perlu ditingkatkan, di samping itu juga ketersediaan infrastruktur

yang masih perlu dioptimalkan, serta informasi potensi investasi bagi investor

yang dapat menjadi bahan pertimbangan yang layak bagi mereka untuk

melakukan investasi. Informasi mengenai peluang investasi memerlukan

koordinasi antar sektor, mengingat hal ini menyangkut banyak aspek. Berbagai

aspek dimaksud meliputi aspek peruntukan ruang dan lahan, aspek perizinan,

keamanan dan ketertiban, serta infrastruktur wilayah. Perkembangan nilai

Page 76: (rpjpd)kabupaten banjar pemerintah daerah kabupaten banjar

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH BAB II

R P J P D K a b u p a t e n B a n j a r t a h u n 2 0 0 5 - 2 0 2 5

II- 61

realisasi investasi di Kabupaten Banjar dalam periode tahun 2006 – 2010 seperti

pada tabel 2.40 berikut.

Tabel 2.40. Nilai Realisasi dan Pertumbuhan Investasi Kabupaten Banjar Tahun 2006 – 2010

TAHUN INVESTASI (Rp) TUMBUH (%)

2006 588,911,823,000 7.73

2007 638,248,426,000 8.56

2008 696,544,600,000 9.13

2009 765,781,133,240 9.94

2010 842,385.000.000 9,09

Sumber: Bagian Ekonomi Sekretariat Daerah Kabupaten Banjar Tahun 2011

Gambar 2.10. Nilai Realisasi Investasi Kabupaten Banjar Tahun 2005 – 2010

Memperhatikan tabel 2.40 di atas, tergambar bahwa Kabupaten Banjar

dengan mempunyai trend pertumbuhan investasi yang terus meningkat dimana

pada tahun 2005 nilai realisasi investasi sebesar Rp 547,393,540,000 meningkat

0

100000000000

200000000000

300000000000

400000000000

500000000000

600000000000

700000000000

800000000000

900000000000

2005 2006 2007 2008 2009 2010

INVESTASI (Rp)

Page 77: (rpjpd)kabupaten banjar pemerintah daerah kabupaten banjar

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH BAB II

R P J P D K a b u p a t e n B a n j a r t a h u n 2 0 0 5 - 2 0 2 5

II- 62

menjadi Rp 842,385.000.000 pada tahun 2010. Rata-rata pertumbuhan

investasi selama lima tahun setiap tahunnya sebesar 8,89%. Hal ini

memperlihatkan bahwa Kabupaten Banjar masih merupakan daerah yang cukup

menjanjikan bagi investor. Oleh karena itu kebijakan pembangunan

perekonomian Kabupaten Banjar hendaknya dapat memacu pertumbuhan

investasi tersebut dengan membuat regulasi dan pra kondisi yang dapat

memancing masuknya investasi.

Tabel 2.41 Rasio Daya Serap Tenaga Kerja 2006-2010 No Uraian 2006 2007 2008 2009 2010

1 Jumlah Tenaga Kerja yang bekerja pada Perusahaan PMDN (orang)

9,229 9,229 9,270 9,227 9,839

2 Jumlah Seluruh PMDN (Perusahaan)

121 121 123 123 140

3 Rasio Daya Serap Tenaga Kerja 76.27 76.27 75.37 75.02 70.28

Sumber: Disnakertrans Kabupaten Banjar 2006-2010

16. Kebudayaan

Kebudayaan menjadi identitas suatu daerah. Bagian terbesar penduduk

yang ada di Kabupaten Banjar adalah etnis Banjar, serta etnis Dayak.

Perkembangan kebudayaan dimaksud sangat ditentukan oleh interaksi tiga pilar

utama yaitu: 1). nilai-nilai seni budaya yang berlaku di masyarakat; 2). kegiatan

yang dilakukan oleh pemangku seni budaya atau tokoh adat; dan 3). peran

pemerintah daerah. Terbentuknya Lembaga Adat dan Kekerabatan Kesultanan

Page 78: (rpjpd)kabupaten banjar pemerintah daerah kabupaten banjar

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH BAB II

R P J P D K a b u p a t e n B a n j a r t a h u n 2 0 0 5 - 2 0 2 5

II- 63

Banjar (LAKKB) menjadi pilar keempat guna membangun interaksi seni budaya

Banjar.

Pelestarian nilai-nilai budaya sangat perlu dilakukan secara terintegrasi,

tidak hanya melalui pagelaran seni, festival tari dan pertunjukan seni budaya

lainnya, namun perlu dipadukan dengan bidang lainnya melalui kurikulum

pendidikan, literatur atau buku yang menjadi rujukkan budaya Banjar sehingga

pelestarian dan pengembangan seni budaya ini dapat berlangsung secara baik

dan berakar di masyarakat. Pembangunan bidang kebudayaan ini diharapkan

dapat menjadi satu kekuatan di masyarakat luas dalam pelestarian nilai-nilai

luhur dalam perilaku kehidupan masyarakat dan menjadi satu modal kekuatan

pembangunan.

Pengembangan dan pelestarian seni budaya raga terus diupayakan oleh

pemerintah Kabupaten Banjar melalui pembinaan serta peran aktif dalam

menyelenggaraan berbagai event/kegiatan kesenian khususnya kesenian

daerah dan olah raga baik yang dilakukan di daerah maupun luar daerah.

Perkembangan kesenian bisa dilihat dari jumlah group kesenian yang ada di

Kabupaten Banjar tahun 2006 sebanyak 338 group menjadi 397 group tahun

2009. Tabel berikut ini memperlihatkan Jumlah Grup dan Gedung Kesenian di

Kabupaten Banjar tahun 2006 – 2009.

Page 79: (rpjpd)kabupaten banjar pemerintah daerah kabupaten banjar

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH BAB II

R P J P D K a b u p a t e n B a n j a r t a h u n 2 0 0 5 - 2 0 2 5

II- 64

Tabel 2.42. Jumlah Group dan Gedung Kesenian Kabupaten Banjar Tahun 2006 – 2009

URAIAN TAHUN

2006 2007 2008 2009

Grup Kesenian 338 368 374 397

Gedung Kesenian - - - -

Sumber : Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olah Raga Kab.Banjar Tahun 2011

Kondisi daerah Kabupaten Banjar terkait dengan urusan kebudayaan

salah satunya dapat dilihat dari jumlah sarana dan penyelenggaraan seni dan

dan budaya serta jumlah daerah pariwisata yang ada di kabupaten Banjar.

Pemerintah Kabupaten Banjar selama ini berusaha untuk memacu

berkembangnya produk wisata (termasuk tempat wisata religius) disertai dengan

memperluas jaringan promosi secara efisien dan efektif. Di samping itu terdapat

beberapa event kebudayaan yang setiap tahun dilaksanakan oleh Pemerintah

Kabupaten Banjar antara lain adalah : 1) Hari jadi Kabupaten Banjar, 2) Event

Muharram, 3) Pasar wadai ramadhan, 4) Festival Bedug dan 5) Festival budaya

tahunan.

17. Pemuda dan Olah Raga

Pembinaan pemuda selama ini berjalan cukup baik. Terdapat beberapa

prestasi yang diraih di tingkat nasional, terutama terkait dengan bidang

pendidikan. Hal ini menunjukan potensi pemuda yang patut untuk terus

dikembangkan dalam menghadapi sempitnya lapangan kerja dewasa ini,

menuntut kemandirian pemuda untuk berwirausaha.

Page 80: (rpjpd)kabupaten banjar pemerintah daerah kabupaten banjar

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH BAB II

R P J P D K a b u p a t e n B a n j a r t a h u n 2 0 0 5 - 2 0 2 5

II- 65

Sementara itu di bidang olahraga masih perlu peningkatan kesadaran

berolahraga dikalangan masyarakat luas, perlunya peningkatan pembibitan di

bidang olahraga guna penemuan bibit berprestasi serta membudayakan

olahraga di masyarakat. Permasalahan yang dihadapi adalah masih kurangnya

kemandirian sosial dan ekonomi pemuda kurangnya pembibitan olahraga yang

berakibat pada minimnya prestasi. Upaya Pemerintah Daerah Kabupaten

Banjar dilihat dengan Pembangunan Gedung Olah Raga dimana pada tahun

2006 gedung olah raga sebanyak 15 buah meningkat menjadi 18 buah pada

tahun 2009.

Tabel 2.43. Jumlah Klub dan Gedung Olah Raga Kabupaten Banjar Tahun 2006 – 2009

URAIAN TAHUN

2006 2007 2008 2009

Club Olah Raga 27 27 27 27

Gedung Olah Raga 15 16 17 18

Sumber : Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olah Raga Kab.Banjar Tahun 2011

18. Ketentraman dan Ketertiban Umum serta Perlindungan Masyarakat

Terkait dengan urusan Ketentraman dan ketertiban Umum Serta

Perlindungan Masyarakat salah satunya dapat dilihat dari jumlah Polisi Pamong

Praja dan Petugas Perlindungan Masyarakat. Polisi Pamong Praja merupakan

aparatur pemerintah daerah yang melaksanakan tugas kepala Daerah dalam

memelihara dan menyelenggarakan ketentraman dan ketertiban umum,

menegakkan peraturan daerah dan putusan Kepala Daerah. Petugas Linmas

Page 81: (rpjpd)kabupaten banjar pemerintah daerah kabupaten banjar

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH BAB II

R P J P D K a b u p a t e n B a n j a r t a h u n 2 0 0 5 - 2 0 2 5

II- 66

sendiri merupakan satuan yang memiliki tugas umum pemeliharaan ketentraman

dan ketertiban masyarakat. Satuan ini memiliki peran penting dalam ketertiban

masyarakat secara luas serta mengkondisikan lingkungan yang kondusif dan

demokratif sehingga tercipta kehidupan strata sosial yang interaktif. Jumlah

Satpol PP yang dimiliki oleh Pemerintah kabupaten Banjar pada Tahun 2010

sebesar 26 orang. Jumlah ini menurun dibandingkan pada tahun 2006 sejumlah

27 orang. Untuk petugas Linmas mengalami peningkatan yang cukup pesat dari

17 orang pada tahun 2006 menjadi 72 orang pada tahun 2010. Tabel berikut

memperlihatkan Jumlah Satpol PP dan Linmas selama periode 2006 – 2010:

Tabel 2.44. Jumlah Polisi Pamong Praja dan Limas Kabupaten Banjar Tahun 2006 – 2010

URAIAN TAHUN

2006 2007 2008 2009 2010

Jumlah Pol PP 27 24 24 26 26

Jumlah Linmas 17 47 47 58 72

Sumber : Kabupaten Banjar Dalam Angka, 2007 – 2011

Disamping Satpol PP dan Linmas hal yang juga penting dalam

pemeliharaan ketentraman dan ketertiban masyarakat dan kemanan lingkungan

ada Pos Kamling. Pos Kamling sebagai tempat penyelenggaraan keamanan di

desa jumlahnya pada tahun 2006 sebanyak 775 buah, tahun 2007 sebanyak

787 buah sedangkan tahun 2008 mengalami penurunan menjadi 776 buah dan

tahun 2009 terjadi penurunan menjadi 532 buah serta pada tahun 2010 jumlah

Page 82: (rpjpd)kabupaten banjar pemerintah daerah kabupaten banjar

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH BAB II

R P J P D K a b u p a t e n B a n j a r t a h u n 2 0 0 5 - 2 0 2 5

II- 67

Pos Kamling menjadi 532 buah. Tabel berikut ini memperlihatkan Rasio Pos

Kamling di Kabupaten Banjar tahun 2006 – 2010 :

Tabel 2.45. Rasio Pos Siskamling di Kabupaten Banjar Tahun 2006 – 2010

URAIAN TAHUN

2006 2007 2008 2009 2010

Jumlah Pos Kamling 775 787 776 532 532

Jumlah Kelurahan/Desa 288 288 290 290 290

Rasio pos Kamling/Desa 1 : 3 1 : 3 1 : 3 1 : 2 1 : 2

Sumber : Kesbanglimnas

20. Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian

Kondisi daerah Kabupaten Banjar terkait dengan urusan Otonomi

Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat

Daerah, Kepegawaian dan Persandian salah satunya dapat dilihat dari indikator

kinerja sebagai berikut :

a. Persentase Penyelesaian Penegakan PERDA

Peraturan Pemerintah RI Nomor 32 tahun 2004 tentang Pedoman Satuan

Polisi Pamong Praja (Satpol PP), khususnya yang tercantum pada pasal 3,

menyatakan bahwa Satpol PP mempunyai tugas memelihara dan

menyelenggarakan ketentraman dan ketertiban umum, menegakkan peraturan

daerah dan keputusan kepala daerah. Berkaitan dengan peraturan tersebut,

petugas Satpol PP kabupaten Banjar telah melakukan penyelesaian atas

masalah yang terkait dengan penegakan perda dan penegakan K3.

Page 83: (rpjpd)kabupaten banjar pemerintah daerah kabupaten banjar

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH BAB II

R P J P D K a b u p a t e n B a n j a r t a h u n 2 0 0 5 - 2 0 2 5

II- 68

b. Indeks Kepuasan Layanan Masyarakat

Fungsi utama pemerintah adalah melayani masyarakat, maka dari itu

pemerintah perlu terus berusaha dalam meningkatkan kualitas pelayanan.

Ukuran keberhasilan penyelenggaraan pelayanan ditentukan oleh tingkat

kepuasan penerima layanan. Kepuasan penerima layanan dapat dicapai apabila

penerima layanan memperoleh pelayanan sesuai dengan yang dibutuhkan atau

diharapkan.

Salah satu ukuran kinerja kepuasan masyarakat untuk menilai tingkat

kualitas pelayanan yang diselenggarakan pemerintah adalah Indeks Kepuasan

Masyarakat (IKM). Data IKM dapat menjadi bahan penelian terhadap unsur

pelayananan yang masih memerlukan perbaikan dan menjadi pendorong setiap

unit penyelenggara pelayanan untuk meningkatkan kualitas pelayanan

pemerintah.

21. Ketahanan Pangan

Gambaran umum kondisi daerah terkait dengan urusan ketahanan

pangan salah satunya dapat dilihat dari indikator kinerja sebagai berikut :

a. Ketersediaan Pangan Utama

Ketahanan pangan merupakan agenda penting di dalam pembangunan

ekonomi.Kejadian rawan pangan menjadi masalah yang sangat sentifit dalam

dinamika kehidupan sosial politik. Oleh sebab itu, menjadi sangat penting bagi

Page 84: (rpjpd)kabupaten banjar pemerintah daerah kabupaten banjar

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH BAB II

R P J P D K a b u p a t e n B a n j a r t a h u n 2 0 0 5 - 2 0 2 5

II- 69

kita untuk mampu mewujudkan ketahanan pangan, khususnya di Kabupaten

Banjar dengan berbasiskan kemandirian penyediaan pangan domestik.

Kemandirian ini semakin penting ditengah kondisi yang mengalami krisis

pangan, energi dan finansial. Tabel berikut ini memperlihatkan ketersediaan

pangan Utama di Kabupaten Banjar 2006 -2010 :

Tabel 2.46. Ketersediaan Pangan Utama di Kabupaten Banjar Tahun 2006 – 2010 Uraian 2006 2007 2008 2009 2010

Jumlah Ketersediaan Pangan Utama (ton/GKG)

Padi 190,050 224,884 257,098 221,406 240,478

Beras 119,237.37 141,092.22 161,303.28 138,910.12 150,875.89

Jumlah Penduduk 464,148 480,010 489,056 498,098 506,204

Jumlah Konsumsi Pangan Utama/beras (ton) 64,516.57 66,721.39 67,978.78 69,235.62 70,362.35

Persentase Jumlah Konsumsi Pangan Utama Terhadap Ketersediaan Pangan Utama 54,11% 47,29% 42,14% 49,84% 46,63%

Surplus 54,720.80 74,370.83 93,324.50 69,674.50 80,513.54

Sumber : Badan Ketahanan Pangan Tahun Kab. Banjar, 2011

b. Regulasi Ketahanan Pangan

Ketahanan pangan merupakan urusan wajib pemerintah propinsi dan

pemerintah kabupaten/kota. Hal ini sesuai dengan peraturan pemerintah (PP)

Nomor 3 tahun 2007 tentang pertanggung jawaban Gubernur dan

Bupati/Walikota, dimana Gubernur dan Bupati/Walikota mempunyai kewajiban

melaporkan kepada Pemerintah dan DPRD tentang pembangunan ketahanan

Pangan dan sesuai dengan PP Nomor 38 tahun 2007 tentang Pembagian

Page 85: (rpjpd)kabupaten banjar pemerintah daerah kabupaten banjar

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH BAB II

R P J P D K a b u p a t e n B a n j a r t a h u n 2 0 0 5 - 2 0 2 5

II- 70

urusan Pemerintah antara Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah Provinsi dan

Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota yang menyatakan bahwa ketahanan

pangan menjadi urusan wajib pemerintah propinsi dan Pemerintah

Kabupaten/Kota.

Peraturan perundang-undangan yang terkait dengan ketahanan pangan

yang dapat menjadi pedoman bagi pemerintah Kabupaten Banjar diantaranya

adalah : UU Nomor 7 tahun 1996 tentang Pangan, PP Nomor 68 tahun 2002

tentang ketahanan Pangan, PP Nomor 28 tahun 2004 tentang Kemanan, Mutu

dan Gizi Pangan. Tabel berikut ini memperlihatkan mengenai Regulasi

Ketahanan Pangan di Kabupaten Banjar tahun 2006 – 2010 :

Tabel 2.47. Regulasi Ketahanan Pangan di Kabupaten Banjar Tahun 2006 – 2010

URAIAN 2006 2007 2008 2009 2010

Regulasi Ketahanan Pangan dalam bentuk PERDA:

Ada

Tidak Ada √ √ √ √ √

Regulasi Ketahanan Pangan dalam bentuk PERBUP :

Ada √

Tidak Ada √ √ √ √

Sumber : Badan Ketahanan Pangan Tahun Kab. Banjar, 2011

22. Komunikasi dan Informatika

Kegiatan komunikasi dan informasi diarahkan pada upaya peningkatan

dan perluasan jangkauan informasi; pembinaan jaringan kemitraan dengan pers,

media elektronik, kelompok informasi masyarakat, media komunikasi tradisional

Page 86: (rpjpd)kabupaten banjar pemerintah daerah kabupaten banjar

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH BAB II

R P J P D K a b u p a t e n B a n j a r t a h u n 2 0 0 5 - 2 0 2 5

II- 71

dan penerbitan umum; serta peningkatan kualitas pelayanan informasi

pembangunan. Keberadaan wartel/ warnet yang sampai ke pedesaan sangat

membantu dalam kelancaran komunikasi dan arus informasi yang semakin

menglobal dewasa ini. Hal ini ditandai dengan semakin majunya perkembangan

teknologi informasi dimana Pemerintah Daerah harus mengantisipasi melalui

suatu kebijakan untuk mengendalikan pemanfaatan teknologi informasi ini.

Teknologi Informasi dapat digunakan untuk mengolah data, termasuk

memproses, mendapatkan, menyusun, menyimpan data dalam berbagai cara

untuk menghasilkan informasi yang berkualitas, yaitu informasi yang relevan,

akurat dan tepat waktu yang dapat digunakan untuk berbagai kepentingan dan

merupakan informasi yang strategis dalam pengambilan keputusan.

Sarana/prasarana (teknologi komunikasi dan informasi yang tersedia di

Kabupaten Banjar terdiri dari : akses internet, sistem informasi, hotspot,media

informasi dan radio komunikasi. Tabel berikut ini memperlihatkan Jumlah

ketersediaan Sarana/Prasarana Teknologi Komunikasi dan Informasi di

Kabupaten Banjar tahun 2006 – 2010 :

Page 87: (rpjpd)kabupaten banjar pemerintah daerah kabupaten banjar

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH BAB II

R P J P D K a b u p a t e n B a n j a r t a h u n 2 0 0 5 - 2 0 2 5

II- 72

Tabel 2.48. Jumlah Ketersediaan Sarana/Prasarana Teknologi Komunikasi dan Informasi di Kabupaten Banjar Tahun 2006 – 2010

Sarana/Prasarana Komunikasi dan Informasi

2006 2007 2008 2009 2010

Jumlah SKPD yang memiliki Akses Internet - - - 5 25

Jumlah Sistem Informasi Yang dimiliki Pemkab Banjar

- - - 10 25

Jumlah titik Hot Spot yang difasilitasi Pemkab Banjar

- - - 1 3

Jumlah Media yang digunakan untuk penyebaran Informasi

- - - 4 4

Jumlah radio Komunikasi yang aktif - - - 77 93

Sumber: Dinas Perhubungan, komunikasi dan Informatika Kab. Banjar 2010

23. Pemberdayaan Masyarakat dan Desa

Berbagai kegiatan dilaksanakan dalam rangka pemberdayaan

masyarakat desa antara lain melakukan pelatihan kepada kelompok binaan

Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM), PKK, Lembaga Swadaya

Masyarakat (LSM) seperti memberikan pelatihan kepada petugas dan

pendamping Komunitas Adat Terpencil (KAT), mendukung keberadaan Pekerja

Sosial Masyarakat (PSM), Keluarga Muda Mandiri (KMM), dan Karang Taruna

Indonesia (KTI), serta pemberian pelatihan-pelatihan kepada mantan siswa

Panti Sosial Bina Remaja (PSBR) dan sebagainya.

Upaya pemberdayaan masyarakat juga dilakukan melalui Program Desa

Binaan dengan menjadikan beberapa desa secara bertahap sebagai lokasi

binaan. Inti dari sasaran yang ingin dicapai dari program desa binaan adalah

memadukan berbagai kegiatan seluruh bidang pembangunan yang berlokasi di

desa agar tercapai secara maksimal dan terintegrasi. Pada tahun 2008

Page 88: (rpjpd)kabupaten banjar pemerintah daerah kabupaten banjar

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH BAB II

R P J P D K a b u p a t e n B a n j a r t a h u n 2 0 0 5 - 2 0 2 5

II- 73

dilakukan pembinaan terhadap 17 desa dengan lokasi masing-masing

kecamatan 1 desa. Pada tahun 2009 ditambah dengan mengalokasikan

masing-masing 3 desa ditiap kecamatan sehingga jumlah desa binaan menjadi

57 desa. Selanjutnya pada tahun 2010 masing-masing kecamatan yang memiliki

desa lebih dari 4 dilakukan pembinaan sejumlah 5 desa dengan jumlah 85 desa.

Peningkatan pemberdayaan masyarakat dilaksanakan juga di bidang

pemberdayaan kelembagaan masyarakat yang ada di desa. Sejak tahun 2008

telah dilakukan program Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) yakni dengan

memberikan bantuan modal awal pada setiap desa untuk dapat dikelola sebagai

usaha perekonomian di perdesaan.

24. Perpustakaan

Untuk meningkatkan minat baca masyarakat maka pemerintah

Kabupaten Banjar telah menyediakan perpustakaan yang cukup representatif.

Hal ini terlihat dari keberadaan perpustakaan daerah dengan jumlah pengunjung

yang terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Pada tahun 2005

jumlah pengunjung mencapai 4.920 orang dan pada tahun 2009 terjadi kenaikan

mencapai 6.904 orang. Dari data tersebut menunjukkan bahwa program

penyediaan koleksi perpustakaan cukup menggugah minat baca masyarakat

Kabupaten Banjar.

Page 89: (rpjpd)kabupaten banjar pemerintah daerah kabupaten banjar

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH BAB II

R P J P D K a b u p a t e n B a n j a r t a h u n 2 0 0 5 - 2 0 2 5

II- 74

Tabel 2.48. Jumlah Perpustakaan dan Pengunjung Perpustakaan di Kabupaten Banjar Tahun 2005 s/d 2010

NO PERPUSTAKAAN JUMLAH

2006 2007 2008 2009 2010

1 JUMLAH PENGUNJUNG PERPUSTAKAAN PER TAHUN

5,269 6,839 5,920 6,904 8,724

2 JUMLAH KOLEKSI BUKU/JURNAL

6,037 6,065 6,110 6,200 7,578

3 JUMLAH ANGGOTA 1,290 1,325 1,402 1,783 2,160

Sumber data : Kantor perpustakaan dan arsip daerah Kabupaten Banjar Tahun 2010

Data di atas menunjukan bahwa program pengembangan minat baca

masyarakat cukup optimal dan perlu terus ditingkatkan sebagai bagian dari

pembangunan manusia Indonesia seutuhnya.

25. Statistik

Salah satu instrumen analisis sebagai bahan evaluasi pelaksanaan

perencanaan pembangunan daerah dan sebagai bahan penentuan/perumusan

kebijakan dan perencanaan pembangunan daerah adalah data/informasi

statistik (dokumen Statistik). Ketersediaan dokumen statistik memudahkan

pemerintah dalam mendapatkan data potensi daerah sebagai bahan evaluasi

atas kinerja/pelaksanaan pembangunan daerah dan sebagai bahan untuk

menetapkan kebijakan dalam rangka peningkatan kesejahteraan masyarakat

secara berkesinambungan.

Salah satu dokumen statistik sebagaimana dimaksud di atas adalah

PDRB, IPM, Suseda, KBDA, Indeks Gini Rasio, Input Output, IKM dan IHK.

Page 90: (rpjpd)kabupaten banjar pemerintah daerah kabupaten banjar

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH BAB II

R P J P D K a b u p a t e n B a n j a r t a h u n 2 0 0 5 - 2 0 2 5

II- 75

Berikut ini adalah ketersediaan dokumen statistik di Kabupaten Banjar Tahun

2006 – 2010 :

Tabel 2.49. Ketersediaan Dokumen Statistik di Kabupaten Banjar Tahun 2006 - 2010

NO URAIAN

2006 2007 2008 2009 2010

Ada Tdk Ada

Ada Tdk Ada

Ada Tdk Ada

Ada Tdk Ada

Ada Tdk Ada

1 PDRB V

V

V

V

V 2 IPM

3 SUSEDA

4 KABUPATEN BANJAR DALAM ANGKA (KBDA)

V

V

V

V

V

5 INDEKS GINI RATIO 6 INPUT OUTPUT 7 IKM 8 IHK 9 ICOR Sumber : BAPPEDA Kabupaten Banjar, 2011

26. Perumahan Rakyat

Kondisi daerah Kabupaten Banjar terkait dengan urusan Perumahan

Rakyat salah satunya dapat dilihat dari indikator kinerja :

a. Persentase luas permukiman yang tertata

Permukiman merupakan bagian dari lingkungan hidup di luar kawasan

lindung baik yang berupa kawasan perkotaan maupun perdesaan yang

berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian dan tempat

kegiatan yang mendukung perikehidupan dan penghidupan. Salah satu masalah

yang terkait dengan permukiman adalah penataan pemukiman.

Page 91: (rpjpd)kabupaten banjar pemerintah daerah kabupaten banjar

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH BAB II

R P J P D K a b u p a t e n B a n j a r t a h u n 2 0 0 5 - 2 0 2 5

II- 76

b. Rasio Permukiman layak huni dan Rasio Rumah Layak Huni Permukiman

Permukiman dan rumah layak huni merupakan harapan dan idaman setiap

insan. Pemerintah telah berupaya dalam menigkatkan kualitas hunian

masyarakat, terutama masyarakat berpenghasilan rendah dan kurang mampu,

dengan tujuan mendorong masyarakat lain untuk berpartisipasi dan peduli

terhadap sesama warga masyarakat.

c. Persentase Rumah Tangga Berakses Air Bersih

Peningkatan jumlah penduduk dan keragaman kegiatan masyarakat

menyebabkan peningkatan kebutuhan air. Sumber air selama ini yang

dimanfatkan oleh masyarakat Kabupaten Banjar sebagian besar menggunakan

air sumur, air sungai dan air PDAM. Kebutuhan air untuk rumah tangga setiap

tahun mengalami peningkatan. Data/ informasi yang diperoleh dari PDAM

Kabupaten Banjar menunjukkan bahwa jumlah rumah tangga yang

menggunakan air bersih pada tahun 2006 sebanyak 19.340 rumah tangga dan

mengalami kenaikan menjadi 27.845 rumah tangga pada tahun 2010.

Page 92: (rpjpd)kabupaten banjar pemerintah daerah kabupaten banjar

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH BAB II

R P J P D K a b u p a t e n B a n j a r t a h u n 2 0 0 5 - 2 0 2 5

II- 77

Tabel 2.50. Jumlah Rumah Tangga yang Mendapatkan Akses Air Bersih di Kabupaten Banjar Tahun 2006 – 2010

Tahun

Rumah Tangga Yang menggunakan Air Bersih

Jumlah Ratio

2006 19,340 6.74

2007 21,115 6.32

2008 22,921 5.60

2009 26,825 4.91

2010 27,845 4.96

Sumber : PDAM Kabupaten Banjar, 2011

2.3.2 Fokus Layanan Urusan Pilihan

Layanan urusan pilihan Pemerintah Daerah terdiri dari 8 (delapan) urusan, yaitu:

1. Pertanian

Gambaran umum kondisi daerah terkait dengan urusan pertanian salah

satunya dapat dilihat dari indikator kinerja sebagai berikut :

Produktivitas padi di Kabupaten Banjar sebagai hasil tanaman pangan

utama menunjukkan angka yang berfuktuasi tiap tahun, peningkatan tertinggi

terjadi pada tahun 2007 dengan produktivitas padi sawah dan padi ladang

sebesar 37,52 Ton/Ha, kemudian menurun pada tahun 2008 dan 2009 masing-

masing sebesar 33,68 dan 32,00 Ton/Ha, pada tahun 2010 meningkat signifikan

menjadi 35,13 Ton/Ha.

Page 93: (rpjpd)kabupaten banjar pemerintah daerah kabupaten banjar

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH BAB II

R P J P D K a b u p a t e n B a n j a r t a h u n 2 0 0 5 - 2 0 2 5

II- 78

Tabel 2.51 Produktivitas Komoditi Kabupaten Banjar pada Tahun 2006-2010

NO KOMODITI PRODUKTIVITAS (TON/HA)

2006 2007 2008 2009 2010

1 Padi Sawah 33.32 39.45 35.34 32.71 36.34

2 Padi Ladang 25.80 25.81 25.58 27.41 27.70

3 Padi Sawah & Ladang 32.01 37.52 33.68 32.00 35.13

4 Jagung 21.75 21.75 17.06 29.98 26.48

5 Kedelai - - - 10.00 11.70

6 Kacang Tanah 11.56 11.63 11.46 11.58 11.70

7 Kacang Hijau 10.11 10.11 10.26 10.36 10.26

8 Ubi Kayu 138.75 129.11 178.19 143.86 142.59

9 Ubi Jalar 101.35 98.66 102.66 99.19 100.94

10 Sayuran 60.92 45.35 45.36 30.80 0.35

Sumber: BPS Banjar, 2006-2010

Kabupaten Banjar memiliki potensi pertanian yang cukup besar, hal ini

dapat dilihat dari Kontribusi sector pertanian terhadap capaian PDRB Kabupaten

Banjar. Pada Tahun 2010 kontribusi sektor pertanian terhadap PDRB Kabupaten

Banjar berdasarkan harga berlaku mencapai Rp 1.530.752.044,- dan

berdasarkan harga konstan mencapai Rp 883.330.246,-. Adapun jumlah PDRB

Kabupaten Banjar Tahun 2010 berdasarkan harga berlaku mencapai Rp

6.986.881.027,- dan berdasarkan harga konstan mencapai Rp 3.350.429.901,-.

Dengan demikian dapat diketahui bahwa persentase share sektor pertanian

terhadap PDRB berdsarkan harga berlaku Kabupaten Banjar pada Tahun 2010

sebesar 21,91%. Namun tidak demikian bila dibandingkan dengan Tahun 2006.

Persentase Kontribusi sektor pertanian terhadap PDRB Kabupaten

Banjar pada Tahun 2010 mengalami penurunan bila dibandingkan dengan

Kontribusi sector pertanian terhadap PDRB Kabupaten Banjar Tahun 2006.

Page 94: (rpjpd)kabupaten banjar pemerintah daerah kabupaten banjar

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH BAB II

R P J P D K a b u p a t e n B a n j a r t a h u n 2 0 0 5 - 2 0 2 5

II- 79

Dimana pada tahun 2006 persentase Kontribusi sector pertanian terhadap

PDRB Kabupaten Banjar mencapai 28,01%. Berikut gambaran secara lengkap

mengenai Kontribusi sektor pertanian terhadap PDRB Kabupaten Banjar Tahun

2006-2010.

Tabel 2.52 Kontribusi Sektor Pertanian Terhadap PDRB Kabupaten Banjar

Tahun 2006-2010

NO URAIAN Dalam Ribuan Rupiah

2006 2007 2008 2009 2010

1 Jumlah Kontribusi Sektor Pertanian, Kehutanan, Perikanan

ADH Berlaku 1,037,257,058 1,157,635,604 1,280,652,418 1,376,527,089 1,530,752,044

ADH Konstan 747,309,404 773,732,738 823,263,775 845,965,520 883,330,246

2 Jumlah PDRB

ADH Berlaku 3,703,128,416 4,169,079,669 5,293,653,559 6,148,811,632 6,986,881,027

ADH Konstan 2,611,360,965 2,770,283,563 3,007,649,974 3,193,543,959 3,350,429,901

3 Share Sektor Pertanian, Kehutanan, Perikanan Terhadap PDRB (%)

Share 28.01 27.77 24.18 22.39 21.91

Sumber: PDRB Kabupaten Banjar Tahun 2006-2010

2. Kehutanan

Gambaran umum kondisi daerah terkait dengan urusan kehutanan salah

satunya dapat dilihat dari indikator Kinerja sebagai berikut:

Tingkat kerusakan hutan sekarang ini menyebabkan keprihatinan yang

besar bagi semua pihak. Praktek illegal logging dan illegal trading, perambahan

hutan, kebakaran hutan, pembukaan hutan untuk keperluan diluar sektor

kehutanan serta pengelolaan hutan yang belum menerapkan azas kelestarian

Page 95: (rpjpd)kabupaten banjar pemerintah daerah kabupaten banjar

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH BAB II

R P J P D K a b u p a t e n B a n j a r t a h u n 2 0 0 5 - 2 0 2 5

II- 80

merupakan faktor utama penyebab kerusakan hutan. Gerakan Rehabilitasi

Hutan dan Lahan Kritis (GRHLK) merupakan salah satu upaya percepatan

rehabilitasi hutan dan lahan kritis yang diarahkan untuk penanggulangan

bencana alam banjir dan kekeringan secara terpadu dengan peran semua pihak

(pemerintah pusat, pemerintah daerah, pengusaha, dan lain-lain) melalui

mobilitasi sumber daya.

Pembangunan kehutanan tetap memerioritaskan peningkatan fungsi

hutan melalui peningkatan kualitas hutan, sehinggga fungsi hutan baik secara

langsung maupun tidak langsung dapat berperan sebagai penyangga kehidupan

bagi masyarakat. Keberadaan kawasan hutan di Kabupaten Banjar memerlukan

upaya pembinaan dan pengendalian sehingga dapat berfungsi maksimal

sebagai penyangga kehidupan masyarakat. Data luas kawasan hutan pada

tahun 2010 dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 2.53. Luas Kawasan Hutan di Kabupaten Banjar Tahun 2010

NO KAWASAN HUTAN LUAS (Ha)

1 KAWASAN LINDUNG 43,127,917

2 KAWASAN HUTAN PRODUKSI

TERBATAS 24,546,602

TETAP 84,546,602

KONVERSI 2,100,479

3 KAWASAN HUTAN KONVERSI 96,827,986

JUMLAH 251,149,586

Sumber: Dinas Kehutanan Kabupaten Banjar Tahun 2011

Page 96: (rpjpd)kabupaten banjar pemerintah daerah kabupaten banjar

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH BAB II

R P J P D K a b u p a t e n B a n j a r t a h u n 2 0 0 5 - 2 0 2 5

II- 81

Menjaga kelestarian lingkungan menjadi satu upaya nyata yang harus

dilakukan guna kelangsungan hidup manusia itu sendiri. Salah satu hal yang

sangat erat kaitannya dengan pelestarian lingkungan adalah keberadaan hutan

yang harus mendapat perlindungan dalam perkembangan akhir-akhir ini, dimana

menjadi satu hal yang mengkhawatirkan jika terjadi kerusakan hutan berdampak

pada musibah berupa bencana banjir dan sebagainya.

Dalam rangka menjaga kelestarian hutan, juga perlu dilakukan upaya

penanaman khususnya pada lahan kritis. Data menunjukkan bahwa di

Kabupaten Banjar terdapat cukup luas lahan kritis. Pada tahun 2003 terdapat

121.052 Ha lahan kritis dan pada tahun 2008 adalah seluas 120.953 Ha.

Perkembangan luas lahan kritis yang ada di Kabupaten Banjar, secara sebaran

terlihat pada tabel berikut. Secara jelas terlihat betapa penting upaya untuk

melakukan penanaman dan pemulihan dan peningkatan kondisi lahan yang

telah menurun kondisinya.

Page 97: (rpjpd)kabupaten banjar pemerintah daerah kabupaten banjar

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH BAB II

R P J P D K a b u p a t e n B a n j a r t a h u n 2 0 0 5 - 2 0 2 5

II- 82

Tabel 2.54 Persebaran Lahan Kritis dan Sangat Kritis di Kabupaten Banjar tahun 2010

NO URAIAN JUMLAH

1

DI DALAM KAWASAN HUTAN

KRITIS (Ha) 95,460.50

AGAK KRITIS (Ha) 61,540.10

POTENSIAL KRITIS (Ha) 65,297.00

TIDAK KRITIS 2,603.00

SANGAT KRITIS 7,015.30

2

DI LUAR KAWASAN HUTAN

KRITIS (Ha) 5,473.70

AGAK KRITIS (Ha) 92,269.60

POTENSIAL KRITIS (Ha) 97,793.20

TIDAK KRITIS 6,833.10

SANGAT KRITIS 3,003.50

Sumber: Dinas Kehutanan Kabupaten Banjar Tahun 2010

Salah satu upaya yang dilakukan dalam rangka menjaga kelestarian

lingkungan hidup, adalah dengan mengoptimalkan penurunan jumlah lahan kritis

yang ada di Kabupaten Banjar. Melalui upaya ini diharapkan akan menjadi satu

hal positip bagi generasi yang akan datang, mengingat keberadaan hutan yang

mendatangkan banyak manfaat bagi kehidupan masyarakat terutama bagi iklim

dan kondisi lingkungan hidup. Beberapa upaya nyata yang telah dilaksanakan

oleh Pemerintah Kabupaten Banjar, dalam rangka memperbaiki kondisi kawasan

hutan dan lahan guna meningkatkan kualitas lingkungan hidup adalah dengan

upaya rehabilitasi lahan.

Data berikut ini memperlihatkan Luas Kegiatas Rehabilitasi lahan di

Kabupaten Banjar yang mencerminkan besarnya kepedulian Pemerintah dan

Masyarakat terhadap perlunya menjaga kualitas lingkungan hidup.

Page 98: (rpjpd)kabupaten banjar pemerintah daerah kabupaten banjar

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH BAB II

R P J P D K a b u p a t e n B a n j a r t a h u n 2 0 0 5 - 2 0 2 5

II- 83

Tabel 2.55. Perkembangan Luas Kegiatan Rehabilitasi Lahan tahun 2006- 2010 di Kabupaten Banjar

NO TAHUN DALAM

KAWASAN (Ha) LUAR

KAWASAN (Ha) KETERANGAN

1 2006 25 0 APBD II

2 2007 46 0 APBD II

3 2008 372 0 DAK-DR, DAK HUT/DBH-DR

4 2009 10 0 APBD II

5 2010 500 0 DAK-DR, DAK HUT/DBH-DR

JUMLAH 953 0

Sumber: Dinas Kehutanan Kabupaten Banjar Tahun 2010

Berdasarkan Tabel diatas diketahui bahwa luas kegiatan Rehabilitasi

lahan dari tahun 2006 – 2010 mengalami fluktuasi. Pada tahun 2006 luas

kegiatan Rahabilitasi Lahan di dalam Kawasan Hutan seluas 25 Ha meningkat

menjadi 46 Ha pada tahun 2007. Pada tahun 2008 luas kegiatan rehabilitasi

lahan menjadi seluas 372 Ha tetapi menurun menjadi hanya 10 Ha pada tahun

2009. Pada tahun 2010 luas kegiatan rehabilitasi lahan seluas 500 Ha. Adapun

Sumber Dana untuk kegiatan rehabilitasi kawasan hutan selama ini berasal dari

APBD dan Dana Alokasi Khusus (DAK).

Disamping upaya rehabilitasi lahan, juga telah dilakukan reboisasi

terhadap kawasan hutan pada beberapa lokasi yang ada di wilayah Kabupaten

Banjar. Upaya reboisasi ini merupakan satu wujud nyata dari kesadaran

Pemerintah dan Masyarakat terhadap arti penting dari keberadaan kawasan

hutan yang menjadi paru-paru bumi, yang menjadi satu penyangga kehidupan

dan memberikan manfaat yang sangat besar bagi kelangsungan kehidupan

Page 99: (rpjpd)kabupaten banjar pemerintah daerah kabupaten banjar

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH BAB II

R P J P D K a b u p a t e n B a n j a r t a h u n 2 0 0 5 - 2 0 2 5

II- 84

masyarakat dalam satu daerah yang memiliki kawasan hutan. Berbagai lokasi

dan besarnya pembiayaan dalam upaya pembangunan bidang kehutanan

ditunjukkan pada sebaran kegiatan reboisasi dibeberapa lokasi kecamatan

sebagaimana termuat pada tabel berikut ini.

Tabel 2.56. Perkembangan Kegiatan Reboisasi di Kabupaten Banjar Tahun 2006 – 2010

NO TAHUN LUAS (Ha) LOKASI JENIS TANAMAN KETERANGAN

1 2006 25 Kec. Sei. Pinang Karet, Mahoni, Jati APBD II (KABUPATEN)

2 2007 - - - -

3 2008 265 Kec.Paramasan, S.Pinang Karet, Mahoni, Jati

DAK-DR, DAK BID HUT (DBHDR)

4 2009 10 Kec. Sei. Pinang Karet, Mahoni APBD II (KABUPATEN)

5 2010 118 Kec. Sei. Pinang &

kec. Pengaron Karet, Mahoni, Jati APBD II (KABUPATEN)

Sumber: Dinas Kehutanan Kabupaten Banjar Tahun 2010

3. Energi dan Sumberdaya Mineral

Batubara sebagai bahan energi banyak terdapat di Kalimantan

Selatan. Keberadaanya secara geologi terjadi pada masa Neogen yaitu jaman

Tersier Eosen dan Miosen. Secara kualitas batubara pada umur Eosen lebih

mempunyai nilai kalori tinggi dibanding pada umur Miosen. Nilai kalori yang

terkandung didalamnya antara 4000 s/d 7100 Kal/gr, adb. Potensi

sumberdaya secara keseluruhan di Provinsi Kalimantan Selatan yaitu

9.101.380.000 ton sedangkan cadangannya masih 1.804.145.000 ton.

Pengusahaan batubara dilakukan oleh perusahaan yang tergolong dalam

kelompok ijin PKP2B dan IUP KP. Jumlah PKP2B yang beroperasi di

Kabupaten Banjar adalah 7 perusahaan. Sedangkan jumlah ijin IUP KP yang

Page 100: (rpjpd)kabupaten banjar pemerintah daerah kabupaten banjar

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH BAB II

R P J P D K a b u p a t e n B a n j a r t a h u n 2 0 0 5 - 2 0 2 5

II- 85

diterbitkan oleh Pemerintah Kabupaten Banjar adalah 17, lebih jelasnya

dapat disajikan pada tabel berikut.

Tabel. 2.57. Jumlah Perusahaan pertambangan dan Produksi Batubara di Kabupaten Banjar Tahun 2006-2010

No Uraian Produksi Batubara kabupaten banjar (Ton)

2006 2007 2008 2009 2010

1 IUP KP 2,834,428.34 3,377,451.06 2,649,710.43 790,360.82 738,509.43

2 PKP2B 3,646,804,14 5,516,510.45 6,228,717.51 4,975,653.29 4,330,566.90

Jumlah 6,481,232.48 8,893,961.51 8,878,427.94 5,766,014.11 5,069,076.33

Sumber: Dinas Pertambangan Kab. Banjar, 2011

Pada tahun 2010 kontribusi sektor pertambangan dan penggalian

terhadap PDRB Kabupaten Banjar berdasarkan harga berlaku mencapai Rp

1.464.113.614,- dan berdasarkan harga konstan mencapai Rp 565.772.693,-.

Adapun jumlah PDRB Kabupaten Banjar Tahun 2010 berdasarkan harga

berlaku mencapai Rp 6.986.881.027,- dan berdasarkan harga konstan mencapai

Rp 3.350.429.901,-. Dengan demikian dapat diketahui bahwa persentase share

sektor pertanian terhadap PDRB berdsarkan harga berlaku Kabupaten Banjar

pada Tahun 2010 sebesar 20,96%.

Persentase Kontribusi sektor pertambangan dan penggalian berdasarkan

harga berlaku pada tahun 2010 sedikit menurun bila dibandingkan dengan tahun

2009, dimana pada tahun 2009 sektor pertambangan dan penggalian

berkontribusi sebesar 20,99%. Berikut disajikan data mengenai kontribusi sektor

pertambangan dan penggalian terhadap PDRB Kabupaten Banjar pada tahun

2006-2010.

Page 101: (rpjpd)kabupaten banjar pemerintah daerah kabupaten banjar

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH BAB II

R P J P D K a b u p a t e n B a n j a r t a h u n 2 0 0 5 - 2 0 2 5

II- 86

Tabel 2.58. Kontribusi Sektor pertambangan dan penggalian Terhadap PDRB Kabupaten Banjar Tahun 2006-2010

NO URAIAN Dalam Ribuan Rupiah

2006 2007 2008 2009 2010

1 Jumlah Kontribusi Sektor Pertambangan & Penggalian

ADH Berlaku

655,482,596

744,832,112

1,076,915,912

1,290,740,112

1,464,113,614

ADH Konstan

487,429,598

518,101,586

546,837,436

562,998,937

565,772,693

2 Jumlah PDRB

ADH Berlaku

3,703,128,416

4,169,079,669

5,293,653,559

6,148,811,632

6,986,881,027

ADH Konstan

2,611,360,965

2,770,283,563

3,007,649,974

3,193,543,959

3,350,429,901

3 Share Sektor Pertambangan & Penggalian Terhadap PDRB (%)

Share 17.7 17.86 20.35 20.99 20.96

Sumber: PDRB Kabupaten Banjar Tahun 2006-2010

4. Pariwisata

Kondisi daerah Kabupaten Banjar terkait dengan pariwisata salah

satunya dapat dilihat dari jumlah sarana dan penyelenggaraan seni dan dan

budaya serta jumlah daerah pariwisata yang ada di kabupaten Banjar.

Pemerintah Kabupaten Banjar selama ini berusaha untuk memacu

berkembangnya produk wisata (termasuk tempat wisata religius) disertai dengan

memperluas jaringan promosi secara efisien dan efektif. Di samping itu terdapat

beberapa event kebudayaan yang setiap tahun dilaksanakan oleh Pemerintah

Kabupaten Banjar antara lain adalah : 1) Hari jadi Kabupaten Banjar, 2) Event

Muharram, 3) Pasar wadai ramadhan, 4) Festival Bedug dan 5) Festival budaya

tahunan. Disamping itu terdapat beberapa Jenis Wisata yang terdapat di

Kabupaten Banjar yaitu Wisata Ziarah,Wisata Pengajian, Wisata Alam, Wisata

Page 102: (rpjpd)kabupaten banjar pemerintah daerah kabupaten banjar

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH BAB II

R P J P D K a b u p a t e n B a n j a r t a h u n 2 0 0 5 - 2 0 2 5

II- 87

Agro Wisata dan Wisata Budaya. Adapun Jenis wisata dan lokasi wisata dapat

dilihat pada tabel berikut :

Tabel 2.59. Jenis Wisata, Nama Obyek Wisata, Lokasi, dan Tempat Belanja di Kabupaten Banjar tahun 2010

Jenis Wisata Nama Obyek Wisata Lokasi

Agama/Ziarah

Makam Syech M Arsyad Al Banjari Desa Kalampayan Kec Astambul

Masjid Agung Al Karomah Martapura

Makam Syech Abd Hamid Abulung Sungai Batang Martapura

Pengajian Kompleks Sekumpul Kel Jawa Martapura

Cinderamata Pusat Pertokoan Cahaya Bumi Selamat

Jl Jend A Yani Martapura

Jamrud Plaza Jl Jend A Yani Martapura

Alam

Taman Hutan Rakyat Sultan Adam Karang Intan

Waduk Riam Kanan, Pulau Pinus Aranio

Hanaru Belangian dan Lembah Kahung Aranio

Agro wisata Bincau Bincau, Martapura

Jingah Habang Karang Intan

Budaya

Pasar Terapung Lok Baintan Lok Baintan Sungai Tabuk

Pengrajin Air Guci Martapura

Penggosokan Intan Pasayangan Martapura

Sumber: BPS Kabupaten banjar, 2011

Sektor pariwisata merupakan bagian dari sektor jasa-jasa. Kontribusi

sektor jasa-jasa (termasuk pariwisata) terhadap PDRB kabupaten Banjar pada

tahun 2010 berdasarkan harga berlaku mencapai Rp 752.344.448,- dan

berdasarkan harga konstan mencapai Rp 336.381.802,-. Bila dibandingkan

dengan tahun 2006-2009 persentase Kontribusi sector jasa terhadap PDRB

Kabupaten Banjar pada tahun 2010 berdasarkan harga berlaku cenderung

Page 103: (rpjpd)kabupaten banjar pemerintah daerah kabupaten banjar

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH BAB II

R P J P D K a b u p a t e n B a n j a r t a h u n 2 0 0 5 - 2 0 2 5

II- 88

mengalami peningkatan. Berikut gambaran mengenai Kontribusi sektor

pariwisata terhadap PDRB Kabupaten Banjar tahun 2006-2010.

Tabel 2.60. Kontribusi Sektor Jasa-Jasa (Termasuk Jasa Pariwisata) Terhadap PDRB Kabupaten Banjar Tahun 2006-2010

NO URAIAN Dalam Ribuan Rupiah

2006 2007 2008 2009 2010

1 Jumlah Kontribusi Sektor Jasa-Jasa (Termasuk Jasa Pariwisata)

ADH Berlaku

380,822,457

424,829,856

523,502,690

641,254,128

752,344,448

ADH Konstan

245,724,578

266,352,351

296,813,826

311,679,481

336,381,802

2 Jumlah PDRB

ADH Berlaku

3,703,128,416

4,169,079,669

5,293,653,559

6,148,811,632

6,986,881,027

ADH Konstan

2,611,360,965

2,770,283,563

3,007,649,974

3,193,543,959

3,350,429,901

3 Share Sektor Jasa-Jasa (Termasuk Jasa Pariwisata) Terhadap PDRB (%)

Share 10.28 10.22 9.89 10.43 10.77

Sumber: PDRB Kabupaten Banjar Tahun 2006-2010

5. Kelautan dan Perikanan

Kondisi geografis Kabupaten Banjar berada di kawasan

pegunungan,dataran, dan pesisir merupakan suatu kondisi geografis yang

kompleks untuk menciptakan potensi perikanan yang terpadu, dimana

pemerintah daerah dapat mengatur ataupun membuat peraturan yang berkaitan

dengan pengelolaan dan manajemen Daerah Aliran Sungai Terpadu untuk

meningkatkan potensi wilayah. Produksi ikan di Kabupaten Banjar pada tahun

2009 tercatat sebanyak 32,98 ton dan meningkat menjadi 44,17 ton pada tahun

2010, lebih jelasnya dapat disajikan pada table berikut.

Page 104: (rpjpd)kabupaten banjar pemerintah daerah kabupaten banjar

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH BAB II

R P J P D K a b u p a t e n B a n j a r t a h u n 2 0 0 5 - 2 0 2 5

II- 89

Tabel 2.61.Produksi Perikanan Laut, Darat, dan Budidaya di Kabupaten Banjar Tahun 2006-2010

No URAIAN Produksi (Kg)

2006 2007 2008 2009 2010

1 Perikanan Laut 7,046 8,106 8,106 14,213 6,732

2 Perikanan Darat 9,987 9,990 9,906 5,385 4,719

3 Budidaya 3,699 9,608 12,506 13,385 32,720

Jumlah 20,732 27,704 45,855 32,983 44,171

Sumber: BPS Kabupaten Banjar Tahun 2006-2010

Pada tahun 2010 nilai produksi perikanan budidaya mencapai Rp

554.701.500,- sedangkan perikanan laut dan darat masing-masing mencapai Rp

65.313.799,- dan Rp 77.067.575,-. Jika dibandingkan dengan tahun 2009,

perikanan perikanan budidaya hanya mencapai Rp180.705.870,-. Jika dilihat

dari tahun 2006-2010 maka nilai produksi pada tahun 2006 merupakan yang

paling tinggi yaitu Rp 922.376.758,- lebih jelasnya disajikan pada tabel berikut.

Tabel 2.62. Nilai Produksi Perikanan Laut, Darat, dan Budidaya di Kabupaten Banjar Tahun 2006-2010

No URAIAN Nilai Produksi (Ribu Rp)

2006 2007 2008 2009 2010

1 Perikanan Laut 53,886,428 68,757,910 108,734,835 141,882,694 65,313,799

2 Perikanan Darat 79,647,390 126,430,703 161,178,478 83,938,972 77,067,575

3 Budidaya 788,842,940 107,427,550 - 180,705,870 554,701,500

Jumlah 922,376,758 302,616,163 269,913,313 406,527,536 697,082,874

Sumber: BPS Kabupaten Banjar Tahun 2006-2010

6. Perdagangan

Pada tahun 2010 jumlah pedagang di Kabupaten Banjar Pedagang yang

paling banyak berkembang di Kabupaten Banjar adalah pedagang kecil. Total

jumlah pedagang yang memegang Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) di

Page 105: (rpjpd)kabupaten banjar pemerintah daerah kabupaten banjar

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH BAB II

R P J P D K a b u p a t e n B a n j a r t a h u n 2 0 0 5 - 2 0 2 5

II- 90

Kabupaten Banjar pada tahun 2010 yaitu 508 yang didominasi pedagang kecil

yaitu 334 pedagang kecil yang secara keseluruhan mengalami peningkatan dari

tahun ke tahun, lebih jelasnya disajikan pada tabel berikut.

Tabel 2.63. Jumlah Pedagang yang mempunyai Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) Kabupaten Banjar Tahun 2006-2010

NO PEDAGANG PEDAGANG PEMEGANG SIUP

2006 2007 2008 2009 2010

1 Pedagang Besar 16 24 24 18 59

2 Pedagang Menengah 54 46 46 46 115

3 Pedagang Kecil 296 403 403 163 334

JUMLAH 366 473 473 227 508

Sumber: BPS Kabupaten Banjar, 2006-2010

Sektor perdagangan (perdagangan, hotel, dan restoran) mempunyai

Kontribusi terbesar terhadap perolehan nilai PDRB Kabupaten Banjar. Pada

tahun 2010 kontribusi sektor perdagangan terhadap capaian PDRB Kabupaten

Banjar berdasarkan harga berlaku mencapai Rp 1.629.391.375,-dan

berdasarkan harga konstan mencapai Rp 779.237.943,-. Adapun jumlah PDRB

Kabupaten Banjar Tahun 2010 berdasarkan harga berlaku mencapai Rp

6.986.881.027,- dan berdasarkan harga konstan mencapai Rp 3.350.429.901,-.

Dengan demikian dapat diketahui bahwa persentase share sektor perdagangan,

hotel, dan restoran terhadap PDRB berdasarkan harga berlaku Kabupaten

Banjar pada Tahun 2010 sebesar 23,32%.

Page 106: (rpjpd)kabupaten banjar pemerintah daerah kabupaten banjar

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH BAB II

R P J P D K a b u p a t e n B a n j a r t a h u n 2 0 0 5 - 2 0 2 5

II- 91

Tabel 2.64. Kontribusi Sektor Perdagangan (Perdagangan, Hotel, dan Restoran) Terhadap PDRB Kabupaten Banjar Tahun 2006-2010

NO URAIAN Dalam Ribuan Rupiah

2006 2007 2008 2009 2010

1 Jumlah Kontribusi Sektor Perdagangan, Hotel, dan restoran

ADH Berlaku 848,344,729 951,576,860 1,265,516,474 1,442,978,974 1,629,391,375

ADH Konstan 596,705,541 635,294,703 694,061,093 742,984,870 779,237,943

2 Jumlah PDRB

ADH Berlaku 3,703,128,416 4,169,079,669 5,293,653,559 6,148,811,632 6,986,881,027

ADH Konstan 2,611,360,965 2,770,283,563 3,007,649,974 3,193,543,959 3,350,429,901

3

Share Sektor Perdagangan, Hotel, dan restoran Terhadap PDRB (%)

share 22.90 22.82 23.91 23.47 23.32

Sumber: PDRB Kabupaten Banjar Tahun 2006-2010

7. Perindustrian

Kecenderungan membaiknya perekonomian nasional dan regional

merupakan salah satu factor pendorong pertumbuhan sector industri. Sektor

industri di Kabupaten Banjar mempunyai Kontribusi yang cukup besar terhadap

PDRB Kabupaten Banjar, terutama industri pengolahan. Total jumlah industri di

Kabupaten Banjar pada tahun 2010 secara keseluruhan mengalami peningkatan

bila dibandingkan pada tahun 2009, yaitu dari 6.242 industri menjadi 6.393

industri pada tahun 2010. Peningkatan ini terjadi pada industri rumah tangga,

dimana pada tahun 2008 berjumlah 5.780 industri rumah tangga dan pada tahun

2010 menjadi 6.056 industri rumah tangga, lebih jelasnya disajikan pada tabel

berikut.

Page 107: (rpjpd)kabupaten banjar pemerintah daerah kabupaten banjar

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH BAB II

R P J P D K a b u p a t e n B a n j a r t a h u n 2 0 0 5 - 2 0 2 5

II- 92

Tabel 2.65. Pertumbuhan Industri di Kabupaten Banjar Pada Tahun 2006-2010

NO INDUSTRI 2006 2007 2008 2009 2010

1 Besar > 99 orang 17 17 17 17 17

2 Sedang 20-99 orang 27 28 29 31 31

3 Kecil 5-19 orang 239 243 258 280 289

4 Rumah Tangga 1 - 4 orang 5555 5666 5780 5914 6056

JUMLAH 5838 5954 6084 6242 6393

Sumber: BPS Kabupaten Banjar, 2006-2010

Pada tahun 2010 kontribusi sektor industri pengolahan terhadap PDRB

Kabupaten Banjar berdasarkan harga berlaku mencapai Rp 398.880.291,- dan

berdasarkan harga konstan mencapai Rp 228.530.477,-. Adapun jumlah PDRB

Kabupaten Banjar Tahun 2010 berdasarkan harga berlaku mencapai Rp

6.986.881.027,- dan berdasarkan harga konstan mencapai Rp 3.350.429.901,-.

Dengan demikian dapat diketahui bahwa persentase share sektor industri

pengolahan terhadap PDRB berdasarkan harga berlaku Kabupaten Banjar pada

Tahun 2010 sebesar 5,71%. Berikut disajikan data mengenai Kontribusi sektor

perindustrian terhadap PDRB Kabupaten Banjar tahun 2006-2010.

Page 108: (rpjpd)kabupaten banjar pemerintah daerah kabupaten banjar

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH BAB II

R P J P D K a b u p a t e n B a n j a r t a h u n 2 0 0 5 - 2 0 2 5

II- 93

Tabel 2.66. Kontribusi Sektor Industri Pengolahan Terhadap PDRB Kabupaten Banjar Tahun 2006-2010

NO URAIAN Dalam Ribuan Rupiah

2006 2007 2008 2009 2010

1 Jumlah Kontribusi Sektor Industri Pengolahan

ADH Berlaku 205,406,598 229,826,908 294,973,930 339,886,511 398,880,291

ADH Konstan 153,647,967 163,280,240 192,616,581 209,747,957 228,530,477

2 Jumlah PDRB

ADH Berlaku 3,703,128,416 4,169,079,669 5,293,653,559 6,148,811,632 6,986,881,027

ADH Konstan 2,611,360,965 2,770,283,563 3,007,649,974 3,193,543,959 3,350,429,901

3 Share Sektor Industri Pengolahan Terhadap PDRB (%)

Share 5.55 5.51 5.38 5.53 5.71

Sumber: PDRB Kabupaten Banjar Tahun 2006-2010

8. Ketenagakerjaan dan Ketransmigrasian

Ketenagakerjaan dan ketransmigrasian merupakan bagian dari upaya

pengembangan sumberdaya manusia dan sumberdaya alam yang memegang

peranan penting dalam mewujudkan pembangunan kualitas manusia.

Pembangunan di bidang Ketenagakerjaan dan ketransmigrasian diarahkan

dalam rangka peningkatan kesejahteraan tenaga kerja, ketenangan berusaha

dan kesejahteraan transmigrasi yang dilaksanakan melalui kebijakan untuk

memberikan Kontribusi yang nyata dan terukur.

2.5. Aspek Daya Saing Daerah

Daya saing daerah merupakan salah satu aspek tujuan penyelenggaraan

otonomi daerah sesuai dengan potensi, kekhasan, dan unggulan daerah. Suatu

Page 109: (rpjpd)kabupaten banjar pemerintah daerah kabupaten banjar

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH BAB II

R P J P D K a b u p a t e n B a n j a r t a h u n 2 0 0 5 - 2 0 2 5

II- 94

daya saing merupakan salah satu factor kunci keberhasilan pembangunan

ekonomi yang berhubungan dengan tujuan pembangunan daerah dalam

mencapai tingkat kesejahteraan yang tinggi dan berkelanjutan.

2.5.1. Kemampuan Ekonomi Daerah

Kemampuan ekonomi daerah dalam kaitannya dengan daya saing daerah

adalah bahwa kapasitas ekonomi daerah harus memiliki daya tarik bagi pelaku

ekonomi yang telah berada dan akan masuk ke suatu daerah untuk

menciptakan multiflier effect bagi peningkatan daya saing daerah.

2.5.1.1. Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga per Kapita

Indikator pengeluaran konsumsi rumah tangga per kapita dimaksudkan

untuk mengetahui tingkat konsumsi rumah tangga yang menjelaskan seberapa

atraktif tingkat pengeluaran rumah tangga. Semakin besar angka konsumsi

rumah tangga semakin atraktif bagi peningkatan kemampuan ekonomi daerah.

Kabupaten Banjar dalam melaksanakan pembangunan ekonomi

menunjukkan keberhasilan yang cukup signifikan, hal itu ditunjukkan dengan

tingkat pengeluaran konsumsi rumah tangga per kapita yang terus mengalami

peningkatan selama lima tahun terakhir, yakni pada tahun 2006 sebesar Rp.

625.000,- tahun 2007 sebesar Rp. 634.600,- , tahun 2008 sebesar Rp.639.840,-

tahun 2009 sebesar Rp. 641.640,- dan tahun 2010 Rp 625.188,-. Lebih jelasnya

disajikan pada tabel berikut.

Page 110: (rpjpd)kabupaten banjar pemerintah daerah kabupaten banjar

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH BAB II

R P J P D K a b u p a t e n B a n j a r t a h u n 2 0 0 5 - 2 0 2 5

II- 95

Tabel 2.67. Konsumsi Rumah Tangga Per Kapita Kabupaten Banjar 2006-2010

No Tahun Pengeluaran Konsumsi Rumah

Tangga per Kapita (Rp) Pengeluaran Konsumsi Non

Pangan per Kapita (%)

1 2006 625,000 34.06

2 2007 634,600 40.30

3 2008 639,840 46.44

4 2009 641.640 41.12

5 2010 625,188 45.65

Sumber: PDRB Kabupaten Banjar Tahun 2006-2010

Keberhasilan pembangunan ekonomi juga ditunjukkan oleh pengeluaran

konsumsi non pangan per kapita yang terus mengalami peningkatan, dari tahun

2005 sebesar 34,06 persen, tahun 2006 sebesar 34,06 persen, tahun 2007

sebesar 40,30 persen, dan tahun 2008 konsumsi non pangan per kapita sebesar

46,44 sedang tahun 2009 konsumsi non pangan per kapita sebesar 41,12

persen ini menunjukkan bahwa pendapatan yang diperoleh masyarakat

kabupaten Banjar dipergunakan untuk konsumsi diluar kebutuhan primernya.

Artinya bahwa semakin tinggi pengeluaran konsumsi non pangan masyarakat

maka semakin baik tingkat kesejahteraan masyarakat.

2.5.1.2. Nilai Tukar Petani

Semakin meningkatnya nilai tukar petani menunjukkan semakin

membaiknya pendapatan masyarakat Kabupaten Banjar, karena sebagian besar

masyarakat Kabupaten Banjar berusaha di sektor pertanian. Dari data yang

diperoleh seperti pada tabel menunjukkan bahwa rata-rata nilai tukar petani

terus mengalami peningkatan, dimana tahun 2006 menjadi 90,24 persen, tahun

Page 111: (rpjpd)kabupaten banjar pemerintah daerah kabupaten banjar

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH BAB II

R P J P D K a b u p a t e n B a n j a r t a h u n 2 0 0 5 - 2 0 2 5

II- 96

2007 sebesar 94,65 persen, tahun 2008 sebesar 97,54 persen, tahun 2009

sebesar 100,40 dan pada tahun 2010 meningkat menjadi 108,07 persen.

Tabel 2.67. Rata-Rata Nilai Tukar Petani di Kabupaten Banjar Tahun 2005 s/d 2009

NO TAHUN RATA-RATA NILAI TUKAR PETANI (%)

1 2006 90.24

2 2007 94.65

3 2008 97.54

4 2009 100.40

5 2010 108.07

Sumber data : PDRB Kabupaten Banjar Tahun 2006-2010

2.5.1.4. Produktivitas Total Daerah

Salah satu indikator penting untuk mengetahui kondisi perekonomian

daerah adalah nilai pendapatan domestik regional bruto (PDRB), dimana nilai

PDRB mencerminkan nilai barang dan jasa yang dihasilkan oleh unit-unit

produksi/perusahaan selama satu tahun dan ini berarti produktivitas yang

dihasilkan oleh seluruh sektor bisa diketahui. Berikut secara lengkap disajikan

data mengenai produktivitas total daerah per sektor (ADH Berlaku) di Kabupaten

Banjar tahun 2006-2010.

Page 112: (rpjpd)kabupaten banjar pemerintah daerah kabupaten banjar

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH BAB II

R P J P D K a b u p a t e n B a n j a r t a h u n 2 0 0 5 - 2 0 2 5

II- 97

Tabel 2.68 Produktivitas Total Daerah per sektor (ADH Berlaku) di Kabupaten Banjar

Tahun 2006-2010

No Sektor 2006 2007 2008 2009 2010

(Rp) (%) (Rp) (%) (Rp) (%) (Rp) (%) (Rp) (%)

1 Pertanian 1,037,257,058 28.01 1,157,635,604 27.77 1,280,652,418 24.19 1,376,527,089 22.39 1,530,752,044 21.91

2 Pertambangan & Penggalian 655,482,596 17.70 744,832,112 17.87 1,076,915,912 20.34 1,290,740,112 20.99 1,464,113,614 20.96

3 Industri Pengolahan 205,406,598 5.55 229,826,908 5.51 284,973,930 5.38 339,886,511 5.53 398,880,291 5.71

4 Listrik, Gas, & Air Bersih 28,807,533 0.78 32,026,222 0.77 34,403,925 0.65 45,143,648 0.73 54,340,799 0.78

5 Konstruksi 228,366,857 6.17 275,270,778 6.60 334,945,336 6.33 379,395,193 6.17 431,674,604 6.18

6 Perdagangan, Hotel, & Restoran 848,344,729 22.91 951,576,860 22.82 1,265,516,474 23.91 1,442,978,974 23.47 1,629,391,375 23.32

7 Pengangkutan & Komunikasi 183,785,359 4.96 195,351,612 4.69 240,776,892 4.55 338,007,161 5.50 391,942,992 5.61

8 Keuangan, Sewa, & Jasa Perusahaan 134,855,229 3.64 157,729,717 3.78 251,965,982 4.76 294,878,815 4.80 333,440,860 4.77

9 Jasa-jasa 380,822,457 10.28 424,829,856 10.19 523,502,690 9.89 641,254,128 10.43 752,344,448 10.77

PDRB 3,703,128,416.00 4,169,079,669.00 5,293,653,559.00 6,148,811,631.00 6,986,881,027.00

Sumber: BPS Kabupaten Banjar (PDRB Kabupaten Banjar Tahun 2006-2010)

Page 113: (rpjpd)kabupaten banjar pemerintah daerah kabupaten banjar

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH BAB II

R P J P D K a b u p a t e n B a n j a r t a h u n 2 0 0 5 - 2 0 2 5

II- 102

2.5.2. Fasilitas Wilayah/Infrastruktur

2.5.2.1. Aksesibilitas Daerah

Kemudahan dalam aksesibilitas daerah dapat ditunjukkan oleh rasio

jumlah kendaraan dengan panjang jalan yang ada di Kabupaten Banjar, yaitu

pada tahun 2009 rasio jumlah kendaraan dibandingkan dengan panjang jalan

adalah 113,04 dan pada tahun 2010 rasionya meningkat menjadi 134,87.

Meningkatnya rasio panjang jalan per jumlah kendaraan menunjukkan mobilitas

barang dan orang di Kabupaten Banjar perlu diperhatikan dan memerlukan

peningkatan panjang jalan. Hal ini dapat diartikan bahwa penyediaan jalan yang

dapat di akses menunjukan penurunan yang lebih besar dibandingkan dengan

peningkatan volume kendaraan sehingga rasio antara jalan dan kendaraan

semakin meningkat sebagaimana termuat pada tabel di bawah.

Tabel 2.69. Rasio jumlah kendaraan dengan panjang jalan

Kabupaten Banjar Tahun 2006-2010

NO Uraian 2006 2007 2008 2009 2010

1 Jumlah Angkutan Pedesaan 790 790 890 690 715

2 Jumlah Kendaraan Roda Dua 97,414 109,467 134,068 68,888 84,509

3 Jumlah Kendaraan Roda Empat 4,839 6,209 7,242 4,518 6,374

4 Jumlah Mobil Beban Umum & Tidak Umum

10,016 10,778 13,221 6,189 7,248

5 Jumlah Mobil Penumpang Umum & Tidak Umum

5,799 6,140 6,169 1,812 1,982

6 Total Kendaraan 118,858 133,384 161,590 82,097 100,828

7 Panjang Jalan 721.73 743.03 743.03 726.28 747.58

8 JUMLAH KECELAKAAN 60 68 55 115 196

9 Ratio panjang jalan dengan jumlah kendaraan

164.68 179.51 217.47 113.04 134.87

Sumber: BAPPEDA Kabupaten Banjar Tahun 2006-2010

Page 114: (rpjpd)kabupaten banjar pemerintah daerah kabupaten banjar

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH BAB II

R P J P D K a b u p a t e n B a n j a r t a h u n 2 0 0 5 - 2 0 2 5

II- 103

2.5.2.2. Penataan Wilayah

Mengingat bahwa Pembangunan Daerah Kabupaten Banjar, merupakan

bagian Pembangunan Daerah Provinsi Kalimantan Selatan, yang sekaligus

bagian integral dari Pembangunan Nasional, perlu dipelihara keserasian dan

keselarasan antara Pembangunan Daerah dan Pembangunan Nasional. Untuk

itu pada setiap kegiatan pembangunan daerah, selain memperhatikan kondisi,

potensi dan prioritas daerah, di Kabupaten Banjar diusahakan juga

terpeliharanya laju pembangunan antar wilayah, sehingga dapat memperkecil

perbedaan tingkat pertumbuhan antara wilayah yang satu dengan yang lainnya.

Untuk bagian wilayah yang masih terbelakang dan kurang berkembang, perlu

diberikan prioritas pengembangan dan motivasi pembangunan yang disesuaikan

dengan kemampuan wilayahnya.

Tujuan yang hendak dicapai melalui penataan Sub Satuan Wilayah

Pembangunan (SSWP) tersebut adalah:

1. Mengusahakan pemerataan pembangunan yang serasi di dalam suatu

sub SWP agar perbedaan tingkat kemakmuran antara wilayah yang maju

dengan wilayah yang masih terbelakang dapat diperkecil.

2. Mengusahakan dan mengarahkan kegiatan pembangunan daerah atau

wilayah sesuai dengan kondisi dan potensi serta fungsi yang terdapat di

setiap sub SWP.

Page 115: (rpjpd)kabupaten banjar pemerintah daerah kabupaten banjar

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH BAB II

R P J P D K a b u p a t e n B a n j a r t a h u n 2 0 0 5 - 2 0 2 5

II- 104

3. Mengembangkan hubungan ekonomi antar Sub SWP secara saling

menguntungkan sehingga terjalin interaksi yang harmonis dalam kegiatan

ekonomi, sosial, budaya dan politik/ keamanan sehingga terwujud

struktur ekonomi regional yang kuat dan mampu menunjang kesatuan

ekonomi nasional yang kokoh.

4. Mempertajam prioritas pembangunan sehingga memungkinkan

terjangkaunya wilayah-wilayah minus, kawasan kritis dan pantai oleh

kegiatan pembangunan, antara lain melalui program-program khusus

dengan memerhatikan sepenuhnya upaya penyelamatan kemampuan

sumber daya alam dan lingkungan hidup.

Untuk menunjang kebijaksanaan Satuan Wilayah Pembangunan (SWP)

maka kebijaksanaan spasial Kabupaten Banjar dibagi menjadi 3 (tiga) Sub

Satuan Wilayah Pembangunan (SSWP) dan pusat-pusatnya sebagai berikut:

1. SSWP I meliputi Kecamatan Martapura, Martapura Barat, Martapura

Timur, Astambul, Aranio dan Karang Intan dengan pusat di Martapura.

2. SSWP II meliputi Kecamatan Sungai Tabuk, Kertak Hanyar, Tatah

Makmur, Aluh-Aluh, Beruntung Baru. dan Gambut dengan pusat di

Gambut.

Page 116: (rpjpd)kabupaten banjar pemerintah daerah kabupaten banjar

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH BAB II

R P J P D K a b u p a t e n B a n j a r t a h u n 2 0 0 5 - 2 0 2 5

II- 105

3. SSWP III meliputi Kecamatan Sungai Pinang, Paramasan, Simpang

Empat, Telaga Bauntung, Pengaron, Sambung Makmur, dan Mataraman

dengan pusat di Simpang Empat.

Kebijaksanaan Pembangunan Daerah berdasarkan pendekatan tata

ruang/perwilayahan (spasial) yang tercermin dalam sistem perwilayahan

Pembangunan, perlu ditingkatkan dan dipertajam serta diefektifkan

pelaksanaannya di masa yang akan datang terutama mengenai sub-sub

Wilayah Pembangunan (SSWP) yang merupakan bagian dari Satuan Wilayah

Pembangunan (SWP).

Kebijaksanaan yang ditempuh dalam pembangunan nasional dan

regional mempunyai dampak terhadap perkembangan sektoral di daerah yang

pada dasarnya juga menjadi landasan penentuan kebijaksanaan tersebut.

Pengaruh yang ditimbulkan oleh kebijaksanaan yang ditempuh mempunyai arti

luas yang cukup besar kaitannya dengan pembangunan kota, terutama kota-

kota yang menjadi pusat pengembangannya. Dengan demikian, hal ini perlu

dibahas dan dianalisis mengenai sejauhmana pengaruh kebijaksanaan yang

ada terhadap kebijaksanaan sektoral kota-kota di wilayah Kabupaten Banjar.

Sektor-sektor pokok yang akan dikembangkan di daerah mempunyai

mekanisme pertimbangan dan dampak yang ditimbulkannya bagi setiap wilayah

masing-masing yang diuraikan sebagai berikut:

Page 117: (rpjpd)kabupaten banjar pemerintah daerah kabupaten banjar

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH BAB II

R P J P D K a b u p a t e n B a n j a r t a h u n 2 0 0 5 - 2 0 2 5

II- 106

a. Pengembangan sektor pertanian dapat menimbulkan kaitan ke depan dan ke

belakang (forward and backward linkage). Kaitan ke depan adalah rangsangan

ke arah berkembangnya agrobisnis, yaitu sektor perdagangan dan industri,

sedangkan kaitan ke belakang adalah peningkatan produksi pertanian secara

lebih besar lagi (ekstensifikasi dan intensifikasi).

Untuk memperkuat dorongan ke arah depan perlu adanya peningkatan

sarana dan prasarana perhubungan, demikian pula perlu penyesuaian antara

karakteristik pengembangan pertanian dengan pola pengembangan sektor

perdagangan dan industri.

Pembangunan industri di masa kini adalah untuk menciptakan struktur

ekonomi yang berimbang antara sektor primer, sekunder dan tersier.

Memperluas lapangan kerja dan mendorong kesempatan berusaha dengan

memanfaatkan sumberdaya manusia. Meningkatkan pembinaan terhadap

industri kecil dan kerajinan rakyat di bidang teknologi, permodalan dan

pemasaran. Pengembangan industri ini diarahkan untuk ekspor dan kebutuhan

dalam negeri, serta untuk meningkatkan ekspor non migas.

Pengembangan sektor pendidikan dan kesehatan lebih banyak

dititikberatkan pada pengembangan manusianya. Akan tetapi pengembangan

tingkat kemampuan manusianya itu sendiri mempunyai dampak yang paling

penting terhadap keikutsertaannya dalam pembangunan maupun pemeliharaan

Page 118: (rpjpd)kabupaten banjar pemerintah daerah kabupaten banjar

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH BAB II

R P J P D K a b u p a t e n B a n j a r t a h u n 2 0 0 5 - 2 0 2 5

II- 107

lingkungan. Peningkatan sektor ini mempunyai pengaruh terbesar sebagai

pendorong bagi terlaksananya pengembangan sektor-sektor lain yang tersebut

di atas.

b. Pengembangan sektor pemerintahan berkaitan dengan koordinasi dan

pengawasan pembangunan yang dilaksanakan,mengarah pada pelaksanaan

pembangunan di suatu wilayah. Sektor pemerintahan pada dasarnya

menyangkut kegiatan politik, hukum, penerangan/ media massa, serta

peningkatan kemampuan aparat pemerintahan yang terlibat alam

pembangunan.

2.5.2.3. Fasilitas Bank dan Non Bank

Perbankan merupakan faktor yang sangat berperan dalam menggerakan

perekonomian daerah karena kemudahan dalam mengakses modal sangat

mempengaruhi pergerakan sektor riil di daerah.

Kegiatan perbankan merupakan badan usaha yang menghimpun dana

dari masyarakat dan dapat menciptakan uang giral serta menyalurkan dana

tersebut kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau bentuk-bentuk lainnya

dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Termasuk dalam

pengertian bank umum adalah bank yang melaksanakan usaha secara

konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah. Bank Perkreditan Rakyat

Page 119: (rpjpd)kabupaten banjar pemerintah daerah kabupaten banjar

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH BAB II

R P J P D K a b u p a t e n B a n j a r t a h u n 2 0 0 5 - 2 0 2 5

II- 108

(BPR) merupakan bank yang melaksanakan kegiatan secara konvensional dan

atau berdasarkan prinsip syariah.

Di Kabupaten Banjar terdapat sejumlah fasilitas perbankan umum seperti

ditunjukkan pada tabel 2.82 meliputi :

Tabel.2.70 Fasilitas Perbankan Umum di Kabupaten Banjar

Tahun 2010.

NO NAMA LEMBAGA PERBANKAN

1 BANK NASIONAL INDONESIA (BNI 46)

2 BANK RAKYAT INDONESIA (BRI)

3 BANK KALSEL

4 BANK SYARIAH MANDIRI

5 BANK DANAMON SYARIAH

6 BANK MEGA SYARIAH

7 BANK MUAMALAT INDONESIA

8 BANK DANAMON SIMPAN PINJAM

Sumber: Bank Indonesia Regional Kalimantan Selatan Tahun 2010

Disamping lembaga perbankan umum dalam rangka mendekatkan

pelayanan kepada masayarakat di Kabupaten Banjar terdapat empat unit Bank

Perkreditan Rakyat (BPR) yang tersebar diwilayah kecamatan di Kabupaten

Banjar sebagaimana termuat pada tabel 2.83.

Tabel 2.71. Faslitas Bank Perkreditan Rakyat di Kabupaten Banjar Tahun 2010

NO BANK PERKREDITAN RAKYAT

1 PD. BPR SUNGAI TABUK

2 PD. BPR SIMPANG EMPAT

3 PD. BPR ASTAMBUL

4 PD. BPR MARTAPURA

5 BPR SWASTA

Sumber: Sekretariat Daerah Kabupaten Banjar Tahun 2010

Page 120: (rpjpd)kabupaten banjar pemerintah daerah kabupaten banjar

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH BAB II

R P J P D K a b u p a t e n B a n j a r t a h u n 2 0 0 5 - 2 0 2 5

II- 109

2.5.2.5. Fasilitas Listrik dan Telpon

Dengan semakin bertambahnya jumlah penduduk maka secara otomatis

jumlah permintaan akan perumahan terus bertambah, dengan demikian

permintaan fasilitas listrik juga semakin meningkat. Sebagaimana terlihat pada

tabel bahwa jumlah rumah tangga yang menggunakan listrik pada tahun 2006

sebanyak 35.556 RT, meningkat menjadi 40.849 RT pada Tahun 2010.

Rendahnya kenaikan penggunaan listrik ini disebabkan oleh keterbatasan daya

listrik yang dimiliki oleh PLN, sehingga permintaan masyarakat terhadap fasilitas

listrik tidak bisa terpenuhi.

Keterbatasan kapasitas listrik juga dirasakan oleh masyarakat

perdesaan. Dari jumlah kelurahan/desa yang ada di Kabupaten Banjar sebanyak

290 Kelurahan/desa, sampai tahun 2010 masih terdapat 17 desa yang belum

terjangkau oleh jaringan listrik.

Tabel 2.72. Data Pengguna Fasilitas Listrik

NO TAHUN

RUMAH TANGGA YANG

MENGGUNAKAN LISTRIK

JUMLAH RATIO

1 2006 35,556 3.67

2 2007 36,581 3.65

3 2008 37,450 3.43

4 2009 40,820 3.22

5 2010 40,849 3.29

Sumber: Kabupaten Banjar Dalam Angka Tahun 2006-2010

Page 121: (rpjpd)kabupaten banjar pemerintah daerah kabupaten banjar

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH BAB II

R P J P D K a b u p a t e n B a n j a r t a h u n 2 0 0 5 - 2 0 2 5

II- 110

2.5.3. Iklim Berinvestasi

2.5.3.1. Kemudahan Perijinan

Kemudahan dalam perizinan merupakan salah satu faktor yang menjadi

perhatian para pengusaha/investor untuk berinvestasi di Kabupaten Banjar.

Untuk itu pemerintah Kabupaten Banjar terus melakukan pembenahan dalam

rangka meningkatkan pelayanan kepada masyarakat khususnya masalah

perizinan. Untuk mempermudah pelayanan perizinan tersebut pada tahun 2007

pemerintah Kabupaten Banjar mengeluarkan kebijakan pelayanan satu pintu

dengan membentuk lembaga pelayanan satu pintu yaitu Kantor Pelayanan

Perizinan Terpadu dan pada tahun 2009 lembaga tersebut menjadi Badan

Pelayanan Perizinan Terpadu (BPPT) Kabupaten Banjar.

Waktu penyelesaian perizinan untuk 27 jenis pelayanan perizinan dan

non perizinan antara 5 hari sampai dengan 14 hari, untuk pelayanan perizinan

yang memerlukan peninjauan kelapangan waktu penyelesaian selama 14 hari.

2.5.3.2. Pengenaan Pajak Daerah

Pajak daerah yang dipungut di Kabupaten Banjar ada 6 jenis, meliputi :

(1) Pajak Hotel, (2) Pajak Restoran, (3) Pajak hiburan dan keramaian umum, (4)

Pajak Reklame, (5) Pajak penerangan jalan umum dan (6) Pajak pengambilan

bahan galian golongan C. Sedang retribusi yang dipungut sebanyak 18 jenis

yaitu :

Page 122: (rpjpd)kabupaten banjar pemerintah daerah kabupaten banjar

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH BAB II

R P J P D K a b u p a t e n B a n j a r t a h u n 2 0 0 5 - 2 0 2 5

II- 111

1. Retribusi pelayanan kesehatan

2. Retribusi pelayanan persampahan/kebersihan

3. Retribusi penggantian biaya cetak KTP dan akta catatan sipil

4. Retribusi pasar

5. Retribusi pengujian kendaraan bermotor

6. Retribusi penggantian biaya cetak peta

7. Retribusi pemakaian kekayaan daerah

8. Retribusi pasar grosir dan atau pertokoan

9. Retribusi terminal

10. Retribusi tempat parkir khusus

11. Retribusi rumah potong hewan

12. Retribusi tempat pendaratan kapal

13. Retribusi tempat rekreasi dan olah raga

14. Retribusi penjualan produk usaha daerah

15. Retribusi Izin Mendirikan Bangunan (IMB)

16. Retribusi izin gangguan

17. Retribusi izin trayek dan

18. Retribusi izin PHHI hasil kayu di luar kawasan hutan dan hasil kayu

perkebunan.

Page 123: (rpjpd)kabupaten banjar pemerintah daerah kabupaten banjar

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH BAB II

R P J P D K a b u p a t e n B a n j a r t a h u n 2 0 0 5 - 2 0 2 5

II- 112

Tabel 2.73 Realisasi Pajak dan Retribusi Kabupaten Banjar Tahun 2006-2010

No Uraian 2006 2007 2008 2009 2010

1 Jumlah Pajak Daerah

4,929,221,902 4,791,715,771 4,825,078,793 6,640,453,760 8,036,345,640

Pajak Hotel/Penginapan 38,043,500 34,743,000 40,057,000 31,832,000 347,356,155

Pajak Restoran 75,425,250 64,172,900 62,977,500 78,821,309 148,677,958

Pajak Hiburan 1,188,525 - - - 117,575,000

Pajak Reklame 338,127,668 436,634,458 397,004,213 359,478,736 625,812,736

Pajak Penerangan Jalan 4,035,903,020 3,824,085,315 3,566,370,459 5,122,327,187 5,776,291,161

Pajak Mineral Logam dan Batuan 276,531,920 338,739,975 480,055,965 746,487,800 723,182,450

Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan 164,002,019 93,340,123 278,613,656 301,506,728 297,450,180

2 Retribusi 8,063,453,027 9,616,454,394 13,697,433,656 14,149,653,507 17,191,539,243

Jumlah Retribusi Jasa Umum 5,000,378,788 5,830,288,209 8,653,540,860 9,381,515,096 11,621,862,346

Jumlah Retribusi Jasa Usaha 958,661,444 1,172,023,043 1,761,308,979 1,385,962,501 914,974,447

Jumlah Retribusi Perizinan Tertentu 2,104,412,795 2,614,143,142 3,282,583,817 3,382,175,910 4,654,702,450

Sumber: Dinas Pendapatan Kabupaten Banjar, 2011

2.5.3.3. Peraturan Daerah

Penyusunan peraturan daerah merupakan suatu kegiatan yang banyak

bersentuhan dengan kepentingan masyarakat oleh karenanya penyusunan

kebijakan ini dilakukan secara bersama-sama antara pemerintah dengan DPRD

yang menjadi representasi keinginan masyarakat. Peraturan daerah ini terkait

erat dengan aspek hukum.

Aspek hukum dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan

merupakan salah satu hal penting untuk mewujudkan tata pemerintahan yang

akuntabel, bersih dan berwibawa. Pembangunan hukum pada dasarnya terkait

Page 124: (rpjpd)kabupaten banjar pemerintah daerah kabupaten banjar

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH BAB II

R P J P D K a b u p a t e n B a n j a r t a h u n 2 0 0 5 - 2 0 2 5

II- 113

dengan pembentukan peraturan, penegakan hukum dan budaya hukum.

Pembentukan peraturan terkait dengan penyusunan Peraturan Kepala Daerah

dan Peraturan Daerah yang berpihak kepada masyarakat.

Penegakan hukum belum sesuai dengan harapan dan tuntutan

masyarakat. Hal ini merupakan tantangan bagi aparatur Pemerintah Kabupaten

Banjar untuk bersikap secara profesional dan lebih responsif agar terwujudnya

pemerintahan yang bersih dan baik. Di bidang budaya hukum, lemahnya

penerapan nilai-nilai budaya dan kesadaran hukum masyarakat mengakibatkan

rendahnya kepatuhan masyarakat terhadap hukum. Di samping itu, kurangnya

sosialisasi peraturan pada masyarakat maupun aparatur pemerintah

menimbulkan kesalahpahaman. Akibatnya dapat menimbulkan kepercayaan

masyarakat terhadap hukum menjadi hilang sehingga berpotensi memunculkan

anarkisme. Dalam periode 2006-2010 berbagai jenis produk hukum dapat dilihat

pada tabel 2.74 berikut:

Tabel 2.74. Jumlah Produk Hukum Daerah yang dihasilkan oleh Pemerintah

Kabupaten Banjar

NO JENIS PRODUK HUKUM

DAERAH JUMLAH

2006 2007 2008 2009 2010

1 KEPUTUSAN BUPATI 800 863 737 610 NA

2 PERATURAN BUPATI 29 31 56 62 NA

3 PERATURAN DAERAH 21 17 24 16 11

Sumber: Sekretariat Daerah Kabupaten Banjar Tahun 2010

Page 125: (rpjpd)kabupaten banjar pemerintah daerah kabupaten banjar

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH BAB II

R P J P D K a b u p a t e n B a n j a r t a h u n 2 0 0 5 - 2 0 2 5

II- 114

Selain produk hukum sebagaimana tersebut pada tabel di atas, Dewan

Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Banjar sebagai partner

Pemerintah Daerah dalam rangka penyelenggaraan tugas umum pemerintahan,

pembangunan dan kemasyarakatan, juga menghasilkan beberapa produk

hukum sebagaimana tabel 2.75 berikut.

Tabel 2.75. Jumlah Surat Keputusan yang dihasilkan DPRD Kabupaten Banjar

NO JENIS SURAT KEPUTUSAN JUMLAH (SK)

2006 2007 2008 2009 2010

1 SURAT KEPUTUSAN DPRD 22 14 24 18 21

2 SURAT KEPUTUSAN PIMPINAN DPRD 3 2 8 8 3

Sumber: Sekretariat DPRD Kabupaten Banjar Tahun 2010

2.5.3.4. Status Desa

Guna mengoptimalkan pemberian pelayanan kepada masyarakat

dilakukan dengan mendekatkan pusat pelayanan kepada masyarakat.

Persoalan yang dihadapi dalam pemberian pelayanan dengan wilayah yangh

luas dan ditambah dengan distribusi penduduk yang tidak merata memerlukan

suatu strategi dan pendekatan khusus.

Dalam rangka mendekatkan pusat pelayanan dimaksud, pada periode

2005-2009 telah dilakukan beberapa kali pemekaran wilayah kecamatan. Hal ini

tidak lain dimaksudkan adalah guna meningkatkan pelayanan kepada

masyarakat. Disamping pemekaran kecamatan, juga ditempuh peningkatan

Page 126: (rpjpd)kabupaten banjar pemerintah daerah kabupaten banjar

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH BAB II

R P J P D K a b u p a t e n B a n j a r t a h u n 2 0 0 5 - 2 0 2 5

II- 115

status desa menjadi kelurahan serta melengkapi berbagai fasilitas desa baik

berupa pelayanan insfratruktur, pendidikan, dan kesehatan.

Diantara fasilitas yang telah dilakukan secara merata adalah meliputi

pembangunan dan rehab kantor desa serta pembangunan poskesdes di seluruh

desa dalam wilayah Kabupaten Banjar. Perkembangan jumlah kecamatan dan

desa periode 2006-2010 dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel. 2.76. Perkembangan Jumlah Kecamatan, Kelurahan dan Desa di

Kabupaten Banjar Tahun 2005-2009

NO TAHUN JUMLAH KECAMATAN JUMLAH DESA/KELURAHAN

1 2006 17 288

2 2007 17 288

3 2008 19 288

4 2009 19 290

5 2010 19 290

Sumber: Kabupaten Banjar Dalam Angka Tahun 2006-2010

2.5.3.5. Tingkat Ketergantungan

Perkembangan penduduk Kabupaten Banjar Tahun 2005 tercatat

sebanyak 464.148 jiwa, sedangkan hasil sensus penduduk pada tahun 2010

menunjukan angka sebanyak 506.204 jiwa, ini berarti terjadi peningkatan rata-

rata sebesar 1,8 % per tahun.

Dilihat dari aspek distribusi penduduk menurut usia terlihat

kecenderungan semakin tinggi pertumbuhan pada penduduk usia diatas 65

tahun dibandingkan dengan pertumbuhan jumlah penduduk usia 0-14 tahun

pada periode 2006 – 2010 seperti terlihat pada tabel berikut:

Page 127: (rpjpd)kabupaten banjar pemerintah daerah kabupaten banjar

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH BAB II

R P J P D K a b u p a t e n B a n j a r t a h u n 2 0 0 5 - 2 0 2 5

II- 116

Tabel 2.77. Jumlah Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur (Jiwa) Tahun 2005 – 2009

KELOMPOK USIA

2006 2007 2008 2009 2010

0-14 TAHUN 133,466 134,904 132,675 132,830 145,830

15-64 TAHUN 316,515 322,194 340,974 349,377 342,848

>65 TAHUN 15,431 16,691 15,407 15,881 18,161

JUMLAH 465,412 473,789 489,056 498,088 506,839 Sumber: Kabupaten Banjar Dalam Angka Tahun 2006-2010

Berdasarkan data diatas dapat diketahui jumlah penduduk usia kerja

(PUK) dan jumlah penduduk diluar usia kerja (PDUK). PUK adalah penduduk

yang berusia 15-64 tahun sedangkan PDUK penduduk diluar usia 15 – 64.

Berdasarkan PUK dan PDUK diketahui tingkat ketergantungan penduduk

Kabupaten Banjar selama periode 2006-2010 menunjukan kecenderungan

mengalami penurunan yaitu dari 2.13 % pada tahun 2006 menjadi 2.09% pada

tahun 2010 yang berarti dua orang penduduk bekerja menanggung beban satu

orang penduduk yang tidak bekerja, lebih jelasnya disajikan pada tabel 2.90

berikut:

Tabel 2.78. Penduduk Usia Kerja (PUK), Penduduk Di luar Usia Kerja (PDUK) dan Rasio Beban/Tanggungan Penduduk Kabupaten Banjar Tahun

2006-2010 KELOMPOK USIA 2006 2007 2008 2009 2010

PUK 316,515 322,194 340,974 349,377 342,848

PDUK 148,897 151,595 148,082 148,711 163,991

PENDUDUK 465,412 473,789 489,056 498,088 506,839

RASIO BEBAN PENDUDUK 2.13 2.13 2.30 2.35 2.09

Sumber: Kabupaten Banjar Dalam Angka Tahun 2006-2010

Page 128: (rpjpd)kabupaten banjar pemerintah daerah kabupaten banjar

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH BAB II

R P J P D K a b u p a t e n B a n j a r t a h u n 2 0 0 5 - 2 0 2 5

II- 117

2.6. Pemerintahan

Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi atas daerah-daerah provinsi.

Daerah provinsi itu dibagi lagi atas daerah kabupaten dan daerah kota. Setiap

daerah provinsi, daerah kabupaten, dan daerah kota mempunyai pemerintahan

daerah yang diatur dengan undang-undang. Pemerintahan daerah provinsi,

daerah kabupaten, dan kota mengatur dan mengurus sendiri urusan

pemerintahan menurut asas otonomi dan tugas pembantuan.

Pemerintah daerah menjalankan otonomi seluas-luasnya, kecuali urusan

pemerintahan yang oleh undang-undang ditentukan sebagai urusan Pemerintah

Pusat. Pemerintahan daerah berhak menetapkan peraturan daerah dan

peraturan-peraturan lain untuk melaksanakan otonomi dan tugas pembantuan.

Susunan dan tata cara penyelenggaraan pemerintahan daerah diatur dalam

undang-undang.

Negara mengakui dan menghormati satuan-satuan pemerintahan daerah

yang bersifat khusus atau bersifat istimewa yang diatur dengan undang-undang.

Negara mengakui dan menghormati kesatuan-kesatuan masyarakat hukum adat

serta hak-hak tradisonalnya sepanjang masih hidup dan sesuai dengan

perkembangan masyarakat dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia,

yang diatur dalam undang-undang.

Page 129: (rpjpd)kabupaten banjar pemerintah daerah kabupaten banjar

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH BAB II

R P J P D K a b u p a t e n B a n j a r t a h u n 2 0 0 5 - 2 0 2 5

II- 118

Pemerintahan Daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan

oleh Pemerintah Daerah dan DPRD menurut asas otonomi dan tugas

pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip

Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam UUD 1945.

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan

Daerah pada pasal 14, Jo. Peraturan Daerah Kabupaten Banjar Nomor 04 tahun

2008 tentang urusan wajib dan urusan pilihan yang menjadi kewenangan

Pemerintah Kabupaten Banjar dan Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun

2007, Pemerintah Kabupaten Banjar telah menetapkan beberapa urusan

pemerintahan yang menjadi kewenangan Kabupaten Banjar. Tujuan peletakan

urusan dalam penyelenggaraan otonomi daerah Kabupaten Banjar adalah

upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat, pemerataan dan keadilan

demokratisasi dan penghormatan budaya lokal dengan memerhatikan potensi

dan keragaman budaya daerah.

2.7. Perencanaan, Pengawasan dan Pengelolaan Keuangan

Pada sisi perencanaan, berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun

2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dimana sesuai

dengan jadwal penyusunan perencanaan secara bertahap dimulai dari

musyawarah perencanaan pembangunan tingkat desa pada bulan Januari dan

dilanjutkan rapat kerja pembangunan di tingkat kecamatan pada bulan Pebruari.

Page 130: (rpjpd)kabupaten banjar pemerintah daerah kabupaten banjar

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH BAB II

R P J P D K a b u p a t e n B a n j a r t a h u n 2 0 0 5 - 2 0 2 5

II- 119

Pada tahapan selanjutnya bulan Maret diselenggarakan musyawarah

perencanaan pembangunan di tingkat kabupaten.

Sebagai tindak lanjut dari tahapan yang sudah dilakukan di atas pada

bulan April sampai dengan Mei Pemerintah Kabupaten Banjar menyiapkan

Rencana Kerja Pembangunan Daerah sebagai penjabaran dari RPJMD. Pada

tahun 2006 – 2010 RPJMD ditetapkan berdasar Peraturan Daerah Nomor 16

Tahun 2006.

Dalam lingkup perencanaan ini disamping penetapan RPJMD dan RKPD

masing-masing SKPD harus menyiapkan Renstra sebagai penjabaran dari

RPJMD dan Renja SKPD sebagai penjabaran RKPD. setelah disusun RKPD

pada bulan Juni sampai dengan Juli Pemerintah Kabupaten menyusun dokumen

Kebijakan Umum Anggaran (KUA) dan Plafon Prioritas Anggaran Sementara

(PPAS). Daftar beberapa dokumen menurut jadwal waktu yang harus dipenuhi

dalam penyusunan perencanaan terlihat pada tabel 2.79 di bawah ini:

Tabel 2.79. Tabel jadwal waktu yang harus dipenuhi dalam penyusunan

perencanaan.

NO DOKUMEN JADWAL WAKTU

1 RPJMD 6 BULAN SETELAH PELANTIKAN KEPALA DAERAH

2 RENSTRA SKPD 3 BULAN SETELAH PELANTIKAN KEPALA SKPD

3 RKPD APRIL-MEI

4 KUA PPAS JUNI-JULI

Sumber: BAPPEDA Kabupaten Banjar Tahun 2010

Page 131: (rpjpd)kabupaten banjar pemerintah daerah kabupaten banjar

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH BAB II

R P J P D K a b u p a t e n B a n j a r t a h u n 2 0 0 5 - 2 0 2 5

II- 120

Pengawasan terhadap kinerja Pemerintah Kabupaten Banjar dilakukan

dalam dua ranah, yaitu pengawasan internal dan eksternal. Secara internal

pengawasan tersebut dilakukan secara berjenjang oleh pejabat yang

membawahi langsung aparatur di bawahnya, serta melalui peran Inspektorat

Daerah.

Sedangkan pengawasan eksternal dilakukan oleh beberapa pihak,

seperti DPRD Kabupaten Banjar, BPK RI, BPKP, bahkan KPK dalam ranah

tertentu. Dalam konteks pengawasan eksternal pula, publik semestinya harus

mengawasi kinerja Pemerintah Kabupaten Banjar.

Dalam upaya membuka ruang pengawasan publik, saat ini Pemerintah

Kabupaten Banjar sedang mempersiapkan keterbukaan informasi kinerja yang

bisa dipantau secara langsung oleh masyarakat melalui mekanisme hak

mendapatkan informasi, sepanjang tidak menyangkut rahasia negara dan

beberapa aspek informasi yang dikecualikan sebagaimana diatur Undang-

Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik.

Ketentuan dalam UU ini mengharuskan setiap SKPD di Pemerintah Kabupaten

memiliki Pejabat Pengelola Informasi dan Data (PPID) yang berperan untuk

melayani, sekaligus memberikan penjelasan atas permintaan dan keluhan publik

pada layanan SKPD yang bersangkutan.

Page 132: (rpjpd)kabupaten banjar pemerintah daerah kabupaten banjar

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH BAB II

R P J P D K a b u p a t e n B a n j a r t a h u n 2 0 0 5 - 2 0 2 5

II- 121

Selain itu dalam upaya untuk meningkatkan akuntabilitas kepada

masyarakat dalam kerangka sistem pengawasan, Pemerintah telah

mengeluarkan Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2009 tentang Sistem

Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP). Pelaksanaan PP ini mesti diaplikasikan

dengan baik dan praktis, sehingga publik dapat mengetahui apa, bagaimana

dan kapan program-program kerja Pemerintah Kabupaten Banjar yang

direpresentasikan dari akuntabilitas kinerja setiap SKPD yang ada.

Pengelolaan keuangan daerah secara kelembagaan pada tahun 2005 –

2008 di dalam koordinasi Bagian Keuangan yang berada di bawah Sekertaris

Daerah. Dalam rangka peningkatan pembinaan, seiring dengan kewenangan

yang dilimpahkan dan kompleksnya penanganan masalah pengelolaan

keuangan sehingga diperlukan peningkatan status kelembagaan dengan

menggabungkan Bagian Keuangan, Bagian Perbekalan dan Peralatan serta

Dinas Pendapatan menjadi Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset

Daerah (DPPKAD).

Persoalan mendasar pengelolaan keuangan daerah ini adalah masih

terbatasnya sumber-sumber penerimaan khususnya pendapatan asli daerah

sehingga diperlukan upaya lebih keras dan kreatif dalam rangka meningkatkan

pendapataan asli daerah dimaksud. Sementara itu dari sisi belanja besaran

dana yang terserap pada belanja tidak langsung memerlukan suatu perhatian

Page 133: (rpjpd)kabupaten banjar pemerintah daerah kabupaten banjar

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH BAB II

R P J P D K a b u p a t e n B a n j a r t a h u n 2 0 0 5 - 2 0 2 5

II- 122

khusus dalam pengalokasian belanja langsung yang berkaitan dengan

kepentingan publik.

2.8. Lokasi Perkantoran

Dalam sejarah keberadaan Kabupaten Banjar, pada tahun 2000 dengan

dibentuknya Banjarbaru sebagai kota maka resmi adanya pemisahan antara

daerah Kabupaten Banjar sebagai kabupaten induk dengan Banjarbaru sebagai

kota daerah pemekaran. Beberapa implikasi dari pemisahan ini masih

menyisakan beberapa persoalan yang hingga kini belum dilakukan penyelesaian

proses khususnya mengenai perkantoran, masih terdapat beberapa SKPD

Kabupaten Banjar yang berada di daerah Kota Banjarbaru.

Persoalan di atas memerlukan perhatian khusus mengingat untuk

penyelesaiannya memerlukan penyediaan lokasi baru dan pendanaan yang

cukup tidak sedikit. Guna menyikapi hal ini pada periode RPJM selanjutnya perlu

dilakukan langkah-langkah relokasi kantor-kantor pemerintahan yang masih

berada di Kota Banjarabaru ke dalam lokasi baru di Kabupaten Banjar. Berikut

jumlah dan nama SKPD yang perlu dilakukan relokasi sebagaimana tabel 2.92.

Tabel. 2.80. Tabel daftar SKPD yang perlu di relokasi

NO NAMA SKPD

1 DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN

2 DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI

3 DINAS PERHUBUNGAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA

4 PDAM INTAN BANJAR KABUPATEN BANJAR

Sumber: BAPPEDA Kabupaten Banjar Tahun 2010

Page 134: (rpjpd)kabupaten banjar pemerintah daerah kabupaten banjar

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH BAB II

R P J P D K a b u p a t e n B a n j a r t a h u n 2 0 0 5 - 2 0 2 5

II- 123

2.9. Kepegawaian Daerah

Menciptakan sumber daya aparatur yang berkualitas menjadi satu

keharusan guna meningkatkan pelayanan pada masyarakat. Secara terstruktur

jumlah pegawai negeri sipil yang ada di Kabupaten Banjar menunjukkan

kecenderungan tingkat pendidikan PNS mengarah ke kualitas jenjang

pendidikan tinggi. Searah dengan perkembangan dimaksud, peningkatan

kualitas pendidikan aparatur berpengaruh terhadap peningkatan pelayanan

publik. Sesuai dengan struktur kepegawaian yang ideal adalah berbentuk

pyramid. Dalam kondisi ini jumlah pegawai golongan yang lebih rendah lebih

banyak sehingga dapat dilakukan pola pelaksanaan kegiatan secara terkendali.

Perkembangan terakhir sebagai akibat dari peningkatan pendidikan PNS

ternyata struktur menurut golongan lebih banyak kepada golongan yang lebih

tinggi yaitu golongan III dan golongan IV. Hal ini secara tidak langsung

berpengaruh kepada teknis pelaksanaan kegiatan yang dirasakan pada

sebagian besar SKPD yang mengalami kekurangan unsur staf. Struktur

ketimpangan golongan dimaksud tercermin pada tabel 2.81 di bawah ini.

Tabel 2.81. Jumlah Pegawai Negeri Sipil menurut Golongan

NO Golongan 2006 2007 2008 2009 2010

1 IV 161 162 152 152 200

2 III 1,166 1,441 1,325 1,325 1,234

3 II 330 541 463 503 584

4 I 5 52 62 62 97

TOTAL 1,662 2,196 2,002 2,042 2,115

Sumber: Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Banjar

Page 135: (rpjpd)kabupaten banjar pemerintah daerah kabupaten banjar

ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS BAB III

R P J P D K a b u p a t e n a n j a r t a h u n 2 0 0 5 - 2 0 2 5

III-1

BAB III

ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

3.1 Identifikasi Permasalahan Pembangunan Daerah

Dalam penerapan rencana pembangunan daerah, biasanya timbul permasalahan

karena adanya “gap expectation” antara Kinerja pembangunan yang dicapai saat ini

dengan pembangunan yang direncanakan direncanakan (RTRW, RPJM, atau RPJP).

Adanya gap ini juga terjadi karena adanya perbedaan antara target pembangunan yang

ingin dicapai dimasa datang dengan kondisi riil daerah saat dokumen rencana sedang

disusun. Permasalahan pembangunan daerah ini harus diindetifikasi sehingga dapat

dicari solusinya, dalam rangka menyelenggarakan pembangunan yang berkelanjutan.

Permasalahan pembangunan daerah pada umumnya timbul dari kekuatan (potensi

daerah) yang belum dimanfaatkan secara optimal, kelemahan yang belum dapat diatasi,

peluang yang belum dapat dimanfaatkan serta ancaman dari luar daerah yang tidak

diantisipasi. Dalam rangka penyusunan RPJP Kabupaten Banjar, perlu diidentifikasi

terlebih dahulu permasalahan pembangunan daerah agar rencana pembangunan yang

disusun dapat meminimalkan atau menyelesaikan masalah tersebut dengan tepat.

Dengan teridentifikasinya permasalahan pembangunan daerah diharapkan teridentifikasi

pula berbagai faktor yang mempengaruhi keberhasilan/kegagalan kinerja pembangunan

daerah dimasa lalu, terutama yang berkaitan dengan wewenang dan tanggung jawab

pemerintah daerah.

Page 136: (rpjpd)kabupaten banjar pemerintah daerah kabupaten banjar

ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS BAB III

R P J P D K a b u p a t e n a n j a r t a h u n 2 0 0 5 - 2 0 2 5

III-2

Perumusan permasalahan pembangunan pada penyelenggaraan urusan wajib

pemerintah daerah dilakukan dengan memperhatikan capaian indikator Kinerja

pembangunan tiap penyelenggaraan urusan pemerintah. Rumusan permasalahan

pembangunan ini menjadi dasar penyusunan program prioritas pembangunan daerah

Kabupaten Banjar dalam jangka waktu 20 tahun mendatang.

Penyelenggaraan pemerintahan yang efektif dan efisien merupakan dampak

penerapan konsep desentralisasi. Di Indonesia, desentralisasi mulai dilaksanakan sejak

tahun 1999 dengan diberlakukannya UU No.22 Tahun 1999 yang kemudian

disempurnakan dengan UU No. 32 Tahun 2007 Tentang Pemerintahan Daerah. Menurut

UU N0. 32 Tahun 2007, desentralisasi adalah penyerahan wewenang pemerintahan oleh

pemerintah kepada daerah otonom untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan

dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia. Pemberlakuan desentralisasi berarti

adanya pembagian urusan dan wewenang antara pemerintah pusat dan pemerintah

daerah dalam menyelenggarakan urusan pemerintahan. Terkait hal ini, urusan

pemerintah daerah otonom terbagi atas 2, yaitu urusan wajib dan urusan pilihan.

3.1.1 Identifikasi Permasalahan Pembangunan Daerah Terkait Urusan Wajib

Pemerintah Daerah Kabupaten Banjar.

Urusan wajib, menurut Peraturan Pemerintah No. 38 Tahun 2007, adalah

urusan pemerintahan yang wajib diselenggarakan oleh pemerintahan daerah provinsi

dan pemerintahan daerah kabupaten/kota. Berkaitan dengan pelayanan dasar (basic

Page 137: (rpjpd)kabupaten banjar pemerintah daerah kabupaten banjar

ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS BAB III

R P J P D K a b u p a t e n a n j a r t a h u n 2 0 0 5 - 2 0 2 5

III-3

need) masyarakat didaerah tersebut. Urusan pemerintah daerah yang bersifat wajib

meliputi 26 urusan. Permasalahan pembangunan terkait urusan wajib pada dasarnya

disebabkan karena pemerintah daerah kurang optimal dalam penyediaan dan

pengelolaan pelayanan dasar sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Identifikasi

permasalahan pembangunan daerah terkait urusan wajib Pemerintah Daerah

Kabupaten Banjar dijabarkan berikut ini.

1. Bidang Pendidikan

Dalam rangka peningkatan pembangunan masyarakat di Kabupaten Banjar, salah

satu sektor yang harus diperhatikan adalah sektor pendidikan, melalui indikator angka

melek huruf, angka rata-rata lama sekolah, angka partisipasi kasar, angka pendidikan

yang ditamatkan, angka partisipasi murni, rasio guru, cakupan layanan pendidikan,

sarana prasarana pendidikan dan Iain-lain, dapat terlihat upaya perbaikan yang dilakukan

dalam urusan pendidikan ini. Besarnya porsi anggaran yang disiapkan dalam

meningkatkan pembangunan manusia melalui pendidikan, terutama perbaikan kuantitas

dan kualitas pendidikan dasar diharapkan dapat memperkuat terwujudnya sumber daya

manusia berkualitas dan berdaya saing.

Permasalahan: Bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya, sektor pendidikan di

Kabupaten Banjar pada tahun 2009/2010 mengalami perbaikan dan peningkatan dalam

upaya pembangunan sumber daya manusia, tetapi masih perlu dilakukan peningkatan

untuk mencapai/melampaui standar nasional. Beberapa permasalahan pembangunan

pada bidang pendidikan di Kabupaten Banjar adalah :

Page 138: (rpjpd)kabupaten banjar pemerintah daerah kabupaten banjar

ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS BAB III

R P J P D K a b u p a t e n a n j a r t a h u n 2 0 0 5 - 2 0 2 5

III-4

Rata-rata lama sekolah hingga akhir tahun 2010 belum ada peningkatan yang

cukup berarti yaitu 7,25 tahun, dengan kata lain penduduk hanya mampu sekolah

pada tingkat SMP sederajat dari tahun 2006-2010. Berdasarkan kondisi ini dengan

melihat rata-rata lama sekolah, penduduk Kabupaten Banjar belum dapat

menuntaskan pendidikan dasar 9 tahun hingga akhir 2010 sebagaimana di

amanatkan undang-undang sikdiknas pendidikan dasar wajib yang harus

ditamatkan anak usia sekolah minimal 9 tahun.

Belum memadainya kualitas dan kuantitas sarana prasarana pendidikan.

Masih rendahnya kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan serat

tingginya angka putus sekolah terutama pada wilayah pedesaan.

Masih rendahnya akses masyarakat kepada Iayanan pendidikan.

2. Kesehatan

Berbagai usaha dilakukan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Banjar untuk

meningkatkan kesehatan masyarakat, salah satunya dengan penyediaan sarana dan

prasarana yang memadai. Sarana prasarana tersebut meliputi rumah sakit, puskesmas,

puskesmas pembantu (pustu), pos kesehatan desa (poskesdes) maupun mitra pelayanan

kesehatan di tjngkat desa terus ditingkatkan keberadaan dan kualitasnya agar tetap dapat

berfungsi dengan baik sebagai penunjang kesehatan masyarakat.

Page 139: (rpjpd)kabupaten banjar pemerintah daerah kabupaten banjar

ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS BAB III

R P J P D K a b u p a t e n a n j a r t a h u n 2 0 0 5 - 2 0 2 5

III-5

Salah satu indikator yang dapat digunakan untuk menilai kinerja pemerintah dalam

meningkatkan derajat kesehatan adalah angka harapan hidup. Bila dilihat dari data, angka

harapan hidup masyarakat di Kabupaten Banjar mengalami peningkatan dari tahun ke

tahun, namun peningkatan ini belum mencapai standar yang telah ditetapkan di

Indonesia. Untuk meningkatkan angka harapan hidup ini, Pemda Kabupaten Banjar perlu

meningkatkan pelaksanaan program pembangunan kesehatan, pembangunan sosial

serta pemberantasan kemiskinan. Program ini mencakup sosialisasi tentang tingkat

kecukupan gizi dan kalori, pola hidup sehat dan kesehatan lingkungan.

Permasalahan:

Masih rendahnya Usia Harapan Hidup (UHH) di Kabupaten Banjar

Kurangnya jumlah rasio ketersediaan Pustu dan Puskesmas terhadap jumlah

penduduk.

Rasio tenaga medis dan non medis terhadap pelayanan kesehatan masih kurang

Perlunya peningkatan penangan gizi buruk

3. Pekerjaan Umum

Jaringan jalan yang baik, memiliki keterkaitan yang erat dengan pertumbuhan

ekonomi suatu wilayah dan kondisi sosial budaya dalam kehidupan masyarakat. Indikator

yang digunakan untuk menghitung tingkat keberhasilan penanganan infrastruktur jalan,

adalah meningkatnya tingkat kualitas dan kondisi jalan. Panjang jalan kabupaten hingga

tahun 2010 dari 747,58 Km Jalan Kabupaten sebesar 232,26 Km dalam kondisi baik,

Page 140: (rpjpd)kabupaten banjar pemerintah daerah kabupaten banjar

ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS BAB III

R P J P D K a b u p a t e n a n j a r t a h u n 2 0 0 5 - 2 0 2 5

III-6

124,05 Km dalam keadaan sedang, 221,62 Km dalam keadaan rusak dan 169,65 Km

dalam keadaan rusak berat.. Hal ini perlu ditingkatkan oleh Pemerintah Daerah

Kabupaten Banjar untuk meningkatkan akses, pertumbuhan wilayah serta peningkatan

kesejahteraan masyarakat.

Selain jalan, infrastruktur yang sangat diperlukan untuk peningkatan produksi

pertanian khususnya produksi beras adalah jaringan irigasi. Jaringan irigasi diperlukan

untuk pengaturan air, mulai dari penyediaan, pengambilan, pembagian, pemberian dan

penggunaannya. Rehabilitasi saluran irigasi tahun 2009 sepanjang 33.281 meter. Belum

terorganisirnya jaringan saluran irigasi merupakan masalah yang perlu diperhatikan

mengingat sebagian besar masyarakat bergerak di bidang pertanian. Panjang jaringan

irigasi tidak sebanding dengan pertambahan kebutuhan penduduk akan ketersediaan

beras. Kuantitas dan kualitas jaringan irigasi perlu diperhatikan dalam rangka

mewujudkan ketahanan (swasembada) pangan, terutama beras di Kabupaten Banjar.

Permasalahan:

Masih tingginya angka kerusakan jaringan jalan di Kabupaten Banjar perlu

mendapat perhatian untuk meningkatkan pertumbuhan wilayah dan kesejahteraan

masyarakat.

Belum optimalnya fungsi jaringan irigasi.

4. Perumahan Rakvat

Page 141: (rpjpd)kabupaten banjar pemerintah daerah kabupaten banjar

ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS BAB III

R P J P D K a b u p a t e n a n j a r t a h u n 2 0 0 5 - 2 0 2 5

III-7

Permukiman adalah bagian dari lingkungan hidup di luar kawasan lindung, baik

yang berupa kawasan perkotaan maupun perdesaan yang berfungsi sebagai lingkungan

tempat tinggal atau lingkungan hunian beserta fasilitas penunjangnya. Perbaikan sarana

dan prasarana dasar pemukiman perlu diupayakan secara berkelanjutan melalui berbagai

program untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dalam rangka pencapaian

MDG's. Persentase kawasan permukiman yang layak huni di Kabupaten Banjar masih

belum terorganisir dengan baik oleh SKPD terkait. Kondisi layak huni yang dimaksud

dalam hal ini adalah memenuhi standar dan kriteria perencanaan perumahan di

lingkungan perkotaan, yaitu SNI 03-1733-2004. Beberapa indikator untuk menyatakan

kelayakaan hunian sebuah rumah adalah adanya akses air bersih dan sistem sanitasi.

Rumah tinggal yang telah memiliki sanitasi di Kabupaten Banjar, 76,74% rumah di

kabupaten Banjar sudah layak huni, dengan indicator akses terhadap air bersih dan

sanitasi yang baik ,meskipun demikian masih ada sebagian masyarakat yang belum

memiliki akses air bersih dan masih memanfaatkan sungai untuk keperluan sehari-hari. ini

merupakan pencapaian yang cukup baik, karena hampir seluruh rumah tinggal di

Kabupaten Banjar dilayani oleh jaringan utilitas.

Permasalahan :

Belum optimalnya penataan kawasan permukiman di Kabupaten Banjar.

Masih rendahnya kualitas dan kuantitas perumahan dan kawasan permukiman

5. Penataan Ruang

Page 142: (rpjpd)kabupaten banjar pemerintah daerah kabupaten banjar

ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS BAB III

R P J P D K a b u p a t e n a n j a r t a h u n 2 0 0 5 - 2 0 2 5

III-8

Penataan ruang adalah proses perencanaan, pemanfaatan dan pengendalian

ruang dalam rangka menciptakan keterpaduan serta keseimbangan antara pemanfaatan

sumber daya yang efisien dengan peningkatan kesejahteraan masyarakat. Ketersediaan

ruang terbuka hijau (RTH) di suatu kawasan, merupakan hal yang perlu diperhatikan

dalam rangka menyeimbangkan penggunaan ruang perkotaan dengan peningkatan

kesejahteraan masyarakat. Dalam UU No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang,

diatur bahwa suatu kawasan harus memiliki RTH minimal 30% dari total luas wilayahnya,

dimana 20% berupa RTH publik dan 10% berupa RTH private.

Perlu dilakukan penegasan ketersediaan RTH sehingga , karena RTH merupakan

faktor yang berperan penting bagi perkembangan kawasan dan kesejahteraan

masyarakat. RTH memiliki dua fungsi, yaitu fungsi ekologis dan fungsi sosial-ekonomi.

Fungsi ekologis RTH adalah meningkatkan kualitas air tanah, mencegah banjir,

mengurangi polusi udara dan mengatur iklim mikro di kawasan tersebut. Fungsi sosial-

ekonomi RTH adalah sebagai ruang interaksi sosial, sebagai sarana rekreasi serta

sebagai lambang (landmark) suatu kawasan.

Kawasan lindung yang terdapat di Kabupaten Banjar adalah kawasan yang

ditetapkan dengan fungsi utama melindungi kelestarian lingkungan hidup yang mencakup

sumber alam, sumber daya buatan guna pembangunan berkelanjutan mengacu pada

Keppres Nomor 57 tahun 1989, tentang Pengelolaan Kawasan Lindung. Kawasan

Lindung yang ditetapkan terdiri dari tiga sub kawasan utama yaitu:

Page 143: (rpjpd)kabupaten banjar pemerintah daerah kabupaten banjar

ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS BAB III

R P J P D K a b u p a t e n a n j a r t a h u n 2 0 0 5 - 2 0 2 5

III-9

a. Kawasan yang memberikan perlindungan kawasan bawahannya yang

terdiri dari:

Kawasan Hutan Lindung

Kawasan Bergambut

b. Kawasan perlindungan setempat, terdiri dari:

Sempadan Sungai

Kawasan Sekitar Danau/Waduk

c. Kawasan suaka alam dan cagar alam terdiri:

Taman Hutan Raya

Kawasan Cagar Alam

Adapun sebaran daripada Kawasan Lindung adalah sebagai berikut :

a. Kawasan Hutan Lindung yang meliputi Kawasan Hutan Lindung yang berada di

Kecamatan Aranio, Simpang Empat, Pengaron,dan Sungai Pinang.

b. Kawasan Bergambut berada di sebelah Utara yaitu di Kecamatan Simpang Empat

dan Astambul serta Mataraman.

c. Sempadan Sungai terdapat di Sepanjang Sungai , terutama sungai- sungai besar

yaitu Martapura, Riam Kanan dan Riam Kiwa selain itu terdapat sungai-sungai lain

yaitu: Mangkaok, Paluangan, Hanjawa dan Maluka. Padasungai-sungai besar

ditetapkan sekurang-kurangnya 100 meter dari sisi kanan dan kiri sungai,

sedangkan pada anak sungai sekurang-kurangnya 50 meter disisi kanan dan kiri

sungai. Kawasan sekitar Danau atau Waduk terdapat Waduk Riam Kanan di

Kecamatan Aranio dengan lebar yang proporsional dengan kondisi fisik

Page 144: (rpjpd)kabupaten banjar pemerintah daerah kabupaten banjar

ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS BAB III

R P J P D K a b u p a t e n a n j a r t a h u n 2 0 0 5 - 2 0 2 5

III-10

danau/waduk antara 50–100 meter dari titik pasang tertinggi kearah darat dan

tangkapan air hujan di sekitar waduk terdapat di Kecamatan Aranio dan Pengaron

sepanjang Sungai Riam Kanan dan Riam Kiwa. Kawasan Suaka Alam yaitu

berupa Kawasan Taman Hutan Raya yang terdapat di sekitar Waduk Riam Kanan

(Kecamatan Aranio). Sedangkan Kawasan Cagar Alam terdapat di Kecamatan

Gambut.

Perizinan merupakan salah satu proses pengendalian penataan ruang. Dengan

mengeluarkan izin mendirikan bangunan (IMB), pemerintah mengontrol jumlah dan lokasi

bangunan sehingga sesuai dengan arahan RTRW. Jumlah izin mendirikan bangunan

(IMB) di Kabupaten Banjar pada tahun 2010 terdiri dari Rumah tinggal (non kompleks

perumahan) 68 izin, rumah kompleks perumahan 4.680 izin, kantor 11 izin, took/ruko 161

izin, hal ini perlu diperhatikan dalam rangka mewujudkan penataan ruang yang efektif dan

efisien.

Permasalahan :

Tingginya perubahan guna lahan di kawasan hulu.

Belum terwujudnya kawasan-kawasan strategis di Kabupaten Banjar

Belum optimalnya peraturan kawasan strategis

6. Perencanaan Pembangunan Perencanaan pembangunan pada suatu wilayah didokumentasikan melalui buku-

buku rencana yang disusun secara bertahap. Buku-buku rencana tersebut terdiri dari

Page 145: (rpjpd)kabupaten banjar pemerintah daerah kabupaten banjar

ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS BAB III

R P J P D K a b u p a t e n a n j a r t a h u n 2 0 0 5 - 2 0 2 5

III-11

RPJP, RPJM, Renstra SKPD, RKPD dan Renja SKPD. Setelah disusun dan disetujui oleh

para pemangku kepentingan, buku rencana ini kemudian ditetapkan (dilegalisasi) menjadi

Peraturan Daerah atau Peraturan/Keputusan Kepala Daerah. Peraturan ini menjadi

sarana publikasi dan sosialisasi bagi pemerintah daerah sehingga masyarakat dan pihak

swasta mengetahui dan dapat berpartisipasi mengimplementasikan rencana

pembangunan daerah tersebut.

Pada tahun 2010, Kabupaten Banjar belum memiliki RPJP yang telah dilegalisasi.

Namun Pemerintah Kabupaten Banjar telah melegalisasi RPJM dan RKPD. Hal ini dapat

menyebabkan masyarakat dan sektor swasta tidak dapat berpartisipasi dalam rangka

menyelaraskan program-program jangka pendek menengah dengan tujuan jangka

panjang pembangunan daerah Kabupaten Banjar.

Permasalahan :

Tidak tersedianya Dokumen RPJP yang telah diiegalisasi.

Tidak ada pusat data untuk mendukung keberlanjutan pembangunan dan

penyusunan dokumen.

Belum tersinerginya perencanaan pembangunan daerah antar sektor

7. Perhubungan Baiknya pelayanan pemerintah daerah pada sektor perhubungan dapat

meningkatkan aksesibilitas masyarakat, mengurangi resiko kecelakaan dan mengurangi

kemacetan di daerah tersebut.

Page 146: (rpjpd)kabupaten banjar pemerintah daerah kabupaten banjar

ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS BAB III

R P J P D K a b u p a t e n a n j a r t a h u n 2 0 0 5 - 2 0 2 5

III-12

Pada tahun 2010 rasio panjang jalan per jumlah kendaraan baru mencapai 1 : 134.

Hal ini berarti belum terpenuhinya rasio panjang jalan per jumlah kendaraan Ideal dalam

mengimbangi pertambahan kendaran tiap tahunnya. Ketidakseimbangan ini

menyebabkan kemacetan lalu lintas dan peningkatan potensi kecelakaan, yang dapat

berdampak pada menurunnya tingkat kesejahteraan masyarakat di Kabupaten Banjar.

Permasalahan :

Terbatasnya sarana transportasi wilayah

Rendahnya rasio panjang jalan terhadap jumlah kendaraan di Kabupaten Banjar.

Rendahnya kualitas pelayanan angkutan umum masal sebagai moda utama

pergerakan masyarakat

Masih kurang fasilitas trasnfortasi pedesaan

Rendahnya kualitas dan kuantitas prasarana fasilitas keselamatan jalan

Ketersediaan terminal yang masih kurang memadai.

8. Lingkungan Hidup Salah satu tu]uan dilaksanakannya penataan ruang perkotaan adalah untuk

meningkatkan kualitas lingkungan hidup dalam rangka peningkatan kesejahteraan

masyarakat. Menurut hasil analisis, pada tahun 2009 sampah yang telah ditangani di

Kabupaten Banjar hanya 71,06%. Hal ini berarti 28,04% sampah yang dihasilkan masih

menumpuk atau tidak ditangani dengan baik. Angka ini menunjukkan tingginya

ketidakseimbangan lingkungan hidup di Kabupaten Banjar, yang dapat menyebabkan

Page 147: (rpjpd)kabupaten banjar pemerintah daerah kabupaten banjar

ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS BAB III

R P J P D K a b u p a t e n a n j a r t a h u n 2 0 0 5 - 2 0 2 5

III-13

berbagai bencana, seperti banjir, penularan penyakit melalui sampah kepada manusia

dan hewan, dan sebagainya. Rendahnya tingkat penanganan sampah di Kabupaten

Banjar disebabkan oleh kurang tersedianya tempat pembuangan sampah sementara

(TPSS) dan akhir (TPSA), sehingga sebagian besar masyarakat membuang sampahnya

secara sembarangan. Masyarakat dan pemerintah daerah harus bekerja sama guna

meningkatkan penangan sampah agar terjadinya bencana tersebut dapat dihindari atau

diminimalisasi.

Hal lain yang perlu diperhatikan dalam aspek lingkungan hidup adalah pengedalian

pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup antara lain disebabkan karena pengelolaan

lingkungan tidak dilakukan dengan baik dan benar. Berbagai peraturan dan perundangan

di bidang lingkungan hidup mensyaratkan ketentuan teknis dan administrasi yang harus

ditaati oleh seluruh penanggung jawab usaha dan atau kegiatan.

Pencemaran udara yang terjadi di Kabupaten Banjar lebih banyak disebabkan oleh

pemakaian bahan bakar oleh kendaraan yang bergerak. Sektor transportasi merupakan

sumber utama pencemaran udara yang dominan khususnya kendaraan bermotor untuk

transportasi darat. Untuk itulah diperlukan pengkajian agar parameter kebisingan rata-rata

tidak melebihi dari standar yang telah ditetapkan oleh Pemerintah (Peraturan Gubernur

Kalimantan Selatan Nomor 53 Tahun 2007 tentang Baku Mutu Udara Ambien dan Baku

Mutu Tingkat Kebisingan). Selain itu untuk kualitas air agar tidak melebihi ambang baku

mutu untuk TSS, BOD5, COD, Fenol dan Minyak/Lemak, raksa, Ecoli dan colifien.

Page 148: (rpjpd)kabupaten banjar pemerintah daerah kabupaten banjar

ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS BAB III

R P J P D K a b u p a t e n a n j a r t a h u n 2 0 0 5 - 2 0 2 5

III-14

Dengan demikian, maka selain pembinaan dan pengawasan yang dilakukan

kepada penanggung jawab usaha/kegiatan di wilayah Kabupaten Banjar juga diperlukan

koordinasi dengan SKPD yang menangani sektor usaha/kegiatan terkait, pemerintah

kabupaten/kota lain, pemerintah provinsi, dan pemerintah dalam pengendalian

pencemaran air khususnya, dan pengendalian pencemaran lingkungan umumnya.

Permasalahan :

Masih rendahnya kualitas air sungai

Masih rendahnya kualitas udara ambient

Masih rendahnya penataan terhadap peraturan perundangan di bidang lingkungan

hidup

Masih rendahnya kesadaran masyarakat terhadap pengelolaan dan perlindungan

lingkungan.

Tingginya jumlah sampah yang belum dapat ditangani.

Kurangnya peran serta masyarakat untuk mengelola sampah lingkungannya

sebelum dibuang ke TPSS atau TPSA.

Kurang tersedianya TPSS dan TPSA yang memadai.

Belum optimalnya pengelolaan dan rehabilitasi pemanfaatan ex lahan tambang

Belum adanya peraturan yang mengingkat dalam pengelolaan alih fungsi lahan

dan kawasan

9. Pertanahan

Identifikasi masalah pada bidang pertanahan bertujuan untuk mengetahui tertib

administrasi lahan sebagal kepastian dalam kepemilikan lahan. Semakin besar

Page 149: (rpjpd)kabupaten banjar pemerintah daerah kabupaten banjar

ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS BAB III

R P J P D K a b u p a t e n a n j a r t a h u n 2 0 0 5 - 2 0 2 5

III-15

persentase luas lahan bersertifikat menggambarkan semakin besar tingkat ketertiban

administrasi kepemilikan lahan di suatu daerah. Kabupaten Banjar belum memiliki data

tentang pertanahan, berupa data administrasi kepemilikan lahan di wilayahnya.

10. Kependudukan dan Catatan Sipil

Jumlah penduduk di Kabupaten Banjar pada tahun 2009 meningkat dari 498.088

jiwa menjadi 506.839 jiwa tahun 2010. Dalam menilai tertib administrasi kependudukan di

Kabupaten Banjar, indikator yang dapat digunakan adalah persentase penduduk yang

telah memiliki Kartu Tanda Penduduk (KTP) sebesar 6,62% dan persentase kepemilikan

akte kelahiran sebesar 2,62%. Kepemilikan KTP menunjukkan bahwa penduduk tersebut

telah terdaftar sebagai penduduk di suatu wilayah administrasi. Dengan demikian, dapat

disimpulkan bahwa tingkat tertib administrasi kependudukan dan catatan sipil Kabupaten

Banjar masih perlu peningkatan sehingga seluruh penduduk yang tinggal di Kabupaten

Banjar terdaftar.

Permasalahan :

Rendahnya dukungan teknologi informasi (IT) dalam pencatatan kependudukan

Akses dan keterjangkauan masyarakat miskin terhadap akta kelahiran dan

identitas penduduk

11. Pemberdavaan Perempuan dan Perlindungan Anak

Pemberdayaan perempuan dilaksanakan dalam rangka mewujudkan kesetaraan

dan keadilan gender dalam pembangunan. Perlindungan anak diarahkan untuk

Page 150: (rpjpd)kabupaten banjar pemerintah daerah kabupaten banjar

ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS BAB III

R P J P D K a b u p a t e n a n j a r t a h u n 2 0 0 5 - 2 0 2 5

III-16

mewujudkan suatu kondisi yang menjamin hak dan tumbuh-kembang anak Pada tahun

2010, persentase partisipasi perempuan di DPRD pemerintah di Kabupaten Banjar masih

sangat kecil, yaitu sebesar 20%. Pemahaman akan konsep kesetaraan dan keadilan

gender masih sangat terbatas, sehingga berpengaruh pula dalam pengitegrasian konsep

ini kedalam program pembangunan yang akan dilaksanakan. Terkait dengan persoalan

ini, ke depan tentu saja perlunya suatu program guna meningkatkan kualitas hidup

perempuan melalui komunikasi dan informasi serta edukasi terhadap peningkatan kualitas

hidup perempuan. Hal ini dimaksudkan sebagai upaya perlindungan perempuan dari

tindak kekerasan, eksploitasi dan diskriminasi.

Permasalahan :

Rendahnya partisipasi perempuan dalam proses politik, pemerintahan dan dunia

usaha

Penanganan dan Penyelesaian KDRT yang belum optimal

Belum optimalnya perlindungan dan penanganan terhadap anak terlantar

12. Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera

Program keluarga berencana (KB) yang digalakkan secara nasional menganjurkan

setiap keluarga memiliki 2 (dua) orang anak. Pada tahun 2006-2009, setiap keluarga di

Kabupaten Bandjar rata-rata berjumlah 2-3 orang anak. Dengan demikian, Kabupaten

Banjar dinilai berhasil membantu mensukseskan program yang digalakkan secara

Page 151: (rpjpd)kabupaten banjar pemerintah daerah kabupaten banjar

ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS BAB III

R P J P D K a b u p a t e n a n j a r t a h u n 2 0 0 5 - 2 0 2 5

III-17

nasional, yaitu program KB. Namun agar program ini dapat berlangsung secara

berkelanjutan, program penyuluhan KB hingga ke desa-desa harus semakin digiatkan.

13. Sosial

Indikator yang digunakan untuk mengetahui kondisi sosial di Kabupaten Banjar

adalah rasio jumlah ibadah dengan jumlah pemeluknya. Berdasarkan standar nasional

yang telah ditetapkan, yaitu SNI 03-1733-2004 tentang Tata Cara Perencanaan

Lingkungan Perumahan di Perkotaan bahwa 1 masjid berfungsi untuk melayani 2.500

penduduk. Pada tahun 2009, rasio masjid per jumlah pemeluk agama di Kabupaten

Banjar adalah 1 : 492. Dengan demikian, jumlah masjid yang terdapat di Kabupaten

Banjar telah cukup untuk melayani penduduknya. Selain jumlah tempat ibadah, hal yang

perlu diperhatikan juga terkait kondisi sosial adalah toleransi dan kerukunan antar umat

beragama di Kabupaten Banjar sehingga tercipta kondisi yang aman dan nyaman dalam

berlbadah.

Permasalahan :

Perhatian terhadap budaya lokal makin berkurang

Moral dan etika generasi muda semakin terkikis oleh budaya luar

14. Ketenagakerjaan

Berdasarkan tingkat pendidikan para pencari kerja, bahwa sebanyak 152 orang

atau sebesar 3, 70 % yang berpendidikan SD, 202 orang (4,9 %) berpendidikan SMP,

Page 152: (rpjpd)kabupaten banjar pemerintah daerah kabupaten banjar

ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS BAB III

R P J P D K a b u p a t e n a n j a r t a h u n 2 0 0 5 - 2 0 2 5

III-18

1793 orang (42,32%) berpendidikan SMA, 603 orang ( 14,68 %) berpendidikan D III dan

sebesar 1359 orang (33,07%) berpendidikan S1. Jika dilihat dari tingkat pendidikan para

pencari kerja memperlihatkan bahwa kualitas pendidikan dari para pencari kerja di

Kabupaten Banjar cukup baik. Untuk jenis kelamin sebanyak 2.128 orang berjenis kelamin

laki laki dan 1981 orang berjenis kelamin perempuan.

Permasalahan: Sebagian besar permasalahan dalam urusan ketenagakerjaan, berkaitan

dengan jenjang pendidikan serta miss match antara lulusan dan permintaan tenaga kerja.

Secara umum, dapat tergambarkan permasalahannya sebagai berikut

Rendahnya Tingkat partisipasi angkatan keija.

Rendahnya kualitas (terkait pendidikan) masyarakat di Kabupaten Banjar sehingga

dinilai kurang mampu bersaing dengan masyarakat yang berasal dari luar

Kabupaten Banjar untuk memperoleh pekerjaan.

15. Koperasi dan UKM Koperasi sebagai salah satu lembaga perekonomian diharapkan sebagai

penggerak roda ekonomi di suatu wilayah dan meningkatkan kesejahteraan anggota.

Peran koperasi sangat penting untuk peningkatan potensi usaha kecil yang dimiliki oleh

masyarakat lokal, penyedia informasi serta sebagai lembaga distribusi dan pemasaran.

Data koperasi dan UMKM menunjukkan bahwa keberadaan koperasi yang aktif pada

Tahun 2006 adalah sebanyak 89 buah dan tahun 2010 menjadi 107 buah.

Page 153: (rpjpd)kabupaten banjar pemerintah daerah kabupaten banjar

ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS BAB III

R P J P D K a b u p a t e n a n j a r t a h u n 2 0 0 5 - 2 0 2 5

III-19

Sebagian besar berupa koperasi simpan pinjam Jumlah ini dinilai sangat kurang

untuk menggerakkan roda ekonomi serta melayani kebutuhan masyarakat Kabupaten

Banjar. Keberadaan koperasi ini perlu diperhatikan oleh pemerintah daerah, karena dapat

meningkatkan jumlah UKM yang berarti meningkatnya kesejahteraan masyarat

Kabupaten Banjar. Disamping itu, perlu juga dikembangkan lembaga ekonomi produktif

baik yang syari'ah maupun konvensional dalam rangka mendukung perekonomian di

Kabupaten Banjar.

Permasalahan :

Masih kurangnya jumlah koperasi yang aktif untuk melayani masyarakat

Kabupaten Banjar.

Keterbatasan modal pada pelaku UMKM

Kualitas produk UMKM masih kalah bersaing dengan produk luar

Terbatasnya jaringan pemasaran

16. Penanaman Modal

Investasi (penanaman modal) memberikan dampak positif bagi pertumbuhan suatu

wilayah dan kesejahteraan penduduk. Kabupaten Banjar dengan mempunyai trend

pertumbuhan investasi yang terus meningkat dimana pada tahun 2005 nilai realisasi

investasi sebesar Rp 547,393,540,000 meningkat menjadi Rp 842,385.000.000 pada

tahun 2010. Rata-rata pertumbuhan investasi selama lima tahun setiap tahunnya sebesar

8,89%. Hal ini memperlihatkan bahwa Kabupaten Banjar masih merupakan daerah yang

Page 154: (rpjpd)kabupaten banjar pemerintah daerah kabupaten banjar

ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS BAB III

R P J P D K a b u p a t e n a n j a r t a h u n 2 0 0 5 - 2 0 2 5

III-20

cukup menjanjikan bagi investor. Oleh karena itu kebijakan pembangunan perekonomian

Kabupaten Banjar hendaknya dapat memacu pertumbuhan investasi tersebut dengan

membuat regulasi dan pra kondisi yang dapat memancing masuknya investasi.

Untuk meningkatkan daya tarik investor untuk menanamkan modalnya di

Kabupaten Banjar, pemerintah daerah perlu melakukan promosi tentang potensi

daerahnya serta kemudahan-kemudahan yang akan diberikan kepada investor.

Peningkatan jumlah investor dan nilai investasi berarti peningkatan aktivitas ekonomi di

wilayah Kabupaten Banjar, yang dapat berdampak pada peningkatan daya serap

lapangan kerja, peningkatan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat Kabupaten

Banjar.

17. Kebudayaan

Kebudayaan merupakan salah satu kekayaan daerah yang harus dijaga dan

dilestarikan. Kebudayaan juga merupakan sarana promosi yang dapat meningkatkan

pendapatan daerah dari sektor pariwisata. Kebudayaan menjadi identitas suatu daerah.

Bagian terbesar penduduk yang ada di Kabupaten Banjar adalah etnis Banjar, serta etnis

Dayak. Perkembangan kebudayaan dimaksud sangat ditentukan oleh interaksi tiga pilar

utama yaitu: 1). nilai-nilai seni budaya yang berlaku di masyarakat; 2). kegiatan yang

dilakukan oleh pemangku seni budaya atau tokoh adat; dan 3). peran pemerintah daerah.

Terbentuknya Lembaga Adat dan Kekerabatan Kesultanan Banjar (LAKKB) menjadi pilar

keempat guna membangun interaksi seni budaya Banjar.

Page 155: (rpjpd)kabupaten banjar pemerintah daerah kabupaten banjar

ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS BAB III

R P J P D K a b u p a t e n a n j a r t a h u n 2 0 0 5 - 2 0 2 5

III-21

Pelestarian nilai-nilai budaya sangat perlu dilakukan secara terintegrasi, tidak

hanya melalui pagelaran seni, festival tari dan pertunjukan seni budaya lainnya, namun

perlu dipadukan dengan bidang lainnya melalui kurikulum pendidikan, literatur atau buku

yang menjadi rujukkan budaya Banjar sehingga pelestarian dan pengembangan seni

budaya ini dapat berlangsung secara baik dan berakar di masyarakat. Pembangunan

bidang kebudayaan ini diharapkan dapat menjadi satu kekuatan di masyarakat luas dalam

pelestarian nilai-nilai luhur dalam perilaku kehidupan masyarakat dan menjadi satu modal

kekuatan pembangunan.

Permasalahan :

Pelestarian budaya lokal yang belum optimal

Terjadinya degradasi nilai-nilai budaya lokal

18. Kepemudaan dan Olahraga

Jumlah organisasi pemuda menggambarkan kapasitas pemerintah daerah dalam

mendorong dan memberdayakan masyarakat untuk berperan serta dalam menyalurkan

aspirasi dan kemampuannya dalam penyelenggaraan pembangunan. Organisasi pemuda

yang dimaksud pada bagian ini adalah binaan pemerintah dan bertujuan untuk

mendukung pembangunan daerah. Sementara itu di bidang olahraga masih perlu

peningkatan kesadaran berolahraga dikalangan masyarakat luas, perlunya peningkatan

pembibitan di bidang olahraga guna penemuan bibit berprestasi serta membudayakan

Page 156: (rpjpd)kabupaten banjar pemerintah daerah kabupaten banjar

ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS BAB III

R P J P D K a b u p a t e n a n j a r t a h u n 2 0 0 5 - 2 0 2 5

III-22

olahraga di masyarakat. Permasalahan yang dihadapi adalah masih kurangnya

kemandirian sosial dan ekonomi pemuda kurangnya pembibitan olahraga yang berakibat

pada minimnya prestasi. Upaya Pemerintah Daerah Kabupaten Banjar dilihat dengan

Pembangunan Gedung Olah Raga dimana pada tahun 2006 gedung olah raga sebanyak

15 buah meningkat menjadi 18 buah pada tahun 2009 dengan jumlah 27 klub olahraga.

Jumlah organisasi olahraga menggambarkan kapasitas pemerintah daerah dalam

meningkatkan kualitas kesehatan, kemampuan berkompetisi secara sehat dan

kemampuan bekerja sama masyarakat dan meningkatkan peran masyarakat dalam

pembangunan daerah pada bidang olah raga. Jumlah organisasi kepemudaan dan olah

raga di Kabupaten Banjar masih tergolong kecil bila dibandingkan dengan jumlah

penduduknya. Oleh karena itu, pemerintah daerah perlu mendorong para pemuda/i di

Kabupaten Banjar agar lebih aktif terlibat dalam organisasi kepemudaan dan olah raga di

wilayahnya.

Permasalahan :

Masih rendahnya pemberdayaan kepemudaaan dalam proses pembangunan

Masih rendahnya tingkat kewirausahaan pemuda

Masih rendahnya prestasi olahraga di Kabupaten Banjar

Page 157: (rpjpd)kabupaten banjar pemerintah daerah kabupaten banjar

ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS BAB III

R P J P D K a b u p a t e n a n j a r t a h u n 2 0 0 5 - 2 0 2 5

III-23

19. Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri

Bidang kesatuan bangsa dan politik dalam negeri menitikberatkan pada kegiatan

pembinaan terhadap LSM, Organisasi Masyarakat, OKP serta kegiatan pembinaan politik

daerah. Pengetahuan politik masyarakat yang mulai meningkat seringkali tidak diimbangi

dengan wawasan kebangsaan yang sesuai dengan nilai dan norma sehingga perlu

dilakukan peningkatan dan optimalisasi dalam hal pembinaan.

Jumlah Satpol PP yang dimiliki oleh Pemerintah kabupaten Banjar pada Tahun

2010 sebesar 26 orang. Jumlah ini menurun dibandingkan pada tahun 2006 sejumlah 27

orang. Untuk petugas Linmas mengalami peningkatan yang cukup pesat dari 17 orang

pada tahun 2006 menjadi 72 orang pada tahun 2010.

Permasalahan :

Masih rendahnya jumlah Polisi Pamong praja dalam memelihara dan

menyelenggarakan ketentraman dan ketertiban umum, menegakkan peraturan-

peraturan yang telah ditetapkan.

Masih rendahnya Jumlah Linmas untuk memelihara ketentraman/ ketertiban

masyarakat, serta mengkondisikan lingkungan yang kondusif dan demokratif

(untuk setiap 10.000 jiwa penduduk Kabupaten Banjar pada tahun 2010 tersedia

jumlah Linmas sebanyak 72 orang)

Page 158: (rpjpd)kabupaten banjar pemerintah daerah kabupaten banjar

ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS BAB III

R P J P D K a b u p a t e n a n j a r t a h u n 2 0 0 5 - 2 0 2 5

III-24

20. Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum. Administrasi Keuanaan Daerah. Perangkat Daerah dan Kepegawaian

Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) Kabupaten Banjar tahun 2010 mencapai 4,91 %

dengan laju inflasi sebesar 8.71%. Peningkatan LPE Kabupaten Banjar hampir seirama

dengan peningkatan LPE Nasional yaitu 6.1 %. Hal ini berarti kinerja Pemerintah

Kabupaten Banjar dalam mengontrol tingkat inflasi msih perlu ditingkatkan.

Jika dilihat dari pertumbuhan masing-masing sektor ekonomi di PDRB (9 sektor),

sektor industri pengolahan mengalami pertumbuhan yang paling besar dibanding sektor

ekonomi lainnya, yaitu mencapai 8.95 %. Sektor ekonomi lainnya yang juga mengalami

pertumbuhan cukup besar adalah sektor pengangkutan dan komunikasi; sektor

pertambangan dan penggalian, serta sektor pertanian. PDRB per kapita berdasarkan

harga berlaku tumbuh sebesar 11.67 % yaitu dari Rp 12.344.830,00 menjadi Rp

13.785.208,00 di tahun 2010. PDB Nasional per kapita atas harga berlaku , yaitu

Rp27.100,000,00. Bila dibandingkan dengan PDB Nasional, PDRB per kapita masih

tergolong rendah. Berdasarkan hasil analisis, 3,34 % penduduk di Kabupaten Banjar

masih tergolong miskin. Berkaitan dengan perekonomian, proses perijinan serta retribusi

yang diatur daerah menentukan perbaikan iklim usaha dan investasi.

Permasalahan:

Masih rendahnya PDRB per kapita atas harga berlaku Kabupaten Banjar

dibandingkan dengan nasional.

Page 159: (rpjpd)kabupaten banjar pemerintah daerah kabupaten banjar

ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS BAB III

R P J P D K a b u p a t e n a n j a r t a h u n 2 0 0 5 - 2 0 2 5

III-25

Tingginya persentase penduduk miskin di Kabupaten Banjar.

21. Ketahanan Pangan

Kebutuhan pangan merupakan kebutuhan pokok masyarakat yang wajib

diperhatikan oleh pemerintah daerah. Kejadian rawan pangan menjadi masalah yang

sangat sensitif dalam dinamika kehidupan sosial. Ketersediaan pangan utama di

Kabupaten Banjar, dengan jumlah konsumsi pangan sehingga diketahui persentase

jumlah konsumsi pangan utama terhadap ketersediaan pangan utama.

Permasalahan :

Belum terukurnya ketahanan pangan Kabupaten Banjar.

Belum tercapainya distribusi pangan secara merata di Kabupaten Banjar.

Belum adanya regulasi ketahanan pangan di Kabupaten Banjar sebagai pedoman

tata laksana keamanan, mutu dan gizi pangan di daerah.

22. Pemberdayaan masyarakat dan Desa

Lembaga pemberdayaan masyarakat (LPM) berfungsi sebagai sarana

berorganisasi, berbagi informasi, penyaluran aspirasi serta peningkatan

pengetahuan/kemampuan untuk masyarakat setempat dalam mendukung pembangunan

lingkungannya (RT/RW atau kelurahan).

Upaya pemberdayaan masyarakat juga dilakukan melalui Program Desa Binaan

dengan menjadikan beberapa desa secara bertahap sebagai lokasi binaan. Inti dari

Page 160: (rpjpd)kabupaten banjar pemerintah daerah kabupaten banjar

ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS BAB III

R P J P D K a b u p a t e n a n j a r t a h u n 2 0 0 5 - 2 0 2 5

III-26

sasaran yang ingin dicapai dari program desa binaan adalah memadukan berbagai

kegiatan seluruh bidang pembangunan yang berlokasi di desa agar tercapai secara

maksimal dan terintegrasi. Selanjutnya pada tahun 2010 masing-masing kecamatan yang

memiliki desa lebih dari 4 dilakukan pembinaan sejumlah 5 desa dengan jumlah 85 desa.

Jumlah ini juga menunjukkan besarnya pelayanan penunjang yang dapat

diciptakan oleh pemerintah daerah dalam pemberdayakan masyarakat untuk berperan

aktif dalam pembangunan daerah. Jumlah kelompok yang terlibat dalam LPM perlu

ditingkatkan dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan yang partisipatif.

Permasalahan :

Kurangnya keterlibatan masyarakat dalam LPM Kabupaten Banjar.

Belum optimalnya aktivitas LPM terhadap masyarakat

23. Statistik

Dokumen statistik suatu daerah dibutuhkan oleh pemerintah (daerah maupun

pusat) dalam mendapatkan data kondisi dan perkembangan daerah tersebut secara

umum sebagai bahan untuk menyusun rencana pembangunan serta rencana tata ruang,

bahan evaluasi atas kinerja/pelaksanaan pembangunan dan sebagai bahan untuk

menetapkan kebijakan-kebijakan dalam rangka peningkatan kesejahteraan masyarakat

secara berkesinambungan. Pada tahun 2010, Kabupaten Banjar tercatat belum memiliki

data statistik tentang Indeks-Gini Ratio, Input-output dan IHK, Dokumen tersebut perlu

Page 161: (rpjpd)kabupaten banjar pemerintah daerah kabupaten banjar

ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS BAB III

R P J P D K a b u p a t e n a n j a r t a h u n 2 0 0 5 - 2 0 2 5

III-27

segera dilengkapi dan disinkronisasi melalui koordinasi dan keijasama antar SKPD agar

rencana serta kebijakan yang disusun oleh pemerintah tepat sasaran.

Permasalahan :

Kurang lengkapnya dokumen statistik, yaitu Indeks-Gini Ratio, Input-Output dan

IHK Kabupaten Banjar serta banyak data yang belum disinkronisasi dengan SKPD

terkait.

Masih kurang kesadaran dan pemahaman akan pentingya data

Ketersediaan basis data yang masih belum memadai

24. Kearsipan

Pada tahun 2006-2010, SKPD Kabupaten Banjar berjumlah 22, dan sudah

seluruhnya mengelola arsip secara baku. Perlu Peningkatan kemampuan pengelolaan

arsip mutlak diperlukan dalam Pemerintahan sebagai bagian dari tertib administrasi. Pada

bidang kearsipan, Kabupaten Banjar dinilai berhasil mengelola arsip-arsip secara baku.

Ketersediaan arsip baku ini memudahkan untuk melaksanakan evaluasi kinerja terhadap

masing-masing SKPD dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan yang transparan dan

akuntabel.

Permasalahan: Masih kurangnya SDM tentang kearsipan

Tidak adanya pusat data terpadu

Page 162: (rpjpd)kabupaten banjar pemerintah daerah kabupaten banjar

ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS BAB III

R P J P D K a b u p a t e n a n j a r t a h u n 2 0 0 5 - 2 0 2 5

III-28

25. Komunikasi dan Informatika

Pada tingkat SKPD, Kabupaten Banjar dinilai berhasil dalam menyediakan sarana

komunikasi dan informatika, hampir semua SKPD di Kabupaten Banjar telah memiliki

akses internet. Keberadaan sarana komunikasi dan informatika yang memadai di setiap

SKPD sangat diperlukan untuk mengetahui informasi secara up to date terutama berkaitan

dengan pelaksanaan penyelenggaraan pemerintahan serta sebagai sarana koordinasi

internal dan external SKPD di Kabupaten Banjar. Keberadaan sarana ini juga diperlukan

oleh masyarakat untuk meningkatkan akses informasi dan pengetahuan. Pada tingkat

masyarakat, masih terdapat kawasan yang belum terjangkau jaringan komunikasi. Hal ini

merupakan masalah yang perlu ditindaklanjuti oleh Pemerintah Daerah dalam rangka

pembangunan daerah Kabupaten Banjar.

Permasalahan:

Belum optimalnya fungsi internet dalam menyajikan informasi pada masing-masing

SKPD secara up to date.

Pemanfaatan teknologi informasi yang masih rendah

26. Perpustakaan

Perpustakaan milik daerah dapat menunjukkan tingkat pelayanan kepada

masyarakat umum dalam rangka meningkatkan kualitas masyarakat umum serta

kelangsungan pelayanan pendidikan. Untuk meningkatkan minat baca masyarakat maka

pemerintah Kabupaten Banjar telah menyediakan perpustakaan yang cukup representatif.

Page 163: (rpjpd)kabupaten banjar pemerintah daerah kabupaten banjar

ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS BAB III

R P J P D K a b u p a t e n a n j a r t a h u n 2 0 0 5 - 2 0 2 5

III-29

Hal ini terlihat dari keberadaan perpustakaan daerah dengan jumlah pengunjung yang

terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Pada tahun 2005 jumlah pengunjung

mencapai 4.920 orang dan pada tahun 2009 terjadi kenaikan mencapai 6.904 orang. Dari

data tersebut menunjukkan bahwa program penyediaan koleksi perpustakaan cukup

menggugah minat baca masyarakat Kabupaten Banjar. Hal ini dinilai kurang untuk

memenuhi kebutuhan masyarakat. Jumlah pengunjung perpustakaan per tahun di

Kabupaten Banjar juga dinilai cukup rendah dibandingkan jumlah penduduknya. Oleh

karena itu, peningkatan kuantitas dan kualitas perpustakaan perlu dilaksanakan dalam

rangka mendorong terciptanya masyarakat yang berkualitas. Selain itu, masyarakat juga

perlu didorong untuk memanfaatkan pelayanan berupa perpustakaan untuk meningkatkan

pengetahuan, kapabilitas serta kualitas hidupnya.

Permasalahan :

Kurangnya kuantitas dan kualitas perpustakaan daerah Kabupaten Banjar.

Kurangnya peran masyarakat Kabupaten Banjar untuk memanfaatkan

perpustakaan sebagai salah satu sarana untuk meningkatkan kualitas hidup.

Perlu inovasi dengan menyediakan perpustakaan on line.

3.1.2 Identifikasi Permasalahan Pembangunan Daerah Terkait Urusan Pilihan

Pemerintah Kabupaten Banjar

Urusan pilihan, menurut Peraturan Pemerintah No. 38 Tahun 2007, adalah urusan

pemerintahan yang secara nyata ada dan berpotensi untuk meningkatkan kesejahteraan

Page 164: (rpjpd)kabupaten banjar pemerintah daerah kabupaten banjar

ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS BAB III

R P J P D K a b u p a t e n a n j a r t a h u n 2 0 0 5 - 2 0 2 5

III-30

masyarakat sesuai dengan kondisi, kekhasan, dan potensi unggulan daerah yang

bersangkutan. Terdapat 8 bidang/sektor yang menjadi urusan pilihan yang menjadi

tanggung jawab pemerintah daerah. Identifikasi permasalahan pembangunan daerah

terkait urusan pilihan Pemerintah Daerah Kabupaten Banjar dijabarkan sebagai berikut.

1. Pertanian Produktivitas padi atau bahan pangan utama lokal lainnya per hektar di Kabupaten

Banjar masih cukup tinggi, yaitu 35,13 Ton/Ha. Kontribusi sektor pertanian terhadap

PDRB Kabupaten Banjar pada tahun 2010 sebesar Rp 1.530.752,044, hal ini berarti share

sektor pertanian menyumbang 21,91% atau kedua terbesar setelah perdagangan, hotel,

dan restoran terhadap PDRB Kabupaten Banjar. Kontribusi ini dinilai cukup besar,

mengingat kondisi geografi dan masyarakat Kabupaten Banjar sebagian besar bekerja

pada sektor pertanian. Pertanian dalam hal ini adalah pertanian dalam arti luas, termasuk

pertanian buah-buahan, sayuran, kehutanan, perikanan, peternakan dan perkebunan.

Potensi pertanian dan tingginya kontribusi pertanian terhadap PDRB masih belum

sebanding dengan perbaikan taraf hidup petani.

2. Kehutanan Pada tahun 2010 luas hutan dan lahan kritis di Kabupaten Banjar mencapai

95.460,50 ha di dalam kawsan hutan dan15.473,70 ha berada di luar kawasan hutan.

Total lahan kritis di Kabupaten Banjar pada tahun 2010 seluas 110.934,20 ha. Pemerintah

daerah harus melakukan pemeliharaan ketat terhadap kawasan hutan dan penegakan

Page 165: (rpjpd)kabupaten banjar pemerintah daerah kabupaten banjar

ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS BAB III

R P J P D K a b u p a t e n a n j a r t a h u n 2 0 0 5 - 2 0 2 5

III-31

hukum yang tegas terhadap perubahan guna lahan di lahan kritis, terutama di Kawasan

pegunungan untuk mencegah teijadinya bencana (berupa banjir, kekurangan air, erosi,

longsor, dsb). Luasan Hal ini terkait kondisi topografi, iklim dan fungsi kawasan

pegunungan Meratus sebagai kawasan lindung dan kawasan resapan air.

3. Energi dan Sumber Daya Mineral

Luasan pertambangan tanpa ijin di Kabupaten Banjar dianggap masih cukup besar

dengan maraknya penambang ilegal. Pertambangan tanpa ijin ini biasanya memberi

dampak negatif bagi lingkungan, masyarakat dan ekonomi suatu daerah. Untuk

meminimalisasi dampak negative ini, Pemerintah Kabupaten Banjar harus bertindak tegas

pada pihak-pihak yang menambang tambang tanpa ijin. Dengan demikian, lingkungan

Kabupaten Banjar dapat terjaga, masyarakat tidak dirugikan serta keberadaan sektror

energi dan sektor mineral menambah devisa daerah.

Pada tahun 2010, kontribusi sektor pertambangan terhadap PDRB Kabupaten

Banjar adalah Rp. 1.464.113.614. Hal ini berarti share sektor energi dan sumber daya

mineral menyumbang 20,96 % terhadap PDRB Kabupaten Banjar. Dengan pengelolaan

yang lebih baik, kontribusi dari sektor energi dan sumber daya mineral dapat lebih

dioptimalkan.

Page 166: (rpjpd)kabupaten banjar pemerintah daerah kabupaten banjar

ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS BAB III

R P J P D K a b u p a t e n a n j a r t a h u n 2 0 0 5 - 2 0 2 5

III-32

4. Pariwisata

Pariwisata yang menonjol di Kabupaten Banjar adalah wisata religi dan pasar

terapung Lok Baintan, sedangkan jenis pariwisata yang lain belum optimal belum dapat

dioptimalkan, untuk itu perlu pengelolaan dan promosi objek-objek wisata yang

terintegrasi untuk meningkatkan potensi sektor pariwisata Kabupaten Banjar. Pemerintah

daerah diharapkan tetap meningkatkan promosi, kondisi lingkungan, kenyamanan dan

fasilitas pendukung tiap objek wisatanya agar tetap mampu berkompetisi dan berdaya

saing dengan objek wisata lain di luar Kabupaten Banjar.

5. Kelautan dan Perikanan Kondisi geografis Kabupaten Banjar berada di kawasan pegunungan,dataran, dan

pesisir. Produksi ikan di Kabupaten Banjar pada tahun 2009 tercatat sebanyak 32,98 ton

dan meningkat menjadi 44,17 ton pada tahun 2010. Potensi Perikanan di Kabupaten

Banjar sangat besar karena dapat dikembangkan di kawasan pegunungan,dataran, dan

pesisir sehingga perlu perhatian pemerintah daerah Kabupaten Banjar untuk

meningkatkan produksi ikan di Kabupaten Banjar dengan melaksanakan pembinaan

terhadap para peternak ikan dalam rangka peningkatan kuantitas dan kualitas ikan yang

dihasilkan.

6. Perdagangan

Sektor perdagangan di Kabupaten Banjar mempunyai Kontribusi yang paling besar

terhadap PDRB Kabupaten Banjar yaitu 1.629.391.375. Hal ini berarti share sektor

Page 167: (rpjpd)kabupaten banjar pemerintah daerah kabupaten banjar

ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS BAB III

R P J P D K a b u p a t e n a n j a r t a h u n 2 0 0 5 - 2 0 2 5

III-33

perdagangan menyumbang 23,32% terhadap PDRB Kabupaten Banjar. Dengan

pengelolaan yang lebih baik, kontribusi dari sektor perdagangan dapat lebih

ditingkatkankan.

Pedagang yang paling banyak berkembang di Kabupaten Banjar adalah pedagang

kecil. Total jumlah pedagang yang memegang SIUP di Kabupaten Banjar pada tahun

2010 yaitu 508 yang didominasi pedagang kecil yaitu 334 pedagang kecil yang secara

keseluruhan mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Pemerintah Kabupaten Banjar

perlu memberi perhatian dan pembinaan terhadap perkembangan perdagangan, terutama

pedagang kecil agar dapat menjadi salah satu sektor unggulan dalam rangka

meningkatan kesejahteraan masyarakat di Kabupaten Banjar.

7. Perindustrian

Sektor industri di Kabupaten Banjar mempunyai kontribusi besar terhadap PDRB

Kabupaten Banjar, terutama indutsri olahan hasil-hasil pertanian. Jumlah perusahaan

industri menurut tenaga kerja yang paling banyak berkembang di Kabupaten Banjar

adalah industri rumah tangga. Total jumlah industri di Kabupaten Banjar pada tahun 2010

yaitu 6.393 industri yang didominasi industri rumah tangga yaitu 6.056 industri. Secara

keseluruhan mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Pemerintah Kabupaten Banjar

perlu memberi perhatian dan pembinaan terhadap perkembangan industri, terutama

Page 168: (rpjpd)kabupaten banjar pemerintah daerah kabupaten banjar

ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS BAB III

R P J P D K a b u p a t e n a n j a r t a h u n 2 0 0 5 - 2 0 2 5

III-34

industri rumah tangga agar dapat berkembang menjadi salah satu sektor unggulan dalam

rangka meningkatan kesejahteraan masyarakat di Kabupaten Banjar.

8. Ketenagakerjaan dan Ketransmigrasian

Ketenagakerjaan dan ketransmigrasian merupakan bagian dari upaya

pengembangan sumberdaya manusia dan sumberdaya alam yang memegang peranan

penting dalam mewujudkan pembangunan kualitas manusia. Pembangunan di bidang

Ketenagakerjaan dan ketransmigrasian diarahkan dalam rangka peningkatan

kesejahteraan tenaga kerja, ketenangan berusaha dan kesejahteraan transmigrasi yang

dilaksanakan melalui kebijakan untuk memberikan Kontribusi yang nyata dan terukur.

3.2. Isu Strategis

Isu strategis dirumuskan dengan memperhatikan identifikasi permasalahan

Kabupaten Banjar, isu dunia internasional serta penelaahan kebijakan pembangunan,

nasional dan daerah lain di sekitar Kabupaten Banjar. Isu strategis merupakan dasar

dalam perumusan visi dan misi pembangunan Kabupaten Banjar selama 20 tahun ke

depan.

3.2.1. Penelaahan Isu-isu Strategis Nasional dan Provinsi Kalimantan Selatan

Perumusan isu strategis Kabupaten Banjar dilaksnakan dengan memperhatikan

kebijakan pembangunan jangka panjang nasional agar tercipta suatu keserasian dan

Page 169: (rpjpd)kabupaten banjar pemerintah daerah kabupaten banjar

ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS BAB III

R P J P D K a b u p a t e n a n j a r t a h u n 2 0 0 5 - 2 0 2 5

III-35

keterpaduan dalam pembangunan. Analisis isu-isu strategis dilakukan untuk

meningkatkan akseptabilitas prioritas pembangunan sehingga dapat dioperasionalkan dan

secara moral dan etika birokrasi dapat dipertaggungjawabkan. Dalam mengidentifikasi

isu-isu strategis bukan hanya mmempertimbangkan isu strategis daerah lain tapi juga

kesesuaian atau sinkronisasi dengan dengan arah kebijakan pembangunan jangka

panjang nasional dan kebijakan pembangunan jangka panjang Provinsi Kalimantan

Selatan. Identifikasi Isu-isu strategis dapat disajikan pada tabel berikut.

Tabel 3.1 Identifikasi Isu-Isu Strategis

No

Isu Strategis

Dunia Internasional (MDGs)

Kebijakan Nasional (RPJP Nasional) Regional (RPJP Provinsi

Kalimantan Selatan)

1 Mengurangi jumlah penduduk miskin dan keiaparan

Mengurangi jumlah penduduk miskin Kemiskinan, Pengangguran dan Ketenagakerjaan

2 Mencapai pendidikan dasar untuk semua

Meningkatkan kualitas penduduk seperti pendidikan, kesehatan dan lingkungan

Pembangunan Manusia dengan meningkatkan kualitas dan aksesibilitas pendidikan dan kesehatan

3 Mendorong kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan

meningkatkan kualitas hidup perempuan dan anak

4 Menurunkan angka kematian bayi

Menurunkan angka kematian bayi

5 Menurunkan angka kematian ibu akibat melahirkan

Menurunkan angka kematian ibu melahirkan

6 Mengendalikan HIV dan AIDS, malaria dan penyakit menular lainnya.

Menurunkan angka kesakitan dan kematian.

7 Menjamin kelestarian lingkungan hidup dan ketersediaan energy

Pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup secara tepat

Degradasi kuantitas dan kualitas Sumberdaya Alam dan Kualitas Lingkungan Hidup

8 Mengembangkan kemitraan untuk pembangunan

Meningkatkan kualitas demokrasi dan peran pemerintah daerah

Page 170: (rpjpd)kabupaten banjar pemerintah daerah kabupaten banjar

ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS BAB III

R P J P D K a b u p a t e n a n j a r t a h u n 2 0 0 5 - 2 0 2 5

III-36

No

Isu Strategis

Dunia Internasional (MDGs)

Kebijakan Nasional (RPJP Nasional) Regional (RPJP Provinsi

Kalimantan Selatan)

9 Menurunkan pertumbuhan penduduk Menekan pertumbuhan penduduk dan persebarannya

10 Pembangunan jatidiri bangsa Indonesia seperti penghargaan pada nilai budaya dan bahasa, nilai solidaritas sosiai, kekeluargaan dan rasa cinta tanah air.

Peran serta masyarakat terhadap budaya daerah dan penanganan masalah sosiai

11 Peningkatan efesiensi dan perbaikan tata kelola kelembagaan ekonomi serta pertumbuhan ekonomi yang tinggi

Daya saing Perekonomian Daerah

12 Meningkatkan aksesibilitas masyarakat terhadap sarana dan prasarana baik kualitas maupun cakupan pelayanan

Kualitas dan cakupan pelayanan infrastruktur

13 Pemerataan pembangunan

14 Mendukung ketahanan pangan didaerah, mendorong sektor produksi serta mendukung pengembangan wilayah

15 Meningkatkan profesionalisme birokrasi

16 Rendahnya ketaatan terhadap rencana tata ruang

Reformasi Birokrasi Pemerintah Daerah dan Kualitas Pelayanan Publik.

3.2.2. Penelaahan RPJP dengan Program Kawasan Metropolitan Banjar Bakula

Dalam menentukan isu-isu strategis di Kabupaten Banjar perlu diperhatikan pula

isu-isu strategis daerah lain. Penelaahan program yang menjadi kewenangan bersama

dengan daerah lain karena diperlukan adanya persamaan kepentingan/tujuan atau upaya-

upaya strategis yang harus disinergikan dan adanya persamaan permasalahan

pembangunan yang memerlukan upaya pemecahan dan adanya agenda pembangunan

kewilayahan yang menentukan kewenangan bersama (khususnya pada daerah-daerah

yang letaknya di daerah perbatasan dua wilayah) serta adanya kebijakan pemerintah

Provinsi Kalimantan Selatan yang menetapkan Kabupaten Banjar sebagai bagian dari

Page 171: (rpjpd)kabupaten banjar pemerintah daerah kabupaten banjar

ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS BAB III

R P J P D K a b u p a t e n a n j a r t a h u n 2 0 0 5 - 2 0 2 5

III-37

kesatuan wilayah/kawasan pembangunan Metropolitan Banjar Bakula yang wilayahnya

meliputi Kota Banjarmasin, Kota Banjarbaru, Kabupaten Tanah Laut, Kabupaten Barito

Kuala, dan Kabupaten Banjar, untuk lebih jelasnya disajikan pada tabel berikut.

Tabel 3.2 Identifikasi Program Kawasan Metropolitan Banjar Bakula

No Daerah Lain

(Banjar Bakula) Kebijakan Terkait

1 Kota Banjarmasin Pembinaan kegiatan keagamaan

Pengelolaan kekayaan budaya

Pengembangan pemasaran pariwisata

Penataan penguasaan, pemilikan, penggunaan dan pemanfaatan tanah

Pembangunan infrastruktur

Pengembangan kinerja pengelolaan air minum dan air limbah

Pengembangan perumahan , Perencanaan tata ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang

Perencanaan pengembangan wilayah strategis dan cepat tumbuh

Pembangunan prasarana dan fasilitas perhubungan serta peningkatan pelayanan angkutan

Pengembangan kinerja pengelolaan persampahan serta pengelolaan ruang terbuka hijau

Pengembangan data / informasi dan perencanaan pembangunan ekonomi

Penataan administrasi kependudukan

Peningkatan kapasitas suberdaya aparatur

Wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun serta peningkatan mutu pendidikan dan tenaga kependidikan

Peningkatan Kualitas Kelembagaan Koperasi dan Penciptaan Iklim Usaha Kecil Menengah Yang Kondusif

Peningkatan Promosi dan Kerjasama Investasi

Pembinaan eks Penyandang Penyakit Sosial

Peningkatan pemasaran hasil produksi pertanian / perkebunan / peternakan / perikanan

Page 172: (rpjpd)kabupaten banjar pemerintah daerah kabupaten banjar

ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS BAB III

R P J P D K a b u p a t e n a n j a r t a h u n 2 0 0 5 - 2 0 2 5

III-38

No Daerah Lain

(Banjar Bakula) Kebijakan Terkait

2 Kota Banjarbaru Peningkatan kualitas pendidikan

Peningkatan keahlian dan perlindungan bagi masyarakat penyandang masalah kesejahteraan sosiai, penyandang cacat dan lanjut usia

Penumbuhan ekonomi kreatif kota dan sector ekonomi kreatif dan tradisional

Peningkatan kualitas dan pencegahan degradasi lingkunqan hidup kota

Penyediaan dan pengelolaan infrastruktur serta penataan kota

Peningkatan kualitas kesehatan dan penanganan penyakit

Penanggulangan kemiskinan dan pengangguran

Penyediaan pelayanan umum Kota yang prima

Optimalisasi manajemen pemerintahan kota

Efektivitas dan efisiensi pengelolaan keuangan daerah

Pengembangan dan pembangunan infrastruktur wilayah

Pembangunan birokrasi yang professional serta efektivitas penqawasan aparatur

Peningkatan kualitas perencanaan dan pengendalian pembangunan yang aspiratif, implementataif dan berkelanjutan

Pembangunan bidang komunikasi dan informasi

3 Kabupaten Tanah Laut Memperkuat perekonomian yang berdaya saing dan menciptakan iklim investasi yang menarik

Pembangunan kesehatan masyarakat dan peningkatan gaya hidup sehat

Revitalisasi nilai-nilai kearifan lokal

Peningkatan kualitas tenaga kerja yang lebih professional dan kredibel

Mengarahkan kebijakan pasar kerja untuk mendoronq terciptanya lapanqan kerja

Peningkatan kualitas hidup dan peran perempuan serta perlindungan anak

Peningkatan kualitas dan partisipasi pemuda di berbaqai bidang

Pembangunan sektor pertanian (pengembangan agroindustri dan agribisnis) dan peternakan

Pengembangan UMKM dan pemberdayaan koperasi

Pengembangan kepariwisataan

Pembangunan kehutanan serta perlindungan dan konservasi SDA dan Peningkatan daya dukung dan daya tampung lingkungan

Page 173: (rpjpd)kabupaten banjar pemerintah daerah kabupaten banjar

ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS BAB III

R P J P D K a b u p a t e n a n j a r t a h u n 2 0 0 5 - 2 0 2 5

III-39

No Daerah Lain

(Banjar Bakula) Kebijakan Terkait

4 Kabupaten Barito Kuala Ketahanan Pangan dan Kewaspadaan Pangan dan Gizi

Pengentasan Kemiskinan

Pemberantasan Buta Aksara

Penuntasan Wajib Belajar Pendidikan Dasar

Peningkatan kualitas kesehatan dan penanganan penyakit

Pemberdayaan Masyarakat

Penyediaan Sarana dan Prasarana Produksi Pertanian

Fasilitasi Akses Informasi dan Akses Sumber Faktor Produksi Usaha Masyarakat

Fasilitasi pengembangan industri kecil menengah dan industri rumah tangga

Fasilitasi pemasaran hasil industri kecil menengah dan industri rumah tangga

3.2.3. Isu-isu Strategis Kabupaten Banjar

Dengan memperhatikan kebijakan pembangunan di daerah sekitar Kabupaten

Banjar serta isu-isu strategis jangka panjang internasional, nasional serta regional dan

aspek lainnya maka isu strategis pembangunan Kabupaten Banjar Tahun 2005-2025

adalah sebagai berikut:

Perlunya reformasi birokrasi serta profesionalisme aparatur dalam rangka

mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik

Tingginya laju pertumbuhan penduduk dan pengentasan kemiskinan

Rendahnya tingkat kesehatan dan kualitas SDM

Meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat dengan

mendorong ekonomi lokal

Page 174: (rpjpd)kabupaten banjar pemerintah daerah kabupaten banjar

ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS BAB III

R P J P D K a b u p a t e n a n j a r t a h u n 2 0 0 5 - 2 0 2 5

III-40

Menurunnya kualitas lingkungan hidup serta rendahnya peran serta masyarakat

daiam menjaga kondisi lingkungan

Rendahnya kualitas dan cakupan infrastruktur wilayah

Belum meratanya pembangunan serta rendahnya aksesibilitas masyarakat miskin

terhadap pelayanan umum.

Penataan dan pemerataan serta peningkatan kompetensi aparatur pemerintah

daerah

Page 175: (rpjpd)kabupaten banjar pemerintah daerah kabupaten banjar

ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS BAB III

R P J P D K a b u p a t e n a n j a r t a h u n 2 0 0 5 - 2 0 2 5

III-41

Tabel 3.3 Sinkronisasi Isu Strategis Internasional, Nasional, Regional, dan Kabupaten Banjar

No

Isu Strategis

Dunia Internasional (MDGs) Kebijakan Nasional (RPJP Nasional) Regional (RPJP Provinsi

Kalimantan Selatan) Kabupaten Banjar

1 Mengurangi jumlah penduduk miskin dan keiaparan

Mengurangi jumlah penduduk miskin Kemiskinan, Pengangguran dan Ketenagakerjaan

2 Mencapai pendidikan dasar untuk semua

Meningkatkan kualitas penduduk seperti pendidikan, kesehatan dan lingkungan

Pembangunan Manusia dengan meningkatkan kualitas dan aksesibilitas pendidikan dan kesehatan

Tingginya laju pertumbuhan penduduk serta rendahnya kualitas SDM

3 Mendorong kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan

meningkatkan kualitas hidup perempuan dan anak

4 Menurunkan angka kematian bayi Menurunkan angka kematian bayi

5 Menurunkan angka kematian ibu akibat melahirkan

Menurunkan angka kematian ibu melahirkan

6 Mengendalikan HIV dan AIDS, malaria dan penyakit menular lainnya.

Menurunkan angka kesakitan dan kematian.

7 Menjamin kelestarian lingkungan hidup dan ketersediaan energy

Pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup secara tepat

Degradasi kuantitas dan kualitas Sumberdaya Alam dan Kualitas Lingkungan Hidup

Menurunnya kualitas lingkungan hidup serta rendahnya peran serta masyarakat dalam menjaga kondisi lingkungan

8 Mengembangkan kemitraan untuk pembangunan

Meningkatkan kualitas demokrasi dan peran pemerintah daerah

9 Menurunkan pertumbuhan penduduk Menekan pertumbuhan penduduk dan persebarannya

Tingginya laju pertumbuhan penduduk serta rendahnya kualitas SDM

Page 176: (rpjpd)kabupaten banjar pemerintah daerah kabupaten banjar

ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS BAB III

R P J P D K a b u p a t e n a n j a r t a h u n 2 0 0 5 - 2 0 2 5

III-42

No

Isu Strategis

Dunia Internasional (MDGs) Kebijakan Nasional (RPJP Nasional) Regional (RPJP Provinsi

Kalimantan Selatan) Kabupaten Banjar

10 Pembangunan jatidiri bangsa Indonesia seperti penghargaan pada nilai budaya dan bahasa, nilai solidaritas sosiai, kekeluargaan dan rasa cinta tanah air.

Peran serta masyarakat terhadap budaya daerah dan penanganan masalah sosiai

11 Peningkatan efesiensi dan perbaikan tata kelola kelembagaan ekonomi serta pertumbuhan ekonomi yang tinggi

Daya saing Perekonomian Daerah Meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat dengan mendorong ekonomi lokal

12 Meningkatkan aksesibilitas masyarakat terhadap sarana dan prasarana baik kualitas maupun cakupan pelayanan

Kualitas dan cakupan pelayanan infrastruktur

Rendahnya kualitas dan cakupan infrastruktur wilayah

13 Pemerataan pembangunan Belum meratanya pembangunan serta Rendahnya aksesibilitas masyarakat miskin terhadap pelayanan umum.

14 Mendukung ketahanan pangan didaerah, mendorong sektor produksi serta mendukung pengembangan wilayah

15 Meningkatkan profesionalisme birokrasi

16 Rendahnya ketaatan terhadap rencana tata ruang Reformasi Birokrasi Pemerintah Daerah dan Kualitas Pelayanan Publik.

Perlunya reformasi birokrasi serta profesionalisme aparatur dalam rangka mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik

Page 177: (rpjpd)kabupaten banjar pemerintah daerah kabupaten banjar

ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS BAB III

R P J P D K a b u p a t e n a n j a r t a h u n 2 0 1 1 - 2 0 3 1

43

Page 178: (rpjpd)kabupaten banjar pemerintah daerah kabupaten banjar

VISI DAN MISI DAERAH BAB IV

R P J P D K a b u p a t e n B a n j a r T a h u n 2 0 0 5 - 2 0 2 5

IV-1

BAB IV

VISI DAN MISI DAERAH

4.1. Dasar Filosofi

Dasar filosofi Pembangunan Daerah Kabupaten Banjar adalah, Baiman

Bauntung Batuah, yang menjadi nilai luhur untuk diimplementasikan kedalam

tata nilai kehidupan budaya masyarakat. Kalimat tersebut berarti Membangun

daerah dalam suasana kehidupan yang relegius Islami sebagai perwujudan

Martapura Kota Serambi Mekah; mewujudkan kesejahteraan rakyat di segala

bidang dan dengan senantiasa mengharapkan berkah dan ridho Allah S.W.T.

RPJP Daerah Kabupaten Banjar Tahun 2005-2025 secara substansi

tidak terlepas dari motto daerah untuk mencerminkan tekad dan semangat yang

tinggi dari masyarakat Kabupaten Banjar dalam ikut serta dan berperan aktif

melanjutkan dan meningkatkan pembangunan daerah Banjar dengan tetap

dilandasi Iman dan Takwa, semangat Kekeluargaan dan Kegotong-royongan.

Tekad dan semangat yang tinggi tersebut tercermin dalam lambang

daerah Kabupaten Banjar dengan motto: BARAKAT, yang maknanya adalah :

1. BARAKAT = dalam arti kata BERKAH

2. BARAKAT = singkatan dari BARKAT MUFAKAT (RAKAT MUFAKAT)

3. BARAKAT = singkatan dan kepanjangan BARATAAN RAKYAT RAKAT

Page 179: (rpjpd)kabupaten banjar pemerintah daerah kabupaten banjar

VISI DAN MISI DAERAH BAB IV

R P J P D K a b u p a t e n B a n j a r T a h u n 2 0 0 5 - 2 0 2 5

IV-2

4. BARAKAT = singkatan dan kepanjangan BERKAT ALLAH, RASUK ATAS

KARYA, AHLAK DAN TAKWA.

4.2. Perumusan Visi

Visi merupakan rumusan umum yang mengarahkan kondisi daerah

Kabupaten Banjar yang ingin dicapai pada akhir periode perencanaan

pembangunan jangka panjang, yakni 20 tahun ke depan. Visi bukan hanya

mimpi ataupun serangkaian harapan, namun suatu komitmen dan upaya

merancang serta mengelola perubahan untuk mencapai tujuan pembangunan

20 tahun ke depan. Visi harus didasarkan pada realita dan harus dapat

menunjukkan gambaran masa depan yang ideal bagi pembangunan daerah dan

masyarakat.

Visi Kabupaten Banjar dirumuskan, dibahas dan disepakati bersama oleh

seluruh pemangku kepentingan pembangunan daerah karena visi merupakan

dasar bagi para stakeholders dalam operasionalisasi perencanaan

pembangunan daerah. Perumusan visi dilakukan untuk menindaklanjuti hasil

analisis isu-isu strategis dan permasalahan pembangunan daerah (PPD) untuk

menemukan perwujudan visi. Berdasarkan kondisi Kabupaten Banjar sampai

dengan saat ini, dan tantangan yang akan dihadapi dalam 20 tahun mendatang

serta dengan mempertimbangkan potensi dan faktor strategis yang di miliki

Page 180: (rpjpd)kabupaten banjar pemerintah daerah kabupaten banjar

VISI DAN MISI DAERAH BAB IV

R P J P D K a b u p a t e n B a n j a r T a h u n 2 0 0 5 - 2 0 2 5

IV-3

daerah, maka hasil perumusan visi Kabupaten Banjar Tahun 2005-2025 adalah

sebagaimana disajikan pada Tabel 4.1:

Tabel 4.1 Perumusan Visi

No Perwujudan Visi

Pokok-pokok Visi Pernyataan Visi

1 Berbudaya Tertib, terbuka, teratur, disiplin, taat hukum, setia

kawan, gotong royong Kabupaten Banjar yang berbudaya,

religius, mandiri dan berdaya saing tahun

2025

2 Religius Islami, Iman, takwa, saling menghormati, rukun,

damai, setara

3 Mandiri dan Berdaya Saing

Mandiri, professional, makmur, sejahtera,

akuntabilitas, transparasi, maju dan unggul

Tabel 4.2 Penyusunan penjelasan Visi

visi Pokok-pokok Visi Penjelasan Visi

Kabupaten Banjar yang berbudaya,

religius, mandiri dan berdaya

saing tahun 2025

1. Berbudaya: Tertib, terbuka, teratur, disiplin, taat hukum, setia kawan, gotong royong

Keadaan suatu kondisi dimana penerapan nilai luhur budaya Banjar di tengah masyarakat dalam segala aspek kehidupan, sehingga menjadi ciri khas daerah Banjar. Budaya Banjar sebagai payung kebudayaan daerah, sebagai alat pemersatu dari berbagai etnis yang ada (strengthening of Banjar culture), terciptanya toleransi, kerjasama, dan saling pengertian antar multikultur sehingga menjadi sinergi yang serasi untuk mendukung pembangunan.

Page 181: (rpjpd)kabupaten banjar pemerintah daerah kabupaten banjar

VISI DAN MISI DAERAH BAB IV

R P J P D K a b u p a t e n B a n j a r T a h u n 2 0 0 5 - 2 0 2 5

IV-4

2. Religius: Iman, takwa, saling menghormati, rukun, damai, setara

Suatu keadaan yakni masyarakat yang menghayati dan mengamalkan nilai-nilai luhur agama yang dianutnya, pengamalan agama secara konsisten, menjaga kerukunan hidup antar dan atau intra umat beragama, masyarakat yang religius menjadikan nilai-nilai luhur agama, bukan saja sebagai landasan moral dan etika hidup, melainkan juga menjadikannya sebagai pedoman dan pendorong dalam mencapai prestasi-prestasi hidupnya, sehingga kemajuan yang dicapai tidak sekedar berada pada tataran kebendaan belaka, melainkan juga mencapai nilai-nilai kehidupan hakiki yang kekal.

3. Mandiri dan berdaya saing: Mandiri, professional, makmur, sejahtera, akuntabilitas, transparan, maju dan unggul

Kondisi dimana masyarakat mampu mewujudkan kehidupan sejajar dan sederajat dengan masyarakat lain yang telah maju dengan mengandalkan pada kemampuan dan kekuatan sendiri. Kemandirian suatu masyarakat tercermin antara lain pada ketersediaan sumber daya manusia yang berkualitas dan mampu memenuhi tuntutan kebutuhan dan kemajuan pembangunannya; kemandirian aparatur pemerintah dan aparatur penegak hukum dalam menjalankan tugasnya; ketergantungan pembiayaan pembangunan yang bersumber

Page 182: (rpjpd)kabupaten banjar pemerintah daerah kabupaten banjar

VISI DAN MISI DAERAH BAB IV

R P J P D K a b u p a t e n B a n j a r T a h u n 2 0 0 5 - 2 0 2 5

IV-5

dari dalam daerah yang makin kokoh; dan kemampuan memenuhi sendiri kebutuhan pokok, kemandirian dicerminkan dalam setiap aspek kehidupan, baik hukum, ekonomi, politik, sosial budaya, maupun keamanan dan ketertiban. Dalam pelaksanaan pembangunan, kemandirian masyarakat Banjar tetap menjadi bagian dari Provinsi Daerah Kalimantan Selatan dan NKRI.

Keterkaitan visi Kabupaten Banjar Tahun 2025 dengan visi Nasional dan

visi Provinsi Kalimantan Selatan yaitu: Kabupaten Banjar yang berbudaya,

religius, mandiri dan berdaya saing tahun 2025, memiliki peran terhadap

perwujudan visi Nasional Tahun 2025, yaitu : Indonesia yang Mandiri, Maju,

Adil dan Makmur, serta visi Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2025 yaitu :

Kalimantan Selatan 2025 Maju dan Sejahtera Sebagai Wilayah

Perdagangan dan Jasa Berbasis Agro Industri sebagai mana tercantum

dalam Tabel 4.3. berikut.

Page 183: (rpjpd)kabupaten banjar pemerintah daerah kabupaten banjar

VISI DAN MISI DAERAH BAB IV

R P J P D K a b u p a t e n B a n j a r T a h u n 2 0 0 5 - 2 0 2 5

IV-6

Tabel 4.3. Keterkaitan Sasaran Visi RPJP Nasional, Sasaran Visi RPJP Provinsi Kalimantan Selatan, dan Visi Kabupaten Banjar.

No Sasaran visi RPJP Nasional Sasaran Visi RPJP Provinsi

Kalimantan Selatan Visi RPJP

Kabupaten Banjar

1. Terwujudnya rasa aman dan damai bagi seluruh rakyat serta terjaganya keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia dan kedaulatan Negara dari ancaman baik dari dalam negeri maupun luar negeri

Terwujudnya kehidupan sosial dan budaya sesuai dengan kepribadian bangsa dengan penguatan kepekaan sosial, pengembangan sstem informasi dan komunikasi, penguatan wawasan kebangsaan, pengembangan wadah dan iklim untuk berdialog antar antar strata sosial dan budaya, peningkatan rasa cinta terhadap budaya daerah serta pencegahan dan penanggulangan konflik sosial.

Berbudaya

2. Terwujudnya Indonesia yang demokratis, berlandaskan hukum dan berkeadilan

3. Terwujudnya Indonesia yang asri dan lestari

4. Terwujudnya masyarakat Indonesia yang berakhlak mulia, bermoral, beretika, berbudaya, dan beradab

Terwujudnya kehidupan beragama melalui peningkatan pemahaman dan implementasi agama dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara serta peningkatan kerukunan antar dan intra umat beragama

Religius

5. Terwujudnya bangsa yang berdaya saing untuk mencapai masyarakat yang lebih makmur dan sejahtera

Terwujudnya pembangunan ekonomi yang diarahkan pada pengembangan industri dan perdagangan berasis pada potensi sumberdaya manusia dan dan potensi agraris dengan dukungan transfortasi yang kuat

Mandiri dan Berdaya Saing

6. Terwujudnya pembangunan yang lebih merata dan berkeadilan

7. Terwujudnya peranan Indonesia yang meningkat dalam pergaulan dunia internasional.

8. Terwujudnya Indonesia sebagai Negara kepulauan yang mendiri, maju, kuat, dan berbasiskan kepentingan nasional

Page 184: (rpjpd)kabupaten banjar pemerintah daerah kabupaten banjar

VISI DAN MISI DAERAH BAB IV

R P J P D K a b u p a t e n B a n j a r T a h u n 2 0 0 5 - 2 0 2 5

IV-7

4.3. Perumusan Misi

Misi merupakan rumusan umum tentang upaya atau pilihan jalan (the

chosen track) yang akan dilaksanakan dalam rangka mewujudkan visi

pembangunan daerah, yaitu menyediakan layanan bagi masyarakat dan

aktivitas pembangunan bagi seluruh stakeholder. Misi merupakan hal yang

penting dirumuskan untuk mewujudkan visi yang ingin dicapai dalam upaya

pembangunan daerah selama 20 tahun ke depan.

Perumusan misi merupakan suatu upaya menyusun sistematika berupa

pola perjalanan pemerintahan daerah dalam rangka mengembangkan program-

program prioritas yang mampu menaungi berbagai tema pembangunan dalam 4

tahap selama 20 tahun kedepan untuk memenuhi kebutuhan dan meningkatkan

pelayanan masyarakat lebih efektif, efisien dan terukur. Dalam menyusun misi

pembangunan jangka panjang daerah, diperlukan pendefinisian visi terlebih

dahulu menjadi pokok-pokok visi. Pokok-pokok visi disusun dengan

memperhatikan stakeholder yang menjadi pelaku dan atau terkena dampak

pelaksanaan pembangunan. Tabel 4.4 menjelaskan proses perumusan misi

pembangunan daerah Kabupaten Banjar melalui proses pendefinisian visi

menjadi pokok-pokok visi.

Page 185: (rpjpd)kabupaten banjar pemerintah daerah kabupaten banjar

VISI DAN MISI DAERAH BAB IV

R P J P D K a b u p a t e n B a n j a r T a h u n 2 0 0 5 - 2 0 2 5

IV-8

Tabel 4.4 Perumusan Misi Pembangunan Kabupaten Banjar

No Visi Pokok-pokok

Visi

Stakeholder Pembangunan Misi

Masyarakat Pemerintah Daerah Pelaku Ekonomi (Dunia

Usaha)

1. Kabupaten Banjar yang berbudaya,

religius, mandiri dan berdaya saing tahun 2025

Berbudaya dan religius

Berperan menjunjung tinggi nilai-nilai serta ajaran agama yang dianutnya, menjunjung tinggi hukum yang berlaku serta nilai-nilai budaya warisan leluhur dalam kehidupan bermasyarakat

Pemerintah daerah menyiapkan perangkat atau aturan dalam mewujudkan kondisi Kabupaten Banjar yang kondusif dan berwawasan keterbukaan serta terciptanya hubungan yang harmonis dan sinergis

Peran serta pelaku ekonomi dibutuhkan untuk mendukung kondisi yang aman, rukun, setia kawan dan gotong royong dalam melakukan kegiatannya dan berdampingan dengan masyarakat sekitar

Mewujudkan Kabupaten Banjar yang religius, dan berbudaya luhur

2. Dapat berperan serta dalam penyediaan sarana dan prasarana pendidikan dengan sumber dana non pemerintah

Pemerintah daerah menyiapkan perangkat atau aturan serta penyediaan/dukungan sarana dan prasarana untuk peningkatan pendidikan pembangunan manusia

Dapat membantu dan bekerjasama dengan pemerintah dengan memberikan kontribusi sesuai kebutuhan masyarakat (CSR)

Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia yang berahlak mulia

Page 186: (rpjpd)kabupaten banjar pemerintah daerah kabupaten banjar

VISI DAN MISI DAERAH BAB IV

R P J P D K a b u p a t e n B a n j a r T a h u n 2 0 0 5 - 2 0 2 5

IV-9

No Visi Pokok-pokok

Visi

Stakeholder Pembangunan Misi

Masyarakat Pemerintah Daerah Pelaku Ekonomi (Dunia

Usaha)

Pemeintah daerah memfasilitasi kemudahan akses terhadap pendidikan dan pelayanan masyarakat yang berkualitas, terpadu, adil dan merata di seluruh lapisan masyarakat

3. Peran serta masyarakat sangat berpengaruh dalam menciptakan kondisi yang, harmonis, saling menghormati dan menghargai, taat asas, tertib dan teratur dalam menjalani kehidupan sehari-hari

Pemerintah Daerah berperan untuk meningkatkan kesadaran akan hak dan kewajiban, meningkatkan partisipasi masyarakat, serta membangun akuntabilitas dan transparasi keperintahan yang bertanggung jawab, peningkatan efisiensi birokrasi, dan penciptaan stabilitas politik dan konsistensi

Mewujudkan penyelenggaraan kepemerintahan yang baik, dan pelayanan prima

Page 187: (rpjpd)kabupaten banjar pemerintah daerah kabupaten banjar

VISI DAN MISI DAERAH BAB IV

R P J P D K a b u p a t e n B a n j a r T a h u n 2 0 0 5 - 2 0 2 5

IV-10

No Visi Pokok-pokok

Visi

Stakeholder Pembangunan Misi

Masyarakat Pemerintah Daerah Pelaku Ekonomi (Dunia

Usaha)

dalam penegakan hukum

4. Mandiri dan Berdaya saing

Mendukung pemerintah dengan memberikan informasi serta masukan terkait dengan kondisi pembangunan di wilayah masing- masing

Menciptakan iklim usaha yang kondusif, meningkatkan dan memperkuat perkonomian regional yang berdaya saing global, dan berioentasi pada keunggulan komparatif, kompetitif dan kooperatif dengan berbasis pada potensi sumber daya daerah

Bekerjasama dengan pemerintah dan berkontribusi dalam pembangunan terutama untuk daerah- daerah tertinggal dan miskin

Mewujudkan pemerataan pembangunan dan kesejahteraan yang berkeadilan

5. Berusaha untuk lebih mandiri dan menciptakan lapangan kerja/usaha dengan memafaatkan keahlian dan sumber daya lokal

Penguatan struktur ekonomi daerah yang didukung oleh penyediaan fasilitas infrastruktur yang memadai, tenaga kerja yang berkualitas dan produktif, serta penciptaan iklim investasi yang kondusif

Menciptakan kerjasama dengan pemerintah daerah dan melibatkan masyarakat lokal dalam kegiatan ekonominya serta berkontribusi terhadap perekonomian daerah

Memantapkan pembangunan ekonomi keryakyatan yang berdaya saing dan mendorong pertumbuhan investasi

Page 188: (rpjpd)kabupaten banjar pemerintah daerah kabupaten banjar

VISI DAN MISI DAERAH BAB IV

R P J P D K a b u p a t e n B a n j a r T a h u n 2 0 0 5 - 2 0 2 5

IV-11

No Visi Pokok-pokok

Visi

Stakeholder Pembangunan Misi

Masyarakat Pemerintah Daerah Pelaku Ekonomi (Dunia

Usaha)

6. Masyarakat berperan aktif dalam menjaga kelestarian lingkungan dalam pemanfatan sumber daya alam di sekitranya

Pengelolaan sumber daya alam dan lingkuan secara berkelanjutan, menjaga fungsi dan daya dukung lingkungan, menjaga keseimbangan dan kesesuaian pemanfaatan ruang antara kawasan lindung dan budidaya, dan antara kawasan regional metropolitan Banjar Bakula serta antar kawasan perkotaan dan kawasan perdesaan

Bekerjasama dengan pemerintah dan berkontribusi dalam pengembangan kewirausahaan serta berperan aktif dalam menjaga lingkungan (tidak menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan)

Mewujudkan lingkungan hidup yang asri dan pengelolaan sumberdaya alam yang berkelanjutan

Page 189: (rpjpd)kabupaten banjar pemerintah daerah kabupaten banjar

VISI DAN MISI DAERAH BAB IV

R P J P D K a b u p a t e n B a n j a r T a h u n 2 0 0 5 - 2 0 2 5

IV-12

Tabel 4.5 Sinkronisasi Misi Jangka Panjang Daerah Kabupaten Banjar Dengan Misi

Jangka Panjang Nasional dan Provinsi Kalimantan Selatan

Misi RPJP Nasional Misi RPJP Provinsi Kalimantan Selatan

Misi RPJP Kabupaten Banjar

1. Mewujudkan masyarakat berakhlak mulia, bermoral, beretika,berbudaya, dan beradab berdasarkan falsafah Pancasila

1. Mengembangkan dan meningkatkan kualitas SDM, dengan menitikberatkan pada aspek kesehatan, pendidikan dan kehidupan sosial budaya dan agama berlandaskan pada IPTEK dan IMTAQ.

1. Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia yang berahlak mulia

2. Mewujudkan Indonesia aman, damai, dan bersatu

2. Mewujudkan Kabupaten Banjar yang religius, dan berbudaya luhur

3. Mewujudkan masyarakat demokratis berlandaskan hukum

2. Menciptakan taat asas dan tertib hukum, bagi penyelenggaraan pemerintahan daerah, kehidupan berpolitik, sosial, budaya dan agama.

3. Mewujudkan penyelenggaraan kepemerintahan yang baik, dan pelayanan prima

4. Mewujudkan Indonesia asri dan lestari

3. Mendorong pengelolaan SDA secara efisien, untuk menjamin kelanjutan pembangunan dan menjaga keseimbangan lingkungan

4. Mewujudkan lingkungan hidup yang asri dan pengelolaan sumberdaya alam yang berkelanjutan

5. Mewujudkan Indonesia menjadi negara kepulauan yang mandiri, maju,kuat, dan berbasiskan kepentingan nasional

6. Mewujudkan Indonesia berperan penting dalam pergaulan dunia internasional

7. Mewujudkan bangsa yang berdaya-saing

4. Mengembangkan ekonomi kearah industri dan perdagangan, yang

5. Memantapkan pembangunan ekonomi keryakyatan yang

Page 190: (rpjpd)kabupaten banjar pemerintah daerah kabupaten banjar

VISI DAN MISI DAERAH BAB IV

R P J P D K a b u p a t e n B a n j a r T a h u n 2 0 0 5 - 2 0 2 5

IV-13

Misi RPJP Nasional Misi RPJP Provinsi Kalimantan Selatan

Misi RPJP Kabupaten Banjar

berbasis pada potensi agraris dan kerakyatan dengan dukungan transportasi yang baik

berdaya saing dan mendorong pertumbuhan investasi

8. Mewujudkan pemerataan pembangunan dan berkeadilan

5. Mengembangkan prasarana dan sarana pembangunan, yang relatif merata pada berbagai wilayah pembangunan

6. Mewujudkan pemerataan pembangunan dan kesejahteraan yang berkeadilan

Sebagai pengejawantahan dari perumusan peryataan visi dan misi

Kabupaten Banjar tersebut di atas, maka diringkaskan keterkaitan antara Visi

dengan Misi Pembangunan Jangka Panjang Daerah dalam Tabel 4.6 berikut:

Tabel 4.6 Visi dan Misi PembangunanJangka Panjang Daerah Kabupaten Banjar

VISI MISI

KABUPATEN BANJAR

YANG BERBUDAYA DAN

RELIGIUS

Misi 1 : Mewujudkan Kabupaten Banjar yang religius, dan berbudaya luhur; adalah masyarakat yang menjunjung tinggi nilai-nilai moral serta ajaran agama yang dianutnya dalam kehidupan bermasyarakat untuk mewujudkan kualitas keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang dilandasi sikap toleran, rukun, dan damai, menjunjung tinggi hukum yang berlaku serta membina, memberdayakan dan menerapkan nilai-nilai luhur budaya Banjar yang merupakan warisan leluhur sebagai alat pemersatu dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara menuju masyarakat Banjar yang mandiri dan berdaya saing serta memiliki kebanggaan sebagai masyarakat Banjar

Misi 2 : Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia yang berahlak mulia; adalah membangun sumber daya manusia yang sehat jasmani, rohani dan sosial, memiliki tingkat pendidikan dan kompetensi yang tinggi, memiliki daya saing, memiliki akhlak mulia,dan menjunjung nilai-nilai

Page 191: (rpjpd)kabupaten banjar pemerintah daerah kabupaten banjar

VISI DAN MISI DAERAH BAB IV

R P J P D K a b u p a t e n B a n j a r T a h u n 2 0 0 5 - 2 0 2 5

IV-14

VISI MISI

luhur agama dan budaya, serta memiliki akses terhadap pendidikan dan pelayanan masyarakat yang berkualitas, terpadu, adil dan merata di seluruh lapisan masyarakat

Misi 3 : Mewujudkan penyelenggaraan kepemerintahan yang baik, dan pelayanan prima; adalah membangun dan memperkuat tata kelola pemerintah yang baik dan pembentukan aparatur yang berkemampuan tinggi, professional, bersih (bebas korupsi, kolusi dan nepotisme/KKN), bertangung jawab dan beribawa, meningkatkan kesadaran akan hak dan kewajiban dalam optimalisasi pelayanan publik, meningkatkan partisipasi masyarakat, peningkatan efisiensi birokrasi, kemitraan yang serasi antar legislatif dengan eksekutif, dan penciptaan stabilitas politik dan konsistensi dalam penegakan hukum

KABUPATEN BANJAR

YANG MANDIRI DAN

BERDAYA SAING

Misi 4 : Memantapkan pembangunan ekonomi kerakyatan yang berdaya saing dan mendorong pertumbuhan investasi; adalah meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan pendapatan daerah berbasis pada potensi sumber daya daerah melalui pengembangan sektor ekonomi unggulan dan ekonomi kerakyatan yang dilandasi pembangunan sumber daya manusia berkualitas dan berdaya saing; meningkatkan penguasaan dan pemanfaatan iptek, membangun infrastruktur yang maju; perkuatan perekonomian lokal berbasis keunggulan daerah menuju keunggulan kompetitif dengan membangun keterkaitan sistem produksi, distribusi, dan pelayanan dengan mengedapkan tranparansi dan akuntabilitas

Misi 5 : Mewujudkan pemerataan pembangunan dan kesejahteraan yang berkeadilan; adalah meningkatkan pembangunan pada segala aspek dan sendi kehidupan yang hasilnya dapat dirasakan secara merata, seimbang dan proporsional oleh seluruh lapisan masyarakat dan antar wilayah dengan mengurangi kesenjangan sosial secara menyeluruh, keberpihakan kepada masyarakat dan wilayah yang tertinggal; menanggulangi kemiskinan dan

Page 192: (rpjpd)kabupaten banjar pemerintah daerah kabupaten banjar

VISI DAN MISI DAERAH BAB IV

R P J P D K a b u p a t e n B a n j a r T a h u n 2 0 0 5 - 2 0 2 5

IV-15

VISI MISI

pengangguran; menyediakan akses yang sama terhadap berbagai pelayanan sosial dan sarana prasarana ekonomi; serta menghilangkan diskriminasi dalam berbagai aspek.

Misi 6: Mewujudkan lingkungan hidup yang asri dan pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan; adalah memperbaiki pelaksanaan pembangunan yang dapat menjaga keseimbangan antara pemanfaatan, keberlanjutan, keberadaan dan kegunaan sumber daya alam dan lingkungan hidup dengan tetap menjaga fungsi, daya dukung dan kenyamanan dalam kehidupan pada masa kini dan masa depan, melalui pemanfaatan ruang yang serasi antara penggunaan untuk permukiman, kegiatan sosial ekonomi dan upaya konservasi, meningkatkan pemanfaatan ekonomi sumberdaya alam dan lingkungan yang berkesinambungan, memperbaiki pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan hidup untuk mendukung kualitas kehidupan, memberikan keindahan dan kenyamanan kehidupan, serta meningkatkan pemeliharaan dan pemanfaatan keanekaragaman hayati sebagai modal pembangunan.

Misi 1 didasari oleh kondisi kabupaten Banjar memiliki tradisi keagamaan yang

kental yang tercermin dalam lambing daerah BARAKAT (Berkah/penuh

rasa syukur) yang mencerminkan masyarakat yang menghayati dan

mengamalkan nilai-nilai luhur agama yang dianutnya, masyarakat yang

religius menjadikan nilai-nilai luhur agama landasan moral dan etika

hidup, memelihara kerukunan intern dan antar umat beragama, selain

itu secara historis dan budaya lokal masyarakat Banjar memiliki

beberapa potensi untuk berkembangnya keragaman budaya pada

Page 193: (rpjpd)kabupaten banjar pemerintah daerah kabupaten banjar

VISI DAN MISI DAERAH BAB IV

R P J P D K a b u p a t e n B a n j a r T a h u n 2 0 0 5 - 2 0 2 5

IV-16

tatanan internalnya sebagai alkurturasi dengan etnis lain dengan

budaya terbukanya masyarakat Banjar, hal ini ditunjukan oleh

keragaman penduduk menurut suku yang mendiami wilayah Kabupaten

Banjar yaitu: Suku Banjar sekitar 87,81%, Suku Jawa sekitar 7,24%,

Suku Madura sekitar 3,17%, Suku Bukit sekitar 0,42% dan Suku Sunda

sekitar 0,29%. Meskipun bergamnya etnis di Kabupaten Banjar, namun

budaya Banjar tetap menjadi ruh bagi prilaku masyarakat dan

pemerintahan dalam karsa dan karya pembangunan, selain itu

kelangsungan budaya Banjar secara komunitas sebagai alat pemersatu

dari berbagai etnis yang ada (strengthening of Banjar culture)

Misi 2 didasari oleh jumlah penduduk Kabupaten Banjar tahun 2010 sekitar

506.839 jiwa dengan jumlah pencari kerja mencapai 4109 jiwa dengan

tingkat pengangguran terbuka sebesar 3,72%. Sementara itu sampai

tahun 2010 pembangunan manusia di Kabupaten Banjar masih di

kategorikan menengah dengan IPM 70,94 (antara 66-79,99)

berdasarkan status pembangunan manusia suatu wilayah oleh UNDP,

dengan indikator pendidikan: melek hurup 96,03% dan rata-rata lama

sekolah 7,25 hal ini menunjukan bahwa rata-rata penduduk Kabupaten

Banjar memiliki tingkat pendidikan pada tingkat SLTP kelas 2 dan

sebesar 3,97% penduduk masih buta hurup. Kemudian berdasarkan

Page 194: (rpjpd)kabupaten banjar pemerintah daerah kabupaten banjar

VISI DAN MISI DAERAH BAB IV

R P J P D K a b u p a t e n B a n j a r T a h u n 2 0 0 5 - 2 0 2 5

IV-17

tingkat kesehatan masyarakat yang ditunjukan angka harapan hidup

baru mencapai 62,25 tahun dan kesejahteraan masyarakat yang di

tunjuan indek daya beli masyarakat baru Rp. 643.940,- per kapita/tahun.

Peningkatan jumlah penduduk yang besar harus dilihat sebagai hal

yang positif karena merupakan kekuatan dan sebagai aset

pembangunan nasional terutama bila besarnya penduduk tersebut

memiliki kualitas yang tinggi. Besarnya penduduk dan masih rendahnya

tingkat kesejahteraan masyarakat tentunya akan berimplikasi pada

perlunya peningkatan akses dan kualitas pendidikan yang baik,

kesehatan yang memadai, kesetaraan gender, serta ketersediaan

lapangan kerja.

Misi 3 didasari oleh tantangan yang dihadapi sampai dengan tahun 2010 yaitu

masih rendahnya kinerja aparatur karena adanya Korupsi, Kolusi, dan

Nepotisme (KKN), masih rendahnya kualitas SDM aparatur, dan

rendahnya kesejahteraan Pegawai Negeri Sipil. Disamping itu

pembangunan hukum dalam kerangka tata kelola kepemerintahan yang

baik (good governance) perlu diwujudkan terutama dalam kinerja

pelayanan publik dengan tolok ukur penegakan hukum/efisiensi yudisial

Misi 4 didasari oleh laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) Kabupaten Banjar tahun

2005-2025 diperkirakan akan berada pada kisaran 5% sampai 7% per

Page 195: (rpjpd)kabupaten banjar pemerintah daerah kabupaten banjar

VISI DAN MISI DAERAH BAB IV

R P J P D K a b u p a t e n B a n j a r T a h u n 2 0 0 5 - 2 0 2 5

IV-18

tahun dan struktur ekonomi Kabupaten Banjar ke depan akan

didominasi oleh empat sektor utama yaitu sektor perdagangan,

pertanian, pertambangan dan penggalian, jasa. Hal ini menjadi

tantangan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi

secara berkelanjutan dan berkualitas untuk mewujudkan secara nyata

peningkatan kesejahteraan sekaligus mengurangi kemiskinan dan

kesenjangan ekonomi serta pengangguran. Seiring dengan era

perdagangan bebas yang akan terus mewarnai perkembangan ekonomi

dunia di masa mendatang, peningkatan daya saing ekonomi daerah

menjadi faktor penentu bagi keberlanjutan pembangunan ekonomi

daerah. Penguatan Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah akan

menjadi penggerak pertumbuhan ekonomi daerah, yang didukung oleh

reorientasi ekonomi kepada basis agroindustri modern dengan pola

industri yang berintegrasi langsung dengan usaha tani keluarga dan

perusahaan pertanian.

Misi 5 didasari oleh disparitas antar wilayah dalam pembangunan yang

berimplikasi pada kesenjangan sosial, kemiskinan, pengangguran,

sarana prasarana dasar, akses pendidikan, kesehatan serta

diskriminasi dalam berbagai aspek.

Page 196: (rpjpd)kabupaten banjar pemerintah daerah kabupaten banjar

VISI DAN MISI DAERAH BAB IV

R P J P D K a b u p a t e n B a n j a r T a h u n 2 0 0 5 - 2 0 2 5

IV-19

Misi 6 didasari oleh sumber daya alam dan lingkungan hidup merupakan modal

pembangunan daerah dan sekaligus sebagai penopang sistem

kehidupan. Sumber daya alam yang lestari akan menjamin tersedianya

sumber daya yang berkelanjutan bagi pembangunan. Tantangan besar

yang dihadapi Kabupaten Banjar sampai tahun 2025 adalah

memulihkan dan menguatkan kembali daya dukung lingkungan dalam

pelaksanaan pembangunan, oleh karena itu kebijakan pengembangan

sumber daya alam dilaksanakan untuk meningkatkan kesejahteraan

masyarakat, mengembangkan wilayah strategis dan cepat tumbuh,

serta memperkuat kapasitas dan komitmen daerah untuk mendukung

pembangunan yang berkelanjutan. Peningkatan partisipasi masyarakat

akan pentingnya pemanfaatan sumber daya alam dan lingkungan hidup

dilakukan pemerintah daerah antara lain melalui pemberdayaan

terhadap berbagai institusi sosial dan ekonomi di tingkat lokal.

Pengelolaan sumber daya alam tetap mengedepankan aspek

keberlanjutan bagi generasi mendatang.

Untuk mewujudkan visi dan misi Kabupaten Banjar tahun 2005-2025

tersebut dibutuhkan :

1. Keselarasan visi dan misi (alignment vision and mission) antara provinsi

dan kabupaten/kota terutama metropolitan Banjar Bakula;

Page 197: (rpjpd)kabupaten banjar pemerintah daerah kabupaten banjar

VISI DAN MISI DAERAH BAB IV

R P J P D K a b u p a t e n B a n j a r T a h u n 2 0 0 5 - 2 0 2 5

IV-20

2. Komitmen bersama antara pemerintah Kabupaten Banjar, masyarakat

dan pelaku dunia usaha melalui kepemimpinan Bupati, melaui prinsip-

prinsip: kebersamaan (togetherness), kemandirian (self-help), keadilan

dan keberlanjutan (sustainability). Ketiga prinsip tersebut diwujudkan

melalui pendekatan secara komprehensif, yaitu peningkatan modal

sosial (social capital), pemberdayaan (empowerment), tata kelola

kepemerintahan yang baik (good governance), membangun saling

kepercayaan (trust each others), dan komunikasi yang sehat (health of

communication);

3. Pelaksanaan pembangunan daerah secara terintegrasi dengan

melibatkan seluruh pemangku kepentingan pembangunan.

Page 198: (rpjpd)kabupaten banjar pemerintah daerah kabupaten banjar

ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH BAB V

R P J P D K a b u p a t e n B a n j a r T a h u n 2 0 0 5 - 2 0 2 5

V- 1

BAB V

ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH

5.1.Tujuan dan Sasaran

Visi pembangunan jangka panjang Kabupaten Banjar tahun 2005-

2025adalah:“Kabupaten Banjar yang berbudaya, religius, mandiri dan berdaya

saing Tahun 2025”

Berdasarkan visi dan misi yang telah ditetapkan, dirumuskan tujuan dan

sasaran pokok serta indikator target yang hendak dicapai 20 tahun

mendatang.Tujuan pokok dijabarkan sesuai dengan misi yang telah ditetapkan,

dan sasaran pokok merupakan langkah yang hendak dilaksanakan untuk

mencapai tujuan tersebut.Sebagai tolok ukur pencapaian sasaran, disusunlah

indikator pencapaian Kinerja pembangunan jangka panjang.

Page 199: (rpjpd)kabupaten banjar pemerintah daerah kabupaten banjar

ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH BAB V

R P J P D K a b u p a t e n B a n j a r T a h u n 2 0 0 5 - 2 0 2 5

V- 2

Tabel 5.1 Misi, Tujuan dan Sasaran Pokok Pembangunan Jangka Panjang

Kabupaten Banjar Tahun 2005-2025

Misi Pembangunan Jangka Panjang

Tujuan Jangka Panjang

Sasaran Pokok

1. Mewujudkan Kabupaten Banjar yang religius, dan berbudaya luhur

Terciptanya nuansa religius, dan berbudaya luhur

1.1. Terwujudnya nuansa religius di Kabupaten Banjar

1.2. Terjalinnya kesetiakawanan sosial dan budaya gotong royong masyarakat di Kabupaten Banjar

1.3. Meningkatnya keamanan dan ketertiban masyarakat antar umat beragama.

2. Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia yang berahlak mulia

Meningkatnya kecerdasan, kreativitas, keterampilan, produktivitas dan kemandirian masyarakat.

2.1. Terwujudnya pemerataan dan perluasan kesempatan memperoleh pendidikan

2.2. Meningkatnya kualitas budaya, iman dan taqwa

2.3. Meningkatnya mutu dan daya saing masyarakat pada bidang pendidikan

Meningkatnya derajat kesehatan masyarak.

2.4. Meningkatnya pola hidup sehat dan kualitas kesehatan lingkungan

2.5. Tersedianya daya dukung sarana dan prasarana kesehatan dan olahraga.

2.6. Terwujudnya Keluarga berkualitas dan meningkatnya peran gender dalam pembangunan di Kabupaten Banjar

Page 200: (rpjpd)kabupaten banjar pemerintah daerah kabupaten banjar

ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH BAB V

R P J P D K a b u p a t e n B a n j a r T a h u n 2 0 0 5 - 2 0 2 5

V- 3

Misi Pembangunan Jangka Panjang

Tujuan Jangka Panjang

Sasaran Pokok

3. Mewujudkan penyelenggaraan kepemerintahan yang baik, dan pelayanan prima

Terwujudnya penyelenggaraan pemerintahan yang efisien, efektif, akuntabel dan transparan demi terwujudnya pelayanan publik yang prima

3.1. Terwujudnya pelayanan publik yang sesuai dengan standar pelayanan prima serta mengikuti dinamika pelayanan aparatur pemerintahan yang transparan.

3.2. Meningkatnya sinergitas pemerintahan dalam upaya mewujudkan good governance dan clean goverment

3.3. Meningkatnya kualitas kehidupan berdemokrasi

4. Memantapkan pembangunan ekonomi keryakyatan yang berdaya saing dan mendorong pertumbuhan investasi

Meningkatnya kapasitas dan kualitas perekonomian daerah.

4.1. Terwujudnya perkembangan industri dan UMKM berbasis sumberdaya lokal

4.2. Terwujudnya produk pertanian yang berdaya saing.

4.3. Terwujudnya potensi pariwisata daerah yang berdaya saing

4.4. Meningkatnya akses informasi dan kemudahan perizinan investasi

4.5. Terlaksananya pembangunan pusat-pusat perdagangan

5. Mewujudkan pemerataan pembangunan dan kesejahteraan yang berkeadilan

Terwujudnya pemerataan pembangunan dan kesejahteraan yang berkeadilan

5.1. Meningkatnya peran serta masyarakat dalam pembangunan

5.2. Meningkatnya kualitas dan kuantitas infrastruktur sesuai dengan hirarki dan kebutuhan masyarakat.

Page 201: (rpjpd)kabupaten banjar pemerintah daerah kabupaten banjar

ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH BAB V

R P J P D K a b u p a t e n B a n j a r T a h u n 2 0 0 5 - 2 0 2 5

V- 4

Misi Pembangunan Jangka Panjang

Tujuan Jangka Panjang

Sasaran Pokok

5.3. Terwujudnya pembangunan daerah tertinggal dan kawasan strategis dan pengembangan wilayah

Mewujudkan Kinerja Pelayanan Sektor Transportasi Yang Handal.

5.4. Meningkatkan kinerja pelayanan jasa dan prasarana transportasi

5.5. Meningkatkan keselamatan, keamanan, dan ketertiban transportasi

6. Mewujudkan lingkungan hidup yang asri dan pengelolaan sumberdaya alam yang berkelanjutan

Meningkatnya kualitas lingkungan hidup dan pengelolaan sumberdaya alam yang berkelanjutan

6.1. Meningkatnya kualitas lingkungan yang bersih, bebas dari sampah, limbah, dan polusi

6.2. Terwujudnya pengelolaan sumber daya alam yang efisien, ramah lingkungan dan berkelanjutan

6.3. Terwujudnya pola pemanfaatan ruang yang sesuai dengan tata ruang wilayah

Berdasarkan tabel diatas, sasaran pokok disusun pada tiap butir misi untuk

menjelaskan focus dan keterkaitannya. Tahap berikutnya adalah perumusan

indikator Kinerja yang menjelaskan target pencapaian sasaran pokok dimaksud

selama 20 tahun.Perumusan indikator Kinerja RPJPD Kabupaten Banjar tahun

2005-2025 dijelaskan pada tabel berikut.

Page 202: (rpjpd)kabupaten banjar pemerintah daerah kabupaten banjar

ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH BAB V

R P J P D K a b u p a t e n B a n j a r T a h u n 2 0 0 5 - 2 0 2 5

V- 5

Tabel 5.2 Perumusan Sasaran Pokok dan Indikator Kinerja Pembangunan Jangka

Panjang Kabupaten Banjar 2005-2025

Misi Pembangunan Jangka Panjang

Sasaran Pokok Program Indikator

1. Mewujudkan Kabupaten Banjar yang religius, dan berbudaya luhur

1.1. Terwujudnya nuansa religius di Kabupaten Banjar

Meningkatnya sarana dan prasarana ibadah.

Berkembangnya pemanfaatan kebudayaan daerah dan apresiasi seni budaya bernuansa religious

Terwujudnya suasana nyaman dan menunjang aktivitas keagamaan.

1.2. Terjalinnya kesetiakawanan sosial dan budaya gotong royong masyarakat di Kabupaten Banjar

Meningkatnya kesadaran masyarakat untuk memelihara dan mematuhinorma budaya dan kearifan local.

Meningkatnya kepercayaan masyarakat terhadap Kinerja pemerintah kabupaten Banjar.

Meningkatnya partisipasi masyarakat dalam pembangunan.

1.3. Meningkatnya keamanan dan ketertiban masyarakat antar umat beragama.

Berkurangnya angka kejahatan/kriminalitas

Berkurangnya gangguan terhadap hak individu, kelompok masyarakat dan institusi.

Meningkatnya daya dukung, sarana dan kualitas pembinaan dan pelayanan aparat pelindung masyarakat (linmas)

2. Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia yang berahlak mulia

2.1. Terwujudnya pemerataan dan perluasan kesempatan memperoleh pendidikan

Meningkatnya wajib belajar pendidikan dasar

Berkurangnya masyarakat miskin yang tidak memperoleh pendidikan dasar

Meningkatnya daya dukung sarana dan prasarana di daerah tertinggal

Page 203: (rpjpd)kabupaten banjar pemerintah daerah kabupaten banjar

ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH BAB V

R P J P D K a b u p a t e n B a n j a r T a h u n 2 0 0 5 - 2 0 2 5

V- 6

Misi Pembangunan Jangka Panjang

Sasaran Pokok Program Indikator

2.2. Meningkatnya kualitas budaya, iman dan taqwa

Pembinaan rohani bagi pemerintahan dan masyarak

Meningkatnya toleransi antar umat beragama

2.3. Meningkatnya mutu dan daya saing masyarakat pada bidang pendidikan

Meningkatnya angka melek huruf

Berkurangnya angka putus sekolah

Meningkatnya kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana pendidikan

Meningkatnya kualitas dan kuantitas tenaga pendidik dan kependidikan.

2.4. Meningkatnya pola hidup sehat dan kualitas kesehatan lingkungan

Menurunya angka kesakitan Menurunya penyakit menular Meningkatnya pembinaan dan

pendidikan pola hidup sehat bagi masyarakat

Meningkatnya akses terhadap sarana kesehatan lingkungan

2.5. Tersedianya daya dukung sarana dan prasarana kesehatan dan olahraga.

Meningkatnya daya dukung sarana dan prasarana pendidikan

Meningkatnya daya dukung sarana dan prasarana kesehatan yang terjangkau secara geografis maupun biaya

Meningkatnya daya dukung sarana dan prasarana keagamaan sesuai peraturan yang berlaku

Meningkatnya daya dukung sarana dan prasarana seni, budaya dan olahraga yang terpadu

2.6. Terwujudnya Keluarga berkualitas dan meningkatnya peran gender dalam pembangunan di Kabupaten Banjar

Meningkatnya pengguna KB menuju Keluarga berkualitas

Meningkatnya partisipasi perempuan dalam pembangunan.

Page 204: (rpjpd)kabupaten banjar pemerintah daerah kabupaten banjar

ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH BAB V

R P J P D K a b u p a t e n B a n j a r T a h u n 2 0 0 5 - 2 0 2 5

V- 7

Misi Pembangunan Jangka Panjang

Sasaran Pokok Program Indikator

3. Mewujudkan penyelenggaraan kepemerintahan yang baik, dan pelayanan prima

3.1. Terwujudnya pelayanan publik yang sesuai dengan standar pelayanan prima serta mengikuti dinamika pelayanan aparatur pemerintahan yang transparan.

Struktur Organisasi Pemerintahan Daerah (SOPD) yang mengedepankan minim struktur kaya fungsi.

Terciptanya keseimbangan formasi antara jabatan structural dan fungsional di setiap SOPD.

Terciptanya sistem karir yang berbasis pada kompetensi, Kinerja, profesionalisme dan kehandalan.

Terciptanya akuntabilitas aparatur pemerintah daerah melalui penerapan sistem penghargaan dan hukuman.

Meningkatnya akses masyarakat kepada dokumen-dokumen yang dihasilkan oleh pemerintah daerah.

Meningkatnya partisipasi masyarakat dalam proses pembangunan Kabupaten Banjar.

3.2. Meningkatnya sinergitas pemerintahan dalam upaya mewujudkan good governance dan clean goverment

Meningkatnya kualitas dan kuantitas fasilitas public sesuai dengan standar kebutuhan masyarakat.

Meningkatnya Indeks Kepuasan Masyarakat terhadap layanan pemerintah daerah

Terwujudnya pemerintahan yang bersih dan bebas KKN

3.3. Meningkatnya kualitas kehidupan berdemokrasi

Meningkatnya partisipasi masyarakat dalam pemilihan umum

Meningkatnya pembinaan, pendidikan dan pelatihan masyarakat dalam kehidupan berdemokrasi.

Page 205: (rpjpd)kabupaten banjar pemerintah daerah kabupaten banjar

ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH BAB V

R P J P D K a b u p a t e n B a n j a r T a h u n 2 0 0 5 - 2 0 2 5

V- 8

Misi Pembangunan Jangka Panjang

Sasaran Pokok Program Indikator

4. Memantapkan pembangunan ekonomi keryakyatan yang berdaya saing dan mendorong pertumbuhan investasi

4.1. Terwujudnya perkembangan industri dan UMKM berbasis sumberdaya lokal

Meningkatnya penggunaan bahan baku lokal oleh industri dan UMKM

Meningkatnya penggunaan tanaga kerja local untuk bekerja di industri dan UMKM

Meningkatnya jumlah UMKM yang sehat

Meningkatnya kemampuan pengelolaan dan fasilitasi akses permodalan

4.2. Terwujudnya produk pertanian yang berdaya saing.

Terwujudnya produk khusus minapolitan yang berdaya saing

4.3. Terwujudnya potensi pariwisata daerah yang berdaya saing

Meningkatnya kualitas lingkungan kawasan pariwisata di Kabupaten Banjar

Meningkatnya pengelolaan daerah tujuan wisata

Meningkatnya jumlah wisatawan yang berkunjung ke objek-objek wisata

Meningkatnya pola kerjasama, kemitraan dan promosi wisata

4.4. Meningkatnya akses informasi dan kemudahan perizinan investasi

Meningkatnya kemampuan berwirausaha bagi para pelaku UMKM

Meningkatnya pelayanan pemerintah berupa perizinan satu pintu

Terwujudnya pelayanan investasi yang mudah, murah, cepat, dan pasti

Meningkatnya infrastruktur yang mendukung pertumbuhan investasi secara kuantitas dan kualitas

4.5. Terlaksananya pembangunan pusat-pusat perdagangan

Revitalisasi pasar tradisional dan penataan pedagang informal (PKL)

Meningkatnya pemasaran hasil produk unggulan lokal di kawasan objek wisata

Page 206: (rpjpd)kabupaten banjar pemerintah daerah kabupaten banjar

ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH BAB V

R P J P D K a b u p a t e n B a n j a r T a h u n 2 0 0 5 - 2 0 2 5

V- 9

Misi Pembangunan Jangka Panjang

Sasaran Pokok Program Indikator

Meningkatnya fasilitas yang mendukung pemasaran produk unggulan

Meningkatnya jumlah sentra perdagangan produk unggulan

Meningkatnya jangkauan pasar produk unggulan

5. Mewujudkan pemerataan pembangunan dan kesejahteraan yang berkeadilan

5.1. Meningkatnya peran serta masyarakat dalam pembangunan

Meningkatnya keterlibatan masyarakat dalam proses pembangunan, dari perencanaan, pelaksanaan, pengendalian dan Pemantauan pembangunan

5.2. Meningkatnya kualitas dan kuantitas infrastruktur sesuai dengan hirarki dan kebutuhan masyarakat.

Meningkatnya sarana dan prasarana publik di setiap WP yang berkualitas dan sesuai kebutuhan penduduk.

Meningkatnya peran dan fungsi wilayah sesuai dengan arahan RTRW.

5.3. Terwujudnya pembangunan daerah tertinggal dankawasan strategis.

Meningkatkan percepatan pembangunan daerah tertinggal dan kawasan strategis.

Meningkatkan aksesibilitas daerah tertinggal.

5.4. Meningkatkan kinerja pelayanan jasa dan prasarana transportasi

Idealisasi simpul-simpul transportasi darat

Mengoptimalkan kinerja prasarana dan fasilitas transportasi darat yang ada

5.5. Meningkatkan keselamatan, keamanan, dan ketertiban transportasi

Meningkatkan kelaikan sarana transportasi yang berwawasan lingkungan

Meningkatkan kelaikan prasarana fasilitas keselamatan transportasi darat

Tersedianya kebijakan, norma, dan prosedur di bidang transportasi darat

Peningkatan kedisiplinan pengguna lalu lintas

Page 207: (rpjpd)kabupaten banjar pemerintah daerah kabupaten banjar

ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH BAB V

R P J P D K a b u p a t e n B a n j a r T a h u n 2 0 0 5 - 2 0 2 5

V- 10

Misi Pembangunan Jangka Panjang

Sasaran Pokok Program Indikator

6. Mewujudkan lingkungan hidup yang asri dan pengelolaan sumberdaya alam yang berkelanjutan

6.1. Meningkatnya kualitas lingkungan yang bersih, bebas dari sampah, limbah, dan polusi

Berkurangnya tingkat pencemaran lingkungan

Meningkatnya daya dukung sarana dan prasarana kebersihan

6.2. Terwujudnya pengelolaan sumber daya alam yang efisien, ramah lingkungan dan berkelanjutan

Meningkatnya penambangan sumber daya alam yang sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan, sehingga dapat digunakan untuk kepentingan kehidupan masyarakat saat ini dan yang akan dating

Meningkatnya pengelolaan sumber daya alam dengan teknologi yang ramah lingkungan

Berkurangnya kegiatan penambangan tanpa izin

6.3. Terwujudnya pola pemanfaatan ruang yang sesuai dengan tata ruang wilayah

Meningkatnya kuantitas dan kualitas ruang terbuka hijau

Meningkatnya kualitas kawasan permukiman yang terkait dengan ketersediaan fasilitas umum dan sosial yang sesuai dengan standar/ketentuan yang ada.

Berkurangnya tingkat pelanggaran pemanfaatan ruang

Tidak terjadi perubahan guna lahan pada kawasan lindung

Page 208: (rpjpd)kabupaten banjar pemerintah daerah kabupaten banjar

ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH BAB V

R P J P D K a b u p a t e n B a n j a r T a h u n 2 0 0 5 - 2 0 2 5

V- 10

Tabel 5.3 Prioritas Pembangunan Dalam RPJP Kabupaten Banjar

Prioritas Pembangunan

Tahap I Tahap II Tahap III Tahap IV

2005-2010 2010-2015 2015-2020 2020-2025

Penyediaan Infrastruktur dan peningkatan kuantitas serta kualitas infrastruktur dalam rangka peningkatan kualitas sumber daya manusia di berbagai bidang untuk mendukung sektor pertanian menjadi leading sektor bagi bidang lainnya

Peningkatan kualitas pembangunan yang berwawasan lingkungan dan peningkatan perekonomian daerah yang berdaya saing untuk mendukung sektor pertanian menjadi leading sector bagi bidang lainnya

Pemantapan perekonomian daerah yang mandiri dan masyarakat yang sejahtera yang didukung oleh ketersediaan sumberdaya manusia yang berkualitas menuju agro industri

Pemantapan perekonomian daerah yang tangguh, mandiri dan berdaya saing berbasis agro industri dengan ditunjang peningkatan jaringan pemasaran yang luas, penguatan industri pengolahan, jasa dan perdagangan

Page 209: (rpjpd)kabupaten banjar pemerintah daerah kabupaten banjar

ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH BAB V

R P J P D K a b u p a t e n B a n j a r T a h u n 2 0 0 5 - 2 0 2 5

V- 11

5.2. Tahapan dan Prioritas Pembangunan Jangka Panjang

Penentuan arah kebijakan pembangunan jangka panjang daerah

merupakan proses pendefinisian visi dan misi menjadi tahapan dan prioritas

pembangunan per lima tahun selama 20 (dua puluh) tahun untuk memandu

pemerintah daerah dalam melaksanakan pembangunan daerah agar lebih

terarah ke pencapaian tujuan. Arah kebijakan pembangunan jangka panjang

daerah ini juga merupakan pedoman untuk menyusun RPJM Daerah serta dapat

menjadi salah satu tolok ukur keberhasilan pembangunan yang telah

dilaksanakan oleh pemerintah daerah.

Dalam proses penentuan arah kebijakan pembangunan jangka panjang

daerah, terlebih dahulu akan dilakukan identifikasi tujuan dan sasaran pokok

pembangunan jangka panjang yang merupakan penurunan dari visi dan misi

pembangunan daerah Kabupaten Banjar. Pengidentifikasian tujuan dan sasaran

pokok dilaksanakan untuk menentukan kondisi target yang ingin dicapai per

tahapan pembangunan dan upaya-upaya yang akan dilakukan dalam upaya

mencapai kondisi target tersebut. Arah kebijakan pada hakekatnya merupakan

sasaran pokok terkait masalah yang dijadikan pedoman bagi penyusunan visi

dan misi calon kepala daerah dan wakil kepala daerah untuk mengikuti

pemilihan umum kepala daerah (pemilukada).

Page 210: (rpjpd)kabupaten banjar pemerintah daerah kabupaten banjar

ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH BAB V

R P J P D K a b u p a t e n B a n j a r T a h u n 2 0 0 5 - 2 0 2 5

V- 12

Tabel 5.4 Tahapan Kebijakan Pembangunan Jangka Panjang Kabupaten Banjar 2005-2025

No Sasaran Pokok Urusan Kondisi Awal Tahapan Kebijakan

Kondisi Akhir 2005-2010 2010-2015 2015-2020 2020-2025

1. 1.1. Terwujudnya nuansa religius di Kabupaten Banjar

Kebudayaan 1. Kurangnya pemanfaatan kebudayaan daerah dan apresiasi seni budaya bernuansa religius

2. Perlunya pengembangan kehidupan beragama masyarakat

1. Mencanangkan pembangunan fasilitas seni dan budaya Banjar yang bernuansa religius

2. Meningkatkan sarana dan prasarana ibadah masyarakat

1. Meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap budaya Banjar

2. Meningkatkan pengelolaan sarana dan prasarana ibadah masyarakat

1. Terwujudnya penerapan nilai-niai kehidupan beragama dalam praktek penyelenggaraan pemerintahan

2. Terwujudnya suasana yang nyaman dan menunjang aktivitas keagamaan

1. Terwujudnya penerapan nilai-niai kehidupan beragama dalam bermasyarakat dan dalam praktek penyelenggaraan pemerintahan

2. Meningkatkan kualitas sarana dan prasarana ibadah untuk menunjang aktivitas keagamaan

1. Terwujudnya nuansa religius di berbagai aspek kehidupan masyarakat

2. Meningkatnya kehidupan beragama masyarakat

1.2. Terjalinnya kesetiakawanan sosial dan budaya gotong royong masyarakat di Kabupaten Banjar

Kesatuan bangsa dan politik dalam negeri

Mulai lunturnya budaya gotong royong dan kesetiakawanan sosial.

1. Meningkatkan kesadaran gotong royong di masyarakat.

2. Menumbuhkan rasa kesetiakawanan sosial, dan kepedulian dalam kehidupan masyarakat.

1. Meningkatkan rasa kesetiakawanan sosial dan kepedulian dalam kehidupan masyarakat.

2. Menumbuhkan rasa kesetiakawanan social, royong dan kepedulian dalam kehidupan masyarakat.

1. Memantapkan rasa kesetiakawanan sosial dan kepedulian dalam kehidupan masyarakat.

2. Menumbuhkan rasa kesetiakawanan sosial, gotong royong dan kepedulian dalam kehidupan masyarakat.

1. Mempertahankan rasa kesetiakawanan sosial dan kepedulian dalam kehidupan masyarakat.

2. Menumbuhkan rasa kesetiakawanan social, gotong royong dan kepedulian.

Meningkatnya rasa kesetiakawanan kesetiakawanan sosial, kepedulian dalam masyarakat serta budaya gotong royong di masyarakat.

Page 211: (rpjpd)kabupaten banjar pemerintah daerah kabupaten banjar

ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH BAB V

R P J P D K a b u p a t e n B a n j a r T a h u n 2 0 0 5 - 2 0 2 5

V- 13

No Sasaran Pokok Urusan Kondisi Awal Tahapan Kebijakan

Kondisi Akhir 2005-2010 2010-2015 2015-2020 2020-2025

1.3. Meningkatnya keamanan dan ketertiban masyarakat antar umat beragama.

Kesatuan bangsa dan politik dalam negeri

1. Belum optimalnya daya dukung penciptaan kondisi aman, tentram dan damai

2. Belum optimalnya pola pembinaan dan koordinasi/kerjasama dengan lembaga keamanan terhadap SDM

1. Meningkatkan rasio Linmas dibandingkan dengan jumlah penduduk.

2. Meningkatkan kualitas anggota Linmas.

3. Mencanangkan pelaksanaan kerjasama pengamanan lingkungan antara masyarakat, pemerintah dengan aparat keamanan.

1. Menciptakan kondisi keamanan, ketertiban dilingkungan masyarakat

2. Meningkatkan kerjasama dengan aparat keamanan lain dalam upaya penciptaan situasi kamtibmas yang lebih baik dan kondusif.

1. Memantapkan pelaksanaan kerjasama dengan aparat keamanan lain dalam upaya penciptaan situasi kamtibmas yang lebih baik dan kondusif.

2. Mewujudkan penguatan kelembagaan linmas yang lebih profesional terutama dalam pencegahan terjadinya gangguan kamtibmas.

1. Memantapkan penguatan kelembagaan linmas yang lebih profesional terutama dalam pencegahan terjadinya gangguan kamtibmas.

2. Mempertahankan situasi kamtibmas yang lebih baik dan kondusif.

1. Meningkatnya keamanan, ketentraman dan kedamaian di lingkungan masyarakat.

2. Meningkatnya kerja sama dengan lembaga keamanan

3. Mewujudkan penguatan kelembagaan linmas yang lebih profesional terutama dalam pencegahan terjadinya gangguan kamtibmas.

2. 2.1. Terwujudnya pemerataan dan perluasan kesempatan memperoleh pendidikan

Pendidikan 1. Masih rendahnya angka pastiripasi murni (APM) pada setiap jenjang pendidikan.

1. Melaksanakan wajardikdas 9 tahun.

2. Mencanangkan pendidikan anak usia dini

3. Meningkatkan manajemen

1. Mewujudkan wajar dikdas 9 Tahun

2. Meningkatkan kualitas pendidikan anak usia dini.

3. Mencanangkan wajar dikdas 12 Tahun

1. Mewujudkan wajar dikdas 12 Tahun

2. Mewujudkan pendidikan anak usia dini yang berkualitas

3. Meningkatkan kualitas SMK

1. Meningkatkan wajar dikdas 12 Tahun

2. Mempertahankan kualitas pendidikan anak usia dini

3. Mempertahankan kualitas SMK

1. Meningkatnya APM pada setiap jenjang pendidikan.

2. Meningkatnya kualitas pendidikan anak usia dini

Page 212: (rpjpd)kabupaten banjar pemerintah daerah kabupaten banjar

ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH BAB V

R P J P D K a b u p a t e n B a n j a r T a h u n 2 0 0 5 - 2 0 2 5

V- 14

No Sasaran Pokok Urusan Kondisi Awal Tahapan Kebijakan

Kondisi Akhir 2005-2010 2010-2015 2015-2020 2020-2025

2. Belum optimalnya pendidikan anak usia dini.

3. Belum meratanya kesempatan urituk memperoleh pelayanan pendidikan, terutama bagi masyarakat miskin

4. Masih lemahnya kreativitas dan inovasi dalam pengembanga n pendidikan.

pelayanan pendidikan

4. Mencanangkan SMK berbasis life skill sesuai kebutuhan pasar

5. Meningkatkan mutu pendidikan dan tenaga pendidik

4. Mengembangkan SMK berbasis life skill sesuai kebutuhan pasar

5. Mengembangkan sekolah berbasis internasional.

6. Meningkatkan beasiswa bagi siswa/siswi berprestasi

7. Melibatkan peran pihak swasta dalam bidang pendidikan

8. Meningkatkan kesempatan pendidikan bagi masyarakat miskin

berbasis life skill sesuai kebutuhan pasar.

4. Meningkatkan kualitas sekolah berbasis internasional

5. Meningkatkan program beasiswa bagi siswa/siswi berprestasi

6. Meningkatkan peran pihak swasta dalam bidang pendidikan

7. Meningkatkan kesempatan pendidikan bagi masyarakat miskin

berbasis life skill sesuai kebutuhan pasar

4. Mempertahankan kualitas sekolah berbasis internasional

5. Meningkatkan pelaksanaan program beasiswa bagi siswa/siswi berprestasi.

6. Meningkatkan peran pihak swasta dalam bidang pendidikan

7. Meningkatkan kesempatan pendidikan bagi masyarakat miskin

3. Meratanya kesempatan untuk memperoleh pelayanan pendidikan.

4. Meningkatnya sekolah-sekolah kejuruan yang berorientasi pasar, berbasis potensi wilayah dan life skills yang memiliki daya saing internasional.

2.2. Meningkatnya kualitas budaya, iman dan taqwa

Kebudayaan 1. Kurangnya pemanfaatan kebudayaan daerah dan apresiasi seni budaya bernuansa religious

2. Perlunya peningkatkan

1. Mencangkan pembangunan fasilitas seni dan budaya Banjar

2. Meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap budaya Banjar

1. Memperkenalkan bahasa dan budaya Banjar serta kearifan lokal sejak Sekolah Dasar

2. Melaksanakan pendataan dan pengelolaan peninggalan

1. Melestarikan budaya dan asset-aset bersejarah

2. Meningkatkan pengelolaan dan revitalisasi kawasan bersejarah di Kabupaten Banjar untuk menjaga

1. Mempertahankan kualitas asset-aset kekayaan budaya Banjar

2. Mencanagkan program budaya dan bangunan bersejarah pada tingkat Internasional

1. Meningkatnya kualitas cagar budaya dan asset-aset kekayaan budaya Banjar

2. Meningkatnya promosi, inovasi, dan kreativitas

Page 213: (rpjpd)kabupaten banjar pemerintah daerah kabupaten banjar

ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH BAB V

R P J P D K a b u p a t e n B a n j a r T a h u n 2 0 0 5 - 2 0 2 5

V- 15

No Sasaran Pokok Urusan Kondisi Awal Tahapan Kebijakan

Kondisi Akhir 2005-2010 2010-2015 2015-2020 2020-2025

jati diri masyarakat seperti solidaritas sosial, dan budaya berperilaku positif.

3. Menanamkan toleransi dan sikap saling menghargai sejak di Sekolah Dasar

budaya lokal 3. Meningkatkan

penanaman toleransi dan sikap saling menghargai sejak di Sekolah Dasar

kelestariannya 3. Mencanangkan

program promosi budaya dan bangunan bersejarah di tingkat nasional

pengembangan seni dan budaya

2.3. Meningkatnya mutu dan daya saing masyarakat pada bidang pendidikan

Pendidikan 1. Masih rendahnya mutu pendidikan masyarakat.

2. Masih rendahnya daya saing masyarakat dibidang pendidikan dan keahlian lainnya.

1. Mencanangkan Program Gemar Membaca Bagi anak usia sekolah

2. Mencanangkan Program peningkatan kualitas guru sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.

1. Mewujudkan masyarakat yang mampu membaca dan menulis

2. Meningkatkan kualitas guru sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.

3. Meningkatkan ketertarikan siswa/I SMP/MTs untuk melanjutkan sekolah ke SMK yang sesuai dengan kebutuhan tenaga kerja.

1. Mendorong peningkatan ketertarikan masyarakat lulusan SMA/MA/SMK untuk melanjutkan pendidikan ke Perguruan Tinggi

2. Meningkatkan kuantitas dan kualitas perpustakaan daerah dan perpustakaan berjalan hingga ke tingkat desa.

3. Meningkatkan keberadaan institusi pendidikan formal dan nonformal terkait pertanian

1. Mewujudkan masyarakat yang cerdas dan terampil dalam berbagai bidang dalam menunjang sektor pertanian sebagai leading sector.

1. Meningkatnya kualitas pendidian dan keterampilan masyarakat.

2. Meningkatnya daya saing masyarakat Kabupaten Banjar terhadap masyarakat di luar Kabupaten Banjar.

Page 214: (rpjpd)kabupaten banjar pemerintah daerah kabupaten banjar

ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH BAB V

R P J P D K a b u p a t e n B a n j a r T a h u n 2 0 0 5 - 2 0 2 5

V- 16

No Sasaran Pokok Urusan Kondisi Awal Tahapan Kebijakan

Kondisi Akhir 2005-2010 2010-2015 2015-2020 2020-2025

2.4. Meningkatnya pola hidup sehat dan kualitas kesehatan lingkungan

Kesehatan 1. Masih terbatasnya tenaga medis dan fasilitas kesehatan.

2. Belum optimalnya pelayanan kesehatan terhadapmasyarakat.

1. Mewujudkan pencapaian standar pelayanan minimal kesehatan terhadap masyarakat miskin.

2. Melaksanakan Pelayanan kesehatan di puskesmas secara gratis melalui jaminan pelayanan kesehatan.

1. Meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya budaya hidup sehat

2. Meningkatkan penyuluhan/sosialis asi tentang lingkungan dan budaya hidup yang sehat kepada masyarakat.

3. Meningkatkan penyuluhan tentang gizi dan program imunisasi

4. Meningkatkan kuantitas dan kualitas sarana dan pelayanan kesehatan hingga menjangkau desa- desa.

5. Menyediakan fasilitas pendukung bagi tenaga medis di daerah

1. Meningkatkan kualitas tenaga - tenaga di bidang pelayanan kesehatan

2. Meningkatkan penyuluhan tentang kesehatan ibu hamil dan kesehatan bayi.

3. Meningkatkan akses masyarakat kepada fasilitas-fasilitas kesehatan yang tersedia.

4. Meningkatkan fasilitas pendukung bagi tenaga medis di daerah

1. Mewujudkan pemberdayaan masyarakat dalam rangka penguatan kemandirian terhadap pelayanan kesehatan dan kesadaran akan gizi dan pola hidup sehat.

2. Meningkatkan informasi layanan kesehatan hingga tingkat desa

3. Mempertahankan fasilitas pendukung bagi tenaga medis di daerah

1. Meningkatnyakualitas kesehatan masyarakat.

2. Memadainya jumlah tenaga medis dan fasilitas kesehatan.

3. Meningkatnya pelayanan kesehatan terhadap masyarakat.

Page 215: (rpjpd)kabupaten banjar pemerintah daerah kabupaten banjar

ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH BAB V

R P J P D K a b u p a t e n B a n j a r T a h u n 2 0 0 5 - 2 0 2 5

V- 17

No Sasaran Pokok Urusan Kondisi Awal Tahapan Kebijakan

Kondisi Akhir 2005-2010 2010-2015 2015-2020 2020-2025

2.5. Tersedianya daya dukung sarana dan prasarana kesehatan dan olahraga.

Kesehatan Olahraga

1. Masih minimnya fasilitas pendukung untuk meningkatkan sarana prasarana kesehatan dan olahraga

1. Rintisan penyelenggaraan even olahraga prestasi

2. Menyediakan fasilitas sarana untuk olahraga umum masyarakat

1. Mewujudkan sarana prasarana sebagai daya dukung kesehatan

2. Meningkatkan Kualitas dan kuantitas atlet berprestasi

1. Mewujudkan sarana prasarana sebagai daya dukung kesehatan

2. Meningkatkan Kualitas dan kuantitas atlet berprestasi

3. Rintisan penyelenggaraan even olahraga prestasi

4. Menyediakan fasilitas sarana untuk olahraga umum masyarakat

1. Mewujudkan sarana prasarana sebagai daya dukung kesehatan

2. Meningkatkan Kualitas dan kuantitas atlet berprestasi

3. Rintisan penyelenggaraan even olahraga prestasi

4. Menyediakan fasilitas sarana untuk olahraga umum masyarakat

Tersedianya fasilitas pendukung untuk meningkatkan sarana prasarana kesehatan olahraga.

2.6. Terwujudnya Keluarga berkualitas dan meningkatnya peran gender dalam pembangunan di Kabupaten Banjar

Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana

1. Minimnya partisipasi masyarakat dalam program KB khususnya pria

2. Rendahnya partisipasi perempuan dalam organisasi pemerintahan, politik, dan dunia usaha

3. Peningkatan pengguna KB menuju keluarga berkualitas

4. Meningkatnya partisipasi perempuan dilembaga pemerintah

1. Meningkatkan layanan KB bagi berbagai lapisan masyarakat

2. Peningkatan peran gender dalam organisasi pemerintahan, politik, dan dunia usaha

1. Meningkatkan partisipasi program KB bagi pria

2. Optimalisasi peran gender dalam organisasi pemerintahan, politik, dan dunia usaha

1. Pengendalian laju pertumbuhan penduduk yang berkelanjutan melalui program KB

2. Peningkatan kualitas SDM perempuan dan kesadaran untuk pembangunan

1. Menurunnya laju pertumbuhan penduduk

2. Meningkatnya keluarga berkualitas

3. Terwujudnya peran gender dalam pembangunan di Kabupaten Banjar

Page 216: (rpjpd)kabupaten banjar pemerintah daerah kabupaten banjar

ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH BAB V

R P J P D K a b u p a t e n B a n j a r T a h u n 2 0 0 5 - 2 0 2 5

V- 18

No Sasaran Pokok Urusan Kondisi Awal Tahapan Kebijakan

Kondisi Akhir 2005-2010 2010-2015 2015-2020 2020-2025

3. 3.1. Terwujudnya pelayanan publik yang sesuai dengan standar pelayanan prima serta mengikuti dinamika pelayanan aparatur pemerintahan yang transparan.

Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian.

1. Belum optimalnya pelayanan publik terhadap masyarakat.

2. Sarana dan Prasarana Perkantoran kurang memadai (kapasitas yang kurang) dan belum terpadu

1. Memperbaiki sistem pelayanan publik/perizinan kearah system pelayanan yang lebih sederhana, transparan, dan lebih memiliki kepastian.

2. Pembinaan dan pengembangan kemampuan sumber daya aparatur pemerintah dalam pelayanan prima

3. Identifikasi kebutuhan dan kelayakan wilayah perkantoran baru

1. Meningkatkan sistem pelayanan publik/ perizinan kearah sistem pelayanan yang lebih sederhana, transparan, dan lebih memiliki kepastian.

2. Peningkatan kapasitas sumber daya aparatur pemerintah dalam pelayanan prima

3. Sosialisasi dan proses perpindahan perkantoran pemerintahan

1. Meningkatkan kualitas system pelayanan publik/perizinan

2. Memantapkan pelayanan publik yang prima

3. Terbangunya kantor pemerintahan yang baru dan terpadu

1. Mempertahankan kondisi pelayanan publik yang sesuai dengan standar pelayanan

2. Peningkatan fasilitas dan pelayanan perkantoran baru yang terpadu

1. Tersedianya pelayanan publik yang prima

2. Terbangunya aparatur pemerintah daerah yang profesional

3. Fasilitas perkantoran dalam upaya pelayanan publik memadai dan terpadu

Page 217: (rpjpd)kabupaten banjar pemerintah daerah kabupaten banjar

ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH BAB V

R P J P D K a b u p a t e n B a n j a r T a h u n 2 0 0 5 - 2 0 2 5

V- 19

No Sasaran Pokok Urusan Kondisi Awal Tahapan Kebijakan

Kondisi Akhir 2005-2010 2010-2015 2015-2020 2020-2025

3.2. Meningkatnya sinergitas pemerintahan dalam upaya mewujudkan good governance dan clean goverment

Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian.

1. Belum sesuainya penempatan pegawai dengan kompetensi pendidikan dan pola karir yang jelas

2. Belum efektif dan efisienya system organisasi dan tata kerja.

1. Membentuk system organisasi dan tata kerja yang efektif dan efisien

2. Mendorong terbentuknya jabatan fungsional sesuai kompetensinya

3. Meningkatkan kualitas para aparat pemerintahan

4. Meningkatkan disiplin pegawai

5. Mengimplementasikan sisdur reward & punishment pegawai.

1. Meningkatkan sisdur reward & punishment pegawai.

2. Mempermudah akses masyarakat untuk terlibat dalam proses pembangunan.

1. Mewujudkan penyempurnaan satuan organisasi pemerintah daerah (SOPD) kearah organisasi yang efektif dan efisien

2. Mewujudkan sistem kepegawaian yang professional

3. Memantapkan kompetensi,kinerja, sertakehandalanaparaturnya yangdilakukan secarabertahap danberkelanjutan

4. Meningkatkanpartisipasimasyarakat dalamperencanaan,pelaksanaan danpengendalianpembangunan.

1. Mewujudkan good governance dalam system pemerintahan di Kabupaten Banjar

2. Mewujudkan perencanaan partisipatif dalam pembanguan

1. Tercapainya kesesuaian penempatan pegawai dengan kompetensi pendidikan dan pola karir yang jelas

2. Meningkatnya kapasitas organisasi dalam rangka meningkatkan profesionalitas dalam kinerja birokrasi yang ramping struktur

3. Terciptanya system birokrasi yang efektif dan efisien.

3.3. Meningkatnya kualitas kehidupan berdemokrasi

Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri

Rendahnya peran masyarakat dalam pesta demokrasi.

Meningkatkan pembinaan kepada masyarakat terkait proses pemilihan umum.

Mendorong partisipasi masyarakat untuk terlibat dalam pemilihan umum.

Meningkatkan partisipasi masyarakat untuk terlibat dalam pemilihan umum.

Mempertahankan tingkat partisipasi masyarakat untuk terlibat dalam pemilihan umum.

Meningkatnnya kesadaran masyarakat untuk terlibat dalam pesta demokrasi.

Page 218: (rpjpd)kabupaten banjar pemerintah daerah kabupaten banjar

ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH BAB V

R P J P D K a b u p a t e n B a n j a r T a h u n 2 0 0 5 - 2 0 2 5

V- 20

No Sasaran Pokok Urusan Kondisi Awal Tahapan Kebijakan

Kondisi Akhir 2005-2010 2010-2015 2015-2020 2020-2025

4. 4.1. Terwujudnya perkembangan industri dan UMKM berbasis sumberdaya lokal

Industri, Koperasi dan UMKM

Penanaman Modal,

Perdagangan

1. Masih kurangnya jumlah koperasi yang aktif untuk melayani masyarakat

2. Masih rendahnya manajemen dan kualitas produk UMKM

3. Masih redahnya penggunaan teknologi ramah lingkungan di UMKM

1. Optimalisasi pemanfatan koprasi oleh masyarakat

2. Meningkatkan jumlah industri manufaktur

3. Mewujudkan terlaksananya kerjasama dalam pengembangan industri berbasis potensi lokal

4. Meningkatkan industri manufaktur

1. Mengkelompokan dan mengembangkan kawasan menjadi kawasan jasa perdagangan, UMKM dan industri kreatif

2. Menyiapkan infrastruktur, berupa jalan, pusat perdagangan dan fasilitas pendukung jasa perdagangan

1. Meningkatkan keterlibatan masyarakat lokal untuk terlibat di dalam kegiatan jasa perdagangan.

2. Meningkatkan pengetahuan, pembinaan dan motivsi bagi masyarakat pelaku usaha dan kegiatan jasa perdagangan, UMKM dan industri kreatif terkait penggunaan teknologi, kemudahan akses pemasaran,

1. Terserapnya produk UMKM di pasar regional, nasional bahkan internasional

2. Meningkatnya kualitas produk UMKM.

3. Meningkatnya akses UMKMterhadap informasi pusat dan mengakses permodalan

1. Menguatkan (dari segi ekonomi dan penggunaan teknologi ramah lingkungan) UMKM dan industri kreatif agar lebih mandiri dan berdaya saing.

2. Meningkatkan promosi hasil-hasil UMKM dan industri kreatif pada tingkat internasional.

4. Masih rendahnya akses UMKM terhadap informasi pasar dan permodalan

3. Menetapkan AMDAL bagi kawasan yang akan dikembangkan menjadi sentra UMKM, industri kreatif, serta pusat perdagangan

4. Meningkatkan kondisi iklim

dan kemudahan untuk mengakses permodalan

3. Meningkatkan kualitas infrastrukturdan fasilitas pendukung kegiatan jasa perdagangan, UMKM dan industri kreatif.

Page 219: (rpjpd)kabupaten banjar pemerintah daerah kabupaten banjar

ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH BAB V

R P J P D K a b u p a t e n B a n j a r T a h u n 2 0 0 5 - 2 0 2 5

V- 21

No Sasaran Pokok Urusan Kondisi Awal Tahapan Kebijakan

Kondisi Akhir 2005-2010 2010-2015 2015-2020 2020-2025

investasi yang menarik dan memudahkan bagi investor baik dalam mauun luar negeri

5. Mencanangkan kerjasama antar daerah produsen dengan pasar-pasar yang menjadi target penjualan hasil-hasil industri

4. Meningkatkan kualitas dan jangkauan pelayanan jasa perdagangan, dari skala kabupaten menjadi skala regional

5. Mendorong peningkatan investasi terhadap UMKM dan industri kreatif.

6. Meningkatkan promosi hasil-hasil UMKM dan industri kreatif pada tingkat nasional.

4.2. Terwujudnya produk pertanian yang berdaya saing.

Pertanian Perkebuna

n Kehutanan Perikanan

1. Belum optimalnya penggunaan teknologi pertanian, perkebunan, peternakan, Perikanan

2. Belum terwujudnya kawasan agropolitan 'one

1. Revitalisasi Kawasan pertanian, perkebunan, peternakan, Perikanan dalam aglomerasi ekonomi

2. Mencanangkan intensifikasi pertanian, perkebunan,

1. Menumbuhkembangkan sistem manajemen terpadu antar komoditas pertanian, perkebunan, peternakan, Perikanan dan wilayah sentra produksi

2. Mengelola dan

1. Mendorong terbentuknya klaster industri-industri pengolahan hasil pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan yang ramah lingkungan.

2. Mendorong terbentuknya industri-industri

1. Mendorong pengembangan industri pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan di sektor hilir

2. Mendorong terciptanya linkage (keterkaitan) antara daerah produsen (penghasil

1. Terwujudnya kawasan agropolitan 'one village one product' berbasis potensi sumber daya alam dan sumber daya manusia lokal yang mandiri, berteknologi

Page 220: (rpjpd)kabupaten banjar pemerintah daerah kabupaten banjar

ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH BAB V

R P J P D K a b u p a t e n B a n j a r T a h u n 2 0 0 5 - 2 0 2 5

V- 22

No Sasaran Pokok Urusan Kondisi Awal Tahapan Kebijakan

Kondisi Akhir 2005-2010 2010-2015 2015-2020 2020-2025

village one product' berbasis potensi sumber daya alam dan sumber daya manusia lokal yang mandiri, berteknologi dan berdaya saing.

peternakan,Perikanan)

3. Pencanangan pengolahan hasil-hasil pertanian, perkebunan, peternakan, Perikanan

Melaksanakan intensifikasi lahan pertanian, perkebunan, peternakan, Perikanan

3. Mendorong masyarakat untuk terlibat pada sektor pertanian dan industri pengolahan hasil pertanian yang ramah lingkungan

pengolahan hasilpertanian, perkebunan, peternakan, perikanan yang teraglomerasi dan ramah lingkungan.

3. Mencanangkan kerja sama antara petani dengan industri pengelolaan hasil pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan serta antara sektor industri dengan pasar-pasar yang potensial

bahanbaku dengan daerah aglomerasi industri pengolahan) serta daerah distribusi (pasar).

3. Meningkatkan promosi terhadap hasil pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan dan hasil industri pengolahan pertanian pada tingkat internasional

dan berdaya saing.

2. Meningkatnya promosi terhadap hasil pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan dan hasil industri pengolahan pertanian pada tingkat internasional.

4. Mencanangkan program 'one village one product' dalam rangka mendukung kegiatan promosi hasil pertanian, perkebunan, peternakan,

5. Meningkatkan

pengetahuan sikap

dan keterampilan

petani dalam

rangka peningkatan

kualitas hasil

pertanian,

perkebunan,

peternakan,

4. Mendorong

penggunaan

teknologi pada

industri pengolahan

hasil pertanian,

perkebunan,

peternakan,

perikanan.

4. Memantapkan

kawasan

agropolitan 'one

village one product'

yang berbasis

potensi

5. Memantapkan

program 'one

village one product'

Page 221: (rpjpd)kabupaten banjar pemerintah daerah kabupaten banjar

ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH BAB V

R P J P D K a b u p a t e n B a n j a r T a h u n 2 0 0 5 - 2 0 2 5

V- 23

No Sasaran Pokok Urusan Kondisi Awal Tahapan Kebijakan

Kondisi Akhir 2005-2010 2010-2015 2015-2020 2020-2025

Perikanan dan hasil industri pengolahan.

perikanan

6. Meningkatkan

infrastruktur dan

fasilitas pendukung

kegiatan pertanian,

perkebunan,

peternakan,perikan

an dan industri

pengolahan.

5. Meningkatkan

pengetahuan

masyarakat akan

penggunaan

teknologi agardapat

terlibat dalam

industri pengolahan

hasil pertanian,

perkebunan,

peternakan,

perikanan

6. Meningkatkan

program 'one

village one product'

dalam rangka

mendukung

kegiatan promosi

hasil pertanian,

perkebunan,petern

akan,perikanan dan

hasil industri

pengolahan.

dalam rangka

mendukung

kegiatan promosi

hasil pertanian,

perkebunan,

peternakan,perikan

an dan hasil

industri

pengolahan.

6. Meningkatkan

promosi hasil

pertanian,perkebun

an, peternakan,

perikanan dan hasil

industri pengolahan

pertanian di tingkat

internasional

Page 222: (rpjpd)kabupaten banjar pemerintah daerah kabupaten banjar

ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH BAB V

R P J P D K a b u p a t e n B a n j a r T a h u n 2 0 0 5 - 2 0 2 5

V- 24

No Sasaran Pokok Urusan Kondisi Awal Tahapan Kebijakan

Kondisi Akhir 2005-2010 2010-2015 2015-2020 2020-2025

7. Mewujudkan

program 'one

village one

product'dalam

rangka mendukung

kegiatan promosi

hasil pertanian,

perkebunan,

peternakan,

Perikanan dan hasil

industri pengolahan

8. Mencanangkan

teknologi informasi

dan komunikasi

sebagai media

pengembangan

agribisnis

kewilayahan

7. Meningkatkan

promosi hasil

pertanian,

perkebunan,

peternakan,

perikanan dan hasil

industri pengolahan

pertanian di tingkat

nasional melalui

pencitraan produk

pertanian lokal.

8. Mengembangkan

teknologi informasi

dan komunikasi

pada

pembangunan

pertanian,

perkebunan,

peternakan,

perikanan,

pengembangan

agribisnis, dan

informasi pasar

Page 223: (rpjpd)kabupaten banjar pemerintah daerah kabupaten banjar

ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH BAB V

R P J P D K a b u p a t e n B a n j a r T a h u n 2 0 0 5 - 2 0 2 5

V- 25

No Sasaran Pokok Urusan Kondisi Awal Tahapan Kebijakan

Kondisi Akhir 2005-2010 2010-2015 2015-2020 2020-2025

4.3. Terwujudnya potensi pariwisata daerah yang berdaya saing

Pariwisata 1. Belum optimalnya fasilitas pelayanan di sektor pariwisata

2. Belum optimalnya promosi pariwisata di dalam dan luar negeri

3. Belum tergalinya potensi wisata lainnya

4. Masih belum regulasi yang berkenaan dengan pengembangan wisata daerah

5. Belum optimalnya pendapatan dari sektor pariwisata

1. Pengembangan kegiatan pariwisata berorientasi religius

2. Meningkatkan Ketersediaan fasilitas pendukung pariwisata berorientasi religius.

3. Meningkatkan jumlah dan lama kunjungan wisata

4. Meningkatkan jumlah dan keragaman daerah tujuan wisata

5. Penetapan wisata alam unggulan

1. Pengembangan kegiatan pariwisata umum

2. Meningkatkan Ketersediaan fasilitas pendukung pariwisata.

3. Meningkatkan investasi usaha pariwisata.

4. Meningkatkan jumlah dan lama kunjungan wisata

5. Meningkatkan jumlah dan keragaman daerah tujuan wisata

6. Rintisan regulasi pariwisata

7. Pengembangan kegiatan wisata alam

1. Mengelola dan meningkatkan kualitas infrastruktur dan fasiltias pendukung daerah pariwisata yang telah ada saat ini.

2. Meningkatkan kualitas lingkungan hidup dan revitalisasi kawasan-kawasan budaya yang merupakan objek wisata.

3. Melibatkan masyarakat dalam industri pariwisata (sebagai penyedia jasa dan fasilitas pendukung kegiatan wisata)

4. Meningkatkan promosi hasil-hasil pertanian dan industri pengolahan sebagai ciri khas objek wisata.

1. Meningkatkan potensi kawasan pariwisata agar lebih menarik bagi para wisatawan.

2. Meningkatkan kelengkapan infrastruktur dan fasilitas pendukung kegiatan wisata.

3. Meningkatkan kualitas/pengetahuan masyarakat tentang industri pariwisata dan kegiatan bangkitannya.

4. Meningkatkan promosi daerah wisata dan potensi wisata alam pada tingkat Internasional

5. Terwujudnya penataan kawasan pariwista daerah

1. Meningkatnya fasilitas pelayanan di kawasan pariwisata.

2. Meningkatnya promosi pariwisata nusantara didalam dan di luar negeri

3. Terseedianya regulasi yang berkenaan dengan pengembangan wisata daerah

4. Optimalnya pendapatan dari sektor pariwisata

6. Terbukanya

akses wisata

religius

kelampayan

Page 224: (rpjpd)kabupaten banjar pemerintah daerah kabupaten banjar

ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH BAB V

R P J P D K a b u p a t e n B a n j a r T a h u n 2 0 0 5 - 2 0 2 5

V- 26

No Sasaran Pokok Urusan Kondisi Awal Tahapan Kebijakan

Kondisi Akhir 2005-2010 2010-2015 2015-2020 2020-2025

5. Studi kelayakan pembangunan aksesibilitas (infrastruktur) wisata religius daerah kelampayan.

5. pengembangan aksesibilitas (infrastruktur) wisata religius daerah kelampayan

6. Meningkatkan promosi daerah wisata dan potensi wisata alam pada tingkat nasional.

6. Peningkatan aksesibilitas wisata religius daerah kelampayan

4.4. Meningkatnya akses informasi dan kemudahan perizinan investasi

Perizinan Penanaman

modal Informasi

dan komunikasi

1. Belum efisienya pengurusan perizinan

2. Belum kondusifnya iklim investasi.

3. Belum memadainya sarana dan prasarana pendukung kegiatan investasi.

1. Penyederhanaan pelayanan perizinan investasi

2. Mengadakan promosi pada skala nasional dan internasional terhadap sektor-sektor yangpotensial dan menguntungkan untuk dikembangkan di Kabupaten Banjar.

1. Mendorong terciptanya hubungan yang baik dan saling percaya antara pemerintah dan masyarakat terhadap investor, serta antara investor terhadap pemerintah dan masyarakat.

2. Menerapkan sistem insentif bagi para investor yang hendak berinvestasi di Kabupaten Banjar.

1. Meningkatkan iklim investasi yang kondusif bagi investor.

2. Meningkatkan kualitas lembagapendukung investasi yang aman, terpercaya dan memudahkan proses investasi.

3. Meningkatkan kualitas sarana dan prasarana pendukung kegiatan investasi.

1. Mempertahankakondisi iklim investasi yang kondusif bagi investor

2. Memeliharasarana dan prasarana pendukung kegiatan investasi.

1. Terciptanya pelayan terpadu dan efisien

2. Terciptanya iklim yang kondusif bagi investor

3. Meningkatnya kualitas sarana dan prasarana pendukung kegiatan investasi.

Page 225: (rpjpd)kabupaten banjar pemerintah daerah kabupaten banjar

ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH BAB V

R P J P D K a b u p a t e n B a n j a r T a h u n 2 0 0 5 - 2 0 2 5

V- 27

No Sasaran Pokok Urusan Kondisi Awal Tahapan Kebijakan

Kondisi Akhir 2005-2010 2010-2015 2015-2020 2020-2025

4. Belum tersedianya media informasi dan komunikasi yang handal

3. Peningkatan Layanan Informasi secara terpadu, murah, sehat dan aman ke desa – desa

4. Pembinaan, Pengendalian Pos Telekomunikasi dan Frekuensi.

5. Mendorong terciptanya lembaga-lembaga keuangan yang aman dan terpercaya.

3. Optimalisasi Layanan Informasi secara terpadu, murah, sehat dan aman ke desa – desa

4. Peningkatan Fasilitasi, Pembinaan, Pengendalian Pos Telekomunikasi dan Frekuensi.

5. Memeratakan informasi dan kemudahan akses mencari investor dan mencari sektor yang potensial berkembang serta membutuhkan investasi.

4. Peningkatan Kerjasama Informasi dengan Mass Media

5. Peningkatan pengawasan dan pengendalian terhadap jasa layanan pos, telekomunikasi dan informatika

3. Pengembangan Komunikasi dan Informasi dengan Media Massa

4. Optimalisasi Pembinaan, Pengendalian Pos Telekomunikasi dan Frekuensi.

4. Tersedianya media informasi dan komunikasi yang handal serta pemanfaatan kemajuan teknologi dalam pengembangan potensi daerah

5. Tersedianya layanan publik dalam pengaturan dan pembinaan kepada jasa layanan pos, telekomunikasi dan informatika

Page 226: (rpjpd)kabupaten banjar pemerintah daerah kabupaten banjar

ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH BAB V

R P J P D K a b u p a t e n B a n j a r T a h u n 2 0 0 5 - 2 0 2 5

V- 28

No Sasaran Pokok Urusan Kondisi Awal Tahapan Kebijakan

Kondisi Akhir 2005-2010 2010-2015 2015-2020 2020-2025

4.5. Terlaksananya pembangunan pusat-pusat perdagangan

Perdagangan

Masih terbatasnya sarana dan parasarana pusat- pusat perdagangan.

1. Mencanangkan jumlah sentra UMKM dan industri manufaktur.

2. Meningkatkan infrastruktur yang mendukung pengembangan pusat-pusat perdagangan produk lokal.

3. Pengembangan aksesibilitas jalan aluh-aluh untuk pembangunan infrastruktur Pelabuhan Pelelangan Ikan (PPI).

1. Meningkatkan jumlah sentra UMKM danindustri manufaktur.

2. Meningkatkan pemeliharaan yang mendukung pengembangan pusat-pusat perdagangan produk lokal.

3. Peningkatan aksesibilitas jalan aluh-aluh untuk pembangunan infrastruktur Pelabuhan Pelelangan Ikan (PPI).

1. Merintis alternatif jenis industri dan pembinaan sentra-sentra industri kecil.

2. Memantapkan pemeliharaan yang mendukung pengembangan pusat-pusat perdagangan produk lokal.

3. Pembangunan infrastruktur Pelabuhan Pelelangan Ikan (PPI).

1. Mengembangkan alternatif jenis industri dan pembinaan sentra-sentra industri kecil.

2. Mementapkan pemeliharaan yang mendukung pengembangan pusat-pusat perdagangan produk lokal.

3. Pengembangan infrastruktur Pelabuhan Pelelangan Ikan (PPI).

1. Meningkatnya ketersediaan sarana dan parasarana pusat-pusat perdagangan yang berkualitas.

2. Tersedianya sarana dan prasarana Pelabuhan Pelelangan Ikan (PPI).

Page 227: (rpjpd)kabupaten banjar pemerintah daerah kabupaten banjar

ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH BAB V

R P J P D K a b u p a t e n B a n j a r T a h u n 2 0 0 5 - 2 0 2 5

V- 29

No Sasaran Pokok Urusan Kondisi Awal Tahapan Kebijakan

Kondisi Akhir 2005-2010 2010-2015 2015-2020 2020-2025

5. 5.1. Meningkatnya peran serta masyarakat dalam pembangunan

Pemberdayaan masyarakat dan Desa

1. Masih rendah tingkat keterlibatan masyarakat dalam proses pembangunan

2. Masih kurangnya transparansi dalam proses pembangunan

1. Meningkatnya keterlibatan masyarakat dalam pengambilan keputusan publik

2. Meningkatnya keterlibatan masyarakat dalam proses pembangunan

3. Terciptanya transparansi dalam proses pembangunan

1. Meningkatnya keterlibatan masyarakat dalam pengambilan keputusan publik

2. Terciptanya taransparansi dalam proses pembangunan

1. Meningkatnya keterlibatan masyarakat dalam pengambilan keputusan publik

2. Terciptanya taransparansi dalam proses pembangunan

1. Meningkatnya keterlibatan masyarakat dalam pengambilan keputusan publik

2. Terciptanya taransparansi dalam proses pembangunan

5.2. Meningkatnya kualitas dan kuantitas infrastruktur sesuai dengan hirarki dan kebutuhan masyarakat.

Pekerjaan Umum

Belum memadainya aksesibilitas, mobilitas, ketersediaan dan kapasitas infrastruktur

1. Peningkatan ketersediaan dan kemampuan kondisi jalan dan jembatan

2. Optimalisasi fiungsi irigasi untuk pertanian

1. Peningkatan ketersediaan dan kemamouan kondisi jalan dan jembatan

2. Optimalisasi fiungsi irigasi untuk pertanian

1. Peningkatan ketersediaan, kualitas dan kuantitas jalan dan jembatan

2. Peningkatan Optimalisasi fiungsi dan kemampuan irigasi untuk pertanian

1. Peningkatan ketersediaan, kualitas dan kuantitas jalan dan jembatan

2. Peningkatan Optimalisasi fiungsi dan kemampuan irigasi untuk pertanian

Peningkatan aksesibilitas, mobilitas, kemantapan dan kapasitas infrastruktur

5.3. Terwujudnya pembangunan daerah tertinggal dan kawasan strategis.

1. Belum maksimalnya pembangunan daerah tertinggal

2. Belum optimalnya pembangunan dikawasan strategis

1. Percepatan terhadap pembangunan di daerah tertinggal

2. Percepatan terhadap pembangunan di kawasan strategis

1. Percepatan terhadap pembangunan di daerah tertinggal

2. Percepatan terhadap pembangunan di kawasan strategis

1. Percepatan dan penataan pembangunan di daerah tertinggal

2. Percepatan dan penataan pembangunan di kawasan strategis.

1. Terwujudnya peralihan daerah tertinggal menjadi daerah maju dan mandiri

2. Terwujudnya pembangunan kawasan strategis

1. Maksimalnya pembangunan padqa daerah tertinggal

2. Optimalnya pembangunan di kawasan strategis

Page 228: (rpjpd)kabupaten banjar pemerintah daerah kabupaten banjar

ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH BAB V

R P J P D K a b u p a t e n B a n j a r T a h u n 2 0 0 5 - 2 0 2 5

V- 30

No Sasaran Pokok Urusan Kondisi Awal Tahapan Kebijakan

Kondisi Akhir 2005-2010 2010-2015 2015-2020 2020-2025

3. Studi kelayakan

pembangunan

terminal center.

3. Pembangunan

terminal center.

3. Optimalisasi Terminal center sebagai pusat kegiatan pemindahan barang (muatan) dan penumpang

3. Pengembangan sitem transportasi terdiri atas angkutan muatan (barang) dan manajemen yang mengelola angkutan

3. Optimalnya sitem transportasi terdiri atas angkutan muatan (barang) dan manajemen yang mengelola angkutan

5.4. Meningkatkan kinerja pelayanan jasa dan prasarana transportasi

Perhubungan

Minimnya pelayanan angkutan umum massal sebagai moda utama pergerakan masyarakat

1. Peningkatan kualitas pelayanan angkutan umum massal sebagai moda utama pergerakan masyarakat

1. Pengembangan kualitas pelayanan angkutan umum massal sebagai moda utama pergerakan masyarakat

1. optimalisasi kapasitas pelayanan angkutan umum bagi masyarakat

1. Peningkatan Rehabilitasi Dan Pemeliharaan Prasarana Dan Fasilitas

1. Terciptanya sistem hirarki simpul-simpul pelayanan angkutan umum berupa terminal, dermaga, halte

5.5. Meningkatkan keselamatan, keamanan, dan ketertiban transportasi

Perhubungan

Masih rendahnya kualitas dan kuantitas prasarana dan fasilitas keselamatan jalan serta kurangnya kedisiplinan pengguna lalu lintas

1. Meningkatkan kualitas dan kuantitas prasarana dan fasilitas keselamatan jalan

2. Peningkatan pemahaman pengguna jalan tentang berlalu lintas yang baik

1. Mengembangkan kualitas dan kuantitas prasarana dan fasilitas keselamatan jalan

2. Mengembangkan pemahaman masyarakat pengguna jalan tentang berlalu lintas yang baik

1. Meningkatkan kelaikan sarana dan prasarana transportasi yang sesuai standar nasional

2. Peningkatan Sarana dan Prasarana Dan Fasilitas Perhubungan

1. Peningkatan Kelaikan Pengoperasian Kendaraan Bermotor

2. Peningkatan Pelayanan Angkutan

1. Meningkatnya keselamatan, keamanan,dan ketertiban transportasi

2. Meningkatnya kedisiplinan pengguna lalu lintas

Page 229: (rpjpd)kabupaten banjar pemerintah daerah kabupaten banjar

ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH BAB V

R P J P D K a b u p a t e n B a n j a r T a h u n 2 0 0 5 - 2 0 2 5

V- 31

No Sasaran Pokok Urusan Kondisi Awal Tahapan Kebijakan

Kondisi Akhir 2005-2010 2010-2015 2015-2020 2020-2025

6. 6.1. Meningkatnya kualitas lingkungan yang bersih, bebas dari sampah, limbah, dan polusi

Lingkungan Hidup

1. Masih tingginya tingkat pencamaran dari sampah, limbah dan polusi

2. Kurangnya ketersediaan sarana prasarana penanggulangan bencana alam

3. Belum terkelolanya penanganan sampah, limbah dan polusi

1. Melaksanakan penanganan terhadap lahan kritis, pencemaran lingkungan

2. Menetapkan regulasi agar tidak terjadi penambahan luas lahan kritis.

3. Meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap lahan kritis dan tidak membuan sampah pada sembarang tempat (sungai).

1. Menerapkan regulasi agar tidak terjadi penambahan luas lahan dan kritis

2. Pembinaan teknis dan penyadaran mengenai pengelolaan kesehatan lingkungan

3. Meningkatkan penanganan lahan kritis di beberapa wilayah yang mengalamikondisi rawan bencana.

4. Meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap lahan kritis.

1. Meningkatkan penanganan lahan kritis di beberapa wilayah yang mengalami kondisi rawan bencana secara terencana, sinergi dan berkesinambungan antar pemangkukepentingan dan lintas sektor.

2. Meningkatnya wawasan dan kesadaran mengenai pengelolaan kesehatahn lingkungan

3. Memberikan insentif bagi masyarakat yang melakukan perbaikan lahan kritis secara mandiri.

1. Meningkatkan daya dukung dan kualitas lingkungan dengan mengupayakan peningkatan penanganan lahan kritis dan lahannya potensial kritis di beberapa wilayah

2. Menumbuhkan kesadaran masyarakat, pengawasan, pengendalian dan penegakan hukum terhadap pengelolaan lingkungan

1. Meningkatnya penanganan terhadap lahan kritis.

2. Meningkatnya ketersediaan sarana dan prasarana penanggulangan bencana

3. Terciptanya kondisi lingkungan yang bersih sehat dan nyaman

4. Terkelolanya sampah, limbah dan polusi

Page 230: (rpjpd)kabupaten banjar pemerintah daerah kabupaten banjar

ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH BAB V

R P J P D K a b u p a t e n B a n j a r T a h u n 2 0 0 5 - 2 0 2 5

V- 32

No Sasaran Pokok Urusan Kondisi Awal Tahapan Kebijakan

Kondisi Akhir 2005-2010 2010-2015 2015-2020 2020-2025

5. Mengelola sumber daya alam dan lingkungan yang serasi, seimbang menuju pembangunan berkelanjutan dan mitigasi bencana

6. Membentuk

Badan penanggulanga n bencana daerah

7. Menumbuhkan

kesadaran

masyarakat,

pengawasan,

pengendalian dan

penegakan

hukum terhadap

pengelolaan

lingkungan

4. Meningkatkan pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan yang serasi, seimbang menuju pembangunan berkelanjutan dan mitigasi bencana

5. Menumbuhkan

kesadaran

masyarakat,

pengawasan,

pengendalian dan

penegakan hukum

terhadap

pengelolaan

lingkungan

3. Peningkatan

Penerapan

Teknologi

tepatguna untuk

pengolahan

sampah dan

limbah dan

sehingga

menghasilkan

nilai tambah dari

sisi ekonomi

4. Terbentuknya

lembaga

pengelolaan

sampah dan

limbah

5. Peningkatan

sarana prasarana

penunjang untuk

mewujudkan

kebersihan

lingkungan sesuai

dengan

kebutuhan

Page 231: (rpjpd)kabupaten banjar pemerintah daerah kabupaten banjar

ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH BAB V

R P J P D K a b u p a t e n B a n j a r T a h u n 2 0 0 5 - 2 0 2 5

V- 33

No Sasaran Pokok Urusan Kondisi Awal Tahapan Kebijakan

Kondisi Akhir 2005-2010 2010-2015 2015-2020 2020-2025

8. Penerapan

Teknologi

tepatguna untuk

pengolahan

sampah dan

limbah

9. Rintisan

pembentukan lembaga pengelolaan sampah dan limbah

10. Peningkatan sarana prasarana penunjang untuk mewujudkan kebersihan lingkungan

6. Peningkatan

Penerapan

Teknologi tepat

guna untuk

pengolahan

sampah dan

7. Terbentuknya

lembaga

pengelolaan

sampah dan limbah

8. Peningkatan sarana prasarana penunjang untuk mewujudkan kebersihan lingkungan

Page 232: (rpjpd)kabupaten banjar pemerintah daerah kabupaten banjar

ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH BAB V

R P J P D K a b u p a t e n B a n j a r T a h u n 2 0 0 5 - 2 0 2 5

V- 34

No Sasaran Pokok Urusan Kondisi Awal Tahapan Kebijakan

Kondisi Akhir 2005-2010 2010-2015 2015-2020 2020-2025

6.2. Terwujudnya pengelolaan sumber daya alam yang efisien, ramah lingkungan dan berkelanjutan

Lingkungan hidup

Kehutanan

Energi dan sumberdya mineral

1. Belum optimalnya pengelolaan lingkungan hidup.

2. Belum optimalnya kelembagaan dan sistem penegakan hukum terkait pengelolaan lingkungan hidup.

3. Kerusakan hutan dan lahan kritis

4. Masih terdapatnya pertambangan dan air tanah yang belum berizin.

5. Masih kurangnya data, kondisi,potensi dan kebencanaan

1. Meningkatkan kapasitas dan kualitas pengelolaan lingkungan

2. Memantapkan kepranataan pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan.

3. Mengoptimalisasi penggunaan teknologi ramah lingkungan

4. Menguatkan kelembagaan pengelola sumber daya alam dan lingkungan hidup, terutama pengelola sumber daya air dan kawasan lindung.

1. Meningkatkan kapasitas dan kualitas pengelolaan lingkungan

2. Fasilitasi sarana dan lahan ruang terbuka hijau

3. Meningkatkan sistem informasi dan sumber daya lingkungan.

4. Optimalisasi penggunaan teknologi ramah lingkungan

5. Menguatkan kelembagaan pengelola sumber daya alam dan lingkugan hidup, terutama pengelolaan sumber daya air dan kawasan lindung.

1. Menguatkan kelembagaan pengelola sumber daya alam dan lingkugan hidup, terutama pengelola sumber daya air dan kawasan lindung.

2. Tersediaya sarana ruang terbuka hijau

3. Mengontrol sistem penegakan hukum dan pemerintahan (terkait pengelolaanlingkungan hidup) yang baik secara adil dan konsisten.

1. Memantapkan daya dukung lingkungan dalam pembangunan ekonomi sebagai upaya untuk melestarikan kualitas dan fungsi lingkungan.

2. Pengelolaan dan pelestarian ruang tebuka hijau berkelanjutan

3. Mendorong perilaku dan budaya ramahlingkungan

4. Menguatkan sistem penegakan hukum dan pemerintahan yang baik (terkait pengelolaan lingkungan hidup.

1. Meningkatnya daya dukung lingkungan dan peran masyarakat dalam pelestarian lingkungan

2. Terpeliharanya lahan dan ruang terbuka hijau yang asri

3. Menguatnya sistem penegakan hukum dan pemerintahan yang baik.

4. Terpeliharanya hutan lestasri dan menurunnya luas lahan ktitis

5. Meningkatkan pengelolaan dan optimalisasi bidang pertambangan,dan air tanah/sungai

Page 233: (rpjpd)kabupaten banjar pemerintah daerah kabupaten banjar

ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH BAB V

R P J P D K a b u p a t e n B a n j a r T a h u n 2 0 0 5 - 2 0 2 5

V- 35

No Sasaran Pokok Urusan Kondisi Awal Tahapan Kebijakan

Kondisi Akhir 2005-2010 2010-2015 2015-2020 2020-2025

6. Masih kurangnya upaya konservasi air tanah dan reklamasi penggalian dan pertambangan

5. Menguatkan

sistem

penegakan

hukum dan

pemerintahan

(terkait

pengelolaan

lingkungan

hidup) yang

baik secara adil

dan konsisten.

6. Mengurangi

kerusakan

hutan dan lahan

kritis

7. Peningkatan sistem penegakan hukum dibidang pertambangan.

6. Menguatkan

sistem

penegakan

hukum dan

pemerintahan

yang baik (terkait

pengelolaan

lingkungan hidup)

secara adil dan

konsisten.

7. Mengurangi

kerusakan hutan

dan lahan kritis

8. Mencanangkan

usaha ekonomi produktif (pertanian dan perkebunan) dalam upaya stabilitas kualitas lingkungan hutan dan lahan

4. Mengendalikan pencemaran dan kerusakan lingkungan dengan menerapkan teknologi ramah lingkungan.

5. Meningkatkan pemanfaatan sumber daya alam.

6. Meningkatkan peran serta masyarakat dalam pengelolaan sumber daya alam dan pelestarian lingkungan hidup.

7. Meningkatkan upaya pemulihan kualitas lingkungan.

8. Meningkatkan pelaksanaan mitigasi bencana.

5. Mengendalikan pencemaran dan kerusakan lingkungan dengan menerapkan teknologi ramah lingkungan.

6. Meningkatkan peran serta masyarakat dalam pengelolaan sumber daya dan pelestarian lingkungan hidup

7. Meningkatkan pelaksanaan mitigasi bencana dan mengurangi kerusakan hutan dan lahan kritis

8. Meningkatkan pengelolaan dan optimalisasi bidang pertambangan dan air tanah/sungai

6. Berkurangnya

jumlah kerugian

yang

diakibatkan

kebencanaan

lingkungan.

7. Optimalnya

pemanfaatan

energi non fosil

Page 234: (rpjpd)kabupaten banjar pemerintah daerah kabupaten banjar

ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH BAB V

R P J P D K a b u p a t e n B a n j a r T a h u n 2 0 0 5 - 2 0 2 5

V- 36

No Sasaran Pokok Urusan Kondisi Awal Tahapan Kebijakan

Kondisi Akhir 2005-2010 2010-2015 2015-2020 2020-2025

9. Mendorong terwujudnya good mining practise penambang di Kab. Banjar dengan meningkatkan pembinaan, pengawasan dan pengendalian melalui pengelolaan pertambangan dengan tertib bagi pengusaha tambang sebesar 70%

10. Meningkatkan pembinaan, penertiban, pengawasan dan pengendalian terhadap kegiatan yang berpotensi merusak lingkungan; melalui pelaksanaan Reklamasi dan revigetasi pasta pertambangan, sebesar 250 Ha

9. Mendorong terwujudnya good mining practise penambang di Kab. Banjar dengan meningkatkan pembinaan, pengawasan dan pengendalian melalui pengelolaan pertambangan dengan tertib bagi pengusaha tambang sebesar 75%

10. Meningikatkan pembinaan, penertiban, pengavvasan dan pengendalian terhadap kegiatan yang berpotensi merusak lingkungan, melalui pelaksanaan Reklarnasi dan revigetasi pasca pertambangan, sebesar 500 Ha

9. Mendorong terwujudnya good mining practise penambang di Kab. Banjar dengan meningkatkan pembinaan, pengawasan dan pengendalian melalui pengelolaan pertambangan dengan tertib bagi pengusaha tambang sebesar 80%

10. Meningkatkan pembinaan, penertiban, pengawasan dan pengendalian terhadap kegiatan yang berpotensi merusak lingkungan, melalui pelaksanaan Reklamasi dan revigetasi pasca pertambangan, sebesar 750 Ha

Page 235: (rpjpd)kabupaten banjar pemerintah daerah kabupaten banjar

ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH BAB V

R P J P D K a b u p a t e n B a n j a r T a h u n 2 0 0 5 - 2 0 2 5

V- 37

No Sasaran Pokok Urusan Kondisi Awal Tahapan Kebijakan

Kondisi Akhir 2005-2010 2010-2015 2015-2020 2020-2025

6.3. Terwujudnya pola pemanfaatan ruang yang sesuai dengan tata ruang wilayah

Tata ruang 1. Belum tersusunnya data spasial yang lengkap untuk mendukung penyusunan rencana pembangunan

2. Belum Tersusunnyadokumen rencana pembangunan yang telah dilegalisasi.

3. Belum optimalnya sosialisasi pemanfataan dan pengendalian ruang.

1. Menyusun rencana tata ruang wilayah.

2. Menyusun rencana pembangunan.

3. Meningkatkan ketersediaan data spasial.

1. Meningkatkan ketersediaan data spasial.

2. Sosialisasi pemanfaatan dan pengendalian ruang.

3. Meningkatkan kuantitas dan kualitas dokumen perencanaan

4. Mengoptimalkan pemanfaatan ruang

5. Melaksanakan pengendalian pemanfaatan ruang secara konsisten dan terpadu.

6. Meningkatkan kualitas dan pemanfaatan tataruang Disesuaikan dengan potensi dan karakteristik wilayahnya

1. Meningkatkan ketersediaan data spasial.

2. Meningkatkan kualitas perencanaan tata ruang

3. Meningkatkan kualitas pemanfaatan ruang

4. Meningkatkan Pengendalian pemanfaatan ruang secara konsisten dan terpadu.

5. Meningkatkan kualitas dan pemanfaatan tataruang

6. Sosialisai pemanfatan dan pengendalian ruang

1. Meningkatkan ketersediaan data spasial.

2. Meningkatkan kualitas perencanaan tata ruang

3. Meningkatkan kualitas pemanfaatan ruang

4. Meningkatkanpengendalian pemanfaatan ruang secara konsisten dan terpadu.

5. Sosialisai pemanfatan dan pengendalian ruang

1. Meningkatnya ketersediaan data spasial untuk mendukung penyusunan rencana pembangunan

2. Meningkatnya jumlah dokumen rencana pembangunan yang telah dilegalisasi

3. Meningkatnya pelaksanaan sosialisasi pemanfataan dan pengendalian ruang..

Page 236: (rpjpd)kabupaten banjar pemerintah daerah kabupaten banjar

ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH BAB V

R P J P D K a b u p a t e n B a n j a r T a h u n 2 0 0 5 - 2 0 2 5

V- 38

5.3. SKENARIO INDIKATOR PEMBANGUNAN EKONOMI MAKRO

KABUPATEN BANJAR TAHUN 2010 - 2025

Dengan memperhatikan visi, misi, strategi dan arah kebijakan

pembangunan jangka panjang daerah, maka perlu disusun suatu skenario

pembangunan jangka panjang daerah yang memuat skenario pembangunan

wilayah sesuai tata ruang wilayah dan skenario pembangunan ekonomi makro

daerah sesuai perubahan struktur ekonomi daerah.

5.3.1. Skenario Pembangunan Ekonomi.

Pengembangan ekonomi Kabupaten Banjar diarahkan pada

pengembangan sektor pertanian, perkebunan, perikanan dan industri

pengolahan sebagai sektor utama yang mengandalkan kemampuan sumber

daya manusia; penggunaan sumber daya yang dapat diperbaharui;

pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang produksi, pengolahan,

informasi dan transportasi; penguatan keterkaitan mata rantai industri hulu-hilir

dalam satu kesatuan struktur ekonomi yang mapan; serta pemanfaatan

keunggulan komparatif dan keunggulan kompetitif yang menghasilkan produksi

bersih dan berkelanjutan.

Berbagai hal yang diperlukan untuk perubahan struktur ekonomi antara

lain adalah peningkatan iklim investasi daerah, kepastian hukum, peningkatan

partisipasi dan berbagai deregulasi. Selain itu, perlu didukung dengan

Page 237: (rpjpd)kabupaten banjar pemerintah daerah kabupaten banjar

ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH BAB V

R P J P D K a b u p a t e n B a n j a r T a h u n 2 0 0 5 - 2 0 2 5

V- 39

peningkatan prasarana dan sarana (infrastruktur) secara memadai terutama

transportasi darat dan sungai; serta penyediaan energi listrik yang dapat

memasok kebutuhan pengembangan perkotaan, perdesaan, dan pusat-pusat

kegiatan ekonomi.

a. Pengembangan Sektor Utama

Pengembangan sektor utama penggerak perekonomian di Kabupaten

Banjar diarahkan pada peningkatan produktivitas, nilai tambah dan daya saing

sektor pertanian yang dikelola secara profesional berdasarkan manajemen

agribisnis. Sektor-sektor utama yang akan dikembangkan antara lain adalah

pertanian tanaman pangan, perkebunan, peternakan dan perikanan. Selain itu,

pengembangan sektor utama juga diarahkan pada peningkatan dan penguatan

industri pengolahan melalui pengembangan kawasan industri terpadu yang

menghasilkan komoditas unggulan melalui peningkatan mutu sumber daya

manusia, pembangunan infrastruktur pendukung, pengadaan prasarana dan

sarana, penguatan jaringan pemasaran dengan memanfaatkan teknologi

informasi dan telekomunikasi, dan penguatan pelaku usaha dalam bentuk

kemitraan usaha

b. Pengembangan Kehutanan dan Pengelolaan Pertambangan

Pengembangan kehutanan diarahkan untuk mendukung pengembangan

sektor utama dengan tetap memperhatikan kawasan fungsional hutan,

Page 238: (rpjpd)kabupaten banjar pemerintah daerah kabupaten banjar

ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH BAB V

R P J P D K a b u p a t e n B a n j a r T a h u n 2 0 0 5 - 2 0 2 5

V- 40

mempertahankan daya dukung lingkungan, menjaga kualitas lingkungan secara

global, serta menjamin pengelolaan hutan secara lestari dan berkelanjutan.

Pengelolaan hutan juga dilakukan dengan memperkuat penegakan hukum

secara konsisten bagi pelaku perusakan hutan dan pengguna hasil hutan secara

ilegal, rehabilitasi dan konservasi hutan, percepatan pemulihan lahan dan

daerah aliran sungai (DAS) yang kritis.

Pengelolaan pertambangan yang sudah ada mengarah pada

peningkatan kualitas pengelolaan bahan tambang secara efesien dan efektif

yang ramah lingkungan, pembatasan kawasan penambangan secara bertahap,

pengolahan sisa tambang dan reklamasi area bekas penambangan agar

memiliki nilai guna dalam jangka panjang.

c. Peningkatan Mutu Sumber Daya Manusia.

Peningkatan mutu sumber daya manusia untuk mendukung

pengembangan sektor-sektor utama dan penguatan keunggulan komparatif

diarahkan pada peningkatan semangat kewirausahaan (entrepreneurship),

keterampilan, produktivitas, etos kerja dan budaya kerja melalui pendidikan baik

secara formal, non formal maupun informal; pengembangan pendidikan

unggulan dan kejuruan yang disesuaikan dengan kebutuhan pasar kerja dan

potensi wilayah; serta peningkatan kompetensi berbasis ilmu pengetahuan dan

teknologi di bidang rekayasa genetika, produksi, informasi, dan telekomunikasi.

Page 239: (rpjpd)kabupaten banjar pemerintah daerah kabupaten banjar

ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH BAB V

R P J P D K a b u p a t e n B a n j a r T a h u n 2 0 0 5 - 2 0 2 5

V- 41

d. Pembangunan Infrastruktur dan Penyediaan Energi Listrik.

Pembangunan infrastruktur di bidang transportasi, pengairan dan irigasi,

telekomunikasi mengarah pada perbaikan jalan dan jembatan, penyediaan

layanan pengangkutan barang dan jasa baik melalui darat, sungai dan

penyeberangan secara lebih cepat, mudah, murah dan terpadu; penyediaan

sumber air bersih dan sehat; penguatan jaringan layanan pemasaran untuk

mendukung pengembangan sektor-sektor sektor utama dan penguatan

keunggulan komparatif Kabupaten Banjar.

Penyediaan energi listrik diarahkan pada pembangunan pusat

pembangkit listrik, pengembangan sumber energi listrik alternatif terutama di

daerah yang belum terjangkau oleh PT PLN, peningkatan efisensi dalam

manajamen sumber daya listrik, dan perluasan dan perbaikan jaringan

terpasang untuk mendorong pengembangan sektor-sektor utama, peningkatan

produktivitas masyarakat, peningkatan dunia usaha, dan peningkatan iklim

investasi di Kabupaten Banjar serta pengembangan berbagai kegiatan berbasis

teknologi yang memerlukan pasokan listrik secara memadai.

e. Pengelolaan Keuangan dan Investasi Daerah.

Pengelolaan keuangan dan investasi daerah diarahkan pada pemberian

dukungan pendanaan bagi pengembangan sektor-sektor utama, penguatan

keunggulan komparatif, peningkatan sumber daya manusia, dan pembangunan

Page 240: (rpjpd)kabupaten banjar pemerintah daerah kabupaten banjar

ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH BAB V

R P J P D K a b u p a t e n B a n j a r T a h u n 2 0 0 5 - 2 0 2 5

V- 42

infrastruktur dan penyediaan energi listrik melalui pengelolaan anggaran daerah

secara cermat, efisien dan efektif. Disamping itu, penataan manajemen badan

usaha milik daerah (BUMD) dan penataan manajemen SKPD yang menarik

Pajak dan Retribusi Daerah perlu dilakukan dalam rangka meningkatkan

Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Banjar.

Pemerintah daerah Kabupaten Banjar juga perlu melakukan peningkatan

kerjasama dengan pihak swasta dan berupaya untuk menarik minat pihak

swasta untuk berinvestasi di Kabupaten Banjar. Selain itu, pengelolaan

keuangan dan investasi daerah tetap diarahkan pada peningkatan

kesejahteraan masyarakat dan percepatan kemajuan dan kemandirian daerah.

f. Penjaminan Kepastian Hukum.

Penjaminan kepastian hukum diarahkan untuk mendorong pengelolaan

keuangan dan investasi daerah ini melalui pemberian jaminan kepastian hukum

dalam perijinan, perlindungan dan pengelolaan usaha secara berkelanjutan;

pelaksanaan tata pemerintahan yang baik dan bersih; dan penegakan hukum

secara adil dan konsisten.

Dengan melakukan berbagai upaya yang telah diuraikan diatas,

diharapkan pembangunan ekonomi di Kabupaten Banjar semakin baik. Adapun

Proyeksi indikator ekonomi makroKabupaten Banjar sampai dengan tahun 2025

adalah sebagai berikut :

Page 241: (rpjpd)kabupaten banjar pemerintah daerah kabupaten banjar

ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH BAB V

R P J P D K a b u p a t e n B a n j a r T a h u n 2 0 0 5 - 2 0 2 5

V- 43

Tabel 5.5 Prediksi Indikator Pembangunan Ekonomi Makro

Kabupaten Banjar tahun 2005 – 2025

* Proyeksi

Peningkatan kualitas sumberdaya manusia yang meliputi bidang terkait

khususnya pendidikan, kesehatan, ketenagakerjaan, yang ditunjukkan oleh

peningkatan nilai indeks pembangunan manusia. Hal ini juga akan sangat

ditunjang oleh peningkatan penelitian dan penguasaan Iptek, peningkatan peran

wanita dalam pembangunan, peningkatan kegiatan pemuda dan olahraga serta

didukung oleh kebersamaan antar pemeluk agama dan semakin diperhatikannya

kesejahteraan sosial masyarakat.

Pada tahun 2010 rata-rata lama sekolah penduduk Kabupaten Banjar

adalah 7,25 tahun. Pada tahap pertama ini peningkatan kualitas SDM yang

dilakukan melalui peningkatan kualitas pendidikan yang dilakukan dengan

meningkatkan dan memantapkan wajib belajar 9 tahun, pembinaan dan

No IndikatorKinerja Tahapan RPJP KabupatenBanjar

2010 2015 2020 2025

1

Indeks Pembangunan Manusia 70.94 74.52 78.33 80.51

Angka HarapanHidup (Tahun) 65.25 70.27 74.24 78.21

Angka MelekHuruf (%) 96.03 98.05 99.08 99.76

Rata-rata Lama Sekolah (Tahun) 7.25 9 11 12

2

Jumlah Penduduk 506,839 557,894 610,711 663,111

Laju PertumbuhanPenduduk (%) 2,1 1,93 1.74 1,60

Persentase Penduduk Miskin (%) 3,35 2,75 2,00 1,5

3

Pertumbuhan Ekonomi (%) 4,91 6,54 7,5 8,5

PDRB Perkapita ADHB (Juta) 13,785 18,963 22,846 24,140

Pertumbuhan Investasi (%) 9,09 11,74 12,94 14,26

Page 242: (rpjpd)kabupaten banjar pemerintah daerah kabupaten banjar

ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH BAB V

R P J P D K a b u p a t e n B a n j a r T a h u n 2 0 0 5 - 2 0 2 5

V- 44

pengembangan pendidikan menengah umum dan kejuruan sekaligus pendidikan

tinggi, pendidikan informal, perluasan kesempatan memperoleh pendidikan yang

bermutu. Diharapkan pada tahap II (2015) rata-rata lama sekolah sudah

mencapai wajib belajar 9 tahun. Pada tahap kedua ini diharapkan kualitas

sumberdaya manusia menunjukkan peningkatan yang signifikan ditandai oleh

membaiknya partisipasi masyarakat dalam pendidikan. Pada tahun 2025

diharapkan peletakan dasar peningkatan partisipasi pendidikan dan

pengembangan sarana dan prasarana pendidikan yang lebih merata telah

dilaksanakan dengan partisipasi masyarakat yang mendekati usia wajib belajar

12 tahun.

Demikian juga dengan Angka Melek Huruf masyarakat Kabupaten

Banjar, dimana pada tahun 2010 AMH Kabupaten Banjar sebesar 96,03% yang

berarti bahwa dari seratus warga terdapat empat warga yang buta huruf. Pada

tahun 2015 diharapkan AMH meningkat menjadi 98,05 % dan pada tahun 2025

nilai AMH mencapai 99,76 %.

Peningkatan usia wajib belajar 12 tahun ini juga perlu dibarengi dengan

peningkatan kualitas sarana dan prasarana pendidikan. Pemerintah daerah

kabupaten Banjar perlu meningkatkan kualitas tenaga pendidik dan

kependidikan serta sarana dan prasarana sekolah. Kualitas tenaga pendidik

yang baik tandai oleh semakin banyaknya pengajar yang minimum berjenjang

Page 243: (rpjpd)kabupaten banjar pemerintah daerah kabupaten banjar

ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH BAB V

R P J P D K a b u p a t e n B a n j a r T a h u n 2 0 0 5 - 2 0 2 5

V- 45

S1. Pada saat yang bersamaan pendidikan berbasis ketrampilan disetiap

sekolah sudah mulai terwujud. Kerjasama pendidikan dalam jaringan nasional

juga mulai terbentuk. Disamping itu perlunya meningkatkan sarana dan

prasarana sekolah seperti rehabilitasi bangunan-bangunan sekolah yang rusak.

Terakhir yang juga perlu diperhatikan adalah akses masyarakat terhadap bidang

pelayanan pendidikan semakin dipermudah dengan pemberian beasiswa

kepada masyarakat kurang mampu sampai kejenjang pendidikan 12 tahun.

Peningkatan kualitas pendidikan ini menjadikan kualitas SDM dan

ketenagakerjaan juga semakin membaik yang pada akhirnya juga akan

meningkatkat nilai IPM Kabupaten Banjar.

Distribusi penduduk yang sangat besar memerlukan peningkatan dan

pemerataan fasilitas kesehatan di setiap wilayah. Indikator makro ekonomi untuk

kesehatan adalah semakin meningkatnya angka harapan hidup (AHH)

masyarakat di suatu wilayah. Pada tahap I (2010) AHH masyarakat Banjar rata-

rata sebesar 65,25 tahun. Menurut standar nasional kisaran idealnya dapat

mencapai angka sampai dengan 85 tahun. Pada tahap IV atau pada tahun 2025

diharapkan AHH masyarakat Banjar akan meningkat menjadi 78,21 tahun.

Untuk mencapai angka tersebut, maka Pemerintah Daerah Kabupaten

Banjar perlu untuk melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan kesehatan

masyarakat. Peningkatan kesehatan masyarakat dilakukan melalui promosi

Page 244: (rpjpd)kabupaten banjar pemerintah daerah kabupaten banjar

ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH BAB V

R P J P D K a b u p a t e n B a n j a r T a h u n 2 0 0 5 - 2 0 2 5

V- 46

hidup sehat dan pemberdayaan masyarakat melalui peningkatan pemahaman

kesehatan pada segenap lapisan masyarakat, serta perluasan sosialisasi pada

masyarakat tentang kebersihan lingkungan serta berperilaku hidup bersih dan

sehat; disertai berbagai upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit

menular. Selanjutnya perlunya pengembangan jaminan kesehatan bagi

masyarakat miskin untuk mendapat akses pelayanan kesehatan yang bermutu.

Pemerintah juga perlu melakukan peningkatan pelayanan fasilitas dan

pelayanan kesehatan seperti membangun rumah sakit dan puskesmas, serta

menambah jumlah tenaga medis, paramedis dan non medis yang didukung oleh

adanya dokter spesialis dan ahli-ahli kesehatan.

Perkembangan penduduk yang cukup tinggi juga memerlukan

pengendalian angka kelahiran dan memperkecil angka kematian. Sampai

dengan tahun 2010 jumlah penduduk Kabupaten Banjar sebesar 506.839 jiwa.

Dengan asumsi rata-rata laju pertumbuhan penduduk berkisar antara 1,6 %

sampai dengan 2 % maka pada tahun 2025 jumlah penduduk Kabupaten Banjar

sebesar 663.111 jiwa. Untuk mencapai jumlah penduduk ini dapat dilakukan

dengan peningkatan informasi kesehatan terutama pelayanan KB, sampai pada

KB mandiri. Disamping itu pemerintah Kabupaten Banjar juga perlu melakukan

sosialisasi mengenai pentingnya menekan perkawinan usia muda.

Page 245: (rpjpd)kabupaten banjar pemerintah daerah kabupaten banjar

ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH BAB V

R P J P D K a b u p a t e n B a n j a r T a h u n 2 0 0 5 - 2 0 2 5

V- 47

Dengan upaya tersebut diatas, diharapkan dapat meningkatkan kualitas

indeks pembangunan manusia Kabupaten Banjar. Disamping itu juga dapat

meningkatkan daya saing masyarakat, pendapatan semakin membaik, juga

spesialisasi tenaga kerja semakin terjadi. Secara simultan hal ini akan

mendorong peningkatan kualitas tenaga kerja, semakin tertekannya tingkat

pengangguran, dan produktivitas kerja juga semakin mantap. Berbagai

kebutuhan tenaga kerja sesuai dengan arah pengembangan ekonomi makro

seperti kebutuhan tenaga teknik, medis, perencanaan, manajemen, pariwisata,

pengelolaan lingkungan hidup dapat dipenuhi dari masyarakat Kabupaten

Banjar.

Meningkatnya kualitas sumber daya manusia akan mendorong

pengembangan perekonomian Kabupaten Banjar. Perubahan struktur ekonomi

yang ditandai dengan semakin meningkatnya peran pertanian dalam arti luas,

ketergantungan pada sumberdaya alam yang tidak terbarukan secara bertahap

akan mulai berkurang, industri pengolahan semakin berkembang dari hulu

sampai hilir. Sampai dengan tahun 2025 Laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten

Banjar diperkirakan akan mencapai 8,5 %. Pertumbuhan perekonomian ini

ditunjang oleh partisipasi masyarakat dalam skala luas, yang ditandai oleh

semakin besarnya koperasi dan UKM. Pada sisi lain semangat otonomi semakin

mendorong perkembangan dan daya saing daerah, serta munculnya spesialisasi

Page 246: (rpjpd)kabupaten banjar pemerintah daerah kabupaten banjar

ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH BAB V

R P J P D K a b u p a t e n B a n j a r T a h u n 2 0 0 5 - 2 0 2 5

V- 48

daerah. Dengan demikian interaksi ekonomi antar sektor antar wilayah akan

semakin meningkat.

Untuk mempercepat pengembangan ekonomi dan wilayah, maka

pengembangan kawasan strategis mulai dilakukan. Peningkatan perekonomian

pada berbagai bidang juga nampak pada pertanian tanaman pangan dan

hortikultura dimana kemandirian wilayah dapat tercapai melalui kemampuan

dalam menyediakan kebutuhan pangan. Selanjutnya sentra produksi pertanian

unggulan dan pusat pelayanan seperti pembentukan agropolitan semakin

berkembang. Pola ini juga didukung oleh berkembangnya agribisnis dan

agroindustri sehingga semakin meningkatkan daya saing daerah dari sisi

pertanian tanaman pangan dan hortikultura. Indikator perkembangan ini juga

ditunjukkan oleh semakin berkembangnya infrastruktur pertanian, penggunaan

peralatan yang semakin modern, dan mengikuti informasi pasar pertanian.

Perkebunan di Kabupaten Banjar semakin menunjukkan peran penting

dalam perekonomian. Sentra perkebunan akan dikembangkan, dimana hai ini

ditandai juga oleh semakin banyaknya sentra perkebunan dan permukiman

masyarakat dengan kegiatan utama perkebunan. Selanjutnya mulai dilakukan

pengolahan hasil perkebunan sehinga menciptakan produk hulu – hilir secara

simultan yang diikuti juga dengan perbaikan pemasaran dan jaringan pasar

Page 247: (rpjpd)kabupaten banjar pemerintah daerah kabupaten banjar

ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH BAB V

R P J P D K a b u p a t e n B a n j a r T a h u n 2 0 0 5 - 2 0 2 5

V- 49

nasional dan internasional. Dalam hal ini peran berbagai stakeholders juga mulai

berkembang.

Pemanfaatan sumberdaya hutan semakin dapat diarahkan pada

pembentukan hutan lestari dengan pemanfaatan yang seimbang dengan

pengolahan yang semakin intensif. Hal ini ditandai oleh meningkatnya

pengolahan hasil hutan, berkurangnya pengambilan bahan mentah, dan

perdagangan hasil hutan sebagai hasil primer semakin berkurang. Hal ini juga

ditunjukkan oleh meningkatnya partisipasi masyarakat dalam menjaga dan

mengolah hutan lestari. Partisipasi masyarakat dalam menjaga hutan lestari

makin meningkat dan penegakan hukum makin ditingkatkan. Semakin intensif

dan ekstensifnya pemanfaatan lahan pertanian juga sekaligus membuka

peluang pengembangan peternakan, disamping ternak yang dikembangkan

secara intensif.

Perkembangan perekonomian Kabupaten Banjar juga ditopang oleh

perkembangan perikanan yang semakin meningkat perannya. Pengembangan

ini ditopang oleh SDM yang semakin handal, infrastruktur perikanan yang lebih

mapan seperti pembangunan irigasi, dan pengolahan hasil ikan menjadi industri

perikanan sebagai salah satu komoditas yang dapat diandalkan.

Perkembangan ekonomi yang membaik, iklim usaha yang makin kondusif

menjadikan minat investasi dari dalam negeri dan luar negeri semakin

Page 248: (rpjpd)kabupaten banjar pemerintah daerah kabupaten banjar

ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH BAB V

R P J P D K a b u p a t e n B a n j a r T a h u n 2 0 0 5 - 2 0 2 5

V- 50

meningkat. Diperkirakan Laju Investasi di kabupaten banjar pada tahun 2025

sebesar 14,26 %. Hal ini ditunjang oleh semakin meningkatnya jaminan

kepastian usaha dan kepastian hukum, meningkatnya kemudahan berusaha dan

investasi yang ditunjukkan oleh semakin meningkatnya nilai investasi daerah.

Perkembangan perekonomian akan lebih berkembang dengan ditunjang oleh

perindustrian, perdagangan dan koperasi.

Industri berbasis pertanian dan produk unggulan daerah makin

berkembang, kawasan industri mulai dipasarkan dengan dukungan infrastruktur

dan deregulasi yang memadai, serta promosi pengembangan kawasan industri

terus ditingkatkan. Jika hal ini telah tercapai maka neraca perdagangan

kabupaten Banjar akan semakin positif, sentra produk pemasaran telah

terbentuk. Peran pemerintah juga menunjukkan adanya peningkatan melalui

semakin membaiknya peran BUMD dalam pembangunan, yang juga ditandai

oleh peningkatan peran publik dalam pengelolaan BUMD. Demikian juga dengan

koperasi, usaha kecil dan menengah semakin berperan dalam perekonomian

lokal sampai internasional yang ditandai oleh meningkatnya jumlah UKM dalam

kegiatan perekonomian. Semakin terpeliharanya kualitas alam dan terjaganya

budaya menjadikan pariwisata akan semakin menarik. Perkembangan ini

ditandai oleh semakin meningkatnya wisatawan nusantara dan mancanegara,

semakin tingginya tingkat hunian, dan semakin baiknya pengelolaan

Page 249: (rpjpd)kabupaten banjar pemerintah daerah kabupaten banjar

ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH BAB V

R P J P D K a b u p a t e n B a n j a r T a h u n 2 0 0 5 - 2 0 2 5

V- 51

kepariwisataan di Kabupaten Banjar. Dalam hal ini Pemerintah Kabupaten

Banjar juga sudah mulai memantapkan kalender wisata untuk menyambut

wisatawan pada berbagai event serta semakin tertata dan menarik obyek wisata

unggulan daerah.

5.3.2. Skenario Pembangunan Wilayah

Skenario pembangunan wilayah diperlukan untuk memberikan acuan

bagi penataan ruang; pemerataan pembangunan antar wilayah; pemerataan

pertumbuhan ekonomi diseluruh wilayah kabupaten Banjar; pengembangan

kawasan ekonomi dan kawasan strategis; serta percepatan kemajuan daerah

perdesaan, daerah pedalaman tertinggal dan daerah perbatasan.

Penetapan fungsi dan peran setiap kabupaten/kota ditentukan oleh

beberapa kriteria, yaitu: (1) jangkauan transportasi utama termasuk transportasi

darat, sungai dan penyeberangan yang dapat mendukung mobilitas sumberdaya

dan komoditas; (2) potensi utama dan potensi penunjang daerah termasuk

sumber daya alam dan prasarana; (3) kesesuaian tatanan lingkungan termasuk

daerah aliran sungai, hulu-hilir, dan satuan wilayah sungai (SWS); (4)

keunggulan komparatif setiap daerah; (5) memperhatikan alih fungsi lahan dan

daerah resapan air dan (6) keterkaitan antar satu daerah dengan daerah

lainnya. Berdasarkan potensi dasar, potensi penunjang, kendala, serta dengan

pertimbangan utama kebutuhan pengembangan wilayah dan kesesuaian

Page 250: (rpjpd)kabupaten banjar pemerintah daerah kabupaten banjar

ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH BAB V

R P J P D K a b u p a t e n B a n j a r T a h u n 2 0 0 5 - 2 0 2 5

V- 52

dengan tata ruang wilayah, maka arah pengembangan wilayah setiap kabupaten

Banjar adalah sebagai berikut:

a. Kabupaten Banjar mengarah menjadi wilayah pengembangan pertanian ke

arah agribisnis berbasis perkebunan, kehutanan, dan perikanan;

pengembangan transportasi darat dan sungai yang dapat meningkatkan

aksesibilitas antara satu wilayah dengan wilayah lainnya di Kabupaten

Banjar;

b. Kabupaten Banjar melakukan pengembangan transportasi darat dan sungai

yang menghubungkan wilayah terpencil dan terisolir yang pada masa akan

datang akan dijadikan wilayah-wilayah pertumbuhan baru; pengembangan

industri pengolahan.

c. Kabupaten Banjar melakukan pengembangan wilayah untuk pembangunan

pusat perkantoran terpadu.

d. Kabupaten Banjar menjadi Hinterland bagi Kota Banjarbaru dan

Banjarmasin yang memasok kebutuhan barang dan jasa bagi kota tersebut.

e. Kabupaten Banjar menjadi wilayah pengembangan pariwisata dan

pengembangan hutan konservasi.

Page 251: (rpjpd)kabupaten banjar pemerintah daerah kabupaten banjar

KAIDAH PELAKSANAAN BAB VI

R P J P D K a b u p a t e n B a n j a r T a h u n 2 0 0 5 - 2 0 2 5

VI-1

BAB VI

KAIDAH PELAKSANAAN

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Banjar Tahun

2005-2025 merupakan pedoman dalam:

1. Penyusunan Visi, Misi, dan Program calon Kepala Daerah dan Wakil

Kepala Daerah.

2. RPJP Daerah Kabupaten Banjar Tahun 2005-2025 merupakan pedoman

penyusunan RTRW Kabupaten, RPJM Daerah, Renstra Organisasi

Perangkat Daerah dan RKPD serta dokumen perencanaan lainnya dalam

penyelenggaraan pemerintahan daerah di Kabupaten Banjar.

3. Menjamin terwujudnya integrasi, sinkronisasi dan sinergi baik antar

daerah, antar ruang, antar waktu, antar fungsi pemerintah daerah

maupun antara Pemerintah, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah

Kabupaten/Kota.

4. Mewujudkan keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan,

penganggaran, pelaksaan, dan pengawasan.

5. Mewujudkan tercapainya penggunaan sumberdaya secara efisien, efektif,

berkeadilan, dan berkelanjutan.

6. Seluruh pemangku kepentingan pembangunan (stakeholders) di

Kabupaten Banjar berkewajiban untuk melaksanakan visi, misi, dan arah

Page 252: (rpjpd)kabupaten banjar pemerintah daerah kabupaten banjar

KAIDAH PELAKSANAAN BAB VI

R P J P D K a b u p a t e n B a n j a r T a h u n 2 0 0 5 - 2 0 2 5

VI-2

pembangunan RPJP Daerah Kabupaten Banjar Tahun 2005-2025

dengan sebaik-baiknya.

Sehubungan dengan hal tersebut, ditetapkan kaidah pelaksanaan

Daerah Kabupaten Banjar Tahun 2005-2025 sebagai berikut:

1. Pelaksanaan RPJPD Kabupaten Banjar tahun 2005-2025 diarahkan dan

dikendalikan langsung oleh Bupati Kabupaten Banjar dengan Pelaksana

Harian Sekretaris Daerah Kabupaten Banjar.

2. Dalam menyelenggarakan perencanaan pembangunan daerah, Bupati

Kabupaten Banjar dibantu oleh Kepala Badan Perencanaan

Pembangunan Daerah (Kepala Bappeda) Kabupaten Banjar.

3. Seluruh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang ada di lingkungan

Pemerintah Kabupaten Banjar agar melaksanakan program-program

dalam RPJPD Kabupaten Banjar tahun 2005-2025 dengan sebaik-

baiknya.

4. Setiap SKPD, baik yang berbentuk Badan, Dinas, Kantor, dan Biro,

berkewajiban untuk menyusun Rencana Strategis SKPD (Renstra-SKPD)

yang memuat Visi, Misi, Tujuan, Strategi, Kebijakan, Program, dan

Kegiatan Pembangunan sesuai dengan tugas dan fungsi SKPD yang

disusun dengan berpedoman pada RPJPD Kabupaten Banjar Tahun

2005-2025.

Page 253: (rpjpd)kabupaten banjar pemerintah daerah kabupaten banjar

KAIDAH PELAKSANAAN BAB VI

R P J P D K a b u p a t e n B a n j a r T a h u n 2 0 0 5 - 2 0 2 5

VI-3

5. Penjabaran lebih lanjut RPJPD Kabupaten Banjar tahun 2005-2025 untuk

setiap tahunnya harus dilakukan melalui penyusunan Rencana Kerja

Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Banjar.

6. Penyusunan RKPD Kabupaten Banjar harus dilakukan melalui proses

Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) yang

dilaksanakan secara berjenjang, yaitu mulai dari Musrenbang

Desa/Kelurahan, Musrenbang Kecamatan, Forum SKPD, Musrenbang

Kabupaten/Kota.

7. RKPD Kabupaten Banjar harus menjadi acuan bagi setiap SKPD dalam

menyusun Rencana Kerja SKPD (Renja-SKPD) yang disusun dengan

pendekatan berbasis kinerja.

8. Dalam hubungannya dengan keuangan daerah, keberadaan RKPD

Kabupaten Banjar merupakan dasar penyusunan Rancangan Anggaran

Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) tahun anggaran berikutnya

terutama sebagai rujukan dalam penyusunan Kebijakan Umum APBD,

serta penyusunan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara.

9. Renja-SKPD yang disusun dengan pendekatan berbasis kinerja harus

menjadi pedoman dalam penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran

SKPD (RKA-SKPD).

Page 254: (rpjpd)kabupaten banjar pemerintah daerah kabupaten banjar

KAIDAH PELAKSANAAN BAB VI

R P J P D K a b u p a t e n B a n j a r T a h u n 2 0 0 5 - 2 0 2 5

VI-4

10. Dalam pelaksanaan RPJPD Kabupaten Banjar Tahun 2005-2025, setiap

SKPD perlu memperkuat peran pemangku kepentingan dalam

mendukung pelaksanaan RPJPD Kabupaten Banjar Tahun 2005-2025

ini, dan melakukan sosialisasi baik kepada aparat Pemerintah

Kabupaten Banjar, perguruan tinggi, dan masyarakat sipil.

11. Dengan mempertimbangkan berbagai hal yang diluar kendali Pemerintah

Kabupaten Banjar dan diperkirakan dapat menghambat pelaksanaan

RPJPD Kabupaten Banjar, maka berbagai strategi, arah kebijakan dan

program yang telah dikembangkan dapat ditinjau kembali dan hasilnya

harus dikonsultasikan kepada DPRD Kabupaten Banjar untuk

mendapatkan pertimbangan lebih lanjut dalam proses pelaksanaannya.

12. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Banjar,

Pemerintah Daerah Kabupaten Banjar, masyarakat dan sektor swasta

berkewajiban menjamin konsistensi antara Rencana Pembangunan

Jangka Panjang Daerah (RPJP Daerah) Kabupaten Banjar Tahun 2005-

2025 dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah

(RPJM Daerah) Kabupaten Banjar, Rencana Strategis (Renstra) SKPD

Kabupaten Banjar, Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD)

Kabupaten Banjar dan Rencana Kerja (Renja) SKPD Kabupaten Banjar.