Maulana Chasan - KB III

27
1. Apa tujuan, manfaat dari demografi? Manfaat Demografi Mempelajari kuantitas, komposisi, dan distribusi penduduk dalam suatu daerah tertentu serta perubahan- perubahannya. Menjelaskan pertumbuhan masa lampau dan mengestimasi pertumbuhan penduduk di masa mendatang. Mengembangkan hubungan sebab-akibat antara perkembangan penduduk dan bermacam-macam aspek pembangunan sosial, ekonomi, budaya, politik, lingkungan dan keamanan. Memperlajari dan mengantisipasi kemungkinan dampak yang timbul dari pertumbuhan penduduk di masa mendatang. PENGANTAR ILMU DEMOGRAFI, Andri Wijanarko Ilmu demografi digunakan oleh para ahli umumnya terdiri dari empat tujuan pokok, yaitu: a. Mempelajari kuantitas dan distribusi penduduk dalam suatu daerah tertentu. b. Menjelaskan pertumbuhan penduduk masa lampau, penurunannya dan persebarannya dengan sebaik-baiknya dan dengan data yang tersedia. c. Mengembangkan hubungan sebab akibat antara perkembangan penduduk dengan bermacam-macam aspek organisasi sosial. d. Mencoba meramalkan pertumbuhan pendukuduk di masa yang akan datang dan kemungkinan-kemungkinan konsekuensinya. Pada akhirnya, keempat tujuan pokok tersebut akan bermanfaat untuk: a. Perencanaan pembangunan yang berhubungan dengan pendidikan, perpajakan, kemiliteran, kesejahteraan

description

LBM 3 Modul KB

Transcript of Maulana Chasan - KB III

Page 1: Maulana Chasan - KB III

1. Apa tujuan, manfaat dari demografi?Manfaat Demografi

Mempelajari kuantitas, komposisi, dan distribusi penduduk dalam suatu daerah

tertentu serta perubahan-perubahannya.

Menjelaskan pertumbuhan masa lampau dan mengestimasi pertumbuhan

penduduk di masa mendatang.

Mengembangkan hubungan sebab-akibat antara perkembangan penduduk dan

bermacam-macam aspek pembangunan sosial, ekonomi, budaya, politik,

lingkungan dan keamanan.

Memperlajari dan mengantisipasi kemungkinan dampak yang timbul dari

pertumbuhan penduduk di masa mendatang.

PENGANTAR ILMU DEMOGRAFI, Andri Wijanarko

Ilmu demografi digunakan oleh para ahli umumnya terdiri dari empat tujuan pokok,

yaitu:

a. Mempelajari kuantitas dan distribusi penduduk dalam suatu daerah tertentu.

b. Menjelaskan pertumbuhan penduduk masa lampau, penurunannya dan

persebarannya dengan sebaik-baiknya dan dengan data yang tersedia.

c. Mengembangkan hubungan sebab akibat antara perkembangan penduduk

dengan bermacam-macam aspek organisasi sosial.

d. Mencoba meramalkan pertumbuhan pendukuduk di masa yang akan datang dan

kemungkinan-kemungkinan konsekuensinya.

Pada akhirnya, keempat tujuan pokok tersebut akan bermanfaat untuk:

a. Perencanaan pembangunan yang berhubungan dengan pendidikan, perpajakan,

kemiliteran, kesejahteraan sosial, perumahan, pertanian dan lain-lain yang

dilakukan pemerintah menjadi lebih tepat sasaran jika mempertimbangkan

komposisi penduduk yang ada sekarang dan yang akan datang.

b. Evaluasi kinerja pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah dengan melihat

perubahan komposisi penduduk yang ada sekarang dan yang lalu beserta faktor-

faktor yang mempengaruhinya.

Page 2: Maulana Chasan - KB III

c. Melihat peningkatan standar kehidupan melalui tingkat harapan hidup rata-rata

penduduk, sebab tidak ada ukuran yang lebih baik kecuali lamanya hidup

sesorang di negara yang bersangkutan.

d. Melihat seberapa cepat perkembangan perekonomian yang dilihat dari

ketersediaan lapangan pekerjaan, persentase penduduk yang ada di sektor

pertanian, industri dan jasa.

Lembaga Demografi FE UI. 2007. Dasar-dasar Demografi. Jakarta : Lembaga Penerbit FE UI.

2. Apa saja komponen dari demografi?

Lembaga Demografi FE UI. 2007. Dasar-dasar Demografi. Jakarta : Lembaga Penerbit FE UI.

• Kata demografi berasal dari bahasa Yunani, yang terdiri dari kata :

demos, yang artinya rakyat/penduduk

grafein, yang artinya menggambar atau menulis.

• Demografi: adalah tulisan atau karangan tentang rakyat atau penduduk

• Ilmu yang mempelajari besarnya jumlah penduduk ,distribusi yang menyebabkan perubahan2 penduduk seperti kelahiran, kematian, mobilitas (migrasi).

David V.Glass (1953): demografi terbatas pada studi penduduk sebagai akibat pengaruh dari proses demografi, yaitu: fertilitas, mortalitas, dan migrasi

Page 3: Maulana Chasan - KB III

UN ( 1958); IUSSP ( 1982): demografi adalah studi ilmiah mengenai masalah penduduk yang berkaitan dengan jumlah, struktur, serta pertumbuhannya. Masalah demografi lebih ditekankan pada segi kuantitatif dari berbagai faktor yang mempengaruhi pertumbuhan penduduk yaitu: fertilitas, mortalitas dan migrasi

Donald J. Bogue (1973) : Demografi adalah ilmu yang mempelajari secara statistik dan matematik menyangkut perubahan penduduk, besar/jumlah, komposisi dan distribusi penduduk melalui 5 komponen demografi yaitu kelahiran (fertilitas), kematian (mortalitas), perkawinan, migrasi dan mobilitas sosial.

Jadi dapat disimpulkan bahwa demografi mempelajari struktur dan proses penduduk di suatu wilayah, yang strukturnya meliputi : Jumlah, Persebaran dan Komposisi Penduduk. Struktur penduduk ini dapat selalu berubah-rubah dan perubahan ini disebabkan karena proses demografi yaitu : kelahiran, kematian dan migrasi penduduk.

Kuliah pakar dr. Ophi

Komponen demografi yang dapat mempengaruhi jumlah dan usia penduduk ada 3, yaitu kelahiran, migrasi dan kematian.

3. Apa saja 10 penilaian MDGs?

Page 4: Maulana Chasan - KB III
Page 5: Maulana Chasan - KB III

1. Menanggulangi Kemiskinan dan Kelaparan

Page 6: Maulana Chasan - KB III

2. Mencapai Pendidikan Dasar untuk Semua3. Mendorong Kesetaraan Gender dan Pemberdayaan

Perempuan4. Menurunkan Angka Kematian Anak5. Meningkatkan Kesehatan Ibu6. Memerangi HIV/AIDS, Malaria dan Penyakit Menular

Lainnya7. Memastikan Kelestarian Lingkungan Hidup 8. Mengembangkan Kemitraan Global untuk Pembangunan

dkijakarta.bkkbn.go.id/infoprogram/Documents/MDGs.pdf

4. Apa fungsi dari MDGs?

5. Kenapa yang dijadikan indikator MDGs adalah kematian ibu dan anak?Sejak tahun 1988 Depkes RI fokus programnya pada peningkatan Kesehatan dan kesejahteraan Ibu dan Anak. Maternal Mortality Rate (MMR) atau Angka Kematian Ibu adalah salah satu Indikator kesehatan Wanita,tapi juga menggambarkan tingkat akses,integritas dan efektivitas sektor kesehatan.Sehingga MMR sering dipakai untuk menggambarkan tingkat kesejahteraan suatu negara. Beberapa faktor yg diperkirakan menjadi masalah tersebut, termasuk kualitas Pelayanan Kesehatan oleh tenaga kesehatan yang tidak adekuat dan buruk,berdampak pada lebih dari 200.000 kematian ibu setiap tahunnya. Status dan pendidikan wanita yang rendah utamanya di daerah pedesaan sehingga memberikan dampak negatif pada kematian maternal. Adanya keterbatasan akses pada pertolongan persalinan oleh tenaga terampil dan sistem rujukan yang tidak memadai mengakibatkan hampir 40% wanita melahirkan tanpa pertolongan tenaga kesehatan trampil dan 70% tidak mendapatkan pelayanan pasca persalinan dalam waktu 6 minggu setelah persalinan.Dalam rangka mewujudkan kesehatan Ibu dan Anak,maka WHO, UNFPA, UNICEF, World Bank, dan lain-lain menempatkan Kesehatan Ibu menjadi agenda utama pada upaya peningkatan kesehatan masyarakat dalam skala internasional dimana titik beratnya pada mobilitas Sumber Daya Manusia yang berkualitas di dukung dengan Pelayanan yang berdasarkan Evidence-based.Untuk menurunkan AKI/MMR menjadi 125/100.000 kelahiran hidup maka harus di dukung dengan berbagai sumber daya, seperti sumber daya manusia, sarana dan prasarana, anggaran yang cukup dan dukungan kebijakan oleh para pengambil keputusan pada level top leader dan harus komitmen dengan kebijakan tersebut.Langkah tersebut sudah di dukung dengan membangun Puskesmas di setiap kecamatan dan penempatan minimal1(satu) orang tenaga dokter dan dokter gigi serta beberapa tenaga bidan dan perawat di setiap puskesmas. Dari segi penyebaran sarana fisik pelayanan kesehatan khususnya Puskesmas boleh dikatakan sudah merata di seluruh pelosok indonesia,tetapi kondisi ini tidak di ikuti sepenuhnya

Page 7: Maulana Chasan - KB III

dengan peningkatan mutu pelayanan kesehatan dan keterjangkauan oleh seluruh lapisan masyarakat.http://dinkes.sulbarprov.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=50:penilaiantenagakesehatanteladanprovinsisulawesibarat&catid=35:sekretariat&Itemid=53

http://www.infodokterku.com/component/content/article/16-data/data/200-indikator-angka-kematian-maternal-mmr-atau-aki-dan-penyebab

6. Apa penyebab mortalitas?

Kematian yang bisa diidentifikasi: Kematian dewasa: umumnya disebabkan karena penyakit

menular, penyakit degeneratif, kecelakaan atau gaya hidup yang beresiko terhadap kematian.

Kematian bayi dan balita: umumnya disebabkan oleh penyakit sistim pernapasan bagian atas (ISPA) dan diare, yang merupakan penyakit karena infeksi kuman. Faktor gizi buruk juga menyebakan anak-anak rentan terhadap penyakit menular, sehingga mudah terinfeksi dan menyebabkan tingginya kematian bayi dan balita di suatu daerah.

7. Apa upaya pemerintah mengatasi mortalitas? Program pembangunan nasional

Selama ini angka penurunan kematian bayi dan balita merupakan salah satu prioritas pembangunan kesehatan. Dalam dokumen propenas 2000-2004, upaya-upaya ini tercantum dalam 3 program kesehatan nasional:- Program lingkungan sehat, perilaku sehat dan pemberdayaan

masyarakat- Program upaya kesehatan- Program perbaikan gizi masyarakat

Page 8: Maulana Chasan - KB III

Strategi dan usaha untuk mendukung upaya penurunan kematian bayi dan balita antara lain adalah meningkatan kebersihan atau higienisitas dan sanitasi di tingkat individu, keluarga, dan masyarakat melalui penyediaan air bersih, meingkatkan perilaku hidup sehat, serta kepedulian terhadap kelangsungan dan perkembangan dini anak; pemberantasan penyakit menular, meningkatkan cakupan imunisasi, dan meningkatkan pelayanan kesehatan reproduksi termasuk pelayanan kontrasepsi dan ibu, menanggulangi gizi buruk, kurang energi kronik dan anemi, serta promosi pemberian asi eksklusif dan pemantauan pertumbuhan.

Jaring pengaman sosialBertambahnya penduduk miskin sebagai akibat krisi ekonomi yang terjadi sejak 1998 telah membatasi akses dan kemudahan mendapatkan pelayanan kesehatan ibu dan anak bagi golongan miskin. Selain program-program rutin pelayanan ibu dan anak, pemerintah telah meluncurkan JPS (jaring pengaman sosial) bidang kesehatan, antara lain dengan pelayanan kesehatan dasar dan rujukan gratis bagi ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas dan bayi untuk keluarga miskin, serta bantuan pembangunan saranan kesehatan

Peraturan perundanganDengan di tetapkannya UU no. 23 tahun 2002 tentang perlindungan anak, kesempatan anak indonesia untuk hidup sehat, tumbuh, dan berkembang secara optimal menjadi semakin terbuka. Dalam UU itu di nyatakan bahwa setiap anak berhak memperoleh pelayanan kesehatan dan jaminan sosial sesuai dengan kebutuhan fisik, mental spiritual, dan sosial.

Program nasional bagi anak indonesiaMerujuk pada kebijakan umum pembangunan kesehatan nasional, upaya penurunan angka kematian bayi dan balita merupakan bagian penting dalam PNBAI yang antara lain di jabarkan dalam Visi Anak Indonesia 2015 untuk menuju anak indonesia yang sehat. Strategi nasional bagi upaya penurunan kematian bayi dan balita adalah pemberdayaan keluarga, masyarakat, meningkatkan kerja sama dan koordinasi lintas sektor, dan meningkatkan

Page 9: Maulana Chasan - KB III

jangkauan pelayanan kesehatan anak yang komprehensif dan berkualitas.

8. Bagaimana cara mengukur kematian (mortality) penduduk? Tingkat kematian kasar (CDR) Tingkat kematian menurut umur (ASDR) Tingkat kematian bayi (IDR)

Pengukuran Data Kematian Penduduk

Tingkat Kematian Kasar (Crude Death Rate).

adalah banyaknya kematian pada tahun tertentu,tiap 1000 penduduk pada pertengahan tahun.

Tingkat Kematian Menurut Umur (Age Specific Death Rate)

adalah jumlah kematian penduduk pada tahun tertentu berdasarkan klasifikasi umur tertentu.

Tingkat Kematian Bayi { Infant Death Rate(IDR)/Infat Mortality Rate (IMR)}

Page 10: Maulana Chasan - KB III

Chabib Musthofa. Sosiologi Kependudukan

http://oc.its.ac.id/ambilfile.php?idp=1798

a. Registrasi penduduk

Cara pengumpulannya prospektif, yaitu pencatatan yang kontinyu terhadap tiap

– tiap peristiwa kematian.

b. Penelitian (survei)

Biasanya penelitian kematian penduduk ini dijadikan satu dengan penelitian

kelahiran (fertilitas) yang disebut dengan penelitian statistic vital.

c. Sensus penduduk

Dalam sensus penduduk, mengenai kelahiran dan kematian penduduk,

ditanyakan jumlah perempuan yang pernah kawin menurut umur, jumlah anak

yang dilahirkan hidup, jumlah anak yang meninggal dan jumlah anak yang masih

hidup.

Dari informasi diatas dibuatlah perkiraan (estimasi) mengenai tingkat kematian

bayi, dan tingkat kematian anak.

Prof. Ida Bagoes Mantra, Ph. D. Demografi Umum. Edisi Kedua. Pustaka Pelajar

9. Apa saja yg mempengaruhi tinggi rendahnya mortality?

Factor-faktor yang mempengaruhi mortalitas :

1. Status perkawinan

Page 11: Maulana Chasan - KB III

Mortalitas penduduk yang sudah menikah ternyata lebih rendah dibandingkan

dengan yang belum menikah, dan perbedaan untuk pria lebih besar daripada

wanita. Hal ini sebagian disebabkan oleh faktor bahwa perkawinan biasanya

mensyaratkan orang-orang yang sehat, maupun karena perbedaan kebiasaan dan

kondisi hidup.

2. Tempat tinggal

Mortalitas di daerah pedesaan pada umumnya lebih rendah dibandingkan di daerah

kota, tetapi sekarang perbedaan tersebut sudah berkurang. Beberapa penyakit

menyerang daerah iklim panas, dan ada juga yang melanda tempat-tempat yang

dingin; akibatnya perbedaan iklim dapat juga menjadi faktor penyebab kematian.

Atas dasar alasan ini juga di tempat tinggal yang sama dapat terjadi fluktuasi

mortalitas musiman.

3. Cara hidup

Pada umumnya apabila kondisi sosial semakin memuaskan ( diukur dari segi kualitas

perumahan, kebersihan, pelayanan kesehatan, dan lain-lain ), angka kematian akan

menurun. Kebiasaan hidup, misalnya merokok, makan dan minum, dapat juga

mempengaruhi mortalitas.

4. Faktor genetik

Beberapa penyakit ternyata dapat menular dari generasi yang satu ke generasi lain;

dengan demikian terdapat juga beberapa alasan tertentu mengapa para keluarga

harus berusaha memperpanjang masa kehidupan. Walaupun jumlah penyakit

seperti itu tidak begitu banyak, dan pengaruhnya terhadap mortalitas dirasakan

tidak menentu. Dengan demikian dewasa ini perbedaan keturunan secara

komparatif dianggap tidak berarti.

Sumber : Teknik Demografi, PT Bina Aksara

10.Apa saja jenis-jenis mortalitas, sekitar kelahiran dan sebelumnya?11.Apa hubungan mortalitas dengan pertumbuhan penduduk?

12.Bagaimana hubungan kematian dengan faktor sosial ekonomi?Faktor sosial ekonomi seperti pengetahuan tentang kesehatan, gizi dan kesehatan lingkungan, keprcayaan, nilai-nilai, dan kemiskinan

Page 12: Maulana Chasan - KB III

merupakan faktor individu dan keluarga, mempengaruhi mortalitas dalam masyarakat.Tingginya kematian ibu merupaka cerminan dari ketidak tahuan masyarakat mengenai pentingnya perawatan ibu hamil dan pencegahan terjadinya komplikasi kehamilan.

13.Cara mengurangi angka MMR?Faktor pendorong kematian (promortalitas)

Adanya wabah penyakit seperti demam berdarah, flu burung dan sebagainya.Adanya bencana alam seperti gempa bumi, tsunami, banjir dan sebagainya.Kesehatan serta pemenuhan gizi penduduk yang rendah.Adanya peperangan, kecelakaan, dan sebagainya.Tingkat pencemaran yang tinggi sehingga lingkungan tidak sehat.

• Faktor penghambat kematian (antimortalitas)– Tingkat kesehatan dan pemenuhan gizi masyarakat yang sudah baik.– Negara dalam keadaan aman dan tidak terjadi peperangan.– Adanya kemajuan iptek di bidang kedokteran sehingga berbagai macam

penyakit dapat diobati.– Adanya pemahaman agama yang kuat oleh masyarakat.

Program pembangunan kesehatan yang dilaksanakan selama ini dianggap telah berhasil meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, hal tersebut ditandai oleh beberapa indikator, antara lain Angka Kematian Bayi (AKB) dan Angka Kematian Ibu (AKI). Program pembangunan kesehatan mencakup kesehatan ibu dan anak yaitu program pemberdayaan masyarakat dan program kesehatan masyarakat yang ditujukan untuk kesehatan ibu dan anak. Di Indonesia jumlah kematian bayi dan ibu hamil sudah dikenal cukup tinggi.

Tingginya jumlah kematian bayi di Indonesia masih menjadi permasalahan bagi pemerintah, tercatat setiap hari 430 bayi di Indonesia meninggal dunia atau setiap 2,5 menit satu bayi meninggal dunia. Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2007 yang telah dilakukan, jumlah kematian bayi di Indonesia yaitu 34 bayi per 1000 kelahiran, dengan rincian 157000 bayi meninggal per tahun atau 430 bayi per hari. Jumlah tersebut tidak terlalu baik mengingat hanya terjadi sedikit

Page 13: Maulana Chasan - KB III

perbaikan dibandingkan dengan jumlah kematian bayi tahun 2003 yang jumlahnya 35 bayi per 1000 kelahiran hidup (Kompas.com, 2009).

Jumlah kematian bayi merupakan indikator yang penting untuk mengukur keadaan tingkat kesehatan di suatu masyarakat, karena bayi yang baru lahir sangat sensitif terhadap keadaan lingkungan tempat orang tua si bayi tinggal dan sangat erat kaitannya dengan status sosial orang tua si bayi. Dengan demikian upaya untuk mengetahui tingkat kecenderungan jumlah kematian bayi menjadi prioritas untuk meningkatkan perkembangan pembangunan di bidang kesehatan dari waktu ke waktu yang bertujuan menurunkan jumlah kematian bayi dengan mengetahui faktorfaktor yang mempengaruhi jumlah kematian bayi di Indonesia (Ardiyanti, 2010).Demografi_mortalitas_digilib_ITS

Factor-faktor yang mempengaruhi mortalitas :

5. Status perkawinan

Mortalitas penduduk yang sudah menikah ternyata lebih rendah dibandingkan

dengan yang belum menikah, dan perbedaan untuk pria lebih besar daripada

wanita. Hal ini sebagian disebabkan oleh faktor bahwa perkawinan biasanya

mensyaratkan orang-orang yang sehat, maupun karena perbedaan kebiasaan dan

kondisi hidup.

6. Tempat tinggal

Mortalitas di daerah pedesaan pada umumnya lebih rendah dibandingkan di daerah

kota, tetapi sekarang perbedaan tersebut sudah berkurang. Beberapa penyakit

menyerang daerah iklim panas, dan ada juga yang melanda tempat-tempat yang

dingin; akibatnya perbedaan iklim dapat juga menjadi faktor penyebab kematian.

Atas dasar alasan ini juga di tempat tinggal yang sama dapat terjadi fluktuasi

mortalitas musiman.

7. Cara hidup

Pada umumnya apabila kondisi sosial semakin memuaskan ( diukur dari segi kualitas

perumahan, kebersihan, pelayanan kesehatan, dan lain-lain ), angka kematian akan

menurun. Kebiasaan hidup, misalnya merokok, makan dan minum, dapat juga

mempengaruhi mortalitas.

Page 14: Maulana Chasan - KB III

8. Faktor genetik

Beberapa penyakit ternyata dapat menular dari generasi yang satu ke generasi lain;

dengan demikian terdapat juga beberapa alasan tertentu mengapa para keluarga

harus berusaha memperpanjang masa kehidupan. Walaupun jumlah penyakit

seperti itu tidak begitu banyak, dan pengaruhnya terhadap mortalitas dirasakan

tidak menentu. Dengan demikian dewasa ini perbedaan keturunan secara

komparatif dianggap tidak berarti.

Sumber : Teknik Demografi, PT Bina Aksara

14.Alur pendataan dari kematian?15.Apa faktor2 yg mempengaruhi pertumbuhan penduduk?

Tiga faktor dasar yang mempengaruhi pertumbuhan penduduk yaitu Kelahiran, Kematian dan migrasi.Migrasi adalah perpindahan penduduk dengan tujuan untuk menetap dari suatu tempat ke tempat lain melampaui batas politik atau negara ataupun batas administrasi bisa juga batas bagian dalam suatu negara.Ada 2 dimensi dalam migrasi yaitu:

Dimensi waktu: ukuran yang pasti tidak ada karena sulit menentukan berapa lama seseorang pindah tempat tinggal untuk dapat dianggap sebagai migran, tetapi biasanya ditentukan dalam sensus penduduk. Misalnya: sensus pada tahun 1961 dengan batasan waktu 3 bulan sementara sensus penduduk 1971 dan 1980 batasannya 6 bulan. Jika jangka waktunya lebih pendek lagi misal dalam 1 hari yaitu pagi berangkat dan sore kembali yang dilakukan terus menerus setiap harinya dikenal dengan migrasi pulang pergi atau communiting atau ngelaju.

Dimensi daerah: terbagi menjadi migrasi internasional dan migrasi intern.

16.Apa komitmen pemerintah untuk mencapai tujuan MGDs?Dalam hal kematian, indonesia mempunyai komitmen untuk mencapai sasaran MDGs untuk menurunkan angka kematian anak sebesar ⅔ dari angka di tahun 1990 atau menjadi 20/1000 kelahiran bayi pada tahun 2015 dan menurunkan kematian ibu sebesar 3/4 nya menjadi 124/1000 kelahiran. Untuk mencapai tujuan ini di perlukan usaha yang sungguh-sungguh dari

Page 15: Maulana Chasan - KB III

berbagai instansi terkait, mulai dari pemerintah pusat maupun daerah, LSM, dan masyarakat pada umumnya. Program-program apa yang perlu di kembangkan untuk tujuan ini, serta indikator-indikator apa yang perlu di perhatikan untuk menurunkan angka kematian balita dan angka kematian ibu.

17.Apa tantangan yg dihadapi pemerintah yang berhubungan kematian? Sebab kematian pada anak

Tiga penyebab utama kematian bayi menurut Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) 1995 adalah infeksi saluran pernafan akut (ISPA), komplikasi perinatal, dan diare. Gabungan ketiga penyebab kematian ini memberi andil bagi 75% kematian bayi. Pada 2001 pola penyebab kematian bayi ini tidak banyak berubah dari periode sebelumnya, yaitu karena sebab-sebab perinatal, kemudian diikuti oleh infeksi saluran pernafasan akut (ISPA), diare, tetanus neotarum, saluran cerna, dan penyakit saraf. Pola penyebab kematian balita juga hampir sama (penyakit saluran pernafasan, diare, penyakit syaraf- termasuk meningitis dan ensefalitis – dan tifus)

Kesehatan neonatal dan maternalTingginya kematian anak pada usia hingga satu tahun, yaitu ⅓ terjadi pada satu bulan pertama setelah kelahiran dan sekitar 80% kematian neonatal ini terjadi pada minggu pertama, menunjukan masih rendahnya status kesehatan ibu dan bayi baru lahir; rendahnya akses dan kualitas pelayanan kesehatan ibu dan anak khususnya pada masa persalinan dan segera sesudahnya; serta perilaku (baik yang bersifat preventif maupun kuratif) ibu hamil dan keluarga serta masyarakat yang bersifat negatif bagi perkembangan kehamilan sehat, persalinan yang aman dan perkembangan dini anak.

Perubahan perilaku Penyebab langsung kematian bayi dan balita sebenarnya relatif dapat ditangani secara mudah, di bandingkan upaya untuk meningkatkan perilaku masyarakat dan keluarga yang dapat menjamin kehamilan, kelahiran, dan perawatan bayi baru lahir yang lebih sehat. Tantangan yang dihadapi adalah bagaimana memperbaiki perilaku keluarga dan masyarakat, terutama perilaku hidup bersih dan sehat, termasuk

Page 16: Maulana Chasan - KB III

upaya mencari pelayanan kesehatan serta memperbaiki akses, memperkuat mutu managemen terpadu penyakit bayi dan balita, memperbaiki kesehatan lingkungan termasuk air bersih dan sanitasi, pengendalian penyakit menular, dan pemenuhan gizi yang cukup.

Variasi antar daerahTantangan lain yang harus mendapatkan perhatian serius adalah upaya untuk memperkecil kesenjangan antara perkotaan dan pedesaan dan kesenjangan antar provinsi dan kabupaten/kota. Intervensi pada golongan miskin dan kelompok rentan di pedesaan dan wilayah terpencil merupakan salah satu strategi kunci untuk menghilangkan kesenjangan ini. Walaupun demikian, kantong-kantong dengan angka kematian yang tinggi di daerah perkotaan tidak bisa di abaikan, karena daerah dengan populasi besar ini yang mempunyai daya ungkit yang tinggi bagi penurunan angka kematian bayi dan balita, terutama pada kematian neonatal.

Sinkronisasi dan koordinasiProgram-program antar instansi dan antara pemerintah dan swasta dan lembaga swadaya yang melibatkan peran aktif masyarakat perlu di tingkatkan. Dengan memperhatikan beragamnya faktor-faktor yang penyebab kematian bayi dan balita, maka kontribusi berbagai sektor dalam mendukung upaya mencapai drajat kesehatan anak sangan di perlukan. Kontribusi ini harus di formulasikan sebagai kebijakan kesehatan anak yang menyeluruh dengan strategi khusus bagi berbagai tingkat penyedia pelayanan dan berbagai grup sasaran

Perlindungan dan pelayanan kesehatanBagi bayi dan balita dari keluarga miskin menjadi sangat penting, karena kondisi kesehatan dan gizi anak-anak itu secara umum jauh lebih rendah. AKB pada penduduk termiskin pada 1995 hampir 2x lebih tinggi daripada penduduk terkaya. Walaupun perbedaan ini mengecil, AKB pada 2001 untuk penduduk miskin masih 1,5 x lebih tinggi di banding penduduk terkaya. Dengan masih besarnya jumlah penduduk miskin di indonesia, yaitu sekitar 37,34 juta jiwa atau 17,4% pada 2003 , perlindungan dan pelayanan kesehatan anak pada kelompok penduduk itu merupakan tantangan berat yang masih harus di hadapi. Selain perlunya intervensi yang cost-effectif, kerja

Page 17: Maulana Chasan - KB III

sama lintas sektor bagi upaya penanggulangan kemiskinan akan sangat berperan dalam meningkatkan derajat kesehatan ibu dan anak secara umum

Penerapan desentralisasi kesehatanSejak 2001 menjadi tantangan yang cukup berat bagi upaya penurunan kematian bayi dan balita arus informasi, tterutama dari pengumpulan data pada pusat pelayanan, tidak berjalan dengan baik. Masih belunjelasnya penjabaran tugas dan wewenang antara pemerintah pusat, provinsi, dan kabupaten merupakan kendala yang perlu di atasi.

18.Apa upaya pemecahan masalah kematian?Angka kematian perlu ditekan dengan cara:

Pelayanan kesehatan yang lebih baik Peningkatan gizi keluarga Peningkatan pendidikan (kesehatan masyarakat)

19.Apa permasalahan yang muncul dari tingkat mortalitas? Semakin bertambahnya angka harapan hidup itu berarti perlu

adanya peran pemerintah didalam menyediakan fasilitas penampungan.

Perlunya perhatian keluarga dan pemerintah didalam menyediakan gizi yang memadai bagi anak-anak (balita).

Apabila tingkat mortalitas tinggi akan berdampak terhadap reputasi indonesia di mata dunia.

20.Sebutkan macam2 ukuran-ukuran mortalitasCara Pengukuran Angka Kematian Ada beberapa cara pengukuran angka kematian diantaranya adalah:3.1. Angka Kematian Penyebab khusus: (AKP) jumlah seluruh kematian karena penyebab dalam satu jangka waktu tertentu dibagi dengan jumlah penduduk yang mungkin terkena penyakit tersebutdalam persen atau permil.Rumus: AKPK = Pt/P x k

Page 18: Maulana Chasan - KB III

AKPK = jumlah seluruh kematian karena penyakit tertentu X 100%P = Jumlah penduduk yang mungkin terkenaPt = Penyakit tertentu pada pertengahan tahun

3.2. Angka Kasus Fatal: jumlah seluruh kematian karena satu penyebab dalam jangka waktu tertentu dibagi denganjumlah seluruh penderita pada waktu yang sama dalam persen atau permil.Rumus: AKF = Pf/P x 100%P = Jumlah seluruh kematianPf = Jumlah kematian karena penyakit tertentuAKF = X 100%3.3. Angka Kematian Neonatal: (AKN) adalah jumlah angka kematian bayi usia dibawah usia 28 hari pada jangka waktu (satu tahun) dibagi jumlah kelahiran hidup pada jangka waktu tahun yang sama dalam persen atau permil.

3.4.Angka Kematian Ibu: jumlah kematian ibu karena kehamilan, persalinan, dan nifas dalam satu tahun dibagi denganjumlah kelahiran hidup pada tahun yang sama dengan persen atau permil.Rumus: AKI = Pf/P x 100

AKI = Jumlah kematian ibu karena kehamilan, kelahiran dan nifas X100 P = Jumlah kelahiran hidup pada tahun yang sama

3.5. Tingkat Kematian Kasar (Crude Death Rate)adalah banyaknya kematian pada tahun tertentu, tiap 1000 penduduk pada pertengahan tahun. CDR = D/P x 100Dimana :D = jumlah kematian pada tahun XPm = jumlah penduduk pada pertengahan tahun x

Page 19: Maulana Chasan - KB III

k = konstanta 1000

3.6. Tingkat Kematian Menurut Umur ( Age Specific Death Rate )adalah jumlah kematian penduduk pada tahun tertentu berdasarkan klasifikasi umur tertentu.Dimana : ASDR = Di/Pmi x k Di = Jumlah kematian pada kelompok umur (i)Pmi = Jumlah penduduk pada pertengahan tahun pada kelompok umur (i)k = Angka konstan (1000)

3.7. Tingkat Kematian Bayi { Infant Death Rate (IDR) /Infat Mortality Rate (IMR) IMR = D0/B x 1000Dimana :Do = Jumlah kematian bayi pada tahun tertentuB = Jumlah lahir hidup pada tahun tertentuk = bilangan konstan (1000)

Karakter kelompok penduduk yang mempengaruhi Crude Death Rate (CDR) :

- Antara penduduk daerah pedesaan dandaerah perkotaan.- Penduduk dengan lapangan pekerjaan yang berbeda.- Penduduk dengan perbedaan pendapatan.- Perbedaan jenis kelamin.- Penduduk dengan perbedaan status kawin.

21.Apa yg dimaksud dg studi mortalitas?Studi Mortalitas adalah Bagian dari Survey Kesehatan Masyarakat Rumah Tangga (SKRT) yang mengumpulkan data penyakit, sebab kematian yang terjadi di masyarakat. Data kematian yang terdapat pada suatu komunitas hanya dapat diperoleh melalui survey, karena sebagian

Page 20: Maulana Chasan - KB III

besar kematian di rumah, sedangkan data kematian di fasilitas kesehatan hanya memperlihatkan kasus-kasus rujukan.

22.Apa pentingnya angka mortalitas sebagai indikator kesehatan dalam suatu negara

23.Apa perbedaan mortality pattern di negara berkembang dan negara maju?

Secara umum penggolongan negara maju dan negara berkembang didasarkan pada kriteria berikut.

1. Kriteria Ekonomi, berhubungan dengan pendapatan perkapita penduduk dalam suatu

negara. pendapatan perkapita adalah besarnya pendapatan rata-ratapenduduk disuatu

negara yang diperoleh dari pendapatan nasional dibagi jumlah penduduk pada tahun yang

sama. angka pendapatan perkapita yang besar mencerminkan kemakmuran negara tersebut.

2. Kriteria Kesehatan, indikator kesehatan yang sering digunakan untuk menilai kemajuan

suatu negara adalah tingkat kematian bayi atau Infant mortality (IMR). IMR menunjukkan

jumlah kematian bayi dibawah usia 1 tahun per 1000 kelahiran pada tahun yang sama. IMR

berhubungan erat dengan tingkat gizi, pelayanan sarana kesehatan, dan kesejahteraan ibu.

3. Kriteria Pendidikan, kriteria pendidikan berhubungan dengan tingkat baca tulis/melek huruf

(literacy rate). Literacy rate merupakan persentase jumlah penduduk yang melek huruf, yaitu

kemampuan baca tulis penduduk dalam suatu negara pada usia 15 tahun ke atas. tingkat

baca tulis mencerminkan keterampilan dan kwalitas sumber daya manusia dalam suatu

negara

4. Indeks Pembangunan manusia (IPM). IPM atau Human development index (HDI) diperoleh

dari perhitungan per kapita, angka melek huruf, dan angka harapan hidup. angka harapan

hidup (life expectacy), yaitu lama usia hidup rata-rata penduduk dalam suatu negara,

umumnya dibedakan antara laki-laki dan perempuan. angka harapan hidup merupakan salah

satu indikator untuk mengukur kesejahteraanrakyat dalam suatu negara, berkaitan erat

dengan gizi, pendapatan, dan kualitas lingkungan sekitar. perhitungan IPM menghasilkan

rentang nilai pengukuran dari 0 dan 1. Negara yang tergolong maju mempunyai IPM di atas

0,800

24.Bagaimana menganalisis mortality pattern dalam suatu negara25.Apa penyebab kematian di tiap negara terutama yg berbeda dalam

faktor demografi (kelahiran, kematian, dll) dan faktor non demografi ( sosial ekonomi, higienitasi dll)