materi penyuluhan

95
Informasi Dasar Informasi Dasar HIV/AIDS HIV/AIDS Pelatihan Indigenous Leader Outreach Model- Program ASA - FHI

Transcript of materi penyuluhan

Page 1: materi penyuluhan

Informasi DasarInformasi DasarHIV/AIDSHIV/AIDS

Pelatihan Indigenous Leader Outreach Model- Program ASA - FHI

Page 2: materi penyuluhan

MISTERI AIDS

Semua Orang Bisa Terkena AIDS Belum Ada Vaksin Pencegahannya Belum Ada Obatnya Penyebaranya Sangat Cepat

Pengetahuan tentang AIDS adalah langkah pertama untuk pencegahan penyebaran AIDS

lebih meluas

Page 3: materi penyuluhan

APA ITU AIDS

A cquired

I mmune

Deficiency

Syndrome

Kumpulan gejala yang disebabkan menurunnya sistem kekebalan tubuh

Page 4: materi penyuluhan

APA PENYEBAB AIDS

H uman

I mmunodeficiency

V irus

Page 5: materi penyuluhan

PENULARAN HIV

HIV Dalam jumlah yang bisa menularkan ada di

•CAIRAN SPERMA•CAIRAN VAGINA•DARAH

Kegiatan yang menularkan:

•Hubungan seksual yang tidak aman dengan orang yang terinfeksi HIV•Transfusi darah yang tercemar HIV•Mengunakan jarum suntik, tindik, tatto bersama-sama dengan penderita HIV dan tidak disterilkan•Dari Ibu hamil yang terinfeksi HIV kepada anak yang di kandungnya

Page 6: materi penyuluhan

FASE DAN GEJALA AIDS

FASE I (0-5 TAHUN TERINFEKSI)

Tanpa Gejala (asimtomatik)

FASE II (5-7 TAHUN TEINFEKSI)

Muncul Gejala Minor:Hilang selera makan, tubuh lemah, keringat berlebihan di malam hari, pembengkakan kelenjar getah bening, diare terus menerus, flu tidak sembuh-sembuh

FASE III (7 TAHUN ATAU LEBIH)

Masuk penyakit AIDS:Kekebalan tubuh sudah sangat sedikit dan muncul infeksi oportunistik: TBC, Radang Paru, Gangguan Syaraf, Kaposi Sarkoma (kanker Kulit)

Page 7: materi penyuluhan

AIDS TIDAK MENULAR LEWAT

• Bersentuhan, senggolan, salaman, berpelukan, berciuman dengan penderita AIDS

• Mengunakan peralatan makan bersama-sama dengan penderita AIDS

• Gigitan nyamuk• Terkena keringat, air mata, ludah

penderita AIDS• Berenang bersama-sama dengan

penderita AIDS

Page 8: materi penyuluhan

MENGURANGI RESIKO PENULARAN

• Bagi yang belum aktif melakukan kegiatan seksual: tidak melakukan hubungan seks sama sekali

• Bagi yang sudah aktif melakukan kegiatan seksual: melakukan seks mitra tunggal, mengurangi mitra seks, menggunakan kondom, segera mengobati PMS kalau ada

• Hanya melakukan transfusi darah yang bebas HIV• Mensterilkan alat-alat yang dapat menularkan:

jarum suntik, tindik, tatto dll• Ibu yang terinfeksi HIV perlu mempertimbangkan

lagi untuk hamil

Page 9: materi penyuluhan

APA YANG BISA KITA LAKUKAN

• Menerapkan informasi pada diri sendiri

• Berperilaku bertanggung jawab• Menyebarkan informasi tentang

AIDS kepada orang lain• Mendukung kegiatan pencegahan

AIDS di lingkungannya

Kita bisa kena AIDS tapi kita bisa mencegahnya

Page 10: materi penyuluhan

Stadium klinis HIV

(Stadium 1, 2 dan 3)

dr Janto G Lingga DSPPdr Janto G Lingga DSPPRSPI Sulianti SurosoRSPI Sulianti Suroso

Dicopy dan diedit untukDicopy dan diedit untukTOT IMAI Jakarta 27 sept – 6 oktober 2006TOT IMAI Jakarta 27 sept – 6 oktober 2006

dr Janto G Lingga DSPPdr Janto G Lingga DSPPRSPI Sulianti SurosoRSPI Sulianti Suroso

Dicopy dan diedit untukDicopy dan diedit untukTOT IMAI Jakarta 27 sept – 6 oktober 2006TOT IMAI Jakarta 27 sept – 6 oktober 2006

Page 11: materi penyuluhan
Page 12: materi penyuluhan

Diagnosis pada Dewasa

• Sebaiknya berdasarkan hasil lab dan klinik

• Tidak semua tempat memiliki sarana lab

• Diagnosis berdasarkan gejala dapat mengikuti pedoman WHO

Page 13: materi penyuluhan

Stadium klinis HIV dewasa (WHO)

Stadium Klinis 1

• Asimtomatis• Limfadenopati Meluas Persistent

Skala Penampilan 1: asimtomatis, aktivitas normal

Page 14: materi penyuluhan

Stadium Klinis 2Stadium Klinis 2

• Berat badan menurun <10% dari BB semulaBerat badan menurun <10% dari BB semula• Kelainan kulit dan mukosa ringan sepertiKelainan kulit dan mukosa ringan seperti

dermatitis seboroik, dermatitis seboroik, papular pruritic eruptionpapular pruritic eruption (PPE), (PPE),infeksi jamur kuku, ulkus oral yang rekuren,infeksi jamur kuku, ulkus oral yang rekuren,cheilitis angularis, cheilitis angularis,

• Herpes zoster dalam 5 tahun terakhirHerpes zoster dalam 5 tahun terakhir• Infeksi saluran napas bagian atas sepertiInfeksi saluran napas bagian atas seperti

sinusitis bakterialsinusitis bakterial

Skala Penampilan 2: simtomatis, aktivitas normal Skala Penampilan 2: simtomatis, aktivitas normal

Page 15: materi penyuluhan

Stadium Klinis 3• Berat badan menurun >10% dari BB semula

• Diare kronis yang tidak diketahui penyebabnya berlangsung > 1 bulan

• Demam tanpa sebab yang jelas yang (intermiten atau konstan) > 1 bulan

• Kandidiasis Oral (thrush)

• Hairy leukoplakia oral

• TB paru, dalam 1 tahun terakir

• Infeksi bakteri berat (pnemonia, pyomiositis)

• Angiomatosis basiler

• Herpes zoster yang berkomplikasi

Skala Penampilan 3: selama 1 bulan terakir tinggal di tempat tidur <50%

Page 16: materi penyuluhan

Stadium Klinis 4Stadium Klinis 4

• HIV HIV wasting syndromewasting syndrome (BB turun 10% + diare kronik (BB turun 10% + diare kronik> 1 bln atau demam >1 bln yg tdk disebabkan peny lain)> 1 bln atau demam >1 bln yg tdk disebabkan peny lain)

• Pneumonia Pneumonia Pneumocystis (PCP)Pneumocystis (PCP)• Toksoplasmosis pada otakToksoplasmosis pada otak• Kriptosporidosis, Isosporiasis, Microsporidiosis dgnKriptosporidosis, Isosporiasis, Microsporidiosis dgn

diare >1 bulandiare >1 bulan• Kriptokokosis, ekstra paruKriptokokosis, ekstra paru• Cytomegalovirus (CMV) pada 1 organ selain hati, limpa,Cytomegalovirus (CMV) pada 1 organ selain hati, limpa,

kelenjar getah bening (mis: retinitis)kelenjar getah bening (mis: retinitis)• Herpes simplex virus (HSV) mukokutaneus > 1 bulan, Herpes simplex virus (HSV) mukokutaneus > 1 bulan, • Progressive multifocal leucoenphalopathyProgressive multifocal leucoenphalopathy (PML) (PML)• Mikosis disseminata (histoplasmosis, koksidioidomikosis,Mikosis disseminata (histoplasmosis, koksidioidomikosis,

penisiliosis)penisiliosis)

Page 17: materi penyuluhan

Stadium Klinis 4 (lanjutan)

• Kandidiasis esofagus, trakea, bronkus atau paru• Mikobakteriosis atipik disseminata atau di paru• Septikemi Salmonella non-tifoid• TB ekstra paru• Limfoma• Sarkoma Kaposi• Ensefalopati HIV (Gangguan dan/atau disfungsi motorik yg

mengganggu aktivitas hidup sehari hari dan berlangsungbeberapa minggu/bulan yg tidak disertai penyakit lain

Skala penampilan 4: berbaring di tempat tidur >50%selama 1 bulan terakhir

Page 18: materi penyuluhan

Stadium klinis 1 (WHO)

Page 19: materi penyuluhan

Kahn JO. N Engl J Med 1998;339:33-39

Page 20: materi penyuluhan

Persistent Generalized Lymphadenopathy (PGL)

• Kelenjar GB dgn diameter > 1.5 cm pada > 2 tempat di ekstra inguinal selama > 3 bulan

• Benjolan tidak nyeri tekan, simetris, dan sering mengenai servikal posterior, aksila, oksipital, dan epitrochlear

• Periksa DL dan X-foto dada (KGB hilus & mediastinum)

Page 21: materi penyuluhan

• Terjadi pada sampai 50% infeksi HIV

• Sampai 1/3nya tidak ada gejala lain

• PGL dapat mengecil secara perlahan selama

perjalanan penyakit dan dapat hilang sendiri

sebelum timbulnya AIDS

• Tidak ada terapi spesifik

Page 22: materi penyuluhan

Stadium klinis 2 (WHO)

Page 23: materi penyuluhan

Stadium Klinis 2Stadium Klinis 2

• Berat badan menurun <10% dari BB semulaBerat badan menurun <10% dari BB semula• Kelainan kulit dan mukosa ringan seperti Kelainan kulit dan mukosa ringan seperti

dermatitis seboroik, dermatitis seboroik, papular pruritic eruptionpapular pruritic eruption (PPE), infeksi jamur kuku, ulkus oral yang (PPE), infeksi jamur kuku, ulkus oral yang rekuren, cheilitis angularisrekuren, cheilitis angularis

• Herpes zoster dalam 5 tahun terakhirHerpes zoster dalam 5 tahun terakhir• Infeksi saluran napas bagian atas seperti Infeksi saluran napas bagian atas seperti

sinusitis bakterialsinusitis bakterial

Skala Penampilan 2: simtomatis, aktivitas normalSkala Penampilan 2: simtomatis, aktivitas normal

Page 24: materi penyuluhan

Dermatitis seboroika

• Gatal• Bersisik• Kemerahan• ~ P. ovale

Page 25: materi penyuluhan
Page 26: materi penyuluhan

Pengobatan

• Higiene perorangan• Anti fungal (selenium,

pyrithione Zn, obat azole)

• Anti inflamasi (salep steroid)

• Jika berat: keratolitik (as.salisilat)

Page 27: materi penyuluhan

Papular pruritic eruption (PPE)

Page 28: materi penyuluhan

• Lengan, tungkai, pinggang, bokong

• Simetris

Papular pruritic eruption (PPE)

Page 29: materi penyuluhan

• Pengobatan– Steroid topikal– Antihistamin– Prednison jangka

pendek– UVB, UVA

Papular pruritic eruption (PPE)

Page 30: materi penyuluhan

Infeksi jamur kuku (onikomikosis)

1. Subungual distal2. White superfisial3. Subungual proksimal4. Kandida5. Distrofik total

Disebabkan oleh T. rubrum

Page 31: materi penyuluhan

Disebabkan oleh T. mentagrophytes

Diagnosis: Pem. KOH / biakan

Disebabkan oleh T. rubrum.Paling sering pada pasien HIV

Pengobatan– Itraconazol 200mg/hari selama 6-12 minggu– Terbinafin 250mg/hari selama 6-12 minggu

Page 32: materi penyuluhan

ULKUS pada MULUT

• Infeksi Herpes simplex

• Infeksi Varicella zoster (“Shingles”)

• Infeksi Cytomegalovirus

• Ulkus aftosa

• Histoplasmosis• Limfoma• Necrotizing

ulcerative gingivitis (NUG)

• Necrotizing ulcerative periodontitis (NUP)

• Necrotizing stomatitis (NS)

Page 33: materi penyuluhan

Infeksi Herpes Simpleks

• Ulserasi herpes simpleks atipik sering menyebabkan ulserasi mukosa yg nyeri

• Kadang2 nyeri retrosternal dan odinofagi • Diagnosis dipastikan dengan menggunakan

smear mukosa, isolasi virus (biakan) atau biopsi• Ulkus biasanya membaik dengan terapi anti-viral

sistemik

Page 34: materi penyuluhan
Page 35: materi penyuluhan

• Acyclovir: 400mg tablet 3 x sehari selama 10 hari

• Famciclovir: 500mg tablet 3 x sehari selama 10 hari

• Valacyclovir: 1g tablet 2 x sehari selama 10 hari• Topical Penciclovir 1%

• Acyclovir: 400mg tablet 3 x sehari selama 10 hari

• Famciclovir: 500mg tablet 3 x sehari selama 10 hari

• Valacyclovir: 1g tablet 2 x sehari selama 10 hari• Topical Penciclovir 1%

Terapi Herpes Simplex (HSV-1,2)

Page 36: materi penyuluhan

Infeksi yg insidensinya rendah

• Viral – Varicella-Zoster– Cytomegalovirus

• Fungal– Histoplasmosis

• Bakterial– Tuberkulosis– Sifilis

Page 37: materi penyuluhan

• Mengenai saraf sensoris

• Jika mengenai saraf trigeminal, menyebabkan timbulnya lesi intraoral atau ekstraoral

• SELALU UNILATERALVI Meeks, DDS, U Md Dental School

Virus Varicella ZosterVirus Varicella Zoster

Page 38: materi penyuluhan

• Mulai sebagai lesi vesikuler yang nyeri yang pecah dan menimbulkan crusta; secara klinis tampak sebagai ulkus

• Keluhan awal yg utama adalah nyeri atau sakit gigi yg tidak dapat menunjukkan lokasi gigi yg sakit

Virus Varicella ZosterVirus Varicella Zoster

Page 39: materi penyuluhan

• Menyebar melalui kontak langsung

• Biasanya menyebabkan komplikasi ke mata CMV retinitis

• Dapat menyebabkan ulkus intraoral

• Dapat melewati barier transplasenta

• Menyebar melalui kontak langsung

• Biasanya menyebabkan komplikasi ke mata CMV retinitis

• Dapat menyebabkan ulkus intraoral

• Dapat melewati barier transplasenta

Cytomegalovirus (CMV)Cytomegalovirus (CMV)

VI Meeks, DDS, U Md Dental School

Page 40: materi penyuluhan

• Perlu dilakukan biopsi dan konfirmasi histopatologis utk diagnosis pasti

• Terapi: Ganciclovir; Foscarnet

• Lesi oral dapat memberi petunjuk adanya infeksi sistemik

• Perlu dilakukan biopsi dan konfirmasi histopatologis utk diagnosis pasti

• Terapi: Ganciclovir; Foscarnet

• Lesi oral dapat memberi petunjuk adanya infeksi sistemik

Cytomegalovirus (CMV)Cytomegalovirus (CMV)

Page 41: materi penyuluhan

• Biasanya pertama kali timbul pada paru; dan ciri lesi ekstra paru adalah nyeri, indurasi, ulkus yang tidak menyembuh.

• Sputum yang terinfeksi M. tuberculosis dapat menginfeksi jaringan mukosa oral pada daerah trauma di mulut.

Mikobakterium tuberkulosisMikobakterium tuberkulosis

Courtesy of AFIP.

Page 42: materi penyuluhan

SifilisSifilis Penyebab: T. pallidum

Terbanyak pd remaja Terutama wanita PSK Berhubunga dengan

crack cocaine Stadium:

Primer: Chancre, oral/genital

Sekunder Latent

Terapi: Penicillin, cephalosporin, tetrasiklin

Mencegah sifilis kongenital pada 90% kasus Jika tidak diobati, penyakit serius dan kematian

Penyebab: T. pallidum Terbanyak pd remaja Terutama wanita PSK Berhubunga dengan

crack cocaine Stadium:

Primer: Chancre, oral/genital

Sekunder Latent

Terapi: Penicillin, cephalosporin, tetrasiklin

Mencegah sifilis kongenital pada 90% kasus Jika tidak diobati, penyakit serius dan kematian

Page 43: materi penyuluhan

Ulkus aftosa

• Ulkus persisten, nonspesifik• Biopsi dan pemeriksaan histologi

perlu untuk menyingkirkan penyebab lain

• Terapi sistemik dan topikal kortikosteroid cukup berhasil

• Topikal tetrasiklin dan talidomid sistemik juga telah digunakan

Page 44: materi penyuluhan
Page 45: materi penyuluhan

Limfoma Non-Hodgkin

• Tampak sebagai massa nekrotik, berulserasi atau tidak, jika terjadi pada rongga mulut

• Diagnosis: biopsi dan pemeriksaan histologi

Page 46: materi penyuluhan

– Demam, keringat malam, berat badan turun– Limfadenopati, splenomegali, pansitopeni,

obstruksi saluran pencernaan, asites, lesi saraf kranial, penekanan saraf spinal, lesi pada akar saraf, kutaneus, testikular dan massa di paru

– Prognosis jelek jika CD4 <100– Terapi: khemotherapi

Limfoma Non-Hodgkin

Page 47: materi penyuluhan

Limfoma Non-Hodgkin

Page 48: materi penyuluhan

Necrotising Gingivitis

• Inflamasi gusi dapat menjadi ekstensif dan

nekrotik sehingga dapat menimbulkan gigi copot

• Disebabkan oleh bakteri dari flora mulut

Page 49: materi penyuluhan

Necrotizing Ulcerative Periodontal

• Ditandai oleh ulkus gingiva yg nyeri dan dapat menyebabkan hilangnya alveolus tulang

• Penanganan: – Terapi antibiotik (Metronidazol, Klindamisin, Ko-

amoksiklav)

– Debridement jaringan nekrotik/sekuesterektomi

– Perawatan di rumah yang seksama

Page 50: materi penyuluhan
Page 51: materi penyuluhan

Nekrosis jaringan lunak yang luas di atas tulang; sering tidak ditemukan penyebabnya

Bandingkan dengan ulkus aftosa di sebelah kanan

Necrotizing StomatitisNecrotizing Stomatitis

Page 52: materi penyuluhan

Terapi

• Deksametason eliksir

• 10 hari kemudian

• Perhatikan akar gigi sebagai akibat nekrosis jaringan lunak dan tulang

• Talidomid juga cukup efektif, ttp teratogenik

• Perlu suplemen nutrisi, karena nyeri waktu makan

VI Meeks, DDS, U Md Dental School

Necrotizing StomatitisNecrotizing Stomatitis

Page 53: materi penyuluhan

Cheilitis angularis

• Tampak sebagai eritema atau fissura pada sudut mulut

• Sering mengikuti kandidiasis intraoral

Page 54: materi penyuluhan

Herpes zoster (shingle)Herpes zoster (shingle)

Page 55: materi penyuluhan

MultidermatomMultidermatomalal Herpes zoster Herpes zoster

Page 56: materi penyuluhan

Herpes zoster (shingle)Herpes zoster (shingle)

Page 57: materi penyuluhan

Stadium klinis 3 (WHO)

Page 58: materi penyuluhan

Stadium Klinis 3• Berat badan menurun >10% dari BB semula

• Diare kronis yang tidak diketahui penyebabnya berlangsung > 1 bulan

• Demam tanpa sebab yang jelas yang (intermiten atau konstan) > 1 bulan

• Kandidiasis Oral (thrush)

• Oral Hairy Leukoplakia (OHL)

• TB paru, dalam 1 tahun terakir

• Infeksi bakteri berat (pnemonia, pyomiositis)

• Angiomatosis basiler

• Herpes zoster yang berkomplikasi

Page 59: materi penyuluhan

Diare kronis

Anamnesis/PF/Penanganan cairan

Pemeriksaan feses

Penyebab ?

Tx empiris [kotrimoksazole atau kuinolon]

Tx Spesifik

Perbaikan ?

Perbaikan ?

Periksa kembali [berikan metronidazole]

X-ray GI atau endoskopi

Penyebab ?

Tx empiris utk microsporidium

Selesaikan Tx

Selesaikan Tx

Tx Spesifik

Perbaikan: teruskan Tx 4 minggu

Ya

Ya

Ya

Ya

tdk

tdk

tdk

tdk

Tidak membaik: Tx antimotilitas

Page 60: materi penyuluhan

Kemungkinan penyebab diare kronis berdasarkan CD4

1. Semua jenis patogen ini terdapat lebih sering pada pasien immunocompromised.2. Penyebab diare kronis hanya pd kelompok ini, tetapi dapat mencetuskan penyakit yang sembuh

sendiri pada lebih banyak pasien immunocompetent.

Jumlah CD4

Patogen > 200 1 <200

Bakteri SalmonellaShigella

CampylobacterYersinia

Clostridium difficileMTB

? Escherichia coliMAC

Virus AdenovirusRotavirus

HSV? HIV

Cytomegalovirus

Protozoa Giardia lambliaEntamoeba histolytica

MicrosporidiumCryptosporidium 2

IsosporaCyclospora

Fungi Histoplasma CryptococcusAspergillus

Page 61: materi penyuluhan

• Salmonela dan sigelosis– Kotrimoksazol 2 X 960 (2 X 480) mg

selama 7 hari– Ciprofloksasin 2 X 500 mg selama 7 hari

• Campilobakter– Eritromisin 4 X 500 mg selama 5 hari

• Giardiasis– Metronidazol 3 X 500 mg selama 5 hari

• E. histoltika– Metronidazol 3 X 500 mg selama 7 hari

Page 62: materi penyuluhan

• Isospora beli – Kotrimoksazol 3 X 960 (2X480 mg) selama

14 hari

• Strongyloidiasis– Albendazol 400 mg/hari selama 3 hari

• Cryptosporidiosis– Tidak ada pengobatan yang efektif.

• Microsporidiosis– Albendazol

Page 63: materi penyuluhan

Peningkatan suhu tubuh yang berulang atau menetap (>37.5 ºC) selama > 1 bulan

DemamDemam

Page 64: materi penyuluhan

Infeksi jamur seperti kandidiasis pada mulut merupakan salah satu penyebab yang sering terjadi. Kandidiasis dapat meluas sampai ke esofagus pada pasien AIDS. Menyebabkan gangguan dan sakit menelan. Diagnosis berdasarkan pada gejala klinis, rasa sakit di dada sewaktu menelan. Endoskopi tidak dibutuhkan kecuali pasien tidak memberi respon pengobatan.

Kandidiasis oralKandidiasis oral

Page 65: materi penyuluhan

Oral (thrush)• Koloni atau kelompok pseudomembran berwarna

putih/kuning, yang terdapat dimana saja dalam rongga mulut

• Dapat terlokalisir maupun meluas

• Dapat dgn mudah diangkat dgn menggosoknya• Eritematus: tampak sebagai bercak kemerahan pada

mukosa• Hiperplastik serupa dgn pseudomembran tetapi biasanya

melekat dengan jaringan• Cheilitis angularis: fissura pd sudut mulut dgn atau tanpa

kolonisasi

Candida albicansCandida albicans

Page 66: materi penyuluhan

Esofageal• Lesi pseudomembran meluas ke farings bagian

bawah menyebabkan sulit menelan, mual, serta nyeri retrosternal dan epigastrik

• Pemeriksaan mikroscopis dari lesi yang dikerok dgn menggunakan KOH

• Biopsi endoskopis• Tampak miselium invasif ke jaringan pada

pemeriksaan endoskopi

DiagnosisDiagnosis

Page 67: materi penyuluhan

Kandidiasis PseudomembranKandidiasis Pseudomembran

Page 68: materi penyuluhan

Kandidiasis EritematusKandidiasis Eritematus

Page 69: materi penyuluhan

Kandidiasis HiperplastikKandidiasis Hiperplastik

Page 70: materi penyuluhan

Kandidiasis Cheilitis angularisKandidiasis Cheilitis angularis

Page 71: materi penyuluhan

Oropharyngeal Candidiasis

Pseudomembranouscandidiasis (thrush)

Erythematouscandidiasis

Page 72: materi penyuluhan

CandidaEsofagitis

Page 73: materi penyuluhan

Manajemen dan Terapi

• Langkah 1: Gunakan antifungal topikal

• Nystatin (1 tablet 100,000 IU setiap 4 jam): dapat dikunyah atau diisap selama 7 hari

• Nistatin oral suspensi: 100.000 U 3 x sehari selama 7 hari

• Gentian violet: pemakaian Gentian violet 1% dalam larutan air setiap 4 jam selama 1 minggu

• Amphotericin B (10 mg lozenges 4 x sehari) jika tersedia (isap atau kunyah untuk mempertahankan kontak dgn mukosa mulut)

Page 74: materi penyuluhan

• Langkah 2: Terapi sistemik (diberikan jika tidak ada perbaikan setelah 7 hari terapi topikal dan untuk semua kasus kandidiasis esofageal)

• Pilihan pertama — Fluconazole (200 mg loading dose, selanjutnya 100 mg/hari sampai gejala hilang. Jika tidak ada fluconazole, gunakan Ketoconazole (200-400 mg /hari)

• Pilihan kedua — Itraconazole (100 mg 2 x sehari, dosis dapat dinaikkan sampai maksimum 400 mg sehari selama 10 -14 hari)

• Pilihan ketiga — Amphotericin B (I.V.) (0.5-1.5 mg/kg per hari)

• Gunakan terapi intermiten selama mungkin, untuk memperlambat timbulnya kandida yang resisten

Page 75: materi penyuluhan

Tampak sebagai lesi/plaque atau seperti proyeksi rambut bergelombang pada bagian lateral lidah yang tidak nyeri & tidak dapat hilang dgn menggosoknya

Merupakan tanda supresi imun & prognosis jelek

Pemeriksaan histopatologi menunjukkan Eipstein-Barr (EBV) intrasel

Oral Hairy LeukoplakiaOral Hairy Leukoplakia

Page 76: materi penyuluhan
Page 77: materi penyuluhan

• Terapi: – Pd umumnya tidak memerlukan terapi,

kecuali alasan kosmetis– Antiviral (acyclovir) 4 x 400 mg selama

10 hari dan topikal podophyllum resin telah digunakan – hasilnya bersifat temporer

– Dapat membesar atau berkurang tanpa pengobatan

Oral Hairy LeukoplakiaOral Hairy Leukoplakia

Page 78: materi penyuluhan

Periodontal Abscess

Bakteri: Bartonella henselae, Bartonella quintana, Rochalimaea henselaeTerapi: Eritromisin 500 mg 4 x sehari

atau Azithromisin 500 mg 1 x sehari

selama 3-4 minggu

Angiomatosis basiler (epiteloid)Angiomatosis basiler (epiteloid)

Page 79: materi penyuluhan

Nyeri Kepala

Pemeriksaan CSF mikroskopis untuk

bakteri, hitung sel darah putih (lekosit),

-basil tahan asam, tinta India

Terapi untukcryptococcal meningitis

[4]

Tidak

Ya

Yes

Ya

Tidak

Adakah tanda2 neurologi fokal pada

pemeriksaan? [2]

Sakit Kepala

[1]

Gejala ke arah malaria ?

Daerah endemik malaria?

Dijumpai penyebab spesifik?

Terapi untuk toksoplasmosis

[3]

Mikroskopis darah jika ada?

Pemeriksaan CSF tidak

tersedia? Tanda-tanda iritasi

meningen?

Terapi empiris utk cryptococcal

meningitis [4]

Terapi untuk bacterial

meningitis [5]

Terapi untuk tuberculous meningitis

Terapi untuk syphilitic meningitis

Terapi simtomatis

CT scan otak jika ada

Terapi malaria

Page 80: materi penyuluhan

Nyeri Kepala

Biasanya disebabkan oleh:

•Toksoplasmosis Defisit neurologis dan kejang Toksoplasmosis dapat dicegah bila pasien

minum kotrimoksazol

•Meningitis akibat Kriptokokus Kaku kuduk dan meningismus

Page 81: materi penyuluhan

Batuk dan sesak napasPenyebab• Sering

– Tuberkulosis– Pneumonia Pneumocystis (PCP)– Pnemonia bakterialis

• Kurang sering– Infeksi jamur (kriptokokus, histoplasmosis)– Atypical mycobacteria (MAC)– Pneumonitis CMV

Page 82: materi penyuluhan

Batuk dan sesak napas

Penyebab Gejala X-foto Sputum PCP Batuk-non produktif

(tidak ada sputum), sesak napas dan demam selama

1-2 bulan

Infiltrat bilateral pada lapangan tengah paru

Induksi sputum pada rumah sakit spesialistis.

Terapi PCP jika gejala (dan x-foto dada mengesankan PCP.

Tuberkulosis Batuk dengan sputum, demam, berat badan turun 1-2 minggu

Infiltrat lobus atas adalah khas tetapi pasien dgn HIV dapat memberikan gambaranX-foto yang atipikal dgn infiltrat lapangan bawah

Basil Tahan Asam (BTA)

Pneumoni bakterial

Batuk produktif, dgn sputum purulen dan demam selama 1-2 mg -PCP terjadi lebih

perlahan dan biasanyatidak ada sputum

Konsolidasi lobaris Bakteri Gram positif

(atau lebih lama lagi)

Page 83: materi penyuluhan

• Sesak napas kemungkinan besar disebabkan oleh PCP

• Gejala lain dari PCP• Biasanya tidak akut• Gejala berangsur angsur (minggu-bulan)• Subfebril• Batuk kering tanpa sputum

Batuk dan sesak napas

Page 84: materi penyuluhan

Kelainan kulit

Penggolongan penyakit kulit-yangg terkait dengan HIV

Infeksi virus

Infeksi jamur

Drug eruptions

Infeksi bakteri

Infeksi parasit

Kanker

Dermatosis lain

Herpes zoster Herpes simplex Molluscum contagiosum Human papilloma virus Oral hairy leukoplakia (EBV)

Skabies

Sarkoma Kaposi Limfoma

Bakterial Mikobacterial Follikulitis & furunkulosis Tuberkulosis Impetigo & ecthyma Atipik Mikobacteri

Pruritic papular eruption Dermatitis seboroika Psoriasis Xerosis

Mikosis superfisial Mikosis sistemik Kandidiasis Cryptococcosis Dermatofitosis Histoplasmosis

Cutaneous ringworm Penicilliosis Onikomikosis

Anitretroviral, (mis: NNRTI) Antibiotika (mia: kotrimoksazole)

Page 85: materi penyuluhan

Hiperpigmentasi

Penyebab• Obat-2an• Endokrin (adrenalis, tiroid)• Nutrisi• Terpajan lama dan intensif

oleh UV • Penyakit2 lain (TB,

histoplasmosis, kriptokokus)

Page 86: materi penyuluhan

Kulit

• Kulit pasien HIV lebih kering

• Keluhan gatal

• Karier Staphyllococcus aureus meningkat

Page 87: materi penyuluhan

Kulit kering

• Hindari mandi air panas/hangat

• Hindari sabun antibakterial/

detergen

• Gunakan emolien (skin lotion)

Page 88: materi penyuluhan

Dermatofitosis

• Batas tegas, bersisik, plak eritematus dengan tepi aktif dan central healing

• Tinea corporis, T.cruris, T.pedis, T.manuum, T.capitis

• Pengobatan– Krim antifungal topikal– Shampoo antifungal – Pengobatan sistemik

antifungal

Page 89: materi penyuluhan

Anogenital warts

• Risiko meningkat untuk terjadinya cervical displasia +/- anal displasia

• Pengobatan– Liquid nitrogen,

Electrocautery, – CO2 laser, – Podofilin– Imiquimod

Page 90: materi penyuluhan

Genital Warts

Page 91: materi penyuluhan

Herpes simpleks

• Vesikel berkelompok pada dasar erimates

• Lesi ulseratif/kronik/ erosif

Page 92: materi penyuluhan

• Terapi– Asiklovir – 5 X 200 mg – Acyclovir IV

5mg/kg/8 jam• Bila resisten asiklovir

– Foscarnet– Cidofovir

Herpes simpleks

Page 93: materi penyuluhan

Diagnosis BandingRash (ruam kulit)

HIV infection Other infections

An erythematous, non-pruritic, maculopapular rash is common during primary HIV infection. Generally symmetrical. May become generalized, with lesions 5-10 mm in diameter. The face or trunk is usually affected, but extremities, including the palms and soles, can also be involved.

Skin rashes are not a feature of infectious mononucleosis, toxoplasmosis, or cytomegalovirus infection.    Rashes involving the palms and soles are rare in most viral infections.

Page 94: materi penyuluhan

Evolving Needs for Care & SupportEvolving Needs for Care & Support

Uninfected Early HI VEarly HI V Late HI V AIDSAIDS Terminal

Voluntary Counselling & Testing

Psychological & Social SupportPsychological & Social Support

Opportunistic DiseasesPrevention & Treatment (eg.TB)

Anti- Retroviral Therapy

Home &Palliative Care

HI V Disease Progression

AsymptomaticHI V

PreventionPrevention

Page 95: materi penyuluhan