Informasi DasarInformasi DasarHIV/AIDSHIV/AIDS
Pelatihan Indigenous Leader Outreach Model- Program ASA - FHI
MISTERI AIDS
Semua Orang Bisa Terkena AIDS Belum Ada Vaksin Pencegahannya Belum Ada Obatnya Penyebaranya Sangat Cepat
Pengetahuan tentang AIDS adalah langkah pertama untuk pencegahan penyebaran AIDS
lebih meluas
APA ITU AIDS
A cquired
I mmune
Deficiency
Syndrome
Kumpulan gejala yang disebabkan menurunnya sistem kekebalan tubuh
APA PENYEBAB AIDS
H uman
I mmunodeficiency
V irus
PENULARAN HIV
HIV Dalam jumlah yang bisa menularkan ada di
•CAIRAN SPERMA•CAIRAN VAGINA•DARAH
Kegiatan yang menularkan:
•Hubungan seksual yang tidak aman dengan orang yang terinfeksi HIV•Transfusi darah yang tercemar HIV•Mengunakan jarum suntik, tindik, tatto bersama-sama dengan penderita HIV dan tidak disterilkan•Dari Ibu hamil yang terinfeksi HIV kepada anak yang di kandungnya
FASE DAN GEJALA AIDS
FASE I (0-5 TAHUN TERINFEKSI)
Tanpa Gejala (asimtomatik)
FASE II (5-7 TAHUN TEINFEKSI)
Muncul Gejala Minor:Hilang selera makan, tubuh lemah, keringat berlebihan di malam hari, pembengkakan kelenjar getah bening, diare terus menerus, flu tidak sembuh-sembuh
FASE III (7 TAHUN ATAU LEBIH)
Masuk penyakit AIDS:Kekebalan tubuh sudah sangat sedikit dan muncul infeksi oportunistik: TBC, Radang Paru, Gangguan Syaraf, Kaposi Sarkoma (kanker Kulit)
AIDS TIDAK MENULAR LEWAT
• Bersentuhan, senggolan, salaman, berpelukan, berciuman dengan penderita AIDS
• Mengunakan peralatan makan bersama-sama dengan penderita AIDS
• Gigitan nyamuk• Terkena keringat, air mata, ludah
penderita AIDS• Berenang bersama-sama dengan
penderita AIDS
MENGURANGI RESIKO PENULARAN
• Bagi yang belum aktif melakukan kegiatan seksual: tidak melakukan hubungan seks sama sekali
• Bagi yang sudah aktif melakukan kegiatan seksual: melakukan seks mitra tunggal, mengurangi mitra seks, menggunakan kondom, segera mengobati PMS kalau ada
• Hanya melakukan transfusi darah yang bebas HIV• Mensterilkan alat-alat yang dapat menularkan:
jarum suntik, tindik, tatto dll• Ibu yang terinfeksi HIV perlu mempertimbangkan
lagi untuk hamil
APA YANG BISA KITA LAKUKAN
• Menerapkan informasi pada diri sendiri
• Berperilaku bertanggung jawab• Menyebarkan informasi tentang
AIDS kepada orang lain• Mendukung kegiatan pencegahan
AIDS di lingkungannya
Kita bisa kena AIDS tapi kita bisa mencegahnya
Stadium klinis HIV
(Stadium 1, 2 dan 3)
dr Janto G Lingga DSPPdr Janto G Lingga DSPPRSPI Sulianti SurosoRSPI Sulianti Suroso
Dicopy dan diedit untukDicopy dan diedit untukTOT IMAI Jakarta 27 sept – 6 oktober 2006TOT IMAI Jakarta 27 sept – 6 oktober 2006
dr Janto G Lingga DSPPdr Janto G Lingga DSPPRSPI Sulianti SurosoRSPI Sulianti Suroso
Dicopy dan diedit untukDicopy dan diedit untukTOT IMAI Jakarta 27 sept – 6 oktober 2006TOT IMAI Jakarta 27 sept – 6 oktober 2006
Diagnosis pada Dewasa
• Sebaiknya berdasarkan hasil lab dan klinik
• Tidak semua tempat memiliki sarana lab
• Diagnosis berdasarkan gejala dapat mengikuti pedoman WHO
Stadium klinis HIV dewasa (WHO)
Stadium Klinis 1
• Asimtomatis• Limfadenopati Meluas Persistent
Skala Penampilan 1: asimtomatis, aktivitas normal
Stadium Klinis 2Stadium Klinis 2
• Berat badan menurun <10% dari BB semulaBerat badan menurun <10% dari BB semula• Kelainan kulit dan mukosa ringan sepertiKelainan kulit dan mukosa ringan seperti
dermatitis seboroik, dermatitis seboroik, papular pruritic eruptionpapular pruritic eruption (PPE), (PPE),infeksi jamur kuku, ulkus oral yang rekuren,infeksi jamur kuku, ulkus oral yang rekuren,cheilitis angularis, cheilitis angularis,
• Herpes zoster dalam 5 tahun terakhirHerpes zoster dalam 5 tahun terakhir• Infeksi saluran napas bagian atas sepertiInfeksi saluran napas bagian atas seperti
sinusitis bakterialsinusitis bakterial
Skala Penampilan 2: simtomatis, aktivitas normal Skala Penampilan 2: simtomatis, aktivitas normal
Stadium Klinis 3• Berat badan menurun >10% dari BB semula
• Diare kronis yang tidak diketahui penyebabnya berlangsung > 1 bulan
• Demam tanpa sebab yang jelas yang (intermiten atau konstan) > 1 bulan
• Kandidiasis Oral (thrush)
• Hairy leukoplakia oral
• TB paru, dalam 1 tahun terakir
• Infeksi bakteri berat (pnemonia, pyomiositis)
• Angiomatosis basiler
• Herpes zoster yang berkomplikasi
Skala Penampilan 3: selama 1 bulan terakir tinggal di tempat tidur <50%
Stadium Klinis 4Stadium Klinis 4
• HIV HIV wasting syndromewasting syndrome (BB turun 10% + diare kronik (BB turun 10% + diare kronik> 1 bln atau demam >1 bln yg tdk disebabkan peny lain)> 1 bln atau demam >1 bln yg tdk disebabkan peny lain)
• Pneumonia Pneumonia Pneumocystis (PCP)Pneumocystis (PCP)• Toksoplasmosis pada otakToksoplasmosis pada otak• Kriptosporidosis, Isosporiasis, Microsporidiosis dgnKriptosporidosis, Isosporiasis, Microsporidiosis dgn
diare >1 bulandiare >1 bulan• Kriptokokosis, ekstra paruKriptokokosis, ekstra paru• Cytomegalovirus (CMV) pada 1 organ selain hati, limpa,Cytomegalovirus (CMV) pada 1 organ selain hati, limpa,
kelenjar getah bening (mis: retinitis)kelenjar getah bening (mis: retinitis)• Herpes simplex virus (HSV) mukokutaneus > 1 bulan, Herpes simplex virus (HSV) mukokutaneus > 1 bulan, • Progressive multifocal leucoenphalopathyProgressive multifocal leucoenphalopathy (PML) (PML)• Mikosis disseminata (histoplasmosis, koksidioidomikosis,Mikosis disseminata (histoplasmosis, koksidioidomikosis,
penisiliosis)penisiliosis)
Stadium Klinis 4 (lanjutan)
• Kandidiasis esofagus, trakea, bronkus atau paru• Mikobakteriosis atipik disseminata atau di paru• Septikemi Salmonella non-tifoid• TB ekstra paru• Limfoma• Sarkoma Kaposi• Ensefalopati HIV (Gangguan dan/atau disfungsi motorik yg
mengganggu aktivitas hidup sehari hari dan berlangsungbeberapa minggu/bulan yg tidak disertai penyakit lain
Skala penampilan 4: berbaring di tempat tidur >50%selama 1 bulan terakhir
Stadium klinis 1 (WHO)
Kahn JO. N Engl J Med 1998;339:33-39
Persistent Generalized Lymphadenopathy (PGL)
• Kelenjar GB dgn diameter > 1.5 cm pada > 2 tempat di ekstra inguinal selama > 3 bulan
• Benjolan tidak nyeri tekan, simetris, dan sering mengenai servikal posterior, aksila, oksipital, dan epitrochlear
• Periksa DL dan X-foto dada (KGB hilus & mediastinum)
• Terjadi pada sampai 50% infeksi HIV
• Sampai 1/3nya tidak ada gejala lain
• PGL dapat mengecil secara perlahan selama
perjalanan penyakit dan dapat hilang sendiri
sebelum timbulnya AIDS
• Tidak ada terapi spesifik
Stadium klinis 2 (WHO)
Stadium Klinis 2Stadium Klinis 2
• Berat badan menurun <10% dari BB semulaBerat badan menurun <10% dari BB semula• Kelainan kulit dan mukosa ringan seperti Kelainan kulit dan mukosa ringan seperti
dermatitis seboroik, dermatitis seboroik, papular pruritic eruptionpapular pruritic eruption (PPE), infeksi jamur kuku, ulkus oral yang (PPE), infeksi jamur kuku, ulkus oral yang rekuren, cheilitis angularisrekuren, cheilitis angularis
• Herpes zoster dalam 5 tahun terakhirHerpes zoster dalam 5 tahun terakhir• Infeksi saluran napas bagian atas seperti Infeksi saluran napas bagian atas seperti
sinusitis bakterialsinusitis bakterial
Skala Penampilan 2: simtomatis, aktivitas normalSkala Penampilan 2: simtomatis, aktivitas normal
Dermatitis seboroika
• Gatal• Bersisik• Kemerahan• ~ P. ovale
Pengobatan
• Higiene perorangan• Anti fungal (selenium,
pyrithione Zn, obat azole)
• Anti inflamasi (salep steroid)
• Jika berat: keratolitik (as.salisilat)
Papular pruritic eruption (PPE)
• Lengan, tungkai, pinggang, bokong
• Simetris
Papular pruritic eruption (PPE)
• Pengobatan– Steroid topikal– Antihistamin– Prednison jangka
pendek– UVB, UVA
Papular pruritic eruption (PPE)
Infeksi jamur kuku (onikomikosis)
1. Subungual distal2. White superfisial3. Subungual proksimal4. Kandida5. Distrofik total
Disebabkan oleh T. rubrum
Disebabkan oleh T. mentagrophytes
Diagnosis: Pem. KOH / biakan
Disebabkan oleh T. rubrum.Paling sering pada pasien HIV
Pengobatan– Itraconazol 200mg/hari selama 6-12 minggu– Terbinafin 250mg/hari selama 6-12 minggu
ULKUS pada MULUT
• Infeksi Herpes simplex
• Infeksi Varicella zoster (“Shingles”)
• Infeksi Cytomegalovirus
• Ulkus aftosa
• Histoplasmosis• Limfoma• Necrotizing
ulcerative gingivitis (NUG)
• Necrotizing ulcerative periodontitis (NUP)
• Necrotizing stomatitis (NS)
Infeksi Herpes Simpleks
• Ulserasi herpes simpleks atipik sering menyebabkan ulserasi mukosa yg nyeri
• Kadang2 nyeri retrosternal dan odinofagi • Diagnosis dipastikan dengan menggunakan
smear mukosa, isolasi virus (biakan) atau biopsi• Ulkus biasanya membaik dengan terapi anti-viral
sistemik
• Acyclovir: 400mg tablet 3 x sehari selama 10 hari
• Famciclovir: 500mg tablet 3 x sehari selama 10 hari
• Valacyclovir: 1g tablet 2 x sehari selama 10 hari• Topical Penciclovir 1%
• Acyclovir: 400mg tablet 3 x sehari selama 10 hari
• Famciclovir: 500mg tablet 3 x sehari selama 10 hari
• Valacyclovir: 1g tablet 2 x sehari selama 10 hari• Topical Penciclovir 1%
Terapi Herpes Simplex (HSV-1,2)
Infeksi yg insidensinya rendah
• Viral – Varicella-Zoster– Cytomegalovirus
• Fungal– Histoplasmosis
• Bakterial– Tuberkulosis– Sifilis
• Mengenai saraf sensoris
• Jika mengenai saraf trigeminal, menyebabkan timbulnya lesi intraoral atau ekstraoral
• SELALU UNILATERALVI Meeks, DDS, U Md Dental School
Virus Varicella ZosterVirus Varicella Zoster
• Mulai sebagai lesi vesikuler yang nyeri yang pecah dan menimbulkan crusta; secara klinis tampak sebagai ulkus
• Keluhan awal yg utama adalah nyeri atau sakit gigi yg tidak dapat menunjukkan lokasi gigi yg sakit
Virus Varicella ZosterVirus Varicella Zoster
• Menyebar melalui kontak langsung
• Biasanya menyebabkan komplikasi ke mata CMV retinitis
• Dapat menyebabkan ulkus intraoral
• Dapat melewati barier transplasenta
• Menyebar melalui kontak langsung
• Biasanya menyebabkan komplikasi ke mata CMV retinitis
• Dapat menyebabkan ulkus intraoral
• Dapat melewati barier transplasenta
Cytomegalovirus (CMV)Cytomegalovirus (CMV)
VI Meeks, DDS, U Md Dental School
• Perlu dilakukan biopsi dan konfirmasi histopatologis utk diagnosis pasti
• Terapi: Ganciclovir; Foscarnet
• Lesi oral dapat memberi petunjuk adanya infeksi sistemik
• Perlu dilakukan biopsi dan konfirmasi histopatologis utk diagnosis pasti
• Terapi: Ganciclovir; Foscarnet
• Lesi oral dapat memberi petunjuk adanya infeksi sistemik
Cytomegalovirus (CMV)Cytomegalovirus (CMV)
• Biasanya pertama kali timbul pada paru; dan ciri lesi ekstra paru adalah nyeri, indurasi, ulkus yang tidak menyembuh.
• Sputum yang terinfeksi M. tuberculosis dapat menginfeksi jaringan mukosa oral pada daerah trauma di mulut.
Mikobakterium tuberkulosisMikobakterium tuberkulosis
Courtesy of AFIP.
SifilisSifilis Penyebab: T. pallidum
Terbanyak pd remaja Terutama wanita PSK Berhubunga dengan
crack cocaine Stadium:
Primer: Chancre, oral/genital
Sekunder Latent
Terapi: Penicillin, cephalosporin, tetrasiklin
Mencegah sifilis kongenital pada 90% kasus Jika tidak diobati, penyakit serius dan kematian
Penyebab: T. pallidum Terbanyak pd remaja Terutama wanita PSK Berhubunga dengan
crack cocaine Stadium:
Primer: Chancre, oral/genital
Sekunder Latent
Terapi: Penicillin, cephalosporin, tetrasiklin
Mencegah sifilis kongenital pada 90% kasus Jika tidak diobati, penyakit serius dan kematian
Ulkus aftosa
• Ulkus persisten, nonspesifik• Biopsi dan pemeriksaan histologi
perlu untuk menyingkirkan penyebab lain
• Terapi sistemik dan topikal kortikosteroid cukup berhasil
• Topikal tetrasiklin dan talidomid sistemik juga telah digunakan
Limfoma Non-Hodgkin
• Tampak sebagai massa nekrotik, berulserasi atau tidak, jika terjadi pada rongga mulut
• Diagnosis: biopsi dan pemeriksaan histologi
– Demam, keringat malam, berat badan turun– Limfadenopati, splenomegali, pansitopeni,
obstruksi saluran pencernaan, asites, lesi saraf kranial, penekanan saraf spinal, lesi pada akar saraf, kutaneus, testikular dan massa di paru
– Prognosis jelek jika CD4 <100– Terapi: khemotherapi
Limfoma Non-Hodgkin
Limfoma Non-Hodgkin
Necrotising Gingivitis
• Inflamasi gusi dapat menjadi ekstensif dan
nekrotik sehingga dapat menimbulkan gigi copot
• Disebabkan oleh bakteri dari flora mulut
Necrotizing Ulcerative Periodontal
• Ditandai oleh ulkus gingiva yg nyeri dan dapat menyebabkan hilangnya alveolus tulang
• Penanganan: – Terapi antibiotik (Metronidazol, Klindamisin, Ko-
amoksiklav)
– Debridement jaringan nekrotik/sekuesterektomi
– Perawatan di rumah yang seksama
Nekrosis jaringan lunak yang luas di atas tulang; sering tidak ditemukan penyebabnya
Bandingkan dengan ulkus aftosa di sebelah kanan
Necrotizing StomatitisNecrotizing Stomatitis
Terapi
• Deksametason eliksir
• 10 hari kemudian
• Perhatikan akar gigi sebagai akibat nekrosis jaringan lunak dan tulang
• Talidomid juga cukup efektif, ttp teratogenik
• Perlu suplemen nutrisi, karena nyeri waktu makan
VI Meeks, DDS, U Md Dental School
Necrotizing StomatitisNecrotizing Stomatitis
Cheilitis angularis
• Tampak sebagai eritema atau fissura pada sudut mulut
• Sering mengikuti kandidiasis intraoral
Herpes zoster (shingle)Herpes zoster (shingle)
MultidermatomMultidermatomalal Herpes zoster Herpes zoster
Herpes zoster (shingle)Herpes zoster (shingle)
Stadium klinis 3 (WHO)
Stadium Klinis 3• Berat badan menurun >10% dari BB semula
• Diare kronis yang tidak diketahui penyebabnya berlangsung > 1 bulan
• Demam tanpa sebab yang jelas yang (intermiten atau konstan) > 1 bulan
• Kandidiasis Oral (thrush)
• Oral Hairy Leukoplakia (OHL)
• TB paru, dalam 1 tahun terakir
• Infeksi bakteri berat (pnemonia, pyomiositis)
• Angiomatosis basiler
• Herpes zoster yang berkomplikasi
Diare kronis
Anamnesis/PF/Penanganan cairan
Pemeriksaan feses
Penyebab ?
Tx empiris [kotrimoksazole atau kuinolon]
Tx Spesifik
Perbaikan ?
Perbaikan ?
Periksa kembali [berikan metronidazole]
X-ray GI atau endoskopi
Penyebab ?
Tx empiris utk microsporidium
Selesaikan Tx
Selesaikan Tx
Tx Spesifik
Perbaikan: teruskan Tx 4 minggu
Ya
Ya
Ya
Ya
tdk
tdk
tdk
tdk
Tidak membaik: Tx antimotilitas
Kemungkinan penyebab diare kronis berdasarkan CD4
1. Semua jenis patogen ini terdapat lebih sering pada pasien immunocompromised.2. Penyebab diare kronis hanya pd kelompok ini, tetapi dapat mencetuskan penyakit yang sembuh
sendiri pada lebih banyak pasien immunocompetent.
Jumlah CD4
Patogen > 200 1 <200
Bakteri SalmonellaShigella
CampylobacterYersinia
Clostridium difficileMTB
? Escherichia coliMAC
Virus AdenovirusRotavirus
HSV? HIV
Cytomegalovirus
Protozoa Giardia lambliaEntamoeba histolytica
MicrosporidiumCryptosporidium 2
IsosporaCyclospora
Fungi Histoplasma CryptococcusAspergillus
• Salmonela dan sigelosis– Kotrimoksazol 2 X 960 (2 X 480) mg
selama 7 hari– Ciprofloksasin 2 X 500 mg selama 7 hari
• Campilobakter– Eritromisin 4 X 500 mg selama 5 hari
• Giardiasis– Metronidazol 3 X 500 mg selama 5 hari
• E. histoltika– Metronidazol 3 X 500 mg selama 7 hari
• Isospora beli – Kotrimoksazol 3 X 960 (2X480 mg) selama
14 hari
• Strongyloidiasis– Albendazol 400 mg/hari selama 3 hari
• Cryptosporidiosis– Tidak ada pengobatan yang efektif.
• Microsporidiosis– Albendazol
Peningkatan suhu tubuh yang berulang atau menetap (>37.5 ºC) selama > 1 bulan
DemamDemam
Infeksi jamur seperti kandidiasis pada mulut merupakan salah satu penyebab yang sering terjadi. Kandidiasis dapat meluas sampai ke esofagus pada pasien AIDS. Menyebabkan gangguan dan sakit menelan. Diagnosis berdasarkan pada gejala klinis, rasa sakit di dada sewaktu menelan. Endoskopi tidak dibutuhkan kecuali pasien tidak memberi respon pengobatan.
Kandidiasis oralKandidiasis oral
Oral (thrush)• Koloni atau kelompok pseudomembran berwarna
putih/kuning, yang terdapat dimana saja dalam rongga mulut
• Dapat terlokalisir maupun meluas
• Dapat dgn mudah diangkat dgn menggosoknya• Eritematus: tampak sebagai bercak kemerahan pada
mukosa• Hiperplastik serupa dgn pseudomembran tetapi biasanya
melekat dengan jaringan• Cheilitis angularis: fissura pd sudut mulut dgn atau tanpa
kolonisasi
Candida albicansCandida albicans
Esofageal• Lesi pseudomembran meluas ke farings bagian
bawah menyebabkan sulit menelan, mual, serta nyeri retrosternal dan epigastrik
• Pemeriksaan mikroscopis dari lesi yang dikerok dgn menggunakan KOH
• Biopsi endoskopis• Tampak miselium invasif ke jaringan pada
pemeriksaan endoskopi
DiagnosisDiagnosis
Kandidiasis PseudomembranKandidiasis Pseudomembran
Kandidiasis EritematusKandidiasis Eritematus
Kandidiasis HiperplastikKandidiasis Hiperplastik
Kandidiasis Cheilitis angularisKandidiasis Cheilitis angularis
Oropharyngeal Candidiasis
Pseudomembranouscandidiasis (thrush)
Erythematouscandidiasis
CandidaEsofagitis
Manajemen dan Terapi
• Langkah 1: Gunakan antifungal topikal
• Nystatin (1 tablet 100,000 IU setiap 4 jam): dapat dikunyah atau diisap selama 7 hari
• Nistatin oral suspensi: 100.000 U 3 x sehari selama 7 hari
• Gentian violet: pemakaian Gentian violet 1% dalam larutan air setiap 4 jam selama 1 minggu
• Amphotericin B (10 mg lozenges 4 x sehari) jika tersedia (isap atau kunyah untuk mempertahankan kontak dgn mukosa mulut)
• Langkah 2: Terapi sistemik (diberikan jika tidak ada perbaikan setelah 7 hari terapi topikal dan untuk semua kasus kandidiasis esofageal)
• Pilihan pertama — Fluconazole (200 mg loading dose, selanjutnya 100 mg/hari sampai gejala hilang. Jika tidak ada fluconazole, gunakan Ketoconazole (200-400 mg /hari)
• Pilihan kedua — Itraconazole (100 mg 2 x sehari, dosis dapat dinaikkan sampai maksimum 400 mg sehari selama 10 -14 hari)
• Pilihan ketiga — Amphotericin B (I.V.) (0.5-1.5 mg/kg per hari)
• Gunakan terapi intermiten selama mungkin, untuk memperlambat timbulnya kandida yang resisten
Tampak sebagai lesi/plaque atau seperti proyeksi rambut bergelombang pada bagian lateral lidah yang tidak nyeri & tidak dapat hilang dgn menggosoknya
Merupakan tanda supresi imun & prognosis jelek
Pemeriksaan histopatologi menunjukkan Eipstein-Barr (EBV) intrasel
Oral Hairy LeukoplakiaOral Hairy Leukoplakia
• Terapi: – Pd umumnya tidak memerlukan terapi,
kecuali alasan kosmetis– Antiviral (acyclovir) 4 x 400 mg selama
10 hari dan topikal podophyllum resin telah digunakan – hasilnya bersifat temporer
– Dapat membesar atau berkurang tanpa pengobatan
Oral Hairy LeukoplakiaOral Hairy Leukoplakia
Periodontal Abscess
Bakteri: Bartonella henselae, Bartonella quintana, Rochalimaea henselaeTerapi: Eritromisin 500 mg 4 x sehari
atau Azithromisin 500 mg 1 x sehari
selama 3-4 minggu
Angiomatosis basiler (epiteloid)Angiomatosis basiler (epiteloid)
Nyeri Kepala
Pemeriksaan CSF mikroskopis untuk
bakteri, hitung sel darah putih (lekosit),
-basil tahan asam, tinta India
Terapi untukcryptococcal meningitis
[4]
Tidak
Ya
Yes
Ya
Tidak
Adakah tanda2 neurologi fokal pada
pemeriksaan? [2]
Sakit Kepala
[1]
Gejala ke arah malaria ?
Daerah endemik malaria?
Dijumpai penyebab spesifik?
Terapi untuk toksoplasmosis
[3]
Mikroskopis darah jika ada?
Pemeriksaan CSF tidak
tersedia? Tanda-tanda iritasi
meningen?
Terapi empiris utk cryptococcal
meningitis [4]
Terapi untuk bacterial
meningitis [5]
Terapi untuk tuberculous meningitis
Terapi untuk syphilitic meningitis
Terapi simtomatis
CT scan otak jika ada
Terapi malaria
Nyeri Kepala
Biasanya disebabkan oleh:
•Toksoplasmosis Defisit neurologis dan kejang Toksoplasmosis dapat dicegah bila pasien
minum kotrimoksazol
•Meningitis akibat Kriptokokus Kaku kuduk dan meningismus
Batuk dan sesak napasPenyebab• Sering
– Tuberkulosis– Pneumonia Pneumocystis (PCP)– Pnemonia bakterialis
• Kurang sering– Infeksi jamur (kriptokokus, histoplasmosis)– Atypical mycobacteria (MAC)– Pneumonitis CMV
Batuk dan sesak napas
Penyebab Gejala X-foto Sputum PCP Batuk-non produktif
(tidak ada sputum), sesak napas dan demam selama
1-2 bulan
Infiltrat bilateral pada lapangan tengah paru
Induksi sputum pada rumah sakit spesialistis.
Terapi PCP jika gejala (dan x-foto dada mengesankan PCP.
Tuberkulosis Batuk dengan sputum, demam, berat badan turun 1-2 minggu
Infiltrat lobus atas adalah khas tetapi pasien dgn HIV dapat memberikan gambaranX-foto yang atipikal dgn infiltrat lapangan bawah
Basil Tahan Asam (BTA)
Pneumoni bakterial
Batuk produktif, dgn sputum purulen dan demam selama 1-2 mg -PCP terjadi lebih
perlahan dan biasanyatidak ada sputum
Konsolidasi lobaris Bakteri Gram positif
(atau lebih lama lagi)
• Sesak napas kemungkinan besar disebabkan oleh PCP
• Gejala lain dari PCP• Biasanya tidak akut• Gejala berangsur angsur (minggu-bulan)• Subfebril• Batuk kering tanpa sputum
Batuk dan sesak napas
Kelainan kulit
Penggolongan penyakit kulit-yangg terkait dengan HIV
Infeksi virus
Infeksi jamur
Drug eruptions
Infeksi bakteri
Infeksi parasit
Kanker
Dermatosis lain
Herpes zoster Herpes simplex Molluscum contagiosum Human papilloma virus Oral hairy leukoplakia (EBV)
Skabies
Sarkoma Kaposi Limfoma
Bakterial Mikobacterial Follikulitis & furunkulosis Tuberkulosis Impetigo & ecthyma Atipik Mikobacteri
Pruritic papular eruption Dermatitis seboroika Psoriasis Xerosis
Mikosis superfisial Mikosis sistemik Kandidiasis Cryptococcosis Dermatofitosis Histoplasmosis
Cutaneous ringworm Penicilliosis Onikomikosis
Anitretroviral, (mis: NNRTI) Antibiotika (mia: kotrimoksazole)
Hiperpigmentasi
Penyebab• Obat-2an• Endokrin (adrenalis, tiroid)• Nutrisi• Terpajan lama dan intensif
oleh UV • Penyakit2 lain (TB,
histoplasmosis, kriptokokus)
Kulit
• Kulit pasien HIV lebih kering
• Keluhan gatal
• Karier Staphyllococcus aureus meningkat
Kulit kering
• Hindari mandi air panas/hangat
• Hindari sabun antibakterial/
detergen
• Gunakan emolien (skin lotion)
Dermatofitosis
• Batas tegas, bersisik, plak eritematus dengan tepi aktif dan central healing
• Tinea corporis, T.cruris, T.pedis, T.manuum, T.capitis
• Pengobatan– Krim antifungal topikal– Shampoo antifungal – Pengobatan sistemik
antifungal
Anogenital warts
• Risiko meningkat untuk terjadinya cervical displasia +/- anal displasia
• Pengobatan– Liquid nitrogen,
Electrocautery, – CO2 laser, – Podofilin– Imiquimod
Genital Warts
Herpes simpleks
• Vesikel berkelompok pada dasar erimates
• Lesi ulseratif/kronik/ erosif
• Terapi– Asiklovir – 5 X 200 mg – Acyclovir IV
5mg/kg/8 jam• Bila resisten asiklovir
– Foscarnet– Cidofovir
Herpes simpleks
Diagnosis BandingRash (ruam kulit)
HIV infection Other infections
An erythematous, non-pruritic, maculopapular rash is common during primary HIV infection. Generally symmetrical. May become generalized, with lesions 5-10 mm in diameter. The face or trunk is usually affected, but extremities, including the palms and soles, can also be involved.
Skin rashes are not a feature of infectious mononucleosis, toxoplasmosis, or cytomegalovirus infection. Rashes involving the palms and soles are rare in most viral infections.
Evolving Needs for Care & SupportEvolving Needs for Care & Support
Uninfected Early HI VEarly HI V Late HI V AIDSAIDS Terminal
Voluntary Counselling & Testing
Psychological & Social SupportPsychological & Social Support
Opportunistic DiseasesPrevention & Treatment (eg.TB)
Anti- Retroviral Therapy
Home &Palliative Care
HI V Disease Progression
AsymptomaticHI V
PreventionPrevention