masteran Pembahasan komplekso

4
Pembahasan Kesadahan merupakan sifat kimia air yang disebabkan oleh adanya ion kalsium (Ca2+) dan Magnesium (Mg2+). Kesadahan air ditiap tempat berbeda tergantung dari susunan biologinya juga keadaan alamnya yang mana akan terjadi kontak antara air dan tanah dari batuan sekitarnya. Air sadah mengandung logam-logam bervalensi 2 terutama Ca2+ dan Mg2+. Penyebab kesadahan dalam air adalah Ca2+, Mg2+, Mn2+, Sr2+, Fe2+, Fe2+ yang berkaitan dengan anion-anion Cl-, SO42-, HCO3-, NO3-, dan SiO32-. Kompleksometri adalah titrasi untuk menentukan kesadahan air dimana dalam titrasi ini titran dan titrat saling mengkompleks. Keadahan ditentukan dengan titrasi menggunakan EDTA karena larutan EDTA dapat bereaksi dengan kalsium dan magnesium yang membentuk kompleks kelat yang larut jika ditambahkan larutan yang mengandung kation logam tertentu. Penambahan larutan buffer pH 10 dimaksudkan karena di dalam air sering dijumpai pengotor sedikit oleh ion besi dan logam lain, serta buffer pH 10 dapat menyingkirkan besi sebagai endapan jika jumlahnya kecil. Kemudian titrasi ini menggunakan indicator EBT karena EBT optimal pada pH 5-11 dan apabila EBT ditambahkan pada larutan yang mengandung ion kalsium dan magnesium akan mengubah warna larutan dari merah anggur menjadi biru laut yang digunakan sebagai titik akhir titrasi. Kemudian pH larutan juga harus dijaga selama titrasi maka dari itu perlu ditambah larutan buffer. Selanjutnya penambahan larutan Mg-EDTA untuk menghindari terjadinya reaksi antara kalsium dengan larutan EDTA dan EDTA bereaksi terlebih dahulu dengan Mg-EDTA dengan reaksi : Mg2+ + H2Y2- MgY Pada standarisasi EDTA, volume pada titrasi pertama 1,0 mL dan titrasi kedua 0,5 mL. Perbedaan atau selisihnya cukup jauh disebabkan karena penambahan indicator EBT yang kurang dan juga kurangnya ketelitian ketika titrasi. Normalitas pada standarisasi EDTA adalah 0,025 N. Kemudian titrasi untuk menentukan kesadahan total dengan sampel air kran dilaboratorium dilakukan duplo dan didapat volume rata-rata titrasi 4,7 mL dan kadar CaCO3 adalah 94,085 mg/L atau 94,085 ppm.

description

KOMPLEKSOMETRI

Transcript of masteran Pembahasan komplekso

Pembahasan Kesadahan merupakansifat kimia air yang disebabkan oleh adanya ion kalsium (Ca2+) dan Magnesium (Mg2+). Kesadahan air ditiap tempat berbeda tergantung dari susunan biologinya juga keadaan alamnya yang mana akan terjadi kontak antara air dan tanah dari batuan sekitarnya. Air sadah mengandung logam-logam bervalensi 2 terutama Ca2+ dan Mg2+. Penyebab kesadahan dalam air adalah Ca2+, Mg2+, Mn2+, Sr2+, Fe2+, Fe2+ yang berkaitan dengan anion-anion Cl-, SO42-, HCO3-, NO3-, dan SiO32-.Kompleksometri adalah titrasi untuk menentukan kesadahan air dimana dalam titrasi ini titran dan titrat saling mengkompleks. Keadahan ditentukan dengan titrasi menggunakanEDTA karena larutan EDTA dapat bereaksi dengan kalsium dan magnesium yang membentuk kompleks kelat yang larut jika ditambahkan larutan yang mengandung kation logam tertentu. Penambahan larutan buffer pH 10 dimaksudkan karena di dalam air sering dijumpai pengotor sedikit oleh ion besi dan logam lain, serta buffer pH 10 dapat menyingkirkan besi sebagai endapan jika jumlahnya kecil. Kemudian titrasi ini menggunakan indicator EBT karena EBT optimal pada pH 5-11 dan apabila EBT ditambahkan pada larutan yang mengandung ion kalsium dan magnesium akan mengubah warna larutan dari merah anggur menjadi biru laut yang digunakan sebagai titik akhir titrasi. Kemudian pH larutan juga harus dijaga selama titrasi maka dari itu perlu ditambah larutan buffer. Selanjutnya penambahan larutan Mg-EDTA untuk menghindari terjadinya reaksi antara kalsium dengan larutan EDTA dan EDTA bereaksi terlebih dahulu dengan Mg-EDTA dengan reaksi :Mg2++H2Y2-MgYPada standarisasi EDTA, volume pada titrasi pertama 1,0 mL dan titrasi kedua 0,5 mL. Perbedaan atau selisihnya cukup jauh disebabkan karena penambahan indicator EBT yang kurang dan juga kurangnya ketelitian ketika titrasi. Normalitas pada standarisasi EDTA adalah 0,025 N. Kemudian titrasi untuk menentukan kesadahan total dengan sampel air kran dilaboratorium dilakukan duplo dan didapat volume rata-rata titrasi 4,7 mL dan kadar CaCO3 adalah 94,085 mg/L atau 94,085 ppm.Kemudian dalam menentukan kesadahan permanent/kesadahan tetap, sampel ini dipanaskan terlebih dahulu. Namun sebenarnya kesadahan ini tidak berubah bila dipanaskan, tetapi dapat dihilangkan dengan reaksi kimia. Titrasi kesadahan permanent dilakukan simplo dengan volume titrasi 2,1 mL dan kadar CaCO3 adalah 42,038 mg/L atau 42,038 ppm.Yang dapat dihilangkan dengan dipanaskan adalah kesadahan sementara karena kesadahan sementara adalah kesadahan yang disebabkan oleh garam bikarbonat dari kalsium dan magnesium. Kation logam tersebut membentuk ikatan dengan ion HCO3- yang menimbulkan kesadahan. Saat sampel air dipanaskan maka CO2 akan keluar dan meninggalkan garam karbonat yang mengendapkan. Persamaan reaksinya : Ca(HCO3)2CaCO3 + H2O + CO2Mg(HCO3)2MgCO3 + H2O + CO2Penentuan kadar CaCO3 pada kesadahan sementara dengan mengurangi kesdahan total dan kesadahan permanent lalu didapat 52,047 mg/L atau 52,047 ppm CaCO3. Reaksi pada percobaan ini adalah :Ca2+ + HIn2-CaIn- + H+Mg2+ + HIn2-MgIn- + H+Ca2+ + H2Y2-CaY2- + 2H+MgD- + H2Y2-Mgy2- + HD2- + H+merah anggurbiru

Bagi kehidupan sehari-hari air sadah kurang baik untuk dijadikan air minum, selain itu air sadah dapat menurunkan fungsi sabun sebagai zat pembersih sebab sabun dengan garam Ca dan Mg bereaksi membentuk garam yang tidak larut. Hal ini ditandai dengan tidak timbulnya busa dari sabun. Bagi industry penggunaan air sadah dapat menyebabkan timbulnya lapisan kerak pada alat pemanas (misalnya katel uap), dapat menambah tahanan panas sehingga efisiensi pemakaian akan besar, dan mempermudah kerusakan.

Pembahasan 2Pada praktikum ini, kami melakukan proses titrasi kompleksometri. Titrasi kompleksometri adalah titrasi yang melibatkan reaksi ion logam dengan zat pengompleks/zat ligand. Dimana zat pengompleks yang digunakan pada praktikum ini yaitu EDTA (Ethylene Diamine Tetra Acetate) dan ion logamnya yaitu Ca2+. Sebelum melakukan proses titrasi ini, kami melakukan proses pembakuan larutan EDTA. Dan sebelum melakukan proses pembakuan larutan, kami pun membuat larutan yang diperlukan terlebih dahulu. Larutan EDTA 0,01 M, larutan dapar pH 10 dan larutan indikator EBT (Eriochrome Black T) sudah tersedia. Maka, kami pun membuat larutan baku kalsium.Larutan baku kalsium dibuat dari padatan CaCO3pa, larutan HCl dan air. Padatan CaCO3yang digunakan itu pa (pro analys), karena salah satu syarat larutan standar primer yaitu tingkat kemurniannya pa. Sebelum dilakukan titrasi Ca dilakukan terlebih dahulu pembakuan larutan EDTA. Proses pembakuan dilakukan karena EDTA merupakan larutan standar primer, maka harus distandarisasi terlebih dahulu dengan larutan standar primer (larutan baku kalsium) sebelum melakukan proses titrasi.Setelah proses pembuatan larutan baku kalsium, dilakukanlah proses pembakuan larutan EDTA. Larutan baku kalsium dipipet, kemudian dimasukkan ke dalam labu erlenmeyer. Karena, dengan labu erlenmeyer akan lebih memudahkan dalam proses titrasi, terutama dalam proses pengocokkan. Setelah itu, ditambah larutan dapar pH 10. Penambahan larutan dapar pH 10 berfungsi supaya suasana dalam keadaan basa ketika melakukan proses titrasi dan untuk mempertahankan nilai pH. Lalu, ditambahkan aquades. Sebelum melakukan proses titrasi, ditambahkan indikator EBT. Penambahan indicator EBT berfungsi sebagai indikator pH. Dengan ditambahkannya indikator EBT, maka terbentuk CaIn-yang berwarna merah anggur (pink). Jika sudah terbentuk larutan berwarna merah anggur (pink), maka proses titrasi antara larutan EDTA dan larutan baku kalsium dapat langsung dilakukan.Setelah didapat larutan berwarna biru langit, proses titrasi dihentikan. Saat itulah, mol CaCO3sama dengan mol EDTA, dan hal ini dinamakan titik akhir titrasi. Dimana reaksi yang terjadi selama proses titrasi yaituCa2+ + HIn2- CaIn- + H+CaIn-+ H2Y2- CaY2-+ HIn2-+ H+ (merah anggur) + (biru)Dari proses titrasi tersebut, didapatkan konsentrasi EDTA sebesar 0,0082 M.Kemudian, kami melakukan titrasi Ca. Langkah kerja yang dilakukan sama dengan proses pembakuan larutan EDTA. Hanya terdapat perbedaan ketika ditambahkannya larutan dapar pH 10. Dimana pada proses ini, larutan dapar pH 10 yang digunakan lebih banyak 1 mL. Kadar Ca yang diperoleh dari proses titrasi Ca ini yaitu 0,0091 M.Dalam praktikum juga dilakukan titrasi kesadahan total dari sampel air. Kesadahan air adalah adanya kandungan mineral-mineral tertentu yang terdapat di dalam air, pada umumnya mineral itu adalah ion kalsium (Ca) dan magnesium (Mg) dalam bentuk garam karbonat. Proses titrasi dilakukan mirip dengan titrasi pembakuan larutan EDTA yaitu menggunakan indicator EBT dan larutan dapar pH 10. Hanya saja sampel yang digunakan adalah air. Setelah dilakukan titrasi dan didapatkan titik ekuivalennya, dapat ditentukan kesadahan total dari air yaitu sebesar 103 ppm. Selain menghitung kesadahan total, juga dilakukan praktikum untuk menentukan kesadahan tetap air . Dalam percobaan ini sampel air dipanaskan terlebih dahulu dan disaring untuk menghilangkan bakteri atau pengotor air lainnya dalam air. Setelah dilakukuan titrasi dan didapatkan titik ekuivalennya,didapatkan kesadahan tetap dari sampel air yaitu 107 ppm.