Masalah Keperawatan Gerontik

9
A. Masalah Keperawatan / Diagnosa Keperawatan 1. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan penurunan fungsi system muskuloskletal. 2. Risiko cedera fisik berhubungan dengan penurunan fungsi penglihatan / persayarafan. 3. Perubahan nutrisi ( kurang dari kebutuhan tubuh ) berhubungan dengan penurunan nafsu makan, kehilangan organ pencernaan ( gigi ) 4. Gangguan pola tidur berhubungan dengan stress psikologis B. Intervensi Keperawatan DIAGNOSA KEPERAWATAN TUJUAN INTERVENSI RASIONALISASI Tanggal : Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan penurunan fungsi sist. Muskuloskletal ditandai dengan : Data Subjektif : Klien mengatakan nyeri pada persendian terutama pada lutut, pinggang. Klien mengatakan bila berjalan Gangguan mobilitas fisik dapat berkurang dengan criteria : Keluhan klien berkurang. Tidak terjadi kekakuan gerakan lagi. Kelemahan berkurang. Bisa melakukan aktivitas 1. Bina hubungan saling percaya 2. Kaji kemampuan dan kelemahan secara fungsional . 3. Kaji derajat 1.Hubungan saling percaya mempermudah dalam penggalian masalah lebih lanjut. 2.Pengkajian kemampuan dan kelemahan berguna untuk pengembilan intervensi selanjutnya 3.Mengetahui sampai sebatas mana kemandirian

description

materi gerontik

Transcript of Masalah Keperawatan Gerontik

A

A. Masalah Keperawatan / Diagnosa Keperawatan

1. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan penurunan fungsi system muskuloskletal.

2. Risiko cedera fisik berhubungan dengan penurunan fungsi penglihatan / persayarafan.

3. Perubahan nutrisi ( kurang dari kebutuhan tubuh ) berhubungan dengan penurunan nafsu makan, kehilangan organ pencernaan ( gigi )

4. Gangguan pola tidur berhubungan dengan stress psikologisB. Intervensi KeperawatanDIAGNOSA KEPERAWATANTUJUANINTERVENSIRASIONALISASI

Tanggal :

Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan penurunan fungsi sist. Muskuloskletal ditandai dengan :

Data Subjektif :

Klien mengatakan nyeri pada persendian terutama pada lutut, pinggang.

Klien mengatakan bila berjalan bertumpu pada telapak kaki kanan bagian depan.

Data Objektif :

Klien tampak pinjang.

Terjadi kekakuan kaki kiri pada gerakan tubuh,

perubahan poster tubuh agak sedikit miring kekiri bila jalan.

Kaki kiri lebih keci daripada kaki kanan.

Klien tidak dapat menggerakan kaki kiri

Tanggal :

Risiko cedera fisik berhubungan dengan penurunan fungsi penglihatan dan persyarafan ditandai dengan

Data subjektif :

Klien mengatakan terjadi perubahan pada penglihtannya yaitu pandangan jadi kabur, air mata sering keluar.

Klien mengatakan tangan kirinya bila memegang sesuatau terasa bergetar / tremor

Data Objektif :

Tampak klien mengugunakan lensa kontak. Dampak terhadap aktivitas sehari hari terjadi akibat keluhan tersebut

Tanggal :

Perubahan nutrisi ( kurang dari kebutuhan tubuh ) berhubungan dengan penurunan nafsu makan, kehilangan organ pencernaan ( gigi ) ditandai dengan

Data Subjektif :

Klien mengatakan terasa susah mengunyah makanan oleh karena gigi sudah tanggal semua.. Nafsu makan berkurang

Selama 24 jam termasuk cairan :Makan pagi : bubur, siang : nasi + sayur + ikan, dan malam sama dengan sore.

Data Objektif :

Riwayat peningkatan/penurunan BB : ada

Pola konsumsi makanan : frekwensi 3 kali sehari, kadang-kadang klien puasa senin dan kamis. Makan dilakukan secara bersama- sama dengan lansia yang lain.

Pada tanggal pengkajian klien hanya makan bubur porsi saja.

Tanggal :

Gangguan pola tidur berhubungan dengan stress psikologis ditandai denganData subjektif :

Klien mengatakan kalau tidur siang hanya sebentar sebentar saja, sering terbangun malam karena sering kencing.

Jadawal tidur siang

Tidur siang : Setelah sholat Zduhur Tidur malam : Mulai jam 20.00 s/d jam 05.00

Gangguan mobilitas fisik dapat berkurang dengan criteria :

Keluhan klien berkurang.

Tidak terjadi kekakuan gerakan lagi.

Kelemahan berkurang.

Bisa melakukan aktivitas latihan yang ringan.

Aktivitas sehari hari tidak terganggu lagi.

Cedera fisik dapat diatasi dengan kriteria :

Keluhan penglihatan kabur tidak lagi, air mata berlebihan jadi berkurang dan gemetaran tidak lagi.

Pemakaian lensa kontak kadang-kadang saja bila sangat diperlukan.

Aktivitas sehari hari tidak terganggu lagi.

Perubahan nutrisi ( kurang dari kebutuhan tubuh ) dapat diatasi dengan criteria :

Klien tidak lagi mengeluhkan susah mengunyah makanan, nafsu makan bertambah. BB meningkat.

Pola konsumsi makanan jadi teratur dan makanan yang disajikan dihabiskan 1 porsi.

Gangguan pola tidur klien dapat teratasi dengan kriteria :

Klien tidur dengan tenang, tidak sering terjaga

1. Bina hubungan saling percaya

2. Kaji kemampuan dan kelemahan secara fungsional .

3. Kaji derajat mobilisasi klien dengan menggunakan skala ketergantungan ( 0-4) atau dengan skala tingkat kemandirian.( 0-5 ) atau ( A- E )

4. Jelaskan pada klien tentang proses penuan dan mamfaat latihan bagi tubuh.

5. Ajarkan dan demonstrasikan laithan ROM aktif/pasif

6. Bantu untuk melakukan latihan rentang gerak ( ROM aktif atau fasif )

7. Anjurkan klien untuk latihan menggunakan ektrimitas yang tidak sakit.

8. Ajarkan klien teknik relaksasi.

9. Buatkan rencana aktivitas klien sehingga istirahat klien tidak terganggu

10 Beri kesempatan klien untuk melakukan aktivitas secara optimal sesuai kemampuan.

11.Libatkan keluarga/teman/pembina dalam kegiatan latihan dan aktivitas sehari hari.

12. Lakukan kolaborasi dengan tiem kesehatan lain bila ada keluhan.

1. Kaji tingkat penurunan penglihatan mata klien dan penurunan fungsi persyarafan klien.

2. Jelaskan pada klein tentang proses penuaan dan dampaknya pada mata dan syaraf.

3. Jelaskan kebutuhan klien akan keamanan dan keselamatan akibat penurunan fungsi tersebut.

4. Ciptakan lingkungan ruangan yang cukup : pencahayaannya, lantai tidak licin/basah dan ada pagar untuk berpegang tangan.

5. Hindari lantai kamar mandi dan WC yang licin serta beri pegangan.

6. Dekatkan barang barang keperluan klien.

7. Ajarkan cara menggunakan alat abntu pindah ( turun dari tempat tidur, bangun pada malam hari untuk BAB/BAK.

8. Libatkan keluarga/teman se wisma untuk saling tolong menolong.

9. Kolaborasi dengan tiem kesehatan lain daalm hal pengobatan atau tindakan lainnya.

1. Kaji kebutuhan nutrisi dan perubahan nutrisi yang terjadi.

2. Jelaskan pada klien tentang proses penuan hubungan dengan proases sist pencernaan.

3. Anjurkan klien untuk makan makanan dalam porsi kecil tapi sering dan makan biscuit.

4. Anjurkan klien untuk tidak makan makanan yang keras dan sulit untuk ditelan/makan.

5. Anjurkan klien untuk makan makanan yang banyak mengandung serat dan batasi makanan yang tinggi alori.

6. Anjurkan semua klien untuk makan secara bersama sama

7. Kolaborasi untuk penyajian makanan yang hangat dan dengan menu yang bervariasi

1. Kaji pola tidur klien.

2. Jelaskan tyentang proses penuaan denga peurbahan pola tidur pada klien.

3. Anjurkan pada lansia untuk menyediakan temapat tidur yang nyaman dan bersih.

4. Beri / ciptakan lingkungan yang cukup ventilasi, bebas dari bau bauan.

5. Latih lansia untuk latihan fisik yang ringan ( sesuai hobi dan kemampuan ) pada siang hari beberapa jam sebelum klien tidur

6. Ajarkan / demonstrasi teknik relaksasi pada klien sebelum tidur.

7. Tingkatkan regimen kenyamanan waktu tidur mis : mandi hangat dan minum segelas susu hangat sebelum tidur.

8. Anjurkan lansia untuk kosongkan KK sebelum tidur.

9. Anjurkan berdoa sebelum tidur.

10. Kolaborasi bila terjadi gangguan1. Hubungan saling percaya mempermudah dalam penggalian masalah lebih lanjut.

2. Pengkajian kemampuan dan kelemahan berguna untuk pengembilan intervensi selanjutnya

3. Mengetahui sampai sebatas mana kemandirian klien

4. Dengan penjelasan akan meningkatkan pengetahuan dan klien akan mau mengikuti anjuran

5. Klien dapat mencontoh dan melaksanakan latihan secara mandiri

6. Mengurangi kesalahan dalam melakukan latihan dan mengurangi beban latihan.

7. Agar tidak menimbulkan stress baru.

8. Relaksasi akan mengurangi nyeri yang dirasakan sehingga klien tidak takut melakukan latihan.

9. Jadwal yang dibuatkan akan membimbing klien dalam melakukan aktivitas sehingga klien dapat istirahat dan meluangkan waktu untuk yang lainnya.

10. Meningkatkan kemampuan dan harga diri klien.

11. Peran kleuarga penting agar dalam aktivitas sehari-hari klien tetap kooperatif dalam bekerjasaama.

12. Menjaga dan menyempurnakan perawatan yang dinerikan.

1. Dengan pengkajian diharapkan akan dapat dengan mudah menentukan intervensi yang akan diberikan.

2. Dengan penjelasan klien dapat memahami dan kahirnya dapat kooperatif dalam segala tindakan.

3. Supaya klien mengetahui apa saja yang dilakukan untuk mengatasi masalah nya.

4. Dengan lingkungan ruangan yang cukup pencahayaan dan lantai yang tidak licin akan meminimalkan terjadinya cedera.

5. Mencegah terjadinya injuri.

6. Memudahkan klien melihatn dan menjangkau tanpa memerlukan banyak bantuan.

7. Meminimalkan cedera.

8. Peran serta keluarga dan teman se wisma sangat membantu dalam mengurangi risiko kecelakanaan.

9. Untuk meningkatkan fungsi yang terganggu dan memberikan therapy

1. Dapat menentukasn intervensi yang akan diberikan.

2. Agar klien mengetahui dan klien akan mengerti apa yang terjadi / dampak dari prose penuaan tersebut.

3. Dengan makan makanan dengan porsi kecil tapisering akan melatih abdomen beradaptasi dengan makanan dan tidak membuat klien merasa bosan/enek.

4. Makanan yang keras akan membuat trauma pada organ mulut oleh karena gigi sudah banyak yang tanggal.

5. Serat berfungsi untuk mempermudah dalam proses BAB dan kalori yang tinggi akan menyebabkan penambahan BB.

6. Menghilangkan stress dan meningkatkan selera makan.

7. Makanan yang hangat dfan bervariasi akan membuat selera makan

bertambah.

1. Memastikan pola tidur klien berubah.

2. Meningkatkan pengetahuan klien dan hubungannya dengan perubahan tidur yang terjadi.

3. Lingkungan yang nyaman dan bersih dapat meningkatkan kenyamanan klien saat tidur.

4. Membantu sirkulasi udara sehingga udara yang di hirup betul betul bersih.

5. Latihan bertujuan memperlancar sirkulasi dan kelenturan otot.

6. Membantu menginduksi tidur.

7. Meningkatkan efek relaksasi, susu mempunyai kualitas soporifik, sintesis serotinin neurotransmitter yang membantu pasien tertidur dan tidur lebih lama.

8. Mengurangi terbangun pada malam harinya.

9. Memberikan rasa aman,membuat perasaan jadi tenang dan aman.

10. Membantu prose pengobatan bagi klien.