manifestasi klinis ggn SSO.docx

12
MANIFESTASI KLINIS GANGGUAN SISTEM SARAF OTONOM (SSO) PENDAHULUAN Telah diketahui lebih dari 200 sindrom klinis yang berkautan dengan dsfungsi,penyakit, dan cedera sistem saraf. Penyakit-penyakit yang menyerang sistem saraf agaknya memiliki manifestasi klinis yang paling kompleks dan mengganggu dari seluruh penyakit. Lebih jauh lagi, banyak patologi sistem organ lain yang menimbulkan gejala neurologis awal, karenan gangguan fungsi neuron disebabkan oleh factor-faktor yang merugikan seperti penurunan aliran darah atau metabolit toksik. Gejala dan tanda penyakit ini brvariasi, mulai dari tanda-tanda sederhana, objektif, dan mudah dibangkitkan hingga tanda-tanda yang sangat individual dan kompleks. [1] Sistem saraf otonom dibagi dalam bagian pusat dan tepi. Bagian pusat mencakup susunan limbic, hipotalamus, dan jaras- jarasnya yang yang menghubungi kolumna intermedio lateralis medullae spinalis. Bagian tepi terdiri dari sepasang rantai neuron atau ganglion paravertebrale serta juluran aferen dan eferen yang tersambung dengan neuron yang berada di organ torakal abdominal dan pelvik. Bagian pusat dan tepi terintegrasi dalam mekanisme fungsi luhur yang menentukan kehidupan emosional. Secara anatomi maupun fisiologik, susunan saraf otonom dapat dibedakan dalam simpatis dan parasimpatis. SSO berfungsi untuk mengontrol otot dan viseral, speerti vasodilatasi - vasokonstriksi, bronkodilatasi - bronkokonstriksi, peristaltik, keringat, dan seterusnya. Penamaan “otonom” 1

description

Neurology Department

Transcript of manifestasi klinis ggn SSO.docx

Page 1: manifestasi klinis ggn SSO.docx

MANIFESTASI KLINIS GANGGUAN SISTEM SARAF OTONOM (SSO)

PENDAHULUAN

Telah diketahui lebih dari 200 sindrom klinis yang berkautan dengan

dsfungsi,penyakit, dan cedera sistem saraf. Penyakit-penyakit yang menyerang sistem saraf

agaknya memiliki manifestasi klinis yang paling kompleks dan mengganggu dari seluruh

penyakit. Lebih jauh lagi, banyak patologi sistem organ lain yang menimbulkan gejala

neurologis awal, karenan gangguan fungsi neuron disebabkan oleh factor-faktor yang

merugikan seperti penurunan aliran darah atau metabolit toksik. Gejala dan tanda penyakit ini

brvariasi, mulai dari tanda-tanda sederhana, objektif, dan mudah dibangkitkan hingga tanda-

tanda yang sangat individual dan kompleks. [1]

Sistem saraf otonom dibagi dalam bagian pusat dan tepi. Bagian pusat mencakup

susunan limbic, hipotalamus, dan jaras-jarasnya yang yang menghubungi kolumna

intermedio lateralis medullae spinalis. Bagian tepi terdiri dari sepasang rantai neuron atau

ganglion paravertebrale serta juluran aferen dan eferen yang tersambung dengan neuron

yang berada di organ torakal abdominal dan pelvik. Bagian pusat dan tepi terintegrasi dalam

mekanisme fungsi luhur yang menentukan kehidupan emosional. Secara anatomi maupun

fisiologik, susunan saraf otonom dapat dibedakan dalam simpatis dan parasimpatis. SSO

berfungsi untuk mengontrol otot dan viseral, speerti vasodilatasi - vasokonstriksi,

bronkodilatasi - bronkokonstriksi, peristaltik, keringat, dan seterusnya. Penamaan “otonom”

berasal dari fakta bahwa fungsi-fungsi tersebut dikontrol oleh mekanisme yang tidak disadari

(involunter). [2, 3,4]

Adanya kumpulan abnormalitas fungsi sistem saraf otonom disebut dengan

disautonomia. Hal ini disebabkan karena adanya gangguan pada neurotransmitter yang

diproduksi sistem saraf otonom, ataupun gangguan pada reseptor organ yang dituju. Cakupan

yang luas dari sistem saraf otonom ini membuat sedikit saja gangguan saraf otonom akan

menghasilkan manifestasi klinis yang sangat berpengaruh pada fisik maupun emosi. [2, 5, 6]

ANATOMI

Susunan saraf otonom dibagi dalam bagian pusat dan tepi. Bagian pusatnya mencakup

susunan limbic, hipotalamus, dan jaras-jarasnya yang terhubung dengan kolumna intermedio

lateralis medulla spinalis. Bagian tepinya terdiri dari sepasang rantai neuron-neuron yang

dikenal sebagai ganglion paravertebrale serta aferen dan eferen yang bersambung dengan

neuron-neuron yang berada di organ torakal abdominal dan pelvik. [2]

1

Page 2: manifestasi klinis ggn SSO.docx

Sistem saraf otonom bekerja secara bersama-bersama dengan sistem endokrin dan

berbagai nucleus batang otak mengatur fungsi-fungsi vital yang diperlukan untuk

mempertahankan lingkungan internal (homeostatis), termasuk respirasi, sirkulasi,

metabolism, suhu tubuh, keseimbangan cairan, pencernaan, sekresi dan fungsi reproduktif. [3]

Secara anatomi maupun fisiologi, susunan saraf otonom dapat dibedakan dalam

komponen simpatis dan parasimpatis. Hal ini didasarkan pada “neurotransmitter” yang

diproduksi oleh neuron susunansaraf otonom. Kedua neurotransmitter tersebut adalah

asetilkolin dan norepinefrin. Semua serabut preganglionar dari bagian saraf simpatis

mengeluarkan asetilkolin, tetapi serabut simpatetik postganglionernya mengeluarkan

norepinefrin. Pengecualian dari neurotransmitter serabut postganglioner simpatetik ialah

serabut simpatetik yang mempersarafi kelenjar keringat memproduksi asetilkolin. Sedangkan

semua serabut saraf parasimpatis, baik yang pre maupun postganglioner mengeluarkan

asetilkolin. [2,3,7,8]

Efek dari aktivitas bagian simpatis dan parasimpatis tidak saja tergantung pada hiper

atau hipofungsi bagian yang bersangkutan, tetapi tergantung juga pada sifat reseptor dari

organ yang dituju (target organ). Reseptor adrenergik (parasimpatis) ada dua macam, yaitu

alfa dan beta reseptor. Norepinefrin bekerja pada alfa-reseptor dan menimbulkan

vasokonstriksi, venokonstriksi, glikogenolisis di hepar dan penurunan produksi insulin.

Norepinefrin dipecah oleh enzim sehingga terbentuk epinefrin (adrenalin). Epinefrin

memerintah sel beta-reseptor untuk mendilatasikan bronkus dan meninggikan produksi

insulin. Reseptor kolinergik (parasimpatis) bersifat muskarinik dan nikotinik. Reseptor

muskarinik terdapat pada otot-otot polosm kelenjar eksokrin, dan nodus sinoartrial dan

artrioventrikular jantung. Reseptor nikotinik ditemukan pada sel ganglia otonom dan motor

end plate otot lurik 2

Sistem Saraf Otonom Pusat [1,2,3]

1. Sistem Limbik

Sistem limbim menujuk pada dua girus yang membentuk limbuat atau batas

disekitar diensefalon, Struktur kortikal utama adalah girus cinguli, gurus hipokampus,

dan hipokampus. Bagian subkortikal mencakup amigdala, traktus dan

bulbusolfaktorius, serta septum. Fungsi utamnya berkaitan dengan pengalaman,

perasaan dan emosi, terutama reaksi marah, takut, dan emosi yang berhubungan

2

Page 3: manifestasi klinis ggn SSO.docx

dengan perilaku seksual. Sistem limbic dinyatakan sebagai suatu pola tingkah laku

melalui hipotalamus yang mengkoordinasi respons autonom, somatic, dan endokrin.

2. Hipotalamus

Hipotalamus bsecara hierarkis merupakan organ regulasi tertinggi (“head

ganglion”) sistem saraf otonom. Hipotalamus berkaitan dengan pengaturan

tangsangan sistem susunan saraf otonom perifer yang menyertai ekspresi tingkah laku

dan emosi. Dengan demikian, hipotalamus juga berperan penting dalam pengaturan

hormon-hormon (antidiuretik, oksitosin, factor penghambat dan pelepas hipotalamus

hormone hipofisis anterior). Fungsi hipotalamus diantaranya adalah pengaturan cairan

tubuh dan komposisi elektrolit, suhu tubuh, fungsi endokrin dari tingkah laku seksual

dan reproduksi normal, ekspresi ketenangan atau kemarahan, serta lapar dan haus

Jaras aferen hipotalamus yaitu pada impuls viseral asendens dari sistem saraf

otonom perifer dan dari nucleus traktus solitaries mencapai hipotalamus melalu

berbagai jaras : nikleus relay di formasio retikularis batang otak,, dari nucleus

tegmentalis, dan nucleus interpedunkularis, melalui hubungan timbale balik di medial

forebrain bundle, melalui fsikulus longitudinalis dorsalis, dan melalui pedunkulus

korporis mamilaris.

Jaras eferen terpenting ke batang otak adalah fasikulus longitudinalis dorsalis

(Schutz) yang mengandung serabut yang berjalan dua arah danmedial forebrain

bundle. Impuls hipotalamik yang brjalan di jaras ini melewati beberapa relay

sinaptik,t erutama di formasio retikularis, hingga mencapai nucleus parasimpatis di

batang otak, termasuk nucleus okulomotirus (miosis), nucleus salivatorius superior,

dan inferior (lakrimasi, salvias) dan nucleus dorsalis nervi vagi. Impuls lainnya

berjalan ke pusat otonom di batang otak yang mengkoordinasikan fungsi sirkulasi,

respirasi dan pencernaan, serta ke nucleus motorius nervi kranialis yang ebrperan

untuk makan dan minum, nucleus motoris nervi trigemini (mastikasi), nucleus nervi

fasialis (ekspresi wajah), nucleus nervi hipoglossi (menjilat). Impuls lain, dihantarkan

melalui medulla spinalis melalui serabut retikulospinalis, mempengaruhi aktivitas

neuron spinal yang berperan pada regulasi suhu (menggigil).

3

Page 4: manifestasi klinis ggn SSO.docx

Sistem Saraf Otonom Perifer

1. Sistem Saraf Simpatis [2,7,8]

Badan-badan neuron yang menjulurkan serabut preganglioner simpatis terletak pada

kornu lateralis segmen T1-L2 medulla spinalis (torakolumbar). Serabut preganglioner

meninggalkan medullas pialis bersama dengan radiks ventralis setnggi foramen

intervertebrale menggabungkan diri dengan radiks dorsalis untuk menyusun saraf spinal

kemudian meninggalkan tempat tersebut sebagai rami komunikantes alba (bermielin) dan

menuju trunkus simpatikus. Trunkus tersusun dari sepasang rantai di kedua belah sisi tulang

belakang mulai dari region servikalis hingga sakralis. Rantai tersebut tersusun dari ganglion

yang saling bersambungan. asetilkolin. [2,3,7,8]

Gambar 1. Ganglion susunan saraf simpatis [9]

4

Page 5: manifestasi klinis ggn SSO.docx

Umumnya ditemukan 3 pasang ganglion di daerah servikal, 12 pasang di daerah

torakal, 4 pasng di daerah lumbal, 2 pasang di daerah sacral, dan satu ganglion tunggal di

garis tengah os koksigeus. Serabut preganglioner tidak semuany aberakhir pada ganglion

yang ssetingkat. Ada yang terletak lebih atas atau lebih rendah. Sebagian ada yang melewati

saja ganglion trunkus simpatikus menuju ganglion yang terletak pada organ dalam (sebagian

berkelompok menjadi ganglion soliaka atau ganglion mesenterika). Serabut preganglionar

yang menuju ganglion tersebut dikenal sebagai nervus splanknikus mayor dan minor.

Badan-badan neuron yang menjulurkan serabut preganglioner simpatis terletak pada

kornu lateralis segmen T1-L2 medulla spinalis (torakolumbar). Serabut preganglioner

meninggalkan medullas pialis bersama dengan radiks ventralis setnggi foramen

intervertebrale menggabungkan diri dengan radiks dorsalis untuk menyusun saraf spinal

kemudian meninggalkan tempat tersebut sebagai rami komunikantes alba (bermielin) dan

menuju trunkus simpatikus. Trunkus tersusun dari sepasang rantai di kedua belah sisi tulang

belakang mulai dari region servikalis hingga sakralis. Rantai tersebut tersusun dari ganglion

yang saling bersambungan. asetilkolin. [2,3,7,8]

Ganglion di sisi kedua tulang belakang disebut ganglion paravertebrale dan yang

terletak di organ dalam diseut ganglion prevertabrale. Keduanya menjulurkan serabut

postganglioner (tidak mempunyai myelin). Beberapa serabut postganglioner daru ganglion

paravertebrale meninggalkan trunkus simpatikus dan bergabung lagi dengan saraf spinal. Ini

yang dinamakan rami komunikantes grisea. Serabut ini mempresarafi pembuluh darah dan

kelenjar.

5

Page 6: manifestasi klinis ggn SSO.docx

Gambar 3. Rantai saraf simpatis. Neuron preganglioner berasal dari kornu intermediolateral

medulla spinalis antara T1 dan L2 [8]

Serabut preganglioner simpatetik untuk kepala berasala dari neuron-neuron

intermediolateralis CVTh1-Th2 dan bersinaps di ganglion servikale superior. Serabut

postganglioner dari gangliuon tersebut menyusun pleksus du sekelulung arteria karotis.

Seberkas saraf keluar sebagai nervus karotikompanikus yang berjalan di dinding depan

kavum timpani kemudian kembali masuk kedalam tengkoreak lewat fisura orbitalis superior

yang nantinya ikut menyusun cabang oftalmikus nervus trigeminus. Sebagian lain

menggabungkan diri pada nervus siliare yang hanya melewati saja ganglion siliare untuk

langsung berakhir pada otot dilatator pupillae. Sebagian lagi menggabungkan diri pada

nervus okulomotorius dan mempersarafu itit-otot polos dari kelopak mata. Ganglion servikale

inferius sering menjadi satu dengan ganglion prevertebrale T.1 dan dikenal sebagai ganglion

stellatum.

Serabut lainnya yang berasal dari ganglion servikale, menyusun nervus kardiakus

superior, media, dan inferior, yang bersamaoa-sama serabut postganglioner simpatikus T1-

T4 membentuk pleksus kardiakus. Serabut postganglioner yang bertindak pada ganglion

seliakum dan ganglion prevertebrale lainnya berjalan melalui aorta abdominalis dan cabang-

cabangnya hingga akhirnya membentuk pleksus simpatikus hepatikus, splenikus, frenikus,

renalis, dan lain-lainnya.

2. Sistem Saraf Parasimpatis [2,3,8]

Kebalikan dengan sistem saraf simpatis, sitem saraf parasimpatis tidak mencetuskan

respons sitemik apapun, tetapi justru menimbulkan efek secara individual padadaerah yang

terbatas, karena neyron postganglioner terletak di dekat organ target. Selain itu, asetilkolin

yang dilepaskan sebagai neurotransmitter pada ujung saraf parasimpatis cepat terurai oleh

kolinesterase sehinga efeknya relative singkat. Bagian parasimpatis disebut juga bagian

kraniosakral dari susunan saraf otonom karena serabut preganglionernya yang panjang

berindung pada neuron dalam batang otak dan bagian sacral medulla spinalis. Bagian cranial

serabut preganglioner parasimpatis berasal dari inti di dekat inti nervus okulomotrius, fasialis,

glossofaringeus, dan vagus. Yang paling banyak mengandung serabut preganglioner

parasimpatis ialah nervus vagus. Serabut ini berakhir pada ganglion intramural dan ganglion

postganglioner.

6

Page 7: manifestasi klinis ggn SSO.docx

Gambar 3. Sistem saraf parasimpatis[9]

Persarafan parasimpatis kepala sistem parasimpatis terwsusun dari badan sel neuron

preganglioner yang terletak diberbagai nucleus batang otak, dan aksonnya terdapat di nervus

kranialis III, VII, IX, dan X. serabut preganglioner nerjalan ke beberapa ganglia yang

terdekat dengan organ tujuannya masing-masing (ganglion siliare, ganglion pterigopala-

tinum, ganglion submandibulare, dan ganglion otikum). Ganglion tersebut merupakan stasiun

relay tempat serabut preganglioner membentuk sinaps dengan neuron kedua

(postganglionik). Serabut postganglionic simpatis di kepala pendek karena serabut hanya

memiliki jarak tempuh yang pendek sebelum mencapai organ target. Seperti serabut

psotganglionik simpatis, serabut ini mempersarafi otot-otot polos, kelenjar keringat, dan

7

Page 8: manifestasi klinis ggn SSO.docx

kelenjar lakrimal, dan kelenjar saliva. Otot-otot polos dinding pembuluh darah tidak memiliki

persarafan parasimpatis.

Persarafan parasimpatis ogan toraks dan abdomen tersusun dari nervus vagus yang

berasal dari nucleus dorsalis nervi vagi dan membawa serabut preganglionik untuk

mempersarafi otot jantung, paru, dan viseral abdomen hingg ake sepertiga distal kolon

transversum. Neuron postganglioner ditemukan di pleksus autonomikus yang terletak tepat di

dekan organ targetnya, atau didalam dinding usus (pleksus mienterikus Auerbach, pleksus

submukosus Meissner)

Bagian saktal sistem parasimpatis menpersarafi organ pelvis dan genitalia. Impuls

dibawa kedalam nervi splankhnici pelvici dan pleksus hipogastrikus (pelvikus) inferior dan

superior ke ganglion di dinding otot kolon (daru speertiga distal kolon transversum ke

bawah), rectum, kandung kemih, dan genitalia. Di area pelvis, sistem saraf parasimpatis

bertugas untuk mengososngkan rectum dan kandung kemih. Sistem ini juga menimbulkan

ereksi penis, sedangkan serabut simpatis berperan untuk ejakulasi, yang terjadi melalui

kontraksi duktus deferens dan vesikula seminalis.

MANIFESTASI KLINIS GANGGUAN SISTEM SARAF OTONOM [2,3,5]

Persarafan simpatis dan parasimpatis masing-masing organ akan terlihat pada pada

Tabel 1. Persarafan organ pelvic akan dibahas lebih terperinci karena fungsi organ-organ

tersebut umumnya terganggu pada gangguan sistem saraf otonom. Disfungsi kandung kemih

merupakan masalah terpenting pada jenis gangguan ini. Gangguan SSO bias terjadi

bersamaan. Disautonomia sendiri adalah istilah medis yang digunakan untuk sekumpulan

kondisi serius dan kompleks yang disebabkan oleh malfungsi sistem saraf otonom yang

terjadi bersamaan.

8