MANIFESTASI KLINIS GANGGUAN SISTEM SARAF OTONOM (SSO)
PENDAHULUAN
Telah diketahui lebih dari 200 sindrom klinis yang berkautan dengan
dsfungsi,penyakit, dan cedera sistem saraf. Penyakit-penyakit yang menyerang sistem saraf
agaknya memiliki manifestasi klinis yang paling kompleks dan mengganggu dari seluruh
penyakit. Lebih jauh lagi, banyak patologi sistem organ lain yang menimbulkan gejala
neurologis awal, karenan gangguan fungsi neuron disebabkan oleh factor-faktor yang
merugikan seperti penurunan aliran darah atau metabolit toksik. Gejala dan tanda penyakit ini
brvariasi, mulai dari tanda-tanda sederhana, objektif, dan mudah dibangkitkan hingga tanda-
tanda yang sangat individual dan kompleks. [1]
Sistem saraf otonom dibagi dalam bagian pusat dan tepi. Bagian pusat mencakup
susunan limbic, hipotalamus, dan jaras-jarasnya yang yang menghubungi kolumna
intermedio lateralis medullae spinalis. Bagian tepi terdiri dari sepasang rantai neuron atau
ganglion paravertebrale serta juluran aferen dan eferen yang tersambung dengan neuron
yang berada di organ torakal abdominal dan pelvik. Bagian pusat dan tepi terintegrasi dalam
mekanisme fungsi luhur yang menentukan kehidupan emosional. Secara anatomi maupun
fisiologik, susunan saraf otonom dapat dibedakan dalam simpatis dan parasimpatis. SSO
berfungsi untuk mengontrol otot dan viseral, speerti vasodilatasi - vasokonstriksi,
bronkodilatasi - bronkokonstriksi, peristaltik, keringat, dan seterusnya. Penamaan “otonom”
berasal dari fakta bahwa fungsi-fungsi tersebut dikontrol oleh mekanisme yang tidak disadari
(involunter). [2, 3,4]
Adanya kumpulan abnormalitas fungsi sistem saraf otonom disebut dengan
disautonomia. Hal ini disebabkan karena adanya gangguan pada neurotransmitter yang
diproduksi sistem saraf otonom, ataupun gangguan pada reseptor organ yang dituju. Cakupan
yang luas dari sistem saraf otonom ini membuat sedikit saja gangguan saraf otonom akan
menghasilkan manifestasi klinis yang sangat berpengaruh pada fisik maupun emosi. [2, 5, 6]
ANATOMI
Susunan saraf otonom dibagi dalam bagian pusat dan tepi. Bagian pusatnya mencakup
susunan limbic, hipotalamus, dan jaras-jarasnya yang terhubung dengan kolumna intermedio
lateralis medulla spinalis. Bagian tepinya terdiri dari sepasang rantai neuron-neuron yang
dikenal sebagai ganglion paravertebrale serta aferen dan eferen yang bersambung dengan
neuron-neuron yang berada di organ torakal abdominal dan pelvik. [2]
1
Sistem saraf otonom bekerja secara bersama-bersama dengan sistem endokrin dan
berbagai nucleus batang otak mengatur fungsi-fungsi vital yang diperlukan untuk
mempertahankan lingkungan internal (homeostatis), termasuk respirasi, sirkulasi,
metabolism, suhu tubuh, keseimbangan cairan, pencernaan, sekresi dan fungsi reproduktif. [3]
Secara anatomi maupun fisiologi, susunan saraf otonom dapat dibedakan dalam
komponen simpatis dan parasimpatis. Hal ini didasarkan pada “neurotransmitter” yang
diproduksi oleh neuron susunansaraf otonom. Kedua neurotransmitter tersebut adalah
asetilkolin dan norepinefrin. Semua serabut preganglionar dari bagian saraf simpatis
mengeluarkan asetilkolin, tetapi serabut simpatetik postganglionernya mengeluarkan
norepinefrin. Pengecualian dari neurotransmitter serabut postganglioner simpatetik ialah
serabut simpatetik yang mempersarafi kelenjar keringat memproduksi asetilkolin. Sedangkan
semua serabut saraf parasimpatis, baik yang pre maupun postganglioner mengeluarkan
asetilkolin. [2,3,7,8]
Efek dari aktivitas bagian simpatis dan parasimpatis tidak saja tergantung pada hiper
atau hipofungsi bagian yang bersangkutan, tetapi tergantung juga pada sifat reseptor dari
organ yang dituju (target organ). Reseptor adrenergik (parasimpatis) ada dua macam, yaitu
alfa dan beta reseptor. Norepinefrin bekerja pada alfa-reseptor dan menimbulkan
vasokonstriksi, venokonstriksi, glikogenolisis di hepar dan penurunan produksi insulin.
Norepinefrin dipecah oleh enzim sehingga terbentuk epinefrin (adrenalin). Epinefrin
memerintah sel beta-reseptor untuk mendilatasikan bronkus dan meninggikan produksi
insulin. Reseptor kolinergik (parasimpatis) bersifat muskarinik dan nikotinik. Reseptor
muskarinik terdapat pada otot-otot polosm kelenjar eksokrin, dan nodus sinoartrial dan
artrioventrikular jantung. Reseptor nikotinik ditemukan pada sel ganglia otonom dan motor
end plate otot lurik 2
Sistem Saraf Otonom Pusat [1,2,3]
1. Sistem Limbik
Sistem limbim menujuk pada dua girus yang membentuk limbuat atau batas
disekitar diensefalon, Struktur kortikal utama adalah girus cinguli, gurus hipokampus,
dan hipokampus. Bagian subkortikal mencakup amigdala, traktus dan
bulbusolfaktorius, serta septum. Fungsi utamnya berkaitan dengan pengalaman,
perasaan dan emosi, terutama reaksi marah, takut, dan emosi yang berhubungan
2
dengan perilaku seksual. Sistem limbic dinyatakan sebagai suatu pola tingkah laku
melalui hipotalamus yang mengkoordinasi respons autonom, somatic, dan endokrin.
2. Hipotalamus
Hipotalamus bsecara hierarkis merupakan organ regulasi tertinggi (“head
ganglion”) sistem saraf otonom. Hipotalamus berkaitan dengan pengaturan
tangsangan sistem susunan saraf otonom perifer yang menyertai ekspresi tingkah laku
dan emosi. Dengan demikian, hipotalamus juga berperan penting dalam pengaturan
hormon-hormon (antidiuretik, oksitosin, factor penghambat dan pelepas hipotalamus
hormone hipofisis anterior). Fungsi hipotalamus diantaranya adalah pengaturan cairan
tubuh dan komposisi elektrolit, suhu tubuh, fungsi endokrin dari tingkah laku seksual
dan reproduksi normal, ekspresi ketenangan atau kemarahan, serta lapar dan haus
Jaras aferen hipotalamus yaitu pada impuls viseral asendens dari sistem saraf
otonom perifer dan dari nucleus traktus solitaries mencapai hipotalamus melalu
berbagai jaras : nikleus relay di formasio retikularis batang otak,, dari nucleus
tegmentalis, dan nucleus interpedunkularis, melalui hubungan timbale balik di medial
forebrain bundle, melalui fsikulus longitudinalis dorsalis, dan melalui pedunkulus
korporis mamilaris.
Jaras eferen terpenting ke batang otak adalah fasikulus longitudinalis dorsalis
(Schutz) yang mengandung serabut yang berjalan dua arah danmedial forebrain
bundle. Impuls hipotalamik yang brjalan di jaras ini melewati beberapa relay
sinaptik,t erutama di formasio retikularis, hingga mencapai nucleus parasimpatis di
batang otak, termasuk nucleus okulomotirus (miosis), nucleus salivatorius superior,
dan inferior (lakrimasi, salvias) dan nucleus dorsalis nervi vagi. Impuls lainnya
berjalan ke pusat otonom di batang otak yang mengkoordinasikan fungsi sirkulasi,
respirasi dan pencernaan, serta ke nucleus motorius nervi kranialis yang ebrperan
untuk makan dan minum, nucleus motoris nervi trigemini (mastikasi), nucleus nervi
fasialis (ekspresi wajah), nucleus nervi hipoglossi (menjilat). Impuls lain, dihantarkan
melalui medulla spinalis melalui serabut retikulospinalis, mempengaruhi aktivitas
neuron spinal yang berperan pada regulasi suhu (menggigil).
3
Sistem Saraf Otonom Perifer
1. Sistem Saraf Simpatis [2,7,8]
Badan-badan neuron yang menjulurkan serabut preganglioner simpatis terletak pada
kornu lateralis segmen T1-L2 medulla spinalis (torakolumbar). Serabut preganglioner
meninggalkan medullas pialis bersama dengan radiks ventralis setnggi foramen
intervertebrale menggabungkan diri dengan radiks dorsalis untuk menyusun saraf spinal
kemudian meninggalkan tempat tersebut sebagai rami komunikantes alba (bermielin) dan
menuju trunkus simpatikus. Trunkus tersusun dari sepasang rantai di kedua belah sisi tulang
belakang mulai dari region servikalis hingga sakralis. Rantai tersebut tersusun dari ganglion
yang saling bersambungan. asetilkolin. [2,3,7,8]
Gambar 1. Ganglion susunan saraf simpatis [9]
4
Umumnya ditemukan 3 pasang ganglion di daerah servikal, 12 pasang di daerah
torakal, 4 pasng di daerah lumbal, 2 pasang di daerah sacral, dan satu ganglion tunggal di
garis tengah os koksigeus. Serabut preganglioner tidak semuany aberakhir pada ganglion
yang ssetingkat. Ada yang terletak lebih atas atau lebih rendah. Sebagian ada yang melewati
saja ganglion trunkus simpatikus menuju ganglion yang terletak pada organ dalam (sebagian
berkelompok menjadi ganglion soliaka atau ganglion mesenterika). Serabut preganglionar
yang menuju ganglion tersebut dikenal sebagai nervus splanknikus mayor dan minor.
Badan-badan neuron yang menjulurkan serabut preganglioner simpatis terletak pada
kornu lateralis segmen T1-L2 medulla spinalis (torakolumbar). Serabut preganglioner
meninggalkan medullas pialis bersama dengan radiks ventralis setnggi foramen
intervertebrale menggabungkan diri dengan radiks dorsalis untuk menyusun saraf spinal
kemudian meninggalkan tempat tersebut sebagai rami komunikantes alba (bermielin) dan
menuju trunkus simpatikus. Trunkus tersusun dari sepasang rantai di kedua belah sisi tulang
belakang mulai dari region servikalis hingga sakralis. Rantai tersebut tersusun dari ganglion
yang saling bersambungan. asetilkolin. [2,3,7,8]
Ganglion di sisi kedua tulang belakang disebut ganglion paravertebrale dan yang
terletak di organ dalam diseut ganglion prevertabrale. Keduanya menjulurkan serabut
postganglioner (tidak mempunyai myelin). Beberapa serabut postganglioner daru ganglion
paravertebrale meninggalkan trunkus simpatikus dan bergabung lagi dengan saraf spinal. Ini
yang dinamakan rami komunikantes grisea. Serabut ini mempresarafi pembuluh darah dan
kelenjar.
5
Gambar 3. Rantai saraf simpatis. Neuron preganglioner berasal dari kornu intermediolateral
medulla spinalis antara T1 dan L2 [8]
Serabut preganglioner simpatetik untuk kepala berasala dari neuron-neuron
intermediolateralis CVTh1-Th2 dan bersinaps di ganglion servikale superior. Serabut
postganglioner dari gangliuon tersebut menyusun pleksus du sekelulung arteria karotis.
Seberkas saraf keluar sebagai nervus karotikompanikus yang berjalan di dinding depan
kavum timpani kemudian kembali masuk kedalam tengkoreak lewat fisura orbitalis superior
yang nantinya ikut menyusun cabang oftalmikus nervus trigeminus. Sebagian lain
menggabungkan diri pada nervus siliare yang hanya melewati saja ganglion siliare untuk
langsung berakhir pada otot dilatator pupillae. Sebagian lagi menggabungkan diri pada
nervus okulomotorius dan mempersarafu itit-otot polos dari kelopak mata. Ganglion servikale
inferius sering menjadi satu dengan ganglion prevertebrale T.1 dan dikenal sebagai ganglion
stellatum.
Serabut lainnya yang berasal dari ganglion servikale, menyusun nervus kardiakus
superior, media, dan inferior, yang bersamaoa-sama serabut postganglioner simpatikus T1-
T4 membentuk pleksus kardiakus. Serabut postganglioner yang bertindak pada ganglion
seliakum dan ganglion prevertebrale lainnya berjalan melalui aorta abdominalis dan cabang-
cabangnya hingga akhirnya membentuk pleksus simpatikus hepatikus, splenikus, frenikus,
renalis, dan lain-lainnya.
2. Sistem Saraf Parasimpatis [2,3,8]
Kebalikan dengan sistem saraf simpatis, sitem saraf parasimpatis tidak mencetuskan
respons sitemik apapun, tetapi justru menimbulkan efek secara individual padadaerah yang
terbatas, karena neyron postganglioner terletak di dekat organ target. Selain itu, asetilkolin
yang dilepaskan sebagai neurotransmitter pada ujung saraf parasimpatis cepat terurai oleh
kolinesterase sehinga efeknya relative singkat. Bagian parasimpatis disebut juga bagian
kraniosakral dari susunan saraf otonom karena serabut preganglionernya yang panjang
berindung pada neuron dalam batang otak dan bagian sacral medulla spinalis. Bagian cranial
serabut preganglioner parasimpatis berasal dari inti di dekat inti nervus okulomotrius, fasialis,
glossofaringeus, dan vagus. Yang paling banyak mengandung serabut preganglioner
parasimpatis ialah nervus vagus. Serabut ini berakhir pada ganglion intramural dan ganglion
postganglioner.
6
Gambar 3. Sistem saraf parasimpatis[9]
Persarafan parasimpatis kepala sistem parasimpatis terwsusun dari badan sel neuron
preganglioner yang terletak diberbagai nucleus batang otak, dan aksonnya terdapat di nervus
kranialis III, VII, IX, dan X. serabut preganglioner nerjalan ke beberapa ganglia yang
terdekat dengan organ tujuannya masing-masing (ganglion siliare, ganglion pterigopala-
tinum, ganglion submandibulare, dan ganglion otikum). Ganglion tersebut merupakan stasiun
relay tempat serabut preganglioner membentuk sinaps dengan neuron kedua
(postganglionik). Serabut postganglionic simpatis di kepala pendek karena serabut hanya
memiliki jarak tempuh yang pendek sebelum mencapai organ target. Seperti serabut
psotganglionik simpatis, serabut ini mempersarafi otot-otot polos, kelenjar keringat, dan
7
kelenjar lakrimal, dan kelenjar saliva. Otot-otot polos dinding pembuluh darah tidak memiliki
persarafan parasimpatis.
Persarafan parasimpatis ogan toraks dan abdomen tersusun dari nervus vagus yang
berasal dari nucleus dorsalis nervi vagi dan membawa serabut preganglionik untuk
mempersarafi otot jantung, paru, dan viseral abdomen hingg ake sepertiga distal kolon
transversum. Neuron postganglioner ditemukan di pleksus autonomikus yang terletak tepat di
dekan organ targetnya, atau didalam dinding usus (pleksus mienterikus Auerbach, pleksus
submukosus Meissner)
Bagian saktal sistem parasimpatis menpersarafi organ pelvis dan genitalia. Impuls
dibawa kedalam nervi splankhnici pelvici dan pleksus hipogastrikus (pelvikus) inferior dan
superior ke ganglion di dinding otot kolon (daru speertiga distal kolon transversum ke
bawah), rectum, kandung kemih, dan genitalia. Di area pelvis, sistem saraf parasimpatis
bertugas untuk mengososngkan rectum dan kandung kemih. Sistem ini juga menimbulkan
ereksi penis, sedangkan serabut simpatis berperan untuk ejakulasi, yang terjadi melalui
kontraksi duktus deferens dan vesikula seminalis.
MANIFESTASI KLINIS GANGGUAN SISTEM SARAF OTONOM [2,3,5]
Persarafan simpatis dan parasimpatis masing-masing organ akan terlihat pada pada
Tabel 1. Persarafan organ pelvic akan dibahas lebih terperinci karena fungsi organ-organ
tersebut umumnya terganggu pada gangguan sistem saraf otonom. Disfungsi kandung kemih
merupakan masalah terpenting pada jenis gangguan ini. Gangguan SSO bias terjadi
bersamaan. Disautonomia sendiri adalah istilah medis yang digunakan untuk sekumpulan
kondisi serius dan kompleks yang disebabkan oleh malfungsi sistem saraf otonom yang
terjadi bersamaan.
8
Top Related