Manfes Sectio Caesarea

5

Click here to load reader

description

manfes SC

Transcript of Manfes Sectio Caesarea

Page 1: Manfes Sectio Caesarea

REGINA MASLI PUTRI

220112150035

A. Indikasi Sectio Caesarea

Kelahiran sectio caesar dilakukan untuk :

a. Plasenta previa

b. Letak janin yang tidak stabil dan tidak bisa di koreksi

c. Riwayat obstetrik yang jelek

d. Disproporsi sefalopelvik

e. Infeksi herpesvirus tipe II (genital)

f. Riwayat sectio saecarea klasik

g. Diabetes (kadang-kadang)

h. Presentasi bokong (kadang-kadang)

i. Penyakit atau kelainan yang berat pada janin seperti eritroblastosis atau retardasi

pertumbuhan yang nyata

Sectio caesarea emergensi dilakukan untuk :

a. Induksi persalinan yang gagal

b. Kegagalan dalam kemajuan persalinan

c. Penyakit fetal atau maternal

d. Diabetes atau pre-eklamsia yang berat

e. Persalianan macet atau terhambat

f. Prolapsus funikuli

g. Perdarahan hebat dalam persalinan

h. Tipe tertentu malpresentasi janin persalinan

Sumber : Farrer, H. 2001. Perawatan Maternitas.Jakarta:EGC

Indikasi Tambahan :

Kesempitan panggul yang berat

Neoplasma yang menyumbat jalan lahir

Sumber : Oxorn, H., Forte, W. R.2010.Ilmu Kebidanan: Patologi & Fisiologi Persalinan.

Yogyakarta: Yayasan Essentia Medika

Page 2: Manfes Sectio Caesarea

B. Manifestasi klinis sectio caesarea

Persalinan dengan Sectio Caesaria, memerlukan perawatan yang lebih koprehensif

yaitu: perawatan post operatif dan perawatan post partum. Manifestasi klinis sectio caesarea

menurut Doenges (2001) antara lain :

a. Nyeri akibat ada luka pembedahan

b. Adanya luka insisi pada bagian abdomen

c. Fundus uterus kontraksi kuat dan terletak di umbilicus

d. Aliran lokhea sedang dan bebas bekuan yang berlebihan (lokhea tidak banyak)

e. Kehilangan darah selama prosedur pembedahan kira-kira 600-800ml

f. Emosi labil / perubahan emosional dengan mengekspresikan ketidakmampuan

menghadapi situasi baru

g. Biasanya terpasang kateter urinarius

h. Auskultasi bising usus tidak terdengar atau samar

i. Pengaruh anestesi dapat menimbulkan mual dan muntah

j. Status pulmonary bunyi paru jelas dan vesikuler

k. Pada kelahiran secara SC tidak direncanakan maka bisanya kurang paham

prosedur

Sumber : Doengoes, M. 2001. Rencana Asuhan Keperawatan Maternal / Bayi. Jakarta : EGC

Menurut Prawirohardjo (2007) manifestasi klinis pada klien dengan post sectio

caesarea, antara lain :

l. Kehilangan darah selama prosedur pembedahan 600-800 ml.

m. Terpasang kateter : urine jernih dan pucat.

n. Abdomen lunak dan tidak ada distensi.

o. Bising usus tidak ada.

p. Ketidakmampuan untuk menghadapi situasi baru.

q. Balutan abdomen tampak sedikit noda.

r. Aliran lokhia sedang dan bebas bekuan, berlebihan dan banyak.

Sumber : Prawirohardjo, Sarwono. 2007. Ilmu Kebidanan Jakarta: Yayasan Bina pusaka. 

C. Jenis tindakan sectio caesarea

Secara umum tindakan sectio caesarea dapat dibagi menjadi 3 (tiga) jenis (Mochtar R,

2005), yaitu :

a. Sectio Transperitonealis Profunda

Page 3: Manfes Sectio Caesarea

Merupakan pembedahan yang paling banyak dilakukan dewasa ini dengan insisi di

segmen bawah uterus. Keunggulan atau kelebihan cara ini antara lain sebagai berikut :

a. Perdarahan luka insisi tidak banyak

b. Penjahitan luka lebih mudah

c. Penutupan luka dengan reperitonial yang baik

d. Tumpang tindih dari peritonial Flap baik sekali untuk menahan penyebaran isi

uterus ke rongga peritonium.

e. Perut pada uterus umumnya kuat, sehingga bahaya ruptur uteri tidak besar di

kemudian hari.

Kelemahan / kerugian adalah sebagai berikut :

f. Luka dapat menyebar ke kiri, kanan dan bawah, yang dapat menyebabkan

putusnya arteri uterina.

g. Keluhan pada kandung kemih post operasi tinggi. 

b. Sectio Korporal atau Klasik

Insisi di buat pada korpus uteri, pembedahan ini yang lebih mudah dilakukan,

hanya diselenggarakan apabila ada halangan untuk melakukan sectio caesaria

transperitonialis profunda misalnaya, melekat erat uterus pada dinding perut karena

sectio yang sudah atau insisi segmen bawah uterus megandung bahaya perdarahan

yang banyak

Kelebihan :

1. Mengeluarkan janin lebih cepat.

2. Tidak mengakibatkan komplikasi kandung kemih tertarik.

3. Sayatan bisa diperpanjang paroksimal atau distal.

Kekurangan :

1. Infeksi mudah menyebar secara intra abdominal karena tidak ada

reperitonealisasi yang baik.

2. Untuk persalinan berikutnya sering terjadi ruptur uteri spontan.

3. Sectio Caesarea Peritoneal

Dilakukan tanpa membuka peritonium parietalis, dengan demikian tidak membuka

kavum abdominal. Dulu dilakukan untuk mengurangi bahaya infeksi, akan tetapi

dengan kemajuan pengobatan terhadap infeksi, pembedahan ini jarang di lakukan.

Menurut arah sayatan pada rahim sectio dapat dilakukan sebagai berikut:

a. Sayatan memanjang (longitudinal) menurut Kroning.

b. Sayatan melintang (transversal) menurut Kerr.

Page 4: Manfes Sectio Caesarea

Berdasarkan saat dilakukan sectio caesarea dapat dibagi atas :

a) Sectio primer : direncanakan pada waktu antenatal care.

b) Sectio sekunder : tidak direncakan terlebih dahulu sewaktu sulit.

Sumber : Mochtar, R.2002. Sinopsis Obstetri: Obstetri Fisiologi Obstetri Patologi. Edisi

2.Penerbit Buku Kedokteran. EGC. Jakarta