Manfaat Memahami Cara Pencegahan Dini Dan Pengendalian Terjadinya Thypoid
-
Upload
tutus-prasetyo -
Category
Documents
-
view
34 -
download
2
Transcript of Manfaat Memahami Cara Pencegahan Dini Dan Pengendalian Terjadinya Thypoid
Manfaat Memahami Cara Pencegahan Dini dan Pengendalian Terjadinya Thypoid
Pencegahan utama dalam penyebaran penyakit ini yaitu dengan meningkatkan higiene
sanitasi makanan dan lingkungan seperti membiasakan cuci tangan dengan bersih setelah
BAB dan sebelum makan.
Vaksinasi dengan menggunakan vaksin T.A.B (mengandung basil thypoid dan parathypoid
Adan B yang dimatikan ) yang diberikan subkutan 2 atau 3 kali pemberian dengan interval 10
hari merupakan tindakan yang praktis untuk mencegah penularan demam thypoid. Jumlah
kasus penyakit itu di Indonesia cukup tinggi, yaitu sekitar 358-810 kasus per 100.000
penduduk per tahun. Suntikan imunisasi thypoid boleh dilakukan setiap dua tahun manakala
vaksin oral diambil setiap lima tahun. Bagaimanapun, vaksinasi tidak memberikan jaminan
perlindungan 100 peratus.
Minum air yang telah dimasak. Masak air sekurang-kurangnya lima minit penuh (apabila air
sudah masak, biarkan ia selama lima minit lagi). Buat air batu menggunakan air yang
dimasak. Sekiranya sedang dalam perjalanan, gunakan air botol atau minuman berdesis
berkarbonat tanpa ais. Anda hendaklah lebih berhati-hati dengan ais kacang atau air
batu campur yang menggunakan air hancur, terutama sekali dalam keadaan sekarang. Makan
makanan yang baru dimasak. Jika terpaksa makan di warung, pastikan makanan yang dipesan
khas dan berada dalam keadaan `berasap’ karena baru diangkat dari dapur. Tudung semua
makanan dan minuman agar tidak dihinggapi lalat. Letakkan makanan ditempat tinggi.
Gunakan penyepit, sendok, atau garpu bersih untuk mengambil makanan. Buah-
buahan hendaklah dikupas dan dibilas sebelum dimakan. Cuci tangan dengan sabun dan air
bersih sebelum menyedia atau memakan makanan,membuang sampah sarap, memegang
bahan mentah atau selepas membuang air besar. Anda akan mendapati insiden thypoid
berkurangan dengan amalan ini yang sepatutnya menjadi kewajibansehari - hari dan bukan
hanya musim wabak. Pilih tempat dan pengendali makanan yang bersih. Dalam keadaan
sekarang, adalah baik sekiranya orang ramai mengelak daripada membeli makanan atau
minuman penjaja jalanan terutamanya yang menjual minuman dingin. Bersihkan tempat
pembiakan lalat – lalat. Gunakan tempat yang sempurna. Segeralah periksa ke dokter jika
mengalami tanda-tanda dijangkiti thypoid.Pusat Penelitian Penyakit dari Amerika
Serikat memberikan dua metode bagimelindungi diri anda dari demam thypoid:
a. Rebus, masak, kupas
Hindarkan makanan dan minuman yang beresiko (jajanan jalan). Ini mungkin mengejutkan
anda tetapi melihat apa yang anda makan dan minum terutama saat dalam perjalanan
adalah penting untuk kesehatan .Dengan menghindari makanan beresiko juga
mampu melindungi diri anda dari penyakit seperti kolera/taun, disenteri dan hepatitis A.
b. Dapatkan Vaksin S.Thypi
Jika anda menetap atau dalam perjalanan menuju ke negara yang biasa diserang
wabah demam, anda perlu mempertimbangkan pemberian vaksin demam. Temui dokter jika
ingin mengetahui lebih lanjut tentang pilihan vaksin anda.
Pada pria lebih banyak terpapar dengan kuman S. typhi dibandingkan wanita karena aktivitas
di luar rumah lebih banyak. Semua kelompok umur dapat tertular penyakit thypoid, tetapi
yang banyak adalah golongan umur dewasa. Angka kejadian demam thypoid tidak
dipengaruhi musim, tetapi pada daerah – daerah yang terjadi endemik demam thypoid, angka
kejadian meningkat pada bulan – bulan tertentu. Di Indonesia, angka
kejadian demam thypoid meningkat pada musim kemarau panjang atau awal musim hujan.
Hal ini banyak dihubungkan dengan meningkatnya populasi lalat pada musim tersebut dan
penyediaan air bersih yang kurang memuaskan.Demam thypoid masih merupakan masalah
besar di Indonesia. Penyakit ini di Indonesia bersifat sporadik endemik dan timbul sepanjang
tahun. Kasus demam thypoid di Indonesia,masih cukup tinggi berkisar antara 354-810 /
100.000 penduduk pertahun. Di Palembang dari penelitian retrospektif selama periode 5
tahun ( 1990-1994) didapatkan sebanyak 83kasus ( 21,5 %) penderita demam thypoid dengan
hasil biakan darah salmonella positif dari penderita yang dirawat dengan klinis demam
thypoid. Demam thypoid adalah penyakit yang umum di Indonesia.
Hambatan Yang Akan Timbul Akibat Thypoid
Sebagian besar penderita mengalami penyembuhan sempurna, sebagian akan dorman,
dan sebagian bisa terjadi komplikasi yang dapat membahayakan nyawa, terutama pada
penderita yang tidak mendapat pengobatan atau jika pengobatan yang diberikan tidak
adekuat. Komplikasi yang dapat timbul antara lain:
Perdarahan usus, sekitar 2% penderita demam typhoid mengalaminya. Hal ini terjadi karena
bakteri berusaha masuk ke dalam dinding usus, sehingga terjadi reaksi radang dan pembuluh
darah usus menjadi rapuh dan mudah terjadi pendarahan. Oleh karena itu pada pasien demam
typhoid tidak diperbolehkan mengkonsumsi makanan yang dapat meningkatkan kerja saluran
pencernaan seperti makanan yang keras dan tinggi serat.
Perforasi usus, terjadi pada 1-2% penderita. Menyebabkan nyeri perut yang luar biasa karena
isi usus menyebabkan peradangan pada rongga perut (peritonitis).
Infeksi tulang (osteomyelitis), infeksi katup jantung (endokarditis), infeksi selaput otak
(meningitis), infeksi ginjal dan saluran kemih-kelamin, serta infeksi hati. Hal ini terjadi
karena terjadi bakterimia (bakteri masuk dalam peredaran darah) dan akan menginfeksi organ
di luar usus, dalam hal ini kandung kemih dan hati.
a. Implementasi Pencegahan Dini Dan Pengendalian Terjadinya Thypoid
pencegahan dini dan pengendalian dari terjadinya thypoit
1. Usaha terhadap lingkungan hidup :
a. Penyediaan air minum yang memenuhi
b. Pembuangan kotoran manusia (BAK dan BAB) yang hygiene
c. Pemberantasan lalat.
d. Pengawasan terhadap rumah-rumah dan penjual makanan.
2. Usaha terhadap manusia.
a. Imunisasi
b. Pendidikan kesehatan pada masyarakat : hygiene sanitasi personal hygiene. (Mansjoer,
Arif 1999).
4. Keefektifan Pencegahan Dini Dan Pengendalian Terjadinya Thypoid
Epidemiologi merupakan bidang ilmu pengetahuan yang sasarannya mengupayakan
pencegahan dan penangulangan penyakit tertentu. Pencegahan adalah upaya tindakan yang
dilakukan sebelum kejadian.
Pada dasarnya ada empat tingkatan pencegahan penyakitsecara umum, yakni:
1. Pencegahan tingkat dasar
Pencegahan tingkat dasar (primordial prevention ) adalah usaha mencegah terjadinya risiko
atau mempertahankan risiko rendah dalam masyarakat terhadap penyakit secara umum.
Pencegahan ini meliputi usaha memelihara dan mempertahankan kebiasaan atau pola hidup
yang sudah ada dalam masyarakat yang dapat mencegah meningkatnya risiko terhadap
penyakit dengan melestarikan pola atau kebiasaan hidup sehat yang dapat mencegah atau
mengurangi tingkat risiko terhadap penyakit tertentu atau terhadap berbagai penyakit secara
umum. Sasaran pencegahan tingkat dasar ini terutama kelompok masyarakat usia muda dan
remaja, dengan tidak mengabaikan orang dewasa dan kelompok mannula.
2. Pencegahan tingkat pertama (primery prevention)
Pencegahan tingkat pertama ( primary prevention) merupakan usaha pencegahan penyakit
melalui usaha mengatasi atau mengontrolfaktor-faktor risiko dengansasarn utamanya adalah
orang sehat dari penyakit demam tyoid melalui usaha peningkatan derajat kesehatan secara
umum. Pencegahan tingkat pertama ini didasarkan pada hubungan manusia dengan agent
penyakit demam typoid (S. typhi),lingkungan dan kejadian penyakit. Sasarn pencegahan
tingkat pertama pada demam typoid meliputi yaitu:
a. Sasaran terhadap agent (Salmonella typhi)
· Melakukan penyemprotan terhadap
· Mengurangi dan menghilangkan sumber penyebab dan mengurangi setiap factor
b. Sasaran terhadap lingkungan
· Perbaikan sanitasi lingkungan
· Pemberantasan serangga
· Peningkatan derajat social masyarakat
c. Sasaran terhadap host
· Perbaikan gizi
· Pemberian imunisasi
· Peningkatan ketahanan fisik
3. Pencegahan tingkat kedua (secondary prevention)
Tujuan pencegahan tingkat kedua yaitu mencegah meluasnya penyakit wabah pada pennyakit
menular dan menghentikan proses penyakit lebih lanjut dan mencegah komplikasi. Sasaran
bagi mereka yang terkena penyakit demam typoid meliputi :
a. Pemberian vaksin terhadap mereka terkena penyakit demam typoid. Ada 2 macam
vaksin, yaitu vaksin hidup yang diberikan secara oral (Ty21A) dan vaksin polisakarida Vi
yang diberikan secara intramuskular/disuntikkan ke dalam otot. Menurut FDA Amerika,
efektivitas kedua vaksin ini bervariasi antara 50-80 %.
b. Demam typhoid diobati dengan antibiotika yang dapat membunuh
kumanSalmonella typhi. Sebelum penggunaan antibiotika secara luas, angka kematian dari
penyakit ini mencapai 20%. Kematian umumnya disebabkan oleh komplikasi typhoid antara
lain radang paru paru, perdarahan usus, dan kebocoran usus. Dengan antibiotika yang tepat,
angka kematian dapat ditekan menjadi sekitar 1 sampai 2%. Dengan pengobatan yang pas,
lamanya penyakit pun dapat ditekan menjadi sekitar seminggu.Berdasarkan hasil penelitian
bahwa antibiotika kloramfenikol masih merupakan pilihan utamapengobatan demam typoid
sedangkan seftriakson adalah antibiotika kedua yang digunakan pasien.
c. Pemeriksaan berkala
d. Pencarian penderita secara dini
4. Pencegahan tingkat ketiga (tertiary prevention)
Tujuan utama dari pencegahan ini yaitu mencegah proses penyakit lebih lanjut, mencegah
kecacatan, serta usaha rehabilitasi. Sasaran utama dari pencegahan ini adalahm penderita
penyakit tertentu.
Rehabilitasi adalah usaha pengembalian fungsi fisik, psikologis, dan social seoptimal
mungkin yang meliputi rehabilitasi fisik, rehabilitasi mental dan social.