MANAJEMEN SARANA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN...

103
MANAJEMEN SARANA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI KELOMPOK BISNIS MANAJEMEN KOTA PADANG SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Sebagian Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Oleh DIANA KARTIKA DEWI 17915/2010 JURUSAN ADMINISTRASI PENDIDIKAN FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI PADANG 2014

Transcript of MANAJEMEN SARANA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN...

Page 1: MANAJEMEN SARANA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN ...pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/1_DIANA_KARTIKA... · MANAJEMEN SARANA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH MENENGAH

  

MANAJEMEN SARANA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI KELOMPOK

BISNIS MANAJEMEN KOTA PADANG

SKRIPSI

Diajukan Untuk Melengkapi Sebagian Persyaratan Untuk

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh

DIANA KARTIKA DEWI 17915/2010

JURUSAN ADMINISTRASI PENDIDIKAN FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2014

Page 2: MANAJEMEN SARANA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN ...pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/1_DIANA_KARTIKA... · MANAJEMEN SARANA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH MENENGAH

  

Page 3: MANAJEMEN SARANA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN ...pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/1_DIANA_KARTIKA... · MANAJEMEN SARANA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH MENENGAH

  

Page 4: MANAJEMEN SARANA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN ...pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/1_DIANA_KARTIKA... · MANAJEMEN SARANA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH MENENGAH

  

Page 5: MANAJEMEN SARANA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN ...pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/1_DIANA_KARTIKA... · MANAJEMEN SARANA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH MENENGAH

i  

i  

ABSTRAK

Judul : MANAJEMEN SARANA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI KELOMPOK BISNIS MANJEMEN KOTA PADANG

Penulis : Diana Kartika Dewi NIM/BP : 17915/2010 Jurusan : Administrasi Pendidikan Pembimbing : 1. Dr. Rifma, M.Pd 2. Lusi susanti, S.Pd, M.Pd

Penelitian ini dilatarbelakangi dari hasil pengamatan penulis di Sekolah

Menengah Kejuruan Negeri Kelompok Bisnis Manajemen Kota Padang yang menunjukkan bahwa manajemen sarana pembelajaran belum terlaksana dengan efektif. Rumusan masalah penelitian yang diajukan adalah bagaimanakah manajemen sarana pembelajaran yang ditinjau dari: 1) perencanaan kebutuhan, 2) pengadaan, 3) penyimpanan, 4) inventarisasi, 5) pemeliharaan, 6) penghapusan, 7)pengawasan. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui manjemen sarana pembelajaran, yang ditinjau dari: 1) perencanaan kebutuhan, 2) pengadaan, 3) penyimpanan, 4) inventarisasi, 5) pemeliharaan, 6) penghapusan, 7) pengawasan.

Populasi penelitian ini adalah seluruh guru di SMK Negeri Kelompok Bisnis Manajemen Kota Padang yang bejumlah 120 orang. Jumlah sampel adalah 31 orang dengan menggunakan teknik simple random sampling. Instrumen penelitian yang digunakan berupa angket dalam bentuk skala Likert dengan alternatif jawaban yaitu selalu (SL), sering (SR), kadang-kadang (KD), jarang (JR), dan tidak pernah (TP) yang telah teruji validitas dan reliabilitasnya. Dengan teknik analisa data meggunakan rumus persentase.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa manajemen sarana pembelajaran di SMK Negeri Kelompok Bisnis Manajemen Kota Padang maka didapat hasil sebagai berikut : 1) perencanaan kebutuhan terlaksana kurang baik, yaitu pada persentase (31,71%) responden menyatakan perencanaan kebutuhan selalu dilakukan. 2) pengadaan terlaksana kurang baik, yaitu pada persentase (37,73%) responden menyatakan pengadaan selalu dilakukan. 3) penyimpanan terlaksana kurang baik, yaitu pada persentase (32,24%) responden menyatakan penyimpanan selalu dilakukan. 4) inventarisasi terlaksana kurang baik, yaitu pada persentase (31,44%) responden menyatakan inventarisasi selalu dilakukan. 5) pemeliharaan terlaksana kurang baik, yaitu pada persentase (26,55%) responden menyatakan pemeliharaan selalu dilakukan. 6) penghapusan terlaksana kurang baik, yaitu pada persentase (37,89%) responden menyatakan penghapusan selalu dilakukan. 7) pengawasan terlaksana kurang baik, yaitu pada persentase (29,83%) responden menyatakan pengawasan selalu dilakukan. Secara umum Manajemen Sarana Pembelajaran Di SMK Negeri Kelompok Bisnis Manajemen Kota Padang tidak terlaksana dengan baik, yaitu pada persentase (32,48%) responden yang menyatakan bahwa manajemen sarana pembelajaran selalu dilakukan.

Page 6: MANAJEMEN SARANA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN ...pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/1_DIANA_KARTIKA... · MANAJEMEN SARANA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH MENENGAH

ii  

ii  

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah penulis aturkan kepada Allah SWT, yang maha besar,

maha kaya, maha pemberi rezeki, maha pengasih lagi maha penyayang, sehingga

berkat ridho dan izin dari Allah SWT jua lah maka penulis dapat menyelesaikan

skripsi ini dengan judul “Manajemen Sarana Pembelajaran di Sekolah Menengah

Kejuruan Negeri Kelompok Bisnis Manajemen Kota Padang”.

Skripsi ini ditulis dalam rangka memenuhi persyaratan untuk memperoleh

gelar Sarjana Pendidikan pada Jurusan Administrasi Pendidikan Fakultas Ilmu

Pendidikan Universitas Negeri Padang.

Penulisan skripsi ini terlaksana berkat bantuan dan bimbingan dari berbagai

pihak, baik berupa moril maupun materil. Untuk itu penulis pada kesempatan ini

menyampaikan terima kasih kepada :

1. Rektor Universitas Negeri Padang

2. Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan

3. Ketua Jurusan Administrasi Pendidikan dan Sekretaris Jurusan Administrasi

Pendidikan

4. Ibu Dr. Rifma, M.Pd sebagai pembimbing I dan Ibu Lusi Susanti, S.Pd, M.Pd

sebagai pembimbing II yang penuh perhatian dan kesabaran dalam membimbing

penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

5. Bapak dan Ibu dosen beserta pegawai Jurusan Administrasi Pendidikan yang telah

memberikan ilmu dan motivasi kepada penulis dalam perkuliahan maupun dalam

penulisan skripsi ini.

6. Kepala Dinas Pendidikan Kota Padang.

7. Kepala Sekolah dan Guru Sekolah Menengah Kejuruan Negeri Kelompok Bisnis

Manajemen Kota Padang.

8. Orang tua dan keluarga yang telah memberikan motivasi kepada penulis baik

materil dan moril dalam menyelesaikan studi S1.

Page 7: MANAJEMEN SARANA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN ...pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/1_DIANA_KARTIKA... · MANAJEMEN SARANA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH MENENGAH

iii  

iii  

9. Rekan-rekan angkatan 2010 yang telah banyak memberikan motivasi dan

masukan yang sangat berharga dalam penulisan skripsi ini. Serta kakak-kakak dan

adik-adik keluarga besar Jurusan Administrasi Pendidikan.

10. Semua pihak yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak langsung

membantu penulis dalam rangka menyelesaikan studi dan skripsi ini.

Semoga segala bantuan yang diberikan dibalas oleh Allah SWT, mudah-

mudahan skripsi ini bermanfaat bagi penulis sendiri, sekolah tempat penelitian, dan

Jurusan Administrasi Pendidikan serta pembaca pada umumnya.

Penulis telah berupaya dengan maksimal untuk menyelesaikan skripsi ini,

namun penulis menyadari baik isi maupun penulisan masih belum sempurna untuk itu

kepada pembaca, penulis mengharapkan saran dan kritikan yang sifatnya membangun

demi kesempurnaan di masa yang akan datang.

Padang, April 2014

Diana Kartika Dewi

NIM. 17915

Page 8: MANAJEMEN SARANA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN ...pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/1_DIANA_KARTIKA... · MANAJEMEN SARANA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH MENENGAH

iv  

iv  

DAFTAR ISI

ABSTRAK .................................................................................................................... i

KATA PENGANTAR ................................................................................................. ii

DAFTAR ISI ............................................................................................................... iv

DAFTAR TABEL ...................................................................................................... vi

DAFTAR GAMBAR ................................................................................................. vii

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................ viii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ........................................................................ 1

B. Identifikasi Masalah .............................................................................. 6

C. Batasan Masalah ................................................................................... 6

D. Rumusan Masalah ................................................................................. 7

E. Tujuan Penelitian .................................................................................. 7

F. Pertanyaan Penelitian ............................................................................ 8

G. Kegunaan Penelitian ............................................................................. 8

BAB II KERANGKA TEORI

A. Manajemen Sarana Pembelajaran ....................................................... 10

B. Kegiatan Manajemen Sarana Pembelajaran ........................................ 16

C. Kerangka Konseptual .......................................................................... 33

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Desain Penelitian ................................................................................. 34

B. Definisi Operasional Penelitian .......................................................... 34

C. Populasi dan Sampel ........................................................................... 34

D. Jenis dan Sumber Data ........................................................................ 36

E. Instrumen Penelitian ........................................................................... 36

F. Teknik Analisa Data ............................................................................ 39

BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Data Hasil Penelitian .......................................................... 40

Page 9: MANAJEMEN SARANA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN ...pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/1_DIANA_KARTIKA... · MANAJEMEN SARANA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH MENENGAH

v  

v  

B. Pembahasan Hasil Penelitian .............................................................. 55

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ......................................................................................... 64

B. Saran .................................................................................................... 65

DAFTAR KEPUSTAKAAN .................................................................................... 67

LAMPIRAN

Page 10: MANAJEMEN SARANA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN ...pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/1_DIANA_KARTIKA... · MANAJEMEN SARANA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH MENENGAH

vi  

vi  

DAFTAR TABEL

1. Populasi Guru Sekolah Menengah Kejuruan Negeri Kelompok Bisnis

Manajemen Kota Padang ................................................................................... 35

2. Sampel Penelitian ............................................................................................... 36

3. Perencanaan Kebutuhan Sarana Pembelajaran di Sekolah Menengah

Kejuruan Negeri Kelompok Bisnis Manajemen Kota Padang .......................... 41

4. Pengadaan Sarana Pembelajaran di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri

Kelompok Bisnis Manajemen Kota Padang ...................................................... 42

5. Penyimpanan Sarana Pembelajaran di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri

Kota Padang ....................................................................................................... 44

6. Inventarisasi Sarana Pembelajaran di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri

Kota Padang ....................................................................................................... 45

7. Pemeliharaan Sarana Pembelajaran di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri

Kota Padang ....................................................................................................... 47

8. Penghapusan Sarana Pembelajaran di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri

Kota Padang ....................................................................................................... 49

9. Pengawasan Sarana Pembelajaran di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri

Kota Padang ....................................................................................................... 51

10. Rekapitulasi Persentase Manajemen Sarana Pembelajaran di Sekolah

Menengah Kejuruan Negeri Kelompok Bisnis Manajemen Kota Padang ........ 53

Page 11: MANAJEMEN SARANA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN ...pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/1_DIANA_KARTIKA... · MANAJEMEN SARANA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH MENENGAH

vii  

vii  

DAFTAR GAMBAR

1. Kerangka konseptual Manajemen Sarana Pembelajaran di Sekolah

Menengah Kejuruan Negeri Kelompok Bisnis Manajemen Kota Padang ...... 33

Page 12: MANAJEMEN SARANA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN ...pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/1_DIANA_KARTIKA... · MANAJEMEN SARANA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH MENENGAH

viii  

viii  

DAFTAR LAMPIRAN

1. Kisi-Kisi Instrumen Penelitian ....................................................................... 68

2. Surat Angket Penelitian.................................................................................. 69

3. Petunjuk Pengisian Angket Penelitian ............................................................ 70

4. Angket Penelitian ........................................................................................... 71

5. Rekapitulasi Data Hasil Uji Coba .................................................................. 76

6. Uji Validitas Uji Coba Angket Penelitian ...................................................... 77

7. Uji Reliabilitas Uji Coba Angket Penelitian .................................................. 79

8. Skor Mentah Hasil Penelitian ........................................................................ 83

9. Tabel nilai rho Spearman ............................................................................... 84

10. Tabel Nilai-Nilai Product Moment ................................................................ 85

11. Surat Izin Penelitian Jurusan .......................................................................... 86

12. Surat Izin Penelitian dinas Pendidikan ........................................................... 87

13. Surat Balasan Penyebaran Angket SMK 2 ..................................................... 88

14. Surat Balasan Penyebaran Angket SMK 3 ..................................................... 89

Page 13: MANAJEMEN SARANA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN ...pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/1_DIANA_KARTIKA... · MANAJEMEN SARANA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH MENENGAH

1  

1  

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sekolah merupakan suatu organisasi pendidikan yang sangat menentukan

keberhasilan tujuan pendidikan. Sekolah sebagai tempat berlangsungnya aktivitas

pendidikan memiliki andil yang besar dalam pencapaian tujuan pendidikan

melalui jalur formal, namun sekolah saja belum cukup. Pendidikan sebagai sistem

dimana dalam mencapai tujuan pendidikan dipengaruhi oleh berbagai komponen

yang saling berkaitan dan saling memberikan kontribusi satu sama lain terhadap

proses penyelenggaraan pendidikan yang akhirnya bermuara pada pencapaian

tujuan pendidikan.

Sarana pembelajaran merupakan instrumen penting dalam pendidikan dan

menjadi satu dari delapan Standar Nasional Pendidikan. begitu pentingnya sarana

pembelajaran sehingga setiap institusi berlomba-lomba untuk memenuhi standar

sarana pembelajaran demi meningkatkan kualitas proses pembelajaran. Tidak itu

saja, kelengkapan sarana pembelajaran merupakan salah satu daya tarik bagi

calon peserta didik.

Sarana pembelajaran sebagai salah satu komponen instrumentall input

pendidikan memiliki peran penting dalam pencapaian tujuan pendidikan.

Dikatakan penting karena sarana pembelajaran merupakan fasilitas penunjang

proses pendidikan dalam pencapaian tujuan pendidikan. Guru yang handal

sekalipun tidak akan mampu menjalankan proses pendidikan dengan efektif,

tanpa didukung oleh sarana pembelajaran yang memadai. Penyelenggaraan proses

Page 14: MANAJEMEN SARANA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN ...pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/1_DIANA_KARTIKA... · MANAJEMEN SARANA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH MENENGAH

2  

2  

pendidikan sangat membutuhkan sarana pembelajaran untuk mendukung jalannya

proses pendidikan.

Mengingat pentingnya sarana pembelajaran dalam pencapaian tujuan

pendidikan, maka sudah tentu sarana pembelajaran perlu mendapatkan perhatian

yang khusus baik dari sekolah maupun pemerintah. Penting bagi pemerintah

supaya lebih mempertimbangkan kebutuhan setiap sekolah untuk memperoleh

fasilitas yang memadai, supaya proses pendidikan dapat berlangsung dengan

efektif. Namun yang tak kalah pentingnya adalah manajemen sarana

pembelajaran oleh sekolah tersebut. Sebanyak apapun pemerintah memfasilitasi

sebuah sekolah dengan sarana pembelajaran yang bagus, tidak akan dapat

dimanfaatkan secara optimal, apabila sekolah tidak dapat memanajemennya

dengan baik. Sehubungan dengan pentingnya sarana pembelajaran, juga perlu

dikelola dengan baik dan tepat sehingga dapat difungsikan sebagaimana mestinya

dan dapat bertahan lama.

Sayangnya, sarana pembelajaran di sekolah tidak dikelola dengan

pengetahuan yang cukup sehingga sering terjadi ketidaktepatan dalam

pengelolaan. Ketidaktepatan pengelolaan sarana pembelajaran menyangkut

perencanaan kebutuhan, cara pengadaan, penyimpanan, inventarisasi,

pemeliharaan, penghapusan dan pengawasan. Bahkan, banyak pengelola yang

kurang memahami standar dari sarana pembelajaran yang dibutuhkan. Beberapa

kasus membuktikan banyak sarana yang dibeli, padahal bukan menjadi skala

prioritas utama suatu lembaga pendidikan. hal yang paling tragis dan sering

terjadi dalam budaya kita adalah mampu membeli tetapi tidak mampu menjawab.

Page 15: MANAJEMEN SARANA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN ...pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/1_DIANA_KARTIKA... · MANAJEMEN SARANA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH MENENGAH

3  

3  

Kegiatan manajemen sekolah perlu dilengkapi sarana pembelajaran yang

memadai. Ketersediaan sarana pembelajaran sangat membantu jalannya kegiatan

ini, baik dari segi kualitas maupun kuantitasnya seperti komputer, kertas, tinta dan

lain sebagainya. Seandainya sarana ini tidak ada, kegiatan manajemen sekolah

tidak akan berjalan dengan efektif.

Disamping itu, proses pembelajaran sebagai kegiatan kurikuler juga

memerlukan sarana pembelajaran yang memadai. Sarana merupakan barang atau

benda yang secara langsung menunjang terlaksananya proses pendidikan.

Kelengkapan sarana sangat membantu ketercapaian tujuan pendidikan. Sarana

yang memadai dibutuhkan dalam kegiatan pembelajaran, seperti kursi, meja,

papan, tulis, buku pelajaran dan media pelajaran. Seandainya sarana tersebut tidak

ada atau tidak memadai proses pembelajaran tidak dapat berjalan efektif. Sebagai

contoh siswa tidak memiliki buku pegangan dalam mengikuti pembelajaran. Hal

ini bisa menyebabkan proses pembelajaran hanya berjalan satu arah, karena siswa

kurang menguasai materi pelajaran dan mereka hanya menerima apa yang

disampaikan guru.

Begitu pula dengan penggunaan media pembelajaran sangat membantu

tercapainya proses pembelajaran yang efektif. Namun cenderung guru tidak

menvariasikan penggunaan media pembelajaran, sehingga proses pembelajaran

menjadi monoton, siswa mudah bosan dan pada akhirnya mereka sulit untuk

menyerap materi pelajaran.

Bukan hanya jenis sarana pembelajaran yang disediakan di sekolah, tapi

manajemennya juga mempunyai pengaruh terhadap proses pembelajaran.

Page 16: MANAJEMEN SARANA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN ...pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/1_DIANA_KARTIKA... · MANAJEMEN SARANA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH MENENGAH

4  

4  

Keterbatasan atau tidak memadainya sarana pembelajaran akan menghambat

jalannya proses pembelajaran. Demikian pula manajemen yang kurang tepat akan

mengurangi kegunaan sarana pembelajaran tersebut, meskipun sarana

pembelajaran tersebut dalam keadaaan baru.

Manajemen sarana pembelajaran perlu mendapatkan perhatian yang lebih,

karena dengan manajemen yang baik dan tepat, maka sarana pembelajaran yang

ada dapat ditata, diatur dan difungsikan sesuai dengan fungsinya masing-masing.

Untuk itu perlunya manajemen sarana pembelajaran. Maksud manajemen di sini

adalah bagaimana suatu sekolah berhasil mendapatkan dan memanfaatkan sarana

pembelajaran dalam usaha mewujudkan tujuan pendidikan.

Manajemen sarana pembelajaran yang efektif dapat dilihat dari prosesnya,

seperti adanya analisis dan penyususan rencana kebutuhan, pengadaan sarana

pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan sekolah, anak didik dan guru yang

akan memakainya. Penyimpanan sarana pembelajaran sesuai dengan prosedur dan

fungsinya, sehingga dapat bertahan lama. Inventarisasi sarana pembelajaran yang

baik dan pemeliharaannya sesuai dengan pedoman yang ada, seperti system

pencatatan yang tepat sehingga mudah dikerjakan. Penghapusan yang baik serta

pengawasan.

Namun berdasarkan hasil pengamatan penulis di Sekolah Menengah

Kejuruan Negeri Kelompok Bisnis Manajemen Kota Padang, terlihat manajemen

sarana pembelajaran masih kurang. Hal ini terlihat dari beberapa fenomena,

diantaranya :

Page 17: MANAJEMEN SARANA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN ...pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/1_DIANA_KARTIKA... · MANAJEMEN SARANA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH MENENGAH

5  

5  

1. Guru tidak diikutsertakan dalam penyusunan rencana kebutuhan akan sarana

pembelajaran. Pengadaannya berdasarkan proyek dari pemerintah, sehingga

sarana yang ada kurang sesuai dengan yang dibutuhkan oleh guru seperti buku

penunjang.

2. Masih ada sekolah yang memiliki sarana pembelajaran yang kurang memadai.

Seperti media pembelajaran, peralatan, sumber belajar, dan buku-buku di

perpustakaan.

3. Masih ada sekolah yang belum mempunyai tempat penyimpanan sarana

pembelajaran sehingga penempatannya tidak beraturan.

4. Belum lengkap dan belum dimanfaatkan kartu inventaris barang. Hal ini dapat

dilihat pada setiap ruangan (kelas, ruang majelis guru dan ruang tata usaha)

tidak ada kartu inventaris barang. Tanpa kartu ini manajemen barang kurang

efektif, karena dengan kartu ini dapat dilihat keadaan atau kondisi barang,

sehingga akan mempermudah pengontrolan dan pengecekan kembali barang.

5. Masih ada sekolah yang telah memiliki sarana pembelajaran memadai tetapi

pemanfaatannya belum efektif.

6. Masih ada sekolah yang memakai sarana pembelajaran yang seharusnya sudah

dihapuskan.

7. Masih ada sekolah yang tidak melakukan terhadap sarana pembelajaran

diamana belum objektif dan belum berorientasi pada tujuan serta belum

berdasarkan standar yang efektif.

Page 18: MANAJEMEN SARANA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN ...pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/1_DIANA_KARTIKA... · MANAJEMEN SARANA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH MENENGAH

6  

6  

Kondisi tersebut, mendorong penulis untuk melaksanakan penelitian

tentang “Manajemen Sarana Pembelajaran Di Sekolah Menengah Kejuruan

Negeri Kelompok Bisnis Manajemen Kota Padang”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan pengamatan penulis di lapangan, penulis mendapatkan bahwa

manajemen sarana pembelajaran kurang efektif dilakukan, hal ini dapat

diidentiikasi sebagai berikut:

1. Perencanaan kebutuhan terhadap sarana pembelajaran yang ada di

sekolah.

2. Pengadaan terhadap sarana pembelajaran yang ada di sekolah.

3. Penyimpanan terhadap sarana pembelajaran yang ada di sekolah.

4. Inventarisasi terhadap sarana pembelajaran yang ada di sekolah.

5. Pemeliharaan terhadap sarana pembelajaran yang ada di sekolah.

6. Penghapusan terhadap sarana pembelajaran yang ada di sekolah.

7. Pengawasan terhadap sarana pembelajaran yang ada di sekolah.

8. Tujuan sarana pembelajaran yang ada di sekolah.

9. Jenis sarana pembelajaran yang ada di sekolah.

10. Klasifikasi sarana pembelajaran.

C. Batasan Masalah

Mengingat begitu luasnya permasalahan ini karena masalah ini yang

paling dominan, maka penelitian ini dibatasi hanya meneliti mengenai manajemen

sarana pembelajaran yang ada di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri Kelompok

Bisnis Manajemen Kota Padang. Manajemen sarana pembelajaran akan dilihat

Page 19: MANAJEMEN SARANA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN ...pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/1_DIANA_KARTIKA... · MANAJEMEN SARANA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH MENENGAH

7  

7  

dari: perencanaan kebutuhan, pengadaan, penyimpanan, inventarisai,

pemeliharaan, penghapusan dan pengawasan.

D. Rumusan Masalah

Sesuai dengan pembatasan masalah di atas, maka rumusan masalah dalam

penelitian ini yaitu “Bagaimana manajemen sarana pembelajaran di Sekolah

Menengah Kejuruan Negeri Kelompok Bisnis Manajemen Kota Padang”.

E. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui informasi tentang:

1. Perencanaan kebutuhan sarana pembelajaran di Sekolah Menengah Kejuruan

Negeri Kelompok Bisnis Manajemen Kota Padang

2. Pengadaan sarana pembelajaran di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri

Kelompok Bisnis Manajemen Kota Padang

3. Penyimpanan sarana pembelajaran di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri

Kelompok Bisnis Manajemen Kota Padang

4. Inventarisasi sarana pembelajaran di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri

Kelompok Bisnis Manajemen Kota Padang

5. Pemeliharaan sarana pembelajaran di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri

Kelompok Bisnis Manajemen Kota Padang

6. Penghapusan sarana pembelajaran di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri

Kelompok Bisnis Manajemen Kota Padang

7. Pengawasan sarana pembelajaran di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri

Kelompok Bisnis Manajemen Kota Padang

Page 20: MANAJEMEN SARANA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN ...pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/1_DIANA_KARTIKA... · MANAJEMEN SARANA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH MENENGAH

8  

8  

F. Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian di atas, maka yang menjadi pertanyaan

penelitian ini adalah:

1. Bagaimana perencanaan kebutuhan sarana pembelajaran di Sekolah

Menengah Kejuruan Negeri Kelompok Bisnis Manajemen Kota Padang?

2. Bagaimana pengadaan sarana pembelajaran di Sekolah Menengah Kejuruan

Negeri Kelompok Bisnis Manajemen Kota Padang?

3. Bagaimana penyimpanan sarana pembelajaran di Sekolah Menengah

Kejuruan Negeri Kelompok Bisnis Manajemen Kota Padang?

4. Bagaimana inventarisasi sarana pembelajaran di Sekolah Menengah Kejuruan

Negeri Kelompok Bisnis Manajemen Kota Padang?

5. Bagaimana pemeliharaan sarana pembelajaran di Sekolah Menengah

Kejuruan Negeri Kelompok Bisnis Manajemen Kota Padang?

6. Bagaimana penghapusan sarana pembelajaran di Sekolah Menengah Kejuruan

Negeri Kelompok Bisnis Manajemen Kota Padang?

7. Bagaimana pengawasan sarana pembelajaran di Sekolah Menengah Kejuruan

Negeri Kelompok Bisnis Manajemen Kota Padang?

G. Kegunaan Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi bagi :

1. Kepala Sekolah Menengah Kejuruan Negeri Kelompok Bisnis Manajemen

Kota Padang sebagai masukan untuk peningkatan manajemen sarana

pembelajaran di sekolah.

Page 21: MANAJEMEN SARANA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN ...pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/1_DIANA_KARTIKA... · MANAJEMEN SARANA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH MENENGAH

9  

9  

2. Semua guru Sekolah Menengah Kejuruan Negeri Kelompok Bisnis

Manajemen Kota Padang untuk lebih dapat meningkatkan sarana

pembelajaran di sekolah agar dapat membantu pelaksanaan pembelajaran di

sekolah.

3. Pengawas sekolah memberi pembinaan terhadap kepala sekolah dan guru

dalam manajemen sarana pembelajaran dalam upaya peningkatan mutu

pendidikan di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri Kelompok Bisnis

Manajemen Kota Padang.

Page 22: MANAJEMEN SARANA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN ...pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/1_DIANA_KARTIKA... · MANAJEMEN SARANA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH MENENGAH

10  

10  

BAB II KAJIAN TEORI

A. Manajemen Sarana Pembelajaran

1. Pengertian Manajemen

Secara etimologis, manajemen dalam istilah bahasa Inggris berasal

dari kata to manage yang artinya mengatur. Pengaturan dilakukan melalui

proses dan diatur berdasarkan urutan dari fungsi-fungsi manajemen tersebut.

Jadi manajemen merupakan suatu proses untuk mewujudkan tujuan yang

diinginkan.

Menurut G.R Terry dalam Malayu (2001:2)

Manajemen adalah suatu proses yang khas yang terdiri dari tindakan-tindakan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai sarana-sarana yang telah ditentukan melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya. Kemudian Malayu (2001:3) mengemukakan bahwa “manajemen

adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan SDM dan sumber-sumber

lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan tertentu. Sedangkan

Noviardi (2003:19) mengemukakan manajemen adalah suatu proses social

yang berkenaan dengan keseluruhan usaha manusia serta sumber lainnya

menggunakan metode yang efisien dan efektif untuk mencapai tujuan yang

telah ditentukan sebelumnya.

Page 23: MANAJEMEN SARANA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN ...pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/1_DIANA_KARTIKA... · MANAJEMEN SARANA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH MENENGAH

11  

11  

Dari berbagai pengertian manajemen oleh para ahli, maka dapat

diambil kesimpulan bahwa manjemen merupakan serangkaian kegiatan

pengaturan yang dilakukan dan pemanfaatan sumber daya manusia dan

sumber daya lainnya yang ada dengan menerapkan fungsi-fungsi manajemen

untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

2. Pengertian Sarana Pembelajaran

Sarana pembelajaran merupakan salah satu komponen pendidikan ikut

mendukung dalam keberhasilan proses pendidikan. Sarana pembelajaran

dapat membantu dan memudahkan guru dalam melaksanakan proses

pengajaran di sekolah. Menurut Mulyasa (2002:49) sarana pembelajaran

adalah peralatan dan perlengkapan yang secara langsung dipergunakan untuk

menunjang proses pendidikan, khususnya proses belajar mengajar, seperti

meja, kursi, serta alat-alat dan media pengajaran.

Menurut Hendayat Soetopo (1982:183) sarana pembelajaran meliputi

peralatan dan perlengkapan yang langsung digunakan dalam proses

pendidikan. Sedangkan menurut Depdiknas dalam Barnawi dan Arifin

(2012:47), sarana pembelajaran adalah semua perangkat peralatan, bahan, dan

perabot yang secara langsung digunakan dalam proses pembelajaran di

sekolah.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah No 19 Tahun 2005 tentang Standar

Nasional Pendidikan yang menyangkut standar sarana dan prasarana

pendidikan secara nasional pada Bab VII Pasal 42 dengan tegas disebutkan

bahwa : setiap satuan pendidikan wajib memiliki sarana yang meliputi

Page 24: MANAJEMEN SARANA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN ...pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/1_DIANA_KARTIKA... · MANAJEMEN SARANA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH MENENGAH

12  

12  

perabot, peralatan pendidikan, media pendidikan, buku dan sumber belajar

lainnya, bahan habis pakai, serta perlengkapan lain yang diperlukan untuk

menunjang proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan.

Dari beberapa pendapat di atas dapat diambil kesimpulan sarana

adalah benda/barang yang digunakan dalam pelaksanaan kegiatan yang

menunjang secara langsung proses pembelajaran dan mencapai tujuan,

contohnya dalam pelaksanaan pembelajaran adalah kursi, meja, papan tulis,

buku pelajaran dan sebagainya.

3. Pengertian Manajemen Sarana Pembelajaran

Mulyasa (2002:50) menyatakan manajemen sarana pembelajaran

bertugas untuk mengatur dan menjaga sarana pembelajaran agar dapat

memberikan kontribusi secara optimal dan berarti ada jalannya proses

pendidikan. Ibrahim Bafadal (2002:9) mengemukakan manajemen

pembelajaran adalah sebagai suatu proses kegiatan dalam rangka mengatur,

menata dan mengorganisir secara sistematik dan berdayaguna semua sarana

pembelajaran yang ada menurut fungsinya masing-masing dalam rangka

menunjang pencapaian tujuan secara efektif dan efisien.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa

manajemen fasilitas yang diperlukan pada kegiatan proses pembelajaran

seperti meja, alat-alat dan media pengajaran agar tercapainya tujuan

pendidikan yang berjalan lancar, teratur, efektif dan efisien.

Page 25: MANAJEMEN SARANA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN ...pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/1_DIANA_KARTIKA... · MANAJEMEN SARANA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH MENENGAH

13  

13  

4. Pentingnya Manajemen sarana Pembelajaran

Manajemen sangat penting bagi suatu organisasi karena tidak ada

satupun organisai yang tidak melakukan kegiatan manajemen, baik

manajemen sumber daya manusia maupun manajemen pembelajaran.

Depdiknas (2007:10) menyatakan bahwa sumber organisasi yang berupa

manusia, sarana pembelajaran dan sebagainya harus diorganisasikan,

diinteraksikan dan dikoordinasikan serta diarahkan demi tercapainya tujuan

organisasi. Kemudian Handoko (1999:6) menguraikan bahwa ada tiga alasan

utama diperlukannya manajemen yaitu:

a. Manajemen dibutuhkan untuk mencapai tujuan organisasi dan pribadi.

b. Manajemen dibutuhkan untuk menjaga keseimbangan antara tujuan-

tujuan, sasaran-sasaran, kegiatan-kegiatan yang saling bertentangan dari

pihak-pihak yang saling berkepentingan dalam organisasi, antara

bendahara dan sekretaris.

c. Dengan adanya manajemen diharapkan efektivitas dan efisiensi dalam

pencapaian tujuan organisasi akan terwujud.

5. Tujuan Manajemen Sarana Pembelajaran

Menurut Syahril (2008:5) , tujuan manajemen sarana pembelajaran

adalah:

a. Menunjang pembangunan nasional secara tepat dan berdayaguna.

Pendidikan harus menjadi input yang baik bagi pembangunan. Hal ini

sesuai dengan fungsi sarana dan prasarana sebagai unsur penunjang dalam

pelaksanaan kegiatan.

Page 26: MANAJEMEN SARANA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN ...pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/1_DIANA_KARTIKA... · MANAJEMEN SARANA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH MENENGAH

14  

14  

b. Untuk melihat dan mengetahui kekayaan suatu organisasi dalam bentuk

material atau barang-barang yang memungkinkan dapat dinilai dengan

uang.

c. Untuk melihat dan mengatahui inventarisasi barang-banrang milik suatu

organisasi atau instansi dalam berbagai bentuk baik jenis, jumlah, keadaan

maupun kualitasnya.

d. Untuk mengetahui apakah barang-barang tersebut benar-benar sudah

dimanfaatkan secara tepat.

e. Untuk mengetahui efisiensi pendayagunaan keuangan Negara baik yang

bersumber dari anggaran rutin, anggaran pembangunan maupun dari

masyarakat.

f. Untuk bahan masukan dalam pertimbangan dalam penyusunan

kebijaksanaan di bidang pendidikan dalam rangka pembangunan

pendidikan pada tahun-tahun yang akan datang.

Selanjutnya Ibrahim Bafadal (2002:5), menguraikan tujuan

manajemen sarana pembelajaran sebagai berikut:

a. Mengupayakan pengadaaan sarana pembelajaran melalui sistem

perencanaan yang hati-hati dan seksama.

b. Mengupayakan pemakaian sarana pembelajaran secara tepat dan efisien.

c. Pengupayakan pemeliharaan dan penyimpanan sarana sehingga

keberadaannya selalu dalam kondisi siap pakai dalam setiap diperlukan.

Hanafi dikutip Mulyasa (2001:58) bahwa tujuan manajemen sarana

pembelajaran adalah “untuk meningkatkan unjuk kerja dan proses

Page 27: MANAJEMEN SARANA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN ...pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/1_DIANA_KARTIKA... · MANAJEMEN SARANA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH MENENGAH

15  

15  

pembelajaran, menekankan pengeluaran biaya perbaikan dan perencanaan

biaya secara efektif”. Jadi tujuan adanya manajemen terhadap sarana

pembelajaran tersebut bermanfaat sekali terhadap sekolah dan pemakaiannya

dalam upaya pencapaian tujuan sekolah secara efektif dan efisien.

6. Komponen Sarana Dan Prasarana Pendidikan

Standar sarana pembelajaran berdasarkan Peraturan Menteri

Pendidikan Nasional Nomor 24 Tahun 2007 mencakup : kriteria minimum

sarana yang terdiri dari perabot, peralatan pendidikan, media pendidikan,

buku dan sumber belajar lainnya, teknologi informasi dan komunikasi, serta

perlengkapan lain yang wajib dimiliki oleh setiap sekolah/madrasah,

Sarana pendidikan berdasarkan fungsinya dapat dibedakan menjadi :

a. Alat pelajaran

Alat pelajaran adalah alat-alat yang digunakan untuk rekam-merekam

bahan pelajaran atau alat pelaksanaan kegiatan.

b. Alat peraga

Alat peraga adalah segala macam alat yang digunakan untuk

meragakan objek atau materi pelajaran.

Alat peraga dibedakan menjadi dua macam, yaitu:

1) Alat peraga sebenarnya

2) Alat peraga tiruan

Page 28: MANAJEMEN SARANA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN ...pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/1_DIANA_KARTIKA... · MANAJEMEN SARANA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH MENENGAH

16  

16  

c. Media pendidikan

Media adalah sesuatu (apapun) yang di dalamnya terkandung pesan

(message) komunikasi, merupakan saluran (perantara) komunikasi.

B. Kegiatan Manajemen Sarana Pembelajaran

Untuk menunjang pelaksanaan pendidikan diperlukan fasilitas pendukung

yang sesuai dengan tujuan kurikulum. Dalam mengelola fasilitas, agar

mempunyai manfaat yang tinggi diperlukan aturan yang jelas serta pengetahuan

dan keterampilan personel sekolah dalam manajemen sarana pembelajaran

tersebut.

Pada pengertian manajemen sarana pembelajaran sebagaimana yang telah

diuraikan, terkandung proses yang harus dilalui dalam melaksanakan manajemen

sarana pembelajaran. Secara sederhana proses tersebut meliputi perencanaan,

pengadaan, penyimpanan, inventarisasi, pemeliharaan, penghapusan, dan

pengawasan sarana pembelajaran yang digunakan untuk menujang pendidikan

agar tujuan pendidikan yang telah ditetapkan tercapai secara efektif dan efisien.

Namun demikian, beberapa ahli memberikan uraian teori tentang proses

manajemen yang nampaknya berbeda-beda.

Ibrahim Bafadal (2008:2) menyatakan bahwa proses atau fungsi-fungsi

manajemen sarana pembelajaran pendidikan terdiri dari: (1) pengadaan, (2)

pendistribusian,(3) penggunaan dan pemeliharaan, (4) inventarisasi, dan (5)

penmghapusan. Berbeda dengan Ibrahim Bafadal, Suharsimi Arikunto (1993:81),

menyatakan sarana pembelajaran meliputi: (1) perencanaan, (2) pengadaan, (3)

Page 29: MANAJEMEN SARANA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN ...pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/1_DIANA_KARTIKA... · MANAJEMEN SARANA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH MENENGAH

17  

17  

pengaturan, (4) penggunaan, (5) penyingkiran, dan (6) dasar pengetahuan

mengenai perpustakaan.

Soetjipto dan Raflis Kosasi (2007:170), menyatakan bahwa kegiatan

dalam manajemen sarana pembelajaran meliputi: (1) perencanaan kebutuhan, (2)

pengadaan, (3) penyimpanan, (4) inventarisasi, (5) pemeliharaan, (6)

penghapusan, dan (7) pengawasan. Sedangkan Ary Gunawan (2002:116)

menyebutkan bahwa kegiatan manajemen sarana pembelajaran meliputi: (1)

perencanaan pengadaan barang, (2) prakualifikasi rekanan, (3) pengadaan barang,

(4) penyimpanan, inventarisasi, penyaluran, (5) pemeliharaan, rehabilitasi, (6)

penghapusan dan pemusnahan, dan (7) pengendalian.

Dari proses manajemen sarana pembelajaran yang telah dikemukakan,

penulis berpendapat sama dengan apa yang telah dikemukakan oleh Soetjipto dan

Raflis Kosasi bahwa proses manajemen sarana pembelajaran meliputi:

perencanaan, pengadaan, penyimpanan, iventarisasi, pemeliharaan, penghapusan,

dan pengawasan.

Proses manajemen sarana pembelajaran tersebut di atas dipakai sebagai

indikator untuk mengukur tingkat manajemen sarana pembelajaran di sekolah.

Adapun penjelasan dari fungsi-fungsi manajemen tersebut adalah:

1. Perencanaan Kebutuhan

Suatu kegiatan perlu direncanakan terlebih dahulu agar dapat berjalan

dengan lancar. Begitu pula manajemen sarana pembelajaran perlu

direncanakan apa yang akan dibutuhkan agar terhindar dari kesalahan dan

kegagalan yang tidak diinginkan.

Page 30: MANAJEMEN SARANA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN ...pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/1_DIANA_KARTIKA... · MANAJEMEN SARANA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH MENENGAH

18  

18  

Philip H. Coomb yang dikutip oleh Gunawan (2002:118) berpendapat

bahwa:

Perencanaan pendidikan dalam arti yang seluas-luasnya, adalah penggunaan analisis yang bersifat rasional dan sistematik terhadap proses pengembangan pendidikan yang bertujuan untuk menjadikan pendidikan itu lebih efektif dan efisien dalam menanggapi kebutuhan dan tujuan siswa-siswa serta tujuan dan kebutuhan masyarakat.

Dari pendapat di atas dapat dimaknai bahwa analisis kebutuhan perlu

dilakukan agar sarana dan prasarana yang akan disediakan sesuai dengan

kebutuhan baik dari segi jenis barang maupun jumlahnya, sehingga proses

pendidikan dapat berjalan dengan efektif. Perencanaan pembelajaran yang

baik adalah menyususn daftar keperluan sarana pembelajaran yang

dibutuhkan berdasarkan prioritas dan urgensi keperluannya serta perhitungan

daftar perkiraan biaya untuk pemenuhannya berdasarkan prioritas.

Kegiatan dalam penyusunan rencana kebutuhan meliputi:

a. Analisis kebutuhan merupakan kegiatan yang dilakukan untuk

mengidentifikasi sarana pembelajaran yang dibutuhkan dalam pelaksanaan

kegiatan dengan mempedomani standarisasi barang, standarisasi

kebutuhan dan standarisasi harga. Analisi kebutuhan sarana pembelajaran

mengacu kepada standarisasi sarana pembelajaran yang ditetapkan.

Analisis kebutuhan dapat dilakukan secara:

1) Analisis kebutuhan kualitatif dilakukan berdasarkan kegiatan yang

dilaksanakan

Page 31: MANAJEMEN SARANA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN ...pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/1_DIANA_KARTIKA... · MANAJEMEN SARANA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH MENENGAH

19  

19  

2) Analisis kebutuhan kualitatif dilakukan berdasarkan volume dan

frekuensi

b. Identifikasi data sarana yang ada dan masih dapat dipergunakan

c. Penetapan skala prioritas

d. Menyusun rencana kebutuhan berdasarkan skala prioritas

Dalam perencanaan kebutuhan, menurut Gunawan (2002:130),

direncanakan dalam urutan sebagai berikut:

a. Menyusun daftar keperluan sarana pembelajaran berdasarkan analisis

kebutuhan/kegiatan masing-masing satuan organisasi, sambil

memperhatikan sarana pengajaran/alat-alat yang masih ada dan masih

dapat dipakai selama minimum satu tahun lagi.

b. Menyusun daftar perkiraan biaya/harga sarana pembelajaran/alat-alat yang

diperlukan berdasarkan standar yang telah ditetapkan.

c. Menetapkan skala prioritas pengadaannya berdasarkan dana yang tersedia

serta urgensi kebutuhannya.

Dapat disimpulkan perencanaan yang baik adalah perencanaan yang

selalu memperhatikan analisa kebutuhan skala prioritas sesuai dengan dana

yang tersedia dan adanya peran serta dari warga sekolah, seperti guru. Hal ini

disebabkan guru lebih mengetahui sarana yang sesuai dengan proses

pembelajaran. Hal ini senada dengan pendapat Mulyasa (2002:82) efektivitas

berkaitan dengan terlaksananya semua tugas pokok, tercapainya tujuan,

ketepatan waktu dan adanya partisipasi aktif dari anggota.

Page 32: MANAJEMEN SARANA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN ...pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/1_DIANA_KARTIKA... · MANAJEMEN SARANA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH MENENGAH

20  

20  

2. Pengadaan

Pengadaan merupakan kegiatan yang dilakukan untuk menyediakan

sarana pembelajaran yang diperlukan untuk menunjang pelaksanaan tugas-

tugas sekolah. “Sutjipto dan Basori (2000:95), mengemukakan “pengadaan

adalah kegiatan untuk menghadirkan perlengkapan di sekolah”. Sejalan

dengan pendapat Ibrahim Bafadal (2008:30), bahwa: “Pengadaan

perlengkapan pendidikan pada dasarnya merupakan upaya merealisasikan

rencana pengadaan perlengkapan yang telah disusun sebelumnya”.

Menurut Ary Gunawan (2002:135) pengadaan adalah kegiatan yang

dilakukan untuk menyediakan semua jenis sarana pembelajaran persekolahan

yang sesuai dengan kebutuhan dalam rangka mencapai tujuan yang telah

ditetapkan. Dalam konteks persekolahan, pengadaan merupakan segala

kegiatan yang dilakukan dengan cara menyediakan semua keperluan barang

atau jasa berdasarkan hasil perencanaan dengan maksud untuk menunjang

kegiatan pembelajaran agar berjalan secara efektif dan efisien sesuai dengan

tujuan yang diinginkan.

Pengadaan sarana pembelajaran merupakan salah satu fungsi

operasional dalam manajemen sarana pembelajaran persekolahan. Fungsi ini

pada hakikatnya merupakan serangkaian kegiatan untuk menyediakan sarana

pembelajaran persekolahan sesuai dengan kebutuhan, baik berkaitan dengan

jenis dan spesifikasi, jumlah, waktu maupun tempat, dengan harga dan

sumber yang dapat dipertanggungjawabkan.

Page 33: MANAJEMEN SARANA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN ...pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/1_DIANA_KARTIKA... · MANAJEMEN SARANA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH MENENGAH

21  

21  

Depdiknas (2007:30), mengemukakan bahwa pengadaaan sarana

dapat dilakukan dengan cara :

a. Membeli yaitu kegiatan yang dilakukan untuk mengalihkankepemilikan

barang dari satu pihak kepada pihak lainnya dengan cara menukar barang

dengan uang. Kegiatan membeli dapat dilakukan melalui lelang,

penunjukan langsung, dan pembelian.

b. Hibah yaitu pengalihan kepemilikan barang dari satu pihak kepada pihak

lain tanpa memberikan penggantian.

c. Hadiah yaitu pengalihan kepemilikan barang dari satu pihak kepada pihak

lain yang merupakan penghargaan atas tindakan yang dilakukan.

d. Menyewa yaitu pemanfaatan barang milik orang/instansi lain selama

jangka waktu tertentu dengan imbalan tertentu.

e. Menukar yaitu pengalihan kepemilikan barang dari satu puhak kepada

pihak lain dengan memberikan penggantian yang seimbang.

f. Pinjam pakai yaitu pengalihan penggunaan barang dari satu pihak kepada

pihak lain dalam jangka waktu tertentu tanpa memberikan imbalan

tertentu.

Hendayat Soetopo (1982) lebih lanjut mengemukakan tentang prinsip

dalam pengadaan perlengkapan sekolah adalah :

a. Semua orang yang ikut melaksanakan secara teratur mengenai peralatan

tersebut haruslah ikut dilibatkan dalam proses pemilihan.

b. Peralatan sekolah hendaknya sesuai dengan keadaan interest kebutuhan

dan kematangan anak.

Page 34: MANAJEMEN SARANA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN ...pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/1_DIANA_KARTIKA... · MANAJEMEN SARANA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH MENENGAH

22  

22  

c. Ukuran peralatan hendaknya sesuai dengan keadaan murid, maka

pengadaan peralatan berbeda tiap kelas.

d. Lebih baik peralatan bervariasi artinya peralatan itu bentuk bentuk dan

ukurannya berbeda sehingga lebih menarik dan mudah disesuaikan dengan

kepentingan kelas.

e. Semua kelas hendaknya tidak diberi peralatan yang sama persis, maka

semakin berbeda tingkatannya maka berbeda pula peralatannya.

f. Secara umum pengadaan seluruh sarana dan prasarana yang dibutuhkan

dapat dilakukan dengan cara membeli, menerima hibah dan menyewa.

Menurut Ary Gunawan (2002:130) secara umum dalam membuat

perencanaan pengadaan sarana pembelajaran tersebut harus melalui proses

sebagai berikut:

a. Menyusun daftar perencanaan pengadaan berdasarkan analisis kebutuhan

dari masing-masing satuan organisasi.

b. Menyusun daftar perkiraan biaya atau harga barang-barang atau alat-alat

yang diperlukan berdasarkan standar yang telah ditentukan.

c. Menetapkan skala prioritas pengadaannya berdasarkan dana yang tersedia

serta urgensi kebutuhan.

3. Penyimpanan

Penyimpanan merupakan kegiatan pengurusan, penyelenggaraan dan

pengaturan barang persediaan di dalam ruang penyimpanan atau gudang

penyimpanan barang. Menurut Ary Gunawan (2002:139), menyatakan bahwa

Page 35: MANAJEMEN SARANA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN ...pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/1_DIANA_KARTIKA... · MANAJEMEN SARANA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH MENENGAH

23  

23  

menyimpan adalah kegiatan menampung atau mewadahi hasil penyimpanan

barang-barang baik yang belum maupun yang akan didistribusikan.

Menurut Ary Gunawan (2002:139) penyimpanan sarana pembelajaran

adalah kegiatan menyimpan suatu barang baik berupa perabot, alat tulis

kantor, surat-surat maupun barang elektronik dalam keadaan baru ataupun

sudah rusak yang dapat dilakukan oleh seorang atau beberapa orang yang

ditunjuk atau ditugaskan pada lembaga pendidikan. Aspek yang perlu

diperhatikan dalam penyimpanan adalah aspek fisik dan aspek administratif.

Aspek fisik dalam penyimpanan adalah wadah yang diperlukan untuk

menampung barang milik Negara berasal dari pengadaan. Aspek ini biasa

disebut gudang, yang dapat dibedakan menjadi:

a. Gudang pusat, yaitu gudang yang diperlukan untuk menampung barang

hasil pengadaan yang terletak pada unit. Biasanya gudang pusat juga

digunakan untuk menyimpan barang yang akan dijadikan stok/persediaan.

b. Gudang penyalur, yaitu gudang yang digunakan untuk menyimpan barang

sementara sebelum disalurkan ke unit atau satuan kerja yang

membutuhkan.

c. Gudang transit, yaitu gudang yang digunakan untuk menyimpan barang

sementara sebelum disalurkan ke unit atau satuan kerja yang

membutuhkan

d. Gudang pemakai, yaitu gudang yang digunakan untuk menyimpan barang-

barang yang akan dan telah digunakan dalam pelaksanaan kegiatan.

Page 36: MANAJEMEN SARANA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN ...pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/1_DIANA_KARTIKA... · MANAJEMEN SARANA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH MENENGAH

24  

24  

Aspek administratif adalah hal-hal yang diperlukan untuk mendukung

pelaksanaan kegiatan dalam penyimpanan seperti: bendaharawan kepala

gudang, urusan tata usaha, urusan penerimaan, urusan penyimpanan dan

pemeliharaan, urusan pengeluaran serta struktur organisasi penyimpanan.

Menurut Ary Gunawan (2002:140) adapun prosedur dan tata cara

penyimpanan barang itu antara lain:

a. Penerimaan, hal-hal yang dilakukan dalam penerimaan barang antara lain:

1) Menerima pemberitahuan pengiriman barang dari pihak menerima

barang. Mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan dalam

penerimaan dan pemeriksaan barang.

2) Memeriksa barang yang diterima baik fisik maupun kelengkapan

administrasi seperti surat kepemilikan.

3) Membuat berita acara penerimaan dan hasil pemeriksaan barang.

b. Penyimpanan barang dan kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam hal ini

adalah:

1) Meneliti barang-barang yang akan disimpan

2) Menyiapkan barang-barang tersebut berdasarkan pengelompokan-

pengelompokan tertentu/harga

3) Mencatat barang tersebut ke dalam buku penerimaan, kartu barang dan

kartu stok

4) Membuat denah lokasi barang-barang yang disimpan agar dapat

dikeluarkan secara tepat

Page 37: MANAJEMEN SARANA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN ...pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/1_DIANA_KARTIKA... · MANAJEMEN SARANA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH MENENGAH

25  

25  

5) Pengeluaran barang dilakukan berdasarkan surat Perintah

Mengeluarkan Barang (SPMB)

c. Penyimpanan sarana dapat dikatakan suatu kegiatan simpan menyimpan

suatu barang baik berupa perabot, alat tulis kantor, surat-surat maupun

barang elektronik dalam keadaan baru maupun rusak dapat dilakukan oleh

seorang atau beberapa orang ditunjuk pada suatu sekolah.

d. Penyimpanan barang dilaksanakan melalui kegiatan-kegiatan sebagai

berikut:

1) Barang-barang yang sudah diterima, dicatat, digudangkan, diatur,

dirawat, dan dijaga secara tertib, rapi dan aman.

2) Menyelenggarakan administrasi penyimpanan dan penggunaan atas

semua barang yang ada dalam ruang atau gudang.

3) Secara berkala atau incidental diadakan pengontrolan dan perhitungan

barang persediaan agar diketahui apakah memenuhi kebutuhan.

4) Laporan tentang keadaan penyimpanan dibuat sesuai dengan ketentuan

yang berlaku.

e. Kegiatan penyimpanan meliputi menerima, menyimpan, dan

mengeluarkan barang di gudang.

Gudang dibedakan menurut bentuknya menjadi:

1) Gudang terbuka adalah gudang yang tidak berdinding dan tidak

beratap, tetapi berlantai dan harus dikeraskan sesuai dengan berat

barang-barang yang akan disimpan.

Page 38: MANAJEMEN SARANA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN ...pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/1_DIANA_KARTIKA... · MANAJEMEN SARANA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH MENENGAH

26  

26  

2) Gudang tertutup adalah gudang berdinding dan beratap yang

konstruksinya disesuaikan dengan fungsi gudang itu.

Menurut Ary Gunawan (2002:140) cara menyimpan barang yang baik

dan benar antara lain:

1) Barang yang sudah diterima, dicatat, digudangkan, diatur, dirawat dan

dijaga secara tertib, rapi dan aman.

2) Dibuat daftar nama tempat barang penyimpanan agar mudah ditemukan.

3) Barang yang mudah rusak dimasukkan ke dalam pelindung (lemari).

4) Barang-barang yang kecil seperti barang ATK disimpan dalam sebuah

wadah yang mudah dijangkau dan ditemukan.

5) Barang-barang yang besar ditempatkan dengan aman dan nyaman.

6) Barang elektronik sebaiknya disimpan di ruangan yang lebih aman seperti

besi teralis.

7) Barang yang terbuat dari kertas diusahakan jauh dari tempat basah,

lembab, dan air.

8) Semua yang disimpan di lemari sebaiknya sering dibuka untuk

menghindari penjamuran bila lembab.

9) Semua alat-alat dan perlengkapan harus disimpan di tempat yang bebas

dari factor perusak seperti panas, lembab, dan lapuk.

10) Mudah ditemukan bila sewaktu-waktu diperlukan.

11) Semua penyimpanan harus diadministrasikan menurut ketentuan bahwa

persediaan lama harus lebih dahulu digunakan.

12) Harus diadakan inventarisasi secara berkala.

Page 39: MANAJEMEN SARANA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN ...pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/1_DIANA_KARTIKA... · MANAJEMEN SARANA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH MENENGAH

27  

27  

13) Sebaiknya dilakukan control atau service terhadap barang-barang tertentu

agar tidak mudah rusak.

14) Laporan tentang keadaan penyimpanan dibuat sesuai dengan ketentuan

yang berlaku.

Barang-barang yang sudah dianggarkan dalam pengadaan barang jika

sudah terealisasi sebaiknya langsung disimpan ke bagian penyimpanan

barang, selanjutnya diterima dan diinventarisasi dan dicatat ketika barang

tersebut akan dikeluarkan agar terlihat tertib dan rapi. Untuk sekolah-sekolah

besar biasanya ada seorang yang ditunjuk sebagai petugas penyimpanan

barang di gudang, baik barang yang baru direncanakan dalam pengadaan

barang maupun yang sudah tidak diapakai atau rusak. Namun di sekolah yang

sedang, biasanya dilakukan oleh beberapa warga sekolah diantaranya penjaga

sekolah dan guru.

4. Inventarisasi

Inventarisasi adalah kegiatan yang dilakukan untuk mencatat dan

menyusun daftar inventaris barang-barang milik Negara, daerah secara tertib,

teratur, berdasarkan ketentuan dan peraturan yang berlaku.

Hal ini senada dengan yang diungkapkan oleh Ary Gunawan

(2002:141), inventarisasi merupakan kegiatan mencatat dan menyusun daftar

barang-barang/bahan yang ada secara teratur menurut ketentuan yang berlaku.

Ary Gunawan (2002:141) juga menambahkan kegiatan inventaris

dilakukan dalam rangka usaha penyempurnaan, pengurusan dan pengawasan

yang efektif.

Page 40: MANAJEMEN SARANA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN ...pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/1_DIANA_KARTIKA... · MANAJEMEN SARANA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH MENENGAH

28  

28  

Tujuan inventarisasi adalah:

a. Menciptakan tertib administrasi barang milik organisasi

b. Menghemat keuangan dalam pengadaan dan pemeliharaan barang

c. Menghitung kekayaan organisasi dalam bentuk materil

d. Memudahkan pengawasan barang

Kegiatan wajib yang dilakukan dalam pelaksanaan inventaris adalah:

a. Mencatat semua barang inventaris di dalam buku invetaris dan buku

pembantu “buku golongan inventaris”. Buku induk inventaris adalah buku

tempat mencatat semua barang inventaris milik/kekayaan Negara yang

berada di lingkungan oraganisasi yang bersangkutan. Sedangkan buku

golongan inventaris adalah buku pembantu tempat mencatat barang-

barang inventaris golongan barang (diambil dari buku induk inventaris).

b. Memberi kode pada barang-barang yang diinventarisasikan.

c. Membuat laporan triwulan tentang mutasi barang yaitu laporan tentang

bertambah/berkurangnya barang yang terjadi selama triwulan yang

bersangkutan.

d. Membuat daftar isian/format inventaris, daftar ini diisi sekali setahun

tentang keadaan barang.

e. Membuat daftar rekapitulasi tahunan, daftar ini menunjukkan keadaan

barang, mutasi selama satu tahun dan keadaan barang pada tahun anggaran

berikutnya.

Page 41: MANAJEMEN SARANA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN ...pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/1_DIANA_KARTIKA... · MANAJEMEN SARANA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH MENENGAH

29  

29  

5. Pemeliharaan

Ary Gunawan (2002:146), menyatakan pemeliharaan merupakan

kegiatan yang dilakukan untuk menjaga agar sarana pembelajaran tetap berada

dalam keadaan baik. Pemeliharaan yang baik akan dapat membuat sarana

pembelajaran tersebut berada dalam kondisi siap pakai, indah dipandang, dan

dapat dipergunakan dalam jangka waktu yang lebih lama serta terhindar dari

kerusakan-kerusakan yang tidak diinginkan.

Adapun fungsi pemeliharaan adalah:

a. Menjaga agar barang dalam keadaan baik dan enak dipandang.

b. Dapat menambah dan memperpanjang usia barang yaitu fisik barang dan

usia administratif barang.

Sutjipto dan Basori (2000:100) menyatakan kegiatan pemeliharaan

barang inventaris meliputi:

a. Perawatan

Perawatan dapat dilakukan dengan membersihkan barang-barang yang

kotor dan menempatkannya sesuai dengan sifat barang.

b. Pencegahan kerusakan

Pencegahan kerusakan dilakukan untuk mengalihkan dari adanya

kerusakan barang. Hal ini dapat dilakukan misalnya pada kendaraan

bermotor dengan mengganti oli sepeda motor sesuai dengan jarak tempuh

yang sudah ditentukan.

c. Penggantian ringan

Page 42: MANAJEMEN SARANA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN ...pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/1_DIANA_KARTIKA... · MANAJEMEN SARANA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH MENENGAH

30  

30  

Hal ini dapat dilakukan dengan menukar bagian-bagian barang (suku

cadang) yang mengalami kerusakan karena pemakaian.

Hendayat Soetopo (1982:212), merinci tentang kegiatan pemeliharaan

alat-alat pelajaran yaitu:

a. Menempatkan alat-alat yang baru dipakai hendaknya dapat tersusun

dengan rapi pada tempat semula.

b. Membersihkan dan menjaga alat peraga dari kotoran yang dapat merusak.

c. Mengatur papan tulis, penggaris dan lain sebagainya.

d. Menyimpan alat pelajaran di tempat yang mudah dilakukan.

e. Membuat daftar alat dan tempat untuk mempermudah dalam

pengembalian.

Dari beberapa penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa barang

merupakan kegiatan yang dilakukan untuk menjaga barang agar tetap

terpelihara dengan baik menurut kegiatannya masing-masing.

6. Penghapusan

Penghapusan merupakan kegiatan mengeluarkan barang-barang milik

sekolah dan daftar inventaris berdasarkan peraturan-peraturan dan ketentuan

yang berlaku sarana pembelajaran yang tidak dapat difungsikan dikelola

dengan cara penghapusan sesuai dengan prosedur yang ada.

Menurut bahan ajar manajemen sarana dan prasarana penghapusan

adalah proses kegiatan menghapuskan barang milik Negara dari daftar

inventaris berdasarkan peraturan dan ketentuan yang berlaku. Syahril

Page 43: MANAJEMEN SARANA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN ...pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/1_DIANA_KARTIKA... · MANAJEMEN SARANA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH MENENGAH

31  

31  

(2008:94), menyatakan tujuan yang ingin dicapai dalam pelaksanaan

penghapusan adalah sebagai berikut:

a. Mencegah/mengurangi kerugian organisasi dan biaya yang dikeluarkan

untuk pengamanan, pemeliharaan dan prosedur barang.

b. Meringankan kerja pelaksana inventaris dalam pengurusan barang.

c. Membebaskan ruang dari tumpukan barang yang tidak dipergunakan.

d. Membebaskan unit kerja terhadap pengurusan dan pertanggungjawaban.

Ary Gunawan (2002:151), menyatakan bahwa ada dua cara melakukan

penghapusan barang inventaris Negara, yaitu:

a. Menghapus dan menjual barang-barang melalui kantor lelang Negara,

dengan prosedur sebagai berikut:

1) Pembentukan panitia penjualan oleh pimpinan unit utama yang

bersangkutan.

2) Melaksanakan sesuai dengan prosedur lelang.

3) Mengikuti cara pelelangan yang berlaku.

4) Pembuatan naskah lelang oleh kantor lelang yang menyebutkan

barang, harga barang, keadaan barang yang dilelang serta alamat dan

nama pelelang dan harga jualnya.

5) Pembayaran uang lelang yang disetorkan pada kas Negara selambat-

lambatnya tiga hari kerja setelah hari lelang.

6) Biaya lelang dan biaya lainnya yang dibebankan pada

pembeli/pemenang lelang.

Page 44: MANAJEMEN SARANA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN ...pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/1_DIANA_KARTIKA... · MANAJEMEN SARANA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH MENENGAH

32  

32  

b. Pemusnahan

Ary Gunawan (2002:152), menyatakan bahwa barang-barang yang

diusulkan dihapus dengan surat keputusan untuk/harus dihapus dan

dimusnahkan dilakukan dengan disaksikan oleh pejabat pemerintah daerah

setempat serta mengikuti segala tata cara pemusnahan yang berlaku.

Pemusnahan dapat dilakukan dengan dibakar, dikubur dan sebagainya.

Jadi penghapusan merupakan kegiatan mengeluarkan sarana dan

prasarana yang tidak berfungsi lagi, menurut ketentuannya. Dalam kegiatan

penghapusan dilakukan agar barang-barang yang sudah tidak layak pakai

dapat digudangkan, namun sarana yang akan dihapus harus memenuhi

persyaratan-persyaratan penghapusan, dan dengan adanya penghapusan

tersebut mengurangi tumpukan barang dan mengurangi biaya perawatan.

7. Pengawasan

Ary Gunawan (2002:153), menyatakan pengawasan merupakan suatu

hal mutlak dalam manajemen sarana pembelajaran, tanpa pengawasan

manajemen sarana pembelajaran tidak dapat berjalan sebagaimana yang

diharapkan. Sedangkan Sutjipto dan Basori (2000:103), menyatakan

pengawasan sarana pembelajaran adalah kegiatan pengamatan, pemeriksaan

dan penilaian terhadap pelaksanaan administrasi sarana pembelajaran sekolah

agar berjalan sesuai rencana dan ketentuan yang berlaku dan terhindar dari

penyimpangan dan penggelapan.

Tujuan pengawasan menurut Soetjipto dan Basori (2000:101) untuk

menghindari penyimpangan, penggelapan, serta mengoptimalkan pemanfaatan

Page 45: MANAJEMEN SARANA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN ...pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/1_DIANA_KARTIKA... · MANAJEMEN SARANA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH MENENGAH

33  

33  

sarana pembelajaran serta agar hasil pekerjaan diperoleh secara berdaya guna

yaitu hasil yang sesuai dan tepat dengan pengeluaran yang seminimal

mungkin dan sesuai dengan rencana yang ditentukan.

C. Kerangka Konseptual

Keberhasilan proses pengajaran sangat ditentukan oleh sarana pembelajaran

yang mendukung. Dengan sarana pembelajaran akan menentukan berlangsungnya

proses pengajaran yang efektif. Untuk mewujudkan hal itu sarana pembelajaran

perlu dikelola dengan baik agar efektif, karena keberhasilan sekolah dalam

mewujudkan tujuan pendidikan ditentukan manajemen sarana pembelajaran yang

efektif. Adapun manajemen sarana pembelajaran yang akan penulis amati dalam

penelitian ini yaitu yang berhubungan dan berkaitan erat dengan proses belajar

mengajar yaitu perencanaan, pengadaan, penyimpanan, pemeliharaan,

penghapusan dan pengawasan. Adapun kerangka konseptual penelitian ini adalah

sebagai berikut:

Gambar 1 Kerangka Konseptual Manajemen Sarana Pembelajaran di Sekolah

Menengah Kejuruan Negeri Kelompok Bisnis Manajemen Kota Padang

1. Perencanaan kebutuhan

2. Pengadaan 3. Penyimpanan 4. Inventarisasi 5. Pemeliharaan 6. Penghapusasn 7. pengawasan

Meningkatkan Pelaksanaan

Proses Belajar

Manajemen Sarana

Pembelajaran

Page 46: MANAJEMEN SARANA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN ...pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/1_DIANA_KARTIKA... · MANAJEMEN SARANA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH MENENGAH

34  

34  

BAB III METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitian yang dilakukan ini termasuk penelitian deskripif yaitu bertujuan

untuk mengungkapkan masalah-masalah yang terjadi sekarang, faktual dan

merupakan masalah apa adanya. Dengan demikian penelitian ini akan

mendeskripsikan bagaimana manajemen sarana pembelajaran di Sekolah

Menengah Kejuruan Negeri Kelompok Bisnis Manajemen Kota Padang.

B. Definisi Operasional Penelitian

Manajemen sarana pembelajaran yang dimaksud dalam penelitian ini

adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan manajemen sarana pembelajaran.

Adapun indikator variabel penelitian yang akan diukur adalah: (a) perencanaan

kebutuhan, (b) pengadaan (c) penyimpanan (d) inventarisasi (e) pemeliharaan

dan pemanfaatan (e) penghapusan dan (f) pengawasan.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Sugiyono (2006:89) menyatakan populasi adalah wilayah generalis yang

terdiri dari objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk mempelajari dan ditarik kesimpulnnya.

Populasi dalam penelitian ini adalah semua guru di Sekolah Menengah

Kejuruan Negeri Kelompok Bisnis Manajemen Kota Padang pada tahun ajaran

2013/2014 yang bejumlah 120 orang yang tersebar pada 2 buah SMK sehingga

dapat dilihat pada Tabel 1:

Page 47: MANAJEMEN SARANA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN ...pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/1_DIANA_KARTIKA... · MANAJEMEN SARANA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH MENENGAH

35  

35  

Tabel 1 Populasi Guru Sekolah Menengah Kejuruan Negeri Kelompok Bisnis

Manajemen Kota Padang

No Nama Sekolah Jumlah Guru

1 SMK N 2 74 orang

2 SMK N 3 46 orang

Jumlah 120 orang

2. Sampel

Melihat jumlah populasi yang cukup besar, maka perlu dilakukan

pengambilan sampel dari populasi. Dalam penelitian ini pengambilan sampel

dilakukan secara simple random sampling. Menurut Sugiyono (2005:93)

mengatakan bahwa “Teknik ini digunakan bila anggota populasi dianggap

homogen. Besarnya sampel dari populasi ditentukan berdasarkan pendapat

Arikunto (2006:134) apabila subjek kurang dari 100, lebih baik diambil semua

sehingga penelitiannya merupkan penelitian populasi. Tetapi, jika jumlah

subjeknya besar, dapat diambil antara 10%-15% atau 20%-25% atau lebih.

Berpedoman kepada pendapat di atas dan adanya keterbatasan penulis terutama

dari segi waktu, maka penulis mengambil sampel 25% dari jumlah populasi,

dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dan pengambilan

sampelnya dengan cara acak. Diambil 25% karena itu merupakan persentase

terbesar supaya penelitian ini terwakili. Jadi besar sampelnya setelah digenapkan

adalah 31 orang. Sehingga penelitiannya merupakan penelitian sampel. Sehingga

dapat dilihat pada Tabel 2:

Page 48: MANAJEMEN SARANA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN ...pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/1_DIANA_KARTIKA... · MANAJEMEN SARANA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH MENENGAH

36  

36  

Tabel 2 Sampel Penelitian

No Nama Sekolah Jumlah Guru Sampel 25% Pembulatan

1 SMK N 2 74 orang 18,5 19 orang

2 SMK N 3 46 orang 11,5 12 orang

Jumlah 120 orang 30 31 orang

D. Jenis dan Sumber Data

1. Jenis Data

Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif yang

merupakan data primer yang diperoleh langsung dari responden. Data yang

dimaksud berkenaan dengan manajemen sarana pembelajaran di sekolah

menengah kejuruan negeri kelompok bisnis manajemen Kota Padang”.

2. Sumber Data

Sumber data penelitian ini adalah guru – guru yang terpilih sebagai

sampel penelitian sekolah menengah kejuruan kelompok bisnis manajemen

kota padang yang berjumlah 31 orang.

E. Instrumen Penelitian

Alat pengumpul data dalam penelitian ini adalah berupa angket atau

kuesioner. Angket yang digunakan itu adalah angket tertutup yaitu jawabannya

sudah disediakan dan responden tinggal memilih salah satu dari alternatif jawaban

tersebut, 5 pilihan jawaban yaitu selalu ( SL ), sering ( SR ), kadang – kadang (

Page 49: MANAJEMEN SARANA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN ...pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/1_DIANA_KARTIKA... · MANAJEMEN SARANA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH MENENGAH

37  

37  

KD ), jarang ( JR ), tidak pernah ( TP ), dengan memberi tanda ceklis(√). Adapun

bobot jawaban positif itu akan diberi skor 5, 4, 3, 2, 1.

Penyusunan angket ini dilakukan dengan langkah – langkah sebagai berikut:

1) Menentukan variabel yang akan diteliti, menentukan sub variabel dan

indikator penelitian.

2) Membuat kisi – kisi berdasarkan indikator penelitian.

3) Menyusun butir – butir pernyataan berdasarkan indikator yang sudah

ditetapkan.

4) Mengkonsultasikan dengan dosen pembimbing item yang dibuat.

5) Melakukan uji coba untuk melihat validitas dan reliabilitas angket. Uji coba

dilakukan kepada 10 orang guru di luar sampel, uji coba dilakukan di SMK N

2 Padang pada tanggal 09 April 2014. Tujuannya adalah untuk mengetahui

kelayakan dan keabsahan angket yang akan digunakan dalam penelitian,

kemudian data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan langkah-

langkah sebagai berikut:

a. Uji Validitas

Uji validitas dapat digunakan rumus korelasi tata jenjang atau

metode Spearman (Sudjana, 2004:144), seperti di bawah ini:

16Σ

1

Keterangan:

ρ = koefisien korelasi faliditas

Page 50: MANAJEMEN SARANA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN ...pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/1_DIANA_KARTIKA... · MANAJEMEN SARANA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH MENENGAH

38  

38  

∑d = jumlah beda (total range – total maksimal)

N = jumlah sampel

Kriteria dalam pengujian validitas adalah:

“jika r hitung > r tabel berarti valid”

“jika r hitung < r tabel berarti tidak valid”

Dari hasil perhitungan uji coba diperoleh rho hitung = 0,739

dan rho tabel dengan taraf kepercayaan 95% dengan N = 10 adalah

0,648. Jadi rho hitung > rho tabel (0,739 > 0,648), dengan demikian

instrument penelitian ini adalah Valid.

b. Uji Reliabilitas

Uji coba reliabilitas instrumen digunakan rumus:

11 1 1 ∑

Rn = Reliabilitas yang dicari

∑ = Jumlah validitas butiran

– = Varians total

n = Jumlah butir

“jika r hitung > r tabel berarti reliabel”

“jika r hitung < r tabel berarti tidak reliabel”

Dari hasil perhitungan uji coba diperoleh rho hitung = 0,783 dan

rho tabel dengan α = 0,05 = 0,632. Dengan demikian dapat disimpulkan r

Page 51: MANAJEMEN SARANA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN ...pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/1_DIANA_KARTIKA... · MANAJEMEN SARANA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH MENENGAH

39  

39  

hitung > r tabel (0,783 > 0,632) bahwa instrument penelitian adalah

Reliabel.

F. Teknik Analisis Data

Prosedur yang dilalui dalam teknik analisis data adalah :

1. Membuat tabel dan tabulasi data sesuai dengan indicator

2. Menghitung persentase masing – masing item yang tertera dalam tabel yang

menggunakan rumus sebagai berikut :

100%

Keterangan :

P = Persentase yang dicari

F = Frekuensi / jumlah skor

N = Jumlah responden

3. Menentukan gambaran secara kualitatif dalam hasil penelitian.

Untuk menentukan gambaran secara kualitatif hasil penelitian dengan

menggunakan kriteria menurut Arikunto (2010:269) :

Kategori Kriteria (%)

Baik Sekali 81 – 100

Baik 61 – 80

Cukup 41 – 60

Kurang Baik 21 – 40

Tidak Baik 0 – 20

Page 52: MANAJEMEN SARANA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN ...pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/1_DIANA_KARTIKA... · MANAJEMEN SARANA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH MENENGAH

40  

40  

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data Hasil Penelitian

Pada bab ini akan diuraikan deskripsi data hasil penelitian dan pembahasan

tentang manajemen sarana pembelajaran di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri

Kelompok Bisnis Manajemen Kota Padang dengan indikator perencanaan

kebutuhan, pengadaan, penyimpanan, inventarisasi, pemeliharaan, penghapusan

dan pengawasan. Deskripsi data untuk masing-masing indikator tersebut dapat

dilihat pada bagian berikut dan dilanjutkan dengan pembahasannya.

1. Perencanaan Kebutuhan Sarana Pembelajaran di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri Kelompok Bisnis Manajemen Kota Padang

Perencanaan kebutuhan merupakan langkah awal dari manajemen

sarana pembelajaran di sekolah. Perencanaan kebutuhan perlu dilakukan agar

sarana pembelajaran yang akan disediakan sesuai dengan kebutuhan baik dari

segi jenis barang maupun jumlahnya, sehingga proses pembelajaran dapat

berjalan dengan efektif.

Hasil pengolahan data tentang perencanaan kebutuhan manajemen

sarana pembelajaran dapat dilihat pada Tabel 3 :

Page 53: MANAJEMEN SARANA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN ...pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/1_DIANA_KARTIKA... · MANAJEMEN SARANA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH MENENGAH

41  

41  

Tabel 3 Perencanaan Kebutuhan Sarana Pembelajaran di Sekolah Menengah Kejuruan

Negeri Kelompok Bisnis Manajemen Kota Padang

No Aspek yang diteliti Selalu Sering

Kadang-kadang

Jarang Tidak

Pernah Jumlah

F % F % F % F % F % N %

1 Menanyakan buku-buku pelajaran yang diperlukan dalam pembelajaran

7 22,58 15 48,38 6 19,35 3 9,68 0 0 31 100

2 Menanyakan alat bantu/media pelajaran yang diperlukan dalam pembelajaran

15 48,38 14 45,16 2 6,45 0 0 0 0 31 100

3 Menanyakan alat labor/pratikum yang diperlukan dalam pembelajaran

11 35,48 18 58,06 2 6,45 0 0 0 0 31 100

4 Menanyakan jumlah buku-buku yang perlu diadakan dengan membandingkan kebutuhan buku yang tersedia

9 29,03 19 61,29 2 6,45 1 3,22 0 0 31 100

5 Menanyakan jumlah alat bantu/media yang perlu diadakan dengan membandingkan kebutuhan dengan alat bantu yang tersedia

8 25,80 9 29,03 9 29,03 2 6,45 3 9,68 31 100

6 Menanyakan jumlah alat labor/pratikum yang perlu diadakan dengan membandingkan kebutuhan dengan alat bantu yang tersedia

9 29,03 12 38,70 7 22,58 2 6,45 1 3,22 31 100

Persentase Rata-rata 31,71 46,76 15,05 4,3 2,15

Dari Tabel 3 di atas dapat dilihat bahwa, persentase tertinggi mengenai

perencanaan kebutuhan sarana pembelajaran adalah kepala sekolah

menanyakan alat bantu/media pelajaran yang diperlukan dalam pembelajaran

dengan perolehan persentase (48,38%) responden menjawab selalu.

Sedangkan persentase terendah terlihat dari kepala sekolah menanyakan buku-

buku pelajaran yang diperlukan dalam pembelajaran dengan persentase

(22,58%) responden menjawab selalu. Secara umum perencanaan kebutuhan

Page 54: MANAJEMEN SARANA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN ...pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/1_DIANA_KARTIKA... · MANAJEMEN SARANA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH MENENGAH

42  

42  

sarana pembelajaran terlaksana dengan kurang baik dengan persentase rata-

rata (31,71%) responden menjawab selalu.

2. Pengadaan Sarana Pembelajaran di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri Kelompok Bisnis Manajemen Kota Padang

Pengadaan sarana pembelajaran merupakan langkah kedua setelah

perencanaan kebutuhan dalam manajemen sarana pembelajaran. Hasil

pengolahan data tentang pengadaan sarana pembelajaran dapat dilihat pada

Tabel 4 :

Tabel 4 Pengadaan Sarana Pembelajaran di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri

Kelompok Bisnis Manajemen Kota Padang

No Aspek yang diteliti Selalu Sering Kadang-

kadang Jarang Tidak

Pernah Jumlah

F % F % F % F % F % N %

1 Membuat sendiri alat bantu/media yang digunakan dalam proses pembelajaran

12 38,70 11 35,48 7 22,58 1 3,22 0 0 31 100

2 Membuat sendiri alat labor/pratikum yang digunakan dalam proses pembelajaran

12 38,70 12 38,70 6 19,35 0 0 1 3,22 31 100

3 Membuat sendiri alat buku-buku panduan/modul yang digunakan dalam proses pembelajaran

13 41,93 11 35,48 5 16,12 2 6,45 0 0 31 100

4 Alat bantu/media pembelajaran yang akan digunakan dalam pembelajaran dibeli oleh pihak sekolah

10 32,25 16 51,61 5 16,12 0 0 0 0 31 100

5 Pengadaan sarana pembelajaran disesuaikan dengan kebutuhan proses pembelajaran

7 22,58 20 64,51 4 12,90 0 0 0 0 31 100

6 Kepala sekolah membelikan alat praktek yang akan digunakan dalam praktek pembelajaran di kelas

16 51,61 10 32,25 3 9,67 1 3,22 1 3,22 31 100

7 Sekolah menerima bantuan sarana pembelajaran dari pihak swasta untuk menunjang pembelajaran di kelas

12 38,70 13 41,93 5 16,12 1 3,22 0 0 31 100

8 Meminta kepada kepala sekolah untuk membeli media pembelajaran sebagai alat bantu media pembelajaran di kelas

12 38,70 17 54,83 2 6,45 0 0 0 0 31 100

9 Membuat sendiri alat peraga yang akan digunakan dalam proses pembelajaran di kelas

15 48,38 13 41,93 1 3,22 2 6,45 0 0 31 100

10 Membeli alat praktek yang akan digunakan dalam praktek pembelajaran di kelas

8 25,80 15 48,38 6 19,35 0 0 2 6,45 31 100

Persentase Rata-rata 37,73 44,50 14,18 2,25 1,28

Page 55: MANAJEMEN SARANA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN ...pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/1_DIANA_KARTIKA... · MANAJEMEN SARANA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH MENENGAH

43  

43  

Dengan memperhatikan Tabel 4 dapat dilihat bahwa, persentase

tertinggi mengenai pengadaan sarana pembelajaran adalah kepala sekolah

membelikan alat praktek yang akan digunakan dalam praktek pembelajaran di

kelas dengan perolehan persentase (51,61%) responden menjawab selalu.

Sedangkan persentase terendah terlihat dari pengadaan sarana pembelajaran

disesuaikan dengan kebutuhan proses pembelajaran dengan persentase

(22,58%) responden menjawab selalu. Secara umum pengadaan sarana

pembelajaran terlaksana dengan kurang baik dengan persentase rata-rata

(37,73%) responden menjawab selalu.

3. Penyimpanan Sarana Pembelajaran di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri Kelompok Bisnis Manajemen Kota Padang

Penyimpanan merupakan kegiatan pengurusan, penyelenggaraan dan

pengaturan barang persediaan di dalam ruang penyimpanan baik yang belum

maupun yang akan didistribusikan.

Penyimpanan manajemen sarana pembelajaran merupakan langkah

ketiga dari proses manajemen sarana pembelajaran. Hasil pengolahan data

tentang penyimpanan sarana pembelajaran dapat dilihat pada Tabel 5 :

Page 56: MANAJEMEN SARANA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN ...pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/1_DIANA_KARTIKA... · MANAJEMEN SARANA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH MENENGAH

44  

44  

Tabel 5 Penyimpanan Sarana Pembelajaran di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri

Kelompok Bisnis Manajemen Kota Padang

No Aspek yang diteliti Selalu Sering

Kadang-kadang

Jarang Tidak

Pernah Jumlah

F % F % F % F % F % N %

1 Penyimpanan sarana pembelajaran diurus oleh guru yang bersangkutan

11 35,48 18 58,06 2 6,45 0 0 0 0 31 100

2 Alat labor/pratikum yang digunakan dalam pembelajaran disimpan oleh wakil bidang sarana sekolah

8 25,80 12 38,70 10 32,25 0 0 1 3,22 31 100

3 Menyimpan sarana pembelajaran setelah digunakan dalam proses kegiatan belajar

12 38,70 10 32,25 4 12,90 2 6,45 3 9,67 31 100

4 Mengatur penyimpanan sarana yang digunakan sekolah menurut aturan sekolah

9 29,03 10 32,25 11 35,48 1 3,22 0 0 31 100

5 Mengatur penyimpanan media/alat labor yang akan digunakan dalam pembelajaran

8 25,80 14 45,16 9 29,03 0 0 0 0 31 100

6 Meletakkan/menyimpan kembali dengan rapi buku-buku pelajaran yang telah digunakan pada tempat yang telah ditentukan

12 38,70 12 38,70 5 16,12 2 6,45 0 0 31 100

Persentase Rata-rata 32,24 40,85 22,03 2,68 2,14

Berdasarkan Tabel 5 dapat dilihat bahwa, persentase tertinggi

mengenai penyimpanan sarana pembelajaran adalah menyimpan sarana

pembelajaran setelah digunakan dalam proses kegiatan belajar dengan

perolehan persentase (38,70%) responden menjawab selalu. Sedangkan

persentase terendah terlihat dari alat labor atau pratikum yang digunakan

dalam pembelajaran disimpan oleh wakil bidang sarana sekolah dan mengatur

penyimpanan sarana yang digunakan dalam pembelajaran dengan persentase

kedua pernyataan itu sama yaitu (25,80%) responden menjawab selalu. Secara

Page 57: MANAJEMEN SARANA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN ...pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/1_DIANA_KARTIKA... · MANAJEMEN SARANA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH MENENGAH

45  

45  

umum penyimpanan sarana pembelajaran terlaksana dengan kurang baik

dengan persentase rata-rata (32,24%) responden menjawab selalu.

4. Inventarisasi Manajemen Sarana Pembelajaran di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri Kelompok Bisnis Manajemen Kota Padang

Inventarisasi adalah kegiatan yang dilakukan untuk mencatat dan

menyususn daftar inventaris barang-barang milik Negara, daerah secara tertib,

teratur, berdasarkan ketentuan dan aturan yang berlaku.

Hasil pengolahan data tentang inventarisasi sarana pembelajaran dapat

diuraikan pada Tabel 6 :

Tabel 6 Inventarisasi Sarana Pembelajaran di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri

Kelompok Bisnis Manajemen Kota Padang

No Aspek yang diteliti Selalu Sering

Kadang-kadang

Jarang Tidak

Pernah Jumlah

F % F % F % F % F % N %

1 Ketika memakai sarana pembelajaran elektronik, wakil bidang sarana mencatat peminjaman alat-alat tersebut ke dalam buku peminjaman

7 22,58 15 48,38 9 29,03 0 0 0 0 31 100

2 Wakil bidang sarana memberi nomor kode/label pada setiap alat praktek pembelajaran di sekolah

9 29,03 13 41,93 7 22,58 2 6,45 0 0 31 100

3 Wakil bidang sarana pembelajaran membuat nomor kode/label barang inventaris berdasarkan klasifikasi barang pada sarana pembelajaran yang digunakan dalam proses pembelajaran

13 41,93 9 29,03 8 25,80 1 3,22 0 0 31 100

4 Wakil bidang sarana pembelajaran memberi nomor kode/label pada setiap media elektronik yang digunakan dalam proses pembelajaran

10 32,25 14 45,16 6 19,35 1 3,22 0 0 31 100

Persentase Rata-rata 31,44 41,12 24,19 3,22 0

Page 58: MANAJEMEN SARANA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN ...pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/1_DIANA_KARTIKA... · MANAJEMEN SARANA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH MENENGAH

46  

46  

Berdasarkan Tabel 6 dapat dilihat bahwa, persentase tertinggi

mengenai inventarisasi sarana pembelajaran adalah wakil bidang sarana

pembelajaran membuat nomor kode/label barang inventaris berdasarkan

klasifikasi barang pada sarana pembelajaran yang digunakan dalam proses

pembelajaran dengan perolehan persentase (41,93%) responden menjawab

selalu. Sedangkan persentase terendah terlihat dari ketika memakai sarana

pembelajaran elektronik, wakil bidang sarana mencatat peminjaman alat-alat

tersebut ke dalam buku peminjaman dengan persentase (22,58%) responden

menjawab selalu. Secara umum inventarisasi sarana pembelajaran terlaksana

dengan kurang baik dengan persentase rata-rata (31,44%) responden

menjawab selalu.

5. Pemeliharaan Sarana Pembelajaran di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri Kelompok Bisnis Manajemen Kota Padang

Kegiatan pemeliharaan dilakukan agar setiap sarana pembelajaran

senantiasa dalam keadaan siap pakai dalam proses pembelajaran. Kegiatan

pemeliharaan ini perlu dilakukan, agar setiap barang senantiasa dapat

berfungsi dan digunakan dengan lancar tanpa banyak menimbulkan gangguan

atau hambatan, maka barang-barang tersebut perlu dirawat secara baik dan

berkelanjutan untuk menghindarkan adanya unsure-unsur pengganggu atau

perusaknya.

Pengolahan data tentang pemeliharaan sarana pembelajaran dapat

dilihat pada Tabel 7 :

Page 59: MANAJEMEN SARANA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN ...pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/1_DIANA_KARTIKA... · MANAJEMEN SARANA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH MENENGAH

47  

47  

Tabel 7 Pemeliharaan Sarana Pembelajaran di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri

Kelompok Bisnis Manajemen Kota Padang

No Aspek yang diteliti Selalu Sering

Kadang-kadang

Jarang Tidak

Pernah Jumlah

F % F % F % F % F % N %

1 Membersihkan debu dan kotoran yang menempel pada sarana pembelajaran setiap menggunakan sarana pembelajaran

9 29,03 18 28,06 3 9,67 1 3,22 0 0 31 100

2 Menyuruh siswa piket setiap hari untuk membersihkan debu yang menempel pada alat-alat praktek yang terdapat dilaboratorium

10 32,25 14 45,16 7 22,58 0 0 0 0 31 100

3 Kepala sekolah menanyakan untuk mengganti alat praktek berdasarkan kondisi kelayakannya

7 22,58 11 35,48 7 22,58 1 3,22 5 16,12 31 100

4 Menyuruh siswa menjaga setiap sarana pembelajaran yang digunakan dengan baik dalam proses pembelajaran di kelas

10 32,25 18 58,06 3 9,67 0 0 0 0 31 100

5 Menggunakan alat praktek pembelajaran dengan baik saat praktek pembelajaran

8 25,80 16 51,61 7 22,58 0 0 0 0 31 100

6 Menggunakan media elektronik dengan benar saat pembelajaran

4 12,90 12 38,70 12 38,70 1 3,22 2 6,45 31 100

7 Kepala sekolah melakukan pengecekan pada setiap alat pembelajaran yang ada di sekolah

9 29,03 17 54,83 5 16,12 0 0 0 0 31 100

8 Meminta Kepala sekolah memperbaiki dengan cepat sarana pembelajaran yang rusak

8 25,80 15 48,38 6 19,35 2 6,45 0 0 31 100

Rata-rata 26,55 43,27 19,77 2,03 1,66

Dengan memperhatikan Tabel 7 dapat dilihat bahwa, persentase

tertinggi mengenai pemeliharaan sarana pembelajaran adalah menyuruh siswa

piket setiap hari untuk membersihkan debu yang menempel pada alat-alat

praktek yang terdapat di laboratorium dan menyuruh siswa menjaga setiap

Page 60: MANAJEMEN SARANA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN ...pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/1_DIANA_KARTIKA... · MANAJEMEN SARANA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH MENENGAH

48  

48  

sarana pembelajaran yang digunakan dengan baik dalam proses pembelajaran

di kelas dengan perolehan persentase kedua pernyataan itu sama yaitu

(32,25%) responden menjawab selalu. Sedangkan persentase terendah terlihat

dari menggunakan media elektronik dengan benar saat pembelajaran yang ada

di sekolah dengan persentase (12,90%) responden menjawab selalu. Secara

umum pemeliharaan sarana pembelajaran terlaksana dengan kurang baik

dengan persentase rata-rata (26,55%) responden menjawab selalu.

6. Penghapusan Sarana Pembelajaran di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri Kelompok Bisnis Manajemen Kota Padang

Kegiatan penghapusan sarana pembelajaran juga perlu dilakukan agar

proses pembelajaran dapat berjalan dengan efektif. Sarana pembelajaran yang

tidak dapat difungsikan dikelola dengan cara penghapusan sesuai dengan

prosedur yang ada.

Hasil pengolahan data tentang penghapusan sarana pembelajaran

dapat dilihat pada Tabel 8 :

Page 61: MANAJEMEN SARANA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN ...pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/1_DIANA_KARTIKA... · MANAJEMEN SARANA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH MENENGAH

49  

49  

Tabel 8 Penghapusan Sarana Pembelajaran di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri

Kelompok Bisnis Manajemen Kota Padang

No Aspek yang diteliti Selalu Sering

Kadang-kadang

Jarang Tidak

Pernah Jumlah

F % F % F % F % F % N %

1 Melakukan pemusnahan terhadap sarana pembelajaran yang sudah tidak terpakai

15 48,38 7 22,58 6 19,35 3 9,67 0 0 31 100

2 Mengajukan pemusnahan untuk sarana pembelajaran yang rusak

7 22,58 17 54,83 5 16,12 2 6,45 0 0 31 100

3 Kepala sekolah menanyakan kepada untuk melakukan penghapusan sarana pembelajaran yang berlebih

8 25,80 15 48,38 7 22,58 1 3,22 0 0 31 100

4 Kepala sekolah melakukan musyawarah untuk melakukan penghapusan terhadap sarana pembelajaran

17 54,83 9 29,03 5 16,12 0 0 0 0 31 100

Persentase Rata-rata 37,89 38,7 18,54 4,83 0

Dengan memperhatikan Tabel 8 dapat dilihat bahwa, persentase

tertinggi mengenai penghapusan sarana pembelajaran adalah kepala sekolah

melakukan musyawarah untuk melakukan penghapusan terhadap sarana

pembelajaran dengan perolehan persentase (54,83%) responden menjawab

selalu. Sedangkan persentase terendah terlihat dari mengajukan pemusnahan

untuk sarana pembelajaran yang rusak dengan persentase (22,58%) responden

menjawab selalu. Secara umum penghapusan sarana pembelajaran terlaksana

dengan kurang baik dengan persentase rata-rata (37,89%) responden

menjawab selalu.

Page 62: MANAJEMEN SARANA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN ...pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/1_DIANA_KARTIKA... · MANAJEMEN SARANA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH MENENGAH

50  

50  

7. Pengawasan Sarana Pembelajaran di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri Kelompok Bisnis Manajemen Kota Padang

Pengawasan sarana pembelajaran adalah kegiatan pengamatan,

pemeriksaan dan penilaian terhadap pelaksanaan administrasi sarana

pembelajaran sekolah agar berjalan sesuai rencana dan ketentuan yang berlaku

dan terhindar dari penyimpangan dan penggelapan.

Hasil pengolahan data tentang pengawasan sarana pembelajaran dapat

dilihat pada Tabel 9 :

Page 63: MANAJEMEN SARANA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN ...pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/1_DIANA_KARTIKA... · MANAJEMEN SARANA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH MENENGAH

51  

51  

Tabel 9 Pengawasan Sarana Pembelajaran Di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri

Kelompok Bisnis Manajemen Kota Padang

No Aspek yang diteliti Selalu Sering

Kadang-kadang

Jarang Tidak

Pernah Jumlah

F % F % F % F % F % N %

1 Kepala sekolah melakukan pemeriksaan kondisi sarana pembelajaran yang digunakan pada saat proses pembelajaran

12 38,70 15 48,38 3 9,67 0 0 1 3,22 31 100

2 Memeriksa kembali sarana pembelajaran setelah menggunakannya

6 19,35 15 48,38 9 29,03 1 3,22 0 0 31 100

3 Setiap selesai menggunakan media elektronik, selalu memeriksa keadaan barang tersebut

17 54,83 13 41,93 1 3,22 0 0 0 0 31 100

4 Memantau siswa dalam menggunakan alat pembelajaran

8 25,80 13 41,93 10 32,25 0 0 0 0 31 100

5 Kepala sekolah memantau penggunaan sarana pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran

12 38,70 8 25,80 8 25,80 2 6,45 1 3,22 31 100

6 Kepala sekolah langsung menegur bapak/ibu yang kedapatan merusak sarana pembelajaran

3 9,67 17 54,83 10 32,25 1 3,22 0 0 31 100

7 Kepala sekolah langsung memberikan sanksi kepada Bapak/Ibu yang berulang kali menyalahgunakan sarana pembelajaran

5

16,12

13

41,93

12

38,70

1

3,22

0

0

31

100

8 Bapak/Ibu langsung menegur siswa yang kedapatan merusak sarana pembelajaran

7

22,58

15

48,38

6

19,35

3

9,67

0

0

31

100

9 Memberikan sanksi kepada siswa yang kedapatan berulang kali merusak sarana pembelajaran

15

48,38

14

45,16

3

9,67

0

0

0

0

31

100

10 Kepala sekolah memberikan sanksi baik kepada Bapak/Ibu maupun siswa yang menyalahgunakan alat pratikum pada saat pembelajaran

11

35,48

18

58,06

2

6,45

0

0

0

0

31

100

Rata-rata 29,83 44,61 22,03 2,95 0,80

Page 64: MANAJEMEN SARANA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN ...pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/1_DIANA_KARTIKA... · MANAJEMEN SARANA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH MENENGAH

52  

52  

Berdasarkan Tabel 9 dapat dilihat bahwa, persentase tertinggi

mengenai penghapusan sarana pembelajaran adalah setiap selesai

menggunakan media elektronik, selalu memeriksa keadaa barang tersebut

dengan perolehan persentase (54,83%) responden menjawab selalu.

Sedangkan persentase terendah terlihat dari kepala sekolah langsung menegur

bapak/ibu yang kedapatan merusak sarana pembelajaran dengan persentase

(9,67%) responden menjawab selalu. Secara umum pengawasan sarana

pembelajaran terlaksana dengan kurang baik dengan persentase rata-rata

(29,83%) responden menjawab selalu.

8. Manajemen Sarana Pembelajaran di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri Kelompok Bisnis Manajemen Kota Padang

Dengan memperhatikan semua tabel persentase jawaban responden

diatas, maka secara umum rekapitulasi hasil pengolahan data tentang

manajemen sarana pembelajaran di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri

Kelompok Bisnis Manajemen Kota Padang dapat dilihat pada Tabel 10 :

Page 65: MANAJEMEN SARANA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN ...pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/1_DIANA_KARTIKA... · MANAJEMEN SARANA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH MENENGAH

53  

53  

Tabel 10 Rekapitulasi Persentase Manajemen Sarana Pembelajaran di Sekolah

Menengah Kejuruan Negeri Kota Padang

No Indikator Sarana Pembelajaran SL(%) SR(%) KD(%) JR(%) TP(%) JML(%)

1 Perencanaa kebutuhan

31,71 46,76 15,05 4,3 2,15 100

2 Pengadaan 37,73 44,50 14,18 2,25 1,28 100

3 Penyimpanan 32,24 40,85 22,03 2,68 2,14 100

4 Inventarisai 31,44 41,12 24,19 3,22 0 100

5 Pemeliharaan 26,55 43,27 19,77 2,03 1,66 100

6 Penghapusan 37,89 38,7 18,54 4,83 0 100

7 Pengawasan 29,83 44,61 22,03 2,95 0,80 100

JUMLAH 32,48 42,83 19,39 3,18 1,14 100

Tabel 10 menyatakan bahwa, perencanaan kebutuhan terlaksana

dengan kurang baik yaitu dengan perolehan persentase rata-rata (31,71%)

responden menjawab selalu. Kemudian, pengadaan terlaksana kurang baik,

hal ini dapat ditunjukkan perolehan persentase rata-rata (37,73%) responden

menjawab selalu. Selanjutnya perolehan penyimpanan terlaksana kurang baik,

yaitu perolehan persentase rata-rata (32,24%) responden menjawab selalu.

Sementara itu persentase rata-rata (31,44%) responden menjawab selalu untuk

inventarisasi juga terlaksana kurang baik. Kemudian, pemeliharaan terlaksana

kurang baik, hal ini dapat ditunjukkan perolehan persentase rata-rata (26,55%)

responden menjawab selalu. Selanjutnya perolehan penghapusan dapat

dikategorikan kurang baik, yaitu perolehan persentase rata-rata (37,89%)

Page 66: MANAJEMEN SARANA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN ...pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/1_DIANA_KARTIKA... · MANAJEMEN SARANA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH MENENGAH

54  

54  

responden menjawab selalu. Sementara itu persentase rata-rata (29,83%)

responden menjawab selalu untuk pengawasan terlaksana kurang baik juga.

Sehingga dari ketujuh rata-rata persentase indikator tersebut dapat

disimpulkan bahwa manajemen sarana pembelajaran di Sekolah Menengah

Kejuruan Negeri Kelompok Bisnis Manajemen Kota Padang terlaksana

dengan Kurang Baik, ini ditunjukkan oleh jumlah rata-rata dari ketujuh

indikator tersebut adalah (32,48%) responden menjawab selalu.

B. Pembahasan Hasil Penelitian

Dengan bertitik tolak pada hasil penelitian diatas, maka dapat dikatakan

bahwa manajemen sarana pembelajaran Sekolah Menengah Kejuruan Negeri

Kelompok Bisnis Manajemen Kota Padang dilihat dari indikator perencanaan

kebutuhan, pengadaan, penyimpanan, inventarisasi, pemeliharaan, penghapusan

dan pengawasan terlaksana kurang baik. Untuk lebih jelasnya, pembahasan ini

akan diuraikan berdasarkan tujuh indikator yang sudah ditetapkan, yakni

perencanaan kebutuhan, pengadaan, penyimpanan, inventarisasi, pemeliharaan,

penghapusan dan pengawasan .

1. Perencanaan Kebutuhan Sarana Pembelajaran di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri Kelompok Bisnis Manajemen Kota Padang

Perencanaan kebutuhan sarana pembelajaran merupakan salah satu

proses kegiatan dari manajemen sarana pembelajaran yang perlu dilakukan

kepala sekolah dengan sebaik-baiknya, karena dengan perencanaan sarana

pembelajaran akan memberikan data-data lengkap mengenai analisa

perencanaan dan proses perencanaan tersebut.

Page 67: MANAJEMEN SARANA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN ...pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/1_DIANA_KARTIKA... · MANAJEMEN SARANA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH MENENGAH

55  

55  

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh temuan bahwa manajemen

sarana pembelajaran oleh kepala sekolah dilihat dari aspek perencanaan

sarana pembelajaran pada Sekolah Menengah Kejuruan Negeri Kelompok

Bisnis Manajemen Kota Padang termasuk terlaksana Kurang Baik dengan

persentase rata-rata (31,71%) responden menjawab selalu. Lebih jauh hasil

penelitian ini menunjukkan bahwa perencanaan sarana pembelajaran oleh

kepala sekolah pada Sekolah Menengah Kejuruan Negeri Kelompok Bisnis

Manajemen Kota Padang belum terlaksana dengan efektif.

Hal ini menunjukkan adanya keseriusan dan kesungguhan dari kepala

sekolah untuk perencanaan sarana pembelajaran dengan sebaik-baiknya, baik

dalam melakukan analisa perencanaan dan proses perencanaan.

Perencanaan sarana pembelajaran sangat penting dilakukan kepala

sekolah dalam manajemen sarana pembelajaran secara keseluruhan, karena

dengan adanya sarana pembelajaran tersebut, kepala sekolah akan bekerja

sama dengan majelis guru, bendaharawan sekolah, orang tua siswa dan komite

sekolah untuk menentukan dari mana saja sumber-sumber sarana

pembelajaran ini didapatkan dan untuk apa saja digunakan, sehingga dengan

demikian pengadaan sarana pembelajaran nantinya tepat sasaran sesuai

dengan fungsi dan tujuannya dan yang paling penting adalah menghindari

terjadinya pemborosan atau penyimpangan dalam pengadaan sarana

pembelajaran.

Pentingnya perencanaan sarana pembelajaran, karena sebagaimana

diketahui bahwa sekolah merupakan inti pelaksana teknis mempunyai

Page 68: MANAJEMEN SARANA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN ...pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/1_DIANA_KARTIKA... · MANAJEMEN SARANA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH MENENGAH

56  

56  

program yang harus didukung oleh rencana atau alokasi pengadaan sarana

pembelajaran yang memadai. Hal tersebut harus dituangkan ke dalam

program atau rencana pengadaan sarana pembelajaran yang selanjutnya dapat

disebut sebagai anggaran pengadaan sarana pembelajaran. Sehubungan

dengan itu Sumosudarjo (1982:20) mengatakan bahwa: ”Anggaran yang

diserahkan merupakan pedoman, batasan sekaligus program kerja sekolah

dalam melaksanakan tugas dari segala lapangan, selain itu berperan sebagai

penggerak dalam mengurus keuangan dalam pengadaan sarana

pembelajaran”. Selanjutnya Nawawi (1983:68) mengemukakan pula sebagai

berikut: “Suatu rencana keuangan yang disusun untuk mewujudkan kegiatan

usaha kerjasama guna mencapai tujuan dalam jangka waktu tertentu yang

biasanya untuk satu tahun”.

Demikian pula halnya dengan sarana pembelajaran, dimana

perencanaan sarana pembelajaran dimaksudkan untuk menentukan suatu

anggaran yang dapat membiayai kegiatan-kegiatan dalam pengadaan sarana

pembelajaran di sekolah. Di samping itu perencanaan sarana pembelajaran ini

harus dilakukan untuk satu tahun anggaran, sehingga setiap kegiatan yang

dibiayai oleh sarana pembelajaran dapat disusun alokasi sarana

pembelajarannya sejak awal tahun anggaran.

2. Pengadaan Sarana Pembelajaran di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri Kelompok Bisnis Manajemen Kota Padang Rekapitulasi dalam pengadaan sarana pembelajaran di Sekolah

Menengah Kejuruan Negeri Kelompok Bisnis Manajemen Kota Padang

Page 69: MANAJEMEN SARANA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN ...pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/1_DIANA_KARTIKA... · MANAJEMEN SARANA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH MENENGAH

57  

57  

terlaksana Kurang Baik, terlihat pada data rekapitulasi pengadaan sarana

pembelajaran dengan persentase rata-rata (32,24%) responden menjawab

selalu.

Hasil penelitian tentang pengadaan sarana pembelajaran pada Sekolah

Menengah Kejuruan Negeri Kelompok Bisnis Manajemen Kota Padang

tergambar dari sekolah membelikan alat praktek yang akan digunakan guru

dalam proses pembelajaran. Untuk itu kepala sekolah perlu menjalin

hubungan dan komunikasi yang baik dengan pihak swasta apabila sekolah

membutuhkan bantuan, pihak tersebut dengan senang hati bias membantu.

Depdiknas (2007:30), mengemukakan bahwa pengadaan sarana dapat

dilaksanakan dengan cara:

7. pembelian, adalah proses pengadaan barang (menukarnya dengan uang) sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

8. Membuat sendiri, yaitu barang yang dapat dihasilkan oleh sekolah yang bersangkutan, misalnya alat-alat peraga yang dibuat guru atau murid.

9. Penerimaan hibah/bantuan, yaitu penerimaan dari pihak lain yang harus dilakukan dengan berita acara serah terima.

10. Penyewaan, yaitu barang yang disewa dari pihak lain untuk kepentingan pendidikan berdasarkan perjanjian sewa menyewa.

11. Pinjaman, yaitu barang yang disewa dari pihak lain untuk kepentingan pendidikan.

12. Guna susun (kanibalisme) yaitu suatu usaha pengadaan barang dengan cara pemanfaatan beberapa barang yang sudah tidak terpakai menjadi barang yang berguna dan bermanfaat.

Skor terendah (22,58%) dalam hal proses pengadaan, terlaksana

kurang baik. Hal ini dapat dilihat dari proses pengadaan telah dilaksanakan

Page 70: MANAJEMEN SARANA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN ...pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/1_DIANA_KARTIKA... · MANAJEMEN SARANA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH MENENGAH

58  

58  

sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan. Begitu juga dengan cara

pengadaan belum terlaksana sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan.

Bafadal (2008:29) langkah-langkah pengadaan sarana sekolah sebagai

berikut: menampung semua usulan pengadaan perlengkapan sekolah yang

diajukan setiap unit kerja atau menginventarisasi kekurangan perlengkapan

sekolah, menyususn rencana kebutuhan perlengkapan sekolah untuk periode

tertentu, misalnya untuk satu semester atau satu tahun ajaran, memadukan

rencana kebutuhan yang telah disusun dengan perlengkapan yang tersedia

sebelumnya, memadukan rencana kebutuhan dengan dana atau anggaran

sekolah yang tersedia, memadukan rencana kebutuhan yang urgen dengan

anggaran yang tersedia, dan menetapkan rencana pengadaan akhir.

3. Penyimpanan Sarana Pembelajaran di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri Kelompok Bisnis Manajemen Kota Padang Dari hasil penelitian ini didapat bahwa manajemen sarana

pembelajaran dalam penyimpanan sarana pembelajaran belum dilakukan, hal

ini ditandai dengan persentase rata-rata (32,24%) responden menjawab selalu.

Terlaksana Kurang Baik. Menurut Gunawan (2002:139) menyatakan bahwa

menyimpan adalah kegiatan menampung atau mewadahi hasil penyimpanan

barang-barang baik yang belum maupun yang akan didistribusikan.

Oleh karena itu diharapkan kepada kepala sekolah agar

memperhatikan tempat penyimpanan serta bagaimana penyelenggaraan sarana

pembelajaran ini.

Page 71: MANAJEMEN SARANA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN ...pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/1_DIANA_KARTIKA... · MANAJEMEN SARANA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH MENENGAH

59  

59  

4. Inventarisasi Sarana Pembelajaran di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri Kelompok Bisnis Manajemen Kota Padang Adapun aspek yang dilihat dari manajemen sarana pembelajaran

dalam hal inventarisasi dapat dilihat dari aspek pelaksanaan inventarisasi.

Berdasarkan tabel rekapitulasi tentang manajemen sarana

pembelajaran dalam aspek inventarisasi sarana pembelajaran terlaksana

Kurang Baik dengan persentase rata-rata (31,44%) responden menjawab

selalu dan sering. Hal ini tergambar dari pengelola sarana pembelajaran belum

mencatat sarana yang dimiliki sekolah ke dalam buku inventaris menurut

tanggal penerimaannya, dan memberi kode atau label pada setiap alat praktek

pembelajaran di sekolah.

5. Pemeliharaan Sarana Pembelajaran di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri Kelompok Bisnis Manajemen Kota Padang Berdasarkan rekapitulasi manajemen sarana pembelajaran tentang

pemeliharaan sarana pembelajaran di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri

Kelompok Bisnis Manajemen Kota Padang terlaksana Kurang Baik, dengan

persentase rata-rata (26,55%) responden menjawab selalu. Dalam hal waktu

pemeliharaan dan kegiatan pemeliharaan, terlihat membersihkan debu dan

kotoran yang menempel pada sarana pembelajaran setiap menggunakannya

walaupun belum secara rutin dilaksanakan, tujuannya untuk menjaga sarana

pembelajaran bias digunakan untuk waktu yang lama dan usaha yang

dilakukan adalah membuat daftar piket untuk siswa membersihkan sarana

pembelajaran tersebut.

Page 72: MANAJEMEN SARANA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN ...pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/1_DIANA_KARTIKA... · MANAJEMEN SARANA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH MENENGAH

60  

60  

Fungsi pemeliharaan menurut Syahril (2008:61) adalah a) Menjaga

barang agar barang dalam keadaan baik dan enak dipandang, b) Dapat

menambah dan memperpanjang usia barang yaitu fisik barang dan usia

administrative barang.

Sujipto dan Basori (2000:100), menyatakan kegiatan pemeliharaan

dapat dilakukan melalui kegiatan pencegahan dan perbaikan, pencegahan

dapat dilakukan untuk menghindari adanya kemungkinan kerusakan pada

sarana pembelajaran. Untuk mencegah kerusakan pada sarana pembelajaran

dapat dilakukan dengan membersihkan sarana sebelum atau sesudah

menggunakannya, sedangkan upaya perbaikan terhaddap sarana yang ada

dapat dilakukan dengan perawatan rutin dan berkala sesuai dengan kondisi

barang. Kegiatan pemeliharaan dapat dilakukan kapan saja sesuai kondisi

sarana pembelajaran yang ada.

6. Penghapusan Sarana Pembelajaran di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri Kelompok Bisnis Manajemen Kota Padang Dari hasil penelitian ini didapat bahwa manajemen sarana

pembelajaran dalam pelaksanaan penghapusan sarana pembelajaran belum

dilakukan, hal ini ditandai dengan persentase rata-rata (37,89%) responden

menjawab selalu. Penghapusan sarana pembelajaran yang dilakukan belum

optimal. Hal ini terlaksana Kurang Baik. Penghapusan merupakan kegiatan

mengeluarkan barang-barang milik sekolah dan daftar inventaris berdasarkan

peraturan-peraturan dan ketentuan sarana yang tidak dapat difungsikan

dikelola dengan cara penghapusan sesuai dengan prosedur yang ada.

Page 73: MANAJEMEN SARANA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN ...pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/1_DIANA_KARTIKA... · MANAJEMEN SARANA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH MENENGAH

61  

61  

Diharapkan kepada kepala sekolah agar mengetahui cara-cara

penghapusan yang baik sebelum melakukan penghapusan tersebut. Demikian

pula prosedurnya harus mengikuti peraturan perundang-undangan yang

berlaku. Karena penghapusan sarana bertujuan untuk mencegah atau

sekurang-kurangnya membatasi kerugian atau pemborosan biaya

pemeliharaan sarana yang kondisinya semakin buruk dan tidak dapat

digunakan lagi, membebaskan ruangan dari penumpukan barang-barang yang

tidak digunakan lagi serta membebaskan barang dari tanggungjawab pengurus

kerja.

7. Pengawasan Sarana Pembelajaran di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri Kelompok Bisnis Manajemen Kota Padang Dari hasil penelitian ini didapat bahwa manajemen sarana

pembelajaran dalam pelaksanaan pengawasan sarana pembelajaran belum

dilakukan, hal ini ditandai dengan persentase rata-rata (29,83%) responden

menjawab selalu. Pengawasan sarana pembelajaran yang dilakukan belum

optimal, terlaksana Kurang Baik.

Sudjipto (2000:103) menyatakan pengawasan sarana pembelajaran

adalah kegiatan pengamatan, pemeriksaan dan penilaian terhadap pelaksanaan

administrasi sarana pendidikan sekolah agar berjalan sesuai dengan rencana

dan ketentuan yang berlaku dan terhindar dari penyimpangan dan

penggelapan.

Diharapakan kepada kepala sekolah bertanggung jawab terhadap

pengawasan dan pengendalian sarana pendidikan, adapun salah satu tujuannya

Page 74: MANAJEMEN SARANA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN ...pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/1_DIANA_KARTIKA... · MANAJEMEN SARANA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH MENENGAH

62  

62  

adalah untuk melakukan pengawasan dan koreksi terhadap kondisi sarana

pembelajaran. Dapat juga mengatasi hambatan-hambatan, penyimpangan-

penyimpangan terhadap penggunaan sarana pembelajaran.

8. Rekapitukasi Manajemen Sarana Pembelajaran Di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri Kelompok Bisnis Manajemen Kota Padang Berdasarkan tabel rekapitulasi persentase rata-rata jawaban responden

terhadap sarana pembelajaran di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri

Kelompok Bisnis Manajemen Kota Padang dikelola Kurang Baik, dengan

persentase rata-rata (32,48%) responden menjawab selalu. Hal ini dikarenakan

manajemen sarana pembelajaran dilakukan belum optimal, baik dari segi

perencanaan kebutuhan, pengadaan, penyimpanan, inventarisasi,

pemeliharaan, penghapusan dan pengawasan sarana pembelajaran. Sehigga

manajemen sarana pembelajaran di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri

Kelompok Bisnis Manajemen Kota Padang masih perlu ditingkatkan lagi,

agar sarana pembelajaran dapat difungsikan sebagaimana mestinya.

Persentase tertinggi berada pada penghapusan sarana pembelajaran

dengan persentase rata-rata (37,89%) responden menjawab selalu. Berada

terlaksana Kurang Baik. Hal ini terlihat dalam pengadaan sarana pembelajaran

menampung usulan dari guru dan melibatkan guru dalam pengadaan sarana

pembelajaran. Selain itu pengadaan sarana pembelajaran disesuaikan dengan

anggaran dan kebutuhan

Sedangkan persentase terendah berada pada pemeliharaan sarana

pembelajaran, dengan persentase rata-rata (26,55%) responden menjawab

Page 75: MANAJEMEN SARANA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN ...pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/1_DIANA_KARTIKA... · MANAJEMEN SARANA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH MENENGAH

63  

63  

selalu, terlaksana Kurang Baik. Hal ini terlihat dari waktu pemeliharaan yang

belum sesuai dengan prosedur. Seperti penjagaan sarana yang kurang baik,

disebabkan karena minimnya pengetahuan manajemen tentang cara

pemeliharaan. Untuk kepala sekolah sebagai pengendali perlu melakukan

tindakan seperti memberikan pelatihan kepada guru dan pengelola bagaimana

pelaksanaan dan cara pemeliharaan sarana pembelajaran.

Dapat disimpulkan bahwa manajemen sarana pembelajaran di Sekolah

Menengah Kejuruan Negeri Kelompok Bisnis Manajemen Kota Padang

terlaksana Kurang Baik. Baik dari segi perencanaan kebutuhan, pengadaan,

penyimpanan, inventarisasi, pemeliharaan, penghapusan dan pengawasan.

Dari hasil penelitian diharapkan dapat tercapainya proses pembelajaran yang

efektif dan efisien. Hal ini dikarenakan keberhasilan pembelajaran tanpa

ditunjang oleh sarana pembelajaran yang ada tidak akan berjalan dengan baik,

untuk itu diperlukan manajemen sarana pembelajaran. Karena apabila

manjemen sarana pembelajaran dilakukan dengan baik, maka akan menujang

pelaksanaan proses pembelajaran di sekolah.

Page 76: MANAJEMEN SARANA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN ...pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/1_DIANA_KARTIKA... · MANAJEMEN SARANA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH MENENGAH

64  

64  

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dikemukakan pada bab

sebelumnya, mengenai manajemen saran pembelajaran di Sekolah

Menengah Kejuruan Negeri Kelompok Bisnis Manjemen Kota Padang

dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Perencanaan kebutuhan sarana pembelajaran pada Sekolah Menengah

Kejuruan Negeri Kelompok Bisnis Manajemen Kota Padang

terlaksana Kurang Baik dengan persentase rata-rata (31,71%)

responden menjawab selalu.

2. Pengadaan sarana pembelajaran pada Sekolah Menengah Kejuruan

Negeri Kelompok Bisnis Manajemen Kota Padang terlaksana Kurang

Baik dengan persentase rata-rata (37,73%) responden menjawab

selalu.

3. Penyimpanan sarana pembelajaran pada Sekolah Menengah Kejuruan

Negeri Kelompok Bisnis Manajemen Kota Padang terlaksana Kurang

Baik dengan persentase rata-rata (32,24%) responden menjawab

selalu.

4. Inventarisasi sarana pembelajaran pada Sekolah Menengah Kejuruan

Negeri Kelompok Bisnis Manajemen Kota Padang terlaksana Kurang

Baik dengan persentase rata-rata (31,44%) responden menjawab

selalu.

Page 77: MANAJEMEN SARANA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN ...pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/1_DIANA_KARTIKA... · MANAJEMEN SARANA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH MENENGAH

65  

65  

5. Pemeliharaan sarana pembelajaran pada Sekolah Menengah Kejuruan

Negeri Kelompok Bisnis Manajemen Kota Padang terlaksana Kurang

Baik dengan persentase rata-rata (26,55%) responden menjawab

selalu.

6. Penghapusan sarana pembelajaran pada Sekolah Menengah Kejuruan

Negeri Kelompok Bisnis Manajemen Kota Padang terlaksana Kurang

Baik dengan persentase rata-rata (37,89%) responden menjawab

selalu.

7. Pengawasan sarana pembelajaran pada Sekolah Menengah Kejuruan

Negeri Kelompok Bisnis Manajemen Kota Padang terlaksana Kurang

Baik dengan persentase rata-rata (29,83%) responden menjawab

selalu.

8. Secara umum dapat disimpulkan bahwa manajemen sarana

pembelajaran pada Sekolah Menengah Kejuruan Negeri Kelompok

Bisnis Manajemen Kota Padang terlaksana Kurang Baik dengan

persentase rata-rata (32,48%) responden menjawab selalu.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan yang telah dikemukakan diatas, dapat

dikemukakan beberapa saran sebagai berikut:

1. Untuk perencanaan kebutuhan sarana pembelajaran hendaknya kepala

sekolah melibatkan unsure-unsur penting di sekolah, seperti wakil

kepala sekolah, dewan guru, kepala tata usaha, dan bendahara serta

komite sekolah untuk analisis perencanaan dan proses perencanaan.

Page 78: MANAJEMEN SARANA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN ...pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/1_DIANA_KARTIKA... · MANAJEMEN SARANA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH MENENGAH

66  

66  

2. Untuk pengadaan sarana pembelajaran agar sekolah tidak kekurangan

buku pelajaran, sekolah dapat menerbitkan buku sendiri tanpa biaya

percetakan, sekolah dapat membentuk tim penyusun buku dan

hasilnya dapat diterbitkan dengan cara membuat kerja sama dengan

pihak penerbit buku.

3. Untuk penyimpanan sarana pembelajaran agar kepala sekolah dan

wakil bidang sarana mempersiapkan tempat penyimpanan. Diharapkan

pada guru yang telah menggunakan sarana pembelajaran

menempatkan pada tempat penyimpanan, dan apabila akan

mengambil/mengeluarkan sarana pembelajaran harus berdasarkan

prosedur dan ketentuan yang berlaku.

4. Untuk inventarisasi sarana pembelajaran kepala sekolah perlu adanya

ketegasan kepada wakil sarana akan pentingnya pendataan dan

pendaftaran sarana pembelajaran secara sistematis dan berkelanjutan.

Untuk itu perlu dibuat daftar inventaris dengan baik dan benar.

5. Untuk pemeliharaan sarana pembelajaran karena permasalahannya

pengrusakan yang disengaja dilakukan oleh para siswa sendiri,

pengrusakan juga membebani anggaran sekolah karena harus

menambah jumlah pengeluaran yang seharusnya tidak terjadi. Untuk

itu diharapkan dapat dilakukan dengan cara menumbuhkan rasa

memiliki pada seluruh siswa, mendisiplinkan siswa dengan cara yang

efektif dan diterima dengan baik oleh semua siswa, memupuk rasa

Page 79: MANAJEMEN SARANA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN ...pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/1_DIANA_KARTIKA... · MANAJEMEN SARANA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH MENENGAH

67  

67  

tanggung jawab pada seluruh siswa untuk menjaga dan memelihara

sarana pembelajaran yang ada.

6. Untuk penghapusan sarana pembelajaran kepala sekolah agar dapat

membentuk panitia penghapusan dan mempertimbangkan

penghapusan tersebut.

7. Untuk pengawasan sarana pembelajaran agar kepala sekolah

melakukan pengawasan berorientasi pada tujuan, harus objektif, harus

berorientasi terhadap peraturan yang berlaku, harus menjamin sumber

daya dan hasil guna, harus berdasarkan atas standar yang objektif, dan

harus dilaksanakan secara menyeluruh serta hasil pengawasan harus

dapat memberikan umpan balik terhadap perbaikan dan

penyempurnaan dalam pelaksanaan, perencanaan serta kebijaksanaan

waktu yang akan datang.

Page 80: MANAJEMEN SARANA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN ...pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/1_DIANA_KARTIKA... · MANAJEMEN SARANA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH MENENGAH

67  

  

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 1993. Manajemen Perlengkapan Sekolah Teori dan Aplikasinya. Jakarta: PT Bumi Aksara

. 2006. Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

. 2010. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Barnawi dan M. Arifin. 2012. Manajemen Sarana dan Prasarana Sekolah. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Depdiknas. 2007. Pendidikan dan Pelatihan: Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan Persekolahan Berbasis Sekolah. Jakarta: Direktorat Tenaga Kependidikan, Direktorat Jenderal PMPTK, Depdiknas.

Edi, Noviardi. 1997. Bahan Ajar Psikologi Manajemen.

Gunawan, H Ary. 2002. Administrasi Sekolah (Administrasi Pendidikan Mikro). Jakarta: Rineka Cipta.

Handoko, T. Hani. 1999. Pengantar Manajemen. Jakarta: Erlangga.

Hasibuan, Malayu. SP. 2001. Manajemen (dasar, Pengertian dan Masalah). Jakarta: Bumi Aksara.

Hendayat Soetopo dan Wasty Sumatry. 1982. Pengantar Operasional Administrasi Pendidikan. Surabaya: Usaha Nasional.

Ibrahim, Bafadal. 2008. Manajemen Perlengkapan Sekola: Teori dan Aplikasinya. Jakarta: Bumi Aksara.

Mulyasa. 2002. Manajemen Berbasis Sekolah. Bandung: PT Remaja Rosda Karya.

Sudjana, Nana. 2004. Penelitian dan Penelitian Pendidikan. Bandung: Bina aksara.

Sugiyono. 2006. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif R & . Bandung: alfa Beta.

Sutjipto dan Basori Mukti. 2000. Administrasi Pendidikan. Departemen P dan K Dirjen Pendidikan Tinggi Proyek Pembinaan Tenaga Pendidik.

Sutjipto dan Raflis Kosasi. 2007. Organisasi dan Administrasi (Pendidikan Teknologi dan Kejuruan). Jakarta: Grafindo Persada.

Syahril. 2008. Bahan Ajar Manajemen Sarana dan Prasarana. Padang: UNP Press.

Page 81: MANAJEMEN SARANA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN ...pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/1_DIANA_KARTIKA... · MANAJEMEN SARANA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH MENENGAH

68  

  

Lampiran I

KISI-KISI INSTRUMEN PENELITIAN

Variabel Sub Variabel Indikator No. Item

MANAJEMEN SARANA

PEMBELAJARAN DI SMKN

KELOMPOK BISNIS

MANAJEMEN KOTA PADANG

1. Perencanaan kebutuhan

a. Analisis perencanaan

b. Proses perencanaan

1 – 3

4 - 6

2. Pengadaan a. Proses pengadaan

b. Cara pengadaan

7 – 11

12 – 16

3. Penyimpanan a. Proses penyimpanan

b. Cara penyimpanan

17 – 19

20 – 22

4. Inventarisasi Pelaksanaan inventarisasi

23 – 26

5. Pemeliharaan a. Waktu pemeliharaan

b. Kegiatan pemeliharaan

27 – 29

30 – 34

6. Penghapusan a. Proses penghapusan

b. Cara penghapusan

35 – 36

37 – 38

7. Pengawasan a. Pemeriksaan b. Pemantauan c. Tindak lanjut

39 – 42

43 – 44

45 – 48

Page 82: MANAJEMEN SARANA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN ...pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/1_DIANA_KARTIKA... · MANAJEMEN SARANA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH MENENGAH

69  

  

Lampiran II

KATA PENGANTAR

Assalammu’alaikum Wr. Wb.

Dengan hormat, terlebih dahulu saya mendo’akan semoga Bapak/ Ibu selalu

dalam keadaan sehat wal’afiat dan sukses dalam melaksanakan tugas sehari-hari,

amin...

Kiranya dalam kesibukan Bapak/ Ibu melaksanakan tugas sehari-hari sudi

meluangkan waktu untuk dapat mengis angket ini. Angket yang saya berikan kepada

Bapak/ Ibu bertujuan untuk memperoleh data dan informasi tentang “Manajemen

Sarana Pembelajaran di SMK Negeri Kelompok Bisnis Manajemen Kota

Padang” yang akan digunakan untuk penyusunan skripsi dalam rangka penyelesaian

proses studi saya di Jurusan Administrasi Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan

Universitas Negeri Padang.

Data dan informasi yang diperoleh hanya untuk kepentingan akademik dan

tidak ada maksud lain yang dapat merugikan Bapak/Ibu, oleh sebab itu sudilah

kiranya Bapak/Ibu memberikan infomasi sesuai dengan apa yang terjadi

sesungguhnya. Selanjutnya data dan informasi yang Bapak/Ibu berikan akan dijaga

kerahasiannya.

Demikianlah harapan saya, atas kesediaan dan bantuan yang Bapak/Ibu

berikankan telebih dahulu saya aturkan terima kasih.

Hormat saya,

Diana Kartika Dewi 17915/2010

Page 83: MANAJEMEN SARANA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN ...pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/1_DIANA_KARTIKA... · MANAJEMEN SARANA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH MENENGAH

70  

  

Lampiran III

PETUNJUK PENGISIAN ANGKET

Angket ini dibuat dalam bentuk pertanyaan dan masing-masing pertanyaan disediakan 5 (lima) pilihan jawaban. Pilihan jawaban tersusun dalam bentuk : Selalu, Sering, Kadang-kadang, jarang dan Tidak Pernah.

Kepada Bapak/Ibu diminta untuk memilih salah satu jawaban yang dianggap cocok dengan memberikan tanda cek (V) pada tempat/kolom yang sudah disediakan. Unttuk memudahkan Bapak/Ibu menentukan pilihan, diberikan pedoman sebagai berikut :

Selalu : 80 – 100% bila hal yang dinyatakan dirasakan

Sering : 60 – 79 % bila hal yang dinyatakan dirasakan

Kadang-kadang : 40 – 59 % bila hal yang dinyatakan dirasakan

Jarang : 20 – 39 % bila hal yang dinyatakan dirasakan

Tidak Pernah : 0 – 19 % bila hal yang dinyatakan dirasakan

Contoh :

NO PERNYATAAN JAWABAN

SL SR KD JR TP

1. Saya membersihkan sarana pembelajaran yang saya gunakan V

Jika Bapak/Ibu ingin mengganti pilihan maka lingkari (O) ada jawaban yang keliru tersebut, selanjutnya pilihlah alternatif lain yang tersedia dengan memberi tanda (V).

Atas Perhatian dan kesediaan Bapak/Ibu mengisi angket penelitian ini, saya ucapkan terima kasih.

Page 84: MANAJEMEN SARANA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN ...pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/1_DIANA_KARTIKA... · MANAJEMEN SARANA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH MENENGAH

71  

  

Lampiran IV

ANGKET PENELITIAN

NO PERNYATAAN JAWABAN

SL SR KD JR TP

1. Kepala sekolah menanyakan kepada Bapak/Ibu buku-buku pelajaran yang diperlukan dalam pembelajaran

2. Kepala sekolah menanyakan kepada Bapak/Ibu alat bantu/media pelajaran yang diperlukan dalam pembelajaran

3. Kepala sekolah menanyakan kepada Bapak/Ibu alat labor/pratikum yang diperlukan dalam pembelajaran

4. Kepala sekolah menanyakan kepada Bapak/Ibu jumlah buku-buku yang perlu diadakan dengan membandingkan kebutuhan buku yang tersedia

5. Kepala sekolah menanyakan kepada Bapak/Ibu jumlah alat bantu/media yang perlu diadakan dengan membandingkan kebutuhan dengan alat bantu yang tersedia

6. Kepala sekolah menanyakan kepada Bapak/Ibu jumlah alat labor/pratikum yang perlu diadakan dengan membandingkan kebutuhan dengan alat bantu yang tersedia

7. Bapak/Ibu membuat sendiri alat bantu/media yang digunakan dalam proses pembelajaran

8. Bapak/Ibu membuat sendiri alat labor/pratikum yang digunakan dalam proses pembelajaran

9. Bapak/Ibu membuat sendiri alat buku-buku panduan/modul yang digunakan dalam proses pembelajaran

Page 85: MANAJEMEN SARANA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN ...pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/1_DIANA_KARTIKA... · MANAJEMEN SARANA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH MENENGAH

72  

  

10. Alat bantu/media pembelajaran yang akan digunakan dalam pembelajaran dibeli oleh pihak sekolah

11. Kepala sekolah melakukan pengadaan sarana pembelajaran disesuaikan dengan kebutuhan proses pembelajaran

12. Kepala sekolah membelikan alat praktek yang akan digunakan Bapak/Ibu dalam praktek pembelajaran di kelas

13. Sekolah menerima bantuan sarana pembelajaran dari pihak swasta untuk menunjang pembelajaran di kelas

14. Bapak/Ibu meminta kepada kepala sekolah untuk membeli media pembelajaran sebagai alat bantu media pembelajaran di kelas

15. Bapak/Ibu membuat sendiri alat peraga yang akan digunakan dalam proses pembelajaran di kelas

16. Bapak/Ibu membeli alat praktek yang akan digunakan dalam praktek pembelajaran di kelas

17. Penyimpanan sarana pembelajaran diurus oleh guru yang bersangkutan

18. Alat labor/pratikum yang digunakan guru dalam pembelajaran disimpan oleh wakil bidang sarana sekolah

19. Bapak/Ibu menyimpan sarana pembelajaran setelah digunakan dalam proses kegiatan belajar

20. Bapak/Ibu mengatur penyimpanan sarana yang digunakan sekolah menurut aturan sekolah

21. Bapak/Ibu mengatur penyimpanan media/alat labor yang akan digunakan dalam pembelajaran

Page 86: MANAJEMEN SARANA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN ...pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/1_DIANA_KARTIKA... · MANAJEMEN SARANA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH MENENGAH

73  

  

22. Bapak/Ibu meletakkan/menyimpan kembali dengan rapi buku-buku pelajaran yang telah digunakan pada tempat yang telah ditentukan

23. Ketika Bapak/Ibu memakai sarana pembelajaran elektronik, wakil bidang sarana mencatat peminjaman alat-alat tersebut ke dalam buku peminjaman

24. Wakil bidang sarana memberi nomor kode/label pada setiap alat praktek pembelajaran di sekolah

25. Wakil bidang sarana pembelajaran membuat nomor kode/label barang inventaris berdasarkan klasifikasi barang pada sarana pembelajaran yang Bapak/Ibu gunakan dalam proses pembelajaran

26. Wakil bidang sarana pembelajaran memberi nomor kode/label pada setiap media elektronik yang Bapak/Ibu gunakan dalam proses pembelajaran

27. Bapak/Ibu membersihkan debu dan kotoran yang menempel pada sarana pembelajaran setiap menggunakan sarana pembelajaran tersebut

28. Bapak/Ibu menyuruh siswa piket setiap hari untuk membersihkan debu yang menempel pada alat-alat praktek yang terdapat dilaboratorium

29. Kepala sekolah menanyakan kepada Bapak/Ibu untuk mengganti alat praktek berdasarkan kondisi kelayakannya

30. Bapak/Ibu menyuruh siswa menjaga setiap sarana pembelajaran yang digunakan dengan baik dalam proses pembelajaran di kelas

31. Bapak/Ibu menggunakan alat praktek pembelajaran dengan baik saat praktek pembelajaran

Page 87: MANAJEMEN SARANA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN ...pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/1_DIANA_KARTIKA... · MANAJEMEN SARANA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH MENENGAH

74  

  

32. Bapak/Ibu menggunakan media elektronik dengan benar saat pembelajaran

33. Kepala sekolah melakukan pengecekan pada setiap alat pembelajaran yang ada di sekolah

34. Bapak/Ibu meminta Kepala sekolah memperbaiki dengan cepat sarana pembelajaran yang rusak

35. Kepala sekolah bersama dengan Bapak/Ibu melakukan pemusnahan terhadap sarana pembelajaran yang sudah tidak terpakai

36. Bapak/Ibu mengajukan pemusnahan untuk sarana pembelajaran yang rusak

37. Kepala sekolah menanyakan kepada Bapak/Ibu untuk melakukan penghapusan sarana pembelajaran yang berlebih

38. Kepala sekolah melakukan musyawarah dengan Bapak/Ibu untuk melakukan penghapusan terhadap sarana pembelajaran

39. Kepala sekolah melakukan pemeriksaan kondisi sarana pembelajaran yang Bapak/Ibu gunakan pada saat proses pembelajaran

40. Bapak/Ibu memeriksa kembali sarana pembelajaran setelah menggunakannya

41. Setiap selesai menggunakan media elektronik, Bapak/Ibu selalu memeriksa keadaan barang tersebut

42. Bapak/Ibu memantau siswa dalam menggunakan alat pembelajaran

43. Kepala sekolah memantau penggunaan sarana pembelajaran yang digunakan Bapak/Ibu dalam pembelajaran

44. Kepala sekolah langsung menegur Bapak/Ibu yang kedapatan merusak sarana pembelajaran

Page 88: MANAJEMEN SARANA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN ...pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/1_DIANA_KARTIKA... · MANAJEMEN SARANA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH MENENGAH

75  

  

45. Kepala sekolah langsung memberikan sanksi kepada Bapak/Ibu yang berulang kali menyalahgunakan sarana pembelajaran

46. Bapak/Ibu langsung menegur siswa yang kedapatan merusak sarana pembelajaran

47. Bapak/Ibu langsung memberikan sanksi kepada siswa yang kedapatan berulang kali merusak sarana pembelajaran

48. Kepala sekolah memberikan sanksi baik kepada Bapak/Ibu maupun siswa yang menyalahgunakan alat pratikum pada saat pembelajaran

 

Page 89: MANAJEMEN SARANA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN ...pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/1_DIANA_KARTIKA... · MANAJEMEN SARANA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH MENENGAH

76  

  

Lampiran V

Page 90: MANAJEMEN SARANA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN ...pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/1_DIANA_KARTIKA... · MANAJEMEN SARANA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH MENENGAH

77  

  

Page 91: MANAJEMEN SARANA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN ...pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/1_DIANA_KARTIKA... · MANAJEMEN SARANA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH MENENGAH

78  

  

Lampiran VI

HASIL UJI VALIDITAS ANGKET PENELITIAN

A. Uji Validitas Angket dengan Menggunakan Rumus Korelasi Tata Jenjang:

RESPONDEN TOTAL RANK

TOTAL

SKOR

MAX

RANK

MAX D D2

A 186 2,5 85 1 1,5 2,25

B 179 5 35 7 -2 4

C 173 6 60 2,5 3,5 12,25

D 172 7 40 6 1 1

E 180 4 60 2,5 1,5 2,25

F 155 9 30 8 1 1

G 186 2,5 45 5 -2,5 6,25

H 156 8 20 10 -2 4

I 144 10 25 9 1 1

J 187 1 50 4 -3 9

Jumlah 43

Uji Validitas Angket dengan menggunakan Rumus Korelasi Tata Jenjang

Spearman oleh Arikunto (2006:278):

16 ∑

1

16∑ 43

10 10 1

1258

10 99

Page 92: MANAJEMEN SARANA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN ...pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/1_DIANA_KARTIKA... · MANAJEMEN SARANA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH MENENGAH

79  

  

1258990

1 0,261

0,739

Jadi dari hasil perhitungan validitas di atas dapat diperoleh r hitung =

0,739 sedangkan r tabel dengan N = 10 pada taraf kepercayaan 95% adalah

0,648. Jadi r hitung > r tabel (0,739> 0,648). Ini menandakan angket

penelitian ini Valid.

Page 93: MANAJEMEN SARANA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN ...pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/1_DIANA_KARTIKA... · MANAJEMEN SARANA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH MENENGAH

80  

  

Lampiran VII

UJI RELIABILITAS ANGKET PENELITIAN

Uji reliabilitas angket dengan rumus Alpha, Arikunto (2006:196), yaitu :

⎥⎦

⎤⎢⎣

⎡ −Σ−⎥⎦

⎤⎢⎣⎡

−= 2

2

11

11t

i

kkr

σσ

Keterangan:

= Reliabilitas instrument

k = banyaknya butir pertanyaan atau

banyak soal.

∑ = Jumlah varians butir

= Varians total

1. Langkah pertama

Mencari varians masing-masing items, dengan rumus :

∑ ∑

Keterangan:

2σ   = Varians yang dicari

X = Skor jawaban masing-masing item

N = Jumlah responden

Contoh mencari item :

191 29

1010

91 84,110

6,910 0,69

Masing-masing varian item:

1. 1 , , 0,69

Page 94: MANAJEMEN SARANA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN ...pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/1_DIANA_KARTIKA... · MANAJEMEN SARANA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH MENENGAH

81  

  

2. 2 , , 0,64

3. 3 , , 0,69

4. 4 , , 0,81

5. 5 1,4

6. 6 , , 1,41

7. 7 , , 0,76

8. 8 , , 1,21

9. 9 , , 1,05

10. 10 , , 0,96 … dst

2. Menjumlahkan semua hasil varians semua item

1 2 3 4 5 … … … … . 48

0,69 + 0,64 +0,69 + 0,81 + 1,4 + 1,41 + 0,76 + 1,21 + 1,05 + 0,96 + 0,64 +

1,64 + 0,61 + 0,76 + 1,01 + 1,45 + 0,61 + 1,61 + 0,76 + 1,44 + 1,24 + 0,85 +

0,64 + 1,05 + 0,96 + 1,04 + 0,76 + 0,64 + 1,45 + 0,81 + 0,76 + 0,85 + 0,96 +

1,21 + 1,44 + 1,24 + 1,29 + 1,36 + 1,61 + 0,69 + 0,76 + 0,64 + 1,4 + 1,04 +

1,21 + 0,69 + 0,64 + 0,69 = 48,07

Page 95: MANAJEMEN SARANA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN ...pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/1_DIANA_KARTIKA... · MANAJEMEN SARANA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH MENENGAH

82  

  

3. Langkah ketiga, menggunakan rumus Varians Total (

∑ ∑

297212 171810

10

217825 295152410

10

217825 295152,410

2059,610

205,96

4. Langkah keempat

Dengan menggunakan rumus Alpha guna melihat reliabilitas:

11 1 1∑

4848 1 1

48,07205,96

4847 1 0,233

1,021 0,767

= 0,783

Dari hasil perhitungan reliabilitas di atas diperoleh rho hitung = 0,782 dan

rho table dengan taraf kepercayaan 95%, dengan N = 10 adalah 0,632 (N=10).

Page 96: MANAJEMEN SARANA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN ...pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/1_DIANA_KARTIKA... · MANAJEMEN SARANA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH MENENGAH

83  

  

Jadi rho hitung > rho table (0,782 > 0, 632), dengan demikian instrument tersebut

adalah Reliabel.

Page 97: MANAJEMEN SARANA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN ...pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/1_DIANA_KARTIKA... · MANAJEMEN SARANA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH MENENGAH

84  

  

Lampiran VIII

Page 98: MANAJEMEN SARANA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN ...pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/1_DIANA_KARTIKA... · MANAJEMEN SARANA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH MENENGAH

85  

  

Lampiran IX

Table Critical Values for Spearman’s Rho (ρ)

Two-tailed level of significance (p)

n .10 .05 .02 .01

4 1.000 – – –

5 .900 1.000 1.000 –

6 .829 .886 .943 1.000

7 .714 .786 .893 .929

8 .643 .738 .833 .881

9 .600 .700 .783 .833

10 .564 .648 .745 .794

11 .536 .618 .709 .755

12 .503 .587 .671 .727

13 .484 .560 .648 .703

14 .464 .538 .622 .675

15 .443 .521 .604 .654

16 .429 .503 .582 .635

17 .414 .485 .566 .615

18 .401 .472 .550 .600

19 .391 .460 .535 .584

20 .380 .447 .520 .570

21 .370 .435 .508 .556

22 .361 .425 .496 .544

23 .353 .415 .486 .532

24 .344 .406 .476 .521

25 .337 .398 .466 .511

26 .331 .390 .457 .501

27 .324 .382 .448 .491

28 .317 .375 .440 .483

29 .312 .368 .433 .475

30 .306 .362 .425 .467

35 .283 .335 .394 .433

40 .264 .313 .368 .405

45 .248 .294 .347 .382

50 .235 .279 .329 .363

60 .214 .255 .300 .331

70 .190 .235 .278 .307

80 .185 .220 .260 .287

90 .174 .207 .245 .271

100 .165 .197 .233 .257

Page 99: MANAJEMEN SARANA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN ...pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/1_DIANA_KARTIKA... · MANAJEMEN SARANA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH MENENGAH

86  

  

Lampiran X

Tabel Nilai-nilai r Product Moment

N Taraf Signifikansi N Taraf Signifikansi 5 % 1 % 5 % 1 %

3 0.997 0,999 38 0,320 0,413 4 0,950 0,990 39 0,316 0,408 5 0,878 0,959 40 0,312 0,403 6 0,811 0,917 41 0,308 0,398 7 0,754 0,874 42 0,304 0,393 8 0,707 0,834 43 0,301 0,389 9 0,666 0,798 44 0,297 0,384 10 0,632 0,765 45 0,294 0,380 11 0,602 0,735 46 0,291 0,376 12 0,576 0,708 47 0,288 0,372 13 0,553 0,648 48 0,284 0,368 14 0,532 0,661 49 0,281 0,364 15 0,514 0,641 50 0,279 0,361 16 0,497 0,623 55 0,266 0,345 17 0,482 0,606 60 0,254 0,330 18 0,468 0,590 65 0,244 0,317 19 0,456 0,575 70 0,235 0,306 20 0,444 0,561 75 0,227 0,296 21 0,433 0,549 80 0,220 0,286 22 0,423 0,537 85 0,213 0,278 23 0,413 0,526 90 0,207 0,270 24 0,404 0,515 95 0,202 0,263 25 0,396 0,505 100 0,195 0,256 26 0,388 0,496 125 0,176 0,230 27 0,381 0,487 150 0,159 0,210 28 0,374 0,478 175 0,148 0,194 29 0,367 0,470 200 0,138 0,181 30 0,361 0,463 300 0,113 0,148 31 0,355 0,456 400 0,098 0,128 32 0,349 0,449 500 0,088 0,115 33 0,344 0,442 600 0,080 0,105 34 0,339 0,436 700 0,074 0,097 35 0,334 0,430 800 0,070 0,091 36 0,329 0,424 900 0,065 0,086 37 0,325 0,418 1000 0,062 0,081

 

 

 

 

Page 100: MANAJEMEN SARANA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN ...pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/1_DIANA_KARTIKA... · MANAJEMEN SARANA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH MENENGAH

87  

  

Lampiran XI

Page 101: MANAJEMEN SARANA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN ...pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/1_DIANA_KARTIKA... · MANAJEMEN SARANA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH MENENGAH

88  

  

Lampiran XII

Page 102: MANAJEMEN SARANA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN ...pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/1_DIANA_KARTIKA... · MANAJEMEN SARANA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH MENENGAH

89  

  

Lampiran XIII

Page 103: MANAJEMEN SARANA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN ...pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/1_DIANA_KARTIKA... · MANAJEMEN SARANA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH MENENGAH

90  

  

Lampiran XIV