Manajemen Pmi

download Manajemen Pmi

If you can't read please download the document

description

save

Transcript of Manajemen Pmi

BAB I

11

BAB IPENDAHULUAN

Latar belakang

Tuntutan masyarakat terhadap kualitas pelayanan keperawatan dirasakan sebagai fenomena yang harus direspon oleh perawat. Respons yang ada harus bersifat kondusif dengan pengelolaan keperawatan dan langkah-langkah konkret dalam pelaksanaannya. Manajemen Keperawatan di Indonesia di masa depan perlu mendapatkan prioritas utama dalam pengembangan. Hal ini bekaitan dengan tuntutan profesi dan tuntutan global bahwa setiap perkembangan dan perubahan memerlukan pengelolaan secara profesional dengan memperhatikan setiap perubahan yang terjadi di Indonesia.Menurut Gilles (1986) diterjemahkan oleh Dika Sukmana dan Rika Widya Sukmana (1996), manajemen didefinisikan sebagai suatu proses dalam menyelesaikan pekaryaan melalui orang lain, sedangkan managemen keperawatan adalah suatu proses bekerja melalui anggota staf keperawatan untuk memberikan asuhan keperawatan secara professional. Manajer keperawatan dituntut untuk merencanakan, mengorganisasian, memimpin, dan mengevaluasi sarana dan prasarana yang tersedia untuk dapat memberikan asuhan keperawatan yang seefektif dan seefisien mungkin bagi individu, keluarga, dan masyarakat. Model asuhan keperawatan professional yang saat ini sedang dilaksanakan ruang HCU adalah model asuhan keperawatan professional dengan metode tim. Kelebihan dari metode ini adalah memungkinkan pelayanan keperawatan menyeluruh, mendukung pelaksanaan proses keperawatan, serta memungkinkan komunikasi antar tim, sehingga konflik mudah diatasi dan memberi kepuasan kepada anggota tim. Namun kelemahan dari metode ini adalah komunikasi antaranggota tim terbentuk terutama dalam bentuk konferensi tim, yang biasanya membutuhkan waktu, yang sulit untuk dilaksanakan pada waktu-waktu sibuk.Berdasarkan fenomena tersebut, maka kami mencoba menerapkan kembali MAKP sesuai standar di ruang ICU RS PMI BOGOR. MAKP yang nantinya diharapkan dapat diaplikasikan diruangan akan melaksanakan role play yang meliputi supervisi, ronde keperawatan, timbang terima, sentralisasi obat, dan dokumentasi dengan melibatkan perawat ruangan.

TujuanTujuan Umum

Setelah melaksanakan praktek profesi manajemen keperawatan, mahasiswa diharapkan dapat mengerti dan memahami prinsip manajemen keperawatan dan model pemberian asuhan keperawatan profesional yang sesuai dengan prinsip MAKP yang dijalankan.Tujuan Khusus

Setelah melaksanakan praktek profesi manajemen keperawatan, mahasiswa mampu :Menganalisis lingkungan suatu ruang perawatan dan menghitung kebutuhan tenaga keperawatan disuatu ruangan perawatan.Melaksanakan peran sesuai dengan model MAKP yang telah ditentukan.Melakukan supervise keperawatan.Melakukan ronde keperawatan.Melakukan timbang terima keperawatanMelakukan Discharge Planning.Mendokumentasikan asuhan keperawatan dengan menggunakan model problem, intervensi, dan evaluasi.Melakukan penerapan sentralisasi obatMenganalisis tingkat keberhasilan post pelaksanaan MAKP yang diterapkan.

Manfaat Bagi Mahasiswa

Tercapainya pengalaman dalam pengelolaan suatu ruang rawat sehingga dapat memodifikasi metode penugasan yang akan dilaksanakan.Mahasiswa dapat mengumpulkan data dalam penerapan model MAKP yang diaplikasikan di ruang ICU.Mahasiswa dapat mengidentifikasi kelebihan dan kekuarangan penerapan model MAKP di ruang ICU.Mahasiswa dapat menganalisis masalah dengan metode SWOT dan menyusun rencana strategi.Mahasiswa dapat memperoleh pengalaman dalam menerapkan model asuhan keperawatan profesional ruang ICU.

Bagi Perawat Ruangan

Melalui praktek manajemen keperawatan dapat diketahui masalah-masalah yang ada di ruang ICU yang berkaitan dengan pelaksanaan MAKP.Tercapainya tingkat kepuasan kerja yang optimal.Terbinanya hubungan yang baik antara perawat dengan perawat, perawat dengan tim kesehatan lain, dan perawat dengan pasien serta keluarga.Tumbuh dan terbinanya akuntanbilitas dan disiplin diri perawat.

Bagi Pasien dan Keluarga

Pasien dan keluarga mendapatkan pelayanan yang memuaskan.Tingkat kepuasan pasien dan keluarga terhadap pelayanan tinggi.

Bagi institusi dan pendidikan

Sebagai bahan masukan dan gambaran tentang pengelolaan ruangan ICU RS.PMI BOGOR

BAB 2TINJAUAN TEORITIS

Pengertian Sistem MAKPSistem MAKP adalah suatu kerangka kerja yang mendefinisikankeempat unsur : standar, proses keperawatan, pendidikan keperawatan,dansistem MAKP. Definisi tersebut berdasrkan prinsip-prinsip nilai yangdiyakini dan akan menentukan kualitas produksi atau jasa layanankeperawatan. Jika perawat tidak memiliki nilai-nilai tersebut sebagaisesuatu pengambilan keputusan yang independen, maka tujuan pelayanankesehatan atau keperawatan dalam memenuhi kepuasan klien tidak akandapat terwujud (Nursalam,2002 ).

Faktor-Faktor Yang Berhubungan dalam Perubahan MAKPKualitas pelayanan keperawatan

Setiap upaya untuk meningkatkan pelayanan keperawtan, kita selaluberbicara mengenai kualitas. Kualitas diperlukan untuk :Meningkatkan asuhan keperawatan kepada pasien ataukonsumenMenghasilkan keuntungan (pendapatan institusi)Memepertahankan eksistensi institusiMeningkatkan kepuasan kerjaMeningkatkan kepercayaan konsumenMenjalankan kegiatan sesuai aturan

Standar praktik keperawatanStandar praktik keperawatan di Indonesia disusun oleh DepkesRI (1995) yang terdiri dari beberapa standar.Menurut JCHO: Joint Commmission on Accreditationof HealthcareOrganisation(1999:1;4:49-54) terdapat 8 standar tentangasuhan keperawatan yang meliputi (Novuluri, 1999; 1; 4:24954):

Menghargai hak-hak pasienPenerimaan pasien sewaktu pasien MRSobservasi keadaan pasienpemenuhan kebutuhan nutrisiasuhan pada tindakan non-operatifasuhan pada tindakan non-operasipendidikan pada pasien dan keluargapemberian asuhan secara terus-menerus dan berkesinambungan

Standar intervensi keperawatan yang merupakan lingkup tindakan keperawatan dalam pemenuhan dalam upaya pemenuhankebutuhan dasara manusia (14 KDM dari Henderson)OksigenCairan dan elektrolitEliminasiKeamananKebersihan dan kenyamanan fisikIstirahat dan tidurGerak dan jasmaniSpiritualEmosionalKomunikasiMencegah danmengatasi risiko psikologisPengobatandan membantuproses penyembuhanPenyuluhanRehabilitasi

Unsur-unsur dalam praktek keperawatan dapat dibedakan menjadi empat, yaitu standar, proses keperawatan, pendidikan keperawatan dan sistem Model Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP). Dalam aplikasinya, RS PMI BOGOR memiliki visi , misi dan motto sebagai pedoman dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan yang jelas dalam mencapai tujuan organisasi yang telah ditentukan karena jika tidak , bisa terjadi ketimpangan yang justru akan menanbah ketidakjelasan arah pemgembangan manajemen keperawatan di masa depan. Ruangan atau bangsal sebagai salah satu unit terkecil dari pelayanan kesehatan di rumah sakit merupakan tempat yang memungkinkan bagi perawat untuk menerapkan ilmu dan skilnya secara optimal.Selain itu RS PMI BOGOR juga selalu mengadakan pelatihan untuk para perawat guna meningkatkan pengetahuan perawat ruangan tentang manajemen keperawatan serta memberikan kesempatan untuk meningkatkan jenjang pendidikan formal melalui program khusus. Di ruang ICU memiliki berbagai administrasi penunjang yang mendukung pemberian MAKP yaitu berupa Standar Asuhan Keperawatan (SAK), Standar Operasional Prosedur (SOP) dan Standar Pelayanan Minimal (SPM). Bedasarkan hasil observasi tanggal 15-20 JANUARI 2012 di dapatkan bahwa model asuhan keperawatan profesional yang di gunakan di ruang ICU adalah model Tim, dan telah terdapat tugas, peran dan wewenang yang jelas pada setiap anggota tim, namun pada pelaksanaannya tidak sesuai dengan uraian tugas masing-masing anggota tim, misalnya ketua tim juga melakukan tugas sebagai perawat pelaksana dan tidak menutup kemungkinan masing-masing perawat juga merangkap sebagai tenaga administrasi pada shift sore dan malam. Hal ini disebabkan karena kebutuhan tenaga perawat yang belum mencukupi dengan jumlah ketergantungan pasien yang diketahui melalui perhitungan BOR (Bed Occuption Rate). Penerapan model pelaksanaan manajemen MAKP juga dapat dipengaruhi oleh latar belakang pendidikan perawat ruangan, di ruang ICU terdapat 32 perawat lulusan D3 keperawatan. Tapi 7 orang sudah memiliki sertifikasi ICUPendokumentasian yang berlaku di ruang ICU adalah system SOR (Sources Oriented Record) yaitu system pendokumentasian yang berorientasi dari berbagai sumber tenaga kesehatan, misalnya dari dokter, perawat, ahli gizi dll. Berdasarkan hasil observasi pada 7 status pasien, didapatkan pendokumentasian pada 4 status pasien telah diisi secara lengkap dan benar, sedangkan sisanya yaitu 3 status pasien pengisian status kurang lengkap dan kurang sesuai dengan kondisi pasien diruangan, yang terbukti dari belum diisinya lembar akep, format pengkajian dan masalah keperawatan yang masih kosong. Pengisian catatan perkembangan perawat (SOAP) kurang jelas, yaitu pada poin assesment dan planning hanya ditulis A: masalah teratasi sebagian dan P: intervensi dilanjutkan. Sedangkan berdasarkan penyebaran angket didapatkan hasil pelaksanaan dokumentasi ruang ICU termasuk kategori baik.

Timbang terima adalah metode untuk mengkomunikasikan informasi keperawatan dan merupakan fasilitas untuk menyampaikan informasi penting tentang pasien dalam memberikan asuhan keperawatan sehari-hari dan berkelanjutan. Timbang terima harus dilakukan seefektif mungkin dengan menjelaskan secara singkat tentang keadaan klien saat itu, tindakan keperawatan yang sudah dan belum dilaksanakan, masalah keperawatan yang mungkin muncul, intervensi kolaboratif dan perkembangan klien saat itu ( Nursalam, 2002; 176). Mekanisme laporan dikerjakan ketika pergantian shift sebagai kesatuan proses komunikasi dalam menyampaikan informasi tentang kondisi klien saat itu, sebagai wujud professional perawat dan bentuk tanggung jawab perawat kepada klien (Dowding, 2001 dan Kerr, 2002). Informasi yang disampaikan harus akurat, sehingga kesinambungan asuhan keperawatan dapat berjalan dengan baik. Timbang terima dilakukan di nurse station yang diikuti oleh perawat dari kedua shift dinas, kemudian dilanjutkan dengan kunjungan langsung kepasien untuk vasidasi data dan memantau kondisi pasien secara langsung.Berdasarkan hasil observasi tanggal 16-20 januari 2013, timbang terima di ruang ICU dilakukan setiap pergantian shift yang diikuti oleh semua perawat yang bertugas di masing masing shift. Beberapa kelemahan pelaksanaan timbang terima di ruang HCU adalah kadang-kadang timbang terima dilaksanakan diruang nurse station saja tanpa kunjungan ke pasien. Isi timbang terima meliputi nama dan ruangan pasien,diagnosis medis, kondisi pasien, masalah keperawatan, intervensi yang telah dan belum dilakukan, terapi yang di berikan, dan semua dicatat dalam buku timbang terima, namun belum terdapat format khusus timbang terima yang memudahkan perawat untuk melakukan timbang terima. Selain itu beberapa kekurangan timbang terima adalah saat kunjungan ke pasien, perawat tidak memperkenalkan tim yang akan bertukar dinas. Kegiatan timbang terima yang dilakukan di ruang ICU selalu dipimpin oleh kepala ruangan terutama pada pergatian shift malam ke pagi, dan pagi ke siang. Proses timbang terima yang efektif dan terstruktur akan memperkuat status profesional perawat dalam pelayanan kesehatan era modern (Davies and Priestly, 2006).Ronde keperawatan merupakan metode untuk menggali dan membahas secara mendalam masalah keperawatan yang terjadi pada pasien dengan melibatkan tim keperawatan, kepala ruangan, dokter, ahli gizi dan melibatkan pasien secara langsung sebagai focus kegiatan. Namun informasi dari kepala ruangan menyatakan bahwa ronde keperawatan pernah dilakukan hanya pada saat ada mahasiswa praktek managemen keperawatan, sebagai tugas untuk menyelesaikan praktek manajemen keperawatan. Pengelolaan Sentralisasi obat

adalah pegelolaan obat dengan system menyerahkan seluruh obat pasien sepenuhnya kepada perawat, dengan tujuan peggunaan obat dapat dilakukan secara benar sehingga tidak terjadi pemborosan dan kemungkinan terjadinya kesalahan obat. Data yang kami peroleh di ruang ICU hanya ada buku penerimaan obat dan lembar observasi Obat. Discharge Planning Perencanaan pulang merupakan bagian penting dari program keperawatan klien yang dimulai segera setelah klien masuk rumah sakit. Hal ini merupakan suatu proses yang menggambarkan usaha kerjasama antar tim kesehatan, klien dan keluarga kien. Selain itu isi dari discharge planning belum dilakukan secara optimal karena hanya meliputi pemberian informasi tentang waktu kontrol dan obat yang harus diminum (keteraturan minum obat) dan tidak tersedianya leaflet yang berguna bagi pasien sebelum pasien pulang. Sehingga nanti saat dirumah pasien bisa melihat kembali liflet jika pasien lupa dengan informasi yang diberikan perawat.

BAB IIIANALISA SITUASI

ANALISA SITUASI RUANGANVISI Pelayanan tepat dan efektif

Menurunkan angka kematian

MISIMemberi asuhan keperawatan yang ber mutu tinggi Mengembangkan dan meningkatkan suber daya manusia keperawatanMengembangkan dan meningkatkan fasilitas keperawatan

TUJUANTerciptanya asuhan keperawatan yang paripurna dan efektifTersedianya tenaga keperawatan secara kuantitasTersedianya fasilitas sesuai kebutuhan pemberi asuhan kepetrawatan dan menunjang untuk pelayanan

MOTTOMelayani dengan sentuhan kasih sayang.FALSAFAH RS KARYA BHAKTI

PENGUMPULAN DATAPengumpulan data dilakukan tanggal 14 20 Januari 2013, meliputi ketenagaan, sarana dan prasarana, BOR (Bed Occuption Rate), MAKP, sumber keuangan dan pemasaran (marketing). Data yang diperoleh, dianalisis dengan analisa SWOT sehingga didapatkan beberapa rumusan masalah, kemudian dipilih satu sebagai prioritas masalah.TENAGA DAN PASIEN (M1/MAN)Analisis ketenagaan, jumlah tenaga keperawata dan non keperawatan, latar belakang pendidikan, status kepegawaian, jabatan, jenis pelatihan yang diikuti, struktur organisasi, kebutuhan tenaga perawat berdasarkan tingkat ketergantungan pasien.

Struktur Organisasi

PA

Katim Pagi

PA

PA

PA

PA

PA

PA

PA

Katim Malam

Katim Sore

Kepala Ruangan

1

17

Tenaga perawatJumlah tenaga keperawatan tingkat pendidikan di Ruang HCU RS.Karya Bhakti adalah sebagai berikut.

Tingkat Ketergantungan Pasien dan Kebutuhan Tenaga PerawatKlasifikasi Pasien Berdasarkan Tingkat Ketergantungan Dengan Metode Douglas ( 1984 ).

No.KLASIFIKASI DAN KRITERIA1Minimal Care (1-2 jam)Dapat melakukan kebersihan diri sendiri, mandi, ganti pakaian dan minum.Pengawasan dalam ambulasi atau gerakan.Observasi Tanda vital setiap shift.Pengobatan minimal, status psikologi stabil.Persiapan prosedur pengobatan

2Intermediet Care (3-4 jam)Dibantu dalam kebersihan diri, makan dan minum, ambulasi.Observasi tanda vital tiap 4 jam.Pengobatan lebih dari 1 kali.Pakai foley kateter.Pasang infuse, intake out-put dicatat.Pengobatan perlu prosedur.

3Total Care (5-6 jam)Dibantu segala sesuatunya.Posisi diatur.Observasi tanda vital tiap 2 jam.Pakai NG tube.Terapi intravena, pakai suction.Kondisi gelisah / disorientasi / tidak sadar.

Pada suatu pelayanan profesional, jumlah tenaga yang dibutuhkan tergantung pada jumlah klien dan derajat ketergantungan klien. Menurut Douglas (1984) Loverige dan cummings (1996) diklasifikasikan derajat ketergantungan klien dibagi 3 kategori yaitu :Perawat Minimal: 1-2 jam / 24 jamPerawat Intermediet / Partial: 3-4 jam / 24 jamPerawat Total: 5-6 jam / 24 jam

Kebutuhan tenaga perawat di ruang Ruang HCU dari hasil pengkajian adalah sebagai berikut :SARANA PRASARANA (M2-MACHINE)Lokasi dan denah ruangan Lokasi penerapan proses managerial keperawatan yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran managemen keperawatan dengan uraian sebagai berikut:

Timur :Barat :Selatan:Utara :

BOR (Bed Occuption Rate)Berdasarkan hasil pengkajian pada tanggal 14 20 JANUARI 2013 diruang ICU Rumah Sakit PMI BOGOR didapatkan gambaran kapasitas tempat tidur adalah 7 tempat tidur dengan rincian sebagai berikut:

BOR keseluruhan di ruang ICU PMI BOGOR.Berdasarkan hasil pengkajian pada tanggal 16 21 JANUARI 2012 di dapatkan gambaran kapasitas tempat tidur berdasarkan jumlah pasien ruang ICU adalah 12 tempat tidur.Jumlah bed : 12 Bed (12 bed terpakai dan 0 bed tidak terpakai)Dengan BOR ICU : 12/12 X100% = 100Peralatan dan fasilitasFasilitas untuk pasienSecara keseluruhan ruang ICU memiliki 12 tempat tidur terdiri dari :meja: 12 buahBantal : 12 buahAC : 14 buahKursi roda : 0 buahKamar mandi dan wc : 3 buahSketsel stenlis: 1 buahTempat sampah medis/non: 12 buahTempat cucian : 5 buahLampu : 18 buahWastafel : 1 buahJam dinding besar : 2 buahLemari pasien : 12 buahLampu emergency : 2 buahUrinal: 3 buah

Fasilitas untuk petugas kesehatanLetak ruang perawat: di samping kamar pasienKamar mandi dan wc: 1 kamarGudang: 1 KamarRuang Kepalaruangan: 1 kamarRuang perawat administrasi: 1 kamarKomputer: 1 buahTelepon: 1 buahAC: 2 buahKasur: 0 buah

M3 / MATERIAL Alat medikNoNama BarangJumlah Yang TersediaKondisi

1.2.3.4.5.6.7.8.9.10.11.12.13.14.15.16.17.18.19.20.21.22.23.24.25.26.27.28.29.30.Keperawatan Alat Ruang ICUTensimeter ECGStetoskopEKGTemometerKursi Roda/ BeranggkatSlym SakerWSDAmbubag putihBak instrumen besarBak instumen sedangGunting perban statusTromol besarTromol panjang kecilTromol sedangSenterNabulazerUrinal/pispotBengkokBaskomDrassing careKorentangBak injeksiKom/tutupTabung O2Troli instrumenManometerGunting bulu mataBlas spuitStandart InfusAlat ukur BB

12212011122121213353211172511120

BaikBaikBaikBaikBaikBaikBaikBaikBaikBaikBaikBaikBaikBaikBaikBaikBaikBaikBaikBaikBaikBaikBaikBaikBaikBaikBaikBaikBaikBaikAlat tenunSelimut: 12buahSprei: 24 buahPerlak : 12 buahSarung bantal: 12 buahStik laken: 12 buahHanduk: 0 buahSkort: 12 buah

Administrasi PenunjangBuku InjeksiLembar ObservasiLembar DokumentasiBuku TTVBuku Timbang TerimaSOP (Standart Operasional Prosedur)SAK (Standart Asuhan Keperawatan)SPM (Standart Pelayanan Minimal)Buku MakananBuku ObatBuku InventarisBuku Penerimaan DarahBuku Pasien PulangBuku RegistrasIBuku Rincian pasien pindah

PEMBIAYAAN (M4-MONEY) Sebagian besar sumber pembiayaan ruangan berasal dari pasien. Pembiayaan pasien sebagian dari JAMKESMAS, sedangkan sisanya dari ASKES PNS, Jamsostek, Askes swasta dan umum (biaya sendiri).

PEMASARAN (M5-MARKET)Jumlah pasien berdasarkan hasil pengkajian yang dilakukan pada tanggal 27-29 januari 2012 didapatkan data presentase kapasitas tempat tidur pasien di Ruang HCU RS karya bakti, yaitu :

Tanggal 27 januari 2012

BOR MJB1 : 17/38X100%= 44,74%BOR Ruang Observasi : 13/13x100%= 100%Tanggal 28 januari 2012

BOR MJB1 : 17/38X100%= 44,74%BOR Ruang Observasi : 11/13x100%= 84,62%Tanggal 29 januari 2012

BOR MJB1 : 12/38X100%= 31,58 %BOR Ruang Observasi :5/13x100%=38,46 %BOR rata-rata Ruang MJB1 adalah 40,35 %BOR rata-rata Ruang Observasi adalah 74,36 %

ANALISA SWOTSTRENGTH

WEAKNESSOPPORTUNITYTHREATENEDAdanya pembagian jam kerja/shift dan penanggung jawab shiftRS memberikan kesempatan kepada perawat untuk meneruskan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi (S1 kep) yang saat ini ada 2 orangMempunyai sarana dan prasarana untuk pasien dan tenaga kesehatanMempunyai peralatan oksigenasi dan semua perawat ruangan mampu menggunakannya.RS. PMI BOGOR memberikan kesempatan untuk belajar manajemen keperawatan secara luas.RS. PMI BOGOR mendapatkan AkriditasiTerdapat administrasi penunjang.Terdapat Nurse station.Adanya tugas, peran, dan wewenang yang jelas.D3 keperawatan 32orang.Ketidakseimbangan antara jumlah perawat dan pasien (minimal care, partial care dan total care)Belum terpakainya sarana dan prasarana secara optimal..Belum dipahaminya tanggung jawab dan tanggung gugat secara benar

Adanya dukungan kepala ruangan untuk melaksanakan manajemen (MAKP) secara baik dan benar sesuai dengan model MAKP (tim)Adanya program pelatihan atau seminar khusus tentang manjemen keperawatanAdanya mahasiswa S1 keperawatan yang sedang praktik manajemen keperawatanAdanya kerjasama yang baik antar mahasiswa dengan perawat ruangan

Adanya tuntutan tinggi dari masyarakat untuk pelayanan yang lebih profesionalMakin tingginya kesadaran masyarakat tentang hukumMakin tingginya kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatanPersaingan antar rumah sakit semakin ketatRendahnya kesejahteraan perawat

PERUMUSAN MASALAHMasalah lain yang timbul selain dari peralatan dan tempat mengoplos obat adalah tempat penyimpanan barang barang medis yang seharusnya tersusun rapih, karena ketersediaan tempat yang memadai barang barang tersebut akhirnya tertumpuk. Ada pula perencanaan anggaran dana yang sulit direalisasikan.

PENYELESAIAN MASALAH

POA

MasalahObjektifKegiatanProsedurWaktuPJSasaranBiayaAlatMetodePerencanaan anggaran dana sulit direalisasikan

Ketersediaan tempat yang kurang luasMembuat perencanaan yang lebih spesifik

Menambah ruang yang diperlukanMembuat rencana anggaran dana sesuai dengan kebutuhan

Membuat tempat penyimpanan menjadi lebih luas

Mengumpulkan data

Membuat prioritas

5 Febuari 2012

10 Febuari 2012Mei

Tri Kepala ruangan dan perawat

PJ Inventaris-

-Buku catatan, pulpen

Buku catatan, pulpenDiskusi

DiskusiBAB VKESIMPULAN DAN SARAN

Ruangan icu pmi bogor secara keseluruhan sudah baik dalam manajemen ruangan. Mulai dari tindakan yang sesuai SOP sampai perencanaan anggaran dana yang dibuat ruangan untuk diajukan ke rumah sakit. Hanya saja dalam menyusun anggaran dana masih belum spesifik pada alat yang dibutuhkan. Saran penulis untuk kedepannya diharapkan dalam penyusunan perencanaan anggaran dana lebih diperinci dan diperjelas, serta ketersediaan tempat yang lebih luas.