Draft Ksr Tsr Pmi

90
BUKU PEDOMAN MANAJEMEN RELAWAN

Transcript of Draft Ksr Tsr Pmi

Page 1: Draft Ksr Tsr Pmi

BUKU PEDOMAN

MANAJEMEN RELAWAN

Page 2: Draft Ksr Tsr Pmi

( KSR )KORPS

SUKARELA

Page 3: Draft Ksr Tsr Pmi

Pedoman KSR PMIDAFTAR ISI

Daftar Isi ........................................................................................... iKata Pengantar ................................................................................ iiSurat Keputusan Pengurus Pusat Palang Merah Indonesia ……………..………… iiiBab I : Pendahuluan ...................................................................... 1

A. Latar Belakang …………………………………………………….....1

B. Maksud dan Tujuan………………………………………………...........1

C. Dasar

………………………………………………………………………….....1

D. Pengertian Pokok …………………………………………………………2

E. Ruang Lingkup dan Tata Urut .......………………......……………...... 2

Bab II : Pengertian, hak dan kewajiban KSR PMI .......................................3

A. Pengertian ………………………………………………………………...… 3B. Hak ………………………………….………………………………………..… 3C. Kewajiban ……………………….………………………………………..… 3

Bab III : Keanggotaan ……………………………………………………………….….. 4

A. Syarat keanggotaan…………………………………………………….…… 4

B. Pengesahan anggota …………………………………………….………..… 4C. Keanggotaan KSR PMI berakhir …………….………………….….

4D. Perpindahan Anggota KSR PMI ………………………………..….

4

Bab IV : Organisasi dan Struktur………………………………………………………...5

A. Ketentuan Umum Organisasi ………………………………..…………. 51. Struktur organisasi ……………………………………………..

52. Mekanisme organisasi …………………………………………….

5B. Bagan struktur organisasi KSR PM .....................…..

7C. Keuangan ……………………….…………………………………………

8

Bab V : Ketentuan Umum Manajemen Pembinaan KSR .......………………...9

Page 4: Draft Ksr Tsr Pmi

Pedoman KSR PMIDAFTAR ISI

A. Rekruitmen …………..…………………………………………………..…. 9B. Pelatihan ……….………………............................................

10C. Mobilisasi/Penugasan Pasca Pelatihan ……………………..… 14D. Pengembangan Kapasitas Pasca Pelatihan ...........................

17E. Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan .....................................

18F. Keikutsertaan KSR PMI dalam Pengambilan Keputusan .....

19

Bab VI : Kelengkapan Anggota …………………………………………………….....20

A. Pakaian Seragam ........................................................... 20B. Atribut ..................................................................... 21C. Ketentuan Pemakaian Pakaian Seragam ..........................

21D. Ketentuan Pemakaian Atribut ................................................

21E. Kartu Tanda Anggota ..........................................................

22

Bab VII : Ketentuan Lain …….………………….….…………………...............24

A. Kegiatan Tingkat Nasional ................................................24

B. Kegiatan Tingkat Daerah ................................................ 24C. Kegiatan Tingkat Cabang ................................................ 25

Bab VIII : Penutup ................................................................................ 26

Page 5: Draft Ksr Tsr Pmi

Pedoman KSR PMI

Kata Pengantar

Jakarta …………..2006Pengurus Pusat Palang Merah IndonesiaKetua ,

Kata Pengantarii

Page 6: Draft Ksr Tsr Pmi

Pedoman KSR PMI

SURAT KEPUTUSANPENGURUS PUSAT PALANG MERAH INDONESIA

NO…………KEP/PP/V/96

TENTANGPEDOMAN UMUM KORPS SUKARELA (KSR) PMI

Surat Keputusan iii

Page 7: Draft Ksr Tsr Pmi

Pedoman KSR PMI

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar Belakang :

1. Tujuan Palang Merah Indonesia adalah meringankan penderitaan sesama manusia apapun sebabnya tanpa membedakan golongan, bangsa, warna kulit, jenis kelamin, bahasa, agama ataupun kepercayaan baik di waktu damai maupun diwaktu perang.

2. Untuk mencapai tujuan tersebut PMI mengembangkan berbagai kegiatan meliputi antara lain Penanggulangan Bencana, Pertolongan Pertama, Transfusi darah, Pelayanan Sosial , Perawatan Keluarga, dsb.

3. Dalam melaksanakan kegiatan PMI sangat tergantung kepada tugas Palang Merah itu sendiri terutama Cabang dimana diperlukan sebanyak mungkin anggota yang tersedia menyumbangkan tenaga dengan sukarela bertindak tanpa pamrih dan dapat ditugaskan setiap saat serta bertanggung jawab yang tergabung dalam KSR PMI.

4. PMI menyadari bahwa pada hakekatnya anggota KSR terdiri atas pemuda dan pemudi, berdedikasi tinggi serta merupakan kader yang berjiwa Pancasila.

5. PMI berkewajiban untuk membekali mereka dengan pengetahuan dan keterampilan yang bermanfaat untuk melaksanakan tugas-tugas kepalangmerahan sesuai dengan prinsip – prinsip dasar gerakan palang merah dan bulan sabit merah Internasional.

6. PMI berkewajiban untuk menumbuhkembangkan mereka menjadi kader pimpinan PMI dikemudian hari dengan membimbingnya secara terus menerus dan berkelanjutan.

B. Maksud dan Tujuan :

Pedoman KSR PMI ini diterbitkan dengan maksud untuk menetapkan dasar – dasar dan pengertian KSR PMI bagi Pengurus PMI, Pembina, Pelatih, anggota KSR PMI dan masyarakat umum yang berminat pada pembinaan dan pengembangan KSR PMI.

C. Dasar :

1. AD & ART Perhimpunan PMI hasil Munas XVIII tahun 20042. Garis – Garis Kebijaksanaan pembangunan PMI masa bakti 2004 –

2009.3. Perjanjian kerjasama PMI dengan Depdiknas RI tanggal 24 Mei 1995

No. 118/U/95 dan nomor 0090-Kep/PP/V/95.4. Perjanjian Kerjasama PMI dengan Depag RI tanggal 26 September 95

nomor 459 tahun 95 dan nomor 0185-Kep/PP/IX/95.5. Perjanjian Kerjasama Mendagri – PP PMI Nomor 168 / 3129/ SJ dan

04184.Kep/PP/IX/95 tanggal 26 September 95.6. Perjanjian Kerjasama Mensos – PP PMI Nomor 43/HUK/1995 dan

0183 . Kep / PP / IX/ 95, tentang Pembinaan Orgamnisasi dan Pelayanan Kesejahteraaan Sosial tanggal 26 September 95.

Bab 1 - Pendahuluan1

Page 8: Draft Ksr Tsr Pmi

Pedoman KSR PMI

D. Pengertian Pokok :

1. Pedoman KSR PMI.Adalah Petunjuk yang harus dijadikan pegangan bagi Pengurus PMI dan Pembina, Pelatih serta anggota KSR PMI meliputi pengertian organisasi, keanggotaan, perlengkapan, pengelolaan keuangan, dll dari KSR PMI.

2. Pembina KSR PMI.Adalah Pengurus PMI yang ditunjuk dan Pimpinan instansi terkait, bertugas mengkoordinir Pembina teknis dan Pelatih PMI di wilayah kerjanya.

3. Pembina Teknis KSR PMIAdalah Pengurus PMI Cabang atau Petugas Instansi terkait setempat yang ditunjuk untuk hal tersebut dan diangkat oleh Pembina KSR PMI dengan diberi wewenang dan tanggung jawab oleh Pembina KSR PMI untuk melakukan pembinaan di wilayah kerjanya.

E. Ruang Lingkup dan Tata Urut :

1. Pendahuluan2. Pengertian, Hak dan Kewajiban3. Keanggotaan4. Pengorganisasian dan Kegiatan5. Ketentuan Umum Manajemen Pembinaan KSR6. Kelengkapan anggota7. Ketentuan lain.8. Penutup.dan Lampiran

Bab 1 - Pendahuluan2

Page 9: Draft Ksr Tsr Pmi

Korps Suka Rela (selanjutnya disebut KSR PMI) adalah kesatuan di dalam perhimpunan PMI, yang merupakan wadah kegiatan atau wadah pengabdian bagi Anggota perhimpunan PMI

Pedoman KSR PMI

BAB IIPENGERTIAN, HAK DAN KEWAJIBAN

A. Pengertian :

B.Hak :

1. Memperoleh/ mendapat kesempatan untuk mengikuti pendidikan dan pelatihan guna mengembangkan sikap dan keterampilan

2. Mendapatkan kesempatan mengembangkan pengabdian di dalam perhimpunan PMI, baik di dalam kepengurusan maupun di dalam kegiatan operasional.

3. Berhak menggunakan atribut sesuai dengan ketentuan4. Memberikan usul, saran dan pendapat sesuai jenjang organisasi demi

kemajuan perhimpunan PMI. 5. Dilibatkan dalam pengambilan keputusan PMI6. Memperoleh Asuransi dan perlindungan hukum dalam pelaksanan

tugas Kepalangmerahan7. Memperoleh tanda penghargaan, tanda kehormatan dari PMI, dari

pemerintah maupun dari lembaga Nasional dan Internasional sesuai dengan ketentuan.

8. Menggunakan fasilitas KSR PMI sesuai dengan ketentuan yang berlaku

9. Mendapat KTA PMI10.Mengikuti kegiatan kepalangmerahan di dalam maupun di luar

kesatuan atau unit yang bersangkutan.

C. Kewajiban :

2. Setiap anggota KSR PMI wajib menjaga dan meningkatkan kualitas kesatuannya.

3. Setiap anggota KSR wajib meningkatkan kesiapsiagaan dengan mengikuti :

a. Kegiatan Pembinaanb. Kegiatan Pendidikan dan Pelatihanc. Kegiatan Gladid. Kegiatan Operasional4. Tunduk, taat dan patuh pada peraturan – peraturan kesatuan KSR PMI

serta peraturan – peraturan yang berlaku di jajaran PMI.

Bab 2 - Pengertian, Hak dan Kewajiban3

Page 10: Draft Ksr Tsr Pmi

Pedoman KSR PMI

BAB IIIKEANGGOTAAN

A. Syarat Keanggotaan :

Syarat menjadi anggota KSR adalah sbb :

1. WNI bertaqwa kepada Tuhan YME2. Umur sekurang-kurangnya 18 tahun dan Pendidikan serendah-

rendahnya tamat SLTP atau sederajat, Bagi anggota KSR PMI Perguruan Tinggi masih berstatus sebagai mahasiswa di Perguruan Tinggi yang bersangkutan.

3. Berkelakuan baik.4. Atas kesadaran sendiri dan sukarela bersedia mendaftarkan diri

sebagai anggota KSR PMI 5. Bersedia mengikuti pendidikan dan pelatihan KSR PMI6. Bersedia peraturan yang berlaku dengan menandatangani surat

pernyataan.7. Bersedia menandatangani surat pernyataan pengabdian.

B. Pengesahan Anggota :

1. Pengesahan keanggotaan dilaksanakan dengan pelantikan2. Pelantikan anggota KSR PMI dilakukan oleh Pengurus PMI Cabang

atau Pembina KSR PMI setempat.

C. Keanggotaan KSR PMI akan berakhir karena :

1. Meninggal dunia2. Mengundurkan diri atau minta berhenti3. Diberhentikan

D. Perpindahan Anggota KSR PMI

1. Perpindahan anggota KSR PMI Unit dari satu Cabang ke Cabang yang lain harus membawa rekomendasi dari Pengurus KSR PMI Unit yang lama dan Pengurus Cabang PMI yang lama.

2. Perpindahan anggota KSR PMI Unit dari satu Unit ke Unit yang lain harus membawa rekomendasi dari Pengurus KSR Unit yang lama dan Pengurus Cabang

Bab 3 - Keanggotaan4

Page 11: Draft Ksr Tsr Pmi

Pedoman KSR PMI

BAB IVORGANISASI DAN STRUKTUR

A. Ketentuan Umum Organisasi :

1. Struktur OrganisasiStruktur organisasi KSR PMI terdiri dari Regu, Kelompok dan Unit :

a. Regu terdiri dari minimal 4 orang, maksimal 10 orang termasuk seorang Kepala Regu

b. Kelompok terdiri dari 2 s/d 4 Regu yang dipimpin oleh seorang Kepala Kelompok

c. Unit terdiri dari minimal 2 Kelompokd. Pembagian tugas dalam regu tergantung sasaran operasionale. Regu, Kelompok dan Unit dapat terbentuk pada :

1). Lingkungan Markas Cabang2). Lingkungan Perguruan Tinggi/Lembaga Pendidikan3). Lingkungan Satuan Kerja ( Kantor, Pabrik, dll )4). Lingkungan Masyarakat Umum

2. Mekanisme Organisasi

a. Kepala SDM PMI Cabang setempat secara fungsional membantu Pengurus PMI Cabang dalam membina Unit KSR PMI yang ada di wilayah kerjanya untuk tugas dan kewajiban sbb :

1). Membuat peraturan tata tertib keanggotaan berdasarkan ketentuan – ketentuan yang telah digariskan oleh Pengurus Pusat PMI maupun ketentuan yang merupakan kebijaksanaan Pengurus Cabang setempat.

2). Merencanakan kegiatan pembinaan dan pengembangan bagi Unit, Kelompok, Regu dan anggota KSR.

3). Memimpin seluruh kegiatan SDM 4). Merekomendasikan anggota KSR untuk mengikuti pendidikan

yang lebih tinggi. 5). Bertanggung jawab dan memberikan laporan kegiatan secara

teratur kepada Pengurus PMI Cabang.

b. Komandan Unit KSR

Tugas dan kewajiban adalah :

1). Merencanakan dan menentukan penempatan anggota dan formasi Kelompok, Regu.

2). Bertanggung jawab atas tata tertib dan disiplin seluruh anggota 3). Memimpin pelaksanaan tugas yang dibebankan kepada seluruh

anggota 4). Merencanakan dan membantu pelaksanaan Pendidikan dan

Pelatihan. 5). Bersama dengan pembina KSR PMI setempat melaksanakan

pembinaan anggota 6). Memberi saran dan pendapat kepada Pengurus PMI Cabang demi

kemajuan KSR PMI.

Bab 4 - Organisasi dan Struktur5

Page 12: Draft Ksr Tsr Pmi

Pedoman KSR PMI

c. Ketua Kelompok KSR PMI

Tugas dan Kewajiban adalah :

1). Berkewajiban meneruskan dan melaksanakan perintah dari Komandan Unit kepada para anggota Kelompok / Regu, melalui kepala Regu.

2). Secara langsung bertanggung jawab atas pelaksanaan tugas – tugas kepada Komandan/Ketua unit.

d. Ketua Regu KSR PMI

Tugas dan Kewajiban adalah :

1). Ketua Kepala Regu KSR PMI berkewajiban meneruskan perintah dari Kepala Kelompok / Komandan Unit kepada para anggota Regu

2). Secara langsung bertanggung jawab atas pelaksanaan tugas – tugas kepada Kepala/Ketua kelompok.

B. Struktur :

Bab 4 - Organisasi dan Struktur6

Page 13: Draft Ksr Tsr Pmi

Pedoman KSR PMI

3. Peran pengurus dan staf PMI serta Pihak Terkait

a. Pengurus PMI Pusat, Daerah, Cabang dan Ranting

1). PMI Pusat membuat kebijakan dan pedoman, sosialisasi, monitoring dan evaluasi serta alokasi dana

Bab 4 - Organisasi dan Struktur7

PENGURUS PMI PUSAT

PENGURUS PMI DAERAH

PENGURUS PMI CABANG

PIMPINAN INSTANSI PUSAT

PIMPINAN INSTANSI DAERAH

Tingkat I

PIMPINAN INSTANSI DAERAH

Tingkat II

KSR PMI CABANG

UNIT KSR

KELOMPOK KSR

REGU KSR

UNIT KSR

KELOMPOK KSR

REGU KSR

UNIT KSR INSTANSI

KELOMPOK KSR

REGU KSR

STRUKTUR ORGANISASI KSR PMI

Garis Komando Garis

Koordinasi

Page 14: Draft Ksr Tsr Pmi

Pedoman KSR PMI

2). PMI Daerah menindaklanjuti kebijakan dan Pedoman dari Pusat, monitoring dan evaluasi serta alokasi dana

3). PMI Cabang mengimplementasikan kebijakan dan Pedoman PMI Pusat sosialisasi, monitoring dan evaluasi serta alokasi dana.

4). Membangun jaringan dan koordinasi dengan pihak – pihak terkait

5). PMI Ranting melakukan penggalangan calon anggota

b. Staf Markas cabang, Daerah dan Pusat PMI 1). Melaksanakan sosialisasi kebijakan dan Pedoman2). Mempersiapkan sarana prasarana3). Melakukan pembinaan dan pengembangan4). Koordinasi yang baik dengan pihak terkait

c. Perguruan Tinggi

1). Melegitimasi kehadiran Unit KSR PMI di kampus2). Dukungan sarana prasarana3). Alokasi dana pembinaan4). Dukungan program 5). Narasumber / Fasilitator6). Membangun jaringan kemitraan7). Koordinasi yang baik dengan PMI d. Instansi Terkait

1). Dukungan dana2). Sarana prasarana3). Fasilitator / Narasumber 4). Publikasi

C. Keuangan :

a. Keuangan KSR PMI dapat diperoleh dari :

1). Palang Merah Indonesia2). Bantuan dari instansi / lembaga yang bersangkutan3). Iuran Anggota KSR PMI4). Sumbangan lain yang tidak mengikat5). Usaha-usaha lain yang tidak bertentangan dengan Prinsip Dasar

Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional.

b. Pengelolaan keuangan KSR PMI harus dipertanggungjawabkan kepada Pengurus PMI Cabang dan Instansi ybs.

Bab 4 - Organisasi dan Struktur8

Page 15: Draft Ksr Tsr Pmi

Pedoman KSR PMI

BAB VKETENTUAN UMUM MANAJEMEN PEMBINAAN KSR

A. Rekruitment

1. Prosedur Perekrutan anggota KSR

a. Sosialisasi ( dapat melalui media cetak dan elektronik, leaflet, spanduk, baliho, mading, pameran, atraksi kegiatan PMI, dll)

b. Pendaftaran :

1). Mengisi formulir ( Blanko formulir terlampir )2). Pengembalian formulir

c. Seleksi :

1) Administrasi 2) Wawancara3) Kesehatan4) Fisik

d. Pengumuman Hasil Seleksi :

Pengumuman Hasil Seleksi calon anggota KSR dilakukan secara terbuka dengan diketahui oleh PMI Cabang dan Pembina KSR.

2. Waktu Perekrutana. Perekrutan dilaksanakan minimal sekali dalam 3 tahun oleh

PMI Cabang.b. Sebelum memasuki pelatihan para calon anggota harus

diberikan orientasi oleh Pengurus Unit KSR.

B. Pelatihan

Bab 5 – Ketentuan Umum Manajemen Pembinaan KSR

Monitoring Dan

Evaluasi

9

1. Perekrutan dan Struktur

2. Pelatihan3. Mobilisasi/ Penugasan Pasca Pelatihan

3.

Pengembangan Kapasitas

Page 16: Draft Ksr Tsr Pmi

Pedoman KSR PMI

Sesuai kompetensi dari anggota KSR PMI yakni mampu melaksanakan kegiatan PMI dan tugas pelayanan teknis kepalangmerahan di masyarakat, maka pelatihan KSR PMI harus diarahkan pula pada upaya peningkatan keterampilan teknis pelayanan kepalangmerahan tersebut.

1. Macam Pelatihan

a. Diklat KSR Tingkat Dasar

1). Pendidikan diadakan sesuai program kebutuhan Pengurus Cabang dan Unit.

2). Tiap Jam Pelajaran berlangsung selama 45 menit, dengan jumlah Jam Pelajaran 120 Jam (120 x 45’ JPL) termasuk Perkenalan, Penyusunan Norma dan Harapan serta Evaluasi. Atau 12 hari efektif jika dilaksanakan terus-menerus ( jika rata – rata dalam sehari berlangsung 10 Jam ).

3). Untuk mencapai jumlah kurikulum 120 jam tersebut, PMI Cabang dan Unit KSR dapat saja melakukannya dengan sistim bertahap, menyesuaikan dengan ketersediaan waktu, kemampuan personil, ketersediaan perlengkapan dan dana.

4). PMI Cabang hanya memberikan sertifikat dan KTA KSR PMI kepada yang telah mengikuti keseluruhan paket Diklat Tingkat Dasar sesuai kurikulum.

5). Tempat dan waktu ditentukan oleh Pengurus Cabang atau ditentukan bersama – sama dengan unit KSR, lembaga , instansi atau badan swasta yang membutuhkan.

6). Kurikulum, silabus, modul dapat dilihat pada CD Standarisasi Kurikulum Pelatihan (bagian KSR) terbitan Markas Pusat PMI tahun 2006.

b. Diklat KSR Tingkat Lanjutan

1). Diklat KSR Tingkat Lanjutan adalah Pelatihan Spesialisasi sesuai bakat, minat dan kemampuan anggota KSR.

Bab 5 – Ketentuan Umum Manajemen Pembinaan KSR

Monitoring Dan

Evaluasi

10

1. Perekrutan dan Struktur

2. Pelatihan3. Mobilisasi/ Penugasan Pasca Pelatihan

3.

Pengembangan Kapasitas

Page 17: Draft Ksr Tsr Pmi

Pedoman KSR PMI

2). Untuk mengikuti Pelatihan Spesialisasi, maka seorang anggota KSR Tk Dasar telah melewati beberapa kegiatan / penugasan PMI serta tercatat aktif dalam menunjang program kegiatan PMI.

3). Anggota KSR berhak mengikuti Pelatihan Spesialisasi minimal 1 tahun setelah mencapai jenjang KSR Tingkat Dasar.

4). Jenis Pelatihan Spesialisasi yakni Pertolongan Pertama, Perawatan Keluarga, Kesehatan Remaja ( PRS ), TMS, Watsan, Dukungan Psikologi, dlsb sesuai kompetensi yang dapat menunjang pelayanan PMI.

5). Kurikulum, silabus, modul untuk setiap jenis Pelatihan Spesialisasii dapat dilihat pada CD Standarisasi Kurikulum Pelatihan ( sesuai jenis pelatihan ) terbitan Markas Pusat PMI tahun 2006.

2. Materi Pelatihan

KSR Tingkat Dasar :

a. Kepalangmerahan ( Gerakan PM & BSM Internasional, Prinsip Dasar, HPI, Lambang, PMI, Peran KSR, Pengenalan Safer Access ).

b. PMI, Struktur dan Peran, Kedudukan KSR dalam organisasi.c. Kepemimpinand. Pertolongan Pertamae. Perawatan Keluargaf. Kesja ( Metode PRS )g. Pengantar Manajemen Bencanah. Pengantar CBFA/PHASTi. Dapur Umumj. Pasang Bongkar Tendak. TMSl. Usaha Kesehatan Transfusi Darah (Fasilitator dari UTDC)m. Simulasi Lapangann. Pengantar Pelatihan, Perkenalan, Harapan dan Norma, evaluasi

KSR Tingkat Lanjutan (Spesialisasi):

1. Pertolongan Pertama2. Perawatan Keluarga3. Kesehatan Remaja ( PRS )4. Psikological Support5. TMS6. Watsan ( Phast )7. Assessment8. Bekerja dengan masyarakat ( CBDP, ICBRR, PRA, CBFA )9. Dlsb sesuai kompetensi yang dapat menunjang pelayanan PMI.

Metode Pelatihan

Metode yang dipakai dalam Pendidikan dan Latihan KSR Dasar maupun Lanjutan ialah metode partisipatif dengan bentuk antara lain :

Bab 5 – Ketentuan Umum Manajemen Pembinaan KSR11

Page 18: Draft Ksr Tsr Pmi

Pedoman KSR PMI

a. Ceramah dan tanya jawabb. Brainstormingc. Studi kasusd. Role playe. Diskusif. Praktekg. Outboundh. Penugasani. Presentasi

3. Media Pelatihan

a. Non Projected Aids (Materi Pelatihan) : paket Diklat, buku , brosur, gambar dan lain – lain

b. Projected Visual Aids (Media Visual) : OHP, film, slide, dan lain – lain

c. Audio Aids (Media Audio) : radio, tape recorder, dlld. Perlengkapan Pelatihan untuk materi teknis ( PP, PK, DU, Tenda,

PRS, dan lain– lain ).

4. Evalusi Pendidikan dan Latihan

Setiap program pendidikan KSR harus dilengkapi dengan tahap evaluasi guna memperoleh masukan bagi pengembangan pendidikan pada masa yang akan datang.

Oleh karena itu perlu diperhatikan :

a. Aspek yang dievaluasi :

1). Aspek Pengetahuan.2). Aspek Keterampilan. 3). Aspek Nilai dan Sikap Mental.4). Aspek Pelatihan

b. Cara Evaluasi

1). Test, meliputi : Pra Test, Dailly Test dan Post Test2). Observasi / Pengamatan lapangan dengan menggunakan :

2.1. Daftar pertanyaan ( Check list )2.2. Catatan harian pengamat

c. Pada dasarnya Evaluasi dalam rangka Diklat dibagi dalam 2 tahap :

1). Selama Proses Pendidikan dan Pelatihan 2). Setelah Pendidikan dan Pelatihan

d. Evaluasi Selama Proses Pendidikan dan Pelatihan

1). Ketua Pelaksana Diklat, penyelenggara, guru / fasilitator/pelatih mengadakan bimbingan, pemantauan dan pencatatan mengenai jalannya pendidikan dan pelatihan dari prilaku peserta setiap hari.

2). Disamping hal – hal tersebut, secara timbal balik peserta melakukan evaluasi harian tentang penyelenggaraan diklat dan proses belajar yang diikuti.

e. Setelah Pendidikan dan Pelatihan

Selesai Pendidikan dan Pelatihan, Evaluasi dilakukan oleh Pengurus melalui Divisi/ Bidang/ Seksi yang membidangi SDM.

1. Di tingkat Pusat dilakukan oleh :

Bab 5 – Ketentuan Umum Manajemen Pembinaan KSR12

Page 19: Draft Ksr Tsr Pmi

Pedoman KSR PMI

1.1. DIVISI ORGANISASI , mengenai aspek organisasi1.2. DIVISI SDM/DIKLAT, mengenai aspek pengembangan,

pendidikan, dan juga aspek peningkatan pengetahuan dan keterampilan serta perubahan nilai dan sikap mental (Knowledge, Attitude, Practice )

1.3. DIVISI BANTUAN & PELAYANAN, mengenai kesiapsiagaan KSR melaksanakan tugas – tugas kemanusiaan.

Disesuaikan dengan struktur Markas Pusat

2. Ditingkat Daerah dilakukan oleh Bidang SDM.3. Ditingkat Cabang dilakukan oleh Seksi SDM. 4. Hasil evaluasi digunakan sebagai umpan balik, bagi

penyempurnaan penyelenggraan pendidikan dan pelatihan KSR.

5. Sertifikasi

a. Calon KSR PMI yang telah lulus dalam kegiatan Pendidikan dan pelatihan KSR Tingkat Dasar berhak mendapatkan sertifikat dari PMI Cabang.

b. Anggota KSR PMI yang telah lulus dalam kegiatan Pendidikan dan pelatihan KSR Spesialisasi berhak mendapatkan sertifikat spesialisasi dari PMI Cabang / Daerah / Pusat (disesuaikan dengan tingkatan pelaksana pelatihan)

6. Tanda Spesialisasi

a. Tanda Spesialisasi diberikan setelah selesai pelatihan Spesialisasi dan dinyatakan lulus.

b. Bentuk Tanda Spesialisasi adalah PIN dan diberikan sesuai spesialisasi yang ditempuh oleh seorang anggota KSR PMI.

7. Penyegaran Materi

a. Refreshing / Penyegaran Materi diperlukan sebagai upaya untuk mengingatkan atau menyegarkan kembali materi – materi pelatihan yang telah diperoleh dan menambah materi – materi bila ada yang mengalami pengembangan – pengembangan terbaru.

b. Refreshing / Penyegaran Materi dilaksanakan minimal 3 - 6 bulan sekali dan dapat dilaksanakan oleh Unit KSR, PMI Cabang, Daerah maupun Pusat

c. Refreshing / Penyegaran Materi dapat dilaksanakan dalam bentuk Pertemuan/ Latihan rutin, Latihan Bersama / Latgab, Diskusi, Seminar, Temu Relawan, dll.

C. Mobilisasi / Penugasan Pasca Pelatihan

Bab 5 – Ketentuan Umum Manajemen Pembinaan KSR13

Page 20: Draft Ksr Tsr Pmi

Pedoman KSR PMI

Dalam rangka tugas – tugas kepalangmerahan, Pengurus PMI Cabang setempat mengeluarkan surat penugasan KSR PMI, yang diberikan kepada anggota, baik secara perorangan maupun unit sesuai dengan prosedur organisisasi. 1. Penugasan Yang Diberikan antara lain :

a. Kesiapsiagaan Penanganan Bencana / Konflikb. Tugas Penanggulangan Bencana / Konflik ( Disaster Respon )c. Tugas Pelayanan Sosial dan Kesehatan Masyarakatd. Kegiatan – kegiatan Pembinaan dan Pendidikan / Pelatihan yang

diselenggarakan oleh PMI Cabang, Daerah maupun Pusat. 2. Mekanisme Penugasan :

a. Penugasan di Tingkat Cabang

1). Dalam situasi damai / normal, maka Pengurus Cabang memberikan penugasan kepada KSR PMI dalam bentuk pemberitahuan / penawaran secara tertulis, dan penyeleksian sesuai kriteria / kompetensi yang dibutuhkan dalam suatu penugasan.

2). Dalam situasi darurat / emergency, maka Pengurus Cabang memberikan penugasan kepada KSR PMI yang memenuhi persyaratan, secara cepat dan terorganisir. ( dapat melihat Protap Tanggap Darurat Bencana yang dikeluarkan oleh Divisi PB )

3). Pengendalian kegiatan di lapangan, mulai dari pemberangkatan hingga di lokasi sasaran / tempat tugas, selama di lokasi sampai dengan kembali, sepenuhnya menjadi tanggungjawab PMI Cabang ( atau PMI pada setiap jenjang kepengurusan yang memberi penugasan ).

4). Ketua Regu/Kelompok/Unit bertanggungjawab terhadap pelaksanaan tugasnya dengan baik dan menyampaikan laporan.

Bab 5 – Ketentuan Umum Manajemen Pembinaan KSR

Monitoring Dan

Evaluasi

14

1. Perekrutan dan Struktur

2. Pelatihan3. Mobilisasi/ Penugasan Pasca Pelatihan

3.

Pengembangan Kapasitas

Page 21: Draft Ksr Tsr Pmi

Pedoman KSR PMI

b. Penugasan di Tingkat Daerah

1). Dalam situasi damai / normal, maka Pengurus Daerah memberikan penugasan kepada KSR PMI dalam bentuk pemberitahuan / penawaran kepada Cabang, dan selanjutnya PMI Cabang meneruskan pemberitahuan / penawaran secara tertulis, kepada KSR PMI serta melakukan seleksi sesuai criteria / kompetensi yang dibutuhkan dalam suatu penugasan.

2). Dalam situasi darurat / emergency , maka Pengurus Daerah tetap mengkoordinasikan kepada PMI Cabang, sehingga PMI Cabang segera merespon penugasan dengan menugaskan anggota KSR secara cepat dan terorganisir.

4). Pengendalian kegiatan di lapangan, mulai dari pemberangkatan hingga di lokasi sasaran / tempat tugas, selama di lokasi sampai dengan kembali, sepenuhnya menjadi tanggungjawab PMI Daerah.

5). Ketua Regu/Kelompok/Unit bertanggungjawab terhadap pelaksanaan tugasnya dengan baik dan menyampaikan laporan ke PMI Cabang dan PMI Daerah.

c. Penugasan di Tingkat Nasional

1). Dalam situasi damai / normal, maka Pengurus Pusat memberikan penugasan kepada KSR PMI dalam bentuk pemberitahuan / penawaran kepada Daerah dan Cabang, yang selanjutnya PMI Cabang meneruskan pemberitahuan / penawaran secara tertulis, kepada KSR PMI serta melakukan seleksi sesuai criteria / kompetensi yang dibutuhkan dalam suatu penugasan.

2). Dalam situasi darurat / emergency , maka Pengurus Daerah tetap mengkoordinasikan kepada PMI Cabang, sehingga PMI Cabang segera merespon penugasan dengan menugaskan anggota KSR secara cepat dan terorganisir.

3 Pengendalian kegiatan di lapangan, mulai dari pemberangkatan hingga di lokasi sasaran / tempat tugas, selama di lokasi sampai dengan kembali, sepenuhnya menjadi tanggungjawab PMI Pusat ( atau PMI pada setiap jenjang kepengurusan yang memberi penugasan ).

5). Ketua Regu/Kelompok/Unit bertanggungjawab terhadap pelaksanaan tugasnya dengan baik dan menyampaikan laporan ke PMI Cabang, PMI Daerah dan PMI Pusat.

d. Penugasan dengan Kerjasama Pihak Lain

1). Penugasan Relawan dengan kerjasama lembaga / intansi maupun organisasi lain harus melalui persuratan dan bila dipandang perlu ( dalam kasus – kasus tertentu ) dapat ditandai dengan adanya MOU antara pihak PMI sesuai dengan tingkatannya dengan pihak lain yang bermaksud bekerjasama dalam penugasan.

2). Apabila PMI yang membutuhkan relawan dari lembaga / instansi / organisasi lain, maka sebelum penugasan relawan tersebut perlu diberikan Orientasi tentang kepalangmerahan.

Bab 5 – Ketentuan Umum Manajemen Pembinaan KSR15

Page 22: Draft Ksr Tsr Pmi

Pedoman KSR PMI

3. Hal – Hal yang Dilakukan Terkait Penugasan

a. Sebelum Penugasan

1). Sebelum penugasan, maka perlu diberikan briefing atau pembekalan kepada KSR PMI berkaitan dengan penugasan yang akan dilaksanakan.

2). Dalam hal penugasan ke daerah bencana / konflik, maka briefing dapat berisi :

a.Pembagian tugas b.Penjelasan rencana operasi (instruksi operasi)c. Penjelasan singkat tentang daerah bencana meliputi lokasi,

rute perjalanan, pos, jalur evakuasi, situasi terakhir, penjelasan ttg safer access, pihak – pihak yang dihubungi (koordinasi), dll

d.Cek kesehatan Dapat melihat Protap Tanggap Darurat Bencana yang dikeluarkan oleh Divisi PB.

3). Mempersiapkan perlengkapan penugasan.4). Pengurus PMI pada setiap tingkatan yang memberi

penugasan mengadakan koordinasi dan komunikasi dengan pihak terkait di lapangan.

b. Saat Penugasan

1) Anggota KSR PMI yang ditugaskan mengadakan komunikasi dan koordinasi dengan pihak – pihak terkait.

2) Melakukan kegiatan – kegiatan sesuai dengan tugasnya. Membuat laporan kegiatan harian (naratif dan photo) dan menyampaikannya ke Markas secara berkala.

3) Melakukan evaluasi internal setiap hari.4) Penugasan di daerah bencana / konflik, dapat melihat Protap

Tanggap Darurat Bencana yang dikeluarkan oleh Divisi PB

c. Pasca Penugasan

1) Selesai penugasan diadakan debriefing

a. Psikological supportb. Dialog/diskusic. Rekreasi (sesuai kebutuhan)d. Cek kesehatan

2) Membuat laporan pelaksanaan tugas dan menyampaikannya kepada Pengurus PMI dan pihak – pihak terkait (sesuai keperluan)

d. Perlengkapan Standar & Sarana Pendukung Penugasana. Administrasi

1) Surat tugas2) ID Card3) KTA PMI4) Alat tulis

b. Dalam penugasan yang terkait penanganan situasi emergency, maka perlu kelengkapan pribadi ( APD ), asuransi dan kelengkapan regu sesuai kebutuhan.

c. Dana personil untuk keperluan :

Bab 5 – Ketentuan Umum Manajemen Pembinaan KSR16

Page 23: Draft Ksr Tsr Pmi

Pedoman KSR PMI

1) Transportasi mobilisasi2) Perdiem3) Akomodasi4) Konsumsi

d. Dana Operasionale. Penghargaan dan Pengakuan

1). Penghargaan dan Pengakuan perlu diberikan kepada Anggota KSR yang memiliki loyalitas dan dedikasi ( pengabdian ), berprestasi, memiliki kemampuan dan keterampilan tertentu yang mendukung pengembangan PMI, berkelakuan baik, kreatif dan professional.

2). Diberikan oleh Pengurus PMI di semua tingkatan dan instansi / lembaga terkait

3). Diberikan pada hari – hari tertentu, misalnya HUT Palang Merah, Hari Relawan, Hari – Hari Raya, dll.

4). Penghargaan dapat diberikan dalam bentuk Piagam, Surat Keterangan, Satya Lencana, Insentif, Sarana Prasarana Pendukung, Pemberian Seragam Anggota, Dana Pembinaan, Mengikutkan dalam Jenjang Pelatihan yang lebih tinggi, Penugasan, dll.

f. Asuransi dan Perlindungan Hukum

Pengurus PMI Cabang mengupayakan adanya asuransi jiwa, dan perlindungan hukum selama KSR menjalankan tugas kepalangmerahan.

D. Pengembangan Kapasitas Pasca Pelatihan

Pembinaan dan pengembangan anggota KSR pasca pelatihan merupakan upaya meningkatkan ketrampilan di bidang kepalangmerahan dan mengembangkan potensi diri anggota KSR, dengan tujuan tercapainya KSR PMI yang handal dan professional dalam karya, bakti dan prestasi.

Pembinaan dan pengembangan tersebut di atas, perlu dilaksanakan secara bertahap, terarah dan berkesinambungan dengan pembagian

Bab 5 – Ketentuan Umum Manajemen Pembinaan KSR

Monitoring Dan

Evaluasi

17

1. Perekrutan dan Struktur

2. Pelatihan3. Mobilisasi/

Penugasan Pasca Pelatihan

4.

Pengembangan Kapasitas

Page 24: Draft Ksr Tsr Pmi

Pedoman KSR PMI

tugas dan tanggung jawab antara Pimpinan Instansi / Perguruan Tinggi dan PMI Cabang.

1. Pelaksana

Pembinaan dan pengembangan anggota KSR pasca pelatihan, baik itu organisasi, ketrampilan, operasional dan potensi dilakukan oleh Pengurus PMI dan atau Pimpinan PT/Instansi/Lembaga/Institusi/Masyarakat. Komandan KSR juga turut serta dalam pembinaan dan pengembangan anggotanya pasca pelatihan.

2. Kegiatan

a. Kegiatan Kepalangmerahan :

1) Pelatihan Spesialisasi Kepalangmerahan2) Refreshing / Penyegaran Materi dan Pelatihan Rutin3) Aktif dalam pelayanan social kesehatan masyarakat4) Mengembangkan program pemberdayaan berbasis masyarakat,

misalnya CBFA Dan PHAST, KBBM (Kesiapsiagaan Bencana Berbasis Masyarakat), PERTAMA (Pengurangan Risiko Terpadu Berbasis Masyarakat) di desa mitra,Kesehatan Remaja/Pendidikan Remaja Sebaya dan Wanita Sebaya.

5) Aktif dalam membantu mengembangkan PMR6) Membangun citra PMI melalui media promosi maupun penyuluhan

masyarakat7) Penyebarluasan Prinsip – Prinsip Dasar Gerakan Palang Merah dan

Bulan Sabit Merah Internasional dan HPI8) Pertukaran Relawan9) Kegiatan lintas organisasi10) Mengadakan pertemuan KSR atau Temu Relawan11) Terlibat dalam pertemuan, rapat – rapat dan pengambilan

keputusan PMI

b. Kegiatan Non Kepalangmerahan

1) Penelitian, Seminar, Lokakarya 2) Kursus – Kursus Pengembangan Diri (Bhs.Inggris, Komputer, dll) 3) Dll

E. Monitoring, evaluasi dan Pelaporan

Bab 5 – Ketentuan Umum Manajemen Pembinaan KSR18

Page 25: Draft Ksr Tsr Pmi

Pedoman KSR PMI

1) Mengumpulkan dan mereview informasi yang berkaitan dengan proses berjalannya suatu kegiatan

2) Memberikan masukan / koreksi terhadap kelemahan yang ditemukan

a). Menunjukkan relevansi dan pencapaian tujuan secara efektif, efisien dan dampaknya terhadap tujuan jangka panjang dan sustainability/keberlangsungan.

b). Memberikan informasi yang kredibel, bermanfaat dan memungkinkan pembelajaran dalam fungsi pengambilan keputusan.

1. Monitoring dan Evaluasi pada Tahap Rekruitment

Yang dimonev adalah proses berjalannya perekrutan, seleksi ( waktu, pelaksana, kriteria seleksi dan pengumuman hasil seleksi, pihak – pihak yang mendukung, penggunaan dana, fasilitas dan sarana yang digunakan, factor pendukung dan penghambat, calon anggota yang mendaftar , dll yang dibutuhkan.

2. Monitoring dan Evaluasi pada Tahap Pelatihan

Setiap program Diklat KSR harus dilengkapi dengan tahapan evaluasi guna memperoleh masukan bagi pengembangan program Diklat di masa mendatang Aspek yang dievaluasi :

1). Aspek Pengetahuan.2). Aspek Keterampilan. 3). Aspek Nilai dan Sikap Mental.4). Aspek Pelatihan (panitia, Peserta, Pelatih/Fasilitator, Material

pelatihan, Akomodasi & konsumsi)

3. Monitoring dan Evaluasi pada Tahap Penugasan / Mobilisasi Pasca Pelatihan.

Bab 5 – Ketentuan Umum Manajemen Pembinaan KSR

Monitoring Dan

Evaluasi

19

1. Perekrutan dan Struktur

2. Pelatihan

3. Mobilisasi/ Penugasan Pasca Pelatihan

3.

Pengembangan Kapasitas

Page 26: Draft Ksr Tsr Pmi

Pedoman KSR PMI

Pada tahap penugasan/mobilisasi hal yang tetap perlu dievaluasi secara berkesinambungan meliputi :

1). Aspek Pengetahuan.2). Aspek Keterampilan. 3). Aspek Nilai dan Sikap Mental.4). Aspek Pelaksanaan Tugas

4. Monitoring dan Evaluasi pada Tahap Pengembangan Kapasitas

Hal yang dievaluasi meliputi :

1). Aspek Pengetahuan.2). Aspek Keterampilan. 3). Aspek Nilai dan Sikap Mental.

F. Keikutsertaan KSR PMI dalam pengambilan keputusan KSR PMI ikut serta dalam pengambilan keputusan ditingkat Cabang1). Setiap Unit KSR PMI berhak mengirimkan 1 orang peserta dalam Muscab2). Utusan Unit KSR PMI diputuskan melalui Rapat Pleno anggota KSR unit yang bersangkutan3). Utusan Unit KSR PMI mempunyai hak suara dan hak bicara

Keterangan :Form Pendaftaran KSR – TSR, Form Kegiatan Relawan, Form Pernyataan Kesanggupan Mengikuti Pelatihan, Form Pelaporan Pembinaan KSR,.....(dapat dilihat pada lampiran ).

Bab 5 – Ketentuan Umum Manajemen Pembinaan KSR20

Page 27: Draft Ksr Tsr Pmi

Pedoman KSR PMI

BAB VIKELENGKAPAN ANGGOTA

A. Pakaian Seragam

Terdapat 2 macam pakaian seragam, yaitu :

1. Pakaian Seragam Harian ( PSH )

a. Baju Abu – Abu lengan panjang memakai lep pundak dan dua saku di dada yang menggunakan tutup, dilengkapi atribut KSR PMI. Lihat lampiran .......

b. Celana panjang warna biru tua untuk pria, lihat lampiran .......c. Rok di bawah lutut warna biru tua untuk wanita,lihat lampiran

gambar …….. Untuk yang berbusana Muslim disesuaikan. Lihat gambar …….

d. Sepatu untuk pria dan wanita warna hitame. Topi, warna biru tua/ dongker dengan lambang PMI di depan,

Contoh penampilan PSH pada Putri dapat dilihat pada lampiran gambar No. …,…..,…….

Sedangkan contoh penampilan PSH untuk Putra dapat dilihat pada lampiran Gambar No……,……..,…….

2. Pakaian Seragam Lapangan (PSL).

a. Kaos warna biru muda lengan panjang dengan lambang KSR PMI ( gambar no….) di dada kiri dan lambang PMI di punggung, lihat lampiran ( gambar no…….)

b. Celana panjang PSL warna biru dongker, lihat lampiran (gambar no… )

c. Sepatu Lapangan warna hitamd. Topi warna biru tua dengan lambang PMI di depan, lihat lampiran

(gambar no …)e. Dapat dilengkapi rompi berwarna biru dongker dengan lambang

PMI.Contoh penampilan PSL Putri dapat dilihat pada lampiran (gambar……) Sedangkan PSL untuk Putra dapat dilihat pada lampiran ( gambar……………..).

Catatan : Untuk contoh gambar Pakaian Seragam dan Pakaian Seragam Harian akan diberikan menyusul

B. Atribut

Jenis atribut / tanda pengenal KSR PMI :

1. Badge, dibuat dari kain warna dasar putih berbentuk bundar dengan lambang PMI di tengah dan bertuliskan Korps Sukarela dan Palang Merah Indonesia di sablon / dibordir, (lihat gambar no………………. )

Bab 6 – Kelengkapan Anggota20

Yang dimaksud dengan Kelengkapan Anggota adalah meliputi Pakaian Seragam, Atribut dan Kartu Tanda Anggota (KTA)

Page 28: Draft Ksr Tsr Pmi

Pedoman KSR PMI

2. Tanda Korps Sukarela dibuat dari kain warna dasar putih berbentuk lengkung bertuliskan Korps Sukarela (disablon / dibordir ) Lihat lampiran (gambar…..)

3. Tanda Lokasi, dibuat dari kain warna dasar putih berbentuk lengkung bertuliskan lokasi Cabang setempat, misalnya Cabang Jakarta Timur, disablon/ border (lihat gambar ……………..)

4. Nama dada dibuat dari kain berwarna putih berbentuk persegi panjang dengan tulisan nama, contoh : ENDANG. G, berwarna hitam disablon atau dibordir. ( Lihat lampiran gambar ……………..)

5. Emblim identitas KSR Unit dibuat dari kain berwarna putih berbentuk persegi panjang dengan tulisan nama unit, contoh : UNIT MARKAS CABANG, berwarna hitam disablon atau dibordir. ( Lihat lampiran gambar ……………..)

6. Ikat pinggang, sabuk kain berwarna hitam dengan mata sabuk bertanda Lambang PMI. (Lihat lampiran gambar ………..)

7. Atribut tambahan berupa pin /lencana spesialisasi maupun tanda penghargaan dari PMI maupun luar PMI.

Catatan : Untuk contoh gambar Atribut akan diberikan menyusul

C. Pemakaian Pakaian Seragam

1. Pakaian seragam dengan atributnya hanya dibenarkan dipakai pada waktu menjalankan tugas – tugas Kepalangmerahan

2. Pakaian Seragam Lapangan ( PSL ) dipergunakan pada waktu menjalankan tugas – tugas operasi kemanusiaan di lapangan atau dalam keadaan lain apabila pimpinan menganggap perlu untuk menggunakan Pakaian Seragam Lapangan.

3. Lencana / pin dapat juga dipakai pada waktu – waktu biasa, sepanjang pemakaian itu tidak merugikan nama baik Korps Sukarela maupun PMI pada umumnya.

D. Ketentuan Pemakaian Atribut

1. Badge dijahit pada lengan baju kiri yang menunjukkan symbol KSR PMI

2. Tanda lokasi PMI Cabang dijahit pada lengan baju kiri di atas badge KSR PMI

3. Untuk Tanda KSR Unit dijahit pada baju di atas saku kiri 4. Nama dada dijahit pada baju di atas saku kanan5. Topi dipakai pada waktu melakukan tugas sebagai pelengkap PSH

maupun PSL.6. Atribut tambahan dipakai sesuai aturan yang berlaku bagi atribut tsb7. Untuk lencana dan tanda penghargaan digunakan pada PSH maupun

PSL di atas Tanda KSR unit saku kiri

E. Kartu Tanda Anggota ( KTA)

1. Kartu Tanda Anggota ( KTA ) KSR PMI dikeluarkan oleh PMI Cabang setempat dengan masa berlaku 2 tahun dan dapat diperpanjang lagi.

Bab 6 – Kelengkapan Anggota21

Page 29: Draft Ksr Tsr Pmi

Pedoman KSR PMI

2. Kartu Tanda Anggota (KTA) harus selalu dibawa oleh anggota yang masih berhak dan tidak dibenarkan dipergunakan untuk melakukan kegiatan yang dapat merusak nama baik PMI.

3. Contoh KTA KSR PMI :

Bentuk Halaman Muka

Bentuk Belakang

4. Petunjuk Pemberian Kode

Nomor Induk

a. Untuk ketertiban organisasi, setiap Kepengurusan Daerah maupun Kepengurusan Cabang telah ditentukan Kode Nomor (KN) yang berlaku sehingga secara tetap dipergunakan untuk segala keperluan hubungan organisasi. Untuk keanggotaan KSR tinggal menyesuaikan saja.

b. Kode Nomor ini antara lain dipergunakan dalam Registrasi Anggota pada Kartu Tanda Anggota maupun pada buku induk Keanggotaan serta untuk memudahkan pengelolaan system laporan daerah serta perkembangan wilayah.

c. Kode Nomor untuk Kepengurusan Dearah ( KNPD ) digunakan angka : 01 dan seterusnya sampai dengan 31 ( sesuai jumlah PMI Daerah di Indonesia, yakni 31 )

d. Kode Nomor untuk Kepengurusan Cabang (KNPC) digunakan 01.1 dan seterusnya ( disesuaikan dengan jumlah Cabang di wilayahnya )

Bab 6 – Kelengkapan Anggota

Kartu Tanda Anggota KSR PMI Pok/Unit ..........

No. Induk : ........................................Cabang/Daerah : ........................................

(Tanda tangan Anggota)

Nama Lengkap: ............................................ ( L/P )

Tempat/tgl/lahir: ......................................................

Alamat : ...................................................... ...................................... Gol.

DarahBerlaku s/d : ...................................... ( )

........ 200 ...

POK/ Unit KSR PMI Pengurus PMI CabangPembina/Pembina Teknis : Ketua,

22

FOTO

Page 30: Draft Ksr Tsr Pmi

Pedoman KSR PMI

e. Kode Nomor untuk Anggota KSR (KNAK) digunakan 01.1.0001, 01.1.0002 dan seterusnya.

Contoh :

1) KNPD PMI Daerah Istimewa Aceh……………………………………….….01

KNPD PMI Daerah Bali……………………………………………………..22

2) KNPC PMI Cabang Banda Aceh ……………………………..……..…….01.1KNPC PMI Cabang Gianyar

……………………………………………………..22.3

3) KNAK Anggota PMI Cabang Banda Aceh…………….01.1.0001

KNAK Anggota PMI Cab. Gianyar……………………….22.3.0001

5. Cara Pengisian Nomor Induk Anggota

No. Pendaftaran / No. Anggota / KSR / Tahun

Contoh : Anggota KSR PMI Cabang Banda AcehNo. Induk : …………../01.1.0001/KSR/05

6. Cara Pengisian Nomor Pendaftaran

a. Nomor Pendaftaran diisi oleh PMI Cabang sesuai nomor urut yang mendaftarkan diri sebagai Anggota KSR PMI kepada Markas PMI Cabang ybs.

b. Nomor Pendaftaran dapat terus menerus berlanjut tanpa ada batasan, sesuai dengan jumlah yang pernah terdaftar sebagai Anggota KSR PMI pada Markas PMI Cabang tersebut.

7. Cara Pengisian Nomor AnggotaApabila ada seorang anggota berhenti menjadi anggota KSR PMI, otomatis nomor Anggota ybs, gugur, yang kemudian nomor anggota tersebut dihidupkan lagi apabila ada Anggota KSR PMI yang baru.

Bab 6 – Kelengkapan Anggota23

Page 31: Draft Ksr Tsr Pmi

Pedoman KSR PMI

BAB VIIKETENTUAN LAIN

1. Jika dalam perkembangannya nanti terdapat hal yang memerlukan pembahasan dalam buku ini secara lebih rinci, maka dapat saja dibuatkan Petunjuk Pelaksanaan tersendiri, yang tidak bertentangan dengan Pedoman Umum KSR PMI yang berlaku.

2. Setiap unit KSR PMI memiliki tanggung jawab di dalam pembinaan dan pengembangan kemampuan unitnya.

3. Antara unit satu dengan unit lainnya mempunyai kedudukan sederajat dengan jalur hubungan kerjasama / koordinatif.

4. Dalam hal tugas Kepalangmerahan, setiap Unit KSR PMI merupakan Sub Organisasi Kepengurusan PMI Cabang.

5. Tingkatan Kegiatan & Rekomendasi

A. Kegiatan Tingkat Nasional, apabila :

1) Pesertanya minimal 50 % + 1 utusan PMI Daerah di Indonesia2) Terakomodir dan sejalan dengan program kerja PMI Cabang

dan Daerah3) Memperoleh Rekomendasi dari PMI Cabang, Daerah dan Pusat4) Jenis kegiatannya disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat

setempat atau kondisi aktual yang sedang terjadi.5) Hasil kegiatan dapat diukur, bermanfaat dan berkelanjutan.

Jika yang melaksanakan adalah KSR Unit Perguruan Tinggi / Instansi, maka selain persyaratan di atas juga ditambahkan beberapa persyaratan, yakni :

1) Mendapat persetujuan / rekomendasi dari Pimpinan Perguruan Tinggi / Instansi ybs.

2) Diagendakan dalam Rencana Kerja UKM Kepalangmerahan / Unit Instansi ybs serta telah dikoordinasikan dengan PMI Cabang dan Daerah.

B. Kegiatan Tingkat Daerah, apabila :

1). Pesertanya minimal 50 % + 1 utusan PMI Cabang yang terdapat di wilayahnya.

2). Terakomodir dan sejalan dengan program kerja PMI Cabang dan Daerah

3). Memperoleh Rekomendasi dari PMI Cabang dan Daerah4). Jenis kegiatannya disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat

setempat atau kondisi actual yang sedang terjadi.5). Hasil kegiatan dapat diukur, bermanfaat dan berkelanjutan.

Jika yang melaksankan adalah KSR Unit Perguruan Tinggi / Instansi, maka selain persyaratan di atas juga ditambahkan beberapa persyaratan, yakni :

1) Mendapat persetujuan / rekomendasi dari Pimpinan Perguruan Tinggi / Instansi ybs.

2) Diagendakan dalam Rencana Kerja UKM Kepalangmerahan / instansi ybs serta telah dikoordinasikan dengan PMI Cabang dan Daerah.

Bab 7 - Ketentuan Lain24

Page 32: Draft Ksr Tsr Pmi

Pedoman KSR PMI

C. Kegiatan Tingkat Cabang, apabila :

1). Diikuti oleh peserta dari wilayah Cabang yang bersangkutan

2). Terakomodir dan sejalan dengan program kerja PMI Cabang

3). Memperoleh Rekomendasi dari PMI Cabang 4). Jenis kegiatannya disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat

setempat atau kondisi actual yang sedang terjadi.5). Hasil kegiatan dapat diukur, bermanfaat dan berkelanjutan.

Jika yang melaksanakan adalah KSR Unit Perguruan Tinggi / Instansi, maka selain persyaratan di atas juga ditambahkan beberapa persyaratan, yakni :

1) Mendapat persetujuan / rekomendasi dari Pimpinan Perguruan Tinggi / Instansi ybs.

2) Diagendakan dalam Rencana Kerja UKM Kepalangmerahan / instansi ybs serta telah dikoordinasikan dengan PMI Cabang.

Catatan : Kegiatan internal di lingkungan Kampus / Instansi / Perusahaan, diorganisir langsung oleh Pengurus Unitnya masing – masing.

Bab 7 - Ketentuan Lain25

Page 33: Draft Ksr Tsr Pmi

Pedoman KSR PMI

BAB VIIIPENUTUP

……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..

Bab 8 - Penutup

26

Page 34: Draft Ksr Tsr Pmi

( TSR )TENAGA

SUKARELA

Page 35: Draft Ksr Tsr Pmi

Pedoman TSR PMIDAFTAR ISI

Daftar Isi ……………..…………...................................................... i

Bab I : Pendahuluan ...................................................................... 1A. Latar Belakang …………………………………………………….....

1B. Maksud dan Tujuan………………………………………………...........

1C. Dasar

………………………………………………………………………….....1

D. Ruang Lingkup dan Tata Urut .......………………......……………...... 1

Bab II : Pengertian, Fungsi dan Tigas ................................................. 2A. Pengertian ………………………………………………………………...… 2B. Hak ………………………………….………………………………………..… 2C. Kewajiban ……………………….………………………………………..… 2

Bab III : Keanggotaan ……………………………………………………………….….. 3

A. Syarat keanggotaan…………………………………………………….…… 3

B. Pengesahan anggota …………………………………………….………..… 3C. Keanggotaan TSR PMI berakhir …………….………………….….

3D. Hak ………………………………..……………………………………………. 3E. Kewajiban

…………………………………………………………………… 4F. Perpindahan Anggota TSR................................................ 4

Bab IV : Organisasi………………………………………………………............. 5

A. Ketentuan Umum Organisasi ………………………………..……..……. 5B. Peran Pihak Terkait ...........................................….. 5

Bab V : Pembinaan TSR ...................................................………………...7

A. Rekruitmen …………..…………………………………………………..…. 7B. Orientasi ……….………………............................................

8C. Mobilisasi/Penugasan Pasca Orientasi ……………………..… 9D. Pengembangan Kapasitas ..................................... 12

Bab VI : Kelengkapan Anggota …………………………………………………….....14

i

Page 36: Draft Ksr Tsr Pmi

Pedoman TSR PMIDAFTAR ISI

A. Atribut .....................................................................14

B. Ketentuan Pemakaian Pakaian Atribut .......................... 14C. Kartu Tanda Anggota ..........................................................

14D. Formulir Pendaftaran ..........................................................

16

Bab VII : Monitoring dan Evaluasi …….…………...…………………............... 17

A. Monitoring dan Evaluasi ................................................ 17B. Waktu Pelaksanaan Monev ................................................

18C. Pelaksanaan Monev ...........................................................

18D. Sasaran Monev ........................................................... 18E. Apa saja Yang di MonEV ................................................ 19F. Cara Melakukan MonEv ................................................ 19G. Alat dan Metode Monev ................................................ 20H. Tindak Lanjut MonEv ...........................................................

20

Bab VIII : Pendataan dan Pelaporan ...........................................................21

A. Pendataan .....................................................................21

B. Pelaporan .....................................................................21

Bab IX : Penutup ................................................................................ 22

Lampiran ................................................................................23

ii

Page 37: Draft Ksr Tsr Pmi

Pedoman TSR PMI

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar Belakang

1. Dalam melaksanakan tugas dan kegiatan pelayanan kepalangmerahan, PMI sangat tergantung pada keberadaan sumber daya manusianya, khususnya relawan yaitu Korps Sukarela (KSR) dan Tenaga Sukarela (TSR)

2. Bahwa untuk mengetahui perbedaan tugas, fungsi dan kedudukan TSR dan KSR, maka dipandang perlu untuk memperjelas pengertian, tugas dan fungsi TSR PMI

3. Agar Anggota TSR PMI dapat menjalankan tugas dan fungsinya dalam membantu PMI, maka perlu diterbitkan pedoman tentang TSR PMI.

B. Maksud dan Tujuan

1. Pedoman ini diterbitkan dengan maksud untuk memberikan pengertian bagi Pengurus PMI, Staf PMI, Anggota TSR PMI dan masyarakat umum yang berminat pada pengembangan TSR PMI.

2. Buku Pedoman ini diharapkan dapat memberikan kesamaan pengertian dan langkah dalam membina dan mengembangkan TSR PMI

3. Buku Pedoman ini merupakan petunjuk yang dijadikan pegangan bagi Pengurus PMI, Pelatih, Anggota TSR PMI dll.

C. Dasar

1. Angggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga PMI2. Rencana Strategis dan Pokok-pokok kebijakan PMI Tahun 2004 – 20093. Perjanjian kerjasama antara Palang Merah Indonesia dengan

Departemen Dalam Negeri RI Nomor : 163/3129/SJ dan Nomor 0184.kep/PP/IX/1995 tanggal 26 September 1995. (????)

D. Ruang Lingkup dan Tata Urut

1. Pendahuluan2. Pengertian, Fungsi dan Tugas3. Keanggotaan4. Organisasi5. Pembinaan TSR6. Kelengkapan Anggota7. Monitoring & Evaluasi8. Pendataan dan Pelaporan 9. Penutup

Bab 1 - Pendahuluan

1

Page 38: Draft Ksr Tsr Pmi

Pedoman TSR PMI

BAB IIPENGERTIAN, FUNGSI DAN TUGAS

A. Pengertian

B. Fungsi

TSR PMI berfungsi sebagai tenaga sukarela yang dapat memberikan bantuan pikiran, waktu dan tenaganya untuk kemajuan PMI sesuai dengan kemampuan dan ketrampilan yang dimilikinya.

C. Tugas

1. Melaksanakan kegiatan kepalangmerahan sesuai dengan ketrampilan /keahlian yang dimilikinya, secara terkoordinir dan terarah.

2. TSR PMI dapat pula bertugas membantu KSR PMI dalam bidang tertentu dengan sepengetahuan Pengurus PMI setempat

3. TSR PMI dapat pula menerima tugas lain sesuai ketrampilan/keahlian yang dimilikinya jika diminta oleh Pengurus PMI untuk menunjang kegiatan PMI di wilayahnya

Bab 2 – Pengertian, Fungsi dan Tugas

2

Tenaga Sukarela (TSR) adalah individu-individu yang secara sukarela dan sadar meluangkan waktu, menyumbangkan tenaga, pikiran, materi dan ketrampilan/keahlian khusus yang dimiliki baik yang diperoleh melalui tingkat pendidikan formal maupun non formalTSR PMI sebagai wadah bagi Anggota Biasa dan Anggota Luar Biasa PMI untuk memberikan pengabdiannya dalam kegiatan kepalangmerahan.Pembina TSR PMI adalah Pengurus PMI yang ditunjuk selaku koordinator kegiatan TSR PMI sesuai bidang tugasnya.

Page 39: Draft Ksr Tsr Pmi

Pedoman TSR PMI

BAB IIIKEANGGOTAAN

A. Syarat Keanggotaan

1. Bagi WNI

a. Setia kepada Pancasila dan UUD 1945b. Usia minimal 18 Tahun dan memiliki kemampuan membaca dan

menulis c. Berkelakuan baikd. Atas kesadaran sendiri dan sukarela bersedia mendaftarkan diri

sebagai Anggota TSR PMI kepada PMI setempate. Bersedia untuk mengikuti kegiatan orientasi kepalangmerahanf. Memiliki kesanggupan secara mental, fisik dan sosial untuk

menjalankan tugas-tugas kepalangmerahan.g. Bersedia menghayati dan mengamalkan prinsip-prinsip Dasar

Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasionalh. Bersedia menjalankan tugas kemanusiaan sesuai dengan inisiatif

sendiri maupun atas petunjuk Pengurus PMI setempat.i. Bersedia mematuhi ketentuan-ketentuan TSR PMI dan ikut

menjaga nama baik TSR PMI khususnya dan nama baik PMI pada umumnya.

j. Bersedia mengabdikan dirinya di PMI minimal selama 3 tahun.

2. Bagi WNA

a. Mempunyai keahlian khususb. Mempunyai dokumen keimigrasian yang lengkapc. Patuh/Taat pada peraturan perundang-undangan yang berlaku di

Indonesia

B. Pengesahan Anggota

Anggota TSR sah menjadi anggota , apabila : 1. Tercatat dalam daftar anggota di PMI Cabang yang bersangkutan 2. Memiliki KTA yang dikeluarkan oleh PMI Cabang

C. Berakhirnya Keangotaan

Keanggotaan TSR PMI berakhir apabila :1. Meninggal dunia2. Minta berhenti/mengundurkan diri3. Diberhentikan, karena telah melanggar ketentuan-ketentuan yang

berlaku di PMI

D. Hak

Anggota TSR PMI berhak :1. Mendapat kesempatan mengikuti Orientasi Kepalangmerahan yang

diselenggarakan PMI setempat.2. Mendapatkan kesempatan sebagai tenaga pelaksana Perhimpuan PMI

dalam melaksanakan tugas kemanusiaan sesuai aturan yang telah ditetapkan oleh Pengurus PMI.

3. Mendapatkan pembinaan dan pengembangan dari Pengurus PMI, seperti mengikuti lokakarya, penyegaran, dll

4. Mendapatkan penghargaan/tanda kehormatan dari perhimpunan PMI maupun non PMI

5. Memberikan saran dan pendapatnya, baik secara formal maupun informal.

6. Menggunakan atribut sesuai ketentuan.

Bab 3 - Keanggotaan

3

Page 40: Draft Ksr Tsr Pmi

Pedoman TSR PMI

E. Kewajiban

Anggota TSR berkewajiban untuk :1. Memahami dan mematuhi ketentuan AD/ART dan ketentuan

organisasi PMI.2. Memelihara hubungan yang harmonis dengan Pengurus PMI disegala

tingkatan.3. Menjalankan dan membantu menyebarluaskan Prinsip-Prinsip Dasar

Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional4. Membantu mempromosikan kegiatan PMI5. Berpartisipasi aktif dalam kegiatan PMI6. Menjaga nama baik PMI7. Memberikan laporan tentang kegiatan yang telah dilaksanakan

kepada Pengurus PMI setempat.8. Membayar uang iuran keanggotaan.s

F. Perpindahan Anggota TSR

Berhubung karena sesuatu hal, seorang Anggota TSR pindah ke tempat lain. Bagi mekeka yang pindah maka diharapkan :1. Membawa Surat Rekomendasi dari Pengurus PMI tempat semula dia

tergabung dalam kegiatan TSR (Daerah , Cabang dan Pusat), 2. Melaporkan/mendaftarkan kembali melalui PMI di tempat tinggalnya

yang baru.

Bab 3 - Keanggotaan

4

Page 41: Draft Ksr Tsr Pmi

Pedoman TSR PMI

BAB IVORGANISASI

A. Ketentuan Umum Organisasi

1. Anggota Biasa dan Anggota Luar Biasa PMI yang memiliki ketrampilan/ keahlian khusus yang dapat dimanfaatkan untuk menunjang kegiatan PMI dapat menjadi Tenaga Sukarela (TSR)

2. Rekruitmen, pembinaan dan pendataan Anggota TSR PMI dilakukan oleh Pengurus PMI setempat yang pelaksanaannya dibantu oleh Staf Markas PMI

3. Anggota TSR PMI dikelompokkan sesuai dengan keahlian/ketrampilan yang dimiliki, misalnyaa. TSR PMI Kelompok Pelayan Kesehatanb. TSR PMI Kelompok Ahli Bangunanc. TSR PMI Kelompok Komunikasid. TSR PMI Kelompok Ahli Masak e. TSR PMI Kelompok Watsan f. Lain-lain

4. TSR PMI dapat berada di setiap tingkatan PMI yaitu PMI Pusat, PMI Daerah dan PMI Cabang

5. Anggota TSR PMI dapat membentuk Forum Komunikasi di setiap tingkatan PMI yaitu PMI Pusat, PMI Daerah dan PMI Cabang

B. Peran Pihak Terkait

1) Pengurus PMI Pusata. Menerbitkan Buku Pedoman tentang Tenaga Sukarela (TSR) PMIb. Menerbitkan juklak-juklak atau SOP yang berkaitan dengan

pembinaan TSRc. Menyediakan dukungan dana, sarana dan prasaranad. Menyediakan Pelatih, Fasilitator dan Narasumbere. Mengadakan orientasi kepalangmerahan dan refreshing materif. Melakukan Monitoring, Evaluasi dan Pembinaan ke PMI Daerah g. Melibatkan Relawan dalam penyusunan program kerja dan

pengambilan kebijakan, khususnya dalam hal yang menyangkut pembinaan relawan

2) Pengurus PMI Daerah

a. Menjabarkan, mensosialisasikan dan mengimplementasikan Juklak-juklak atau SOP yang berkaitan dengan pembinaan TSR sesuai dengan kondisi daerah

b. Menyediakan dukungan dana, sarana dan prasaranac. Mengadakan orientasi kepalangmerahan dan refreshing materid. Menyediakan Pelatih, Fasilitator dan Narasumbere. Melakukan Monitoring, Evaluasi dan Pembinaan Ke PMI Cabangf. Melibatkan Relawan dalam penyusunan program kerja dan

pengambilan kebijakan, khususnya dalam hal yang menyangkut pembinaan relawan

3) Pengurus PMI Cabang

a. Menjabarkan, mensosialisaikan dan mengimplementasikan juklak atau SOP yang berkaitan dengan pembinaan TSR di Cabang

b. Menyediakan Dukungan Dana, sarana dan prasaranac. Menyediakan pelatih, fasilitator dan narasumberd. Mengadakan orientasi kepalangmerahan dan refreshing materi

Bab 4 - Organisasi

5

Page 42: Draft Ksr Tsr Pmi

Pedoman TSR PMI

e. Memberikan ruang dan kesempatan untuk pengembangan kegiatan bagi relawan (TSR)

Bab 4 - Organisasi

6

Page 43: Draft Ksr Tsr Pmi

Pedoman TSR PMI

f. Melibatkan Relawan dalam penyusunan program kerja dan pengambilan kebijakan, khususnya dalam hal yang menyangkut pembinaan relawan

4) Staf PMIa. Memberikan dukungan administrasi dan teknis dalam kegiatan-

kegiatan yang berkaitan dengan pembinaan relawanb. Membantu pengurus melakukan monitoring dan evaluasi pada

kegiatan TSRc. Membantu Pengurus merangkum hasil monitoring dan evaluasi

dan membuat rencana tindaklanjutnya.

5) Instansi terkaita. Memberikan dukungan moril dengan kerjasama yang baikb. Memberikan dukungan dana, sarana dan prasarana jika

memungkinkan

Bab 4 - Organisasi6

Page 44: Draft Ksr Tsr Pmi

Pedoman TSR PMI

BAB V PEMBINAAN TSR

A. Rekruitmen

1. Umum

a. Rekruitmen diperlukan untuk mempertahankan kesinambungan anggota.

b. Rekruitmen TSR dilakukan oleh Pengurus PMI Cabang yang pada pelaksanaannya dibantu oleh staff markas PMI

c. Rekruitmen TSR dilakukan sampai pada tingkat Desa/Kelurahan

2. Waktu Rekruitmen : setiap saat

3. Tahapan melakukan rekruitmen

a. Identifikasi kebutuhan

1. PMI Cabang melakukan penilaian akan kebutuhan tenaga TSR meliputi jumlah dan kualifikasinya.

2. PMI menentukan kelompok potensial yang akan direkrut menjadi Anggota TSR.

b. Sosialisasi/PublikasiSetelah diketahui jumlah dan kualifikasi yang dibutuhkan, kemudian dilakukan kegiatan sosialisasi/publikasi penerimaan anggota baru.

1. Cara Publikasi

a. Melalui Media massa (cetak/elektronik)b. Penyediaan leaflet dan brosurc. Kontak person

2. Sasaran Publikasi

a. Dinas/Instansi Pemerintah maupun swastab. Perguruan Tinggic. Organisasi Profesi d. Organisasi Masyarakat

Bab 5 – Pembinaan TSR7

1. Perekrutan dan Struktur

2. Orientasi3. Mobilisasi/ Penugasan Pasca Orientasi

3.

Pengembangan Kapasitas

Monitoring Dan

Evaluasi

Page 45: Draft Ksr Tsr Pmi

Pedoman TSR PMI

e. Masyarakat Umum

c. PendaftaranPendaftaran dapat dilakukan dengan cara :

a. Pendaftaran Aktif Individu Calon Anggota TSR, datang ke PMI dan mendaftarkan diri serta mengisi formulir pendaftaran (form terlampir)

b. Pendaftaran PasifPMI mendatangi/menghubungi individu calon Anggota TSR, dan dimintai kesediaannya untuk bergabung dalam TSR PMI.

B. Orientasi Kepalangmerahan

1. Orientasi KepalangmerahanAnggota TSR dibekali dengan Orientasi Kepalangmerahan, sesuai dengan ketentuan/kurikulum yang berlaku.

2. Orientasi Kepalangmerahan dapat dilakukan oleh PMI Cabang, Daerah dan Pusat.

3. Waktu Pelaksanaan Orientasi :Segera setelah proses rekruitmen/pendaftaran

Bab 5 – Pembinaan TSR8

1. Perekrutan dan Struktur

2. Orientasi3. Mobilisasi/ Penugasan Pasca Orientasi

3.

Pengembangan Kapasitas

Monitoring Dan

Evaluasi

Page 46: Draft Ksr Tsr Pmi

Pedoman TSR PMI

C. Mobilisasi/Penugasan Pasca Orientasi

Setelah melalui Tahap Orientasi Anggota TSR dapat dilibatkan/dimobilisasi dalam kegiatan-kegiatan kepalangmerahan sesuai kebutuhan.

1. Jenis Kegiatan/penugasan :

a. Pada Masa Damai

1.) Menjadi Nara Sumber/FasilitatorSesuai dengan bidang keahlian/ketrampilannya, anggota TSR PMI harus bersedia memberikan konsultasi teknis kepada Pelatih PMI setempat dan tidak menutup kemungkinan dilibatkan sebagai tenaga fasilitator pada pelatihan-pelatihan yang diselenggarakan oleh PMI

2.) Terlibat aktif sebagai tenaga pelaksana pada kegiatan-kegiatan PMi setempat, meliputi : bidang kesehatan, pelayanan sosial, pendidikan dan pelatihan, pengembangan organisasi, diseminasi dll, baik sebagai panitia/organizing comitte (OC) maupun tenaga konseptor dan pengarah (SC).

3.) Terlibat aktif dalam pertemuan-pertemuan yang diselenggarakan oleh PMI setempat

4.) Membantu kegiatan penggalian dana (fund raising)5.) Membantu memperkenalkan PMI dan kegiatannya kepada

masyarakat disekitarnya

b. Pada Masa Bencana

1.) Membantu PMI dalam penanganan Bencana di wilayahnya sesuai bidang keahlian/ketrampilan yang dimiliki, misalnya :

a.) Pelayanan medis/kesehatanb.) Assessmentc.) Relief distribusid.) Logistike.) Air dan Sanitasif.) Psykososial Support Programg.) Dll

Bab 5 – Pembinaan TSR

1. Perekrutan dan Struktur

2. Orientasi3. Mobilisasi/

Penugasan Pasca Orientasi

3.

Pengembangan Kapasitas

Monitoring Dan

Evaluasi

9

Page 47: Draft Ksr Tsr Pmi

Pedoman TSR PMI

2.) Berinisiatif mengambil langkah-langkah dalam keadaan darurat jika terjadi sesuatu kejadian luar biasa dan menginformasikan/melaporkan kepada PMI setempat.

3.) Khusus dalam kegiatan penanganan bencana, TSR PMI bergabung dengan SATGANA (satuan Siaga Penanganan Bencana PMI) yang dikoordinasikan oleh Pengurus PMI.

2. Mekanisme/Prosedur Penugasan

a. Penugasan di tingkat Cabang

1. Pengurus Cabang memberikan penugasan kepada Anggota TSR sesuai dengan kebutuhan lapangan

2. Sebelum dilakukan penujukan Anggota TSR yang bertugas, terlebih dahulu dilakukan seleksi/pemilihan Anggota TSR yang memenuhi kriteria penugasan

3. Pengurus Cabang dibantu oleh Staf Markas Cabang wajib melakukan Briefing/Pembekalan sebelum penugasan. Dalam briefing tersebut disampaikan beberapa hal yang berkaitan dengan penugasan yaitu gambaran situasi tempat tugas, latar belakang budaya masyarakat di tempat tugas, tugas atau misi yang harus dikerjakan, koordinasi yang harus dilakukan di lapangan, kode etik /SOP selama bertugas.Apabila PMI Cabang yang bersangkutan tidak memiliki TSR atau TSR yang ada belum mencukupi kebutuhan tugas, maka PMI Cabang dapat :a. Meminta bantuan PMI Daerah untuk memperbantukan TSR

PMI Daerah agar bertugas di Cabang yang bersangkutan.b. Meminta bantuan PMI Cabang lain dibawah

koordinasi/sepengetahuan PMI Daerah di wilayahnya.4. Pada saat selesai penugasan maka dilakukan debriefing.

Debriefing dilakukan dalam bentuk diskusi, curah pendapat untuk mengetahui hal-hal yang terjadi selama penugasan, kendala dan hambatan yang dialami, serta sekaligus untuk memberikan dukungan psikologis (sebagai bentuk perhatian) kepada Anggota TSR pasca penugasan.

b. Penugasan di Tingkat Daerah

1. PMI Daerah dapat menugaskan Anggota TSR Daerah maupun Anggota TSR Cabang dalam kegiatan pada tingkat PMI Daerah

2. Penugasan Anggota TSR Daerah berdasarkan surat tugas yang diterbitkan oleh Pengurus Daerah.

3. Apabila sewaktu-waktu PMI Daerah membutuhkan Anggota TSR Cabang pada kegiatan tingkat Daerah, maka PMI Daerah mengirimkan surat permintaan ke Cabang yang bersangkutan. Atas persetujuan dari PMI Cabang, maka Anggota TSR tersebut dapat dimobilisasi/ditugaskan pada kegiatan tingkat Daerah.Dalam penugasan di tingkat daerah, segala sesuatu yang berkaitan dengan penugasan menjadi tanggungjawab PMI Daerah dan atau PMI Cabang yang bersangkutan

c. Penugasan di tingkat Pusat/Nasional

1. Penugasan TSR PMI Pusat dalam kegiatan tingkat nasional, berdasarkan surat tugas yang dikeluarkan oleh Pengurus Pusat.

2. Penugasan TSR PMI Daerah dalam kegiatan di tingkat nasional.

Bab 5 – Pembinaan TSR10

Page 48: Draft Ksr Tsr Pmi

Pedoman TSR PMI

Pada keadaan normal, Pengurus PMI Pusat mengirimkan surat permintaan Anggota TSR dengan kualifikasi tertentu ke PMI Daerah. Berdasarkan kriteria yang dibutuhkan, PMI Daerah menentukan dan mengirimkan TSR tersebut untuk ditugaskan dalam kegiatan tingkat Pusat.Dalam keadaan darurat, pada bencana PMI Pusat dapat menghubungi PMI Daerah melalui telepon/fax.

Dalam penugasan di tingkat pusat, segala sesuatu yang berkaitan dengan penugasan menjadi tanggungjawab PMI Pusat dan atau bersama-bersama antara PMI Pusat dan PMI Daerah yang bersangkutan.

3. Penugasan TSR PMI Cabang dalam kegiatan tingkat PusatAnggota TSR PMI Cabang tidak tertutup kemungkinan untuk dimobilisasi dalam penugasan tingkat pusat, dengan ketentuan memenuhi kriteria atau memiliki kompetensi untuk ditugaskan pada tingkat nasional.

PMI Pusat memberitahukan kegiatan dan meminta anggota TSR yang bersangkutan melalui Pengurus Daerah, dan kemudian Pengurus Daerah memintakan ke Pengurus Cabang dari Anggota TSR tersebut.

Dalam penugasan tersebut, segala sesuatu yang berkaitan dengan penugasan menjadi tanggungjawab PMI Pusat dan atau bersama-sama antara PMI Pusat, PMI Daerah dan PMI Cabang.

d. Penugasan ke Luar NegeriSeorang Anggota TSR tidak tertutup kemungkinan dikirim untuk bertugas/mengikuti kegiatan di luar negeri.Dalam penugasan ini, surat tugas diterbitkan oleh Pengurus Pusat PMI. Apabila yang ditugaskan adalah TSR PMI Daerah/Cabang maka harus atas rekomendasi PMI Daerah/Cabang yang bersangkutan

3. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam penugasan :

a. Sebelum Penugasan

1. Seleksi kriteria/wawancara untuk menentukan TSR yang akan ditugaskan sesuai kebutuhan

2. Kelengkapan administrasi penugasan :a.) Surat Tugasb.) Tanda Pengenal (ID Card)c.) Surat ijin dari Instansi tempat Anggota TSR bekerjad.) Asuransi

3. Perlengkapan Penugasana.) Perlengkapan Pribadi (Alat Perlindungan Diri)b.) Perlengkapan-perlengkapan yang dibutuhkan selama

penugasan4. Pembiayaan-pembiayaan (Perdiem, Uang Makan, Uang

Transport, dll)5. Briefing/Pengarahan

Sebelum Anggota TSR ditugaskan, maka harus diberikan pengarahan awal dengan maksud memberikan :a.) Gambaran umum tugas-tugas yang harus dikerjakanb.) Gambaran umum lokasi kegiatanc.) Gambaran umum masyarakat/peserta kegiatan

Bab 5 – Pembinaan TSR11

Page 49: Draft Ksr Tsr Pmi

Pedoman TSR PMI

d.) Kultur budaya tempat penugasane.) Mekanisme koordinasi dan SOP selama penugasan

Briefing juga dapat sebagai sarana untuk mengevaluasi kesiapan sebelum penugasan

b. Selama Penugasan

1. Melaksanakan kegiatan penugasan sesuai tugas dan fungsinya serta SOP yang telah ditetapkan

2. Selama penugasan TSR harus senantiasa melakukan koordinasi dengan pihak-pihak terkait

3. Melakukan evaluasi internal harian4. Membuat laporan harian (tertulis dan foto kegiatan) penugasan

c. Sesudah Penugasan

1. Lakukan Debriefing KegiatanDebriefing dilakukan untuk mengetahui hal-hal yang terjadi selama penugasan, kendala dan hambatan yang dialami dan mengurangi beban yang selama penugasan mungkin terjadi.

Debriefing sebisa mungkin dilakukan segera setelah penugasanMetode Debriefing :

a.) Diskusib.) Curah pendapatc.) Wawancara

Untuk debriefing penugasan bencana dan konflik maka debriefing yang dilakukan dapat berupa :

a.) Dukungan psikologi b.) Rekreasi/refeshing (sesuai kebutuhan & bila

memungkinkan)c.) Cek Kesehatan

2. Membuat laporan kegiatan penugasanLaporan tersebut harus memuat hal-hal yang telah dilakukan selama penugasan, kendala & hambatan yang dialami, dan rekomendasi yang harus ditindaklanjuti.

3. Pemberian Penghargaan kepada Anggota TSR yang telah selesai penugasan, (mis. Sertifikat)

D. Pengembangan Kapasitas

Bab 5 – Pembinaan TSR

1. Perekrutan dan Struktur

2. Orientasi3. Mobilisasi/

Penugasan Pasca Orientasi

3.

Pengembangan Kapasitas

Monitoring Dan

Evaluasi

12

Page 50: Draft Ksr Tsr Pmi

Pedoman TSR PMI

Pengembangan kapasitas adalah upaya untuk meningkatkan kemampuan individu Anggota TSR, yang diharapkan dapat menunjang pengembangan kapasitas organisasi secara umum.

Pengembangan kapasitas Anggota TSR dapat berupa :1. Refresing

Minimal dilakukan 2 tahun sekali setelah orientasi2. Pemberian kesempatan untuk mengikuti pelatihan-pelatihan yang

diselenggarakan oleh PMI, baik Pusat, Daerah dan Cabang3. Kesempatan untuk menjadi Pelatih, Fasilitator pada kegiatan-kegiatan

PMI4. Kesempatan untuk terlibat dalam acara-acara dan rapat-rapat

pengambilan keputusan di PMI5. Kesempatan untuk menjadi Anggota Pengurus PMI.

E. Penghargaan dan Pengakuan

1. Diberikan kepada mereka yang memiliki loyalitas, dedikasi dan berprestasi

2. Diselenggarakan oleh Pengurus PMI sesuai tingkatan atau instansi/lembaga terkait

3. Penghargaan perlu diberikan dalam bentuk kesempatan ke jenjang yang lebih tinggi

4. Tolok Ukurnya : lama pengabdian, prestasi, kemampuan dan ketrampilan (sesuai sertifikat), berkelakuan baik, dan mendapatkan rekomendasi dari pihak yang berwenang.

5. Diserahkan pada moment-moment tertentu (misalnya HUT PMI)6. Penghargaan diberikan dapat dalam bentuk : piagam penghargaan,

satya lencana, insentif dan kesempatan untuk mengembangkan diri.

Bab 5 – Pembinaan TSR13

Page 51: Draft Ksr Tsr Pmi

Pedoman TSR PMI

BAB VIKELENGKAPAN ANGGOTA

Yang dimaksud dengan kelengkapan anggota TSR adalah :

A. Atribut/Seragam

1) Rompi2) Lencana/Pin3) Topi

B. Pemakaian Atribut

1) Rompi dipakai sebagai pengenal TSR PMI pada saat menjalankan tugas dilapangan

2) Lencana/Pin dipakai sewaktu-waktu sebagai pengenal TSR PMI pada dada sebelah kiri/di atas saku kiri baju.

3) Topi dipakai sebagai tanda pengenal TSR PMI apabila melaksanakan kegiatan yang berada diluar ruangan

C. Kartu Tanda Anggota TSR

1) Dikeluarkan oleh PMI setempat2) KTA TSR PMI wajib dibawa ketika TSR PMI yang bersangkutan sedang

menjalankan tugas-tugas kepalangmerahan dan tidak dibenarkan mempergunakan KTA dimaksud untuk mencari keuntungan pribadi atau diluar kepentingan PMI.

3) Apabila ada yang berminat menjadi Anggota TSR pada tingkat Daerah/Pusat, maka PMI Daerah/Pusat menfasilitasi pembuatan KTA mereka di PMI Cabang yang bersangkutan.

4) Contoh Kartu Tanda Anggota TSR PMI :

Bentuk Halaman Muka

Bab 6 – Kelengkapan Anggota

Kartu Tanda Anggota TSR PMI Pok/Unit ..........

No. Induk : ........................................Profesi : ........................................Cabang/Daerah : ........................................

(Tanda tangan Anggota)

14

FOTO

Page 52: Draft Ksr Tsr Pmi

Pedoman TSR PMI

Bentuk Belakang

Catatan Khusus

Rekruitmen dan Mobilisasi Relawan pada Bencana berskala besar

Pada kondisi darurat dan terjadi bencana besar, respon masyarakat untuk membantu dan bergabung dengan PMI cukup tinggi.

Hal tersebut di atas, Di satu sisi menimbulkan dampak positif bagi PMI, di mana kepercayaan masyarakat terhadap PMI cukup tinggi, sehingga memperluas jaringan dan meningkatkan kapasitas sumber daya PMI.

Disisi lain banyak permasalahan yang ditimbulkan pada kondisi tersebut, antara lain :

1. Banyaknya jumlah yang ingin bergabung dalam waktu yang hampir bersamaan dan ingin langsung dimobilisasi.

2. Mereka datang dengan latar belakang pendidikan, ketrampilan/keahlian yang berbeda, dimana banyak diantara mereka yang tidak memiliki keahlian atau keahliannya belum sesuai dengan kebutuhan di lapangan.

Menghadapi hal tersebut, PMI harus memiliki metode/manajemen khusus agar tidak menimbulkan masalah baru, bagi PMI maupun bagi para mereka yang ingin bergabung saat itu.

Metode yang harus dilakukan PMI antara lain :1. PMI Pusat, Daerah, Cabang dapat langsung melakukan rekruitmen dan

pendataan2. PMI melakukan seleksi/pemilahan keahlian sesuai kebutuhan3. Bagi yang memiliki keahlian sesuai kebutuhan, maka dapat dilakukan

orientasi dan dapat langsung dimobilisasi sesuai ketentuan penugasan yang berlaku di PMI

4. Bagi yang belum/tidak memenuhi keahlian, maka tetap dilakukan pendatan dan sewaktu-waktu PMI membutuhkan pada kegiatan yang lain diluar bencana yang terjadi, mereka dapat diberdayakan untuk mendukung kegiatan kepalangmerahan.

Bab 6 – Kelengkapan Anggota

Nama Lengkap: ............................................ ( L/P )

Tempat/tgl/lahir: ......................................................

Alamat : ...................................................... ...................................... Gol.

DarahBerlaku s/d : ...................................... ( )

........ 200 ...

POK/ Unit TSR PMI Pengurus PMI CabangPembina/Pembina Teknis : Ketua,

15

Page 53: Draft Ksr Tsr Pmi

Pedoman TSR PMI

Bab 6 – Kelengkapan Anggota 16

Page 54: Draft Ksr Tsr Pmi

Pedoman TSR PMI

D. Formulir Pendaftaran

FORMULIR PENDAFTARAN

FORMULIR PENDAFTARAN TENAGA SUKARELA (TSR)PALANG MERAH INDONESIA

PMI CABANG : ...........................................................

A. Diisi oleh Calon Anggota :Nama : ...........................................................Tempat/tgl lahir : ...........................................................Pekerjaan : ...........................................................Alamat yang bisa dihubungi : ...........................................................

Telepon : ...........................................................Golongan Darah : ...........................................................Keahlian/ketrampilan yang dimiliki : ...........................................................organisasi lain yang diikuti : ...........................................................

Dengan mengisi formulir ini saya mengajukan diri untuk menjadi Anggota PMI dan bersedia memenuhi ketentuan-ketentuan organisasi.

……………………, …………………………….Tanda Tangan

(Calon Anggota)

_______________

B. Diisi oleh Petugas PMI Didaftar dalam buku Induk Nomor : ………………. oleh ………………………

tanggal ……………….

Diberikan KTA tanggal :..........................................................Kualifikasi :..........................................................

Catatan :Formulir pendaftaran ini disimpan sebagai dokumen oleh Markas PMI (Pusat, Daerah, Cabang)

Bab 6 – Kelengkapan Anggota 16

Page 55: Draft Ksr Tsr Pmi

Pedoman TSR PMI

BAB VIIMONITORING & EVALUASI

A. Monitoring dan Evaluasi

Monitoring dan evaluasi diharapkan dapat meningkatkan efektifitas pembinaan TSR, melalui sebuah kerangka hubungan yang jelas antara hal yang telah dilaksanakan, yang tengah dilaksanakan dan masukan-masukan yang ada serta harapan kedepan.

Monitoring dan evaluasi dapat membantu melihat apakah yang telah dilakukan sudah sesuai dengan apa yang diharapkan di dimasa yang akan datang. Tanpa dilakukannya monitoring dan evaluasi, kita tidak bisa mengatakan bahwa pembinaan yang kita laksanakan telah berjalan lancar sebagaimana mestinya, telah mengalami perkembangan, berhasil, efektif dan efisien atau dapat ditingkatkan di masa yang akan datang.

Tujuan kegiatan Monitoring dan Evaluasi Pembinaan TSR secara umum adalah pengukuran dan penilaian kinerja pembinaan , sehingga dapat mencapai hasil yang diharapkan baik secara kualitas dan kuantitas dengan efektif. Pada dasarnya fokus dari monitoring dan evaluasi adalah masukan dan proses implementasi sekaligus kontribusi faktor-faktor terkait terhadap hasil pembinaan secara kualitas dan kuantitas, kerjasama, proses pengambilan keputusan dan kebijakan, advokasi dan koordinasi.

a. Monitoring

1.) Monitoring adalah penilaian yang terus menerus terhadap fungsi kegiatan-kegiatan program di dalam hal jadwal pelaksanaan dan penggunaan input/masukan oleh kelompok sasaran berkaitan dengan harapan-harapan yang telah direncanakan.

2.) Monitoring merupakan kegiatan program yang terintegrasi, bagian penting dari praktek manajemen yang baik dan karena itu

Bab 7 – Monitoring dan Evaluasi17

1. Perekrutan dan Struktur

2. Pelatihan3. Mobilisasi/

Penugasan Pasca Pelatihan

3.

Pengembangan Kapasitas

Monitoring Dan

Evaluasi

Page 56: Draft Ksr Tsr Pmi

Pedoman TSR PMI

merupakan bagian yang integral dari manajemen sehari-hari (Casely & Kumar 1987)

3.) Monitoring dapat didefinisikan sebagai suatu proses mengukur, mencatat, mengumpulkan, memproses dan mengkomunikasikan informasi untuk membantu pengambilan keputusan manajemen program/proyek (Calyton & Petry 1983)

4.) Monitoring adalah mekanisme yang sudah menyatu untuk memeriksa bahwa semua “berjalan untuk direncanakan” dan memberi kesempatan agar penyesuaian dapat dilakukan secara metodologis (Oxfam 1995)

5.) Monitoring adalah penilaian yang sistematis dan terus menerus terhadap kemajuan suatu pekerjaan (SCF 1995)

Monitoring yang baik

1.) Monitoring yang baik dilakukan secara berkelanjutan, melibatkan instansi terkait, dan fokus pada perkembangan pencapaian tujuan.

2.) Monitoring pada pembinaan TSR sebaiknya bukan hanya sekedar melihat bagaimana pelaksanaan pembinaan, namun juga perkembangan pembinaan, program pembinaan dan kerjasama. Dalam hal ini monitoring memiliki fungsi yang sangat penting dalam pengambilan keputusan dan kebijakan, pembelajaran dan sebagai bahan evaluasi.Monitoring yang baik juga tergantung pada kualitas perencanaan pembinaan.

3.) Monitoring yang baik menuntut kunjungan secara berkala didukung dengan analisis perkembangan dan laporan

b. Evaluasi

1.) Evaluasi adalah penilaian berkala terhadap relevansi, penampilan, efisiensi dan dampak dari program/proyek didalam konteks tujuan yang sudah ditetapkan. Evaluasi biasanya menggunakan perbandingan yang membutuhkan informasi dari luar program/proyek – tentang waktu, daerah atau populasi (Casely & Kumar 1987)

2.) Evaluasi adalah penilaian pada waktu tertentu terhadap dampak dari sebuah pekerjaan dan sejauh mana tujuan yang sudah ditetapkan telah dicapai (SCF 1995)

B. Waktu Pelaksanaan Monitoring dan Evaluasi

Monev dilakukan secara berkesinambungan dan berkala pada sebelum (tahap perencanaan), saat (tahap pelaksanaan) dan sesudah dilakukan pembinaan/kegiatan bagi anggota TSR

C. Pelaksana Monitoring dan Evaluasi

Pelaksana monitoring pada kegiatan pembinaan TSR PMI adalaha) Anggota TSRb) Staf PMI yang membidangi pada semua tingkatan (Cabang, Daerah

dan Pusat)c) Pengurus PMI pada semua tingkatan (Cabang, Daerah dan Pusat)d) Instansi/pihak terkait lainnya

Monitoring pembinaan TSR dapat dilakukan secara individu maupun berkelompok. Dalam hal ini tiap individu memiliki kewajiban untuk

Bab 7 – Monitoring dan Evaluasi18

Page 57: Draft Ksr Tsr Pmi

Pedoman TSR PMI

memastikan tiap komponen-komponen diatas menjalankan monitoring pembinaan TSR.

D. Sasaran Monitoring dan Evaluasi

a. Kebijakan tentang Pembinaan TSR di Cabang, Daerah dan Pusatb. Sumber Daya Manusia yang terlibat dalam pembinaan (Pengurus,

Staf, TSR dan pihak terkait lainnya)

Bab 7 – Monitoring dan Evaluasi19

Page 58: Draft Ksr Tsr Pmi

Pedoman TSR PMI

c. Sarana dan Prasarana pendukung pembinaan TSRd. Proses Orientasi dan Pembinaan TSR

E. Apa saja yang di Monev

1) Kebijakan-kebijakan tentang Pembinaan TSRa.) Apakah pembinaan TSR sudah tertuang dalam kebijakan

pengurus/program kerja PMI baik di Pusat, Daerah maupun Cabang?

b.) Bagaimana Implementasi dari kebijakan-kebijakan tersebut?2) Rekruitmen

a.) Perencanaan (penentuan waktu, kelompok sasaran dan jumlah rekruitmen.

b.) Metode Rekruitmen3) Orientasi

a.) Perencanaan Orientasib.) Proses Orientasi (penyampaian materi dari nara sumber,

keterlibatan peserta saat orientasi, materi yang diberikan dan metode orientasi).Penugasan dan pembinaan pasca orientasi

c.) Persiapan penugasan (koordinasi dari PMI, kelengkapan administrasi, dll)

d.) Pelaksanan penugasaan (apakah mekanisme penugasan dapat berjalan dengan baik di lapangan, kemampuan TSR, pemenuhan fasilitas/kelengkapan penugasan, Dampak penugasan (apakah ada manfaatnya), kendala dan hambatan selama penugasan dan peran pihak terkait)

4) Pengembangan Kapasitasa.) Mekanisme pemberian penghargaan dan pengakuanb.) Kesempatan yang diberikan untuk pengembangan kapasitasc.) Peran pengurus dan staff PMI dalam pengembangan kapasitas

F. Bagaimana Cara melakukan Monitoring dan Evaluasi

1) Pastikan bahwa pelaksana monitoring dan evaluasi pembinaan TSR telah membaca, mengerti dan memahami kebijakan/ rencana strategi dan rencana kerja tahunan dan atau 5 tahunan pembinaan TSR baik tingkat pusat, daerah maupun cabang.

2) Pastikan bahwa pelaksana monitoring dan evaluasi pembinaan TSR telah membaca, mengerti dan memahami panduan pembinaan TSR

3) Susunlah kerangka acuan pelaksanaan monitoring dan evaluasi, tetapkan hasil yang diharapkan, rumuskan system dan metode monitoring dan evaluasi yang sesuai beserta perlengkapannya, pelaksana dan jadwal pelaksanaan dan strategi monev berkala.

4) Lakukan kunjungan berkala sebagaimana direncanakan5) Lakukan pencatatan terhadap perkembangan, kendala dan

pencapaian target bandingkan dengan rencana pembinaan TSR dan kerangka waktu yang telah ditentukan

6) Jika ditemukan kendala dan atau penyimpangan lakukan penggalian dan pencarian data sebagai penunjang, lakukan tindakan pemecahan masalah dan kendala, pastikan pembinaan kembali ke jalur pembinaan sebagaimana telah ditentukan

7) Penyusunan laporan/hasil monev

Bab 7 – Monitoring dan Evaluasi19

Page 59: Draft Ksr Tsr Pmi

Pedoman TSR PMI

8) Informasikan kepada pihak manajemen dan pengambil kebijakan untuk kegiatan tindak lanjut

Bab 7 – Monitoring dan Evaluasi20

Page 60: Draft Ksr Tsr Pmi

Pedoman TSR PMI

G. Alat dan Metode Monev

1) Alat Monitoring dan Evaluasi

a.) Kerangka Acuan / Rencana kerjab.) Laporan perkembangan kegiatan (laporan situasi)c.) Laporan kegiatan, semester, tahunan dan atau 5 tahunand.) Dokumetasi kegiatane.) Data based keanggotaanf.) Lembar Quesionerg.) Soal Pre dan Post Test

2) Metode Monev

a.) Penyampaian laporan - dokumentasi dan koordinasi rutinb.) Kunjungan lapangan berkalac.) Pengamatan kerja sehari-hari melalui Kunjungan mendadak

(spot chek)d.) Assesment eksternale.) Wawancara f.) Diskusi kelompokSurvey pengumpulan data dan perbandingan

kondisi sebelum dan sesudah intervensig.) Pre dan Post Test

H. Tindak Lanjut Monitoring dan Evaluasi

Setelah dilakukan kegiatan monitoring dan evaluasi, maka pelaksana Monev wajib melakukan analisa yang hasilnya dapat digunakan untuk :

1) sebagai pedoman/acuan pelaksanaan kegiatan pada waktu yang akan datang.

2) Mengadakan perbaikan-perbaikan pada suatu kegiatan3) Penyusunan Rencana Kegiatan Berikutnya dll.

Bab 7 – Monitoring dan Evaluasi20

Page 61: Draft Ksr Tsr Pmi

Pedoman TSR PMI

BAB VIIIPENDATAAN DAN PELAPORAN

A. Pendataan

PMI pada tingkat Cabang, Daerah maupun Pusat harus memiliki sistem pendataan dan format yang seragam untuk mempermudah rekapitulasi data yang ada berkaitan dengan pembinaan TSR. Adapun data-data yang dibutuhkan antara lain :

a. Nama Lengkapb. Tempat Tanggal Lahirc. Agamad. Status Perkawinane. Alamatf. Pendidikan Terakhirg. Pekerjaanh. Ketrampilan/Keahlian yang pernah dimilikii. Golongan darahj. Hobby

Sistem Pendataan dan Rekapitulasi dilakukan berdasarkan keahlian dan mengacu pada Sistem Informasi Manajemen (SIM) PMI.

B. Pelaporan

Laporan dapat berupa laporan kegiatan, laporan data keanggotaan, laporan hasil monev dsb.

Alur Pelaporan :

= Alur Pelaporan

= Alur Feedback

Waktu Pelaporan : Bulanan, Tri wulan, Semester, Tahunan dan laporan khusus disesuaikan dengan Sistem Informasi dan Manajemen (SIM) PMI.

Bab 8 – Pendataan dan Pelaporan21

PUSAT

DAERAH

CABANG

Page 62: Draft Ksr Tsr Pmi

Pedoman TSR PMI

BAB IXPENUTUP

Dalam mengimplementasikan buku pedoman ini perla sosialisasi berkesinambungan mulai dari PMI Pusat, PMI Daerah dan PMI Cabang serta Jajaran Instansi/Pihak terkait.

Dengan terbitnya buku pedoman ini diharapkan pembinaan TSR dapat lebih baik lagi di masa mendatang.

Hal-hal lain yang Belum diatur dalam pedoman ini akan diatur lebih lanjut dalam petunjuk teknis

Pedoman ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Bab 9 – Penutup22

Page 63: Draft Ksr Tsr Pmi

LAMPIRAN

Page 64: Draft Ksr Tsr Pmi

FORMULIR PENDAFTARAN RELAWAN

PALANG MERAH INDONESIA

PMI DAERAH PMI CABANGJENIS

RELAWAN*

KSR / TSR

Nama Lengkap Alamat Rumah Agama L / P*

Tempat/Tgl Lahir Telp. RumahTelp.

GenggamAlamat Email

Gol. Darah

Pekerjaan/Sekolah / PT

Alamat Pekerjaan / Sekolah / PT

TELP / FAX

FOTO 4 X 6

Page 65: Draft Ksr Tsr Pmi

Perekrutan i. Questioner dengan mengisi Form Pendaftaran KSR dan TSR

1 Nama LengkapTempat Tanggal LahirAgamaStatus PerkawinanAlamat

Pendidikan terakhirPekerjaanKeahlian dan keterampilanGolongan DarahHobby

ii. Interview dengan menanyakan (form kuesioner)1. Apa yang anda ketahui tentang Palang Merah, ceritakan

2. Apa motivasi anda bergabung dengan Palang Merah (menjadi KSR/TSR)

3. Kesediaan mengabdikan diri di Palang Merah Indonesia minimal 2 Tahun .

Surat Pernyataan kesediaan mengabdikan diri di Palang Merah

Yang bertandatangan dibawah ini :Nama :Alamat :TTL :Pekerjaan :

Bersama ini menyatakan bersedia untuk bergabung dan mengabdikan diridengan Palang Merah Indonesia, dan akan mengabdikan diri saya di Palang Merah, minimal selama 2 Tahun.

Jika dikemudian hari terjadi pelanggaran terhadap pernyataan ini, saya bersedia untuk diproses sesuai dengan Hukum dan Aturan yang berlaku.

Tempat, tanggal pernyataan

TTD (Materai Rp. 6.000 disediakan oleh PMI Cabang)

Nama Relawan