Manajemen-Pengetahuan.pdf

download Manajemen-Pengetahuan.pdf

of 6

Transcript of Manajemen-Pengetahuan.pdf

  • 8/19/2019 Manajemen-Pengetahuan.pdf

    1/13

    1

    MANAJEMEN PENGETAHUAN

    Oleh: Widi Aribowo

    1.  PENDAHULUAN

    Era global sedang bergulir kencang. Tantangan berupa turbulensi semakin gencar.

    Berbagai jenis informasi semakin saling berseliweran saja. Perusahaan yang menjauh dari

    era ini akan terpuruk. Pasalnya tantangan masa kini adalah bagaimana menguasai atau

    mengatasi banyaknya informasi dan pengetahuan yang berasal dari segala penjuru dunia.Bagaimana perusahaan mengorganisasi informasi dan pengetahuan seoptimum mungkin?

    Bagaimana perusahaan memfasilitasi diseminasi informasi? Jawaban dari pertanyaan-

    pertanyaan tersebut merupakan alasan mengapa manajemen pengetahuan dibutuhkan.

    Bagi perusahaan yang tergolong sebagai organisasi belajar maka manajemen

    pengetahuan sudah menjadi kebutuhan.

    Natarajan dan Shekar (2000) dalam  Jamaliah Abdul Hamid (Understanding

    Knowledge Management, 2003) mendefinisikan Manajemen Pengetahuan sebagai

    kegiatan terstruktur dari organisasi dalam rangka memperbaiki kapasitas organisasinya.

    Caranya adalah dengan memperoleh, membagi, dan memanfaatkan pengetahuan untuk

    meningkatkan derajat kelangsungan hidup dan keberhasilan organisasi. David dan

    Associate (1997) mengatakan bahwa manajemen pengetahuan adalah suatu proses yang

    sistematik dalam menciptakan, mengumpulkan, mengorganisasikan, mendifusikan,

    memanfaatkan, dan mengeksploitasi pengetahuan. Dari definisi tersebut maka ada empat

    subsistem dari manajemen pengetahuan yakni mendapatkan, menciptakan, menyimpan,

    dan mentransfer-memanfaatkan pengetahuan.

    Setiap perusahaan tentu saja berorientasi pada kebutuhan konsumen. Untuk itu

    perusahaan seharusnya membutuhkan informasi yang menyangkut dinamika pola

    perilaku pasar. Kebutuhan konsumen dan pelanggan semakin dinamis dengan semakin

    tingginya tingkat pendidikan dan pendapatan mereka. Tuntutan konsumen terhadap mutu

    produk (barang dan jasa) dan pelayanan misalnya mendorong perusahaan untuk menelaah

    kembali proses produksi, distribusi, promosi, dan pelayanan. serta model dan fasilitas

  • 8/19/2019 Manajemen-Pengetahuan.pdf

    2/13

  • 8/19/2019 Manajemen-Pengetahuan.pdf

    3/13

    3

    2.  TINJAUAN PUSTAKA

    Definisi Knowledge Management

    Secara umum, manajemen pengetahuan merupakan pendekatan yang dilakukan untuk

    mengelola pengetahuan yang dimiliki oleh individu ataupun organisasi. Pengelolaan yang

    dimaksud adalah identifikasi, pencarian, penyimpanan, kolaborasi, proses, dan

    sebagainya yang memiliki tujuan tertentu seperti penciptaan sesuatu hal yang baru.  

    Manajemen Pengetahuan atau Knowledge Management dimaksudkan untuk mewakili

    pendekatan terencana dan sistematis untuk menjamin penggunaan penuh dasar

    pengetahuan organisasi, ditambah keahlian, kompetensi, pemikiran, inovasi, dan ide

    individual potensial untuk menciptakan organisasi yang lebih efisien dan efektifDalam konteks organisasi, banyak ahli yang mengemukakan definisi mengenai

    Knowledge Management.

    Laudon and Laudon (2002:372-3) menyatakan bahwa Knowledge Management berfungsi

    meningkatkan kemampuan organisasi untuk belajar dari lingkungannya dan

    menggabungkan pengetahuan ke dalam proses bisnis. Knowledge Management adalah

    serangkaian proses yang dikembangkan di dalam suatu organisasi untuk menciptakan,

    mengumpulkan, memeliharan dan mendiseminasikan pengetahuan organisasi tersebut.

    “ Knowledge Management is a broad concept that addresses the full range of processes

    by which an organization deploys knowledge. These involve the acquisition, retention,

    storage, distribution and use of knowledge in an organization” (Burstein & Linger, 2003)

    Clyde Holsapple : “Knowledge Management is an entity’s systematic and deliberate

    efforts to expand, cultivate, and apply available knowledge in ways that add value to the

    entity, in the sense of positive results in accomplishing its objectives or fulfilling its

    purpose. The entity’s scope may be individual, organizational, Trans organizational,

    national, etc” (Holsapple & Joshi, 2004)

    Dari beberapa definisi di atas, dapat kita pahami bahwa Knowledge Management atau

    Manajemen Pengetahuan adalah bagaimana sebuah organisasi mengelola pengetahuan

    yang dimiliki dan bagaimana organisasi membangun sebuah pengetahuan yang dapat

    dimanfaatkan dan di distribusikan kepada seluruh aspek organisasi untuk mencapai visi

    dan misi perusahaan.

  • 8/19/2019 Manajemen-Pengetahuan.pdf

    4/13

    4

    Model Knowledge Management

    Knowledge Management adalah hal yang luas dan kompleks di bidang manajemen, hal

    ini menyebabkan beberapa ahli membangun model untuk manajemen pengetahuan.

    Knowledge Management dilakukan dalam sistem pengelolaan pengetahuan, atau

    Knowledge Management System. Sebagian besar perusahaan yang menerapkan KMS,

    menggunakan pendekatan tiga-cabang untuk mengelolanya, yaitu :

    1. Manusia (People)

    2. Proses (Process)

    3. Teknologi (Technology)Ada beberapa model yang dikembangkan oleh para ahli, salah satunya adalah yang

    membagi kedalam dua dimensi :

    Gambar di atas menjelaskan bahwa dimensi pertama (bawah) terdiri dari aktifitas-

    aktifitas yang sangat penting bagi proses penciptaan pengetahuan dan inovasi seperti

    Knowledge Exchange

    Knowledge Capture- 

    Knowledge Reuse

    -  Knowledge Internalization

    Secara keseluruhan, proses ini menciptakan sebuah organisasi pembelajaran (learning

    organization) yaitu sebuah organisasi yang memiliki keahlian dalam penciptaan,

    perolehan, dan penyebaran pengetahuan serta mengadaptasikan aktifitasnya untuk

    merefleksikan pemahaman dan inovasi baru yang didapat.

  • 8/19/2019 Manajemen-Pengetahuan.pdf

    5/13

    5

    Sedangkan dimensi kedua terdiri dari elemen yang memungkinkan atau mempengaruhi

    aktifitas penciptaan pengetahuan, yaitu:

    Strategy : Penyelarasan strategi organisasi dengan strategi Knowledge Management

     Measurement   : Pengukuran atau penilaian dengan cara menentukan apakah terjadi

    perbaikan Knowledge Management atau apakah ada manfaat yang telah diambil

    -  Policy  : Aturan tertulis yang telah dibuat oleh organisasi sebagai dasar melakukan

    kegiatan operasional organisasi

    -  Content  : Bagian dari Knowledge-Base Organisasi yang ditangkap secara elektronik  

    Process : Proses yang digunakan oleh Knowledge Worker di organisasi, dalam tujuan

    mencapai misi dan visi organisasi-  Technology  : Teknologi yang dijadikan sebagai fasilitator atau media antara proses

    identifikasi, penciptaan, dan difusi pengetahuan diantara elemen-elemen organisasi.

    -  Culture : Lingkungan dan konteks dalam organisasi.

    Banyak para ahli yang telah berusaha untuk mendefinisikan proses – proses Knowledge

    Management. Nonaka dan Takeuchi (1995) menggambarkan 4 proses konversi

    pengetahuan: sosialisasi, eksternalisasi, kombinasi dan internalisasi. Masing-masing

    proses melibatkan perubahan satu bentuk pengetahuan (tacit atau explicit ) ke bentuk

    pengetahuan lain. Model ini berfokus pada persoalan penting yaitu bagaimana

    pengetahuan dapat diciptakan melalui pembagian keorganisasian dan menjadi berguna

    untuk mengidentifikasi dan menilai aktifitas-aktifitas penting tertentu dalam manajemen

    pengetahuan.

    Selain itu, Oluic-Vukovic (2001) menguraikan 5 langkah dalam rantai pemrosesan

    pengetahuan: pengumpulan, penyusunan, penyaringan, penyampaian dan penyebaran.

    Model ini melingkupi lebih lengkap lagi cakupan aktifitas yang dilibatkan dalam aliran

    pengetahuan organisasi. Hampir menyerupai proses siklus hidup informasi yang

    menyarankan sekali lagi aspek yang saling berhubungan dari  Information Management  

    dan Knowledge Management .

    Untuk menganalisis beberapa inisiasi Knowledge Management, diperlukan sebuah

    kerangka atau framework yang dapat membantu kita untuk membandingkan aktifitas-

    aktifitas yang dilibatkan dalam inisiasi tersebut. France Bouthillier dan Kathleen Shearer

    (2002) memutuskan bahwa proses pengidentifikasian atau pengelompokkan terhadap

  • 8/19/2019 Manajemen-Pengetahuan.pdf

    6/13

  • 8/19/2019 Manajemen-Pengetahuan.pdf

    7/13

    7

    tidak benar-benar memfokuskan pada pembagian informasi dan lebih diorientasikan

    kepada pengawasan, pemeliharaan, dan penyimpanan informasi. Seseorang juga dapat

    berpendapat bahwa kegunaan dan nilai dari informasi tidak bergantung sebanyak pada

    konsumsi dan pembagian kolektifnya: konsumsi dan penggunaan individunya dapat

    menjadi sangat efektif dari suatu sudut pandang organisasi. Sebenarnya, terlalu banyak

    pendistribusian informasi dapat mengarah pada kelebihan informasi yang dapat

    melumpuhkan tindakan.

    Ada kendala-kendala yang dihadapi sebelum akhirnya dapat memanfaatkan dan

    menciptakan pengetahuan-pengetahuan baru, yaitu kendala dalam mengakses,

    mengorganisasikan, dan menangkap pengetahuan. Selain kendala dari dimensi prosestersebut, juga ada kendala dari dimensi budaya. Sebelum terciptanya suasana yang

    mendorong inovasi, diperlukan suasana yang mendorong dilakukannya berbagi

    pengetahuan dan bekerja sama.

    Metode Penerapan Knowledge Management dalam organisasi

    Pada bagian sebelumnya telah dijelaskan mengenai konsep dan model Knowledge

    Management, pada bagian ini akan diberikan langkah praktis untuk menerapkan

    Knowledge Management dalam organisasi.

    1.  Identifikasi dan Analisa

    Tahapan awal dari kegiatan ini adalah kita perlu mengetahui dimana posisi organisasi

    atau organisasi saat ini dalam pengelolaan pengetahuan. Hal ini perlu dilakukan

    karena pengetahuan organisasi spesifik dan berbeda-beda untuk setiap organisasi.

    Pertama yang perlu dilakukan adalah identifikasi pengetahuan yang ada, baik yang

    bersifat tacit  maupun eksplisit dimana pengetahuan tersebut tersimpan dan bagaimana

    peranan pengetahuan tersebut dalam kegiatan organisasi. Hasilnya adalah sebuah peta

    pengetahuan yang ada dalam organisasi. Selanjutnya melihat proses-proses, budaya

    dan kebiasaan yang terkait dengan pengelolaan pengetahuan dalam organisasi,

    misalnya training, pendidikan dan latihan, tanya jawab, budaya diskusi/debat, dsb.

    Kemudian melihat aktor pelaku atau bagian organisasi yang berkaitan dengan proses

    pengelolaan pengetahuan tersebut (bagian diklat, bagian IT, kelompok ahli,

    pustakawan dll). Perlu juga diketahui bagaimana karyawan dalam organisasi

    mendapatkanpengetahuan. Tahap selanjutnya adalah indentifikasi infrastruktur yang

  • 8/19/2019 Manajemen-Pengetahuan.pdf

    8/13

    8

    ada, kita perlu melihat infrastruktur apa yang telah ada, misalnya perpustakaan,

    intranet, media komunikasi internal, email, forum diskusi, digital library  dan lain-

    lain. Infrastruktur ini akan digunakan untuk membangun sistem Knowledge

    Management dalam organisasi. Dari informasi-informasi tersebut akan diperoleh

    gambaran mengenai proses pengelolaan pengetahuan yang ada saat ini, dan

    infrastruktur apa yang bisa digunakan untuk membangun manajemen pengetahuan.

    2. Perancangan, Penerapan, Sosialisasi, dan Evaluasi

    Tahap berikut setelah dilakukan identifikasi dan analisa adalah perancangan

    manajemen pengetahuan dalam organisasi. Beberapa pedoman yang bisa digunakan

    adalah:

    •  Penerapan teknologi, pada tahap awal gunakan teknologi yang tepat dan

    sederhana dan yang telah ada serta kemudian dapat dikembangkan lebih lanjut.

    •  Pendekatan top-down, dengan kebijakan, anjuran dan bottom-up dengan

    menggerakan karyawan melalui perubahan budaya.

    •  Dorong terciptanya Community of Practice.

    •  Bangun fasilitas untuk berbagi pengetahuan (formal maupun informal)

    •  Sosialisasi infrastruktur untuk dapat dimanfaatkan oleh seluruh karyawan.

    •  Evaluasi keberhasilan penerapan, misalnya dengan pengukuran kinerja.

    3. Tipe Kegiatan manajemen pengetahuan

    Kegiatan manajemen pengetahuan dapat diklasifikasikan dalam beberapa tipe yaitu:

    •  Mengumpulkan dan menggunakan ulang pengetahuan terstruktur. Pengetahuan

    sering tersimpan dalam beberapa bagian dari output yang dihasilkan organisasi,

    seperti disain produk, proposal dan laporan kegiatan, prosedur-prosedur yang

    sudah dimplementasikan dan terdokumentasikan dan kode-kode software yang

    semuanya dapat dipergunakan ulang untuk mengurangi waktu dan sumber yang

    diperlukan untuk membuatnya kembali.

    •  Mengumpulkan dan berbagi pelajaran yang sudah dipelajari (lessons learned) dari

    praktek-praktek. Tipe kegiatan ini mengumpulkan pengetahuan yang berasal dari

    pengalaman, yang harus diinterpretasikan dan diadopsi oleh user dalam konteks

    yang baru.

  • 8/19/2019 Manajemen-Pengetahuan.pdf

    9/13

    9

    •  Mengidentifikasi sumber dan jaringan kepakaran. Kegiatan ini bermaksud untuk

    menjadikan kepakaran lebih mudah terlihat dan mudah diakses bagi setiap

    karyawan. Dalam hal ini adalah untuk membuat fasilitas koneksi antara orang

    yang mengetahui pengetahuan dan orang yang membutuhkan pengetahuan.

    •  Membuat struktur dan memetakan pengetahuan yang diperlukan untuk

    meningkatkan performansi. Kegiatan ini memberikan pengaruh seperti pada

    proses pengembangan produk baru atau disain ulang proses bisnis dengam

    menjadikan lebih eksplisit atau terbuka dari pengetahuan yang diperlukan pada

    tahap-tahap tertentu.

    • 

    Mengukur dan mengelola nilai ekonomis dari pengetahuan. Banyak organisasi

    mempunyai aset intelektual yang terstuktur, seperti hak paten, copyright, software

    licenses dan database pelanggan. Dengan mengetahui semua aset-aset ini

    memungkinkan organisasi untuk membuat revenue dan biaya untuk organisasi.

    •  Menyusun dan menyebarkan pengetahuan dari sumber-sumber eksternal.

    Perubahan lingkungan bisnis yang cepat dan tidak menentu telah meningkatkan

    kepentingan dan kesungguhan pada business intelligence system. Dalam kegiatan

    ini organisasi berusaha mengumpulkan semua laporan dari luar yang berhubungan

    dengan bisnis. Dalam kegiatan ini diperlukan editor dan analis untuk menyusun

    dan memberikan konteks terhadap informasi-informasi yang diperoleh tersebut.

    4. Strategi Untuk Mengelola Pengetahuan

    Dalam praktek Knowledge Management di lapangan terdapat dua buah strategi yang

    sangat berbeda. Kedua strategi tersebut adalah strategi kodifikasi dan strategi personalia.

    Strategi Kodifikasi, pengetahuan dikodifikasi, didokumentasikan dengan baik, dan

    disimpan ke dalam database sehingga dapat diakses dan digunakan berulang-ulang oleh

    siapapun dalam organisasi tersebut. Komputer membantu komunikasi antara individu-ke

    dokumen. Untuk itu diperlukan sebuah sistem yang mirip dengan perpustakaan

    tradisional, yang menyimpan dokumen elektronik dengan fasilitas search engine yang

    bagus. Strategi ini biasanya dipakai oleh organisasi yang menjual produk yang standard

    dan umum. Strategi Personalia, pengetahuan disebarkan melalui kontak individu-ke-

    individu. Fungsi utama komputer hanyalah untuk membantu mereka berkomunikasi

    seperti melalui email, chatting, video conferensi, lalu meeting. Untuk itu diperlukan

  • 8/19/2019 Manajemen-Pengetahuan.pdf

    10/13

    10

    sebuah sistem pencarian data keahlian (expertise directory) sehingga setiap individu bisa

    menghubungi individu lainnya dengan informasi kontak yang disediakan. Strategi ini

    biasanya dipakai oleh organisasi yang memberikan solusi sangat costumized   kepada

    setiap permasalahan yang unik. Sebuah organisasi tidak bisa menggunakan kedua strategi

    sekaligus dengan proporsi yang sama juga tidak bisa hanya menggunakan salah satu

    strategi saja. Strategi yang tidak sesuai dengan budaya dan kehidupan bisnis organisasi

     juga akan menghasilkan kegagalan bisnis organisasi juga akan menghasilkan kegagalan

    besar dalam menerapkan manajemen pengetahuan.

    3. 

    STUDI KASUS PENERAPAN KNOWLEDGE MANAGEMENTMP3 sebagai media pembelajaran manasik haji

    Manasik artinya tata cara ibadah. Manasik haji / Umroh adalah kegiatan yang dilakukan

    oleh lembaga-lembaga bimbingan haji/umroh atau biro-biro perjalanan yang

    menyelenggarakan jasa pemberangkatan ibadah haji/umroh yang intinya membelajarkan

    bagaimana tata cara ibadah haji/umroh. Kegiatan itu bisa dikatakan juga Workshop atau

    pelatihan untuk melaksanaan ibadah haji/umroh. Seperti kita ketahui, di Indonesia

    Ongkos untuk melaksanakan ibadah haji masih tergolong tinggi sehingga tidak semua

     jemaah dapat mengulang kembali ibadah itu. Oleh karena itu biaya yang mahal dan

    pengorbanan selama melaksanakan ibadah harus benar-benar diimbangi dengan

    pelaksanaan ibadah yang benar dan pada akhirnya menjadi ibadah yang mabrur. Pada

    dasarnya manajemen pengetahuan atau knowledge management (KM) adalah kegiatan

    yang mengkaitkan antara belajar, perubahan dan inovasi. Secara teknis KM muncul

    karena dorongan teknologi yang memungkinkan orang merekam dalam bentuk teks,

    tulisan, gambar dan sebagainya. KM juga dapat dikatakan sebagai teknik membangun

    lingkungan pembelajaran ( Learning environment ), dimana orang-orang didalamnya terus

    termotivasi untuk belajar, memanfaatkan informasi yang ada, serta pada akhirnya mau

    berbagi pengetahuan yang dihasilkannya. Manasik haji/umroh dapat dikatakan sebagai

    proses pembelajaran. Pembahasan mengenai proses pembelajaran berkaitan dengan

    pengertian strategi pembelajaran. Dalam konsep teknologi pendidikan, dibedakan istilah

    pembelajaran (instruction) dan pengajaran (teaching). Pembelajaran disebut juga

    kegiatan pembelajatan atau instruksional, adalah usaha mengelola lingkungan dengan

  • 8/19/2019 Manajemen-Pengetahuan.pdf

    11/13

    11

    sengaja agar seseorang membentuk diri secara positif tertentu dalam kondisi tertentu.

    sedangkan pengajaran adalah usaha membimbing dan mengarahkan pengalaman belajar

    kepada peserta didik yang biasanya berlansung dalam situasi resmi/formal. Pembelajaran

    maupun pengajaran merupakan sains sekaligus kiat. Seseorang yang mendalami aspek

    keilmuannya saja belum tentu dapat menerapkan dengan baik. Sebaliknya penguasaan

    atas aspek kiat saja juga tidak menjamin keberhasilan dalam membelajarkan peserta

    didik. Suatu program pembelajaran yang baik haruslah memenuhi kriteria daya tarik,

    daya guna dan hasil guna.

    Penerapan KM dalam manasik haji adalah kegiatan yang mengkaitkan antara belajar,

    perubahan dan inovasi. Secara teknis manajemen pengetahuan muncul karena doronganteknologi yang memungkinkan orang merekam, dalam bentuk teks, tulisan, gambar dan

    sebagainya. Penerapan manajemen pengetahuan dalam penyelenggaraan manasik haji

    antara lain adalah pengembangan bahan belajar berbantuan komputer yang selanjutnya

    diberi nama ” program komputer manasik haji/umroh dan MP3 doa-doa ibadah

    haji/umroh. Dengan kedua produk itu diharapkan para calon jemaah haji termotivasi

    untuk mendalami manasik haji/umroh.

    Ragam perkembangan teknologi informasi juga terdapat pada teknogi audio sebagai

    media pembelajaran. Saat ini kita mengenal MPEG (moving picture expert group) audio

    layer III yang lebih dikenal dengan MP3, adalah salah satu dari pengkodean dalam digital

    audia dan juga merupakan format kompresi audio yang memiliki sifat “menghilangkan“.

    istilah menghilangkan yang dimaksud adalah kompresi audio kedalam format MP3

    menghilangkan aspek-aspek yang tidak signifikan pada pendengaran manusia untuk

    mengurangi besarnya file audio. MP3 adalah pengembangan dari teknologi sebelumnya

    sehingga ukuran yang lebih kecil dapat menghasilkan kualitas yang setara dengan

    kualitas CD. Kompresi yang dilakukan oleh MP3, tidak mempertahankan bentuk asli dari

    sinyal input. Melainkan yang dilakukan adalah menghilangkan suara-suara yang

    keberadaannya kurang / tidak signifikan bagi sistem pendengaran manusia. Proses yang

    dilakukan adalah menggunakan model dari sistem pendengaran manusia dan menentukan

    bagian yang terdengar bagi sistem pendengaran manusia. Setelah itu sinyal input yang

    memiliki domain waktu dibagi menjadi blok-blok dan ditransformasi menjadi domaian

    frekwensi. kemudian model dari sistem pendengaran manusia dibandingkan dengan

  • 8/19/2019 Manajemen-Pengetahuan.pdf

    12/13

    12

    sinyal input dan dilakukan proses pemfilteran yang menghasilkan sinyal dengan range

    frekwensi yang signifikan bagi sistem pendengaran manusia. Proses itu adalah proses

    konvolusi dua sinyal yaiatu sinyal input dan sinyal model sistem pengaran manusia.

    Langkah terakhir adalah kuantisasi data, dimana data yang terkumpul setelah pemfilteran

    akan dikumpulkan menjadi satu keluaran dan dilakukan dengan hasil akhir file dengan

    format MP3.

    Kepopuleran dari MP3 sampai saat ini belum tersaingi disebabkan oleh beberapa hal.

    Pertama MP3 dapat didistribusikan dengan mudah dan hampir tanpa biaya, walaupun

    sebenarnya hak paten dari MP3 telah dimiliki dan penyebaran MP3 seharusnya dikenai

    biaya. Walaupun begitu, pemilik hak paten dari MP3 teLah memberikan pernyataanbahwa penggunan MP3 untuk keperluan perorangan tidak dikenai biaya. Keuntungan

    lainnya adalah kemudahan akses MP3, dimana banyak sofware yang dapat menghasilkan

    file MP3 dari CD dan keberadaan MP3 yang bersifat kosmopolit. Kehadiran teknologi

    MP3 dan kemudahannya dapat dimanfaatkan sebagai media audio. Dalam pelaksanaan

    ibadah haji/umroh banyak doa-doa yang harus dilafalkan, dan seperti kita ketahui karena

    kekhususan ibadah ini, maka tidak semua jamaah dapat menghafal doa-doa yang harus

    dilafalkan, ditambah lagi tidak semua jemaah dapat membaca huruf arab. mengingat

    keterbatasan yang dimiliki para jemaah, maka kehadiran MP3 dapat mengatasi hambatan

    yang dimiliki jemaah. Dengan menggunakan sofware MP3 doa-doa yang harus

    dilafalkan, dapat dibuat. sehingga jemaah yg tidak dapat membaca dapat mendengarkan

    lafaz doa dengan maghrodz yang benar. Kemajuan teknologi dengan hadirnya MP3

    Player lebih memudahkan jemaah untuk belajar menghafal dan mendengarkan berkali-

    kali sampai doa yang dimaksud dapat dipahami, dimengerti dan dilafalkan dengan

    mahgrodz yang benar.

    4.  PENUTUP

    Setelah kita memahami pengertian, ruang lingkup, dan model Knowledge Management,

    mungkin sekarang Kita dapat berpikir bahwa pentingnya Knowledge Management bagi

    sebuah perusahaan. Penerapan Knowledge Management yang tepat akan memberikan

    pengaruh terhadap proses bisnis organisasi:

  • 8/19/2019 Manajemen-Pengetahuan.pdf

    13/13

    13

    1.  Penghematan waktu dan biaya. Dengan adanya sumber pengetahuan yang

    terstruktur dengan baik, maka organisasi akan mudah untuk menggunakan

    pengetahuan tersebut untuk konteks yang lainnya, sehingga organisasi akan dapat

    menghemat waktu dan biaya.

    2. 

    Peningkatan aset pengetahuan. Sumber pengetahuan akan memberikan

    kemudahaan kepada setiap karyawan untuk memanfaatkannya, sehingga proses

    pemanfaatan pengetahuan di lingkungan organisasi akan meningkat, yang

    akhirnya proses kreatifitas dan inovasi akan terdorong lebih luas dan setiap

    karyawan dapat meningkatkan kompetensinya.

    3. 

    Kemampuan beradaptasi. Organisasi akan dapat dengan mudah beradaptasidengan perubahan lingkungan bisnis yang terjadi.

    4.  Peningkatan produktfitas. Pengetahuan yang sudah ada dapat digunakan ulang

    untuk proses atau produk yang akan dikembangkan, sehingga produktifitas dari

    organisasi akan meningkat

    DAFTAR PUSTAKA

    Jaspara, A. 2003. Cognition, culture and Competition : an empirical test of the learning

    organization. The Learning Organization, 10(1), 31-50

    Leonard, D., & Sensiper, S. The Role of Tacit Knowledge in Group Innovation

    Koswara, E. 1998. Dinamika Informasi Dalam Era Global. Bandung : Remaja

    Rosdakarya.

    Nugroho, Widyo. Penerapan Manajemen Pengetahuan Dalam Penyelenggaraan Manasik

    Haji. Jakarta, Universitas Gunadarma.

    Susanto, Azhar. 2002. Sistem Informasi Manajemen. Bandung : Lingga Jaya