Manajemen-Pengetahuan.pdf
Transcript of Manajemen-Pengetahuan.pdf
-
8/19/2019 Manajemen-Pengetahuan.pdf
1/13
1
MANAJEMEN PENGETAHUAN
Oleh: Widi Aribowo
1. PENDAHULUAN
Era global sedang bergulir kencang. Tantangan berupa turbulensi semakin gencar.
Berbagai jenis informasi semakin saling berseliweran saja. Perusahaan yang menjauh dari
era ini akan terpuruk. Pasalnya tantangan masa kini adalah bagaimana menguasai atau
mengatasi banyaknya informasi dan pengetahuan yang berasal dari segala penjuru dunia.Bagaimana perusahaan mengorganisasi informasi dan pengetahuan seoptimum mungkin?
Bagaimana perusahaan memfasilitasi diseminasi informasi? Jawaban dari pertanyaan-
pertanyaan tersebut merupakan alasan mengapa manajemen pengetahuan dibutuhkan.
Bagi perusahaan yang tergolong sebagai organisasi belajar maka manajemen
pengetahuan sudah menjadi kebutuhan.
Natarajan dan Shekar (2000) dalam Jamaliah Abdul Hamid (Understanding
Knowledge Management, 2003) mendefinisikan Manajemen Pengetahuan sebagai
kegiatan terstruktur dari organisasi dalam rangka memperbaiki kapasitas organisasinya.
Caranya adalah dengan memperoleh, membagi, dan memanfaatkan pengetahuan untuk
meningkatkan derajat kelangsungan hidup dan keberhasilan organisasi. David dan
Associate (1997) mengatakan bahwa manajemen pengetahuan adalah suatu proses yang
sistematik dalam menciptakan, mengumpulkan, mengorganisasikan, mendifusikan,
memanfaatkan, dan mengeksploitasi pengetahuan. Dari definisi tersebut maka ada empat
subsistem dari manajemen pengetahuan yakni mendapatkan, menciptakan, menyimpan,
dan mentransfer-memanfaatkan pengetahuan.
Setiap perusahaan tentu saja berorientasi pada kebutuhan konsumen. Untuk itu
perusahaan seharusnya membutuhkan informasi yang menyangkut dinamika pola
perilaku pasar. Kebutuhan konsumen dan pelanggan semakin dinamis dengan semakin
tingginya tingkat pendidikan dan pendapatan mereka. Tuntutan konsumen terhadap mutu
produk (barang dan jasa) dan pelayanan misalnya mendorong perusahaan untuk menelaah
kembali proses produksi, distribusi, promosi, dan pelayanan. serta model dan fasilitas
-
8/19/2019 Manajemen-Pengetahuan.pdf
2/13
-
8/19/2019 Manajemen-Pengetahuan.pdf
3/13
3
2. TINJAUAN PUSTAKA
Definisi Knowledge Management
Secara umum, manajemen pengetahuan merupakan pendekatan yang dilakukan untuk
mengelola pengetahuan yang dimiliki oleh individu ataupun organisasi. Pengelolaan yang
dimaksud adalah identifikasi, pencarian, penyimpanan, kolaborasi, proses, dan
sebagainya yang memiliki tujuan tertentu seperti penciptaan sesuatu hal yang baru.
Manajemen Pengetahuan atau Knowledge Management dimaksudkan untuk mewakili
pendekatan terencana dan sistematis untuk menjamin penggunaan penuh dasar
pengetahuan organisasi, ditambah keahlian, kompetensi, pemikiran, inovasi, dan ide
individual potensial untuk menciptakan organisasi yang lebih efisien dan efektifDalam konteks organisasi, banyak ahli yang mengemukakan definisi mengenai
Knowledge Management.
Laudon and Laudon (2002:372-3) menyatakan bahwa Knowledge Management berfungsi
meningkatkan kemampuan organisasi untuk belajar dari lingkungannya dan
menggabungkan pengetahuan ke dalam proses bisnis. Knowledge Management adalah
serangkaian proses yang dikembangkan di dalam suatu organisasi untuk menciptakan,
mengumpulkan, memeliharan dan mendiseminasikan pengetahuan organisasi tersebut.
“ Knowledge Management is a broad concept that addresses the full range of processes
by which an organization deploys knowledge. These involve the acquisition, retention,
storage, distribution and use of knowledge in an organization” (Burstein & Linger, 2003)
Clyde Holsapple : “Knowledge Management is an entity’s systematic and deliberate
efforts to expand, cultivate, and apply available knowledge in ways that add value to the
entity, in the sense of positive results in accomplishing its objectives or fulfilling its
purpose. The entity’s scope may be individual, organizational, Trans organizational,
national, etc” (Holsapple & Joshi, 2004)
Dari beberapa definisi di atas, dapat kita pahami bahwa Knowledge Management atau
Manajemen Pengetahuan adalah bagaimana sebuah organisasi mengelola pengetahuan
yang dimiliki dan bagaimana organisasi membangun sebuah pengetahuan yang dapat
dimanfaatkan dan di distribusikan kepada seluruh aspek organisasi untuk mencapai visi
dan misi perusahaan.
-
8/19/2019 Manajemen-Pengetahuan.pdf
4/13
4
Model Knowledge Management
Knowledge Management adalah hal yang luas dan kompleks di bidang manajemen, hal
ini menyebabkan beberapa ahli membangun model untuk manajemen pengetahuan.
Knowledge Management dilakukan dalam sistem pengelolaan pengetahuan, atau
Knowledge Management System. Sebagian besar perusahaan yang menerapkan KMS,
menggunakan pendekatan tiga-cabang untuk mengelolanya, yaitu :
1. Manusia (People)
2. Proses (Process)
3. Teknologi (Technology)Ada beberapa model yang dikembangkan oleh para ahli, salah satunya adalah yang
membagi kedalam dua dimensi :
Gambar di atas menjelaskan bahwa dimensi pertama (bawah) terdiri dari aktifitas-
aktifitas yang sangat penting bagi proses penciptaan pengetahuan dan inovasi seperti
-
Knowledge Exchange
-
Knowledge Capture-
Knowledge Reuse
- Knowledge Internalization
Secara keseluruhan, proses ini menciptakan sebuah organisasi pembelajaran (learning
organization) yaitu sebuah organisasi yang memiliki keahlian dalam penciptaan,
perolehan, dan penyebaran pengetahuan serta mengadaptasikan aktifitasnya untuk
merefleksikan pemahaman dan inovasi baru yang didapat.
-
8/19/2019 Manajemen-Pengetahuan.pdf
5/13
5
Sedangkan dimensi kedua terdiri dari elemen yang memungkinkan atau mempengaruhi
aktifitas penciptaan pengetahuan, yaitu:
-
Strategy : Penyelarasan strategi organisasi dengan strategi Knowledge Management
-
Measurement : Pengukuran atau penilaian dengan cara menentukan apakah terjadi
perbaikan Knowledge Management atau apakah ada manfaat yang telah diambil
- Policy : Aturan tertulis yang telah dibuat oleh organisasi sebagai dasar melakukan
kegiatan operasional organisasi
- Content : Bagian dari Knowledge-Base Organisasi yang ditangkap secara elektronik
-
Process : Proses yang digunakan oleh Knowledge Worker di organisasi, dalam tujuan
mencapai misi dan visi organisasi- Technology : Teknologi yang dijadikan sebagai fasilitator atau media antara proses
identifikasi, penciptaan, dan difusi pengetahuan diantara elemen-elemen organisasi.
- Culture : Lingkungan dan konteks dalam organisasi.
Banyak para ahli yang telah berusaha untuk mendefinisikan proses – proses Knowledge
Management. Nonaka dan Takeuchi (1995) menggambarkan 4 proses konversi
pengetahuan: sosialisasi, eksternalisasi, kombinasi dan internalisasi. Masing-masing
proses melibatkan perubahan satu bentuk pengetahuan (tacit atau explicit ) ke bentuk
pengetahuan lain. Model ini berfokus pada persoalan penting yaitu bagaimana
pengetahuan dapat diciptakan melalui pembagian keorganisasian dan menjadi berguna
untuk mengidentifikasi dan menilai aktifitas-aktifitas penting tertentu dalam manajemen
pengetahuan.
Selain itu, Oluic-Vukovic (2001) menguraikan 5 langkah dalam rantai pemrosesan
pengetahuan: pengumpulan, penyusunan, penyaringan, penyampaian dan penyebaran.
Model ini melingkupi lebih lengkap lagi cakupan aktifitas yang dilibatkan dalam aliran
pengetahuan organisasi. Hampir menyerupai proses siklus hidup informasi yang
menyarankan sekali lagi aspek yang saling berhubungan dari Information Management
dan Knowledge Management .
Untuk menganalisis beberapa inisiasi Knowledge Management, diperlukan sebuah
kerangka atau framework yang dapat membantu kita untuk membandingkan aktifitas-
aktifitas yang dilibatkan dalam inisiasi tersebut. France Bouthillier dan Kathleen Shearer
(2002) memutuskan bahwa proses pengidentifikasian atau pengelompokkan terhadap
-
8/19/2019 Manajemen-Pengetahuan.pdf
6/13
-
8/19/2019 Manajemen-Pengetahuan.pdf
7/13
7
tidak benar-benar memfokuskan pada pembagian informasi dan lebih diorientasikan
kepada pengawasan, pemeliharaan, dan penyimpanan informasi. Seseorang juga dapat
berpendapat bahwa kegunaan dan nilai dari informasi tidak bergantung sebanyak pada
konsumsi dan pembagian kolektifnya: konsumsi dan penggunaan individunya dapat
menjadi sangat efektif dari suatu sudut pandang organisasi. Sebenarnya, terlalu banyak
pendistribusian informasi dapat mengarah pada kelebihan informasi yang dapat
melumpuhkan tindakan.
Ada kendala-kendala yang dihadapi sebelum akhirnya dapat memanfaatkan dan
menciptakan pengetahuan-pengetahuan baru, yaitu kendala dalam mengakses,
mengorganisasikan, dan menangkap pengetahuan. Selain kendala dari dimensi prosestersebut, juga ada kendala dari dimensi budaya. Sebelum terciptanya suasana yang
mendorong inovasi, diperlukan suasana yang mendorong dilakukannya berbagi
pengetahuan dan bekerja sama.
Metode Penerapan Knowledge Management dalam organisasi
Pada bagian sebelumnya telah dijelaskan mengenai konsep dan model Knowledge
Management, pada bagian ini akan diberikan langkah praktis untuk menerapkan
Knowledge Management dalam organisasi.
1. Identifikasi dan Analisa
Tahapan awal dari kegiatan ini adalah kita perlu mengetahui dimana posisi organisasi
atau organisasi saat ini dalam pengelolaan pengetahuan. Hal ini perlu dilakukan
karena pengetahuan organisasi spesifik dan berbeda-beda untuk setiap organisasi.
Pertama yang perlu dilakukan adalah identifikasi pengetahuan yang ada, baik yang
bersifat tacit maupun eksplisit dimana pengetahuan tersebut tersimpan dan bagaimana
peranan pengetahuan tersebut dalam kegiatan organisasi. Hasilnya adalah sebuah peta
pengetahuan yang ada dalam organisasi. Selanjutnya melihat proses-proses, budaya
dan kebiasaan yang terkait dengan pengelolaan pengetahuan dalam organisasi,
misalnya training, pendidikan dan latihan, tanya jawab, budaya diskusi/debat, dsb.
Kemudian melihat aktor pelaku atau bagian organisasi yang berkaitan dengan proses
pengelolaan pengetahuan tersebut (bagian diklat, bagian IT, kelompok ahli,
pustakawan dll). Perlu juga diketahui bagaimana karyawan dalam organisasi
mendapatkanpengetahuan. Tahap selanjutnya adalah indentifikasi infrastruktur yang
-
8/19/2019 Manajemen-Pengetahuan.pdf
8/13
8
ada, kita perlu melihat infrastruktur apa yang telah ada, misalnya perpustakaan,
intranet, media komunikasi internal, email, forum diskusi, digital library dan lain-
lain. Infrastruktur ini akan digunakan untuk membangun sistem Knowledge
Management dalam organisasi. Dari informasi-informasi tersebut akan diperoleh
gambaran mengenai proses pengelolaan pengetahuan yang ada saat ini, dan
infrastruktur apa yang bisa digunakan untuk membangun manajemen pengetahuan.
2. Perancangan, Penerapan, Sosialisasi, dan Evaluasi
Tahap berikut setelah dilakukan identifikasi dan analisa adalah perancangan
manajemen pengetahuan dalam organisasi. Beberapa pedoman yang bisa digunakan
adalah:
• Penerapan teknologi, pada tahap awal gunakan teknologi yang tepat dan
sederhana dan yang telah ada serta kemudian dapat dikembangkan lebih lanjut.
• Pendekatan top-down, dengan kebijakan, anjuran dan bottom-up dengan
menggerakan karyawan melalui perubahan budaya.
• Dorong terciptanya Community of Practice.
• Bangun fasilitas untuk berbagi pengetahuan (formal maupun informal)
• Sosialisasi infrastruktur untuk dapat dimanfaatkan oleh seluruh karyawan.
• Evaluasi keberhasilan penerapan, misalnya dengan pengukuran kinerja.
3. Tipe Kegiatan manajemen pengetahuan
Kegiatan manajemen pengetahuan dapat diklasifikasikan dalam beberapa tipe yaitu:
• Mengumpulkan dan menggunakan ulang pengetahuan terstruktur. Pengetahuan
sering tersimpan dalam beberapa bagian dari output yang dihasilkan organisasi,
seperti disain produk, proposal dan laporan kegiatan, prosedur-prosedur yang
sudah dimplementasikan dan terdokumentasikan dan kode-kode software yang
semuanya dapat dipergunakan ulang untuk mengurangi waktu dan sumber yang
diperlukan untuk membuatnya kembali.
• Mengumpulkan dan berbagi pelajaran yang sudah dipelajari (lessons learned) dari
praktek-praktek. Tipe kegiatan ini mengumpulkan pengetahuan yang berasal dari
pengalaman, yang harus diinterpretasikan dan diadopsi oleh user dalam konteks
yang baru.
-
8/19/2019 Manajemen-Pengetahuan.pdf
9/13
9
• Mengidentifikasi sumber dan jaringan kepakaran. Kegiatan ini bermaksud untuk
menjadikan kepakaran lebih mudah terlihat dan mudah diakses bagi setiap
karyawan. Dalam hal ini adalah untuk membuat fasilitas koneksi antara orang
yang mengetahui pengetahuan dan orang yang membutuhkan pengetahuan.
• Membuat struktur dan memetakan pengetahuan yang diperlukan untuk
meningkatkan performansi. Kegiatan ini memberikan pengaruh seperti pada
proses pengembangan produk baru atau disain ulang proses bisnis dengam
menjadikan lebih eksplisit atau terbuka dari pengetahuan yang diperlukan pada
tahap-tahap tertentu.
•
Mengukur dan mengelola nilai ekonomis dari pengetahuan. Banyak organisasi
mempunyai aset intelektual yang terstuktur, seperti hak paten, copyright, software
licenses dan database pelanggan. Dengan mengetahui semua aset-aset ini
memungkinkan organisasi untuk membuat revenue dan biaya untuk organisasi.
• Menyusun dan menyebarkan pengetahuan dari sumber-sumber eksternal.
Perubahan lingkungan bisnis yang cepat dan tidak menentu telah meningkatkan
kepentingan dan kesungguhan pada business intelligence system. Dalam kegiatan
ini organisasi berusaha mengumpulkan semua laporan dari luar yang berhubungan
dengan bisnis. Dalam kegiatan ini diperlukan editor dan analis untuk menyusun
dan memberikan konteks terhadap informasi-informasi yang diperoleh tersebut.
4. Strategi Untuk Mengelola Pengetahuan
Dalam praktek Knowledge Management di lapangan terdapat dua buah strategi yang
sangat berbeda. Kedua strategi tersebut adalah strategi kodifikasi dan strategi personalia.
Strategi Kodifikasi, pengetahuan dikodifikasi, didokumentasikan dengan baik, dan
disimpan ke dalam database sehingga dapat diakses dan digunakan berulang-ulang oleh
siapapun dalam organisasi tersebut. Komputer membantu komunikasi antara individu-ke
dokumen. Untuk itu diperlukan sebuah sistem yang mirip dengan perpustakaan
tradisional, yang menyimpan dokumen elektronik dengan fasilitas search engine yang
bagus. Strategi ini biasanya dipakai oleh organisasi yang menjual produk yang standard
dan umum. Strategi Personalia, pengetahuan disebarkan melalui kontak individu-ke-
individu. Fungsi utama komputer hanyalah untuk membantu mereka berkomunikasi
seperti melalui email, chatting, video conferensi, lalu meeting. Untuk itu diperlukan
-
8/19/2019 Manajemen-Pengetahuan.pdf
10/13
10
sebuah sistem pencarian data keahlian (expertise directory) sehingga setiap individu bisa
menghubungi individu lainnya dengan informasi kontak yang disediakan. Strategi ini
biasanya dipakai oleh organisasi yang memberikan solusi sangat costumized kepada
setiap permasalahan yang unik. Sebuah organisasi tidak bisa menggunakan kedua strategi
sekaligus dengan proporsi yang sama juga tidak bisa hanya menggunakan salah satu
strategi saja. Strategi yang tidak sesuai dengan budaya dan kehidupan bisnis organisasi
juga akan menghasilkan kegagalan bisnis organisasi juga akan menghasilkan kegagalan
besar dalam menerapkan manajemen pengetahuan.
3.
STUDI KASUS PENERAPAN KNOWLEDGE MANAGEMENTMP3 sebagai media pembelajaran manasik haji
Manasik artinya tata cara ibadah. Manasik haji / Umroh adalah kegiatan yang dilakukan
oleh lembaga-lembaga bimbingan haji/umroh atau biro-biro perjalanan yang
menyelenggarakan jasa pemberangkatan ibadah haji/umroh yang intinya membelajarkan
bagaimana tata cara ibadah haji/umroh. Kegiatan itu bisa dikatakan juga Workshop atau
pelatihan untuk melaksanaan ibadah haji/umroh. Seperti kita ketahui, di Indonesia
Ongkos untuk melaksanakan ibadah haji masih tergolong tinggi sehingga tidak semua
jemaah dapat mengulang kembali ibadah itu. Oleh karena itu biaya yang mahal dan
pengorbanan selama melaksanakan ibadah harus benar-benar diimbangi dengan
pelaksanaan ibadah yang benar dan pada akhirnya menjadi ibadah yang mabrur. Pada
dasarnya manajemen pengetahuan atau knowledge management (KM) adalah kegiatan
yang mengkaitkan antara belajar, perubahan dan inovasi. Secara teknis KM muncul
karena dorongan teknologi yang memungkinkan orang merekam dalam bentuk teks,
tulisan, gambar dan sebagainya. KM juga dapat dikatakan sebagai teknik membangun
lingkungan pembelajaran ( Learning environment ), dimana orang-orang didalamnya terus
termotivasi untuk belajar, memanfaatkan informasi yang ada, serta pada akhirnya mau
berbagi pengetahuan yang dihasilkannya. Manasik haji/umroh dapat dikatakan sebagai
proses pembelajaran. Pembahasan mengenai proses pembelajaran berkaitan dengan
pengertian strategi pembelajaran. Dalam konsep teknologi pendidikan, dibedakan istilah
pembelajaran (instruction) dan pengajaran (teaching). Pembelajaran disebut juga
kegiatan pembelajatan atau instruksional, adalah usaha mengelola lingkungan dengan
-
8/19/2019 Manajemen-Pengetahuan.pdf
11/13
11
sengaja agar seseorang membentuk diri secara positif tertentu dalam kondisi tertentu.
sedangkan pengajaran adalah usaha membimbing dan mengarahkan pengalaman belajar
kepada peserta didik yang biasanya berlansung dalam situasi resmi/formal. Pembelajaran
maupun pengajaran merupakan sains sekaligus kiat. Seseorang yang mendalami aspek
keilmuannya saja belum tentu dapat menerapkan dengan baik. Sebaliknya penguasaan
atas aspek kiat saja juga tidak menjamin keberhasilan dalam membelajarkan peserta
didik. Suatu program pembelajaran yang baik haruslah memenuhi kriteria daya tarik,
daya guna dan hasil guna.
Penerapan KM dalam manasik haji adalah kegiatan yang mengkaitkan antara belajar,
perubahan dan inovasi. Secara teknis manajemen pengetahuan muncul karena doronganteknologi yang memungkinkan orang merekam, dalam bentuk teks, tulisan, gambar dan
sebagainya. Penerapan manajemen pengetahuan dalam penyelenggaraan manasik haji
antara lain adalah pengembangan bahan belajar berbantuan komputer yang selanjutnya
diberi nama ” program komputer manasik haji/umroh dan MP3 doa-doa ibadah
haji/umroh. Dengan kedua produk itu diharapkan para calon jemaah haji termotivasi
untuk mendalami manasik haji/umroh.
Ragam perkembangan teknologi informasi juga terdapat pada teknogi audio sebagai
media pembelajaran. Saat ini kita mengenal MPEG (moving picture expert group) audio
layer III yang lebih dikenal dengan MP3, adalah salah satu dari pengkodean dalam digital
audia dan juga merupakan format kompresi audio yang memiliki sifat “menghilangkan“.
istilah menghilangkan yang dimaksud adalah kompresi audio kedalam format MP3
menghilangkan aspek-aspek yang tidak signifikan pada pendengaran manusia untuk
mengurangi besarnya file audio. MP3 adalah pengembangan dari teknologi sebelumnya
sehingga ukuran yang lebih kecil dapat menghasilkan kualitas yang setara dengan
kualitas CD. Kompresi yang dilakukan oleh MP3, tidak mempertahankan bentuk asli dari
sinyal input. Melainkan yang dilakukan adalah menghilangkan suara-suara yang
keberadaannya kurang / tidak signifikan bagi sistem pendengaran manusia. Proses yang
dilakukan adalah menggunakan model dari sistem pendengaran manusia dan menentukan
bagian yang terdengar bagi sistem pendengaran manusia. Setelah itu sinyal input yang
memiliki domain waktu dibagi menjadi blok-blok dan ditransformasi menjadi domaian
frekwensi. kemudian model dari sistem pendengaran manusia dibandingkan dengan
-
8/19/2019 Manajemen-Pengetahuan.pdf
12/13
12
sinyal input dan dilakukan proses pemfilteran yang menghasilkan sinyal dengan range
frekwensi yang signifikan bagi sistem pendengaran manusia. Proses itu adalah proses
konvolusi dua sinyal yaiatu sinyal input dan sinyal model sistem pengaran manusia.
Langkah terakhir adalah kuantisasi data, dimana data yang terkumpul setelah pemfilteran
akan dikumpulkan menjadi satu keluaran dan dilakukan dengan hasil akhir file dengan
format MP3.
Kepopuleran dari MP3 sampai saat ini belum tersaingi disebabkan oleh beberapa hal.
Pertama MP3 dapat didistribusikan dengan mudah dan hampir tanpa biaya, walaupun
sebenarnya hak paten dari MP3 telah dimiliki dan penyebaran MP3 seharusnya dikenai
biaya. Walaupun begitu, pemilik hak paten dari MP3 teLah memberikan pernyataanbahwa penggunan MP3 untuk keperluan perorangan tidak dikenai biaya. Keuntungan
lainnya adalah kemudahan akses MP3, dimana banyak sofware yang dapat menghasilkan
file MP3 dari CD dan keberadaan MP3 yang bersifat kosmopolit. Kehadiran teknologi
MP3 dan kemudahannya dapat dimanfaatkan sebagai media audio. Dalam pelaksanaan
ibadah haji/umroh banyak doa-doa yang harus dilafalkan, dan seperti kita ketahui karena
kekhususan ibadah ini, maka tidak semua jamaah dapat menghafal doa-doa yang harus
dilafalkan, ditambah lagi tidak semua jemaah dapat membaca huruf arab. mengingat
keterbatasan yang dimiliki para jemaah, maka kehadiran MP3 dapat mengatasi hambatan
yang dimiliki jemaah. Dengan menggunakan sofware MP3 doa-doa yang harus
dilafalkan, dapat dibuat. sehingga jemaah yg tidak dapat membaca dapat mendengarkan
lafaz doa dengan maghrodz yang benar. Kemajuan teknologi dengan hadirnya MP3
Player lebih memudahkan jemaah untuk belajar menghafal dan mendengarkan berkali-
kali sampai doa yang dimaksud dapat dipahami, dimengerti dan dilafalkan dengan
mahgrodz yang benar.
4. PENUTUP
Setelah kita memahami pengertian, ruang lingkup, dan model Knowledge Management,
mungkin sekarang Kita dapat berpikir bahwa pentingnya Knowledge Management bagi
sebuah perusahaan. Penerapan Knowledge Management yang tepat akan memberikan
pengaruh terhadap proses bisnis organisasi:
-
8/19/2019 Manajemen-Pengetahuan.pdf
13/13
13
1. Penghematan waktu dan biaya. Dengan adanya sumber pengetahuan yang
terstruktur dengan baik, maka organisasi akan mudah untuk menggunakan
pengetahuan tersebut untuk konteks yang lainnya, sehingga organisasi akan dapat
menghemat waktu dan biaya.
2.
Peningkatan aset pengetahuan. Sumber pengetahuan akan memberikan
kemudahaan kepada setiap karyawan untuk memanfaatkannya, sehingga proses
pemanfaatan pengetahuan di lingkungan organisasi akan meningkat, yang
akhirnya proses kreatifitas dan inovasi akan terdorong lebih luas dan setiap
karyawan dapat meningkatkan kompetensinya.
3.
Kemampuan beradaptasi. Organisasi akan dapat dengan mudah beradaptasidengan perubahan lingkungan bisnis yang terjadi.
4. Peningkatan produktfitas. Pengetahuan yang sudah ada dapat digunakan ulang
untuk proses atau produk yang akan dikembangkan, sehingga produktifitas dari
organisasi akan meningkat
DAFTAR PUSTAKA
Jaspara, A. 2003. Cognition, culture and Competition : an empirical test of the learning
organization. The Learning Organization, 10(1), 31-50
Leonard, D., & Sensiper, S. The Role of Tacit Knowledge in Group Innovation
Koswara, E. 1998. Dinamika Informasi Dalam Era Global. Bandung : Remaja
Rosdakarya.
Nugroho, Widyo. Penerapan Manajemen Pengetahuan Dalam Penyelenggaraan Manasik
Haji. Jakarta, Universitas Gunadarma.
Susanto, Azhar. 2002. Sistem Informasi Manajemen. Bandung : Lingga Jaya