MANAJEMEN NYERI .......

55
MANAJEMEN NYERI Batasan Konsep Sentral Tentang Kiat Keperawatan Setiap individu pernah mengalami nyeri dalam tingkatan tertentu. Nyeri merupakan alasan paling umum orang mencari perawatan kesehatan. Individu yang merasakan nyeri merasa tertekan atau menderita atau mencari upaya untuk menghilangkan rasa nyeri. Perawat tidak dapat melihat dan merasakan nyeri yang klien rasakan. Nyeri merupakan sumber penyebab frustasi, baik bagi klien maupun tenaga kesehatan. Perawat menggunakan berbagai intervensi untuk menghilangkan nyeri dan mengembangkan kenyamanan. Kenyamanan adalah konsep sentral tentang kiat keperawatan. Berbagai teori keperawatan menyatakan kenyamanan sebagai kebutuhan dasar klien yang merupakan tujuan pemberian asuhan keperawatan. Donahue (1989) meringkaskan “melalui rasa nyaman dan tindakan memberikan kenyamanan, perawat memberikan

Transcript of MANAJEMEN NYERI .......

Page 1: MANAJEMEN NYERI .......

MANAJEMEN NYERI

Batasan Konsep Sentral Tentang Kiat KeperawatanSetiap individu pernah mengalami nyeri dalam tingkatan tertentu. Nyeri merupakan alasan paling umum orang mencari perawatan kesehatan. Individu yang merasakan nyeri merasa tertekan atau menderita atau mencari upaya untuk menghilangkan rasa nyeri. Perawat tidak dapat melihat dan merasakan nyeri yang klien rasakan. Nyeri merupakan sumber penyebab frustasi, baik bagi klien maupun tenaga kesehatan. Perawat menggunakan berbagai intervensi untuk menghilangkan nyeri dan mengembangkan kenyamanan.Kenyamanan adalah konsep sentral tentang kiat keperawatan. Berbagai teori keperawatan menyatakan kenyamanan sebagai kebutuhan dasar klien yang merupakan tujuan pemberian asuhan keperawatan. Donahue (1989) meringkaskan “melalui rasa nyaman dan tindakan memberikan kenyamanan, perawat memberikan kekuatan, hiburan, harapan, dukungan, dorongan dan bantuan.” Berbagai teori keperawatan menyatakan kenyamanan sebagai kebutuhan dasar klien yang merupakan tujuan pemberian asuhan keperawatan.

Page 2: MANAJEMEN NYERI .......

Perawat member iasuhan keperawatan kepada klien pada berbagai keadaan dan

situasi yang memberikan intervensi untuk meningkatkan kenyamanan. Misalnya

perawat penyelenggara asuhan keperawatan di rumah merawat klien yang menderita

kanker terminal; perawat UKS memberikan pertolongan P3K pada anak yang

mengalami cedera; perawat klinik mengusulkan terapi untuk menangani nyeri akibat

arthritis kronis. Karena penanganan nyeri bersifat dinamis, perawat memiliki

tanggung jawa untuk memahami penanganan nyeri. Perawat bertanggung jawab

secara etis untuk mengontrol nyeri dan menghilangkan penderitaan nyeri klien.

Penatalaksanaan nyeri yang efektif tidak hanya mengurangi ketidaknyamanan fisik

tetapi juga meningkatkan mobilisasi lebih awal dan membantu klien bekerja lebih

dini, mengurangi kunjungan klinik, memperpendek masa hospitalisasi, dan mengurasi

biaya perawatan kesehatan, Dsb.

Konsep kenyamanan memiliki subjektivitas yang sama dengan nyeri. Setiap individu memiliki karakteristik fisiologis, social, spiritual, psikologis, dan kebudayaan yang mempengaruhu cara mereka menginterpretasikan nyeri… kolcaba (1992) mendefenisikan kenyamanan dengan cara yang bergantung pada pengalama subjektif klien. Kolcaba mendefinikan kenyamanan sebagai suatu keadaan dimana kebutuhan dasar manusia telah terpenuhi. Kebutuhan ini meliputi kebutuhan akan ketenteraman (suatu kepuasaan yang meningkat penampilan sehari-hari), kelegaan (kebutuhan telah terpenuhi), dan transenden (keadaan tentang sesuatu yang melebihi masalah atau nyeri).

Page 3: MANAJEMEN NYERI .......

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RASA NYERI

Fisik

Berhubungan dengan sensasi tubuh (kondisi dimana seseorang tidak mengalami penyakit).

Social

Berhubungan dengan hubungan interpersonal, keluarga dan masyarakat. Hubungan yang tidak baik dan harmonis dengan individu yang lain, keluarga dan masyarakat akan menimbulkan rasa nyaman bagi individu tersebut.

Psikospiritual

Berhubungan dengan kewaspadaan internal dalam diri sendiri, meliputi harga diri, seksualitas, dan makna kehidupan.

Lingkungan

Berhubungan dengan latar belakang pengalaman eksternal manusia: cahaya, bunyi, temperature, warna, dan unsur-unsur alamiah.

Page 4: MANAJEMEN NYERI .......

Penilaian tentang konteks kenyamanan yang memberikan seorang perawat

rentang terhadap pilihan yang lebih luas dalam mencari tindakan untuk

mengatasi nyeri. Cara pandang yang holistic ini menguatkan konsep

Mahon (1994) yaitu harus memahami pengalaman nyeri sebaimana nyeri

itu berlangsung. Penting bagi perawat memahami makna nyeri bagi setiap

individu. Penatalaksanaan nyeri lebih dari pemberian analgetik. Dengan

memahami nyeri secara menyeluruh, maka perawat dapat

mengembangkan strategi yang lebih baik pada penanganan nyeri yang

berhasil.

Page 5: MANAJEMEN NYERI .......

KONSEP NYERI Batasan

Asosiasi internasional untuk penelitian nyeri (Internasional Association for the Study of Pain, IASP) mendefiniksikan nyeri sebagai “suatu sensori subektif dan pengalaman emosional yang tidak menyenangkan berkaitan dengan kerusakan jaringan ang actual atau potensial atau yang dirasakan dalam kejadian-kejadian dimana terjadi kerusaka” (IASP, 1979). Nyeri dapat merupakan factor utama yang menghambat kemampuan dan keinginan individu untuk dipulih dari suatu penyakit. Nyeri merupakan suatu kondisi yang lebih sekedar sensasi tunggal yang disebabkan oleh stimulus tertentu. Nyeri bersifat subjektif dan sangat bersifat individual. Mahon (1994) menemukan empat atribut pasti untuk pengalaman nyeri yaitu: nyeri bersifat individu, tidak menyenangkan, merupakan suatu kekuatan yang mendominasi, dan bersifat tidak menyenangkan. Nyeri melelahkan dan menuntut energy seseorang. Nyeri dapat mengganggu hubungan personal dan mempengaruhi makna kehidupan (Mahon, 1994)

Nyeri merupakan mekanisme fisiologis yang bertujuan untuk melindungi diri. Apabila seseorang mengalami nyeri maka pelakunya akan berubah. Misalnya, seseorang yang kakinya terkilir akan menghindari aktivitas untuk mencegah cedera lebih lanjut. Seorang klien yang memiliki riwayat nyeri dada belajar untuk menghentikan semua aktivitas saat timbul nyeri

Page 6: MANAJEMEN NYERI .......

PENYEBAB Nyeri disebabkan oleh stimulus tertentu. Stimulus tersebut mengirimkan impuls

melalui serabut saraf perifer. Serabut nyeri memasuki medulla spinalis dan menjalani salah satu dari beberapa rute saraf dan akhirnya sampai di dalam massa berwarna abu-abu di medulla spinalis. Terdapat pesan nyeri dapat berinteraksi dengan sel-sel saraf inhibitor, mencegah stimulus nyeri sehingga tidak mencapai otak atau ditansmisi tanpa hambatan ke korteksserebral. Ketika stimulus nyeri mencapai korteks serebral, maka otak menginterpretasikan kualitas nyeri dan memproses informasi tentang pengalaman dan pengetahuan yang lalu serta asosiasi kebudayaan dalam upaya mempersepsikan nyeri (McNair, 1990)

Tipe stimulus yang menjadi sumber fisik nyeri, yaitu:

Mekanik

Kimia

Termal

Listrik

Page 7: MANAJEMEN NYERI .......

KLASIFIKASI NYERI

Klasifikasi nyeri secara umum dibagi menjadi 2, yakni nyeri akut dan yeri kronis. Nyeri akut merupakan nyeri yang timbul secara mendadak dan cepat menghilang. Yang tidak melebihi 6 bulan dan ditandai dengan adanya peningkatan tegangan otot. Nyeri kronis merupakan nyeri yang timbul secara perlahan-lahan. Biasanya berlangsung dalam waktu yang cukup lama, yaitu lebih dari 6 bulan. Yang termasuk dala kategori nyeri kronis adalah nyeri terminal, sindrom nyeri kronis, dan nyeri psikosomatis.

Page 8: MANAJEMEN NYERI .......

11/11/09

Perbedaan Nyeri Akut Dan Nyeri Kronis

Karakteristik Nyeri Akut Nyeri Kronis

Pengalaman Satu kejadianSatu situasi, status eksistensi

SumberSebab eksternal atau penyakit dari dalam

Tidak diketahui dan pengobatan yang terlalu lama

Serangan mendadak Bisa mendadak, berkembang atau terselubung

Waktu Sampai 6 bulan Lebih dari 6 bulan sampai bertahun-tahun

Pernyataan nyeriDaerah nyeri tidak diketahui secara pasti

Daerah nyeri sulit dibedakan intensitasnya, sehingga sulit dievaluasi(perubahan perasaan)

Gejala-gejala klinisPola respon yang khas dengan gejala yang lebih jelas

Pola respon yang bervariasi dengan sedikit gejala (adaptasi)

Page 9: MANAJEMEN NYERI .......

KARAKTERISTIK NYERI

Laporan tunggal klien tentang nyeri yang dirasakan merupakan indicator tunggal yang paling dapat dipercaya tentang keberadaan dan intensitas nyeri dan apapun yang berhubungan dengan ketidaknyamanan (NIH, 186) nyeri bersifat individualistic. Pengkajian karakteristik umum nyeri membantu perawat membentuk pengertian pola nyeri dan tipe terapi yang digunakan untuk mengatasi nyeri. Penggunaan intrumen untuk menghitung luas dan derajat nyeri bergantung pada klien yang sadar secara kognitif dan mampu memahami instruksi perawat.

Page 10: MANAJEMEN NYERI .......

PEMACU Pemacu yaitu factor-faktor yang mempengaruhi gawat

ringannya nyeri. Berbagai factor mempengaruhi karakter nyeri. Factor-faktor ini membantu perawat mengkaji peristiwa atau kondisi spesifik yang empresipitasi (encetskan) atau memperburuk nyeri. Perawat meminta klien untuk mendeskripsikan aktivitas yang menyebabkan nyeri, seperti gerakan fisik, meminum kopi, atau urinasi. Perawat juga meminta klien mendemonstrasikan aktivitas yang menimbulkan respon nyeri, misalnya batuk atau membalikkan tubuh dengan cara tertentu.. pada contoh kasus rupture intervertebral, nyeri punggung bagia bawah dan radiasi nyeri diseluruh tungkai menjadi semain buruk apabila klien membungkuk atau mengangkat benda. Menelan dan berbicara tipikal memperburuk nyeri faringitis. Setelah perawat mengidentifikasi factor-faktor yang mempresipitasi atau memperburuk, akan lebih mudah bagi perawat merencanakan intervensi untuk mencegah supaya nyeri tidak terjadi atau semakin memburuk.

Page 11: MANAJEMEN NYERI .......

Quality (kualitas) Karakteristik subjektif nyeri yang lain adalah kualitas nyeri

itu sendiri. Karena tidak terdapat perbendaharaan kata nyeri yang khusus dan umum. Kata-kata yang seorang pilih untuk mendeskripsikan nyeri dapat ditetapkan pada suatu hal dengan jumlah berapapun. Seringkali klien mendeskripsikan nyeri sebagai sensasi remuk (crushing), berdenyut (throbbing), tajam, atau tumpul. Nyeri yang klien rasakan seringkali tidak dapat dijelaskan.

Perawat sebaiknya tidak memberikan kata-kata deskriptif pada klien. Pengkajian akan lebih akurat apabila klie mampu medeskripsikan sensasi yang dirasakannya setelah perawat mengajukan pertanyaan terbuka. Misalnya perawat dapat mengatakan, “coba jelaskan pada saya, seperti apa nyeri yang anda rasakan.” Perawat dapat memberikan klien daftar istilah untuk mendeskripsikan nyeri hanya apabila klien tidak mampu menggambarkan nyeri yang dirasakannya. mcCaffery dan Beebe (1989) melaporkan bahwa kualitas menusuk (pricking), terbakar dan sakit adalah bermanfaat mendeskripsikan nyeri tahap awal. Pada kesempatan selanjutnya klien dapat memilih istilah yang lebih deskriptif.

Page 12: MANAJEMEN NYERI .......

Region (lokasi)

Lokasi adalah tempat dimana nyeri dirasakan oleh klien. Untuk mengkaji lokasi nyeri, perawat meminta klien untuk menunjukkan semua daerah yang dirasa tidak nyaman. Untuk melokalisasi nyeri dengan lebih spesifik, perawat meminta klien melacak daerah nyeri dan titik yang paling nyeri. Hal ini sulit untuk dilakukan apabila nyeri bersifat difus, meliputi beberapa tempat, atau melibatkan segmen terbesar tubuh. Beberapa alat pengkajian dilengkapi dengan diagram tubuh manusia sehingga dengan alat ini perawat dapat menggambarkan lokasi nyeri.

Page 13: MANAJEMEN NYERI .......

11/11/09

KLASIFIKASI NYERI MENURUT LOKASI

Lokasi Karakteristik Contoh

Superficial/kutaneus

(nyeri akibat stimulasi kulit)

Nyeri berlangsung sebentar dan terlokalisasi. Nyeri biasanya terasa sebagai sensasi yang tajam

Jarum suntuk, luka potong kecil atau laserasi

Visceral dalam

(nyeri akibat stimulasi organ-organ

visceral)

Nyeri bersifat difus dan dapat menyebar ke beberapa arah. Durasi bervariasi tetapi biasanya berlangsung lebih lama daripada nyeri superficial. Nyeri dapat terasa tajam, tumpul atau unik tergantung organ yang terlibat.

Sensasi pukul (crushing, mis, angina pectoris); sensasi terbakar, mis., ulkus lambung)

Nyeri alih (referred)

(merupakan fenomena umum dalam

nyeri visceral karena banyak organ

tidak memiliki reseptor nyeri)

Nyeri tersa dibagian tubuh yang terpisah dari sumber nyeri dan dapat terasa dengan berbagai karakteristik

Infark miokard, yang menyebabkan nyeri alih ke rahang, lengan kiri, dan bahu kiri, batu empedu yang dapat mengalihkan nyeri ke selangkangan

Radiasi

(sensasi nyeri meluas dari tempat awal

cedera ke bagian tubuh yang lain)

Nyeri terasa seakan menyebar ke bagian tubuh bawah atau sepanjang bagian tubuh. Nyeri dapat menjadi intermiiten atau konstan

Nyeri punggung bagian bawah akibat diskus intravertebral yang rupture disertai nyeri yang meradiasi sepanjang tungkai.

Page 14: MANAJEMEN NYERI .......

Karakteristik yang paling subjektif pada nyeri adalah tingkat keparahan atau intensitas nyeri tersebut. Klien seringkali diminta untuk mendeskripsikan nyeri sebagai yang ringan, sedang atau parah. Namun, makna istilah-istilah ini berbeda bagi perawat dank lien. Dari waktu ke waktu informasi jenis ini juga sulit untuk dipastikan. Skala deskriptif merupakan alat pengukuran tingkat keparahan nyeri lebih objekti. Skala pendeskripsi verbal (Verbal Description Scale, VDS) merupakan sebuah garis yang terdiri dari 3 sampai 5 kata pendeskripsi yang tersusun dengan jarak yang sama di sepanjang garis. Pendeskripsi ini diranking dari “tidak terasa nyeri” sampai “nyeri yang tak tertahankan”. Perawat menunjukkan klien sakal tersebut dan meminta klien untuk memilih intensitas nyeri terbaru yang dirasakan. Perawat juga menanyakan seberapa jauh nyeri terasa, paling terasa menyakitkan dan seberapa jauh nyeri terasa paling tidak menyakitkan. Alat VDS ini memungkinkan klien memilih sebuah kategori untuk mendeskripsikan nyeri. Skala penilaian numerik (Numeric Rating Skale, NRS) lebih digunakan sebagai pengganti alat pendeskripsian kata. Dalam hal ini, klien menilai nyeri dengan skala 0-10. Skala yang paling efektif digunakan saat mengkaji intensitas nyeri sebelum dan setelah intervensi terapeutik. Apabila digunakan skala untuk menilai nyeri, maka direkomendasikan patokan 10 cm.

SEFERA (TINGKAT KEPARAHAN)

Page 15: MANAJEMEN NYERI .......

Wong dan Baker (1988) mengembangkan skala wajah untuk mengkaji nyeri pada

anak-anak. Skala tersebut terdiri dari enam wajah dengan profil kartun yang menggambarkan wajah dari gambar yang sedang senyum (tidak terasa nyeri) kemudian secara bertahap meningkat menjadi wajah yang kurang bahagia, wajah yang sangat sedih, sampai wajah yang sangat ketakutan (nyeri yang sangat ). Anak –anak yang berusia 3 tahun dapat menggunakan skala tersebut. Para peneliti mulai meneliti penggunaan skala wajah ini pada orang dewasa.

Skala nyeri harus dirancang sehingga skala tersebut mudah digunakan dan tidak menghabiskan banyak waktu saat klien melengkapinya. Apabila klien dapat membaca dan memahami skala, maka deskripsi nyeri akan lebih akurat. Skala deskriptif bermanfaat bukan saja dalam upaya untuk mengkaji keparahan nyeri tetapi juga mengevaluasi perubahan kondisi klien. Perawat dapat menggunakan skala setelah terapi nyeri atau saat gejala menjadi lebih memburuk untuk menilai apakah nyeri mengalami penurunan atau peningkatan.

Page 16: MANAJEMEN NYERI .......

Perawat mengajukan pertanyaan untuk menentukan awitan,

durasi dan rangkaian nyeri. Kapan nyeri mulai dirasakan?

Sudah berapa lama nyeri dirasakan? Apakah nyeri yang

dirasa terjadi pada waktu yang sama setiap hari? Seberapa

sering nyeri kembali kambuh?

TIME

Page 17: MANAJEMEN NYERI .......

Nyeri merupakan kejadian yang menekan atau stress dan dapat mengubah daya hidup dan kesejahteraan psikologi individu. Pada kasus nyeri akibat kanker, nyeri menyebabkan penderitaan, kehilangan control, dan kerusakan kualitas kehidupan sepanjang proses perawatan klien, bahkan pada klien yang kondisinya stabil dan angka harapan hidupnya panjang. Dengan mengenali efek nyeri yang klien rasakan, maka perawat dapat mengidentifikasi sifat dan keberadaan nyeri dengan lebih baik.

EFEK NTERI PADA KLIEN

Page 18: MANAJEMEN NYERI .......

Respon fisiologis terhadap nyeri dapat menunjukkan keberadaan dan sifat nyeri serta acaman yang potensial terhadap kesejahteraan klien. Saat awitan nyeri akut, terjadi peningkatan denyut jantung, tekanan darah dan frekuensi pernafasan. Perawat mebandingkan tada-tanda vital dengan nilai dasar yang tercatat sebelum awitan nyeri. Perubahan tanda-tanda vital merupakan hal yang bermakna tetapi perawat harus mempertimbangkan semua tanda dan gejala sebelum menetapkan bahwa nyeri merupakan penyebab perubahan tersebut. Perawat jangan salah mengartikan tanda dan gejala nyeri sebagai perubahan yang patologis. Misalnya seorang klien yang sangat cemas juga mengalami peningkatan frekuensi nafas dan denyut jantung.

TANDA DAN GEJALA FISIK

Page 19: MANAJEMEN NYERI .......

Apabila seorang klien mengalami nyeri, maka perawat perlu mengkaji kata-kata yang diucapkan respons vocal gerakan wajah dan tubuh serta interaksi social.indikator perilaku efek nyeri:

EFEK PERILAKU

Page 20: MANAJEMEN NYERI .......

Mengaduh

Menangis

Sesak nafas

Mendengkur

VOKALISASI

Page 21: MANAJEMEN NYERI .......

EKSPRESI WAJAH

Meringis

Menggeletukkan gigi

Mengernyitkan dahi

Menutup mata atau mulut dengan rapat atau membuka mata atau mulut dengan lebar

Menggigit bibir

Page 22: MANAJEMEN NYERI .......

GERAKAN TUBUH

Gelisah

Imobilisasi dan ketegangan otot

Peningkatan gerakan jari dan tangan

Aktivitas melangkah yang tunggal ketika berlari atau berjalan

Geraka ritmik atau gerakan menggosok

Gerakan melindungi bagian tubuh

Page 23: MANAJEMEN NYERI .......

INTERAKSI SOSIAL Menghindari percakapan

Focus hanya pada aktivitas untuk menghilangkan nyeri

Menghindari kontak social

Penurunan rentang perhatian

Laporan verbal tentang rasa nyeri merupakan bagian vital pada pengkajian. Perawat harus bersedia mendengarkan dan berusaha memahami klien. Banyak klien yang tak mampu mengungkapkan secara verbal mengenai ketidaknyamanan, hal ini dikarenakan mereka tidak mapu berkomunikasi

Page 24: MANAJEMEN NYERI .......

PENGARUH PADA AKTIVITAS SEHARI-HARI Klien yang mengalami nyeri setiap hari kurang mampu

berpartisipasi dalam aktivitas rutin. Pengkajian pada perubahan ini menunjukkan sejauh mana kemampuan dan proses penyesuaian klien diperlukan untuk membantunya berpartisipasi dalam perawatan diri.

Klien dapat mengalami kesulitan dalam melakukan tindakan hygiene normal, tergantung pada lokasi nyeri. Perawat dapat menentukan apakah klien dapat berpakaian atau mencuci rambutnya secara mandiri. Nyeri dapat membatasi mobilisasi sampai ketitik yaitu klien tidak mampu lagi andi di bak rendam. Klien mengalami masalah dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Misalnya klien yang mengalami arthritis berat akan merasakan nyeri ketika memegang peralatan makan

Page 25: MANAJEMEN NYERI .......

UPAYAH UNTUK MEMBERI RASA NYAMAN PADA PASIEN

Individu yang mengalami nyeri merasa sangat tidak nyaman dan selalu yakin bahwa seseorang peduli dengan kesejahteraan mereka. Klien yang mengalami nyeri mebutuhkan seseorang yang dapat dipercaya. Apablia keluarga klien tersebut tidak member dudungan atau bila perawat tidak mampu membina hubungan terapeteutik dengan klien, maka klien tersebut dapat memiliki sikap tidak percaya dan meningkatkan kewaspadaan nyeri. Reaksi klien terhadap nyeri menjadi tidak tepat, kecuali klien memiliki cara untuk mengekspresikan kekhawatiran atau ketakutan mengenai nyeri. Sering kali klien menjadi marah atau mengeluh ketika kebutuhan untuk mengatasi nyeri diabaikan.

Page 26: MANAJEMEN NYERI .......

RESPON PISIKOLOGIS TERHADAP NYERI

Stimulasi simpatik (nyeri dengan intensitas ringan dan superficial)

Dilatasi saluran bronkiolus dan meningkatkan frekuensi pernafasan

Peningkatan frekuensi denyut jantung

Pucat peningkatan tekanan darah

Diaphoresis

Peningkatan ketegangan otot

Dilatasi pupil

Penurunan mobilisasi saluran cerna.

Page 27: MANAJEMEN NYERI .......

Stimulasi parasimpatik (nyeri yang berat dan dalam)

Pucat

Ketegangan otot

Penurunan denyut jantung dan tekanan darah

Pernafasan cepat dan tidak teratur

Mual dan muntah

Kelemahan dan kelelahan

Page 28: MANAJEMEN NYERI .......

Teknik mengatasi rasa nyeriRelaksasi dan teknik imajinasi

Klien dapat merubah persepsi kognitif dan motivasi afektif dengan melakukan relaksasi. Relaksasi merupakan kebesasan mental dan fisik dari ketegangan dan stress. Teknik relaksasi memberikan individu control diri ketika terjadi rasa tidak nyaman atau nyeri, stress fisik, dan emosi pada nyeri. Teknik relaksasi dapat digunakan saat individu dalam kondisi sehat atau sakit. Teknik relaksasi tersebut merupakan upaya pencegahan untuk membantu tubuh segar kembali dan beregenerasi setiap hari dan merupakan alternative terhadap alcohol, meroko atau makan berlebihan (Edelman dan Mandle,1994).

Page 29: MANAJEMEN NYERI .......

Klien yang berhasil menggunakan teknik relaksasi mengalami beberapa

perubahan fisiologis dan perilaku, yaitu:

Penurunan nadi, tekanan darah dan pernafasan

Penurunan konsumsi oksigen

Penurunan ketegangan otot

Penurunan kecepatan metabolism

Kurang perhatian terhadap stimulus lingkungan

Tidak ada perubahan pada posisi olunter

Perasaan damai dan sejahtera

Periode kewaspadaan yang santai, terjaga dan dalam

Page 30: MANAJEMEN NYERI .......

Teknik relaksasi

meliputi meditasi, yoga, zen, teknik imajinasi, dan latihan relaksasi progresif. Relaksasi tanpa atau dengan teknik imajinasi meringankan di kepala, persalinan, antisipasi rangkaian akut. Dan gangguan kronik.

Page 31: MANAJEMEN NYERI .......

Supaya relaksasi dapat dilakukan dengan efektif maka diperlukan partisipasi dan kerja sama individu. Teknik relaksasi diajarkan hanya saat klien merasakan tidak nyaman yang akut, hal ini dikarenakan ketidakmampuan berkonsentrasi membuat hasilnya tidak efektif. Perawat menjelaskan teknik relaksasi dengan rini dan menjelaskan sensasi umum yang klien alami (mis.penurunan suhu tubuh). Klien harus menggunakan sensasi ini sebagai umpan balik. Perawat bertindak sebagai pelatih mengarahkan klien secara perlahan melalui tahap-tahap latihan. Lingkungan harus bebas dari keributan atau stimulus lain yang mengganggu. Klien dapat duduk di kursi yang nyaman atau berbaring di tempat tidur. Posisi tubuh yang nyaman untuk relaksasi yaitu:

Page 32: MANAJEMEN NYERI .......

DUDUK

Duduk dengan sebuah punggung yang bersandar pada kursi

Letakkan kaki datar pada lantai

Letakkan kaki terpisah satu sama lain

Gantungkan lengan pada sisi

Pertahankan kepala sejajar dengan tulang belakang

Page 33: MANAJEMEN NYERI .......

Baring

Letakkan kaki terpisah satu sama lain dengan jari-jari kaki meregang lurus keluar

Letakkan lengan pada sisi tanpa menyentuh sisi tubuh

Pertahankan kepala sejajar dengan tulang belakang

Gunakan bantal tipis dan kecil dibawah kepala.

Page 34: MANAJEMEN NYERI .......

Sebuah seprei ringan atau selimut untuk memberikan kehangatan seringkali membantu member kenyamanan.

Dalam imajinasi terbimbing klien menciptakan kesan dalam pikiran, berkonsentrasi pada kesan tersebut, sehingga secara bertahap nyeri yang klien rasakan berkurang. Perawat melatih klien dalam membangun kesan dan berkonsentrasi pada pengalaman sensori. Mula-mula perawat meminta klien untuk memikirkan pemandangan yang menyenangkan atau pengalaman yang meningkatkan penggunaan semua indra. Klien kemudian menjelaskan dan perawat mencatatnya sehingga catatan tersebut dapat digunakan pada pelatihan berikutnya. Perawat menggunakan informasi khusus yang diberikan klien dan tidak membuat perubahan dalam kesan klien tersebut. Berikut adalah contoh latihan dari teknik imajinasi:bayangkan diri anda terbaring di atas tempat tidur sejuk yang terbuat dari rumput disertai suara air yang mengalir dari sungai yang dekat. Hari ini cuacanya sejuk sekali anda menoleh dan melihat kelompok bunga-bunga liar berwarna biru sedang bermekaran dan anda dapat mencium wanginya.

Page 35: MANAJEMEN NYERI .......

11/11/09

Relaksasi progresif pada seluruh tubuh memakan waktu sekitar 15 menit. Klien member perhatian pada tubuh, memperlihatkan daerah yang tegang. Daerah yang tegang digantikan dengan rasa hangat dari relaksasi dan relaksasi. Beberapa klien rileks dengan mata tertutup. Alunan musik lembut dapat membantu dalam relaksasi.

Page 36: MANAJEMEN NYERI .......

11/11/09

Latihan relaksasi progresif meliputi kombinasi latihan pernafasan terkontrol dan rangkaian kontraksi serta relaksasi kelompok otot. Klien mulai latihan bernafas dengan perlahan dan menggunakan diafragma, sehingga memungkinkan abdomen terangkat perlahan dan dada mengembang penuh. Saat bklien melakukan pola pernafasan yang teratur, perawat mengarahkan klien untuk melokalisasi setiap daerah yang mengalami ketegangan otot, berfikir bagaimana rasanyamenenangkan otot sepenuhnya, dan kemudian merelaksasi otot-otot tersebut. Kegiatan ini menciptakan sensasi melepaskan ketidaknyamanan dan stress. Secara bertahap klien dapat merelaksasi otot tanpa harus terlebih dahulu menegangkan otot-otot tersebut. Saat klien mencapai relaksasi penuh, maka persepsi nyeri berkurang dan rasa cemas terhadapa pengalaman nyeri menjadi minimal. Berikut ini contoh bagaimana perawat melatih klien:

Page 37: MANAJEMEN NYERI .......

11/11/09

Mari kita mulai dengan mencari posisi yang paling nyaman. Letakkan lengan anda disamping jangan silangkan kaki… gerakkan sampai anda merasa tenang. Tarik nafas dalam rasakan perut dan dada anda terangkat perlahan…rileks…sekarang keluarkan nafas secara perlahan..

Hitung sampai empat, tarik nafas pada hitungan 1 dan 2 keluarkan napas pada hitungan 3 dan 4. Lanjutkan bernafas perlahan. Tubuh anda mulai rileks. Perhatikan setiap ketegangan otot-otot anda…lanjutkan untuk bernafas dengan perlahan dan rileks

Konsentrasi pada wajah anda, rahang anda leher anda… perhatikan setiap kesulitan.. nafas dalam kehangatan relaksasi… konsentrasi setiap ketegangan ditangan anda… perhatikan bagaimana rasanya.. sekarang buat kepalan-kepalan tangan yang kuat saat anda mulai mengeluarkan nafas.relaksasikan kepalan-kepalan tangan anda…bagus!perhatikan apa yang dirasakan tangan anda… piker ‘rileks”.. tangan anda terasa hangat .. berat atau ringan.. upayakan untuk lebih rileks dan lebih rilks lagi… sekarang focus pada lengan atas anda.. perhatikan setiap ketegangan.. relaksasikan lengan anda.. raba tubuh anda yang sedang relaksas… dan biarkan perasaan relaksasi menyebar dari jari-jari dan tangan anda melalui otot-otot lengan anda.

Page 38: MANAJEMEN NYERI .......

11/11/09

Apabila klien merasa terganggu dan tidaknyaman, maka perawat perlu menghentikan latihan tersebut. Apabila klien tampak mengalami kesulitan dan mengalami relaksasi hanya sebagian tubuh saja maka perawat memperlambat kemajuan latihan dan berkonsentrasi pada bagian tubuh yang tegang. Klien juga harus mengetahui sejak awal bahwa latihan ini bias dihentikan setiap waktu. Dengan melakukan latihan klien dengan segera melakukan latihan relaksasi dengan mandiri.

Page 39: MANAJEMEN NYERI .......

11/11/09

Page 40: MANAJEMEN NYERI .......

11/11/09

Mengurangi persepsi nyeri

Salah satu cara sederhana untuk meningkatkan rasa nyaman adalah membuang atau mencegah stimulus nyeri. Tindakan yang dapat dilakukan untuk mengontrol stimulus nyeri di lingkungan klien, antara lain:

Regangkan dan lurus linen tempat tidur yang berkerut

Atur posisi tempat klien terbaring

Longgarkan balutan yang menekan (kecuali bila balutan yang terpasang khusus ditujukan untuk menekan)

Ganti balutan yang basah

Posisikan klien pada kesejajaran anatomi

Periksa suhu pada kompres panas atau kompres dingin termasuk air mandi

Angkat klien yang berada di tempat tidur, jangan menarik tubuh klien.

Posisikan klien dengan benar pada pispot.

Page 41: MANAJEMEN NYERI .......

11/11/09

Bimbingan antisipasi

Memodifikasi secara langsung cemas yang berhubungan dengan nyeri dapat menghilangkan nyeri dan menambah efek tindakan untuk menghilangkan nyeri yang lain. Cemas yang sedang akan bermanfaat jika klien mengantisipasi pengalaman nyeri. Klien harus diberi penjelasan terperinci tentang semua prosedur medis dan rasa nyaman pasca operasi yang akan dialami sehingga klien dapat mempelajari apa yang dikerjakan selama prosedur atau peristiwa yang menyakitkan. Pengetahuan tentang nyeri membantu klien mengontrol rasa cemas dan secara kognitif memperoleh penanganan nyeri dalam tingkatan tertentu. Salah satu contoh bimbingan antisipasi adalah penyuluhan pra operasi.

Page 42: MANAJEMEN NYERI .......

11/11/09

Perawat memberi informasi pada klien dan mencegah salah interpretasi tentang peristiwa nyeri dan meningkatkan pemahaman tentang apa yang klien harapkan. Informasi yang diberikan kepada klien termasuk penjelasan hal-hal berikut:

Kejadian, awitan, dan durasi nyeri yang akan dialami.

Kualitas keparahan dan lokasi nyeri

Informasi tentang cara keamanan klien telah dipastikan

Penyebab nyeri

Metode mengatasi nyeri

Harapan klien

Page 43: MANAJEMEN NYERI .......

11/11/09

Perawat tidak dapat mengatakan kepada klien bahwa klien tidak akan merasakan nyeri. Bimbingan antisipasi memberikan penjelasan yang jujur tentang pengalaman nyeri. Perawat juga member instruksi tentang teknik klien menghilangkan nyeri. Pada klien yang mengalami kecemasan tingkat tinggi, pemberian informasi yang terlalu banyak akan memperburuk nyeri.

Page 44: MANAJEMEN NYERI .......

11/11/09

Stimulasi kutaneus

Stimulasi kutaneus adalah stimulasi kulit yang dilakukan untuk menghilangkan nyeri, masase, mandi air hangat, kompres dengan menggunakan air es dan stimulasi saraf elektrik transkutan merupakan langkah-langkah sederhana yang dilakukan dalam menurunkan persepsi nyeri. Cara kerja khusus simulasi kutaneus masih belum jelas. Salah satu pemikiran adalah bahwa cara ini menyebabkan langkah-langkah sederhana dalam menyebabkan pelepasan endorphin, sehingga memblok transmisi stimulus nyeri. Teori gate-control mengatakan bahwa stimulasi kurtaneus mengaktifkan transmisi serabut saraf sensori A-beta yang lebih besar dan lebih cepat. proses ini menurunkan transmisi nyeri melalui serabut C dan delta.A berdiameter kecil.gerbang sinar menutup transmisi impuls nyeri. Meek (1993) mengatakan bahwa sentuhan dan masase merupakan teknik integrasi sensori yang mempengaruhi aktivitas system saraf otonom. Apabila individu mempersepsikan sentuhan sebagai stimulus untuk rileks, kemudian akan muncul respon relaksasi.

Page 45: MANAJEMEN NYERI .......

11/11/09

Keuntungan respon kutaneus adalah tindakan ini dapat dilakukan dirumah sehingga memungkinkan klien dan keluarga melakukan upaya control gejala v dan penanganannya. Penggunaan stimulasi kutaneus yang benar dapat mengurangi persepsi nyeri dan membantu mengurangi ketegangan otot. Sebaliknya ketegangan otot ini dapat meningkatkan nyeri. Tindakan masase punggung dengan usapan yang perlahan pada klien yang menderita penyakit terminal, terbukti menurunkan tekanandarah sistolik dan diastolic.

Page 46: MANAJEMEN NYERI .......

11/11/09

Saat menggunakan metode stimulasi kutaneus perawat menghilangkan sumber-sumber suara yang berisik dilingkungan. Membantu klien dalam untuk mengambil posisi yang nyaman dan menjelaskan tujuan terapi pada klien. Stimulasi kutaneus jangan digunakan langsung untuk kulit yang sensitive.

Page 47: MANAJEMEN NYERI .......

11/11/09

Kompres dingin dan hangat dapat menghilangkan nyeri dan mempercepat proses penyembuhan. Pilihan terapi panas dan dingin bervariasi menurut kondisi klien. Misalnya panas lembab menghilangkan kekakuan pada pagi hari akibat arthritis, tetapi kompres dingin mengurangi nyeri akut pada sendi yang mengalami peradangan akibat penyakit tersebut. Apabila perawat menggunakan kompres panas atau dingin dalam bentuk apapun perawat mengintruksikan klien untuk menghindari cedera pada kulit dengan memeriksa suhu dan menghindari kulit menyentuh langsung pada permukaan panas dan dingin.individu yang terutama memiliki resiko adalah klien yang mengalami cedera medulla spinalis atau cedera neorologi lain, lansia dan klien yang bingung.

Page 48: MANAJEMEN NYERI .......

11/11/09

Masase dengan menggunakan es dan kompres menggunakan kantong es merupakan dua jenis terapi dingin yang sangat efektif untuk menghilangkan nyeri. Masase dengan menggunakan es balok yang besar atau sebuah cangkir kertas yang berukuran kecil, yang diisi dengan air dan dibekukan. Masase adalah hal yang sangat sederhana. Perawat atau klien dapat meletakkan es pada kulit dengan member tekanan yang sangat kuat diikuti dengan masase melingkar, tetap dan perlahan diatas kulit. kompres dingin dapat dilakukan di dekat lokasi nyeri di sisi tubuh yang berlawanan tetapi berhubungan dengan lokasi nyeri atau di lokasi yang terletak antara otak dan lokasi nyeri. Hal ini memakan waktu 5 sampai 10 menit mengompres dingin. Setiap klien yang berespon berbeda di loasi pengompresan adalah yang paling efektif. Sensasi dingin, terbakar, dan sakut serta baal. Apabial klien merasa baal maka es harus diangkat. Pengompresan dingin sangat efektif untuk menangani nyeri di gigi dan mulut yakni menempatkan es di bidangan antara ibu jari dan jari telunjuk. Titik ditangan ini merupakan titik akupuntur yang mempengaruhi jalur saraf ke wajah dan kepala. Pengompresan dingin juga efektif sebelum invasi tusukan jarum di kulit.

 

Page 49: MANAJEMEN NYERI .......

11/11/09

Distraksi

System aktivasi retiklar menghambat stimulus yang menyakitkan jika seseorang menerima masukan sensori yang cukup atau berlebihan. Stimulus sensori yang menyenangkan menyebabkan pelepasan pada endorphin. Individu yang merasa bosan atau diisolasi hanya memikirkan nyeri yang dirasakan sehingga ia mempersepsikan bahwa nyeri itu akut. Diskraksi mengalihkan perhatian klien pada yang lain dan dengan demikian menurunkan kewaspadaan terhadap nyeri bahkan meningkatkan toleransi pada nyeri.

Page 50: MANAJEMEN NYERI .......

11/11/09

Macam-macam teknik distraksi

Bernafas pelan-pelan

Masase sambil menarik nafas pelan-pelan

Mendengarkan lagu sambil menepuk-nepukkan jari

Membayangkan hal-hal yang indah sambil menutup mata

Menonton TV (acara kegemaran) dll.

Page 51: MANAJEMEN NYERI .......

11/11/09

salah satu diskraksi yang efektif adalah music yang dapat menurunkan nyeri fisiologis, stress dan kecemasan dengan mengalihkan perhatian seseorang dari nyeri. Music terbukti menurun frekuensi denyut jantung, mengurangi kecemasan dan depresi, serta menghilangkan nyeri, menurun tekanan darah dan mengubah persepsi waktu. Perawat dapat menggunakan music dengan kreatif di berbagai situasi klinik. Klien umumnya lebih menyukai menampilkan suatu kegiatan (memainkan alat music atau memainkan lagu) atau mendengarkan music. Music yang sejak awal sesuai dengan suasana hati individu, biasanya merupakan pilihan yang paling baik music menghasilkan perubahan status kesadaran melalui bunyi, kesunyian, ruang, dan waktu. Music harus didengarkan minimal 15 menit supaya dapat memberikan efek terapeutik. Pada kondisi perawatan akut, mendengarkan music dapat memberikan hasil yang sangat efektif dalam upaya mengurangi nyeri pasca operasi klien.

Page 52: MANAJEMEN NYERI .......

Cara-cara yang dianjurkan dalam menggunakan music secara efektif untuk mengontrol nyeri yaitu:

Pilih music yang sesuai dengan selera klien. Pertimbangkan usia dan latar belakang

Gunakan eraphone supaya tidak mengganggu klien atau staf yang lain dan membantu klien berkonsentrasi pada music.

Pastikan tombol-tombol control radio atau pesawat tape mudah ditekan, dimanipulasi, atau dibedakan

Minta anggota keluarga untuk membawa tape dari rumah.

Apabila nyeri yang klien rasakan akut, kuatkan volume music. Apabila nyeri sudah berkurang, kurangi volume.

Minta klien untuk berkonsentrasi pada music dan mengikuti irama dengan mengetuk-ngetukkan jari atau menepuk-nepuk paha.

Instruksikan klien untuk tidak menganalisa music:

“nikmati music kemanapun music membawa anda”

Tinggalkan klien sendirian ketika mereka mendengarkan music.

Page 53: MANAJEMEN NYERI .......

Support mental Individu yang mengalami nyeri merasa sangat tidak nyaman

dan merasa yakin bahwa seseorang peduli dengan kesejahteraan mereka. Klien yang mengalami nyeri membutuhkan seseorang yang dapat dipercaya. Apabila keluarga klien tersebut tidak memberikan dukungan atau bila perawat tidak mampu membina hubungan terapeutik dengan klien maka klien tersebut dapat memiliki sikap tidak percaya dan meningkatkan kewaspadaan nyeri. Reaksi klien pada nyeri menjadi tidak tepat kecuali klien memiliki cara untuk mengeskpresikan kekhawatiran atau ketakutan mengenai nyeri. Seringkali klien memiliki cara untuk mengekpresikan kekhawatiran atau ketakutan mengenai nyeri. Sering kali klien menjadi marah atau mengeluh ketika kebutuhan untuk mengatasi nyeri diabaikan.

Page 54: MANAJEMEN NYERI .......

Perawat dapat sangat membantu klien dengan melihat klien sebagai individu secara keseluruhan dan memiliki rasa kepedulian kepada klien. Memberi perhatian yang cermat terhadap kekhawatiran klien merupakan salah satu cara untuk membangun rasa percaya diri perawat. Spontanitas dalam memenuhi kebutuhan klien lebih jauh akan membangun hubungan terapeutik yang kuat. Membuat keputusan tentang validitas nyeri menukar supaya penanganan nyeri sebagai imbalan untuk perilaku klien yang “baik” dan mengontrol sumber nyeri akan merusak kepercayaan klien kepada perawat.

Page 55: MANAJEMEN NYERI .......

Keberhasilan hubungan perawat klien sebagian bergantung kepada kemampuan perawat untuk menghormati respon klien terhadap nyeri. Banyak perawat yang menghargai pengendalian diri yang kuat. Namun, klien mungkin merasa perlu menangis atau mengeluh atau bahkan menjadi marah. Klien tidak perlu merasa malu atau takut bahwa perawat tidak akan menerima perilaku tersebut.