Manajemen Malnutrisi - Bu Dwi.pdf

6
1 MANAJEMEN MALNUTRISI OLEH: Ns. Dwi Novrianda, S.Kep., M.Kep. FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS ANDALAS PADANG FEBRUARI 2016 Manajemen Malnutrisi A. Manajemen Under Nutrition Tujuan pengobatan adalah untuk mengidentifikasi dan mengobati masalah yang mengancam kehidupan sambil memperhatikan kelainan patologis dan fisiologis dan ketidaknyamanan, sehingga dibutuhkan asupan nutrisi untuk mencapai BB normal. Pada anak-anak tujuannya adalah untuk menstimulasi perkembangan mental, melindungi pasien dari kekambuhan dan melanjutkan perkembangan normal setelah pulang. Ada 2 kriteria utama untuk masuk RS : (1). Kehadiran anoreksia lebih dari beberapa hari, (2). Setiap anak yang tidak berespons segera terhadap manajemen pasien dan terdapat edem, kehilangan BB atau BB/TB < 70%. Pengobatan ini dibagi menjadi tiga fase : (1) Fase awal akut (initial acute phase), pengelolaan penanganan segera terhadap kehidupan/jiwa dan awal dimulainya pengobatan, (2) Fase transisi, dan (3) Fase rehabilitasi yaitu pemberian makanan secara intesif untuk mengembalikan anak pada komposisi dan fungsi tubuh yang normal serta persiapan pulang, kemudian dilakukan upaya tindak lanjut. FASE AKUT  10 % air gula segera  Pemeriksaan BB dan TB  Riwayat kesehatan dan pemeriksaan tidak boleh dimanipulasi berlebihan  Rawat inap dengan ibu  Pengobatan infeksi  Perubahan fisiologis tanpa treatmen yang berlebihan terhadap batas kapasitas dari ginjal, jantung, usus, atau hati.

Transcript of Manajemen Malnutrisi - Bu Dwi.pdf

8/19/2019 Manajemen Malnutrisi - Bu Dwi.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/manajemen-malnutrisi-bu-dwipdf 1/6

1

MANAJEMEN MALNUTRISI

OLEH:

Ns. Dwi Novrianda, S.Kep., M.Kep.

FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS ANDALAS

PADANG

FEBRUARI 2016 

Manajemen Malnutrisi

A.  Manajemen Under Nutrition

Tujuan pengobatan adalah untuk mengidentifikasi dan mengobati masalah yang

mengancam kehidupan sambil memperhatikan kelainan patologis dan fisiologis dan

ketidaknyamanan, sehingga dibutuhkan asupan nutrisi untuk mencapai BB normal. Pada

anak-anak tujuannya adalah untuk menstimulasi perkembangan mental, melindungi

pasien dari kekambuhan dan melanjutkan perkembangan normal setelah pulang. Ada 2

kriteria utama untuk masuk RS :

(1). Kehadiran anoreksia lebih dari beberapa hari,

(2). Setiap anak yang tidak berespons segera terhadap manajemen pasien dan terdapat

edem, kehilangan BB atau BB/TB < 70%.

Pengobatan ini dibagi menjadi tiga fase : (1) Fase awal akut (initial acute phase),

pengelolaan penanganan segera terhadap kehidupan/jiwa dan awal dimulainya

pengobatan, (2) Fase transisi, dan (3) Fase rehabilitasi yaitu pemberian makanan secara

intesif untuk mengembalikan anak pada komposisi dan fungsi tubuh yang normal sertapersiapan pulang, kemudian dilakukan upaya tindak lanjut.

FASE AKUT

  10 % air gula segera

  Pemeriksaan BB dan TB

  Riwayat kesehatan dan pemeriksaan tidak boleh dimanipulasi berlebihan

  Rawat inap dengan ibu

  Pengobatan infeksi

  Perubahan fisiologis tanpa treatmen yang berlebihan terhadap batas kapasitas

dari ginjal, jantung, usus, atau hati.

8/19/2019 Manajemen Malnutrisi - Bu Dwi.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/manajemen-malnutrisi-bu-dwipdf 2/6

2

1. 

Dehidrasi

Dehidrasi pada kekurangan gizi bersifat sementara. Yang perlu perawatan adalah

diare akut yang signifikan. Diare persisten tidak perlu direhidrasi. Jika pasien diare

akut dengan dehidrasi dilakukan:Pemberian cairan dalam waktu singkat dan jumlah terbatas, yaitu ReSoMal (rendah

Natrium 45 mmol/l dan tinggi kalium 40 mmol/l). Pasien ini juga kehilangan

magnesium, seng dan fosofor sehingga perlu diberikan cairan yang mengandung ion

ini sebagai elektrolit utama. Selanjutnya dilakukan pemeriksaan berat badan setiap

hari. Bila menunjukkan peningkatan berat badan disertai perbaikan klinis berarti

rehidrasi dapat dihentikan.

2. 

Pencegahan syok

Ada tiga jenis umum syok dalam malnutrisi berat yaitu syok dehidrasi, syok

keracunan akibat sepsis, dan syok kardiogenik. Ketiga syok ini sangat sulit dibedakan.

Pada syok toksik juga terjadi endotoksemia. Vena dan kapiler membesar, otot jantung melemah dan tekanan darah menurun. Gabungan efek dari racun,

perubahan metabolisme yang diproduksi oleh sitokin dan penurunan perfusi organ

memicu kepada peningkatan syok. Perfusi ginjal berkurang hingga ginjal tidak dapat

mengekskresikan produk akhir dari metabolisme. Usus gagal menyerap dan

mensekresikan cairan, gerakan usus berkurang dan terjadi perdarahan petekie pada

usus. Penurunan perfusi hati menyebabkan glukoneogenesis menjadi tidak efektif

sehingga terjadi penurunan gula darah. Stres metabolisme terhadap diet protein

menyebabkan gagal hati. Perfusi serebral menyebabkan penurunan kesadaran. Syok

toksik perlu ditemukenali sehingga dapat dicegah. Manajemen tergantung pada

pemeliharaan output jantung, menghilangkan sumber toksin dan pengendalian

infeksi, pencegahan hipoglikemi dan hipotermi, menghindari stres ketat (membatasicairan dan protein), ketentuan gizi dan koreksi kekurangan.

Tabel 1. Komposisi cairan rehidrasi oral untuk anak malnutrisi

KOMPONEN KONSENTRASI per liter

Na 45 mmol (45 mEq)

K 40 mmol (40 mEq)

Mg 3 mmol

Glukosa  10 g

Sukrosa  25 g

Osmolality  291 mOsm

Seng  300 mikromol (19,5 mg)Tembaga 45 mikromol (2,9 mg)

Selenium 0,6 mikromol (47 mikrogram)

3.  Diet

Prinsip diet pada tahap ini adalah pemberian diet yang cukup untuk mencegah

hipoglikemi dan hipotermi, mencegah katabolisme jaringan lebih lanjut dan

memungkinkan pasien untuk menggunakan kembali enzim selulernya. Ini dilakukan

dalam batas kapasitas dari usus, hati, dan organ lainya. Pada anak-anak, kalori tidak

kurang dari 80 kkal/kg perhari dan tidak lebih dari 100 kkal/kg perhari. Jika kurang

dari 80 kkal/kg menyebabkan pasien akan terus menggunakan jaringan sendiri untuk

makan dan jika lebih dari 100 kkal/kg akan terjadi ketidakseimbangan metabolik. Bayi

8/19/2019 Manajemen Malnutrisi - Bu Dwi.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/manajemen-malnutrisi-bu-dwipdf 3/6

3

dapat diberikan pada tingkat yang lebih tinggi. Porsi yang diberikan kecil tapi sering

(8x/hari). Diet harus mengandung nutrisi esensial (semua mineral terutama K, Mg,

vitamin, protein dan energi).

4. 

Pengendalian infeksiRespon inflamasi yang rendah menyebabkan anak malnutrisi tidak menunjukan

tanda-tanda infeksi secara fisik. Infeksi mengekspresikan dirinya sebagai apatis,

mengantuk, hipotermi, hipoglikemi dan kematian. Organisme normal dan komensal

seperti Staphylococcus epidermis yang normal dalam usus halus menjadi invasif dan

mengalami pertumbuhan yang berlebihan. Infeksi seringkali menjadi penyebab

langsung kematian. Infeksi diatasi dengan pemberian antibiotik spektrum luas,

contohnya amoksisilin oral.

5. 

Campak

Diberikan vaksin campak pada saat masuk dan vitamin A.

6.  Defisiensi vitamin (vitamin A dan asam folat)

Vitamin A diberikan 3 dosis pada hari 1, 2 dan 14. Asam folat dosis tunggal 5 mg, oral,

pada saat masuk. Untuk kekurangan riboflavin, asam askorbat, piridoksin, tiamin,

vitamin D, E, dan K ditingkatkan melalui diet terapeutik.

7.  Hipoglikemi

Ciri-ciri hipoglikemi adalah suhu tubuh menurun, letargi, penurunan kesadaran. Jika

anak tidur dengan mata terbuka, anak dibangunkan dan diberi air gula 100 %. Jika

terjadi penurunan kesadaran dilakukan injeksi bolus 1 ml/kgBB glukosa 10 % secara

intravena diikuti dengan sukrosa 10 % dengan NGT.

8.  Hipotermi

  Suhu ruangan 25-300 C

  Di malam hari ibu tidur di tempat tidur yang sama dengan anak

  Pasien ditutupi dengan topi, pakaian dan selimut

  Dimandikan di siang hari dan segera dikeringkan

  Teknik kangguru

9.  Anemia berat

Disebabkan oleh kekurangan hematin, folat, tembaga, vitamin E, asam askorbat,

piridoksin dan riboflavin. Jika Hb < 4 g/l pada saat masuk dilakukan transfusi darah

lambat, 10 ml/kgBB whole blood/packed cell selama 3 jam. Jika anemia setelah

masuk, tidak diobati. Jika pasien gagal jantung sekunder, dilakukan transfusi tukar

darah.

10. Gagal jantung

Gagal jantung merupakan komplikasi umum dan penyebab kematian. Gagal jantung

terjadi sebagai akibat dari overhidrasi, transfusi darah, transfusi plasma,

formula/obat dengan tinggi natrium. Tanda-tanda klinis gagal jantung adalah

pernapasan meningkat dan pembesaran hati, nadi cepat, pembengkakan vena,

tangan dan kaki dingin, ungu dibawah kuku dan lidah. Gagal jantung harus dibedakan

dengan infeksi pernapasan. Distress pernapasan dengan penurunan BB merupakan

pneumonia, sedangkan distress pernapasan dengan peningkatan BB merupakan

8/19/2019 Manajemen Malnutrisi - Bu Dwi.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/manajemen-malnutrisi-bu-dwipdf 4/6

4

gagal jantung. Jika gagal jantung didiagnosis, maka asupan oral dan cairan IV

dihentikan dan diberikan pengobatan untuk mengatasi gagal jantung yaitu diureti, IV,

1 ml/kg Furosemid dan dosis tunggal 5 mikrogram/kg Digoksin. Jika kondisi pasien

terus memburuk dilakukan venesection ml/kg.

FASE TRANSISI

  Fase transisi merupakan akhir dari fase akut dimana seluruh komplikasi

ditangani, edem diatasi, dan pengobatan infeksi dimulai.

  Tanda dari fase transisi adalah kembalinya nafsu makan.

  Diberikan diet tinggi energi : F100, diberikan dalam jumlah terbatas.

  Bila terjadi peningkatan frekuensi napas, demam, lingkungan kering   pasien

membutuhkan tambahan cairan.

  Bila muncul komplikasi kembali ke fase akut.

Tabel 2. Formula untuk anak malnutrisi (F100)

KOMPOSISI JUMLAH

Dried skim milk  80 g

Gula 50 g

Minyak 60 g

Mineral mix  Lih. Tabel 3

Vitamin mix  Lih. Tabel 3

Air 1000 ml

FASE REHABILITASI

  Berlangsung 7 hari, tapi bisa bervariasi.

  Ditandai dengan hilangnya edem secara komplit dan nafsu makan membaik.

  Prinsip pada fase ini adalah memberi anak makan yang mengundang selera dan

secara aktif mendorong anak untuk makan.

  Home visitor dan lingkungan rumah yang baik.

  Membuat grafik pengobatan yang dirancang khusus   catatan asupan dan

 jumlah makan yang ditolak.

  Pencapaian/keberhasilan ditandai dengan BB/TB 85 %.

  F 100 3x mix diet 3x, selang-seling dan suplemen zat besi.

B. 

Manajemen Obesitas1.  Diet

  Memenuhi syarat dengan pendekatan individual dengan mempertimbangkan

pengeluaran energi individu seperti untuk pertumbuhan, BMR, dan aktivitas

fisik.

  Diet dengan komposisi makanan dan mikronutrien yang disarankan (RDA).

  Pola makan yang optimal untuk mendukung pertumbuhan linier selama

penurunan berat badan.

  Membatasi jumlah makanan tinggi lemak dalam makanan, rendah karbohidrat,

tinggi protein dan olahraga (Diet seimbang hipokalori).

 

Pola makan keluarga dan olahraga.

8/19/2019 Manajemen Malnutrisi - Bu Dwi.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/manajemen-malnutrisi-bu-dwipdf 5/6

5

  Penggunaan suplemen dalam menurunkan diet:

-  Membantu mengurangi kandungan energi

-  Memberikan rasa kenyang saat makan

Mencegah kelaparan di antara waktu makan

2.  Exercise

Kurang efektif bila berjalan sendirian.

3.  Gabungan diet dan latihan

  Program multikomponen menggunakan diet, olahraga, dan intervensi perilaku

telah terbukti efisien dan tahan lama.

  Daftar checklist untuk mengevaluasi 7 item yaitu 3x makan, 1x cemilan, tidak

makan malam, video game tidak lebih dari 1 jam, tugas pekerjaan rumah tangga

setiap hari.4.  Terapi hormonal

  Dikaitkan dengan beberapa kelainan hormon pertumbuhan (GH).

  Menurut penelitian memberikan hasil yang efektif setelah 4 bulan dengan injeksi

Leptin.

  Tidak ada manajemen diet dan latihan.

5.  Terapi farmakologi

  Fenfluramine (DL-Fenfluramine)   Tidak dianjurkan karena ada resistensi

terhadap obat dan efek samping obat. ESO nya adalah masalah katup jantung,

mulut kering, dan mengantuk.  Menurut penelitian, kafein/efedrin (Letigen) sebagai komponen yang aman dan

efektif menunjukkan hasil yang signifikan dalam penurunan sejumlah berat bada

ndan lemak.

  Orlistat   menurut penelitian mampu mengurangi asupan lemak untuk

menghindari efek sampng gastorintestinal, sehingga dianggap sesuai dalam

program pengobatan untuk penurunan berat badan anak.

6. 

Intervensi bedah

  Operasi lambung

 

Penelitian pada remaja usia 11-19 tahun menunjukkan rata-rata BMI pra operasi

47 menjadi 32 setelah operasi.

  Penelitian lain tentang operasi gastrik  pada 7 pasien anak laki-laki obesitas, 6

orang diantaranya mengalami muntah dalam sehari sehingga tidak dianjurkan.

7. 

Terapi balon intragastrik

  Memberikan efek jangka pendek (3-6 bulan).

  Bentuk intervensi yang dilaporkan oleh remaja obese berusia 11-17,7 tahun

dengan BMI antara 30,3-52,7 kg/m2  yang sebelumnya gagal dengan program

konvensional.

8/19/2019 Manajemen Malnutrisi - Bu Dwi.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/manajemen-malnutrisi-bu-dwipdf 6/6

6

  Metode: balon diisi dengan 400-600 ml larutan saline, diberikan selama anestesi

umum. Muntah dan distensi abdomen berlangsung hanya 1 hari. Terjadi

penurunan berat badan setelah 3 bulan sekitar 3,5-14,5 kg, kemudian dalam 6

bulan berat badan bertambah lebih dari sebelum perawatan.

 

Tidak ada komplikasi lanjut.

8. 

Pendekatan alternatif

  Kombinasi diet + olahraga + akupunktur aurikularis

  Tingkat efektifitas 86,7% dan rebound BB hanya 6,7%. Efektifitas penurunan

berat badan berkorelasi secara signifikan dengan kepatuhan peserta dengan

metode terapi dan tidak dengan usia.

  Tidak ada efek samping.

  Elektroakupunktur memiliki efek menguntungkan pada berbagai komponen

patogen pada anak-anak obese yaitu penghentian keluhan subjektif,peningkatan kehilangan berat badan dan lemak, meningkatkan tingkat kinerja

dan efisiensi sistem kardiovaskuler, penurunan serum lipid menjadi normal.

  Metode ini lebih direkomendasikan dalam pengobatan komprehensif pada anak-

anak dengan constitutional exogenic obesity .

9. 

Pengobatan psikologis dan perilaku

  Program pelatihan kognitif-perilaku pada kelompok anak obese yang diobati

dengan diet + latihan + metode perilaku (Kel. EG) dan kelompok anak obese

yang hanya diobati dengan diet + latihan (Kel. CG).

 

Efek dari rehabilitasi rawat inap selama 6 minggu sehubungan denganperubahan somatik dan psikologis dari 2 kelompok   dilaporkan terdapat

perbaikan signifikan dalam perilaku makan dan pencapaian kualitas hidup oleh

kelompok EG daripada kel. CG.