MANAJEMEN KONFLIK DARI DALAM GURU ...repository.uki.ac.id/2663/1/MANAJEMENKONFLIKDARIDALAM...Nelda...

26
35 MANAJEMEN KONFLIK DARI DALAM GURU MENGELOLA KONFLIK ANTAR SISWA KELAS LIMA DAN ENAM DI SEKOLAH VICTORY PLUS-BEKASI Nelda Tobing Hotner Tampubolon [email protected] Program Studi Magister Manajemen Pendidikan Pascasarjana Universitas Kristen Indonesia, 2014 Jakarta 13630, Indonesia ABSTRAK Konflik merupakan hal penting yang tak terelakkan dalam kehidupan manusia, sebab dimana ada interaksi maka persamaan dan perbedaan akan muncul. Sekolah merupakan salah satu kelompok organisasi yang juga tidak terelakkan dari munculnya konflik. Demikian juga dalam proses belajar mengajar. Interaksi siswa setiap hari selama kurang lebih empat hingga lima tahun tentu memberikan banyak peluang untuk terjadinya konflik. Selain kepala sekolah sebagai manajer di sekolah, guru juga memiliki peran penting sebagai mediator yang paling dekat dengan siswa. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana guru mengelola konflik yang terjadi antar siswa di kelas lima dan enam, yang terbagi menjadi tiga sub fokus yakni: pemahaman guru ter- hadap konflik, gaya manajemen konflik yang digunakan dan strategi yang dipilih. Mengingat konflik merupakan topik yang sensitif dan sering kali bersinggungan dengan emosi seseorang, maka pendekatan yang dilakukan penulis adalah dengan pendekatan kualitatif yakni den- gan mengadakan kelompok diskusi dan wawancara secara individual. Melalui lima kelompok diskusi dan wawancara secara individual, penulis menemukan bahwa guru cukup kreatif dan memahami strategi pengelolaan konflik yang tepat dalam mengelola konflik yang terjadi diantara siswa di kelasnya. Namun demikian pemahaman mengenai definisi konflik perlu dibenahi oleh siswa. Guru perlu menanamkan pemahaman yang tepat mengenai definisi konflik kepa- da siswa agar siswa dapat mengidentifikasi terjadinya konflik sedini mungkin dan segera mengelo- lanya tanpa harus mengalami ekskalasi terlebih dahulu.

Transcript of MANAJEMEN KONFLIK DARI DALAM GURU ...repository.uki.ac.id/2663/1/MANAJEMENKONFLIKDARIDALAM...Nelda...

  • 35

    MANAJEMEN KONFLIK DARI DALAM GURU MENGELOLA KONFLIKANTAR SISWA KELAS LIMA DAN ENAM DI SEKOLAH VICTORY PLUS-BEKASI

    Nelda Tobing

    Hotner [email protected]

    Program Studi Magister Manajemen Pendidikan Pascasarjana Universitas Kristen Indonesia, 2014Jakarta 13630, Indonesia

    ABSTRAKKonflik merupakan hal penting yang tak terelakkan dalam kehidupan manusia, sebab dimana

    ada interaksi maka persamaan dan perbedaan akan muncul. Sekolah merupakan salah satu kelompokorganisasi yang juga tidak terelakkan dari munculnya konflik. Demikian juga dalam proses belajarmengajar. Interaksi siswa setiap hari selama kurang lebih empat hingga lima tahun tentu memberikanbanyak peluang untuk terjadinya konflik. Selain kepala sekolah sebagai manajer di sekolah, guru jugamemiliki peran penting sebagai mediator yang paling dekat dengan siswa.

    Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana guru mengelola konflik yang terjadiantar siswa di kelas lima dan enam, yang terbagi menjadi tiga sub fokus yakni: pemahaman guru ter-hadap konflik, gaya manajemen konflik yang digunakan dan strategi yang dipilih.

    Mengingat konflik merupakan topik yang sensitif dan sering kali bersinggungan dengan emosiseseorang, maka pendekatan yang dilakukan penulis adalah dengan pendekatan kualitatif yakni den-gan mengadakan kelompok diskusi dan wawancara secara individual.

    Melalui lima kelompok diskusi dan wawancara secara individual, penulis menemukan bahwaguru cukup kreatif dan memahami strategi pengelolaan konflik yang tepat dalam mengelola konflikyang terjadi diantara siswa di kelasnya. Namun demikian pemahaman mengenai definisi konflik perludibenahi oleh siswa. Guru perlu menanamkan pemahaman yang tepat mengenai definisi konflik kepa-da siswa agar siswa dapat mengidentifikasi terjadinya konflik sedini mungkin dan segera mengelo-lanya tanpa harus mengalami ekskalasi terlebih dahulu.

    mailto:[email protected]

  • 36

    A. Pendahuluan

    Latar Belakang MasalahKonflik berarti adanya pertentangan

    pendapat antara orang-orang, kelompok-kelompok atau organisasi-organisasi. Bilakita perhatikan apabila orang-orang bekerjaerat satu sama lain dan khususnya dalamrangka upaya mengejar sasaran-sasaranumum, maka cukup beralasan untuk memi-liki asumsi bahwa dengan berlangsungnyawaktu yang cukup lama, pasti akan timbulperbedaan-perbedaan pendapat di antara me-reka.

    Menanggapi perbedaan ide atau penda-pat yang merupakan awal adanya sebuahkonflik, sebagian besar masyarakat dan ma-najer memiliki pandangan yang negatif.Konflik dinilai sebagai suatu ancaman. Daribeberapa mitos mengenai pandangan nega-tif terhadap konflik, paling banyak adalahpandangan bahwa konflik merupakan per-tanda kelemahan manajemen. Mitos iniberperan dalam menimbulkan rendahnyarasa bangga terhadap diri sendiri dan rasaaman, dan menarik seorang manajer untukberada pada siklus ketakutan sehingga selalumerasa khawatir dan tergesa-gesa.

    Sekolah sebagai sebuah organisasi tentujuga akan menghadapi konflik, baik itu yangterjadi dalam satu level yang sama/ sesamaguru, maupun level yang berbeda (atasandan bawahan) atau dapat juga antara sesamapeserta didik, peseta didik dan guru, atauguru dengan orang tua murid.

    Ketika konflik terjadi di sekolah tentuperan kepala sekolah sebagai manajer sangatdiperlukan. Namun pada konflik tertentutidak selalu peran kepala sekolah dalam pe-nyelesaian sebuah konflik dibutuhkan. Se-bagai contoh konflik yang terjadi diantarasiswa membutuhkan orang ketiga sebagaimediator. Kepala sekolah tidak selalu harusmengambil bagian dalam kasus seperti ini.Konflik yang terjadi antar siswa di kelasmerupakan bagian dari manajemen kelas.Oleh sebab itu guru meupakan mediatoryang paling tepat dalam penyelesaian masa-lah.

    B. Hasil Penelitian Dan Pembahasan1. Rumusan Masalah

    Berdasarkan identifikasi dan pembatasanmasalah maka dapat dirumuskan masa-lah sebagai berikut:

    (1) Pemahaman seperti apakah yang dimili-ki guru dan siswa mengenai konflik?

    (2) Model atau gaya manajemen konflikseperti apakah yang digunakan guru dansiswa dalam menangani konflik?

    (3) Strategi manajemen konflik seperti apa-kah yang dipakai guru dan siswa dalammeresponi konflik yang terjadi?

    2. Tujuan Penelitian

    Tujuan penelitian deskriptif kualitatifadalah untuk melukiskan variabel atau kon-disi “apa yang ada” dalam suatu situasi. Da-lam penelitian ini tujuan yang ingin di capaiadalah untuk mengetahui bagaimana gurumengelola konflik yang terjadi antar siswa.Pemahaman seperti apakah yang dimilikimengenai konflik, model atau gaya ma-najemen konflik seperti apa yang digunakan,dan strategi manajemen konflik yang digu-nakan agar konflik menjadi sebuah pembe-lajaran yang positif dalam pencapaian tujuanbersama satuan pendidikan tersebut.

    3. Metodologi

    Sesuai dengan permasalahan yang adamaka metode penelitian yang dipakai adalahmetode penelitian yang bersifat survey den-gan analisis deskriptif/kualitatif secara men-dalam dan kritis.

    Emzir (2010) dalam bukunya menye-butkan bahwa tujuan dari deskripsi kualitaifini adalah untuk membantu pembaca men-getahui apa yang terjadi di lingkungan dibawah pengamatan, seperti apa pandanganpartisipan dan peristiwa seperti apa yangterjadi di latar penelituan

    Padgett (1998) menjelaskan beberapaalasan perlunya melakukan penelitian kuali-tatif, yakni :

  • Nelda Tobing & Hotner Tampubolon, Manajemen Konflik Dari Dalam Guru Mengelola Konflik Antar Siswa Kelas LimaDan Enam Di Sekolah Victory Plus-Bekasi

    37

    Perlu melakukan eksplorasi mengenaitopik yang informasinya masih sedikitTopik yang diteliti memiliki tingkat sen-sitivitas yang cukup tinggi dan meli-batkan emosi yang cukup dalam.Penulis hendak menangkap keadaanyang sesungguhnya dengan mengetahuicara pandang partisipan secara langsungdan memahaminya.Penulis hendak mengetahui "black box"dari program dan intervensinya.Berdasarkan penjelasan Padget tersebut

    penulis melihat perlunya topik penelitian inidilakukan secara hati-hati. Dengan memper-timbangkan bahwa konflik dapat terjadi ka-rena hal-hal intrinsik (perbedaan cara pan-dang, nilai, atau budaya) yang dalam prosesperkembangannya dapat melibatkan emosiyang cukup dalam dan sangat sensitif, makatopik ini perlu dilihat lebih dekat dan jelassehingga tidak terjadi kesalahan interpretasi.Teknik pengumpulan data dengan wawanca-ra secara individual dan dalam kelompokakan sangat membantu mengungkapkan hal-hal yang mungkin justru tidak pernah terli-hat sebelumnya baik oleh peneliti maupunpihak lain dilingkungan sekolah.

    Dengan demikian pendekatan kuali-tatif merupakan pendekatan yang paling te-pat untuk penelitian ini.

    4. Hasil Penelitian

    a. Deskripsi DataSeperti yang di jelaskan sebelumnya

    bahwa data yang diperoleh merupakan hasilwawancara terhadap guru dan siswa kelaslima dan enam. Data yang diperoleh meru-pakan penjelasan dari pertanyaan-pertanyaan yang di berikan oleh peneliti ke-tiaka melakukan wawancara secara kelom-pok maupun individu.

    Berdasarkan daftar pertanyaan sebagaiberikut :

    Tabel 4.1Pertanyaan 1: Hal-hal apa yang berbeda ketikamenjadi anak kelas lima/enam ?

    Kelompok 1 : Siswa kelas enam Lombok dan Nias

    PartisipanID Jawaban / respon

    1.1 (7) (menyetujui pendapat 1.7)1.2 (4) Belajar lebih serius karena ada

    UN, supaya dapat nilai yang bagus1.3 (3) Semuanya sama (setuju dengan

    pendapat teman-temannya)1.4 (2) Lebih dewasa (belajar lebih se-

    rius agar nilai UN baik, bila adamaslah orang tua akan di panggil)

    1.5 (5) Permainannya berubah (dulu bilabermain masih kekanak-kanakkan),sekarang lebih tahan sakit dan men-gerti harus ngapain karena sudahpunya pengalaman waktu kelas lima.

    1.6 (8) Ada rasa "suka-sukaan"1.7 (1) Perubahan fisik (lebih tinggi,

    besar), perbedaan laki-laki dan pe-rempuan.

    1.8 (9)(Mengangguk-angguk menyetujuipendapat teman-temannya)

    Kelompok 2 : Siswa kelas enam Bali dan TernatePartisipan

    ID Jawaban / respon

    2.1 (4) Lebih tegang soalnya ada UN2.2 (2) Lebih dewasa, jadi gurunya treat

    kita lebih tegas, jadinya melatih dis-iplin kita.

    2.3 (7) Lebih banyak belajarnya daripadamain

    2.4 (6) Tambahan pelajaran, dan kuri-kulmnya diganti guru-guru karenaada UN dan ujian lainnya, sekarangada IPS dan IPA

    2.5 (1) Gurunya lebih strick, mean.Mean= galak. Galak= banyak PR dandue nya cepet.(8) (meresponi pendapat 2.3) Main-nya sedikit

    2.6 (3) Pelajarannya lebih susah. Sebabmaterinya baru.

    2.7 (5) Lebih stress soalnya ada ujiansekolah dan UN

    2.8 (9) Lebih banyak tugas, kalu dulumasih fun sekarang banyak project

    Kelompok 3 : Siswa kelas lima Mahakam, Musi danBarito

    PartisipanID Jawaban / respon

    3.1 (3) Perubahan emosi. Mearasa malukarena punya teman baru dan sudahmulai mengerti mengenai pubertas.(6) (meresponi 3.7) Lebih seringmain sama teman, ke mall bareng.

    3.2 (9) Perubahan fisik, lebih tinggi

  • 38

    3.3 (2) Lebih mandiri, melakukan segalasesuatu sendiri.

    3.4 (4) Lebih mandiri3.5 (7) Kalau mau berteman dengan yang

    ini harus ngomong dulu, ada pertim-bangannya. Kalu dulu mau bertemanya berteman aja tidak usah buat per-nyataan "I friend with you ya."

    3.6 (1) Perubahan sifat-sifat, lebih sensi-tif, physical changes seperti tambahtinggi.(8) Merasa lebih nyaman berbicaradengan teman kita daripada denganorang tua kita.

    3.7 (5) Perubahan sosial. Ada gang, terusmereka gak mau menerima kita.

    Tabel 4.2Pertanyaan 2: Permasalahan apa saja yang bi-asanya kalian hadapi ?Kelompok 1 : Siswa kelas enam Lombok dan Nias

    PartisipanID Jawaban / respon

    1.1 (1) Pelajaran lebih berat, lebih ba-nyak tes.

    1.2 (4) (menanggapi pernyataan 1.4)Tapi orang tua dipanggil karena dulukita melakukan kesalahan itu, terusditegur dengan guru, terus kelasenam kita ulangi lagi.

    1.3 (2) Di bully (diganggu temannyadipaggil nama)Berkelompok dan pilih-pilih teman(7) iya, pilih-pilih teman

    1.4 (3)(menanggapi pernyataan 1.3) Ka-lau dulu kelas lima, kalau jahilinorang cuma di tegur doang, tapi ka-lau kelas enam kadang sampai pang-gil orang tua.(6) Iya bu, so setiap orang mencarikelompoknya masing-masing

    1.5 (9) setuju dengan pernyataan teman-temannya

    1.6 (8) (berbisik-bisik dengan 1.5 danmengangguk-angguk)

    1.7 (5) Suka berkelompok dan kelompoksuka menyudutkan seseorang danmenolak orang yang bukan kelom-poknya.

    1.8 (Tidak berkomentar, selalu terse-nyum ketika temannya memberikanjawaban)

    Kelompok 2 : Siswa kelas enam Bali dan TernatePartisipan

    ID Jawaban / respon

    2.1 (1) Sosial: teman kita kan berbedadan kita dalam masa pertumbuhan

    PartisipanID Jawaban / respon

    jadi susah, kadang-kadang emosion-al, gampang marah

    2.2 (3) Tugas-tugas dan PR nya lebih susah.(5) (meresponi komentar 2.6) Mem-bagi waktu karena waktu untuk mainbola di batasi karena sekolahnya ser-ing ketinggalan. Jadinya kepikiranterus bolanya.

    2.3 (8) Dimarahi oleh mama karena ma-las belajar.

    2.4 (2) Bagaimana mendisiplinkan dirikarena mengerjakan dan mengum-pulkan tugas-tuhgas karena waktu.

    2.5 (7) Bingung dengan tugas membuatsaya marah, konflik dengan semuaorang.

    2.6 (4) Karena saya tidak bisa membagiwaktu dan tugas-tugas banyak dansaya malas belajar ditambah kegiatandi luar sekolah (siswa ini mengikutikelompok tari yang ditayangkan diTV), saya sering ketinggalan pelaja-ran.

    2.7 (6) Banyak PR dan project POI, se-hingga kita memilih untuk mengerja-kan project

    2.8 Tidak berkomentar

    Kelompok 3 : Siswa kelas lima Mahakam, Musidan Barito

    PartisipanID Jawaban / respon

    3.1 (2) Sulit berteman, karena sekarangberteman sudah mulai milih-milih.Pelajaran dan berteman. Kita maubelajar tapi teman ajak kita main kemall

    3.2 (3) Harus memilih anatara pelajarandan kegiatan ekstrakulikuler.

    3.3 (4) Pelajaran. Materinya lebih susahdari yang sebelum-sebelumnya.

    3.4 Tidak berkomentar3.5 (1) Masalah pertemanan. Susah kalu

    dekat sama teman, kalau kita dekatnanti dibilangin suka.

    3.6 Tidak berkomentar3.7 (5) Pertemanan dan pelajaran lebih

    sulit.

    Tabel 4.3Pertanyaan 3: Perasaan apa yang kalian rasakanketika masalah tersebut terjadi ?

    Kelompok 1 : Siswa kelas enam Lombok dan Nias

  • Nelda Tobing & Hotner Tampubolon, Manajemen Konflik Dari Dalam Guru Mengelola Konflik Antar Siswa Kelas LimaDan Enam Di Sekolah Victory Plus-Bekasi

    39

    PartisipanID Jawaban / respon

    1.1 (hanya menyetujui pendapat teman-nya)

    1.2 (2) Merasa kasihan bila melihat adayang di bully. Kesal bila ada yangbermaslah kita tidak bisa dekat den-gan orang tersebut karena kita jugaakan turut dijauhi nantinya.

    1.3 (menyetujui pernyataan temannya)1.4 (3) Jadi misalnya ada yang di Bully,

    biarin aja. Karena si A itu punya te-mannya, pasti dibela.

    1.5 (5)Kesal, karena sekali ada yangbermasalah maka orang tersebut akanmembuat satu kelas menjauhi orangtersebut dan tidak ada yang bolehmenekati orang yang sedang di jauhitersebut bila tak ingin ikut dijauhi.

    1.6 (4) Bila saya yang membuat masalah(membully teman) awalnya saya me-rasa kasihan, namun disisi lain sayamenikmati karena lucu. Saya jugapernah di bully. Setelah membullybiasanya baikan lagi, lalu terjadi lagi.

    1.7 (1) Ketika melihat seseorang di bullysaya merasa kasihan.(6) (meresponi pendapat 1.5) Harusmemilih, karena kalau kelompok Ayang disukai bermasalah dengan Byang kurang disukai kita tidak beranimendekati si B, bila tidak kita jugaakan ikut dijauhi.

    1.8 (menyetujui pernyataan temannya)

    Kelompok 2 : Siswa kelas enam Bali dan TernatePartisipan

    ID Jawaban / respon

    2.1 (3) Jadi gampang marah dan gam-pang nangis. Soalnya ada prioritas,tapi bingung yang mana dulu yangdikerjain.

    2.2 (4) Stres. Soalnya sebelum ujian te-rus mamaku sakit. Jadi belajarnyaharus di rumah sakit

    2.3 (7) Emosi: mamaku marah-marahkarena aku malas belajar

    2.4 (2) Bingung, mau melakukan apadulu. Karena biasanya ada prioritaspertama, kedua dalam kedisiplinanmengerjakan PR. Bingungnya kalaupulangnya malam jam 7 habis les,bingung mau kerjain yang mana duluhabisnya besok ada tes, ada PR adaProject

    2.5 (1) Marah dan pusing. Marah soalnyakonflik. Marah-marah dengan orang-

    orang yang ada di sekitarnya.2.6 (6) Mumet: Pusing, soalnya aku juga

    dikejar dengan deadline, latihan,show, PR, project, kebawa-bawacapek, diomelin mama terus.

    2.7 Tidak berkomentar2.8 Menyetujui pernyataan temannya.

    Kelompok 3 : Siswa kelas lima Mahakam, Musidan Barito

    PartisipanID Jawaban / respon

    3.1 (1) Merasa susah karena harus memi-lih, bersama teman ke mall atau bela-jar

    3.2 (3) Kebingungan, untuk memutuskanpilihan, ikut lomba atau belajar

    3.3 (4) Sedih karena belum bisa mema-hami materi pleajarannya.

    3.4 (5) Susah, pelajarannya semakin ba-nyak dan susah dimengerti sepertimatematika dan musik.

    3.5 (7) Biasa saja.3.6 (2) Sedih karena gak punya teman3.7 (6)Susah karena pelajarannya sulit

    dimengerti.

    Tabel 4.4Pertanyaan 4: Apakah yang dimaksud denganmasalah, apakah sama dengan konflik ?

    Kelompok 1 : Siswa kelas enam Lombok dan NiasPartisipan

    ID Jawaban / respon

    1.1 Tidak berkomentar1.2 (1) Sedikit berbeda, contohnya bila

    kita sedang berbicara lalu ada yangtidak setuju, berarti ada masalah.Kalau konflik lebih ke fisiknya (me-mukul, menendang)

    1.3 (hanya menyetujui pendapat teman-nya)

    1.4 (3) sama. hanya beda pengejaan.1.5 (4) Konflik dan masalah sesuatu

    yang tidak normal. Seharusnya begi-ni tiba-tiba jadi begitu.

    1.6 (hanya menyetujui pendapat teman-nya)

    1.7 (tidak berkomentar apa-apa, hanyatertawa setiap teannya mela

    1.8 (2) (setuju dengan pendapat 1.2)"Team work" nya tidak berjalan den-gan baik, sehingga berantem.

    Kelompok 2 : Siswa kelas enam Bali dan Ternate

  • 40

    PartisipanID Jawaban / respon

    2.1 (1) Masalah dan konflik agak beda.Kalau masalah kan biasanya bisa kitaselesaikan sendiri, kalau konflik bi-asanya melibatkan dua orang(4) (menaggapi komentar 2.2) Kalaukonflik biasanya kita minta bantuansama yang lebih tua, seperti guru,orang tua. Kalau masalah biasanyabisa kita sendiri.(6) Konflik itu kalau sudah mulaiemosi, salah satu dari kita sudah mu-lai diam gitu atau sendiri

    2.2 (3) Konflik lebih rumit, soalnya kitaharus mengetahui perasaan orang lain,misalnya jangan maksain diri kita. Ka-lau perasaan kita gak enak nih kayakbegini, tapi kan kita gak bisa maksainkalau orangnya gak suka.(7) Konflik itu kalau emosi yangbawaannya sudah mau tonjok-tonjokkan.

    2.3 (9)(menanggapi komentar 2.5) Kon-flik kalau sudah ngomong badwords.

    2.4 (5) Kalau konflik itu kita harus me-nurut, harus tahu kondisinya dulu.Orang ini ada keperluan apa, mung-kin ada salah paham atau bener-benerada masalahnya.(10) Konflik itu kalau teman yangsatu dengan yang lain berjauhan. Jadisama-sama gak mau ngomong, sama-sama ngejelekin satu sama lain, ber-jauh-jauhan.

    2.5 (2) Masalah itu agak sama denganmasalah, tapi kalau konflik itu kayakmelawan dengan orang.(8) Kalau sudah mau konflik itu bi-asanya dia bilang "biiiiip" semuayang bad words.

    2.6 (11) Konflik itu kalau sudah beda,mama maunya begini aku maunyaistirahat dulu gitu.

    2.7 Tidak berkomentar2.8 Tidak berkomentar

    Kelompok 3 : Siswa kelas lima Mahakam, Musidan Barito

    PartisipanID Jawaban / respon

    3.1 (1) Pertama yang pasti masalah, ka-rena murid itu menarik kursi seseo-rang waktu mau duduk. Kalau tidakdi akhiri ama-lama akan menjadikonflik

    PartisipanID Jawaban / respon

    3.2 (2) Awalnya mungkin diawali den-gan bercanda, lalu temannya tidaktahu kalau itu bercanda, terus teman-nya marah.(4) Konflik berawal dengan perdeba-tan, perbedaan pendapat.

    3.3 (6) Konflik adalah permasalahanbesar, misalnya si A mengejek si B.Masalahnya itu tidak selesai-selesai.

    3.4 (7) Konflik itu kalau yang salah satugak mau ngaku terus salah-salahinorang lain.

    3.5 Tidak berkomentar3.6 (5) Masalahnya saat si A ngeledekin

    si B dan si B mikirnya itu beneranterus menerus sampai panajang sam-pai mereka bermusuhan, diejek, di-jauhi sampai konflik.

    3.7 (3) Kalau konflik melibatkan oranglain. Masalah adalah halangan untuksesuatu yang ingin kita capai.(8) Konflik kalau sudah fisik, pukul-pukulan.

    Tabel 4.5Pertanyaan 5: Dengan siapa dan atau pada kondi-si seperti apa biasanya kalian mengalami konflik?

    Kelompok 1 : Siswa kelas enam Lombok dan Nias

    PartisipanID Jawaban / respon

    1.1 (tidak berkomentar apa-apa)1.2 (1) Biasanya ketika pekerjaan tim.

    Opini berbeda yang satu mau yang Atapi yang lain mau yang B. Kadang-kadang sampai membuat marah.Biasanya juga ketika main. Misalnyabermain bola, ada yang melakukanpelanggaran, tapi yang melanggartidak ngaku sehingga akhirnya beran-tem.

    1.3 (tidak memberikan komentar apa-apa)

    1.4 (2) Misalnya lagi kerja kelompok,yang satu punya opini A yang lainopini B. Trus karena yang satu ngototopini A jadi dia saja yang mengerja-kannya. Yang lain tidak mau.(5) (menanggapi pendapat 1.5): co-wok-cowok daripada berisik lebihbaik di selesaikan di lapangan, ton-jok-tonjokkan, main bola

    1.5 (4) (1.5 berpendapat: lebih enak kon-flik antar cowok-cowok. Cowok-cowok kalau ada konflik langsung

  • Nelda Tobing & Hotner Tampubolon, Manajemen Konflik Dari Dalam Guru Mengelola Konflik Antar Siswa Kelas LimaDan Enam Di Sekolah Victory Plus-Bekasi

    41

    PartisipanID Jawaban / respon

    saat itu juga di selesaikan, mau be-rantemlah, pukul-pukulan tapi sele-sai. Kalau cewek-cewek itu gosip,ngomong-ngomongin)

    1.6 (tidak berkomentar, hanya berbisik-bisik dengan teman di sebelahnya)

    1.7 (3) Kalau dalam tim olahraga adayang tidak di sukai biasanya dalampermainan tersbut pasti ada yangberantem fisik.Kalau dikelas biasanya masalahngomong. (6) (menanggapi pendapat 1.4) Ka-lau tidak ada yang mau mengalah.Cowok-cowok biasanya tunggu nantiistirahat terus satu lawan satu. trusnanti pasti ada yang kalah.

    1.8 (Tidak memberi tanggapan)

    Kelompok 2 : Siswa kelas enam Bali dan Ternate

    PartisipanID Jawaban / respon

    2.1 (2) Kalau disekolah kadang-kadangmerasa di jauhi kadang enggak, jadimuncul rasa gak enak. Kalau diru-mah, karena lagi renovasi jadinyaberantakan jadi gampang emosi.

    2.2 (3) Tahun kemarin pernah samaguru. Soalnya gurunya sok tahu ban-get. Dipaksa ikut lomba padahal su-dah tidak boleh main sama papa.jadinya gak enak banget gitu.

    2.3 (4) Sama Ibu, gara-gara males bela-jar, maunya nonton terus.

    2.4 (7) Konfliknya pernah dijauhin te-men dan rasanya gak enak. Dari dulupernah dijauhin sama teman sampaisatu tahun, dan sebenarnya sih masihsampai sekarang.

    2.5 (5) Biasanya sih sama Ibu, karenagak ngerjain PR, sama guru-gurujuga karena PR, teman-teman jugasoalnya suka diejekin juga.

    2.6 (1) Sama Mama, teman semuanya.kalau mama kan pulang capek, akucapek. Dirumah gak ada mbak, akujuga mau istirahat terus dimarahin sa-ma mama, trus besok ada tes jadinyakebawa-bawa juga masalahnya dengansekolah dimarahin dengan guru.

    2.7 Tidak berkomentar2.8 (6) Waktu itu waktu pertandingan

    aku lihat mereka mainnya kasar. akukebawa emosi trus dia dorong aku,aku kebawa emosi aku hampir tonjok

    PartisipanID Jawaban / respon

    dia.

    Kelompok 3 : Siswa kelas lima Mahakam, Musi danBarito

    PartisipanID Jawaban / respon

    3.1 (1) Ketika ada yang sudah marah3.2 (3) Konflik terjadi ketika ada perde-

    batan, seperti perbedaan pendapat.3.3 (2) Ketika sudah menjadi maslah

    besar, masalahnya tidak selesai-selesai.

    3.4 Tidak berkomentar3.5 Tidak berkomentar3.6 (4) Bercandanya terus-terusan se-

    hingga jadi bermusuhan: dijauhi, diejek.

    3.7 Tidak berkomentar

    Tabel 4.6Pertanyaan 6: Bagaimana caranya agar konfliktidak menjadi sebuah masalah (sebaliknya men-jadi sesuatu yang positif) ?

    Kelompok 1 : Siswa kelas enam Lombok dan Nias

    PartisipanID Jawaban / respon

    1.1 (Tidak berkomentar apa-apa).1.2 (1) Bermusyawarah lah. Misalnya

    ada tugas, kita mau buat kotak yanglain mau lingkaran. Jadikan tidaksependapat. Mendingan bilang ajasama yang lain maunya gimana.(6) Untuk membuat konflik menjadisesuatu yang positif kita harus meng-gunkan akal supaya hasilnya bagus,contohnya bermusyawarah tadi.

    1.3 (2) Bila dalam tim ada satu mau yangA yang tiga pilih B, ikut yang tigasaja.

    1.4 (tidak berkomentar apa-apa)1.5 (5) mengomentari 1.6: Tapik kalau

    misalnya harus memilih si A atau siB, masa digabungin A dan B. Gakbisa donk(7) kalau kita ada konflik dan carisolusinya, lalu belajar dari pengala-man tersebut, ambil hikmahnya,memperbaiki diri, maka konflik da-pat menjadi positif.

    1.6 (4) Digabungin. Menggabungkanpendapat yang ada. Misalnya yang Amau digambar, yang satu mau diwarnai. Jadi digabung saja gambar

  • 42

    PartisipanID Jawaban / respon

    dan warna.1.7 (Tidak berkomentar apa-apa)1.8 (3) Misalnya yang satu mau begini,

    yang satu lagi mau begitu masing-masing buat saja dulu. Lalu yangterbaik yang dipilih.

    Kelompok 2 : Siswa kelas enam Bali dan Ternate

    PartisipanID Jawaban / respon

    2.1 (2) Kalau ada konflik biasanya kitabisa refleksi diri sendiri. Belajar darikonflik tersebut(6) Dengan konflik kita bisa tahumengenai karakteristik orang terse-but.

    2.2 (5) Kita harus memahami karakteris-tik orang yang berkonflik dengan kitaterlebih dahulu. Karakternya bagai-mana.(8) Dengan konflik dengan tugas kitadi tegur terus, jadi lama-lama kita ber-pikir mengapa sih di kasih tugas? La-ma-lama kita jadi nyadar sendiri bahwatugas itu untuk kita belajar.

    2.3 (Menyetujui pendapat teman-teman)2.4 (1) Konflik dapat menjadi sesuatu

    yang positif dengan mengerti satusama yang lain.(9) (meresponi 2.2 dengan menam-bahkan solusi bila permasalahannyaberkaitan dengan tugas sekolah) Kalau dengan tugas, sebaiknya buattime table.

    2.5 (4) Mungkin kalau konfliknya gakbesar banget, kita bisa ignore ataumenjauh terlebih dahulu sampaiorang tersebut tenang, baru kitangomong.

    2.6 (3) Konflik bisa menjadi positif ka-rena setiap masalah pasti ada hik-mahnya.

    2.7 (7) Kita sebaiknya cari tahu dulubenar tidak itu maslahnya, siapa tahuternyata salah sangka.

    2.8 Tidak berkomentar

    Kelompok 3 : Siswa kelas lima Mahakam, Musi danBarito

    PartisipanID Jawaban / respon

    3.1 (2) Melalui konflik kita bisa mempe-lajari emosi teman kita. Misalnya Aemosinya itu pemarah, dia gampang

    PartisipanID Jawaban / respon

    marah bila ada yang dia tidak suka.3.2 (4) Cara terbaik dengan berkomuni-

    kasi dan meminta maaf dan memintatolong dari guru.

    3.3 Tidak berkomentar3.4 Tidak berkomentar3.5 Tidak berkomentar3.6 (1) Caranya dengan belajar dari pen-

    galaman tersebut.3.7 (3) Dengan cara berkomunikasi, den-

    gan meminta massf. Berkomunikasiyang baik, dengan tidak berteriak-teriak tapi berbicara dengan sopan.

    Tabel 4.7Pertanyaan 7: Apa yang kalian lakukan bila kon-flik tidak selesai, atau bahkan memburuk ?

    Kelompok 1 : Siswa kelas enam Lombok dan Nias

    PartisipanID Jawaban / respon

    1.1 (menyetujui pendapat temannya)1.2 (2) Ngomong baik-baik sama yang

    berkonflik dengan kita supaya masa-lah tersebut tidak terjadi lagi

    1.3 (3) Berdiam diri. Tunggu saja sampailupa. Kalu sudah lupa pasti beres.Bila tidak juga, bicara saja baik-baik.

    1.4 (4) Misalnya dia ngotot mau yang itukita mau yang ini trus kita berdebatdan temannya nyolot banget. Men-dingan dia aja yang menang. Karenaitu ide dia jadi urusan dia, kita ikutinaja supaya selesai.(8) (mengomentari pendapat 1.7)Misalnya kita dah ngatain namaorang, terus dia dah maafin. Tapikonfliknya kan belum selesai, kantangannya patah. Mungkin sudahdimaafin tapi kan lukanya di hati.

    1.5 (1) Menanyakan pendapat kepadayang lebih dewasa, seperti guru(6) Kalau misalnya masalah tersebutkarena kita ya minta maaf saja. kaluorang tersebut tidak memaafkan yabukan salah kita lagi.

    1.6 (5) Hampir sama dengan 1.4, kalausudah nyolot banget biasanya akubilang "yang waras ngalah." Dankalau ada akibatya nanti kan salahdia, yang penting aku sudah ngalah.

    1.7 (7) Minta maaf, tapi biasanya masa-lahnya belum selesai. Misalnya wak-

  • Nelda Tobing & Hotner Tampubolon, Manajemen Konflik Dari Dalam Guru Mengelola Konflik Antar Siswa Kelas LimaDan Enam Di Sekolah Victory Plus-Bekasi

    43

    tu itu akunya dah maafin, tapinya akumasih gak mau. Besoknya dirayu-rayu "sudahlah lupain aja..lupainaja." akhirnya baikan algi.

    1.8 (menyetujui pendapat teman-temannya)

    Kelompok 2 : Siswa kelas enam Bali dan Ternate

    PartisipanID Jawaban / respon

    2.1 (1) Minta bantuan dari guru danorang tua. Kalau misalnya ada acaragitu, minta tolong ijin guru.

    2.2 (3) Minta bantuan guru2.3 (7) Minta bantuan guru2.4 (8) Minta bantuan guru dan orang tua2.5 (2) Minta saran dari orang-orang

    bijak. Seperti grandpa and grandma2.6 (4) Minta bantuan guru2.7 (5) Minta bantuan guru dan orang tua2.8 (6) Minta bantuan guru dan orang

    tua.

    Kelompok 3 : Siswa kelas lima Mahakam, Musi danBarito

    PartisipanID Jawaban / respon

    3.1 (2) Kalau kita sudah sangat dekatdengan orang itu, kita bisa bilang keorang tuanya.

    3.2 Tidak berkomentar3.3 (4) Coba menyelesaikan dengan baik

    dengan berkomunikasi dengan men-gatakan kalau kita tidak suka diper-lakukan seperti itu. Bila ia tidak maumungkin bisa diadukan ke orang le-bih tua.

    3.4 (3) Bilang ke orang tua atau gurukalau kita tidak bisa menyelesaikanmasalahnya, dan coba menjauh daridia supaya tidak konflik.

    3.5 (5) Ngadu ke orang yang lebih ber-pengalaman, seperti guru atau orangtu, nanti bila tidak terselesaikan tidakusah di jawab atau ditanggapi.

    3.6 (1) Ngadu dengan orang yang lebihbesar, maksudnya dengan orang tua,guru. Ngomong baik-baik ke orang-nya kalau kita tidak suka.

    3.7 Tidak berkomentar

    Tabel 4.8Pertanyaan 8: Apa yang kalian ketahui mengenaiconflict resolution dari yangkalian pelajari dariprogram MCB (morning Character Building)?

    Kelompok 1 : Siswa kelas enam Lombok dan Nias

    PartisipanID Jawaban / respon

    1.1 (Tidak berkomentar)1.2 (3) Diberikan tips-tips mengatasi

    konflik1.3 (tidak berkomentar apa-aa)1.4 (1)Boleh aku sharing perasaanku?:

    karena ceramah yang ngomong itulama dan ngebosenin kadang kitamain sama teman, kadang ketiduran.Karena kadang yang dibicarakan gakjelas, eh membosankan, karena wa-laupun penting-dalam kalimat yangpanjang.

    1.5 Tidak berkomentar1.6 (2) Waktu ngomongin conflict reso-

    lution dalam hatiku bilang, ya semuaorang juga tau kali kalau konflik ituharus diselesaikan. Cuma kadangkalau ada maslah gak bisa di selesai-kan pakai cara itu, dan cara penyam-paiannya itu membosankan.

    1.7 Tidak berkomentar1.8 Tidak berkomentar

    Kelompok 2 : Siswa kelas enam Bali dan Ternate

    PartisipanID Jawaban / respon

    2.1 (1) (Bereaksi tidak semangat ketikapenulis menyebutkan MCB) Berma-salah dengan waktu MCB, karenajam MCB suka dipakai untuk pelaja-ran POI karena waktu POI kurang* Guru kan sudah seperti orang tuakita sendiri di sekolah, jadi mendin-gan kalau ada masalah minta bantuanguru aja.

    2.2 (5) Conflict resolution itu sepertipunya plan A plan B. Ya kalau gak dimaafin ya plan B. Guru juga ngeban-tu.* Lebih banyak terbantu bila dibantuguru daripada program MCB. soal-nya ketika program MCB biasanyaada yang speech gitu. Biasanya kitagak pada dengerin. Jainya kurangberpengaruh. Pas ada masalah kitagak gunain yang sudah kita pelajari.Kita lebih ke guru.

    2.3 (Tidak berkomentar)2.4 (3) Kita jadi tahu bagaimana bersikap

    dengan orang lain.(9) Guru lebih banyak ngebantu kitamenyelesaikan masalah daripada apa

  • 44

    PartisipanID Jawaban / respon

    yang telah kita pelajari di MCB(11) (meresponi pernyataan 2.5) Guru sudah seperti orang tua kita.Jadi yang membantu kita ya gurukita.

    2.5 (4) Conflict resolution itu bagaimanaharus menyelesaikan suatu masalah.(7) (Menjawab pertanyaan tambahan:apakah MCB membantu dalam me-nyelesaikan konflik?)(10) Kita lebih banyak terbantu me-nyelesaikan masalah dari orang tuaatau guru. Dari pengalaman-pengalaman tersebut kita akan ingat.

    2.6 (2) (meresponi apa yang dipelajaridalam program MCB)Kalau kita punya konflik kita bisabiara dengan orang tersebut denganbaik-baik. Misalnya "I don't like thatbecause blablabla..." (Dalam moduldisebut dengan "I statement")(8) (Menanggapi komentar 2.5) Ka-lau kita ada masalah kita bisa curhatsama guru, bisa bantu juga, pokok-nya banyak deh.

    2.7 Tidak berkomentar2.8 (6) Kurang dapet. Lebih banyak bela-

    jar dari pengalaman sendiri dari gurubagaimana cara menyelesaikannya.

    Kelompok 3 : Siswa kelas lima Mahakam, Musi danBarito

    PartisipanID Jawaban / respon

    3.1 (2) MCB mengajarkan cara-cara me-nyelesaikan konflik.

    3.2 (berespon hanya dengan menye-butkan topik MCB yakni menyele-saikan konflik)

    3.3 Tidak berkomentar3.4 Tidak berkomentar3.5 (4) (peneliti menanyakan sejauh ma-

    na MCB membantu dalam menyele-saikan konflik) MCB hanya mem-bantu 35%. Karena ketika kitapraktekin bilang jangan begini dong,mereka tetap aja melakukan.

    3.6 (3) Kalau pasif kalau di bully diatetap diem, kalau agresif kalau dibully dia akan membalas secara fisik.Asertif yang terbaik.

    3.7 (1) Bagaiaman merespon terhadapkonflik seperti: Passive, Assertivedan Agresive. Passive diam, assertivetidak diam tapi tidak dengan fisik.

    Tabel 4.9Pertanyaan 9: Strategi apa yang kalian gunakanbila menghadapi konflik yang berbeda? Apakahkalian menggunakan strategi yang sama?

    Kelompok 1 : Siswa kelas enam Lombok dan NiasPartisipan

    ID Jawaban / respon

    1.1 (Tidak berkomentar)1.2 (5) Tiap orang beda-beda. Kalu

    orangnya sensitif ya kita ngomong-nya pelan-pelan jangan kasar. Kalauyang tidak sensitif ya kadang-kadangboleh ngomong blak-blakan.(9) (menanggapi komentar 1.4) Stra-teginya kalau sama guru ya kitangomong dulu sama orang tua, trusorang tuanya nanti ngomong samagurunya.

    1.3 (2) (menanggapi respon 1.5): komu-nikasi penting untuk mengetahuijadinya maunya apa.

    1.4 (8) (menanggapi komentar 1.6) kalaukonfliknya sama guru gak brani, kitangalah saja.

    1.5 (1) Dengan cara berkomunikasi. Ber-komunikasi efeknya sangat besar.(3) (menyambung komentar 1.1):sebenarnya orang itu tipenya kanmacam-macam, jadinya caranya be-da-beda. Ada orang yang milihnyadepresi, dan gak akan pernah selesai-selesai kalo dia pilih begitu. Tapikalau misalnya orangnya berani un-tuk berbicara, untuk bilang ini salah,maka akan dapat menyelesaikan ma-salah.

    1.6 (4) Strateginya ya kita lihat duluorangnya tuh kayak gimana. Orang-nya tuh terima gak kalau kita kritikinbergini. Mungkin kalau orangnyatidak bisa terima kita ya tunjukkin kedia tapi dengan cara yang baiklah.(7) (menanggapi pendapat 1.7) Sayapernah berkonflik dengan guru dis-ekolah. Pasti kalau sudah begitu kitangikutin pelajarannya juga sudah gakenaklah. Ya, kan gak bisa ngomongkegurunya, jadinya cerita ke mamasaja.

    1.7 (6) (menanggapi komentar 1.2) Ka-lau saya pernah berkonflik dengananak-anak di dekat rumah, bahasayang digunakan kasar. Strateginya yadilawan atau laporin orang dewasa.

    1.8 (Tidak berkomentar)

  • Nelda Tobing & Hotner Tampubolon, Manajemen Konflik Dari Dalam Guru Mengelola Konflik Antar Siswa Kelas LimaDan Enam Di Sekolah Victory Plus-Bekasi

    45

    Kelompok 2 : Siswa kelas enam Bali dan Ternate

    PartisipanID Jawaban / respon

    2.1 (3) Tergantung orangnya. Kalauorangnya cool ya kita bisa biasa-biasa aja. Tapi kalau orangnya sudahkelewatan banget kan kita gak bisabiasa-biasa aja, harus respon.

    2.2 Tidak berkomentar2.3 (5)(menyetujui pendapat 2.5) Ya

    minta maaflah dan berjanji untuktidak mengulanginya lagi.

    2.4 (2) (setuju dengan pernyataan 2.6)Tergantung dengan kondisinya. Ka-lau konfliknya sudah susah untuk diselesaikan, ya selesaikan dengan carabaik tapi tidak menyakiti perasaanorang yang berkonflik dengan kita.

    2.5 (4) Kalau yang salah adalah oranglain, maka jauhi saja orang tersebutdahulu sampai dia minta maaf.

    2.6 (1) Kalau aku lihat kondisi, lihatorangnya lihat masalahnya. Kalaukondisinya emosional gitu mungkinhanya salah paham kita minta maaf.Tapi kalau masih emosi kita diemindulu, baru minta maaf. Kalaau salahpaham langsung bicarakan denganorang tersebut, jangan ngomong sa-ma orang lain nanti bukannya selesaimalah gosip-gosip gitu.

    2.7 (6) Kalau ada masalah gitu biasanyakita coba plan A dulu. Nanti kalaugak berhasil juga baru minta bantuanorang lain. Guru misalnya.

    2.8 Tidak berkomentar

    Kelompok 3 : Siswa kelas lima Mahakam, Musi danBarito

    PartisipanID Jawaban / respon

    3.1 (1) Tergantung masalahnya.3.2 (2) Tergantung masalahnya, kalau

    masalahnya berat kita bisa tanyaorang kalau kcil kita selesaikan sen-diri saja.

    3.3 Tidak berkomentar3.4 (5) Biasanya pakai strategi kita sen-

    diri yang sama.3.5 Tidak berkomentar3.6 (3) Kalau saya biasanya konflik sama

    mama. Mau pergi ke tempat yangberbeda. Strateginya kita tidak pergiketempat dua-duanya. Kita pergiketempat yang lin dan dua-duanyasetuju.(4) Kalau masalahnya seperti aku

    PartisipanID Jawaban / respon

    dengan kakakku, waktu itu rebutancoklat di kulkas, jadinya coklatnya dibagi dua.

    3.7 Tidak berkomentar

    Tabel 4.10Pertanyaan 10: Solusi terbaik seperti apa yangdapat dilakukan untuk menyelesaikan sebua-hkonflik ?

    Kelompok 1 : Siswa kelas enam Lombok dan Nias

    PartisipanID Jawaban / respon

    1.1 (menyetujui pendapat teman-temannya)

    1.2 (2) Berkomunikasi, bicaranya pelan-pelan, gak usah marah-marah.

    1.3 (1) Berkomunikasi. Komunikasimembuat kita tahu permasalahannyaapa.

    1.4 (menyetujui pendapat teman-temannya).

    1.5 (3) Harus berani untuk berbicara un-tuk bilang bahwa ini salah, makaakan menyelesaikan masalah danmemiliki hidup yang lebih sentosa.

    1.6 (4) Memahami orang itu terlebihdahulu.

    1.7 (menyetujui pendapat teman-temannya).

    1.8 (menyetujui pendapat teman-temannya).

    Kelompok 2 : Siswa kelas enam Bali dan Ternate

    PartisipanID Jawaban / respon

    2.1 (2) Minta solusi dari guru, dan se-mentara itu diamkan mereka. Ini pal-ing berfungsi.(6)Perlu diingat, kalau plan A, planB, plan C tidak berhasil kita masihpunya banyak plan-plan lainnya.

    2.2 (4) Kita buat rencana nyelesaiannya,coba jalanin, kalau gak berhasil jugakita minta solusi dari orang yanglebih tua atau pengalaman dari orangyang pernah ngalamin konflik sepertiitu.

    2.3 (7) Minta maaf dan tidak mengulan-ginya lagi

    2.4 (3) Mencoba menyelesaikan masalahterlebih dahulu, setelah itu baru min-ta tolong guru atau orang tua. Cobabuat straegi dulu nyelesaiannya ba-

  • 46

    PartisipanID Jawaban / respon

    gaimana.2.5 (1) Meminta tolong orang lain.2.6 (5) (melanjutkan pendapat 2.2) Kita

    buat rencana dulu, terus tanya penda-pat guru kalau begini-gini itu bagusgak. Pokoknya yang bikin solusi jan-gan orang lain, kita coba bikin solusidulu.

    2.7 Tidak berkomentar2.8 (8) Minta maaf dan tidak mengulan-

    ginya lagi.

    Kelompok ini menambahkan bahwa ketika menga-lami konflik harus tetap berpikir rasional.

    Kelompok 3 : Siswa kelas lima Mahakam, Musi danBarito

    PartisipanID Jawaban / respon

    3.1 Sulit berteman, karena sekarangberteman sudah mulai milih-milih.Pelajaran dan bberteman. Kita maubelajar tapi teman ajak kita main kemall

    3.2 Harus memilih anatara pelajaran dankegiatan ekstrakulikuler.

    3.3 Pelajaran. Materinya lebih susah dariyang sebelum-sebelumnya.

    3.4 (Tidak berkomentar)3.5 Masalah pertemanan. Susah kalu

    dekat sama teman, kalau kita dekatnanti dibilangin suka.

    3.6 (Tidak berkomentar)3.7 Pertemanan dan pelajaran lebih sulit.

    Kelompok Diskusi Guru kelas lima dan enam

    Tabel 4.11.Pertanyaan 1 : Menurut pendapat anda apakah per-bedaannyamenjadigurukelasenam/lima dibandingkandengan guru kelas lainnya ?

    Kelompok 4 : Guru kelas 5

    PartisipanID Jawaban / respon

    4.1 (2) Anak-anaknya lebih mandiriPermasalahan goda-godaan antarsiswa lebih sering terjadi.Beberapa siwa perkembangan aka-demiknya tidak sesuai dengan tingkatkelasnya.

    4.2 (3) Anak-anaknya lebih mandiri teru-tama dalam hal belajar dan lebih mu-

    PartisipanID Jawaban / respon

    dah di ajak diskusi.Ketika mengahadapi persoalaananak-anak cepat sekali untuk emosidan marah

    4.3 (5) Masih ada anak-anak yang masihbertingkah laku seperti anak kelastiga kebawah

    4.4 (1) Mengajar kelas lima sangat ber-beda, menurut saya titik kulminasidari mata pelajaran yang diberikanberada di level ini. Karena di kelasenam lebih banyak pengulangan. Jadibeban dan tanggung jawabnya lebihberat.(4) Permasalahan yang biasanyamuncul sebenarnya hampir samapada semua level, hanya saja di kelaslima mereka sudah lebih dewasa dansudah mempunyai keinginan sendiri.Sehingga permasalahan yang kitahadapi seperti mengajar kepada anakyang kita sebut remaja.(6) Konflik yang paling banyak mun-cul diantara siswa ini adalah konflikantar teman sebaya. Karena merekasudah lebih menunjukkan egonyamereka, mereka sudah berani danlebih ekspresif, mendapat info dariluar yang membentuk kepribadianmereka.

    Kelompok 5 : Guru kelas 6

    PartisipanID Jawaban / respon

    5.1 (1) Jam kerja bertambah, ilmu ber-tambah, tantangan dan masalah ber-tambah. Dengan demikian kita harusmencari jalan keluar yang kreatif.(4) Memiliki masalah dengan kebija-kan yang berlaku mengenai kuriku-lum, bagaimana akhirnya saya mem-posisikan diri antara memberikanmateri sesuai dengan tuntutan UNdan IB. Bagaimana penyampaian keanak-anaknya baik dan hubungankeatasnya juga baik. Karena kamibukan pembuat kebijakan

    5.2 (2) Anak-anak harus lulus UN den-gan nilai baik. Materi yang harusdiajarkan banyak. Ditambah dengananak-anak yang sedang tertarik den-gan masalah seks. Segala pembica-raan disangkut pautkan dengan seks.

    5.3 (3) Bagaiaman mengajarkan materi

  • Nelda Tobing & Hotner Tampubolon, Manajemen Konflik Dari Dalam Guru Mengelola Konflik Antar Siswa Kelas LimaDan Enam Di Sekolah Victory Plus-Bekasi

    47

    PartisipanID Jawaban / respon

    ujian nasional sedangkan kurikulumkita tidak mendukung. Dengan dmi-kian kita harus kucing-kucingan den-gan atasan(10) Anak-anak sering berkonflikmasalah pertemanan

    5.4 (6) Menghadapi anak-anaknya yangsedang pubertas, jatuh cinta, pacaran.Sehingga kita sebagai guru harusmenjebatani, terkadang kita harusmenjadi teman, kadang kita harusmenjadi seorang guru, di tambah lagianak-anak yang malas belajar

    5.5 (5) Beban kerja lebih banyak, karenatuntutan anak-anak lulus UN, PYPExhibition.(8) Anak-anak mulai memilih-milihteman terutama yang laki-laki.

    5.6 (7) Di kelas enam anak-anak terlihatsudah dewasa terutama di semesterdua. Ini merupakan tantangan bahwakita tidak bisa memperlakukan mere-ka seperti di level sebelumnya, tidakbisa hanya menyuruh mereka tapilebih banyak memberikan contoh.(9) Menemukan masalah yang mun-cul pada anak-anak yang kurang per-hatian dirumah atau yang broken-home. Masalah siswa yang tidak ju-jur dalam berteman, dan mencariperhatian dari guru.

    Tabel 4.12.Pertanyaan 2 : Bagaimana perasaan kalian ketikamemiliki masalah ?

    Kelompok 4 : Guru kelas 5

    PartisipanID Jawaban / respon

    4.1 (2) Gregetan, gemes mengapa masihharus menemukan permasalahan ini,sedangkan seharusnya anak-anak inibisa lebih maju.

    4.2 (1) Stres, terutama mengenai emosi.Permasalahan ini sering mengaham-bat kelancaran proses belajar menga-jar. Sering terjadi pertengkaran antardua siswa yang saling tuduh menu-duh disakiti oleh temannya. Permasa-lahan ini seringkali mengganggukarena permasalahannya harus dis-elesaikan terlebih dahulu.

    4.3 (4) Sedih, karena untuk anak-anakyang standar kemampuan akademik-nya masih dibawah rata-rata

    PartisipanID Jawaban / respon

    4.4 (3) Saya tidak merasa terganggudengan kondisi ini. Karena sebagaiguru kita juga berperan sebagai prob-lem solver. Dan permasalahan iniselalu terjadi dari tahun ketahun se-hingga semacam pengulangan. Danmesti terjadi kembali namun tetapdibutuhkan penyelesaian yang tepat.

    Kelompok 5 : Guru kelas 6

    PartisipanID Jawaban / respon

    5.1 (1) Sejauh pertemanan baik-baiksaja, tapi ketika kita berurusan den-gan si pembuat keputusan saya mera-sa bingung.

    5.2 (4) Perasaan saya juga biasa sajakarena ada teamn-teman yang bisamembantu

    5.3 (6) Kalau saya harus berhadapandengan anak murid A saat itu sayapasti emosi.

    5.4 (3) Saya sama dengan 5.6. Kalausaya memang harus marah saya akanmarah, selanjutnya biasa saja.

    5.5 (5) Biasa saja5.6 (2) Perasaannya biasa saja, karena

    saya berusaha untuk tidak membawamasalah yang ada di sekolah ke ru-mah. Itu berhasil saya lakukan sete-lah beberapa tahun mengajar di kelasenam.

    Tabel 4.13.Pertanyaan 3 : Apakah definisi masalah, apakah adaperbedaannya dengan konflik ?(Apa definisi konflik ? )

    Kelompok 4 : Guru kelas 5

    PartisipanID Jawaban / respon

    4.1 (3) Yang pasti dengan adanya masa-lah bisa men-trigger terjadinya kon-flik. Tapi tidak selalu masalah adaahkonflik.

    4.2 (1) Masalah adalah kesenjangan anta-ra harapan dan kenyataan. Konfliklebih kepada dua pihak yang tidakmenemukan jawaban.

    4.3 Tidak berkomentar4.4 (2) Permasalahan itu bisa muncul

    dari dalam ataupun luar. Tetapi kon-flik lebih dengan orang lain.

    Kelompok 5 : Guru kelas 6

    Partisipan Jawaban / respon

  • 48

    ID5.1 (1) Sama saja, baik itu dengan di-

    rinya maupupn dengan orang lain.5.2 (2) Konflik itu lebih melibatkan

    orang lain. Kalau masalah bisa sesua-tu dengan dirinya sendiri.

    5.3 Sama5.4 Sama5.5 Sama5.6 Hampir sama.

    Tabel 4.14.Pertanyaan 4 : Dengan siapa/ pada situasi sepertiapa biasanya kalian pernah berkonflik? (siswa, rekankerja, atasan ?)

    Kelompok 4 : Guru kelas 5

    PartisipanID Jawaban / respon

    4.1 (1) Bila kinerja seseorang tidak se-suai dengan yang diharapkan. Terjadipertemuan karena hal tersebut harusdibicarakan.

    4.2 (3) Konflik itu tidak selalu dengankekerasan atau perkelahian. Ketikaada masalah antara ada dua belahpihak yang memiliki keinginan ber-beda lalu sulit dicari jalan keluarnya,itu sudah konflik.

    4.3 (2) Perbedaan pendapat dan berusahamemenangkan egonya masing-masing.

    4.4 (4) Sama dengan anak-anak, bilamereka lebih banyak berkonflik den-gan teman sebaya demikian jugadengan saya. Konflik tersebut bisasaja terjadi karena perbedaan latarbelakang seperti suku, agama. danhal tersebut sangatlah wajar.

    Kelompok 5 : Guru kelas 6

    PartisipanID Jawaban / respon

    5.1 Tidak berkomentar5.2 (1) Dengan orang tua murid: ketika

    kita memiliki perbedaan penilaiandengan yang diharapkan orang tua.Orang tua membandingkan nilaianaknya dengan siswa lain. Orangtua tidak mengetahui bahwa peni-laian tidak hanya pada satu nilaisemester itu saja. Konflik terjadi ke-tika orang tua meminta rincian nilai,namun sekolah tidak mengijinkankarena melanggar kebijakan sekolah.

    5.3 (2) Siswa masalah yang seperti tadi

    Tabel 4.15.Pertanyaan 5 : Bagaimana sebuah konflik dapatmenjadi suatu masalah/ berdampak negatif/positif?

    Kelompok 4 : Guru kelas 5

    PartisipanID Jawaban / respon

    4.1 (1) Tergantung dengan kondisi emosimasing-masing pihak. Kadang-kadang masalahnya sederhana danbisa diselesaikan tapi bila kondisiemosinya tidak baik konflik justrujadi negatif.

    4.2 (2) Konflik tergantung dari cara kitamenemukan jalan keluar. Mungkinawalnya karena kita tidak mengeta-hui ekspektasi orang lain justru lewatkonflik kita bisa bicarakan, ekspekta-si masing-masing pihak.(4) Untuk sesama rekan kerja bi-asanya bila tugas si A misalnya a-b-c, bila si A tidak melakukan tugasnyamaka bisa terjadi konflik.(5) Bila dengan orang tua murid,biasanya karena masalah kebijakan.Kita menerapkan kebijakan dari se-kolah, namun ekspektasi orang tuaberbeda.(6) Kalau dengan siswa biasanya bilasiswa meremehkan tugas sehinggakerap kali tugas

    4.3 (3) Tergantng dengan kedewasaanmasing-masing. Karena meskipunsudah ada solusi namun ada pihakyang tidak mau menjalankan solusitersebut jadinya ya ngapain.

    4.4 (7) Konflik itu tidak selalu negatif.Kadang-kadang kita bisa belajar danmendapatkan hal positif. Karena kon-flik kita menjadi tahu, kalau tidakada konflik mungkin kita jadi tidaktahu.(8) Bila konflik tersebut muncul dariegonya masing-masing. Dalam suatutim misalnya. Tiap guru punya me-miliki pemikiran masing-masingyang disesuaikan juga dengan latarbelakang siswanya. Nah disini adaperbedaan kepentingan, tujuan, pe-nyelesaian. Mungkin salah satu rekanada yang berpikir ini yang terbaik,sedangkan belum tentu untuk yanglainnya. Faktor karakter juga bisaterjadi, karena yang satu bisa meng-komunikasikan, ada yang sulitmengkomunikasikan. Sehingga ak-

  • Nelda Tobing & Hotner Tampubolon, Manajemen Konflik Dari Dalam Guru Mengelola Konflik Antar Siswa Kelas LimaDan Enam Di Sekolah Victory Plus-Bekasi

    49

    PartisipanID Jawaban / respon

    hirnya perbedaan dan konflik bisaterjadi.

    Kelompok 5 : Guru kelas 6Partisipan

    ID Jawaban / respon

    5.1 Memberikan persetujuan atas komen-tar 5.2

    5.2 (1) Buat saya konflik itu negatif, te-tapi cara pandang kita terhadap kon-flik yang bisa positif.

    5.3 Memberikan persetujuan atas komen-tar 5.2

    5.4 Memberikan persetujuan atas komen-tar 5.2

    5.5 Memberikan persetujuan atas komen-tar 5.2

    5.6 Memberikan persetujuan atas komen-tar 5.2

    Tabel 4.16.Pertanyaan 6 : Apa yang anda lakukan bila konfliktidak dapat selesai/berkelanjutan,atau bahkan mem-buruk ?

    Kelompok 4 : Guru kelas 5Partisipan

    ID Jawaban / respon

    4.1 Memberikan persetujuan atas komen-tar 4.3

    4.2 Memberikan persetujuan atas komen-tar 4.3

    4.3 (1) Sama dengan anak murid, bilapermasalahan tersebut tidak bisa di-atasi sendiri ya kita butuh bantuanorang lain, misalnya kepala sekolah,PYP koordinator, Year leader.

    4.4 (2) Konflik menjadi suatu masalahatau negatif ya karena tidak menca-pai menemukan titik temu atau tidakada konsilidasi diantara pihak-pihakyang mengalami konflik tersebut.Konsilidasi disini bukan berarti me-nang atau kalah, bisa juga penyatuanantara dua atau beberapa pemikiranatau kompromi dari beberapa pihak.(3) Strategi yang saya lakukan adalahpendekatan. Pendekatan disini bukanberarti harus dipertemukan, terka-dang ketika kita diam atau mundursejenak, mencari solusi masing-masing, baru setelahnya bertemukembali akan lebih baik.

    Kelompok 5 : Guru kelas 6

    PartisipanID Jawaban / respon

    5.1 Menyetujui pernyataan 5.65.2 Menyetujui pernyataan 5.65.3 Menyetujui pernyataan 5.65.4 Menyetujui pernyataan 5.65.5 Menyetujui pernyataan 5.65.6 (1) Ketika orang tua memiliki sudut

    pandangnya sendiri dan tidak maumembuka diri terhadap penjelasanyang sudah diberikan mengenai peni-laian. Yang dilakukan adalah pende-katan dengan anaknya dan kepalasekolah, PYP coordinator dan Headof Education sudah mengambila alihpermasalahan tersebut. Namun masa-lah tetap tidak selesai, karena anak-nya sendiri sudah diindoktrinasi hal-hal yang negatif. Masalah selesaiketika anak tersebut lulus dan keluardari sekolah.

    Tabel 4.17.Pertanyaan 7 : Menurut pengamatan anda sebagaiguru, konflik seperti apa yang biasanya muncul dian-tara siswa tingkat yang anda ajar ?

    Kelompok 4 : Guru kelas 5

    PartisipanID Jawaban / respon

    4.1 (setuju dengan pernyataan 4.3)4.2 (2) Ada satu anak dengan alasan-

    alasan tertentu dihindari oleh teman-temannya. Sehingga ketika harusbekerja dalam satu tim mereka tidakdapat bekrjasama.

    4.3 (1) Anak kelas lima tapi secara emo-sinya masih seperti anak kelas dua,ketemu dengan anak yang jahil. Ter-jadi sudah, entah yang satu nangis,yang satu manggil guru.

    4.4 Tidak berkomentar

    Kelompok 5 : Guru kelas 6

    PartisipanID Jawaban / respon

    5.1 (3) Dikelas anak-anak perempuansenang "mengata-ngatai", sepertibercanda, namun sudah tidak enakdidengar. Terkadang konfliknya biladua karakter siswa yang berbeda sal-ing berhadapan. Yang satu sensitifdan yang lainnya biasa saja, sehinggakadang bila yang satu bercanda, yangsensitif sudah menganggapnya seriusdan gampang tersinggung.

  • 50

    5.2 (1) Dikelas, anak-anak suka sirik-sirikan dan saling berkompetisi men-cari perhatian dari orang -orang ter-tentu.

    5.3 Setuju dengan pernyataan teman-teman lainnya

    5.4 (2) Anak-anak sedang mencari jatidiri.

    5.5 (4) Mereka mnyebutnya bullying,tapinkita harus bisa membedakanantara bercanda dan bullying.

    5.6 Setuju dengan pernyataan teman-teman lainnya

    Tabel 4.18.Pertanyaan 8 : Menurut anda, apakah anak-anakmengetahui conflict resolution, bagaimana pene-rapannya?

    Kelompok 4 : Guru kelas 5

    PartisipanID Jawaban / respon

    4.1 (3) Tergantung ya. Mayoritas sihmasih panggil guru. Kalaupun maumenyelesaikan sendiri pasti lapordulu. Paling hanya satu-dua yangbisa selesaikan sendiri.

    4.2 Setuju dengan pernyataan teman-teman lainnya

    4.3 (2) Mereka mengetahuinya lewatMCB (morning Character Building)

    4.4 (1) Disadari atau tidak seharusnyamereka tahu. Intinya mereka inginmerasa nyaman dengan orang laindan apa yang dia lakukan. Bila mere-ka merasa tidak nyaman atau ada halyang tidak baik tentu mereka merasaada yang salah. Kalau merasa, pastimereka menyadarinya, tapi masalah-nya mereka mau menyelesaikannyaatau tidak. Cuma mereka masih ter-batas dalam hal strategi, atau skillatau kemampuan.(4) Sejauh ini anak-anak masih butuhbanyak masukan, pengertian dandorongan, ide-ide dan strategi ba-gaiaman menyelesaikan permasala-han mereka, baik dengan diri sendirimaupun dengan orang lain. Disinilahfungsinya guru dan orang tua.(5) Program MCB, program inimemberikan mereka ide, teori danpemikiran. Tetapi penerapannya me-reka tidak terlalu mengerti, karenamereka tidak terlibat dengan konflik

    PartisipanID Jawaban / respon

    yang sebenarnya.Kelompok 5 : Guru kelas 6

    PartisipanID Jawaban / respon

    5.1 (3) Biasanya berakhir dengan mela-por ke guru.

    5.2 (Menyetujui pernyataan teman-temannya)

    5.3 (Menyetujui pernyataan teman-temannya)

    5.4 (1) Anak-anak masih sulit memprak-tekannya karena mereka masih sulitmengontrol emosi.

    5.5 (Menyetujui pernyataan teman-temannya)

    5.6 (2) Anak-anak sudah mengetahuiconflict resolution itu, tapi untukmempraktekkannya itu masih sulit.

    Tabel 4.19.Pertanyaan 9 : Strategi seperti apa yang biasanyaanda lakukan terhadap konflikyang terjadi antar anakdidik anda ?

    Kelompok 4 : Guru kelas 5

    PartisipanID Jawaban / respon

    4.1 (Menyetujui pernyataan teman-temannya)

    4.2 (Menyetujui pernyataan teman-temannya)

    4.3 (2) Ditanya dulu, apa masalahnya,sudah coba diselesaikan belum. Ka-lau iya apa solusinya, kenapa tidaksetuju. Baru kita diskusikan lagi, jaditidak langsung campur tangan. Sama-lah dengan kepala sekolah denganguru-guru. Kalau ada konflik ya di-tanya sudah ada solusi belum.

    4.4 (1) Pendekatan, dan bila tidak adatitik temu ya mundur terlebih dahuluuntuk kemudian di diskusikan kem-bali. Ketika mereka mengalah ataumundur, etelah masing-masing mera-sa lebih baik, mereka justru bisa me-nyelesaikan masalah mereka denganpikiran yang jernih.

    Kelompok 5 : Guru kelas 6

    PartisipanID Jawaban / respon

    5.1 (1) Pertama kita lihat dulu konfliknya

  • Nelda Tobing & Hotner Tampubolon, Manajemen Konflik Dari Dalam Guru Mengelola Konflik Antar Siswa Kelas LimaDan Enam Di Sekolah Victory Plus-Bekasi

    51

    seperti apa, bila biasa biarkan merekamenyelesaikannnya terlebih dahulu.Kalau sudah sampai melibatkanemosi saya ambil alih.

    5.2 (3) Ditempat saya sebentar berkon-flik, besok sudah berbaikan lagi. Me-reka cenderung gampang berkonflikdan gamapang berbaikan lagi.Mungkin lupa adalah salah satu reso-lusi konflik yang baik.

    5.3 (Menyetujui pernyataan teman-temannya)

    5.4 (2) Kalau saya biasanya saya konfir-masi denngan mempertemukan ke-dua belah pihak dan mendiskusikan-nya bersama.

    5.5 (4) Bila konfliknya cukup berat (anakA menjerat leher temannya), makasaya akan memanggil orang tuanyadan tentu memberikan konsekuensi.

    5.6 (Menyetujui pernyataan teman-temannya)

    Tabel 4.20.Pertanyaan 10 : . Menurut pendapat anda penting-kah untuk guru / anak didik mengetahui atau memili-ki keahlian dalam mengelola konflik ? (kapan waktuterbaik tersebut ?)

    Kelompok 4 : Guru kelas 5

    PartisipanID Jawaban / respon

    4.1 (1) Sangat penting, untuk menghin-dari hal-hal yang tidak diinginkan.Karena perkembangan emosi merekamasih berkembang, karena merekaselalu dihadapkan dengan konfliktanpa tahu bagaimana menyelesai-kannya kan jadi tertekan, kehilanganjati diri bisa jadi.(7) (menyetujui pernyataan) Sedinimungkin

    4.2 (4) Penting sekali, karena kan hidupmereka masih panjang. Dan dalamhidup itu pasti ketemu konflik, dantidak selalu ada orang lain yang bisamuncul sebagai orang yang memban-tu mereka untuk menyelesaikan kon-flik(6) (meresponi pernyataan 4.3) Tidakusah mengunggu sampai dia sekolah.

    4.3 (2) Penting sekali, karena bahkansejak anak itupun TK mereka jugasudah ketemu dengan konflik. Jikamasalah tidak dapat diselesaikandengan baik, yang menderita adalahdia sendiri dan orang sekitarnya.

    PartisipanID Jawaban / respon

    (5) Waktu terbaik bagi anak untukbelajar menyelesaikan konflik sebe-narnya dari rumah.

    4.4 (3) Penting, karena konflik itu bukanuntuk dihindari tetapi dikelola. Men-gelola konflik, bagaimana kita punyakemampuan untuk menyampaikanide kita dengan baik dan bisa diteri-ma oleh orang lain, begitu juga seba-liknya kita bisa menerima masukandari orang lain dan menjalankan atauberani bila setuju bila itu bena,r bilaitu memang benar, karena seringkaliterbentur dengan ego kita.(8) (Meresponi pertanyaan perlukahsekolah membuat program khusus)Perlu program atau pelatihan khususseperti pramuka, outbond. Pramukamerupakan program yang baik sekali.Untuk hal seperti ini lebih baik kitaterlibat langsung. Untuk dapat me-nyelesaikan konflik mereka harusmasuk kedalam konflik itu sendiri.Demikian juga dengan kompetisiatau pertandingan. Bila mengajarkanteori, menurut saya kurang efektif.

    Kelompok 5 : Guru kelas 6

    PartisipanID Jawaban / respon

    5.1 Perlu5.2 Perlu.5.3 Perlu5.4 Perlu5.5 Perlu.5.6 Perlu. Topik-topik seperti ini jarang

    ada untuk kita. Kita juga butuh se-seorang yang memiliki ilmu psikolo-gi untuk membantu kita memberikanmateri seperti ini. Kita butuh konse-lor sekolah yang tetap, sehingga biladiperluakan kita bisa berkonsultasi.

    Setelah melakukan focus group discussion,penulis juga melakukan wawancara kepada be-berapa partisipan guna mendapatkan informasiyang lebih mendalam mengenai topik yang di-bahas dan memastikan keabsahan data yang di-peroleh. Wawancara dilakukan terhadap tigapartisipan dari kelas enam, dua dari kelas limadan satu guru dari masing-masing tingkat.

    Berikut merupakan paparan data yang dipe-roleh dari wawancara tersebut:

  • 52

    Tabel 4.21.Wawancara siswa kelas enam dan limaPertanyaan 1: Mengapa kalian lebih memilih gurusebagai mediator dalam penyelesaian konflik?

    PartisipanID Jawaban / respon

    5.1 Karena guru biasanya memberikansolusi yang lebih baik daripada yangkita dapatkan dari teman.

    5.2 Karena guru selalu memilih penyele-saian masalah yang terbaik. Gurubiasanya tidak menyebabkan maslahjadi besar misalnya berantem.

    6.1 Guru itu sudah dewasa dan sudahbanyak pengalaman sehubungandengan anak-anak yang merasakanmasalah-masalah yang sulit.

    6.2 Karena saya kan masih kecil, berpi-kirnya masih cetek. Sedangkan gurulebih rasional lebih jauh, jadinya bisanasehatin kita.

    6.3 Guru lebih bisa mengerti tentangkitanya. Berpikirnya lebih cepat,lebih maju dari kitanya, lebih dewa-sa.

    Pertanyaan 2: Apa saja yang biasanya dilakukanguru kalian ketika menyelesaikan se-buah konflik?

    PartisipanID Jawaban / respon

    5.1 Biasanya memanggil kita untuk dita-nyakan dulu konfliknya apa, bi-asanya diberikan solusi dan kita di-ajak untuk berbaikan.

    5.2 Guru biasanya menanyakan permasa-lahannya dari awal sampai akhir,biasanya selalu ditemukan solusinya.Kalau masalahnya berbeda, pastidicari yang terbaik. Untuk kasus kon-flik ketika bermain kadang-kadangguru tidak menyelesaikan, merekadisuruh membetulkan masalahnyasendiri. tapi biasanya kalau masalah-nya besar guru akan membantu.

    6.1 Pertama dilihat dulu bagaimana ma-salahnya, lalu guru menasehati den-gan baik-baik. Dipanggil orang-orang yang dikiranya bermasalahdengan masalah itu, trus diomonginlagi dan dicari solusi yang terbaikbagaimana.

    6.2 Pertama gurunya mencari tahu dulumasalahnya bagaimana, lalu mung-kin guru coba mencari tahu masalah-nya lebih dalam. Lalu bila menurutguru tersebut seharusnya kita saja

    PartisipanID Jawaban / respon

    yang menyelesaikan, guru akan me-nyuruh kita menghandle masalahtersebut. Tapi kalau menurut gurutersebut masalahnya tambah besar,guru biasanya suka bertanya menga-pa masalahnya sampai jadi besar, dankita dikumpulkan bareng, berdiskusimengapa bisa begini dan menurutkalian penyeesaiannya bagaimana?

    6.3 Dikelasku itu pernah terjadi bullydipermalukan. Sepulang sekolah ma-lah tambah gede. Jadinya gurukusuruh kita dalam ruangan diskusikenapa terjadi. Bila alasannya gakmakesense dimarahin, trus akhirnyadilaporkan ke orang tuanya dan men-dapatkan sangsi.

    Pertanyaan 3: Menurut kalian bagaimana hasil daripenyelesaian konflik tersebut, apakahmasalahnya selesai atau berkepan-jangan?

    PartisipanID Jawaban / respon

    5.1 Biasanya masalahnya selesai, karenasudah diberikan solusi yang terbaik.

    5.2 Biasanya selesai, tapi kadang berlan-jut karena salah satu pihak bohong.Jadi guru menunggu sampai anaktersebut mau berkata jujur.

    6.1 Menurutku mungkin ada sebagianmasalah yang sudah sampai situ sajagak mau diulangi lagi, tapi ada jugayang keras kepala gak mau ngalahyang nyolot bahwa dia itu benar yangitu yang salah sehingga permasala-han tersebut diperpanjang lagi. Tapiada yang begitu ada juga yang eng-gak.(Bagaimana bila masalah tersebutkamu selesaikan sendiri?)Menurutku tergantung dengan mas-lahnya, biasanya kalau nyelesainsendiri orangnya tuh dateng bukanuntuk ngomongin lagi tapi untukberantem.

    6.2 Menurutku selesai, karena dalampermasalahan tersebut kita sudahdapat pelajaran, pengalaman, sehing-ga membuat kita tidak mau masalahitu terjadi lagi.

    6.3 Menurut saya masalah tersebut sudahselesai. Sudah kapok dan tidak maudiulangi lagi.(Bagaimana bila masalah tersebut

  • Nelda Tobing & Hotner Tampubolon, Manajemen Konflik Dari Dalam Guru Mengelola Konflik Antar Siswa Kelas LimaDan Enam Di Sekolah Victory Plus-Bekasi

    53

    PartisipanID Jawaban / respon

    kamu selesaikan sendiri?)Bila kita menyelesaikan masalahtersebut sendiri biasanya teman kitayang ngomongin kita tidak akan den-gerin kita. Lagian mereka mikirnya"siapa elo, lebih tua dari aku apa?"Mereka tidak akan denger, makanyalebih bagus ngomong sama yanglebih dewasa.

    Tabel 4.22.Wawancara kepada guru kelas lima dan enamPertanyaan 1: Menurut Bapak/ Ibu mengapa siswa

    memilih guru sebagai mediator da-lam penyelesaian konflik?

    PartisipanID Jawaban / respon

    G.5 Biasanya sih mereka meminta ban-tuan guru setelah mereka mencobauntuk menyelesaikan tapi tidak me-nemukan solusi. Biasanya karenaberbeda pendapat, saling bersikerasdengan pendapatnya sendiri bahwasaya yang benar kamu yang salah.

    G.6 Mereka melibatkan guru biasanyabila kondisinya ada pihak yang me-nangis, terluka.

    Pertanyaan 2: Apa yang Bapak/ Ibu lakukan dalamproses penyelesaian konflik?

    PartisipanID Jawaban / respon

    G.5 Biasanya saya akan menanyakan intimasalah. jadi bila ada dua orang yangberkonflik pertama yang saya laku-kan adalah memastikan hanya duapihak yang berkonflik tersebut yangada di depan saya. Lalu saya tanyaisatu persatu apa inti permasalahan-nya untuk melihat sudut pandangmereka masing-masing. Masing-masing akan mendapatkan giliran-nya. Biasanya setelah itu bisa terlihatsebenarnya apa penyebab konfliknya.Kadang-kadang hanya perbedaancara pandang, dan karena merekamasih anak-anak jadi egosentris se-hingga merasa saya yang benar kamuyang salah. Tugas guru disini untukmenemukan titik tengahnya. Bahwamungkin kamu salahnya disini dan

    PartisipanID Jawaban / respon

    kamu salahnya disini.G.6 Bisanya saya minta mereka untuk

    mencoba menyelesaikannya sendiri.Saya cek dulu ada apa secara terpi-sah, bila ceritanya berbeda atau adayang tidak pas baru duduk bareng.Lalu konfirmasi, bila memang masa-lahnya sudah selesai ya sudah. Cumakadang ada beberapa yang tidak sele-sai. Yang satu keukeuh dengan pen-dapatnya sendiri, baru kita cari titiktemu, kita cari solusinya. Biasanyaada agreement, berjabat tangan, lalusaya cek dikemudian hari apakahpermasalahannya terjadi lagi atautidak.

    Pertanyaan 3: Menurut Ibu/Bapak bagaimana hasildari diskusi penyelesaian konflik ter-sebut?

    PartisipanID Jawaban / respon

    G.5 Dalam banyak kasus biasanya ketikadiajak diskusi seperti itu anak-anakbisa melihat solusinya, tapi kadang-kadang karena mereka yang masihegosentris masih sulit untuk merekamenerima cara pandang orang lain.Untuk saya pribadi, kalau konfliktidak selesai biasanya saya tutupdengan "ok kita sudah belajar tentangini sama-sama semoga jadi pembela-jaran di waktu yang akan datang."

    G.6 Menurut saya masalahnya selesai,karena tidak ada pihak yang melaporkembali dan kejadian tersebut tidakterulang lagi.

    b. Pengolahan DataSeperti yang di jelaskan sebelumnya

    bahwa data yang diperoleh merupakan hasilwawancara terhadap guru dan siswa kelaslima dan enam. Data yang diperoleh meru-pakan penjelasan dari pertanyaan-pertanyaan yang di berikan oleh peneliti ke-tiaka melakukan wawancara secara kelom-pok maupun individu. Jumlah perta-nyaan yang diajukan dalam kelompok dis-kusi adalah 10 buah pertanyaan, yang ke-mudian dapat dikembangkan dengan bebe-rapa pertanyaan tambahan ketika wawancaraberlangsung. Untuk wawancara individu,peneliti hanya memberikan tiga buah perta-

  • 54

    nyaan dan beberapa tambahan pertanyaantambahan ketika wawancara berlangsung.

    Untuk siswa kelas lima dan enam, pene-liti melakukan wawancara kelompok atauyang lebih dikenal dengan istilah focusgroup interview/ discussion. Lama wawan-cara berkisar 45 menit. Daftar pertanyaandapat dilihat pada lembar lampiran.

    Proses kemudian dilanjutkan denganwawancara. Wawancara yang digunakanadalah wawancara secara individu dan ke-lompok (focus-group interview). Jenis wa-wancara yang digunakan adalah semi struc-tured interviews.

    Penulis menggunakan wawancara semiterstruktur karena mempertimbangkan terba-tasnya waktu sehingga membatasinya den-gan beberapa pertanyaan yang mengarahpada sub-sub fokus penelitian, namun tetapmemberikan ruang untuk informasi yang takterduga lainnya yang muncul guna mendu-kung penelitian tersebut.

    Alat yang digunakan dalam wawancaratersebut adalah video dan cassette recorder.

    c. Temuan PenelitianBerdasarkan pemaparan data dan sub

    fokus penelitian, maka penulis menemukanbeberapa hal sebagai berikut:

    1. Pemahaman definisi konflika. Definisi konflik

    Siswa memiliki pemahaman bahwa konflikmemiliki sedikit perbedaan dengan masalah.Konflik adalah masalah yang lebih besar, ataumasalah yang tidak terselesaikan."Pertama yang pasti masalah, karena murid itumenarik kursi seseorang waktu mau duduk. Ka-lau tidak di akhiri lama-lama akan menjadi kon-flik."

    "Masalahnya saat si A ngledekin si B, dan si Bmikirnya itu beneran. Terus menerus sampaipanjang, sampai mereka bermusuhan, dijauhisampai konflik ."

    Konflik lebih rumit dan melibatkan pihaklain."Masalah dan konflik agak beda. Kalau masa-lah kan biasanya bisa kita selesaikan sendiri,kalau konflik biasanya melibatkan dua orang."

    "Kalau konflik melibatkan orang lain. Masalahadalah halangan untuk sesuatu yang ingin kitacapai."

    Konflik dikaitkan dengan emosi, ada yangmenarik diri atau bahkan adanya kontak fisikseperti memukul dan menendang.

    "Konflik itu kalau sudah mulai emosi, salah satudari kita sudah mulai diam gitu atau sendiri."

    "Konflik itu kalau teman yang satu dengan yanglain berjauhan. Jadi sama-sama gak mau ngo-mong, sama-sama ngejelekin satu sama lain,berjauh-jauhan."

    "Sedikit berbeda, contohnya bila kita sedangberbicara lalu ada yang tidak setuju, berartiada masalah. Kalau konflik lebih ke fisiknya:memukul, menendang."

    "Konflik itu kalau emosi yang bawaannya sudahmau tonjok-tonjokkan."

    "Konflik kalau sudah fisik, pukul-pukulan."

    Dari sisi pemahaman guru, masalah dankonflik memiliki pemahaman yang hampir sa-ma. Konflik dapat diawali dengan adanya masa-lah."Sama saja baik itu yang dengan dirinya mau-pun dengan orang lain."

    "Yang pasti dengan adanya masalah bisa men-trigger terjadinya konflik. Tapi tidak selalu ma-salah adalah konflik.".

    Konflik melibatkan pihak lainnya."Permasalahan itu bisa muncul dari dalamataupun luar. Tetapi konflik lebih dengan oranglain."

    "Konflik itu lebih melibatkan orang ain. kalaumasalah bisa sesuatu dengan dirinya sendiri."

    "Masalah adalah kesenjangan antara harapandan kenyataan. Konflik lebih kepada dua pihakyang tidak menemukan jawaban."

    Sedikit berbeda denga siswa, guru tidakmenghubungkan konflik dengan kekerasan."Konflik itu tidak selalu dengan kekerasan atauperkelahian. Ketika ada masalah anatara duabelah pihak yang memiliki keinginan berbeda

  • Nelda Tobing & Hotner Tampubolon, Manajemen Konflik Dari Dalam Guru Mengelola Konflik Antar Siswa Kelas LimaDan Enam Di Sekolah Victory Plus-Bekasi

    55

    lalu sulit dicari jalan keluarnya, itu sudah kon-flik."b. Tipe-tipe konflik

    Tipe konflik yang terjadi dari sudut pan-dang siswa cenderung mengarah pada konflikfungsional."Dengan konflik dengan tugas kita ditegur terus,jadi lam-lama kita berpikir mengapa sih dikasihtugas, lama-lama kita jadi nyadar sendiri bah-wa tugas iu untuk kita belajar."

    "Melalui konflik kita bisa mempelajari emositeman kita. Misalnya A emosinya itu pemarah,dia gampang marah bila ada yang dia tidak su-ka."

    "Konflik bisa menjadi positif, karena setiap ma-salah pasti ada hikmahnya."

    "Konflik dapat menjadi sesuatu yang positifdengan mengerti satu sama lain."

    Guru cenderung lebih melihat konflik seba-gai sesuatu yang positif atau fungsional, danmerupakan proses pembelajaran yang pentingbagi siswa."Konflik tidak selalu negatif, kadang-kadangkita bisa belajar dan mendapatkan hal positif.Karena konflik kita menjadi tahu, kalau tidakada konflik mungkin kita jadi tidak tahu."

    c. Penyebab konflik

    Sebagian besar siswa mengatakan bahwakonflik lebih sering terjadi ketika mereka harusbekerja dalam kelompok, baik itu dikelas mau-pun ketika istirahat."Biasanya ketika pekerjaan tim. Opini berbedayang satu mau yang A tapi yang lain mau yangB. Kadang-kadang sampai membuat marah."

    "Biasanya juga ketika main. Misalnya bermainbola, ada yang melakukan pelanggaran, tapiyang melanggar tidak ngaku sehingga akhirnyaberantem."

    "Misalnya lagi kerja kelompok, yang satu punyaopini A yang lain B. Trus karena yang satu ngo-tot opini A jadi dia saja yang mengerjakannya.Yang lain tidak mau."

    Konflik yang terjadi antar siswa cukup ber-variatif. Namun sebagian besar terjadi karenakomunikasi yang kurang baik."Salah paham.""Kalau di kelas biasanya masalah ngomong.""Awalnya mungkin diawali dengan bercanda,lalu temannya tidak tahu kalau itu bercanda,terus temannya marah."

    "Masalahnya saat si A ngeledikin si B, dan si Bmikirnya itu beneran, terus menerus sampaipanjang, sampai mereka bermusuhan, dijauhi"

    Adanya perbedaan pendapat atau tujuan"Konflik terjadi ketika ada perdebatan, sepertiperbedaan pendapat."

    Guru membenarkan contoh-contoh penye-bab yang disebutkan oleh siswa. menurut gurukonflik disebabkan karena komunikasi yang ku-rang baik, latar belakang atau cara pandang yangberbeda dan tingkat emosi siswa yang kurangsesuai dengan usia kronologisnya."Dikelas anak-anak perempuan senang "menga-ta-ngatai", seperti bercanda, namun sudah tidakenak didengar."

    " Terkadang konfliknya bila dua karakter siswayang berbeda saling berhadapan. Yang satusensitif dan yang lainnya biasa saja, sehinggakadang bila yang satu bercanda, yang sensitifsudah menanggapnya serius dan gampang ter-singgung."

    "Anak kelas lima tapi secara emosinya masihseperti anak kelas dua, ketemu dengan anakyang jahil. terjadi sudah, entah yang satu nan-gis, yang satu manggil guru."

    d. Alat analisis konflikBerdasarkan penjelasan yang diberikan

    oleh guru, disadari atau tidak mereka telahmenggunakan strategi dalam menganalisis se-buah konflik yakni dengan menggunakan alatanalisis urutan kejadian dan pemetaan konflik."Guru biasanya menyakan permasalahannyadari awal sampai akhir, biasanya selalu ditemu-kan solusinya. Kalau masalahnya berbeda, pastidicari yang terbaik."

    "Bisanya saya minta mereka untuk mencobamenyelesaikannya sendiri. Saya cek dulu ada

  • 56

    apa secara terpisah, bila ceritanya berbeda atauada yang tidak pas baru duduk bareng. Lalukonfirmasi"

    "Biasanya saya akan menanyakan inti masalah.jadi bila ada dua orang yang berkonflik pertamayang saya lakukan adalah memastikan hanyadua pihak yang berkonflik tersebut yang ada didepan saya. Lalu saya tanyai satu persatu apainti permasalahannya untuk melihat sudut pan-dang mereka masing-masing. Masing-masingakan mendapatkan gilirannya. Biasanya setelahitu bisa terlihat sebenarnya apa penyebab kon-fliknya. Kadang-kadang hanya perbedaan carapandang, dan karena mereka masih anak-anakjadi egosentris sehingga merasa saya yang be-nar kamu yang salah. Tugas guru disini untukmenemukan titik tengahnya. Bahwa mungkinkamu salahnya disini dan kamu salahnya dis-ini."2. Model dan gaya manajemen konflik

    Beberapa siswa memiliki gaya manajemenkonflik yang cooperative yakni memperhatikankebutuhan dan minat pihak lain."Kalau konflik itu kita harus menurut, harustahu kondisinya dulu. Orang ini ada keperluanapa, mungkin ada salah paham atau benar-benar ada masalahnya."

    "Konflik lebih rumit, soalnya kita harus menge-tahui perasaan orang lain, misalnya janganmaksain diri kita. Kalau perasaan kita gak enaknih kayak be gini, tapi kan kita gak bisa maka-sain kalau orangnya gak suka."

    "Misalnya yang satu mau begini, yang satu lagimau begitu masing-masing buat saja dulu. Laluyang terbaik yang dipilih."

    Namun ada juga yang cenderung assertiveyakni cenderung mengungkapkan keingainandan minatnya."Misalnya dia ngotot mau yang itu kita mauyang ini trus kita berdebat dan temannya nyolotbanget. Mendingan dia aja yang menang."

    Untuk gaya manajemen konflik, guru cen-derung lebih memilih untuk kolaborasi (kerja-sama) atau pemecahan masalah. Guru berusahamenciptakan sikap kooperatif maupun asertif;berupaya untuk mencapai kepuasan dari duabelah pihak.

    " Bisanya saya minta mereka untuk mencobamenyelesaikannya sendiri. Saya cek dulu adaapa secara terpisah, bila ceritanya berbeda atauada yang tidak pas baru duduk bareng. Lalukonfirmasi, bila memang masalahnya sudah se-lesai ya sudah. Cuma kadang ada beberapayang tidak selesai. Yang satu keukeuh denganpendapatnya sendiri, baru kita cari titik temu,kita cari solusinya. Biasanya ada agreement,berjabat tangan, lalu saya cek dikemudian hariapakah permasalahannya terjadi lagi atau ti-dak."3. Strategi mengelola konflik

    Siswa melihat bahwa dalam mengelolakonflik dapat disesuaikan dengan tahap perkem-bangan konflik. Bila konflik tidak terlalu besarmaka menghindar bisa menjadi alternatif."Mungkin kalau konfliknya gak besar banget,kita bisa ignore atau menjauh terlebih dahulusampai orang tersebut tenang, baru kita ngo-mong."

    "Berdiam diri. Tunggu saja sampai lupa. Bilatidak juga , bicara saja baik-baik."

    Mencari pihak ketiga sebagai mediator."Kalau konflik biasanya kita minta bantuan sa-ma yang lebih tua, seperti guru dan orang tua"

    "Minta bantuan guru."

    Mencari solusi"Bermusyawarah""Kita cari solusinya, lalu belajar dari pengala-man tersebut, ambil hikamhnya, memperbaikidiri."

    "Bila dalam tim ada yang mau A, yang tiga pilihB, ikut yang tiga saja."

    "Misalnya yang satu mau begini, yang satu lagimau begitu, masing-masing buat saja dulu. Laluyang terbaik yang dipilih."

    Komunikasi merupakan bagian dari ba-gaimana mengelola konflik tersebut. Komunika-si yang baik menurut siswa adalah memintamaaf dan berbicara dengan sopan."Dengan cara berkomunikasi, dengan memintamaaf. Berkomunikasi yang baik, dengan tidakberteriak-teriak tapi berbicara dengan sopan."

  • Nelda Tobing & Hotner Tampubolon, Manajemen Konflik Dari Dalam Guru Mengelola Konflik Antar Siswa Kelas LimaDan Enam Di Sekolah Victory Plus-Bekasi

    57

    "Coba menyelesaikan dengan baik dengan ber-komunikasi dengan mengatakan kalau kita tidaksuka diperlakukan seperti itu. Bila ia tidak maumungkin bisa diadukan ke orang lebih tua."

    Dari sisi guru, guru lebih mencermati kon-flik yang terjadi terlebih dahulu. Guru dapat me-lihat konflik yang terjadi sudah mencapai tahapapa melalui emosi yang muncul diantara siswayang berkonflik."Tergantung dengan kondisi emosi masing-masing pihak. Kadang-kadang masalahnya se-derhana dan bisa diselesaikan tapi bila kondisiemosinya tidak baik konflik justru jadi negatif."

    Guru lebih berfokus pada solusi dan bukanpada emosi. Dengan demikian guru-guru meng-gunakan strategi untuk mundur sesaat agar pe-nyelesaian masalah yang kondusif dapat terjadi."Strategi yang saya lakukan adalah pendekatan,pendekatan disini bukan berarti harus diperte-mukan. terkadang ketika kita diam atau mundursejenak, mencari solusi masing-masing, barusetelahnya bertemu kembali akan lebih baik."

    Guru berusaha memberikan ruang bagi sis-wa untuk mencoba menyelesaikan permasala-hannya terlebih dahulu."Ditanya dulu apa masalahnya, sudah coba dis-elesaikan belum. Kalau iya apa solusinya, kena-pa tidak setuju. Baru kita diskusikan lagi, jaditidak langsung campur tangan."

    "Biasanya sih mereka meminta bantuan gurusetelah mereka mencoba untuk menyelesaikantapi tidak menemukan solusi. Biasanya karenaberbeda pendapat, saling bersikeras denganpendapatnya sendiri bahwa saya yang benarkamu yang salah."

    Konflik dan proses penyelesaiannya mem-berikan dampak yang positif, yakni pembelaja-ran bagi siswa maupun guru."Menurutku selesai, karena dalam permasala-han tersebut kita sudah dapat pelajaran, penga-laman, sehingga membuat kita tidak mau masa-lah itu terjadi lagi."

    "Menurut saya masalah tersebut sudah selesai.Sudah kapok dan tidak mau diulangi lagi."

    d. Pembahasan Temuan Penelitian

    1) Pemahaman guru dan siswa terhadapkonflik.Dari hasil temuan, peneliti melihat kecen-

    derungan pandangan dari siswa bahwa konflikterhubung dengan tindakan yang ekstrim yangmelibatkan kontak fisik atau suatu tindakanyang berbahaya. Dengan kata lain konflik iden-tik dengan kekerasan atau perkelahian. Sedang-kan guru tidak terlalu setuju dengan pemikirantersebut. Konflik mungkin saja berlanjut denganterjadinya kekerasan atau perkelahian, namunkonflik tidak selalu harus berakhir dengan keke-rasan.

    Fisher (2000) dalam bukunya menegaskanbahwa konflik dan kekerasan merupakan dua halyang berbeda. Menurut pemahamannya konflikadalah hubungan antara dua pihak atau lebih(individu atau kelompok) yang memiliki, atauyang merasa memiliki sasaran-sasaran yang ti-dak sejalan. Sedangkan kekerasanmeliputi tin-dakan, perkataan, sikap, berbagai strukuratau sistem yang menyebabkan kerusakansecara fisik, mental, sosial atau lingkungan,dan/atau menghalangi seseorang untuk me-raih potensinya secara penuh. Menurutnyaberbagai perbedaan pendapat dan konflik bi-asanya diselesaikan tanpa kekerasan, dan seringmenghasilkan situasi yang lebih baik bagi seba-gian besar atau semua pihak yang terlibat.

    Kecenderungan ini juga terjadi pada sebuahstudi kasus yang ada di sekolah menengah per-tama di Afrika Selatan. Lyn Snodgrass dan Ri-chard Blunt (2009), dalam studi kasus yang me-reka lakukan mengenai nilai bermain dalampengelolaan sebuah konflik, mengungkapkanbahwa guru dan siswa cenderung menghubung-kan konflik sebagai sebuah aksi kekerasan yangekstrim dan berbahaya. Hal menjelaskan pen-tingnya menyadari kehadiran akan sebuah kon-flik dan memahami bagaimana cara pandangseseorang berbeda terhadap cara pandang pihaklainnya.

    Demikian juga cara pandang siswa VictoryPlus mengenai konflik harus diperbaiki; karenadengan cara pandang seperti ini kemungkinanmereka akan menghindari konflik yang tersem-bunyi, dan hanya fokus pada konflik yang telahmuncul kepermukaan saja. Mereka lebih meres-pon terhadap konflik hanya apabila konflik ter-sebut sudah muncul kepermukaan, bahkan keti-ka konflik tersebut cenderung melibatkan emosisehingga pada akhirnya guru maupun siswamengalami kesulitan dalam mengelolanya.

  • 58

    Penulis melihat pemahaman mendasar in-ilah yang perlu disampaikan kepada siswa agarkonflik tidak harus berkembang menjadi tahapatau tingkatan yang lebih tinggi baru akan diselesaikan, melainkan sejak terlihatnya ada per-bedaan pandangan mereka sudah harus tahu ba-gaimana menyikapinya.

    Penyebab terbesar dari konflik yang terjadiantara siswa adalah komunikasi yang kurangbaik (seperti nada atau sikap ketika menyampai-kan ketidak sepakatan akan suatu hal), serta ke-salahpahaman (cara pandang terhadap suatuhal).2) Model atau gaya manajemen konflik

    (Ghaffar,p.214) dalam jurnal penelitiannyamengenai konflik di sekolah menyatakan, "the better educators and students understandthat nature of conflict, the better able they are tomanage conflicts constructively. conflicts as aconcept never remain positive or neagative butit always been seen as a basic and resultoriented part of school life."

    Pemahaman guru dan siswa yang benarmengenai konflik mempengaruhi gaya atau ke-cenderungan mereka untuk mengelola konflik.

    Guru-guru cenderung memilih kolaborasiatau kerjasama dalam mengelola konflik. Sikapyang diarahkan guru untuk dikembangkan sis-wa adalah kooperatif dan asertif. Proses ini un-tuk beberapa orang mungkin terlihat memakanwaktu yang lama dan menghabiskan energi.Namun guru-guru kelas lima dan enam tidakmelihat hal tersebut sebagai beban khusus kare-na mereka telah memiliki pengalaman yang cu-kup dan mengetahui bahwa cara inilah yang ter-baik yang dapat digunakan oleh siswa sebagaibentuk pembelajaran mereka juga di lain waktu.

    Gaya ini sangat membantu siswa, mengin-gat siswa cenderung melakukan pendekatandengan menggunakan pendekatan assertive,yakni menyatakan keinginan dan minatnya. Halini telah mereka pelajari di kelas melalui pro-gram MCB, namun pada konflik yang sebenar-nya mereka masih bingung bagaimana mene-rapkannya."Bagaiaman merespon terhadap konflik seperti:Passive, Assertive dan Agresive. Passive diam,assertive tidak diam tapi tidak dengan fisik."

    Dengan gaya kolaborasi yang mengguna-kan pendekatan assertive dan passive tersebut,

    guru telah memberikan contoh sebagai pembela-jaran dalam mengelola konflik.3) Strategi mengelola konflik

    Hasil penelitian menunjukkan bahwa nego-siasi dan mediasi adalah strategi yang palingbaik digunakan. Siswa dan guru sama-sama me-lihat bahwa kehadiran guru sebagai mediatorsangat diperlukan. Siswa merasa bahwa peermediation belum dapat menjadi sebuah solusiyang baik ketika mereka memiliki konflik."Bila kita menyelesaikan masalah tersebut sen-diri atau dengan teman biasanya teman kitayang ngomongin kita tidak akan dengerin kita.Lagian mereka mikirnya "siapa elo, lebih tuadari aku apa?" Mereka tidak akan denger, ma-kanya lebih bagus ngomong sama yang lebihdewasa."

    Tahapan konflik dapat membantu guru da-lam memutuskan menggunakan strategi yangtepat. Guru biasanya meminta anak untuk men-coba menyelesaikannya terlebih dahulu bilakonflik tersebut masih dalam tahap satu.

    Bila hanya bentuk konflik biasa maka gurubiasanya meminta anak untuk melakukan yangdisarankan dalam konflik tahap satu yaknimenghindar atau mundur sesaat, demi menghin-dari kejengkelan atau emosi sesaat. Penyelesaiandapat dilanjutkan di waktu yang lainnya."Strategi yang saya lakukan adalah pendekatan.Pendekatan disini bukan berarti harus diperte-mukan, terkadang ketika kita diam atau mundursejenak, mencari solusi masing-masing, barusetelahnya bertemu kembali akan lebih baik."

    Namun dengan mudah teridentifikasi kapanguru berperan sebagai mediator dengan mene-mukan "emosi" sebagai kata kuncinya."Mereka melibatkan guru biasanya bila kondi-sinya ada pihak yang menangis, terluka."

    "Biasanya sih mereka meminta bantuan gurusetelah mereka mencoba untuk menyelesaikantapi tidak menemukan solusi. Biasanya karenaberbeda pendapat, saling bersikeras denganpendapatnya sendiri bahwa saya yang benarkamu yang salah.

    Guru dapat dengan mudah mengidentifika-sikan tahapan konflik disebabkan pengalamanyang cukup sebagai guru kelas di tingkatnyamasing-masing. Berdasarkan wawancara, penu-lis juga melihat bahwa guru tidak menganggapmenyelesaikan sebuah konflik antar siswa seba-

  • Nelda Tobing & Hotner Tampubolon, Manajemen Konflik Dari Dalam Guru Mengelola Konflik Antar Siswa Kelas LimaDan Enam Di Sekolah Victory Plus-Bekasi

    59

    gai suatu beban. Seperti yang telah penulis je-laskan sebelumnya, bahwa pemahaman karaktersiswa dikelas dan pengalaman sebagai mediatordalam menyelesaikan konflik, membuat gurudapat memilih strategi atau pendekatan apa yangharus diambilnya. Tidak semua konflik yangterjadi harus melibatkan intervensi guru.

    Ada hal menarik lainnya yang juga ditemu-kan dalam penelitian ini. Apabila siswa dimintauntuk menyelesaikan permasalahannya sendiri,beberapa dari mereka (terutama anak laki-laki)menggunakan strategi bermain sebagai "pen-cair" emosi negatif mereka." Kalau tidak ada yang mau mengalah. Cowok-cowok biasanya tunggu nanti istirahat terus satulawan satu. trus nanti pasti ada yang kalah."(berdasrkan keterangan lanjutan, satu lawan satuyang dimaksud merupakan adu pinalti bola)

    "Cowok-cowok daripada berisik lebih baik diselesaikan di lapangan, tonjok-tonjokkan, mainbola"

    Menurut Dewey (dalam Snodgrass (2009,vol.29), bermain dapat menjadi sebuah strategidalam mengelola sebuah konflik. Ia menyatakanbahwa bermain merupakan sebagai cara untukterjadinya hubungan sosial, moral, dan pendidi-kan yang didalamnya memiliki suatu tujuan.

    Penelitian Snodgrass terhadap nilai bermaindalam mengelola konflik ini juga didukung olehMcshane (2000). Dalam bab tiga (hal.28) sudahdijelaskan bahwa salah satu cara mengelola kon-flik adalah dengan mengurangi sumber terja-dinya konflik. Bila permasalahannya adalahkomunikasi maka langkah yang harus dilakukanadalah dengan meningkatkan komunikasi danpemahaman akan tiap individu yang bertikai.Salah satu solusi yang dijelaskan Mcshane ada-lah dengan terciptanya komunikasi informal,yakni dengan adanya kegiatan makan bersama,permainan, olahraga dan sebagainya. Hal in-ilah yang terjadi diantara siswa.

    Kondisi ini bahkan didukung dengan per-nyataan dari guru mereka,"Ditempat saya sebentar berkonflik, besok su-dah berbaikan lagi. Mereka cenderung gam-pang berkonflik dan gamapang berbaikan lagi.Mungkin lupa adalah salah satu resolusi konflikyang baik."

    (Persepsi "lupa" oleh guru kurang tepat, karenasiswa yang menyatakan pernyataan penyelesaian

    dengan cara bermain futsal tersebut adalah siswadari kelas guru tersebut.)

    E. Kesimpulan dan Saran

    a. Kesimpulan

    Berdasarkan pembahasan pada bab sebe-lumnya maka peneliti memiliki beberapa kesim-pulan sebagai berikut :

    1. Pemahaman terhadap konflikGuru-guru kelas lima dan enam memiliki

    pemahaman mengenai konflik dengan baik. Me-reka dapat membedakan konflik seperti apayang sekiranya dapat diselesaikan oleh siswasecara mandiri dan konflik seperti apa yang se-baiknya mereka turut tangani, antara lain konflikyang bersifat mendesak, yakni konflik yangapabila tidak diselesaikan segera dapat meng-ganggu kelancaran proses belajar mengajar saatitu. Sedangkan konflik yang membutuhkan wak-tu penyelesaian lebih panjang dan tidak meng-ganggu kelancaran proses belajar dapat ditunda,atau bahkan guru dapat meminta siswa untukmencoba menyelesaiknannya sendiri.

    Guru-guru kelas lima dan enam sudah me-miliki kemampuan untuk menyelesaikan konflikdengan baik, terutama dalam pemecahan masa-lah terhadap konflik yang terjadi pada siswa/i.Konflik yang biasa dihadapi guru di kelas adalahkonflik antar siswa yang memiliki perbedaanpendapat.

    2. Model atau gaya manajemen konflikGuru lebih memilih untuk menggunakan

    model manajemen konflik Kolaborasi (kerjasa-ma) atau pemecahan masalah. Guru berusahamengarahkan siswa untuk bersikap kooperatifdan asertif, supaya kepuasan tiap pihak yangberkepentingan dapat tercapai dengan jalan be-kerja melalui perbedaan-perbedaan yang ada.Guru berusaha mencari dan memecahkan masa-lah sedemikian rupa, hingga setiap orang men-capai keuntungan sebagai hasilnya.

    3. Strategi manajemen konflikStrategi manajemen konflik yang diguna-

    kan guru sangat tergantung dengan jenis dantahapan konflik yang terjadi. Bila konflik masihdalam tahap satu, maka guru cenderung memin-ta anak untuk mencoba menyelesaikan konfliksecara mandiri. Namun bila konflik sudah pada

  • 60

    tahap berikutnya maka guru menggunakan stra-tegi penyelesaian masalahnya dengan mediasi,yakni guru sendiri berperan sebagai mediator.

    Dalam mediasi ini guru sangat menekankanpada komunikasi yang baik dari dua belah pi-hak. Hal ini dinilai sangat efektif karena meli-batkan proses demokratis dan terstruktur yangmemampukan pihak yang berkonflik menyele-saikan konfliknya sendiri melalui arahan darimediator yang terlatih.

    Dengan menggunakan strategi tersebutkonflik dapat terselesaikan dengan baik danproses pembelajaran turut memberikan kontri-busi yang positif terhadap perilaku siswa dike-mudian hari ketika berhadapan dengan konflik.b. Saran

    Saran-saran diajukan berdasarkan hasil pe-nelitian yang dirasakan masih perlu diting-katkan atau diperbaiki kepada pihak-pihak seba-gai berikut:1. Sekolah perlu mempertimbangkan manaje-

    men konflik sebagai salah satu topik da-lam program Profesional Development (PD)di sekolah untuk lebih mempersiapkanguru dalam mengelola konflik-konflik yangterjadi di kelas.

    2. Sekolah dan guru dapat mengembangkankeahlian siswa untuk menyelesaikan konflikyang terjadi dengan menggunakan peer med-iation (mediasi teman sebaya), selain guru.

    3. Untuk penelitian lanjutan, dapat dilakukanpembuatan modul yang baik dan sesuai untuksiswa sekolah Victory Plus-Bekasi mengenaimanajemen konflik ini.

    Daft