KONFLIK ETIKA

25
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Sejarah menunjukkan bahwa bidan adalah salah satu profesi tertua di dunia sejak adanya peradaban umat manusia. Bidan muncul sebagai wanita terpercaya dalam mendampingi dan menolong ibu yang melahirkan. Peran dan posisi bidan dimasyarakat sangat dihargai dan dihormati karena tugasnya yang sangat mulia, memberi semangat, membesarkan hati, mendampingi, serta menolong ibu yang melahirkan sampai ibu dapat merawat bayinya dengan baik. Dalam menjalankan tugas dan prakteknya bidan bekerja berdasarkan pada pandangan filosofis yang dianut, keilmuan, metode kerja, kode etik profesi, dan etika pelayanan kebidanan yang pada zaman modern ini, kita sebut peran advokasi. Pelayanan kebidanan terintegrasi dengan pelayanan kesehatan. Selama ini pelayanan kebidanan tergantung pada sikap sosial masyarakat dan keadaan lingkungan dimana bidan bekerja. Kemajuan sosial ekonomi merupakan parameter yang amat penting dalam pelayanan kebidanan. Bidan sebagai pekerja profesional dalam menjalankan tugas dan prakteknya, bekerja berdasarkan pandangan filosofis yang dianut, keilmuan, metode kerja, standar praktik pelayanan serta kode etik yang dimilikinya. Kebidanan di Indonesia dewasa ini mulai menunjukkan progresitas dalam perkembangan karirnya. Hal ini ditunjang dengan pesatnya peningkatan jenjang pendidikan yang berpengaruh pada kualitas bidan tersebut. Dok. Tugas etika kebidanan stikes kharisma karawang 1

description

KONFLIK ETIKA

Transcript of KONFLIK ETIKA

Page 1: KONFLIK ETIKA

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Sejarah menunjukkan bahwa bidan adalah salah satu profesi tertua di dunia sejak adanya peradaban umat manusia. Bidan muncul sebagai wanita terpercaya dalam mendampingi dan menolong ibu yang melahirkan. Peran dan posisi bidan dimasyarakat sangat dihargai dan dihormati karena tugasnya yang sangat mulia, memberi semangat, membesarkan hati, mendampingi, serta menolong ibu yang melahirkan sampai ibu dapat merawat bayinya dengan baik.

Dalam menjalankan tugas dan prakteknya bidan bekerja berdasarkan pada pandangan filosofis yang dianut, keilmuan, metode kerja, kode etik profesi, dan etika pelayanan kebidanan yang pada zaman modern ini, kita sebut peran advokasi.

Pelayanan kebidanan terintegrasi dengan pelayanan kesehatan. Selama ini pelayanan kebidanan tergantung pada sikap sosial masyarakat dan keadaan lingkungan dimana bidan bekerja. Kemajuan sosial ekonomi merupakan parameter yang amat penting dalam pelayanan kebidanan.

Bidan sebagai pekerja profesional dalam menjalankan tugas dan prakteknya, bekerja berdasarkan pandangan filosofis yang dianut, keilmuan, metode kerja, standar praktik pelayanan serta kode etik yang dimilikinya. Kebidanan di Indonesia dewasa ini mulai menunjukkan progresitas dalam perkembangan karirnya. Hal ini ditunjang dengan pesatnya peningkatan jenjang pendidikan yang berpengaruh pada kualitas bidan tersebut.

Bidan yang dibutuhkan oleh masyarakat ialah bidan yang menguasai asuhan kebidanan baik secara praktis maupun teoritis. Penguasaan teori tidak kalah penting mengingat semakin kompleksnya permasalahan yang timbul pada asuhan kebidanan. Namun pada kenyataannya bidan yang bekerja di masyarakat lebih memperhatikan penguasaan praktis daripada pentingnya penguasaan teori.

Peningkatan kualitas pendidikan kebidanan merupakan usaha untuk mencetak para bidan profesional yang benar-benar berkompeten dalam menangani asuhan kebidanan. Bukan hanya itu, jenjang pendidikan sangat penting untuk menentukan jenjang jabatan, dan jenjang pangkat bagi seorang pegawai negeri pada suatu organisasi, dalam jalur karir yang telah ditetapkan dalam organisasinya. Dengan kata lain, semakin tinggi jenjang pendidikan yang ditempuh bidan maka dapat mempermudah proses perkembangan karir bidan.

Dok. Tugas etika kebidanan stikes kharisma karawang 1

Page 2: KONFLIK ETIKA

B. IDENTIFIKASI MASALAH

Hal yang dilematis terjadi ketika kebutuhan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan meningkat, terutama pelayanan bidan, tidak dibarengi oleh keahlian dan keterampilan bidan untuk membentuk suatu mekanisme kerja pelayanan yang baik. Masih sering dijumpai pelayanan bidan dengan seadanya, lamban dengan disertai adanya pemungutan biaya yang mahal. Oleh karena itu, diperlukan penegakan hukum terhadap pelanggaran kode etik bidan. Sebagai seorang tenaga kesehatan yang langsung memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat, seorang bidan harus melakukan tindakan dalam praktek kebidanan secara etis, serta harus memiliki etika kebidanan yang sesuai dengan nilai-nilai keyakinan filosofi profesi dan masyarakat. Selain itu bidan juga berperan dalam memberikan persalinan yang aman, memastikan bahwa semua penolong persalinan mempunyai pengetahuan, ketrampilan dan alat untuk memberikan pertolongan yang aman dan bersih.

Untuk melengkapi peraturan yang ada, maka dibuatlah sebuah kode etik yang dibuat oleh kelompok-kelompok profesi yang ada di bidang kesehatan, dengan ketentuan pokok bahwa peraturan yang dibuat tersebut tidak bertentangan dengan peraturan yang ada di atasnya. Contoh kode etik profesi adalah kelompok dokter yang mempunyai kode etik kedokteran, dan untuk kelompok bidan mempunyai kode etik kebidanan. Dalam kode etik tersebut terdapat pengenaan sanksi apabila ada pelanggaran yang berupa sanksi administratif, seperti penurunan pangkat, pencabutan izin atau penundaan gaji.

Proses implementasi kebijakan dapat dirumuskan sebagai tindakan-tindakan baik dari institusi pemerintah maupun swasta atau kelompok masyarakat yang diarahkan oleh keinginan untuk mencapai tujuan sebagaimana dirumuskan di dalam kebijakan. Sedangkan implementasi adalah memahami apa yang senyatanya terjadi sesudah suatu program dinyatakan berlaku atau dirumuskan. Fokus perhatian inplementasi kebijakan mencakup kejadian-kejadian dan kegiatan-kegiatan yang timbul sesudah diberlakukannya kebijakan negara, baik usaha untuk mengadministrasikannya maupun akibat/dampak nyata pada masyarakat. Kebijakan ditransformasikan secara terus menerus melalui tindakan-tindakan implementasi sehingga secara simultan mengubah sumber-sumber dan tujuan-tujuan yang pada akhirnya fase implementasi akan berpengaruh pada hasil akhir kebijakan.

Dok. Tugas etika kebidanan stikes kharisma karawang 2

Page 3: KONFLIK ETIKA

Dalam melakukan praktek kebidanan, seorang bidan berpedoman pada KEPMENKES Nomor 900/ MENKES/ S/ VII/ 2002 tentang Registrasi dan Praktek Bidan. Tugas dan wewenang bidan terurai dalam Bab V Pasal 14 sampai dengan Pasal 20, yang garis besarnya adalah : bidan dalam menjalankan prakteknya berwenang untuk memberikan pelayanan kesehatan yang meliputi pelayanan kebidanan, pelayanan keluarga berencana, dan pelayanan kesehatan masyarakat.. Sebagai pedoman dan tata cara dalam pelaksanaan progesi, sesuai dengan wewenang peraturan kebijaksanaan yang ada, maka bidan harus senantiasa berpegang pada kode etik bidan yang berlandaskan Pancasila dan UUD 1945.

C. RUMUSAN MASALAH

Dalam makalah ini penulis akan membahas tentang masalah etik moral yang mungkin terjadi dalam praktik kebidanan dan upaya penyelesaiannya yaitu :

1. Apa pengertian dari Kode Etik Kebidanan ?2. Masalah etik moral apa yang mungkin terjadi dalam praktik kebidanan ?3. Apa Langkah-Langkah Penyelesaian Masalah, Informed Choice, dan Informed

Concent ?

D. TUJUAN PENULISAN

1. Tujuan Umuma. Untuk memahami tentang masalah yang mungkin terjadi dalam praktik

kebidananb. Untuk mengetahui tentang langkah-langkah penyelesaian masalah

2. Tujuan KhususUntuk menambah nilai sekaligus menyelesaikan tugas yang diberikan oleh dosen mata kuliah Etika Profesi Kebidanan.

Dok. Tugas etika kebidanan stikes kharisma karawang 3

Page 4: KONFLIK ETIKA

BAB IIPEMBAHASAN

A. KODE ETIK KEBIDANAN

1. Definisi bidan

Bidan adalah seorang wanita yang telah mengikuti dan menyelesaikan pendidikan bidan yang telah diakui pemerintah dan lulus ujian sesuai dengan persyaratan yang berlaku, dicatat ( register ), diberi izin secara sah untuk menjaklankan praktek

2. Definisi Kode Etik

Kode etik merupakan suatu ciri profesi yang bersumber dari nilai – nilai internal dan eksternal suatu disiplin ilmu dan merupakan pernyataan komprehensif suatu profesi yang memberikan tuntutan bagi anggota dalam melaksanakan pengabdian profesi

3. Kode Etik Bidan

Kode etik bidan Indonesia pertama kali disusun pada tahun 1986 dan disahkan dalam Kongres Nasional Ikatan Bidan Indonesia X tahun 1988, sedang petunjuk pelaksanaanya disahkan dalam Rapat Kerja Nasional ( Rekernas ) IBI tahun 1991, kemudian disempurnakan dan disahkan pada Kongres Nasional IBI ke XII tahun 1998. Sebagai pedoman sdalam berperilaku, Kode Etik Bidan indonesia mengandung beberapa kekuatan yang yang semuanya tertuang dalam mukadimah dan tujuan dan bab. Secara umum kode etik tersebut berisi 7 bab. Ketujuh bab dapat dibedakan atas tujuh bagian yaitu :

1) Kewajiban bidan terhadap klien dan masyarakat ( 6 butir )2) Kewajiban bidan terhadap tugasnya ( 3 butir )3) Kewajiban Bidan terhadap sejawab dan tenaga kesehatan lainnya ( 2 butir )4) Kewajiban bidan terhadap profesinya ( 3 butir )5) Kewajiban bidan terhadap diri sendiri ( 2 butir )6) Kewajiban bidan terhadap pemerintah, bangsa dan tanah air ( 2 butir )7) Penutup ( 1 butir )

Dok. Tugas etika kebidanan stikes kharisma karawang 4

Page 5: KONFLIK ETIKA

Beberapa kewajiban bidan yang diatur dalam pengabdian profesinya adalah :

a. Kewajiban bidan terhadap klien dan masyarakaT1) Setiap bidan senantiasa menjunjung tinggi, menghayati dan

mengamalkan sumpah jabatannya dalam melaksanakan tugas pengabdiannya.

2) Setiap bidan dalam menjalankan tugas proofesinya menjunjung tinggi harkat dan martabat kemanusiaan yang yang utuh dan memelihara citra bidan

3) setiap bidan dalam menjalankan tugasnya senantiasa berpedoman pada peran tugas dan tanggung jawab sesuai dengan kebutuhan klien, keluarga dan masyarakat

4) setiap bidan dalam menjalankan tugasnya mendahulukan kepentingan klien, menghormati hak klien, dan menghormati nilai – nilai yang berlaku dimasyarakat

5) setiap bidan dalam menjalankan tugasnya senantiasa mendahulukan kepentingan klien, keluarga dan masyarakat dengan indentitas yang sama sesuai dengan kebutuhan berdasarkan kemampuan yang dimilikinya.

6) setiap bidan senantiasa menciptakan suasana yang serasi dalam hubungan pelaksanaan tugasnya, dengan mendorong partisipasi masyarakat untuk meningkatkan derajat kesehatannya secara optimal

b. Kewajiban Terhadap Tugasnya 1) Setiap bidan senantiasa memberikan pelayanan paripurna terhadap klien,

keluarga dan masyarakat sesuai dengan kemampuan profesi yang dimilikinya berdasarkan kebutuhan klien, keluarga dan masyarakat

2) Setiap bidan berhak memberikan pertolongan dan mempunyai kewenangan dalam mengambil keputusan mengadakan konsultasi dan atau rujukan

3) setiap bidan harus menjamin kerahasiaan keterangan yang dapat dan atau dipercayakan kepadanya, kecuali bila diminta oleh pengadilan atau diperlukan sehubungan kepentingan klien

c. kewajiban bidan terhadap sejawat dan tenaga kesehatan lainnya1) Setiap bidan harus menjalin hubungan dengan teman sejawatnya untuk

menciptakan suasana kerja yang serasi2) Setiap bidan dalam melaksanakan tugasnya harus saling menghormati

baik terhadap sejawatnya maupun tenaga kesehatan lainnya.

Dok. Tugas etika kebidanan stikes kharisma karawang 5

Page 6: KONFLIK ETIKA

d. kewajiban bidan terhadap profesinya1) setiap bidan harus menjaga nama baik dan menjunjung tinggi citra

profesinya dengan menampilkan kepribadian yang tinggi dan memberikan pelayanan yang bermutu kepada masyarakat

2) Setiap harus senantiasa mengembangkan diri dan mmeningkatkan kemampuan profesinya sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi

3) Setiap bidan senantiasa berperan serta dalam kegiatan penelitian dan kegiatan sejenisnya yang dapat meniingkatkan mutu dan citra profesinya

e. Kewajiban bidan terhadap diri sendiri1) setiap bidan harus memelihara kesehatannya agar dalam melaksanakan

tugas profesinya dengan baik2) Setiap bidan harus berusaha secara terus – menerus untuk meningkatkan

pengetahuan dan keterampilan sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi

f. Kewajiban bidan terhadap pemerintah nusa, bangsa dan tanah air1) Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya, senantiasa melaksanakan

ketentuan – ketentuan pemerintah dalam bidang kesehatan, khususnya dalam palayanan KIA / KB dan kesehatan keluarga dan masyarakat

2) Setiap bidan melalui profesinya berpartisipasi dan menyumbangkan pemikirannya kepada pemerintahan untuk meningkatakan mutu jangkauan pelayanan kesehatan terutama pelayanan KIA / KB dan kesehatan keluarga.

Dok. Tugas etika kebidanan stikes kharisma karawang 6

Page 7: KONFLIK ETIKA

KONFLIK MORAL, INFORMED CHOICE, &INFORMED CONSENT

Konflik moral menurut Johnson adalh bahwa konflik atau dilema pada dasarnya sama , kenyataannya konflik berada diantara prinsip moral dan tugas yang mana sering menyebabkan dilema.

A. Konflik Moral1. Menurut Taquiri dalam Newstorm dan Davis (1977), konflik merupakan warisan kehidupan sosial yang boleh berlaku dalam berbagai keadaan akibat daripada berbangkitnya keadaan ketidaksetujuan, kontroversi dan pertentangan di antara dua pihak atau lebih pihak secara berterusan.

2. Menurut Gibson, et al (1997: 437), hubungan selain dapat menciptakan kerjasama, hubungan saling tergantung dapat pula melahirkan konflik. Hal ini terjadi jika masing – masing komponen organisasi memiliki kepentingan atau tujuan sendiri – sendiri dan tidak bekerja sama satu sama lain.

3. Menurut Robbin (1996), keberadaan konflik dalam organisasi ditentukan oleh persepsi individu atau kelompok. Jika mereka tidak menyadari adanya konflik di dalam organisasi maka secara umum konflik tersebut dianggap tidak ada. Sebaliknya, jika mereka mempersepsikan bahwa di dalam organisasi telah ada konflik maka konflik tersebut telah menjadi kenyataan.

4. Dipandang sebagai perilaku, konflik merupakan bentuk minteraktif yang terjadi pada tingkatan individual, interpersonal, kelompok atau pada tingkatan organisasi (Muchlas, 1999). Konflik ini terutama pada tingkatan individual yang sangat dekat hubungannya dengan stres.

5. Menurut Minnery (1985), Konflik organisasi merupakan interaksi antara dua atau lebih pihak yang satu sama lain berhubungan dan saling tergantung, namun terpisahkan oleh perbedaan tujuan.

6. Konflik dalam organisasi sering terjadi tidak simetris terjadi hanya satu pihak yang sadar dan memberikan respon terhadap konflik tersebut. Atau, satu pihak mempersepsikan adanya pihak lain yang telah atau akan menyerang secara negatif (Robbins, 1993).

7. Konflik merupakan ekspresi pertikaian antara individu dengan individu lain, kelompok dengan kelompok lain karena beberapa alasan. Dalam pandangan ini, pertikaian menunjukkan adanya perbedaan antara dua atau lebih individu yang diekspresikan, diingat, dan dialami (Pace & Faules, 1994:249).

8. Konflik dapat dirasakan, diketahui, diekspresikan melalui perilaku-perilaku komunikasi (Folger & Poole: 1984).

Dok. Tugas etika kebidanan stikes kharisma karawang 7

Page 8: KONFLIK ETIKA

9. Konflik senantisa berpusat pada beberapa penyebab utama, yakni tujuan yang ingin dicapai, alokasi sumber – sumber yang dibagikan, keputusan yang diambil, maupun perilaku setiap pihak yang terlibat (Myers,1982:234-237; Kreps, 1986:185; Stewart, 1993:341).

10. Interaksi yang disebut komunikasi antara individu yang satu dengan yang lainnya, tak dapat disangkal akan menimbulkan konflik dalam level yang berbeda – beda (Devito, 1995:381).

B. Ada 2 tipe konflik:

1. Konflik yang berhubungan dengan prinsip.2. Konflik yang berhubungan dengan otonomi.Dua tipe konflik ini merupakan dua bagian yang tidak dapat dipisahkan.

C. Penyebab Konflik1. Perbedaan individu, yang meliputi perbedaan pendirian dan perasaan2. Perbedaan latar belakang kebudayaan sehingga membentuk pribadi-

pribadi yang berbeda3. Perbedaan kepentingan antara individu atau kelompok4. Perubahan-perubahan nilai yang cepat dan mendadak dalam masyarakat

Contoh kasus mengenai konflik moral:

“Ada seorang bidan yang berpraktik mandiri dirumah.Ada seorang pasien inpartu datang ke tempat praktinya.Status obstetri pasien adalah G1 P0 AB0. Hasil pemerisaan penapisan awal menunjukkan presentasi bokong dengan taksiran berat janin 3900 gram, dengan kesejahtraan janin dan ibu baik. Maka bidan tersebut menganjurkan dan memberi konseling pada pasien mengenai kasusnya dan untuk dilakukan tindakan rujukan. Namun pasien dan keluarganya menolak dirujuk dan bersikuku untuk tetap melahirkan di bidan tersebut karena pertimbangan biaya dan kesulitan lainya. Melihat kasus ini maka maka bidan diharapkan pada konflik moral yang bertentangan dangan prinsip moral dan otonomi maupun kewenangan dalam pelayanan kebidanan. Bahwa sesuai Kepmenkes Republik Indonesia 900/Menkes/SK/VII/2002 tentang registrasi dan praktik bidan, bidan tidak berwenang memberikan pertolongan persalinan pada primigravida dengan presentasi bokong disisi lain ada prinsip nilai moral dan mananusiaan yang dihadapi pasien, yiatu ketidak mampuan secara sosial ekonomi dan kesulitan yang lain, maka bagai mana seorang bidan mengambil keputusan yang terbaik terhadap konflik moral yang dihadapidalam pelayanan kebidanan”.

Dok. Tugas etika kebidanan stikes kharisma karawang 8

Page 9: KONFLIK ETIKA

D. PEMBAGIAN DILEMA / KONFLIK ETIK

Pembagian konflik etik meliputi empat hal :

a. Informed Concent

Pesetujuan yang diberikan pasien atau walinya yang berhak terhadap bidan, untuk melakukan suatu tindakan kebidanan kepada pasien setelah memperoleh informasi lengkap dan dipahami mengenai tindakan yang akan dilakukan

b. Negosiasi

Proses yang di dalamnya dua pihak atau lebih bertukar barang/jasa dan berupaya menyepakati tingkat kerjasama tsb.

Negosiasi terjadi ketika suatu keadaan memenuhi syarat-syarat berikut ini:

§  Pertama, melibatkan dua pihak atau lebih. Kedua, terdapat suatu konflik kepentingan antara pihak-pihak tersebut.

§  Keduanya menginginkan sesuatu yang menguntungkan untuk dirinya masing-masing. Price vs profit, keuntungan bagi satu pihak merupakan harga yang harus dibayar oleh pihak lain.

§  Ketiga, pihak-pihak yang terlibat sama-sama berusaha untuk mencapai kesepakatan, bukannya berkonflik. Kesepakatan dapat dicapai melalui kompromi antara memberi dan menerima sesuatu antar pihak tersebut

c. PersuasiPersuasi bisa diartikan sebagai usaha untuk mengubah sikap dan

kepercayaan melalui informasi dan argument. Ketika target menerima pesan (message) yang berbeda dari pendiriaanya, maka munculah respon yang bermacam-macam :

§  reject the message (menolak pesan atau informasi)§  derogate the source (mencela the source)§  suspend judgment (mencari informasi tambahan untuk menentukan

keputusan, menolak atau menerima)§  distort the message (tidak menanggapi informasi dan menyimpannya dalam

“skema” yang mungkin suatu saat akan mengubah sikapnya)§  attempt counterpersuasion (melancarkan argumentasi balik)

d. Komite etik

Dok. Tugas etika kebidanan stikes kharisma karawang 9

Page 10: KONFLIK ETIKA

Menurut Culver and Gert ada 4 komponen yang harus dipahami pada suatu consent atau persetujuan :1. Sukarela (Voluntariness)

Sukarela mengandung makna pilihan yang dibuat atas dasar sukarela tanpa ada unsur paksaan didasari informasi dan kompetensi

2. Informasi (Information)

Jika pasien tidak tahu sulit untuk dapat mendeskripsikan keputusan. Dalam berbagai kode etik pelayanan kesehatan bahwa informasi yang lengkap dibutuhkan agar mampu keputusan yang tepat.

Kurangnya informasi atau diskusi tentang risiko, efek samping akan membuat klien sulit mengambil keputusan

3. Kompetensi (Competence)

Dalam konteks consent kompetensi bermakna suatu pemahaman bahwa seseorang membutuhkan sesuatu hal untuk mampu membuat keputusan yang tepat bahkan ada rasa cemas dan bingung

4. Keputusan (decision)

Pengambilan keputusan merupakan suatu proses, dimana merupakan persetujuan tanpa refleksi. Pembuatan keputusan merupakan tahap terakhir proses pemberian persetujuan.Keputusan penolakan pasien terhadap suatu tindakan harus di validasi lagi apakah karena pasien kurang kompetensi.

Dok. Tugas etika kebidanan stikes kharisma karawang 10

Page 11: KONFLIK ETIKA

E. MENGHADAPI MASALAH ETIK MORAL DAN DILEMA DALAM PRAKTEK KEBIDANAN

Menurut Daryl Koehn (1994) bidan dikataka profesional bila dapat menerapkan etika dalam menjalankan praktik.

Bidan ada dalam posisi baik yaitu memfasilitasi pilihan klien dan membutuhkan peningkatan pengetahuan tentang etika untuk menetapkan dalam strategi praktik kebidanan

1. Informed Choice

Informed choice adalah membuat pilihan setelah mendapatkan penjelasan tentan alternatif asuhan yang akan dialaminya.

Menurut kode etik kebidanan internasionl (1993) bidan harus menghormati hak informed choice ibu dan meningkatkan penerimaan ibu tentang pilihan dalam asuhan dan tanggungjawabnya terhadap hasil dari pilihannya

Definisi informasi dalam konteks ini meliputi : informasi yang sudah lengkap diberikan dan dipahami ibu, tentang pemahaman resiko, manfaat, keuntungan dan kemungkinan hasil dari tiap pilihannya.

Pilihan (choice) berbeda dengan persetujuan (consent) :

a. Persetujuan atau consent penting dari sudut pandang bidan karena berkaitan dengan aspek hukum yang memberikan otoritas untuk semua prosedur yang akan dilakukan bidan

b. Pilihan atau choice penting dari sudut pandang klien sebagai penerima jasa asuhan kebidanan, yang memberikan gambaran pemahaman masalah yang sesungguhnya dan menerapkan aspek otonomi pribadi menentukan “ pilihannya” sendiri.

Bagaimana Pilihan Dapat Diperluas dan Menghindari Konflik

§  Memberi informai yang lengkap pada ibu, informasi yang jujur, tidak bias dan dapat dipahami oleh ibu, menggunakan alternatif media ataupun yang lain, sebaiknya tatap muka.

§  Bidan dan tenaga kesehatan lain perlu belajar untuk membantu ibu menggunakan haknya dan menerima tanggungjawab keputusan yang diambil.

§  Hal ini dapat diterima secara etika dan menjamin bahwa tenaga kesehatan sudah memberikan asuhan yang terbaik dan memastikan ibu sudah diberikan informsi yang lengkap tentang dampak dari keputusan mereka

Dok. Tugas etika kebidanan stikes kharisma karawang 11

Page 12: KONFLIK ETIKA

§  Untuk pemegang kebijakan pelayanan kesehatan perlu merencanakan, mengembangkan sumber daya, memonitor perkembangan protokol dan petunjuk teknis baik di tingkat daerah, propinsi untuk semua kelompok tenaga pemberi pelayanan bagi ibu.

§  Menjaga fokus asuhan pada ibu dan evidence based, diharapkan konflik dapat ditekan serendah mungkin

§  Tidak perlu takut akan konflik tetapi mengganggapnya sebagai sutu kesempatan untuk saling memberi dan mungkin suatu penilaian ulang yang obyektif bermitra dengan wanita dari sistem asuhan dan tekanan positif pada perubahan.

Dok. Tugas etika kebidanan stikes kharisma karawang 12

Page 13: KONFLIK ETIKA

2. Informed Consent

Pesetujuan yang diberikan pasien atau walinya yang berhak terhadap bidan, untuk melakukan suatu tindakan kebidanan kepada pasien setelah memperoleh informasi lengkap dan dipahami mengenai tindakan yang akan dilakukan. Informed consent merupakan suatu proses. Secara hukum informed consent berlaku sejak tahun 1981 PP No.8 tahun 1981.

Informed consent bukan hanya suatu formulir atau selembar kertas, tetapi bukti jaminan informed consent telah terjadi. Merupakan dialog antara bidan dan pasien di dasari keterbukaan akal pikiran, dengan bentuk birokratisasi penandatanganan formulir. Informed consent berarti pernyataan kesediaan atau pernyataan setelah mendapat informasi secukupnya sehingga setelah mendapat informasi sehingga yang diberi informasi sudah cukup mengerti akan segala akibat dari tindakan yang akan dilakukan terhadapnya sebelum ia mengambil keputusan. Berperan dalam mencegah konflik etik tetapi tidak mengatasi masalah etik, tuntutan, pada intinya adalah bidan harus berbuat yang terbaik bagi pasien atau klien.

a. Dimensi informed consent1) Dimensi hukum, merupakan perlindungan terhadap bidan yang

berperilaku memaksakan kehendak, memuat :

- Keterbukaan informasi antara bidan dengan pasien

- Informasi yang diberikan harus dimengerti pasien

- Memberi kesempatan pasien untuk memperoleh yang terbaik

2) Dimensi Etik, mengandung nilai – nilai :

- Menghargai otonomi pasien

- Tidak melakukan intervensi melainkan membantu pasien bila diminta atau dibutuhkan

- Bidan menggali keinginan pasien baik secara subyektif atau hasil pemikiran rasional

Dok. Tugas etika kebidanan stikes kharisma karawang 13

Page 14: KONFLIK ETIKA

PASIEN BIDAN

INFORMASI

CHOICE/PILIHAN

KEPUTUSAN

CONSENT (PERSETUJUAN) REFUSAL (MENOLAK)

MENANDATANGANI FORM PERSETUJUAN

MENANDATANGANI FORM PENOLAKAN

Dok. Tugas etika kebidanan stikes kharisma karawang 14

Page 15: KONFLIK ETIKA

CONTOH INFORMED CONSENT DALAMTINDAKAN PERSALINAN

Bidan Praktik Swasta .........................Alamat ................................................Telp .....................Fax .........................Kode Pos ............................................

PERSETUJUAN TINDAKAN PERTOLONGANPERSALINAN

Nomor: ..............

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:Nama : ........................................................Tempat/Tanggal Lahir : ........................................................Alamat : ........................................................Kartu Identitas : ........................................................Pekerjaan : ........................................................

Selaku individu yang meminta bantuan pada fasilitas kesehatan ini, bersama ini saya menyatakan kesediaanya untuk dilakukan tindakan dan prosedur pertolongan persalinan pada diri saya.

Apabila dalam keadaan dimana saya tidak mampu untuk memperoleh penjelasan dan memberi persetujuan maka saya menyerahkan mandat kepada suami atau wali saya, yaitu:Nama : ........................................................Tempat/Tanggal Lahir : ........................................................Alamat : ........................................................Kartu Identitas : ........................................................Pekerjaan : ........................................................

Demikian surat persetujuan ini saya buat tanpa paksaaan dari pihak manapun dan agar dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.

........................, ....................... Yang memberi

Bidan, Persetujuan pasien

(...............................) (.............................................)

Dok. Tugas etika kebidanan stikes kharisma karawang 15

Page 16: KONFLIK ETIKA

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Materi ini sangat penting bagi mahasiswa bidan untuk mengetahui tentang apa saja masalah yang mungkin terjadi dan langkah penyelesaiannya dalam praktik kebidanan sehingga seorang bidan mampu menyelesaiakan apabila menemui kasus yang sama di lapangan dalam hal ini dalam praktik kebidanan.

B. SARAN

Dalam Makalah ini dijelaskan tentang “Masalah-masalah yang mungkin terjadi dalam praktik kebidanan dan langkah-langkh penyelesaian” berharap agar mahasiswi dapat mengetahui masalah-masalah yang akan terjadi dalam praktik klinik dan langkah-langkah penyelesaiannya sesuai dengan pembahasan yang ada dalam makalah ini

Dok. Tugas etika kebidanan stikes kharisma karawang 16