Manajemen Keuangan - Penganggaran Modal

12
MANAJEMEN KEUANGAN Disusun Oleh: Vincentius Setiadi G 13.60.0001 Stifen Deva Yoga 13.60.0012 Tjan, Veronika Yulyana 13.60.0013 Andika Supra Nathaniel 13.60.0027 Jonathan Ivan 13.60.0130 Christopher Ronald A 13.60.0081 Kevin Epafras 13.60.0078 FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS PROGDI AKUNTANSI UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA SEMARANG 2014

description

MK_Kelas_04 Tugas Ke-5 Nama Tim Stifen Deva Yoga NIM 13.60.0012Unika Soegijapranata

Transcript of Manajemen Keuangan - Penganggaran Modal

Page 1: Manajemen Keuangan - Penganggaran Modal

MANAJEMEN KEUANGAN

Disusun Oleh:

Vincentius Setiadi G 13.60.0001

Stifen Deva Yoga 13.60.0012

Tjan, Veronika Yulyana 13.60.0013

Andika Supra Nathaniel 13.60.0027

Jonathan Ivan 13.60.0130

Christopher Ronald A 13.60.0081

Kevin Epafras 13.60.0078

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS PROGDI AKUNTANSI

UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA

SEMARANG

2014

Page 2: Manajemen Keuangan - Penganggaran Modal

Dasar-Dasar Penganggaran Modal

Perusahaan membuat aktiva tetap dengan harapan memperoleh kembali dana nya menjadi

aktiva lancar. Perbedaan yang terjadi pada jangka waktu nya.

Keseluruhan proses pengambilan keputusan mengenai dana di mana jangka waktu

kembalinya dana melebihi waktu satu tahun biasanya disebut penganggaran modal. Contoh

penganggaran modal adalah pengeluaran dana untuk aktiva tetap yang contoh nya tanah,

bangunan, mesin-mesin dan peralatan. Penganggaran modal menjelaskan tentang

perencanaan jangka panjang untuk merencanakan dan mendanai proyek besar jangka

panjang.

Di dalam sebuah negara atau pemerintahan, penganggaran modal memiliki implikasi dua hal

yaitu yang biasanya sebagai instrumen kebijakan fiskal dan untuk meningkatkan kekayaan

bersih dari pemerintah. Keputusan penganggaran modal memiliki efek untuk jangka panjang

terhadap keuangan di dalam perusahaan. Keputusan penganggaran modal yang berhasil,

akan mendorong mengalirnya pemasukan (cash flow) perusahaan untuk jangka panjang.

Aliran Kas (Cash Flow)

Cara penilaian unsur investasi di dasarkan pada aliran kas (cashflow). Untuk menghasilkan

keuntungan tambahan, harus memiliki kas untuk ditanam kembali, di mana keuntungan yang

dilaporkan oleh neraca belum tentu berbentuk kas setiap usul pengeluaran modal.

Terdapat dua jenis cash flow yaitu:

1. Aliran kas keluar netto yang diperlukan untuk investasi baru.

2. Aliran kas masuk netto yaitu hasil dari investasi tersebut.

Penyusutan (Depresiasi)

Depresiasi adalah penghitungan akuntansi untuk memotong harga sebenarnya dari peralatan

untuk jangka waktu tertentu sepanjang umur dari hidup peralatan. Ketika biaya memotong

income sebelum pajak. Depresiasi dapat meningkatkan cash flow dari perusahaan.

Page 3: Manajemen Keuangan - Penganggaran Modal

Ada empat metode penilaian usul-usul investasi yaitu:

1. PAYBACK PERIOD

Payback period adalah periode yang diperlukan untuk dapat menutup kembali pengeluaran

investasi yang menggunakan aliran cash netto.

Rumus yang dapat digunakan adalah sebagai berikut.

Payback Period = Outlay x 1 tahun / Proceed

Keterangan :

Outlay = Jumlah uang yang dikeluarkan atau investasi

Proceed = Jumlah uang yang ditenima

2. NET PRESENT VALUE

Net Present Value adalah selisih Present Value dari keseluruhan Proceed dengan Present

Value dari keseluruhan investasi.

• Bila present value proceed lebih besar atau sama dengan present value investasi maka

usul investasi diterima.

• Bila present value proceed lebih kecil present value investasi maka usul investasi

ditolak.

Rumus yang dapat digunakan adalah:

NPV =

n

i ni

CF

)1( - Io

Keterangan

CF = Cash f low = Proceeds = jumlah uang yang diterima

i = Tingkat Bunga

n = Periode Waktu

lo = Nilai lnvestasi awal (tahun 0)

Page 4: Manajemen Keuangan - Penganggaran Modal

3. PROFITABILITY INDEX (PI)

Merupakan metode perhitungan kelayakan investasi yang membagi antara Present Value dari

Proceeds dengan Present Value dari Outlays. Bila hasilnya lebih besar dari 1 maka investasi

diterima. Bila hasilnya kurang dari 1, maka investasi ditolak.

Rumus yang digunakan adalah:

Profitability Index = PV Proceeds / PV Outlays

Di mana:

PV = Present Value

Outlay = Jumlah uang yang dikeluarkan atau investasi

Proceeds = Jumlah uang yang diterima

4. INTERNAL RATE OF RETURN (IRR)

Internal Rate of Return adalah tingkat bunga yang akan menjadikan jumlah nilai sekarang

dari proceeds sama dengan nilai sekarang dari outlay.

Rumus yang dapat digunakan dalam IRR adalah:

P2 – P1

IRR = P1 – C1 x

C2 – C1

Keterangan:

P1 = nilai persentasi (i) yang menghasilkan NPV positif

P2 = nilai persentasi (i) yang menghasilkan NPV negatif

C1 = NPV positif

C2 = NPV negative

Page 5: Manajemen Keuangan - Penganggaran Modal

Struktur Modal dan Leverage

Struktur Modal yang Ditargetkan (Target Capital Structure)

Bauran dari utamg,saham biasa, dan saham preferen yang direncanakan oleh perusahaan

untuk menambah modal.

Kebijakan struktur modal melibatkan perimbangan (trade off) antara resiko dan tingkat

pengembalian yaitu:

1. Menggunakan lebih banyak utang berarti memperbesar risiko yang ditanggung

pemegang saham

2. Menggunakan lebih banyak utang juga memperbesar tingkat pengembalian yang

diharapkan

Resiko yang tinggi cenderung menurunkan harga saham, tetapi meningkatnya tingkat

pengembalian yang diharapkan akan menaikkan harga saham tersebut. Sehingga struktur

modal yang seimbang itu harus berada pada keseimbangan antar resiko dan pengembalian

yang memaksimalkan harga saham.

Empat faktor yang mempengaruhi keputusan struktur modal:

1. Resiko bisnis: tingkat resiko yang terkandung dalam operasi perusahaan apabila ia

tidak menggunakan utang.

2. Posisi pajak perusahaan: alasan utama menggunakan utang adalah karena biaya bunga

dapat dikurangi dalam perhitungan pajak, sehingga menurunkan biaya utang yang

seesungguhnya.

3. Fleksibilitas keuangan: kemampuan untuk menambah modal dengan persyaratan yang

wajar dalam keadaan yang memburuk.

4. Konservatisme atau agresivitas manajemen: sebagian manajer lebih agresif dari yang

lain ,sehingga sebagian perusahaan lebih cenderung menggunakan utang untuk

meningkatkan laba. Faktor ini tidak mempengaruhi struktur modal yang optimal atau

yang memaksimalkan nilai, tapi mempengaruhi struktur modal yang ditargetkan.

Page 6: Manajemen Keuangan - Penganggaran Modal

Resiko Bisnis dan Keuangan

Resiko bisnis adalah tingkat resiko dari aktiva perusahaan jika tidak menggunakan utang.

Resiko bisnis yang didefinisikan sebagai ketidakpastian yang melekat dalam proyeksi tingkat

pengembalian aktiva masa depan, merupakan satu-satunya determinan yang terpenting dari

struktur modal perusahaan.

Resiko bisnis bergantung pada sejumlah faktor, antara lain:

1. Variabilitas permintaan

2. Variabilitas harga jual

3. Variabilitas harga masukan

4. Kemampuan untuk menyesuaikan harga keluaran terhadap perubahan harga masukan

5. Sejauh mana biaya-biaya bersifat tetap

Resiko bisnis sebagian tergantung pada sejauh mana biaya suatu perusahaan bersifat tetap,

karena jika biaya tetap tinggi, penurunan sedikit saja dalam penjualan dapat mempengaruhi

pendapatan laba operasi. Jika suatu perusahaan sebagian besar dari total biaya perusahaan

adalah biaya tetap maka dapat dikatakan bahwa perusahaan itu memiliki leverage operasi

yang tinggi.

Kita dapat mengembangkan suatu rumus untuk mencari kuantitas impas dengan mengetahui

bahwa titik impas terjadi ketika laba operasi sama dengan 0, yang menyiratkan bahwa

pendapatan adalah sama dengan biaya:

Penjualan = Biaya

PQ = VQ + F

PQ – VQ – F = 0

P = Harga jual rata-rata

Q = Unit keluaran

V = Biaya variabel per unit

F = Biaya operasi tetap

Page 7: Manajemen Keuangan - Penganggaran Modal

Resiko keuangan adalah resiko tambahan bagi pemegang saham biasa akibat keputusan

penggunaan utang sebagai akibat dari penggunaan leverage keuangan.

Leverage keuangan adalah suatu ukuran yang menunjukkan sampai sejauh mana sekuritas

berpenghasilan tetap (utang dan saham preferen) digunakan dalam struktur modal

perusahaan.

Menentukan Struktur Modal yang Optimal

Dengan Analisis EBIT/EPS, karena perubahan dalam penggunaan utang akan mengakibatkan

perubahan laba per saham (EPS=Earnings per share), karena itu juga akan mengakibatkan

perubahan harga saham.Semakin tinggi persentase utang, semakin tinggi resiko utang

tersebut, sehingga semakin tinggi suku bunga yang akan dibebankan oleh pemberi pinjaman.

Pengaruh Struktur Modal Terhadap Harga Saham dan Biaya Modal

Modal merupakan unsur yang sangat penting untuk perusahaan.Salah satu masalah dalam

permodalan adalah bagaimana menetapkan struktur modal yang optimal, karena struktur

modal merupakan perimbangan antara modal asing dengan modal sendiri. Efektivitas dari

struktur modal akan menentukan efisiensi atau tidaknya penggunaan dana yang dapat dilihat

dari EPS yang telah dicapai perusahaan.

Analisis Likuiditas dan Arus Kas

Ada sejumlah kesulitan praktis sehubungan dengan jenis analisi yang telah diuraikan, yaitu:

1. Pada dasarnya tidak mungkin menentukan secara pasti bagaimana rasio P/E

(harga/laba) atau tingkat kapitalisasi ekuitas dipengaruhi oleh tingkat leverage

keuangan yang berbeda-beda.

2. Para manajer suatu perusahaan mungkin lebih atau kurang konservatif daripada

pemegang saham rata-rata, sehingga mungkin saja manajemen menetapkan target

struktur modal yang berbeda-beda dari yang memaksimum harga saham.

3. Manajer perusahaan besar, khususnya yang memberikan pelayanan vital seperti listrik

atau telepon bertanggung jawab untuk menyediakan pelayanan yang berkelanjutan,

maka dari itu mereka harus menghindari penggunaan leverage yang membahayakan

kelangsungan jangka panjang perusahaan.

Page 8: Manajemen Keuangan - Penganggaran Modal

Karena semua hal itu, para manajer memperhatikan secara serius pengaruh leverage

keuangan terhadap resiko kebangkrutan, sehingga analisis atas faktor ini merupakan masukan

penting dalam semua keputusan yang menyangkut struktur modal. Dengan demikian

manajemen memberikan bobot yang tinggi kepada indikator kekuatan keuangan perusahaan

seperti rasio Kemampuan membayar Bunga (time interest-earned [TIE] Ratio). Makin rendah

rasio ini maka makin tinggi probabilitas suatu perusahaan tidak dapat membayar utang dan

jatuh bangkrut.

Teori Struktur Modal

Teori mengenai struktur modal modern bermula pada tahun 1958 ketika Professor Franco

Modigliani dan Professor Merton Miller mempublikasikan apa yang disebut sebagai artikel

keuangan yang paling berpengaruh yang pernah ditulis. Berdasar asumsi yang sangat

membatasi, Merton Miller membuktikan bahwa nilai suatu perusahaan tidak dipengaruhi oleh

struktur modalnya. Tetapi studi Merton Miller didasarkan pada sejumlah asumsi yang tidak

realistis yaitu:

1. Tidak ada biaya broker

2. Tidak ada pajak

3. Tidak ada biaya kebangkrutan

4. Para investor dapat meminjam dengan tingkat suku bunga yang sama dengan

perseroan

5. Semua investor mempunyai informasi yang sama seperti manajemen mengenai

peluang investasi perusahaan di masa mendatang

6. EBIT tidak dipengaruhi oleh penggunaan asing

Riset dalam bidang ini sangat luas, tetapi secara garis besar sebagai berikut:

Efek Pajak

Merton Miller menerbitkan makalah lanjutan pada tahun 1963 yang melemahkan asumsi

tidak ada pajak perseroan. Peraturan perpajakan memperbolehkan pengurangan pembayaran

bunga sebagai beban,tetapi pembayaran deviden kepada pemegang saham tidak dapat

dikurangkan. Perlakuan yang berbeda ini mendorong perusahaan menggunakan utang dalam

struktur modalnya. Sebenarnya Merton Miller memperlihatkan bahwa jika semua asumsi

yang lain berlaku, perbedaan perlakuan ini menyebabkan suatu situasi yang memerlukan

Page 9: Manajemen Keuangan - Penganggaran Modal

pembelanjaan dengan 100% utang. Kesimpulan ini diubah beberapa tahun kemudian oleh

Merton Miller (tanpa Modigliani) ketika ia membahas efek dari pajak perorangan.

Kesimpulan yang dapat diambil dari apa yang dikemukakan Merton Miller adalah:

1. Dapat dikurangkannya bunga untuk tujuan pajak menguntungkan penggunaan

pembiayaan dengan utang.

2. Perlakuan pajak yang lebih menguntungkan atas penghasilan dari saham menurunkan

tingkat pengembalian yang diisyaratkan pada saham dan dengan demikian

menguntungkan penggunaan pembelanjaan dengan ekuitas.

Efek Biaya Kebangkrutan

Masalah yang terkait biaya kebangkrutan cenderung muncul apabila suatu perusahaan

menyertakan lebih banyak utang dalam struktur modalnya. Karena itu biaya kebangkrutan

menghalangi perusahaan menggunakan utang yang berlebihan. Biaya yang terkait

kebangkrutan punya 2 komponen yaitu:

1. Probabilitas terjadinya

2. Biaya-biaya yang akan timbul bila kesulitan keuangan telah muncul.

Perusahaan yang labanya labil punya peluang kebangkrutan yang lebih besar dari perusahaan

yang labanya stabil sehingga harus menggunakan lebih sedikit utang.

Teori Trade Off

Adalah teori di mana perusahaan menyeimbangkan manfaat dari pendanaan dengan utang,

suku bunga dan biaya kebangkrutan yang lebih tinggi.

Teori Pengisyaratan

Merton Miller mengasumsikan bahwa investor punya informasi yang sama seperti yang

dimiliki manajer suatu perusahaan, ini disebut kesamaan informasi (symmetric information).

Tetapi pada kenyataannya manajer mempunyai informasi yang lebih baik tentang perusahaan

dibandingkan investor, ini dinamakan ketidaksamaan informasi (asymmetric information). Ini

sangat berpangaruh terhadap keputusan struktur modal yang optimal.

Page 10: Manajemen Keuangan - Penganggaran Modal

Masalah Pembiayaan Dengan Utang untuk Membatasi Manajer

Masalah keagenan dapat muncul jika manager dan pemegang saham memiliki perbedaan

tujuan. Konflik tersebut mungkin saja terjadi jika manager perusahaan mempunyai terlalu

banyak uang kas yang dapat digunakannya untuk fasilitas pribadi.

Salah satu cara untuk menanggulanginya adalah dengan mengalirkan sebagian arus kas

kembali ke pemegang saham melalui deviden yang lebih tinggi atau pembelian kembali

saham. Alternatif lainnya dengan menggeser struktur modal kearah lebih banyak

menggunakan utang dengan harapan persyartan pelunasan utang yang lebih tinggi memaksa

manager untuk lebih disiplin agar manager tersebut tidak kehilangan pekerjaannya.

Faktor-Faktor yang Berpengaruh dalam Pengambilan Keputusan Struktur Modal

1. Stabilitas penjualan: perusahaan dengan penjualan yang stabil dapat lebih aman

memperoleh lebih banyak pinjaman dan menanggung beban tetap yang lebih tinggi

daripada perusahaan yang tidak stabil penjualannya.

2. Struktur aktiva: perusahaan yang aktivanya sesuai untuk dijadikan jaminan kredit

cenderung lebih banyak menggunakan utang.

3. Leverage operasi: perusahaan yang leverage operasinya lebih kecil cenderung lebih

mampu untuk memperbesar leverage keuangan karena ia akan mempunyai resiko

bisnis yang lebih kecil.

4. Tingkat pertumbuhan: perusahaan yang tumbuh dengan pesat harus lebih banyak

mengandalkan modal eksternal.Namun pada saat yang sama perusahaan yang tumbuh

pesat sering menghadapi ketidakpastian yang lebih besar,yang cenderung mengurangi

keinginannya untuk menggunakan utang.

5. Profitabilitas: perusahaan dengan tingkat pengembalian yang tinggi atas investasi

menggunakan utang yang relative kecil.

6. Pajak: bunga merupakan beban yang dapat dikurangkan untuk tujuan perpajakan,dan

pengurangan tersebut sangat bernilai bagi perusahaan yang terkena tarif pajak yang

tinggi. Karena makin tinggi tariff pajak perusahaan , makin besar manfaat

penggunaan utang.

7. Pengendalian: pertimbangan pengendalian tidak selalu menghendaki penggunaan

utang atau ekuitas karena jenis modal yang memberi perlindungan terbaik bagi

manajemen bervariasi dari satu situasi ke situasi lain. Jika posisi manajemen sangat

rawan, situasi pengendalian perusahaan akan dipertimbangkan.

Page 11: Manajemen Keuangan - Penganggaran Modal

8. Sikap manajemen: sejumlah manajemen cenderung lebih konservatif daripada

manajemen lainnya,sehingga menggunakan jumlah utang yang lebih kecil daripada

rata-rata perusahaan dalam industri yang bersangkutan,sementara manajemen lain

cenderung lebih menggunakan banyak utang dalam usaha mengejar laba yang lebih

tinggi.

9. Sikap pemberi pinjaman dan lembaga penilai peringkat: Tanpa memperhatikan

analisis para manajer atas faktor leverage yang tepat bagi perusahaan mereka , sikap

para pemberi pinjaman dan perusahaan penilai peringkat seringkali mempengaruhi

keputusanm struktur keuangan.

10. Kondisi pasar: Kondisi pasar saham dan obligasi mengalami perubahan jangka

panjang dan pendek yang berpengaruh pada struktur modal perusahaan yang optimal.

11. Kondisi internal perusahaan

12. Fleksibilitas keuangan

Berbagai Variasi dalam Struktur Modal

Ada berbagai variasi dalam penggunaan leverage keuangan antar industri dan antar

perusahaan dalam suatu industri. Di antaranya kita harus memperhatikan rasio TIE/Time

interest earned (rasio kemampuan membayar utang) karena rasio ini memberikan indikasi

mengenai seberapa aman utang tersebut dan bagaimana perusahaan rentannya terhadap

kesulitan keuangan.

Rasio TIE bergantung pada 3 faktor:

1. Persentase utang

2. Tingkat suku bunga atas utang

3. Profitabilitas perusahaan

Industri dengan tingkat leverage yang sangat kecil mempunyai rasio kemampuan membayar

bunga yang paling tinggi, sementara perusahaan umum yang banyak dibiayai dengan utang,

mempunyai rasio kemampuan membayar bunga relatif lebih rendah.

Page 12: Manajemen Keuangan - Penganggaran Modal

REFERENSI

Brigham, Eugene F. & Joel F. Houston. 2011. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan,

Edisi 11, Buku 1. Jakarta: Salemba Empat.