Manajemen

21
TUGAS VIII MANAJEMEN BK DI SEKOLAH tentang PROGRAM BK DI SMP DAN IMPLIKASI PENGEMBANGANNYA Dosen Pembina : Prof. Dr. NEVIYARNI. S, M.Pd., Kons Dr. RISKA AHMAD, M.Pd., Kons Oleh: YASRIZAL 14151023 JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING 1

description

manajemen BK di SLTP

Transcript of Manajemen

Page 1: Manajemen

TUGAS VIII

MANAJEMEN BK DI SEKOLAH

tentang

PROGRAM BK DI SMP DAN IMPLIKASI PENGEMBANGANNYA

Dosen Pembina :

Prof. Dr. NEVIYARNI. S, M.Pd., Kons

Dr. RISKA AHMAD, M.Pd., Kons

Oleh:

YASRIZAL

14151023

JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING

PROGRAM PASCASARJANA FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2015

1

Page 2: Manajemen

PROGRAM BK DI SMP DAN IMPLIKASI PENGEMBANGANYA

A. KONSEP PROGRAM

Dalam melaksanakan program bimbingan di sekolah terdapat berbagai komponen.

Komponen komponen yang dimaksud disini ialah saluran-saluran untuk melayani

para siswa, tenaga-tenaga bimbingan atau kependidikan lainnya, serta orang tua

siswa. Program BK di SMP merupakan keseluruhan kegiatan pelayanan BK yang

dilaksanakan oleh guru pembimbing di SMP yang dilakukan pada periode tertentu.

Program BK di SMP dapat juga diartikan sebagai satuan besar atau kecil rencana

kegiatan layanan dan kegiatan pendukung yang akan dilaksanakan pada periode

tertentu oleh guru pembimbing.

Pengurus Besar IPBI (2001:2) mendefinisikan program bimbingan dan konseling

sebagai satuan rencana keseluruhan kegiatan bimbingan dan konseling yang akan

dilaksanakan pada periode waktu tertentu, seperti periode bulanan, semester, tahunan.

B. KETENTUAN

Dalam pelaksanan pelayanan program bimbingan dan konseling di SMP diatur oleh:

1. Dasar Standarisasi Profesi Konseling yang dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal

Pendidikan Tinggi Tahun 2004 untuk memberi arah pengembangan profesi

konseling di sekolah dan di luar sekolah.

2. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

a. Pasal 1 butir 6 yang mengemukakan bahwa konselor adalah pendidik

b. Pasal 3 bahwa pendidikan nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi

peserta didik

c. Pasal 4 ayat 4 bahwa pendidikan diselenggarakan dengan memberi

keteladanan, membangun kemauan, dan mengembangkan kreativitas peserta

didik dalam proses pembelajaran

d. Pasal 12 Ayat 1b yang menyatakan bahwa setiap peserta didik pada setiap

satuan pendidikan berhak mendapatkan pelayanan pendidikan sesuai dengan

bakat, minat, dan kemampuannya.

3. Permendiknas No. 23 Tahun 2006 tentang SKL yang harus dicapai peserta didik

melalui proses pembelajaran bidang studi, maka kompetensi peserta didik yang

harus dikembangkan melalui pelayanan Bimbingan Konseling adalah kompetensi

kemandirian

2

Page 3: Manajemen

4. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional

Pendidikan, Pasal 5 s.d Pasal 18 tentang standar isi untuk satuan pendidikan dasar

dan menengah.

kompetensi peserta didik yang harus dikembangkan melalui pelayanan

bimbingan dan konseling adalah kompetensi kemandirian untuk mewujudkan diri

(self actualization) dan pengembangan kapasitasnya (capacity development) yag dapat

mendukung pencapaian kompetensi lulusan. Sebaliknya, kesuksesan peserta didik

dalam mencapai SKL akan secara signifikan menunjang terwujudnya pengembangan

kemandirian.

C. JENIS-JENIS PROGRAM

Pelaksanan proses bimbingan dan konseling harus terencana dengan baik, agar

perencanaan bimbingan dan konseling terencana dengan baik maka guru BK membuat

program seperti:

1) Program Tahunan, yaitu program pelayanan Bimbingan dan Konseling meliputi

seluruh kegiatan selama satu tahun untuk masing-masing kelas di SMP

2) Program Semesteran, yaitu program pelayanan Bimbingan dan Konseling meliputi

seluruh kegiatan selama satu semester yang merupakan jabaran program tahunan.

3) Program Bulanan, yaitu program pelayanan Bimbingan dan Konseling meliputi

seluruh kegiatan selama satu bulan yang merupakan jabaran program semesteran.

4) Program Mingguan, yaitu program pelayanan Bimbingan dan Konseling meliputi

seluruh kegiatan selama satu minggu yang merupakan jabaran program bulanan.

5) Program Harian,yaitu program pelayanan Bimbingan dan Konseling yang

dilaksanakan pada hari-hari tertentu dalam satu minggu. Program harian merupakan

jabaran dari program mingguan dalam bentuk satuan layanan dan atau satuan kegiatan

pendukung.

D. DASAR PENYUSUNAN PROGRAM

Penyusunan program bimbingan dan konseling di sekolah dimulai dari kegiatan

asesmen yaitu kegiatan mengidentifikasi-menganalisis aspek-aspek yang dijadikan bahan

masukan bagi penyusunan program tersebut. Kegiatan asesmen ini mencakup :

3

Page 4: Manajemen

a. Asesmen lingkungan, yaitu kegiatan mengidentifikasi harapan madrasah/sekolah dan

masyarakat (orangtua peserta didik), sarana dan prasarana pendukung,

kondisi/kualifikasi guru, dan kebijakan pimpinan madrasah/sekolah;

b. Asesmen kebutuhan atau masalah peserta didik, yang menyangkut karakteristik

peserta didik, seperti aspek fisik (kesehatan dan keberfungsiannya), kecerdasan,

motif-motivasi belajar, sikap dan kebiasaan belajar, minat-minatnya (olahraga, seni,

keagamaan), masalah-masalah yang dialami, dan kepribadian; atau tugas-tugas

perkembangannya sebagaidasar untuk memberikan pelayanan bimbingan dan

konseling secara terpadu dalam pembelajaran di kelas.

E. SYARAT-SYARAT PROGRAM

Dalam pelaksanaan program, ada beberapa syarat dalam pembuatan program.

a) Berdasarkan kebutuhan, bagi pengembangan siswa sesuai dengan kondisi pribadinya

serta jenjang dan jenis pendidikannya.

b) Lengkap dan menyeluruh, memuat segenap fungsi bimbingan, meliputi semua jenis

layanan dan kegiatan pendukung serta menjamin dipenuhinya prinsip dan asas-asas

bimbingan konseling. Kelengkapan program ini disesuaikan dengan kebutuhan dan

karakteristik peserta didik pada satuan pendidikan yang bersangkutan.

c) Sistematik, dalam arti program disusun menurut urutan logis, tersinkronisasi dengan

menghindari tumpang tindih yang tidak perlu serta dibagi-bagi secara logis.

d) Terbuka dan luwes, mudah menerima masukan untuk pengembangan dan

penyempurnaannya tanpa harus merombak program itu secara menyeluruh

e) Memungkinkan kerjasama, dengan semua pihak yang terkait dalam rangka

memanfaatkan berbagai sumber dan kemudahan yang tersedia bagi kelancaran dan

keberhasilan pelayanan bimbingan konseling.

f) Memungkinkan diselenggarakannya penilaian dan tindak lanjut, untuk

penyempurnaan program pada khususnya dan peningkatan keefektifan dan

keefisienan penyelenggaraan program bimbingan konseling pada umumnya. (Prayitno

: 1997)

4

Page 5: Manajemen

F. UNSUR-UNSUR PROGRAM BK

Dalam penyusunan program pelayanan konseling diharapkan memenuhi unsur-

unsur tertentu. Program bimbingan dan konseling untuk setiap periode disusun dengan

memperhatikan unsur-unsur :

a. Kebutuhan siswa yang diketahui melalui pengungkapan masalah dan data yang

terdapat di dalam himpunan data.

b. Jumlah siswa asuh yang wajib dibimbing oleh guru pembimbing sebanyak 150 orang

(minimal); Wakil kepala sekolah yang berasal dari guru pembimbing sebanyak 75

orang ; Kepala sekolah yang berasal dari guru pembimbing sebanyak 40 orang.

c. Bidang-bidang bimbingan (bimbingan pribadi, sosial, belajar dan karir)

d. Jenis-jenis layanan : layanan orientasi, informasi, penempatan dan penyaluran,

pembelajaran, konseling perorangan, bimbingan kelompok dan konseling kelompok.

e. Kegitan pendukung : aplikasi instrumentasi, himpunan data, konferensi kasus,

kunjungan rumah dan alih tangan kasus.

f. Volume kegiatan yang diperkirakan sebagai berikut:

Layanan orientasi : 4-6%

Layanan informasi : 10-12%

Layanan penempatan dan penyaluran : 5-8%

Layanan pembelajaran : 12-15%

Layanan konseling perorangan : 12-15%

Layanan bimbinga kelompok : 15-20%

Layanan konseling kelompok : 12-15%

Aplikasi instrument : 4-8%

Konferensi kasus : 5-8%

Kunjungan rumah : 5-8%

Alih tangan kasus : 0-2%

g. Frekuensi layanan : setiap siswa mendapatkan berbagai layanan minimal lima kali

dalam setiap semester, baik layanan dalam format perorangan, kelompok maupun

klasikal.

h. Lama kegiatan : setiap kegiatan (kegiatan layanan dan pendukung) berlangsung sekitar

2 jam.

5

Page 6: Manajemen

i. Waktu kegiatan : kegiatan layanan dan pendukung dilaksanakan pada jam pelajaran

sekolah dan diluar jam pelajaran sekolah, sampai 50% dari seluruh kegiatan bimbingan

dan konseling.

j. Kegiatan khusus : pada semester pertama setiap tahun ajaran baru diselenggarakan

layanan orientasi kelas/sekolah bagi siswa baru.

G. MATERI BIMBINGAN DAN KONSELING

Materi Bidang Bimbingan Dan Konseling

a) Bidang Bimbingan Pribadi adalah bidang bimbingan yang meliputi

pemantapan keimanan, porensi diri, bakat, minat pemahaman kelemahan diri,

kemampuan pengambilan keputusan sehingga dapat merencanakan kehidupan

yang sehat.

b) Bidang Bimbingan Sosial adalah bidang yang meliputi kemampuan yang

berkomunikasi, berargu mentasi, bertingkah laku sesuai dengan kebiasaan

yang berlaku di rumah dan masyarakat.

c) Bidang Bimbingan Belajar adalah bidang bimbingan yang meliputi

pemantapan sikap dan kebiasaan belajar yang efektif, penguasaan materi,

program belajar di sekolah sesuai dengan kondisi psikis, sosial budaya yang

ada dimasyarakatnya.

d) Bidang Bimbingan Karier adalah bidang bimbingan yang meliputi pemantapan

pemahaman diri berkenaan dengan kecenderungan karier yang hendak

dikembangkan dan dipilih.

H. Penyusunan Program

Program bimbingan dan konseling memegang peranan penting dalam rangka

keberhasilan pelaksanaan kegiatan bimbingan dan konseling. Untuk itu penyusunan

program bimbingan dan konseling hendaknya mengacu kepada masalah-masalah yang

dihadapi dan/atau kebutuhan-kebutuhan peserta didik. Hal ini perlu agar pelayanan

bimbingan dan konseling betul-betul berdaya guna dan berhasil guna, serta bermakna

bagi peserta didik.

Penyusunan program bimbingan dan konseling di sekolah dimulai dengan

analisis kebutuhan (needs assessment) untuk mengidentifikasi aspek-aspek kebutuhan

6

Page 7: Manajemen

peserta didik. Instrumen asesmen dapat dikembangkan sendiri atau menggunakan

instrumen yang terstandar, seperti ITP, DCM, dan AUM. Kegiatan assesmen meliputi:

1. Asesmen lingkungan

2. Asesmen kebutuhan peserta didik

Hasil assesmen direkap, dianalisis, diinterpretasi dan diadministrasikan sehingga

dapat dijadikan bahan masukan dalam penyusunan program BK. Langkah berikutnya

adalah menyusun program BK. Struktur dan isi/materi program bersifat fleksibel

disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan peserta didik berdasarkan hasil analisis

kebutuhan peserta didik akan layanan bimbingan dan konseling. Struktur dalam program

BK adalah sebagai berikut:

a. Rasional

Rasional berisi rumusan dasar pemikiran tentang urgensi bimbingan dan konseling di

sekolah. Dalam rumusan ini dapat menyangkut konsep dasar yang digunakan, kaitan

bimbingan dan konseling dengan pembelajaran, dampak perkembangan iptek dan

sosial budaya terhadap gaya hidup masyarakat dan peserta didik, dan hal-hal lain

yang relevan.

b. Visi dan Misi

Visi dan misi bimbingan dan konseling mengacu pada visi dan misi sekolah, visi dan

misi pendidikan dinas kabupaten/kota/wilayah dimana satuan pendidikan berada dan

harus mengacu pada pencapaian tujuan pendidikan nasional.Visi bimbingan dan

konseling perlu dirumuskan dengan fokus terwujudnya kehidupan kemanusiaan yang

membahagiakan sesuai dengan karakter bangsa melalui tersedianya pelayanan

bantuan dalam pemberian dukungan perkembangan dan pengentasan masalah agar

peserta didik berkembang secara optimal, mandiri dan bahagia.

Sedangkan misi BK dirumuskan dengan fokus:

Misi pendidikan

Misi pengembangan

Misi pengentasan masalah

c. Deskripsi Kebutuhan Rumusan hasil analisis kebutuhan (need assessment) peserta

didik dan lingkungannya diujudkan kedalam rumusan perilaku-perilaku yang

diharapkan dikuasai peserta didik (sesuai tugas-tugas perkembangan).

d. Tujuan Rumusan tujuan yang akan dicapai adalah perilaku yang harus dikuasai

peserta didik setelah memperoleh pelayanan bimbingan dan konseling. Tujuan

7

Page 8: Manajemen

hendaknya dirumuskan secara jelas dan tujuan tersebut dapat tercapai melalui

pelayanan bimbingan dan konseling.

e. Komponen Program Komponen program dijabarkan dalam kegiatan perencanaan

meliputi; pembagian tugas, analisis kebutuhan, penyusunan program, konsultasi

program, dan lain-lain. Pelaksanaan program meliputi berbagai kegiatan layanan dan

pendukung, evaluasi, pelaporan dan tindak lanjut.

f. Rencana Kegiatan diperlukan untuk menjamin keterlaksanaan pelayanan bimbingan

dan konseling secara efektif. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam merumuskan

rencana kegiatan adalah :

Identifikasi dan rumuskan berbagai kegiatan yang perlu dilakukan. Jenis kegiatan

ini didasarkan isi materi dan tujuan yang harus dikuasai peserta didik.

Kegiatan layanan dapat dilakukan dengan kontak langsung secara klasikal,

kelompok maupun individual dan tanpa kontak langsung yang dapat dilaksanakan

melalui tulisan (buku, brosur, mading, e-mail, dsb).

Pertimbangkan porsi waktu yang diperlukan untuk melaksanakan setiap kegiatan.

Rencana kegiatan dituangkan dalam jadwal kegiatan. Rancangan kegiatan dapat

berbentuk matrik program tahunan, semesteran, bulanan dan mingguan.

Penetapan jadwal kegiatan disesuaikan dengan kalender pendidikan. Jadwal

kegiatan mencerminkan kalender tahunan, semesteran, bulanan dan mingguan.

g. Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasarana berisi fasilitas dan perlengkapan yang mendukung terhadap

keterlaksanaan program bimbingan dan konseling. Sarana meliputi : (1) alat

pengumpul data, baik tes maupun non tes, (2) alat penyimpan data, khususnya dalam

bentuk himpunan data, (3) kelengkapan penunjang teknis, seperti data informasi,

paket bimbingan, alat bantu bimbingan, (4) perlengkapan administrasi, seperti alat

tulis, format rencana kegiatan, serta blanko laporan kegiatan. Sedangkan prasarana

meliputi : ruang bimbingan dan konseling yang cukup memadai.

h. Anggaran

Rencana anggaran berisi uraian jenis kegiatan dan rincian besar anggaran yang

dibutuhkan. Jumlah besar anggaran menunjukkan kebutuhan besaran anggaran untuk

mendukung keterlaksanaan program bimbingan dan konseling. Rencana anggaran

disusun untuk mendukung implementasi program secara cermat, rasional dan

realistik.

1. Sosialisasi Program

8

Page 9: Manajemen

Program yang sudah disusun perlu disosialisasikan kepada seluruh personil

sekolah, sehingga tercipta kerja sama dan mereka akan melaksanakan tugas dan perannya

masing-masing dalam mencapai tujuan BK yang telah direncanakan.

Personil yang dapat berperan dalam pelayanan bimbingan dan konseling terentang

secara vertikal dan horizontal. Pada umumnya dapat diidentifikasi sebagai berikut.

1. Personil pada Kantor Dinas Pendidikan yang bertugas melakukan pengawasan

(penyeliaan) dan pembinaan terhadap penyelenggaraan pelayanan bimbingan dan

konseling di satuan pendidikan.

2. Kepala Sekolah, sebagai penanggung jawab program pendidikan secara menyeluruh

(termasuk di dalamnya program bimbingan dan konseling) di satuan pendidikan

masing-masing.

3. Guru Pembimbing atau Guru Kelas, sebagai petugas utama dan tenaga inti dalam

pelayanan bimbingan dan konseling.

4. Guru-guru lain, (guru mata pelajaran Guru Praktik) serta wali kelas, sebagai

penanggung jawab dan tenaga ahli dalam mata pelajaran, program latihan atau kelas

masing-masing.

5. Orang tua, sebagai penanggung jawab utama peserta didik dalam arti yang seluas-

luasnya.

6. Ahli-ahli lain, dalam bidang non bimbingan dan nonpelajaran/latihan (seperti dokter,

psikolog, psikiater) sebagai subjek alih tangan kasus.

7. Sesama peserta didik, sebagai kelompok subyek yang potensial untuk

diselenggarakannya “bimbingan sebaya”.

Untuk setiap personil yang diidentifikasikan itu ditetapkan, tugas, wewenang, dan

tanggung jawab masing-masing yang terkait langsung secara keseluruhan organisasi

pelayanan bimbingan dan konseling.

I. TAHAP-TAHAP PELAKSANAAN PROGRAM

Pelaksanaan program satuan kegiatan yaitu kegiatan layanan dankegiatan

pendukung merupakan ujung tombak kegiatan bimbingan dankonseling secara

keseluruhan. Tahap-tahap yang perlu di tempuh adalah :

1. Tahap perencanaan, program satuan layanan dan kegiatan

pendukungdirencanakan secara tertulis dengan memuat sasaran, tujuan,

materi,metode, waktu, tempat dan rencana penilaian.

9

Page 10: Manajemen

2. Tahap pelaksanaan, program tertulis satuan kegiatan (layanan ataupendukung)

dilaksanakan sesuai dengan perencanaannya.

3. Tahap penilaian, hasil kegiatan diukur dengan nilai.

4. Tahap analisis hasil, hasil penilaian dianalisis untuk mengetahui aspek-aspek

yang perlu mendapat perhatian lebih lanjut.

5. Tahap tindak lanjut, hasil kegiatan ditindaklanjuti berdasarkan hasilanalisis

yang dilakukan sebelumnya, melalui layanan dan atau kegiatanpendukung yang

relevan.

J. PENGAWASAN

Kegiatan bimbingan dan konseling di sekolahmenengah pertama menjadi ruang

lingkup kegiatan kepengawasan pengawas sekolah bidang SMP/MTs. Dalam Panduan

Pengembangan Diri(2006:12) dijelaskan bahwa dalam kegiatan pengawasan meliputi :

1. Kegiatan pelayanan konseling di sekolah/madrasah dipantau, dievaluasi dan dibina

melalui kegiatan pengawasan.

2. Pengawasan kegiatan pelayanan konseling dilakukan secara :

a. Interen, oleh Kepala Sekolah/Madrasah.

b. Eksteren, oleh pengawas sekolah/madrasah bidang konseling.

3. Fokus pengawasan adalah kemampuan profesional konselor dan implementasi

kegiatan pelayanan konseling yang menjadi kewajiban dan tugas konselor di

sekolah/madrasah.

4. Pengawasan kegiatan pelayanan konseling dilakukan secara berkala dan

berkelanjutan.

Hasil pengawasan didokumentasikan, dianalisis dan ditindaklanjuti untuk

peningkatan mutu perencanaan dan pelaksanaan kegiatan pelayanan konseling di

sekolah/madrasah.

K. MASALAH

1. Guru Bimbingan dan Konseling belum membuat Program

2. Guru Bimbingan dan Konseling tidak melaksanakan tugas Bimbingan dan

Konseling

3. Kerja guru Bimbingan dan Konseling tidak efektif

4. Tidak adanya pengawasan terhadap kerja guru Bimbingan dan Konseling

L. SOLUSI

10

Page 11: Manajemen

1. Guru Bimbingan dan Konseling membuat program kerja program

2. Guru Bimbingan dan Konseling melaksanakan kerja sesuai dengan program

3. Keefektifan kerja guru Bimbingan dan Konseling ditingkatkan

4. Pengawan harus ditingkatkan

KEPUSTAKAAN

11

Page 12: Manajemen

Kompetensi Supervisi Manajerial Pengawas Sekolah: Pengawas Sekolah. Bimbingan dan

Konseling Di Sekolah Direktorat. Direktorat Tenaga KependidikanDirektorat

JenderalPeningkatan MutuPendidik Dan Tenaga KependidikanDepartemen

Pendidikan Nasional. 2008.

Mamat Supriatna (Ed). 2011. Bimbingan dan Konseling Berbasis Kompetensi: Orientasi

Dasar Pengembangan Profesi Konselor. Jakarta. Rajawali Press.

Modul diklat peningkatan kopetensi guru BK/konselor SMA/MA.implementasi program

Bimbingan dan Konseling dalam kurikulum 2013.

Prayitno. 1997. Buku II Pelayanan Bimbingan dan Konseling: Sekolah Menengah Pertama

(SMP). Jakarta. Ditjen Dikdasmen.

Redaksi Sinar Grafika. 2006. Permendiknas tentang SI dan SKL. Jakarta. Sinar Grafika.

Winkel, W.S. 1991. Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan. Jakarta. Grasindo.

Soal dan Jawaban

12

Page 13: Manajemen

1. Program bimbingan dan konseling untuk setiap periode berisikan materi yang merupakan

sinkronisasi dari unsur-unsur berikut, kecuali.!

a. Tugas perkembangan siswa yang mendapatkan layanan

b. Bidang-bidang bimbingan

c. Pemahaman dan pengaktualisasian diri

d. Jenis-jenis layanan dan kegiatan pendukung bimbingan dan konseling

2. Terdapat beberapa syarat – syarat penyusunan program, kecuali

a. Sistematik

b. Objektif

c. Terbuka dan luwes

d. Lengkap dan menyeluruh

3. Sebutkanlah jenis-jenis program bimbingan dan konseling, kecuali?

a. Tahunan

b. Semesteran

c. Bulanan

d. Caturwulan

4. Kurikulum SMP dan SMA yang menyatakan tentang pelakasanaan bimbingan karir yang

terdiri dari 5 paket, paket I Pemahaman diri, paket II nilai-nilai, paket III pemahaman

lingkungan, paket IV hambatan dan cara mengatasi hambatan, paket V merencanakan

masa depan. Dikeluarkan pada tahun.?

a. 1984

b. 1985

c. 1970

d. 1975

5. Struktur dalam program BK harus bersifat sebagai berikut, kecuali

a. Rasional

b. Objektifitas

c. Komponen program

d. Tujuan rumusan

ESSAY

13

Page 14: Manajemen

1. Menururt anda, apa-apa saja masalah guru BK SMP yang anda temui dilapangan?

Jawab

a. Guru BK tidak ada membuat program BK

b. Guru BK belum melaksanakan layanan BK sesuai dengan kebutuhan siswa

c. Guru bk kurang aktif di sekolah

2. Menurut anda apa yang seharusnya dilakukan guru BK di SMP?

Jawab

a. Membuat program setiap awal semester

b. Melaksanakan layanan konseling sesuai dengan kebutuhan siswa

c. Melakukan kegiatan yang bermanfaat bagi perkembangan siswa

3. Bagaimana cara mengatasi permasalahan masih adanya persepsi negatif terhadap guru BK?

Jawaban:

Masih adanya persepsi negatif tentang bimbingan dan konseling terutama tentang

keberadaannya di sekolah. Sering muncul tudingan miring terhadap guru BK di sekolah seperti

guru tidak ada aktivitas atau guru tidak ada kegiatan, guru pasif dan lainnya. Masalah tersebut

dapat diatasi dengan:

a. Guru BK harus benar-benar menjalankan tugas, peran, fungsi dan tanggung jawabnya secara

baik, menyusun program layanan BK sesuai lingkup dan bidang layanan BK, serta

mengidentifikasi berbagai permasalahan dan kasus-kasus siswa.

b. Guru BK menyusun program pelayanan BK secara terencana dan sistematis, artinya

pelayanan BK di sekolah perlu direncanakan, dilaksanakan dan dinilai secara sistematis

sehingga dirasakan manfaatnya oleh berbagai pihak.

YEL-YEL

14

Page 15: Manajemen

Lirik: KAMPUANG DEN JAUH DIMATO

Program BK dekat dihati

Programnya banyak sekali

Maimbau-imabau tiok sabanta.............

Den mambuek program

Takana.............

Jo program.............

Program tahunan, program semesteran

Program bulanan dan program mingguan

Takanaaaaaaaa jo program

15