Manajemen
-
Upload
asnah-nasti -
Category
Documents
-
view
32 -
download
0
description
Transcript of Manajemen
TUGAS VIII
MANAJEMEN BK DI SEKOLAH
tentang
PROGRAM BK DI SMP DAN IMPLIKASI PENGEMBANGANNYA
Dosen Pembina :
Prof. Dr. NEVIYARNI. S, M.Pd., Kons
Dr. RISKA AHMAD, M.Pd., Kons
Oleh:
YASRIZAL
14151023
JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING
PROGRAM PASCASARJANA FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2015
1
PROGRAM BK DI SMP DAN IMPLIKASI PENGEMBANGANYA
A. KONSEP PROGRAM
Dalam melaksanakan program bimbingan di sekolah terdapat berbagai komponen.
Komponen komponen yang dimaksud disini ialah saluran-saluran untuk melayani
para siswa, tenaga-tenaga bimbingan atau kependidikan lainnya, serta orang tua
siswa. Program BK di SMP merupakan keseluruhan kegiatan pelayanan BK yang
dilaksanakan oleh guru pembimbing di SMP yang dilakukan pada periode tertentu.
Program BK di SMP dapat juga diartikan sebagai satuan besar atau kecil rencana
kegiatan layanan dan kegiatan pendukung yang akan dilaksanakan pada periode
tertentu oleh guru pembimbing.
Pengurus Besar IPBI (2001:2) mendefinisikan program bimbingan dan konseling
sebagai satuan rencana keseluruhan kegiatan bimbingan dan konseling yang akan
dilaksanakan pada periode waktu tertentu, seperti periode bulanan, semester, tahunan.
B. KETENTUAN
Dalam pelaksanan pelayanan program bimbingan dan konseling di SMP diatur oleh:
1. Dasar Standarisasi Profesi Konseling yang dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal
Pendidikan Tinggi Tahun 2004 untuk memberi arah pengembangan profesi
konseling di sekolah dan di luar sekolah.
2. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
a. Pasal 1 butir 6 yang mengemukakan bahwa konselor adalah pendidik
b. Pasal 3 bahwa pendidikan nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi
peserta didik
c. Pasal 4 ayat 4 bahwa pendidikan diselenggarakan dengan memberi
keteladanan, membangun kemauan, dan mengembangkan kreativitas peserta
didik dalam proses pembelajaran
d. Pasal 12 Ayat 1b yang menyatakan bahwa setiap peserta didik pada setiap
satuan pendidikan berhak mendapatkan pelayanan pendidikan sesuai dengan
bakat, minat, dan kemampuannya.
3. Permendiknas No. 23 Tahun 2006 tentang SKL yang harus dicapai peserta didik
melalui proses pembelajaran bidang studi, maka kompetensi peserta didik yang
harus dikembangkan melalui pelayanan Bimbingan Konseling adalah kompetensi
kemandirian
2
4. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan, Pasal 5 s.d Pasal 18 tentang standar isi untuk satuan pendidikan dasar
dan menengah.
kompetensi peserta didik yang harus dikembangkan melalui pelayanan
bimbingan dan konseling adalah kompetensi kemandirian untuk mewujudkan diri
(self actualization) dan pengembangan kapasitasnya (capacity development) yag dapat
mendukung pencapaian kompetensi lulusan. Sebaliknya, kesuksesan peserta didik
dalam mencapai SKL akan secara signifikan menunjang terwujudnya pengembangan
kemandirian.
C. JENIS-JENIS PROGRAM
Pelaksanan proses bimbingan dan konseling harus terencana dengan baik, agar
perencanaan bimbingan dan konseling terencana dengan baik maka guru BK membuat
program seperti:
1) Program Tahunan, yaitu program pelayanan Bimbingan dan Konseling meliputi
seluruh kegiatan selama satu tahun untuk masing-masing kelas di SMP
2) Program Semesteran, yaitu program pelayanan Bimbingan dan Konseling meliputi
seluruh kegiatan selama satu semester yang merupakan jabaran program tahunan.
3) Program Bulanan, yaitu program pelayanan Bimbingan dan Konseling meliputi
seluruh kegiatan selama satu bulan yang merupakan jabaran program semesteran.
4) Program Mingguan, yaitu program pelayanan Bimbingan dan Konseling meliputi
seluruh kegiatan selama satu minggu yang merupakan jabaran program bulanan.
5) Program Harian,yaitu program pelayanan Bimbingan dan Konseling yang
dilaksanakan pada hari-hari tertentu dalam satu minggu. Program harian merupakan
jabaran dari program mingguan dalam bentuk satuan layanan dan atau satuan kegiatan
pendukung.
D. DASAR PENYUSUNAN PROGRAM
Penyusunan program bimbingan dan konseling di sekolah dimulai dari kegiatan
asesmen yaitu kegiatan mengidentifikasi-menganalisis aspek-aspek yang dijadikan bahan
masukan bagi penyusunan program tersebut. Kegiatan asesmen ini mencakup :
3
a. Asesmen lingkungan, yaitu kegiatan mengidentifikasi harapan madrasah/sekolah dan
masyarakat (orangtua peserta didik), sarana dan prasarana pendukung,
kondisi/kualifikasi guru, dan kebijakan pimpinan madrasah/sekolah;
b. Asesmen kebutuhan atau masalah peserta didik, yang menyangkut karakteristik
peserta didik, seperti aspek fisik (kesehatan dan keberfungsiannya), kecerdasan,
motif-motivasi belajar, sikap dan kebiasaan belajar, minat-minatnya (olahraga, seni,
keagamaan), masalah-masalah yang dialami, dan kepribadian; atau tugas-tugas
perkembangannya sebagaidasar untuk memberikan pelayanan bimbingan dan
konseling secara terpadu dalam pembelajaran di kelas.
E. SYARAT-SYARAT PROGRAM
Dalam pelaksanaan program, ada beberapa syarat dalam pembuatan program.
a) Berdasarkan kebutuhan, bagi pengembangan siswa sesuai dengan kondisi pribadinya
serta jenjang dan jenis pendidikannya.
b) Lengkap dan menyeluruh, memuat segenap fungsi bimbingan, meliputi semua jenis
layanan dan kegiatan pendukung serta menjamin dipenuhinya prinsip dan asas-asas
bimbingan konseling. Kelengkapan program ini disesuaikan dengan kebutuhan dan
karakteristik peserta didik pada satuan pendidikan yang bersangkutan.
c) Sistematik, dalam arti program disusun menurut urutan logis, tersinkronisasi dengan
menghindari tumpang tindih yang tidak perlu serta dibagi-bagi secara logis.
d) Terbuka dan luwes, mudah menerima masukan untuk pengembangan dan
penyempurnaannya tanpa harus merombak program itu secara menyeluruh
e) Memungkinkan kerjasama, dengan semua pihak yang terkait dalam rangka
memanfaatkan berbagai sumber dan kemudahan yang tersedia bagi kelancaran dan
keberhasilan pelayanan bimbingan konseling.
f) Memungkinkan diselenggarakannya penilaian dan tindak lanjut, untuk
penyempurnaan program pada khususnya dan peningkatan keefektifan dan
keefisienan penyelenggaraan program bimbingan konseling pada umumnya. (Prayitno
: 1997)
4
F. UNSUR-UNSUR PROGRAM BK
Dalam penyusunan program pelayanan konseling diharapkan memenuhi unsur-
unsur tertentu. Program bimbingan dan konseling untuk setiap periode disusun dengan
memperhatikan unsur-unsur :
a. Kebutuhan siswa yang diketahui melalui pengungkapan masalah dan data yang
terdapat di dalam himpunan data.
b. Jumlah siswa asuh yang wajib dibimbing oleh guru pembimbing sebanyak 150 orang
(minimal); Wakil kepala sekolah yang berasal dari guru pembimbing sebanyak 75
orang ; Kepala sekolah yang berasal dari guru pembimbing sebanyak 40 orang.
c. Bidang-bidang bimbingan (bimbingan pribadi, sosial, belajar dan karir)
d. Jenis-jenis layanan : layanan orientasi, informasi, penempatan dan penyaluran,
pembelajaran, konseling perorangan, bimbingan kelompok dan konseling kelompok.
e. Kegitan pendukung : aplikasi instrumentasi, himpunan data, konferensi kasus,
kunjungan rumah dan alih tangan kasus.
f. Volume kegiatan yang diperkirakan sebagai berikut:
Layanan orientasi : 4-6%
Layanan informasi : 10-12%
Layanan penempatan dan penyaluran : 5-8%
Layanan pembelajaran : 12-15%
Layanan konseling perorangan : 12-15%
Layanan bimbinga kelompok : 15-20%
Layanan konseling kelompok : 12-15%
Aplikasi instrument : 4-8%
Konferensi kasus : 5-8%
Kunjungan rumah : 5-8%
Alih tangan kasus : 0-2%
g. Frekuensi layanan : setiap siswa mendapatkan berbagai layanan minimal lima kali
dalam setiap semester, baik layanan dalam format perorangan, kelompok maupun
klasikal.
h. Lama kegiatan : setiap kegiatan (kegiatan layanan dan pendukung) berlangsung sekitar
2 jam.
5
i. Waktu kegiatan : kegiatan layanan dan pendukung dilaksanakan pada jam pelajaran
sekolah dan diluar jam pelajaran sekolah, sampai 50% dari seluruh kegiatan bimbingan
dan konseling.
j. Kegiatan khusus : pada semester pertama setiap tahun ajaran baru diselenggarakan
layanan orientasi kelas/sekolah bagi siswa baru.
G. MATERI BIMBINGAN DAN KONSELING
Materi Bidang Bimbingan Dan Konseling
a) Bidang Bimbingan Pribadi adalah bidang bimbingan yang meliputi
pemantapan keimanan, porensi diri, bakat, minat pemahaman kelemahan diri,
kemampuan pengambilan keputusan sehingga dapat merencanakan kehidupan
yang sehat.
b) Bidang Bimbingan Sosial adalah bidang yang meliputi kemampuan yang
berkomunikasi, berargu mentasi, bertingkah laku sesuai dengan kebiasaan
yang berlaku di rumah dan masyarakat.
c) Bidang Bimbingan Belajar adalah bidang bimbingan yang meliputi
pemantapan sikap dan kebiasaan belajar yang efektif, penguasaan materi,
program belajar di sekolah sesuai dengan kondisi psikis, sosial budaya yang
ada dimasyarakatnya.
d) Bidang Bimbingan Karier adalah bidang bimbingan yang meliputi pemantapan
pemahaman diri berkenaan dengan kecenderungan karier yang hendak
dikembangkan dan dipilih.
H. Penyusunan Program
Program bimbingan dan konseling memegang peranan penting dalam rangka
keberhasilan pelaksanaan kegiatan bimbingan dan konseling. Untuk itu penyusunan
program bimbingan dan konseling hendaknya mengacu kepada masalah-masalah yang
dihadapi dan/atau kebutuhan-kebutuhan peserta didik. Hal ini perlu agar pelayanan
bimbingan dan konseling betul-betul berdaya guna dan berhasil guna, serta bermakna
bagi peserta didik.
Penyusunan program bimbingan dan konseling di sekolah dimulai dengan
analisis kebutuhan (needs assessment) untuk mengidentifikasi aspek-aspek kebutuhan
6
peserta didik. Instrumen asesmen dapat dikembangkan sendiri atau menggunakan
instrumen yang terstandar, seperti ITP, DCM, dan AUM. Kegiatan assesmen meliputi:
1. Asesmen lingkungan
2. Asesmen kebutuhan peserta didik
Hasil assesmen direkap, dianalisis, diinterpretasi dan diadministrasikan sehingga
dapat dijadikan bahan masukan dalam penyusunan program BK. Langkah berikutnya
adalah menyusun program BK. Struktur dan isi/materi program bersifat fleksibel
disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan peserta didik berdasarkan hasil analisis
kebutuhan peserta didik akan layanan bimbingan dan konseling. Struktur dalam program
BK adalah sebagai berikut:
a. Rasional
Rasional berisi rumusan dasar pemikiran tentang urgensi bimbingan dan konseling di
sekolah. Dalam rumusan ini dapat menyangkut konsep dasar yang digunakan, kaitan
bimbingan dan konseling dengan pembelajaran, dampak perkembangan iptek dan
sosial budaya terhadap gaya hidup masyarakat dan peserta didik, dan hal-hal lain
yang relevan.
b. Visi dan Misi
Visi dan misi bimbingan dan konseling mengacu pada visi dan misi sekolah, visi dan
misi pendidikan dinas kabupaten/kota/wilayah dimana satuan pendidikan berada dan
harus mengacu pada pencapaian tujuan pendidikan nasional.Visi bimbingan dan
konseling perlu dirumuskan dengan fokus terwujudnya kehidupan kemanusiaan yang
membahagiakan sesuai dengan karakter bangsa melalui tersedianya pelayanan
bantuan dalam pemberian dukungan perkembangan dan pengentasan masalah agar
peserta didik berkembang secara optimal, mandiri dan bahagia.
Sedangkan misi BK dirumuskan dengan fokus:
Misi pendidikan
Misi pengembangan
Misi pengentasan masalah
c. Deskripsi Kebutuhan Rumusan hasil analisis kebutuhan (need assessment) peserta
didik dan lingkungannya diujudkan kedalam rumusan perilaku-perilaku yang
diharapkan dikuasai peserta didik (sesuai tugas-tugas perkembangan).
d. Tujuan Rumusan tujuan yang akan dicapai adalah perilaku yang harus dikuasai
peserta didik setelah memperoleh pelayanan bimbingan dan konseling. Tujuan
7
hendaknya dirumuskan secara jelas dan tujuan tersebut dapat tercapai melalui
pelayanan bimbingan dan konseling.
e. Komponen Program Komponen program dijabarkan dalam kegiatan perencanaan
meliputi; pembagian tugas, analisis kebutuhan, penyusunan program, konsultasi
program, dan lain-lain. Pelaksanaan program meliputi berbagai kegiatan layanan dan
pendukung, evaluasi, pelaporan dan tindak lanjut.
f. Rencana Kegiatan diperlukan untuk menjamin keterlaksanaan pelayanan bimbingan
dan konseling secara efektif. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam merumuskan
rencana kegiatan adalah :
Identifikasi dan rumuskan berbagai kegiatan yang perlu dilakukan. Jenis kegiatan
ini didasarkan isi materi dan tujuan yang harus dikuasai peserta didik.
Kegiatan layanan dapat dilakukan dengan kontak langsung secara klasikal,
kelompok maupun individual dan tanpa kontak langsung yang dapat dilaksanakan
melalui tulisan (buku, brosur, mading, e-mail, dsb).
Pertimbangkan porsi waktu yang diperlukan untuk melaksanakan setiap kegiatan.
Rencana kegiatan dituangkan dalam jadwal kegiatan. Rancangan kegiatan dapat
berbentuk matrik program tahunan, semesteran, bulanan dan mingguan.
Penetapan jadwal kegiatan disesuaikan dengan kalender pendidikan. Jadwal
kegiatan mencerminkan kalender tahunan, semesteran, bulanan dan mingguan.
g. Sarana dan Prasarana
Sarana dan prasarana berisi fasilitas dan perlengkapan yang mendukung terhadap
keterlaksanaan program bimbingan dan konseling. Sarana meliputi : (1) alat
pengumpul data, baik tes maupun non tes, (2) alat penyimpan data, khususnya dalam
bentuk himpunan data, (3) kelengkapan penunjang teknis, seperti data informasi,
paket bimbingan, alat bantu bimbingan, (4) perlengkapan administrasi, seperti alat
tulis, format rencana kegiatan, serta blanko laporan kegiatan. Sedangkan prasarana
meliputi : ruang bimbingan dan konseling yang cukup memadai.
h. Anggaran
Rencana anggaran berisi uraian jenis kegiatan dan rincian besar anggaran yang
dibutuhkan. Jumlah besar anggaran menunjukkan kebutuhan besaran anggaran untuk
mendukung keterlaksanaan program bimbingan dan konseling. Rencana anggaran
disusun untuk mendukung implementasi program secara cermat, rasional dan
realistik.
1. Sosialisasi Program
8
Program yang sudah disusun perlu disosialisasikan kepada seluruh personil
sekolah, sehingga tercipta kerja sama dan mereka akan melaksanakan tugas dan perannya
masing-masing dalam mencapai tujuan BK yang telah direncanakan.
Personil yang dapat berperan dalam pelayanan bimbingan dan konseling terentang
secara vertikal dan horizontal. Pada umumnya dapat diidentifikasi sebagai berikut.
1. Personil pada Kantor Dinas Pendidikan yang bertugas melakukan pengawasan
(penyeliaan) dan pembinaan terhadap penyelenggaraan pelayanan bimbingan dan
konseling di satuan pendidikan.
2. Kepala Sekolah, sebagai penanggung jawab program pendidikan secara menyeluruh
(termasuk di dalamnya program bimbingan dan konseling) di satuan pendidikan
masing-masing.
3. Guru Pembimbing atau Guru Kelas, sebagai petugas utama dan tenaga inti dalam
pelayanan bimbingan dan konseling.
4. Guru-guru lain, (guru mata pelajaran Guru Praktik) serta wali kelas, sebagai
penanggung jawab dan tenaga ahli dalam mata pelajaran, program latihan atau kelas
masing-masing.
5. Orang tua, sebagai penanggung jawab utama peserta didik dalam arti yang seluas-
luasnya.
6. Ahli-ahli lain, dalam bidang non bimbingan dan nonpelajaran/latihan (seperti dokter,
psikolog, psikiater) sebagai subjek alih tangan kasus.
7. Sesama peserta didik, sebagai kelompok subyek yang potensial untuk
diselenggarakannya “bimbingan sebaya”.
Untuk setiap personil yang diidentifikasikan itu ditetapkan, tugas, wewenang, dan
tanggung jawab masing-masing yang terkait langsung secara keseluruhan organisasi
pelayanan bimbingan dan konseling.
I. TAHAP-TAHAP PELAKSANAAN PROGRAM
Pelaksanaan program satuan kegiatan yaitu kegiatan layanan dankegiatan
pendukung merupakan ujung tombak kegiatan bimbingan dankonseling secara
keseluruhan. Tahap-tahap yang perlu di tempuh adalah :
1. Tahap perencanaan, program satuan layanan dan kegiatan
pendukungdirencanakan secara tertulis dengan memuat sasaran, tujuan,
materi,metode, waktu, tempat dan rencana penilaian.
9
2. Tahap pelaksanaan, program tertulis satuan kegiatan (layanan ataupendukung)
dilaksanakan sesuai dengan perencanaannya.
3. Tahap penilaian, hasil kegiatan diukur dengan nilai.
4. Tahap analisis hasil, hasil penilaian dianalisis untuk mengetahui aspek-aspek
yang perlu mendapat perhatian lebih lanjut.
5. Tahap tindak lanjut, hasil kegiatan ditindaklanjuti berdasarkan hasilanalisis
yang dilakukan sebelumnya, melalui layanan dan atau kegiatanpendukung yang
relevan.
J. PENGAWASAN
Kegiatan bimbingan dan konseling di sekolahmenengah pertama menjadi ruang
lingkup kegiatan kepengawasan pengawas sekolah bidang SMP/MTs. Dalam Panduan
Pengembangan Diri(2006:12) dijelaskan bahwa dalam kegiatan pengawasan meliputi :
1. Kegiatan pelayanan konseling di sekolah/madrasah dipantau, dievaluasi dan dibina
melalui kegiatan pengawasan.
2. Pengawasan kegiatan pelayanan konseling dilakukan secara :
a. Interen, oleh Kepala Sekolah/Madrasah.
b. Eksteren, oleh pengawas sekolah/madrasah bidang konseling.
3. Fokus pengawasan adalah kemampuan profesional konselor dan implementasi
kegiatan pelayanan konseling yang menjadi kewajiban dan tugas konselor di
sekolah/madrasah.
4. Pengawasan kegiatan pelayanan konseling dilakukan secara berkala dan
berkelanjutan.
Hasil pengawasan didokumentasikan, dianalisis dan ditindaklanjuti untuk
peningkatan mutu perencanaan dan pelaksanaan kegiatan pelayanan konseling di
sekolah/madrasah.
K. MASALAH
1. Guru Bimbingan dan Konseling belum membuat Program
2. Guru Bimbingan dan Konseling tidak melaksanakan tugas Bimbingan dan
Konseling
3. Kerja guru Bimbingan dan Konseling tidak efektif
4. Tidak adanya pengawasan terhadap kerja guru Bimbingan dan Konseling
L. SOLUSI
10
1. Guru Bimbingan dan Konseling membuat program kerja program
2. Guru Bimbingan dan Konseling melaksanakan kerja sesuai dengan program
3. Keefektifan kerja guru Bimbingan dan Konseling ditingkatkan
4. Pengawan harus ditingkatkan
KEPUSTAKAAN
11
Kompetensi Supervisi Manajerial Pengawas Sekolah: Pengawas Sekolah. Bimbingan dan
Konseling Di Sekolah Direktorat. Direktorat Tenaga KependidikanDirektorat
JenderalPeningkatan MutuPendidik Dan Tenaga KependidikanDepartemen
Pendidikan Nasional. 2008.
Mamat Supriatna (Ed). 2011. Bimbingan dan Konseling Berbasis Kompetensi: Orientasi
Dasar Pengembangan Profesi Konselor. Jakarta. Rajawali Press.
Modul diklat peningkatan kopetensi guru BK/konselor SMA/MA.implementasi program
Bimbingan dan Konseling dalam kurikulum 2013.
Prayitno. 1997. Buku II Pelayanan Bimbingan dan Konseling: Sekolah Menengah Pertama
(SMP). Jakarta. Ditjen Dikdasmen.
Redaksi Sinar Grafika. 2006. Permendiknas tentang SI dan SKL. Jakarta. Sinar Grafika.
Winkel, W.S. 1991. Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan. Jakarta. Grasindo.
Soal dan Jawaban
12
1. Program bimbingan dan konseling untuk setiap periode berisikan materi yang merupakan
sinkronisasi dari unsur-unsur berikut, kecuali.!
a. Tugas perkembangan siswa yang mendapatkan layanan
b. Bidang-bidang bimbingan
c. Pemahaman dan pengaktualisasian diri
d. Jenis-jenis layanan dan kegiatan pendukung bimbingan dan konseling
2. Terdapat beberapa syarat – syarat penyusunan program, kecuali
a. Sistematik
b. Objektif
c. Terbuka dan luwes
d. Lengkap dan menyeluruh
3. Sebutkanlah jenis-jenis program bimbingan dan konseling, kecuali?
a. Tahunan
b. Semesteran
c. Bulanan
d. Caturwulan
4. Kurikulum SMP dan SMA yang menyatakan tentang pelakasanaan bimbingan karir yang
terdiri dari 5 paket, paket I Pemahaman diri, paket II nilai-nilai, paket III pemahaman
lingkungan, paket IV hambatan dan cara mengatasi hambatan, paket V merencanakan
masa depan. Dikeluarkan pada tahun.?
a. 1984
b. 1985
c. 1970
d. 1975
5. Struktur dalam program BK harus bersifat sebagai berikut, kecuali
a. Rasional
b. Objektifitas
c. Komponen program
d. Tujuan rumusan
ESSAY
13
1. Menururt anda, apa-apa saja masalah guru BK SMP yang anda temui dilapangan?
Jawab
a. Guru BK tidak ada membuat program BK
b. Guru BK belum melaksanakan layanan BK sesuai dengan kebutuhan siswa
c. Guru bk kurang aktif di sekolah
2. Menurut anda apa yang seharusnya dilakukan guru BK di SMP?
Jawab
a. Membuat program setiap awal semester
b. Melaksanakan layanan konseling sesuai dengan kebutuhan siswa
c. Melakukan kegiatan yang bermanfaat bagi perkembangan siswa
3. Bagaimana cara mengatasi permasalahan masih adanya persepsi negatif terhadap guru BK?
Jawaban:
Masih adanya persepsi negatif tentang bimbingan dan konseling terutama tentang
keberadaannya di sekolah. Sering muncul tudingan miring terhadap guru BK di sekolah seperti
guru tidak ada aktivitas atau guru tidak ada kegiatan, guru pasif dan lainnya. Masalah tersebut
dapat diatasi dengan:
a. Guru BK harus benar-benar menjalankan tugas, peran, fungsi dan tanggung jawabnya secara
baik, menyusun program layanan BK sesuai lingkup dan bidang layanan BK, serta
mengidentifikasi berbagai permasalahan dan kasus-kasus siswa.
b. Guru BK menyusun program pelayanan BK secara terencana dan sistematis, artinya
pelayanan BK di sekolah perlu direncanakan, dilaksanakan dan dinilai secara sistematis
sehingga dirasakan manfaatnya oleh berbagai pihak.
YEL-YEL
14
Lirik: KAMPUANG DEN JAUH DIMATO
Program BK dekat dihati
Programnya banyak sekali
Maimbau-imabau tiok sabanta.............
Den mambuek program
Takana.............
Jo program.............
Program tahunan, program semesteran
Program bulanan dan program mingguan
Takanaaaaaaaa jo program
15