Managemen Diagnosis Bagi Dokter Keluarga 1 Juni 2011

download Managemen Diagnosis Bagi Dokter Keluarga 1 Juni 2011

of 9

Transcript of Managemen Diagnosis Bagi Dokter Keluarga 1 Juni 2011

  • 7/31/2019 Managemen Diagnosis Bagi Dokter Keluarga 1 Juni 2011

    1/9

    Ochy_@n@ keskom

    1

    Managemen diagnosis bagi dokter keluarga

    Yusuf Alam Romadhon*

    Pendahuluan

    Bagi dokter keluarga, kemampuan melakukan diagnosis secara akurat merupakan hal yang

    sangat penting dalam kaitannya untuk menilai prognosis dan memberikan managemen

    keputusan yang tepat, seperti terapi atau merujuk sebagai bagian dari comprehensiveness of

    care dan continuity of care.1,2

    Di era keterbukaan dan emansipasi ini, salah diagnosis,

    berdampak buruk pula bagi dokter dalam hal kepercayaan, nama baik dan aspek hukum.2

    Dengan melihat karakteristik utama dokter keluarga (tabel1) diagnosis bagi dokter keluarga

    tidak sekedar merumuskan penyakit definitifnya, tetapi aspek penderita sebagai pribadi,aspek keluarga dan kesehatan masyarakat juga harus bisa terdefinisikan untuk keefektifan

    penatalaksanaan selanjutnya.

    Tabel 1. Karakteristik utama dokter keluarga menurut McWhinney3,4

    Memusatkan perhatian pada pribadi, bukan pada bagian-bagian ilmu, kelompok penyakit atauteknik-teknik khusus

    Mencari pemahaman pada konteks penyakit (pribadi, keluarga, jejaring sosial dan lingkunganpenderita)

    Melihat setiap kontak pasien sebagai peluang untuk melakukan pencegahan atau pendidikankesehatan

    Meninjau (pasien) dalam praktek sebagai bagian dari populasi yang berisiko Melakukan sharing habitat dengan pasien (idealnya tinggal dalam wilayah yang sama dengan

    pasien-pasiennya [pertetanggaan])

    Melihat pasien di rumah mereka Menaruh perhatian pada aspek-aspek subyektif praktik kedokteran Berperan sebagai manager sumber daya yang ada

    Mengacu pada standar kompetensi dokter di Indonesia, selanjutnya dalam tulisan ini istilah

    dokter keluarga dimaksudkan pula untuk dokter umum. Dalam standar kompetensi dokter

    Indonesia secara eksplisit disebutkan dengan pendekatan dokter keluarga.5

    Alasan

    selanjutnya, dengan mengacu definisi Olesen et al6

    tentang dokter umum secara implisit

    terdapat kemiripan dengan pendekatan dokter keluarga.

    The general practitioner is a specialist trained to work in the front line of a healthcaresystem and to take the initial steps to provide care for any health problem(s) that patients

    may have. The general practitioner takes care of individuals in a society, irrespective of the

    patient's type of disease or other personal and social characteristics, and organises the

    resources available in the healthcare system to the best advantage of the patients. The

    *Bagian Kedokteran Keluarga Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta

  • 7/31/2019 Managemen Diagnosis Bagi Dokter Keluarga 1 Juni 2011

    2/9

    Ochy_@n@ keskom

    2

    general practitioner engages with autonomous individuals across the fields of prevention,

    diagnosis, cure, care, and palliation, using and integrating the sciences of biomedicine,

    medical psychology, and medical sociology.

    Tulisan ini akan membahas: 1) pengertian dan strategi diagnosis secara konvensional, 2)

    pengertian praktik dokter keluarga dengan pendekatan berpusat pada pasien dan keluarga, 3)

    perumusan diagnosis dalam kerangka pikir praktik dokter keluarga dengan pendekatan

    berpusat pada pasien dan keluarga, 4) aspek aplikatif prinsip-prinsip diagnosis model dokter

    keluarga dalam konteks Indonesia.

    Pengertian dan strategi diagnosis secara konvensional

    Secara umum dapat disimpulkan bahwa pengertian diagnosis adalah proses kognitif yangberkaitan dengan pendefinisian masalah kesehatan yang dihadapi oleh pasien beserta hal-hal

    penting yang menyertainya.1,79

    Heneghan et al, membagi langkah-langkah dalam

    mendapatkan diagnosis meliputi inisiasi diagnosis, refinement, dan perumusan diagnosis

    akhir.1

    Strategi dalam inisiasi diagnosis meliputi spot diagnosis (seperti kasus kulit sekali

    lihat), self labeling (label penyakit dari pasien), presenting complaint(seperti yang biasa

    dijumpai dalam text book yakni berdasar keluhan utama), Pattern recognition trigger

    (berdasar pengenalan pola seperti mudah haus adalah bagian dari gejala diabetes). Strategi

    dalam refinement, meliputi restricted rule outs atau Murtagh process (menyingkirkan

    kemungkinan diagnosis paling serius), stepwise refinement (lebih meningkatkan presisi

    secara anatomis atau proses patologis yang mendasari), probabilistic reasoning (menambah

    pemeriksaan tertentu untuk memperbesar menerima atau menolak suatu diagnosis), pattern

    recognition fit(mencocokkan pola data dari gejala, pemeriksaan fisik dan penunjang saat ini

    dengan pola sebelumnya), clinical prediction rule (mencocokkan pola gejala dan tanda

    penyakit dengan aturan-aturan valid seperti konsensus Perkeni dan perhimpunan ahli lainnya

    atau dari evidence yang ada [contoh tabel 2]). Pada tahap terakhir pembuatan diagnosis atau

    perumusan diagnosis akhir, strategi yang diterapkan meliputi: known diagnosis (kurang dari

    50% perumusan diagnosis akhir diperoleh dengan cara ini; yakni sudah memiliki taraf yang

    cukup untuk membuat kepastian diagnosis dan memulai program terapi selanjutnya),

    ordering further tests (meningkatkan kepastian dengan melakukan pemeriksaan tambahan

    untuk menerima atau menolak kemungkinan diagnosis), test of treatment(memberikan terapi

    serta melihat respons apakah diagnosis diterima atau ditolak), test of time(melakukan wait

  • 7/31/2019 Managemen Diagnosis Bagi Dokter Keluarga 1 Juni 2011

    3/9

    Ochy_@n@ keskom

    3

    and see sehingga gejala dan tanda menjadi jelas) dan no label applied(tidak dapat dikenali

    dari pola diagnosis yang ada, pasien didatangkan kembali di lain waktu).

    Tabel 2. Hasil review sistematik hasil anamnesis dan pemeriksaan fisik untuk menegakkan diagnosis

    influenza10

    Temuan KlinisRasio kemungkinan untuk influenza

    Positif Negatif

    Kaku 7,2 0,9

    Berkeringat 2,9 0,6

    Ingin tidur 2,5 0,5

    Ketidakmampuan menjalani aktivitas harian 2,3 0,4

    Demam (subyektif) 1,7 0,5

    Ketiadaan gejala sistemik 1,5 0,4

    Nyeri kepala 1,3 0,6

    Batuk 1,3 0,4

    Mialgia 1,3 0,6Kongesti hidung 1,2 0,7

    Merasa dingin 1,1 0,7

    Nyeri tenggorok 1,1 0,9

    Sputum 1,1 0,9

    Pelayanan dokter keluarga yang berpusat pada pasien dan keluarga pasien

    Bila dielaborasi, pelayanan berpusat pada pasien berbeda pengertiannya dengan pelayanan

    berpusat pada keluarga. Pada pelayanan berpusat pada keluarga diartikan bahwa keluarga

    merupakan mitra dalam pembuatan keputusan, dukungan, perawat kesehatan sehari-hari yang

    paling mengerti tentang pasien, sekaligus meningkatkan kompetensi dokter keluarga dan

    timnya dalam memberikan pelayanan berdasarkan keunikan pasien.1113

    Dari kepustakaan

    pelayanan berpusat pada keluarga, sebagian besar pembahasannya pada kasus dimana

    ketergantungan pasien pada lingkungan keluarga demikian besar, seperti pasien anak,

    keadaan kritis dan perawatan paliatif.1114

    Pelayanan dokter keluarga yang berpusat pada

    pasien pada prinsipnya adalah memberikan pelayanan multidimensi pada manusia yang

    menderita sakit atau berisiko sakit dengan tujuan menyelesaikan permasalahan pasien dalam

    pola kemitraan.4, 15,16

    Terdapat dua model kerangka kerja konseptual layanan kesehatan yang

    berpusat pada pasien yaitu model Stewart et al dan Mead & Bower (gambar 1).16

    Dimensi

    pertama pasien sebagai pribadi (Mead & Bower) atau penyakit dan pengalaman dengan sakit

    (Stewart et al) bermakna bahwa yang menjadi perhatian adalah penyakit yang diderita

    sekaligus pribadi yang menderita sakit. Bila dielaborasi, tugas dokter keluarga menentukan

    diagnosis penyakit yang diderita, demikian juga dengan reaksi pasien terhadap sakit yang

    dialami seperti reaksi coping atau hubungan interpersonal juga masuk dalam aspek yang

  • 7/31/2019 Managemen Diagnosis Bagi Dokter Keluarga 1 Juni 2011

    4/9

    Ochy_@n@ keskom

    4

    dinilai.17,18

    Dimensi kedua perspektif biopsikososial (Mead & Bower) atau pribadi yang utuh

    (Stewart et al) bermakna konteks lingkungan biopsikososial meliputi keluarga, lingkungan

    kerja, masyarakat sebagai habitat pasien sehari-hari.17,18

    Dimensi ketiga aliansi terapetik

    (Mead & Bower) atau kemitraan dokterpasien (Stewart et al) artinya pasien berpartisipasi

    dengan dokter dalam membuat keputusan terapetik yang berkaitan dengan masalah

    kesehatannya. Dimensi keempat adalah berbagi wewenang dan tanggung jawab (Mead &

    Bower) atau berbagi latar belakang secara bersama (Stewart et al) artinya dalam eksekusi

    program penatalaksanaan pasien dan keluarga juga dibebani tanggungjawab meningkatkan

    komplien terhadap program yang telah dibangun secara bersama antara dokter dan pasien

    beserta keluarganya.

    Gambar1. Model konseptual pelayanan kesehatan berpusat pasien

    Aliansiterapetik

    berbagiwewenang dantanggung

    jawab

    perspektif bio-psikososial

    pasien sebagaipribadi

    penyakit danpengalamandengan sakit

    pribadi yangutuh

    kemitraandokter pasien

    berbagi latarbelakang

    secarabersama

    Lingkaran = model Stewart et al, Kotak = model Mead dan Bower

  • 7/31/2019 Managemen Diagnosis Bagi Dokter Keluarga 1 Juni 2011

    5/9

    Ochy_@n@ keskom

    5

    Perumusan diagnosis dalam kerangka pikir praktik dokter keluarga dengan

    pendekatan berpusat pada pasien dan keluarga

    Dengan pemahaman karakteristik pelayanan dokter keluarga yang multi faset, multi dimensi

    yang melibatkan aspek pribadi yang mengalami penderitaan sakit, keluarga tempat pribadi

    serta lingkungan kerja dan lingkungan lainnya yang masih terkait dengan jejaring sosial

    pasien, maka perlu dikembangkan kerangka kerja diagnosis dokter keluarga yang bisa

    menggambarkan berbagai aspek tersebut. Diagnosis ini juga berimplikasi pada aspek

    penatalaksanaan permasalahan yang dihadapi penderita dan jejaring sosialnya secara

    komprehensif.

    Table 3. Diagnosis multidimensional dokter keluarga (diadaptasi dari refensi 17)

    Dimensi diagnosis dokter keluarga Contoh

    I. Diagnosis biomedis Demam tifoid, hipertensi, varicella, carpal tunnelsyndrome dsb mengikuti standar ICD 10

    II. Diagnosis konteks Pemahaman pasien terhadap sakit yang diderita,antusiasme pasien dalam mengetahui problem

    kesehatan, lingkungan tempat tinggal pasien

    III. Karakter personal Mekanisme coping pasien dalam menghadapi sakityang dialami

    IV. Diagnosis sosial dan jejaring Hubungan inter personal dalam keluarga terutamadengan si pasien, adakah koalisi dalam keluarga,lemah kuatnya dukungan keluarga dan lingkungan

    pasien

    ICD 10 : International Classification of Disease 10

    Untuk mengakomodasi implementasi kerangka berpikir dokter keluarga dalam praktik sehari-

    hari, WONCA (World Organization of National Colleges, Academies, and Academic

    Associations of General Practitioners/Family Physicians) menyusun ICPC (International

    Classification of Primary Care) yang pertama kali dipublikasikan pada tahun 1987, dan telah

    mengalami revisi dan saat ini terdapat format elektroniknya ICPC 2 R yang diterbitkan

    tahun 2005.4,19

    Dengan IPCP ini memungkinkan dokter keluarga menuliskan episode

    penyakit mulai sejak mula timbul hingga periode resolusi dari waktu ke waktu, demikian pula

    sudah tertampung problem konteks sosial dengan disediakannya kolom Z. Struktur penulisan

    biaxial (dengan melakukan triangulasi baris bab penyakit dengan kolom komponen urutan

    proses diagnosis) yang memungkinkannya penulisan mengikuti periode waktu mulai onset

  • 7/31/2019 Managemen Diagnosis Bagi Dokter Keluarga 1 Juni 2011

    6/9

    Ochy_@n@ keskom

    6

    (gejala, tanda dari pemeriksaan fisik awal) hingga tersusunnya diagnosis akhir dari penyakit

    yang dialami pasien.

    Tabel 4. Klasifikasi untuk penulisan diagnosis permasalahan pasien dokter keluarga dari ICPC

    (International Classification of Primary Care) yang diterbitkan oleh WONCA

    KOMPONNEN

    CHAPTER

    A

    Umum

    B

    Darah

    D

    Diagnosis

    E

    Mata

    H

    Telinga

    K

    Sirkulasi

    L

    Muskuloskeletal

    N

    Neurologis

    P

    Psychologis

    R

    Respiratoris

    S

    Kulit

    T

    Metabolik,

    Endokrin,

    Nutrisi

    U

    Uriner

    W

    Kehamilan,Kelahiran,

    KB

    X

    Genitalwanita

    Y

    Genitalpria

    Z

    Sosial

    1.Gejala dankeluhan

    2. Diagnostik,skrining,

    prevensi

    3. Pengobatan,prosedur,

    medikasi

    4.Hasilpemeriksaan

    5. Administratif6. Lain-lain7. Diagnosis,

    penyakit

    Secara umum dapat dikatakan bahwa struktur skematis ICPC ini menunjukkan health care

    providing mix yang disajikan dalam praktik seperti (gambar 2)

    1. komponen pada baris merupakan aspek-aspek dalam proses penegakkan diagnosis besertaaspek administratif managerialnya, dan upaya prevensi kesehatan yang dilakukan dokter

    keluarga

    2. bab-bab yang berada di kolom merupakan perwujudan dokter keluarga yang komit padapribadi dan konteks, dimana pada bab kolom termuat semua aspek bagian ilmu (bagian

    tubuh), gender(priawanita), konteks urgensi (elektifemergensi), konteks psikososial

  • 7/31/2019 Managemen Diagnosis Bagi Dokter Keluarga 1 Juni 2011

    7/9

    Ochy_@n@ keskom

    7

    (pribadi keluarga lingkungan jejaring sosial) dan siklus kehidupan (hamil lahir

    bayibalitaanakremajadewasadewasa akhirlanjut usia).

    Gambar 2. Racikan sajian layanan kesehatan (health care providing mix) dokter keluarga dengan

    mengacu pada ICPC

    Jadi dapat disimpulkan secara konseptual hingga implementasi prinsip-prinsip pelayanan

    dokter keluarga dalam aspek diagnosis sudah tertata secara sistematis.

    Pertanyaan selanjutnya sekaligus merupakan penghujung tulisan kali ini adalah apakahkenyataan di lapangan dokter umum sekaligus dokter keluarga itu menerapkan prinsip-prinsip

    Pasien datang /

    teramati pertama kali

    Penyakit Pribadi

    Berdasar sikluskehidupan

    Berdasar

    tingkat urgensi

    Berdasar bagian / sistem

    tubuh yang terkena

    Berdasar jenis

    kelamin

    Jenis mekanisme

    coping yang teramati

    Pola hubungan

    antar anggota

    keluarga yang

    teramati

    Pola hubungan jejaring

    sosial yang teramati

    Berbagai kunjungan

    berikutnya

    Gejala dan keluhan

    Keperluan diagnostik,

    prevensi dan skrining

    Prosedur diagnostik /

    pemeriksaan tambahanAdvis / layanan

    informasi kesehatan

    Dirujuk ke spesialis

    Diagnosis akhir

    penyakit

    Terapi dan

    konseling terapi

  • 7/31/2019 Managemen Diagnosis Bagi Dokter Keluarga 1 Juni 2011

    8/9

    Ochy_@n@ keskom

    8

    pelayanan dokter keluarga ini dalam racikan sajian layanan yang diberikan kepada pasien dari

    menit ke menit pelayanan mereka? (dalam konteks Indonesia)

    Aspek Aplikatif Prinsip-prinsip Diagnosis Model Dokter Keluarga dalam Konteks

    Indonesia

    Dalam konteks Indonesia dokter keluarga masih merupakan gagasan yang masih jauh dari

    realisasi aplikatifnya. Di lingkup pendidikan dokter umum saja, pencantuman konsep dokter

    keluarga dalam kurikulum secara eksplisit sejak diberlakukannya Kurikulum Induk

    Pendidikan Dokter ke III (KIPDI III) pada tahun 2004, yang kemudian dimasukkan dalam

    standar pendidikan dokter yang diterbitkan Konsil Kedokteran Indonesia pada tahun 2006.

    Tantangan terbesar sekaligus langkah awal dalam penerapan prinsip-prinsip diagnosis secara

    khusus dan pelayanan kedokteran keluarga secara umum adalah belum ada klinik kedokteran

    keluarga yang sudah establisheduntuk dijadikan benchmarking bagi dokter-dokter umum di

    Indonesia dalam menyuguhkan racikan sajian layanan kesehatan ala dokter keluarga

    kepada keluarga-keluarga Indonesia beserta seluruh anggotanya.

    Simpulan

    Diagnosis yang dilakukan dokter keluarga (sesuai dengan karakternya) tidak saja berpusat

    pada penyakit atau diagnosis biomedis saja, melainkan pula pada aspek konteks pasien

    sebagai pribadi, dalam hubungan dengan anggota keluarga serta jejaring sosial dari pasien itu

    sendiri. Untuk konteks Indonesia, masuknya konsep dokter keluarga dalam wilayah formal

    masih relatif baru, sehingga membutuhkan proyek percontohan yang dapat dijadikan

    benchmarking oleh dokter-dokter umum di Indonesia.

    Daftar Pustaka

    1. Heneghan,C., Glasziou,P., Thompson, M., Rose,P., Balla,J., Lasserson,D., Scott, C., Perera, R.(2009) Diagnostic strategies used in primary care,BMJ; 338:b946 doi: 10.1136/bmj.b946

    2. Kostopoulou, (2008) O., Do GPs report diagnostic errors? Family Practice Advancedoi:10.1093/fampra/cmn014

    3. Hutchinson, A.,. Becker, L.A. (2004) How the Philosophies, Styles, and Methods of FamilyMedicine Affect the Research Agenda, Ann Fam Med 2004;2(Suppl 2):S41-S44. doi:

    10.1370/afm.195.

    4. McWhinney, I.R. Freeman, T. (2009) Textbook of family medicine 3rd ed, Oxford UniversityPress, Inc, pp 1316

    5. Konsil Kedokteran Indonesia (2006) Standar Kompetensi Dokter

    http://www.bmj.com/search?author1=P+Glasziou&sortspec=date&submit=Submithttp://www.bmj.com/search?author1=M+Thompson&sortspec=date&submit=Submithttp://www.bmj.com/search?author1=J+Balla&sortspec=date&submit=Submithttp://www.bmj.com/search?author1=D+Lasserson&sortspec=date&submit=Submithttp://www.bmj.com/search?author1=C+Scott&sortspec=date&submit=Submithttp://www.bmj.com/search?author1=R+Perera&sortspec=date&submit=Submithttp://www.bmj.com/search?author1=R+Perera&sortspec=date&submit=Submithttp://www.bmj.com/search?author1=C+Scott&sortspec=date&submit=Submithttp://www.bmj.com/search?author1=D+Lasserson&sortspec=date&submit=Submithttp://www.bmj.com/search?author1=J+Balla&sortspec=date&submit=Submithttp://www.bmj.com/search?author1=M+Thompson&sortspec=date&submit=Submithttp://www.bmj.com/search?author1=P+Glasziou&sortspec=date&submit=Submit
  • 7/31/2019 Managemen Diagnosis Bagi Dokter Keluarga 1 Juni 2011

    9/9

    Ochy_@n@ keskom

    9

    6. Olesen, F., Dickinson, J., Hjortdahl, P. (2000) General practicetime for a new definition,BMJ2000;320:3547

    7. Fauci, A.S., Braunwald, E., Kasper, D.L., Hauser, S.L., Longo, D.L., Jameson, J.Loscalzo, J.L.(2008) Harrison's Principles of Internal Medicine 7

    thEd.The McGraw-Hill Companies, Inc

    8. Norman, G., Barraclough, K., Dolovich, L., Price, D. (2009) Iterative Diagnosis, BMJ 2009;339:b34909. Goyder, C., McPherson, A., Glasziou, P. (2009) Self Diagnosis,BMJ 2009; 339:b4418

    10.Mark H. Ebell, MD, MS Anna Afonso, BSA Systematic Review of Clinical Decision Rules forthe Diagnosis of Infl uenza,Ann Fam Med2011;9:69-77. doi:10.1370/afm.1192.

    11.Rosen, P., Stenger, E., Bochkoris, M., Hannon, M.J., Kwoh, C.K. (2009) Family-centered Multidisciplinary Rounds Enhance the Team Approach in Pediatric, Pediatrics

    2009;123;e60312.Dunn, M.S., Reilly, M.C., Johnston, A.M., Hoopes Jr, R.D., Abraham, M.R. (2006) Development

    and Dissemination of Potentially Better Practices for the Provision of Family-Centered Care in

    Neonatology: The Family-Centered Care Map, Pediatrics 2006;118;S95-S107

    13.MacKay L.J., Gregory, D. (2011) Exploring Family-Centered Care Among Pediatric OncologyNurses,Journal of Pediatric Oncology Nursing 2011 28: 43

    14.Mitchell, M., Chaboyer, W., Burmeister, E., Foster, M. (2009) Positive Effects of a NursingIntervention on Family-Centered Care in Adult Critical Care,Am J Crit Care 2009;18:543-552

    15.Goldberg, D.G., Kuzel, A.J. (2009) Elements of the Patient-Centered Medical Home in FamilyPractices in Virginia,Ann Fan Med 2009;7:301-308.

    16.Hudon, C., Fortin, M., Haggerty, J.L., Lambert, M., Poitras, M.E (2011) Measuring PatientsPerceptions of Patient-Centered Care: A Systematic Review of Tools for Family Medicine,

    Annals Of Family Medicine www.annfammed.org vol. 9, no. 2 march / april 2011

    17.Olesen, F. (2003) A framework for clinical general practice and for research and teaching in thediscipline, Family Practice Vol. 20, No. 3

    18. Shapiro, J (1999) Correlates of family oriented physician communication, Family Practice 1999;16: 294300

    19.Soler, J.K., Okkes, I., Wood, M., Lamberts, H.(2008) The coming of age of ICPC: celebratingthe 21

    stbirthday of the International Classification of Primary Care, Family Practice 2008; 25:

    312317