MAKRO - bigcms.bisnis.combigcms.bisnis.com/file-data/1/2803/1123e0a5_Des17... · 12 MAKRO Kontan...

1

Transcript of MAKRO - bigcms.bisnis.combigcms.bisnis.com/file-data/1/2803/1123e0a5_Des17... · 12 MAKRO Kontan...

Page 1: MAKRO - bigcms.bisnis.combigcms.bisnis.com/file-data/1/2803/1123e0a5_Des17... · 12 MAKRO Kontan Senin, 30 April 2018 nFISKAL nMONETER Ekonomi Triwulan Satu Masih Akan Stagnan Kinerja

12MAKRO

Kontan Senin, 30 April 2018nFISKAL nMONETER

Ekonomi Triwulan Satu Masih Akan StagnanKinerja pajak dan ekspor nonmigas belum mencerminkan peningkatan aktivitas ekonomi

JAKARTA. Ekonomi Indone-sia sepanjang tiga bulan perta-ma tahun ini bakal tumbuh flat dibanding periode sama tahun lalu sebesar 5,01%. Tar-get pertumbuhan ekonomi kuartal I 2018 versi pemerin-tah sebesar 5,2% kemungkin-an gagal tercapai. Beberapa mesin pertumbuhan belum juga bekerja optimal.

Meski sebenarnya, selama Januari–Maret kemarin ada banyak pencapaian positif. Penerimaan pajak hingga ki-nerja ekspor nonmigas men-catatkan pertumbuhan.

Penerimaan pajak pada kuartal I 2018 tumbuh 16,21% dibandingkan dengan periode yang sama 2017. Dari sisi sek-tor usaha, penerimaan pajak juga menunjukkan pertum-buhan dobel digit, terutama bidang pengolahan dan perda-gangan masing-masing sebe-sar 16,72% dan 28,64%.

Begitu pula kinerja ekspor. Secara kumulatif, Badan Pu-sat Statistik (BPS) mencatat, nilai ekspor Indonesia pada Januari–Maret 2018 mencapai US$ 44,27 miliar atau mening-kat 8,78% ketimbang periode yang sama 2017. Dari jumlah itu, nilai ekspor nonmigas ne-

gara kita sebanyak US$ 40,21 miliar atawa naik 9,53%.

Perhitungan Bank Indone-sia (BI), pertumbuhan ekono-mi negara kita di kuartal I 2018 sebesar 5,11%. Ekspor dan investasi jadi pendorong pertumbuhan ekonomi. Se-dangkan kelompok pengelu-aran rumahtangga masih tum-buh di bawah rata-rata.

Lana Soelistianingsih, Eko-nom Samuel Aset Manajemen, menghitung, ekonomi kita se-lama kuartal I 2018 bakal tum-buh 5,06% sampai 5,09%. Kon-sumsi rumahtangga masih tumbuh lambat, sehingga per-tumbuhan ekonomi susah melewati 5,1%. "Konsumsi ru-mahtangga sumbangannya 56% ke PDB di mana 60% ma-sih dari ritel," katanya kepada KONTAN, Ahad (29/4).

Kalau melihat penjualan ri-tel di kuartal satu tahun ini, Lana bilang, tidak lebih baik dari tahun lalu. Ada perlam-

batan sektor ritel konvensio-nal. "Bisa dilihat, data emiten yang terkait consumer goods pada kuartal I 2018 tidak se-baik 2017," ujar Lana.

Sementara pertumbuhan penerimaan pajak, Lana menganalisis, belum mencer-minkan peningkatan aktivitas ekonomi. Pertumbuhan pene-rimaan pajak ialah imbas pe-ningkatan kepatuhan setelah Program Pengampunan Pajak (Tax Amnesty). "Tak selalu mencerminkan bisnisnya membaik," ucap dia.

Memang, penyerapan ang-garan belanja pemerintah meningkat. Tapi, itu tak bere-fek signifikan bagi perekono-mian nasional. Kontribusi be-lanja pemerintah hanya 8% terhadap PDB. "Ekspor juga naik tetapi impor tumbuh po-sitif, sehingga menggerus net ekspor," terang Lana.

Center of Reform on Eco-nomics (Core) Indonesia juga memprediksikan, pertumbuh-an ekonomi RI pada kuartal pertama 2018 tertahan di level 5%. Direktur Eksekutif CORE Indonesia Mohammad Faisal mengatakan, ekonomi dalam negeri berjalan stagnan lan-taran konsumsi rumahtangga yang belum pulih betul.

Salah satu indikatornya: pertumbuhan penjualan ritel

selama Januari hingga Feb-ruari 2018 yang justru minus 0,38%. Sedangkan pada perio-de yang sama 2017 masih tum-buh sebesar 5,03%.

Kelompok menengah atas pun cenderung masih mena-han belanja. Indikator penju-alan kendaraan bermotor memperlihatkan, penjualan mobil justru melemah, dari tumbuh 6,15% pada kuartal I 2017 menjadi hanya tumbuh 2,88% di kuartal I 2018.

Berharap bulan puasa

Senada, meski tak menye-butkan angka, Aldian Taloput-ra, Kepala Ekonom Standard Chartered Bank Indonesia, memperkirakan, pertumbuh-an ekonomi kuartal I2018 ba-kal relatif flat dibanding tri-wulan sebelumnya. Laju eko-nomi baru akan meningkat signifikan mulai kuartal II 2018, seiring pertambahan daya beli konsumen di bulan puasa dan Lebaran.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasu-tion juga sempat menyebut-kan, pertumbuhan ekonomi kuartal I 2018 berpotensi lebih rendah dibanding periode yang sama 2017 lalu. "Mung-kin pertumbuhan kuartal satu tahun ini tidak bisa lebih ting-

gi dari tahun lalu. Namun, kami enggak berharap begitu. Saya cuma bilang, mungkin enggak lebih tinggi dari tahun lalu," kata Darmin.

Beda dengan yang lain, En-rico Tanuwidjaja, Head of Economics & Research Fi-nance and Corporate Service UOB Indonesia, lebih optimis-tis. Dia memprediksikan, per-tumbuhan ekonomi kita pada kuartal I 2018 mencapai 5,2%. Itu sejalan dengan fundamen-tal ekonomi Indonesia yang masih kuat dari sisi investasi dan pembangunan.

Bahkan, fundamental yang kuat itu akan bertahan hingga kuartal II 2018. Proyeksi Enri-co, selama periode April–Juni 2018, ekonomi bisa tumbuh lebih tinggi lagi yakni 5,3%. Momentum bulan puasa, Le-baran, dan pemilihan kepala daerah (pilkada) serentak adalah pendorongnya. "Pada periode itu, konsumsi masya-rakat akan meningkat cukup tinggi," jelas Enrico.

Sepanjang 2018, Enrico pun yakin, ekonomi dalam negeri bisa tumbuh di kisaran 5,3%. Kekuatan fundamental eko-nomi Indonesia didukung oleh konsumsi swasta, pertumbuh-an belanja investasi, serta pe-ningkatkan kinerja ekspor yang berkelanjutan. n

Ghina Ghaliya Quddus

Pengawasan Ijin Resor

ANTARA/Iggoy El Fitra

Pengelola resor berada di dermaga Pulau Nyang-nyang, Siberut Barat Daya, Kab. Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat, Sabtu (28/4). Pemkab Mentawai membentuk tim terpadu untuk mengawasi izin resor dan wisata bahari, karena usaha pariwisata yang berada di kawasan hutan produksi sebagian belum memiliki izin.

Kenaikan

penerimaan

pajak karena

kepatuhan

meningkat.

Biar Rupiah Stabil, BI Minta BUMN Tak Borong Dollar ASJAKARTA. Tekanan terhadap rupiah tampaknya masih akan berlangsung hingga perte-ngahan tahun nanti. Bank In-donesia (BI) mengimbau ba-dan usaha milik negara (BUMN) yang memiliki kebu-tuhan valuta asing agar tidak memborong dollar Amerika Serikat (AS) di pasar untuk saat ini. Jika BUMN masuk, beban rupiah semakin berat dan menguras cadangan devi-sa untuk operasi pasar.

Jakarta Interbank Spot Dol-lar Rate (JISDOR) BI menca-tat, kurs rupiah menguat tipis ke level 13.879 per dollar AS pada Jumat (29/4) dari sehari sebelumnya di Rp 13.930. Toh, nilai tukar mata uang garuda tetap mengkhawatirkan.

Apalagi, tekanan terhadap rupiah masih akan terjadi, se-iring rencana kenaikan suku bunga bank sentral AS, Fede-ral Reserve (The Fed). Plus, kuartal kedua merupakan pe-riode pembayaran dividen, sehingga menyedot dollar AS di pasar. Tekanan akan ber-tambah jika BUMN ikut-ikut-an memborong dollar AS un-tuk persiapan pembayaran utang jatuh tempo yang biasa-

nya pada September.Gubernur BI Agus Marto-

wardojo berharap, BUMN yang membutuhkan valuta asing lebih baik tidak serta merta masuk ke pasar terlebih dahulu. Terlebih, jika kebu-tuhan valuta asing untuk membayar utang yang jatuh tempo pada kuartal ketiga dan keempat mendatang.

"Jika utang jatuh tempo September atau November dan Desember, tidak perlu mengadakan valuta asingnya sekarang," pinta Agus akhir pakan lalu. Data Neraca Pem-bayaran Indonesia per De-sember 2017 menunjukkan, total utang luar negeri swasta yang akan jatuh tempo kurang dari setahun ke depan menca-pai US$ 46,06 miliar.

Agus meminta, perusahaan pelat merah yang membutuh-kan valuta asing untuk keper-luan di semester kedua nanti lebih baik mencarinya melalui cara forward. Ia juga mengim-bau BUMN untuk melakukan lindung nilai atawa hedging. Dengan begitu, bisa meredam risiko nilai tukar rupiah yang cenderung melemah.

Bank sentral, Agus menam-

bahkan, juga akan meningkat-kan intensitas transaksi swap untuk mengurangi tekanan rupiah. Transaksi swap yang selama ini hanya berlangsung sekali dalam seminggu akan menjadi dua atau tiga kali per minggu. "Frekuensi ditingkat-kan untuk menjaga likuiditas valuta asing," katanya.

Eric Sugandi, Project Con-sultant Asian Development Bank (ADB) Institute, menye-but, tekanan rupiah akibat banyak dana asing yang kelu-ar dari pasar domestik. Sepan-jang tahun ini, dana asing di pasar modal sudah menguap Rp 33,31 triliun. Di pasar obli-gasi pemerintah, dana asing menyisakan Rp 848,48 triliun per 26 April, tergerus Rp 861 triliun dari awal bulan.

Untuk itu, dana asing yang hengkang harus ditarik lagi ke pasar domestik, biar tekanan rupiah berkurang. "Salah satu caranya, suku bunga acuan BI harus segera naik. Kenaikan suku bunga acuan BI paling tidak akan mengurangi kelu-arnya dana asing dari pasar domestik," terang Eric.

Arsy Ani Sucianingsih

nilai tukarn

Harga Pangan Naik Sulut Inflasi AprilJAKARTA. Lusa (2/5), Badan Pusat Statistik (BPS) akan mengumumkan tingkat inflasi selama April 2018. Laju inflasi bulan ini berpeluang lebih pelan ketimbang bulan sebe-lumnya. Tapi, inflasi April ta-hun ini berpotensi lari lebih kencang dibanding bulan sama tahun-tahun sebelum-nya. Sebab, ada dorongan dari kenaikan harga pangan.

Berdasarkan survei peman-tauan harga (SPH) oleh Bank Indonesia (BI), hingga pekan ketiga April terjadi inflasi se-besar 0,12% secara bulanan (mtm) dan 3,44% secara ta-hunan (yoy). Pada tahun ini, Januari terjadi inflasi 0,62%, Februari 0,17%, dan Maret 0,2%. Lalu, laju inflasi di April 2017 hanya 0,09 dan April 2016 terjadi deflasi 0,45%.

Gubernur BI Agus Marto-wardojo menyebutkan, harga komoditas pangan yang masih naik serta mendorong inflasi adalah bawang merah dan bawang putih. Kementerian Perdagangan (Kemdag) men-catat, harga rata-rata nasional bawang merah Rp 37.006 per kilogram (kg) pada Jumat (27/4), melesat 18,68% diban-ding akhir Maret. Harga da-ging ayam ras juga naik 4,71% menjadi Rp 33.119 per kg dan telur ayam naik 4,11% jadi Rp 24.181 per kg. Sedang har-ga beras medium susut 3,77% jadi Rp 10.488 per kg.

Kepala Ekonom Standard Chartered Bank Indonesia Al-dian Taloputra memperkira-kan, inflasi sepanjang April

bakal lebih tinggi dari proyek-si BI, yakni sekitar 0,23% seca-ra bulanan dan 3,55% secara tahunan. "Faktornya sama, kenaikan harga pangan dan sebagiannya lagi adalah pele-mahan rupiah yang memeng-aruhi harga barang konsumsi seperti emas," katanya.

Data Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) menun-jukkan, rupiah bertengger di posisi Rp 13.879,00 per dollar AS, Jumat (27/4), menguat ti-pis dari sehari sebelumnya Rp 13.930. Rata-rata kurs rupiah pada April Rp 13.799,25 per dollar AS, melemah dibanding Maret Rp 13.758,29.

Kenaikan harga bahan ba-kar minyak (BBM) umum yakni Pertalite dan Pertamax pada Maret lalu juga masih berefek terhadap inflasi bulan ini. "Angka proyeksi kami su-dah memasukkan kenaikan Pertalite dan Pertamax, tapi nilainya kecil karena hanya efek bawaan. Pengaruh lang-sung kenaikan harga BBM su-dah masuk ke perhitungan Maret," jelas Aldian.

Meski inflasi April bakal rendah, pemerintah dan BI harus waspada. Pasalnya, per-tengahan Mei nanti sudah masuk bulan puasa. Biasanya, permintaan bahan pangan meningkat pada periode itu, sehingga inflasi akan terpicu jika tidak ada stabilitas harga dan pasokan di pasar. Mulai saat ini, pemerintah harus an-tisipasi kenaikan harga.

Ghina Ghaliya Q, Arsy Ani S

inflasin

pusdok
Typewritten Text
30 April 2018, Kontan | Hal. 12