Makro beloommm

17
Makro Nama : Imama Nisa Al Husna NIM : B1J008058 Kelompok : 3 Asisten : Eka Widiyarti LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI HEWAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN FAKULTAS BIOLOGI PURWOKERTO 2012

Transcript of Makro beloommm

Makro

Nama NIM Kelompok Asisten

: Imama Nisa Al Husna : B1J008058 :3 : Eka Widiyarti

LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI HEWAN

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN FAKULTAS BIOLOGI PURWOKERTO 2012

I.

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ekologi perairan merupakan suatu ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang biofisik perairan. Melalui ekologi perairan kita dapat mengetahui interaksi lingkungan yang terjadi di perairan baik fisik, kimia, biologis, maupun interaksi antar komponen biofisik dari perairan. Ekologi perairan memberikan gambaran tentang berbagai komunitas maupun ekosistem perairan yang biasanya kita temui. Sungai adalah suatu badan air yang mengalir ke satu arah. Air sungai dingin dan jernih serta mengandung sedikit sedimen dan makanan. Aliran air dan gelombang secara konstan memberikan oksigen pada air. Suhu air bervariasi sesuai dengan ketinggian dan garis lintang.Komunitas yang berada di sungai berbeda dengan danau. Air sungai yang mengalir deras tidak mendukung keberadaan komunitas plankton untuk berdiam diri, karena akan terbawa arus. Sebagai gantinya terjadi fotosintesis dari ganggang yang melekat dan tanaman berakar, sehingga dapat mendukung rantai makanan. Komposisi komunitas hewan juga berbeda antara sungai, anak sungai, dan hilir. Di anak sungai sering dijumpai makhluk air tawar. Di hilir sering dijumpai ikan gurami. Beberapa sungai besar dihuni oleh berbagai kura-kura dan ular. Khusus sungai di daerah tropis, dihuni oleh buaya dan lumba-lumba. Organisme sungai dapat bertahan tidak terbawa arus karena mengalami adaptasi evolusioner. Misalnya bertubuh tipis dorsoventral dan dapat melekat pada batu. Ekosistem yang dihuni oleh berbagai macam organisme. Menurut Noughton (1978) penghuni ekosistem sungai antara lain: 1. Neuston (meliputi organism yang aktif dipermukaan air) 2. Plankton (meliputi semua organism mikroskopik yang melayanglayang dalam air) 3. Nekton (meliputi berbagai organism akuatik yang dapat bergerak atau berenang bebas) 4. Bentos (meliputi organism khususnya hewan yang hidup atau aktif di dasar perairan)

5. Peropiton (meliputi organism yang hidup menempel pada benda atau organisme lainnya). Makrobentos Gastropoda air tawar meliputi keluarga siput yang menempati hampir semua tipe air tawar seperti kolam, sungai kecil, sungai besar hingga danau. Beberapa habitat dapat dihuni oleh salah satu atau dua spesies saja, sedangkan lainnya dapat dihuni oleh beberapa spesies (Pennak, 1978). Pola penyebaran gstropoda air tawar ini, banyak ditentukan oleh toleransi dari jenis gastropoda tersebut terhadap lingkungannya. Gastropoda termasuk hewan yang sangat berhasil menyesuaikan diri untuk di beberapa tempat dan cuaca. Distribusi penyebaran gastropoda air tawar ini umumnya meliputi daerah yang sangat luas, mulai dari dataran rendah sampai dataran tinggi yang mempunyai ketinggian 2.000 m dpl. Salah satu kelas yang di Mollusca adalah Gastropoda. Mollusca adalah sebagai berikut: berbadan lunak, diselubungi oleh semacam kantong otot (mantel) yang tidak bersegmen beserta berculum; sebagai tempat organ-organ dalam. Mantel ini mempunyai keunikan lain, yaitu dapat menghasilkan sekresi spikulum (menyerupai jarum) yang berkulit kapur (Benthem, 1953). Struktur komunitas zoobenthos dipengaruhi berbagai faktor lingkungan abiotik dan biotik. Secara abiotik, faktor lingkungan yang mempengaruhi keberadaan makrozoobenthos adalah faktor fisika-kimia lingkungan perairan. Sifat fisik perairan seperti: pasang surut, kedalaman, kecepatan arus, kekeruhan atau kecerahan, substrat dasar dan suhu air. Sifat kimia antara lain kandungan oksigen dan karbondioksida terlarut, pH, bahan organik, dan kandungan hara berpengaruh terhadap hewan bentos. Faktor biologi perairan juga termasuk faktor penting bagi kelangsungan hidup hewan bentos (Tudorancea et all. 1979).

B. Tujuan 1. Mengetahui keragaman makrobenthos sebagai salah satu indikator suatu pencemaran lingkungan perairan. 2. Mampu melakukan teknik sampling bentos dengan benar.

II.

DESKIPSI LOKASI

Praktikum makrozoobenthos ini dilakukan di Sungai Banjaran pada hari Sabtu tanggal 14 April 2012. Praktikum dimulai pukul 07.00 sampai 08.00. Keadaan air sungai masih bersih dan arus sungai cukup besar yaitu. Saat praktikum pH air sebesar 5. Suhu awal praktikum 300C. Kelembaban saat awal praktikum 84%.

III.

TINJAUAN PUSTAKA

Sungai adalah suatu badan air yang mengalir ke satu arah dan termasuk dalam ekosistem perairan tawar yang memiliki ciri-ciri antara lain variasi suhu tidak menyolok, penetrasi cahaya kurang, dan terpengaruh oleh iklim dan cuaca. Sungai yang merupakan salah satu ekosistem perairan terbentuk karena adanya perbedaan tinggi antara sumber air dan muara. Sumber ini berasal dari air hujan yang masuk ke dalam tanah dan sebagai air mata. Mata air inilah yang merupakan sumber air dari sungai. Sambil mengalir air sungai itu mengikis tanah dan batubatuan yang dilewati. Kikisan tanah dan batu-batuan yang berbentuk butir-butir melayang dalam air dan iktu mengalir ke laut, danau, waduk, dan rawa-rawa. Intensitas pengikisan itu diantaranya dipengaruhi oleh jenis-jenis tanah dan batubatuan yang dilewati. Tanah dan batu-batuan yang dikikis oleh air itu kerasnya berbeda, karena itu tak ada sebuah sungai yang mengalir secara lurus, mengalirnya sungai berkelok-kelok mengikuti ketinggian tanah dan memilih tanah dan batu-batuan yang lunak (Kaslan, 1991). Air sungai yang dalam perjalanan menuju kelaut itu nyatanya membawa dan mengangkut berbagai jenis benda dan bahan materil, seperti batu-batuan, lumpur atau bahan-bahan organik pencemar. Berdasarkan Desanto (1978), Odum (1988), dan Ewusie (1990) mengklasifikasikan habitat perairan darat dibagi menjadi dua yaitu : 1. Air tergenang atau habitat lentik, seperti danau rawa 2. Air deras atau habitat lotik, seperti sungai dan mata air Menurut Odum (1989), terdapat dua zona utama pada aliran sungai yaitu : 1. Zona air deras: daerah yang dangkal dimana kecepatan arus cukup tinggi untuk menyebabkan dasar sungai bersih dari endapan dan materi lain yang lepas, sehingga zona ini padat. Zona ini umumnya terdapat di hulu pegunungan. 2. Zona air tenang: bagian sungai yang dimana kecepetan arus mulai berkurang, maka lumpur dan materi lepas mulai mengendapan di dasar sehingga dasar sungai menjadi lunak. zona ini di jumpai pada daerah landai. Sungai Banjaran merupakan anak sungai Logawa yang mengalir dari arah utara ke arah selatan dan bermuara pada sungai Serayu di daerah Patikraja. Luas

Daerah Aliran Sungai (DAS) kira-kira 47.16 Km2. DAS Banjaran terletak di Kabupaten Banyumas yang meliputi enam Kecamatan yaitu Kecamatan Baturraden, Kedungbanteng, Purwokerto Utara, Purwokerto Barat, Purwokerto Selatan, Purwokerto Timur, dan Patikraja (Balai PSDA Purwokerto, 2004). Menurut ( ), berdasarkan kebiasaan hidup, organisme air tawar dibedakan sebagai berikut. a. Plankton, terdiri alas fitoplankton dan zooplankton; biasanya melayang-layang (bergerak pasif) mengikuti gerak aliran air. b. Nekton, hewan yang aktif berenang dalam air, misalnya ikan. c. Neuston, organisme yang mengapung atau berenang di permukaan air atau bertempat pada permukaan air, misalnya serangga air. d. Perifiton, merupakan tumbuhan atau hewan yang melekat pada tumbuhan atau benda lain, misalnya siput. e. Bentos, hewan dan tumbuhan yang hidup di dasar atau hidup pada endapan. Bentos dapat sessil (melekat) atau bergerak bebas, misalnya cacing dan remis. Hewan makrobentos memegang peranan penting dalam ekosistem perairan dan menduduki beberapa tingkatan trofik pada rantai makanan. Peranan penting tersebut karena mampu mengubah materi-materi authokton dan alokhton, sehingga memudahkan mikroba-mikroba menguraikan materi organik menjadi anorganik yang merupakan nutrien bagi produsen perairan. Hewan makrobentos adalah golongan invertebrata akuatik yang sebagian besar atau seluruh hidupnya berada di dasar perairan, sesil, atau merayap dengan ukuran lebih besar dari 1 mm. Pada umumnya hewan makrobentos ini berupa larva insekta, Mollusca, Oligochaeta, Crustacea-Amphipoda, Isopoda, Decapoda, dan Nematoda. Hewan makrobentos lebih tepat digunakan sebagai indikator pencemaran organik di suatu perairan, karena pencemaran organik memberikan pengaruh

spesifik terhadap masing-masing spesies hewan makrobentos itu. Misalnya saja Diatom perrifiton yang banyak hidup melekat di dasar perairan. Diatom perrifiton sangat penting dalam ekosistem perairan karena merupakan produsen dalam rantai makanan yakni sebagai penghasil bahan organik dan oksigen.

IV.

MATERI DAN CARA KERJA

A. Materi Alat-alat yang digunakan dalam praktikum lapangan yaitu tali rafia 10 meter, pinset, baki, jala surber, saringan, botol film, botol kosong air mineral 600 ml, kantong plastik, kertas pH, hidrometer, termometer, alat tulis, kamera digital.

B. Cara kerja Metode menggunakan yang digunakan yaitu dengan survey secara langsung metode transek untuk pengambilan gastropoda dan plankton di

Sungai Banjaran. 1. Mengukur pH air Sungai Banjaran a. Mengukur pH air menggunakan pH universal dicelupkan ke air dan dicocokkan dengan indikator pH b. Mengukur suhu udara dengan menggantungkan thermometer di pohon. c. Mengukur kelembaban udara dengan menggantungkan hidrometer di pohon. d. Hasil dicatat pada data pengamatan 2. Mengukur arus air a. Botol ukuran 600 ml diisi air setengahnya b. Diikat di bagian tengah botol dengan tali sepanjang 10 meter c. Botol tersebut dialirkan ke air, dicatat waktunya hingga tali tersebut meregang 3. Pengambilan Gastropoda a. Membuat transek ukuran 30 x 30 cm sebanyak 3 ulangan b. Mencari gastropoda yang ada di dalam transek pada masing-masing ulangan tersebut, dimasukkan dalam plastik. c. Identifikasi gastropoda yang didapat d. Hasil dianalisis

e. Hitung kekayaan spesies, indeks margalef, indeks dominansi, dan indeks keragaman 4. Pengambilan Plankton a. Membuat transek ukuran 30 x 30 cm sebanyak 3 ulangan b. Letakkan jala surber di kedalaman air, letaknya melawan arus c. Selama 15 menit, air dibiarkan mengalir dan tertampung dalam botol di jala surber. d. Hasil penyaringan diletakkan di baki e. Menggunakan pinset, dipilih plankton yang di dapat f. Masukkan dalam botol film g. Hasil diidentifikasi h. Hitung kekayaan spesies, indeks margalef, indeks dominansi, dan indeks keragaman

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

Tabel 5A.1. Jenis makrobentos yang didapat kelompok 3 Stasiun I II. II. Jenis Ephemeroptera Diptera 1 2 1 2 3 Jumlah Individu Total perstasiun Total

Tabel 5B.1. Jenis makrobentos yang didapat kelompok 5 Stasiun Jenis Lepidostomatidae Bivalvia I. Goniobasis livescers Melanopsidae Oligochaeta Lepidostomatidae Oligochaeta II. Leopax Goniobasis livescers Melanopsidae Oligochaeta III. Goniobasis livescers 3 3 Jumlah Individu 1 1 2 2 1 1 1 1 1 2 1 Total perstasiun 1 1 2 2 1 1 1 1 1 2 1 17 Total

Tabel 5C.1. Jenis makrobentos yang didapat kelompok 7 Stasiun Jenis Pachyilus indorum I Brotia insolita Melancides deniscniensis Brotia insolita II. Periana doudebortii Brotia costula Brotia cosculata Brotia cosculata III. Melancides deniscniensis 11 11 7 24 6 6 1 1 2 7 24 6 6 1 1 2 67 Jumlah Individu 9 Total perstasiun 9 Total

Tabel 5A. 2. Jenis Gastropoda yang didapat kelompok 3 Stasiun I II III. Jenis Fuga plicifera Fuga plicifera Fuga plicifera Jumlah Individu 14 13 10 Total perstasiun 14 13 10 37 Total

Tabel 5B. 2. Jenis Gastropoda yang didapat kelompok 5 Stasiun I II III Jenis Goniobasis livescers Goniobasis livescers Fuga flicifera Goniobasis livescers Jumlah Individu 6 3 10 9 Total perstasiun 6 3 10 9 28 Total

Tabel 5C. 2. Jenis Gastropoda yang didapat kelompok 7 Stasiun I II III. Jenis Odonata platicnemididae Capiniidae Psychodidak Jumlah Individu 1 1 1 Total perstasiun 1 1 1 3 Total

Tabel 5A. 3. Faktor lingkungan kelompok 3 no 1 2 3 4 5 6 7 Pengamatan Temperatur udara Temperatur air Kelembaban Ph Kedalaman Arus air Lumpur, pasir, kerikil Stasiun I 25 C 23 o C 84 5 100 cm 1,30 m/ s Pasiro

Stasiun II 25 C 22 o C 82 5 100 cm 2,32 m/ s Pasiro

Stasiun III 26o C 23o C 73 6 100 cm 3,20 m/s Pasir

Tabel 5B. 3. Faktor lingkungan kelompok 5 no 1 2 3 4 5 6 7 Pengamatan Temperatur udara Temperatur air Kelembaban Ph Kedalaman Arus air Lumpur, pasir, kerikil Stasiun I 25 o C 22 o C 79 5 100 cm 0,45 m/ s Pasir, kerikil, berbatu Stasiun II 25o C 22 o C 79 5 100 cm 0,3 m/ s Pasir, kerikil, berbatu Stasiun III 26o C 23o C 79 6 100 cm 0,47 m/s Pasir, kerikil, berbatu

Tabel 5B. 3. Faktor lingkungan kelompok 7 no 1 Pengamatan Temperatur udara Stasiun I 27 Co

Stasiun II 27 Co

Stasiun III 27o C

2 3 4 5 6 7

Temperatur air Kelembaban Ph Kedalaman Arus air Lumpur, pasir, kerikil

23o C 73 6 81,5 cm 3 m/ s Pasir, kerikil, berbatu

23 o C 73 6 81,5 cm 3,1 m/ s Pasir, kerikil, berbatu

23o C 73 6 81,5 cm 3,6 m/s Pasir, kerikil, berbatu

Perhitungan Indeks keanekaan dari Margalef (Southwood, 1972)

a = indeks keanekaan S = jumlah spesies (kelompok) N = jumlah individu Makrobenthos Stasiun 1

Stasiun 2

Stasiun 3

Gastropoda Stasiun 1

Stasiun 2

Stasiun 3

Perhitungan Indeks Deversitas Simpson C : indeks diversitas ni : jumlah individu untuk masing-masing jumlah N : jumlah seluruh individu Makrobhentos

Indeks Diversitas Simpson Makrobhentos

Gastropoda

Indeks Diversitas Simpson Gastropoda

Indeks Diversitas Shanon Wiever H : indeks diversitas dari komunitas S : jumlah spesies 1 jenis ni : jumlah individu dari masing-masing spesies N : jumlah seluruh individu Makrobhentos

Gastropoda

No. 1

Gambar Hygrometer

Keterangan

2

Jala surber

3

Thermometer

4

Larva Diptera

5

Ephemeroptera

B. Pembahasan

Praktikum acara makrobenthos di perairan yang dilakukan kelompok 3 bertempat di sungai Banjaran. Kegiatan yang dilakukan di sungai Banjaran adalah mengambil makrobenthos, pengukuran pH air, kecepatan arus, suhu, kelembaban dan pengambilan gastropoda berkala sebanyak tiga kali ulangan untuk di identifikasi. Hasil identifikasi gastropoda yang didapat pada ulangan pertama terdapat 11 ekor Fuga plicifera, ulangan kedua13 ekor Fuga plicifera, ulangan ketiga 10 ekor Fuga plicifera. Sedangkan makrobenthos didapatkan pada ulangan dua dan ulangan tiga antara lain: Ephemeroptera 1 ekor, dan larva Diptera 1 ekor. Saat praktikum pH perairan di sungai Pelus diukur dengan menggunakan pH meter, mengukur kelembaban dengan hygrometer, dan mengukur suhu dengan thermometer. Jala surber adalah alat yang digunakan untuk mengambil plankton dan makrobhentos. Plankton net didesain untuk pengambilan sampel jenis plankton, phytoplankton, dan zooplankton. Beragam ukuran jarring dan diameter bundaran mulut plankton dan dapat digunakan pada air tawar dan lingkungan lautan. Makrobenthos adalah invertebrata yang hidup didasar perairan (Bahrie, 2003). Makrozoobenthos sering dipakai untuk menduga ketidak seimbangan lingkungan fisik, kimia, dan biologi perairan. Perairan yang tercemar akan mempengaruhi kelangsungan hidup organism makrozoobenthos. Makrozoobenthos merupakan biota air yang mudah terpengaruh oleh adanya bahan pencemar, baik bahan kimia maupun fisik, oleh karena itu hewan ini dijadikan sebagai indikator perairan tercemar (Odum, 1992).