Makalah Tppl Ikan Badut

download Makalah Tppl Ikan Badut

of 16

description

tppl

Transcript of Makalah Tppl Ikan Badut

MAKALAH TEKNIK PEMBESARAN IKAN BADUT (Clown fish)

OlehKelompok 1

Arni Khurnia SuciB0A013041

Lutfi MukholifahB0A0130

Djihan Ibnu HayyanB0A0130

Tubagus ArgaB0A0130

Dara PriciliaB0A0130

KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGIUNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMANFAKULTAS BIOLOGIPROGRAM STUDI D-III PENGELOLAAN SUMBERDAYAPERIKANAN DAN KELAUTANPURWOKERTO2015I. PENDAHULUAN1.1 Latar belakangIkan Nemo atau Clown Fish atau sering juga disebut Ikan badut. Ikan Nemo ini biasanya ditemukan berhubungan dengan anemon di Oseania, Indo-Pasifik, dan Great Barrier Reef. Hal ini dapat ditemukan secara individual, atau lebih umum, berpasangan atau kelompok kecil dalam anemon sama seperti Heteractis magnifica atau Stichodactyla mertensii. Clown fish liar jarang akan melebihi 4 inci dan jika dipelihara di akuarium atau diternak kan ukurannya jarang melebihi 3 inci. Clown fish sering dikagumi bila dilihat sedang bermain di anemon. Clown fish dan Anemon tidak saling membutuhkan untuk bertahan hidup, karena Anemon membutuhkan pencahayaan intens dan lingkungan yang sangat stabil dalam akuarium, lebih baik untuk memilih anemone yang membutuhkan perawatan yang lebih kecil untuk Clown fish. Ikan ini cukup menjanjikan juga bagi peningkatan perekonomian masyarakat. Clown fish atau ikan Nemo adalah ikan hias air laut yang mempunyai nilai ekonomi cukup tinggi. Banyak orang memeliharanya sebagai ikan hias di akuarium.Beberapa alasan sehingga ikan ini diminati sebagai pajangan di akuarium, adalah karena keindahan warna tubuhnya yaitu orange cerah dengan kombinasi hiasan 3 garis putih pada bagian kepala, badan dan pangkal ekor, gerakan yang lincah, memiliki postur tubuh mungil dan tidak ganas. Besarnya permintaan pasar yang mengandalkan tangkapan alam tidak diimbangi oleh hasil budidaya, sehingga terjadi eksploitasi yang tidak terkendali dan menyebabkan Clown fish dikategorikan sebagai biota yang dilindungi. Untuk itulah, untuk menjaga populasinya, kegiatan budidaya Clown fish sangatlah diperlukan.A. Taksonomi Ikan BadutClown fish lebih banyak dikenal masyarakat dengan sebutan ikan badut. Clown fish sebenarnya terdiri tidak kurang dari 29 jenis, 28 jenis dari genus Amphiprion, sedangkan satu jenis merupakan spsies dari genus Premnas yang mempunyai ciri khusus duri preoperkualitas yang dijumpai dibawa matanya. Pola warna pada ikan ini sering dijadikan dasar dalam proses identifikasi mereka, disamping bentuk gigi, kepala dan bentuk tubuh. Secara umum ikan Clown fish berukuran kecil, maksimal dapat mencapai ukuran 10 15 cm. Berwarna cerah, tubuh lebar (tinggi) dan dilengkapi dengan mulut yang kecil (Fautin, D.G. et.,al. 2007).B. Klasifikasi Ikan badut dari genus Amphiprion diklasifikasikan sebagai berikut:Kingdom: AnimaliaFilum: ChordataKelas: ActinopterygiiSuper ordo: TeleosteiOrdo: PerciformesFamili: PomacentridaeUpafamili: Amphiprioninae

Gambar 1 Ikan Badut DewasaGenus: AmphiprionC. Habitat dan PenyebaranIkan badut merupakan ikan karang tropis yang hidup di perairan hangat pada daerah terumbu dengan kedalaman kurang dari 50 meter dan berair jernih. Dengan daerah penyebaran di Samudera Pasifik (Fiji), Laut Merah, Samudra Hindia (Indonesia, Malaysia, Thailand, Maladewa, Burma), dan Great Barrier Reef Australia. Ikan badut & anemon hidup berdampingan & saling menguntungkan, Anemon akan melindungi ikan badut dan ikan badut akan menangkal ikan kupu-kupu (Butterfly Fish) yang suka memakan anemon. Ikan badut juga akan memakan invertebrata kecil yang melekat di tentakel anemon yang membahayakan anemon (parasit) dan membantu membersihkan anemon dari kotoran seperti pasir dsb. Di sisi lain kotoran dari ikan badut memberikan nutrisi untuk anemon.

II. TEKNIK PEMBESARAN IKAN BADUT /CLOWN FISH1. Persiapan WadahWadah yang digunakan untuk induk adalah aquarium 40 x 40 x 40 cm yang dilengkapi dengan instalasi air laut dan aerasi serta saluran pembuangan. Aquarium tersebut ditempatkan di ruangan yang cukup cahaya sinar matahari hal dimakasudkan untuk menghidari parasir baik untuk induk maupun terhadap telur yang dihasilkan.2. Pemeliharaan BenihKegiatan pemeliharaan benih dapat dilakukan di bak semen, fiber glass atau akuarium. Agar tercipta suasana nyaman bagi ikan, maka dalam wadah pemeliharaan diberi tanaman/ anemon laut dengan substrat dari karang/ genteng. Lama pemeliharaan benih berukuran 1,5 cm sampai siap dipijahkan menjadi induk sekitar 5-6 bulan. Wadah dan perlakuan pemeliharaan benih clown fish hampir sama dengan pemeliharaan calon induk. Pakan benih adalah Diaphanosoma, artemia remaja dan dilatih dengan pakan buatan (ukuran pelet disesuaikan). Setelah ukuran benih 3 cm pemberian pakan buatan prosentasenya lebih besar (75%) dibandingkan pakan hidup (25%), karena hanya sebagai pelengkap nutrisi. Penyiponan dan penggantian air dilakukan setiap hari, disesuaikan dengan kondisi kualitas air media.Tabel 1. Jenis dan Jumlah Pemberian PakanUmur (Hari)Jenis Pakan

Zooplankton/ PeletKepadatan (Dipertahankan)

1-5Branchionus10 - 20 kor/ml

4-10Kopepoda200 ekor/liter

7-40Nauplii, artemia300 ekor/liter

25-90Diaphanosoma200 ekor/liter

30-90Artemia remaja200 ekor/liter

80-dewasaPeletAd libitum

Berdasarkan penelitian jurnal yang saya peroleh pemberian pakan dengan menambahkan MOS, dengan tujuan untuk mengevaluasi efektivitas pemberian pakan pada ikan pada indeks pertumbuhan dan tingkat kelangsungan hidup benih A. ocellaris.MOS yaitu probiotik mengandung bakteri menguntungkan, dimasukkan ke dalam pencernaan agar dominasi bakteripathogenmenurun, Pemberian produkfeed addtitive(imbuhan pakan) probiotik memberikan dampak yang menguntungkan seperti perbaikan performa, produksi, dan kesehatan ternak.Salah satu produk Alltech yang bernama Bio-Mos dikategorikan sebagai produk Prebiotik tahan panas dan memiliki daya kerja yang sangat jelas . Bio-Mos bukan merupakanyeastutuh dan hidup, namun berupa hasil derivatyeastyang banyak mengandung Mannan Oligosaccharide (MOS).Daya kerja Bio-Mos adalah sebagai berikut:1. Memblokir kolonisasi bakteri pathogen dengan cara mengikat (menggumpalkan) bakteri pathogen dalam usus pencernaan dan dibuang melalui feses.2. Memodulasi sistem kekebalan tubuh unggas (bukan menstimulasi sistem kekebalan), sehingga tidak mengganggu metabolisme energi tubuh.3. Memberikan kesempatan pada bakteri dan mikroflora usus yang menguntungkan untuk berkembang dengan baik. Begitu pula dengan pemulihanusus yang rusak akibat perlekatan bakteri pathogen sebelumnya.Penggunaannya sangat mudah dan praktis, dicampur ke dalam pakan secara on top ataupun re-formulasi dengan dosis yang ditentukan. Perlakuan pemberian MOS pada nauplii Artemia dengan konsentrasi 0,5%, 1,0%, dan 1,5% selama 24jam. Nauplii Artemia yang sudah diberikan MOS, kemudian diberikan ke ikan dengan 2x dosis pada interval 12jam. Percobaan pemberian pakan dilanjutkan sampai 90 hari. Berikut ini diperoleh hasil dari percobaan,

Grafik 1.Tingkat kelangsungan hidup A. ocellaris yang diberi pakan nauplii Artemia diperkaya dengan MOS

ItemsControl0.5 % MOS1 % MOS1.5 % MOS

Panjang Awal (mm)10 0.310 0.410 0.110 0.2

Bobot Awal (mg)17 0.0117 0.0217 0.0517 0.02

Panjang Akhir (mm)26.1 0.4327 0.5829.3 0.430.2 0.4

Bobot Akhir (mg)460 3.4462 3.7510 2.6536 3.3

Bobot Bdan (%)2604 452616 502898 273051 44

Tingkat Pertumbuhan (%/day)2.89 0.162.90 0.083.22 0.043.39 0.07

Faktor Kondisi2.61 0.01a2.62 0.01a2.65 0.02b2.62 0.01a

Tabel 1. Pertumbuhan indeks A. ocellaris diberi pakan yang diperkaya MOS. Setiap nilai (X SD) adalah kinerja rata-rata sepuluh ikan / pengamatan 90 hari. Huruf superscript yang sama pada baris yang tidak berbeda secara signifikan pada P 0,05). Hasil pada percobaan akhir pemberian pakan indeks pertumbuhan seperti bobot dan panjang akhir, faktor kondisi dan laju pertumbuhan spesifik dalam semua perlakuan tidak ada perbedaan yang signifikan jika dibandingkan dengan kontrol (P> 0,05). Faktor kondisi pada percobaan ke 2 menunjukan perubahan yang signifikan lebih tinggi dari pada kontrol. Tingkat kelangsungan hidup semua perlakuan secara signifikan lebih tinggi dari pada kontrol. MOS telah terbukti untuk meningkatkan pertumbuhan untuk hewan vertebrata dan krustasea. Penelitian ini menunjukan ikan yang diberi pakan dengan MOS jauh lebih baik dan dapat mengefensiasi pakan. Hasil penelitian menunjukan dengan meningkatnya konsentrasi MOS, terjadi peningkatan yang signifikan yang dicapai pada tingkat kelangsungan hidup benih A. ocellaris dan tidak terjadi peningkatan yang signifikan pada panjang akhir, berat akhir, dan laju perumbuhan. Ikan yang diberi diet MOS menunjukan kelangsungan hidup yang lebih tinggi dari pada ikan yang diberi pakan dengan diet kontrol yang mempunyai kelangsungan hidup 3. Pembesaran clown fishPertumbuhan clown fish tergolong lambat bila dibandingkan dengan ikan konsumsi, tetapi hal ini desesuaikan dengan ikan dewasa atau induk yang panjangnya ahanya 7-8 cm. Dari stadia larva sampai mencapai ukuran dewasa atau induk memerlukan 7-8 bulan.Pembesaran dapat dilakukan pada aquarium, bak fiber atau kolam, namun untuk memudahkan penanganan disaat benih baru keluar dari bak larva sebaiknya dipelihara dalam aquarium dengan system air mengalir. Penanganan diaquarim memudahkan dalam pengontrolan terhadap penyakit, pemberian pakan, perbaikan kulitas. Setelah berukuran 2 cm maka sebaiknya dipelihara di wadah yang lebih luas. Pemberian pakan sebaiknya diberikan sesering mungkin minimal 3 kali sehari, jenis pakan yang diberikan dapat berupa pellet, artemia, cacing renik, udang renik ataupun jentik nyamuk.Ikan badut merupakan ikan omnivore (pemakan hewan dan tumbuhan), jadi selain invertebrata kecil (crustacea & parasit yang melekat pada tubuh anemon), alga juga diketahui memenuhi 20 25% kebutuhan nutrisinya.4. Parameter Kualitas AirPengelolaan kualitas air tidak jauh berbeda dengan pemeliharaan ikan pada umumnya. Diperlukan penyiponan kotoran dan sisa makanan di dasar wadah. Pergantian air minimal 1 kali sehari, sekitar 20-50 % atau bila diperlukan. Hal tersebut dilakukan untuk mempertahankan kualitas air optimal dan tetap jernih. Kisaran parameter kualitas air pemeliharaan ikan clownfish secara lengkap disajikan sebagai berikut:Tabel 2. Parameter Kualitas AirParemeterKisaran Nilai

Suhu (C)26 32

Salinitas ()27 32

DO (ppm)3,5 - 6,5

pH7,8 - 8,5

Sumber:Balai Besar Pengembangan Budidaya Laut (BBPBL) Lampung Jalan Yos Sudarso, Desa Hanura, Kecamatan Padang Cermin Pesawaran, Lampung.

III. ANALISIS USAHA TEKNIK PEMBESARAN IKAN BADUT /CLOWN FISH1. Analisis UsahaMenurut Afandi (2010), analisis usaha dilakukan untuk mengetahui kelayakan usaha yang akan dilakukan atau direncanakan bagi pengembang usaha dalam hal kemampuan investasinya dalam memberikan keuntungan terhadap jumlah modal yang ditanaman.2. Rencana Anggaran Biayaa. Biaya InvestasiNoUraianJumlah (Unit/Buah) Harga Satuan (Rp) Jumlah (Rp) Nilai Ekonomis (Tahun) Penyusutan (Rp)

1Rumah Hatchery1 75.000.000,00 75.000.000,00107.500.000,00

2Bak Penjodohan1 3.000.000,00 3.000.000,0010300.000,00

3Akuarium Pemijahan5 150.000,00 750.000,00537.500,00

4Bak Pemeliharaan Larva2 3.000.000,00 6.000.000,0010600.000,00

5Akuarium Pendederan10 300.000,00 3.000.000,005150.000,00

6Bak Penampungan Benih2 3.000.000,00 6.000.000,0010600.000,00

7Bak Pakan Alami2 7.500.000,00 15.000.000,00101.500.000,00

8Pompa Air Laut1 3.000.000,00 3.000.000,005150.000,00

9Instalasi Air1 12.000.000,00 12.000.000,005600.000,00

10Tendon1 15.000.000,00 15.000.000,00101.500.000,00

11Instalasi Aerasi1 1.250.000,00 1.250.000,00562.500,00

12Gayung1 3.000,00 3.000,00390,00

13Gelas1 2.000,00 2.000,005100,00

14Sero2 20.000,00 40.000,001400,00

15Ember2 15.000,00 30.000,002600,00

16Selang Siphon2 15.000,00 30.000,0051.500,00

17Tudung Saji3 25.000,00 75.000,0021.500,00

18Milimeter Block3 2.500,00 7.500,005375,00

19Timbangan1 35.000,00 35.000,0031.050,00

20Induk5 350.000,00 1.750.000,008140.000,00

Jumlah141.972.500,0013.145.615,00

b. Biaya TetapNoUraian Jumlah perbulan (Rp) Jumlah Pertahun (Rp)

1Penyusutan Investasi1.095.467,9213.145.615,00

2Gaji Karyawan @ 2 Orang3.000.000,0036.000.000,00

Total4.095.467,9249.145.615,00

c. Biaya VariabelNoUraianKebutuhan/ BulanHarga Satuan (Rp)Biaya/ Bulan (Rp)Biaya/ Tahun (Rp)

1Love Larva 51 400.000,00 400.000,00 4.800.000,00

2Cacing Darah1 60.000,00 60.000,00 720.000,00

3Artemia Salina1 300.000,00 300.000,00 3.600.000,00

4Love Larva 21 400.000,00 400.000,00 4.800.000,00

5Love Larva 31 400.000,00 400.000,00 4.800.000,00

6NRD1 400.000,00 400.000,00 4.800.000,00

7Obat-obatan1 291.666,67 291.666,67 3.500.000,00

8Kaporit1 20.000,00 20.000,00 240.000,00

9Listrik dan Telfon- 250.000,00 250.000,00 3.000.000,00

10Plastik3 23.000,00 69.000,00 828.000,00

11Karet Gelang1 15.000,00 15.000,00 180.000,00

12Styrofoam20 30.000,00 600.000,00 7.200.000,00

13Lakban20 10.000,00 200.000,00 2.400.000,00

14Oksigen 375.000,00 375.000,00 4.500.000,00

15Pupuk Pakan Alami 250.000,00 250.000,00 3.000.000,00

Total 4.030.666,67 48.368.000,00

3. Biaya OperasionalBiaya operasional merupakan keseluruhan biaya yang dikeluarkan selama usaha pembenihan Amphiprion pecula dilakukan hingga panen. Biaya operasional dapat dihitung menggunakan rumus sebagai berikut.Biaya Operasional =Biaya Tetap+Biaya Variabel = Rp. 49.145.615,00 + Rp. 48.368.000,00 = Rp. 97.513.615,00Angka diatas menunjukkan keseluruhan biaya yang dibutuhkan untuk melakukan usaha pembenihan Amphiprion pecula.4. PenerimaanPenerimaan merupakan laba kotor dari hasil produksi harga jual per ekor ikan. Penerimaan disini merupakan pendapatan kotor dan belum dikurangi berbagai Biaya-biaya selama produksi berlangsung.Penerimaan = Jumlah Produksi x Harga = 71.546 x Rp. 5000 = Rp. 357.732.000,00Pendapatan kotor pada usaha pembenihan ikan badut perbulan sebesar Rp. 357.732.000,005. KeuntunganKeuntungan merupakan laba bersih yang diperoleh dari usaha pembenihan setelah dipotong dengan beragam biaya yang gunakan selama proses produksi dilaksanakan. Keuntungan = Penerimaan-Biaya Operasional = Rp. 357.732.000,00 Rp. 97.513.615,00 = Rp. 260.218385,00Pada usaha pembenihan Amphiprion percula diperoleh keuntungan sebesar Rp. 260.218.385,00.6. Break Even Point (BEP)BEP merupakan suatu gambaran kondisi produksi yang harus dicapai untuk melampaui titik impas. Suatu usaha dikatakan impas jika jumlah hasil penjualan produknya pada suatu periode tertentu sama dengan jumlah biaya yang ditanggung sehingga suatu usaha tesebut tidak mengalami kerugian maupun keuntungan (Setyaningsih, 2011). BEP dihitung menggunakan rumus :BEP Produksi= (Biaya Produksi)/(Total Produksi) = (Rp. 97.513.615,00)/(71.546 Ekor) = 1.362/ EkorBerdasarkan perhitungan BEP Produksi pembenihan Amphiprion percula maka dapat disimpulkan bahwa, usaha ini akan berada pada titik impas ketika mampu memproduksi ikan sebanyak 1.362/ ekor.BEP Harga= (Biaya Operasional)/(Harga Jual) = (Rp. 97.513.615,00)/(Rp. 5000) = Rp. 1.950,2Harga Rp. 1.950,2 pada penjualan ikan hasil pembenihan Amphiprion percula ini merupakan titik impas pada usaha pembenihan. 7. Benefit Cost Ratio (B/C)Dideskripsikan Setyaningsih (2011), perbandingan untung dan biaya dapat ditentukan sebagai perbandingan nilai keuntungan ekuivalen terhadap nilai biaya ekuivalen berdasarkan anlisis perhitungan Net B/C Ratio. Perhitungan B/C ratio menggunakan rumus sebagai berikut :BC Ratio= Pendapatan/(Biaya Operasional) = (Rp.357.732,00)/(Rp. 97.513.615,00) = Rp. 3,67Dilihat dari hasil analisis B/C Ratio pada usaha pembenihan Amphiprion percula ini diperoleh angka 3,67dan lebih besar dari 1, menunjukkan bahwa usaha tersebut layak untuk dilaksanakan.8. Payback Period (PP)Menurut Tonoro et al., (2010), pay back period merupakan teknik penilaian terhadap jangka waktu pengembalian investasi suatu usaha. Perhitungan pay back period dapat dihitung menggunakan rumus :PP = (Nilai Investasi)/Keuntungan = (Rp. 141.972.500,00)/(Rp. 260.218.385,00) = Rp. 0,55Berdasarkan hasil perhitungan pay back period pada usaha pembenihan Amphiprion percula maka usaha ini dapat mengembalikan modal investasi melalui arus kas selama 0,55 tahun. Nilai 0,55 lebih kecil dari jangka waktu umur ekonomis barang investasi, hal ini mengindikasikan bahwa usaha pembenihan Amphiprion percula layak dikembangkan.

LAMPIRAN

Gambar 2. benih Black Onyx(Amphyprion percula)

Gambar 3. benih Misbar(Amphyprion percula)

Gambar 4. wadah pembesaran

Gambar 5. Kiri atas adalah wadah akuarium untuk induk dan kanan atas adalah bak pemeliharaan larva.

DAFTAR PUSTAKAAnonim. 2010. www.freshmarine.com. Diakses 5 Juni 2014Anonim.2010.http://adearisandi.wordpress.com/2012/01/25/ikan-badut-clownfish. Diakses 5 Juni 2014Anonim. 2010. www.wikipedia.com. Diakses 5 Juni 2014Anonim. 2012. http://adearisandi.wordpress.com/2012/01/25/ikan-badut-clownfish. Diakses 5 Juni 2014Burgess, W. et all., 1990. Atlas of Marine Aquarium Fishes, Second Edition. TFH Publication. Sidney-AustraliaEmmens, C.W., 1988. Marine Fishes and Invertebrates in Your Own Home. TFH Publications. Sydney-AustraliaRichard, B., Rickajzen, S., Barker, J. 2007. Ocean, Revealing The Secrets of The Deep. Atlantic Publishing. UK. Pg 210