Makalah budidaya ikan nila

22
MAKALAH BUDIDAYA IKAN NILA Disusun Oleh Kelompok : Kelompok 1 Ketua : Niko Andi Septa. W Bendahara : Latifa Usmaul Husna Sekretariat : Eva Denis Indria Sari Anggota : - Siti Marlina - Windi Antika Sari - Siti Rarayu - Ani Puji Lestari - Iwan Saputra - Ulva Ridho Saputra - Daud Darussalam - Riyan - Sifa Udin Wahid - Ahmad Dwi Agung - Karim Hadi Santoso i

Transcript of Makalah budidaya ikan nila

Page 1: Makalah budidaya ikan nila

MAKALAH

BUDIDAYA IKAN NILA

Disusun Oleh Kelompok :

Kelompok 1

Ketua : Niko Andi Septa. W

Bendahara : Latifa Usmaul Husna

Sekretariat : Eva Denis Indria Sari

Anggota : - Siti Marlina

- Windi Antika Sari- Siti Rarayu - Ani Puji Lestari- Iwan Saputra - Ulva Ridho Saputra - Daud Darussalam - Riyan - Sifa Udin Wahid- Ahmad Dwi Agung- Karim Hadi Santoso

PEMERINTAH KABUPATEN WAY KANANDINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

SMP NEGERI 3 REBANG TANGKASJl. Pasar Kampung Lebak Peniangan

i

Page 2: Makalah budidaya ikan nila

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis penjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya maka penulis

dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Budidaya Ikan Nila”. Makalah ini

disusun agar pembaca dapat menambah wawasan yang lebih luas tentang budidaya ikan

gurame

Tujuan dari pembuatan Makalah ini adalah untuk mengetahui, mempelajari, memahami,

bahkan mempraktikkan bagaimana cara-cara yang baik membudidaya ikan nila agar hasil

melimpah-ruah dan berhasil menjadi seorang yang sukses dalam wirausahanya.

Sebelum itu penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak-pihak yang telah

membantu penulis dalam pembuatan Makalah ini sehingga dapat terselesaikan.

Penulis menyadari bahwa Makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu,

penulis berharap atas kritikan dan saran yang membangun dari para pembaca agar Makalah

ini lebih baik.

Semoga Makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih dan bermanfaat bagi para

pembaca.

Sekian, terima kasih.

Rebang Tangkas, Mei 2015

Penulis

ii

Page 3: Makalah budidaya ikan nila

Daftar Isi

Halaman Judul ................................................................................................. i

Kata Pengantar ................................................................................................ ii

Daftar Isi.......................................................................................................... iii

Bab 1 Pendahuluan

A. Latar Belakang............................................................................................ 1

Bab 2 Pembahasan

A. Pengertian Ikan Nila.................................................................................... 2

B. Pembenihan................................................................................................. 4

C. Jantanisasi Benih......................................................................................... 5

D. Pembesaran di Tambak............................................................................... 7

E. Sarana Budaya ............................................................................................ 10

F. Penebaran Benih.......................................................................................... 10

G. Pemberian Pakan......................................................................................... 11

H. Penebaran Benih Ikan Nila.......................................................................... 11

I. Pemberian Makanan .................................................................................... 11

J. Penyakit........................................................................................................ 12

K. Pemanenan Ikan Nila ................................................................................. 12

Bab 3 Penutup

A. Kesimpulan................................................................................................. 13

B. Saran............................................................................................................ 13

Daftar Pustaka

BAB I

iii

Page 4: Makalah budidaya ikan nila

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

            Secara genetik ikan nila GIFT ( Genetic Improvement for Farmed

Tilapia ) telah terbukti memiliki keunggulan pertumbuhan dan

produktivitas yang lehih tinggi dibandingkan dengan jenis ikan nila lain. 

Selain itu, ikan nila mempunyai sifat omnivora, sehingga dalam

budidayanya akan sangat efisien, dalam biaya pakannya rendah.  Padahal

Komponen biaya pakan dalam usaha budidaya mencapai 70% dari biaya

produksi.  Sebagai perbandingan nilai efisiensi pakan atau konversi pakan

( Food Conversion Ratio ), ikan nila yang dibudidayakan di tambak atau

karamba jaring apung adalah 0,5 - 1,0 ; sedang ikan mas sekitar 2,2 - 2,8.

            Pertumbuhan ikan nila jantan dan betina dalam satu populasi akan

selalu jauh berbeda, nila jantan 40% lebih cepat dari pada nila betina. 

Disamping itu, yang betina apabila sudah mencapai ukuran 200 g

pertumbuhannya semakin lambat, sedangkan yang jantan tetap tumbuh

dengan pesat.  Hal ini akan menjadi kendala dalam memproyeksikan

produksi.  untuk mengantisipasi  kendala ini, saat ini sudah dilakukan

proses jantanisasi atau membuat populasi ikan menjadi jantan semua ( S

e x-reversal ) yaitu dengancara pemberian hormon 17 Alpa

methyltestosteron selama perkembangan larva sampai umur 17 hari.

            Pembenihan ikan nila dapat dilakukan secara massal di

perkolaman secara terkontrol ( pasangan ) dalam bak-bak beton. 

Pemijahan secara massal ternyata lebih efisien, karena biaya yang

dibutuhkan relatif lebih kecil dalam memproduksi larva untuk jumlah yang

hampir sama.

            Pembesaran ikan nila dapat dilakukan di kolam, karamba jaring

apung atau di tambak.  Budidaya nila secara monokultur di kolam rata-

rata produksinya adalah 25.000 kg/ha/panen, di karamba jaring apung

1.000 kg/unit (50m2)/panen (200.000 kg/ha/panen), dan di tambak

sebanyak 15.000 kg/ha/panen.

iv

Page 5: Makalah budidaya ikan nila

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Ikan Nila

            Ikan nila adalah sejenis ikan konsumsi air tawar. Ikan ini

diintroduksi dari Afrika, tepatnya Afrika bagian timur, pada tahun 1969,

dan kini menjadi ikan peliharaan yang populer di kolam-kolam air tawar di

Indonesia sekaligus hama di setiap sungai dan danau Indonesia. Nama

ilmiahnya adalah Oreochromis niloticus, dan dalam bahasa Inggris dikenal

sebagai Nile Tilapia.

1. Pemerian

            Ikan peliharaan yang berukuran sedang, panjang total (moncong

hingga ujung ekor) mencapai sekitar 30 [[sentimeter|cmdan]] kadang ada

yang lebih dan ada yang kurang dari itu. Sirip punggung ('' pinnae

dorsalis'') dengan 16-17 duri (tajam) dan 11-15 jari-jari (duri lunak); dan

sirip dubur (''pinnae analis'') dengan 3 duri dan 8-11 jari-jari.

            Tubuh berwarna kehitaman atau keabuan, dengan beberapa pita

gelap melintang (belang) yang makin mengabur pada ikan dewasa. Ekor

''bergaris-garis tegak'', 7-12 buah. Tenggorokan, sirip dada, sirip perut,

sirip ekor dan ujung sirip punggung dengan warna merah atau kemerahan

(atau kekuningan) ketika musim berbiak.ada garis linea literalis pada

v

Page 6: Makalah budidaya ikan nila

bagian truncus fungsinya adalah untuk alat keseimbangan ikan pada saat

berenang.

            Ikan nila yang masih kecil belum tampak perbedaan alat

[[kelamin]]nya. Setelah berat badannya mencapai 50 [[gram]], dapat

diketahui perbedaan antara [[jantan]] dan [[betina]]. Perbedaan antara

ikan jantan dan betina dapat dilihat pada lubang [[genital]]nya dan juga 

ciri-ciri kelamin sekundernya.  Pada ikan jantan, di samping lubang

[[anus]] terdapat lubang genital yang berupa tonjolan kecil meruncing

sebagai saluran pengeluaran [[kencing]] dan [[sperma]].  Tubuh ikan

jantan juga berwarna lebih gelap, dengan [[tulang]] [[rahang]] melebar ke

belakang yang memberi kesan kokoh, sedangkan yang betina biasanya

pada bagian perutnya besar.

2. Kebiasaan dan penyebaran

            Ikan nila dilaporkan sebagai pemakan segala (omnivora), pemakan

plankton, sampai pemakan aneka tumbuhan sehingga ikan ini

diperkirakan dapat dimanfaatkan sebagai pengendali gulma air.

            Ikan ini sangat peridi, mudah berbiak. Secara alami, ikan nila (dari

perkataan Nile, Sungai Nil) ditemukan mulai dari Syria di utara hingga

Afrika timur sampai ke Kongo dan Liberia; yaitu di Sungai Nil (Mesir),

Danau Tanganyika, Chad, Nigeria, dan Kenya. Diyakini pula bahwa

pemeliharaan ikan ini telah berlangsung semenjak peradaban Mesir purba.

            Telur ikan nila berbentuk bulat berwarna kekuningan dengan

diameter sekitar 2,8 mm. Sekali memijah, ikan nila betina dapat

mengeluarkan telur sebanyak 300-1.500 butir, tergantung pada ukuran

tubuhnya. Ikan nila mempunyai kebiasaan yang unik setelah memijah,

induk betinanya mengulum telur-telur yang telah dibuahi di dalam rongga

mulutnya. Perilaku ini disebut mouth breeder (pengeram telur dalam

mulut).

            Karena mudahnya dipelihara dan dibiakkan, ikan ini segera

diternakkan di banyak negara sebagai ikan konsumsi, termasuk di

pelbagai daerah di Indonesia. Akan tetapi mengingat rasa dagingnya yang

tidak istimewa, ikan nila juga tidak pernah mencapai harga yang tinggi. Di

samping dijual dalam keadaan segar, daging ikan nila sering pula

dijadikan filet.

            Ikan ini menjadi hama di seluruh sungai-sungai dan danau di

Indonesia ketika di tebar ke dalam sungai dan danau karena ikan ini

memakan banyak tumbuhan air dan menggantikian posisi ikan pribumi

vi

Page 7: Makalah budidaya ikan nila

indonesia, akan tetapi ikan nila masih tetap ditebar oleh pemerintah di

sungai-sungai dan danau Indonesia tanpa memperhatikan dampaknya.

B. Pembenihan

             Lahan atau kolam untuk pembenihan nila dibagi dalam dua

kelompok yaitu kolam pemijahan dan kolam pendederan.  Kolam-kolam

sebaiknya dibuat dengan pematang yang kuat , tidak porous ( rembes ),

ketinggian pematang aman ( minimal 30 cm dari permukaan air ), sumber

pemasukan air yang terjamin kelancarannya, dan luas kolam masing -

masing 200 m2.  Di samping itu perlu di perhatikan juga keamanan dari

hama pemangsa ikan seperti anjing air, burung hantu, kucing  dan lain-

lain, sehingga dianjurkan agar agar lingkungan perkolaman babas dari

pohon pohon yang tinggi dan rindang, sementara sinar matahari pun

dapat masuk ke dalam kolam.

            Induk ikan nila mempunyai bobot rata-rata 300

g/ekor.  perbandingan betina dan jantan untuk pemijahan adalah 3:1

dengan padat tebar 3 ekor /m2.  Pemberian pakan berbentuk pellet

sebanyak 2% dari bobot biomassa per hari dan diberikan tiga kali dalam

sehari.  Induk ikan ini sebaiknya didatangkan dari instansi resmi yang

melakukan seleksi dan pemuliaan calon induk diantaranya Balai Penelitian

Perikanan Air Tawar Sukamandi, sehingga kualitas kemurnian dan

keunggulannya terjamin.

            Induk nila betina dapat matang telur setiap 45 hari.  Setiap induk

betina menghasilkan larva ( benih baru menetas ) pada tahap awal sekitar

300 g sebanyak 250-300 ekor larva.  Jumlah ini akan meningkat sampai

mencapai 900 ekor larva sesuai dengan pertambahan bobot induk betina (

900 g ).  Setelah selesai masa pemijahan dalam satu siklus ( 45 hari ),

induk-induk betina diistirahatkan dan dipisahkan dari induk jantan selama

3-4 minggu dan diberi pakan dengan kandungan protein diatas 35 %.

            Setelah dua minggu masa pemeliharaan adaptasidi kolambiasanya

induk-induk betina mulai ada yang beranak, menghasikan larva yang

biasanya masih berada dalam pengasuhan induknya. Larva -larva tersebut

dikumpulkan denga cara diserok memakai serokan yang terbuat dari kain

halus dan selanjutnya ditampung dalam happa ukuran 2 x 0,9 x 0,9

m3.  Pengumpulan larva dilakukan beberapa kali dari pagi sampai sore,

dan duusahakan larva yang terkumpul satu hari ditampung minimal dalam

satu happa.

vii

Page 8: Makalah budidaya ikan nila

C. Jantanisasi Benih. 

            Untuk mendapatkan benih ikan nila tunggal kelamin jantan

( monos eks ) maka dilakukan proses jantanisasi.  Untuk keperluan ini

diperlukan minimal 24 buah happa ukuran masing-masing 2 x 2 x 2

m3 yang ditempatkan dalam kolam dengan luas kurang lebih 400 m2 dan

kedalam air minimal 1,5 m.  Kedalam setiap hapa dapat diisi larva ikan

sebanyak 20.000-30.000 ekor . Larva diberi pakan berbentuk tepung yang

telah dicampur dengan hormon 17 Alpha Methyl Testosteron sampai masa

masa pemeliharaan selama 17 hari.

            Larva hasil proses jantanisasi selanjutnya dipelihara dalam kolam

pendederan berukuran 200 m2. Kolam sebelumnya harus dikeringkan,

lumpurnya dikeduk, diberi kapur sebanyak 50 g/m2, dan diberi pupuk

kotoran ayam sebanyak 250 g/m2.  Setelah pengapuran dan pemupukan,

kolam diisi secara perlahan-lahan sampai ketinggian air sekitar 70 cm,

digenangi selama 3 hari, diberi pupuk urea dan TSP masing -masing

sebanyak 2,5 g/m2 dan 1,25 g/m2.  Setelah kolam pendederan terisi air

selam 7 hari, benih ikan hasil proses jantanisasi dimasukkan dengan

kepadatan 250 ekor/m2. Pemberian pakan tambahan dapat dilakukan

dengan pakan berbentuk tepung yang khusus untuk benih

ikan.  Pemupukan ulang dengan urea dan dan TSP dilakukan seminggu

sekali dengan takaran masing-masing 2,5 g/m2 dan 1,25 g/m2 kolam dan

diberikan selama pemeliharaan ikan.

            Setelah masa pemeliharaan 21 hari, ikan denga bobot rata-rata

1,25 g ( ukuran panjang 3-5 cm ) bisa dipanen.  Untuk panen benih ikan

nila sebaiknya digunakan jaring eret pada pengankapan awal.  Bila jumlah

ikan dalam kolam diperkirakan tinggal sedikit baru dilakukan pengeringan

airnya.

            Ikan mempunyai daya tahan yang baik selama diangkut apabila

perutnya dalam keadaan kosong dan suhu air media relatif dingin.  Karena

itu apabila akan panen dan diangkut sebaiknya ikan tidak diberi makan

minimal 1 hari.  Pengangkutan menggunakan kantong plastik, dimana

seper empat bagian berisi air dan tiga per empat bagian berisi oksigen

murni yang diberi es balok ukuran 20 x 20 x 20 cm3 ( es balok berada

dalam media air bersama benih ikan ).  Kantong plastik dengan volume 20

L bisa diisi ikan ukuran 5 cm maksimal 1.500 ekor/kantong, dengan lama

masa toleransi dalam kantong sekitar 10 jam.

viii

Page 9: Makalah budidaya ikan nila

Sekilas tentang kolam untuk ikan nila:

            Kolam bisa diartikan suatu genangan air yang sengaja dibuat

manusia yang keadaannya dapat dikendalikan. Kolam harus memenuhi

tiga persyaratan, yaitu dapat menampung air dalam volume yang besar,

mudah diairi dan dikeringkan serta dapat terhindar dari banjir.

            Kolam yang baik memiliki lima bagian penting, yaitu pematang,

pintu pemasukan, pintu pengeluaran, kema-lir dan kobakan. Pematang

dibuat keliling dengan ketinggian antara 80 – 100 cm. Pematang juga

dibuat miring ke dalam dan keluar kolam. Lebar bagian atas minimal 40

cm dan lebar bagian bawah minimal 80 cm.

            Pintu pemasukan dibuat dekat saluran pemasukan dengan pipa

paralon berdiameter 4 inchi. Bagian itu tidak boleh menyentuh permukaan

air untuk menjaga agar ikan tidak keluar. Jarak antara pintu pemasukan

dengan permukaan air minimal 20 cm. Selain untuk menjaga agar ikan

tidak keluar, tingginya bagian ini bertujuan agar selalu terjadi difusi

oksigen dalam kolam.

            Pintu pengeluaran dibuat dekat saluran pembuangan dengan

menggunakan monik, salah satu bentuk pintu pengeluaran yang paling

praktis. Selain monik, lubang pengeluaran air, bisa juga dibuat dengan

bentuk L, yaitu dibuat dari pipa paran. Hanya bentuk ini kurang praktis.

            Untuk lebih jelasnya, lubang pengeluaran monik dapat dilihat

dalam buku Pembenihan dan pembesaran nila GIFT, karya Usni Arie yang

diterbitkan oleh Penebar Swadaya Jakarta.

            Kemalir dibuat di dasar kolam dengan lebar antara 40-50 cm dan

tinggi 10-20 cm. Arahnya memanjang dari pintu pemasukan ke pintu

pengeluaran. Fungsi utama kemalir untuk memudahkan saat panen.

Fungsi lainnya untuk tempat berlindung ikan pada siang hari.

ix

Page 10: Makalah budidaya ikan nila

            Kobakan dibuat di dasar, depan pintu pengeluaran dengan panjang

1,5 m, lebar 1 m dan tinggi 20-30 cm. Kobakan berfungsi sebagai tempat

berkumpulnya ikan waktu panen, sehinga mudah menangkapnya.

            Artikel Cara Budidaya Ikan Nila semoga bermanfaat bagi yang

membutuhkanikan nila merah, klasifikasi ikan nila, budidaya ikan nila,

ternak ikan nila download, morfologi ikan nila, manfaat ikan nila

D. Pembesaran di Tambak

            Usaha pembesaran ikan nila di tambak dengan sistem monokultur,

mempunyai sasaran produksi untuk pasar domestik maupun ekspor.

            Untuk pembesaran nila di tambak, yang pertama dilakukan adalah

tambak diperbaiki pematangnya, saluran air dan pintu-pintu

airnya.  Lumpur dasar tambak diangkat, selanjutnya tambak dikeringkan,

sehingga semua hama ikan yang suka mengganggu bisa

musnah.  Pengapuran dilakukan dengan takaran 50 g/m2 dan pemupukan

dengan pupuk kandang sebanyak 250 g/m2. Kemudian tambak diisi air

sampai ketinggian 70 cm, setelah tiga hari dilakukan pemupukan dengan

urea dan TSP dengan takaran masing-masing 2,5 g/m2 dan 1,25

g/m2.  Pada awal pengisian air diusahakan kadar garamnya sekitar 5 ppt

dan selanjutnya bisa dinaikan selam masa pemeliharaan sampai 15 ppt.

            Benih yang ditebar sebaiknya berukuran + 1,25 g ( panjang 3-5 cm

) dengan ukuran yang seragam dan sehat ditandai dengan warna cerah,

gerakan yang gesit dan responsif terhadap pakan.  Untuk target panen

ukuran rata-rata 15 g/ekor (+   1 bulan ), padat penebaran sebanyak 20

ekor/m2.  Sedangkan untuk terget panen ukuran 500 g/ekor (+ 6 bulan

pemeliharaan), padat penebaran sebanyak 4 ekor/m2.

            Selama masa pemeliharaan ini ikan diberi pakan tambahan

berbentuk pelet sebanyak 3%-5% per hari dari biomassa, dan diberikan

dengan frekuensi tiga kali sehari, pakan tersebut harus berkualitas

dengan komposisi protein minimal 25% ( Lampiran 2 ).

x

Page 11: Makalah budidaya ikan nila

            Pada awal pemeliharaan, ketinggian air dipertahankan minimal 70

cm, dan bila masa pemeliharaan telah telah mencapai dua bulan

ketinggian air dinaikan, sehingga menjelang pemeliharaan empat bulan

ketinggian diusahakan mencapai 1,5 m.

            Pemupukan ulang dengan pupuk kandang dilakukan dua bulan

sekali dengan takaran 250 g/m2, sedangkan pemupukan ulang urea dan

TSP dilakukan setiap minggu dengan takaran masing-masing 2,5 g/m2 dan

1,25 g/m2 selama masa pemeliharaan.

            Dengan target produksi ukuran 500 g atau lebih per ekor terutama

diperlukan untuk produksi fillet, maka masa pemeliharaan adalah sekitar

enam bulan.  Pemanenan dilakukan dengan cara disusur dari ujung

menggunakan jaring seser.  Bila dirasakan populasi ikan dalam tambak

sudah tinggal sedikit, baru air tambak dikeringkan.  Diusahakan ikan hasil

tangkapan harus dalam keadaan segar dan prima.  Selainitu, untuk pasar

ekspor komoditas nila ini diperlukan penanganan yang lebih hati-hati

terutama sekali dari aspek higienis dan penampilan produk.

            Untuk keperluan konsumsi lokal umumnya ikan dengan ukuran

rata-rata 200 g/m2 sudah dapat dipasarkan dalam keadaan segar.  Dalam

proses penyimpanan, pengankutan dan pemasaran dapat menggunakan

es sebagai media untuk mempertahankan kesegaran ikan.

1. Peralatan

            Alat-alat yang biasa digunakan dalam usaha pembenihan ikan nila

diantaranya adalah: jala, waring (anco), hapa (kotak dari jaring/kelambu

untuk menampung sementara induk maupun benih), seser, ember-ember,

baskom berbagai ukuran, timbangan skala kecil (gram) dan besar

(kg),cangkul, arit, pisau serta piring secchi (secchi disc) untuk mengukur

kadar kekeruhan. Sedangkan peralatan lain yang digunakan untuk

xi

Page 12: Makalah budidaya ikan nila

memanen/menangkap ikan nila antara lain adalah warring/scoopnet yang

halus, ayakan panglembangan diameter 100 cm, ayakan penandean

diameter 5 cm, tempat menyimpan ikan, keramba kemplung, keramba

kupyak, fish bus (untuk mengangkut ikan jarak dekat), kekaban (untuk

tempat penempelan telur yang bersifat melekat), hapa dari kain tricote

(untuk penetasan telur secara terkontrol) atau kadang-kadang untuk

penangkapan benih, ayakan penyabetan dari alumunium/bambu,

oblok/delok (untuk pengangkut benih), sirib (untuk menangkap benih

ukuran 10 cm keatas), anco/hanco (untuk menangkap ikan), lambit dari

jaring nilon (untuk menangkap ikan konsumsi), scoopnet (untuk

menangkap benih ikan yang berumur satu minggu keatas), seser

(gunanya= scoopnet, tetapi ukurannya lebih besar), jaring berbentuk

segiempat (untuk menangkap induk ikan atau ikan konsumsi).

2. Persiapan Media

            Yang dimaksud dengan persiapan adalah melakukan penyiapan

media untuk pemeliharaan ikan, terutama mengenai pengeringan,

pemupukan dlsb. Dalam menyiapkan media pemeliharaan ini, yang perlu

dilakukan adalah pengeringan kolam selama beberapa hari, lalu dilakukan

pengapuran untuk memberantas hama dan ikan-ikan liar sebanyak 25-200

gram/meter persegi, diberi pemupukan berupa pupuk buatan, yaitu urea

dan TSP masing-masing dengan dosis 50-700 gram/meter persegi, bisa

juga ditambahkan pupuk buatan yang berupa urea dan TSP masing-

masing dengan dosis 15 gram dan 10 gram/meter persegi.

E. Sarana Budidaya

            Alat/sarana yang digunakan oleh masyarakat pembudidaya Desa

Sei Tatas Kecamatan, Pulau Petak Kabupaten Kapuas adalah hampir sama

semua, misalnya

xii

Page 13: Makalah budidaya ikan nila

1. Kapur dolomit

        Yang gunanya untuk menaikkan kadar pH kolam dan

mengendapkan         lumpur yang baru dibuat.

2. Pupuk kandang

        Pupuk yang gunanya untuk membuat kolam ditumbuhi oleh

makanan         alami dan membuat kolam menjadi subur.

3. Benih ikan

       Benih ikan didapatkan dari Balai Benih yang ada di Kuala Kapuas

yaitu     dari Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Kapuas, ukuran

benih yang       ditebarkan ukurannya berkisar antara 3-5 cm yang

seragam.

4. Pakan ikan

         Pakan yang diberikan berupa Pellet (buatan pabrik) yaitu ukuran

pakan  No. 1 (satu) yaitu PF 118 dengan kandungan    Protein 30 %.

F. Penebaran Benih

            Setelah kolam dinyatakan sudah siap, lalu dilakukan penebaran

benih nila dengan ukuran 3-5 cm dengan padat penebaran 10-15 ekor/m2.

Untuk kolam ukuran 100 m2 dapat ditebari benih 1.000 ekor. Benih yang

dipilih benar-benar sehat dengan ciri-ciri : warna cerah, gerakannya lincah

dan tidak sakit. Agar benih tidak menderita stress oleh perbedaan suhu

udara dan air. Penebaran benih dilakukan pada pagi atau sore hari.

Penebaran pada siang hari dapat membahayakan keselamatan benih.

            Penebaran benih harus dilakukan dengan hati-hati. Cara yang

aman dan praktis dengan mendiamkan wadah berisi air beberapa saat

hingga suhunya sama dengan suhu air kolam pembesaran. Kemudian

wadahnya digulingkan secara perlahan-lahan. Biarkan benih keluar

dengan sendirinya. Tinggal saat pertama kali menebar benih harus dicatat

agar waktu panen dapat dipastikan.

G. Pemberian Pakan

            Untuk benih ikan sampai hari ketiga, benih tidak perlu diberi

makan karena pakan alami hasil pemupukan masih tersedia. Menginjak

hari keempat barulah kita memberikan pakan buatan berupa pellet

berkadar protein 25%. Pakan berupa pellet diberikan setiap hari sebanyak

tiga kali pemberian, disesuaikan dengan umur dan ukuran ikan.

xiii

Page 14: Makalah budidaya ikan nila

            Untuk mengetahui pertambahan berat badan ikan yang ada di

kolam, dilakukan penangkapan seminggu sekali kurang lebih 30% dari

jumlah ikan keseluruhan.

            Untuk ukuran 20-50 gr diberikan pellet sebanyak 4% - 5% dari

bobot total ikan, 50-200 gr diberikan pellet sebanyak 3% dan ukuran 200-

500 gr sebanyak 2% dengan frekuensi pemberian 3 kali sehari.

H. Penerban Benih Ikan Nila

            Setelah tahapan proses persiapan kolam terlaksana dengan baik,

maka pada hari yang kelima samapai hari ketujuh setelah masa pengisian

air kolam dilakukan akan dilakukan penebaran benih ikan nila. Dalam hal

ini yang perlu diperhatikan adalah ukuran benih ikan yang disebarkan

hendaknya berukuran antara 8-12 cm atau dengan ukuran berat 30

gram/ekor dengan pada tebar sekitar 5-10 ekor/m2. Pemeliharaan ikan

nila dilakukan selama 6 bulan atau hingga ukuran berat ikan nila sudah

mencapai 400-600 gram/ekor.

I. Pemberian Makanan

            Dalam pemberian makanan ikan nila diberikan setiap hari dengan

komposisi makanan alami dan juga makanan tambahan. Makanan ikan

nila ini bisa terdiri dari dedak, ampas kelapa, pelet dan juga sisa-sisa

makanan dapur.

Umumnya pemberian pakan dilakukan dengan ukuran seperti berikut ini:

1.  Protein 20-30%;

2.  Lemak 70% (maksimal.);

3.  Karbohidrat 63 - 73%.

4.  Pakanyaberupa hijau-hijauan diantaranya adalah :

- Kaliandra

- Kalikina atau kecubung;

- Kipat

- Kihujan

J. Penyakit

            Ikan nila pada umumnya dapat diserang oleh penyakit serius yang

disebabkan oleh lingkan dan keadaan yang tidak menyenangkan, seperti

populasi yang terlalu padat, kekurangan makanan, penanganan yang

kuran baik dan sebagainya. Penanggulangan yang paling efektif dilakukan

xiv

Page 15: Makalah budidaya ikan nila

adalah dengan memberikan kondisi yang lebih baik pada kolam ikan

tersebut.

            Apabila sudah terjadi penyakit yang serius pada sebuah kolam

ikan nila, maka semua upaya yang dilakukan akan terlambat dan sia-sia.

Penyembuhan dengan memberikan antibiotic atau fungisida ke seluruh

kolam memerlukan biaya yang cukup mahal.

            Untuk mengatasi hal ini, maka salah satu hal yang paling umum

dilakukan adalah melakukan pencegahan akan lebih murah dibandingkan

dengan melakukan pengobatan, yaitu dengan jalan lain melakukan

pengeringan pada kolam dan melakukan penyiapan dari permulaan.

K. Pemanenan Ikan Nila

            Masa pemanenan ikan nila sudah dapat dilakukan setelah masa

pemeliharaan 4 - 6 bulan. Ikan nila pada usia 4-6 bulan pemeliharaan akan

memiliki berat yang bevariasi, yaitu antara 400-600 gram/ekor.

            Bila ukuran berat dari masing-masing ikan dirasa belum maksimal,

maka pemanenan bisa juga dilakukan dengan sistem bertahap, dimana

hanya dipilih ukuran konsumsi (pasar). Pada tahap pertama dengan

menggunakan jaring dan setiap bulan berikutnya secara bertahap.

            Untuk melakukan pemanenan secara mudah bisa juga dilakukan

dengan cara mengeringkan kolam secara total atau sebagian. Bila ikan

dipanen secara keseluruhan, maka kolam dikeringkan sama sekali. Akan

tetapi apabila akan memanen sekaligus maka hanya sebagian air yang

dibuang. 

BAB  III

KESIMPULAN DAN SARAN

A.    Kesimpulan

Usaha pemeliharaan Ikan Nila (Oreochormis Niloticus) di Kabupaten

Kapuas mempunyai prospek yang cukup baik dikembangkan, karena

permintaan pasar yang cenderung sangat meningkat dan rasanya yang

gurih serta ditunjang pula harganya yang relatif mahal dibandingkan

dengan ikan hasil budidaya air tawar lainnya di sekitar Kuala Kapuas.

Pemeliharaan Ikan Nila (Oreochormis Niloticus) di kolam merupakan

salah satu cara budidaya ikan yang mudah dikembangkan di Kabupaten

xv

Page 16: Makalah budidaya ikan nila

Kapuas karena wilayahnya yang banyak air dan sungai serta pola

budidaya ikan yang mulai digandrungi masyarakat. Juga sebagai alternatif

sumber pendapatan dan pemenuhan gizi keluarga.

Makanan bagi Ikan Nila (Oreochormis Niloticus) juga tidak sulit,

karena ia mau menyantap segala jenis makanan alami ataupun buatan

(pellet), bahkan diberi dedak halus ataupun ampas tahu ia mau juga. Ikan

Nila (Oreochormis Niloticus) termasuk jenis ikan pemakan campuran

(omnivora).

B.     Saran

Selama masa pemeliharaan perlu diawasi kemungkinan adanya

serangan hama dan penyakit. Cara yang paling aman untuk

mengendalikan hama adalah secara fisik menangkap langsung hewan

liar/hama tadi atau mencegahnya masuk ke dalam kolam.

Sedangkan penyakit ikan dapat dicegah dengan pengapuran yang

seimbang untuk mempertahankan kualitas air, serta diupayakan suhu air

tidak kurang dari 280C.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, Petunjuk Teknis Budidaya Ikan Nila (Buku I). Direktorat Bina

Produksi, Direktorat Jenderal Perikanan, Departemen Pertanian,

Jakarta. 1989.

----------, Petunjuk Teknis Budidaya Ikan Nila Merah (Oreochormis Sp).

Dinas Perikanan Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat. Bandung.

1988.

----------, Petunjuk Teknis Budidaya Ikan Nila Merah Proyek Diversifikasi

Pangan dan Gizi Sub Sektor Perikanan, Direktorat Jenderal

Perikanan, Departemen Pertanian. Jakarta 1996/1997.

Cholik, F., Artati dan Rahmat Arifin. Pengelolaan Kualitas Air Dalam Kolam

Ikan. 1991.

xvi

Page 17: Makalah budidaya ikan nila

Hassanudin Saanin. Taksonomi dan Kunci Identifikasi Ikan. Bina Cipta

Jakarta. 1992.

Puslitbang Perikanan. Petunjuk Pengoperasian Unit Sarana Pembesaran

Ikan Nila. 1988.

xvii

Page 18: Makalah budidaya ikan nila

xviii